4
EMBUNG MUSUK DAN PROSPEK PENYEDIAAN AIR DI BOYOLALI OLEH : TOTO SUBAGYO Sebagian daerah di Boyolali sampai saat ini mempunyai masalah kekeringan pada musim kemarau, masalah ini diantaranya disebabkan oleh kesalahan dalam pengelolaan daerah aliran sungai dan kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan yang terjadi menyebabkan air hujan yang melimpah di musim penghujan langsung menghilang. Menurut Dr. Achmad M. Fagi , Ahli Peneliti Utama Badan Litbang Pertanian; pengelolaan air yang baik adalah menampung kelebihan air di musim hujan, agar bisa digunakan di musim kemarau melalui pembuatan embung sebagai langkah konservasi air sekaligus menahan laju erosi. Lebih lanjut dikatakan bahwa pembuatan embung merupakan solusi terbaik yang murah dan efisien. Selanjutnya air yang tertampung digunakan untuk keperluan pertanian di musim kemarau. Teknik pemanenan air hujan seperti ini cocok bagi ekosistem tadah hujan dengan intensitas dan distribusi hujan yang tidak pasti. PENGERTIAN EMBUNG. Embung adalah cekungan alamiah maupun buatan di daerah dataran tinggi atau pegunungan yang berfungsi untuk menampung masa air, baik air hujan maupun air yang berasal dari mata air dan sungai. Embung tidaklah seluas danau atau telaga maupun situ tetapi mempunyai manfaat yang sama yaitu sebagai sarana untuk mengurangi ketimpangan air pada musim hujan dan musim kemarau. Hal ini terjadi karena embung dapat memperlambat mengalirnya air dari pegunungan ke tempat yang lebih rendah sehingga akan menambah banyaknya cadangan air tanah yang meresap di pegunungan. Jika hal ini terjadi maka kondisi air tanah dipegunungan akan melimpah, seiring dengan berjalannya waktu maka pada musim kemarau air tanah tersebut akan muncul ke permukaan di daerah yang lebih rendah berupa mata air. MANFAAT EMBUNG

totosubagyo.files.wordpress.com file · Web viewTeknik pemanenan air hujan seperti ini cocok bagi ekosistem tadah hujan dengan intensitas dan distribusi hujan yang tidak pasti. PENGERTIAN

  • Upload
    doxuyen

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

EMBUNG MUSUK DAN PROSPEK PENYEDIAAN AIR DI BOYOLALI

OLEH : TOTO SUBAGYO

Sebagian daerah di Boyolali sampai saat ini mempunyai masalah kekeringan pada musim kemarau, masalah ini diantaranya disebabkan oleh kesalahan dalam pengelolaan daerah aliran sungai dan kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan yang terjadi menyebabkan air hujan yang melimpah di musim penghujan langsung menghilang. Menurut Dr. Achmad M. Fagi , Ahli Peneliti Utama Badan Litbang Pertanian; pengelolaan air yang baik adalah menampung kelebihan air di musim hujan, agar bisa digunakan di musim kemarau melalui pembuatan embung sebagai langkah konservasi air sekaligus menahan laju erosi. Lebih lanjut dikatakan bahwa pembuatan embung merupakan solusi terbaik yang murah dan efisien. Selanjutnya air yang tertampung digunakan untuk keperluan pertanian di musim kemarau. Teknik pemanenan air hujan seperti ini cocok bagi ekosistem tadah hujan dengan intensitas dan distribusi hujan yang tidak pasti.

PENGERTIAN EMBUNG.

Embung adalah cekungan alamiah maupun buatan di daerah dataran tinggi atau pegunungan yang berfungsi untuk menampung masa air, baik air hujan maupun air yang berasal dari mata air dan sungai. Embung tidaklah seluas danau atau telaga maupun situ tetapi mempunyai manfaat yang sama yaitu sebagai sarana untuk mengurangi ketimpangan air pada musim hujan dan musim kemarau. Hal ini terjadi karena embung dapat memperlambat mengalirnya air dari pegunungan ke tempat yang lebih rendah sehingga akan menambah banyaknya cadangan air tanah yang meresap di pegunungan. Jika hal ini terjadi maka kondisi air tanah dipegunungan akan melimpah, seiring dengan berjalannya waktu maka pada musim kemarau air tanah tersebut akan muncul ke permukaan di daerah yang lebih rendah berupa mata air.

MANFAAT EMBUNG

Embung dapat dimanfaatkan sebagai tempat pemeliharaan ikan untuk usaha sampingan sebelum air itu digunakan sebagai pengairan. Jenis ikan yang dipelihara terutama ikan-ikan yang mempunyai toleransi tinggi terhadap kondisi lingkungan perairan yang buruk, sesuai dengan kondisi perairan embung yang tergenang. Ikan mujair biasanya dapat hidup dengan baik, Selain untuk usaha pemeliharaan ikan embung juga dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi dan yang lebih penting adalah digunakannya embung sebagai penyedia air bersih untuk kebutuhan rumah tangga.

BAGAIMANA MEMBANGUN EMBUNG

Pembuatan embung mudah dilaksanakan, namun harus memenuhi beberapa kriteria seperti jenis tanah, kemiringan, tipe curah hujan, ukuran dan luas daerah tangkapan hujan. Penandaan alur air limpasan harus segera diketahui melalui pengamatan pada musim hujan, sehingga arah aliran air tersebut sebagai dasar penentuan letak embung. Disamping itu yang lebih penting lagi adalah Dasar filosofi pembuatan embung secara ekologi - hidrolik haruslah berorientasi pada embung yang alami artinya bahwa dalam pengelolaannya berangkat dari filosofi embung alami bukan berangkat dari

filosofi reservoir atau kolam tando bangunan sipil hidro. Gambaran mengenai embung yang alami dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Embung Lestari mejadikan penguapan rendah sehingga umur tampungan menjadi lebih panjang.

Embung yang alami memenuhi kondisi ekologi-hidrolik dan dilingkari oleh pohon dan vegetasi yang secara umum dibedakan menjadi tiga ring. Ring pertama pada umumnya ditumbuhi pohon-pohon besar yang biasa ada di daerah yang bersangkutan. Ring kedua dipenuhi dengan pepohonan yang lebih kecil yang relative kurang rapat disbanding ring pertama. Ring ketiga atau ring luar berbatasan dengan daerah luar embung, dengan tingkat kerapatan tanaman yang lebih jarang. Jika kondisi ini punah maka kan mempengaruhi umur dari embung itu sendiri. Untuk lebih jelasnya perhatikan illustrasi berikut:

Gambar 2. Illustrasi pembuatan kondisi ekologi-hidrolik dengan pembuatan ring vegetasi disekitar embung.

EMBUNG ‘MUSUK’

Pembangunan embung di Kecamatan Musuk direncanakan mampu menampung air sekitar 250.000 meter kubik yang sumber airnya berasal dari sejumlah sungai yang ada di sekitar embung. Dengan adanya embung itu, menurut Cahyo merupakan salah satu solusi bagi masyarakat Boyolali yang selalu mengalami kekurangan air bersih saat musim kemarau. Terlebih di wilayah Musuk yang dikenal sebagai salah satu sentra peternakan sapi perah di Boyolali yang membutuhkan ketersediaan air dalam jumlah yang cukup besar (solopos 13 Agustus 2010). Setelah dilakukan perencanaan pembangunan ternyata daya tampung embung hanya dapat direncanakan 100.000 m3. Namun saat

diadakan ujicoba pengisian, embung hanya mampu menampung 50 persen dari rencana awal. Hal ini terkait banyaknya masukan dari warga setempat yang khawatir jika tanggul embung mengalami kebocoran. Jika bocor, jelas Cahyo (solopos 8 Maret 2011), warga khawatir kawasan permukiman yang ada di sisi timur embung akan terkena imbasnya. Akhirnya, disepakati volume embung dikurangi dengan mengurangi ketinggian tanggul dari empat meter menjadi dua meter. Cahyo menegaskan setelah dilakukan ujicoba dan muncul kebocoran di pintu pengurasan, kebocoran itu diketahui setelah pihaknya melakukan pengecekan embung, setelah embung terisi separuh dari rencana awal. Namun, selang beberapa hari, volume air menyusut. Ternyata terdapat kebocoran di pintu pengurasan.(solopos 8 Maret2011). Tetapi hal ini telah dilakukan perbaikan.

Dari perhitungan kasar akan dapat dibuka 60.000 sambungan baru PDAM di wilayah Musuk bagian timur dan Boyolali kota sehingga akan mengurangi pemadaman air secara bergilir oleh PDAM pada saat musim kemarau.

Gambar 3. Foto embung Musuk pada bulan Maret 2011 (solopos 8 Maret 2011)

PERLUNYA PERDA PEMELIHARAAN EMBUNG

Untuk dapat mengkondisikan menjadi embung alami maka perlu penggalakan penghijauan daerah disekitar embung sehingga akan menciptakan daerah tangkapan hujan yang makin luas dan akan mengakibatkan terjaminnya ketersediaan air pada embung tersebut. Selain itu perlu diberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pemeliharaan embung bukan hanya menjadi tugas pemeintah tetapi merupakan tugas bersama antara masyarakat dan pemerintah. Perlu ditindaklanjuti dengan sosialisasi penegakkan Perda No 8 tahun 2008 Kabupaten Boyolali tentang lingkungan hidup. Penegakan itu dengan memberian sangsi berat bagi perusak lingkungan dan memberikan reward bagi mereka yang menjaga kelestarian lingkungan. Karena akibat dari pengelolaan yang salah terhadap embung, dapat mengakibatkan bencana di masa yang akan datang.

Biodata Penulis:N a m a : Drs. Toto Subayo M.Eng.Pekerjaaan : Guru SMK N 1 MojosongoAlamat Rumah : Perumahan Mojosongo Permai B 24 Mojosongo

Telp (0276) 324328 / HP 08884159468