Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STUDI DESKRIPTIF OCB PADA KARYAWAN PERUSAHAAN
BATIK ”nDALEM PAKARYAN BATIK KRT.
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
i
STUDI DESKRIPTIF OCB PADA KARYAWAN PERUSAHAAN
BATIK ”nDALEM PAKARYAN BATIK KRT. DAUD WIRYO
HADINAGORO”
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
R. KHRESNA MAHENDRATANTO
NIM : 009114062
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
STUDI DESKRIPTIF OCB PADA KARYAWAN PERUSAHAAN
DAUD WIRYO
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
ii
SKRIPSI
STUDI DESKRIPTIF OCB PADA KARYAWAN PERUSAHAAN BATIK
”nDALEM PAKARYAN BATIK KRT. DAUD WIRYO HADINAGORO”
OLEH:
R. KHRESNA MAHENDRATANTO
NIM : 009114062
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
P. Henrietta PDADS, S.Psi. tanggal.................
iii
SKRIPSI
STUDI DESKRIPTIF OCB PADA KARYAWAN PERUSAHAAN BATIK
”nDALEM PAKARYAN BATIK KRT. DAUD WIRYO HADINAGORO”
OLEH:
R. KHRESNA MAHENDRATANTO
NIM : 009114062
Telah dipertahankan di depan
Panitia Penguji
pada tanggal ( )
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia
Nama Lengkap Tanda tangan
Ketua : ........................ Sekretaris : ........................ Anggota : ........................
Yogyakarta,
Fakultas Psikologi
Universita Sanata Dharma
Dekan,
(P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si.)
iv
”Satu-satunya yang menghalangi seseorang dari mendapatkan apa yang
diinginkannya dalam kehidupan ini seringkali hanyalah kemauan untuk
mencobanya serta iman untuk meyakini bahwa itu mungkin”
Richard M. Devos
”Kesuksesan tidaklah diukur oleh posisi yang dicapai seseorang dalam
hidup, namun oleh rintangan-rintangan yang telah diatasi oleh seseorang
ketika berusaha mencapai kesuksesan”
Booker T. Washington
”Seorang pemenang bukanlah orang yang tidak pernah gagal, namun
pemenang adalah orang yang tidak pernah berhenti berusaha”
v
Kupersembahkan karya ini untuk YESUS KRISTUS, Tuhan, Bapa dan Sahabatku
yang luar biasa kasih setiaNYA
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,
Penulis
R. Khresna Mahendratanto
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : R. KHRESNA MAHENDRATANTO
Nomor Mahasiswa : 009114062
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
STUDI DESKRIPTIF OCB PADA KARYAWAN PERUSAHAAN BATIK
”nDALEM PAKARYAN BATIK KRT. DAUD WIRYO HADINAGORO”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 13 Mei 2009
Yang menyatakan
R. Khresna Mahendratanto
viii
ABSTRAK
R. Khresna Mahendratanto
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Studi Deskriptif OCB Pada Karyawan Perusahaan Batik ”nDalem Pakaryan Batik
KRT. Daud Wiryo Hadinagoro”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Organizational Citizenship Behavior (OCB) karyawan pada Perusahaan Batik ”KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” sebagai sebuah perusahaan yang bergerak dalam sektor garmen dan tekstil serta perusahaan yang terkena dampak dari resesi ekonomi global. Subyek penelitian adalah karyawan Perusahaan Batik ”nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” sebanyak 111 karyawan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala OCB yang diadopsi dari skala milik Hardaningtyas (2004). Analisis data adalah dengan perbandingan antara mean empirik dengan mean hipotetik pada tiap dimensi, yang kemudian ditarik kesimpulan secara deskriptif mengenai OCB pada karyawan.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dari tiap dimensi ditemukan mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik, sehingga dapat dikatakan bahwa para karyawan masuk dalam kategorisasi tinggi pada tiap dimensi OCB. Berdasar pada hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan pada Perusahaan Batik ”nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” memiliki OCB yang tinggi, sehingga mereka bisa dianggap siap dalam menanggapi perubahan visi dan bertambahnya tuntutan kerja yang dimunculkan oleh perusahaan dalam upayanya menanggapi kondisi resesi ekonomi ini. Kata kunci : OCB, resesi ekonomi global
ix
ABSTRACT
R. Khresna Mahendratanto Faculty of Psychology
Sanata Dharma University Yogyakarta
Descriptive Studi of OCB among the Employees of “nDalem Pakaryan Batik
KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” Batik Company
This study was intended to explore the Organizational Citizenship Behavior (OCB) among the employees of “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” Batik Company as a business of garment and textile. As we know the sector is fragile for suffering from negative effect of global ressesion. Subjects of study were 111 employees of “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” Batik Company. In this study, researcher used purposive sampling technique. The data were collected used OCB scale adopted from Hardaningtyas’ (2004). The data analysis used comparison between empirical mean and hypotethical mean on every OCB’s dimension. The calculation from each dimension shows descriptively the OCB of the employees. The results shows that in each dimension the empirical mean is bigger than the hypothetical mean, therefore the employees of “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” Batik Company enjoy high category of OCB on every dimension. It is hoped that the employees of “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” Batik Company will be well-ready to embrace the vision change and to meet the increasing task demand adopted by the company as the efforts to adjust to the condition of global economy ressesion. Keywords : OCB, global economy
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Yesus Kristus, Tuhanku yang telah melimpahkan kasih
dan bimbinganNya kepada penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Dengan
kasih dan pendampinganNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Studi Deskriptif OCB Pada Karyawan Perusahaan Batik ”nDalem Pakaryan Batik
KRT. Daud Wiryo Hadinagoro”.
Penulis juga menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
dengan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bpk. P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada saya
untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Sylvia Carolina M.Y.M, S.Psi., M.Si. selaku kaprodi yang telah
membantu saya dan memberi fasilitas kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu P. Henrietta PDADS., S.Psi yang sudah bersedia membimbing dan
memberi dorongan kepada penulis dalam mengerjakan skripsinya.
4. Orang tuaku Bpk. Widi Nursantoro dan Ibu R.Ay. Sri Yatmi Anik yang telah
melahirkan dan membesarkan aku dengan penuh kasih dan kesetiaan sampai
detik ini.
5. Ibu Dr. Fr. Ninik Yudianti, M. Acc. selaku Wakil Rektor I dan Mas Martono
yang membantu penulis dengan memberi kelonggaran waktu dalam
penyelesaian skripsi.
xi
6. Bpk. P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. dan Romo Dr. A. Priyono Marwan, SJ.
yang sudah bersedia menjadi dosen penguji dalam ujian skripsi saya.
7. Adikku Rr. Gita Patriahastari yang telah banyak mendukungku.
8. KRT. Daud Wiryo Hadinagoro, opaku dan semua teman-teman di Forum
Cinta Anak Bangsa, Sahron, Simon, Juanta, Randy, Ricky, Lina, Clara,
Tommy, Erick, dan adikku Nando yang tidak henti-hentinya memberikan
semangat kepadaku.
9. Dian Istikasari, seorang wanita yang benar-benar punya makna dan mampu
memberi motivasi yang luar biasa dalam penyelesaian karya ini.
10. Sepupu-sepupuku yang terus menanyakan kapan sripsiku selesai.
11. Mas Muji, Mas Gandung, Mbak Nanik, Mas Doni, Pak Gie, yang selalu
bersedia membantu selama menjalani masa perkuliahan di Fakultas Psikologi
USD.
12. Teman-teman dan adik-adikku di fakultas psikologi, Aris, Jaya, Abu, Flori,
Vemby, Jafar, Bagus, Erol, Pa’de Dul, Dora, Si Kun, Acong, Oho’, Dian
Brotie,Titit, Eko Kodok, Wawansapi, Wulan serta masih banyak lagi yang
tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.
13. Sahabatku Ayis dan Seto yang terus berjuang bersamaku sampai akhir.
14. Semua dosen, teman-teman psikologi, dan semua karyawan Fakultas
Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta.
15. Seluruh karyawan Perusahaan Batik ”nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud
Wiryo Hadinagoro”.
xii
16. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis sangat terbuka terhadap semua saran dan kritik terhadap kekurangan
ataupun kesalahan pada karya tulis ini, sehingga di masa yang akan datang penulis
dapat menulis dengan lebih baik.
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR....................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
2. Rumusan masalah .............................................................. ......... 6
3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI
1. Pengertian OCB............................................................................. 8
2. Dimensi-Dimensi OCB ................................................................. 9
3. Manfaat OCB Dalam Perusahaan .................................................. 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian .............................................................................. 18
2. Variabel Penelitian ...... ................................................................. 19
3. Subyek Penelitian .......................................................................... 19
4. Definisi Operasional....................................................................... 20
xiv
5. Metode Pengumpulan Data ..................................................... ... 21
6.Langkah-Langkah Pengambilan Data ...................................... ... 28
7. Validitas dan Reliabilitas......................................................... .... 29
8. Analisis Data ........................................................................... ... 33
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Orientasi Kancah Penelitian ..................................................... .. 35
2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian.............................................. .. 36
3. Analisis Data ............................................................................ .. 38
4. Pembahasan ..................................... ........................................... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan ................................................................................... 47
2. Saran ............................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 50
LAMPIRAN ........................................................................... ............. ............ 53
1. Lampiran A ................................................................................... 54
2. Lampiran B ................................................................................... 67
3. Lampiran C ........................................................................ ......... 88
4. Lampiran D ................................................................................... 110
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Nilai/skor berdasarkan
kategori jawaban untuk pernyataan aitem favorable................................... 23
Tabel 3.2 Nilai/skor berdasarkan
kategori jawaban untuk pernyataan aitem unfavorable.............................. 23
Tabel 3.3 Blueprint Skala OCB Pra-Uji Coba................................................ 24
Tabel 3.4 Tabel Distribusi Aitem Pra-Uji Coba Skala OCB ............................ 26
Tabel 3.5 Blue Print Skala OCB Setelah Try-Out ............................................ 33
Tabel 3.6 Tabel norma kategori jenjang ............................................................ 34
Tabel 3.7 Tabel norma kategori jenjang per dimensi ......................................... 34
Tabel 4.1 Deksripsi Umum Subjek Penelitian Berdasar
Masa Kerja, Usia, Jenis Kelamin dan Tingat Pendidikan ........................... 38
Tabel 4.2 Deskripsi Data Penelitian OCB .........................................................39
Tabel 4.3 Rumus Kategori Subjek .................................................................... 40
Tabel 4.4 Interval Penggolongan Subjek pada Variabel
OCB Berdasarkan Apsek Yang Diukur ...................................................... 41
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pertengahan tahun 2008 terjadi resesi ekonomi di Amerika Serikat.
Resesi tersebut membawa dampak yang sangat besar terhadap perekonomian
dunia. Harga minyak dan harga-harga kebutuhan pokok yang melambung di
Amerika mengakibatkan daya beli impor Amerika menurun drastis, sehingga
mengakibatkan neraca ekspor impor di berbagai negara kacau, khususnya neraca
pembayaran ekspor yang mengarah ke Amerika (Majalah GATRA, No.12 Tahun
XIV).
Konstelasi ekonomi global tersebut berpotensi mengguncang ekonomi
Indonesia. Perlambatan ekonomi di Amerika tahun ini diperkirakan melambat
menjadi 2%, yang sedikit menurun dibandingkan tahun lalu. Meningkatnya harga
minyak dunia, yang pernah menembus US$100/barel, dan harga-harga komoditas
pangan akan membayangi kinerja perekonomian dan Industri Indonesia di tahun
ini. IMF sendiri memperkirakan bahwa penurunan 1% pada pertumbuhan
ekonomi di AS akan menurunkan pertumbuhan ekonomi Asia sebesar 0,5-1%.
Dampak dari resesi global yang berasal dari resesi di AS ini akan mempengaruhi
proyeksi perekonomian negara-negara di Asia, termasuk Indonesia.
Perekonomian global diperkirakan akan mengalami penurunan pertumbuhan
sebesar 0,4% yang sebelumnya sebesar 5,2% pada tahun 2007 menjadi 4,8%
pada tahun 2008. Negara-negara di Asia Tenggara diperkirakan akan mengalami
2
tekanan yang paling parah akibat perlambatan ekonomi di AS (Majalah GATRA,
No.12 Tahun XIV).
Fenomena yang muncul sebagai dampak dari resesi ekonomi itu adalah
terjadinya pemutusan hubungan kerja besar-besaran oleh perusahaan-perusahaan
terhadap karyawan-karyawannya, yang dilakukan sebagai tindak lanjut atas
menurunnya profit bahkan kacaunya keuangan perusahaan karena terjadinya
ketimpangan neraca pembayaran ekspor oleh perusahaan terkait. Berdasarkan
perhitungan para ekonom, setiap penurunan ekonomi sebesar 1% di Indonesia,
akan menyebabkan 300 ribu orang terancam kehilangan pekerjaannya. Koran
Tempo mencatat bahwa salah satu sektor perusahaan yang akan sangat
merasakan dampak dari resesi ekonomi ini adalah sektor tekstil dan garmen,
sebagai perusahaan yang mempekerjakan banyak orang. Pasalnya, permintaan
dari negara-negara tujuan ekspor yang kini terimbas krisis keuangan akan turun.
(Koran Tempo, 1 Desember 2008).
Menanggapi hal tersebut perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT.
Daud Wiryo Hadinagoro” sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam
sektor tekstil, diprediksikan sebagai salah satu sektor yang akan sangat
merasakan dampak dari resesi ekonomi global, telah mempersiapkan diri dengan
mengembangkan visi perusahaan. Visi perusahaan yang dikembangkan dalam
menghadapi gejolak resesi ekonomi ini adalah dengan :
1. Memberikan mutu pelayanan terbaik (cepat, tepat, dan aman) sesuai
dengan harapan pelanggan dengan standar internasional ;
2. Mampu mengantisipasi setiap perkembangan dimensi usaha ;
3
3. Meningkatkan jaringan pemasaran global ; dan
4. Mampu memanfaatkan teknologi tepat guna.
Sebagian besar visi yang diterapkan oleh perusahaan tersebut menuntut
para karyawan untuk bekerja sesuai dengan standard-standard yang ditentukan
oleh organisasi. Hal ini bisa diartikan bahwa untuk mencapai kinerja yang
setinggi-tingginya dituntut perilaku karyawan yang sesuai dengan harapan
organisasi. Oleh karena itu dalam perusahaan pasti akan ditemukan suatu
deskripsi formal tentang perilaku yang harus dikerjakan atau biasa disebut
sebagai perilaku intra-role. Realitas yang ada adalah banyak perilaku karyawan
yang tidak terdeskripsi secara formal yang dilakukan oleh pegawai, misalnya
membantu rekan kerja menyelesaikan tugas, kesungguhan dalam mengikuti
rapat-rapat perusahaan, sedikit mengeluh banyak bekerja, dan lain-lain. Perilaku-
perilaku ini disebut sebagai perilaku extra-role. Apalagi pada saat pimpinan
melakukan evaluasi kinerja pada pegawainya, evaluasi terjadi bukan hanya pada
perilaku intra-role saja melainkan juga pada perilaku extra-role, karena perilaku
extra-role memiliki kontribusi yang sama penting dengan perilaku intra-role
(Hui dkk, 2000).
Perilaku extra-role merupakan perilaku yang sangat dihargai ketika
dilakukan oleh karyawan walau tidak terdeskripsi secara formal karena
meningkatkan efektivitas dan kelangsungan hidup organisasi. Perilaku extra-role
di dalam organisasi juga dikenal dengan istilah organizational citizenship
behavior (OCB). OCB pertama kali diperkenalkan oleh Organ pada tahun 1983
(Robert, 2001) sebagai sebuah perilaku extra-role, perilaku bebas yang berupa
4
perilaku menolong orang lain dalam organisasi dalam melakukan pekerjaan
mereka, atau dengan menunjukkan dukungan dan ketelitian kepada organisasi.
OCB merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasikan perilaku
karyawan sehingga dia dapat disebut sebagai “anggota yang baik” (good citizen)
(Sloat, 1999 dalam Wijaya, 2000). Karyawan yang baik (good citizen) cenderung
menampilkan OCB ini. Organisasi tidak akan berhasil dengan baik, atau tidak
akan dapat bertahan tanpa ada anggota-anggotanya yang bertindak sebagai
“karyawan yang baik” (Markoczy & Xin, 2002)
Dalam kondisi seperti ini banyak perusahaan, terutama yang memiliki
pandangan global, yang berpandangan bahwa peluang utama mereka untuk
mempertahankan keunggulan dan daya tahan usaha di dunia yang penuh
persaingan adalah menempatkan sumber daya manusia sebagai tumpuan utama
untuk selalu ditumbuhkembangkan. Berbagai jalan diambil untuk membentuk
suatu organisasi yang ramping namun mampu bergerak lebih cepat sejalan
dengan kenyataan bahwa mekanisme pelayanan semakin dipadati teknologi
tinggi yang mampu menangani arus kerja secara optimal dan efisien. Kondisi-
kondisi ini jelas sangat membutuhkan pegawai-pegawai yang dianggap sebagai
good citizen, sehingga dapat menangani arus kerja secara optimal dan efisien.
Mengetahui tingkat OCB pegawai akan menjadi sangat menguntungkan
bagi perusahaan, karena tugas-tugas pimpinan juga akan menjadi lebih ringan,
karena jika terdapat karyawan-karyawan dengan OCB tinggi, konsekuensinya
adalah akan meningkatkan produktivitas dan kesuksesan dirinya. De Nisi,
Cafferty dan Meglino (1984, dalam Hui dkk, 2000) menyatakan bahwa
5
supervisor memberikan perhatian yang lebih terhadap perilaku nyata bawahan
daripada perilaku tidak nyata. Dalam hal ini OCB dipahami sebagai bentuk
nyata kontribusi karyawan, dan tidak semua orang menunjukkan hal ini.
Karyawan yang menunjukkan tingkat OCB yang tinggi mungkin mendapatkan
reward berupa penilaian yang tinggi oleh supervisor (misal : kesempatan
promosi) daripada mereka yang menunjukkan tingkat OCB yang lebih rendah.
Alasan-alasan ini cukup menjelaskan mengapa perilaku extra-role merupakan
perilaku yang penting dalam organisasi.
Schnake (1991, dalam Alotaibi, 2001) mengartikan OCB sebagai sebuah
perilaku fungsional, extra-role, dan prososial, yang diarahkan secara dan pada
individual, kelompok, dan, atau sebuah organisasi. Organ (1988) mengatakan
bahwa salah satu dimensi dari OCB adalah sikap altruisme, yang itu berarti OCB
adalah suatu tindakan yang muncul dengan tidak dilandasi atau digerakkan oleh
hal.hal yang tidak menguntungkan dirinya. Dengan kemampuan berempati,
seseorang (karyawan) bisa memahami orang lain dan lingkungannya serta bisa
menyelaraskan nilai-nilai individual yang dianutnya dengan nilai-nilai yang
dianut lingkungannya, sehingga muncul perilaku yang baik sebagai seorang good
citizen.
Dalam bahasan diatas dapat dilihat bahwa jika karyawan dalam sebuah
perusahaan mempunyai OCB yang baik maka perusahaan akan tampil lebih
fleksibel dan semakin baik dan kinerja serta kemampuan karyawan dalam
bekerja pun semakin baik, karena dalam hal kinerja nantinya karyawan akan
lebih efektif dan efisien. Sehingga dari situ penulis merasa penting untuk
6
melakukan penelitian mengenai OCB karyawan di perusahaan dalam kondisi
resesi ekonomi. Di mana karyawan dihadapkan pada ancaman PHK karena
terjadinya pengurangan jumlah karyawan sehingga tuntutan akan kinerja yang
baik pada diri karyawan semakin tinggi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Bagaimana gambaran OCB pada karyawan perusahaan batik “nDalem
Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro”?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
- mengetahui gambaran Organizational Citizenship Behavior (OCB)
pada karyawan perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud
Wiryo Hadinagoro”.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
• Manfaat teoritis :
- Memberikan sumbangan dalam bidang keilmuan, khususnya dalam
bidang Psikologi Industri dan Organisasi dalam menjelaskan tentang
7
Organizational Citizenship Behavior (OCB), khususnya dalam kondisi
perusahaan yang mengalami krisis ekonomi.
- Menjadi dasar penelitian selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan
OCB.
• Manfaat praktis :
- Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh perusahaan terkait sebagai
salah satu sumber evaluasi karyawan, selain itu hasil penelitian ini
dapat pula difungsikan untuk menyusun perencanaan pengembangan
SDM pada perusahaan terkait.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian OCB
Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan kontribusi individu
yang terdalam melebihi tuntutan peran di tempat kerja. OCB ini melibatkan
beberapa perilaku meliputi perilaku menolong orang lain, menjadi volunteer untuk
tugas-tugas ekstra, dan patuh terhadap aturan-aturan dan prosedur-prosedur di
tempat kerja. Perilaku-perilaku ini menggambarkan “nilai tambah karyawan”, dan
merupakan salah satu bentuk perilaku prososial, yaitu perilaku yang positif,
konstruktif dan bermakna membantu (Aldag & Resckhe, 1997)
Organ (1988) mendefinisikan OCB sebagai perilaku individu yang bebas,
tidak berkaitan secara langsung atau eksplisit dengan sistem reward dan bisa
meningkatkan fungsi efektif organisasi. Organ juga mencatat bahwa OCB
ditemukan sebagai alternatif penjelasan pada hipotesis “kepuasan berdasarkan
performance”
Dalam pandangannya, Organ menyatakan bahwa peran dalam pekerjaan bagi
seseorang adalah tergantung dari harapan dan komunikasi dengan pengirim peran
tersebut. Definisi teori peran ini menempatkan OCB dalam realisme fenomenoogi,
tidak dapat diobservasi dan sangat subyektif. Koster & Sanders (2005)
menyatakan bahwa aitem-aitem pengukur OCB selama ini hanya disusun secara
empirik dan tidak berdasar pada basis teori manapun. Hal ini menempatkan OCB
pada konstrak tingkat pertama (first-degree construct). Yang dimaksud konstrak
9
tingkat pertama adalah hal-hal yang tidak memiliki definisi yang akurat,
sedangkan konstrak tingkat kedua adalah sesuatu yang disusun secara hati-hati
dan bisa dibedakan secara konseptual dan teoritis dari konstrak yang lain (Van
Dyne dkk, 1995 dalam Koster & Sanders, 2005).
Borman dan Motowidlo (1993, dalam Koster & Sanders, 2005)
mengkonstruksikan contextual behavior tidak hanya mendukung inti dari perilaku
itu sendiri, melainkan mendukung semakin besarnya lingkungan organisasi, sosial
dan psikologis, sehingga inti teknisnya berfungsi. Definisi ini tidak dibayangi
istilah sukarela, reward atau niat sang aktor, melainkan perilaku yang seharusnya
mendukung lingkungan organisasi, sosial dan psikologis lebih dari sekedar inti
teknis.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Organizational
Citizenship Behavior (OCB) merupakan: Perilaku yang sukarela, bukan
merupakan tindakan yang terpaksa terhadap hal-hal yang mengedepankan
kepentingan organisasi ; Perilaku individu sebagai wujud dari kepuasan
berdasarkan performance, tidak diperintahkan secara formal ; Tidak berkaitan
secara langsung dan terang-terangan dengan sistem reward yang formal.
B. Dimensi-dimensi OCB
Istilah OCB pertama kali diajukan oleh Smith, Organ, dan Near pada tahun
1983 (Spector, 1996), dimana disitu dikemukakan adanya dua dimensi dari
perilaku pegawai, yaitu : general compliance (melakukan apa yang harus
dilakukan oleh pegawai yang baik) dan altruisme (perilaku menolong orang secara
10
langsung dan spesifik dalam menghadapi masalah atau tugas yang berkaitan
dengan pekerjaan sebagai rekan kerja).
Pandangan lain tentang dimensi OCB diajukan oleh Williams dan Anderson
(1991, dalam Koster & Sanders, 2005). Mereka membagi OCB ke dalam dua
tipe. Bentuk pertama adalah perilaku yang diarahkan pada individu dalam
organisasi secara spesifik, seperti altruism dan courtesy. Sementara bentuk yang
kedua adalah perilaku yang terfokus pada perilaku yang membawa keuntungan
pada perusahaan secara menyeluruh, seperti conscientiousness, civic virtue, dan
sportsmanship.
Dimensi OCB pertama tadi kemudian dikembangkan oleh Organ pada tahun
1988 (Organ, 1988) menjadi lima dimensi yang berbeda, yaitu :
1. Altruism, yaitu perilaku mementingkan kepentingan orang lain, seperti
memberikan pertolongan pada kawan sekerja yang baru, dan
memberikan waktu untuk orang lain yang ditunjukkan secara langsung
pada individu-individu lain dalam lingkungan kerja, akan tetapi
kontribusi terhadap efisiensi didasarkan pada peningkatan kinerja
secara individual;
2. Civic virtue, perilaku keanggotaan yang baik, yang tergambar dengan
melakukan hal-hal yang penting dalam organisasi seperti melayani
organisasi, melakukan fungsi-fungsi meskipun tidak diwajibkan untuk
membantu memberikan kesan baik bagi organisasi, atau dengan kata
lain memberikan pelayanan yang diperlukan bagi kepentingan
organisasi;
11
3. Conscientiousness, merupakan perilaku yang mengarah pada
pemenuhan atas norma-norma yang berlaku ;
4. Courtesy, adalah perilaku sopan dan taat, melakukan konsultasi dan
koordinasi sebelum melakukan tindakan, dan meneruskan informasi
dengan tepat ; dan
5. Sportmanship, yang merupakan perilaku sportif dan positif, seperti
menghindari komplain dan keluhan yang picik dari dalam diri.
Perilaku ini berisi pantangan-pantangan membuat isu-isu yang
merusak.
Kelima dimensi yang dikembangkan oleh Organ tersebut serupa dengan yang
dikemukakan oleh Schnake (1991, dalam Spector 1996) yang mengungkapkan
bahwa perilaku yang mendukung OCB adalah perilaku (1) Tepat waktu, (2)
menolong orang lain, (3) menjadi tenaga suka rela dalam pekerjaan diluar jobdes,
(4) membuat keputusan untuk memperbaiki kondisi, dan (5) tidak membuang-
buang waktu ketika bekerja.
Pandangan lain tentang dimensi OCB diajukan oleh Williams dan Anderson
(1991, dalam Koster & Sanders, 2005). Mereka membagi OCB ke dalam dua
tipe. Bentuk pertama adalah perilaku yang diarahkan pada individu atau organisasi
secara spesifik, seperti altruism dan courtesy. Sementara bentuk yang kedua
adalah perilaku yang terfokus pada perilaku yang membawa keuntungan pada
perusahaan secara menyeluruh, dimana yang termasuk didalamnya adalah
conscientiousness, sportmanship, dan civic virtue
12
Beberapa pengukuran tentang OCB telah dikembangkan. Skala Morison
(1995, dalam Aldag & Resckhe, 1997) merupakan salah satu pengukuran yang
sudah disempurnakan dan memiliki kemampuan psikometrik yang baik.
Skala tersebut mengukur kelima dimensi OCB sebagai berikut :
Dimensi 1 : Altruism
• Menggantikan serta membantu mengerjakan tugas rekan kerja
yang tidak masuk atau istirahat;
• Membantu orang lain yang mengalami overload dalam
pekerjaannya;
• Membantu proses orientasi karyawan tanpa diminta;
• Meluangkan waktu untuk membantu orang lain berkaitan
dengan permasalahan-permasalahan pekerjaan;
• Menjadi volunteer untuk mengerjakan sesuatu tanpa diminta;
• Membantu orang lain di luar departemen ketika mereka
memiliki permasalahan; dan
• Membantu pelanggan dan para tamu jika mereka
membutuhkan bantuan.
Dimensi 2 : Conscientiousness
• Tiba lebih awal, sehingga siap bekerja pada saat jadwal kerja
dimulai
• Tepat waktu, tidak peduli pada cuaca ataupun lalu lintas, dan
sebagainya
• Menggunakan waktu kerja untuk fokus pada pekerjaan
13
• Datang segera jika dibutuhkan
• Penggunaan efisiensi waktu dalam bekerja, sehingga tidak
perlu mengambil waktu ekstra dalam bekerja
Dimensi 3 : Sportmanship
• Tidak mencari-cari kesalahan dalam organisasi;
• Tidak mengeluh tentang segala sesuatu saat bekerja; dan
• Tidak membesar-besarkan masalah di luar proporsinya.
Dimensi 4 : Civic virtue
• Memberikan perhatian terhadap fungsi-fungsi yang membantu
image organisasi;
• Memberikan perhatian terhadap pertemuan-pertemuan yang
dianggap penting; dan
• Membantu mengatur kebersamaan secara departemental.
Dimensi 5 : Courtessy
• Mengikuti perubahan-perubahan dan perkembangan-
perkembangan dalam organisasi;
• Membaca dan mengikuti pengumuman-pengumuman
organisasi; dan
• Membuat pertimbangan dalam menilai apa yang terbaik bagi
organisasi.
14
C. Manfaat OCB dalam perusahaan
Dari hasil penelitian-penelitian mengenai pengaruh OCB terhadap kinerja
organisasi (Podsakof dkk, 2000, dalam Koster & Sanders, 2005), dapat
disimpulkan hasil sebagai berikut :
1. OCB meningkatkan produktivitas rekan kerja
a. Karyawan yang menolong rekan kerja lain akan mempercepat
penyelesaian tugas rekan kerjanya, dan pada gilirannya meningkatkan
produktivitas rekan tersebut.
b. Seiring dengan berjalannya waktu, perilaku membantu yang
ditunjukkan karyawan akan membantu menyebarkan best practice ke
seluruh unit kerja atau kelompok.
2. OCB meningkatkan produktivitas manajer
a. Karyawan yang menampilkan perilaku civic virtue akan membantu
manajer mendapatkan saran dan/atau umpan balik yang berharga dari
karyawan tersebut untuk meningkatkan efektivitas unit kerja.
b. Karyawan yang sopan, yang menghindari terjadinya konflik dengan
rekan kerja, akan menolong manajer terhindar dari krisis manajemen.
3. OCB menghemat sumber daya yang dimiliki manajemen dan organisasi
secara keseluruhan
a. Jika karyawan saling tolong menolong dalam menyelesaikan masalah
dalam suatu pekerjaan sehingga tidak perlu melibatkan manajer,
konsekuensinya manajer dapat memakai waktunya untuk melakukan
tugas lain.
15
b. Karyawan yang menampilkan conscentiousness yang tinggi hanya
membutuhkan pengawasan minimal dari manajer, sehingga manajer
dapat mendelegasikan tanggung jawab yang lebih besar kepada
mereka, ini berarti lebih banyak waktu yang diperoleh manajer untuk
melakukan tugas yang lebih penting.
c. Karyawan lama yang membantu karyawan baru dalam pelatihan dan
melakukan orientasi kerja akan membantu organisasi mengurangi
biaya untuk keperluan tersebut.
d. Karyawan yang menampilkan perilaku sportmanship akan sangat
menolong manajer untuk tidak menghabiskan waktu telalu banyak
untuk berurusan dengan keluhan-keluhan kecil karyawan.
4. OCB membantu menghemat energi sumber daya yang langka untuk
memelihara fungsi kelompok.
a. Keuntungan dari perilaku menolong adalah meningkatkan semangat,
moral, dan kerekatan (kohesivitas) kelompok, sehingga anggota
kelompok (atau manajer) tidak perlu menghabiskan energi dan waktu
untuk pemeliharaan fungsi kelompok.
b. Karyawan yang menampilkan perilaku courtesy terhadap rekan kerja
akan mengurangi konflik dalam kelompok, sehingga waktu yang
dihabiskan untuk menyelesaikan konflik manajemen berkurang
5. OCB dapat menjadi sarana efektif untuk mengkoordinasi kegiatan-
kegiatan kelompok kerja.
16
a. Menampilkan perilaku civic virtue (seperti menghadiri dan
berpartisipasi aktif dalam pertemuan di unit kerjanya) akan membantu
koordinasi diantara anggota kelompok, yang akhirnya secara potensial
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kelompok.
b. Menampilkan perilaku courtesy (misalnya saling memberi informasi
tentang pekerjaan dengan anggota dari tim lain) akan menghindari
munculnya masalah yang membutuhkan waktu dan tenaga untuk
diselesaikan.
6. OCB meningkatkan kemampuan organisasi untuk menarik dan
mempertahankan karyawan terbaik.
a. Perilaku menolong dapat meningkatkan moril dan kerekatan, serta
perasaan saling memiliki di antara anggota kelompok, sehingga akan
meningkatkan kinerja organisasi dan membantu organisasi menarik
dan mempertahankan karyawan yang baik.
b. Memberi contoh pada karyawan lain dengan menampilkan perilaku
sportmanship (misalnya tidak mengeluh karena permasalahan-
permasalahan kecil) akan menumbuhkan loyalitas dan komitmen pada
organisasi.
7. OCB meningkatkan stabilitas kinerja organisasi.
a. Membantu tugas karyawan yang tidak hadir di tempat kerja atau yang
mempunyai beban kerja berat akan meningkatkan stabilitas (dengan
cara mengurangi variabilitas) dari kinerja unit kerja.
17
b. Karyawan yang memiliki conscientiousness cenderung
mempertahankan tingkat kinerja yang tinggi secara konsisten, sehingga
mengurangi variabilitas pada kinerja unit kerja.
8. OCB meningkatkan kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan
perubahan lingkungan.
a. Karyawan yang mempunyai hubungan yang dekat dengan pasar
dengan sukarela memberi informasi tentang perubahan yang terjadi di
lingkungan dan memberi saran tentang bagaimana merespon
perubahan tersebut, sehingga organisasi dapat beradaptasi dengan
cepat.
b. Karyawan yang secara aktif hadir dan berpartisipasi pada pertemuan-
pertemuan di organisasi akan membantu menyebarkan informasi yang
penting dan harus diketahui oleh organisasi.
c. Karyawan yang menampilkan perilaku conscientiousness (misalnya
kesediaan untuk memikul tangung jawab baru dan mempelajari
keahlian baru) akan meningkatkan kemampuan organisasi beradaptasi
dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Mardalis (1990)
penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan, mencatat,
menganalisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi
atau ada. Sedangkan Sugiyono (1999) menyatakan bahwa penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap satu obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi
sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku umum. Penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan dan
menginterpretasikan kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang
tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau
kecenderungan yang tengah berlangsung (Soemanto, 1999). Penelitian deskriptif
ini tidak menguji atau tidak menggunakan hipotesa, tetapi hanya
mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel yang diteliti.
Berdasarkan ketiga pernyataan tersebut maka penelitian ini menggunakan
data kuantitatif mengenai variabel, yang diperoleh melalui analisis jawaban
subyek pada skala yang akan diberikan. Hal ini mempunyai tujuan untuk
mengetahui dan menggambarkan OCB karyawan perusahaan di tengah terpaan
dampak dari resesi ekonomi global.
19
B. Variabel Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah studi deskriptif, sehingga tidak ada kontrol
terhadap variabel. Variabel dalam penelitian ini adalah OCB karyawan dalam
perusahaan yang terkena dampak dari resesi ekonomi global yang oleh penulis di
lakukan pada perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo
Hadinagoro”. Pada penelitian ini OCB akan diteliti satu persatu pada kelima
dimensinya yaitu altruism, courtesy, consciemtiousness, sportmanship, dan civic
virtue.
C. Subyek Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan staf di “nDalem Pakaryan
Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro”. Teknik penentuan subyek dalam
penelitian ini menggunakan teknik sampling, yaitu purposive sampling.
Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 1999). Adapun pertimbangan-pertimbangan tersebut akan
diuraikan sebagai berikut :
1. Subyek penelitian ini adalah karyawan-karyawan pada jajaran staf
diperusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo
Hadinagoro”.
2. Sampel adalah staf bagian marketing, selling, distribusi, dan pengawas
produksi.
20
3. Sampel adalah karyawan yang sudah bekerja minimal 1 tahun pada
perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo
Hadinagoro”.
D. Definisi Operasional
• Organizational Citizenship Behavior (OCB)
OCB merupakan perilaku extra-role yang dimunculkan pegawai dalam
suatu organisasi dalam bentuk membantu orang lain dalam organisasi untuk
melakukan tugas-tugas dan pekerjaan mereka, atau menunjukkan dukungan
kepada organisasi. OCB memiliki 5 dimensi yang berfungsi sebagai indikator,
seperti Altruism (perilaku membantu karyawan lain tanpa ada paksaan pada
tugas-tugas yang berkaitan erat dengan operasi-operasi organisasional), Courtesy
(perilaku meringankan masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang
dihadapi orang lain), Conscientiousness (berisi tentang kinerja dari prasyarat
peran yag melebihi standard minimum), Sportmanship (pantangan-pantangan
untuk membuat isu-isu yang merusak meskipun merasa jengkel terhadap situasi
kerja yang kurang ideal), Civic Virtue (partisipasi sukarela dan dukungan
terhadap fungsi-fungsi organisasi, baik secara profesional maupun sosial
alamiah). Orang yang memiliki OCB tingi adalah orang yang dalam setiap
kesempatan cenderung membantu rekan kerja dan melakukan hal-hal yang
terbaik untuk organisasi secara sukarela tanpa berkaitan dengan reward formal.
21
Pengukuran OCB dilakukan menggunakan skala yang berkaitan dengan
dimensi-dimensi tersebut. Skala yang digunakan pada penelitian ini
mengadaptasi skala OCB milik Hardaningtyas (2004). Tingkat OCB diperoleh
dari skor total pada tiap-tiap dimensi yang ada dalam OCB, dari penghitungan
skor total pada tiap dimensi tersebut maka nantinya akan didapat kategorisasi
OCB per dimensi, sehingga dari kategori yang didapat tersebut dapat
dideskripsikan kesimpulan mengenai OCB pada perusahaan yang besangkutan.
Semakin tinggi nilai yang didapat pada tiap dimensi OCB yang diperoleh subyek
maka semakin tinggi OCBnya, begitu pula sebaliknya, semakin rendah nilai
maka semakin rendah pula OCB seseorang.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Alat Pengumpul Data
Suatu instrumen adalah alat pengukuran pengetahuan, keterampilan,
perasaan, kecerdasan, atau sikap individu dan kelompok. Instrumen dapat berupa
tes, angket, wawancara dan sebagainya (Soemanto, 1999). Dalam penelitian ini
alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah skala yang diberikan
kepada subyek penelitian. Menurut Allen dan Yen (dalam Supratiknya, 1998)
skala adalah rangkaian pengukuran yang mengikuti aturan tertentu dengan
mengukur suatu sifat. Skala ini diadaptasi dari skala penelitian Hardaningtyas
(2004) berisi aitem-aitem yang menyajikan pernyataan-pernyataan berdasarkan
indikator OCB. Indikator-indikator dalam penelitian ini adalah dimensi-dimensi
OCB. Alat ukur ini terdiri atas 30 aitem (15 pertanyaan favorable dan 15
22
pertanyaan unfavorable), yang untuk selanjutnya dikembangkan oleh peneliti
menjadi 100 aitem (50 aitem favorable dan 50 aitem unfavorable). Adapun
dimensi-dimensi OCB yang akan diukur adalah Altruism, Courtesy,
Conscientiousness, Sportmanship, dan Civic Virtue.
Pengembangan dilakukan dengan menggunakan pernyataan-pernyataan
dalam skala yang digunakan oleh Hardaningtyas (2004). Untuk selanjutnya
peneliti memetakan pernyataan-pernyataan yang digunakan oleh Hardaningtyas
tersebut ke dalam indikator perilaku yang disusun oleh Morison (1995, dalam
Aldag & Resckhe, 1997). Kemudian untuk mengembangkannya peneliti
menambahkan pernyataan-pernyataan Hardaningtyas tersebut berdasarkan pada
indikator perilaku Morison dari 30 aitem menjadi 100 aitem, yang kemudian
setelah melewati uji coba aitem beberapa aitem gugur dan menyisakan 82 aitem.
Metode penyusunan skala yang digunakan adalah Summated Ratings
yaitu metode penskalaan yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar
penentuan nilai skalanya (Gable dalam Azwar, 2000) dengan menggunakan
skala Likert yang terdiri atas 4 kategori jawaban, yaitu Sangat Setuju, Setuju,
Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju.
2. Pemberian Skor
Dengan adanya kategori tersebut maka pertanyaan-pertanyaan yang akan
disajikan mendapatkan skor dari 1 sampai 4 berdasarkan kategori pernyataan.
Ada empat alternatif jawaban yang disajikan dalam penelitian ini, yaitu Sangat
Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju.
23
Berikut ini adalah tabel yang akan menjelaskan pemberian skor bagi masing-
masing kategori :
Tabel 3.1 Nilai/skor berdasarkan kategori jawaban untuk pernyataan aaitem
favorable Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Tabel 3.2 Nilai/skor berdasarkan kategori jawaban untuk pernyataan aitem
unfavorable Jawaban Skor
Sangat Tidak Setuju 4
Tidak Setuju 3
Setuju 2
Sangat Setuju 1
24
3. Blueprint
Berikut ini adalah skala OCB berdasarkan dimensi OCB :
Tabel 3.3 Blueprint Skala OCB pra try-out
No. Dimensi
OCB
Indikator Jumlah Pernyataan Total
Favorable unfavorable
1. Altruism • Menggantikan serta membantu mengerjakan tugas rekan kerja yang tidak masuk atau istirahat
• Membantu orang lain yang overload dalam pekerjaannya
• Membantu proses pengenalan lingkungan kerja pada karyawan baru tanpa diminta
• Meluangkan waktu untuk membantu orang lain berkaitan dengan permasalahan-permasalahan pekerjaan
• Menjadi volunteer untuk mengerjakan sesuatu tanpa diminta
• Membantu orang lain di luar divisi ketika mereka memiliki permasalahan
• Membantu pelanggan dan para tamu jika mereka membutuhkan bantuan
2 1 1
3 1 1 1
2 2 1 1 1 1 2
4 3 2
5 2 2 3
25
2. Courtesy • Mengikuti perubahan-perubahan dan perkembangan-perkembangan dalam organisasi
• Membaca dan mengikuti pengumuman-pengumuman yang berkaitan dengan kebijakan organisasi
• Membuat pertimbangan dan berpartisipasi aktif dalam menentukan dan menilai apa yang terbaik bagi organisasi
5 2 3
5 3 2
10 5 5
3. Conscientiou
sness
• Tiba lebih awal, sehingga siap bekerja pada saat jadwal kerja dimulai
• Tepat waktu, tidak peduli pada cuaca ataupun lalu lintas, dan sebagainya
• Menggunakan waktu kerja untuk fokus pada pekerjaan
• Datang segera jika dibutuhkan
• Penggunaan efisiensi waktu dalam bekerja, sehingga tidak perlu mengambil waktu ekstra dalam bekerja
1 1 2 1 5
1 2 3 1 3
2 3 5 2 8
4. Sportmanship • Tidak mencari-cari kesalahan dalam organisasi
• Tidak mengeluh tentang segala sesuatu saat bekerja
3 3
3 2
6 5
26
• Tidak membesar-besarkan masalah
4 5 9
5. Civic Virtue • Memberikan perhatian terhadap fungsi-fungsi yang membantu image organisasi
• Memberikan perhatian terhadap pertemuan-pertemuan yang dianggap penting
• Membantu mengatur kebersamaan di lingkungan kerja
5 3 2
5 3 2
10 6 4
Total 50 50 100
Berdasarkan blueprint skala OCB di atas, berikut adalah tabel distribusi
aitem pra-uji coba menurut masing-masing aspek dan kategori sifat favorable
dan unfavorable.
Tabel 3.4 Tabel Distribusi Aitem Pra-Uji Coba Skala OCB
No. Dimensi
OCB
Indikator Nomer Pernyataan
Favorable unfavorable
1. Altruism • Menggantikan serta membantu mengerjakan tugas rekan kerja yang tidak masuk atau istirahat
• Membantu orang lain yang overload dalam pekerjaannya
• Membantu proses pengenalan lingkungan kerja pada karyawan baru tanpa diminta
• Meluangkan waktu untuk membantu orang lain berkaitan dengan permasalahan-permasalahan pekerjaan
• Menjadi volunteer untuk
1, 16
95 5
26, 35, 67
73
29, 98
37, 100
53 9
97
27
mengerjakan sesuatu tanpa diminta
• Membantu orang lain di luar divisi ketika mereka memiliki permasalahan
• Membantu pelanggan dan para tamu jika mereka membutuhkan bantuan
80
44
96
48, 21
2. Courtesy • Mengikuti perubahan-perubahan dan perkembangan-perkembangan dalam organisasi
• Membaca dan mengikuti pengumuman-pengumuman yang berkaitan dengan kebijakan organisasi
• Membuat pertimbangan dan berpartisipasi aktif dalam menentukan dan menilai apa yang terbaik bagi organisasi
2, 15, 40, 70, 60, 64
14, 76
25, 88
8, 30, 36, 47, 85, 42
81, 83
77, 87
3. Conscientiou
sness
• Tiba lebih awal, sehingga siap bekerja pada saat jadwal kerja dimulai
• Tepat waktu, tidak peduli pada cuaca ataupun lalu lintas, dan sebagainya
• Menggunakan waktu kerja untuk fokus pada pekerjaan
• Datang segera jika dibutuhkan
• Penggunaan efisiensi waktu dalam bekerja, sehingga tidak perlu mengambil waktu ekstra dalam bekerja
6
11
7, 79
32
20 , 46, 52, 59, 66
72
31, 61
12, 39
22
56, 89, 91, 94
4. Sportmanship • Tidak mencari-cari kesalahan dalam organisasi
• Tidak mengeluh tentang segala sesuatu saat bekerja
• Tidak membesar-besarkan masalah di luar proporsinya
19, 45, 84
4, 34, 57
24, 41, 50, 90
28, 62, 65
74, 78
10, 18, 54, 71, 92
5. Civic Virtue • Memberikan perhatian terhadap fungsi-fungsi yang membantu image organisasi
3, 23, 27, 38, 43
13, 17, 33, 49, 68
28
• Memberikan perhatian terhadap pertemuan-pertemuan yang dianggap penting
• Membantu mengatur kebersamaan di lingkungan kerja
58, 86, 93
51, 75
63, 69, 99
55, 82
Total 50 50
F. Langkah-Langkah Pengambilan Data
Dalam penelitian ini digunakan prosedur pengambilan data dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Uji Coba (Try Out)
a. Peneliti mempersiapkan uji coba penelitian dengan terlebih dahulu
menentukan jumlah dan kriteria aitem pada skala.
b. Membuat skala OCB dengan metode Summated Rating, skala diadaptasi
dari 30 aitem skala penelitian Hardaningtyas (2004) yang dibuat
berdasarkan teori yang digunakan Organ (1988).
c. Menentukan kelompok subyek try out yang memiliki karakteristik yang
sama dengan subyek penelitian yang sesungguhnya.
d. Melaksanakan try out (uji coba)
e. Menganalisis data untuk menentukan tingkat kesahihan aitem (validitas
aitem). Aitem yang tidak memenuhi kriteria kesahihan aitem yang
dibutuhkan tidak dipakai sebagai aitem-aitem pada penelitian kepada
subyek yang sesungguhnya.
29
2. Penelitian
a. Menyusun skala penelitian dengan menggunakan aitem-aitem penelitian
yang memenuhi kriteria kesahihan aitem pada uji coba penelitian.
b. Memberikan skala kepada subyek penelitian yang telah ditentukan.
c. Menganalisis data dengan analisis deskriptif untuk memberikan gambaran
mengenai subyek penelitian.
d. Membuat kesimpulan berdasarkan analisis tersebut
e. Menyajikan kesimpulan dan seluruh hasil penelitian dalam bentuk sajian
deskriptif
G. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas merupakan pengukuran kesahihan suatu alat ukur. Menurut
Hadi (1996) suatu alat pengukur disebut jitu jika alat pengukur tersebut jitu
mengenai saasrannya. Alat pengukur yang mengerjakan dengan tepat fungsi
yang diserahkan kepadanya, fungsi untuk apa alat itu dipersiapkan, adalah
alat pengukur yang jitu yang valid serta alat pengukur yang dapat
memberikan hasil yang teliti, yang dapat menjelaskan sesuai dengan besar-
kecilnya gejala atau bagian gejala yang diukur adalah alat pengukur yang
valid. Jadi ada dua unsur yang tidak dapat dipisahkan dari prinsip validitas,
yaitu kejujuran dan ketelitian.
Penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi menunjukkan
sejauh mana aitem-aitem dalam skala penelitian mencakup keseluruhan
30
kawasan isi yang hendak diukur oleh penelitian tersebut, yaitu isinya harus
tetap relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran. Salah satu cara
untuk melihat apakah validitas isi sudah terpenuhi adalah dengan melihat
aitem-aitem dalam skala telah ditulis sesuai dengan blueprint-nya yang sesuai
dengan indikator perilaku yang hendak diungkapkan (Azwar, 1995). Proses
validasi validitas isi ini dapat dilakukan dengan metode Profesional
Judgement (Azwar, 1995) yaitu penilaian validitas terhadap suatu alat ukur
yang diberikan oleh orang-orang yang dianggap ahli dan profesional di
bidangnya, dalam hal ini adalah dosen pembimbing skripsi.
2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang
mempunyai asal kata realy dan ability. Walaupun reliabilitas memiliki
berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan,
konsistensi dan sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep
reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya (Azwar,
1992).
Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa
kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh
hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang
belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi
terhadap perbedaan-perbedaan kecil antara hasil beberapa kali pengukuran.
Bila perbedaan itu sangat besar dari waktu ke waktu, maka hasil pengukuran
31
tersebut tidak dapat dipercaya dan dikatakan sebagai tidak reliabel (Azwar,
1992). Uji reliabilitas skala dalam penelitian ini dengan menggunakan
formulasi koefisien alpha > 0,5. Seperti uji validitas, maka uji reliabilitas bagi
skala OCB menggunakan program SPSS versi 10.0 for windows.
3. Seleksi aitem
Pengujian validitas aitem skala OCB menggunakan metode korelasi
Product Moment Pearson dengan melihat skor corrected item-total
correlation. Sebuah aitem dikatakan sahih apabila memiliki korelasi > 0,3
(Azwar, 1992).
Item-item yang telah memenuhi kriteria berdasarkan validitas isi
kemudian dianalisis secara kuantitatif untuk memilih item-item yang sahih.
Pengujian item dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik alpha. Namun
sebelum melakukan seleksi item, maka peneliti melakukan uji coba (try-out).
Dengan kata lain, uji coba (try-out) dilakukan untuk mencari atau
mendapatkan item-item yang dianggap baik dan layak untuk dites kembali
dalam sebuah penelitian.
Dari hasil penghitungan tersebut pada dimensi altruism didapatkan 4
aitem yang gugur, dan pada aitem yang dinyatakan sahih memiliki rentang
korelasi antara 0,3550-0,5103, dengan koefisien alpha 0,8081. Pada dimensi
courtesy didapati satu aitem yang gugur, pada dimensi courtesy ini, aitem
yang sahih memiliki rentang korelasi 0,3085-0,6100, dengan koefisien alpha
0,8589. Dari hasil penghitungan pada dimensi conscientiousness didapati ada
32
3 aitem yang gugur. Aitem-aitem yang sahih pada dimensi conscientiousness
memiliki rentang korelasi 0,3147-0,5494 dan memiliki koefisien alpha
0,8243. Pada dimensi sportmanship dari hasil penghitungan didapati ada 4
aitem yang gugur. Pada dimensi sportmanship aitem-aitem yang sahih
memiliki rentang korelasi 3170-0,5970 dengan koefisien alpha 0,8169. Pada
penghitungan yang dilakukan terhadap aitem-aitem dalam dimensi civic
virtue didapati ada 6 aitem yang gugur. Aitem-aitem yang sahihi dalam
dimensi civic virtue memiliki rentang korelasi 0,3021-0,6492 dan memiliki
koefisien alpha 0,8197
Uji coba (try-out) dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 16
Desember 2008 di Kota Yogyakarta. Skala diberikan pada karyawan yang
bekerja pada perusahaan yang bergerak dalam sektor garmen yang dianggap
sebagai perusahaan yang juga memiliki potensi besar terkena dampak dari
resesi ekonomi global. Jumlah subyek dalam uji coba ini adalah 80 orang.
Setelah dilakukan Uji coba penelitian dan dilakukan seleksi aitem
maka yang tertinggal adalah 82 aitem sebagai berikut :
33
Tabel 3.5 Blue Print Skala OCB Setelah Try-Out
No Aspek Yang Diukur No. Aitem 1 Atruism Favorable 1, 3, 16, 24, 33, 55, 60, 67, 80
Unfavorable 7, 19, 26, 37, 42, 81, 82 2 Courtesy Favorable 11, 12, 15, 29, 49, 53, 57, 63, 74
Unfavorable 6, 20, 25, 31, 36, 64, 68, 70, 72, 73
3 Conscientiousness Favorable 4, 5, 8, 21, 35, 41, 48, 54, 66 Unfavorable 9, 28, 45, 50, 59, 75, 77, 79
4 Sportmanship Favorable 2, 14, 23, 30, 34, 39, 46, 71, 76 Unfavorable 13, 18, 43, 51, 58, 61, 65
5 Civic Virtue Favorable 17, 27, 32, 40, 47, 62, 78 Unfavorable 10, 22, 38, 44, 52, 56, 69
H. Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode statistik. Statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif yang
meliputi penyajian data melalui tabel, perhitungan nilai maksimum, nilai
minimum, mean teoritis, mean empiris dan standar deviasi serta perhitungan
prosentasi.
Penentuan kategori OCB didasarkan pada kategori jenjang. Tujuan
dari kategori jenjang ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-
kelompok yang terpisah secara berjenjang menuurt suatu kontinum
berdasarkan atribut yang diukur. Menuurt Azwar (1995) penentuan
kategorisasi jenjang adalah berdasarkan standar deviasi dan mean teoritik
sebagai berikut :
34
Tabel 3.6 Tabel norma kategori jenjang
Norma Kategori (�� � �, ��� Tinggi
�� � �, ��� � �� � �, ��� Sedang
� �� � �, ��� Rendah
Keterangan :
X : Skor total subyek
: Mean teoritis, yaitu rata-rata teoritis dari skor maksimum dan skor
minimum
� : Standar deviasi, yaitu luas jarak sebaran yang dibagi dalam 6 satuan
standar deviasi
Penghitungan diatas disederhanakan menjadi norma kategorisasi
sebagai berikut :
Tabel 3.7 Tabel norma kategori jenjang per dimensi
Aspek Yang Diukur Kategori Jumlah Skor Altruism Rendah X < 32
Sedang 32 ≤ X ≤ 48 Tinggi X > 48
Courtesy Rendah X < 38 Sedang 38 ≤ X ≤ 57 Tinggi X > 57
Conscientiousness Rendah X < 34 Sedang 34 ≤ X ≤ 51 Tinggi X > 51
Sportmanship Rendah X < 32 Sedang 32 ≤ X ≤ 48 Tinggi X > 48
Civic Virtue Rendah X < 28 Sedang 28 ≤ X ≤ 42 Tinggi X > 42
35
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Kancah Penelitian
Perusahaan Batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo
Hadinagoro” adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi batik.
Rumah produksi terletak di daerah Sidorejo Bantul. Berdiri pada tahun 2001
dengan bentuk UKM, hingga kini sudah mempekerjakan sekitar 5000 orang
pembatik dengan 168 karyawan kantor.
Dalam melaksanakan usahanya perusahaan ini bekerja sama dengan
beberapa instansi baik dalam maupun luar negeri, diantaranya dengan sebuah
institut di Jepang yang mengerjakan instalasi pengolahan air limbah untuk rumah-
rumah produksi perusahaan ini. Selain itu perusahaan ini, sebagai UKM, juga
bekerja sama dengan dinas sosial.
Untuk mengembangkan pasarnya Perusahaan Batik “nDalem Pakaryan
Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” ini membuka kantor-kantor pemasaran di
luar negeri, seperti Singapura, Italia, dan Amerika. Hal ini disebabkan karena
memang perusahaan ini membidik pasaran di luar negeri karena tingginya harga
batik yang diproduksi oleh perusahaan ini.
Selain memiliki kantor pemasaran di luar negeri, perusahaan batik ini juga
seringkali terlibat dalam pameran-pameran fashion di luar negeri seperti Milan
Fashion Week, Fashion TV, dan sebagainya, yang diambil sebagai langkah-
langkah pemasaran di luar negeri.
36
Perusahaan ini sudah sering mendapatkan penghargaan baik dari dalam
negeri maupun dari luar negeri. Penghargaan dari dalam negeri diantaranya adalah
penghargaan Dji Sam Soe Awards pada tahun 2003 yang menyatakan perusahaan
ini sebagai 10 UKM terbaik, selain itu penghargaan dari Presiden RI pada tahun
2006 yang menyatakan batik yang diproduksi perusahaan ini sebagai batik terbaik
di Indonesia, dan masih banyak penghargaan lainnya. Penghargaan luar negeri
yang diterima perusahaan ini adalah penghargaan dari beberapa pemimpin negara
seperti Moamar Kadafi dan George Bush, serta penghargaan dari PBB atas
beberapa karya batik yang dimiliki perusahaan ini.
Dari sisi permodalan, karena berbentuk UKM maka dalam perusahaan ini
tidak mengenal sistem saham, sehingga pimpinan dalam perusahaan ini adalah
pemilik perusahaan tersebut.
Dari hasil wawancara dengan pimpinan perusahaan didapati bahwa
perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang terkena dampak resesi
ekonomi global, yang implikasinya berupa penurunan penjualan yang cukup
besar. Sehingga dari situ pimpinan perusahaan melakukan penyesuaian yang
berupa pengembangan visi perusahaan dan adanya tuntutan kerja yang lebih,
dengan tujuan tetap menjaga omset, sehingga ketika omset tetap terjaga PHK
tidak perlu dilakukan.
Berangkat dari latar belakang mengenai krisis ekonomi global dan OCB,
dimana di situ dibahas mengenai sektor garmen dan tekstil sebagai salah satu
sektor yang akan sangat merasakan dampak dari resesi ekonomi global, maka
penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai OCB pada
37
perusahaan yang bergerak di bidang tersebut. Pemilihan Perusahaan Batik
“nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” dilakukan karena
perusahaan ini merupakan perusahaan batik yang terbaik di Indonesia, terbukti
dengan penganugerahan Dji Sam Soe Awards pada tahun 2003 yang menobatkan
perusahaan ini sebagai UKM terbaik di bidang batik, selain itu adanya
penghargaan sebagai batik terbaik dari Presiden RI pada tahun 2006. Berkaitan
pula dengan kondisi perusahaan yang sedang mengalami pengubahan visi dan
kebijakan sebagai langkah yang diambil dalam menghadapi krisis ekonomi global,
peneliti ingin melihat dan mendeskripsikan OCB pada karyawan perusahaan
tersebut. Dalam hal ini peneliti ingin melihat seperti apa OCB yang dimunculkan
oleh karyawan yang berada dalam sebuah perusahaan yang melakukan
pengubahan visi dan kebijakan sebagai langkah untuk mencoba bertahan dalam
kondisi resesi ekonomi global ini.
B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan
Penelitian dimulai pada tanggal 5 Januari 2009 dengan menyebarkan skala
OCB sebanyak 150 eksemplar oleh peneliti kepada karyawan perusahaan Batik
“nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” melalui pimpinan
perusahaan kepada seluruh karyawan baik di dalam maupun di luar negeri. Dari
150 eksemplar skala yang terkumpul pada tanggal 14 Januari 2009 hanyalah 122
eksemplar, dari 122 hanya 111 yang diolah. Data yang tidak dapat dianalisis
disebabkan oleh pengisian alat ukur yang tidak lengkap.
38
Pengambilan data dalam penelitian ini berlangsung selama satu minggu.
Dalam penelitian ini skala dititipkan kepada pimpinan perusahaan. Peneliti tidak
dapat langsung menyebarkan skala karena dikhawatirkan mengganggu kinerja
karyawan yang sedang bekerja. Peneliti menjelaskan kepada pimpinan perusahaan
mengenai penelitian yang hendak dilakukan serta cara pengisian skala. Kendala
yang dihadapi dalam pengambilan data ini adalah tidak dikembalikannya beberapa
skala karena faktor lupa dan kesibukan karyawan.
2. Hasil Penelitian
• Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah karyawan pada jajaran staf di perusahaan batik
“nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro”. Mereka mempunyai
tugas untuk menjelaskan kepada konsumen, menjual, mengurusi distribusi barang
dan pengawasan produksi. Deskripsi umum tentang subjek berdasar
jabatan/pangkat, bagian/divisi/departemen, dan lama berkerja dapat di lihat di
tabel 4.1.
Tabel 4.1 Deksripsi Subyek Berdasar Masa Kerja, Usia, Jenis Kelamin dan Tingat
Pendidikan
KATEGORI JUMLAH PROSENTASE TOTAL
Jabatan/Pangkat Manajer 4 3,6
100% Staff 84 75,7 Supervisor 23 20,7
Bagian/Divisi/Departemen
Marketing 17 15,3
100% Selling 47 42,3 Distribusi 23 20,7 Produksi 24 21,6
Lama Bekerja
1 tahun 6 5,4
100%
2 tahun 35 31,5 3 tahun 35 31,5 4 tahun 14 12,6 5 tahun 9 8,1 6 tahun 9 8,1 7 tahun 3 2,7
39
C. Analisis Data
1. Deskripsi Data Penelitian
Deksripsi data penelitian ini merupakan gambaran mengenai subjek yang
memuat data statistik dasar seperti rerata, simpangan baku, serta skor minimum
dan skor maksimum. Deskripsi masing-masing aspek yang diukur dalam OCB
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Deskripsi Data Penelitian OCB
Aspek yang
diukur Data Hipotetik Data Empirik
Min Max M SD Min Max M SD Altruism 16 64 40 8 37 57 48.93 4.369
Courtesy 19 76 47.5 9.5 43 73 58.21 5.257
Conscientiousness 17 68 42.5 8.5 38 63 51.33 4.743
Sportmanship 16 64 40 8 35 58 47.63 4.578
Civic virtue 14 56 35 7 30 53 42.41 3.789
Ket : Min = Skor minimal Max = Skor maksimal M = Rerata SD = Simpangan baku
Skala OCB terdiri dari 82 aitem yang terdiri dari 5 (lima) dimensi yang
diukur yakni altruism terdiri dari 16 aitem, courtesy terdiri dari 19 aitem,
conscientiousness terdiri dari 17 aitem, sportmanship terdiri dari 16 aitem, dan
civic virtue terdiri dari 14 aitem. Setiap aitem diberi skor 1 untuk jawaban STS,
skor 2 untuk TS, skor 3 untuk S,skor 4 untuk SS.
Skor hipotetik maksimal diperoleh dari skor aitem tertinggi dikalikan
jumlah aitem per aspek dan skor hipotetik minimal skor aitem terendah dikalikan
40
jumlah aitem per aspek. Rentang skor diperoleh dengan melakukan pengurangan
antara jumlah skor tertinggi dan jumlah skor terendah. Standar deviasi diperoleh
dari rentang skor per aspek kemudian dibagi berdasarkan enam satuan simpangan
baku (Azwar, 2004). Sedangkan rerata hipotetiknya diperoleh dari perkalian
jumlah aitem per aspek dikalikan dengan 2.5, yang didapatkan dari nlai terendah
per aitem (1) ditambah dengan nilai tertinggi per aitem (4) dibagi dua.
Sejauh mana tinggi rendahnya masing-masing variabel di Tabel 9 dapat
diketahui dengan melihat posisi rerata empiris variabel dalam rentang kategori
skor. Jika subyek dikelompokkan berdasarkan tiga kategori, maka keenam satuan
deviasi dapat dibagi menjadi tiga bagian dengan formula pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Rumus Kategori Subyek
Rendah X < (µ - 1,0σ) Sedang (µ - 1,0σ) ≤ X ≤ (µ + 1,0σ) Tinggi X > (µ + 1,0σ)
Berdasarkan rumus pada Tabel 4.3, maka kategori subjek pada masing-
masing aspek OCB adalah seperti pada Tabel 4.4 berikut :
41
Tabel 4.4 Interval Penggolongan Subjek pada Variabel OCB
Berdasarkan Apsek Yang Diukur Aspek yang diukur Kategori Jumlah skor Jumlah subjek
Altruism
Rendah X < 32 -
Sedang 32 ≤ X ≤ 48 47 subjek
Tinggi X > 48 64 subjek
Courtesy Rendah X < 38 - Sedang 38 ≤ X ≤ 57 38 subjek Tinggi X > 57 73 subjek
Conscientiousness Rendah X < 34 - Sedang 34 ≤ X ≤ 51 53 subjek
Tinggi X > 51 58 subjek
Sportmanship
Rendah X < 32 - Sedang 32 ≤ X ≤ 48 65 subjek
Tinggi X > 48 46 subjek
Civic virtue Rendah X < 28 - Sedang 28 ≤ X ≤ 42 55 subjek Tinggi X > 42 56 subjek
D. Pembahasan
Bagian ini membahas hasil penelitianyang menyatakan bahwa dimensi
altrusim, courtesy, conscientiousness, dan civic virtue dari OCB subyek tergolong
dalam kategori tinggi, dan dimensi sportmanship termasuk dalam kategori sedang.
Pengkategorian tersebut dilakukan berdasar pada perbandingan jumlah karyawan
pada kategori tinggi dengan jumlah karyawan pada kategori sedang (lihat tabel
4.4).
Hasil penelitian menyatakan bahwa dimensi altruism berkategori tinggi
(M emprik = 48,93 > M hipotetik = 40; kategori sedang ada 47 subjek, kategori
tinggi ada 64 subjek), dengan demikian berarti dalam bekerja para pegawai
perusahaan bersangkutan mengaku memiliki perilaku yang mementingkan
kepentingan orang lain, seperti memberikan pertolongan pada kawan sekerja yang
42
baru, dan memberikan waktu untuk orang lain yang ditunjukkan secara langsung
pada individu-individu lain dalam lingkungan kerja.
Pada dimensi courtesy mereka memiliki skor yang tinggi (M emprik =
58,21 > M hipotetik = 47,5; kategori sedang ada 38 subjek, kategori tinggi ada 73
subjek), berarti subyek menyatakan sikap yang baik dalam hal berkoordinasi
sebelum melaksanakan pekerjaan. Sehingga diharapkan dalam melakukan sebuah
pekerjaan baru para pegawai akan melakukan konsultasi terlebih dahulu agar
dapat menghasilkan hasil kerja yang terbaik. Selain itu mereka juga menyatakan
akan melanjutkan informasi yang mereka terima kepada rekan-rekan mereka
dengan tepat.
Karyawan “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” juga
menyatakan memiliki dimensi conscientiousness yang tinggi (M emprik = 51,33 >
M hipotetik = 42,5; kategori sedang ada 53 subjek, kategori tinggi ada 53 subjek).
Dari pernyataan tersebut berarti para karyawan adalah individu-individu yang
selalu mematuhi norma-norma yang berlaku dalam lingkungan pekerjaan mereka.
Selain itu dalam pernyataannya melalui kuesioner para karyawan juga
menyatakan memiliki skor sedang pada dimensi sportmanship (M emprik = 47,63
> M hipotetik = 40; kategori sedang ada 65 subjek, kategori tinggi ada 46 subjek).
Hal tersebut dapat diartikan bahwa para karyawan pada perusahaan batik “nDalem
Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” menyatakan dalam bekerja
mereka memiliki pandangan dan sikap yang positif, baik kepada perusahaan
maupun pada rekan-rekan kerjanya. Sehingga diharapkan bahwa mereka tidak
43
akan menciptakan isu-isu yang negatif tentang perusahaan ataupun rekan kerja
mereka.
Dimensi civic virtue para karyawan termasuk pada kategori yang tinggi (M
emprik = 42,41 > M hipotetik = 35; kategori sedang ada 55 subjek, kategori tinggi
ada 56 subjek). Dari situ dapat dilihat bahwa karyawan pada perusahaan batik
“nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” menyatakan termasuk
dalam kategori tinggi, sehingga diharapkan para karyawan mampu melakukan
sesuatu yang penting dalam perusahaan. Dari situ dapat diartikan pula bahwa
karyawan menyatakan memiliki sikap yang baik dalam hal melayani organisasi
baik pelayanan yang termasuk dalam jobdes ataupun yang dilakukan secara
sukarela.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi altruism, courtesy,
concientiousness, dan civic virtue termasuk dalam kategori yang tinggi. Hal ini
berarti bahwa kualitas OCB karyawan perusahaan batik ”nDalem Pakaryan Batik
KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” memililiki kualitas OCB yang cukup tinggi.
Namun di sisi lain ditemukan dimensi sportmanship yang memiliki
kategori sedang. Hal tersebut terlihat dengan lebih banyaknya karyawan yang
masuk dalam kategori sedang dibanding yang masuk dalam kategori OCB tinggi.
Lebih banyaknya jumlah karyawan yang masuk dalam kategori sedang
pada dimensi sportmanship ini dapat diartikan bahwa pada sebagian besar
karyawan masih ada kemungkinan munculnya isu-isu negatif yang dapat merusak
stabilitas perusahaan, mengingat dimensi ini mencakup mengenai pandangan
karyawan terhadap kebijakan perusahaan dan bagaimana mereka menyikapinya.
44
Dimensi ini juga berbicara mengenai perilaku sportif dan positif, dimana dimensi
ini berisi pantangan untuk membuat isu-isu yang bersifat merusak, baik terhadap
rekan kerja, atasan, terlebih kepada kebijakan perusahaan. Sehingga
ditemukannya jumlah yang tinggi pada karyawan yang memiliki skor sedang
dalam dimensi tersebut menunjukkan bahwa dalam perusahaan yang bersangkutan
masih ada kemungkinan munculnya pandangan-pandangan dan isu-isu negatif
yang akan muncul dari karyawannya.
Secara umum penelitian ini menunjukkan bahwa karyawan perusahaan
batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” menyatakan
mempunyai OCB yang tinggi, dilihat dari kategori dimensi-dimensi OCB mereka
yang rata-rata tinggi. Karyawan perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT.
Daud Wiryo Hadinagoro” diharapkan secara umum memiliki kemampuan yang
baik dalam memenuhi pengembangan visi perusahaannya dan lebih mudah untuk
mengikuti tuntutan perusahaan akan peningkatan daya kerja, baik dalam hal
produksi maupun pemasaran.
Kemampuan yang baik dalam menanggapi pengembangan visi perusahaan
tersebut diharapkan akan tampak dalam hal-hal sebagai berikut, yang antara lain
adalah mampu memberikan mutu pelayanan terbaik (cepat, tepat, dan aman)
sesuai dengan harapan pelanggan dengan standar internasional. Hal tersebut dapat
dicapai karena adanya saling menolong dalam lingkungan kerja yang nantinya
akan mempercepat pekerjaan, selain itu karyawan juga menyatakan akan selalu
berkoordinasi dan berkonsultasi baik sebelum maupun setelah melaksanakan
tugas, sehingga dalam bekerja nantinya akan menghasilkan produk yang lebih
45
maksimal.
Visi yang berikutnya adalah mampu mengantisipasi setiap perkembangan
dimensi usaha. Dengan adanya skor yang rata-rata tinggi dalam dimensi courtesy,
sportmanship, dan civic virtue perusahaan diharapkan akan mampu
memenuhinya, sekalipun pada dimensi sportmanship rata-rata pegawai ada dalam
kategori sedang. Dimensi courtesy berbicara mengenai kemampuan karyawan
untuk berkoordinasi, mencari informasi secara cepat tentang pekerjaan, sehingga
mereka akan selalu sigap mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi.
Sedangkan dimensi sportmanship berbicara mengenai kapasitas dimana karyawan
tidak akan memunculkan isu-isu yang buruk mengenai perusahaan maupun
kebijakan perusahaan, sehingga ketika perusahaan mengupayakan perubahan
untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan bisnis, karyawan akan
mengikutinya sebagai sebuah kebijakan yang terbaik, selain itu ketika terjadi
suatu perubahan aturan kerja dan norma dalam perusahaan maka dimensi
conscientiousness karyawan yang tinggi akan sangat berguna. Karyawan juga
diharapkan akan melaksanakan yang terbaik bagi perusahaan sebagai bukti
pelayanan mereka terhadap perusahaan sehingga perusahaan akan diuntungkan
dengan loyalitas kerja mereka.
Dalam visi dimana karyawan dituntut meningkatkan jaringan pemasaran
global, perusahaan juga dinilai cukup siap. Visi ini juga sangat terkait dengan visi
perusahaan yang menuntut kemampuan karyawan untuk menggunakan teknologi
tepat guna, terutama dalam hal pemasaran. Dalam hal ini dimensi courtesy akan
sangat berfungsi dimana karyawan diharapkan memiliki kemampuan tinggi dalam
46
hal mengakses dan mengumpulkan informasi secara cepat, sehingga mereka akan
mampu belajar secara cepat, kemampuan karyawan dalam hal berkoordinasi juga
dapat membuat mereka mengumpulkan informasi secara tepat dan efektif,
sehingga dalam hal pengembangan teknologi untuk menanggapi kondisi
pemasaran global tersebut mereka tidak akan mengalami kesulitan besar.
Dengan demikian lepas dari ditemukannya rata-rata skor sedang dalam
dimensi sportmanship, secara umum perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik
KRT. Daud Wiryo Hadinagoro” diharapkan dapat lebih siap untuk menghadapi
pasar baru yang tercipta sebagai dampak dari resesi ekonomi global ini. Tuntutan
kinerja yang tinggi baik dalam hal produksi maupun pemasaran yang diberikan
perusahaan bagi karyawan juga diharapkan akan mampu dilewati oleh karyawan
dengan baik.
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa subjek menyatakan
memiliki dimensi altruism yang tinggi (M emprik = 48,93 > M hipotetik = 40;
kategori sedang ada 47 subjek, kategori tinggi ada 64 subjek), dimensi courtesy
yang tinggi (M emprik = 58,21 > M hipotetik = 47,5; kategori sedang ada 38
subjek, kategori tinggi ada 73 subjek), dimensi conscientiousness yang tinggi (M
emprik = 51,33 > M hipotetik = 42,5; kategori sedang ada 53 subjek, kategori
tinggi ada 53 subjek), dimensi sportmanship yang sedang (M emprik = 47,63 > M
hipotetik = 40; kategori sedang ada 65 subjek, kategori tinggi ada 46 subjek), dan
dimensi civic virtue yang tinggi pula (M emprik = 42,41 > M hipotetik = 35;
kategori sedang ada 55 subjek, kategori tinggi ada 56 subjek).
Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa secara umum
karyawan perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo
Hadinagoro” menyatakan sudah mempunyai OCB yang tinggi, maka dapat
dikatakan bahwa perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo
Hadinagoro” memiliki karyawan yang baik, mereka bisa menampilkan suatu
perilaku yang mendukung kinerja organisasi dalam bentuk membantu rekan kerja,
kedisiplinan, pandangan positif tentang perusahaan, kemampuan bekerja sama,
dan kemampuan untuk selalu meng-update informasi mengenai pekerjaan. Dari
hasil tersebut maka perusahaan dipandang memiliki kemudahan dalam
48
menanggapi pengembangan visi perusahaan tersebut.
B. Saran
1. Bagi perusahaan batik “nDalem Pakaryan Batik KRT. Daud Wiryo
Hadinagoro”
Hasil penelitian menunjukkan OCB yang tinggi. OCB merupakan
istilah yang digunakan untuk mengidentifikasikan perilaku karyawan
sehingga dia dapat disebut sebagai “anggota yang baik” (good citizen) (Sloat
1999 dalam Wijaya 2000:1). Karyawan yang baik (good citizen) cenderung
menampilkan OCB ini. Organisasi tidak akan berhasil dengan baik, atau tidak
akan dapat bertahan tanpa ada anggota-anggotanya yang bertindak sebagai
“karyawan yang baik” (Markoczy & Xin, 2002). Dengan OCB yang tinggi
tersebut maka dirasa perusahaan akan mendapat banyak keuntungan,
sehingga disarankan disini bahwa perusahaan harus mempertahankan kondisi
tersebut. Mengingat bahwa OCB merupakan perilaku sukarela karyawan
untuk kepentingan organisasi, serta muncul sebagai wujud kepuasan, maka
disini disarankan bagi perusahaan untuk dapat memberikan wadah atau
tempat bagi karyawan dengan harapan agar hubungan persaudaraan antar
karyawan semakin erat sehingga rasa saling tolong menolong antar karyawan
semakin kuat, karena hal ini secara tidak langsung akan semakin
meningkatkan kinerja dari perusahaan tersebut. Salah satu caranya adalah
mendirikan koperasi karyawan atau paguyuban karyawan.
Mengingat lebih banyak karyawan yang memiiki skor sedang pada
dimensi sportmanship, yang berarti masih adanya kemungkinan karyawan
49
memunculkan isu-isu negatif dan merusak mengenai perusahaan dan
kebijakannya perusahaan perusahaan perlu lebih memperhatikan
pemeliharaan stabilitas perusahaan. Kebijakan perusahaan untuk tidak
melakukan PHK merupakan kebijakan yang sangat baik, yang dapat memicu
kepuasan karyawan, sehingga mereka dapat memunculkan perilaku-perilaku
yang mengedepankan kepentingan perusahaan.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Pada penelitian ini terdapat satu kekurangan dalam pengumpulan
datanya, dimana analisis hanya dilakukan berdasar pada data yang terkumpul
melalui angket yang diisi oleh karyawan, tanpa adanya feedback ataupun
konfirmasi dari pihak lain (atasan, supervisor, manajer) , sehingga potensi
munculnya bias penelitian karena subyektivitas ataupun faking cukup besar,
mengingat karyawan, sebagai sumber data hanya berasal dari satu sumber dan
tidak memiliki feedback dari pihak lain yang akan menentukan kebenaran
sumber data. Sehingga dari situ disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk
lebih berfokus pada bagaimana mengatasi permasalahan ini. Selain itu
seharusnya pengumpulan data juga dilakukan dengan observasi. Hal ini
berkaitan dengan tema perilaku (behavior) yang diangkat. Pengumpulan data
yang baik untuk perilaku adalah dengan observasi. Penelitian selanjutnya
disarankan dilakukan dengan observasi.
50
DAFTAR PUSTAKA
Aldag, Ray., Reschke, Wayne. (1997), Employee Value Added, New-York, Center for Organizational effectiveness Inc.
Alotaibi, A.G. (2001). Antacedents of organizational citizenship behavior: A study of public personnel in Kuwait. Journal Public Personnel Management. Vol. 30 No. 3. pp. 363-376.
Azwar, S. (1992). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (1995). Sikap Manusia – Teori dan Pengukurannya. Edisi ke-2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
ES., Gunanto. PHK Masal Akan Terus Terjadi. Koran TEMPO Edisi 1 Desember 2008. http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2008/12/01/Ekonomi_dan_Bisnis/krn.20081201.149710.id.html. Diakses pada 21 Desember 2008
Hadi, Sutrisno (1991). Analisis Butir untuk Instrumen. Yogyakarta : Andi Offset.
Hardaningtyas, Dwi (2004), Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosi dan Sikap Pada Budaya Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pegawai PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III. Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Surabaya
Hui Chun (1994), redrawing the boundaries of OCB? an empirical examination of compulsory extra-role behavior in the workplace, Journal of Business and Psychology
Hui, Chun., Simon S.K Lam, Kenneth K.S Law. (2000), Instrumental Values of Organizational Citizenship Behavior : a field quasi experiment, Journal of applied Psychology, Vol 85 No.5, 822-828
Kaihatu, Thomas Stefanus & Wahju Astjartjo Rini (2007). Kepemimpinan Transformasional dan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan atas Kualitas Kehidupan Kerja Komitmen Organisasi dan Perilaku Ekstra Peran : Studi pada Guru-Guru SMU di Kota Surabaya. Jurnal manajemen dan kewirausahan, vol.98, no. 1, Maret 2007: 49-61
Koster, F & K. Sanders (2005). Organizational Citizens Or Reciprocal Relationships? An Empirical Comparison. dissertations.ub.rug.nl/FILES/faculties/ppsw/2005/f.koster/c3.pdf. Diakses pada 15 Desember 2008.
51
Kuncoro, Mudrajad. Prof, Phd. Antisipasi Resesi dan Gejolak Ekonomi Global. Majalah GATRA no.12 tahun XIV. http://72.14.235.132/custom?q=cache:pzZ7U6oSTdMJ:www.mudrajad.com/upload/Antisipasi%2520Resesi%2520dan%2520Gejolak%2520Ekonomi%2520Global.pdf+dampak+resesi+ekonomi&hl=en&ct=clnk&cd=8&client=pub-1734327923886716. Diakses pada 15 Desember 2008.
Kuncoro, Mudrajad. Prof, Phd. Urgensi Stimulan Kebijakan di Tengah Krisis, Suara Pembaruan Selasa 2 Desember 2008. http://202.169.46.231/News/2008/12/01/index.html. Diakses pada 15 Desember 2008.
Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM). Resolusi 4 : Bangkitnya Hantu Perbudakan. Bul