29
PETUNJUK PEMETAAN TITIK PANAS (HOTSPOT) BAGI PERSONIL LAPANGAN DIREKTORAT PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM KEMENTERIAN KEHUTANAN 2011 STASIUN BUMI SATELIT NOAA Kegiatan Bimbingan Teknis Pemantauan Titik Panas (Hotspot) Di 15 Daops dan 9 UPT Non Daops Tahun 2011

01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

  • Upload
    edi-gun

  • View
    194

  • Download
    7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kegiatan Bimbingan Teknis Pemantauan Titik Panas (Hotspot) Di 15 Daops dan 9 UPT Non Daops Tahun 2011

Citation preview

Page 1: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

PETUNJUK PEMETAAN TITIK PANAS (HOTSPOT)

BAGI PERSONIL LAPANGAN

DIREKTORAT PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM

KEMENTERIAN KEHUTANAN 2011

STASIUN BUMI SATELIT NOAA

Kegiatan Bimbingan Teknis Pemantauan Titik Panas (Hotspot) Di 15 Daops dan 9 UPT Non Daops Tahun 2011

Page 2: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

i

DAFTAR ISI

I. PENGANTAR 1

A. Pemantauan Hotspot Kebakaran Hutan dan Lahan

Melalui Stasiun Bumi Satelit 1

B. Hotspot dan Data Satelit 2

C. Pemantauan Hotspot Yang Dilakukan Personil

Lapangan 5

D. Ruang Lingkup Bimbingan Teknis 5

II. PEMROSESAN HOTSPOT SATELIT NOAA DARI SIPONGI 6

A. Mendownload data hotspot SIPONGI 6

B. Membuka ArcView dan Pemetaan Hotspot 7

C. Penggabungan Data Atribut Hotspot dengan

Peta Detail 16

D. Eksport Data Hotspot Beratribut Detail 19

E. Menjumlahkan Hotspot Per Kabupaten atau

Per Kecamatan 20

F. Layout dan Mencetak Peta 21

Page 3: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

1

I.

PENGANTAR

A. Pemantauan Hotspot Kebakaran Hutan dan Lahan Melalui Stasiun Bumi Satelit Pemantauan hotspot untuk deteksi dini kebakaran hutan dan lahan telah

dilaksanakan Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan Jakarta melalui stasiun bumi satelit NOAA sejak tahun 1997. Stasiun bumi ini telah beberapa kali diperbarui sistemnya agar sesuai dengan perkembangan teknologi satelit dan data satelit yang ada. Pada prinsipnya alur pemantauan hotspot pada Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Data satelit NOAA yang diterima oleh Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan diproses sesuai prosedur yang baku untuk menghasilkan informasi hotspot. Informasi hotspot tersebut selanjutnya disebarluaskan via internet (email dan mailinglist) pada kesempatan pertama dengan harapan dapat segera ditindaklanjuti oleh petugas di lapangan. Disamping itu data satelit NOAA juga dianalisis untuk membantu visualisasi kondisi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi.

Pada bulan Oktober 2009 untuk memperkuat sistem deteksi dini karhutla dari satelit NOAA diluncurkan sistem informasi hotspot INDOFIRE yang bersumber dari data MODIS. Sehingga saat ini di tingkat pusat telah dikembangkan sistem informasi pemantauan hotspot yang near real time melalui satelit NOAA dan pemantauan

Page 4: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

2

hotspot INDOFIRE dari satelit MODIS bekerjasama dengan LAPAN dan Landgate (Autralia). Sistem informasi pemantauan hotspot yang dikelola di tingkat pusat ini sudah berjalan baik. Untuk meningkatkan efektifitas usaha pengendalian kebakaran hutan ditingkat daerah/provinsi perlu dilaksanakan bimbingan teknis pemantauan hotspot agar informasi-informasi karhutla tersebut dapat ditindaklanjuti dengan segera. Sistem ini diharapkan mampu membantu stakeholder di daerah dalam memanfaatkan informasi-informasi yang terkait dengan kegiatan-kegiatan pengendalian kebakaran hutan seperti informasi hotspot dan informasi lainnya menjadi optimal. B. Hotspot dan Data Satelit Pengertian Hotspot Titik Panas (hotspot) adalah indikator kebakaran hutan yang mendeteksi suatu lokasi yang memiliki suhu relatif lebih tinggi dibandingkan dengan suhu disekitarnya (Permenhut No.12 Th 2009 ttg Pengendalian Kebakaran Hutan). Atau, Hotspot (tit ik panas) adalah titik hasil deteksi kebakaran di lapangan oleh satelit NOAA atau MODIS. Perlu diketahui suhu kobaran api pada kebakaran liar biasanya sekitar 10000K (setara 7270C) namun karena satelit hanya mengukur area dengan luasan 1km2 dan ada pula penyerapan atmosfer maka rata-rata suhu sekitar 3000K sampai 5000K. Treshold adalah nilai suhu kecerahan data satelit NOAA atau MODIS yang digunakan sebagai ambang batas dalam mengklasifikasikan hotspot. Sebagai contoh treshold SIPONGI DEPHUT untuk NOAA adalah 3180K (setara 450C). Contoh yang lain : 1. LAPAN NOAA 3200K. 2. ASMC NOAA 3200K. Satelit Yang Dapat Dimanfaatkan Untuk Memantau Hotspot NOAA AVHRR Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) dengan sensor AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer) mampu untuk mendeteksi kebakaran hutan, analisa vegetasi, analisa ramalan cuaca, penelitian dan ramalan iklim, pengukuran suhu permukaan laut global, penelitian pencarian dan penyelamatan laut. Satelit NOAA pertama kali (NOAA 6) diluncurkan pada tahun 1979. Diikuti dengan serangkain satelit NOAA tambahan dan 2 (dua) satelit NOAA yang terakhir diluncurkan adalah NOAA18 pada 20 Mei 2005 dan NOAA19 pada 6 Pebruari 2009. Karakteristik NOAA AVHRR: Lebar swath : 2399 Km Resolusi spasial pada titik nadir : 1.1 Km Ketinggian : 833 Km

Page 5: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

3

Hitungan data : 10 bit Jenis orbit : Sinkronisasi Matahari Jumlah orbit per hari : 14 (mencapai)

MODIS Satelit MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) terdiri dari 2 (dua) satelit yaitu TERRA MODIS dan AQUA MODIS. Dengan data MODIS akan meningkatkan pemahaman tentang perubahan global dan proses yang terjadi di darat, laut dan di lapisan atmosfer rendah. Detail tentang TERRA MODIS Peluncuran : 18 Desember 1999 Tanggal peneriamaan rutin : 8 Mei 2000 Pengambilan data sensor : MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) Jumlah channel : 36 Operator satelit : NASA Ketinggian di ekuator : 705 km Lebar swath : 2300 km Jenis orbit : dekat dengan kutub, sinkronisasi matahari Periode orbit : 96.5 menit Siklus ulang : 16 hari Status sensor MODIS : nominal Detail tentang AQUA MODIS Peluncuran : 4 Mei 2002 Tanggal penerimaan rutin : 16 Agustus 2002 Pengambilan data sensor : MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) Jumlah channel : 36 Operator satelit : NASA Ketinggian di ekuator : 705 km Lebar swath : 2300 km Jenis orbit : dekat dengan kutub, sinkronisasi matahari Periode orbit : 96.8 menit Siklus ulang : 16 hari Status sensor MODIS : nominal

Page 6: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

4

Bagaimanakan Hotspot Di Lapangan Dapat Terpantau Oleh Satelit??

Page 7: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

5

C. Pemantauan Hotspot Yang Dilakukan Personel Lapangan Pemantauan hotspot dapat dilakukan oleh personel lapangan (petugas yang

terdapat di BKSDA/BTN, daops, dinas kehutanan, LSM, dll) dengan cara mendownload informasi hotspot yang telah disediakan oleh instansi/ lembaga penyedia infomasi hotspot. Departemen Kehutanan menyediakan informasi hotspot tersebut melalui media mailing list ([email protected]) dan website (www.dephut.go.id). Selain itu Departemen Kehutanan juga bekerja sama dengan LAPAN dan Landgate Australia dalam menyediakan informasi hotspot satelit MODIS yang dapat diakses di http://indofire.dephut.go.id.

Petugas di lapangan perlu melakukan pemantauan hotspot ini dikarenakan informasi hotspot yang diberikan biasanya masih bersifat general. Sehingga perlu analisis GIS lanjutan agar lebih detail dan tepat guna. Sebagai contoh, informasi hotspot dari Departemen Kehutanan sebatas pada level kabupaten, sehingga personel lapangan dapat menajamkan informasi tersebut sampai level kecamatan/desa dan dapat juga di analisis dengan jenis kawasannya dll.

Peralatan (software, hardware dan data) minimal yang harus ada untuk mendukung kegiatan ini adalah komputer, software GIS (ArcView dll), data digital peta administrasi dan tata guna hutan lahan (sejenisnya) dan akses internet.

D. Ruang Lingkup Bimbingan Teknis Ruang lingkup pelaksanaan bimbingan teknis pemantauan hotspot meliputi

kegiatan: 1. Bimbingan mengenai bagaimana mendapatkan data hotspot dari SIPONGI dan

INDOFIRE. 2. Bimbingan mengenai bagaimana memproses data hotspot untuk pemetaan

lanjutan dan aplikasi GIS.

--oo0oo--

Page 8: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

6

II. PEMROSESAN HOTSPOT SATELIT NOAA DARI SIPONGI

Pada manual pelatihan ini, kami akan menggunakan contoh data hotspot tanggal 27 Februari 2010 dan wilayah kerja yang diambil adalah Provinsi Kalimantan Barat. Peralatan (software, hardware dan data) yang disiapkan yaitu: Komputer/ laptop, ArcView 3.3, internet, printer dan data digital administrasi Provinsi Kalimantan Barat sampai batas kecamatan (admkalbar.shp ) dan tata guna hutan dan kawasannya (tghkkalbar.shp). Data-data peta sumatera utara tersebut kami siapkan di dalam CD. Untuk keperluan tertib data, sebaiknya kita membuat direktori data dan direktori kerja di drive C:\ komputer kita (misal C:\DATAPETA dan C:\HOTSPOTNOAA\2010\02februari\feb27). Data-data peta dalam pelatihan ini (dalam CD) terdapat dalam folder KALBAR dicopy ke directori C:\DATAPETA. Periksa dan cek ulang agar semua data telah telah tercopy dan dapat juga di tes dengan membuka file-file tersebut di ArcView. Proses pemetaan selanjutnya akan kami jelaskan sesuai urutan langka-langkah di bawah ini: A. Mendownload data hotspot SIPONGI

1. Download data hotspot dari email atau website dephut.

Contoh: saya membuka email dari sipongi di account gmail saya yang telah terdaftar dalam mailing list SIPONGI seperti di bawah ini:

Page 9: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

7

File yang di download misal: feb2701.txt dan feb2701 versi baru.txt.

2. Letakan file-file tersebut di direktori C:\HOTSPOTNOAA\2010\02februari\ feb27.

3. Bukalah file feb2701 versi baru.txt dengan MS Excel, lakukan Save As menjadi kalbar2701 versi baru.txt.

4. Pada file kalbar2701 versi baru.txt tersebut, lakukan sorting untuk data hotspot Kalimantan Barat saja dan hapus data hotspot untuk lokasi selain itu.

5. Simpan data dan keluar dari program MS Excel. 6. Selesai.

B. Membuka ArcView dan Melakukan Pemetaan Hotspot

1. Pertama kali kita membuka program ArcView, caranya: Klik pada start menu -> All Program -> ESRI -> ArcView GIS 3.3 -> ArcView GIS 3.3

Page 10: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

8

atau dapat melakukan double klik pada shortcut di desktop.

2. Selanjutnya akan tampil window pembuka program ArcView seperti di bawah ini:

Klik pada Open an existing project lalu klik OK

3. Selanjutnya akan muncul jendela Open project seperti di bawah ini:

Arahkan ke directori C:\DATAPETA\KALBAR. Selanjutnya select pada kalbar.apr lalu klik OK

4. Akan tampil jendela seperti di bawah ini:

Page 11: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

9

Lalu klik pada menu File -> Save Project As….

Selanjutnya akan tampil jendela Save Project As di bawah ini:

Arahkan directori ke : C:\HOTSPOTNOAA\2010\02februari\feb27, lalu beri nama dengan feb27011.apr :

Page 12: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

10

Lalu klik OK.

5. Selanjutnya, lakukan penggantian tanggal dan jam sesuai di bawah ini. Caranya dengan double klik pada textnya dan ubahlah sesuai yang benar.

6. Selanjutnya kita akan menampilkan hotspotnya yaitu kita akan menuju jendela Tables, klik pada menu Window-> feb2701.apr:

Maka selanjutnya akan muncul jendela seperti di bawah ini:

Page 13: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

11

Lalu select di Tables lalu klik di Add, maka akan tampil seperti di bawah ini:

Lalu select pada kalbar2701 versi baru.txt dan klik OK.

Page 14: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

12

Selanjutnya kita akan menuju jendela View lagi, klik pada menu Window-> View1:

Maka akan tampil jendela seperti di bawah ini:

Page 15: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

13

Selanjutnya klik pada menu View-> Add Event Theme…

Maka selanjutnya akan muncul jendela Add Event Theme seperti di bawah ini:

Pastikan nama file adalah kalbar2701 versi baru.txt dan X field = Long serta Y field = Lat lalu klik OK.

Page 16: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

14

Selanjutnya kita akan mengatur visualisasi hotspotnya, langkah yang dilakukan adalah double klik pada file kalbar2701 versi baru.txt, sehingga muncul jendela Legend Editor:

Lalu double klik pada simbol (yi bulatan warna hijau) sehinga akan muncul jendela di bawah ini:

Selanjutnya aturlah bentuknya menjadi : - Bentuk : bintang dengan size 8 - Warna : merah

Page 17: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

15

Selanjutnya anda klik Apply

Kemudian keluar dari jendela Legend Editor dengan mengklik tanda silang (close).

Lalu klik pada bagian kotak sehinggga akan menjadi , selanjutnya akan muncul tampilan hotspotnya seperti di bawah ini:

Page 18: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

16

C. Penggabungan Data Atribut Hotspot dengan Peta Detail 1. Dalam proses penggabungan data atribut ini yaitu data hotspot dan data atribut

administrasi-tghk dilakukan di jendela View1 yaitu:

- Kursor select pada file kalbar2701 versi baru.txt lalu klik pada button Open Theme Table

- Kursor select pada file admkalbar.shp lalu klik pada button Open Theme Table

Page 19: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

17

2. Selanjutnya, pertama klik pada field shape (u/ admkalbar.shp) dan kedua field shape (u/ file kalbar2701 versi baru.txt) seperti di bawah ini:

3. Selanjutnya klik pada button Join, selanjutnya akan tergabung kedua atribute tersebut dalam satu file seperti di bawah ini:

Page 20: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

18

Selanjutnya kursor select pada file tghkkalbar.shp lalu klik pada button Open Theme Table

Lakukan langkah yang sama untuk data hotspot dan data tghk sesuai dengan langkah no. 2 dan no.3 diatas.

Page 21: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

19

D. Eksport Data Hotspot Beratribut Detail Pastikan jendela Attributes of kalbar2701 versi baru.txt dalam posisi aktif (kalau perlu di maximize) seperti di bawah ini:

Selanjutnya, anda menuju menu File -> Export…

Pada Export Format anda select Delimited Text, lalu klik OK.

Pastikan direktorinya di C:\HOTSPOTNOAA\2010\02februari\feb27, berikan nama at kalbar2701 versi baru.txt

Lalu klik OK.

Page 22: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

20

E. Menjumlah Hotspot Per Kabupaten atau Per Kecamatan Pastikan jendela Attributes of kalbar2701 versi baru.txt dalam posisi aktif seperti di bawah ini:

Lalu anda klik pada bagian field Kabupaten seperti di bawah ini:

Lalu klik pada button Summarize sehingga akan muncul jendela seperti di bawah ini:

Lalu klik OK. Lakukan langkah yang sama seperti di atas untuk menghitung jumlah hotspot di tiap kecamatan.

Page 23: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

21

F. Layout dan Mencetak Peta 1. Untuk membuat Layout, anda harus menuju jendela Layout yaitu klik pada menu

Windows -> Layout1

Sehingga akan muncul jendela Layout1 seperti di bawah ini:

2. Selanjutnya kita akan menampilkan jumlah hotspotnya, caranya klik button Add Table Graphic, lalu buat bentuk kotakan dengan menekan kursor tersebut pada pojok atas peta seperti di bawah ini, kemudian lepaskanlah :

Page 24: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

22

Maka akan keluar jendela Smart Table seperti di bawah ini:

Pilih nama file yang akan ditampilkan sum1.dbf, Lalu klik OK,

Select Province dan Count, lalu klik OK,

Page 25: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

23

Klik OK saja,

Klik OK saja,

Klik OK saja,

Klik OK saja, Pilih warna Black lalu klik OK,

Klik Yes,

Page 26: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

24

Klik OK,

Lalu aturlah warna foreground dan backgroundnya menjadi putih.

Lalu anda klik button Bring To Front sehingga tampilannya akan seperti di bawah ini:

Lalu aturlah posisi legenda hotspot tersebut pada posisi yang pas, misalnya di pojok kanan atas. Lakukan langkah yang sama seperti di atas untuk menampilkan jumlah hotspot di tiap kecamatan pada layout peta. Sehingga tampilannnya akan seperti di bawah ini. Selanjutnya kita dapat mencetak peta tersebut dengan ukuran kertas A4.

Page 27: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

25

3. Untuk mencetak peta tersebut, klik pada menu File -> Print…

Lalu klik Setup

Page 28: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

26

Lalu pilih Orientasi kertas Landscape, lalu klik OK

Lalu klik OK, untuk melakukan print.

G. Export Peta Peta yang telah di buat di Layout dapat di eksport ke berbagai macam format seperti format JPG, dengan cara yatu kilk pada menu File -> Export…

Pastikan di direktori kerja : C:\HOTSPOTNOAA\2010\02februari\feb27, Pilih format data : JPG, lalu klik pada Option

Page 29: 01_Buku Manual Bimtek Pemantauan Hotspot Di Daops n Non Daop

27

Pilih nilai DPI:120 dan Quality: 100, lalu klik OK

Yang terakhir beri nama dengan feb2701.jpg, lalu klik OK. Proses eksport peta telah selesai.