04-05-2015Budaya_Sekolah_Herman (1).pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 04-05-2015Budaya_Sekolah_Herman (1).pdf

    1/8

    PERANAN BUDAYA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA DAN MEMBANGUN MUTU

    SEKOLAH

    Oleh : Herman, M.Pd

    Abstraksi

    Warga sekolah dalam sebuah sekolah adalah yang dapat mempengaruhi semua sistem kegiatan dan

    yang bertanggungjawab terhadap keberlangsungan proses belajar mengajar dengan baik sesuai dengan

    visi dan misi sekolah. Faktor yang mendukung pelaksanaan budaya sekolah adalah visi dan misi yang

     jelas, penerapan kurikulum yang sesuai, penggunan waktu yang efektif untuk pembelajaran dan

     penerapan pola hubungan dan kepemimpinan kepala sekolah dapat meningkatkan kenerja warga

    sekolah serta membangun mutu sekolah.

    Perilaku warga sekolah ditunjukkan dengan ketaatan pada tata tertib sekolah dan disiplin yang tinggi,

    cara berpakaian, dan budaya saling menyapa antara sesama warga sekolah. Disiplin dan tata tertib

    warga sekolah ditunjukkan dengan adanya komitmen yang sama, ketepatan jam masuk dan pulang

    sekolah, jam mengajar di kelas, dan atribut yang dikenakan, dan menjaga kerapian serta kebersihan diri.

    Guru dan warga sekolah berperan memberikan contoh sikap yang positif, mengefektifkan jam pelajaran, jam kerja sekolah dan menjalin hubungan baik dengan siswa. Siswa antusias dalam belajar, aktif,

    kreatif, dan rajin. Keefektifan staf dalam berinteraksi dengan guru tercermin dalam enam norma

    yaitu apresiasi dan pengakuan, kepedulian, keterlibatan dalam pengambilan keputusan,

    melindungi hal-hal penting, tradisi, dan komunikasi terbuka.  Peranan budaya sekolah dalam

    meningkatkan kinerja sekolah mencakup kinerja kepala sekolah, guru, staf, dan siswa.

    Sementara peranan budaya sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah berkaitan dengan

     prestasi siswa.Kata Kunci: Budaya sekolah, warga sekolah, disiplin, kinerja, mutu.

    1.  Pengertian Budaya Sekolah

    Budaya sekolah (school culture) merupakan salah satu unsur sekolah yang penting dalam

    mendukung peningkatan prestasi dan mutu sekolah. Konsep budaya dalam dunia pendidikan

    berasal dari budaya tempat kerja di dunia industri seperti yang disampaikan oleh Deal dan

    Peterson (1999: 3) seperti berikut.

    The concept of culture has a long history in the explanation of human behavior across

    human groups… Later, other social scientists applied the culture concept to the more

    limited aspects of patterns of behavior and thought within formal work organizations. 

    Konsep budaya memiliki sejarah yang panjang dalam menjelaskan perilaku manusia pada

    umumnya dan kelompok-kelompok pada khususnya. Ilmuwan sosial lainnya kemudian

    menerapkan konsep budaya kepada aspek-aspek yang lebih spesifik atau terbatas yakni

    mengenai pola perilaku dan cara berpikir manusia dalam bekerja formal pada organisasi-

  • 8/16/2019 04-05-2015Budaya_Sekolah_Herman (1).pdf

    2/8

    organisasi. Budaya sekolah dikembangkan dari konsep budaya tersebut yang mengatur perilaku

    warga sekolah melalui penetapan tata tertib atau aturan-aturan yang harus ditaati bersama

    oleh warga sekolah. Maslowski (2001: 8-9) yang mendefinisikan budaya sekolah sebagai

    berikut. 

    The basic assumptions, norms and values, and cultural artifacts that are shared by school

    members, which influence their functioning at school. This definition refers to a number

    of cultural elements, i.e. basic assumptions, norms and values, and cultural artifacts, and

    a number of cultural aspects, i.e. its shared nature and influence on behavior.

    Budaya sekolah berupa asumsi-asumsi dasar, norma-norma, nilai-nilai, budaya artifak

    yang diyakini warga sekolah dapat mempengaruhi fungsi sekolah. Definisi ini mengacu pada

    sejumlah elemen budaya yakni asumsi-asumsi dasar, norma dan nilai, dan budaya artifak, serta

    sejumlah aspek budaya yakni segala kebiasaan dan yang berpengaruh pada perilaku.

    2. 

    Peranan Budaya Sekolah

    Budaya sekolah memiliki dua peranan penting yaitu meningkatkan kinerja sekolah dan

    membangun mutu sekolah. Kedua peranan budaya sekolah tersebut dapat dijelaskan seperti

    berikut.

    a.  Peranan budaya sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah

    Budaya sekolah berperan dalam memperbaiki kinerja sekolah apabila budaya yang

    berkembang di sekolah tersebut memenuhi kualifikasi sehat, solid, kuat, positif, dan

    profesional. Budaya sekolah yang memenuhi kualifikasi tersebut mencerminkan jati diri,

    kepribadian, dan adanya komitmen yang luas pada sekolah tersebut. Adanya budaya

    sekolah yang baik di lingkungan sekolah akan mampu mendorong guru dan siswa untuk

    bekerja dan berusaha mencapai target hasil tertinggi.

    Budaya sekolah yang berperan dalam mencapai keberhasilan sekolah juga

    dikemukakan Stover (2005: 1) sebagai berikut.

    Good climate and culture are key to the success of urban schools, according to

    researchers who’ve spent years studying the subtle interpersonal dynamics that take

     place among students and educators. Many are convinced that a closer look at climate

  • 8/16/2019 04-05-2015Budaya_Sekolah_Herman (1).pdf

    3/8

    and culture can help urban boards determine why one school is academically

     successful and -- more important -- why another is poor performing and consistently

     failing to improve.

    Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan bahwa iklim dan budaya sekolah yang

    baik merupakan kunci kesuksesan atau keberhasilan sekolah. Hal ini diperoleh dari hasil

    penelitian beberapa peneliti yang melakukan penelitian selama bertahun-tahun mengenai

    perkembangan antara siswa dan pengajar (tenaga pendidik). Iklim yang kondusif dan

    budaya positif dapat membantu sebuah sekolah mencapai kesuksesan, sementara sebuah

    sekolah yang memiliki kinerja yang buruk cenderung tidak mampu mengembangkan sekolah

    tersebut.

    b. 

    Peranan budaya sekolah dalam membangun mutu sekolah

    Budaya sekolah memegang peranan penting dalam peningkatan mutu sekolah.

    Peningkatan sekolah dapat ditunjukkan dengan penetapan program akademik yang baru,

    kebijakan kedisiplinan, pengembangan staf, guru, dan siswa.

    Hinde (2003: 7) mengidentifikasi dua belas norma penting dalam perubahan budaya

    sekolah yang enam di antaranya mencakup pengetahuan dan kualitas guru. Norma-norma

    tersebut dapat dikutip seperti berikut.

    They are (1) collegiality; (2) experimentation; (3) high expectations; (4) trust and

    confidence; (5) tangible support; and (6) referring to a knowledge base. In addition,

    administrators provide opportunities for professional development, and support the

    teachers in other tangible ways. The remaining six norms demonstrate effective

    teacher interaction with each other and their administrators. They are: (7)

    appreciation and recognition; (8) caring and humor; (9) involvement in decision-

    making; (10) protecti on of what’s important (in this case, educational needs of the

    students are paramount and are the guiding influence in the culture of the school);

    (11) traditions; and (12) honest, open communication.

    Peningkatan mutu sekolah berkaitan dengan peningkatan pengetahuan dan kualitas

    guru dan staf. Enam norma yang menunjukkan pengetahuan dan kualitas guru adalah

  • 8/16/2019 04-05-2015Budaya_Sekolah_Herman (1).pdf

    4/8

    kolegalitas, percobaan, harapan tinggi, keyakinan dan kepercayaan diri, dukungan nyata,

    dan mengacu pada dasar pengetahuan. Peranan budaya sekolah dalam membangun mutu

    sekolah juga memberikan kesempatan kepada staf untuk mengembangkan diri secara

    profesional dan secara nyata. Keefektifan staf dalam berinteraksi dengan guru tercermin

    dalam enam norma yaitu apresiasi dan pengakuan, kepedulian, keterlibatan dalam

    pengambilan keputusan, melindungi hal-hal penting, tradisi, dan komunikasi terbuka.

    Budaya sekolah berperan dalam perbaikan mutu sekolah. Oleh sebab itu, sekolah

    harus memahami budayanya sebelum melakukan perbaikan mutu sekolah. Pemahaman

    mengenai budaya sekolah dapat memberikan informasi berkenaan dengan fungsi sekolah

    dan permasalahan yang dihadapi. Elemen-elemen budaya sekolah yang mencakup nilai-

    nilai, keyakinan, dan asumsi-asumsi sulit untuk diamati sehingga juga lebih sulit mengalami

    perubahan. Perubahan terhadap elemen-elemen tersebut menciptakan usaha perbaikan

    dalam jangka panjang.

    Peningkatan mutu sekolah melalui intervensi budaya berpengaruh pada perubahan

    budaya guru. Perubahan tersebut secara lebih lanjut mempengaruhi perubahan proses

    belajar-mengajar sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Alur perbaikan mutu

    sekolah dengan intervensi budaya tersebut dapat digambarkan seperti pada Gambar 1.

    Gambar 1. Alur Perbaikan Mutu Sekolah dengan Intervensi Budaya

    Sumber: Herminarto Sofyan (2005: 5)

    Aneka

    intervensi

    struktural

    Budaya

    sekolahGuru

    Proses

    belajar-

    mengajar

    Hasil

    belajar

    siswa

    Intervensi

    buda a

  • 8/16/2019 04-05-2015Budaya_Sekolah_Herman (1).pdf

    5/8

    Budaya sekolah berpengaruh langsung terhadap prestasi siswa. Keterkaitan antara

    budaya sekolah dengan prestasi siswa dapat dijelaskan dengan dua model. Model pertama

    adalah budaya sekolah yang muncul pada sekolah dengan pengalaman hidup. Budaya yang

    terbentuk pada sekolah tersebut merupakan proses interaksi yang kompleks sehingga

    mengubah budaya lama menjadi budaya baru. Pembentukan budaya sekolah ini berkaitan

    dengan model Total Quality Education Management  atau model TQE seperti pada Gambar

    2.

    Gambar 2. Peningkatan Mutu Sekolah dengan Budaya Sekolah Modal TQE

    Sumber: Zamroni (2005: 8)

    Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa terdapat enam variabel yang

    berkaitan secara timbal balik dengan prestasi. Budaya sekolah dalam model TQE tersebut

    terefleksi dalam realitas perilaku dan keadaan sekolah sehari-hari. Prestasi siswa yang

    mencakup intelektual, sosial, dan moral dipengaruhi budaya secara langsung. Prestasi

    tersebut dapat memperkuat atau memperlemah budaya sekolah yang ada. Budaya sekolah

     juga berkaitan secara timbal balik dengan variabel community  atau faktor eksternal. Hal ini

    Community/

    Faktor

    Eksternal

    Keyakinan

    Pandangan

    Pengalaman

    Sekolah

    KelembagaanFaktor

    Internal

    Realitas

    Perilaku

    Keadaan

    Sekolah

    Budaya

    Sekolah

    Kurikulumdan PBM

    Mutu

    Akademik

  • 8/16/2019 04-05-2015Budaya_Sekolah_Herman (1).pdf

    6/8

    memperlihatkan bahwa komunitas atau masyarakat berpengaruh secara langsung terhadap

    realitas perilaku dan keadaan sekolah sehari-hari.

    Model kedua dalam peningkatan mutu sekolah melalui budaya adalah Organizing

    School for Escellency (OSFEC). Model ini lebih sederhana dibandingkan dengan model TQE.

    Pada model ini, pemimpin ditempatkan sebagai faktor penentu dalam peningkatan mutu

    sekolah melalui budaya. Peningkatan mutu sekolah dengan model ini dapat ditunjukkan

    pada Gambar 3.

    Gambar 3. Peningkatan Mutu Sekolah dengan Budaya Sekolah

    Model OSFEC

    Sumber: Zamroni (2005: 9)

    Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa peningkatan mutu sekolah

    dengan model OSFEC diawali dengan visi yang merupakan cita-cita yang ingin diraih sekolah

    dimasa mendatang. Visi yang jelas mampu mendorong seluruh warga sekolah untuk saling

    bekerjasama dalam mencapai tujuan sekolah. Untuk mempermudah pencapaian tujuan

    sekolah, visi dijabarkan secara lebih konkrit dalam misi sekolah. Misi ini digunakan sebagai

    pedoman yang mengarahkan sekolah pada pencapaian visi. Dalam misi sekolah terdapat

    dua aspek yaitu operasional dan moral. Aspek operasional berupa rancangan program,

    Mutu PBM

    Infrastruktu

     

    Budaya

    Sekolah

    Gaya

    Kepemimpinan

    Rancangan

    Program

    Misi Visi

  • 8/16/2019 04-05-2015Budaya_Sekolah_Herman (1).pdf

    7/8

    sedangkan aspek moral berupa kepemimpinan. Kepemimpinan menentukan budaya

    sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah.

    Masyarakat belajar merupakan salah satu indikator meningkatnya mutu sekolah.

    Masyarakat belajar dapat dibangun melalui budaya sekolah. Senge (2000: 7)mengungkapkan untuk menciptakan masyarakat belajar terdapat lima hal penting yang

    harus diperhatikan yaitu:

    1)  Personal Mastery: Personal mastery is the practice of articulating a coherent

    image of your personal vision– the results you most want to create in your life– 

    alongsite a realistic assessment of the current reality of your life today.

    2)  Shared Vision: This collective discipline establishes a focus on mutual purpose.

    People with a common purpose (e.g., the teachers, administrators, and staff in

    school) can learn to nourish a sense of commitment in a group or organization by

    developing shared images of the future they seek to create and the principles and

    guiding practices by which they hope to get there.

    3)  Mental Models: This discipline of reflection and inquiry skills is focused around

    developing awareness of attitudes and perceptions –  your own and those of others

    around you. Working with mental models can also help you more clearly and

    honestly define current reality.

    4)  Team Learning: This is a discipline of group interaction. Through such techniques

    as dialogue and skillful discussion, small groups of people transform their collective

    thinking, learning to mobilize their energies and actions to achieve common goals

    and drawing forth an intelligence and ability greater than the sum of individual

    members’ talents. 

    5) 

    Systems Thinking: In this discipline, people learn to better understandinterdependency and change and thereby are able to deal more effectively with

    the forces that shape the consequences of their actions. Systems thinking is based

    on a growing body of theory about the behavior of feedback and complexity –  the

    innate tendencies of a system that lead to growth or stability over time.

    Berdasarkan kutipan tersebut dapat dijelaskan bahwa untuk menciptakan masyarakat

    belajar yang memiliki kedisiplinan tinggi terdapat lima hal yang harus diperhatikan yaitu

    kemampuan personal, kesamaan visi, tipe mental, tim belajar, dan pola pemikiran.

    Kemampuan personal menimbulkan konsekuensi pada setiap warga sekolah baik kepala

    sekolah, guru, staf, maupun siswa untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya

    dalam melaksanakan tugas di sekolah. Kesamaan visi menunjukkan pemahaman dan

    kesepakatan seluruh warga sekolah mengenai visi sekolah. Tipe mental merupakan asumsi-

  • 8/16/2019 04-05-2015Budaya_Sekolah_Herman (1).pdf

    8/8

    asumsi yang berkaitan dengan norma, nilai, dan keyakinan warga sekolah. Tim belajar

    dimaksudkan bahwa setiap warga sekolah harus menyadari dirinya sebagai bagian dari tim

    sekolah yang memiliki tugas dan fungsi. Sementara pola pikir dimaksudkan bahwa setiap

    warga sekolah harus berpikir bahwa dirinya merupakan bagian dari sistem persekolahan

    secara keseluruhan.

    Berdasarkan beberapa pandangan yang dikemukakan dapat dijelaskan bahwa budaya

    sekolah secara garis besar memiliki dua peranan yaitu meningkatkan kinerja sekolah dan

    meningkatkan mutu sekolah. Peranan budaya sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah

    mencakup kinerja kepala sekolah, guru, staf, dan siswa. Sementara peranan budaya sekolah

    dalam meningkatkan mutu sekolah berkaitan dengan prestasi siswa.

    DAFTAR PUSTAKA

    Herminarto Sofyan. (2005). Pengembangan kultur sekolah. Program Pascasarjana Universitas Negeri

    Yogyakarta.

    Hinde, E.R. (2003). School culture and change: An examination of the effects of school culture on the process of change. Arizona State University West.

    Maslowski, R. (2001). School culture and school performance. Diambil pada tanggal 27 Februari 2015,

    dari www.tup.utwente.nl/uk/catalogue/educational/school-culture. 

    Peterson, K.D (1999a) Time use flows from school culture: River of values and traditions can nurture or

    poison staff development hours (versi electronic).  Journal of Staff Development ,

    Vol.20,No.2.

    Senge, P. (2000). A fifth discipline resources: Schools that learn. London: Nicholas Brealey Publishing.

    Zamroni. (2005). Mengembangkan kultur sekolah menuju pendidikan yang bermutu. Seminar Nasional

    Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Pengembangan Budaya Sekolah. Universitas Negeri

    Yogyakarta.

    http://www.tup.utwente.nl/uk/catalogue/educational/school-culturehttp://www.tup.utwente.nl/uk/catalogue/educational/school-culturehttp://www.tup.utwente.nl/uk/catalogue/educational/school-culturehttp://www.tup.utwente.nl/uk/catalogue/educational/school-culture