12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah suatu bagian dalam pendidikan keseluruhan yang mengutamakan tingkah laku yang menyangkut aspek fisik, intelektual, emosional, aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmaniah, mental, sosial, dan emosional. Pendidikan jasmani juga merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan selain itu juga mengembangkan peserta didik secara oraganik, neuromuskuler, intelektual, dan sosial. Menurut Rusli Lutan (2000: 15), bahwa melalui aktivitas jasmani anak diarahkan untuk belajar sehingga terjadi perubahan sosial dan moral. Menurut Depdiknas (2003: 16) “melalui pembelajaran penjas 1

1. BAB I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

IOUKYJDGXNC

Citation preview

Page 1: 1. BAB I

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah suatu bagian dalam

pendidikan keseluruhan yang mengutamakan tingkah laku yang menyangkut

aspek fisik, intelektual, emosional, aktivitas jasmani dan pembinaan hidup

sehat untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmaniah, mental, sosial, dan

emosional. Pendidikan jasmani juga merupakan usaha pendidikan dengan

menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang

berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan

selain itu juga mengembangkan peserta didik secara oraganik, neuromuskuler,

intelektual, dan sosial.

Menurut Rusli Lutan (2000: 15), bahwa melalui aktivitas jasmani anak

diarahkan untuk belajar sehingga terjadi perubahan sosial dan moral. Menurut

Depdiknas (2003: 16) “melalui pembelajaran penjas siswa akan memperoleh

pengalaman yang erat kaitannya dengan keadaan pribadi yang menyenangkan,

berbagai ungkapan kreatif, inovatif, keterampilan gerak, kesegaran jasmani,

pola hidup sehat, pengetahuan dan pemahaman terhadap gerak manusia, juga

akan dapat membentuk kepribadian yang positif”. Pendidikan jasmani pada

hakikatnya merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan, yang pada

pelaksanaannya mengunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan

yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan

badan dengan tujuan mengembangkan kawasan organik, neuromuskuler,

1

Page 2: 1. BAB I

intelektual, dan sosial (Abdulkadir Ateng, 1992: 4). Tujuan pendidikan jasmani

dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: (1) ranah kognitif mencakup tujuan

pada hasil intelektual, (2) ranah afektif mencakup tujuan yang menitikberatkan

pada perasaan dan emosi, dan (3) ranah psikomotor yang tujuannya

menitikberatkan pada keterampilan gerak (Arma Abdullah dan Agus Manaji

1994: 15).

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

pendidikan jasmani adalah memperoleh peningkatan kesegaran jasmani yang

baik, siswa diharapkan dapat meningkatkan kesehatan untuk memelihara

kesegaran jasmaninya, dapat mengembangkan individu secara organik,

neuromuscular, intelektual, dan emosional, di mana aspek ini akan terlihat

dalam aktivitas gerak ketika siswa melaksanakan proses pembelajaran.

Proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar (SD) tetap

menekankan pada aktivitas jasmani dengan materi-materi cabang olahraga

yang meliputi atletik, permainan dan senam. Adapun salah satu cabang

permainan yang diajarkan adalah permainan bolavoli. Untuk pembelajaran

permainan bolavoli itu sendiri tetap menekankan pada penguasaan teknik-

teknik dasarnya, seperti servis, passing bawah, passing atas, smash dan block.

Semua teknik dasar ini saling mendukung dalam bermain. Salah satu teknik

dasar dalam permainan bolavoli adalah servis. Teknik dasar servis sendiri ada

beberapa macam, yaitu servis bawah, servis atas dan jump service. Penguasaan

teknik servis ini sangat penting, karena jika terjadi kesalahan dalam

melakukannya maka merugikan regu sendiri di mana tim lawan akan mendapat

2

Page 3: 1. BAB I

angka sesuai dengan sistem rally point yang berlaku sekarang. Untuk

menghindari kesalahan tersebut perlu dikuasai teknik dasarnya terlebih dahulu.

Teknik dasar yang diajarkan kepada pemula dalam melakukan servis adalah

servis bawah, karena servis bawah merupakan servis yang sangat sederhana

dan mudah untuk dilakukan.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Yunus (1992: 69) bahwa

servis bawah ”servis yang sangat sederhana dan diajarkan untuk pemula,

gerakannya lebih alamiah dan tenaga yang dibutuhkan tidak terlalu besar”.

Ditambahkan oleh Dieter Beutelstahl (1986: 10) bahwa servis ini merupakan

servis yang paling sering dipakai, karena servis ini merupakan servis yang

paling mudah, terutama bagi para pemain wanita. Dalam kurikulum penjas

tentunya terdapat materi servis bolavoli. Menurut Barbara L. Viera dan Bornie

Jill Ferguson (2004: 27-28) ada beberapa macam servis dalam bolavoli, yaitu

servis underhand (tangan bawah), overhand floater (mengambang), servis

topspin, servis mengambang melingkar (roundhouse floater) dan servis loncat

(jumpserve).

Sebagai seorang guru penjas tentunya sudah mengetahui tahapan-

tahapan dalam mengajarkan materi servis ini, yaitu dari tahap yang sederhana

dan kemudian ke tahap yang lebih sukar, dan bebannya dari ringan ke yang

lebih berat. Oleh karena itu materi pertama yang diberikan adalah teknik servis

dengan tangan dari bawah, kemudian menggunakan teknik servis tangan dari

atas.

3

Page 4: 1. BAB I

Adapun tahap-tahap dalam melakukan teknik ini adalah tahap

persiapan, tahap gerakan, dan tahap akhir gerakan. Tidak dapat dipungkiri

bahwa harapan siswa adalah dapat menguasai teknik servis bawah dan servis

atas dalam permainan bolavoli dengan baik. Menurut pengamatan peneliti

selama observasi di SD N Kuripan 1 Kecamatan Kesugihan, Kabupaten

Cilacap banyak siswa kelas V yang kesulitan dalam melakukan servis bawah

dan servis atas saat bermain bolavoli, baik dalam proses pembelajaran maupun

ketika melakukan permainan yang sesungguhnya. Apalagi ketika dilaksanakan

pertandingan antar kelas, di mana pertandingan akan berjalan tidak menarik,

disebabkan banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyeberangkan

bola melewati atas net ketika melakukan servis bawah maupun servis atas. Hal

ini menggambarkan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan servis bawah

dan atas masih kurang.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh peneliti di SD Kuripan 1

Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, dengan sampel kelas atas diperoleh

hasil bahwa faktor-faktor penghambat yang mempengaruhi servis atas dan

servis bawah bolavoli mini masih banyak. Hal ini disebabkan karena berbagai

macam faktor baik faktor intrinsik maupun ekstrinsik.

Faktor intrinsik yang mempengaruhi siswa kesulitan dalam melakukan

servis atas dan bawah bolavoli mini, antara lain adalah faktor fisik dari siswa

putri yang masih lemah, dikarenakan kurangnya intensitas latihan yang kurang,

Kemudian faktor psikis tentang kurangnya rasa percaya diri siswa dalam

4

Page 5: 1. BAB I

mengikuti proses pembelajaran dan rasa takut yang sering muncul dalam diri

siswa tersebut.

Selanjutnya faktor ekstrinsik yang mempengaruhi adalah faktor guru

kurang bervariasi dalam memberikan materi pembelajaran dan kurang

memberikan motivasi kepada siswanya. Guru harus dapat memadukan

beberapa unsur dalam pengajaran. Beberapa unsur penting tersebut adalah

penerapan metode atau gaya mengajar, pengalokasian waktu, penggunaan alat

dan penataan formasi siswa. Di mana tujuan dari pengelolaan tersebut yaitu

agar siswa dapat memperoleh giliran dan kesempatan sebanyak-banyaknya

untuk bergerak atau melaksanakan tugas ajar. Kemudian faktor lingkungan

yang terlalu bising karena dekat dengan jalan raya sehingga mengganggu

konsentrasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Sarana dan prasarana

yang kurang seperti bolavoli hanya ada 2 buah, lapangan yang kurang terawat,

sehingga dalam proses pembelajaran tidak efektif. Peran orang tua sangat

berpengaruh karena dari orang tua diberikan pendidikan yang dasar, orang tua

sebagai tauladan untuk anak-anaknya hendaknya memberikan contoh dan

motivasi untuk anak-anaknya.

Mengacu dari uraian di atas, maka apa saja yang menjadi faktor-faktor

kesulitan pembelajaran servis bawah dan servis atas permainan bolavoli siswa

kelas V di SD N Kuripan 1 Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap.

Berdasar pada permasalahan, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian

yang berjudul ”Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan siswa kelas V di

5

Page 6: 1. BAB I

SD N Kuripan 1 Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap kesulitan dalam

pembelajaran servis bawah permainan bolavoli”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas maka

diidentifikasi beberapa masalah, yaitu:

1. Belum diketahui tingkat kemampuan siswa kelas V SD N Kuripan 1

Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap dalam melakukan servis bawah

dan servis atas pada permainan bolavoli.

2. Belum diketahui faktor-faktor kesulitan pembelajaran servis bawah dan

servis atas permainan bolavoli mini siswa kelas V di SD Negeri Kuripan 1

Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap.

3. Kurangnya motivasi siswa kelas V SD N Kuripan 1 Kecamatan Kesugihan,

Kabupaten Cilacap dalam mengikuti pelajaran penjas materi servis bawah

dan servis atas permainan bolavoli mini.

4. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk proses pembelajaran

servis atas dan servis bawah permainan bolavoli mini.

5. Kurangnya variasi mengajar guru dalam pembelajaran servis atas dan servis

bawah permainan bolavoli mini.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

penelitian ini perlu dibatasi agar tidak meluas dalam pembahasannya mengenai

“Identifikasi faktor-faktor kesulitan yang dialami siswa kelas V dalam

6

Page 7: 1. BAB I

pembelajaran servis bawah dan servis atas permainan bolavoli di SD N

Kuripan 1 Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap”.

D. Rumusan Masalah

Atas dasar pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan yaitu:

1. Bagaimana identifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan pembelajaran

servis bawah atas permainan bolavoli siswa kelas V SD N Kuripan 1

Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap?

2. Bagaimana identifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan pembelajaran

servis atas permainan bolavoli siswa kelas V SD N Kuripan 1 Kecamatan

Kesugihan, Kabupaten Cilacap?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari pada pencapaian dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan siswa kelas V SD N Kuripan 1

Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap kesulitan dalam proses

pembelajaran servis bawah dan servis atas pada permainan bolavoli dan

seberapa besar faktor-faktor tersebut menyebabkan siswa kesulitan dalam

mengikuti pembelajaran servis bawah maupun servis atas dalam permainan

bolavoli.

F. Manfaat Penelitian

Setelah mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan siswa putri kelas

atas kesulitan dalam melakukan servis bawah dalam permainan bolavoli

penelitian ini bermanfaat:

7

Page 8: 1. BAB I

1. Manfaat Praktis

Peneliti mempunyai pengalaman melakukan penelitian dengan

menggunakan kaidah-kaidah dan pedoman tentang penelitian.

2. Manfaat Teoritis

a. Bagi Guru

Dapat menemukan kesulitan yang dialami oleh siswa putri dalam

melakukan servis bawah dan servis atas.

b. Bagi Siswa

Dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang membuat siswa putri

kesulitan dalam melakukan servis bawah dan servis atas pada permainan

bolavoli.

c. Umum

Dapat menambah khasanah ilmu yang dapat dipergunakan dalam dunia

kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

8