Upload
mongbunny
View
153
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
I. KERANGKA ACUAN
I.1 Tujuan Umum
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan.
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau
periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil
yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran (Sunarto, 2009, dalam
http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/). Setiap orang
pasti mempunyai prestasi, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik, akan
tetapi kadang prestasi itu dapat menurun jika kita tidak bersemangat atau ada hal lain
(seperti lingkungan pergaulan) yang membuat prestasi seseorang menurun. Ketika
seseorang mahasiswa berada di perkuliahan, mereka mengukur prestasi berdasarkan
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), yaitu kumulatif dari nilai-nilai hasil belajar mahasiswa
setiap semester. IPK merupakan nilai kumulatif dari Index Prestasi mahasiswa di
universitas. Sementara, IP (Indeks Prestasi) merupakan nilai prestasi mahasiswa per-
semester. Banyak mahasiswa yang menganggap bahwa IPK itu penting, karena ketika
mahasiswa lulus dan akan melamar kerja, perusahaan pada umumnya melihat dari IPK
pelamar.
Interviewee dalam wawancara ini adalah mahasiswa, hal ini dikarenakan
mahasiswa secara umum tergolong dalam tingkatan dewasa awal. Menurut Santrock
(1995), orang dewasa muda termasuk dalam masa transisi, baik transisi secara fisik
(physically transition), transisi secara intelektual (cognitive transition), serta transisi
peran sosial (social role transition). Dari sisi intelektual, sebagian besar dari mereka
telah lulus SMU dan masuk ke perguruan tinggi (Universitas/Akademi). Kemudian,
setelah lulus tingkat universitas, mereka mengembangkan karier untuk meraih puncak
prestasi dalam pekerjaannya. Namun, ketakutan akan kegagalan dalam dunia yang
berorientasi pada kesuksesan sering kali menjadi alasan untuk stres dan depresi diantara
para mahasiswa di Universitas (Santrock, 1995). Prestasi belajar ini erat kaitannya
dengan pelajar, namun IPK pada umumnya digunakan di perkuliahan, dan mahasiswa
merupakan pelajar yang menggunakan IPK sebagai indeks prestasinya.
1
Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan jurusan
yang tergolong masih baru di UPI Bandung ini, jurusan ini baru berdiri selama tujuh
tahun. Walaupun masih tergolong baru, jurusan ini memiliki staf pengajaran dan
mahasiswa yang berprestasi, baik dalam bidang akademik maupun dalam bidang non-
akademik. Beberapa prestasi yang dimiliki oleh jurusan ini antara lain, Dra. Lira Fessia
Damayanti, S.Psi., M.Pd., Psi., salah satu staf pengajar mendapat prestasi laboran terbaik
se-UPI; Rini Nuraeni, mahasiswa semester 4, mendapatkan 2 kali berturut-turut juara
lomba menulis se-UPI; Gaida, mahasiswa semester 2, dinobatkan sebagai Duta
Pariwisata Bangka Belitung tahun 2010. Pada tahun 2010, mahasiswa Psikologi UPI
mengikuti Psychology Competition se-Indonesia yang diadakan oleh Universitas Kristen
Maranatha dan masuk ke dalam urutan 5 besar, serta masih banyak lagi.
Selama 12 tahun lebih Universitas Pendidikan Indonesia Bandung ini diresmikan,
UPI Bandung merupakan salah satu Universitas di Indonesia yang berkiprah dalam
bidang pendidikan, banyak dari alumni Universitas ini yang sukses menjadi guru ataupun
orang-orang yang berperan dalam bidang pendidikan. Begitupun dengan prestasi yang
dimiliki oleh Universitas ini, selama tahun 2010 banyak mahasiswa yang berprestasi baik
dalam bidang akademik maupun non-akademik, misalnya Andi Holik Ramdani,
mahasiswa Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, memenangkan juara pertama lomba
pidato Bahasa Jepang; Anggita Damayati, mahasiswi Fakultas Pendidikan Teknik dan
Kejuruan, lolos seleksi tingkat nasional Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan
(PKM-K), dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti
penurunan prestasi dalam akademik (IPK) mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas
Pendidikan Indonesia.
I.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari wawancara ini adalah :
a. Untuk mengetahui penyebab penurunan prestasi belajar pada mahasiswa
Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia.
b. Untuk mengetahui faktor apakah yang paling berpengaruh dalam penurunan
prestasi belajar mahasiswa.
2
I.3 Landasan Teori
Prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar. Prestasi dapat
diartikan sebagai bukti usaha yang dapat dicapai, sedangkan belajar diartikan sebagai
suatu proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan/skill,
kebiasaan atau sikap, yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga
menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif (Winkel, 1983, dalam
Mahardikawati, 2011, hal. 36). Nasution (1996, dalam
http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/) prestasi belajar
adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa, dan berbuat.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni : kognitif,
afektif, dan psikomotor. Sebaliknya, dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang
belum mampu memenuhi target dalam ke-tiga kriteria tersebut. Terdapat beberapa faktor
yang memengaruhi belajar sekaligus memengaruhi prestasi belajar yang dicapai oleh
seseorang. Faktor-faktor tersebut digolongkan ke dalam dua faktor yaitu, faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu, sedangkan
faktor eksternal merupakan faktor yang ada di luar individu (Slameto, 2010).
a. Faktor internal.
Faktor internal yang dapat memengaruhi prestasi belajar adalah faktor
jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
1. Faktor jasmaniah.
Faktor jasmaniah disini adalah kesehatan. Kesehatan seseorang
berpengaruh terhadap proses belajarnya dan dapat berpengaruh juga pada
pencapaian prestasi belajarnya.
2. Faktor Psikologis.
Faktor psikologis dapat memengaruhi kuantitas, kualitas belajar, dan
prestasi seseorang. Banyak faktor yang merupakan aspek psikis
berpengaruh terhadap proses belajar dan prestasi belajar. Faktor-faktor
tersebut adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
dan kesiapan.
3
3. Faktor kelelahan.
Kelelahan yang dialami seseorang dibagi menjadi dua, yaitu kelelahan
jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya
tubuh, kelelahan ini terjadi karena adanya kekacauan substansi sisa
pembakaran dalam tubuh sehingga darah kurang lancar pada bagian tubuh
tertentu. Sedangkan, kelelahan rohani terjadi karena terus-menerus
memikirkan permasalahan yang dianggap berat. Kelelahan rohani terlihat
dengan adanya kelesuan, kelelahan ini terasa pada bagian kepala dengan
pusing-pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi seolah kehabisan daya
untuk bekerja.
b. Faktor eksternal.
Faktor eksternal yang memengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat
digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan
faktor masyarakat.
1. Faktor keluarga
Keluarga menjadi faktor terpenting dalam membentuk prestasi anak. Hal
yang dapat memengaruhi belajar maupun prestasi belajar anak adalah cara
orang tua mendidik anak, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, dan latar belakang
kebudayaan.
2. Faktor sekolah
Terdapat beberapa hal dalam lingkungan sekolah yang dapat memengaruhi
belajar dan prestasi belajar siswa, yaitu metode mengajar yang digunakan
oleh guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas
ukuran, keadaan gedung, metode belajar siswa, dan tugas rumah.
3. Faktor masyarakat
Hal-hal yang dapat mengganggu proses belajar dan pencapaian prestasi
belajar siswa di lingkungan masyarakat di antaranya adalah kegiatan
dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan
4
masyarakat. Semua hal tersebut, dapat menjadi faktor penguat maupun
penghambat siswa dalam belajar dan pencapaian prestasinya.
I.4 Rumusan/Kerangka Wawancara
Informasi yang digali dalam wawancara ini yaitu, mengenai penurunan
prestasi belajar pada mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan
Indonesia. Interviewee yang dipilih oleh interviewer ialah salah seorang
mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia. Wawancara ini
bertujuan untuk mengetahui penyebab penurunan prestasi belajar dan faktor yang
paling berpengaruh dalam penurunan prestasi belajar mahasiswa
tersebut.Wawancara dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 14 Mei 2012 di kantor
Jurusan Psikologi UPI lantai dua, pada pukul 13.30 WIB, dan berlangsung selama
17 menit 56 detik. Wawancara ini akan dimodifikasi dan dikembangkan lebih luas
oleh interviewer tanpa keluar dari batas yang telah ditetapkan sebelumnya.
Wawancara ini menggunakan bantuan alat perekam dan catatan kecil dalam
proses dokumentasi.
Opening
“ Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi, apa kabar hari ini. Sebelum memulai
wawancara, perkenalkan nama saya Gisela Puspita Jamil dari Jurusan Psikologi
Universitas Pendidikan Indonesia. Sesuai dengan kesepakatan kita, hari ini saya
akan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai penurunan prestasi belajar.
Namun, sebelum pelaksanaan interview ini dimulai, ada beberapa hal yang perlu
saya sampaikan. Pertama, wawancara ini akan berlangsung selama kurang lebih
60 menit. Oleh karena itu, saya meminta kesediaan anda untuk meluangkan
waktunya. Kedua, saya meminta izin untuk mencatat dan merekam menggunakan
tape recorder selama interview berlangsung. Anda tidak perlu khawatir karena
seluruh informasi yang anda berikan hanya untuk keperluan praktikum dan akan
saya jamin kerahasiaannya. Apakah anda keberatan?. Sebelum interview dimulai
5
apakah ada yang mau ditanyakan?. Jika tidak ada marilah kita mulai pelaksanaan
Interview ini.”
Body
No. Dimensi Indikator Pertanyaan
1. Faktor eksternal (Faktor
eksternal yang
memengaruhi belajar dan
prestasi belajar dapat
digolongkan menjadi tiga
golongan, yaitu faktor
keluarga, faktor sekolah,
dan faktor masyarakat).
- Faktor
Sekolah/Universitas.
- Jurusan psikologi merupakan
jurusan yang baru di UPI,
ketika saudara daftar
memasuki universitas, apakah
jurusan psikologi merupakan
salah satu jurusan yang
saudara minati?
- Apa alasan saudara memilih
jurusan psikologi?
- Bagaimana perasaan saudara
ketika saudara masuk jurusan
psikologi UPI?
- Faktor masyarakat. - Apakah saudara banyak
mengikuti organisasi-
organisasi atau kepanitian
acara di kampus atau di luar
kampus?
- Organisasi atau acara apa saja
yang selama ini saudara ikuti?
- Apakah memang saudara
sangat berminat untuk
mengikuti kegiatan organisasi-
organisasi?
6
- Bagaimana kegiatan
oraganisasi berpengaruh
terhadap prestasi belajar
saudara?
- Banyak media massa yang
dapat memengaruhi prestasi
belajar seseorang. Apakah ada
media massa yang
memengaruhi prestasi belajar
saudara?
- Media massa apa saja yang
saudara gunakan?
- Sekarang ini banyak yang
menggunakan internet hingga
lupa waktu, juga hingga
mengabaikan tugas kuliah.
Bagaimana menurut saudara?
- Kita merupakan mahluk
sosial, tentunya kita
membutuhkan untuk
berinteraksi. Bagaimana
hbungan saudara dengan
teman-teman saudara di
jurusan psikologi UPI?
- Bagaimana pengaruh
hubungan pertemanan tersebut
terhadap prestasi belajar
saudara?
- Faktor keluarga - Tentunya kita sebagai manusia
mempunyai keluarga dan
7
tempat tinggal. Bagaimana
perasaan saudara ketika
saudara berkumpul dengan
keluarga di rumah?
- Apakah saudara sering
berkomunikasi dengan setiap
anggota keluarga?
- Bagaimana pengaruh keluarga
terhadap prestasi belajar
saudara?
2. Faktor internal (Faktor
internal yang dapat
memengaruhi prestasi
belajar adalah faktor
jasmaniah, faktor
psikologis, dan faktor
kelelahan).
- Faktor Psikologis. - Di perkuliahan, IPK (Indeks
Prestasi Kumulatif)
merupakan kumulatif dari
nilai-nilai hasil belajar
mahasiswa setiap semester.
Bagaimana dengan prestasi
nilai yang saudara raih?
- Apa faktor yang menyebabkan
IPK saudara seperti itu?
- Dalam mencapai IPK tersebut,
saudara melewati proses
perkuliahan. Bagaimana
kesiapan saudara dalam
perkuliahan tersebut?
- Apakah saudara selalu
memerhatikan dosen dalam
perkuliahan?
- Menurut sumber litelatur yang
saya baca, bakat adalah
kemampuan bawaan yang
8
merupakan potensi yang masih
perlu dikembangkan atau
dilatih untuk mencapau suatu
kecakapan, pengetahuan, dan
keterampilan khusus. Menurut
saudara, bagaimana bakat
memengaruhi prestasi belajar
seseorang?
- Bagaimana bakat dapat
memengaruhi prestasi belajar
saudara?
- Faktor Jasmani. - Apakah saudara pernah sakit
karena menghadapai banyak
tugas?
- Selama perkuliahan pernahkah
saudara tidak masuk kuliah
dikarenakan sakit?
- Bagaimana situasi tersebut
mempengaruhi proses belajar
dalam perkuliahan?
- Faktor Kelelahan. - Apakah saudara pernah
merasa lelah selama kuliah di
jurusan psikologi UPI?
- Apa yang menyebabkan
saudara kelelahan?
- Apakah tugas-tugas itu
membuat saudara kelelahan
atau terbebani?
9
Closing
“ Alhamdullilah, interview kali ini telah selesai. Seluruh pertanyaan telah saya
sampaikan. Sebelum mengakhiri interview ini, apakah ada yang ingin saudara tanyakan
atau sampaikan berkaitan dengan interview ini, jika tidak ada saya ucapkan terima kasih
atas waktu dan informasinya. Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi kita. Namun, jika
sewaktu-waktu ada hal yang ingin saya tanyakan lebih lanjut, saya akan menghubungi
saudara. Apakah saudara bersedia?. Mohon maaf bila selama pelaksanaan interview
terdapat hal-hal yang kurang berkenan. Terima kasih, Wassalamualaikum Wr. Wb.”
10
II. PELAKSANAAN WAWANCARA
II.1 STATUS PRAESENSE
2.1 Status fisik :
Konstitusi Tubuh : Betuk perawakan/proporsi tubuh
- Tinggi badan : ± 155 cm
- Berat badan : ± 45 kg
- Kesan : Interviewee dapat digolongkan ke dalam
leptosome bentuk tubuh tinggi semampai (dalam
http://www.artikata.com/arti-338284-leptosom.html), subjek
mempunyai tubuh yang jangkung dan ideal, badannya tidak
terlalu gendut dan tidak terlalu kurus.
Kondisi Tubuh :
- Dilihat dari kebersihan diri, interviewee terlihat bersih, hal ini
terlihat dari cara interviewee berpakaian, memakai baju yang
bersih dan tidak kotor, kemudian dari mulut dan hidung
interviewee yang bersih, tidak terlihat adanya kotoran, baik di
sekitar mulut maupun sekitar hidung.
- Dilihat dari kesehatan, interviewee terlihat kurang sehat, mukanya
terlihat pucat dan lesu. Hal ini, terlihat dari mata interviewee yang
terlihat sayu, bibir yang berwarna putih pucat, tidak seperti warna
bibir yang sehat pada umumnya, yaitu warna merah muda, dan
ketika interviewer bertanya sudah makan atau belum, interviewee
menjawab belum makan.
- Dilihat dari kondisi tertentu/khas, interviewee dominan
menggunakan tangan kiri (kidal) ketika mengambil barang dan
saat makan.
Kesan pertama/first Impact : Interviewee terlihat ramah, yaitu saat
interviewer datang menjemput, interviewee menyambut dengan
tersenyum, berjabat tangan dengan interviewer, sentuhan tersebut
11
termasuk sentuhan sosial-sopan yang bersifat membangun dan
memperteguh harapan, aturan, dan praktek sosial yang berlaku (Herlina,
2011, hal. 69), dan menjawab sapaan dari interviewer. Interviewee
terkesan percaya diri, dapat dilihat pada body posture ketika pertama kali
bertemu, menegakkan kepala, yang artinya menunjukkan rasa aman dan
yakin pada diri sendiri serta siap memerhatikan lingkungan dan
bertindak. Kemudian, menurunkan bahu, yang artinya yakin atas diri
sendiri (Herlina, 2011).
II.2 Status Psikis :
Dilihat dari kesadaran, interviewee berada dalam tingkat kesadaran
compos mentis yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya (2009, dalam
http://nursingbegin.com/tingkat-kesadaran/). Hal ini, dapat dilihat pada
saat interviewee menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang teratur dan
mudah untuk dimengerti, juga interviewee menjawab pertanyaan dari
interviewer sesuai dengan pertanyaan yang diberikan.
Dilihat dari tampilan diri/sikap, interviewee memerlihatkan sikap terbuka
pada saat wawancara, terlihat pada saat interviewee menjawab
pertanyaan, adakalanya menggerak-gerakkan tangan dengan telapak
tangan terbuka yang artinya kebenaran, kejujuran, keterbukaan (Herlina,
2011).
Dilihat dari penampilan luar, interviewee pada hari itu memakai
kerudung warna kuning yang tidak kusut; kaus berwarna kuning tua yang
disetrika dengan rapi, dan celana jeans berwarna gelap yang juga
disetrika dengan rapi, sehingga secara keseluruhan pakaian interviewee
terlihat serasi.
Interviewee tidak memerlihatkan gejala-gejala seperti tics, gesture yang
aneh atau apapun.
12
II.2 PROSES WAWANCARA
2.1 Subjek Wawancara
Yang menjadi subjek wawancara ini adalah :
1. Nama : PDS (I)
2. Tempat tanggal lahir : Surabaya, 29 Mei 1991
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Umur : 20 tahun
5. Pekerjaan : Mahasiswa
2.2 Observasi Jalannya Wawancara
Pada saat sebelum wawancara dimulai, interviewer menjemput interviewee
terlebih dahulu, interviewee menyambut dengan tersenyum, menyapa, kemudian berjabat
tangan. Sebelum wawancara dimulai, interviewee meminta ijin untuk melaksanakan
wawancara sambil makan camilan, interviewer menyetujuinya. Ketika sudah sampai di
tempat wawancara, interviewee duduk di kursi dengan posisi duduk santai, yaitu
bersandar melemaskan urat-urat, tapi masih tetap ada ketertiban, yang dilakukan bila
orang merasa aman, yakin, dan ada kepercayaan pada lingkungan sekitarnya (Herlina,
2011, hal. 43). Wawancara dimulai, interviewer menjelaskan tujuan wawancara, juga
termasuk meminta ijin untuk menggunakan tape recorder untuk merekam dan catatan
kecil, interviewee tidak keberatan.
Wawancara dilaksanakan secara tatap muka langsung, dan direkam selama ± 18
menit, di lantai dua kantor jurusan Psikologi UPI. Pada saat itu ruangan sedang sepi,
hanya ada staf di ruangan Pusat Psikologi Terapan (P2T) dan kami, namun sesekali ada
mahasiswa yang lewat. Di pertengahan wawancara, teman interviewee bertanya, namun
interviewee menjawab dengan facial sign, yaitu mata melirik kearah interviewer, bahwa
dia sedang melaksanakan wawancara, dan melanjutkan wawancara. Selain merekam,
interviewer juga mencatat gejala-gejala yang muncul pada interviewee, mulai dari body
13
posture, gesture, serta facial sign. Pada saat wawancara, interviewee terlihat sesekali
meletakkan tangan yang mengepal di pipi dengan jari telunjuk mengarah ke atas, yang
artinya interviewee menunjukkan ketertarikkan pada sesuatu (Herlina, 2011). Kemudian
arah pandangan mata lurus menghadap interviewer, yang berarti ada minat, berpikir, dan
menggambarkan kejujuran. Ketika menjawab pertanyaan juga, sesekali pandangan mata
interviewee kearah kanan atas, yang berarti membayangkan atau menciptakan gambar
(Herlina, 2011, hal. 60).
II.3 Penilaian Kualitas Wawancara
1. Kuantitatif
Rumus :
Nilai interview =
=
=
=
=
= 62,5%
14
Grafik :
2. Kualitatif
Dinilai secara kualitatif wawancara yang baik adalah jika tidak ada A (asumsi)
dan Ev (evaluasi). Dalam wawancara ini, interviewer terpancing melakukan asumsi
sebanyak enam kali, karena interviewer menyimpulkan terlalu jauh apa yang dikatakan
oleh interviewee. Tetapi, interviewer tidak terpancing melakukan Ev (evaluasi) selama
wawancara berlangsung. Jangka waktu bicara iter berbanding itee 1:2. Pada interview ini
interviewee lebih banyak mengungkapkan pernyataannya, ketika interviewer bertanya
lalu dijawab oleh interviewee. Jika ada hal yang belum jelas, interviewer menanyakannya
lalu dijawab oleh interviewee dengan jelas dan rinci sehingga bisa didapatkan indikator
yang diinginkan. E-ex (eksplorasi eksternal) hanya boleh ada pada pernyataan mula.
Dalam wawancara ini, interviewer terpancing melakukan E-ex (eksplorasi eksternal), 15
dikarenakan interviewer menanyakan pertanyaan yang terlalu jauh dengan pernyataan
interviewee. E-in (eksplorasi internal) hanya boleh terdapat pada informasi interviewee
yang kurang jelas. Dalam interview ini, interviewer berusaha menggali informasi yang
dipaparkan oleh interviewee, sehingga banyak jawaban interviewee yang menurut
interviewer masih kurang untuk memenuhi indikator. Oleh karena itu, interviewer lebih
menggalinya dengan melakukan E-in (eksplorasi internal) untuk memenuhi indikator
yang diinginkan.
16