2
PENDAHULUAN Arsitektur dapat dilihat dari dua sisi yaitu sebagai sebuah produk atau sebagai sebuah proses. Sebagai sebuah produk, maka arsitektur dilihat sebagai obyek fisik dari lingkungan binaan (built environment) yang digunakan dan dinikmati manusia. Sedang sebagai sebuah proses, arsitektur dilihat dalam konteks metoda desain yang digunakan untuk menciptakan sebuah karya arsitektur. Pada dasarnya desain arsitektur dapat dianggap sebagai proses tiga bagian yang terdiri dari (1) keadaan mula, (2) metode atau proses transformasi, dan (3) keadaan masa depan yang dibayangkan. Bahasa yang lazim digunakan dalam proses ini adalah bahasa gambar, baik gambar secara konvensional maupun dengan komputer. Desain arsitektur direncanakan secara cermat dan matang sejak awal dengan menggunakan pola pikir glass box thinking” dimana semua tahapan desain harus dapat dijelaskan dan disistematiskan dengan baik. Seorang perancang pertama-tama harus membuat dokumentasi mengenai kondisi-kondisi dan suatu masalah, merumuskan lingkup permasalahannya, dan mengumpulkan data-data yang relevan untuk dianalisa.

1. pendahuluan

  • Upload
    ndaarch

  • View
    214

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab 1

Citation preview

Page 1: 1. pendahuluan

PENDAHULUAN Arsitektur dapat dilihat dari dua sisi yaitu sebagai sebuah produk atau sebagai sebuah proses. Sebagai sebuah produk, maka arsitektur dilihat sebagai obyek fisik dari lingkungan binaan (built environment) yang digunakan dan dinikmati manusia. Sedang sebagai sebuah proses, arsitektur dilihat dalam konteks metoda desain yang digunakan untuk menciptakan sebuah karya arsitektur.

Pada dasarnya desain arsitektur dapat dianggap sebagai proses tiga bagian yang terdiri dari (1) keadaan mula, (2) metode atau proses transformasi, dan (3) keadaan masa depan yang dibayangkan. Bahasa yang lazim digunakan dalam proses ini adalah bahasa gambar, baik gambar secara konvensional maupun dengan komputer.

Desain arsitektur direncanakan secara cermat dan matang sejak awal dengan menggunakan pola pikir “glass box thinking” dimana semua tahapan desain harus dapat dijelaskan dan disistematiskan dengan baik. Seorang perancang pertama-tama harus membuat dokumentasi mengenai kondisi-kondisi dan suatu masalah, merumuskan lingkup permasalahannya, dan mengumpulkan data-data yang relevan untuk dianalisa.

Page 2: 1. pendahuluan

Ini adalah tahapan penting proses desain karena sifat dan suatu pemecahan masalah selalu dihubungkan dengan bagaimana masalah itu dilihat, didefinisikan, dan diklarifikasikan. Piet Hem, ilmuwan dan penulis terkenal Denmark, menyatakan “Seni adalah pemecahan masalah-masalah yang tidak dapat dirumuskan sebelum masalah-masalah itu dipecahkan. Penyusunan pertanyaan adalah bagian dan jawaban.”

Perancang mau tidak mau dan secara instingtif meramalkan pemecahan masalah, namun kedalaman dan jangkauan perbendaharaan desain yang mereka miliki mempengaruhi baik persepsi mereka terhadap sebuah pertanyaan maupun bentuk jawabannya. Jika pemahaman seseorang mengenai bahasa perancangan terbatas, maka jangkauannya atas solusi-solusi yang mungkin diterapkan untuk masalah itu juga akan teratas. Berdasarkan hal itulah, materi e-learning ini menitikberatkan pada perluasan dan pengayaan perbendaharaan desain lewat studi mengenai berbagai unsur desain serta prinsipnya disertai eksplorasi serangkaian solusi terhadap masalah arsitektur yang telah dikembangkan selama ini.