Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1. SOP (Standart Oprasional Prosedur)
2. GAP (God Agrokultur Praktisis)
3. GHP (God Handeling Praktisis)
1. PENGELOLAAN LAHAN a. Untuk lahan yang berbatasan dengan lahan konvensional harus ada border/ pembatas yang jelas. b. Lahan yang akan ditanami bebas dari bahan kimia. c. Lahan dalam bentuk hamparan (komentar dari inspektor: apabila petani sudah termasuk dalam satu hamparan dan masih mempunyai kebun di tempat lain maka lahan tersebut harus didaftarkan juga). d. Lahan adalah lahan yang dikelola petani (baik sewa, hak milik, hak pakai dsb). e. Setiap anggota kelompok harus menata lahan sesuai perencanaan lahan
DILARANG menggunakan pupuk kimia, limbah dari peternakan besar dan kotoran manusia.
Menggunakan pupuk kandang, kompos dan bokashi yang berasal dari kebun organik dan diketahui oleh inspektor.
Benih F1 harus ada perlakuan khusus (threatment) terlebih dulu sebelum disemai untuk menghilangkan bahan kimia yang menempel pada benih dengan merendam air kelapa atau air bekas cucian beras (leri) atau larutan air bawang putih
Tidak boleh melakukan produksi non-
organik. Pemilihan benih yang sehat dan seragam Dilarang menggunakan benih yang berasal
dari penjual benih non organik Penanaman dilakukan pagi hari diakhiri jam
09.00 WIB atau sore hari setelah panas matahari mulai turun
Jarak tanam yang dianjurkan adalah 70 x 70 cm
Untuk mencegah hama dan penyakit dilakukan secara alamiah (secara mekanis)
Pengamatan secara dini sehingga dapat dilakukan secara mekanis
Pencegahan dapat juga dilakukan dengan penyemprotan menggunakan Trichoderma Sp. Secara berkala
Kalau sudah meluas memakai pengendalian terpadu dan memakai pestisida nabati
DILARANG KERAS MENGGUNAKAN PESTISIDA KIMIA
Pengamatan keutuhan tanaman 1 minggu setelah tanam Melakukan penyulaman jika diperlukan Benih yang digunakan untuk menyulam tidak boleh membeli dari
penjual benih non Organik Air yang digunakan untuk menyiram tanaman harus yang bebas
dari kontaminasi bahan kimia Pemberian pupuk susulan/nutrisi nabati (organik) secara berkala Seminggu sekali di kocor dengan Ferinsa + (Ferinsa adalah
fermentasi urine sapi + pestisida nabati) dan PGPR dengan dosis 1 ltr / 20-30 ltr air.
Pemupukan bisa dilakukan dengan menyemprot menggunakan ferinsa dengan dosis 2 cc /1 liter air dan fermentasi limbah sayuran 250 ml/ tangki
Dilarang menggunakan ZPT (Zat Perangsang Tumbuh) Kimia sintetik
Pemanenan dilakukan pada pagi hari setelah air embun hilang Hentikan penyemprotan pestisida nabati minimal 2 minggu
sebelum panen Mengamati, memilih penampakan fisik buah tomat yang sudah
mulai berwarna merah Gunakan keranjang plastik sebagai wdah buah tomat dan
dilarang menggunakan karung bekas pupuk Penyimpanan secara terpisah Gudang secara terpisah Tidak boleh mencampur hasil panenan dengan sayuran
konvensional Tidak boleh menerima hasil dari petani yang bukan organik Pemasaran secara kelompok
Wajib mengikuti pertemuan kelompok Pengurus harus melakukan tugas sesuai tugasnya Petani harus mencatat hasil produksi dan penggunaan
pupuk dan pestisida organik. Anggota kelompok harus mengikuti aturan dan kalau
melanggar akan dikenakan sangsi (sesuai kesepakatan) Anggota wajib mengontrol bersama Tidak menerima proyek yang menggunakan paket kimia. Tidak boleh menyimpan bahan kimia di rumah atau di
gudang Setiap anggota wajib mendata perkembangan data setiap
tahun (luas , hasil panen, input yang digunakan).
GAP
Adalah implementasi/penerapan SOP
GHP adalah penanganan pasca panen
bagaimana cara panen,
pembersihan,
greding,
Penimbangan
packing,
Pengiriman barang
Kantong plastik organik untuk
packing tomat
Kantong plastik di teliti kebersihannya
sebelum tomat organik di masukkan
Tomat organik di masukkan semua dalam
kantong plastik agar
beratnya tidak berkurang
Tomat organik
dalam kantong
plastik siap di packing ke
dalam kardus
Cara memasukkan tomat organik
ke dalam kardus harus sesua pada tempatnya
Penimbangan kale organik
Kale organik di masukkan ke dalam kardus harus sesuai dengan standart