10
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akne vulgaris merupakan penyakit kulit dengan jumlah penderita yang relatif besar. Hampir setiap orang pernah mengalami gangguan akne vulgaris (Dwikarya, 2006). Gambaran klinis akne vulgaris sering polimorfik, terdiri atas berbagai kelainan kulit berupa komedo, papul, pustul, nodus, dan jaringan parut yang terjadi akibat kelainan aktif tersebut, baik jaringan yang hipotrofik maupun hiperaktif (Djuanda, 2008). Insidensi akne vulgaris 80% -100% terjadi pada usia dewasa muda, yaitu umur 14-17 tahun pada wanita, dan 16-19 tahun pada pria. Meskipun demikian akne vulgaris dapat pula terjadi pada usia lebih muda atau lebih tua dari pada usia tersebut 1

10. BAB I

Embed Size (px)

Citation preview

66

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Akne vulgaris merupakan penyakit kulit dengan jumlah penderita yang relatif besar. Hampir setiap orang pernah mengalami gangguan akne vulgaris (Dwikarya, 2006). Gambaran klinis akne vulgaris sering polimorfik, terdiri atas berbagai kelainan kulit berupa komedo, papul, pustul, nodus, dan jaringan parut yang terjadi akibat kelainan aktif tersebut, baik jaringan yang hipotrofik maupun hiperaktif (Djuanda, 2008). Insidensi akne vulgaris 80% -100% terjadi pada usia dewasa muda, yaitu umur 14-17 tahun pada wanita, dan 16-19 tahun pada pria. Meskipun demikian akne vulgaris dapat pula terjadi pada usia lebih muda atau lebih tua dari pada usia tersebut (Yuindatanto, 2009). Sahni (2004) mengemukakan bahwa akne vugaris biasanya dimulai pada usia pertengahan dua puluh tahun.Tidak banyak sumber yang mengemukakan prevalensi akne vulgaris di seluruh penjuru dunia. Di Amerika Serikat penyakit ini diderita oleh 40 50 juta penduduk setiap tahunnya (Leslie, 2002 dalam Nur rahmah,2011) dan angka kunjungan pada dokter ahli sebesar 20% dari seluruh kunjungan. (Leyden, 2003 dalam Nur rahmah, 2011). Berdasarkan catatan Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia (KSDKI) tercatat pada tahun 2002 kasus akne vulgaris sebanyak 23,6% dan 23,8% pada tahun 2003 (CheongWK, 2006 dalam Sembung, 2010). Selain itu, data lain yang bersumber dari Studi Dermatologi Kosmetika Indonesia pada tahun 2006 kasus akne vulgaris sebanyak 60% dan pada tahun 2007 sebanyak 80%. Dari kasus 2007 kebanyakan terjadi pada remaja dan dewasa yang berusia antara 11-30 tahun. Sehingga beberapa tahun belakangan ini para ahli dermatologi di Indonesia mempelajari patogenesis terjadinya penyakit tersebut (Andy, 2009). Umumnya masyarakat lebih mengenal akne vulgaris dengan istilah jerawat. Penyebab utama dari akne vulgaris tidak diketahui, namun diduga berbagai faktor diduga terlibat dalam patogenesis penyakit ini. Ada empat hal penting yang berhubungan dengan terjadinya akne vulgaris yaitu kenaikan sekresi sebum, adanya keratinisasi folikel, bakteri, dan inflamasi (Yuindartanto, 2009).Etiologi pasti akne vulgaris sampai saat ini belum diketahui, dan patogenesisnya multifaktorial. Namun salah satu faktor utama yang dapat menyebabkan timbulnya akne vulgaris adalah produksi sebum yang meningkat yang menyebabkan peningkatan unsur komedogenik dan inflamatogenik penyebab terjadinya lesi akne. Akne vulgaris terutama timbul pada kulit yang berminyak berlebihan akibat produksi sebum berlebihan di tempat dengan glandula sebasea yang banyak (Yuindartanto, 2009). Pada jenis kulit ini, minyak berlebihan menjadi media yang baik bagi pertumbuhan bakteri P. acnes berkembang biak yang akan menjadi akne (Basuki, 2001).Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengaruh kulit berminyak terhadap timbulnya akne vulgaris. B. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: "Bagaimanakah pengaruh kulit berminyak terhadap timbulnya akne vulgaris pada mahasisiwa Program Studi Kedokteran Umum Univeristas Malahayati angkatan 2008.C. Keaslian PenelitianPenelitian mengenai pengaruh kulit berminyak terhadap timbulnya akne vulgaris sepengetahuan peneliti belum pernah dilakukan. Adapun judul-judul yang relevan atau membahas mengenai akne vulgaris diantaranya yaitu :1. Nur Rohmah (2011) hubungan polimorfisme promoter gen tumor necrosis factor-alpha (TNF-) -308 dengan akne vulgaris ringan di Makassar". Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan polimorfisme promoter gen tumor necrosis factor-alpha (TNF-) -308 dengan akne vulgaris ringan di Makassar. Perbedaan penelitian ini adalah terletak pada desain penelitian, variabel penelitian, populasi, sampel, waktu dan tempat penelitian.2. Aditya A, et.al, (2008) Faktor-faktor yang berhubungan dengan penyebab timbulnya jerawat pada siswa/siswi SMA 6 Ketapang Kelurahan Ketapang Kecamatan Teluk Belitung Selatan. Hasil penelitian ini menyatakan yang dapat mempengaruhi terjadinya akne vulgaris yaitu faktor umur, jenis kelamin, makanan, dan kosmetik. Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel penelitian, populasi, sampel, waktu, dan tempat penelitian. D. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumUntuk mengetahui pengaruh jenis kulit berminyak terhadap timbulnya akne vulgaris pada mahasiswa Program Studi Kedokteran Umum Universitas Malahayati angkatan 2008.2. Tujuan Khususa. Mengetahui distribusi frekuensi akne vulgaris pada mahasiswa Program Studi Kedokteran Umum Universitas Malahayati angkatan 2008.b. Mengetahui distribusi frekuensi jenis kulit berminyak pada pasien akne vulgaris pada mahasiswa Program Studi Kedokteran Umum Universitas Malahayati angkatan 2008.c. Diketahui ada tidaknya pengaruh jenis kulit berminyak terhadap timbulnya akne vulgaris pada mahasiswa Program Kedokteran Umum Universitas Malahayati angkatan 2008.

E. Manfaat Penelitian1. Bagi Peneliti Untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana kedokteran dan dapat menambah pengetahuan bagi peneliti mengenai pengaruh kulit berminyak terhadap timbulnya akne vulgaris. 2. Bagi MasyarakatDiharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi masyarakat mengenai pengaruh kulit berminyak terhadap timbulnya akne vulgaris.3. Bagi MahasiswaDiharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi bagi mahasiwa mengenai pengaruh kulit berminyak terhadap timbulnya akne vulgaris dan diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.4. Bagi Ilmu PengetahuanDiharapkan hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pengaruh kulit berminyak terhadap timbulnya akne vulgaris.F. Ruang Lingkup1. Lingkup judulJudul pada penelitian ini adalah pengaruh kulit berminyak terhadap timbulnya akne vulgaris pada mahasiswa Program Studi Kedokteran Umum Universitas Malahayati angkatan 2008.

2. Lingkup WaktuPenelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 Januari 2012.3. Lingkup TempatPenelitian ini mengambil lokasi di Green Dormitory Universitas Malahayati Bandar Lampung.4. Lingkup MasalahPermasalahan dibatasi pada pengaruh kulit berminyak terhadap timbulnya akne vulgaris pada mahasisiwa Program Studi Kedokteran Umum Universitas Malahayati angkatan 2008.5. Lingkup SasaranSasaran penelitian adalah mahasiswa Program Studi Kedokteran Umum yang tinggal di Green Dormitory Universitas Malahayati Angkatan 2008.

1