Upload
xenocross
View
41
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Cerita Daoed Joesoef dalam memugar Borobudur. Beliau adalah Mendikbud pada saat pemugaran Candi Borobudur
Citation preview
Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
MERINTIS KAMPANYE PENYELAMATANCANDI BOROBUDUR
Oleh :Daoed Joesoef
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia1978 - 1983
TTiga belas abad yang lalu sekumpulan generasi Indonesia kontemporer yang terdidik,
rohaniawan dan seniman yang sampai berusaha keras mencari nama asli tersebut
sekarang tidak diketahui namanya, mendirikan berdasarkan berbagai naskah kuno (prasasti)
sebuah bangunan dari batu massif di suatu dan keterangan-keterangan lisan penduduk di
daerah yang dianggap keramat di Jawa Tengah sekitarnya. Pemikiran analitis ini pada gilirannya
dan dilingkungi oleh beberapa gunung berapi. mencetuskan aneka tafsiran. Namun pada
Ada di antara mereka yang kiranya menyadari akhirnya ada kesepakatan bahwa “Borobudur”
tak akan berkesempatan menyaksikan adalah nama candi ini.
penyelesaian konstruksi yang telah dimulai itu, Selain dari itu, tidak diketahui dengan pasti
namun yakin bahwa generasi-generasi bilamana Candi Borobudur didirikan. Tidak ada
mendatang akan menyempurnakannya, pula keterangan barang sedikit tentang raja
mengagumi ciptaan awal mereka dan berusaha mana yang mengusahakan pembangunannya
merawatnya. dan siapa arsiteknya. Juga menjadi pertanyaan
Menurut penalaran arkeologi bangunan ini berapa lama waktu yang dibutuhkan dan
tergolong pada apa yang disebut candi. Tidak bagaimana caranya untuk melaksanakan
a d a s a t u p u n c a t a t a n k u n o y a n g terwujudnya bangunan yang begitu megah dan
mengungkapkan namanya sebagaimana yang indah.
ditetapkan oleh para pembangunnya dahulu. Atas dasar petunjuk-petunjuk ilmu
Para ilmuwan asing, terutama Belanda, dan purbakala (arkeologi), ilmu sejarah dan ilmu
163
Borobudur setelah direstorasi oleh Th. van Erp
tulisan kuno, menurut Prof. Dr. Soekmono, bentuk dan konstruksi Candi Borobudur
diperkirakan bahwa Candi Borobudur didirikan memang pantas dikagumi. Bertitik puncak di
sekitar tahun 800 Masehi oleh keluarga Raja sebuah stupa sentral, ia menjulang sampai lebih
Syailendra. Dapat diketahui pula bahwa rencana dari 30 meter di atas tanah, berdiri tegak dalam
bangunan candi itu pernah mengalami bentuk piramida yang elok dan anggun.
perubahan, yang dilaksanakan waktu sebagian Khaki terselubung menopang empat buah
besar bangunannya telah berdiri. Walaupun teras berbentuk persegi-panjang dengan tiga
begitu, tetap merupakan tanda tanya kapan buah teras berbentuk ligkaran. Panjang setiap
pembangunannya dimulai, bila diadakan sisi dasar candi yang berbentuk bujur sangkar
perubahan dan waktu persis penyelesaiannya. itu adalah 123 meter, sehingga luasnya
Terlepas dari misteri yang menyangkut nama, mencapai sedikit lebih dari satu hektar. Teras
waktu dibangun, berapa lama dan oleh siapa, berbentuk persegi panjang yang berada di atas
tanah itu menyangga tembok berukir yang
panjangnya tidak kurang dari tiga kilometer dan
terdiri dari 1.300 panel relief-dangkal (bas-relief)
serta menopang 432 buah Arca Buddha. Pada
teras bundar diatas setiap persegi panjang ini
terdapat 72 buah stupa yang berhiaskan garis-
garis lurus dan berisi sebuah Arca Buddha.
Tanpa mengabaikan kehebatan teknik
konstruksi yang telah diterapkan lebih dari 1100
tahun yang lalu, Borobudur berhak disebut
sebagai peninggalan budaya universal bukan
hanya karena besarnya. Cirinya yang sangat
menonjol adalah keharmonisan antara bentuk
dan maknanya yang luar biasa.
Penampilan fisik Borobudur jelas
menunjukkan bahwa ia adalah sebuah Candi
Buddha. Agama Buddha yang berkembang di
Indonesia adalah Mahayana – Maha Agung –
164 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
Sketsa Candi Borobudur karya Daoed Joesoef
yang memiliki tujuan khas dan yang juga fondasi kedua setelah mereka mengetahui
terbesar di Nepal, Tibet, Mongolia, China, Korea adanya proses tanah lorot.
dan Jepang. Di Jawa agama itu berbaur dengan Sesungguhnya, tataran kedua, yaitu
Tantrisme Hindu-Jawa kuno yang mempunyi “Rupadhatu” atau ajaran tentang bentuk yang
kebiasaan membaca mantra-mantra magis. Hal terdiri dari empat buah teras berbentuk persegi
inilah yang menjadi tradisi Borobudur yang panjang telah menampilkan teka-teki yang
tercermin dalam hiasan dan melalui penataan sangat menarik bagi para peneliti. Panel-panel
batu-batunya yang berwarna lembut. berukir yang jumlahnya ratusan di dinding teras
Setiap tataran dari gunung-buatan dan langkan di hadapannya merupakan ajaran
Borobudur bersesuaian dengan salah satu dari keagamaan yang dilukis pada batu yang,
tiga lingkup ajaran atau dhatu yang merupakan menurut pendapat umum, mungkin telah
a j a r a n B u d d h a t e n t a n g k e h i d u p a n : membuat para peziarah terdahulu terkesan.
“Kamadhatu” ajaran mengenai nafsu, Ilmu pengetahuan modern harus dapat
“Rupadhatu” ajaran tentang bentuk, dan menarik kesimpulan tentang maknanya dengan
“Arupadhatu” ajaran tentang ketanujudan. cara menghubungkan hal itu dengan kitab kuno
Dasar candi atau “Kaki Terselubung” Buddha. Jenis telaah ini membuktikan bahwa
melambangkan “Kamadhatu” dan ke-160 para arsitek Borobudur telah merencanakan hal
reliefnya menggambarkan dengan jelas tentang itu untuk membekali para peziarah beragama
nafsu dan kenikmatan serta hukuman yang Buddha dengan suatu latihan spiritual yang
berkai tan dengannya. Beberapa ahl i menegangkan dan penuh mistik, tetapi juga
beranggapan bahwa rel ief ini sangat praktis. Hal ini mirip kiranya dengan seorang
mempesona hingga mereka berpendapat Katolik yang telah lulus melewati Penderitaan 14
bahwa relief itu memang ditutup untuk Salib, orang Islam telah mengerjakan tawaf
menyembunyikannya dari pandangan para mengelilingi Ka'bah atau orang Hindu yang telah
peziarah yang sedang mencari ketenangan melakukan tujuh langkah di sekitar api suci.
hidup. Namun ada teori lain yang bersifat lugas, Pembangunan sesuatu candi, menurut
dengan dukungan bukti hasil kajian modern Prof. Dr. Soekmono, pada umumnya bermaksud
tentang tanah, menyatakan bahwa batu-batu itu memuliakan seorang raja yang telah wafat dan
ditumpuk di sekitar dasar candi dengan maksud telah bersatu kembali dengan dewa yang
agar tumpukan batu tadi berfungsi sebagai menjadi asalnya. Maka candi sekaligus
165Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
merupakan ungkapan yang nyata dari rasa biasa terhadap sejarah. Ketika berkunjung di
hormat yang mendalam terhadap keluhuran Semarang pada tahun 1814 kepadanya
orang tua dan kesadaran yang meresap diberitakan tentang keberadaan sebuah candi di
terhadap kebesaran agama. Dalam hal ini Candi Desa Bumisegoro dekat Magelang yang dia
Borobudur merupakan contoh yang sangat belum kenal dan oleh rakyat disebut Borobudur.
menarik: bentuknya sebagai punden berundak- Karena tidak sempat pergi sendiri dia
undak mewakili ciri khas bangunan yang memerintahkan seorang pejabat bernama
diperuntukkan bagi pemujaan roh nenek Cornelius, yang konon sudah berpengalaman
moyang dan susunannya yang diperjelas dengan candi-candi, untuk segera melakukan
dengan ukiran-ukiran menggambarkan penyelidikan.
pandangan hidup agama Buddha. Yang dijumpai Cornelius adalah sebuah
Berapa lamanya Candi Borobudur bukit ditumbuhi pohon-pohon rindang dan
menjalankan fungsinya sebagai mercu suar semak belukar yang cukup lebat. Di sela-sela
kebesaran keluarga Raja Syailendra dan tetumbuhan liar itu memang tampak dengan
keagungan agama Buddha tidak diketahui jelas batu-batu berukir yang banyak sekali
sama sekali. Kekuasaan wangsa Syailendra jumlahnya dan yang di berbagai tempat masih
lenyap dari Jawa Tengah pada pertengahan kelihatan dalam keadaan tersusun sebagai
abad IX dan seabad kemudian semua kegiatan bagian bangunan. Dengan bangunan tidak
politis dan cultural pindah dari Jawa Tengah ke kurang dari 200 orang penduduk desa dia
Jawa Timur. Namun tentang Borobudur tidak melakukan pembersihan. Dua bulan kerja tanpa
ada kabar beritanya selama sembilan abad. henti belum mampu menampakkan kembali
Baru pada abad XVIII agak terkuak tabir keseluruhan bangunan. Kalau semua
kegelapan yang menyelubungi bangunan ini, pepohonan yang tumbuh liar dicabut paksa
namun jati dirinya sebagai “candi” belum juga pasti akan ada bagian-bagian tertentu dari
tampil secara wajar. bangunan yang runtuh karena justru akar-akar
Dari tahun 1811 sampai 1815 negara kita pepohonan itu yang mengikat bagian-bagian
menjadi jajahan Inggris dengan Sir Thomas satu sama lain.
Stanford Raffles selaku Kepala Pemerintah. Dia Usaha pembersihan yang menyeluruh
berkedudukan di Jakarta tetapi sering terhadap Candi Borobudur mulai dilakukan di
berkeliling Jawa karena minatnya yang luar tahun 1834 oleh Hartmann yang sejak 1832
166 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
menjabat Residen Kedu. Berkat kerja ini di tahun menangani usaha penyelamatan Candi
1835 Borobudur tidak lagi merupakan puncak Borobudur dari keruntuhannya yang alami dan
belaka dari sebuah bukit melainkan betul-betul total. Walaupun selama tiga tahun revolusi
tampak sebagai bangunan yang berdiri di atas kemerdekaan (1946-149) saya bersekolah dan
puncak bukit atau, lebih persis, mencakup bermukim di Yogyakarta, jadi secara geografis
sebuah bukit. relatif dekat dengan tempat kedudukan sang
Sejak itu mulai usaha-usaha dari pihak Candi, kontak fisik saya yang pertama dengan
penguasa Indonesia untuk lebih menampakkan monumen budaya nasional ini baru terjadi di
lagi eksistensi Borobudur, berupa pembersihan tahun 1953. Satu-satunya kendaraan umum
unsur-unsur yang selama ini menimbunnya yang bertarif relatif murah kearah candi dari
hingga luput dari pandangan manusia, yaitu Yogyakarta adalah kereta api sampai Magelang.
debu Gunung Merapi, semak belukar, bahkan Dari kota ini ke kompleks Borobudur, yang
pohon beringin. Usaha pembersihan diikuti berjarak puluhan kilometer, hanya tersedia
dengan usaha penyelamatan candi dari andong yang ongkosnya tidak terjangkau oleh
ancaman keruntuhan. Namun hasilnya tidak kocek perantau yang sedang belajar, harus bisa
terlalu spektakuler karena usaha-usaha itu
di lakukan secara tambal-sulam, t idak
menyeluruh sekaligus. Kendala utamanya
adalah pembiayaan yang tidak kecil.
Keberadaan Candi Borobudur telah saya
ketahui sejak masa remaja di zaman penjajahan.
Di kota tempat saya lahir dan dibesarkan,
Medan, saya sempat belajar sampai ke tingkat
MULO, SMP-Belanda ketika itu. Salah satu mata
pelajarannya membahas aneka candi di Jawa
dan Sumatera, diantaranya Borobudur, yang
dikatakan terbesar dan termegah, sebanding
dengan Candi Angkor Wat di Kamboja.
Saya sungguh bersyukur telah diberi
kesempatan oleh sejarah turut secara langsung
167Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
Sketsa pemandangan Candi Borobudur dari Desa Majaksingi karya Daoed Joesoef
hidup hemat. Bahkan ada ayam yang bertengger seenaknya
Sejak tahun 1951 saya mengikuti kuliah di di pagar langkan pertama dan kemudian
Universitas Indonesia dan bermukim di Jakarta. membuang kotorannya di situ, sungguh
Ketika itu saya mendapat kabar bahwa salah menjijikkan.
seorang sahabat karib sejak remaja, Adi Putera Orang yang betul-betul ingin mengunjungi
Parlindungan, telah berada di Yogyakarta dan candi pada hari kerja itu kelihatannya hanya
menjadi mahasiswa di Universitas Gadjah Mada. kami berdua. Pemilik warung yang kami
Saya pun bergegas pergi ke Kota Pelajar yang singgahi memberi peringatan supaya berhati-
terkenal ini untuk bernostalgia, melepaskan hati kalau menaiki candi karena sewaktu-waktu
rindu, sekaligus dengan sang kota dan dengan ia bisa runtuh, lebih-lebih kalau tiba-tiba ada
sahabat lama yang sudah lama tak bertemu. gempa.
Pada waktu itulah Adi Putera saya ajak jalan- Kami berdua tetap memberanikan diri naik
jalan ke Borobudur yang memang belum pernah ke Borobudur yang tak berjaga seorang pun.
dikunjunginya. Setiap orang kelihatannya bebas naik dan turun
Kami dapati Candi Borobudur dalam di candi ini. Di puncak tertinggi Borobudur kami
keadaan yang memprihatinkan. Lorong- duduk sambil melepaskan pandangan ke
lorongnya, yang penuh bertaburkan relief, tidak semua penjuru di tengah-tengah kesunyian dan
ada satu pun yang tegak lurus. Semuanya serba kebisuan puluhan stupa dan arca. Dari tempat
miring dan berlumut. Di sana-sini bahkan tertinggi ini kelihatan betul tidak hanya
bermunculan tunas-tunas kecil pohon kayu panorama indah tetapi juga betapa parahnya
yang tumbuh dari kotoran burung atau kerusakan candi. Di sana-sini bahkan ada
kelelawar. Ketika kami tiba di situ, di halaman goresan kenangan, tanda cinta kasih, lengkap
candi yang relatif luas, sepasukan prajurit TNI dengan nama dan tanggalnya; tega benar
sedang latihan berbaris. Ada anak-anak desa mereka berbuat begitu! Karena mengetahui
bergerombol menonton latihan ini, ada pula sedang musim bulan purnama, sejak berangkat
yang sedang bermain sepak bola atau sekedar dari Yogyakarta kami sudah berniat untuk
berkejar-kejaran, umunya hanya bercelana bermalam dan menikmati sinar bulan penuh di
tanpa kemeja. Kemudian ada kambing, domba puncak candi.
dan ayam serta itik yang berkeliaran dengan Rupanya yang berniat begitu tidak hanya
bebas tanpa menghiraukan keberadaan candi. kami berdua. Sejak maghrib di halaman candi
168 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
Kemiringan kemelesakan dinding Candi Borobudur sebelum pemugaran II
semakin ramai dengan penjual makanan dan mencemarkan peninggalan nenek moyang
minuman: ada kacang, ketela dan jagung rebus, yang seharusnya dirawat dengan baik karena
pecel dan aneka ragam minuman panas dan memang pantas dibanggakan. Kalaupun jumlah
dingin. Sudah tentu ada pula nasi gudeg, penganut agama Buddha memang sudah
tongseng dan mi rebus. Jumlah orang yang begitu berkurang hingga mereka sudah terlalu
menaiki candi juga tidak sedikit, ada yang lemah untuk tetap peduli pada Borobudur,
sendirian, berpasangan berdua-dua atau bukankah kita, warga Indonesia, selalu
bergerombolan beramai-ramai dan ada pula berpotensi berupa manusia berbudi luhur dan
yang menyendiri bersemadi sambil membakar beradab? Mana buktinya?!
kemenyan dan setanggi. Maka itu tidak Puluhan tahun kemudian terjadilah kontak
mengherankan bila lorong-lorong candi menjadi saya yang kedua dengan Borobudur, namun kali
kotor, penuh dengan buangan daun dan kulit ini berupa kontak idiil atau boleh disebut “kontak
pisang, kertas pembungkus, puntung rokok, batin”. Ketika itu saya sedang belajar di
tongkol jagung dan sisa-sisa makanan lainnya, Sorbonne dan bermukim di Paris. Sejak remaja,
bagai tempat sampah saja. sejak duduk di kelas tertinggi HIS, sekolah dasar
Kabarnya Borobudur baru dibersihkan berbahasa Belanda di zaman kolonial, saya
dari sampah kotoran tersebut bila ada berita
kunjungan dari pembesar, pejabat atau inspeksi
dari dinas kepurbakalaan. Terlepas dari semua
kejorokan, keburukan dan celaan ini harus kami
akui bahwa ketika berada dalam keadaan bulan
purnama di puncak tertinggi Borobudur terasa
seakan-akan tak ada lagi jarak antara langit dan
bumi dan dari peleburan yang syahdu menjadi
keseluruhan ini memancar makna kehidupan
yang mencuat hingga ke dalam keabadian.
Pengalaman saya di Borobudur ini betul-
betul menyentuh nurani. Ia membuat saya
murung sampai berhari-hari setelah saya
kembali di Jakarta. Orang-orang begitu tega
169Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
Siotuasi Candi Borobudur tahun 1969
sudah bercita-cita untuk melanjutkan studi di tertangkap dan ditahan. Kepala tahanan adalah
perguruan tinggi Prancis yang bergengsi ini, seorang Letnan KL (Koningkelijk Leger) dan
yang didirikan oleh Robert de Sorbon di tahun kami sering berdiskusi. Sikapnya ramah karena
1253. dia mengetahui saya adalah anggota “Tentara
Saya jatuh cinta pada Sorbonne jauh Pelajar”. Dia sendiri bukan serdadu profesional
sebelum saya mengenalnya secara fisik dan tetapi mahasiswa yang kena wajib militer
alamiah. Hal ini diawali dengan membaca buku, Belanda. Dia belajar arsitektur di “Ecole de
sebuah risalah perjalanan, dari Djamaloedin Adi Beaux-Arts” Paris dan ingin kembali ke sana
Negoro, seorang wartawan senior di Medan. setelah masa wajib militernya selesai. Maka
Buku ini diterbitkan oleh Balai Pustaka, setelah melihat sketsa saya tentang dirinya yang
sebanyak empat jilid. Salah satu bab dari buku sengaja duduk berpose atas permintaan saya,
ini memaparkan perkembangan intelektual, dia juga menganjurkan supaya saya belajar di
kelilmuan, dan keberadaan perguruan tinggi Paris dan berharap bisa saling bertemu kelak di
yang terkait dengan itu di Eropa Barat, termasuk Ibu Kota Budaya dari dunia ini. Dia bahkan
Sorbonne, yang sungguh memukau bagi anak mengajar saya berbahasa Perancis.
yang sedang bergairah belajar. Sejak tahun 1954 saya menjadi pembantu
Kemudian ada anjuran dari orang-orang dari dua orang Guru Besar di FE-Ui (Fakultas
Belanda berpangkat setelah melihat lukisan dan Ekonomi Universitas Indonesia). Pertama,
sketsa saya. Guru gambar saya di sekolah, sebagai asisten-akademis dari Prof. Dr. Scheffer,
Meneer Ter Haase dan koleganya Meneer Van untuk ilmu ekonomi moneter. Kedua, asisten-
Hooyer, tekeleeraar di HBS, menganjurkan administratif Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo,
supaya saya belajar di Paris. Anjuran yang sama untuk pendirian fakultas ekonomi di beberapa
datang dari Wali Kota Medan, Burgermeester Mr. daerah luar Jawa menurut model “the Jakarta
Pittlo. Pembesar Belanda ini punya kebiasaan School of Economics” yang dipeloporinya. Di
bersepeda keliling kota di hari Minggu dan samping menjadi Ketua Jurusan Ekonomi
pernah memergoki saya sedang membuat Umum, saya mendirikan pula jurusan baru, yaitu
sketsa di kompeks Pasar Sentral. Dia ternyata “Ekonomi Pemerintahan” (Public Economic
berjiwa liberal dan pengagum berat Perancis. Administration) dengan bantuan keuangan dari
Ketika tentara Belanda menduduki Ford Foundation. Berkat prestasi akademis dan
Yogyakarta di kuartal akhir tahun 1948, saya administratif saya tersebut, lembaga filantropis
170 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
Amerika ini di tahun 1963 memberikan saya
beasiswa untuk melanjutkan studi (S-3) ke luar
negeri. Saya memilih Sorbonne, bukan
Berkeley, dan Ford Foundation tidak keberatan,
setelah saya jelaskan alasan-alasannya. Sudah
tentu sebagai alasan-alasan utama yang saya
ajukan adalah pertimbangan-pertimbangan
akademis, keilmuan, baru menyusul kultural,
jadi meliputi semua aspek kepribadian
intelektual menurut ukuran Barat, terutama
Eropa.
Namun sungguh aneh bin ajaib, pimpinan
Fakultas Ekonomi tidak menyetujuinya. Dekan,
atas anjuran Pembantu Dekan I, meminta saya
belajar ke Amerika, sama dengan dosen-dosen
muda lainnya. Prof. Sumitro sudah menyingkir
ke luar negeri untuk menghindari arestasi
pemerintah karena turut PRRI-Permesta
memberontak terhadap rezim Soekarno. Karena
itu tidak ada dosen senior yang berkompetensi
untuk membantu dan membela saya.
Berhubung pimpinan FE-UI menolak, Ford
Foundation menjadi ragu-ragu, namun tidak
menarik tawaran beasiswanya. Ia baru bersedia
memberi kalau Pemerintah Indonesia
menyetujui kepergian saya ke Perancis.
Sementara itu hubungan bilateral antara
Indonesia dan Amerika Serikat mulai memburuk
dan Bung Karno sudah mulai “mengusir”
beberapa perusahaan dan lembaga Amerika.
171Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
Sketsa Arca Budha Borobudur karya Daoed Joesoef
Menurut proses perizinan belajar ke luar semua anak Indonesia digiring ke negeri
negeri yang berlaku, izin awal harus datang dari Belanda melulu. Sekarang, di zaman
Dekan. Izin Dekan ini menjadi dasar kemerdekaan, dikerahkan belajar ke Amerika
pertimbangan dasar dari Rektor dan dari sini saja? Lebih aneh lagi, Lembaga Amerika, Ford
baru ke Biro Menteri. Berhubung Dekan Foundation bersedia memberikan beasiswa
menolak pemberian izin, saya akhirnya untuk belajar ke luar negeri bukan Amerika,
memutuskan untuk langsung menemui Menteri. kenapa pimpinan FE-UI menolaknya mentah-
Ketika itu pendidikan tinggi berada di bawah mentah. Dengan pendirian seperti itu, Menteri
wewenang Kementerian Pendidikan Tinggi dan Syarief Thayeb pada saat itu juga memberikan
Ilmu Pengetahuan (PTIP) dan menterinya adalah izin tertulisnya, atas nama pemerintah
Prof. Dr. Syarief Thayeb. Indonesia, seperti yang diminta oleh Ford
Sesudah mendengarkan uraian saya Pak Foundation.
Menteri, yang juga berasal dari Aceh, ikut heran Seminggu kemudian, di pertengahan
dan sentimen nasionalnya kelihatan agak bulan Oktober 1964, saya sekeluarga bisa
tersinggung. Menurut dia penolakan Dekan tak terbang ke Paris. Istri saya, Sri Soelastri, yang
masuk di akal. Di zaman penjajahan dahulu adalah dosen Hukum Adat di UI, sebenarnya
172 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
Sketsa patung singa yang ditempatkan dalam palet-palet pada saat pemugaran II ( karya Daoed Joesoef)
mendapat tawaran dari the Rockefeller karya seni dan budaya dari berbagai bangsa,
Foundation, untuk menempuh pendidikan S-3 di baik yang berasal dari zaman prasejarah,
mana saja yang dia kehendaki, kalau perlu ke sejarah kuno dan kontemporer. Melalui
Perancis. Namun istri saya dengan berat hati kegiatan-kegiatan UNESCO inilah saya
menolaknya mengingat anak kami ketika itu, mengetahui bahwa lembaga PBB yang satu ini
yang sudah kami tunggu-tunggu selama empat memupuk dana yang khusus disediakan untuk
tahun, baru berusia satu tahun dua bulan, berarti membiayai pemugaran monumen nasional
memerlukan perhatian penuh dari ibunya. yang diakui punya makna penting bagi
Tiga minggu kemudian Bung Karno kemanusiaan sebagai keseluruhan. Dana
memutuskan untuk menutup kantor Ford internasional ini akan “bebas” dalam tempo dua-
Foundation yang terletak di bilangan Kebon tiga tahun lagi untuk diperebutkan di antara
Sirih. Namun pemberian beasiswa tetap negara-negara anggotanya. Ketika itu dana
terjamin karena langsung dikirim dari kantor tersebut sedang dipakai membiayai proyek Abu
pusat Ford Foundation yang ada di New York. Siimbel, di tepi Sungai Nil. Proyek ini untuk
Dua tahun kemudian jumlah beasiswa bahkan menyelamatkan patung-patung besar yang
dinaikkan, tanpa saya minta, berdasarkan atas terpahat di batu karang di tepi Sungai Nil yang
prestasi belajar saya di Sorbonne yang secara terancam terbenam oleh kenaikan permukaan
teratur saya laporkan. Belakangan saya dengar berhubung Presiden Nasser dari Mesir
hal tersebut malah menambah “geregetan” membendung sungai ini hingga terbentuk
pimpinan FE-UI, karena dosen-dosen yang sebuah dam besar untuk pembangkit tenaga
belajar di Amerika tidak dilayani seperti itu. listrik dan penyaluran air irigasi yang lebih
Selain menjadi Ibu Kota Republik merata dan meliputi area pertanian yang lebih
Perancis, Paris ditetapkan PBB sebagai tempat luas.
kedudukan UNESCO, yaitu lembaga PBB yang Indonesia adalah sebuah “member-state”
mengurus soal-soal pendidikan, i lmu dari UNESCO, tetapi berbeda dengan
pengetahuan dan kebudayaan. Secara teratur kebanyakan negara-negara merdeka lainnya,
saya mengunjungi lembaga internasional ini Negara-Bangsa kita ini tidak mempunyai suatu
karena perpustakaannya relatif lengkap sekali, perwakilan khusus untuk dan di lembaga
seminarnya terbuka untuk setiap orang tanpa intelektual PBB yang satu ini. Hubungan dan
bayaran, demikian pula pameran-pameran urusan dengannya dirangkapkan pada
173Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
Kedutaan Besar RI di Paris. Maka tidak kembali di tahun 1814, ia sudah dalam keadaan
mengherankan kalau sikap Kedutaan kita ini terlantar, abandoned, sudah tidak berfungsi lagi
dingin-dingin saja ketika saya laporkan ada sebagai tempat ibadah. Pada asasnya UNESCO
kesempatan baik bagi Indonesia di UNESCO memang tidak memugar tempat ibadah, tidak
untuk mendapatkan dana yang sangat berurusan dengan masalah agama. Menurut
diperlukan bagi perbaikan Borobudur. Alih-alih penampilannya sekarang Borobudur tinggal
mengambil langkah yang diperlukan demi berupa peninggalan budaya universal yang
merebut kesempatan emas tersebut, para tidak ada duanya di belahan bumi sebelah
diplomat senior di Kedutaan malah bersikap Selatan, yang menunjukkan kekhususan yang
menunggu sampai ada “petunjuk dari Jakarta”. mencerminkan kebudayaan Indonesia par
Padahal saya dengar pemerintah pernah excellence, walaupun pembangunannya dahulu
mengajukan permintaan bantuan UNESCO tidak bebas dari pengaruh agama Buddha
untuk perbaikan candi kita tersebut di tahun Mahayana yang juga menjadi kepercayaan
1955. Justru karena sudah ada permintaan itu religius di berbagai daerah di Asia.
maka mereka lebih bersikap “wait and see” Pak Dubes dan staf diplomatnya kelihatan
karena tidak mau dianggap “ngerusuhi” kerjaan tidak tertarik pada semua argumen yang saya
lembaga internasional ini. Padahal setiap tahun ajukan. Namun keengganan mereka untuk
kita selalu melunasi iuran keanggotaan kita di bertindak seperlunya saya kira, lebih karena
situ. tidak siap untuk berdiskusi secara akademis
Namun saya tidak mau pasrah begitu saja. mengenai hal-hal yang bersifat kultural, historis,
Saya terus mendesak Pak Dubes untuk bersikap apalagi keilmuan. Alih-alih membalik-balik buku
proaktif. Bagaimana mungkin Pemerintah Pusat yang bermutu di perpustakaan, mereka lebih
di Jakarta akan memberi “petunjuk” kalau KBRI- senang membolak-balik brosur penawaran
Paris tidak memberi laporan bahwa akan ada mobil mewah dan menggunakan waktu
dana di UNESCO yang tersedia untuk senggangnya di setiap “weekends” dan hari-
diperebutkan oleh negara-negara anggota bagi hari libur untuk “sight-seeing” di Eropa,
pemugaran bangunan kuno yang dikategorikan mumpung ada kesempatan. Melihat sikap yang
sebagai “human heritage” yang ada di menjijikkan ini saya pernah berniat membuat
wilayahnya. Dan Borobudur pasti berhak buku yang berjudul “the ugly Indonesians”.
disebut demikian mengingat sejak ditemukan Kebencian rupanya memang bisa timbal-
174 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
balik. Mereka jadi bersikap memusuhi saya. negara Indonesia yang bertanggung jawab
Saya dilarang belajar di kelder KBRI, padahal yang menyadari masalah krusial bangsa dan
sebagai gudang bawah tanah, tempat selaku pegawai negeri di jajaran Departemen
menyimpan barang-barang yang rusak tidak Pendidikan dan Kebudayaan yang bertugas
terpakai lagi, kehadiran saya di situ mengurus Borobudur, bangunan kultural. Saya
mengganggu proses kerja para diplomat kita. tetap hadir dan aktif ikut bicara selaku intelektual
Lagi pula saya berstatus pegawai negeri seperti independen dalam diskusi-diskusi interaktif
mereka, yang sedang bertugas belajar, bedanya UNESCO yang membahas masalah “human
hanya dalam paspor masing-masing, mereka heritage”.
berpaspor diplomatik sedangkan saya Saya berusaha menyakinkan dunia
berpaspor dinas. internasional tentang urgensi penyelamatan
Saya memang sesekali, tidak setiap hari, Candi Borobudur bagi kemanusiaan dan
belajar di kelder itu karena di situ ada white peradaban yang karenanya perlu dibantu. Saya
board yang masih bisa dipakai untuk latihan
matematika yang terkait dengan ekonometri
atau mempersiapkan seminar wajib doktoral
dua minggu lagi. Selain ini saya dilarang, selaku
Ketua PPI-Perancis, untuk memakai alamat
KBRI sebagai alamat pos PPI yang sudah
berjalan lama, jadi saya hanya meneruskan saja
kebiasaan yang saya anggap baik. Padahal
saya tahu persis bahwa nyaris semua
mahasiswa Amerika yang belajar di Paris,
mengalamatkan surat-surat pribadi mereka ke
kantor Kedutaan Besar Amerika yang ada di
Paris.
Lagi-lagi saya tidak mau menyerah begitu
saja. Malah situasi yang tidak membantu ini saya
anggap sebagai suatu tantangan pribadi yang
harus saya respons selayaknya selaku warga
175Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
Sketsa laboratorium Borobudur karya Daoed Joesoef
te rus-menerus mengucapkan, “ . . .we, adanya kesempatan untuk turut rebutan dana
Indonesians, are not lacking wants for higher UNESCO, saya memerlukan identitas resmi
means, but we are lacking mean for higher membenarkan saya untuk mengambil
wants...” Untuk memperoleh data mutakhir yang keputusan, tidak hanya sekedar menjelaskan
akurat tentang keadaan candi saya minta masalah selama diskusi. Respons Pak Mashuri
bantuan adik saya, Soelaiman Joesoef, seorang sangat positif. Dia mengangkat saya sebagai
antropolog lulusan UI, yang menjabat sebagai “penasihat” Delegasi Indonesia untuk UNESCO
kurator di Museum Pusat Jakarta. yang secara formal berkunjung ke Paris dua
Akhirnya saya menulis surat langsung tahun sekali untuk menghadiri General
kepada Pak Mashuri, Menteri Pendidikan dan Conference dimana dibahas dan diputuskan
Kebudayaan, yang sudah saya kenal sejak program kerja dan anggaran yang terkait
zaman revolusi fisik, selaku sesama anggota dengan itu selama dua tahun mendatang.
Tentara Pelajar, dia dari daerah Surakarta, saya Karena ketiadaan dana pemerintah kita
dari daerah Yogyakarta. Selain menjelaskan tidak bisa mengirim fungsionarisnya dari Jakarta
ke Paris untuk menghadiri setiap kali diadakan
diskusi arkeologis dan usaha penyelamatan
monumen nasional. Sebenarnya “kekurangan”
ini tidak terlalu menghambat usaha perebutan
dana pemugaran kalau saja KBRI kita di Paris
menjalankan fungsinya dengan baik. Dari Pak
Mashuri saya ketahui bahwa Dubes Indonesia di
Paris sebenarnya bertugas ganda, sebagai
Ketua Perwakilan RI di Republik Perancis dan
Ketua Perwakilan RI di UNESCO yang kebetulan
bermarkas di Paris. Jadi dia dan/atau staf
d ip lomatnya yang sebenarnya harus
menghadiri diskusi-diskusi harian yang
membahas kepentingan RI di bidang
p e n d i d i k a n , i l m u p e n g e t a h u a n d a n
kebudayaan. Namun karena mereka tidak
176 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
Sketsa situasi pemugaran II Candi Borobudur karya Daoed Joesoef
peduli, saya bertekad terus berjuang sendirian, oleh seorang Dubes yang direkrut dari jajaran
adakalanya harus membolos kuliah, untuk Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. PPI-
mendapatkan dana pemugaran Borobudur. Perancis diijinkan kembali beralamatkan KBRI
Apalagi yang menjadi “saingan” candi kita ini karena KBRI adalah milik semua warga
dalam rebutan dana internasional yang dikelola Indonesia yang sedang bermukim di Perancis.
oleh UNESCO ketika itu cukup berbobot juga, Dia tidak keberatan saya belajar di kantor yang
yaitu kota air Venesia (Italia) yang terancam dipimpinnya, bahkan akan menyediakan satu
tenggelam dan Mohenjodaro, sebuah ruin kamar khusus, tidak lagi di khelder. Hal ini saya
kerajaan tua di Pakistan. tolak, saya sudah senang diijinkan belajar
Keadaan berubah secara diamentral kembali di khelder, sebab tidak setiap hari,
ketika terjadi perubahan Dubes kita di Paris. hingga penggunaan kantor bisa lebih efisien
Dubes baru ini juga seorang perwira tinggi AD, dan efektif kalau digunakan untuk kegiatan
Letjen Askari (1969). Tiga hari setelah mulai diplomatis murni. Dia bahkan mendanai saya
bertugas, saya langsung mengajukan pulang ke Indonesia selama sebulan, menemui
permohonan audiensi. Dalam pertemuan pejabat-pejabat terkait masalah Borobudur agar
pertama ini, yang berlangsung hampir tiga jam, mereka betul-betul memahami apa yang
saya paparkan keadaan mahasiswa Indonesia sedang dipertaruhkan.
di Perancis and Eropa, selaku Ketua PPI- Sementara menunggu keputusan dari
Perancis dan masalah Borobudur, selaku Pemerintah Pusat, Pak Askari meminta saya
penasihat Delegasi Indonesia untuk UNESCO. tetap bertugas di UNESCO di samping berkuliah
Sikap Pak Askari sangat reasonable. Dia di Sorbonne. Seorang diplomat dari KBRI dia
tidak hanya menghargai pendapat saya tetapi perintahkan mendampingi saya dalam
j u g a m e n e r i m a k e t e r b u k a a n d a n melaksanakan tugas perwakilan RI di UNESCO.
keterusterangan saya. Dia berkata memahami Kemudian dia mengharapkan saya mulai
benar temperamen orang Aceh karena selama mencari calon-calon yang kapabel selaku staf
periode revolusi fisik dia ditugaskan oleh lokal dari perwakilan kita di UNESCO.
Pemerintah Pusat untuk “mendampingi” Daoed Akhirnya Borobudur keluar sebagai
Bereuh di Aceh. Dia sepakat dengan usul saya pemenang dalam perebutan dana internasional
agar Presiden menetapkan sebuah perwakilan yang kita butuhkan bagi usaha pemugarannya.
tersendiri bagi dan di UNESCO yang dipimpin Pada bulan Januari 1971 “International Panel
177Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
Meeting” yang diadakan di Yogyakarta delegasinya ke Indonesia, yang terdiri dari
“unanimously agrees that the only way to save ilmuwan dari berbagai disiplin dan pakar dalam
Borobudur from disintegration is to dismantle berbagai bidang yang diperlukan oleh kerja
and rebuild the square terraces.” Terkait erat penyelamatan candi. Di Indonesia mereka ini
dengan keputusan itu, pada bulan April di tahun m e n d a p a t k e s e m p a t a n t i d a k h a n y a
yang sama, Pemerintah Indonesia membentuk mengunjungi Borobudur, tetapi lebih-lebih
“Badan Pemugaran Candi Borobudur”, yaitu bertemu dan bertukar pikiran dengan tenaga
instansi resmi yang bertanggung jawab atas ahli kita sendiri, memang relatif sedikit
penanganan semua aspek yang terkait dengan jumlahnya, tetapi merupakan orang-orang yang
karya besar restorasi dan UNESCO, bersamaan serius dan handal di bidangnya masing-masing.
dengan itu, menetapkan petugasnya sebagai Rupanya ahli-ahli asing itu sangat
koordinator. Karena lembaga PBB ini sudah terkesan dengan kemampuan ahli-ahli kita
menyetujui untuk membantu pemugaran tersebut dalam bersama-sama menyusun
Borobudur, ia semakin sering mengirim rencana kerja yang terpadu, terarah, sistematik
dan rasional. Begitu rupa hingga UNESCO
memberitahukan negara-negara Asia yang
mempunyai juga candi-candi yang terancam
runtuh, dengan persetujuan Pemerintah
Indonesia, agar memanfaatkan ker ja
pemugaran Candi Borobudur sebagai tempat
training fungsionaris mereka untuk mendapat
pengalaman, pengetahuan dan ketrampilan
tekn is yang d ipe r lukan bag i usaha
penyelamatan warisan budaya/monumen
nasional masing-masing.
Pada pertengahan tahun 1972 Pemerintah
Indonesia memutuskan untuk membentuk
sebuah perwakilan khusus di UNESCO dan
bermarkas di kompleks perkantoran duta besar
dari negara-negara anggota lainnya yang
178 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
Sketsa situasi pemugaran II Candi Borobudur karya Daoed Joesoef
disediakan oleh UNESCO demi kemudahan dan Hubungan persahabatan antara Pak Askari dan
kelancaran berkomunikasi satu sama lain. saya berkembang semakin akrab. Karena saya
Dubes kita di situ direkrut dari Departemen tidak lagi belajar di khelder berhubung ujian
Pendidikan dan Kebudayaan, persis seperti mata pelajaran ekonometri telah saya tempuh
yang pernah saya anjurkan dan diperjuangkan dengan baik, dia sesekali mengundang saya ke
oleh Pak Askari dengan gigih. Pak Dubes adalah kantornya untuk bertukar pikiran tentang hakikat
Prof. Drs. Soepojo Padmodipoetro, Sekjen aneka peristiwa di Eropa Barat dan Timur yang
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan sedang bergejolak dalam rangka “Perang
mantan Rektor Universitas Gadjah Mada. Saya Dingin”. Dia senang karena dalam berdiskusi
pun berhasil mendapatkan staf lokal yang saya selalu menggunakan “idiom militer” yang
handal untuk perwakilan kita di UNESCO ini. Dia membentuk penalarannya selama ini. Saya
adalah saudara M. Zaini, alumnus IKIP Malang, mampu berbuat demikian karena saya
yang melanjutkan studi kependidikannya di mengikuti juga kuliah “strategi” yang diberikan
Amerika dan Belanda, dan kemudian ke Paris oleh Jenderal Beauffre yang diakui sebagai
untuk mendalami seni lukis.
Pada bulan Desember di tahun yang sama
UNESCO membentuk “Consultative Committee”
dan melansir “international appeal for the
restoration of Borobudur.” Pada tanggal 27
Januari 1973 Pemerintah Indonesia dan
UNESCO menandatangani “a formal agreement
for the implementation of the Borobudur
Restoration Project”.
Karena merasa tugas saya sudah selesai,
saya mengundurkan diri dari keterlibatan saya
dengan urusan-urusan UNESCO, guna
memusatkan kembali perhatian sepenuhnya
pada studi doctoral di Sorbonne. Walaupun
begitu saya menyatakan selalu bersedia
memberikan pendapat bila dianggap perlu.
179Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
Sketsa bengkel peralatan pemugaran Candi Borobudur karya Daoed Joesoef
bapak persenjataan nuklir Perancis. Undangan mendengar serta membahas progress report
berdiskusi semakin kerap, hingga kadang- dari para teknisi-penanggung jawab kerja di
kadang saya terpaksa menolak, ketika PBB lapangan, saya menyempatkan diri untuk
menetapkan Paris sebagai tempat permanen membuat sketsa tentang kegiatan-kegiatan
untuk pembicaraan perdamaian tiga segi antara yang ada di situ. Melalui sketsa-sketsa ini saya
Vietnam Utara, Vietnam Selatan dan Amerika ingin mengabadikan bagaimana anak-anak
Ser ika t . D iskus i -d iskus i in i semak in bangsa dari generasi abad XX berusaha
menyuburkan hasrat saya untuk kelak menyelamatkan karya monumental dari
mendirikan suatu lembaga pengkajian strategis generasi abad VIII dengan menggunakan alat-
dan hubungan internasional. alat konstruksi modern yang ketika itu tidak ada
Kerja besar pemugaran Borobudur secara dan mungkin pula belum terbayangkan oleh
resmi dimulai pada tanggal 10 Agustus 1973. para pembangun candi pada masanya.
Lembaga te r t ingg i pemer in tah yang Pada bulan Oktober 1982, setelah bekerja
bertanggung jawab atas pelaksanaan keras, tekun, teliti dan sistematik, kerja restorasi
pemugaran ini adalah Departemen Pendidikan candi dinyatakan selesai. Biaya yang telah
dan Kebudayaan. Pada tahun 1978, lima tahun dikeluarkan tercatat sebesar dua puluh juta US
setelah saya kembali ke Tanah Air, saya dolar dan dua per tiga di antaranya berasal dari
ditetapkan oleh Presiden Soeharto sebagai kas Pemerintah Indonesia. Dari jumlah sebesar
Menteri dari departemen tersebut dan dengan ini, setelah diperiksa oleh auditor internasional,
sendirinya berkewajiban mengawasi kelancaran tidak ada satu sen pun yang dikorup. Jadi betul-
kegiatan pemugaran Candi Borobudur. Maka betul suatu karya yang bermartabat dari orang-
terjadilah kontak-kontak fisik dan idiil yang serba orang yang bermartabat. Bukan tidak ada kritik
intensif antara sang candi dengan saya yang terhadap usaha pemugaran ini.
saya tanggap dan hayati sebagai suatu Tidak kurang dari seorang Sutan Taksir
panggilan sejarah yang harus dipenuhi, Al isyahbana, seorang intelektual dan
kalaupun bukan sebagai suatu suratan takdir budayawan kondang, yang menganggap
(destiny). pengeluaran uang sebesar itu tidak efektif bagi
Setiap kali saya mengadakan kunjungan perjalanan bangsa. Adalah lebih bermanfaat,
kerja ke tempat pemugaran untuk melihat menurut dia, kalau dana itu bukan dipakai untuk
sendiri hasil kerja yang sudah dicapai dan merehabilitasi masa lalu tetapi membangun
180 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
Prasasti peresmian dimulainya pemugaran Candi Borobudur pada tanggal10 Agustus
1973
masa depan, berupa pembangunan pendidikan menurut mereka, seorang muslim yang
dan infrastruktur yang diperlukan bagi notabene bernama Daoed Joesoef, nama dari
pembangunan ekonomi nasional. Sebagai dua orang nabi, keturunan Aceh, bekerja keras
jawaban saya katakan bahwa pendidikan membangun kembali berhala menjelang runtuh.
adalah bagian dari kebudayaan, berupa sistem Berbeda dengan s ikap Sutan Takdir
nilai yang kita hayati. Borobudur adalah salah Alisyahbana yang secara gentleman menemui
satu dari nilai tersebut dan begitu tinggi nilai itu saya di kantor untuk menyatakan pandangan
hingga kalau kita biarkan pupus begitu saja tidak kritisnya, kelompok yang mengatasnamakan
akan bisa dimaafkan oleh nurani. Pemugaran Islam ini bergerak secara sembunyi di malam
candi ini merupakan kekaguman dan hari. Mereka menyebarkan surat selebaran di
penghormatan kita kepada semua pencipta dalam kegelapan dan sesekali melemparkan
Candi Borobudur dahulu, para “local genius” batu ke arah proyek. Maka kepada para pekerja,
yang sampai sekarang tidak kita ketahui yang sebagian besar adalah penganut agama
namanya. Pemugaran ini dalam dirinya adalah Islam, saya katakan supaya bekerja terus tanpa
juga hasil renungan syntypical tentang sejarah
sebuah bangsa dimana sejarahnya sendiri
dilihat sebagai satu dari unsur-unsur pola
kebudayaannya. Sebagai suatu Negara-bangsa
boleh saja kita dianggap muda, tetapi selaku
makhluk manusia yang kin i berhasi l
mengelompok menjadi satu Bangsa, kita
ternyata mempunyai suatu masa lalu yang
cukup tua, cukup panjang dan cukup gemilang,
bernenek moyang terampil dan berbudi tinggi.
Salah satu bukti dari semua itu adalah Candi
Borobudur.
Kecaman yang pedas juga ternyata
datang dari kelompok orang-orang yang
mengaku beragama Islam. Isi kecaman bahkan
bersifat sangat pribadi. Bagaimana mungkin,
181Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
Sketsa situasi pemugaran II Candi Borobudur karya Daoed Joesoef
ragu dan takut. Kepada mereka saya katakan lakukan 30 tahun yang lalu, sewaktu masih
bahwa hidup ini sebaiknya bercermin pada sama-sama mahasiswa, yaitu duduk berduaan
“kehidupan” sebuah sungai. Sebagai tanda di puncak tertinggi Candi Borobudur. Hasrat ini
hidup ia terus mengalir, selalu bisa mengatasi baru dapat terwujud dua minggu kemudian
hambatan, mengarah ke tujuannya yang ketika dia sudah sembuh dari penyakit yang
terakhir. Namun dalam tetap mengalir itu ia tidak ketika itu membuatnya berhalangan hadir. Kalau
pernah memutuskan diri dari sumbernya barang dahulu dari atas kelihatan sekali betapa kumuh
sedetik, ia tetap berhubungan dengan asal-usul dan reyotnya Borobudur, kini kami berdua
kejadianya. Bagi manusia yang hidup dan terus menyaksikan dari ketinggian sebuah bangunan
bergerak menuju akhir kehidupan itu, asal-usul kuno yang asri dan megah dan anggun sekali.
yang tidak boleh dilupakannya adalah Kami berdua lebih banyak diam saja, tidak ingin
kebudayaannya, sistem nilai yang dihayatinya. menganggu suasana yang kebetulan sedang
Dan Candi Borobudur merupakan sebuah karya hening, sunyi dan sepi. Kami tahu sudah tidak
seni-budaya yang cukup membanggakan dan muda lagi, sudah berumah tangga dan punya
bahkan turut dikagumi oleh manusia-manusia anak. Namun kami menyadari bahwa masing-
dari bangsa-bangsa lain yang terpelajar dan masing memegang jabatan publik yang punya
beradab. tanggung jawab besar di bidang pendidikan dan
Pada tanggal 23 Februar i 1983 kebudayaan, yang langsung menentukan
pemugaran Candi Borobudur dengan resmi perkembangan kecerdasan kehidupan bangsa,
dinyatakan berakhir dengan sukses, sesuai seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945.
dengan rencana kerja semula, oleh Presiden Menurut perhitungan para teknikus,
Republik Indonesia dengan disaksikan Direktur dengan pemugaran ini Borobudur akan mampu
Jenderal UNESCO. Di antara tokoh-tokoh bertahan selama 1000 tahun lagi. Bila sesudah
nasional yang diundang menghadiri hari itu candi ini runtuh dan tidak terselamatkan lagi,
bersejarah ini, saya tetapkan Adi Putera orang-orang Indonesia seharusnya mampu
Parlindungan, yang sementara itu sudah menciptakan nilai-nilai spektakuler lain sebagai
menjadi Guru Besar dan Rektor dari Universitas pengganti yang bisa dibanggakan sesuai
Sumatera Utara. Sayang dia tidak dapat dengan pandangan hidup zamannya.
memenuhi undangan tersebut hingga tidak Sampai sekarang kalau sesekali saya
dapat saya ulangi lagi apa-apa yang kami berkesempatan menatap bulan purnama, saya
182 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
Prasasti peresmian selesainya pemugaran II Candi Borobudur tanggal 23 Februari 1983
tentu terkenang Borobudur, my ageless
Borobudur. Saya bangga bisa belajar keluar
negeri, di perguruan tinggi yang saya pilih
sendiri, yang merupakan impian sejak kecil,
dengan dibiayai oleh lembaga filantropis asing,
jadi tidak mengusik pajak rakyat dan dengan
persetujuan pemerintah. Saya bangga telah
berani melawan kehendak pimpinan FE-UI dan
tidak menyesak telah berseteru dengan salah
seorang Dubes dari KBRI-Paris. Andaikata saya
tidak ke Paris, tidak ada yang mau tahu bahwa
ada dana pemugaran dari UNESCO. Andaikata
saya bersikap tidak peduli demi hubungan baik
dengan sang Dubes, “bapak” komunitas
Indonesia di Perancis, dana pemugaran itu pasti
jatuh ke tangan negeri lain. Dengan kata lain,
Borobudur runtuh, who cares?!
Setelah saya pikir-pikir sekarang, Tuhan
beralasan memberkahi sikap nonkonformis
saya. Saya ditakdirkan olehNya untuk
menyelamatkan Borobudur selama 1000 tahun
lagi dan tidak sekedar menjadi warga Indonesia
pertama yang berhasil meraih gelar “Docteur
d'Etat” di Sorbonne, jenis gelar akademis
tertinggi yang bergengsi di lingkungan
pendidikan universitas Perancis.
Sekali merangkuh dayung dua-tiga pulau
terlampaui.
183Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur
Situasi pemugaran II Candi Borobudur
Foto udara situasi pemugaran II Candi Borobudur
BIODATA PENULIS
Prof. Dr. Daoed Joesoef, lahir di Medan pada tanggal 8
Agustus 1926. Setelah lulus SMA tahun 1949 di Yogyakarta,
meneruskan kuliah di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Sempat bekerja sebagai dosen di almaternya tersebut (1958-
1965), berturut-turut meraih gelar Certificate Doctorate de
l'Universite, mention droit pada tahun 1967, Diploma d'Etudes
Superiurs tahun 1973 dan Docteur es Sciences economiques
tahun 1973, kesemuanya dari Universite de Paris. Selain karir di
bidang akademik, terdapat pula karir di bidang militer sebagai
seorang tentara pelajar dengan jabatan terakhir sebagai Letnan
Muda di Komando Militer Kota Besar Jakarta Raya (1950 -
1952). Selain itu juga pernah menjabat sebagai direktur CSIS
pada tahun 1970-1973. Puncak karir tercapai ketika menjabat
sebagai Menteri Kebudayaan dan Pendidikan pada tahun 1978-
1983 yang membuatnya terlibat aktif dalam Pemugaran II Candi
Borobudur.
184 Merintis Kampanye Penyelamatan Candi Borobudur