Upload
putri-dwi
View
36
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
SBSN
Citation preview
KERJASAMA PEMBIAYAAN MULTIJASA DANA PENDIDIKANANTARA BSM DENGAN MADRASAH PEMBANGUNAN UIN
JAKARTA
Disusun Oleh:
Nelisa Agustina 207046100607
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
KERJASAMA PEMBIAYAAN MULTIJASA DANA
PENDIDIKAN ANTARA BSM DENGAN MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTASKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh
NELISA AGUSTINA NIM. 207046100607
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Euis Amalia, M.AgNIP. 197107011998032002
Mu’min Rauf, M.ANIP. 197004161997031004
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul KERJASAMA PEMBIAYAAN MULTIJASA DANA PENDIDIKAN ANTARA BSM DENGAN MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA telahdiujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 22 September 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 22 September 2011 Mengesahkan,Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, M.A, M.M NIP. 195505051982031012
PANITIA SIDANG MUNAQASYAH
1. Ketua : Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag. NIP. 196404121994031004
2. Sekretaris : Moh. Syafi’i, S.E.i
3. Pembimbing I : Dr. Euis Amalia, M.Ag. NIP. 197107011998032002
4. Pembimbing II : M u’min Rauf, M.A NIP. 197004161997031004
5. Penguji I : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 195505051982031012
6. Penguji II : Fahmi Muhammad Ahmadi, S.Ag, M.Si NIP. 197412132003121002
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 September 2011
Nelisa Agustina
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi pada Bank Syariah Mandiri dan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta dengan judul “Kerjasama Pembiayaan Multijasa Dana Pendidikan antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah pembiayaan multijasa yang dijalankan oleh BSM Kcp Ciputat sudah sesuai dengan prinsip akad tersebut, kemudian apakah kerjasama/perikatan yang terjalin antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta sudah sesuai dengan perjanjian menurut hukum islam. Metode penelitian yang digunakan adalah metode normatif, yaitu metode penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka.
Hasil analisis menyatakan bahwa akad yang digunakan oleh BSM dalam pembiayaan multijasa dana pendidikan ini sudah sesuai dengan prinsip akad dan kerjasama yang terjalin antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta juga sudah sesuai dengan perjanjian menurut hukum islam.
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan agar jalinan kerjasama antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tetap terus dipertahankan, karena banyaknya jumlah anggota Madrasah Pembangunan yang diharapkan akan dapat memanfaatkan pelayanan jasa perbankan.
i
KATA PENGANTAR
الرحيم بسم الرمحن اهلل
Assalamu’alaikum
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat
serta salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang telah
memberikan tuntunan dan bimbingan kepada umat manusia untuk kehidupan yang
lebih baik serta kepada keluarganya, para sahabatnya, dan umatnya.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari terdapat banyak kendala
yang menghambat langkah penulis untuk merampungkan skripsi ini. Namun, berkat
bimbingan, arahan, dan motivasi dari berbagai pihak. Alhamdulillah, pada akhirnya
skripsi yang berjudul “Kerjasama Pembiayaan Multijasa Dana Pendidikan
antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta” dapat diselesaikan
oleh penulis dengan baik. Dengan penuh kesadaran penulis menyadari bahwa skripsi
ini jauh dari kesempurnaan dan tidak akan selesai tanpa dukungan dari berbagai pihak
baik dukungan moril maupun materil. Penghargaan yang tidak dapat terlukiskan,
penulis berikan kepada orang-orang tersayang dan pihak-pihak yang telah
memberikan dukungan, do’a, dan pengorbanan demi selesainya skripsi ini. Ucapan
terima kasih yang mendalam penulis sampaikan kepada:
ii
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr.
H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM.
2. Dr. Euis Amalia, M. Ag dan Mu’min Rauf, MA pembimbing skripsi yang telah
sabar membimbing, memberikan arahan, dan meluangkan waktunya disela-sela
kesibukannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Drs. H. Ahmad Yani, M. Ag, Koordinator Teknis Program Non Reguler
sekaligus selaku dosen penguji seminar proposal.
4. Bapak Ah. Azharudin Lathif, M. Ag Dosen Penasihat Akademik yang telah
membimbing dan memberikan banyak informasi dalam membuat proposal
skripsi ini.
5. Para Dosen yang telah mengajarkan ilmunya kepada Penulis dari Semester awal
hingga akhir, para staff perpustakaan yang telah membantu Penulis dalam
mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam skripsi ini.
6. Bapak Ahmad Sofyan, selaku Direktur Madrasah Pembangunan UIN Jakarta,
bapak Sartana selaku kepala Tata Usaha dan para staff, atas segala bantuannya
kepada penulis dalam proses penyelesaian penelitian di Madrasah Pembangunan
UIN Jakarta. Serta bapak Hendri Fadilla selaku kepala Bank Syariah Mandiri
KCP Ciputat yang telah memberi izin kepada penulis, Bapak Budi, Bapak Andi,
Bapak Adi dan para staff, atas kesediaanya membantu penulis dalam proses
penelitian.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, untuk semua
bantuan serta perhatian yang diberikan kepada penulis.
iii
Akhirnya, hanya kepada Allah semua amal baik tersebut penulis kembalikan, semoga
mendapat balasan yang berlipat ganda. Hanya kepada Allah penulis berserah diri dan memohon ridha-Nya dalam menggapai masa depan yang cerah. Amin.Jazakumullah Khairan Katsira Wassalamu’alaikum Wr. WbJakarta, 12 September 2011
Nelisa Agustina
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................1
B. Perumusan Masalah.........................................................................6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................7
D. Metodologi Penelitian......................................................................8
E. Review Studi Terdahulu................................................................10
F. Sistematika Penulisan....................................................................13
BAB II PEMBIAYAAN MULTIJASA
A. Produk Pembiayaan Multijasa.......................................................15
B. Skema Akad yang Digunakan.......................................................20
C. Teknik Perhitungannya..................................................................28
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI DAN
MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
A. Profil Bank Syariah Mandiri..........................................................32
1. Sejarah Singkat........................................................................32
2. Visi dan Misi............................................................................34
3. Struktur Organisasi..................................................................36
v
4. Produk Pembiayaan Eduka Pada Bank Syariah Mandiri.......37
B. Madrasah Pembangunan UIN Jakarta...........................................38
1. Sejarah Singkat........................................................................38
2. Visi, Misi dan Tujuan..............................................................41
3. Struktur Organisasi..................................................................44
BAB IV KERJASAMA PEMBIAYAAN MULTIJASA DANA
PENDIDIKAN ANTARA BSM DENGAN MADRASAH
PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
A. Mekanisme pembiayaan Multijasa BSM dengan Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta ........................................................... 45
B. Analisa terhadap Pembiayaan Multijasa antara BSM dengan
Madrasah Pembangunan UIN Jakarta .......................................... 51
1. Analisis Produk........................................................................51
2. Analisis Akad...........................................................................53
3. Analisis Kerjasama BSM dengan Madrasah Pembangunan . 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................63
B. Saran..............................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Layanan perbankan kepada nasabah tidak pernah berhenti. Salah satu
layanan yang dihadirkan yakni produk pembiayaan. Pembiayaan ijarah dengan
akad sewa-menyewa di bank syari’ah merupakan akad yang sangat fleksibel
dalam penerapannya sangat meringankan dan memberi kemudahan bagi para
nasabahnya, nasabah yang memerlukan suatu barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhannya baik kebutuhan konsumtif atau bisnis. Pertumbuhan pinjaman
konsumtif tiap tahun mengalami peningkatan karena pinjaman konsumtif ini
paling banyak dicari nasabah karena dari sisi kemudahan dan kenyamanan yang
ditawarkan.1
Secara definisi, pembiayaan konsumtif syariah adalah kebutuhan individual
meliputi kebutuhan baik barang maupun jasa yang tidak dipergunakan untuk
tujuan usaha. Menurut jenis akadnya dalam produk pembiayaan syariah,
pembiayaan konsumtif dapat dibagi menjadi 5 bagian yaitu:
a. Pembiayaan konsumen akad murabahah
b. Pembiayaan konsumen akad IMBT
c. Pembiayaan konsumen akad ijarah
d. Pembiayaan konsumen akad istishna
e. Pembiayaan konsumen akad Qard+ijarah
2011.
1May. “Pinjaman Konsumtif Naik 35 Persen”. Bangka Pos. (Pangkalpinang). 10 Februari
1
2
Dalam menetapkan akad pembiayaan konsumtif, ada beberapa langkah
yang harus dilakukan bank yaitu:
1. Apabila kegunaan pembelian yang dibutuhkan nasabah adalah untuk
kebutuhan konsumtif semata, harus dilihat dari sisi apakah pembiayaan
tersebut berbentuk pembelian barang atau jasa.
2. Jika untuk pembelian barang, faktor selanjutnya yang harus dilihat adalah
apakah barang tersebut berbentuk ready stock, pembiayaan yang diberikan
adalah pembiayaan murabahah. Namun, jika berbentuk goods in process,
yang harus dilihat berikutnya adalah dari sisi apakah proses barang tersebut
memerlukan waktu dibawah 6 bulan atau lebih. Jika dibawah 6 bulan,
pembiayaan yang diberikan adalah pembiayaan salam. Jika proses barang
tersebut memerlukan waktu lebih dari 6 bulan, pembiayaan yang diberikan
adalah istishna.
3. Jika pembiayaan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan nasabah
di bidang jasa, pembiayaan yang diberikan adalah ijarah.2
Bank adalah suatu lembaga yang di mana kegiatan usahanya adalah
menyimpan atau menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali
kepada masyarakat. Sampai saat ini, mayoritas produk pembiayaan bank syariah
masih terfokus pada murabahah, pembiayaan murabahah sebenarnya memiliki
kesamaan dengan pembiayaan ijarah. Keduanya termasuk dalam kategori natural
2 Ahmad Ifham Solihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, (PT Gramedia pustaka utama, 2010) hal. 612-613.
3
certainty contracts,3 dan pada dasarnya adalah kontrak jual beli. Yang
membedakan keduanya hanyalah objek transaksi yaitu barang, misalnya rumah,
mobil dan sebagainya. Sedangkan dalam pembiayaan ijarah, objek transaksinya
adalah jasa, baik manfaat atas barang maupun manfaat atas tenaga kerja. Dengan
pembiayaan murabahah, bank syariah hanya dapat melayani kebutuhan nasabah
untuk memiliki barang, sedangkan nasabah yang membutuhkan jasa tidak dapat
dilayani. Dengan skim ijarah, bank syariah dapat pula melayani nasabah yang
hanya membutuhkan jasa.4 Salah satu bentuk pelayanan jasa keuangan yang
menjadi kebutuhan masyarakat adalah pembiayaan multijasa, yaitu pembiayaan
yang diberikan oleh bank syariah kepada nasabah dalam memperoleh manfaat
atas suatu jasa. Melalui pembiayaan multijasa ini bank syariah mendapatkan
kemudahan dalam mengelola likuiditasnya, karena dapat menyalurkan
pembiayaan dengan memenuhi kebutuhan nasabah terhadap jasa-jasa yang
dibenarkan secara syariah.5 Produk Ijarah Multijasa muncul karena adanya
permintaan dari bank untuk mengembangkan produk pembiayaan pada tiga
macam keperluan: pembiayaan untuk upacara perkawinan, pembiayaan untuk
wisata ibadah (umrah) dan pembiayaan untuk studi tingkat lanjut. Dalam
perkembangannya, ia bermutasi menjadi produk yang meliputi berbagai produk
3 Natural Certainty Contracts adalah kontrak atau akad dalam bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah maupun waktunya.
4 Adiwarman Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006) edisi ke-3. hal. 137.
5 Http://Ahmadifham.Files.Wordpress.Com diakses tanggal 15 Maret 2011.
4
pembiayaan yang melayani semua jasa, seperti jasa atas manfaat layanan
pendidikan.
Pembiayaan multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan akad
ijarah atau kafalah. Kalau bank syariah menggunakan akad ijarah, maka harus
mengikuti semua ketentuan yang ada dalam fatwa ijarah. Kalau bank syariah
menggunakan akad kafalah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada
dalam fatwa kafalah. Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, bank syariah
dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah).6 Produk-produk pembiayaan yang
ditawarkan oleh perbankan syariah Indonesia cukup banyak dan bervariasi untuk
memenuhi kebutuhan usaha maupun pribadi.7
Produk yang lahir dari Fatwa DSN-MUI No. 44/DSN-MUI/ VIII/2004
tentang Pembiayaan Multijasa itu kini berkembang biak menjadi produk
pembiayaan multiguna untuk jenis jasa. Idealnya sebuah produk multijasa
dilaksanakan seperti pembiayaan Ijarah, dimana bank membeli/menyewa aset
dan menyewakannya kepada nasabah, lalu nasabah menyewanya secara cicilan.
Itulah fungsi sebenarnya dari intermediary institution seperti bank. Produk bank
syariah memang banyak, beragam, dan mudah dilaksanakan, karena seirama dan
sejalan dengan transaksi di sektor riil. Tapi ia memiliki karakter, prosedur dan
teknik yang harus diikuti dengan disiplin. Mungkin satu-satunya kiat
6 Ahmad Ifham Solihin, Ini lho, Bank Syariah, (Jakarta : PT Grafindo Media Pratama, 2006) hal .143.
7 Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2008) hal.243.
5
menjalankan Ijarah Multijasa dengan benar dan aman dari sisi syariah, maupun
risk management, adalah mendorong bank untuk menciptakan kerjasama
sebanyak-banyaknya dengan penyedia jasa, seperti sekolah, rumah sakit, agen
perjalanan (untuk umroh) dan lain-lain. Jika program-program kerjasama ini
dilaksanakan, tentu jaringan keuangan perbankan syariah dengan sekolah, rumah
sakit, klinik, agen perjalanan dan sebagainya akan kuat. Dengan demikian
stabilitas sistem keuangan dalam skala mikro akan terbangun.
Dalam konteks perbankan syariah, maka bank bertindak sebagai muajjir
dan nasabah sebagai musta'jir. Jadi, keuntungan bagi bank terletak pada nilai
sewa yang dibayarkan oleh nasabah. Penggunaan akad ijarah pada pembiayaan
multijasa dana pendidikan BSM KCP Ciputat ini pada dasarnya adalah jenis
pembiayaan dalam bentuk sewa-menyewa. Bank dapat memperoleh ujrah (fee)
atas manfaat barang/jasa yang disewakannya. Besar ujrah atau fee harus
disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk
persentase. Apakah jenis pembiayaan multijasa yang dijalankan oleh bsm KCP
Ciputat sudah sesuai dengan prinsip akad tersebut, kemudian kerjasama/perikatan
yang terjalin antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta sudah
sesuai dengan perjanjian menurut hukum Islam.
Dengan mengacu pada uraian diatas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian lebih tentang masalah tersebut dalam skripsi yang
berjudul : “ Kerjasama Pembiayaan Multijasa Dana Pendidikan Antara BSM
Dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta”.
6
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dideskripsikan di atas maka
penulis perlu melakukan pembahasan yang mempunyai maksud dan tujuan yang
terarah dan jelas, supaya tidak terjadi perbedaan masalah dalam penulisan skripsi
ini. Serta pokok permasalahan yang terkait didalamnya dengan tujuan agar dapat
diperoleh gambaran yang lebih jelas dalam menguraikan masalah tersebut dalam
penulisan skripsi ini.
1. Bagaimana mekanisme Pembiayaan Multijasa dana pendidikan antara BSM
dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta ?
2. Bagaimana analisa kerjasama penyaluran pembiayaan Multijasa dana
pendidikan BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta ?
C. Tujuan dan manfaat penelitian
Bertitik tolak pada permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan
penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis mekanisme Pembiayaan Multijasa BSM ke Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta
2. Untuk menganalisis kerjasama penyaluran pembiayaan Multijasa antara BSM
dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
Adapun hasil dari penelitian dan penulisan skripsi ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi perbankan syariah, pembaca maupun pribadi, selain itu
juga diharapkan dapat bermanfaat:
7
1. Bagi penulis sendiri
Penelitian ini sangat bermanfaat karena dapat menambah wawasan
ilmu pengetahuan di bidang kerjasama bank dalam pembiayaan Multijasa
dana pendidikan.
2. Bagi objek penelitian (Madrasah Pembangunan UIN)
Dapat menjadi rujukan dan perbandingan dalam menerapkan kerja
sama pembiayaan Multijasa dana pendidikan dengan bank syariah biar lebih
efektif.
3. Bagi Pembaca
Dapat memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat dalam
menentukan lembaga keuangan bank yang sesuai dengan prinsip syariat
islam.
4. Bagi Kalangan Akademisi
Dengan adanya skripsi ini diharapkan dapat lebih bermanfaat bagi kita
semua dan bisa menjadi sumber referensi dan acuan yang jelas didalam
memilih pembiayaan Multijasa.
5. Bagi Dunia Pustaka
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan
yang berguna dalam memperkaya koleksi dan ruang lingkup karya-karya
penelitian lapangan
8
D. Metode Penelitian
Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang
mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu
pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Dengan
demikian, metode penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan yang terdapat dalam penelitian.8 Penelitian ini menggunakan metode
normatif, metode penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan
pustaka atau data sekunder belaka. Penelitian ini dilakukan untuk
mengidentifikasi konsep dan asas-asas serta prinsip-prinsip syariah yang
digunakan untuk mengatur perbankan syariah, khususnya sistem pembiayaan
ijarah. Metode berpikir yang digunakan adalah metode berpikir deduktif (cara
berpikir dalam penarikan kesimpulan yang ditarik dari sesuatu yang sifatnya
umum yang sudah dibuktikan bahwa dia benar dan kesimpulan itu ditujukan
untuk sesuatu yang sifatnya khusus). Ruang lingkup metode penelitian dari karya
akhir ini akan membahas berbagai aspek yang berkaitan dengan kerjasama
pembiayaan multijasa antara bank syariah dengan lembaga penyedia jasa.
Selanjutnya dalam penulisan hasil karya ini akan digunakan metodologi penelitian
yang terdiri dari beberapa unsur, yaitu sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yang
bersifat deskripktif analisis, yakni penelitian yang menggambarkan data dan
8 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), Cat. II, hal. 42.
9
informasi yang diperoleh peneliti di lapangan mengenai kerjasama
pembiayaan Multijasa antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN.
2. Sumber Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan sumber data
yaitu:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dari salah
satu pejabat Madrasah Pembangunan UIN.
b. Data sekunder, yaitu catatan-catatan laporan pembiayaan Multijasa dan
dari literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku serta sumber lainnya
yang berkaitan dengan materi penulisan ini.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini ditetapkan secara khusus pada Madrasah
Pembangunan UIN dan diarahkan untuk mengumpulkan data yang
mendukung untuk menjawab permasalahan yang telah diungkapkan diatas.
Penelitian ini khususnya diarahkan pada bidang-bidang pembiayaan.
Untuk kepentingan penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan
teknik:
a. Kepustakaan (library research), dilakukan untuk memperoleh dan
memahami konsep-konsep dan teori serta ketentuan-ketentuan tentang
pembiayaan Multijasa. Penelitian kepustakaan, yaitu mencari data-data
yang diperoleh, literatur dan referensi yang berhubungan dengan judul
skripsi di atas. Dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh kerangka
teori yang relevan dengan pokok bahasan dalam operasi penelitian ini.
10
b. Lapangan (field research), yaitu melakukan pencarian data-data dan
informasi mengenai permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini melalui
wawancara, studi dokumentasi, observasi.
4. Metode Analisis
Dalam mengolah dan menganalisa data, digunakan metode yang
bersifat normatif, yaitu dengan cara menggambarkan kondisi yang ada melalui
data-data yang didapat dari lapangan kemudian diterjemahkan dalam keadaan
sebenarnya.
5. Teknik Penulisan Skripsi
Teknik penulisan skripsi ini berdasarkan pada buku “Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah”,
Jakarta, Tahun 2010.
E. Review Studi Terdahulu
Adapun studi terdahulu untuk penelitian yang akan saya lakukan
melihat kepada beberapa penelitian skripsi terdahulu, yaitu :
Penelitian lain 1 Penelitian lain 2 Skripsi Saya
Judul Konsep Ijarah Terhadap
Jasa Pelayanan Pada
Koperasi Maju Bersama
kec. Bekasi Selatan kab
Bekasi
Konsep Ijarah dan
Aplikasinya dalam
Pembiayaan
Multijasa pada
BPRS Wakalumi
Kerjasama Pembiayaan
Multijasa Dana
Pendidikan antara BSM
dengan Madrasah
Pembangunan UIN
Jakarta
11
Focus Menjadi focus kajian
skripsi ini, yaitu
membahas jasa-jasa
koperasi maju bersama
dengan melihat praktek
yang ada di koperasi maju
bersama
lebih
memfokuskan
aplikasi yang
dilakukan oleh
nasabah
pembiayaan
multijasa tersebut
dan kaitannya
dengan
penggunaan akad
ijarah itu sendiri.
Jadi lebih
memfokuskan
pada aplikasi yang
dilakukan oleh
nasabah
pembiayaan
multijasa di BPRS
Wakalumi.
Pada penelitian ini
penulis lebih
memfokuskan pada
kerja sama antara BSM
dengan Madrasah
Pembangunan UIN
Jakarta yang berkaitan
dengan aplikasi yang
dilakukan oleh BSM
dalam pembiayaan
Multijasa Dana
Pendidikan.
Metode Penelitian ini
menggunakan metode
deskriptif kualitatif
Penelitian ini
menggunakan
metode deskriptif
kualitatif
menggabungkan
penelitian
kepustakaan dan
observasi lapangan
Penelitian saya
menggunakan metode
normatif
menggabungkan
penelitian kepustakaan,
wawancara dan
observasi lapangan
12
Obyek Koperasi Maju Bersama
kec. Bekasi Selatan kab
Bekasi
BPRS Wakalumi Bank Syariah Mandiri
dan Madrasah
Pembangunan UIN
Jakarta
Pendekatan Pendekatan deskriptif
kualitatif
Pendekatan
deskriptif
kualitatif
Pendekatan normatif
Kesimpulan Dalam skripsi ini dapat di
simpulkan bahwa masih
kurangnya pemahaman
para pelaku di koperasi
maju bersama terhadap
perekonomian syariah,
yang juga mempunyai
kontrak (akad) yang lebih
transparan, seperti ijarah
sehingga masih
menggunakan bunga
dalam aktifitasnya dan
kurang detailnya isi-isi
dalam pelayanan, yang
dikhawatirkan
menimbulkan masalah di
masa yang akan datang.
Dalam skripsi ini
dapat disimpulkan
dalam prakteknya
di BPRS
Wakalumi, produk
IB Multijasa
menggunakan
akad wakalah dan
ijarah, dimana
BPRS memberikan
jasa dalam
memenuhi
kebutuhan
nasabahnya
dengan
memberikan kuasa
kepada nasabah
untuk
membayarkannya
kepada pihak
ketiga
Kesimpulan dari skripsi
ini pembiayaan
multijasa dana
pendidikan ini
mempunyai beberapa
keunggulan yaitu
mekanisme pencairan
yang sangat mudah dan
cepat dengan
menggunakan akad
ijarah dan kontrak
kerjasama antara BSM
dengan Madrasah
Pembangunan UIN
Jakarta sesuai dengan
pandangan hukum
islam.
13
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini diperlukan adanya suatu uraian mengenai
susunan dari tulisan yang dibuat agar pembahasan menjadi teratur dan terarah
pada permasalahan yang sedang dibahas. Untuk itu skripsi ini akan di bagi ke
dalam lima bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan, yang mencakup latar belakang masalah,
perumusan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, review studi
terdahulu, metode penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II PEMBIAYAAN MULTIJASA
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang produk pembiayaan
multijasa, Skema Akad yang Digunakan dan Teknik Penghitungannya.
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI DAN
MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Melanjutkan dari bab II selanjutnya penulis mencoba menjabarkan
tentang objek penelitian yaitu pada Madrasah Pembangunan UIN
Jakarta dari sejarah singkat, visi, misi, tujuan Madrasah Pembangunan
UIN Jakarta, struktur organisasinya serta BSM.
BAB IV KERJASAMA PEMBIAYAAN MULTIJASA DANA
PENDIDIKAN ANTARA BSM DENGAN MADRASAH
PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Pada bab ini penulis menguraikan tentang analisis Mekanisme
pembiayaan Multijasa BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN
14
Jakarta, analisa terhadap Pembiayaan Multijasa antara BSM dengan
Madrasah Pembangunan UIN Jakarta meliputi: Analisis Produk, Analisis Akad dan Analisis Kerjasama BSM dengan Madrasah PembangunanBAB VPENUTUPMerupakan bagian penutup dikemukakan kesimpulan dari semua permasalahan yang dibahas dan memberikan saran-saran
BAB II
PEMBIAYAAN MULTIJASA
A. Produk Pembiayaan Multijasa
1. Pengertian Ijarah Multijasa
Secara terminologi atau menurut bahasa multijasa terdiri dari dua kata,
multi yaitu banyak, bermacam-macam dan kata jasa yang berarti perbuatan
yang berguna atau bernilai bagi orang lain. Jadi multijasa adalah sebuah
perbuatan atau manfaat yang bermacam-macam gunanya bagi orang lain.
Menurut terminologi istilah pembiayaan ijarah multijasa adalah pembiayaan
yang diberikan oleh lembaga keuangan syariah, baik perbankan atau non
perbankan kepada nasabah dalam memperoleh manfaat dan jasa1. Pembiayaan
ijarah multijasa merupakan fasilitas biaya konsumtif yang tidak bertentangan
dengan syariah seperti biaya pendidikan, kesehatan, pernikahan, naik haji dan
umroh2. Pada umumnya pembiayaan multijasa yang terjadi di lembaga
keuangan syariah yaitu membeli jasa manfaat dari penyedia jasa, kemudian
nasabah akan membayar ujrah (fee) sebagai kompensasi atas manfaat yang
diperolehnya dengan cara mengangsur atau langsung melunasi sekaligus
sesuai dengan kesepakatan dalam perjanjian di awal akad.
1 Serambi Indonesia, “Hukum Transaksi Pembiayaan Ijarah Multijasa”,artikel di akses pada 7 Mei 2011 dari http:// www.serambinews.com /
2 ISM, “BNI Syariah Luncurkan Multijasa iB”, artikel di akses pada 12 Mei 2011 dari http://www.niriah.com/
15
16
2. Landasan Hukum Pembiayaan Ijarah Multijasa
a. Al-qur‟an
Ada beberapa ayat yang menegaskan dibolehkannya pembiayaan
multijasa. Contohnya terdapat pada surat yusuf ayat 72 yang berbunyi :
Artinya : “penyeru-penyeru itu berkata : “kami kehilangan piala raja, dan barang siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya”.
Ayat ini menjelaskan tentang ujrah dari jualah (sayembara), ketika
seseorang dapat melakukan sesuatu yang bisa melakukan sesuatu yang
diinginkan, maka ia dapat mendapatkan imbalan sebagai pengganti jasa
tersebut.
Sedangkan pembiayaan ijarah multijasa tidak diperbolehkan
dalam hal kemaksiatan atau yang diluar syariat islam, ini ditegaskan
dalam surat al- maidah ayat 2:
Artinya : “dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan bertakwalah kamu kepada allah, sesungguhnya allah amat berat siksa-Nya.”
17
b. Hadis
Selain dalil-dalil dari al-qur‟an, ada juga beberapa hadis yang
membolehkan dan menjelaskan sebagai pendukung atau pegangan dalam
bertransaksi menggunakan akad ijarah multijasa. Seperti hadis riwayat
tirmidzi di bawah ini.
3
Artinya: “perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram, dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”
Sesuai dengan hadis di atas, bahwa rasulullah SAW membolehkan
umatnya untuk menolong satu sama lain dengan melakukan perjanjian
atau mengikat akad, asalkan tidak menghalalkan yang haram dan
mengharamkan yang halal.
c. Kaidah fiqh
Pada dasarnya semua bentuk muamalah adalah boleh dilakukan,
kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Jadi, pembiayaan ijarah
multijasa juga boleh oleh agama islam, karena belum ada dalil yang
mengharamkannya.
3 Abdul Qadir Syaibah Al-Hamd, Fiqh Islam: Syarah Bulughul Maram, (Jakarta: Darul Haq, 2005) h 310
18
Ketentuan berkaitan dengan ijarah multijasa didasarkan kepada fatwa
DSN-MUI No: 44/DSN-MUI/VII/2004 tentang pembiayaan multijasa.
Menurut pasal 17 PBI No.7/46/PBI/2005, yaitu PBI yang telah dicabut dengan
PBI No. 10/16/PBI/2008, kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan
berdasarkan ijarah untuk transaksi multijasa berlaku persyaratan paling
kurang sebagai berikut :
a. Bank dapat menggunakan akad ijarah untuk transaksi multijasa dalam
jasa keuangan antara lain dalam bentuk pelayanan pendidikan,kesehatan,
ketenagakerjaan, dan kepariwisataan
b. Dalam pembiayaan kepada nasabah yang menggunakan akad ijarah untuk
transaksi multijasa, bank dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee
c. Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk
nominal bukan dalam bentuk persentase4.
Menurut fatwa DSN-MUI No. 44/DSN-MUI/VII/2004 tersebut,
ketentuan dari pembiayaan multijasa adalah sebagai berikut :
a. Pembiayaan multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan akad
ijarah atau kafalah
b. Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti semua
ketentuan yang ada dalam fatwa ijarah
c. Dalam hal LKS menggunakan akad kafalah, maka harus mengikuti semua
ketentuan yang ada dalam fatwa kafalah
4 Peraturan bank Indonesia No 7/46/PBI/2005 tentang akan penghimpunan dan penyalyur dana bagi yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah pasal 17 ayat 1, 2, dan 3
19
d. Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat memperoleh
imbalan jasa (ujrah) atau fee
e. Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk
nominal bukan dalam bentuk persentase
Berdasarkan fatwa DSN dan ketentuan PBI tersebut, pembiayaan
ijarah multijasa dijalankan oleh bank syariah dengan prosedur sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan ijarah multijasa dituangkan dalam akad ijarah dengan objek
manfaat atas suatu jasa
b. Bank diperkenankan memperoleh imbalan jasa atau fee atas jasa yang
diberikan
c. Besarnya imbalan jasa atau fee disepakati diawal5.
Objek Ijarah Multijasa :
Bank dapat menggunakan akad ijarah untuk transaksi multi jasa
dalam jasa keuangan antara lain dalam bentuk pelayanan :
1) Pendidikan
2) Kesehatan
3) Ketenagakerjaan
4) Kepariwisataan
5 Sutan Remy Syahdeini. Perbankan Syariah : Produk-Produk dan Aspek-Aspek Hukumnya, (Jakarta: PT Jayakarta Agung) cet 1, hal. 253.
20
d. Besarnya ujrah dan jangka waktu
Nasabah membayar uang upah/ujrah sesuai dengan kesepakatan.
Jangka waktu maksimum Ijarah Multijasa adalah 3 tahun Besarnya
upah/ujrah harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam bentuk tabel
yang sudah ditentukan pada SOP Multijasa.
B. Skema Akad Yang digunakan
1. Pengertian ijarah
Lafaz al-ijarah dalam bahasa arab berarti upah, sewa, jasa, atau
imbalan.
Secara terminologi, ada beberapa definisi ijârah yang dikemukakan para
ulama fiqh :
Pertama, Ulama Hanâfiyah mendefinisikannya dengan: “ transaksi
terhadap suatu manfaat dengan imbalan”.
Kedua, ulama syafi’iyah mendefinisikannya dengan “Akad terhadap
manfaat yang dituju, tertentu, bersifat mubah dan boleh dimanfaatkan dengan
imbalan tertentu”.
Ketiga, ulama malikiyah dan hanabilah mendefinisikannya dengan:
“Pemilikan manfaat sesuatu yang dibolehkan dalam waktu tertentu dengan
suatu imbalan”.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka akad al-ijarah tidak boleh
dibatasi oleh syarat. Akad al-ijarah juga tidak berlaku pada pepohonan untuk
21
diambil buahnya, karena buah itu sendiri adalah materi, sedangkan akad al-
ijarah itu hanya ditujukan kepada manfaat. Demikian juga halnya dengan
kambing tidak boleh dijadikan sebagai obyek al-ijarah untuk diambil susu
atau bulunya, karena susu dan bulu kambing termasuk materi.6
Menurut penjelasan atas peraturan bank Indonesia no 9/19/PBI/2007,
ijarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan atau jasa antara
pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan
penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan7. Jadi
pada prinsipnya ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya
terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya adalah
barang, pada ijarah objek transaksinya adalah barang maupun jasa, baik
manfaat atas barang maupun manfaat atas tenaga kerja.
Sedangkan arti dari pembiayaan ijarah adalah pembiayaan berupa
talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk memiliki suatu barang/jasa
dengan kewajiban menyewa barang tersebut sampai jangka waktu tertentu
sesuai dengan kesepakatan. Inti dari suatu perjanjian sewa-menyewa adalah
perjanjian yang berkaitan dengan pemberian manfaat kepada pihak penyewa
dengan kontraprestasi berupa biaya sewa8.
6 Nasrun Haroen. Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Gaya Media Pratama, 2007) hal. 228-229.
7 Undang-Undang Perbankan Syariah (No 21 Tahun 2008), hal. 102.
8 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (PT Gajah Mada Universitas Press), 2007 cet 1 h 117
9
22
2. Landasan Hukum Ijarah
a. Al-quran
Artinya: “Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada allah dan ketahuilah bahwa allah maha melihat apa yang kamu kerjakan.”(Al-Baqarah : 233)
Dalil dari ayat tersebut adalah ungkapan “apabila kamu
memberikan pembayaran yang patut”. Ungkapan tersebut menunjukkan
adanya jasa yang diberikan (menyusukan anak) berkat kewajiban
membayar upah (fee) secara patut.
b. Hadis
Salah satu hadis yang menjelaskan tentang ijarah adalah
Artinya: “berikanlah upah atau jasa kepada orang yang kamu pekerjakan sebelum kering keringat mereka”. (HR. Ibnu Majah dari Abdillah bin Umar).
Rukun dan Syarat Ijarah
Rukun dari akad ijarah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada
beberapa, yaitu:
9 Abu „Abdullah Muhammad Ibn Yazis Al-Qazumi, Kitab Sunan Ibn Majah, (Beirut: Darul Fikr, 1995), Jilid 2 Hadist 2443. Hal. 20.
23
a. Kedua orang yang berakad. Pelaku akad, yaitu musta’jir (penyewa) adalah
pihak yang menyewa asset, dan mu’jir (pemilik) adalah pihak yang
menyewakan asset. Jumhur ulama sepakat bahwa syarat utama pelaku
akad adalah orang yang sudah baligh dan berakal.10
b. Objek akad, yaitu ma’jur ( asset yang disewakan), menurut jumhur ulama
asset yang disewakan haruslah bermanfaat dan merupakan barang yang
halal
Sedangkan menurut fatwa DSN-MUI no 9/DSN-MUI/IV/2000 objek akad
dalam ijarah dibagi menjadi dua yaitu :
1) Manfaat barang dan sewa
2) Manfaat jasa dan upah
c. Ujrah (harga sewa/imbalan)
d. Shighat yaitu ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua belah pihak
yang berkontrak.
Sedangkan syarat akad ijarah adalah :
a. Syarat bagi kedua orang yang berakad, adalah telah baligh dan berakal.
Dengan demikian, apabila orang yang belum atau tidak berakal, seperti
anak kecil atau orang gila, menyewakan hartanya, atau diri mereka
sebagai buruh (tenaga dan ilmu boleh disewa) maka ijarahnya tidak sah.
10 M. Ali Hasan. Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam : Fikih Muamalat, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), ed 1 cet ke 2, hal. 231.
24
b. Kerelaan kedua belah pihak dalam melakukan akad ijarah. Apabila ada
salah satu diantara keduanya terpaksa melakukan akad ijarah, maka
akadnya tidak sah.
c. Jasa dan manfaat harus diketahui dengan jelas oleh kedua belah pihak,
sehingga tidak terjadi perselisihan di belakang hari
d. Kepemilikan asset tetap pada pihak yang menyewakan yang bertanggung
jawab atas pemeliharaannya agar objek tetap bermanfaat11.
e. Akad ijarah dapat dihentikan apabila asset atau objek ijarah tidak lagi
memberikan manfaat kepada penyewa. Jika asset tersebut itu rusak dalam
periode kontrak, maka akad ijarah tetap berlaku.
f. Uang dan sewa haruslah bernilai dana jelas12.
3. Ketentuan Objek Ijarah
Objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan jasa.
Manfaat yang menjadi objek ijarah harus diketahui secara sempurna,
sehingga tidak muncul perselisihan di kemudian hari. Apabila manfaat yang
akan menjadi objek ijarah itu tidak jelas, maka akadnya tidak sah. Kejelasan
manfaat itu dapat dilakukan dengan menjelaskan jenis manfaatnya, dan
penjelasan berapa lama manfaat di tangan penyewa.
Pembagian Ketentuan Objek Ijarah:
11 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, hal. 101.
12 Hamzah Ya‟kub, Fiqh Muamalah : Kode Etik Dagang Menurut Islam, Pola Pembinaan Hidup Dalam Berekonomi, ( Bandung : CV Diponegoro, 1992), cet ke 2, hal. 322-323.
25
a. Objek ijarah harus diketahui secara sempurna, sehingga tidak muncul
perselisihan di kemudian hari. Apabila manfaat yang akan menjadi objek
ijarah itu tidak jelas, maka akadnya tidak sah. Kejelasan manfaat itu dapat
dilakukan dengan menjelaskan jenis manfaatnya, dan penjelasan berapa
lama manfaat di tangan si penyewa.
b. Objek ijarah itu boleh diserahkan dan dipergunakan secara langsung dan
tidak bercacat. Oleh karena itu, para ulama fikih sepakat menyatakan
bahwa tidak boleh menyewakan sesuatu yang tidak boleh diserahkan dan
dimanfaatkan langsung oleh penyewa.
c. Objek ijarah itu sesuatu yang dihalalkan oleh syara‟. Oleh sebab itu, para
ulama fikih sepakat menyatakan tidak boleh menyewa seseorang untuk
mengajarkan ilmu sihir, menyewa orang untuk membunuh orang lain, dan
orang islam tidak boleh menyewakan rumah kepada non muslim untuk
dijadikan tempat ibadah mereka. Kaidah fikih menyatakan “sewa
menyewa dalam masalah maksiat tidak boleh”.
d. Objek ijarah itu merupakan sesuatu yang biasa disewakan, seperti rumah,
mobil, dan hewan tunggangan.
e. Objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan atau jasa
f. Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak
g. Pemenuhan manfaat harus yang bersifat dibolehkan
h. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syariah
Akad Pembiayaan Ijarah
Permohonan Pembiayaan Ijarah
A. Nasabah
26
i. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk
menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan
sengketa
j. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka
waktunya.
k. Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada LKS
sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam
jual beli dapat pula dijadikan sewa (ujrah) dalam ijarah.
l. Pembayaran sewa boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang
sama dengan objek kontrak
m. Kelenturan dalam menentukan sewa dapat diwujudkan dalam ukuran
waktu, tempat, dan jarak.
4. Skema dan Pola Pembiayaan Ijarah
Skema pembiayaan ijarah
B. Bank Syariah
2. Menyewa/membeli objek Ijarah
4. Ijarah
C. Supplier/Penjual/PemilikD. Objek Ijarah
27
Keterangan :
1) Nasabah mengajukan pembiayaan ijarah ke bank syariah
2) Bank syariah membeli/menyewa barang yang diinginkan oleh nasabah
sebagai objek ijarah, dari supplier/penjual/pemilik
3) Setelah dicapai kesepakatan antara nasabah dengan bank mengenai
barang objek ijarah, tarif ijarah, periode ijarah dan biaya
pemeliharaannya, maka akad pembiayaan ijarah ditandatangani.
Nasabah diwajibkan menyerahkan jaminan yang dimiliki.
4) Bank menyerahkan objek ijarah kepada nasabah sesuai akad yang
disepakati. Setelah periode ijarah berakhir, nasabah mengembalikan
objek ijarah tersebut kepada bank.
a) bila bank membeli objek ijarah tersebut (al-bai’ wal ijarah),
setelah periode ijarah berakhir objek ijarah disimpan oleh bank
sebagai asset yang dapat disewakan kembali.
b) Bila bank menyewa objek ijarah tersebut (al-ijarah wal ijarah,
atau ijarah parallel), setelah periode ijarah berakhir objek ijarah
tersebut dikembalikan oleh bank kepada supplier/penjual/pemilik.
a. Jenis Barang atau Jasa Yang Dapat Disewakan
1) barang modal : asset tetap, misalnya bangunan, gedung, kantor, ruko,
dan lain-lain.
2) barang produksi : mesin, alat-alat berat, dan lain-lain.
3) barang kendaraan transportasi : darat, laut dan udara
28
4) jasa untuk membayar ongkos :
a) uang sekolah/kuliah
b) tenaga kerja
c) hotel
d) angkut dan transportasi dan sebagainya13.
5. Pembatalan ijarah yang dibenarkan
Mazhab Hanafi berpendapat bahwa sebuah kontrak ijarah boleh
dibatalkan sepihak kalau ada alasan yang kuat dan sangat substansial. Alasan
tersebut biasanya berhubungan dengan tidak dimungkinkannya pemanfaatan
dari asset sewa itu. Ada pertimbangan khusus mengapa pembatalan kontrak
sewa dengan alasan yang kuat dibenarkan. Salah satu yang memiliki alasan itu
akan dirugikan oleh sesuatu yang ia tidak setujui dalam kontrak. Maka
bolehnya pembatalan kontrak dalam kondisi seperti itu dimaksudkan untuk
mencegah salah satu pihak menderita kerugian secara terpaksa14.
C. Teknik Penghitungan
Dalam pembiayaan multijasa, lembaga keuangan syariah dapat
memperoleh ujrah. Ujrah adalah imbalan yang diberikan atau yang diminta atas
13 Adiwarman Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2009), cet ke 3, hal. 146-147.
14 Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah : Wacana Ulama dan Cendekiawan, (Jakarta : Tazkia Institute,1999), cet 1, hal. 162-163.
29
suatu pekerjaan yang dilakukan.15 Dalam ujrah disyaratkan diketahui jumlahnya
oleh kedua belah pihak, baik dalam sewa-menyewa maupun dalam upah
mengupah16.
Kebutuhan masyarakat untuk memperoleh manfaat suatu barang sering
memerlukan pihak lain melalui akad Ijarah. Ujrah dalam Ijarah harus disepakati
pada saat akad. Akan tetapi, dalam kondisi tertentu terkadang salah satu atau para
pihak memandang perlu untuk melakukan review atas besaran ujrah yang telah
disepakati tersebut.
Ketentuan Hukum
1. Review Ujrah boleh dilakukan antara para pihak yang melakukan akad Ijarah
apabila memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Terjadi perubahan periode akad Ijarah
b. Ada indikasi sangat kuat bahwa bila tidak dilakukan review maka akan
timbul kerugian bagi salah satu pihak
c. Disepakti oleh kedua belah pihak
2. Review atas besaran ujrah setelah periode tertentu :
a. Ujrah yang telah disepakati untuk suatu periode akad Ijarah tidak boleh
dinaikkan
b. Besaran ujrah boleh ditinjau ulang periode berikutnya dengan cara yang
diketahui dengan jelas oleh kedua belah pihak
15 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syaria, hal. 110.
16 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2007), hal. 118.
30
c. Peninjau kembali besaran ujrah setelah jangka waktu tertentu harus
disepakati kedua belah pihak sebelumnya dan disebutkan dalam akad
d. Dalam keadaan sewa yang berubah-ubah, sewa untuk periode akad
pertama harus dijelaskan jumlahnya. Untuk periode akad berikutnya boleh
berdasarkan rumusan yang jelas dengan ketentuan tidak menimbulkan
perselisihan.17
Contoh penghitungan akad ijarah:18
Bapak Ahmad hendak menyewa sebuah ruang perkantoran disebuah gedung
selama 1 tahun mulai dari tanggal 1 Mei 2010. Pemilik gedung menginginkan
pembayaran sewa secara tunai dimuka sebesar Rp. 240.000.000,-. Dengan
pola pembayaran tersebut, kemampuan keuangan Bpk. Ahmad tidak
memungkinkan. Bpk. Ahmad hanya dapat membayar sewa secara angsuran
per bulan. Untuk memecahkan masalah ini, Bpk. Ahmad mendatangi sebuah
bank syariah untuk meminta pembiayaan, dengan memaparkan kondisi
kebutuhan dan keuangannya.
Analisa bank : berikut adalah analisa bank dalam memberikan pendanaan
dengan memperhitungkan kebutuhan dan kemampuan financial/keuangan
nasabah serta required rate of profit bank (sebesar 20%) :
a. Harga sewa 1 tahun (tunai dimuka) : Rp. 240.000.000,-
b. Required rate of profit bank (20%) : Rp. 48.000.000,-
17 Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,2010), hal. 724.
18 Adiwarman Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, hal. 155.
31
c. Harga sewa kepada nasabah Rp. 288.000.000,-
d. Periode pembiayaan : 12 bulan (=360 hari)
e. Besarnya angsuran nasabah per bulan : Rp. 24.000.000,-
Dengan analisa tersebut maka bentuk pembiayaan yang diberikan oleh bank
kepada Bpk. Ahmad adalah:Pembiayaan ijarah, harga sewa Rp. 288.000.000,- jangka waktu 12 bulan, angsuran per bulan Rp. 24.000.000,-/bulan.
BAB III
GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI DAN MADRASAH
PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
A. Profil Bank Syariah Mandiri
1. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri
Krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan
krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah
menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh
sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi
tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank
konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil
tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di
Indonesia.1
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang
dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang
Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha
keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa
bank lain serta mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger)
empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan
2011
1 http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/ diakses pada tanggal 24 Mei
32
33
Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada
tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan
dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas
baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan
syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas
diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum
untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).2
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi
Bank Syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera
mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB
berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan
prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana
tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September
1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.
2 Ibid
34
1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI
menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul
pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara
resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1
November 1999.3
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank
yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang
melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-
nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri
dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama
membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
2. Visi dan Misi
Visi
Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.4
Misi
a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan
b. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM
2011
3 http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/ diakses pada tanggal 24 Mei
4 Ibid
35
c. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan
kerja yang sehat
d. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal
e. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang
sehat.5
PT Bank Syariah Mandiri sebagai bany yang beroperasi atas dasar
prinsip syariah menetapkan budaya perusahaan yang mengacu kepada
akhlakul karimah yaitu sikap pribadi kaum muslimin. Sikap tersebut
terangkum dalam sikap dasar yang disingkat dengan kata SIFAT yaitu:6
a. Siddiq (integritas)
b. Istiqomah (kesabaran)
c. Fathonah (profesionalisme)
d. Amanah (terpecaya)
e. Tabligh (kasih sayang)
Selain itu, dalam operasionalnya, PT Bank Syariah Mandiri
mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Keadilan
b. Kemitraan
c. Transparansi
d. Universal dalam kemitraan.
5 Ibid6 Ibid
36
3. Struktur organisasi
37
4. Produk Pembiayaan Edukasi Pada Bank Syariah Mandiri
Pembiayaan Edukasi BSM adalah pembiayaan jangka pendek dan
menengah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang masuk
sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan lainnya atau uang pendidikan
pada saat pendaftaran tahun ajaran/semester baru berikutnya dengan akad
ijarah.
Fitur:
1. Untuk membiayai dana pendidikan di sekolah/perguruan tinggi yang
telah melakukan kerjasama dengan BSM
2. Plafon pembiayaan mulai dari Rp5 juta hingga Rp250 juta, dengan maksimum
pembiayaan sebesar 80% dari harga perolehan manfaat layanan pendidikan
3. Bisa diangsur mulai dari 1 tahun hingga 3 tahun
4. Besar angsuran tidak melebihi 40% dari pendapatan bersih bulanan nasabah.
Persyaratan:
1. Kriteria nasabah:
a. merupakan orang tua/wali dari pelajar/mahasiswa
b. pelajar/mahasiswa dan telah memiliki penghasilan sendiri
2. Usia nasabah minimal 21 tahun dan pada saat jatuh tempo fasilitas
pembiayaan usia maksimal 55 tahun atau belum pensiun, khusus untuk
wiraswasta dan professional pada saat jatuh tempo fasilitas pembiayaan usia
maksimal 60 tahun.
3. Karyawan dengan masa kerja minimal 2 tahun
4. Profesional/wirausaha berpengalaman di bidangnya minimal 2 tahun.
38
Benefit/manfaat:
1. Sesuai prinsip syariah
2. Angsuran ringan dan tetap
3. Proses cepat dan mudah
4. Biaya administrasi ringan
5. Bebas agunan sampai Rp250 juta khusus untuk karyawan dengan persyaratan
tertentu.7
B. Profil Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
1. Sejarah Singkat Madrasah Pembangunan
Madrasah Pembangunan lahir berawal dari keinginan tokoh-tokoh di
Departemen Agama dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan adanya
pendidikan Islam yang representatif. Pada awal tahun 1972, Panitia
Pembangunan Gedung Madrasah Komprehensif dibentuk oleh Rektor IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. H.M. Toha Yahya Omar (alm). Bulan Juni
1972, bertepatan dengan Lustrum III IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
dimulai pembangunan gedung madrasah yang ditandai dengan peletakan batu
pertama oleh Menteri Agama RI pada masa itu, yaitu Prof. H.A. Mukti Ali
dan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah.
7 http://www.syariahmandiri.co.id/category/consumer-banking/pembiayaan- consumer/syariah-mandiri-pembiayaan-konsumer/pembiayaan-edukasi-bsm/ diakses tanggal 24 Mei 2011
39
Tanggal 17 November 1973, gedung madrasah diserah terimakan dari
Pimpinan Bagian Proyek Pembinaan Bantuan Untuk Madrasah Swasta Pemda
DKI Jakarta kepada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun 1974, pertama
kali Madrasah Pembangunan membuka tingkat Ibtidaiyah. Jumlah muridnya
baru 58 orang, terdiri dari Kelas I: 43 orang, Kelas II: 8 orang, dan Kelas III: 7
orang. Permulaan kegiatan belajar mengajar dimulai pada tanggal 7 Januari
1974. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai "Hari Kelahiran"
Madrasah Pembangunan.8
Pada awal tahun 1977, Madrasah Pembangunan membuka tingkat
Tsanawiyah. Siswa angkatan pertama berjumlah 19 orang. Bulan Juli 1991,
dibuka kelas jauh tingkat Ibtidaiyah di Pamulang, bekerja sama dengan
Yayasan Al Hidayah sebagai penyedia lahan. Sesuai dengan keputusan Rektor
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak awal September 1974 pembinaan
Madrasah Pembangunan dilaksanakan oleh Tim Pembinaan yang dipimpin
oleh Dekan Fakultas Tarbiyah. Tugas tim ini di antaranya adalah menyiapkan
Madrasah Pembangunan sebagai 'madrasah laboratorium' FTIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada tahun 1978, Madrasah Pembangunan ditetapkan sebagai
Madrasah Pilot Proyek Percontohan oleh Departemen Agama RI melalui
Surat Keputusan Dirjen Bimas Islam Depag RI Nomor: Kep/D/03/1978.
Berdasarkan keputusan tersebut, kemudian diselenggarakan kegiatan
8 Madrasah Pembangunan, Panduan Siswa, Jakarta, 2009.
40
penataran penulisan modul dan uji coba pembelajaran dengan sistem modul.
Empat modul bidang studi Alquran Hadits, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia,
dan Matematika telah diujicobakan sampai dengan tahun 1985.
Pada tahun 1988, berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Nomor: 06 Tahun 2008, wewenang pembinaan dan
pengelolaan Madrasah Pembangunan dilimpahkan kepada Yayasan Syarif
Hidayatullah Jakarta. sedangkan Pengembangan sebagai 'madrasah
laboratorium' dilaksanakan bersama-sama dengan FTIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.9
Kini diusianya yang ke-35 tahun, siswa madrasah pembangunan UIN
Jakarta berjumlah 2.574 orang, yang terdiri atas siswa tingkat ibtidaiyah
sebanyak 1.711 orang, siswa tingkat tsanawiyah sebanyak 734 orang dan
tingkat aliyah 129 orang.
Prestasi-prestasi yang telah diraih baik dalam bidang akademik
maupun nonakademik serta kepercayaan masyarakat yang begitu besar untuk
menyekolahkan putra-putrinya di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
membuktikan bahwa Madrasah Pembangunan UIN Jakarta memiliki mutu
yang dapat diandalkan. Hal lain yang cukup membanggakan adalah
ditetapkannya MI dan MTS pembangunan UIN Jakarta sebagai Madrasah
Standar nasional oleh kanwil depag DKI Jakarta dengan nomor : 150
kw.09.4/4/5/hk.005/2081/2008.
9 http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/12/74/ diakses tanggal 24 Mei 2011
41
2. Visi, Misi, Dan Tujuan
a. Visi10
Menjadikan madrasah pembangunan UIN sebagai jenjang
pendidikan dasar dan menengah yang unggul dan terkemuka dalam
pembinaan keislaman, keilmuan dan keindonesiaan, dengan mengapresiasi
potensi-potensi anak serta perkembangan era globalisasi dan
perkembangan zaman.
b. Misi11
1) Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang akan
melahirkan lulusan beriman dan bertaqwa serta memiliki kemampuan
kompetitif dan keunggulan komparatif;
2) Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terbentuk
keseimbangan antara kekuatan keilmuan dengan perkembangan
jasmani peserta didik serta dapat melahirkan lulusan yang cerdas,
kuat dan sehat;
3) Melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan
keislaman, sains dan ateknologi serta apresiatif terhadap
kecenderungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian
Indonesia;
10 Ibid hal. 311 Ibid
42
4) Melakukan pembinaan tenaga pendidik sebagai tenaga
professional yang menguasai aspek keilmuan, keterampilan mengajar,
kepribadian pedagogis serta komunikasi global yang dijiwai akhlak
mulia;
5) Melakukan pembinaan tenaga kependidikan yang profesional, yang
menguasai bidang ilmu yang mendukung tugasnya, etos kerja yang
tinggi, serta kepribadian yang Islami.
6) Mengupayakan tersedianya sarana prasarana dan fasilitas belajar
mengajar yang dapat memberikan kesempatan kepada para peserta
didik untuk dapat mengikuti kegiatan belajar seluas-luasnya, sehingga
madrasah benar-benar berfungsi sebagai pusat pembelajaran.
7) Melakukan pembinaan kemandirian dan team work melalui berbagai
aktifitas belajar baik intra maupun ekstrakurikuler.
c. Tujuan 12
Madrasah pembangunan UIN Jakarta mempunyai tujuan:
1) Terciptanya pendidikan yang dapat melahirkan lulusan yang beriman
dan bertakwa dengan kemampuan kompetitif serta memiliki
keunggulan komparatif.
2) Terwujudnya kurikulum yang memiliki kekuatan pada pembinaan
keislaman, sains dan teknologi serta apresiatif terhadap kecenderungan
12 Ibid hal 4
43
globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia dan
kemampuan potensi anak.
3) Tersedianya pendidikan sebagai tenaga profesional yang menguasai
bidang keilmuan yang diasuhnya secara luas, mendalam dan
komprehensif serta memiliki kemampuan untuk mengajarkannya
(teaching skill) berkepribadian pedagogis dan berakhlak mulia.
4) Tersedianya tenaga pendidikan profesional yang dalam melaksanakan
tugasnya didukung oleh ilmu pengetahuan yang relevan, memiliki etos
kerja, loyalitas dan dedikasi yang tinggi yang dilandasi akhlak mulia.
5) Tersedianya sarana prasarana dan fasilitas sumber belajar yang dapat
memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar seluas-luasnya,
sehingga sekolah benar-benar berfungsi sebagai Center For
Learning.
6) Terwujudnya siswa yang memiliki keseimbangan antara kekuatan
jasmani dan rohani serta kepekaan dan kepedulian social.
7) Terwujudnya siswa yang mandiri dan mampu melakukan teamwork
melalui berbagai aktivitas belajar baik intra maupun ekstrakurikuler.
44
3. Struktur Organisasi
BAB IV
KERJASAMA PEMBIAYAAN MULTIJASA DANA PENDIDIKAN
ANTARA BSM DENGAN MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
A. Mekanisme Pembiayaan Multijasa Dana Pendidikan BSM ke Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta
Kerjasama yang dilakukan antara BSM dengan Madrasah Pembangunan
UIN Jakarta dilaksanakan dalam rangka penyaluran pembiayaan dana pendidikan
kepada calon siswa/pelajar sekolah Madrasah Pembangunan. Pembiayaan dana
pendidikan ini bertujuan untuk membantu dan meringankan biaya pendidikan
bagi orang tua siswa. Selain itu juga guna meningkatkan kualitas bidang
pendidikan melalui penyelenggaraan layanan administrasi keuangan siswa.
Kerjasama yang terjalin antara BSM dengan Madrasah Pembangunan dilatar
belakangi oleh berbagai hal di antaranya :
1. Bagi Madrasah Pembangunan, BSM merupakan salah satu dari bank terbesar
di Indonesia, profesional dan murni syariah. Hal tersebut sebagai acuan bagi
Madrasah Pembangunan untuk menjalin kerjasama untuk memperoleh
pembiayaan dana pendidikan. 1
2. Bagi BSM, kerjasama ini dilatarbelakangi adanya harapan agar brand BSM
sebagai salah satu dari bank syariah yang ada dapat terangkat terlebih lagi.
1 Wawancara pribadi dengan Ahmad Sofyan, Direktur Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, Tangerang, 9 Juni 2011.
45
46
Madrasah Pembangunan merupakan sebuah lembaga pendidikan sekolah
swasta yang bergerak di bidang pendidikan yang cukup memiliki potensi yang
baik. Selain itu, prestasi-prestasi yang telah diraih baik dalam bidang
akademik maupun nonakademik serta kepercayaan masyarakat yang begitu
besar untuk menyekolahkan putra-putrinya di Madrasah Pembangunan UIN
Jakarta membuktikan bahwa Madrasah Pembangunan UIN Jakarta memiliki
mutu yang dapat diandalkan.2 Pada sisi lain, BSM sebagai perusahaan yang
bergerak di bidang jasa keuangan dapat memperoleh keuntungan dengan
jasanya dalam menyalurkan pembiayaan.
Pihak Bank Syariah Mandiri memiliki beberapa proses pembiayaan
multijasa dana pendidikan bagi para wali orang tua murid (nasabah) untuk
mendapatkan pembiayaan tersebut. Penulis akan memaparkan sesuai dengan hasil
wawancara dengan pihak Bank Syariah Mandiri yaitu sebagai berikut:
1. Nasabah yang membutuhkan/kekurangan dana akan mendatangi BSM untuk
mengajukan permohonan pembiayaan. Tahap pertama yang harus dipenuhi
oleh nasabah adalah pemenuhan dokumen yang tertuang dalam formulir
pembiayaan yang telah disediakan oleh bank. Adapun syarat-syarat
permohonan pembiayaan dana pendidikan yaitu:
a. Asli formulir permohonan pembiayaan yang telah diisi lengkap dan
ditandatangani
b. Foto kopi KTP/Kartu identitas nasabah+suami/istri
2 Wawancara dengan Account Officer BSM kcp Ciputat Pamungkas Setyo Budi, pada tanggal 23 Juni 2011
47
c. Foto kopi Kartu Keluarga
d. Foto kopi akte nikah/cerai
e. Asli surat persetujuan suami/istri
f. Asli bukti penerimaan calon pelajar dari sekolah/lembaga pendidikan
berikut perincian biayanya
g. Asli slip gaji/surat keterangan penghasilan terakhir
h. Foto kopi rekening tabungan/Koran (3 bulan terakhir)3
Jumlah pembiayaan yang ditetapkan pada pembiayaan multijasa dana
pendidikan ini mulai dari Rp 5 juta sampai dengan Rp 20 juta, dengan
jangka waktu pembiayaan 1 sampai dengan 3 tahun atau selama masa
pendidikan yang akan ditempuh. Maksimum pembiayaan yang akan
dibiayai oleh pihak Bank Syariah Mandiri sebesar 80% dari harga
perolehan manfaat layanan pendidikan. Biaya-biaya yang terkait dengan
proses pembiayaan tersebut yaitu:
1) Biaya administrasi
2) Biaya penjaminan pembiayaan
3) Biaya administrasi keterlambatan pembayaran angsuran
4) Biaya materai
Selain itu juga nasabah harus menjelaskan maksud dan tujuan pembiayaan,
berapa jumlah yang diinginkan serta untuk jangka waktu berapa lama.
Sebelum pembiayaan multijasa dana pendidikan disetujui oleh pihak Bank
3 Wawancara pribadi dengan Andi Priadi Suhariatmo, Assistant Account Officer Bank Syariah Mandiri, Tangerang, 8 Juni 2011.
48
Syariah Mandiri, maka BSM mengadakan uji kelayakan bagi nasabah. Uji
kelayakan yang pertama adalah tentang karakteristik calon nasabah,
pengujian ini dilakukan dengan interview langsung dari pihak bank kepada
pihak nasabah, selain itu dilakukan pengecekan SID (Sistem Informasi
Debitur) dari Bank Indonesia. Setelah lulus uji kelayakan secara karakter
maka uji kelayakan berikutnya adalah Kapasitas (kemampuan bayar).
Dihitung berdasarkan pendapatan yang diterima dikurangi dengan
pengeluaran. Perhitungan kewajiban angsuran:
1) Besarnya angsuran perbulan tidak melebihi 40% dari pendapatan
bersih bulanan nasabah
2) Autodebet rekening tabungan Syariah Mandiri tabungan
Data pencairan nasabah Madrasah Pembangunan UIN di Bank Syariah
Mandiri Ciputat tahun 2011.
Pembiayaan yang
dicairkan
(Rupiah)
Jangka waktu Angsuran per bulan
(Rupiah)
8.000.000 24 bulan 472.379
6.000.000 24 bulan 354.284
8.000.000 24 bulan 472.379
8.000.000 24 bulan 472.379
8.000.000 24 bulan 472.379
6.000.000 36 bulan 274.823
6.000.000 24 bulan 354.284
6.000.000 12 bulan 602.773
6.000.000 12 bulan 602.773
Sumber: Madrasah Pembangunan
49
2. Jika sudah terpenuhi semua persyaratan dan bank setuju untuk memberikan
pembiayaan multijasa dana pendidikan, maka terjadilah akad pembiayaan
ijarah. Nasabah kemudian menandatangani sejumlah dokumen pembiayaan
multijasa dana pendidikan (pada tahap ini juga bank mengadakan akad ijarah,
dimana nasabah ditunjuk sebagai musta’jir (pihak yang menyewa) atas ma’jur
(objek ijarah). Adapun syarat-syarat penandatanganan akad yang harus
dipenuhi nasabah yaitu:
a. Nasabah (orang tua/wali murid) telah mengembalikan asli surat penegasan
persetujuan pembiayaan yang telah ditandatangani oleh nasabah dan
suami.
b. Telah menyetorkan dana untuk membayar biaya administrasi, biaya premi
asuransi dan biaya lainnya sehubungan dengan fasilitas pembiayaan yang
diberikan.
c. Telah menyerahkan surat pernyataan dan kuasa yang telah ditandatangani
di atas materai secukupnya bahwa nasabah bersedia membayar biaya
administrasi dan seluruh biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan
penandatanganan akad dan menyetor dana cadangan untuk pembiayaan
biaya-biaya yang timbul.
d. Memberikan surat pernyataan bahwa suami dan ahli waris mengetahui,
menyetujui dan turut bertanggung jawab atas kelancaran pembayaran
angsuran pembiayaan sesuai dengan ketentuan BSM.
50
e. Putra/putri nasabah termasuk kedalam daftar hasil seleksi penerimaan
peserta didik baru pada madrasah pembangunan UIN dan dinyatakan lulus
oleh pihak sekolah.
3. Selanjutnya tahap terakhir, bank akan mencairkan sejumlah dana yang
dibutuhkan melalui rekening nasabah di BSM dan langsung dipindahbukukan
ke rekening penyedia jasa (Madrasah Pembangunan). Sebelum pencairan dana
ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah yaitu:
a. Nasabah telah menandatangani akad perjanjian al-ijarah serta
menandatangani dokumen lainnya yang terkait dengan fasilitas yang
diterima nasabah.
b. Nasabah telah membayar biaya administrasi, biaya premi asuransi dan
biaya lainnya sehubungan dengan fasilitas pembiayaan yang diberikan.
c. Nasabah telah menandatangani tanda terima uang dan surat aksep.
d. Nasabah telah menutup asuransi jiwa atas nama nasabah sampai dengan
jatuh tempo.
e. Syarat penarikan dana pelunasan fasilitas pembiayaan digunakan dengan
tujuan pembiayaan tersebut diatas.
f. Mengetahui dan bersedia bilamana terjadi gagal bayar/wanprestasi
terhadap kewajiban nasabah di bank syariah mandiri maka raport/ijazah
dari putra/putri nasabah ditahan oleh pihak sekolah.
51
Prosedur yang dilalui untuk mendapatkan pembiayaan dana pendidikan di
Bank Syariah Mandiri selain cepat juga sangat mudah didapatkan. Karena
persyaratannya yang mudah dan proses pencairan dananya juga cepat. Seperti
dikatakan Ibu Herlis “Saya mengajukan pembiayaan untuk biaya sekolah anak
saya, dengan melengkapi beberapa persyaratan. Beberapa hari kemudian
dilakukan survey dan dana tersebut langsung cair.”4
Sama halnya yang dikatakan Account Officer BSM Bapak Pamungkas
Setyo Budi apabila setelah dianalisa dan ternyata nasabah ini layak, maka paling
lambat seminggu dana tersebut sudah bisa cair,5 walaupun tidak 100% dipenuhi,
lanjutnya. Karena boleh jadi ketika nasabah mengajukan pembiayaan untuk
merencanakan sesuatu, maka nasabah tersebut otomatis sudah memiliki kesiapan
dana, dari asumsi itu pihak bank menggunakan kisaran 80% untuk memenuhi
kebutuhan nasabah.
B. Analisa Pembiayaan Multijasa Dana Pendidikan antara BSM dengan
Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
1. Analisa Produk
Menurut Phillip Kotler, produk adalah setiap apa saja yang dapat
ditawarkan dipasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau
4 Wawancara dengan Ibu Herlis, (nasabah BSM sub Produk Ijarah Multijasa) pada tanggal 26 Juni 2011.
5 Wawancara dengan Account Officer BSM kcp Ciputat Pamungkas Setyo Budi, pada tanggal 23 Juni 2011.
52
konsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.6 Ijarah multijasa
yang berasal dari kata ijarah dan multijasa, atau lebih tepatnya produk
multijasa yang berakadkan Ijarah. Produk ini merupakan fasilitas pembiayaan
konsumtif yang tidak bertentangan dengan syariah yang berjangka sekitar
satu sampai tiga tahun. Pembiayaan multijasa ini dapat digunakan untuk biaya
pendidikan, biaya kesehatan rawat inap maupun general check up, biaya
pernikahan, biaya naik haji dan umrah. Dengan produk ini mereka yang butuh
dana untuk biaya pendidikan dapat memperoleh pembiayaan melalui produk
multijasa ini. Sumber dana dari pembiayaan ini berasal dari beberapa pihak
yaitu tentunya para nasabah, partisipasi modal berbagi hasil dan investasi
khusus. Produk seperti ini bisa bermacam-macam namanya. Bank syariah
mandiri menamakannya pembiayaan multiguna dana pendidikan. Adapun
keunggulan pada pembiayaan ini yaitu:
a. Sesuai prinsip syariah
b. Angsuran ringan dan tetap dengan jangka waktu maksimal 3 tahun
c. Proses cepat dan mudah
d. Biaya administrasi ringan
e. Bebas agunan
Dalam hal ini pihak BSM mempunyai alasan tersendiri mereka
menamakannya pembiayaan multiguna. Menurut hasil wawancara dengan
Ahmad Irsyadi ada beberapa alasan mengapa dinamakan multiguna:
6 Phillip Kotler, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: FEUI,1987) edisi ke-3
53
a. Untuk menghindari dari ketidaksalahpahaman persepsi masyarakat
(nasabah) tentang pembiayaan ini.
b. Untuk memudahkan nasabah mengenal produk ini karena namanya sama
dengan produk konvensional tetapi pengaplikasiannya berdasarkan
syariah.
Alasan Bank Syariah Mandiri mengeluarkan produk ini di antaranya adalah:
a. Melihat kebutuhan masyarakat, permintaan akan jasa yang semakin
meningkat. Dalam hal ini BSM menilai seiring berjalannya waktu adanya
kebutuhan masyarakat (nasabah) untuk mengajukan pembiayaan untuk
memenuhi kebutuhan akan jasa-jasa seperti pendidikan, umrah, dan
kebutuhan jasa lainnya.
b. Dikeluarkannya peraturan tentang pembiayaan multijasa baik berupa
fatwa tentang pembiayaan multijasa maupun peraturan yang lain
2. Analisis Akad Ijarah Dalam Pembiayaan Multijasa Dana Pendidikan
Ijarah, sebagaimana telah dibahas pada bab sebelumnya, pada
dasarnya merupakan salah satu bentuk dari akad tijarah, yaitu suatu jenis akad
dalam transaksi perjanjian antara dua orang atau lebih yang dilakukan dengan
tujuan mencari keuntungan, karena bersifat komersil. Dalam skim
pembiayaan multijasa di BSM menggunakan akad ijarah, yaitu akad sewa-
menyewa antara muajjir (pemilik obyek sewa) dengan musta’jir (pihak yang
menyewa) atas ma’jur (obyek sewa) untuk mendapat imbalan atas barang/jasa
54
yang disewakannya, dengan menggunakan akad ijarah, nasabah (wali/orang
tua siswa) memberikan imbalan sebagai kompensasi atas pelayanan berupa
pembayaran yang dilakukan oleh LKS kepada pihak ketiga. Setelah itu
nasabah membayar kepada LKS dengan cara mengangsur atau sekaligus
sesuai dengan kesepakatan dalam perjanjian. Angsuran yang disepakati pada
tahap awal pembiayaan tidak akan berubah selama jangka waktu pembiayaan.
Dengan demikian, angsuran pembiayaan multijasa ini besarnya tetap kendati
terjadi fluktuasi suku bunga di pasar konvensional. Adapun penetapan ujrah
keuntungan bagi bank dilakukan berdasarkan kesepakatan antara bank dengan
nasabah.
Penggunaan akad ijarah dalam pembiayaan multijasa didasarkan pada
fatwa DSN-MUI/VIII/2004 dalam ketentuan umum poin 2 yang berbunyi
dalam LKS menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti semua
ketentuan yang ada dalam fatwa ijarah.7
Menurut ulama Hanâfiyah, rukun al-ijârah itu hanya satu, yaitu ijab
(ungkapan menyewakan) dan kabul persetujuan terhadap sewa-menyewa.
Ulama Hanâfiyah menyatakan bahwa orang yang berakad, sewa atau imbalan,
dan manfaat, termasuk syarat-syarat ijârah, bukan rukunnya. Sebagai sebuah
transaksi umum, ijarah baru dianggap sah setelah memenuhi rukun dan
7 Fatwa DSN-MUI No.44/DSN-MUI/VIII/2004 tentang Pembiayaan Multijasa (Terlampir)
55
syaratnya. Sebagaimana yang berlaku secara umum dalam transaksi lainnya.
Jumhur ulama menyatakan bahwa rukun akad ijârah itu ada empat, yaitu:8
a. Sighat ijarah (ijab dan kabul), dalam rangka memperoleh manfaat layanan
pendidikan, khususnya terkait transaksi penyewaan jasa layanan pendidikan,
diperlukan beberapa dokumen hukum sebagai berikut:
1. Perjanjian sewa menyewa. Perjanjian ini mengatur kesepakatan antara
BSM sebagai pemberi sewa dan nasabah (orang tua/wali calon pelajar)
selaku penyewa.
2. Perjanjian pembiayaan ijarah. Perjanjian ini mengatur mengenai
kesepakatan antara BSM sebagai pemberi sewa dan nasabah (orang
tua/wali calon pelajar) selaku penyewa bahwa nasabah membayar sewa
atas manfaat jasa layanan ini kepada bank dalam jangka waktu tertentu
dengan harga yang telah yang disepakati oleh kedua belah pihak, tidak
termasuk biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan akad
ini.
b. Orang yang berakad, dalam hal ini BSM sebagai pemberi sewa atas manfaat
layanan pendidikan, dan nasabah (orang tua/wali calon pelajar) selaku
penyewa.
c. Manfaat, nasabah (orang tua/wali calon pelajar) dalam hal ini sebagai
penyewa mendapatkan manfaat berupa falisitas untuk memperoleh layanan
pendidikan.
8 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta:PT Gaya Medika Pratama, 2007), hal. 231.
56
d. Sewa/imbalan (ujrah)
1) Imbalan berupa sewa yang jumlah pembayarannya bersifat tetap.
2) Imbalan yang diperoleh berkisar 20.55% per tahun yang dibayar setiap
bulan.
3) Frekuensi imbalan. Imbalan dibayarkan secara periodik setiap bulan
terhitung dari tanggal akad ini ditandatangani, dengan cara membayar
sewa pada tiap—tiap bulan sesuai dengan jadwal sewa yang ditetapkan
dalam surat sanggup untuk membayar dan lunas pada saat jatuh tempo.
Dalam hal tanggal pembayaran imbalan jatuh pada bukan hari kerja, maka
pembayaran imbalan dilakukan pada hari kerja berikutnya. Hari kerja
adalah hari pada saat operasional system pembayaran diselenggarakan
oleh Bank Indonesia.
Apabila dilihat dari standarisasi akad, berdasarkan fatwa DSN
pembiayaan ijarah multijasa dana pendidikan yang dijalankan oleh Bank
Syariah Mandiri sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Karena semua
rukun dan syarat yang ada pada akad ijarah telah terpenuhi, yaitu : orang yang
berakad, sewa/imbalan, manfaat, dan shighat (ijab dan qabul). Dengan skema
sebagai berikut
57
4. Nasabah membayar secara cicil+fee
BANK 1. Nasabah mengajukanpembiayaan multijasa
NASABAH
2.Akad Ijarah
3. Melakukan pencairan dan langsung dipindah
bukukan
MADRASAHPEMBANGUNAN
Keterangan :
1. Nasabah mengajukan permohonan pembiayaan dana pendidikan kepada bank
syariah disertai kelengkapan administrasi.
2. Sebelumnya pihak bank terlebih dahulu menganalisa permohonan pengajuan
tersebut. Bila pembiayaan tersebut layak Bank syariah akan membantu
mengurus biaya-biaya yang harus dibayar kepada lembaga yang bersangkutan.
Setelah dicapai kesepakatan antara nasabah dan pihak Bank Syariah Mandiri
mengenai jumlah dana dan masa cicilannya, maka akad pembiayaan dana
pendidikan dengan akad ijarah ditandatangani.
58
Bank syariah melakukan pencairan ke rekening anggota/nasabah dan langsung
dipindah bukukan.
Nasabah/ anggota membayar angsuran ke bank sesuai jadwal angsuran berikut
fee.
Contoh perhitungan:Limit pembiayaan Jangka waktu : Rp.6.000.000,00
: 12 bulan (1 tahun)
3. Analisis Kontrak Kerjasama BSM dengan Madrasah Pembangunan
Biaya sekolah : Rp. 12.500.000,00Imbal jasa : Rp. 1.233.270,15Total hutang sewa : Rp. 13.733.270,15Angsuran pendahuluan : Rp. 6.500.000,00Pembayaran yang diangsur : Rp. 7.233.270,15Angsuran/bulan : Rp. 602.772,51Biaya administrasi : Rp. 60.000,00Biaya angsuran jiwa : Rp. 23.992,00Blokir 1x angsuran : Rp. 602.772,51
Dalam hukum perikatan Islam, terdapat rukun dan syarat yang harus
dipenuhi. Kalau kita melihat kontrak perjanjian antara BSM dengan Madrasah
Pembangunan, maka kita dapat mengetahui bahwa kontrak tersebut telah
memenuhi rukun dan syarat suatu akad. Keempat hal yang telah dipenuhi
adalah :9
a. Shighat ‘aqad (pernyataan untuk mengikat diri)
Shighat al-‘aqad adalah cara bagaimana pernyataan pengikatan diri itu
dilakukan. Shighat al-„aqad ini merupakan rukun akad terpenting. Dalam
9 Gemala Dewi dkk, Hukum Perikatan Islam di Indonesia,(Jakarta: Kencana,2006) cet k 2 h51-63
59
hal ini, dimana telah ditandatangani perjanjian kerjasama oleh kedua belah
pihak, yaitu antara pihak BSM dan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta,
yang berarti kedua belah pihak secara tidak langsung telah melakukan ijab
dan qabul. Dengan perjanjian ini, kedua belah pihak mempunyai kuasa
dan wewenang serta menjalankan hak dan kewajiban dengan mematuhi
semua hukum yang berlaku di Republik Indonesia.
b. Mahallul ‘aqad (objek akad)
Objek dari perjanjian ini adalah manfaat atas layanan pendidikan. Dalam
hukum perjanjian islam objek akad dapat berupa benda, manfaat benda,
jasa atau pekerjaan, atau suatu yang lain yang tidak bertentangan dengan
syariah.10 Dalam kerjasama ini, Bank Syariah Mandiri mendapatkan
keuntungan dari nasabah pembiayaan berupa fee atau ujrah, sedangkan
bagi Madrasah Pembangunan dapat memperoleh dana cash dan bagi wali
murid mendapatkan pembiayaan dana pendidikan yang meringankan
mereka.
c. Al-‘aqidain (pihak-pihak yang berakad)
Islam mengatur bahwa dalam sebuah perjanjian masing-masing pihak
harus memenuhi persyaratan kecakapan melakukan tindakan hukum tanpa
ada paksaan dari pihak manapun, serta perjanjian tersebut dilandasi oleh
saling percaya antara masing-masing pihak. Dalam perjanjian ini yang
menjadi para pihak adalah Bank Syariah Mandiri dan Madrasah
10Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah: Studi tentang Teori Akad dalam Fikih Muamalat, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007) hal.190.
60
Pembangunan UIN Jakarta. Dimana pihak pertama dari Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta yang diwakilkan oleh Ahmad Sofyan selaku
direktur dari Madrasah Pembangunan UIN Jakarta dan pihak kedua dari
Bank Syariah Mandiri yang diwakilkan oleh Hendri Fadilla selaku kepala
cabang pembantu PT Bank Syariah Mandiri cabang pembantu Ciputat.
d. Maudhu’ al-‘aqad (tujuan akad)
Tujuan dari perjanjian ini adalah selain menjalin koordinasi untuk
memberikan fasilitas pembiayaan menyangkut kriteria pemohon, jumlah
pembiayaan, dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon. Tujuan akad
ini telah sah karena memenuhi syarat:
a. Tujuan ini baru ada pada saat akad diadakan yaitu pada saat pengisian dan
penandatanganan formulir pengajuan pembiayaan dana pendidikan.
b. Tujuan dari akad ini tetap berlangsung hingga berakhirnya pelaksanaan
akad yaitu jika salah satu pihak memutuskan atau mengakhiri kerjasama
ini.
c. Tujuan akad ini tidak bertentangan menurut
syara‟ Adapun tata cara kerjasama sebagai
berikut:
a. Jangka waktu perjanjian
Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 1 tahun, terhitung sejak 08
maret 2010 atau sejak ditandatanganinya perjanjian ini dan akan berakhir
pada tanggal 07 maret 2011, perjanjian ini akan otomatis diperpanjang
untuk jangka waktu yang sama. Apabila salah satu pihak dalam perjanjian
tersebut bermaksud memutuskan atau mengakhiri perjanjian, maka pihak
61
yang akan memutuskan atau mengakhiri perjanjian wajib memberitahukan
kepada pihak lainnya mengenai maksud tersebut paling lambat 2 bulan
sebelum pemutusan atau pengakhiran dilaksanakan.
Jika perjanjian ini berakhir dan atau diputuskan masih terdapat hak-hak
dan kewajiban-kewajiban yang telah timbul dan belum
dilaksanakan/dipenuhi oleh para pihak sampai saat
pemutusan/pengakhiran perjanjian ini, maka ketentuan-ketentuan dalam
perjanjian akan tetap berlaku sampai seluruh hak-hak dan kewajiban-
kewajiban para pihak tersebut terpenuhi/diselesaikan.
b. Pengajuan pinjaman dana pendidikan
Pengajuan pinjaman dana pendidikan oleh nasabah/orang tua/wali calon
pelajar, dengan besar pinjaman yang dapat diberikan antara Rp 5.000.000
(lima juta rupiah) sampai dengan Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah).
Mekanisme dan tata cara nasabah/orang tua/wali calon pelajar dalam
mengajukan pembiayaan dana pendidikan yaitu:
1) Nasabah dapat mengajukan pembiayaan dana pendidikan di kantor-
kantor cabang BSM yang sudah ditentukan sebelumnya
2) Sekolah menyerahkan surat pengantar kepada calon pelajar (adalah
nasabah/orang tua/wali calon pelajar) yang menerangkan bukti
penerimaan dan perincian biaya
3) Sekolah menyerahkan rekap calon pelajar (adalah nasabah/orang
tua/wali calon pelajar) yang berniat untuk mengajukan pembiayaan
62
kepada BSM berikut masing-masing perincian biayanya untuk
diverifikasi oleh pihak BSM dengan pengajuan yang ada
4) BSM melakukan analisa terhadap kemampuan nasabah dan verifikasi
atas kelengkapan dokumen.
c. Penyelesaian perselisihan
Mengenai penyelesaian perselisihan yang mungkin timbul di antara para
pihak di dalam pelaksanaan kerjasama berdasarkan perjanjian terlebih
dahulu akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat,
dan apabila cara musyawarah untuk mencapai mufakat tersebut tidak
tercapai maka langkah selanjutnya untuk menyelesaikannya di pengadilan
negeri dengan memilih tempat kedudukan yang umum dan tetap pada
kantor pengadilan negeri tangerang. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa kerjasama antara Bank Syariah Mandiri dengan
Madrasah Pembangunan UIN Jakarta sesuai dengan pandangan hukum
islam, dimana telah terpenuhinya rukun dan syarat sahnya perjanjian
menurut hukum islam, yaitu pernyataan untuk mengikatkan diri, objek
akad, pihak-pihak yang berakad maupun tujuan akad.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan didukung dengan teori-
teori yang dijadikan landasan dalam memahami permasalahan-permasalahan,
maka kesimpulan yang penulis buat adalah sebagai berikut:
1. Mekanisme pembiayaan Multijasa BSM ke Madrasah Pembangunan UIN
Jakarta, yaitu nasabah (orang tua/wali murid) datang langsung ke Bank
Syariah Mandiri dengan maksud untuk mengajukan permohonan pembiayaan
dana pendidikan, nasabah (orang tua/wali murid) mengisi formulir
permohonan pembiayaan dan disertai dengan fotokopi KTP, kartu keluarga,
akte nikah, rekening tabungan, asli surat persetujuan suami/istri, bukti
penerimaan calon pelajar dari sekolah, dan slip gaji. Apabila semua
persyaratan sudah terpenuhi dan bank setuju untuk memberikan pembiayaan
dana pendidikan maka kemudian bank membuat form perjanjian akad
pembiayaan atas manfaat layanan pendidikan. Selanjutnya kedua belah pihak
sepakat menuangkan akad ini dalam akad pembiayaan Ijarah dan
ditandatangani oleh keduanya. Tahap terakhir bank syariah mandiri akan
mencairkan sejumlah dana yang dibutuhkan melalui rekening nasabah (orang
tua/wali murid) dan langsung dipindahbukukan ke rekening penyedia jasa
(Madrasah Pembangunan).
63
64
2. Kerjasama penyaluran pembiayaan Multijasa antara BSM dengan Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta
a. Analisa produk, produk pembiayaan multijasa ini merupakan fasilitas
pembiayaan konsumtif yang tidak bertentangan dengan syariah yang
berjangka sekitar satu sampai tiga tahun. Produk ini mempunyai beberapa
keunggulan seperti prosesnya relatif cepat dan mudah, sesuai prinsip
syariah, angsuran ringan dan tetap, biaya administrasi ringan dan bebas
agunan.
b. Analisa akad, pada pembiayaan multijasa ini Bank Syariah Mandiri pada
prakteknya menggunakan akad Ijarah, dimana bank hanya mendapatkan
ujrah (fee) dari penggunaan akad Ijarah. Dalam pembiayaan multijasa ini
Bank Syariah Mandiri atas permintaan nasabah akan membeli jasa
manfaat jasa dari penyedia jasa kemudian nasabah membayar biaya ujrah
atau fee berupa margin (mark up) sebagai kompensasi atas manfaat yang
diperolehnya secara angsuran atau sekaligus sesuai dengan kesepakatan
dalam perjanjian. Penetapan ujrah/fee keuntungan bagi bank ini
dilakukan secara negosiasi antara bank dengan nasabah sehingga lebih
kompetitif.
c. Analisa Kontrak Kerjasama BSM dengan Madrasah Pembangunan, kerjasama
antara Bank Syariah Mandiri dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
sesuai dengan pandangan hukum islam, dimana telah terpenuhinya rukun
dan syarat sahnya perjanjian menurut hukum islam, yaitu pernyataan
65
untuk mengikatkan diri, objek akad, pihak-pihak yang berakad maupun
tujuan akad.
B. Saran
Merujuk pada hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Bagi Bank Syariah Mandiri, khususnya kerjasama dengan Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta harus tetap dipertahankan, karena banyaknya
jumlah anggota Madrasah Pembangunan yang diharapkan akan dapat
memanfaatkan pelayanan jasa perbankan. Selain itu, kerjasama serupa juga
harus dikembangkan kepada institusi lainnya.
2. Bagi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, dapat lebih meningkatkan lagi
kualitas pendidikan dan menciptakan generasi penerus bangsa yang beriman
dan bertaqwa dengan kemampuan kompetitif serta keunggulan komparatif.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur‟an Al-Karim
Anshori, Abdul Ghofur, Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta: PT Gajah Mada Universitas Press, 2007.
Antonio, M. Syafi‟i, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press, 2001.
Antonio, Muhammad Syafi‟i. Bank Syariah : Wacana Ulama dan Cendekiawan,Jakarta : Tazkia Institute,1999.
Anwar, Syamsul. Hukum Perjanjian Syariah: Studi tentang Teori Akad dalam Fikih Muamalat, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007.
Artikel diakses pada tanggal 24 Mei 2011dari http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/
Artikel diakses pada tanggal 24 Mei 2011 dari http://www.syariahmandiri.co.id/category/consumer-banking/pembiayaan- consumer/syariah-mandiri-pembiayaan-konsumer/pembiayaan-edukasi-bsm/
Artikel diakses pada tanggal 24 Mei 2011 dari http://www.mpuin- jkt.sch.id/content/view/12/74/
Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008.
Dewi, Gemala. Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah diIndonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.
Hamd al, Abdul Qadir Syaibah Fiqh Islam: Syarah Bulughul Maram, Jakarta: Darul Haq, 2005.
Haroen, Nasrun. Fiqh Muamalah, Jakarta: PT Gaya Media Pratama, 2007.
Hasan M. Ali. Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam : Fikih Muamalat. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004.
ISM, “BNI Syariah Luncurkan Multijasa iB”, artikel di akses pada 12 Mei 2011 dariwww.niriah.com.
Kamus besar Bahasa Indonesia
66
67
Karim, Adiwarman. Bank Islam : Analisis Fiqh Dan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Kotler, Phillip. Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: FEUI,1987.
Kountur, Ronny. Metode Penelitian: Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: PPM, 2005.
Lathief, A.H Azharuddin. Fiqh Muamalat. Jakarta: UIN Press, 2005.
Pembangunan, Madrasah. Panduan Siswa. Jakarta, 2009.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka, 2005.
Qazuni al, Abu „ Abdullah Muhammad Ibn Yazis, Kitab Sunan Ibnu Majah, Penerbit Beirut Darrul Fikhr, 1995.
Remy, Sutan Syahdeini. Perbankan Syariah : Produk-Produk dan Aspek-Aspek Hukumnya. Jakarta: PT Jayakarta Agung, 2010.
Serambi Indonesia, “Hukum Transaksi Pembiayaan Ijarah Multijasa”,artikel di akses pada7 Mei 2011 dari www.serambinews.com.
Solihin, Ahmad Ifham. Ini lho, Bank Syariah. Jakarta : PT Grafindo Media Pratama, 2006.
Solihin, Ahmad Ifham, Buku Pintar Ekonomi Syariah, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2010.
Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah. Jakarta : PT Raja Grafindo, 2007.
Undang-Undang Perbankan Syariah 2008 (UU RI no 21 Tahun
2008).
Usman, Husaini dan Setiady Purnomo. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 1998.
Wawancara pribadi dengan Andi Priadi Suhariatmo, Assistant Account Officer Bank Syariah Mandiri, Tangerang, 8 Juni 2011
Wawancara dengan Ibu Herlis, (nasabah BSM sub Produk Ijarah Multijasa) pada tanggal 26 Juni 2011.
68
Wawancara dengan Account Officer BSM kcp Ciputat Pamungkas Setyo Budi, padatanggal 23 Juni 2011.
Ya‟kub, Hamzah. Fiqh Muamalah : Kode Etik Dagang Menurut Islam, Pola Pembinaan Hidup Dalam Berekonomi. Bandung : CV Diponegoro, 1992.
Yusak, Lakmana. Tanya Jawab : Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah. Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2009.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
FATWADEWAN SYARI’AH NASIONAL
NO. 44/DSN-MUI/VIII/2004
Tentang
PEMBIAYAAN MULTIJASA
رلا نمحلرا هللا مسبميح
Dewan Syariah Nasional setelah,
Menimbang : a. bahwa salah satu bentuk pelayanan jasa keuangan yang menjadi kebutuhan masyarakat adalah pembiayaan multi jasa, yaitu pembiayaan yang diberikan oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa;
b. bahwa LKS perlu merespon kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan jasa tersebut;
c. bahwa agar pelaksanaan transaksi tersebut sesuai dengan prinsip syariah, Dewan Syariah Nasional MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang pembiayaan multijasa untuk dijadikan pedoman.
Mengingat : 1. Firman Allah SWT; antara lain:a. QS. al-Baqarah [2]: 233:
اوعضرتست نأ متدرأ نإو... مكيلع احنج الف مكدالوأساذإ ملتم متاآيتم ملابعروف، معتامب هللا نأ اوملعاو ،هللا اوقتاونول.ريصب
“…Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah; dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
b. Firman Allah QS. al-Qashash [28]: 26:
تسا نم ريخ ترجأ
يوقلا
تبأآي امهادحإ تلاقن إ ،هرجأتسا
ن.يمألا“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, ‘Hai ayahku! Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena
sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.’”
44 Pembiayaan Multijasa 2
c. QS. Yusuf [12]: 72::
ج نملو كلملا عاوص دقفن اولاق.م يعز هب انأو ريعب لمح هب ءا
“Penyeru-penyeru itu berseru: ‘Kami kehilangan piala Raja; dan barang siapa yang dapat mengembalikannya, akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya.”
d. Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 2:
الو ،ىوقتلاو ربلا ىلع اونواعتو.انودعلاو مثإلا ىلع اونواعت
“Dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan janganlah tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa dan pelanggaran.”
e. QS. al-Ma’idah [5]:1:
وأ اونآم نيذلا اهيأاي… دوقعلاب اوف
“Hai orang yang beriman! Penuhilah aqad-aqad itu…”.
f. QS. al-Isra’ [17]: 34:
دهعلا نإ ،دهعلاب اوفوأو… م ناكسوئال.
“…Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggunganjawabannya.”
2. Hadis-hadis Nabi s.a.w.; antara lain:a. Hadis riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi
bersabda:
بق هرجأ ريجألا اوطعأه.قرع فجي نأ ل
“Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.”b. Hadis riwayat ‘Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu
Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:
اريجأ رجأتسا نمه.رجأ هملعيلف
“Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya.”
c. Hadis riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn Abi Waqqash, ia berkata:
يقاوسلا ىلع امب ضرألا يركن انكءاملاب دعسامو عرزلا نم
و هلآوس نع مل
كلذ
ص هللا لوسر اناهنف ،اهنمهيلع هللا ىل
اهيركن نأ انرمأو.ةضف وأ بهذب
“Kami pernah menyewankan tanah dengan (bayaran) hasil pertaniannya; maka, Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya dengan emas atau perak.”
Dewan Syariah Nasional MUI
44 Pembiayaan Multijasa 3
d. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf al-Muzani:
احلص الإ ملسملا نيب زئاج حلصلاامارح لحأ وأ الالح مرح اطرش الإ مهطورش ىلع نوملسملاو.امارح لحأ وأ الالح مرح
“Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”
e. Hadis Nabi riwayat Bukhari:
ىلص يبنلcا نأ عوألكا نب ةمسل نعبيتأ ملسو هلآو هيلع هللا ةزانج هيلع له :لاقف ،اهيلع يلصيلىلصف ،ال :اولاق ؟نيد نم
نم هيلع له:اولاق ؟نيد
ةازنجب يتأ مث:لاقف ،ىرخأ
،هيلع
هنيد يل ع مكبحاص ىلع اولص:ةداتق وبأ لاق ،
،معن:لاق.هيلع ىلصف ،هللا لوساري
“Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW jenazah seorang laki-laki untuk disalatkan. Rasulullah saw bertanya, ‘Apakah ia mem-punyai utang?’ Sahabat menjawab, ‘Tidak’. Maka, beliau men-salatkannya. Kemudian dihadapkan lagi jenazah lain, Rasulullah pun bertanya, ‘Apakah ia mempunyai utang?’ Sahabat menjawab, ‘Ya’. Rasulullah berkata, ‘Salatkanlah temanmu itu’ (beliau sendiri tidak mau mensalatkannya). Lalu Abu Qatadah berkata, ‘Saya menjamin utangnya, ya Rasulullah’. Maka Rasulullah pun menshalatkan jenazah tersebut.” (HR. Bukhari dari Salamah bin Akwa’).
f. Hadits Nabi riwayat Imam Ibnu Majah, al-Daraquthni, dan yang lain, dari Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:
. اررضالو ررضال“Tidak boleh membahayakan (merugikan) diri sendiri maupun orang lain.”
g. Hadits Nabi riwayat Abu Daud, Tirmizi dan Ibn Hibban:ب سنأ نعو يلهابلا ةمامأ يبأ نعاسبع نب هللا دبعو كلام ن
و هلآوسمل: ميعزلا
.مارغh. Sabda Rasulullah SAW :
ىلص هللا لوسر القهيلع هللا
علا ناكام دبعلا نوع يف هللاو.هيخأ نوع يف دب
“Allah menolong hamba selama hamba menolong saudaranya.”
Dewan Syariah Nasional MUI
44 Pembiayaan Multijasa 4
3. Kaidah fiqh; antara lain:
نأ الإ ةحابإلا تالماعملا يف لصألا.اهميرحcت ىلع ليلد لدي
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”
“Bahaya (beban berat) harus dihilangkan.”
زي ررضلالا
“Kesulitan dapat menarik kemudahan”
بلجت ةقشملار.يسيتلا
ثل ا تباثلاك فر علاب تبا.عرشلاب
“Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang berlaku berdasarkan syara’ (selama tidak bertentangan dengan syari’at).”
Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama; antara lain:a. Kitab I’anah al-Thalibin, jilid III/77-78 :
و ...عcقيس )ضرق نيدك بجيس امب ال(اهذ ضرقأ :لاق نأك كذل
مض حص ي الف ،اهنم اض انأوئةا منها ألهنيرغ ت باث.
مدقت دقوسملا ههذ ركذ ضرقلcا لصف يف حراشلل
.اهيف انامض نcوكي هنأو ةلأ اذه ضرقأ : لاق ولو :اكنه هتاربعو
هضرقأف نماض اهل انأو ...ةئامىلع انم اض انك اهضعب وأ ةئاملا
مدع نم انه ام نوكيف جه.وألا هنع رم امل ايفانم نامضلا ةحص
.نامضلا هجوألا نأ نم“Tidak sah akad penjaminan [dhaman] terhadap sesuatu yang akan menjadi kewajiban, seperti utang dari akad qardh) yang akan dilakukan…. Misalnya ia berkata: ‘Berilah orang ini utang sebanyak seratus dan aku menja-minnya.’ Penjaminan tersebut tidak sah, karena utang orang itu belum fix. Dalam pasal tentang Qardh, pensyarah telah menuturkan masalah ini
--penjaminan terhadap suatu kewajiban (utang) yang belum fix-- dan menyatakan bahwa ia sah menjadi penjamin. Redaksi dalam fasal tersebut adalah sebagai berikut: ‘Seandainya seseorang berkata, Berilah orang ini utang sebanyak seratus … dan aku menjaminnya. Kemudian orang yang diajak bicara memberikan utang kepada orang dimaksud sebanyak seratus atau sebagiannya, maka orang tersebut menjadi penjamin menurut pendapat yang paling kuat (awjah).’ Dengan demikian, pernyataan pensyarah di sini (dalam pasal tentang dhaman) yang menyatakan dhaman (terhadap sesuatu yang akan menjadi kewajiban) itu tidak sah bertentangan dengan pernyataannya
Dewan Syariah Nasional MUI
44 Pembiayaan Multijasa 5
sendiri dalam pasal tentang qardh di atas yang menegaskan bahwa hal tersebut adalah (sah sebagai) dhaman.”b. Kitab Mughni al-Muhtajj, jilid II: 201-202:
لاح )تباث
)ا
حقا
)هنوك (
…ني دلا وهو
ىف طرتشيو()نومضملا
ي ملام انمض حص يال ف ،د قعلcاام انمض ميدقلا ححصو( ب…جيسام وأ هعيبيسام نمثك )بجيس.هيلإ وعدت دق ةجاحلا نأل ،هضرق
(Hal yang dijamin) yaitu utang disyaratkan harus berupa hak yang bersifat fix pada saat akad. Oleh karena itu, tidak sah menjamin utang yang belum menjadi kewajiban… (Qaul qadim -- Imam al-Syafi’i-- menyatakan sah pen-jaminan terhadap utang yang akan menjadi kewajiban), seperti harga barang yang akan dijual atau sesuatu yang akan diutangkan. Hal itu karena hajat -- kebutuhan orang-- terkadang mendorong adanya penjaminan tersebut.”c. Kitab al-Muhadzdzab, juz I Kitab al-Ijarah hal. 394:
حابملا عcفانملا ىلع ةارجإلا دقع ىلإ عفانملا ىلإ ةجاحلا نألو ...ةع عcيبلا دقع ازج املف ،نايعألا
حلاك زوج ينأ بجو انيعألا ىلةجا
ع ةارجإلا دقع زوجي.عcفانملا ىل
“Boleh melakukan akad ijarah (sewa menyewa) atas manfaat yang dibolehkan… karena keperluan terhadap manfaat sama dengan keperluan terhadap benda. Oleh karena akad jual beli atas benda dibolehkan, maka sudah seharusnya boleh pula akad ijarah atas manfaat.”
2 Substansi Fatwa DSN No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah.
3. Substansi Fatwa DSN No. 11/DSN-MUI/IV/2000 tentang Kafalah.
4. Hasil Rapat Pleno DSN-MUI, hari Rabu, 24 Jumadil Akhir 1325 H/11 Agustus 2004.
5. Surat Permohonan Fatwa DSN tentang Pembiayaan Multi Jasa dari Bank Rakyat Indonesia tanggal 28 April 2004.
Dengan memohon taufiq dan ridho Allah SWT
MEMUTUSKAN
Menetapkan : FATWA TENTAG PEMBIAYAAN MULTI JASA
Pertama : Ketentuan Umum1. Pembiayaan Multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan
menggunakan akad Ijarah atau Kafalah.
Dewan Syariah Nasional MUI
44 Pembiayaan Multijasa 6
2. Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Ijarah.
3. Dalam hal LKS menggunakan akad Kafalah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Kafalah.
4. Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee.
5. Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk prosentase.
Ketiga : Penyelesaian PerselisihanJika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiaannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
Keempat : Ketentuan PenutupFatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan, jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : JakartaTanggal : 24 Jumadil Akhir 1425 H
11 Agustus 2004 M
DEWAN SYARI’AH NASIONALMAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua, Sekretaris,
K.H.M.A. Sahal Mahfudh Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin
Dewan Syariah Nasional MUI
FATWADEWAN SYARI’AH NASIONAL
NO: 09/DSN-MUI/IV/2000
Tentang
PEMBIAYAAN IJARAH
رلا نمحرلا هللا مسبميح
Dewan Syari’ah Nasional setelah
Menimbang : a. bahwa kebutuhan masyarakat untuk memperoleh manfaat suatu barang sering memerlukan pihak lain melalui akad ijarah, yaitu akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrag), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri;
b. bahwa kebutuhan masyarakat untuk memperoleh jasa pihak lain guna melakukan pekerjaan tertentu melalui akad ijarah dengan pembayaran upah (ujrah/fee);
c. bahwa kebutuhan akan ijarah kini dapat dilayani oleh lembaga keuangan syari’ah (LKS) melalui akad pembiayaan ijarah;
d. bahwa agar akad tersebut sesuai dengan ajaran Islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang akad ijarah untuk dijadikan pedoman oleh LKS.
Mengingat : 1. Firman Allah QS. al-Zukhruf [43]: 32:
حن ،كبر تمحر نومسقي مهأ يف مهتشيعم مهنيب انمسق ناةايحلا مهضعب انعفرو ،ايندل هضعب ذختيل تاجرد ضعب قوفاضعب م
يخ كبر تمحرو ،ايرخس.نوعمجي امم ر
“Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar seba- gian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”
2. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 233:
مكدالوأ اوعضرتست نأ متدرأ نإو...
متملcس اذإ مكيلع حانج الف ملعاو ،هللا اوقتاو ،فورعملاب متيتاآم
.ريصب نولمعتامب هللا نأ او“…Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran
09 Pembiayaan Ijarah 2
menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah; dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
3. Firman Allah QS. al-Qashash [28]: 26:
سا نم ريخcتجأرت يوcقلا
تبآأي امهادحإ تلاقنإ ،هرجأتسا
ن.يمألا“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, ‘Hai ayahku! Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.’”
4. Hadis riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda:
بق هرجأ ريجألا اوطعأ.هقرع فجي نأ ل
“Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.”
5. Hadis riwayat ‘Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:
اريجأ رجأتسا نم.هرجأ هملعيلف
“Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya.”
6. Hadis riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn Abi Waqqash, ia berkata:
ءاملاب دعسامو وسلا ىلعزلا نم يقا
عر
رألا يركن انكامب ض
انرمأو كلذ نع
هلآو سو
مل
هللا ىلصهيلع
ر اناهنفهللا لوس
،اهنم
.ةضف وأ بهذب اهيركن نأ“Kami pernah menyewankan tanah dengan (bayaran) hasil pertaniannya; maka, Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya dengan emas atau perak.”
7. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:
امارح لحأ أو
حالال
ملسملا نيب زئاج حلصلامرح احلص الإ
اطرش الإ مهطورش ىلع نوملسملاو.امارح لحأ وأ الالح مرح
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”
Dewan Syariah Nasional MUI
09 Pembiayaan Ijarah 3
8. Ijma ulama tentang kebolehan melakukan akad sewa menyewa.
9. Kaidah fiqh:
نأ الإ ةحابإلا تالماعملا يف لصألا.اهميرحت ىلع ليلد لدي
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”
ع مدقم دسافملا ءردحلاصملا بلج ىل
“Menghindarkan mafsadat (kerusakan, bahaya) harus didahulukan atas mendatangkan kemaslahatan.”
Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada hari Kamis, tanggal 8 Muharram 1421 H./13 April 2000.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : FATWA TENTANG PEMBIAYAAN IJARAH
Pertama : Rukun dan Syarat Ijarah:1. Sighat Ijarah, yaitu ijab dan qabul berupa pernyataan dari
kedua belah pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau dalam bentuk lain.
2. Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa dan penyewa/pengguna jasa.
3. Obyek akad ijarah adalah :a. manfaat barang dan sewa; ataub. manfaat jasa dan upah.
Kedua : Ketentuan Obyek Ijarah:1. Obyek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau
jasa.2. Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat
dilaksanakan dalam kontrak.3. Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan (tidak
diharamkan).4. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai
dengan syari’ah.5. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk
menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan sengketa.
6. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik.
7. Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa atau upah dalam Ijarah.
Dewan Syariah Nasional MUI
Ketua, Sekretaris,
Drs. H.A. Nazri Adlani
09 Pembiayaan Ijarah 4
8. Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang sama dengan obyek kontrak.
9. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah dapat diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.
Ketiga : Kewajiban LKS dan Nasabah dalam Pembiayaan Ijarah
1. Kewajiban LKS sebagai pemberi manfaat barang atau jasa:a. Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang
diberikanb. Menanggung biaya pemeliharaan barang.c. Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan.
2. Kewajiban nasabah sebagai penerima manfaat barang atau jasa:a. Membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk
menjaga keutuhan barang serta menggunakannya sesuai kontrak.
b. Menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan (tidak materiil).
c. Jika barang yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak penerima manfaat dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.
Keempat : Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
Ditetapkan di : JakartaTanggal : 08 Muharram 1421 H .
13 April 2000 M
DEWAN SYARI’AH NASIONALMAJELIS ULAMA INDONESIA
Prof. KH. Ali Yafie
Dewan Syariah Nasional MUI