21
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kewirausahaan 1. Definisi Kewirausahaan Istilah kewirausahaan berasal dari kata entrepreneurship, yang berarti suatu kemampuan kreatif, dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dan dijadikan dasar, kiat dalam usaha atau perbaikan hidup (Suryana, 2001: 30). Kewirausahaan menurut Drucker, 1959 (dalam Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010) adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (“ability to create the new and different”). Kewirausahaan menurut Zimmerer, 1996 (dalam Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010) adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha). Berdasarkan beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kewirausahaan adalah suatu keahlian yang dimiliki oleh individu untuk meciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain sebagai usaha untuk mencapai kehidupan yang baik.

11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kewirausahaan ...digilib.unila.ac.id/16152/16/BAB II.pdf · Faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan Wirausaha ... Perencanaan merupakan

  • Upload
    vudiep

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kewirausahaan

1. Definisi Kewirausahaan

Istilah kewirausahaan berasal dari kata entrepreneurship, yang berarti suatu

kemampuan kreatif, dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru dan

berbeda dan dijadikan dasar, kiat dalam usaha atau perbaikan hidup

(Suryana, 2001: 30). Kewirausahaan menurut Drucker, 1959 (dalam

Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan

Pusat Kurikulum, 2010) adalah suatu kemampuan untuk menciptakan

sesuatu yang baru dan berbeda (“ability to create the new and different”).

Kewirausahaan menurut Zimmerer, 1996 (dalam Kementerian Pendidikan

Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010)

adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam

memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki

kehidupan (usaha).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

kewirausahaan adalah suatu keahlian yang dimiliki oleh individu untuk

meciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain sebagai usaha untuk

mencapai kehidupan yang baik.

12

2. Karakteristik Kewirausahaan

Menurut M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer 1996: 6-8 (dalam

Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan

Pusat Kurikulum, 2010) karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan

meliputi :

1. Commmitment and determination, yaitu wirausahawan harus

mempunyai komitmen dan tekad untuk memberikan perhatian penuh

terhadap usaha yang ia jalani, sikap setengah hati akan membuat

mereka mudah goyah dan kemungkinan gagal lebih besar.

2. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas

usaha-usaha yang dilakukannya. Wirausahan harus mempunyai rasa

tanggung jawab yang tinggi atas usaha apa yang sudah dijalankan.

3. Opportunity obsesession, yaitu selalu berambisi untuk mencari peluang.

Wirausahawan harus mempunyai tekad untuk yakin, mampu mancari

peluang dan berhasil dimasa depan.

4. Tolerance for risk, ambiquity, and uncertainty, yaitu tahan terhadap

resiko dan ketidakpastian. Wirausahawan harus belajar mampu

mengelola resiko dan cara mentransfer resiko ke pihak lain seperti

investor, konsumen, pemasok dan lain-lain.

5. Self confidence, yaitu percaya diri. Wirausahawan cenderung optimis

terhadap apa yang dikerjakan untuk pencapaian tujuan.

6. Creativity and flexibility, yaitu berdaya cipta dan luwes. Seorang

wirausahawan harus cepat dan fleksibel menghadapi perubahan

13

permintaan. Untuk mencapai itu semua dibutuhkan kreativtas yang

tinggi.

7. Desire for immadiate feedback, yaitu wirausahawan selalu

menghendaki umpan balik dan ingin selalu mengetahui hasil dari apa

yang dikerjakannya. Untuk memperbaiki hasil kerjanya, ia selalu

mmenggunakan pengetahuan yang dimiliki dan belajar dari kegagalan.

8. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras yang

tinggi untuk mewujudkan tujuannya.

9. Motivation to excel, yaitu memiliki dorongan untuk selalu unggul. Ia

memiliki keinginan untuk lebih berhasil dalam mengerjakan apa yang

dilakukannya. Motivasi ini muncul karena dari dalam diri (internal) dan

jarang dari eksternal.

10. Orientation to the future, yaitu seorang wirausahawan harus

berorientasi ke masa depan, dan tidak melihat ke belakang tanpa

evaluasi yang jelas.

11. Willingness to learn from failure, yaitu selalu belajar dari kegagalan.

Seorang wirausahawan harus yakin pada kemampuannya untuk

berhasil, dan pantang menyerah jika terjadi kegalalan.

12. Leadership ability, yaitu kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha

yang ingin berhasil harus mampu memimpin dan memberikan pengaruh

sebagai arahan untuk mecapaitujuan, ia harus mampu menjadi seorang

mediator dan negotiator daripada menjadi seorang diktator.

Berdasarkan pendapat di atas maka karakteristik wirausaha ialah seseorang

yang percaya diri, bertanggung jawab, memiliki dorongan untuk selalu

14

unggul, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil resiko, berjiwa

kepemimpinan, berorientasi ke masa depan, selalu belajar dari kegagalan,

inovatif, kreatif, dan fleksibel serta menghendaki umpan balik dengan

segera (Suryana, 2001:9).

3. Faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan Wirausaha

Zimmerer (1996:14-15) dikutip oleh Suryana (2003:44) mengemukakan

beberapa faktor-faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam

menjalankan usaha barunya:

1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki

kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor

penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.

2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan

memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan

mengelola sumber daya manusia maupun kemampuan mengintegrasikan

operasi perusahaan.

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil

dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah

memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara

cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat

operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.

15

4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu

kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami

kesulitan dalam pelaksanaan.

5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha menjadi wirausaha menjadi

mundur. Ia kurang yang strategis merupakan faktor yang menetukan

terbiasa dalam menghadapi tantangan. Wirausaha keberhasilan usaha.

Lokasi yang tidak strategis yang berhasil pada umumnya menjadikan

dapat mengakibatkan perusahaan sukar bertantangan sebagai peluang

yang harus dihadapi operasi karena kurang efisien.

6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan

efisien dan efektivitas dan ditekuni. Kualitas kehidupan yang tepat

rendah meskipun usahanya mantap. Kualitas kehidupan yang tidak

Kurang pengawasan dapat mengakibatkan segera meningkat dalam

usaha, akan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak

efektif.

7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang

setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang

dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,

kemungkinan gagal menjadi besar.

8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.

Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan,

tidak akan manjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam

berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan

dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

16

B. Tinjauan Minat Wirausaha

1. Definisi Minat Wirausaha

Minat wirausaha menurut Yanto, 1996 (dalam Arum, 2014) adalah

kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup

serta memecahkan permasalahan hidup, memajukan usaha atau menciptakan

usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Menurut Fuadi

(2009), minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan

untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha secara maksimal

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko

yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar dari kegagalan.

Menurut Santoso (1993), minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan

serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha

memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan

terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami. Krueger, 1993

(dalam Lieli Suharti dan Hani Sirine) menyatakan bahwa niat

kewirausahaan mencerminkan komitmen seseorang untuk memulai usaha

baru dan merupakan isu sentral yang perlu diperhatikan dalam memahami

proses kewirausahaan pendirian usaha baru.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa minat

wirausaha adalah ketersediaan seseorang melakukan usaha untuk

memperbaiki kualitas hidup.

17

2. Indikator Minat Wirausaha

Menurut Bhandari, 2006 (dalam Praswati: 134-142) variabel dan indikator

untuk mengukur minat wirausaha adalah sebagai berikut :

1. Harga Diri, memiliki beberapa indikator yaitu :

a. Lebih dihargai jika memiliki usaha sendiri

b. Lebih percaya diri jika punya usaha sendiri

c. Lebih nyaman berbicara dengan orang lain jika memiliki usaha yang

bisa dibanggakan

2. Tantangan Pribadi, diukur dengan indikator sebagai berikut :

a. Ingin mencoba hal-hal baru

b. Menyukai sesuatu hal yang membuat lebih maju

c. Melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan orang lain

3. Keinginan menjadi Bos, indikator-indikatornya adalah sebagai berikut :

a. Keinginan mempunyai usaha sendiri

b. Keinginan bebas mengelola usaha sendiri

c. Ingin bisa mengembangkan usaha sendiri

4. Inovasi, memiliki indikator-indikator yaitu :

a. Senang hal-hal yang bersifat kreatif

b. Keinginan membuat sesuatu yang berbeda dari yang lain

c. Senang melakukan percobaan

5. Kepemimpinan, indikatornya adalah :

a. Senang berbicara dengan orang banyak

b. Ingin menjadi ketua dalam suatu tim

c. Keinginan lebih menonjol dari orang lain

18

6. Fleksibilitas, beberapa indikator yaitu :

a. Senang dengan pekerjaan yang waktunya tidak mengikat

b. Tidak menyukai hal-hal yang bersifat teratur

c. Tidak suka terikat akan sesuatu

7. Keuntungan, indikatornya :

a. Keinginan bebas menjalankan keuangan usaha sendiri

b. Keinginan merasakan kekayaan atas usaha sendiri

c. Keinginan mengembangkan usaha sendiri

Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa variabel untuk

mengukur minat wirausaha adalah harga diri, tantangan pribadi, keinginan

menjadi bos, inovasi, kepemimpinan, fleksibilitas, dan keuntungan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wirausaha

Minat berwirausaha tidak dibawa sejak lahir tetapi tumbuh dan berkembang

sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor yang

mempengaruhi tumbuhnya kuputusan untuk berwirausaha merupakan hasil

interaksi dari beberapa faktor yaitu karakter kepribadian seseorang dan

lingkungannya (Bygrave, 2003). Menurut Priyanto, 2008 (dalam Mopangga,

2014) pembentukan jiwa kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal,

faktor eksternal, dan faktor kontekstual. Faktor-faktor internal sebagai

pendorong minat berwirausaha adalah sebagai berikut :

19

a. Sifat

David Mc Clelland (dalam Alma, 2007:13) dalam bukunya “The

Achieving Society” menyatakan bahwa seorang wirausaha adalah

seseorang yang memiliki keinginan berprestasi yang sangat tinggi

dibandingkan orang yang tidak berwirausaha. Sifat ingin menjadi

seseorang yang lebih unggul dari yang lain dan ingin mendapatkan

kehidupan yang baik merupakan salah satu sifat faktor pendorong yang

mempengaruhi minat berwirausaha.

b. Umur

Sinha (1996) membuktikan bahwa para calon wirausahawan yang berusia

muda, cenderung lebih sukses dibanding mereka yang berusia tua. Staw

dalam Riyanti (2003) menunjukan bahwa keberhasilan seseorang dapat

dilihat dari usia si calon wirausahawan di saat awal mereka melakukan

usahanya. Umumnya usia yang produktif untuk berusaha adalah di

sekitar 25 hingga 44 tahun (Reynolds et.al., 2000). Dari pendapat di atas

peneliti menyimpulkan bahwa faktor umur mempunyai peran dalam

keberhasilan berwirausaha.

c. Jenis kelamin

Jenis kelamin dapat mempengaruhi kemandirian seseorang. Sesuai

dengan pendapat Masrun dkk (1986) yang mengungkapkan bahwa saat

anak menginjak usia 4-5 tahun dan terus berlangsung hingga masa

remaja, terdapat suatu pola yang menuntut anak wanita lebih berlaku

merawat dan patuh sedangkan laki-laki dituntut untuk mampu secara

mandiri dan berprestasi. Pernyataan ini menunjukan bahwa anak laki-laki

20

dianggap lebih mempunyai rasa tanggung jawab untuk memimpin suatu

usaha, dan seorang wanita memberikan dorongan sekaligus merawat agar

bentuk usaha yang telah dijalani itu tetap berjalan dengan baik.

d. Pengalaman kerja

Pengalaman diartikan pengalaman kerja seseorang sebelum memutuskan

menjadi seorang wirausahawa. Hisrich dan Peters, 2000:74 dalam

(Mopangga, 2104) menyatakan bahwa pengalaman kerja mempengaruhi

individu dalam menyusun rencana dan melakukan langkah-langkah

selanjutnya. Penelitian Kim Riyanti (2003:39) menunjukkan bahwa

pengalaman memberikan pengaruh terhadap keberhasilan usaha.

Pengalaman yang dimaksud dalam penelitian Kim adalah keterlibatan

langsung dalam suatu kegiatan usaha.

e. Latar belakang keluarga

Keluarga merupakan media sosialisasi pertama yang diterima seseorang.

Apabila latar belakang keluarga merupakan seorang wirausahawan, maka

terdapat kemungkinan yang besar seseorang tersebut mendapat dukungan

untuk berwirausaha dan minat wirausaha tersebut diterima sejak usia dini

dan apabila keluarga tersebut bukan dari latar belakang wirausahan tetapi

karena melihat peluang usaha yang menjanjikan dan mendapat dukungan

untuk memulai karir di bidang wirausaha maka seseorang tersebut lebih

memilih untuk menjadi seorang wirausahawan.

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah

sebagai berikut :

1. Lingkungan keluarga

21

Alma (2007) menyebutkan bahwa lingkungan keluarga merupakan faktor

yang sangat penting dalam pembentukan minat untuk menjadi wirausaha.

Lingkungan keluarga merupakan satu kesatuan yang terdiri dari ayah, ibu

dan anak. Keluarga merupakan sosialisasi primer yang menjadi pembentuk

kepribadian seseorang termasuk di dalamnya minat berwirausaha sehingga

keberadaan lingkungan keluarga dalam pembentukan minat wirausaha

seseorang menjadi sangat penting.

2. Lingkungan sosial ekonomi

Lingkungan sosial ekonomi mempengaruhi minat seseorang berwirausaha,

dimana lingkungan yang mayoritas berwirausaha maka kemungkinan

besar individu yang ada di lingkungan tersebut juga akan berminat untuk

berwirausaha.

Selanjutnya, faktor kontekstual yang mempengaruhi minat wirausaha adalah

dukungan pihak akademik. Kewirausahaan bisa diajarkan melalui pendidikan

dan pelatihan. “... entrepreneurship has models, processes, and case studies

that allow the topic to be studied and the knowledge to be acquired” (Kuratko

& Hodgetts, 2007: 34). Hal ini didukung oleh hasil dari penelitian Wibowo

(2011), bahwa faktor pembelajaran di lingkungan sekolah memiliki pengaruh

paling tinggi terhadap minat mahasiswa.

Pendidikan atau pelatihan kewirausahaan adalah proses pembelajaran konsep

dan skill untuk mengenali peluang-peluang usaha. Termasuk di dalamnya

mengenali peluang dikaitkan dengan pemanfaatan sumber daya untuk

menghadapi resiko dan menciptakan bisnis baru. Pendidikan kewirausahaan

22

yang diperoleh saat di bangku kuliah dapat mempengaruhi minat dan

motivasi seseorang untuk menjadi seorang wirausaha.

Peranan Universitas dalam memotivasi para mahasiswanya untuk menjadi

wirausaha merupakan bagian dari salah satu faktor pendorong pertumbuhan

kewirausahaan. Bentuk dukungan Unila dalam meningkatkan wirausaha

mahasiswa adalah mengenalkan mahasiswa dengan program-program

kewirausahaan, seperti Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan

(PKMK), Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), dan Gerakan Seribu

Wirausaha (GABUWIRA). Melalui program-program yang telah ditawarkan

Unila kepada mahasiswa diharapkan dapat menumbuhkan sekaligus

meningkatkan motivasi mahasiswa berwirausaha sehingga kedepannya

mahasiswa tidak berpangku tangan mengandalkan lapangan pekerjaan yang

diberikan Pemerintah karena mereka telah memiliki bekal berwirausaha.

C. Program-program yang Dilaksanakan Universitas Lampung (Unila)Untuk Meningkatkan Wirausaha Mahasiswa

1. Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK)

Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) merupakan

program pengembangan ketrampilan mahasiswa dalam berwirausaha dan

berorientasi pada laba (profit). Komoditas usaha yang dihasilkan oleh

mahasiswa dapat berupa barang atau jasa yang selanjutnya merupakan salah

satu modal dasar mahasiswa dalam berwirausaha dan memasuki pasar. Jadi,

pemeran utama berwirausaha dalam hal ini adalah mahasiswa, bukan

masyarakat, ataupun mitra lainnya. Tujuan PKMK adalah menghasilkan

karya kreatif, inovatif dalam membuka peluang usaha yang berguna bagi

23

mahasiswa setelah menyelesaikan studi. PKM ini memiliki 6 kegiatan yaitu

PKM Penelitian (PKMP), PKM Penerapan Teknologi (PKMT), PKM

Kewirausahaan (PKMK), PKM Pengabdian Kepada Masyarakat (PKMM),

PKM Artikel Ilmiah (PKMAI), PKM Gagasan Tertulis (PKMGT) yang

diharapkan mahasiswa ikut berpartisipasi dan memilih PKM mana yang

sesuai dengan bakat yang dimilikinya (Panduan PKM Tahun 2013).

Berdasarkan hasil wawancara yang berhasil dilakukan oleh UKM teknokra

Unila, diketahui faktor penyebab rendahnya partisipasi mahasiswa

Universitas Lampung dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) adalah

kurangnya minat mengikuti PKM, kurangnya sosialisasi yang diberikan

pada mahasiswa, minimnya informasi PKM sehingga mahasiswa kurang

mengetahui bagaimana menentukan ide, membuat, menyusun sekaligus

mengupload proposal (Majalah Teknokra, 2014. hlm 3).

2. Program Mahasiswa Wirausaha (PMW)

Pencapaian program PMW yakni melalui pendidikan dan pelatihan (diklat)

yang diadakan tiap tahun agar para mahasiswa berani berwirausaha pada

masa kuliah. Mereka berasal dari berbagai Fakultas di Unila dengan

berbagai pengembangan usaha. Mulai dari mikrobisnis di bidang kuliner

hingga makrobisnis seperti pengembangan potensi sumber daya alam di

daerah. Langkah yang dilakukan Dikti ini ditujukan agar para mahasiswa

mampu membentuk soft skill yang terfokus pada pembentukan mental

dalam menghadapi tekanan dan berani menangkap peluang bisnis di tengah

masyarakat. PMW pada mahasiswa sendiri ditekankan pada aspek umum

rencana usaha. Meliputi aspek ekonomi dan pemasaran, produksi,

24

manajemen, organisasi, dan keuangan. Dikti telah menganggarkan Rp 400

juta sebagai alokasi dana PMW tahun 2014. Melalui program ini para

mahasiswa akan memperoleh dana pengembangan wirausaha Rp 5-7 juta

per orang. Pada tahun 2013 jumlah mahasiswa yang berhasil lolos seleksi

Program Wirausaha Mahasiswa ini sebanyak 63 mahasiswa dan pada tahun

2014 sebanyak 55 mahasiswa (data dari bagian kemahasiswaan universitas

lampung). Dari data tersebut terlihat bahwa minat wirausaha mahasiswa

menurun, yaitu dari mahasiswa yang lolos seleksi.

Perbedaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan Program

Mahasiswa Wirausaha (PMW). PKM bisa diikuti oleh mahasiswa yang

tidak dibatasi tingkat semesternya, akan tetapi aspek kerja sama pun pendek.

Sedangkan PMW hanya bisa diikuti mahasiwa semester akhir dengan syarat

mahasiswa telah menempuh 80 SKS untuk program S-1, dan 60 SKS untuk

diploma.

3. Gerakan Seribu Wirausahawan Universitas Lampung (Gabuwira Unila)

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Karir dan Kewirausahaan

Universitas Lampung menyelenggarakan kegiatan Gerakan Seribu

Wirausahawan Universitas Lampung (Gabuwira Unila) tahun 2015 dengan

tema “Entrepreneuring Indonesia!” . Gabuwira Unila 2015 bertujuan

untuk :

a. Memberikan pengetahuan dan wawasan berwirausaha

b. Menumbuhkan dan memotivasi untuk berwirausaha

25

c. Membekali berbagai ketrampilan dan softskill wirausahawan dalam

mengelola usaha

d. Memfasilitasi wirausahawan dalam mempromosikan usaha yang

dijalankan

e. Membantu menciptakan jaringan usaha bagi wirausahawan pemula

f. Mensinergikan berbagai program kewirausahaan guna tercapainya 1000

(seribu) wirausaha dalam setiap tahunnya.

Target Peserta Gabuwira adalah sebagai berikut :

a. Junior : Mahasiswa yang belum memiliki usaha berjalan

b. Senior : Mahasiswa yang sedang memiliki usaha berjalan

c. Partner : Alumni Universitas Lampung yang sedang menjalankan

usaha minimal 5 tahun.

Adapun rangkaian kegiatan Gabuwira Unila, yaitu :

1. Rekrutmen Tenan dan Partener Inkubator Bisnis

2. Focus Grup Discussion (FGD)

3. Workshop Dosen dan Praktisi Wirausahawan

4. Launching Gabuwira Unila

a. Talk Show Entrepreneurship

b. Success Story “Wirausahawan Hebat”

5. Pengembangan Talenta Tenan Inkubator Bisnis

a. Pelatihan dan Workshop

b. Konsultasi, Mentoring dan Pendampingan Wirausaha

c. Pelatihan Mentoring dan Pendampingan Usaha (TOT)

26

6. Pendirian Unit Usaha

a. Pusat Merchandise & Souvenir

b. Pusat Kuliner Mahasiswa

c. Unila Bussiness Gallery

d. Outbound Traning, Tour & Travel Event Organizer Unila

7. Entrepeneurship Day

a. Pemilihan Gabuwira Unila Award

b. Pameran Kewirausahaan

c. Entrepeneur Gathering (http://cced.unila.ac.id/gerakan-seribu-

wirausahawan-universitas-lampung-2015/ )

Melalui beberapa program bidang kewirausahaan yang diberikan Unila,

mahasiswa diharapkan mempunyai minat untuk menjalankan program tersebut

dan melatih jiwa wirausaha yang mereka miliki.

D. Kerangka Teori

Penelitian ini menggunakan Theory of Planned Behavior (TPB). Menurut

Evans 2006: 74 (dalam Frans Warmanto MB & Handhika Noviant Thenu)

sikap dan perilaku tiap orang dipengaruhi oleh segala sesuatu yang berada di

sekililingnya, seperti orang tua, teman, pengalaman, serta pengetahuan yang

dimiliki dalam proses pengambilan keputusan. Tidak adanya keinginan,

keuangan yang tidak mencukupi, perubahan lingkungan, maupun tidak adanya

motivasi merupakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi seseorang dalam

mengambil keputusan.

27

Model TPB merupakan pengembangan dari Model Theory of Reasoned Action

(TRA) dengan adanya penambahan satu variabel, yaitu kontrol keperilakuan

yang dirasakan. Kontrol keperilakuan secara langsung mempengaruhi niat

untuk melaksanakan suatu perilaku dan juga mempengaruhi perilaku dimana

dalam situasi pengguna berniat untuk melaksanakan suatu perilaku namun

dihalangi dalam melakukan tindakan tersebut. Kontrol keperilakuan yang

dirasakan ditunjukan dengan tanggapan seseorang terhadap halangan dari

dalam atau halangan dari luar sewaktu melakukan perilaku atau tingkah laku.

Kontrol keprilakuan dapat mengukur kemampuan seseorang dalam

mendapatkan sesuatu dalam mengambil suatu kegiatan.

Menurut Ajzen (1991:3), keinginan dari individu dalam menunjukkan suatu

perilaku merupakan faktor utama dari TPB. Keinginan dapat diasumsikan

untuk mendapatkan faktor motivasi yang akan mempengaruhi perilaku.

Konsumen memberikan petunjuk bagaimana seseorang mencoba, bagaimana

dampak yang akan berpengaruh akan rencana mendesak jika semuanya

menunjukan perilaku. Keinginan yang kuat dapat melawan perilaku, sehingga

akan menunjukan kinerja.

Menurut Evans, 2006: 75 (dalam Frans Warmanto MB & Handhika Noviant

Thenu) niat dapat menjelaskan tingkah laku seseorang yang juga dipengaruhi

oleh sikap, norma subyektif, dan kontrol keprilakuan yang dirasakan. Sikap

lebih melihat kepada penilaian dari seseorang bahwa pelaksanaan pada suatu

tingkah laku adalah positif dan itu berlaku pula sebaliknya, sedangkan norma

subyektif lebih melihat kepada persepsi seseorang bahwa orang yang

28

memikirkan orang lain yang dekat dengannya harus atau tidak harus

melakukan suatu tingkah laku dalam konteks tertentu. Norma subyektif juga

ditujukan kepada persepsi seseorang terhadap orang lain dimana orang tersebut

perlu memberikan atau menunjukkan tingkah laku tersebut.

E. Kerangka Fikir

Menurut Santoso (1993) minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan

serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha

memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan

terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami. Minat wirausaha

dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor

kontekstual. Faktor internal yang berasal dari dalam diri wirausahawan dapat

berupa sifat-sifat personal, umur, jenis kelamin, pengalaman kerja, latar

belakang keluarga. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri pelaku

entrepreneur yang dapat berupa unsur dari lingkungan sekitar seperti

lingkungan keluarga, lingkungan fisik, lingkungan sosial ekonomi.

Menurut Gurbuz & Aykol, 2008 (dalam Mopangga, 2014), menyatakan bahwa

selain faktor internal dan eksternal terdapat faktor kontekstual yang

mempengaruhi minat wirausaha, yaitu dukungan pihak akademik (academic

support). Pendidikan kewirausahaan yang diperoleh di bangku kuliah dapat

mempengaruhi minat dan motivasi seseorang untuk menjadi seorang

wirausaha. Peranan Universitas dalam memotivasi para mahasiswanya untuk

menjadi wirausaha merupakan bagian dari salah satu faktor pendorong

pertumbuhan kewirausahaan. Dukungan Universitas Lampung dilakukan

29

dengan mengadakan program pelatihan kewirausahaan, praktek kewirausahaan,

memberikan dana hibah untuk mahasiswa yang berwirausaha, menyediakan

fasilitas yang menunjang praktek kewirausahaan.

Variabel yang akan gunakan untuk mengukur seberapa besar dukungan

universitas dalam menumbuhkan minat wirausaha mahasiswa adalah :

a. Pengetahuan mahasiswa tentang wirausaha

b. Program wirausaha

c. Organisasi wirausaha

d. Pelatihan membuat proposal

e. Sosialisasi wirausaha

Menurut Bhandari, 2006 (dalam Praswati: 134-142), variabel dan indikator

untuk mengukur minat wirausaha adalah :

1. Harga Diri, memiliki beberapa indikator yaitu :

a. Lebih dihargai jika memiliki usaha sendiri

b. Lebih percaya diri jika punya usaha sendiri

c. Lebih nyaman berbicara dengan orang lain jika memiliki usaha yang bisa

dibanggakan

2. Tantangan Pribadi, diukur dengan indikator sebagai berikut :

a. Ingin mencoba hal-hal baru

b. Menyukai sesuatu hal yang membuat lebih maju

c. Melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan orang lain

3. Keinginan menjadi Bos, indikator adalah sebagai berikut :

a. Keinginan mempunyai usaha sendiri

b. Keinginan bebas mengelola usaha sendiri

30

c. Ingin bisa mengembangkan usaha sendiri

4. Inovasi, memiliki indikator-indikator yaitu :

a. Senang hal-hal yang bersifat kreatif

b. Keinginan membuat sesuatu yang berbeda dari yang lain

c. Senang melakukan percobaan

5. Kepemimpinan, indikatornya adalah :

a. Senang berbicara dengan orang banyak

b. Ingin menjadi ketua dalam suatu tim

c. Keinginan lebih menonjol dari orang lain

6. Fleksibilitas, beberapa indikator yaitu :

a. Senang dengan pekerjaan yang waktunya tidak mengikat

b. Tidak menyukai hal-hal yang bersifat teratur

c. Tidak suka terikat akan sesuatu

7. Keuntungan, indikatornya :

a. Keinginan bebas menjalankan keuangan usaha sendiri

b. Keinginan merasakan kekayaan atas usaha sendiri

c. Keinginan mengembangkan usaha sendiri

31

Gambar 3. Bagan Kerangka Fikir

Minat Mahasiswa :

a. Harga dirib. Tantangan pribadic. Keinginan menjadi

bosd. Inovasie. Kepemimpinanf. Fleksibilitasg. Keuntungan

Dukungan Universitas :

a. Programwirausaha

b. Organisasiwirausaha

c. Pelatihanmembuat proposal

d. Sosialisasiwirausaha

Kewirausahaan