23
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelayanan kepada masyarakat agar lebih berdaya guna dan berhasil guna serta mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa dalam Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Diundangkan pada tanggal 8 Agustus 1950) ; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik 11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 6/E 2006 SERI E

11 LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN … fileperaturan daerah kabupaten lamongan nomor 09 tahun 2006 tentang pedoman penyusunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa

  • Upload
    lehanh

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

NOMOR 09 TAHUN 2006

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

PEMERINTAHAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMONGAN,

Menimbang : bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa dan

pelayanan kepada masyarakat agar lebih berdaya guna dan

berhasil guna serta mempercepat terwujudnya kesejahteraan

masyarakat dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (1)

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, perlu

menetapkan Peraturan Daerah tentang Pedoman Penyusunan

Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa dalam Peraturan

Daerah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di Lingkungan

Propinsi Jawa Timur (Diundangkan pada tanggal 8 Agustus

1950) ;

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4389) ;

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 6/E

2006 SERI E

Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4493 ) yang ditetapkan

dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4548 ) ;

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4438) ;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai

Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3952 ) ;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4587).

7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia 4593).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN LAMONGAN dan

BUPATI LAMONGAN

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lamongan ; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah ; 3. Kepala Daerah adalah Bupati Lamongan ; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya

disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lamongan ;

5. Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lamongan dengan persetujuan bersama Kepala Daerah ;

6. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah di Kabupaten Lamongan ;

7. Camat adalah Perangkat Daerah yang memimpin Kecamatan dalam Kabupaten Lamongan ;

8. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ;

9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ;

10. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa;

11. Perangkat desa adalah unsur pemerintah desa yang terdiri dari Sekretaris Desa dan perangkat desa lainnya;

12. Badan Permusyawaratan Desa, yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa ;

13. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat ;

14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya disingkat APB Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD yang ditetapkan dengan Peraturan Desa ;

15. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh Badan Permusyawaratan Desa bersama Kepala Desa ;

16. Dusun adalah bagian dari wilayah kerja Desa. BAB II

TUJUAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

Pasal 2

(1) Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa disusun

dalam rangka meningkatkan kelancaran penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelayanan kepada masyarakat agar lebih berdaya guna dan berhasil guna untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat ;

(2) Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa yang disusun

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus dapat menjamin

terlaksananya otonomi desa di dalam penyelenggaraan

pemerintahan desa sesuai dengan tugas dan wewenang

yang dimiliki.

BAB III

SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA

Bagian Kesatu

Pemerintahan Desa

Pasal 3

(1) Pemerintahan Desa terdiri atas Pemerintah Desa dan BPD ;

(2) Pemerintah Desa dan BPD sebagaimana dimaksud ayat (1),

adalah unsur penyelenggara pemerintahan desa yang

mempunyai kedudukan yang sama di dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa.

Bagian Kedua

BPD

Pasal 4

(1) BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan

demokrasi dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa ;

(2) Keanggotaan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri dari wakil penduduk desa yang bersangkutan

berdasarkan keterwakilan wilayah yang dilaksanakan dengan

cara musyawarah dan mufakat dan ditetapkan dengan

Keputusan Kepala Daerah.

Bagian Ketiga

Pemerintah Desa

Pasal 5

(1) Pemerintah Desa terdiri atas Kepala Desa dan Perangkat Desa ;

(2) Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah unsur pemerintahan desa yang memimpin penyelenggaraan pemerintah desa ;

(3) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah unsur pemerintah desa yang membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenang Kepala Desa, yang bertanggungjawab kepada Kepala Desa.

Pasal 6

(1) Perangkat Desa terdiri atas Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainnya ;

(2) Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah pimpinan Sekretariat Desa yang merupakan unsur staf di dalam penyelenggaraan pemerintahan desa ;

(3) Perangkat Desa lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah unsur pemerintah desa yang terdiri atas : a. Sekretariat Desa, merupakan unsur staf di dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa, yang terdiri atas : 1. Urusan Umum ; 2. Urusan Keuangan.

b. Pelaksana Teknis Lapangan, merupakan unsur pelaksana teknis di dalam penyelenggaraan pemerintahan, yang terdiri atas : 1. Seksi Pemerintahan ; 2. Seksi Ekonomi dan Pembangunan ; 3. Seksi Kesejahteraan Masyarakat ; 4. Seksi Ketentraman dan Ketertiban ; 5. Seksi Pemberdayaan Perempuan.

c. Unsur Kewilayahan, merupakan unsur yang membantu

Kepala Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan

desa di setiap bagian dari wilayah kerja desa, yang

terdiri atas Kepala Dusun-Kepala Dusun.

Pasal 7

Jumlah perangkat desa yang merupakan unsur pelaksana teknis

lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3),

disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan desa serta

kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

Pasal 8

(1) Susunan Organisasi dan tatakerja Pemerintahan Desa

ditetapkan dengan Peraturan Desa ;

(2) Bagan Susunan Organisasi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 6, sebagaimana tercantum dalam Lampiran dan

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam Peraturan

Daerah ini.

BAB IV

KEDUDUKAN, TUGAS DAN KEWAJIBAN SERTA FUNGSI

PEMERINTAH DESA

Bagian Kesatu

Kedudukan, Tugas dan Kewajiban Kepala Desa

Pasal 9

Kepala Desa berkedudukan sebagai pemimpin masyarakat desa

dan pimpinan Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan

pemerintahan desa.

Pasal 10

(1) Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan ;

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa mempunyai wewenang : a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa

berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD ; b. Mengajukan rancangan Peraturan Desa ; c. Menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat

persetujuan bersama dengan BPD ; d. Menyusun dan mengajukan rancangan Peraturan Desa

mengenai APB Desa untuk dibahas dan ditetapkan bersama dengan BPD ;

e. Membina kehidupan Masyarakat Desa; f. Membina perekonomian Desa; g. Mengkoordinasikan pembangunan Desa secara

Partisipatif; h. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan

dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan ;

i. Melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan peraturan Perundang-Undangan.

Pasal 11

(1) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 10, Kepala Desa mempunyai kewajiban : a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,

melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ;

b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat ; c. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat ; d. Melaksanakan kehidupan demokrasi ;

e. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang

bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme ;

f. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja

pemerintah desa ;

g. Mentaati dan menegakkan seluruh peraturan

perundang-undangan ;

h. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa

yang baik;

i. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan

pengelolaan keuangan desa ;

j. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa ;

k. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa ;

l. Mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa ;

m. Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial

budaya dan adat-istiadat ;

n. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan desa ;

o. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan

melestarikan lingkungan hidup.

(2) Selain kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Kepala Desa mempunyai kewajiban untuk memberikan

laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Kepala

Daerah, memberikan laporan keterangan

pertanggungjawaban kepada BPD, serta menginformasikan

laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada

masyarakat.

Pasal 12

(1) Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2), disampaikan kepada

Kepala Daerah melalui Camat 1 (satu) kali dalam 1 (satu)

tahun ;

(2) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban kepada BPD

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2),

disampaikan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun dalam

musyawarah BPD ;

(3) Menginformasikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

Desa kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 11 ayat (2), dapat berupa selebaran yang ditempelkan

pada papan pengumuman atau diinformasikan secara lisan

dalam berbagai pertemuan masyarakat desa, radio

komunitas atau media lainnya ;

(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digunakan

oleh Kepala Daerah sebagai dasar melakukan evaluasi

penyelenggaraan pemerintahan desa dan sebagai bahan

pembinaan lebih lanjut.

Pasal 13

Kepala Desa yang akan berakhir masa jabatannya, selambat-

lambatnya 4 (empat) bulan sebelum berakhir masa jabatannya,

mempunyai kewajiban untuk menyampaikan Laporan akhir masa

jabatan kepada Kepala Daerah melalui Camat dan kepada BPD.

Pasal 14

Kepala Desa dilarang :

a. Menjadi pengurus partai politik ;

b. Merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota BPD,

dan lembaga kemasyarakatan di desa yang bersangkutan ;

c. Merangkap jabatan sebagai anggota DPRD ;

d. Terlibat dalam kampanye pemilihan umum, pemilihan

presiden dan pemilihan kepala daerah ;

e. Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok

masyarakat, dan mendiskriminasikan warga atau golongan

masyarakat lain ; f. Melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima uang,

barang dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang dilakukan;

g. Penyalahgunaan wewenang; h. Melanggar sumpah/janji jabatan.

Bagian Kedua

Kedudukan, Tugas dan Kewajiban serta Fungsi Perangkat Desa

Paragraf 1

Sekretaris Desa

Pasal 15

Sekretaris Desa merupakan unsur Staf Pemerintah Desa yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Desa.

Pasal 16

(1) Sekretaris Desa mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian teknis dan penyusunan program serta pengurusan administrasi umum yang meliputi ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, kepustakaan, kehumasan, protokol dan rumahtangga ;

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris Desa mempunyai fungsi : a. Pengumpulan, analisis dan penyajian data dalam

rangka penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan pengendalian teknis dan penyusunan program serta pengurusan administrasi umum yang meliputi ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, kepustakaan, kehumasan, protokol dan rumah tangga;

b. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

Paragraf 2

Urusan-Urusan

Pasal 17

(1) Sekretaris Desa dalam melaksanakan tugas dan fungsinya

dibantu oleh Sekretariat Desa yang terdiri atas urusan-

urusan, yaitu :

a. Urusan Umum;

b. Urusan Keuangan.

(2) Setiap urusan dipimpin oleh seorang Kepala Urusan yang

berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Desa

melalui Sekretaris Desa.

Pasal 18

(1) Urusan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat

(1) huruf a mempunyai tugas membantu Sekretaris Desa

dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan

pelaksanaan urusan ketatausahaan, kepegawaian,

kepustakaan, kehumasan, protokol dan rumah tangga ;

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), Urusan Umum mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan dan

pelaksanaan urusan ketatausahaan ;

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan dan

pelaksanaan urusan kepegawaian;

c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan dan

pelaksanaan urusan kepustakaan;

d. Penyiapan bahan perumusan kebijakan dan

pelaksanaan urusan kehumasan dan protokol;

e. Penyiapan bahan perumusan kebijakan dan

pelaksanaan urusan rumah tangga;

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Sekretaris Desa.

Pasal 19

(1) Urusan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b, mempunyai tugas membantu Sekretaris Desa dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan urusan administrasi keuangan, perlengkapan dan penyusunan program kegiatan pemerintahan desa ;

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Urusan Keuangan mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan dan

pelaksanaan urusan keuangan desa; b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan dan

pelaksanaan urusan penyusunan, perubahan dan perhitungan APB Desa ;

c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan urusan dalam penyusunan program kegiatan ;

d. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Desa.

Paragraf 3 Seksi-Seksi

Pasal 20

(1) Seksi merupakan unsur pelaksana teknis lapangan di dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Desa ;

(2) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas : a. Seksi Pemerintahan ; b. Seksi Ekonomi dan Pembangunan ; c. Seksi Kesejahteraan Masyarakat; d. Seksi Ketentraman dan Ketertiban ; e. Seksi Pemberdayaan Perempuan.

Pasal 21

(1) Seksi Pemerintahan mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan urusan rumah tangga desa di bidang Pemerintahan ;

(2) Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan

pengurusan : 1. Produk-produk hukum Pemerintahan Desa, 2. Kependudukan dan Catatan Sipil; 3. Tenaga kerja dan transmigrasi; 4. Pertanahan; 5. Pemilu, ideologi Negara, Kesatuan Bangsa,

Organisasi Sosial Politik, Organisasi Kemasyarakatan dan Lembaga Kemasyarakatan lainnya;

6. Perpajakan, Retribusi dan Pendapatan Desa; 7. Penerangan, informasi dan komunikasi. 8. Pemberian perijinan dan pelayanan umum bidang

pemerintahan. b. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Kepala Desa.

Pasal 22

(1) Seksi Perekonomian dan Pembangunan mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan urusan rumah tangga Desa di bidang Perekonomian dan Pembangunan ;

(2) Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Perekonomian dan Pembangunan mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan

pengurusan di bidang : 1. Industri dan perdagangan; 2. Perbankan dan perkreditan Rakyat; 3. Koperasi, usaha kecil dan menengah; 4. Pertanian, perkebunan dan kehutanan; 5. Perikanan, kelautan dan peternakan; 6. Pekerjaan umum, pertambangan, energi serta

lingkungan hidup; 7. Perhubungan, pariwisata, pos dan

telekomunikasi; 8. Perijinan dan pelayanan umum bidang

perekonomian dan pembangunan; 9. Perencanaan, pelaksanaan pembangunan,

pengawasan dan evaluasi hasil pembangunan desa.

b. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

Pasal 23

(1) Seksi Kesejahteraan Masyarakat mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan urusan rumah tangga Desa di bidang Kesejarteraan.

(2) Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Kesejahteraan Masyarakat mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan

pengurusan di bidang : 1. Pendidikan, pemuda, olah raga, kebudayaan dan

adat istiadat; 2. Kesehatan dan Keluarga Berencana; 3. Sosial, keagamaan, partisipasi dan swadaya

masyarakat. 4. Perijinan dan pelayanan umum bidang

kesejahteraan masyarakat. b. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Kepala Desa.

Pasal 24

(1) Seksi Ketentraman dan Ketertiban mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan urusan rumah tangga Desa di bidang ketentraman dan ketertiban.

(2) Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), Seksi Ketentraman dan Ketertiban mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan

pengurusan di bidang :

1. Pembinaan dan penertiban perijinan;

2. Penegakan peraturan Desa dan peraturan

Perundang- Undangan lainnya;

3. Kegiatan perlindungan masyarakat dan

penyelamatan, penanggulangan serta rehabilitasi

bencana alam ;

4. Kegiatan dibidang ketentraman dan ketertiban.

b. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Kepala Desa.

Pasal 25

(1) Seksi Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas

membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan urusan rumah

tangga Desa dibidang pemberdayaan perempuan ;

(2) Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), Seksi Pemberdayaan Perempuan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dan

pengurusan dibidang :

1. Pemberdayaan perempuan ;

2. Keluarga Berencana ;

3. Kesetaraan martabat, kedudukan, keadilan

gender, hak asasi dan kelembagaan yang

mendukung kemajuan perempuan.

b. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Kepala Desa.

Paragraf 4

Dusun

Pasal 26

(1) Dusun merupakan unsur wilayah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dusun yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Desa.

(2) Kepala Dusun mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan urusan rumah tangga Desa di dusun ;

(3) Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Dusun mempunyai fungsi : a. Pengurusan dan pelaksanaan kegiatan Pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan serta ketentraman dan ketertiban di masing-masing dusun;

b. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

BAB V

HUBUNGAN KERJA PEMERINTAHAN DESA

Bagian Kesatu Pemerintah Desa dan BPD

Pasal 27

Pemerintah Desa dan BPD adalah unsur penyelenggara pemerintahan desa yang mempunyai kedudukan yang sama di dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.

Pasal 28

Dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Kepala Desa dan BPD Desa menerapkan prinsip sinkronisasi dan koordinasi atas segala kegiatan Pemerintahan Desa.

Pasal 29

(1) Kepala Desa memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD.

(2) Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, Kepala Desa menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban kepada BPD dan menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Kepala Daerah melalui Camat.

Bagian Kedua

Pemerintah Desa dan Lembaga Kemasyarakatan

Pasal 30

(1) Di desa dapat dibentuk Lembaga Kemasyarakatan ; (2) Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan Desa ; (3) Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat desa.

Bagian Ketiga

Pemerintah Desa dan Warga Masyarakat

Pasal 31

(1) Penyelenggaraan pemerintahan desa, harus dapat mengakomodasi aspirasi warga masyarakat yang diartikulasikan dan diagregasi melalui BPD dan Lembaga Kemasyarakatan sebagai mitra Pemerintah Desa ;

(2) Penyelenggaraan pemerintahan desa ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penetapan kebijakan, program dan kegiatan yang sesuai dengan esensi masalah dan kebutuhan warga masyarakat.

BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 32

(1) Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa di laksanakan oleh Kepala Daerah dan Camat ;

(2) Kepala Daerah dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada Camat dalam rangka pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa.

Pasal 33

(1) Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Kepala

Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1), meliputi : a. Menetapkan pengaturan kewenangan daerah yang

diserahkan pengaturannya kepada Desa ;

b. Memberikan pedoman pelaksanaan tugas pembantuan dari daerah ke desa ;

c. Memberikan pedoman penyusunan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa ;

d. Memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengembangan Lembaga Kemasyarakatan ;

e. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif ;

f. Melakukan penelitian tentang penyelenggaraan pemerintahan desa ;

g. Melakukan evaluasi dan pengawasan Peraturan Desa ; h. Menetapkan pembiayaan alokasi dana perimbangan

untuk desa ; i. Mengawasi pengelolaan keuangan desa dan

pendayagunaan aseet desa ; j. Melakukan pembinaan dan pengawasan

penyelenggaraan pemerintahan desa dan Lembaga Kemasyarakatan ;

k. Memfasilitasi keberadaan kesatuan masyarakat hukum adat, nilai adat-istiadat, lembaga adat beserta hak-hak tradisionalnya dalam pelaksanaan pemerintahan desa ;

l. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pemerintah desa dan lembaga kemasyarakatan ;

m. Menetapkan pakaian dan atribut lainnya bagi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD sesuai dengan kondisi dan sosial budaya masyarakat setempat ;

n. Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan;

o. Memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh Kepala Desa sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan ;

p. Melakukan upaya-upaya percepatan atau akselerasi pembangunan perdesaan.

(2) Pembinaan dan Pengawasan oleh Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1), meliputi : a. Memfasilitasi penyusunan Peraturan Desa dan

Peraturan Kepala Desa ; b. Memfasilitasi administrasi tata pemerintahan desa; c. Memfasilitasi pengelolaan keuangan desa dan

pendayagunaan asset desa ; d. Memfasilitasi pelaksanaan urusan otonomi daerah yang

diserahkan kepada desa ;

e. Memfasilitasi penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan ;

f. Memfasilitasi pelaksanaan tugas Kepala Desa dan Perangkat Desa ;

g. Memfasilitasi upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum ;

h. Memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewajiban lembaga kemasyarakatan ;

i. Memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif ;

j. Memfasilitasi kerjasama antar desa dan kerjasama dengan pihak ketiga ;

k. Memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat desa ;

l. Memfasilitasi kerjasama antar lembaga kemasyarakatan dan kerjasama lembaga kemasyarakatan dengan pihak ketiga ;

m. Memfasilitasi bantuan teknis dan pendampingan kepada lembaga kemasyarakatan ;

n. Memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam pengembangan lembaga kemasyarakatan.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 34

Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 34 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tata kerja Pemerintahan Desa dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 35

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah.

Pasal 36

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lamongan.

Ditetapkan di : Lamongan Pada tanggal : 14 Agustus 2006

BUPATI LAMONGAN

Ttd, MASFUK

UNSUR STAF

Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor : 09 Tahun 2006 Tanggal : 14 Agustus 2006

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

KEPALA DESA

UNSUR WILAYAH

BUPATI LAMONGAN Ttd,

MASFUK

BPD

UNSUR PELAKSANA

Keterangan : garis fungsi koordinasi garis fungsi komando

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

NOMOR 09 TAHUN 2006

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

PEMERINTAHAN DESA

I. PENJELASAN UMUM.

Bahwa dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah, maka Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor

34 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tata kerja Pemerintah Desa yang

pembentukannya didasarkan pada ketentuan Pasal 95 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah perlu dilakukan peninjauan

kembali.

Selanjutnya untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka guna penyelenggaraan

pemerintahan desa dipandang perlu menetapkan Pedoman Penyusunan Organisasi

dan Tata Kerja Pemerintahan Desa dengan Peraturan Daerah.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL.

Pasal 1 : Pasal ini dimaksudkan untuk menyamakan pengertian

atau menyamakan arti dalam penggunaan beberapa

istilah yang dipergunakan dalam Peraturan Daerah

ini.

Pasal 2 s/d 9 : Cukup jelas.

Pasal 10 ayat (1) : Yang dimaksud dengan : a. Urusan pemerintahan antara lain pengaturan

kehidupan masyarakat sesuai dengan kewenangan desa seperti pembuatan peraturan

desa, pembentukan lembaga kemasyarakatan, pembentukan Badan Usaha Milik Desa, kerjasama antar desa ;

b. Urusan pembangunan antara lain pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan sarana dan prasarana fasilitas umum desa seperti jalan desa, jembatan desa, irigasi desa dan pasar desa.

c. Urusan kemasyarakatan antara lain pedmberdayaan masyarakat melalui pembinaan kehidupan sosial budaya masyarakat melalui budaya masyarakat setempat seperti bidang kesehatan, pendidikan, adat istiadat.

ayat (2) huruf a s/d f : Cukup jelas. ayat (2) huruf g : Yang dimaksud dengan mengkoordinasikan

pembangunan desa secara partisipatif adalah memfasilitasi dalam perencanaan pelaksanaan, pemanfaatan, pengembangan, dan pelestarian pembangunan desa.

ayat (2) huruf h s/d o : Cukup jelas Pasal 11 ayat (1) huruf k : Untuk mendamaikan perselisihan Kepala Desa dapat

dibantu oleh lembaga adat setempat. ayat (2) : Yang dimaksud dengan :

a. Memberikan keterangan pertanggungjawaban adalah keterangan seluruh proses pelaksanaan peraturan-peraturan desa termasuk APB Desa.

b. Menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat adalah memberikan informasi berupa pokok-pokok kegiatan.

Pasal 12 ayat (1) : Cukup jelas ayat (2) : BPD dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis

atas laporan keterangan pertanggungjawaban kepada desa, tetapi tidak dalam kapasitas menolak atau menerima.

ayat (3) : Yang dimaksud dengan pembinaan dapat berupa sanksi dan/atau penghargaan.

Pasal 13 s/d 25 : Cukup jelas. Pasal 26 ayat (1) : Bagi desa yang memiliki 1 (satu) dusun sebagai

unsur wilayah tetap harus ada Kepala Dusun. ayat (2) dan (3) : Cukup jelas.

Pasal 27 s/d 30 : Cukup jelas. Pasal 31 ayat (1) : Yang dimaksud dengan kalimat yang diartikulasikan

dan diagregasi adalah aspirasi warga masyarakat yang disampaikan dan dipadukan/disampaikan melalui BPD dan Lembaga Kemasyarakatan.

ayat (2) : Cukup jelas. Pasal 32 : Cukup jelas. Pasal 33 ayat (1) huruf p : Yang dimaksud dengan upaya percepatan atau

akselerasi pembangunan perdesaan seperti penanggulangan kemiskinan, penanganan bencana, peningkatan ekonomi masyarakat, peningkatan prasarana perdesaan, pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna, pengembangan sosial budaya perdesaan pada skala daerah.

ayat (2) huruf i : Yang dimaksud dengan pembangunan partisipatif adalah fasilitasi perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan serta tindak lanjut pembangunan secara partisipatif.

Pasal 34 s/d 36 : Cukup jelas.