Upload
clare-best
View
162
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
11. Pertumbuhan dan Produksi Unggas : Daging dan Telur. I. PERTUMBUHAN Pertumbuhan adalah proses biologis peningkatan masa tubuh dalam satu interval waktu tertentu sesuai dengan karakteristik dari spesies/jenis hewan/ternak. - PowerPoint PPT Presentation
Citation preview
11. Pertumbuhan dan Produksi
Unggas : Daging dan Telur
I. PERTUMBUHAN Pertumbuhan adalah proses biologis peningkatan masa
tubuh dalam satu interval waktu tertentu sesuai dengan karakteristik dari spesies/jenis hewan/ternak.
Selama hewan/ternak tumbuh, disamping bobot badan yang bertambah, masing-masing organ tubuh dan jaringan mengalami perubahan
Pola pertumbuhan dibagi menjadi dua fase : fase accelerating (percepatan) dan fase declarating (perlambatan)
Model Pertumbuhan
Tubuh Keseluruhan:Pertumbuhan ditandai dengan adanya pertambahan bobot badan, dengan kurva pertumbuhan berbentuk S, pertumbuhan relatif berhenti / bobot badan mulai stabil pada saat dewasa tubuh
Bobot badan dewasa ditentukan oleh strain dan jenis kelamin pada strain yang sama (sexual dimorphism)
Bagian-bagian Tubuh :Pertambahan bobot bada unggas terdiri atas pertambahan bobot masing-masing bagian tubuh dan laju pertumbuhan setiap bagian tubuh berbedaBobot saluran pencernaan dan bagian organ dalam lain secara proposional menurun sejalan dengan pertumbuhanBobot otot dan lemak meningkat sejalan dengan pertumbuhan
Maximum growth rate
Mature body weight
Age when maximum rate of growth occurs
Age
Fisiologi Pertumbuhan Pertambahan jumlah sel (hyperplasia) dan pertambahan ukuran masing-masing sel (hypertropy)
Komponen pertumbuhan :
1.Peningkatan bobot otot (protein dan air)2.Peningkatan ukuran kerangka untuk menunjang pertumbuhan otot (mineral terutama kalsium)3.Peningkatan penimbunan lemak pada jaringan adipose (trigliserida dan sedikit air)4.Peningkatan ukuran bulu, kulit dan organ dalam (pada strain ayam pedaging pertumbuhannya sangat sedikit)
Pertumbuhan Otot :
-Peningkatan ketebalan dan panjang serabut otot (jumlahnya telah ditentukan sebelum ayam menetas)-Penebalan otot disebabkan oleh terjadinya pembelahan dan perbanyakan myofibril, sedangkan penambahan sarcomere pada ujung-ujung myofibril menyebabkan serabut otot memanjang-Serabut otot ayam jantan lebih tebal dari pada betina-Serabut otot ayam pedaging pertumbuhan cepat lebih tebal dari pada ayam yang tumbuh lambat-Pertumbuhan otot identik dengan penimbunan protein, defisiensi protein akan menghambat laju pertumbuhan-Interaksi kopleks antara hormon-hormon dalam tubuh mempengaruhi laju pertumbuhan otot
Pertumbuhan Tulang
Fungsi tulang : 1. Membentuk kerangka yang kompak untuk menunjang otot-otot tubuh, 2. Penyimpanan cadangan Ca dan P
Terdiri dari dua fase matriks : - Ca dan P keras dan kaku - Serabut organik fleksible
Pertumbuhan memanjang tulang terjadi pada bagian growth plate : sel-sel pada growth plate (osteoblast) mensintesis dan mensekresikan osteoid (kolagen kaya protein) yang membentuk matriks tempat absorpsi ion-ion Ca dan P yang kemudian membentuk kristal
Osteoblast mereabsorpsi mineral dan fase organik sehingga ukuran tulang membesar dan berfungsi sebagai cadangan metabolically active Ca
Pertumbuhan tulang dipengaruhi oleh : faktor genetik, hormon, kecukupan vitamin A dan D
Kelainan akibat pertumbuhan abnormal tulang : spondylolisthesis, deformasi tulang kaki, dyschondroplasia, rickets
Pertumbuhan Lemak
Terjadi dibeberapa bagian tubuh, ditimbun pada jaringan adipose yang membentuk bantalan trigliserida berakumulasi dalam sel-sel jaringan adipose (adipocytes)
Asam-asam lemak diderivasi langsung dari makanan atau disintesis dalam hati dengan glukosa sebagai prekusor berbeda dengan mamalia
Berfungsi sebagai cadangan energi dan insulasi tubuh
Pada defisiensi energi, lemak dari jaringan adipose dimobilisasi dengan bantuan hormon glukagon.
II. PRODUKSI Produksi daging/telur merupakan hasil biologis yang kompleks sebagai resultante dari kemampuan genetik ternak dengan lingkungan
AYAM PEDAGING/BROILER
Feed efficiency (FE) atau efesiensi ransumPertambahan Bobot Badan
Konsumsi Ransum
FCR =
FE = x 100%
Feed conversion ratio (FCR) atau konversi ransumKonsumsi ransum (pada waktu dan berat yang sama)
Kenaikan bobot badan (pada waktu dan berat yang sama)
AYAM PETELUR/LAYER
Jumlah Produksi Telur (butir)
Jumlah Ayam Hidup x 100%Hen Day Production (HDP) =
Jumlah Produksi Telur (butir)
Jumlah Ayam Awal x 100%Hen House Production (HDP) =
Konsumdi Ransum
Produksi TelurFeed Conversion Ratio (FCR) =
Produksi Telur
Konsumsi Ransumx 100%Feed Efficiency (FE) =
Nilai efisiensi ransum yang semakin besar semakin baik, sebaliknya nilai konversi ransum yang
semakin kecil semakin baik
KUALITAS TELUR
Telur tetasOleh pembibit (breeder) lebih ditekankan kepada kualitas ideal untuk mencapai daya tetas dan daya hidup anak yang tinggi
Telur konsumsiLebih diarahkan ke berat telur, kualitas kerabang dan kualitas kuning telur, karena pertimbangan ekonomi (harga jual)
Bentuk telur Bentuk telur dinyatakan dengan indeks telur, yaitu perbandingan antara diameter lebar dan diameter panjang telur yang dinyatakan dalam persen.
Nilai Indeks telur bervariasi antara 65 – 82% dimana ideal antara 70 – 75%
Kuning Telur (Yolk)Indeks Yolk = H/W atau tinggi kuning telur (cm) dibagi diameter kuning telur (cm)
Putih Telur (Albumen)Indeks Albumen = Tinggi Albumen (cm) dibagi Panjang
Albumen(cm)
Haugh Unit (HU) = Log 100 (H – 1,7W0,37 + 7,57)Ket. : H = tinggi putih telur (mm) dan W = berat telur (g)
Besarnya nilai Haugh Unit bervariasi antara 20 – 110Telur yang baik memiliki HU antara 50 - 100
Kelas
AA A B C
HU HU > 79 79>HU>55 55>HU>31 HU<31
Kerabang Telur Indeks Kerabang Telur (I) = C / S x 100I = indeks kerabang telur (g/cm2)C = berat kerabang telur (g)S = luas permukaan kerabang telur (cm2)
Luas permukaan kerabang telur dihitung berdasarkan berat telur mengikuti rumus Mongin (1965) :
S = 3,978W0,7056, dimana W = berat telur
Ketebalan Kerabang TelurDiukur menurut rumus Hamilton, dkk.(1979) yaitu :
T = 3,98 SW/SA + 16,8T = ketebalan kerabang telur (mm)SW = berat kerabang telur (g)SA = Luas permukaan (cm2)
III. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
BROILERFaktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi daging pada broiler antara lain :
Genetik (jenis, variasi individu)Jenis kelaminUmurLuas kandang/lantaiTemperaturPencahayaanRansum
Jenis/StrainPerforma strain broiler berdasarkan pedoman pembibit (breeder)
Cobb 500 (straight run) Hubbard (straight run)
Umur(mg)
BB(g) FCR
Konsumsi (g) BB(g) FCR
Konsumsi (g)
Mg Kum Mg Kum
1 194 0,90 174 174 168 0,95 160 160
2 461 1,17 367 541 404 1,25 345 505
3 842 1,34 763 1130 726 1,47 562 1067
4 1309 1,48 1181 1944 1116 1,64 762 1829
5 1817 1,62 1762 2943 1533 1,76 869 2698
6 2347 1,76 2369 4131 1955 1,90 1016 3714
7 2897 1,90 3126 5495 2404 2,04 1189 4903
Keterangan: Mg (per minggu) ; Kum (kumulatif)
Jenis Kelamin dan UmurPerforma ayam broiler jantan dan betina yang dipelihara terpisah
Jantan Betina
Umur(mg)
BB(g) FCR
Konsumsi (g) BB(g) FCR
Konsumsi (g)
Mg Kum Mg Kum
1 152 0,89 135 135 144 0,91 131 131
2 376 1,13 290 425 344 1,17 273 404
3 686 1,33 487 912 617 1,37 444 848
4 1085 1,49 704 1616 965 1,54 642 1490
5 1576 1,64 960 2576 1344 1,66 738 2228
6 2088 1,78 1141 3717 1741 1,86 1001 3229
7 2590 1,93 1281 4998 2134 2,02 1081 4310
Sumber: NRC (1994) ; Mg (per minggu) ; Kum (kumulatif)
Bobot karkas dan prosentase lemak abdominal ayam broiler
Umur(mg)
Jantan Betina
Bobot Karkas (g)
Lemak Abd (%)*
Bobot Karkas (g)
Lemak Abd (%)*
4 781 2,5 720 2,8
5 1237 2,6 1160 3,2
6 1596 3,3 1376 3,4Keterangan: * prosentase dari bobot karkas
Kebutuhan luas lantai kandang dan kepadatan pada broiler
Berat Ayam Hidup (kg)
Luas Lantai (m2/ekor)
Kepadatan (ekor/m2)
Daging yg dihasilkan
(kg/m2)
1,36 0,05 20,0 28,0
1,82 0,06 16,7 30,3
2,27 0,08 12,5 28,4
2,72 0,09 11,1 30,2
3,18 0,11 9,1 29,0
Sumber: North and Bell (1990)
Luas lantai kandang dan kepadatan
Pengaruh luas lantai terhadap bobot hidup, tingkat kematian,Pertumbuhan bulu, dan konversi ransum pada ayam broiler
Luas Lantai
(m2/ekor)
Bobot Hidup Umur 40 hari (kg)
Kema-tian (%)
Pertumb. Bulu
Jelek (%)
Konversi Ransum
0,09 1,88 2,0 0,2 1,73
0,08 1,87 2,1 0,4 1,74
0,07 1,86 2,3 1,0 1,75
0,06 1,83 2,6 2,2 1,79
0,05 1,81 3,0 4,8 1,84
0,04 1,79 3,6 8,0 1,91
0,03 1,75 4,5 14,1 1,98
Sumber: North and Bell (1990)
Pengaruh temperatur kandang terhadap konsumsi ransum
Umur (mg)
Rata-rata Temperatur Harian
10,0 0 C 21,1 0C 32,2 0 C 37,8 0 C
Kg Ransum/100 ekor/hari
1 1,68 1,68 1,64 1,59
2 4,54 4,14 4,00 3,96
3 6,68 6,50 6,09 7,64
4 9,41 9,05 8,36 8,64
5 12,09 11,50 10,18 9,50
6 15,00 14,37 12,46 11,23
7 18,20 17,09 14,59 12,91
8 20,20 18,82 16,09 13,96Sumber: North and Bell (1990)
Pengaruh temperatur kandang terhadap konsumsi air minum
Umur (mg)
Rata-rata Temperatur Harian
10,0 0 C 21,1 0C 32,2 0 C 37,8 0 C
Liter Air/1000 ekor/hari
1 30 30 34 38
2 45 61 98 182
3 72 95 197 360
4 98 133 273 492
5 133 174 356 644
6 163 216 416 757
7 189 254 462 837
8 216 288 473 863Sumber: North and Bell (1990)
Upaya mengatur keseimbangan ion akibat cekaman panasdapat dilakukan melalui penambahan NaHCO3
PerlakuanPBB (g) pH Darah
Tekanan Normal
Cekaman Tekanan Normal
Cekaman
Basal 864 407 7,28 7,41
0,5% NaHCO3
871 444 7,29 7,41
Sumber: Teater, et al., (1985)
Respons broiler yang dipelihara secara straight run terhadapBerbagai kandungan energi ransum
NoLevel EM Ransum (k cal/kg)
BB 6 mg (kg)
Konsumsi (kg)
FCR (6 mg)
1 2970 1,82 3,72 2,05
2 3080 1,86 3,50 1,88
3 3190 1,89 3,30 1,75
4 3300 1,91 3,28 1,72
5 3410 1,92 3,26 1,70
6 3520 1,93 3,25 1,69Sumber: North and Bell (1990)
LAYERFaktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi telur pada ayam layer antara lain :
Genetik (jenis, variasi individu)UmurSiklus ProduksiKepadatanTemperaturPencahayaanMolting Ransum
Minggu Produk
si
Nort and Bell (1990) Hy-Line Brown 2000
HDP (%)
HHP (%)
Kumulatif (butir)
HDP (%)
Mortalitas
Kumulatif (butir)
21 10,0 10,0 0,7 51 0,2 5,9
36 89,5 86,7 82,3 93 1,0 102,4
45 85,0 80,9 134,8 90 1,5 159,4
60 77,5 71,5 214,5 82 2,5 247,5
74 70,5 63,3 280,2 71 4,0 320,0HDP: Hen Day Production ; HHP: Hen House Production
Jenis/StrainProduksi ayam petelur komersial jenis ringan dan medium padaBerbagai umur produksi (minggu produksi)
Siklus Produksi
Siklus produksi sangat berpengaruh terhadap produksi telur, Perbandingan produksi telur dari siklus pertama, kedua, danketiga.
Produksi Telur Harian
Umur (mg)
Siklus I (%)
Umur (mg)
Siklus II (%)
Umur (mg)
Siklus III (%)
31 92,0 76 80,0 116 73,4
40 87,5 85 80,8 125 73,6
60 77,5 105 70,3
65 75,0
Siklus produksi: siklus I (21-65 mg) ; siklus II (66-105 mg) ; siklus III (106-140 mg)
Kepadatan
Performance results of 1, 2, 3, or 4 Hens per 12 x 18 in Cages(30 x 45 cm)
Performance resultsHens per cage
1 2 3 4
Hen-day Production (%) 73 69 69 65
Eggs per Hen House 284 267 264 241
Mortality (%) 4.4 5.7 6.7 15.7
Lb feed/dozen 3.8 3.9 3.9 4.1Sumber: Bell (1986) in Poultry Meat and Egg Production (Parkhurst andMountney, 1988)
PencahayaanLamanya pencahayaan (program penyinaran) pada ayam petelurSangat penting.
Pengaruh panjang/lama penyinaran terhadapPerforma ayam petelur
Photoperiod Performa
Pembesaran Produksi 336 hr prod. Telur (butir)
Bobot Telur(g)
8 Jam 14 Jam 271 58,4
14 Jam 14 Jam 256 60,3
Ransum
Pengaruh lama pemuasaan terhadap performa ayam petelur
PerformaLama Pemuasaan (hari)
6 8 10 12
Hen-day Production (%) 53,9 51,7 53,7 56,3
Jumlah Telur (butir) 142 141 149 153
Bobot Telur (g) 62,2 64,3 63,9 64,0
Konversi Ransum (kg/doz) 2,12 2,20 2,14 2,06
Mortalitas (%) 10,7 12,5 1,8 7,1
Pengaruh protein ransum terhadap performa ayam petelur
Level Protein (%)
Hen Day Production (%)
Bobot Telur (g)
16 73 59,3
14 72 58,3
12 69 57,8
Berat Telur
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap berat telur antara lain:genetik, umur, bobot ternak, molting, temperatur, pencahayaanDan ransum
Jenis Unggas Rata-rata berat dan bagian-bagian telur berbagai jenis unggas
JenisUnggas
Berat Telur (g)
Prosentase (%)
Kuning Telur
Putih Telur
Kerabang Telur
Angsa 155 30-33 55-58 11-13
Itik Pekin 92 33 57,5 9,5
Entok 75 – 85 33-37 50-53 11-13
Kalkun 80 – 90 31-35 54-58 8,5-10,5
Ayam Leghorn 50 – 70 25-33 57-65 8,5-10,5
Puyuh 8 – 10 30-33 52-60 7-9
Merpati 18 18-22 65-75 7-9Sumber: Sauveur (1988)
Umur1.Berat telur meningkat sejalan dengan umur2.Ayam yang mulai bertelur pada umur 21 minggu, secara umum berat telurnya akan di atas 50 g3.Berat telur rata-rata pada akhir pemeliharaan mencapai 65 g
Bobot TernakUnggas tipe berat secara umum memproduksi telur lebih besar dari unggas tipe ringan
MoltingTelur yang dihasilkan pada periode produksi kedua secara umum lebih berat dibandingkan dengan telur pada periode produksi pertama.
Temperatur1.Setiap peningkatan temperatur kandang 10C akan mengakibatkan penurunan berat telur 0,4 g2.Keadaan kritis terjadi pada temperatur kandang lebih dari 250C
Pencahayaan1.Di negara empat musim pencahayaan klasik yang ideal untuk ayam petelur biasanya 14L : 10 D2.Di Indonesia dapat bervariasi 12L : 12D
Ransum1.Kenaikan energi ransum dapat menaikan berat telur2.Peningkatan kandungan protein ransum yang berlebihan dapat menurunkan berat telur
Umur Ayam (mg)
% Methionin
0,23 0,26 0,29 0,32 0,35 0,38
21 49,8 51,0 51,9 52,1 52,0 52,6
36 53,2 55,0 56,4 56,3 56,3 57,1
45 56,2 57,9 59,6 59,2 59,2 60,0
60 56,8 59,4 59,5 59,5 59,5 60,2
Pengaruh methionin terhadap berat telur
TUGASDikumpulkan Tgl 7 Juni 2012 ke alamat:
Buatlah makalah berjudul “Pertumbuhan dan Produksi Broiler/ Petelur” *) dengan outline sebagai berikut:
I.Pendahuluan (maks ½ hal A4)II.Pemberian ransum (1-2 hal A4)III. Persyaratan dan model kandang yang digunakan (1-2 hal A4)IV. Jenis penyakit yang sering ditemukan (1-2 hal A4)V. Pertumbuhan dan produksi (2-3 hal A4)
5.1. Kurva pertumbuhan5.2. Produksi (data dan uraian tentang Konsumsi ransum, Bobot badan/Produksi telur *), dan FCR)
VI. Penutup (maks ½ hal A4)
*) Pilih salah satu