9
56 ANALISA SIFAT MEKANIK KOMPOSIT SERAT TEBU DENGAN MATRIK RESIN EPOXY Prayoga Adi Nugroho, Mustaqim, Rusnoto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal Abstrak Tujuan penelitian adalah mengetahui kekuatan tarik dan sudut lenngkung komposit serat tebu dan mengetahui struktur mikronya. Manfaat penelitian ini adalah dapat menjadi acuan untuk penelitian berikutnya lebih pada pengembengan komposit khususnya yang mengguanakan serat tebu. Komposit dibuat dengan metode hand lay up, bahan yang digunakan adalah resin epoxy dari PT Justus Kimia raya, serat tebu dengan panjang 50mm dan dengan perbandingan epoxy 55%, 60%, 65%, 70%, 75% untuk hardener 45%, 40%, 35%, 30%, dan 25 %. Hasil pengujian menunjukan kekuatan tarik komposit serat tebu dengan fraksi volume 55% : 3,16kgf/mm², 60% : 3,14kgf/mm², 65% : 2,67kgf/mm², 70% : 2,35kgf/mm², 75% : 3,19kgf/mm² untuk pengujian lengkung dengan fraksi volume 55% : 31,33º, 60% : 42,33 º, 65% : 21,33 º, 70% : 37,5 º dan 75% : 32,5 º.Komposit serta tebu dengan fraksi volume 75% memiliki rata-rata kuat tarik paling tinggi yaitu 3,19kgf/mm² dan yang terendah pada fraksi 70% : 2,35kgf/mm². sedangkan sudut lengkung yang paling tinggi adalah pada fraksi volume 60% : 42,33 º dan yang terendah adalah 65% dengan sudut lengkung 21,33 º. Kata Kunci : Tensile, Curvature, KompositPENDAHULUAN Perkembangan ilmu material khususnya di bidang polimer pada hakikatnya terus berkembang seiring dengan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidup dengan memanfaatkan pengolahan bahan dan teknologi. Sintesis berbagai jenis bahan polimer dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan. Sepanjang kebudayaan manusia penggunaan serat alam sebagai salah satu material pendukung kehidupan. Salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam mendapatkan material baru adalah pemanfaatan bahan yang berasal dari tumbuhan atau serat organik. Dalam penggunaannya polimer sintesis berbahan serat dapat menggantikan logam,kayu,kulit dan bahan alami lainnya dengan berbagai keunggulan seperti: harga yang jauh lebih murah, ramah lingkungan, dan beberapa diantaranya merupakan optimalisasi produk limbah yang belum dimanfaatkan. Berbagai macam barang yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dapat dibuat dari polimer sintetis ini, misalnya perabot rumah tangga (dari plastik), bahan pakaian (nilon, poliester),alat pembungkus,alat transportasi,dan otomotif. Industri yang paling gencar menggunakan serat alam sebagai material komposit polimer adalah produsen otomotif Daimler Chryler.Produsen mobil Amerika- Jerman ini mulai meneliti dan menggunakan bahan komposit polimer berbasis serat serat alam

115-227-1-SM

Embed Size (px)

Citation preview

  • 56

    ANALISA SIFAT MEKANIK KOMPOSIT SERAT TEBU DENGAN MATRIK RESIN

    EPOXY

    Prayoga Adi Nugroho, Mustaqim, Rusnoto

    Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

    Universitas Pancasakti Tegal

    Abstrak

    Tujuan penelitian adalah mengetahui kekuatan tarik dan sudut lenngkung komposit serat

    tebu dan mengetahui struktur mikronya. Manfaat penelitian ini adalah dapat menjadi acuan untuk

    penelitian berikutnya lebih pada pengembengan komposit khususnya yang mengguanakan serat

    tebu.

    Komposit dibuat dengan metode hand lay up, bahan yang digunakan adalah resin epoxy dari

    PT Justus Kimia raya, serat tebu dengan panjang 50mm dan dengan perbandingan epoxy 55%,

    60%, 65%, 70%, 75% untuk hardener 45%, 40%, 35%, 30%, dan 25 %.

    Hasil pengujian menunjukan kekuatan tarik komposit serat tebu dengan fraksi volume 55% :

    3,16kgf/mm, 60% : 3,14kgf/mm, 65% : 2,67kgf/mm, 70% : 2,35kgf/mm, 75% : 3,19kgf/mm

    untuk pengujian lengkung dengan fraksi volume 55% : 31,33, 60% : 42,33 , 65% : 21,33 , 70% :

    37,5 dan 75% : 32,5 .Komposit serta tebu dengan fraksi volume 75% memiliki rata-rata kuat tarik

    paling tinggi yaitu 3,19kgf/mm dan yang terendah pada fraksi 70% : 2,35kgf/mm. sedangkan

    sudut lengkung yang paling tinggi adalah pada fraksi volume 60% : 42,33 dan yang terendah

    adalah 65% dengan sudut lengkung 21,33 .

    Kata Kunci : Tensile, Curvature,

    KompositPENDAHULUAN

    Perkembangan ilmu material khususnya di

    bidang polimer pada hakikatnya

    terus berkembang seiring dengan usaha manusia

    untuk meningkatkan kesejahteraan hidup dengan

    memanfaatkan pengolahan bahan dan teknologi.

    Sintesis berbagai jenis bahan polimer dapat

    dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan.

    Sepanjang kebudayaan manusia penggunaan serat

    alam sebagai salah satu material pendukung

    kehidupan. Salah satu aspek yang perlu

    dipertimbangkan dalam mendapatkan material

    baru adalah pemanfaatan bahan yang berasal dari

    tumbuhan atau serat organik. Dalam

    penggunaannya polimer sintesis berbahan serat

    dapat menggantikan logam,kayu,kulit dan bahan

    alami lainnya dengan berbagai keunggulan

    seperti: harga yang jauh lebih murah, ramah

    lingkungan, dan beberapa diantaranya

    merupakan optimalisasi produk limbah yang

    belum dimanfaatkan. Berbagai macam barang

    yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari

    dapat dibuat dari polimer sintetis ini, misalnya

    perabot rumah tangga (dari plastik), bahan

    pakaian (nilon, poliester),alat pembungkus,alat

    transportasi,dan otomotif. Industri yang paling

    gencar menggunakan serat alam sebagai material

    komposit polimer adalah produsen otomotif

    Daimler Chryler.Produsen mobil Amerika-

    Jerman ini mulai meneliti dan menggunakan

    bahan komposit polimer berbasis serat serat

    alam

  • 57

    Pabrik Kampas Rem (PT. Inti Bagas

    Perkasa) di Cirebon merupakan bagian inovasi

    atas pemanfaatan ampas tebu menjadi produk

    kampas rem yang dibutuhkan di pasar after

    market khususnya di pasar kendaraan angkutan

    penumpang umum yang memerlukan suku

    cadang yang murah, berkualitas dan berdaya

    tahan lama. Kampas Rem ini telah mengantungi

    hak paten baik untuk merek maupun

    teknologinya

    Serat tebu merupakan salah satu material

    natural fibre alternatif dalam pembuatan

    komposit secara ilmiah pemanfaatannya masih

    dikembangkan. Pengembangan serat tebu sebagai

    material komposit sangat dimaklumi mengingat

    dari segi ketersediaan bahan baku serat

    alam,Indonesia memiliki bahan baku yang cukup

    melimpah karena Indonesia yang terletak di

    kawasan tropis dengan sebagian penduduknya

    masih bercocok tanam (argraris), merupakan

    salah satu Negara penghasil tebu terbesar.

    Dengan luas lahan mencapai 373.816 Ton / ha

    pada tahun 2005 dapat menghasilkan tebu

    sebanyak 84,91 Ton /ha,dimana dari proses

    pengolahan keseluruhan tebu tersebut menjadi

    gula dihasilkan 90% ampas tebu. Selama ini

    pemanfaatan ampas tebu yang dihasilkan masih

    terbatas sebagai pakan ternak, bahan baku

    pembuatan pupuk, pulp, particle boor, bahan

    bakar boiler di pabrika gula. Disamping terbatas,

    nilai ekonomi yang diperoleh juga belum tinggi,

    oleh karena itu diperlukan adanya proses

    teknologi sehingga terjadi disversifikasi

    pemanfaatan lahan pertanian yang ada, salah

    satunya pembuatan komposit serat tebu.

    (Adyanto Eko Prasetyo,2006)

    .

    Untuk memberi ruang lingkup yang jelas

    dan tidak melebar, diperlukan batasan batasan

    masalah yang meliputi hal hal dibawah ini,

    yaitu :

    1. Bentuk benda uji digunakan berbentuk

    spesimen dengan menggunakan standar

    ASTM D-638 M untuk pengujian tarik dan

    ASTM D 790 untuk pengujian lengkung

    2. Benda uji yang akan dibuat menggunakan

    bahan serat tebu berukuran 50 mm, fraksi

    volume epoxy 75% , 70% , 65% , 60% dan

    55% dan matriks epoxy dengan

    perbandingan hardener 25%, 30%, 35%,

    40% dan 45% .

    3. Proses pembuatan benda uji yang

    digunakan yaitu dengan proses

    menggunakan tangan (hand lay up).

    Cetakan yang digunakan adalah kaca

    dengan penekan berupa kaca yang di beri

    pegangan di atasnya untuk lebih

    merekatkan antara serat dengan matriks

    dan lebih meminimalkan rongga udara

    yang ada pada benda uji.

    4. Pengujian yang akan dilakukan pada

    penelitian ini adalah pengujian tarik dan

    pengujian lengkung

    5. Observasi dilakukan pada bagian patahan

    dari specimen pengujian tarik dengan foto

    makro dan meneliti struktur makro

    dilakukan foto mikro dengan pembesaran

    100x.

  • 58

    Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Tujuan :

    a. Untuk mengetahui analisa sifat mekanik

    pada komposit serat tebu dengan matriks

    epoxy terhadap kekuatan tarik dan

    kekuatan lengkung

    b. Mengetahui karakteristik patahan dengan

    foto mikro dan mengetahui struktur

    makro-nya.

    2. Manfaat :

    Dari penelitian ini diharap dapat menjadi

    acuan untuk penelitian penelitian

    berikutnya yang bertujuan lebih pada

    perkembangan komposit khususnya yang

    menggunakan serat tebu dengan

    komposisi yang lebih variatif untuk

    mendapatkan material komposit, sesuai

    dengan sifat yang diinginkan.

    I. LANDASAN TEORI

    A. Pengertian Polimer

    Polimer (makromolekul) merupakan

    molekul besar yang terbentuk dari unit unit

    berulang sederhana. Nama ini diturunkan dari

    bahasa yunani, yaitu: Poly yang berarti banyak,

    dan mer yang berarti bagian.Dan polimer juga

    merupakan bahan yang penting dalam

    pembuatan komposit. Polimer berfungsi sebagai

    matriks yang berfungsi mengikat penguat yang

    digunakan pada komposit. Beberapa contoh

    bahan polimer yaitu resin phenolformaldehyde,

    urea formal dehyde, poliester, epoksi dan

    lainnya. Pada umumnya polimer memiliki sifat

    yang menguntungkan karena massa jenisnya

    kecil, mudah dibentuk, tahan karat. Akan tetapi

    polimer memiliki kekurangan seperti kekakuan

    dan kekuatan rendah. Oleh karena itu agar

    diperoleh komposit yang lebih baik,maka

    polimer tersebut dipadukan dengan bahan yang

    lain yang berfungsi sebagai bahan penguat

    seperti: serat ( fiber ), partikel ( particulate),

    lapisan (lamina) dan serpihan (flakes). Pada saat

    ini berbagai industri telah menggunakan

    komposit yang diperkuat oleh serat mulai dari

    industri perabot rumah tangga (panel, kursi,

    meja), industri kimia (pipa, tangki, selang), alat-

    alat olah raga, bagian-bagian mobil yang salah

    satunya bumper mobil, alat-alat listrik, industri

    Material komposit mempunyai beberapa

    keuntungan antara lain:

    1. Bobot ringan

    2. Mempunyai kekuatan dan kekakuan yang

    baik.

    3. Biaya produksi murah.

    4. Tahan korosi.

    B. Klasifikasi Komposit

    1. Fibrous composite material

    Terdiri dari dua komponen penyusun

    yaitu matriks dan serat. Skema penyusunan

    serat dapat dibagi menjadi

    2. Laminated composites material

    Terdiri sekurang-kurangnya dua lapis

    material yang berbeda dan digabung secara

    bersama-sama.

  • 59

    3. Particulate composite material

    Particulate composite material (material

    komposit partikel) terdiri dari satu atau lebih

    partikel yang tersuspensi di dalam matriks dari

    matriks lainnya

    C. Tebu

    Tebu merupakan salah satu jenis tanaman

    yang hanya dapat ditanam didaerah yang

    memiliki iklim tropis. Di Indonesia,

    perkebunan menempati luas real 232 ribu

    hektar, yang tersebar di Medan, Lampung,

    Semarang, Solo dan Makassar. Dari seluruh

    perkebunan tebu yang ada di Indonesia, 50%

    diantaranya adalah perkebunan rakyat, 30%

    perkebunan swasta, dan hanya 20% perkebunan

    Negara. Pada tahun 2002 produksi tebu

    Indonesia mencapai 2 juta ton. Tebu-tebu dari

    perkebunan diolah menjadi gula di pabrik-

    pabrik gula. Dalam proses produksi di pabrik

    gula, ampas tebu dihasilkan sekitar 90% dari

    setiap tebu yang diproses, gula yang termanfaat

    hanya 5% sisanya berupa tetes tebu (molase)

    danair.

    Tanaman tebu tak hanya berisi air yang

    digunakan sebagai bahan pembuat gula, tetapi

    memiliki komposisi yang lebih kompleks yakni

    sachaerose, zatsabut atau fiber, gula reduksi

    dan beberapa bahan lainnya. Untuk lebih

    jelasnya dapat dilihat pada tabel 2. 3.

    No Nama Bahan Jumalah ( % ) Keterangan

    1 Air 67-75 H2O

    2 Sacharosse 12-19 Zat gula

    3 Zat sabut 11-16 serat

    4 Gula reduksi 0,5-1,5

    5 Amylin 1,5-1,5

    6 Geleta 0,5-1,5

    7 Paklin 0,5-1,5

    8 Lilin 0,5-1,5

    9 Zat yang mengandun zat lemas 0,5-1,5

    10 Zat pewarna 0,5-1,5

    11 Asam-asam organis 0,5-1,5

    D. Ampas Tebu

    Ampas tebu (baggase) adalah campuran

    dari serat yang kuat,dengan jaringan

    Parenchyma yang lembut, yang mempunyai

    tingkat higroskopis yang tinggi, dihasilkan

    melalui penggilingan tebu. Pada proses

    penggilingan tebu, terdapat 5 kali proses

    penggilingan tebu dari batang tebu sampai

    menjadi ampas tebu, dimana pada hasil

    penggilingan pertama dan kedua dihasilkan nira

    mentah yang berwarna kuning

    kecoklatan,kemudian pada proses

    penggilingan ketiga, keempat dan kelima

    akan menghasilkan nira dengan volume yang

    berbeda-beda. Setelah gilingan terakhir

    menghasilkan ampas tebu kering. Pada proses

    penggilingan pertama dan kedua dihasilkan

    ampas tebu basah. Hasil dari ampas tebu

    gilingan kedua ditambahkan susu kapur 3 Be

    yang berfungsi sebagai senyawa yang

    menyerap nira dari serat ampas tebu sehingga

    pada penggilingan ketiga nira masih dapat

    diserap meskipun volumenya masih sedikit dari

    hasil gilingan kedua. Penambahan senyawa ini

    dilakukan pada penggilingan ketiga, keempat,

    dan kelima dengan volume berbeda-beda.

    Semakin sedikit nira dalam ampas tebu,

    semakin sedikit susu 3 Be yang ditambahkan.

    E. Struktur Ampas Tebu

  • 60

    Celullosa,hemicellulosa,pentason dan lign

    in merupakan struktur pembentuk serat ampas

    tebu komposisinya dapat dilihat pada tabel

    Nama Bahan Jumlah %

    Cellulose 28-43

    Hemicellulosa 14-23

    Pentosans 20-33

    Lignin 13-22

    II. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

    Penelitian ini dilakukan dengan cara

    eksperimen pengujian dengan membuat

    spesimen yang menggunakan cetakan yang

    berbahan kaca dengan tebal 5mm serta serat tebu

    dengan panjang 50mm dan bahan utamanya

    yaitu resin epoxy dengan pengering hardener

    yang diproduksi oleh Pt,Justus kimia raya.

    Benda uji dibentuk sesuai dengan standar

    ASTM dan dilakukan pengujian tarik serta

    pengujian lengkung

    Untuk analisa yang akan dilakukan

    menggunakan serat tebu dengan panjang

    50mm,fraksi volume epoxy 75%,70%,60%,65%

    dan 55% serta perbandingan hardener

    25%,30%,35%,40% dan 45%.pencetakan benda

    uji tarik menggunakan standar ASTM D638-M

    dan ASTM D790 untuk pengujian lengkung

    Pembuatan sempel dilakukan di Fakultas

    Teknik UPS Tegal.untuk pengujian tarik dan

    pengujian lengking dilakukan di UPTD

    Laboraturium Perindustrian komplek LIK

    takaru kabupaten Tegal dan melakukan

    pemotretan mikrografi di laboraturium

    metalurgi fisik jurusan Teknik Mesin UNDIP

    Semarang.

    Pada penelitian ini variabel yang digunakan

    adalah :

    1. Variabel bebas meliputi nilai pengujian

    sifat mekanik kekuatan tarik dan sudut

    lengkung

    2. Variabel terikat yang meliputi resin epoxy

    75%,70%,65%,60% dan 55% serta

    haerdener 25%,30%,35%,40% dan 45%

    Jenis data yang digunakan dalam analisis

    data adalah dengan menggunakan lembar

    pengamatan berbentuk table yang dipergunakan

    dalam penelitian tersebut.Sedangkan sumber

    data yang diperoleh dari uji coba penelitan ini

    menggunakan alat sehingga akan menghasilkan

    gambaran umum mengenai penelitian yang akan

    dilakukan.

    Alat dan bahan :

    1. Serat ampas tebu dengan panjang 50 mm.

    2. Matrik Epoxy dalam bentuk cair dan

    hardener sebagai pengeras.

    3. Aseton untuk membersihkan cetakan.

    4. Wax digunakan untuk mempermudah

    melepas komposit dari cetakan.

    5. Sikat besi untuk membersihkan serat tebu.

    6. Jangka sorong yang berfungsi untuk

    mengukur specimen dan cetakan pembuat

    benda uji.

    7. Kaca dengan tebal 5 mm untuk pembuat

    cetakan benda uji.

    8. Alat lain yang digunakan untuk

    membentuk sempel benda uji adalah

    gunting,gelas ukur,penggaris dan katter.

    Teknik pengumpulan data

    1. Observasi adalah penulis mengumpulkan

    data dengan cara mengamati langsung

  • 61

    3,61

    3,14

    2,67 2,55

    3,65

    0

    0,5

    1

    1,5

    2

    2,5

    3

    3,5

    4

    55% 60% 65% 70% 75%

    kuat

    tar

    ik k

    gf/m

    m

    fraksi volume epoxy

    UJI Tarik

    Kuat Tarik

    pada laboraturium Fakultas Teknik UPS

    Tegal,UPTD laboraturium LIK kab.Tegal

    dan laboraturium metalurgi fisik UNDIP

    Semarang

    2. Interview adalah pengumpulan data

    dengan cara melakukan Tanya jawab dan

    wawancara langsung pada orang yang

    bersangkutan

    3. Study Pustaka adalah mengumpulkan data

    dengan cara membaca buku yang

    berhubngan dengan penelitian

    A. Hasil dan Pembahasan

    Data hasil penelitian ini didapatkan dari

    data eksperimen yang dilakukan di

    Laboratorium Fakultas Teknik Universitas

    Pancasakti Tegal dan di UPTD Laboratorium

    Perindustrian Komplek LIK Takaru kab.Tegal

    Sebagaimana ditunjukan dalam tabel, grafik, dan

    foto yang dilakukan di laboraturium Metalurgi

    Fisik jurusan Teknik Mesin Fakultas teknik

    Universitas Diponogoro Semarang digunakan

    dalam penelitian dengan pengamatan, hasil dan

    pengujian tarik dan lengkung

    Tabel.3.1 Pembuatan spesimen uji tarik dengan

    Volume cetakan 69,840 mm

    no Fraksi

    Volume

    Epoxy

    (mm)

    Hardener

    (mm)

    1 55% 38,412 31,428

    2 60% 41,904 27,936

    3 65% 45,396 24,444

    4 70% 48,888 20,952

    5 75% 52,380 17,460

    Tabel 3.2 Pembuatan spesimen uji lengkung

    dengan volume cetakan 41,250

    mm

    no Fraksi

    Volume

    Epoxy

    (mm)

    Hardener

    (mm)

    1 55% 22,688 18,562

    2 60% 24,75 16,50

    3 65% 26,812 14,437

    4 70% 28,875 12,375

    5 75% 30,937 10,313

    1. Perhitungan uji tarik (kgf/mm)

    Tabel 3.3 Data Perhitungan uji tarik

    no Fraksi volume

    (%)

    Luas

    penampang

    (mm)

    Kuat tarik

    (kgf/mm)

    1 55 66,30 3,61

    2 60 70,75 3,14

    3 65 67,03 2,67

    4 70 63,88 2,55

    5 75 66,28 3,65

    Gambar 3.1 Grafik uji tarik

    2. Perhitungan uji lengkung

    Tabel 3.4 Data Perhitungan uji lengkung

    No Fraksi

    volume (%)

    Epoxy

    (mm)

    Hardener

    (mm)

    Sudut

    lengkung

    ()

    1 55 22,69 18,56 31,33

    2 60 24,75 16,5 42,33

    3 65 26,81 14,44 21,33

    4 70 28,87 12,37 37,6

    5 75 30,94 10,31 33,6

  • 62

    Gambar 3.2 Grafik uji lengkung

    3. Hasil foto mikro uji tarik

    Gambar 3.3 foto mikro pada fraksi volume

    75%

    Gambar 3.4 foto mikro pada fraksi volume

    70%

    4. Foto mikro uji lengkung

    Gambar 3.5 foto mikro pada fraksi volume

    60%

    Gambar 3.6 foto mikro pada fraksi volume

    60%

    B. Pembahasan

    Berdasarkan data penelitian pada komposit

    serat tebu yang tediri dari pengujian Tarik dan

    pengujian lengkeng yang menggunakan fraksi

    volume epoxy 55%, 60%, 65%, 70% dan 75%

    sedangkan serat tebu yang digunakan adalah

    sebanyak 0.2 gram. Kesimpulan dari penelitian

    ini adalah untuk pengujian tarik yang

    menggunakan standar ASTM D-638 M dan

    untuk pengujian lengkung menggunakan standar

    ASTM D 790. Pada pembuatan cetakan pembuat

    komosit menggunakan bahan atau material kaca

    dengan tebal 5mm dan 3mm. Pembuatan

    komposit yang menggunakan resin epoxy dan

    hardener sebagai pengeras serta di dalam proses

    pengeringan spesimen ini di gunakan Electric

    Oven dengan merk Cosmos kapasitas 18 liter /

    6kg daya listrik yang di perlukan Electric oven

    ini yaitu 220 v0lt memerlukan waktu pengerian

    untuk spesimen selama 30 menit dengan suhu

    100c.

    Pada pengujian tarik dengan fraksi

    volume 55% menghasilkan spesimen I dengan

    hasil beban tarik maksimum 195,59 kgf , luas

    penampang 56,723 mm dan kuat tarik 3,44

    kgf/mm. Sedangkan untuk spesimen II dengan

    31,33 42,33

    21,33

    37,6 33,6

    01020304050

    sud

    ut

    len

    gku

    ng

    ()

    fraksi volume epoxy

    Uji Lengkung

    Uji Lengkung

  • 63

    beban tarik maksimum 205,73 kgf ,luas

    penampang 71,4756 mm serta kuat tarik 2,88

    kgf/mm.sehingga rata-rata kuat tarik fraksi

    folume 55% adalah 3,16 kgf/mm.

    Pada pengujian tarik dengan fraksi

    volume 60% menghasilkan spesimen I dengan

    hasil beban tarik maksimum 268,25 kgf , luas

    penampang 74,0727 mm dan kuat tarik 3,62

    kgf/mm. Sedangkan untuk spesimen II dengan

    beban tarik maksimum 224,08 kgf ,luas

    penampang 68,1996 mm serta kuat tarik 3,28

    kgf/mm dan untuk spesimen III menghasilkan

    beban tari maksimum 176,41 kgf, luas

    penampang 70,004 mm serta kuat tarik 2,52

    kgf/mm sehingga rata-rata kuat tarik fraksi

    folume 60% adalah 3,14 kgf/mm..

    Pada pengujian tarik dengan fraksi

    volume 65% menghasilkan spesimen I dengan

    hasil beban tarik maksimum 192,15 kgf , luas

    penampang 68,3298 mm dan kuat tarik 2,81

    kgf/mm. Sedangkan untuk spesimen II dengan

    beban tarik maksimum 250,15 kgf ,luas

    penampang 61,2555 mm serta kuat tarik 4,08

    kgf/mm dan untuk spesimen III menghasilkan

    beban tari maksimum 81,77 kgf, luas

    penampang 71,508 mm serta kuat tarik 1,14

    kgf/mm sehingga rata-rata kuat tarik fraksi

    folume 65% adalah 2,67 kgf/mm.

    Pada pengujian tarik dengan fraksi

    volume 70% menghasilkan spesimen I dengan

    hasil beban tarik maksimum 152,64 kgf , luas

    penampang 60,845 mm dan kuat tarik 2,51

    kgf/mm. Sedangkan untuk spesimen II dengan

    beban tarik maksimum 142,44 kgf ,luas

    penampang 64,6337 mm serta kuat tarik 2,20

    kgf/mm.sehingga rata-rata kuat tarik fraksi

    folume 70% adalah 2,35 kgf/mm.

    Pada pengujian tarik dengan fraksi volume

    75% menghasilkan spesimen I dengan hasil

    beban tarik maksimum 186,42 kgf , luas

    penampang 64,4752 mm dan kuat tarik 2,89

    kgf/mm. Sedangkan untuk spesimen II dengan

    beban tarik maksimum 240,21 kgf ,luas

    penampang 68,8662 mm serta kuat tarik 3,49

    kgf/mm.sehingga rata-rata kuat tarik fraksi

    folume 75% adalah 3,19 kgf/mm.

    Pada pengujian lengkung dihasilkan sudut

    lengkung yang paling maksimun adalah pada

    frasi volume 60% yang menghasilkan sudut

    lengkung 42,33 dan sudut yang minimum pada

    pengujian lengkung didapatkan fraksi volume

    65% dengan sudut lengkung 21,33.

    III. KESIMPULAN

    pengujian menunjukan kekuatan tarik

    komposit kombinasi serat tebu dengan fraksi

    volume epoxy 55%,60%,65%,70% dan 75%

    adalah fraksi volume epoxy 55% menghasilkan

    kuat tarik 3,16 kgf/mm, fraksi volume epoxy

    60% menghasilkan kuat tarik 3,14 kgf/mm,

    fraksi volume epoxy 65% menghasilkan kuat

    tarik 2,67 kgf/mm, fraksi volume epoxy 70%

    menghasilkan kuat tarik 2,35 kgf/mm dan

    fraksi volume epoxy 75% menghasilkan kuat

    tarik 3,19 kgf/mm. Kekuatan tarik rata-rata

    komposit serat tebu yang terbaik atau tertinggi

    adalah pada fraksi volume 75% Hasil pengujian

    lengkung menunjukan sudut lengkung

    menunjukan pada fraksi volume 65% sudut

    lengkungnya tidak baik hanya 21,33

  • 64

    sedangkan yang terbaik adalah pada fraksi

    volume 60% yang menunjukan sudut

    lengkungnya 42,33.

    Hasil pengujian tarik dan lengkung

    menunjukan bahwa rongga-rongga udara yang

    terdapat pada spesimen uji tarik maupun uji

    lengkung sangat mempengaruhi sifat mekanik

    komposit serat tebu.

    DAFTAR PUSTAKA

    ASTM , 1999, Buku Annual Standard Book,

    Nurdin Hardi, 2009, pengaruh penggunanan jenis serat pada komposit polimer terhadap

    kekuatan tarik, Padang : UNP.

    Kristomus Boiman, 2010, Pengaruh Fraksi Volume Dan Panjang Serat Terhadap Sifat Bending Komposit Poliester Yang Diperkuat Serat Batang Pisang Nusa Cendana.Kupang

    Muhamad Fajar Sugeng Nugroho, 2008, Optimasi Kekuatan Bending Dan Impact Komposit Berpenguat Serat Ramie Bermatrik Polyester BQTN 157 Terhadap Fraksi

    Volume Dan Tebak Skin Muhammadiyah.Surakarta

    Purmuko I Purboputo, 2006, Pengaruh Panjang Serat Terhadap Kekuatan Impak Komposit Enceng Gondok Dengan Matrik poliester Muhammadiyah. Surakarta.

    P. Stevens. Malcolm, 2001, Kimia Polimer Pradnya Paramita. Jakarta.

    Wagenugraha ,2008,Material Komposit Tangguh Berbasis Serat Alam