Upload
ngodiep
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
13
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sebagian wilayah Kabupaten Gorontalo Utara
Provinsi Gorontalo, sementara untuk analisis tanah dilakukan di laboraturium PT.
Tolangohula Kabupaten Gorontalo dan pengolahan data dilakukan di Fakultas
Pertanian Universitas Negeri Gorontalo. Pelaksanaan penelitian ini selama kurang
lebih 3 bulan yang dimulai dari bulan April-Juni 2013.
3.2 Alat dan Bahan
Altimeter, klinometer, kompas, bor tanah, munsell soil color charts, parang,
kalkulator, alat tulis menulis, GPS (Global Positioning System), komputer PC dan
perangkat lunak SIG (software Arc View 9.3). Sementara bahan yang digunakan
berupa peta rupa bumi, peta geologi, peta jenis tanah, peta tutupan lahan, peta
administrasi, peta lereng, peta topografi, peta penggunaan lahan, peta dasar rupa
bumi berskala 1 : 50.000 edisi I Tahun 1991 yang diterbitkan oleh Bakorsultanal
yang dikompilasikan dengan Citra Alos Tahun 2008 dan Citra Spot Tahun 2008.
3.3 Prosedur Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei pada
tingkat semi detail dengan skala peta 1 : 50.000. Teknik penentuan kelas
kesesuaian lahan menggunakan faktor pembatas (limiting factors analysis). Secara
ringkas penentuan rekomendasi pengelolaan lahan dilakukan dengan
mengkombinasikan dua aspek penilaian, yaitu: kesesuaian lahan dan keunggulan
wilayah. Pada bagian akhir disajikan waktu tanam (crop calendars) kacang tanah.
Secara rinci tahapan penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
3.3.1 Persiapan
Pada tahap ini dilakukan studi literatur dan pengumpulan alat dan bahan
yang dilakukan, serta pengurusan perizinan dan administrasi lain yang berkaitan
dengan penelitian ini, disamping itu dilakukan orientasi medan untuk mengetahui
gambaran daerah penelitian secara umum serta interpretasi peta pendukung untuk
mendapatkan informasi - informasi yang penting sebagai acuan untuk membuat
peta kerja.
14
3.3.2 Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang terdiri dari:
a. Data tanah; diperoleh dari hasil survei tanah langsung di
lapangan/kecamatan se-Kabupaten Gorontalo Utara berdasarkan satuan
lahan yang telah disusun dalam Peta Satuan Lahan Kabupaten Gorontalo
Utara Skala 1 : 50.000.
b. Data Iklim; diperoleh dari Stasiun Badan Meterologi, Klimatologi, dan
Geofisika Bandara Djalaludin Isimu-Gorontalo dan stasiun stasiun iklim
yang ada di sekitar daerah penelitian yaitu: Kecamatan Atinggola,
Gentuma Raya, Kwandang, Anggrek, Sumalata dan Kecamatan
Tolinggula.
c. Data Sosial Ekonomi terdiri atas:
1) Data primer; diperoleh dari wawancara langsung kepada petani
kacang tanah (1 atau 2 petani kunci) yang berada di daerah
penelitian terdekat meliputi: data produksi, biaya dan pendapatan
usahatani.
2) Data sekunder; diperoleh dari BPS Kabupaten Gorontalo Utara dan
instansi terkait meliputi: data Kabupaten Gorontalo Utara Dalam
Angka, Kecamatan Dalam Angka, dan data produktifitas pertanian.
3.4 Analisis Data
Kegiatan pada tahap ini terdiri dari dua tahapan yang saling terkait, yaitu:
3.4.1 Analisis data lapangan
Kegiatan ini diawali dengan melakukan penyeragaman skala peta terhadap
peta-peta yang belum sama skala petanya. Selanjutnya, peta-peta tersebut
ditumpang tindihkan (overlay) untuk memperoleh peta satuan lahan. Data
lapangan pada setiap satuan lahan tersebut dicocokan (matching) dengan
persyaratan penggunaan lahan atau kriteria kesesuaian lahan untuk tipe
pemanfaatan lahan kacang tanah, sehingga di peroleh kelas-kelas kesesuaian
lahan, baik aktual maupun potensial. Hasil analisis ini sajikan dalam bentuk
tabulasi dan peta kesesuain lahan.
15
3.4.2 Analisis Sistem Informasi Geografis
Perangkat sistem informasi geografis (GIS) yang digunakan untuk
membantu analisis kesuaian lahan adalah Arcview GIS 9.3. Hal ini ditujukan
untuk menyempurnakan/merevisi data sesuai dengan data yang diperoleh saat
survei di lapangan. Analisis spasial dengan perangkat GIS dilakukan terhadap
data-data karakteristik dan kualitas lahan pada setiap satuan lahan yang
merupakan data atribut lahan. Selanjutnya, data-data ini ditumpangtindihkan
(overlay) dengan syarat tumbuh (crop requirement) atau kriteria kesesuaian lahan
kacang tanah. Hasilnya adalah peta kesesuaial lahan aktual dan potensial.
3.4.3 Analisa data sosial ekonomi
a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial
Sebelum penentuan kelas kesesuain lahan setiap tipe pemanfaatan lahan
diperoleh, diawali dengan pendeskripsian situasi yang ada (present situation) yang
berkaitan dengan tipe pemanfaatan lahan kacang tanah, seperti: kondisi fisik,
lingkungan, keadaan penduduk, sistem pertanian yang ada, ukuran pertanian dan
pendapatan dari bidang pertanian. Selanjutnya, setelah diperoleh kelas kesesuaian
lahan dilanjutkan dengan analisis usahatani yang dilakukan secara parsial.
Komponen-komponen usaha tani menurut Soekartawi (1995) yaitu :
1) Biaya usaha tani merupakan total pengeluaran yang diperlukan dalam suatu
usaha tani. Biaya itu sendiri terdiri atas biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya
yang relatif tetap jumlahnya karena tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya
produksi, contohnya: sewa tanah, pajak iuran irigasi, penyusutan dan
karung. Sementara biaya tidak tetap (variable cost) adalah biaya yang besar
kecilnya dipengaruhi oleh produksi, meliputi: biaya sarana produksi. Biaya
total (total cost) dapat dihitung dengan persamaan : TC =FC + VC, dimana
TC adalah total cost dan FC adalah fixed cost dan VC adalah variable cost.
2) Penerimaan (revenue) usahatani merupakan perkalian antara produksi
dengan harga jual. Total penerimaan (total revenue) dihitung dengan
persamaan:
TR = Yi. Py
Dimana TR adalah total revenue, Y adalah produksi yang diperoleh dalam
suatu usaha tani ke-i, Py adalah harga Y.
16
3) Laba kotor (gross margin) usahatani merupakan hasil pengurangan antara
total penerimaan (total revenue) dengan biaya tidak tetap (variable cost).
Laba kotor (gross margin) dihitung dengan persamaan:
GM = TR-FC
Dimana GM adalah gross margin, TR adalah total revenue, FC adalah fixed
cost.
4) Pendapatan bersih petani (net farm income) merupakan hasil pengurangan
antara laba kotor (gross margin) dengan biaya tetap (fixed cost). Pendapatan
bersih petani (net farm income) dihitung dengan persamaan:
NFI = GM – FC
Dimana NFI adalah net farm income, GM adalah gross margin, FC adalah
fixed cost.
Untuk melihat apakah usaha ini menguntungkan atau merugikan, maka
digunakan analias R/C ratio secara finasial. Persamaannya sebagai berikut:
a = R/C
Dimana: R = Py. Y, C = FC + VC,
a) Jika nilai R/C>1.10; maka usaha tani itu menguntungkan.
b) Jika nilai R/C = 1.10; maka usaha tani itu tidak untung dan juga tidak
rugi.
c) Jika nilai R/C<1.10; maka usaha tani itu merugi.
b. Analisis Keunggulan Komparatif berdasarkan Sektor Basis
1) Location Quotient (LQ) merupakan suatu teknik analisis yang
digunakan untuk menunjukkan lokasi pemusatan/basis (aktifitas)
pertanian. Model matematiknya, yaitu :
Dimana: Xij: derajat aktifitas ke-j di wilayah ke-i; Xi.: total aktifitas di
wilayah ke-i; X.j: total aktifitas ke-j di semua wilayah; dan X..: derajat
aktifitas total wilayah.
2) Localization Index (LI) merupakan salah satu index yang
menggambarkan pemusatan relatif suatu aktifitas dibandingkan dengan
kecenderungan total di dalam wilayah. Secara umum analisis ini
digunakan untuk menentukan wilayah mana yang potensial untuk
XXXXLQ
J
IIJIJ
...
.
//
17
mengembangkan aktifitas tertentu. Persamaan LI ini bisa dikatakan
sebagai bagian dari persamaan LQ. Model matematiknya, yaitu :
Aturan untuk menginterpretasikan hasil analisis LI tersebut adalah:
a) Jika nilainya mendekati 0, maka perkembangan suatu aktifitas
cenderung memiliki tingkat yang sama dengan perkembangan
wilayah dalam cakupan lebih luas.
b) Jika nilainya mendekati 1, artinya aktifitas yang diamati akan
cenderung berkembang memusat di suatu lokasi. Artinya aktifitas
yang diamati akan berkembang lebih baik jika dilakukan di lokasi-
lokasi tertentu.
3) Specialization Index (SI) merupakan salah index yang menggambarkan
pembagian wilayah berdasarkan aktifitas-aktifitas yang ada. Lokasi
tertentu menjadi pusat bagi aktifitas yang dilakukan. Persamaan SI ini
bisa pula dikatakan sebagai bagian dari persamaan LQ. Model
matematiknya, yaitu:
Aturan untuk menginterpretasikan hasil analisis SI tersebut adalah:
a) Jika nilainya mendekati 0 berarti tidak ada kekhasan. Artinya sub
wilayah yang diamati tidak memiliki aktifitas khas yang relatif
menonjol perkembangannya dibandingkan dengan di sub wilayah
lain.
b) Jika nilainya mendekati 1 berarti terdapat kekhasan. Artinya sub
wilayah yang diamati memiliki aktifitas khas yang
perkembangannya relatif menonjol dibandingkan dengan di sub
wilayah lain.
n
I
I
J
IJJ X
XXXLI
1 ..
.
.2
1
P
J
J
I
IJI X
XXXSI
1 ..
.
.2
1
18
3.5 Keadaan Geografis
Gorontalo Utara merupakan kabupaten mekaran dari Kabupaten Gorontalo
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2007 tentang Pembentukan
Kabupaten Gorontalo Utara. Secara geografis Kabupaten ini terletak pada
koordinat antara 0030’-1002’ LU dan 121059’-123002’ BT dengan luas wilayah
1.777,03 km2 atau 177.703 ha yang berada di peraian sebelah utara laut sulawesi
dengan panjang pantai 198 km dan terdapat pulau-pulau kecil dengan luas antara
0,5 – 1,180 ha yang tersebar pada 11 kecamatan dengan 123 desa. Batas-batas
wilayah Kabupaten ini adalah:
Sebelah Utara dengan Laut Sulawesi
Sebelah Timur dengan Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Bolaang
Mongondow Provinsi Sulawesi Utara
Sebelah selatan dengan Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo.
Sebelah Barat dengan Kabuapten Pohuwato dan Kabupaten Buol Provinsi
Sulawesi Tengah
Kabupaten Gorontalo Utara merupakan salah satu dari 6 Kabupaten/kota di
Provinsi Gorontalo yang secara topografi daerah datar antara 0 – 2000 m diatas
permukaan laut, kemiringan lereng meliputi 46% dari luas wilayah daratan yang
dikelilingi oleh beberapa sungai besar dan kecil. Adapun luas wilayah Kabupaten
Gorontalo Utara perkecamatan dapat diliat pada Tabel 1.
Tabel 1. Luas Wilayah Kabupaten Gorontalo Utara menurut KecamatanKecamatan Luas (km2) Persentase
Atinggola 2 64, 55 14,88
Gentuma Raya 100, 34 5,65
Kwandang 301,26 16,9 5
Anggrek 280,71 15,8
Sumalata 504, 59 28,4
Tolinggula 325,58 18,3 2
Gorontalo Utara 1.777,03 100
Sumber : Data BPS Gorontalo Utara (2012)
19
Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Gorontalo Utara
20
3.6 Kondisi Iklim dan Hidrologi
3.6.1 Kondisi Iklim
Data curah hujan, temperatur udara, lama penyinaran, kelembaban nisbi dan
kecepatan angin, di daerah penelitian selama sepuluh tahun (2003 – 2013) diambil
dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika stasiun Meteorologi Jalaludin
Gorontalo. Stasiun ini berada pada ketinggian 18 m di atas permukaan laut. Dan
merupakan satu-satunya stasiun iklim yang lengkap sehingga semua data iklim
berasal dari stasiun ini karena dianggap mewakili kondisi iklim daerah itu.
a. Curah Hujan
Curah hujan bulanan di wilayah Kabupaten Gorontalo Utara dan sekitarnya
menunjukkan bahwa curah hujan tertinggi terjadi ada bulan Maret dan terendah
pada bulan Agustus dengan rata-rata curah hujan bulanan sebesar 189,46
mm/bulan (Gambar 1). Sementara curah hujan tahunan sebesar 2.273,53 mm.
Berdasarkan distribusi bulan basah (>200 mm) yang terdiri dari 4 bulan dan 2
bulan kering (<100 mm), maka wilayah Kabupaten Gorontalo Utara tergolong
dalam zona agroklimatologi E.
Gambar 2. Rata-rata curah hujan Kabupaten Gorontalo Utara selama 10 tahunterakhir (2003-2012)
b. Temperatur
Temperatur bulanan (Gambar 2) berkisar antara 26,30oC (Februari) sampai
27,41oC (Oktober). Rata-rata kelembaban nisbi bulanan berkisar antara 73,84%
(September) sampai 84,21% (Maret) dengan nilai rata-rata tahunan sebesar
276,44
206,21
280,99
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
Jan Feb
Rat
a-R
ata
CH
(mm
)
20
3.6 Kondisi Iklim dan Hidrologi
3.6.1 Kondisi Iklim
Data curah hujan, temperatur udara, lama penyinaran, kelembaban nisbi dan
kecepatan angin, di daerah penelitian selama sepuluh tahun (2003 – 2013) diambil
dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika stasiun Meteorologi Jalaludin
Gorontalo. Stasiun ini berada pada ketinggian 18 m di atas permukaan laut. Dan
merupakan satu-satunya stasiun iklim yang lengkap sehingga semua data iklim
berasal dari stasiun ini karena dianggap mewakili kondisi iklim daerah itu.
a. Curah Hujan
Curah hujan bulanan di wilayah Kabupaten Gorontalo Utara dan sekitarnya
menunjukkan bahwa curah hujan tertinggi terjadi ada bulan Maret dan terendah
pada bulan Agustus dengan rata-rata curah hujan bulanan sebesar 189,46
mm/bulan (Gambar 1). Sementara curah hujan tahunan sebesar 2.273,53 mm.
Berdasarkan distribusi bulan basah (>200 mm) yang terdiri dari 4 bulan dan 2
bulan kering (<100 mm), maka wilayah Kabupaten Gorontalo Utara tergolong
dalam zona agroklimatologi E.
Gambar 2. Rata-rata curah hujan Kabupaten Gorontalo Utara selama 10 tahunterakhir (2003-2012)
b. Temperatur
Temperatur bulanan (Gambar 2) berkisar antara 26,30oC (Februari) sampai
27,41oC (Oktober). Rata-rata kelembaban nisbi bulanan berkisar antara 73,84%
(September) sampai 84,21% (Maret) dengan nilai rata-rata tahunan sebesar
206,21
280,99
249,45
190,46
136,17 130,49
86,3499,26
173,70
Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept OktBulan
20
3.6 Kondisi Iklim dan Hidrologi
3.6.1 Kondisi Iklim
Data curah hujan, temperatur udara, lama penyinaran, kelembaban nisbi dan
kecepatan angin, di daerah penelitian selama sepuluh tahun (2003 – 2013) diambil
dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika stasiun Meteorologi Jalaludin
Gorontalo. Stasiun ini berada pada ketinggian 18 m di atas permukaan laut. Dan
merupakan satu-satunya stasiun iklim yang lengkap sehingga semua data iklim
berasal dari stasiun ini karena dianggap mewakili kondisi iklim daerah itu.
a. Curah Hujan
Curah hujan bulanan di wilayah Kabupaten Gorontalo Utara dan sekitarnya
menunjukkan bahwa curah hujan tertinggi terjadi ada bulan Maret dan terendah
pada bulan Agustus dengan rata-rata curah hujan bulanan sebesar 189,46
mm/bulan (Gambar 1). Sementara curah hujan tahunan sebesar 2.273,53 mm.
Berdasarkan distribusi bulan basah (>200 mm) yang terdiri dari 4 bulan dan 2
bulan kering (<100 mm), maka wilayah Kabupaten Gorontalo Utara tergolong
dalam zona agroklimatologi E.
Gambar 2. Rata-rata curah hujan Kabupaten Gorontalo Utara selama 10 tahunterakhir (2003-2012)
b. Temperatur
Temperatur bulanan (Gambar 2) berkisar antara 26,30oC (Februari) sampai
27,41oC (Oktober). Rata-rata kelembaban nisbi bulanan berkisar antara 73,84%
(September) sampai 84,21% (Maret) dengan nilai rata-rata tahunan sebesar
173,70
237,96
206,06
Okt Nov Des
21
80,33%. Selanjutnya Rata-rata lama penyinaran bulanan berkisar antara 46,80%
(Desember) sampai 71,11% (September).
Gambar 3. Rata-rata Temperatur Kabupaten Gorontalo Utara selama 10 tahunterakhir (2003-2012)
c. Kelembaban Nisbi
Kelembaban nisbi bulanan (Gambar 3) berkisar antara 73,84oC (September)
sampai 84,21oC (Maret). Rata-rata kelembaban nisbi bulanan sebesar 80,93%
dengan nilai tahunan sebesar 968,32%.
Gambar 4. Rata-rata Kelembaban Nisbih Kabupaten Gorontalo Utara selama 10tahun terakhir (2003-2012)
d. Lama Penyinaran Matahari
Lama penyinaran mahatahari bulanan (Gambar 4) berkisar antara 46,80%
(Desember) sampai 71,11% (September). Rata-rata lama penyinaran matahari
bulanan sebesar 61,23% dengan nilai tahunan sebesar 734,78%.
26,77
26,30
25,6025,8026,0026,2026,4026,6026,8027,0027,2027,4027,60
Jan Feb
Tem
pera
tur
0c
82.8881.71
68707274767880828486
Jan Feb
Kel
emba
ban
21
80,33%. Selanjutnya Rata-rata lama penyinaran bulanan berkisar antara 46,80%
(Desember) sampai 71,11% (September).
Gambar 3. Rata-rata Temperatur Kabupaten Gorontalo Utara selama 10 tahunterakhir (2003-2012)
c. Kelembaban Nisbi
Kelembaban nisbi bulanan (Gambar 3) berkisar antara 73,84oC (September)
sampai 84,21oC (Maret). Rata-rata kelembaban nisbi bulanan sebesar 80,93%
dengan nilai tahunan sebesar 968,32%.
Gambar 4. Rata-rata Kelembaban Nisbih Kabupaten Gorontalo Utara selama 10tahun terakhir (2003-2012)
d. Lama Penyinaran Matahari
Lama penyinaran mahatahari bulanan (Gambar 4) berkisar antara 46,80%
(Desember) sampai 71,11% (September). Rata-rata lama penyinaran matahari
bulanan sebesar 61,23% dengan nilai tahunan sebesar 734,78%.
26,30
26,8827,03
27,39
26,56 26,56
26,85
27,13
27,41
27,02
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt NovBulan
81.71
84.21
82.31 82.15 81.72 81,15
76.57
73.84
77.08
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt
Bulan
21
80,33%. Selanjutnya Rata-rata lama penyinaran bulanan berkisar antara 46,80%
(Desember) sampai 71,11% (September).
Gambar 3. Rata-rata Temperatur Kabupaten Gorontalo Utara selama 10 tahunterakhir (2003-2012)
c. Kelembaban Nisbi
Kelembaban nisbi bulanan (Gambar 3) berkisar antara 73,84oC (September)
sampai 84,21oC (Maret). Rata-rata kelembaban nisbi bulanan sebesar 80,93%
dengan nilai tahunan sebesar 968,32%.
Gambar 4. Rata-rata Kelembaban Nisbih Kabupaten Gorontalo Utara selama 10tahun terakhir (2003-2012)
d. Lama Penyinaran Matahari
Lama penyinaran mahatahari bulanan (Gambar 4) berkisar antara 46,80%
(Desember) sampai 71,11% (September). Rata-rata lama penyinaran matahari
bulanan sebesar 61,23% dengan nilai tahunan sebesar 734,78%.
27,0227,14
Nov Des
77.08
81.22
83.48
Okt Nov Des
22
Gambar 5. Rata-rata Lama Penyinaran Matahari Gorontalo Utara selama 10 tahunterakhir (2003-2012)
e. Evapotranspirasi
Hasil evapotranspirasi Kabupaten Gorontalo Utara seperti yang terlihat pada
Tabel diatas, nilai evapotranspirasi berkisar antara 120,80-145,10 (Tabel 2).
Evapotranspirasi terendah terjadi pada bulan Februari sebesar 120,80. Sedangkan
evapotranspirasi tertinggi pada bulan April, September dan Desember sebesar
145,10.
Tabel 2. Hubungan antara Curah Hujan Efektif, Curah Hujan Efektif KacangTanah dan Evapotranspirasi
Bulan CH (mm) CHE (mm) CHE 75% (mm) Etp (mm) 0,5 Etp (mm)Jan 276,44 196,15 147,11 140,40 70,20Feb 206,21 139,97 104,98 120,80 60,40Mar 280,99 199,79 149,84 140,40 70,20Apr 249,45 174,56 130,92 140,90 70,45Mei 190,46 127,37 95,52 145,10 72,55Jun 136,17 83,94 62,95 136,40 68,20Jul 130,49 79,39 59,54 140,40 70,20Agust 86,34 44,07 33,06 140,40 70,20Sept 99,26 54,41 40,81 140,90 70,45Okt 173,70 113,96 85,47 145,10 72,55Nov 237,96 165,37 124,02 140,90 70,45Des 206,06 139,85 104,89 145,10 72,55
Total 2273,53 1518,82 1139,12 1676,80 838,40Rataan 189,46 126,57 94,93 139,73 69,87
Keterangan; CH=curah hujan; CHE= curah hujan efektif; Etp=evapotranspirasi
Nilai evapotranspirasi tahunan sebesar 1676,80 mm/tahun dengan rata-rata
139,73 mm/tahun. Selanjutnya curah hujan efektif berkisar antara 44,07 mm/bulan
pada bulan Agustus sampai 199,79 mm/bulan pada bulan Maret. Tampaknya
wilayah Gorontalo Utara terjadi surplus pada bulan Januari, Februari, Maret,
April, Mei, Oktober, November dan Desember sedangkan defisit terjadi pada
bulan bulan Juni, Juli, Agustus dan September. Kondisi surplus dan defisit ini
59,69 57,88 57,76 60,51 63,6360,30 58,37
69,45 71,11 69,03
60,25
46,80
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des
Lam
a Pe
nyin
aran
Mat
ahar
i(%
)
Bulan
23
digunakan untuk menentukan kalender tanam atau penentuan waktu tanam
khususnya waktu tanam tanaman kacang tanah.
Gambar 6. Hubungan antara Curah Hujan Efektif, Curah Hujan Efektif KacangTanah dan Evapotranspirasi
3.6.2 Hidrologi
Hidrologi dalam hal ini kebutuhan air merupakan faktor terpenting dalam
menunjang kegiatan usaha tani di suatu wilayah. Salah satu aspek yang
mendukung ketersediaan air adlah sungai. Di Kabupaten Gorontalo Utara terdapat
20 sungai yang melintas di seluruh wilayah Gorontalo Utara. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel. 3
Tabel 3. Sungai yang melintasi di Kabupaten Gorontalo UtaraNo Sungai Lokasi1 Sungai Kuluoka Sumalata Timur2 Sungai Buladu Sumalata Timur3 Sungai Wubudu Sumalata Timur4 Sungai Bulontio Timur Sumalata5 Sungai Bulontio Barat Sumalata6 Sungai Kasia Sumalata7 Sungai Buloila Sumalata8 Sungai Biau Biau9 Sungai Tolinggula Tolinggula10 Sungai Potanga Biau11 Sungai Bubode Tomilito12 Sungai Posso Kwandang13 Sungai Monano Monano14 Sungai Ilangata Anggrek15 Sungai Popalo Anggrek
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
Jan Feb
Nila
iCH
23
digunakan untuk menentukan kalender tanam atau penentuan waktu tanam
khususnya waktu tanam tanaman kacang tanah.
Gambar 6. Hubungan antara Curah Hujan Efektif, Curah Hujan Efektif KacangTanah dan Evapotranspirasi
3.6.2 Hidrologi
Hidrologi dalam hal ini kebutuhan air merupakan faktor terpenting dalam
menunjang kegiatan usaha tani di suatu wilayah. Salah satu aspek yang
mendukung ketersediaan air adlah sungai. Di Kabupaten Gorontalo Utara terdapat
20 sungai yang melintas di seluruh wilayah Gorontalo Utara. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel. 3
Tabel 3. Sungai yang melintasi di Kabupaten Gorontalo UtaraNo Sungai Lokasi1 Sungai Kuluoka Sumalata Timur2 Sungai Buladu Sumalata Timur3 Sungai Wubudu Sumalata Timur4 Sungai Bulontio Timur Sumalata5 Sungai Bulontio Barat Sumalata6 Sungai Kasia Sumalata7 Sungai Buloila Sumalata8 Sungai Biau Biau9 Sungai Tolinggula Tolinggula10 Sungai Potanga Biau11 Sungai Bubode Tomilito12 Sungai Posso Kwandang13 Sungai Monano Monano14 Sungai Ilangata Anggrek15 Sungai Popalo Anggrek
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept OktBulan
CHE CHE 75% Etp 0,5 Etp
23
digunakan untuk menentukan kalender tanam atau penentuan waktu tanam
khususnya waktu tanam tanaman kacang tanah.
Gambar 6. Hubungan antara Curah Hujan Efektif, Curah Hujan Efektif KacangTanah dan Evapotranspirasi
3.6.2 Hidrologi
Hidrologi dalam hal ini kebutuhan air merupakan faktor terpenting dalam
menunjang kegiatan usaha tani di suatu wilayah. Salah satu aspek yang
mendukung ketersediaan air adlah sungai. Di Kabupaten Gorontalo Utara terdapat
20 sungai yang melintas di seluruh wilayah Gorontalo Utara. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel. 3
Tabel 3. Sungai yang melintasi di Kabupaten Gorontalo UtaraNo Sungai Lokasi1 Sungai Kuluoka Sumalata Timur2 Sungai Buladu Sumalata Timur3 Sungai Wubudu Sumalata Timur4 Sungai Bulontio Timur Sumalata5 Sungai Bulontio Barat Sumalata6 Sungai Kasia Sumalata7 Sungai Buloila Sumalata8 Sungai Biau Biau9 Sungai Tolinggula Tolinggula10 Sungai Potanga Biau11 Sungai Bubode Tomilito12 Sungai Posso Kwandang13 Sungai Monano Monano14 Sungai Ilangata Anggrek15 Sungai Popalo Anggrek
Okt Nov Des
0,5 Etp
24
No Sungai Lokasi16 Sungai Molingkapoto Kwandang17 Sungai Leboto Kwandang18 Sungai Batu Mela Kwandang19 Sungai Sigaso Atinggola20 Sungai Andegile Atinggola
Sumber : Data Survey Lapangan (2013)
3.7 Geologi
Menurut Peta Geologi Lembar Kotamobagu Sulawesi Utara, skala 1 :
250.000 (Apandi dan Bachri 1997), Kabupaten Gorontalo Utara memiliki 8
formasi geologi (Gambar 7, 8, 9, 10 dan 11). Formasi geologi tersebut
diantaranya:
a. Aluvium dan endapan pantai (Qal): Pasir, lempung, lempur, kerikil dan
kerakal
b. Formasi Lokodidi (TQls): Konglomerat, batu pasir, batupasir
konglomeratan,batu pasir tufan, tuf, batulempung, serpih hitam.
c. Batuan gunung api Pinogu (TQpv): Tuf, tuf lapili, breksi dan lava. Breksi
gunung api di peg. Bone, G. Mongadalia dan Pusian bersusun andesit piroksin
dan dasit. Tuf yang tersingkap di G. Lemibut dan G. Lolombulan umumnya
berbatu apung, Kuning muda, berbutir sedang sampai kasar, diselingi oleh
lava bersusunan menengah sampai basa. Tuf dan tuf lapili disekitar S. Bone
bersusun dasitan. Lava berwarna kelabu muda hingga kelabu tua, pejal,
umumnya bersusun andesit piroksin. Satuan ini secara umum termampatkan
lemah sampai sedang umumnya diduga pliosen-plistosen (John dan Bird,
1973).
d. Formasi Tinombo Fasies Sedimen (Tets) (Ahlburg, 1913): serpih dan
batupasir dengan sisipan batugamping dan rijang. Serpih kelabu dan merah,
getas, sebagian gampingan, rijang mengandung radiolarian. Batupasir berupa
grewake dan batupasir kuarsakelabu dan hijau, pejal, berbutir halus sampai
sedang, sebagian mengandung pirit. Sisipan batugamping di S. Mayambak
berwarna merah, pejal, berlapis baik. Satuan batuan ini diterobos oleh granit,
diorite, dan trakit seperti yang terlihat di S. Bayau. Satuan ini mempunyai
menjemari dengan formasi Tinombo fasies gunungapi. Umur formasi menurut
Ratman (1973) adalah eosin sampai oligosen awal, sedang menurut Sukamto
25
(1973) dan Brower (1934) adalah kapur akhir samapi eosin awal. Tebal
formasi diduga lebih dari 1000 meter, sedang lingkungan pengendapannya
adalah laut dalam.
e. Diorit Bone (Tmb): Diorit kuarsa, diorit, granodiorit, granit. Diorite kuarsa
banyak dijumpai di daerah S. Taludaa dengan keragaman diorite, granodiorit
dan granit. Sedang granit utamanya dijumpai di daerah S. Bone. Satuan ini
menerobos batuan gunung api Bilungala maupun formasi Tinombo. Umur
satuan ini sekitar miosen akhir.
f. Diorit Bolihuto (Tmbo) : Diorit, granodiorit
g. Batuan Gunung Api Bilungala (Tmbv): Breksi, tuf dan lava andesit sampai
basal
h. Diorit Bone (Tmd): Diorit, diorit kuarsa, granodiorit, adamelit
i. Breksi wobudu (Tpwv): Breksi gunung api, aglomerat, tuf, tuf lapili dan lava.
Breksi gunung api berwarna kelabu tersusun oleh kepingan andesit dan basal
berukuran kerikil sampai bongkah. Tuf dan tuf lapili berwarna kuning
kecoklatan, berbutir halus, sampai kerikil, umumnya lunak dan berlapis. Lava
berwarna kelabu, bersusun andesit sampai basal.
26
Gambar 7. Peta Geologi Kecamatan Tolinggula Kabupaten Gorontalo Utara
27
Gambar 8. Peta Geologi Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara
28
Gambar 9. Peta geologi Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara
29
Gambar 10. Peta Geologi Kecamatan Kwandang dan Gentuma Raya kabupaten Gorontalo Utara
30
\
Gambar 11. Peta Geologi Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara
31
3.8 Jenis Tanah
Hasil survei tanah di lapangan, wilayah Kabupaten Gorontalo Utara
umumnya terdiri dari asosiasi delapan jenis tanah, antara lain: Entisol, Inceptisol,
Mollisol, Spodosol, Histosol, Alfisol, Ultisol, dan Oxisol. Namun demikian, jenis
tanah yang paling luas adalah Inceptisol. Hal ini mengingat wilayah ini umumnya
berupa pegunungan volkan tua yang tertoreh, sehingga sampai saat ini masih terus
mengalami proses pemindahan bahan permukaan, terutama karena agen air hujan
dengan intensitas yang cukup tinggi. Selain itu, daerah penlitian memiliki
temperature tanah dengan dengan kategori Isohyperthermic, moisture regim
adalah udic serta tentative subdivision adalah typic udic. Rata-rata temperature
tertinggi terjadi pada bulan Mei dan Oktober yaitu 27,4oC serta curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan maret yaitu 241 mm/bulan.
3.9 Keadaan Sumber Daya Manusia
Berdasarkan data BPS Kabupaten Gorontalo Utara (2012), maka keadaan
sumberdaya manusia darah Kabupaten Gorontalo Utara masing-masing
kecamatan diuraikan sebagai berikut:
a. Jumlah dan kepadatan Penduduk
Sampai tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo Utara sudah
sebanyak 106.407 jiwa (Tabel 4). Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak
adalah 36.750 jiwa, sementara penduduk paling sedikit adalah Kecamatan
Gentuma Raya sebanyak 8.146 jiwa. Berdasarkan pertimbangan jumlah penduduk
terhadap luas wilayah, maka kecamatan dengan penduduk paling padat adalah
Anggrek sebanyak 131 jiwa/km2. Sementara itu, kecamatan dengan penduduk
terjarang adalah Sumalata yang hanya sebanyak 32 jiwa/km2. Tampaknya,
kecamatan Gentuma raya walaupun baru dimekarkan dari Kecamatan Atinggola,
tetapi kepadatan penduduknya per km2 cukup tinggi sebanyak 81 jiwa. Hal ini
kontras jika dibandingkan dengan sebaran jumlah penduduk di Kecamatan
Sumalata yang justru lebih jarang. Padahal kecamatan ini merupakan kecamatan
tua.
32
Tabel 4. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan PendudukMenurut Kecamatan di Kabupaten Gorontalo Utara, 2011
Kecamatan Luas % Jumlah % KepadatanPenduduk
Atinggola 264,55 14,88 10.524 9,89 40Gentuma Raya 100,34 5,65 8.146 7,66 81Anggrek 280,71 15,8 36.750 34,5 131Kwandang 301,26 16,9 5 20.672 19,4 69Sumalata 504,59 28,4 16.388 15,4 32Tolinggula 325,58 18,3 2 13.927 13,1 43Gorontalo Utara 1.777,03 100 106.407 100 60Sumber : Data BPS Gorobtalo Utara (2012)
b. Tenaga Kerja
Data presentase jumlah pencari kerja menurut tingkat pendidikan yang
ditamatkan dan jenis kelamin di Kabupaten Gorontalo utara (Tabel 5). Dari tabel
tersebut digambarkan bahwa paling besar pencari kerja di daerah Kabupaten
Gorontalo Utara telah lulus SMA atau tamatan SMA.
Tabel 5. Persentase Jumlah Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan yangDitamatkan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gorontalo Utara, 2011
Tingkat Pendidikanyang ditamatkan Laki-laki Perempuan Jumlah
SD ke Bawah 0 0 0SLTP 0 28.96 19.09SLTA ke Atas 100 71.04 80.91Jumlah 100 100 100
Sumber : Data BPS Gorontalo Utara (2012)
3.10 Jumlah Kelembagaan Pertanian Tanaman Pangan
Salah satu penunjang dalam meningkatkan kegiatan usaha tani demi
tercapainya hasil pertanian yang maksimal, perlu adanya sarana dan prasarana
pendukung dala hal ini kelembagaan peretanian. Kelembagaan pertanian tersebut
dapat mendukung kegiatan petani baik itu dalam hal penyediaan modal sampai
dengan pengawalan usaha tani tersebut. Kabupaten Gorontalo Utara terdapat 599
Kelompok tani, 72 Gabungan Kelompok tani, 1 KUD dan 9 Kios Sarana Produksi
(Tabel 6).
33
Tabel 6. Jumlah Kelembagaan Pertanian Tanaman Pangan
Kecamatan KelompokTani
GabunganKelompok
Tani
KoperasiUnit Desa
(KUD) UnitTani
Kios saranaProduksiPertanian
Atinggola 58 7 0 2Gentuma Raya 43 7 0 1Kwandang 132 13 1 2Anggrek 126 10 0 1Sumalata 97 13 0 3Tolinggula 143 22 0 0Gorontalo Utara 599 72 1 9
Sumber : Data BPS Gorontalo Utara (2012)