17
KESESUAIAN MUTU PRODUK DAN BERBAGAI ASPEK YANG MELINGKUPINYA A. BEBERAPA FAKTOR MEMENGARUHI KESESUAIAN MUTU PRODUK Walaupun pada bab-bab sebelumnya telah dibahas tentang kesesuaian mutu produk secara komprehensif, namun untuk memperdetail pembahasan maka dalam, bab ini akan dibahas tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan kesesuaian mutu suatu produk yang harus dilakukan suatu perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa dengan nuansa studi kasus. Secara rinci bab ini membahas tentang hal-hal sebagai berikut. 1. Hubungan pengendalian mutu (quality control) dengan proses produksi. 2. Ruang lingkup standar mutu terpadu. 3. Pengendalian mutu dan dukungan manajemen. 4. Multi tujuan pengendalian mutu. 5. Ruang lingkup, pengendalian mutu produk. 6. Faktor teknik yang memengaruhi pengendalian mutu. 7. Pengendalian mutu dan bahan sisa. 8. Organisasi dan unit pengendalian mutu. Pemahaman materi ini sangat penting untuk memahami tentang berbagai aspek pengendalian mutu, dan implikasinya terhadap perusahaan. Dengan mempelajari bab ini, pembaca diharapkan dapat mengerti tentang arti, ruang lingkup, serta tujuan tentang pengendalian mutu dari suatu perusahaan. Dapat dipahami juga bahwa pengendalian mutu merupakan pekerjaan yang kompleks karena, menyangkut berbagai tugas yang berkaitan dengan proses pembuatan suatu produk (jasa). PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT. PENGENDALIAN MUTU 1

13034-7-248385459694

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hikh

Citation preview

FAKTOR PENENTU MUTU PRODUK

KESESUAIAN MUTU PRODUK DAN BERBAGAI ASPEK YANG MELINGKUPINYA

A. BEBERAPA FAKTOR MEMENGARUHI KESESUAIAN MUTU PRODUK

Walaupun pada bab-bab sebelumnya telah dibahas tentang kesesuaian mutu produk secara komprehensif, namun untuk memperdetail pembahasan maka dalam, bab ini akan dibahas tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan kesesuaian mutu suatu produk yang harus dilakukan suatu perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa dengan nuansa studi kasus.

Secara rinci bab ini membahas tentang hal-hal sebagai berikut.

1. Hubungan pengendalian mutu (quality control) dengan proses produksi.

2. Ruang lingkup standar mutu terpadu.

3. Pengendalian mutu dan dukungan manajemen.

4. Multi tujuan pengendalian mutu.

5. Ruang lingkup, pengendalian mutu produk.

6. Faktor teknik yang memengaruhi pengendalian mutu.

7. Pengendalian mutu dan bahan sisa.

8. Organisasi dan unit pengendalian mutu.

Pemahaman materi ini sangat penting untuk memahami tentang berbagai aspek pengendalian mutu, dan implikasinya terhadap perusahaan.

Dengan mempelajari bab ini, pembaca diharapkan dapat mengerti tentang arti, ruang lingkup, serta tujuan tentang pengendalian mutu dari suatu perusahaan. Dapat dipahami juga bahwa pengendalian mutu merupakan pekerjaan yang kompleks karena, menyangkut berbagai tugas yang berkaitan dengan proses pembuatan suatu produk (jasa).B. KENDALI MUTU DAN PROSES PRODUKSI

Setiap, perusahaan dalam memproduksi barang (jasa) bertujuan mencari keuntungan melalui penjualan barang (jasa) kepada konsumen sesuai dengan harga dan mutu yang direncanakan. Dengan demikian, diharapkan perusahaan dapat menjamin kelangsungan hidupnya dan bahkan mengembangkan usahanya.

Seperti diterangkan pada bab sebelumnya bahwa terdapat kaitan erat antara mutu, suatu produk dengan proses produksinya. Suatu produk dibuat melalui proses pengolahan dari bahan baku menjadi barang setengah jadi dan akhirnya menjadi barang jadi (finished goods) berdasarkan mutu yang diciptakan. Secara umum pengertian produksi adalah suatu proses di mana barang atau jasa diciptakan (production is the process by which goods and services are created). Proses produksi terjadi karena adanya interaksi antara berbagai faktor produksi seperti input (berupa bahan baku, tenaga kerja, mesin, dan sebagainya) bersatu padu untuk menciptakan barang (jasa) yang mempunyai nilai tambah dan nilai guna yang lebih tinggi yang diperlukan konsumen.

Contohnya, interaksi antara faktor produksi dalam perusahaan pembuat roti, yakni dicampuradukkannya bahan baku, tenaga kerja, mesin, dan bahan-bahan lain dalam proses produksi. Interaksi tersebut akan dapat menghasilkan roti yang mempunyai nilai tambah dan nilai guna yang lebih besar bagi konsumen.

Intinya, pengertian produksi dapat dinyatakan secara umum sebagai berikut.

Produksi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan barang (jasa) lain yang mempunyai nilai tambah dan nilai guna yang lebih besar berdasarkan prinsip ekonomi manajerial atau ekonomi perusahaan.

Lalu, apa yang dimaksud dengan prinsip ekonomi manajerial? Prinsip ekonomi manajerial adalah bahwa prinsip produksi harus dijalankan dengan cara meminimumkan biaya dan memaksimumkan keuntungan. Meminimumkan biaya berarti setiap pengeluaran biaya untuk proses pembuatan suatu barang diusahakan seefisien mungkin. Sedangkan pengertian memaksimumkan penghasilan berarti agar barang (jasa) yang dihasilkan harus laku dipasarkan dengan perolehan yang paling optimum.

Hal ini perlu ditekankan bahwa konsep memproduksi barang dengan cara asal jadi harus sepenuhnya ditinggalkan. Bila tidak, akan mengakibatkan barang yang dihasilkan tidak laku. Seperti diketahui bahwa konsumen masa kini lebih baik dalam tingkat kehidupannya sehingga mereka akan lebih memilih barang dengan mutu yang terbaik. Contohnya sebagian besar masyarakat Amerika Serikat yang mempunyai penghasilan tinggi, mereka tidak akan berpikir soal harga barang, tetapi akan mencari mutu barang yang terbaik, walaupun harganya mahal.

Masyarakat Indonesia di masa depan pun mungkin akan lebih mencari barang yang bermutu baik, tidak sekadar menghiraukan harga barang tersebut.C. RUANG LINGKUP STANDAR MUTU TERPADU

Pengertian mutu (kualitas) telah dibahas pada bab yang lalu. Namun demikian, Anda perlu mengetahui lebih lanjut tentang pengendalian mutu suatu produk yang dilakukan secara terpadu.

Pengendalian mutu adalah kegiatan terpadu mulai dari pengendalian standar mutu bahan, standar proses produksi, barang setengah jadi, barang jadi, sampai standar pengiriman produk akhir ke konsumen agar barang atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi mutu yang direncanakan.

Berbagai tingkat pengawasan standar mutu tersebut harus ditentukan lebih dahulu sesuai dengan standar mutu yang direncanakan. Bertolak dari standar mutu barang, dapat ditentukan hal-hal sebagai berikut.

a) Standar mutu bahan baku yang akan digunakan.

b) Standar mutu proses produksi (mesin dan tenaga keij a yang melaksanakan).

c) Standar mutu barang setengah jadi.

d) Standar mutu barang jadi.

e) Standar administrasi, pengepakan, dan pengiriman produk akhir tersebut sampai ke tangan konsumen.

Misalnya, seorang produsen lemari buku sebelum membuat lemari tersebut, ia akan menentukan dulu ukuran, bahan kayu, warna pelitur, dan mutu pelitur yang akan digunakan. Dengan perkataan lain, ahli rancangnya akan terlebih dahulu membuat desain (rancang bangun) lemari buku. Lalu bahan kayu yang akan digunakan ditentukan: kayu jati atau kayu kamper (borneo). Setelah itu, ia akan menentukan jumlah kebutuhan kayu, paku, dan pelitur (cat) sesuai dengan keperluan. Waktu membeli bahan tersebut akan dilakukan pemeriksaan mutu kayu dan pelitur (cat) agar sesuai dengan kebutuhan standar mutu lemari.

Selanjuthya ia akan menentukan siapa yang akan melakukan penyerutan, pemotongan, dan penggergajian kayu. Lalu kegiatan memulai pembuatan lemari tersebut dengan membuat potongan-potongan kayu dan potongan papan sesuai dengan mutu lemari yang direncanakan. Kemudian, potongan kayu dan papan dirakit satu sama lain sehingga menjadi bentuk lemari kayu yang diharapkan.

Tahap proses akhir pun merupakan hal penting dalam pengawasan mutu, yakni memelitur kayu atau mengecat kayu. Bila salah memilih atau salah mengecat dapat mengakibatkan lemari buku tersebut hasilnya tidak sesuai dengan rencana. Berarti walaupun ukurannya benar, tetapi bila penampilan jelek akan dinilai bermutu jelek pula.

Demikian pula pengiriman lemari buku ke konsumen atau pemesan, harus dilakukan secara hati-hati dan cermat agar tidak cacat selama dalam perjalanan. Sekilas telah dibahas tentang proses dan pengertian mutu, sesuai dengan DAP (diagram alur proses) yang telah diterangkan dalam bab sebelumnya. Hal yang perlu diperhatikan di sini bahwa keadaan atau bahan dan proses produksi harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Bila dalam tahap proses kegiatan terdapat hasil pekerjaan yang menyimpang, harus cepat diperbaiki sebagai tindakan koreksi. Bila tindakan tersebut secara tegas dilaksanakan maka mutu barang yang dihasilkan akan sesuai dengan standar yang direncanakan. Secara umum pengendalian atau pengawasan mutu terpadu dalam suatu perusahaan manufaktur dilakukan secara bertahap sebagai berikut.

a) Pemeriksaan dan pengawasan kualitas bahan mentah (bahan baku, bahan baku penolong, dan sebagainya).

b) Pemeriksaan atas produk sebagai hasil proses pembuatan. Hal ini berlaku untuk barang setengah jadi maupun barang jadi.

c) Pemeriksaan cars pengepakan dan pengiriman barang ke konsumen.

d) Mesin, tenaga kerja, dan fasilitas lain yang dipakai dalam proses produksi harus juga diawasi sesuai dengan standar kebutuhan.

Jadi, secara keseluruhan tahap pengendalian mutu meliputi hal-hal sebagai berikut.

a) Pemeriksaan mutu bahan baku, mutu bahan dalam proses, dan mutu produk jadi. Demikian pula standar jumlah dan komposisinya.

b) Pemeriksaan yang dilakukan tersebut memberi gambaran apakah proses produksi berjalan seperti yang telah ditetapkan atau tidak.

c) Melakukan analisis fakta untuk mengetahui penyimpangan yang mungkin teijadi.

d) Apabila terjadi penyimpangan, harus segera dilakukan koreksi agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang direncanakan.

Secara umum pengawasan mutu dapat digambarkan sebagai suatu kegiatan inspeksi bertahap dari mulai mengamati lalu mengumpulkan fakta, kemudian melakukan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan.

Hal ini perlu dilaksanakan untuk mencapai dan memperiahankan mutu produk yang telah ditetapkan. Jadi, pada hakikatnya pengertian pengawasan mutu adalah usaha mencegah terjadinya penyimpangan atau kerusakan. Bila timbul penyimpangan atau kerusakan mutu maka akan diambil tindakan koreksi untuk mencegah timbulnya kembali penyimpangan tersebut. Misalnya, bila standar ukuran jari-jari sepeda 30 cm, berarti produk jari-jari tersebut harus berukuran 30 cm pula, tidak boleh 29 cm atau 31 cm.D. KENDALI MUTU DAN DUKUNGAN MANAJEMEN

Sebelum suatu barang dibuat, seyogianya perlu diperhatikan lebih dahulu tentang kegunaan dan manfaat barang tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Apakah diperlukan para konsumen? Sebab kegunaan suatu barang atau jasa dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan upaya kepuasan konsumen. Walaupun tingkat kepuasan konsumen dipengaruhi banyak faktor, namun mutu suatu barang atau jasa ada pengaruhnya terhadap pemenuhan kepuasan pemakai. Dalam hubungan ini, kegunaan pengendalian mutu adalah alat kendali dalam proses pembuatan suatu produk atau jasa agar sesuai dengan mutu yang direncanakan. Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa pimpinan perusahaan (manajemen) dan tenaga kerja lain harus saling menunjang dalam melaksanakan kegiatan pengendalian mutu barang atau jasa sejak awal, yakni mulai pemilihan bahan baku, lalu proses produksi sampai barang jadi, dan seterusnya. Jadi, partisipasi seluruh karyawan dan manajemen akan memengaruhi keberhasilan kendali mutu atas suatu produk.

Kiranya ada baiknya dikutipkan tentang pengawasan mutu barang, sebagai berikut.

In performing monitoring function, quality control must decided the amount and type of inspection and control required to insure achievement of the specification economically.

(Dalam melaksanakan fungsi pemantauan (monitoring), pengendalian mutu harus ditentukan jumlah dan jenis inspeksi yang diperlukan agar terjamin tujuan memperoleh produk bermutu yang direncanakan secara ekonomis).

Dalam menentukan jumlah dan jenis pemantauan dalam proses pengendalian mutu suatu barang, terlebih dahulu harus dibuat suatu diagram alur proses produksi atau disingkat DAP. Berdasarkan diagram alur proses produksi tersebut, dapat ditentukan jenis dan banyaknya titik pemantauan yang efektif. Namun demikian, jumlah pemantauan harus berprinsip kepada segi ekonomis. Ingat bahwa proses pengendalian mutu harus berprinsip kepada manajerial ekonomis atau dikenal sebagai "harus efisien". Jadi, Anda tahu bahwa tipe dan jenis pemantauan tergantung kepada jenis dan tipe diagram alur proses produksi. Makin panjang diagram alur proses produksi, semakin banyak pula titik pemantauan yang diperlukan. Sebaliknya, makin pendek diagram alur atau proses produksi, berarti makin sedikit pula titik dan jenis pemantauan yang diperlukan.

Penerapan pengendalian mutu pada satu perusahaan dimaksudkan untuk memperoleh gambaran pasti tentang produk akhir. Apakah komposisi, desain, maupun spesifikasi telah sama dengan standar yang telah ditetapkan? Jadi, pengendalian mutu hanya dapat dilakukan bila sebelumnya telah ditetapkan suatu standar ukuran. Tanpa standar tersebut perusahaan tidak mempunyai dasar ukuran untuk mengawasi apakah proses produksi telah berjalan dengan semestinya. Dengan perkataan lain, tanpa standar yang ditetapkan lebih dahulu (predetermined standard), berarti tidak dapat dipantau tentang penggunaan bahan baku dan fasilitas proses produksi sehingga sulit dibandingkan dengan output (hasil akhirnya). Fungsi pengendalian mutu, bukan saja untuk memperoleh mutu produk yang sesuai dengan standar, tetapi juga untuk mengetahui tingkat efisiensi.

Bagaimana caranya? Penggunaan bahan baku yang melebihi jumlah standar, misalnya, berarti pemakaian bahan lebih banyak dari ketentuannya. Hal ini bila tidak diawasi berarti pemborosan. Demikian pula bila proses penggunaan bahan baku salah, berarti bahan dalam proses (work in process) harus dibuang atau bila mungkin diolah kembali (remade). Hal ini merupakan pemborosan waktu dan tenaga yang merupakan terjadinya inefficiency.E. TUJUAN GANDA KENDALI MUTU PRODUK

Tujuan pokok dari pengendalian mutu adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh proses dan basil produk dan jasa yang dibuat sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan. Pengendalian mutu merupakan upaya untuk mencapai dan mempertahankan standar bentuk, kegunaan, dan warna yang direncanakan. Dengan perkataan lain, pengendalian mutu ditujukan untuk mengupayakan agar produk atau jasa akhir sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam pengendalian mutu ini, semua kondisi barang diperiksa berdasarkan standar yang ditetapkan. Bila terdapat penyimpangan dari standar dicatat untuk dianalisis. Hasil analisis pengendalian mutu tersebut digunakan untuk dijadikan pedoman atau perbaikan sistem kerja sehingga produk yang bersangkutan sesuai dengan standar yang ditentukan. Pelaksanaan pengawasan mutu dan kegiatan produksi harus dilaksanakan secara terus-menerus untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rencana standar agar dapat dengan segera diperbaiki.

Intinya, maksud dari pengawasan mutu adalah agar standar spesifikasi produk yang telah ditetapkan sebelumnya tercermin dalam hasil produk akhir.

Secara umum tujuan pengawasan mutu adalah sebagai berikut.

a) Produk akhir mempunyai spesifikasi sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.

b) Agar biaya desain produk, biaya inspeksi, dan biaya proses produksi dapat ber alan secara efisien.

Bila dua hal tersebut dapat terlaksana, yakni produk yang dihasilkan bermutu baik dengan harga jual yang logisc maka perusahaan dapat meningkatkan dayas saingnya.

Di bawah ini akan bahas lebih rinci tentang ruang lingkup pengendalian mutu.

Kegiatan pengendalian mutu merupakan bidang pekerjaan yang sangat luas dan kompleks karena semua variabel yang memengaruhi mutu harus diperhatikan. Secara garis besar, pengendalian mutu dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Pengendalian mutu bahan baku.

2. Pengendalian dalam proses pengolahan (work in process).

3. Pengendalian mutu produk akhir.

1. Pengendalian Mutu Bahan

Mutu bahan akan sangat memengaruhi basil akhir dari barang yang dibuat. Bahan baku dengan mutu yang jelek akan menghasilkan mutu barang yang jelek. Sebaliknya, bahan baku yang baik dapat menghasilkan barang yang baik. Pengendalian mutu bahan harus dilakukan sejak penerimaan bahan baku di gudang, selama penyimpanan, dan waktu bahan baku akan dimasukkan dalam proses produksi (work in process).

Kelainan mutu bahan baku akan memberi akibat mutu produk yang dihasilkan berada di luar standar mutu yang direncanakan. Contohnya, mutu terigu yang baik dapat menghasilkan roti yang baik. Sebaliknya, bila mutu terigu jelek maka roti yang dihasilkan pun jelek. Rusaknya mutu bahan baku dapat terjadi karena sistem penggudangan yang jelek.

2. Pengendalian Mutu dalam Proses Pengelolaan

Sesuai dengan DAP (Diagram Alur Produksi) dapat dibuat tahap-tahap pengendalian mutu sebelum proses produksi berlangsung. Anda simak kembali materi yang lalu bahwa dalam membuat suatu produk diperlukan beberapa urutan proses produksi agar produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan yang direncanakan. Tiap tahap proses produksi diawasi sehingga kesalahan yang terjadi dalam proses produksi dapat diketahui, untuk selanjutnya segera dilakukan perbaikan (koreksi).

Terdapat beberapa cara pengendalian mutu selama proses produksi berlangsung. Misalnya melalui contoh (sampel), yakni hasil yang diambil pada selang waktu yang sama. Sampel tersebut dianalisis secara statistik untuk memperoleh gambaran apakah sampel tersebut sesuai dengan yang direncanakan atau tidak. Bila tidak sesuai berarti proses produksinya salah. Selanjutnya, kesalahan tersebut harus diteruskan kepada operator (pelaksanaan) untuk dilakukan perbaikan. Pengawasan dilakukan terhadap seluruh tahapan proses produksi dari awal hingga akhir tanpa kecuali. Bila salah satu tahapan produksi diabaikan berarti pengendalian mutu tidak cermat. Di sinilah perlunya kerja saling mendukung antara karyawan satu dengan yang lain, termasuk pihak manajemen. 3. Pengendalian Mutu Produk Akhir

Produk akhir harus diawasi mutunya sejak keluar dari proses produksi hingga tahap pembungkusan, penggudangan, dan pengiriman ke konsumen. Dalam memasarkan produk, perusahaan harus berusaha menampilkan produk yang bermutu. Hal ini hanya dapat dilaksanakan bila atas produk akhir tersebut dilakukan pengecekan mutu agar produk rusak (cacat) tidak sampai ke tangan konsumen.

F. FAKTOR TEKNIS YANG MEMENGARUHI MUTU

Dalam suatu perusahaan manufaktur di mana proses produksi dikerjakan oleh mesin yang telah terus-menerus bekerja secara berulang-ulang, tentu saja lamakelamaan mesin tersebut ukuran dan kerjanya menjadi tidak akurat lagi karena aus.

Oleh karena itu, makin berat beban kerja mesin, makin berpengaruh pada hasil produk yang dihasilkan. Jadi, mesin harus bekerja sesuai dengan kemampuan. Artinya, ada batas-batas kemampuan yang dicapai perusahaan sesuai dengan kemampuan kapasitas yang tersedia. Demikian pula dengan standar mutu harus disesuaikan dengan kapasitas teknologi yang dimiliki. Selain itu, standar mutu yang direncanakan harus disesuaikan dengan teknologi yang digunakan. Standar spesifikasi produk yang direncanakan harus realistis ditinjau dari segi kemampuan teknologi produksi yang dimiliki dan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

Jadi, standar mutu barang harus direncanakan dengan saksama lebih dahulu agar standar spesifikasi yang ditentukan merupakan kompromi dari kedua segi, yakni teknologi dan kebutuhan konsumen.

G. KENDALI MUTU DAN BAHAN SISA

Sebenarnya terdapat manfaat dan tujuan lain dalam mengawasi suatu proses produksi, yakni agar dapat mengurangi bahan sisa. Bahan-bahan sisa yang terbuang harus diupayakan sesedikit mungkin. Oleh karena itu, pengendalian atas bahan sisa harus dilakukan terus-menerus dengan saksama. Dalam hal ini terkait aspek efisiensi penggunaan bahan baku. Memang bahan sisa tidak dapat dihindari, tapi upayakan sekecil mungkin.

Selain itu, efisiensi proses produksi tergantung pada seluruh proses produksi yang harus dilaksanakan. Barang yang sama dapat dihasilkan oleh proses produksi yang berbeda dengan biaya produksi yang berbeda. Tingkat efisiensi yang berbeda, karena skala produksi yang berbeda pula. Selain itu, berbeda dalam proses produksi atau berbeda teknologi yang digunakan dapat juga mengakibatkan perbedaan jumlah bahan sisa. Tentu saja jumlah bahan sisa yang sedikit berarti penggunaan bahan baku yang efisien. Idealnya sebuah perusahaan dapat menggunakan teknologi yang ekonomis dalam berbagai hal termasuk pemakaian tenaga kerja, tenaga listrik, bahan baku, dan sebagainya.

H. UNIT ORGANISASI KENDALI MUTU

Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa kegiatan pengendalian mutu di suatu perusahaan mempunyai tujuan ganda, yakni selain untuk memperoleh mutu produk atau mutu jasa yang sesuai dengan standar, juga agar produk yang dijual sesuai dengan mutu yang dibutuhkan masyarakat sehingga pengendalian mutu suatu produk sebenarnya bertujuan untuk menjamin pangsa pasar yang dikuasai. Bahkan bila mungkin, pangsa pasar tersebut diperluas. Implikasi yang diharapkan adalah menjamin kelangsungan hidup perusahaan dengan usaha mengembangkan volume penjualan dan keuntungan. Oleh karena itu, pengendalian mutu merupakan kegiatan yang berfungsi banyak, walaupun tujuannya satu, yakni meningkatkan volume penjualan.

Dalam upaya melaksanakan fungsi pengendalian mutu, umumnya setiap struktur organisasi perusahaan mempunyai unit untuk pengendalian mutu. Unit kerja pengendali mutu, bisa berstatus seksi atau bagian atau divisi, tergantung pada besar kecilnya skala usaha perusahaan tersebut.

Namun, dapat tedadi bahwa suatu perusahaan tidak mempunyai unit kerja pengendali mutu yang formal. Mengapa demikian? Dalam hal ini, pihak manajemen berpendapat bahwa pekerjaan tersebut dapat dilakukan oleh petugas lain yang merangkap. Hal ini hanya tedadi pada perusahaan skala kecil, misalnya perusahaan pembuat furnitures, di mana pemeriksaan mutu hasil produksinya dilakukan oleh pemilik perusahaan. Akan tetapi, bila perusahaannya bertambah besar, biasanya skala organisasi perusahaan pun makin besar dan luas. Dalam hal ini, pembagian tugas harus semakin jelas, termasuk petugas pemeriksa mutu barang.

Dalam struktur organisasi yang mapan, semua petugas (pegawai) di setiap unit kerja mempunyai tugas khusus tertentu sesuai dengan rincian kerja (job description) yang mereka punyai. Dalam organisasi yang mapan tersebut, divisi produksi hanya melaksanakan kegiatan produksi, di mana setiap, orang telah mempunyai wewenang dan tanggung jawab masing-masing atas barang yang dihasilkan.

Oleh karena itu, tugas wewenang dari berbagai kegiatan bisa sangat beraneka ragam. Dalam hal pengendalian mutu pun dapat merupakan pekerjaan yang tidak mudah serta kompleks, karena menyangkut berbagai orang di berbagai tahapan kegiatan produksi. Namun demikian, semua tugas pengendalian mutu di setiap jenjang proses produksi, bertanggung jawab terhadap manajer produksi untuk bekerja secara saksama dan penuh tanggung jawab. Manajer produksi sangat berperan untuk mengkoordinasikan pengendalian mutu. Sekadar untuk mengingatkan kembali, berikut diungkap kembali tentang total quality control.

Kegiatan pengendalian mutu pada berbagai jenjang kegiatan yang berhubungan dengan mutu, yakni sebagai berikut.

1) Pengawasan bahan-bahan di gudang meliputi penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran.

2) Pengendalian kegiatan di berbagai jenjang proses produksi, sesuai dengan DAP.

3) Mengawasi pengepakan dan pengiriman produk ke konsumen atau langganan.

Jadi jelaslah, khususnya unit pengendalian mutu mempunyai peranan besar dalam usaha menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi standar barang yang direncanakan. Hal ini dapat memengaruhi nama baik perusahaan sekaligus menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu, seyogianya setiap perusahaan harus memperhatikan kegiatan pengawasan mutu, mengingat perannya yang penting terhadap hasil produksi perusahaan dan nama baik serta kelangsungan hidup usaha.

Untuk memberikan keterangan yang lebih jelas tentang peranan pengendalian mutu dan posisinya dalam suatu perusahaan, dalam bab ini disajikan mengenai struktur organsiasi suatu perusahaan manufaktur. Walaupun yang disajikan di sini adalah struktur organisasi perusahaan manufaktur, namun diharapkan Anda dapat pula menganalogikan dengan struktur organisasi perusahaan yang nonmanufaktur (perusahaan jasa, seperti hotel, travel agent, losmen, dan sebagainya). Anda perlu tahu bahwa pada perusahaan nonmanufaktur tidak ada divisi atau unit kerja produksi yang mengelola mesin dan fasilitas produksi. Mengapa? Karena pada perusahaan jasa tidak mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Walaupun demikian, perusahaan tersebut harus menjaga mutu jasa yang dijualnya.

Secara umum struktur organisasi perusahaan manufaktur dapat dilihat padaq Gambar 7.5. Sedangkan struktur perusahaan nonmanufaktur (jasa) dapat dilihat pads Gambar 7.6.

Seyogianya, baik perusahaan manufaktur maupun jasa mempunyai unit pengendali mutu atas barang (jasa) yang harus dijual. Misalnya hotel dan perusahaan pelayaran. Hotel atau penginapan harus mempunyai standar mutu kebersihan dan kenyamanan yang ditawarkan kepada para tamu.

Contoh:

Kamar hotel harus bersih dengan pelayanan yang menyenangkan, di samping aman dan nyaman untuk dihuni oleh tamu hotel.

Kursi tempat duduk pads bus antarkota harus nyaman dan bersih, bila perlu ber-AC dengan sopir yang terampil dan hati-hati.

Silakan Anda mengamati dan membaca tentang penjelasan struktur organisasi di bawah ini. Hanya satu hal yang Anda perlu ingat bahwa kegiatan pengendalian mutu dalam perusahaan mempunyai ruang lingkup sebagai berikut.

Walaupun unit kerja pengendali mutu produk (jasa) hanya merupakan suatu unit di bawah divisi produksi, namun divisi-divisi lain pun sebenarnya turut bertanggung jawab atas mutu barang yang dihasilkan. Oleh karena itu, sebenarnya seluruh divisi sangat berperan dalam pengendalian mutu. Walaupun tugas dan tanggung jawab terbesar adalah di divisi produksi, khususnya unit quality control, namun semua karyawan sesungguhnya harus bertanggung jawab atas mutu barang yang dihasilkan.

Kasus di perusahaan penerbitan

Dalam rangka mencetak buku untuk masyarakat, mutu buku tersebut tergantung pada hal-hal sebagai berikut. Pertama, penulis yang andal dalam penguasaan materi dan mampu menyusun bahasa tulis yang baku dan jelas (bahan baku). Kedua, ketelitian para editor, korektor, setter, layouter, desainer, dan semua bagian produksi. Bila staf-staf tersebut ceroboh maka buku yang dihasilkan adalah buku yang tidak dimengerti oleh pembacanya. Tetapi, bila semua staf tersebut teliti dan ahli di bidangnya masing-masing maka buku yang diterbitkan adalah buku yang bagus dan dimengerti pembacanya. Jadi, jelas bahwa dalam membuat sesuatu barang, seluruh karyawan yang terlibat dalam proses pembuatannya turut bertanggung jawab atas mutu barang atau jasa yang dihasilkan. Demikian pula pada usaha-usaha lainnya.

Intinya, mutu suatu produk tergantung pada seluruh unit-unit kerja yang terdapat di perusahaan bersangkutan. Bukan saja tanggung jawab unit produksi, tetapi unit-unit lain pun turut bertanggung jawab. Bukan saja tanggung jawab manajer produksi, tetapi juga seluruh pimpinan paling atas sampai karyawan terendah.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fatah Nurdin MT.PENGENDALIAN MUTU 12