62
Markas Pusat Palang Merah Indonesia Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 96, Jakarta 12790 - Indonesia Telp. +62 21 7992325, Fax. +62 21 7995188 Email: [email protected] website: www.palangmerah.org 9 789793 575353 > ISBN 979357535-2

14 Panduan RFL

Embed Size (px)

Citation preview

I SBN 9 7 9 3 5 7 5 3 5 - 2

9 789793 575353 >

Markas Pusat Palang Merah Indonesia Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 96, Jakarta 12790 - Indonesia Telp. +62 21 7992325, Fax. +62 21 7995188 Email: [email protected] website: www.palangmerah.org

82

(Restoring Family Links-RFL)

Panduan Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL)

I SBN 9 7 9 3 5 7 5 3 6 - 0

9 789793 575360 >

Markas Pusat Palang Merah Indonesia Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 96, Jakarta 12790 - Indonesia Telp. +62 21 7992325, Fax. +62 21 7995188 Email: [email protected] website: www.palangmerah.org

Prinsip-prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah InternasionalKemanusiaan:

Kesamaan:

Dasar Gerakan.

:

PANDUAN PEMULIHAN HUBUNGAN KELUARGA RESTORING FAMILY LINKS (RFL)

2008

PRAKATADi seluruh Indonesia, keluarga-keluarga yang tidak berdosa menjadi terpisah akibat keadaan yang terjadi di luar kendali mereka. Situasi seperti bencana, konflik, dan migrasi mengakibatkan keluarga terpisah. Tsunami yang melanda Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara hampir empat tahun yang lalu masih segar dalam ingatan kita, dan demikian juga gempa bumi yang menghantam Yogyakarta dan Jawa Tengah satu setengah tahun yang lalu. Bencana-bencana ini memorakporandakan kehidupan manusia di daerahdaerah yang terkena dampak, mengakibatkan keluarga-keluarga terpisah dan tidak mengetahui keberadaan atau nasib orang-orang yang mereka kasihi. Bencana yang terjadi di NAD dan Yogyakarta/Jawa Tengah tersebut merupakan peringatan keras bagaimana sebuah bencana dapat menghancurkan keluarga-keluarga. Bermitra dengan Komite Internasional Palang Merah (ICRC), staf dan relawan PMI menanggapi permohonan dan membantu banyak keluarga. Sehubungan dengan hal ini, PMI memutuskan untuk mengembangkan lebih lanjut pelayanan "Pemulihan Hubungan Keluarga" (Restoring Family Links atau RFL). Melalui kegiatan "Pemulihan Hubungan Keluarga" (RFL), PMI berusaha mendapatkan informasi yang bisa memberikan kepastian kepada keluarga yang kehilangan kontak dengan orang yang mereka kasihi akibat bencana, konflik, atau situasi kemanusiaan lain, yaitu kepastian tentang nasib anggota keluarga mereka yang hilang. Satu hal positif dari terjadinya bencana di atas adalah bahwa kita memperoleh kesempatan untuk mempelajari hal-hal baru terkait dengan RFL. Kita berharap pelajaran-pelajaran baru ini dapat berguna bagi mereka yang memerlukannya. Saya menyambut baik penerbitan buku panduan RFL ini, yang akan berguna sebagai suatu kerangka kerja untuk memandu relawan dan staf PMI dalam memberikan pelayanan kepada yang membutuhkan di masyarakat. Akhirnya, pada kesempatan ini saya ingin menegaskan kembali dukungan saya kepada Pelayanan RFL PMI terkait dengan tekad mereka untuk menjadi mitra yang kuat dan terkemuka dalam Jaringan Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL) Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

Judul :

PANDUAN PEMULIHAN HUBUNGAN KELUARGA (RESTORING FAMILY LINKS)Buku ini merupakan hasil kerjasama antara Palang Merah Indonesia (PMI) dan International Committee of the Red Cross (ICRC) Delegasi Indonesia. Buku panduan ini bertujuan untuk memberi kelengkapan PMI Daerah dan Cabang dengan pengetahuan yang cukup dan prosedur administrasi dalam rangka memberikan pelayanan RFL ketika dibutuhkan. Buku Panduan RFL dibuat dengan tujuan: untuk menyediakan pengetahuan dan petunjuk dalam rangka pemberian pelayanan RFL, untuk PMI Pusat, Daerah dan Cabang dapat melengkapi PMI Daerah dan Cabang dengan perlengkapan referensi RFL, serta untuk training kepada

Penerbit: Palang Merah Indonesia (PMI) Didukung oleh: International Committee of the Red Cross (ICRC) Design & Layout : Redshop (Design) Copyright 2008 All right reserved Cetakan 1, Juli 2008 ISBN : 978-979-3575-36-0

Jakarta, 28 April 2008 Ketua Umum,

MARIE MUHAMMAD

iii

DAFTAR ISIPendahuluan ............................................................................................ 1 1. Dasar Hukum dan Peran Komponen-komponen Gerakan dalam ................................ 4 Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL) ................................................................ 5 1.1 Dasar Hukum .................................................................................... 5 1.1.1 Konvensi-konvensi Jenewa dan Protokol-protokol Tambahannya ................ 5 1.1.2 Anggaran Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional .... 6 1.1.3 Resolusi-resolusi Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ...................................................................... 6 1.2 Peran Komponen-komponen Gerakan dalam Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL).................................................................................... 7 1.2.1 Peran PMI sebagai sebuah Perhimpunan Nasional ................................... 8 1.2.2 Peran ICRC ............................................................................... 8 1.2.3 Peran Sekretariat Federasi Internasional ............................................ 9 1.3 Badan Pencarian Pusat (Central Tracing Agency) ............................................ 10 1.4 Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL) pada PMI ............................................... 11 1.4.1 Sejarah Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL) PMI ................................... 11 1.4.2 Struktur Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL) ....................................... 11 2. Kegiatan Pencarian (Tracing) ........................................................................ 14 2.1 Bekerja dengan Penerima Bantuan (Beneficiaries) .......................................... 15 2.1.1 Masalah yang Dihadapi oleh Anggota Keluarga yang Terpisah ...................... 15 2.1.2 Memberikan Dukungan kepada Penerima Bantuan .................................. 15 2.1.3 Keterampilan Dasar dalam Mewawancarai .......................................... 16 2.1.4 Kerahasiaan .............................................................................. 19 2.2 Berita Palang Merah (Red Cross Message / RCM) ............................................. 19 2.2.1 Ikhtisar ................................................................................... 19 2.2.2 Apakah itu Berita Palang Merah (RCM)? ............................................... 20 2.2.3 Kriteria Penerimaan untuk RCM ....................................................... 20 2.2.4 Meneruskan RCM ........................................................................ 23 2.2.5 Mengantarkan RCM kepada Penerima dan Mengumpulkan Balasan ............... 24 2.2.6 Tidak ada Balasan & RCM yang Tak Berhasil Disampaikan - BTS (Back to Sender/ Kembali ke Pengirim) .............................................. 25 2.2.7 Statistik Bulanan RCM .................................................................. 26 2.3 Permohonan Pencarian (Tracing Request) .................................................... 26 2.3.1 Ikhtisar ................................................................................... 26 2.3.2 Apakah itu Permohonan Pencarian? ................................................... 26 2.3.3 Kriteria Penerimaan untuk Permohonan Pencarian ................................. 27 2.3.4 Kasus Pencarian atas Dasar Kemanusiaan & Kasus Sosial ........................... 33 2.3.5 Permohonan Pencarian yang Dikumpulkan di Indonesia /PMI Berhubungan dengan Pemohon ........................................................................ 33 2.3.6 Permohonan Pencarian yang Diterima untuk Ditindaklanjuti / PMI Bertanggung jawab Melaksanakan Pencarian atas Orang yang Dicari ............. 33 2.3.7 Menetapkan Prioritas ................................................................... 34 2.3.8 Masalah Keamanan .............................................................. 34

v

2.3.9 Jalur-jalur Pencarian / Pencarian Aktif (Active Tracing) ......................... ........... 2.3.10 Pencarian melalui Media dan Poster Publik ........................................... 2.3.11 Permohonan Pencarian yang Diterima Langsung di Subdivisi RFL PMI Pusat .................................................................................. 2.3.12 Kasus-kasus di mana Orang yang Dicari Berhasil Ditemukan / Penutupan Positif Kasus .............................................................................. 2.3.13 Kasus-kasus di mana Orang yang Dicari Tidak Berhasil Ditemukan / Penutupan Negatif Kasus ............................................................................. 2.3.14 Penyebab Lain bagi Penutupan Sebuah Kasus Pencarian / Penutupan Negatif.................................................................................. .. 2.3.15 Publikasi Cerita Kasus yang Berhasil................................................... 2.3.16 Statistik Bulanan Permohonan Pencarian ............................................. 2.4 Permohonan Informasi Kesejahteraan (Welfare Request) ................................... 2.4.1 Ikhtisar .................................................................................... 2.4.2 Kriteria Penerimaan ..................................................................... 2.4.3 Statistik Bulanan Permohonan Informasi Kesejahteraan ........................ ... 2.5 Pencarian untuk Kepentingan Anak Tanpa Pendamping / Anak Terpisah / Orang Dewasa Rentan ............................................................................ 2.5.1 Ikhtisar .................................................................................... 2.5.2 Tugas Utama PMI ......................................................................... 2.5.3 Pendaftaran .............................................................................. 2.5.4 Pemrosesan ............................................................................ .. 2.5.5 Verifikasi Hubungan antara Anak Tanpa Pendamping dan Orang Dewasa yang Mengaku sebagai Orangtuanya ................................................... 2.5.6 Memelihara Hubungan Selama Terpisah ............................................... 2.5.7 Penyatuan Kembali Keluarga ........................................................... 2.5.8 Tugas-tugas Administratif Khusus ...................................................... 2.5.9 Penutupan Kasus ......................................................................... 2.5.10 Statistik Bulanan tentang Anak Tanpa Pendamping, Anak Terpisah, dan Orang Dewasa Rentan ................................................................... 2.6 Penyatuan Kembali Keluarga .................................................................... 2.6.1 Hak atas Penyatuan Kembali Keluarga ................................................. 2.6.2 Peran Pelayanan RFL PMI dalam Penyatuan Kembali Keluarga ...................... 2.6.3 Proses Penyatuan Kembali .............................................................. 2.6.4 Statistik Bulanan Penyatuan Kembali Keluarga ...................................... 3. Prosedur Administratif ................................................................................ 3.1 Struktur Pelayanan RFL .......................................................................... 3.1.1 Ikhtisar ................................................................................. ... 3.1.2 Permohonan yang Datang dari Luar Negeri untuk Diproses di Dalam Negeri.... .. 3.1.3 Permohonan ke Luar Negeri untuk Diproses di Luar Negeri ......................... 3.1.4 Permohonan dari Dalam Negeri untuk Diproses di Dalam Negeri ................... 3.2 Mendaftar Permohonan .......................................................................... 3.2.1 Permohonan dari Luar Negeri untuk Diproses di Dalam Negeri ...................... 3.2.2 Permohonan ke Luar Negeri untuk Diproses di Luar Negeri .......................... 3.2.3 Permohonan dari Dalam Negeri untuk Diproses di Dalam Negeri ...................

34 37 38 38 39 39 40 40 40 40 40 42 43 43 43 44 46 48 48 48 49 49 49 50 50 51 52 53 54 55 55 55 56 57 58 58 59 59

3.2.4 Buku Registrasi Permohonan Pencarian dan Permohonan Informasi Kesejahteraan ......................................................................... 59 3.2.5 Buku Registrasi RCM ................................................................... 61 3.3 Membuka Kasus ................................................................................ 62 3.3.1 Prosedur Kartu Indeks ................................................................ 63 3.3.2 Membuat Berkas/File Individual .................................................... 65 3.3.3 Menyimpan Berkas/File .............................................................. 65 3.3.4 Lembar Ringkasan Kasus (Case Summary Sheet) .................................. 65 3.3.5 Catatan Kasus (Case Notes) .......................................................... 66 3.4 Formulir Standar .............................................................................. 67 3.5 Memproses Surat Menyurat .................................................................. 67 3.5.1 Surat Masuk ............................................................................ 67 3.5.2 Surat Keluar ............................................................................ 68 3.6 Peninjauan Ulang Kasus (Case Review) ..................................................... 68 3.6.1 Sistem Peninjauan Ulang ............................................................. 70 3.6.2 Slip Peninjauan Ulang ................................................................. 70 3.6.3 Kotak Peninjauan Ulang ............................................................... 70 3.6.4 Pedoman Peninjauan Ulang .......................................................... 70 3.7 Menutup Kasus ................................................................................. 72 3.7.1 Hasil Kasus ............................................................................. 72 3.7.2 Prosedur Penutupan Kasus ........................................................... 72 3.8 Statistik Bulanan .............................................................................. 73 3.9 Audit Kasus ..................................................................................... 73 3.9.1 Tujuan .................................................................................. 73 3.9.2 Checklist untuk Audit Kasus Tahunan ............................................... 74 4. Lampiran-lampiran ................................................................................. 75 4.1 Formulir-formulir Standar .................................................................... 75 4.1.1 Formulir Berita Palang Merah (RCM) ............................................... 75 4.1.2 Formulir Konfirmasi Penyerahan RCM .............................................. 77 4.1.3 Formulir "BTS" (Kembali ke Pengirim) .............................................. 78 4.1.4 Formulir Permohonan Pencarian ................................................... 79 4.1.5 Checklist Permohonan Pencarian ................................................... 83 4.1.6 Checklist Permohonan Informasi Kesejahteraan .................................. 84 4.1.7 Formulir Pendaftaran Anak Tanpa Pendamping dan Anak Terpisah .............. 85 4.1.8 Checklist Anak Tanpa Pendamping dan Anak Terpisah ............................ 89 4.1.9 Sertifikat Serah Terima Penyatuan Kembali keluarga ........................... 90 4.1.10 Kartu Indeks ........................................................................... 91 4.1.11 Lembar Ringkasan Kasus ............................................................. 92 4.1.12 Catatan Kasus ......................................................................... 93 4.1.13 Slip Peninjauan Ulang ................................................................ 93 4.1.14 Formulir Statistik Bulanan .......................................................... 94 4.2 Contoh-contoh Surat .......................................................................... 97 4.2.1 Surat Laporan Sementara dari PMI Cabang kepada Pengurus PMI Daerah ............................................................................. 97 4.2.2 Surat Pengantar RCM Baru dari PMI Cabang kepada Pengurus PMI Daerah ............................................................................. 98

vi

vii

4.2.3 Surat Pengantar Permohonan Pencarian Baru dari PMI Cabang kepada Pengurus PMI Daerah ................................................................ 99 4.2.4 Surat Pengantar Permohonan Informasi Kesejahteraan Baru dari PMI Cabang kepada Pengurus PMI Daerah ....................................................... 100 4.3 Lain-lain ....................................................................................... 101 4.3.1 Buku Registrasi Permohonan Pencarian dan Permohonan Informasi Kesejahteraan ........................................................................ 101 4.3.2 Buku Registrasi RCM .................................................................. 101

DAFTAR SINGKATANPT I PT II BTS CTA KJ ICRC FEDERASI INTERNASIONAL PROTOKOL TAMBAHAN PERTAMA UNTUK KONVENSIKONVENSI JENEWA, 1977 PROTOKOL TAMBAHAN KEDUA UNTUK KONVENSI-KONVENSI JENEWA, 1977 KEMBALI KE PENGIRIM (BACK TO SENDER) BADAN PENCARIAN PUSAT (CENTRAL TRACING AGENCY) KONVENSI JENEWA KOMITE INTERNASIONAL PALANG MERAH (INTERNATIONAL COMMITTEE OF THE RED CROSS) FEDERASI INTERNASIONAL PERHIMPUNAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH (INTERNATIONAL FEDERATION OF RED CROSS AND RED CRESCENT SOCIETIES) PENGUNGSI INTERNAL (INTERNALLY DISPLACED PERSON) HUKUM PERIKEMANUSIAAN INTERNASIONAL (INTERNATIONAL HUMANITARIAN LAW) SEMUA KOMPONEN GERAKAN PALANG MERAH/BULAN SABIT M E R A H I N T E R N A S I O N A L , YA I T U P E R H I M P U N A N PERHIMPUNAN NASIONAL, ICRC, DAN FEDERASI INTERNASIONAL PERHIMPUNAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH (IFRC) PERHIMPUNAN-PERHIMPUNAN NASIONAL PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH (HINGGA SEPTEMBER 2007 TERDAPAT 186 PERHIMPUNAN NASIONAL. CATATAN: HANYA SATU PERHIMPUNAN NASIONAL DI SETIAP NEGARA.) BIRO INFORMASI NASIONAL (NATIONAL INFORMATION BUREAU) PALANG MERAH INDONESIA PMI TINGKAT NASIONAL PMI TINGKAT PROVINSI PMI TINGKAT KABUPATEN/KOTA BERITA PALANG MERAH (RED CROSS MESSAGE) PEMULIHAN HUBUNGAN KELUARGA (RESTORING FAMILY LINKS) ANAK TANPA PENDAMPING (UNACCOMPANIED CHILDREN) ANAK TERPISAH ( SEPARATED CHILDREN) Antar Cabang dalam satu Daerah Alur surat datang Alur surat balik

IDP HPI GERAKAN

PERHIMPUNAN NASIONAL

NIB PMI PMI PUSAT PMI DAERAH PMI CABANG RCM RFL UC SC

viii

1

PendahuluanKonflik dan bencana menyebabkan banyak penderitaan. Namun, salah satu akibat paling memilukan yang bisa terjadi ialah ketika anggota keluarga kehilangan kontak dengan satu sama lain dan mereka tidak dapat memastikan apa yang telah terjadi pada anak-anak, kakak, adik, istri, suami, atau nenek/kakek mereka. Pemulihan Hubungan Keluarga untuk para korban bencana dan konflik adalah salah satu kegiatan Gerakan Palang Merah/Bulan Sabit Merah Internasional yang sudah berjalan lama. Pelayanan tersebut dilaksanakan oleh Gerakan sejak 1870, tetapi Henry Dunant sendiri telah melakukan kegiatan pemulihan hubungan keluarga pada tahun 1859, seusai pertempuran di Solferino. Perhimpunan-perhimpunan Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di seluruh dunia merupakan sebuah jaringan luar biasa yang membentuk sebuah sistem global untuk pemulihan hubungan keluarga. PMI adalah bagian yang penting dalam rantai global ini, dan diharapkan PMI dapat menjalankan perannya dalam jaringan RFL internasional tersebut. Apakah itu mengumpulkan atau menyampaikan Berita Palang Merah (RCM) atau membuka atau melaksanakan permohonan informasi pencarian, PMI harus berusaha sebaik-baiknya untuk menjadi bagian yang kuat dalam sistem RFL global ini. Jaringan internasional kegiatan RFL Palang Merah dan Bulan Sabit Merah tersebut harus efisien supaya pelayanan RFL dapat diakses oleh semua orang yang membutuhkan. Demikian pula, jaringan RFL di lingkungan PMI, yaitu antara PMI Pusat, PMI Daerah, dan PMI Cabang, harus kuat supaya dapat memberikan pelayanan RFL secara efektif kepada para penerima bantuan (beneficiaries). Buku Panduan Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL) ini merupakan pedoman praktis untuk mengembangkan dan memelihara pelayanan pencarian yang efektif dan efisien. Isi Buku Panduan RFL ini meliputi: hukum dan peran komponen-komponen Gerakan dalam Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL) u Kebijakan dan prosedur untuk melaksanakan kegiatan RFL u Prosedur administratif RFL. Penyusunan Buku Panduan RFL ini merupakan prakarsa bersama antara Palang Merah Indonesia (PMI) dan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) Delegasi Indonesia. Buku Panduan RFL ini bertujuan untuk melengkapi PMI Daerah dan PMI Cabang dengan pengetahuan dan prosedur administratif yang diperlukan untuk memberikan pelayanan RFL ketika diperlukan. Buku Panduan RFL ini dirancang untuk tujuan berikut:u Memberikan petunjuk dan pengetahuan mengenai pelaksanaan pelayanan RFL u Dasar

National Red Cross and Red Crescent Societies, 2000. Semua bagian dalam Buku Panduan ini ditulis sesuai dengan buku panduan dari Central Tracing Agency tersebut. Buku referensi lain yang juga digunakan dalam penyusunan Buku Panduan ini adalah: Management of Dead Bodies after Disasters : Field Manual for First Responders (Pan PAHO, WHO, ICRC, IFRC 2006) dan Inter-Agency Guiding Principles on Unaccompanied and Separated Children (ICRC, UNHCR, UNICEF, World Vision International, Save the Children UK & International Rescue Committee 2004). Sarana RFL dari beberapa Perhimpunan Nasional (Palang Merah Australia, Palang Merah Sri Lanka, dan Palang Merah Swedia) juga digunakan sebagai bahan referensi.

PMI Pusat, PMI Daerah, dan PMI Cabang dengan sarana acuan RFL yang penting u Melatih relawan dan staf RFL. Buku Panduan RFL ini merupakan gabungan antara kebijakan serta prosedur RFL dari PMI Pusat dan kebijakan serta prosedur RFL yang direkomendasikan oleh Central Tracing Agency (Badan Pencarian Pusat) dalam buku panduannya yang berjudul "Restoring Family Links - a guide for

u Melengkapi

2

3

DASAR HUKUM DAN PERANKomponen-komponen Gerakan dalam Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL)

4

1

Dasar Hukum Dan Peran Komponen-komponen Gerakan dalam Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL)

Dasar Hukum Dan Peran Komponen-komponen Gerakan dalam Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL)

Informasi Nasional, yang selanjutnya harus diteruskan kepada pihak lawan melalui perantaraan Central Information Agency/CTA atau The Protecting Power/ Otoritas Pelindung (KJ II, Ps. 122-125). Secara umum, informasi semacam itu tersedia di kartu tawanan (capture card), kartu internir (internment card), surat keterangan tentang kondisi medis orang terlindungi yang menjadi korban luka atau korban sakit, dan berkas/file perpindahan orang terlindungi, ditransfer, dibebaskan, direpatriasi, melarikan diri, dirawat di rumah sakit, lahir, dan/atau meninggal. Pasal 138 KJ IV mengatur perihal jenis informasi yang perlu diterima dan diteruskan oleh Biro Informasi Nasional dan menguraikan tujuan informasi tersebut, yaitu untuk memungkinkan dilakukannya identifikasi secara cermat/tanpa salah terhadap orang-orang terlindungi dan dilakukannya pemberitahuan secara cepat kepada kerabat terdekat.

1.1 Dasar Hukum1.1.1 Konvensi-konvensi Jenewa dan Protokol-protokol Tambahannya

Keempat Konvensi Jenewa tahun 1949 (KJ) dan Protokol Tambahannya yang pertama tahun 1977 (PT I) menyikapi masalah perlindungan bagi orang-orang yang terkena dampak konflik bersenjata internasional. Mereka terutama adalah anggota angkatan bersenjata yang terluka atau sakit dalam perang di darat atau di laut, anggota dinas medis militer, dan tawanan perang (prisoners of war). Yang juga dilindungi adalah orang sipil, misalnya: warga asing (termasuk pengungsi eksternal) yang berada di wilayah pihak yang terlibat konflik, penduduk sipil di wilayah pendudukan, tahanan dan internir sipil, serta pekerja kesehatan dan keagamaan yang dimiliki oleh organisasi-organisasi bantuan sipil. Protokol Tambahan yang kedua tahun 1977 (PT II) dan Pasal 3 ketentuan yang sama pada keempat Konvensi Jenewa menyangkut masalah perlindungan dalam situasi konflik bersenjata non-internasional bagi orang-orang yang tidak, atau tidak lagi, ikut serta dalam pertempuran. Pasal 3 ketentuan yang sama terdiri dari aturan-aturan dalam jumlah minimum yang wajib dilaksanakan setiap saat oleh pihak-pihak yang bertikai. Secara keseluruhan, aturan-aturan ini sering kali kurang rinci dibandingkan dengan aturan-aturan yang berlaku dalam konflik bersenjata internasional. Dalam situasi kekerasan lain yang dalam buku panduan ini disebut sebagai "gangguan dalam negeri" maka ketentuan dari Konvensi-konvensi Jenewa hanya dapat diterapkan secara analogi. Meskipun demikian, negara-negara harus menghormati sejumlah tertentu prinsipprinsip kemanusian yang bersifat univesal dan instrumen-instrumen hak azasi manusia (HAM) yang telah mereka ratifikasi. Mengenai pemulihan hubungan keluarga (RFL), Konvensi-konvensi Jenewa menetapkan peran dari:

u Meneruskan

berita keluarga, ini terutama berkaitan dengan hak tawanan perang dan internir untuk mengirim dan menerima surat serta kartu (KJ III, Ps. 71 dan KJ IV, Ps. 107) dan hak individu untuk menerima kabar dari keluarga (KJ IV, Ps. 25). Konvensi-konvensi Jenewa menguraikan bentuk korespondensi (surat menyurat) yang boleh dipakai, bagaimana cara memeriksa isi beritanya, dan dalam keadaan seperti apa surat menyurat tersebut dibebaskan dari biaya pos. Konvensi-konvensi Jenewa juga menetapkan kewajiban negara-negara peserta untuk meneruskan barang-barang pribadi.

u Mencari orang hilang,

ini terutama terkait dengan hak keluarga untuk mengetahui nasib anggota mereka (PT I, Ps. 32-34) dan kewajiban Negara-negara Peserta untuk memberikan semua data rinci untuk keperluan mengidentifikasi orang-orang terlindungi yang sudah tewas serta data rinci tentang keberadaan kuburan mereka (KJ III, Ps. 120 dan KJ IV, Ps. 130).

u Menyatukan

kembali keluarga, ini terutama menyangkut langkah-langkah yang harus diambil untuk mengevakuasi anak-anak (PT I, Ps. 78), mempersatukan keluarga yang terpisah (KJ IV, Ps. 26 dan PT I, Ps. 74), dan mentransfer atau merepatriasi tawanan perang atau orang-orang terlindungi lainnya (KJ III, Ps. 119, KJ IV, Ps. 128, 134, dan 135).

-

National Information Bureau atau Biro Informasi Nasional: KJ III, Ps. 112 dan KJ IV, Ps. 136 Central Information Agency/CTA dan Komite Internasional Palang Merah (ICRC): KJ III, Ps. 123 dan KJ IV, Ps. 140

1.1.2

Anggaran Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

Kegiatan-kegiatan yang diatur oleh Konvensi-konvensi Jenewa dan Protokol-protokol Tambahannya dapat dikelompokkan dalam empat judul:

u Mengumpulkan,

Peran umum Perhimpunan-perhimpunan Nasional, ICRC, dan Federasi Internasional ditetapkan masing-masing dalam Pasal 3, 5, dan 6 dari Anggaran Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Anggaran Dasar tersebut mengakui hak prakarsa ICRC

mencatat, dan meneruskan informasi untuk tujuan mengidentifikasi tawanan perang, tahanan sipil, korban luka, korban sakit, atau korban tewas dan orang-orang lain yang berhak memperoleh perlindungan. Dalam konflik bersenjata internasional, informasi semacam ini dikumpulkan oleh Biro

6

5

Dasar Hukum Dan Peran Komponen-komponen Gerakan dalam Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL)

Dasar Hukum Dan Peran Komponen-komponen Gerakan dalam Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL)

internal, pengungsi eksternal, pencari suaka, dan lain sebagainya). Bilamana Gerakan bertindak sebagai jaringan RFL seperti itu sesuai potensinya, maka hasil yang dicapainya bisa lebih besar daripada hasil yang dicapai oleh organisasi kemanusiaan lain manapun di dunia. Perjanjian mengenai Pengaturan Kegiatan Internasional Komponen-komponen Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (Perjanjian Seville, November 1977) dan Pengaturan Pelengkap selanjutnya (Seoul, November 2005) menitikberatkan kembali sangat pentingnya pengkoordinasian bagi kegiatan yang dilakukan oleh komponen-komponen Gerakan dalam rangka mengoptimalkan bantuan bagi para korban.

(Komite Internasional Palang Merah), yaitu hak yang memungkinkan lembaga tersebut untuk menawarkan pelayanan-pelayanannya dalam situasi-situasi yang belum dicakup oleh Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI), misalnya situasi gangguan dalam negeri (Ps. 5.2d dan 5.3).

1.1.3

Resolusi-resolusi Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

1.2.1

Peran PMI sebagai sebuah Perhimpunan Nasional

Fungsi Perhimpunan Nasional ditetapkan dalam Pasal 3 Anggaran Dasar Gerakan. Setiap Perhimpunan Nasional menjalankan kegiatan kemanusiaannya sesuai dengan anggaran dasar masing-masing dan peraturan perundang-undangan nasional yang berlaku dan bertindak sebagai pendukung pihak berwenang negara masing-masing di bidang kemanusiaan. Peran mereka terutama adalah membantu korban konflik bersenjata sebagaimana ditetapkan dalam Konvensi-konvensi Jenewa dan korban bencana alam serta korban keadaan-keadaan darurat lainnya yang membutuhkan bantuan [Ps. 3(1) dan 3(2)]. Perjanjian Seville menggarisbawahi bahwa Perhimpunan Nasional bertanggungjawab mengembangkan diri sendiri. Sebagaimana dijelaskan dalam Resolusi XVI Konferensi Internasional ke-25, yang mengakui "tanggung jawab Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dalam membantu memulihkan, atau memelihara, kontak antara anggota keluarga yang terpisah akibat konflik bersenjata, ketegangan, atau bencana alam, maka PMI dan Perhimpunan-perhimpunan Nasional lain mempunyai peran penting sebagai komponen Jaringan RFL internasional. Perhimpunan-perhimpunan Nasional harus melakukan kegiatannya selama kebutuhan RFL masih ada, dan ini bisa berarti sampai jauh sesudah berakhirnya konflik, bencana alam, bencana akibat perbuatan manusia, atau situasi darurat lainnya. Perhimpunan Nasional juga diajak untuk bertindak sesuai dengan resolusi-resolusi Konferensi Regional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah maupun dengan kerangka kerja kebijakan yang dibentuk dengan Federasi Internasional. Hal ini mencakup migrasi maupun bencana alam dan bencana akibat perbuatan manusia. Sejalan dengan tanggung jawab Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah untuk membantu memelihara dan memulihkan keutuhan keluarga, Perhimpunan Nasional harus mengintegrasikan pelayanan RFL mereka dalam rencana kerja keseluruhan. Mereka juga harus membuat publik, organisasi-organisasi kemanusiaan, dan pemerintah menaruh perhatian kepada kegiatan dan makna dari pelayanan RFL mereka. Setiap Perhimpunan Nasional bertanggungjawab untuk mendirikan atau mengkonsolidasikan sebuah jaringan RFL nasional yang efektif, dan seorang penanggungjawab RFL harus ditunjuk dengan jelas di setiap Perhimpunan Nasional. Tergantung pada keadaan yang ada,

Setiap empat tahun, komponen-komponen Gerakan dan Negara-negara Peserta Konvensikonvensi Jenewa mengadakan Konferensi Internasional yang berpuncak pada diadopsinya sejumlah resolusi bersama (joint resolutions) mengenai pemberian perlindungan dan bantuan bagi orang-orang yang terkena dampak situasi konflik bersenjata, gangguan dalam negeri, atau bencana alam. Negara-negara dan/atau komponen-komponen Gerakan merumuskan resolusi-resolusi tersebut sebagai permohonan atau rekomendasi untuk ditindaklanjuti. Ada resolusi yang secara spesifik menyangkut orang-orang yang dilaporkan hilang atau orangorang yang tewas selama konflik bersenjata, keluarga-keluarga yang terpisah, pengungsi internal (internally displaced persons atau IDPs), atau pengungsi eksternal (refugees). Resolusi-resolusi semacam ini bertujuan memelihara keutuhan keluarga melalui kegiatan pencarian dan penyatuan kembali anggota keluarga dan kegiatan pengiriman data pribadi yang penting bagi pelaksanaan kedua tugas tersebut. Resolusi-resolusi tersebut menyikapi masalah pemberian perlindungan bagi anak-anak tanpa pendamping (unaccompanied children) dan anak-anak dalam kesulitan (minors in difficulties) serta menyebutkan langkahlangkah yang perlu diambil untuk mempertemukan mereka dengan keluarga. Akhirnya, resolusi-resolusi tersebut mengimbau pemerintah-pemerintah agar menghindari penghilangan paksa (forced or involuntary disappearances) serta menegaskan perlunya memastikan nasib orang-orang yang hilang. Resolusi XXI Konferensi Internasional ke-24 (Manila, 1981) dan Resolusi XV dan XVI Konferensi Internasional ke-25 (Jenewa, 1986) mempunyai nilai khusus karena resolusi-resolusi tersebut menetapkan peran Gerakan di bidang pemulihan hubungan keluarga (RFL) dan peran CTA dalam pemberian koordinasi dan pertimbangan teknis. Peran ini ditegaskan kembali dalam Resolusi 2D dari Konferensi Internasional ke-26 (Jenewa, 1995).

1.2

Peran Komponen-komponen Gerakan dalam Pemulihan Hubungan Keluarga (Restoring Family Links - RFL)

Kekuatan utama Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, terutama terkait dengan tugas RFL-nya, ialah bahwa Gerakan mempunyai potensi untuk menjadi jaringan RFL sedunia dan sekaligus mempunyai jaringan akar-rumput di setiap negara, yang menggunakan prinsipprinsip yang sama dan cara kerja yang sama bilamana timbul kebutuhan apapun status hukum orang-orang yang bersangkutan (tawanan perang, internir sipil, masyarakat lokal, pengungsi

8

7

Dasar Hukum Dan Peran Komponen-komponen Gerakan dalam Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL)

Dasar Hukum Dan Peran Komponen-komponen Gerakan dalam Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL)

pemimpin (lead role) menyangkut kegiatan-kegiatan pengembangan yang dilakukan oleh Perhimpunan-perhimpunan Nasional dan menyangkut pengkoordinasian dukungan pengembangan kelembagaan yang diberikan kepada Perhimpunan-perhimpunan Nasional. Walaupun Konvensi-konvensi Jenewa ataupun Anggaran Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional tidak secara spesifik menyebutkan peran yang harus dimainkan oleh Federasi Internasional dalam pemulihan hubungan keluarga (RFL), Sekretariat Federasi mengupayakan koordinasi dengan ICRC agar kegiatan RFL diintegrasikan ke dalam rencana pengembangan Perhimpunan Nasional dan agar rencana kesiap siagaan bencana dan rencana tanggap darurat bencana menitikberatkan peran dan pentingnya kegiatan pencarian (tracing). Bilamana terjadi bencana alam atau bencana akibat ulah manusia, Sekretariat memastikan agar evaluasi tentang situasi yang ada mencerminkan kebutuhan RFL dan kemampuan tanggap darurat yang dimiliki oleh Perhimpunan Nasional di negara yang tertimpa bencana tersebut. Peran Sekretariat juga mencakup bertindak sebagai penghubung dengan ICRC, khususnya CTA (agar ICRC dapat melaksanakan peran pemimpinnya), dan bekerja sama dalam pengerahan utusan-utusan pencarian (tracing delegates) ke lapangan.

Perhimpunan Nasional perlu bekerja sama dengan pelayanan RFL dari Perhimpunanperhimpunan Nasional lain, CTA (Central Tracing Agency), dan / atau delegasi-delegasi ICRC yang terkait. Perhimpunan Nasional harus memutuskan tindakan seperti apa yang perlu diambil dalam bencana nasional dan boleh meminta bantuan ICRC bilamana kebutuhan tanggapan RFL yang ada melebihi batas kemampuannya.

1.2.2

Peran ICRC

1.3

Badan Pencarian Pusat (Central Tracing Agency)

Sebagai institusi yang netral dan independen (mandiri), ICRC mempunyai peran untuk memberikan perlindungan dan bantuan kepada korban dari konflik bersenjata internasional ataupun non-internasional, gangguan dalam negeri, dan dampak langsung situasi-situasi tersebut, baik korban di kalangan militer maupun di kalangan sipil. ICRC juga mengawasi kegiatan Badan Pencarian Pusat (Central Tracing Agency/CTA) sebagaimana ditetapkan dalam Konvensi-konvensi Jenewa dan ditegaskan kembali dalam Pasal 5 Anggaran Dasar Gerakan. HPI sangat menekankan pentingnya pemeliharaan dan pemulihan hubungan keluarga. ICRC mempunyai tugas penting untuk mengingatkan pihak-pihak berwenang akan kewajiban yang mereka punyai dan untuk melakukan kegiatan langsung di lapangan. Menyangkut pemulihan hubungan keluarga (RFL), Konferensi Internasional ke-25 dan ke-26 (Jenewa, 1986 dan 1995), di mana negara-negara meminta perhatian semua pihak terhadap peran ICRC dan CTA sebagai koordinator dan penasihat teknis bagi Perhimpunan-perhimpunan Nasional dan pemerintah-pemerintah, menegaskan kembali peran ICRC di bidang tersebut. Sebagai Koordinator, CTA bertanggungjawab untuk memutuskan tindakan seperti yang harus diambil dalam konflik bersenjata atau situasi gangguan dalam negeri. CTA memastikan terpeliharanya keterpaduan dalam jaringan RFL Gerakan dan menyediakan metodologi serta pedoman bagi Perhimpunan-perhimpunan Nasional. Sebagai penasihat teknis, CTA menetapkan sekumpulan praktik kerja untuk diadopsi oleh pelayanan pencarian (tracing services) Perhimpunan-perhimpunan Nasional. Seminar-seminar pelatihan dan pertemuanpertemuan regional diadakan dengan tujuan untuk menghimpun pengalaman dan mengkonsolidasikan pengetahuan bersama.

The Central Tracing Agency (CTA) adalah bagian dari Departemen Perlindungan di Markas besar ICRC di Jenewa, Swiss. Fungsi utamanya adalah:u Bertindak

sebagai penasihat teknis bagi Perhimpunan-perhimpunan Nasional melalui delegasi-delegasi lapangan ICRC u Memberikan kontribusi bagi pengembangan Perhimpunan Nasional Palang Merah/Bulan Sabit Merah yang ingin membentuk pelayanan RFL u Mengawasi dan membimbing pelaksanaan tujuan-tujuan ICRC di bidang pemulihan hubungan keluarga yang terputus akibat konflik bersenjata atau situasi kekerasan dalam negeri. CTA dari ICRC berkomitmen membangun jaringan RFL global yang lebih kuat dan mendorong Perhimpunan-perhimpunan Nasional untuk mendukung proses ini. Landasan hukum dan tanggung jawab CTA tersebut diuraikan dalam Konvensi-konvensi Jenewa dan resolusi-resolusi Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. CTA dimulai pada tahun 1870, ketika berlangsung Perang Prancis-Prussia. Sesuai dengan Konvensi Jenewa pertama, Palang Merah membangun Markas Besar medis bagi prajurit yang terluka dan yang sakit di Basel, sebuah kota yang terletak di perbatasan Swiss. Seorang dokter yang merawat prajurit-prajurit yang terluka tersebut menemukan bahwa salah satu faktor utama penyebab lambannya proses penyembuhan prajurit adalah

1.2.3

Peran Sekretariat Federasi Internasional

Menurut Pasal 2 Anggaran Dasar Federasi Internasional sebagaimana telah direvisi dan diadopsi oleh Sidang Majelis Umum ke-12 di Jenewa (Oktober, 1999), "tujuan umum Federasi ialah untuk setiap saat mengilhami, mendorong, memfasilitasi, dan mempromosikan segala bentuk kegiatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Perhimpunan-perhimpunan Nasional yang menjadi anggotanya, dalam rangka mencegah dan meringankan penderitaan manusia dan, dengan demikian, memberikan kontribusi bagi pemeliharaan dan peningkatan perdamaian dunia. Fungsi Sekretariat Federasi Internasional ditetapkan dalam Pasal 6 Anggaran Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional maupun dalam Perjanjian Seville, termasuk Pengaturan-pengaturan Tambahannya. Sekretariat tersebut mempunyai peran

10

9

Dasar Hukum Dan Peran Komponen-komponen Gerakan dalam Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL)

Dasar Hukum Dan Peran Komponen-komponen Gerakan dalam Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL)

Perang u

Teluk, 1991-1992. Bekerja sama dengan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Arab Saudi mempertukarkan lebih dari 7000 RCM. u Timor Timur. Sejak tahun 1975 RFL sudah aktif dalam penyampaian RCM. Konflik Hingga saat ini masih ada kerjasama antara PMI dan CVTL (Cruz Vermelha de Timor Leste/Palang Merah Timor Leste), berupa pertukaran RCM di perbatasan antara Timor Leste dan Indonesia (NTT). u Insiden Bom Bali, 2002. Kegiatan tim RFL adalah membantu mengisi formulir data ante-mortem dari keluarga para korban untuk identifikasi jenazah (dilakukan kerjasama dengan tim forensik Indonesia dan Polisi Federal Australia). u Musibah Tsunami yang meluluhlantakkan Aceh dan Pulau Nias (Provinsi Sumatra Utara) Desember 2004. Pelaksanaan RFL berlangsung sampai akhir 2005. u bumi di Yogyakarta, Mei -Agustus 2006. Gempa u Musibah jatuhnya pesawat terbang di Yogyakarta, Maret 2007.

kekhawatiran mereka bahwa keluarga mereka tidak tahu apakah mereka sudah tewas atau tertangkap atau terluka. Semangat para prajurit tersebut diyakini akan bertambah secara signifikan jika mereka dapat menulis surat kepada keluarga. Palang Merah kemudian mendirikan sebuah kantor di wilayah Swiss yang netral dan mulai bekerja sebagai perantara. Kantor ini meneruskan catatan-catatan tentang siapa yang terluka dan siapa yang dirawat di Markas Besar medis dan bernegosiasi untuk meneruskan surat-surat pribadi dari para pasien kepada keluarga mereka. Dalam waktu singkat, kantor tersebut menyediakan sistem pengantaran untuk daftar berisi nama prajurit-prajurit yang tertawan yang dibuat oleh kedua belah pihak yang bertikai. Pelayanan pengantaran ini disediakan lagi semasa Perang Turki-Rusia pada 1877, dengan sebuah kantor yang didirikan di Trieste, Italia. Kantor ini kemudian dikenal sebagai CTA. Sejak itu, CTA beroperasi di hampir semua konflik besar di dunia.

PMI juga memberikan pelayanan RFL bagi penerima bantuan dalam situasi normal, misalnya bagi anak angkat yang mencari orangtua kandung mereka di Indonesia.

CTA bertujuan untuk: Memulihkan dan memelihara hubungan keluarga u

1.4.2 Struktur Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL)Setelah lebih dari 26 tahun nama TMS (Tracing and Mailing Service) digunakan sebagai wadah kegiatan pencarian, per tanggal 20 November 2006, bagian TMS merasa perlu mengganti nama menjadi RFL (Restoring Family Links) atau Pemulihan Hubungan Keluarga. Kata RFL diambil dari nama buku manual tracing yang dikeluarkan oleh CTA-ICRC Jenewa yang didalamnya termuat petunjuk-petunjuk bagaimana cara memulihkan hubungan keluarga yang terpisah. Tahun 2006 merupakan tahun yang penting dalam sejarah RFL PMI. Pada tahun tersebut, RFL kembali menjadi subdivisi di bawah Divisi Penanggulangan Bencana PMI, dan PMI membuat keputusan untuk membangun dan memperkuat kapasitas RFL-nya agar mampu memberikan pelayanan RFL di semua PMI Daerah dan PMI Cabang bilamana kebutuhan muncul. Langkah pertama pengembangan RFL di PMI adalah melakukan asesmen mengenai kebutuhan RFL di semua provinsi dan asesmen mengenai kapasitas pelayanan RFL yang dimiliki oleh PMI Daerah dan PMI Cabang. Asesmen ini dilakukan oleh PMI Pusat secara bekerja sama dengan masingmasing PMI Daerah dan PMI Cabang. Langkah kedua adalah melatih relawan di setiap PMI Cabang agar mereka memiliki kesiapan untuk memberikan pelayanan RFL bilamana muncul kebutuhan, dan pelatihan ini dilakukan oleh PMI Pusat bekerja sama dengan PMI Daerah dan PMI Cabang. Sejak September 2007, setiap PMI Daerah telah memiliki seorang koordinator RFL, dan semua koordinator RFL sudah dilatih untuk dapat mengkoordinasikan semua kegiatan RFL di Daerah masing-masing. Struktur Subdivisi RFL PMI Pusat adalah sebagai berikut:u sub divisi RFL bertanggung jawab atas seluruh operasi RFL di Indonesia Kepala u Koordinator Tanggap Darurat RFL (RFL Emergency Response Coordinator) bertanggung

u Menyatukan kembali keluarga yang terpisah u Mendapatkan informasi tentang nasib tawanan perang atau orang hilang.

CTA mencapai tujuan tersebut dengan cara:u Menerima berita dari zona konflik dan melakukan pertukaran berita keluarga u Melakukan pencarian (tracing) terhadap orang u Mengklarifikasi nasib orang-orang yang dilaporkan hilang u Meregistrasi orang-orang u Melindungi

yang dilaporkan hilang anak-anak tanpa pendamping (Unaccompanied Children) dan orangorang rentan lainnya u Mempertemukan kembali keluarga.

1.2

Pemulihan Hubungan Keluarga (Restoring Family Links - RFL) pada PMI

1.2.1 Sejarah Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL) PMIPMI mulai memberikan pelayanan RFL pada tahun 1979 untuk pengungsi-pengungsi perahu dari Vietnam di Pulau Galang (Provinsi Kepulauan Riau). Pelaksanaannya berlangsung sampai 1992. Setelah itu PMI memberikan pelayanan RFL semasa konflik, gangguan dalam negeri, dan bencana seperti:

jawab atas segi teknis RFL secara berkoordinasi dengan Petugas Kasus RFL (RFL Case

12

11

Dasar Hukum Dan Peran Komponen-komponen Gerakan dalam Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL)

Worker) dan bertanggung jawab mengkoordinasikan operasi RFL menyusul terjadinya bencana besar u Koordinator Pengembangan Kapasitas RFL (RFL Capacity Building Coordinator) bertanggung jawab membantu PMI Daerah dan PMI Cabang untuk mengembangkan sebuah struktur RFL yang berfungsi dengan baik u Petugas Kasus RFL (RFL Case Worker) bertanggung jawab menangani kasus-kasus RFL individual dan kegiatan-kegiatan rutin.

Garis komunikasi RFL PMI adalah sebagai berikut (lihat Gambar 1). Gambar 1: Garis Komunikasi RFL PMI

SUBDIVISI RFL PMI PUSAT

Koordinator RFL di PMI Daerah

Relawan RFL di PMI Cabang

13

KEGIATAN PENCARIAN (TRACING)14

2

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Kegiatan Pencarian (Tracing)

16

15

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Kegiatan Pencarian (Tracing)

18

17

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Tenggat waktu tanggapan untuk RCM: Subdivisi RFL PMI Pusat harus memproses RCM dalam waktu satu minggu. u u Koordinator RFL PMI Daerah harus memproses RCM itu dalam waktu satu

minggu sejak surat tersebut dikirim dari PMI Pusat. u Relawan RFL PMI Cabang punya waktu maksimum lima belas hari untuk mengantarkan RCM tersebut kepada si penerima dan mengirimkan kembali formulir konfirmasi penyerahan RCM (RCM delivery confirmation form) (lihat lampiran 4.1.2) kepada Koordinator RFL PMI Daerah sejak tanggal RCM tersebut dikirimkan dari PMI Daerah. Alasan bahwa RCM harus ditangani secara cepat dan profesional ialah demi kepentingan si penerima bantuan. Ingatlah bahwa penerima bantuan sering kali sangat tergantung pada RCM sebagai satu-satunya sarana untuk berkomunikasi dengan keluarga. CATATAN: Tenggat waktu tanggapan untuk RCM dinyatakan pada formulir Konfirmasi Penyerahan RCM (lihat lampiran 4.1.2). u Koordinator RFL PMI Daerah punya waktu satu minggu untuk meneruskan RCM kepada Subdivisi RFL PMI Pusat (untuk kasus internasional) atau kepada Koordinator RFL PMI Daerah terkait (untuk kasus nasional). u Subdivisi RFL PMI Pusat meneruskan RCM itu (untuk kasus internasional) kepada Perhimpunan Nasional negara yang bersangkutan atau kepada ICRC dalam waktu satu minggu Kadang-kadang PMI Cabang mungkin butuh waktu lebih lama untuk mengantarkan RCM kepada si penerima daripada yang disediakan oleh tenggat waktu tersebut. Untuk kasus-kasus seperti ini, PMI Cabang perlu mengirimkan laporan sementara (lihat contoh surat 4.2.1), melalui faks, kepada Koordinator RFL PMI Daerah pada tanggal tenggat waktu tanggapan atau sebelumnya, dengan menjelaskan usaha-usaha yang selama ini telah dilakukan untuk menemukan orang yang dicari tersebut.

RCM yang bersangkutan dapat diantarkan/disampaikan kepada si penerima? u Apakah RCM yang bersangkutan berisi berita keluarga saja? u Apakah PMI (untuk RCM di luar Indonesia, apakah Perhimpunan Nasional negara yang bersangkutan atau ICRC) mencakup daerah di mana RCM tersebut harus diantarkan atau mempunyai akses ke daerah tersebut?

Apakah tidak ada jalan lain untuk berkomunikasi? u u Apakah ada hubungan yang pasti antara si pengirim dan si penerima? u Apakah data dan informasi yang diberikan cukup memadai supaya

20

19

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Untuk Indonesia, alamat yang lengkap harus mencakup: - RT (Rukun Tetangga) & RW (Rukun Warga) - Nama Jalan dan nomor Rumah (jika ada) - Nama Dusun, Desa, Kota - Nama Kecamatan, Kabupaten, dan Provinsi Yang dimaksud dengan "alasan kemanusiaan" ialah sebagai berikut: cukup mendesak sehingga memerlukan bantuan Palang Merah, misalnya masalah kesehatan dan keselamatan u yang bersangkutan adalah satu-satunya kerabat yang masih hidup Orang u terjadinya pengungsian besar-besaran, segala usaha untuk melakukan kontak Akibat atau komunikasi telah gagalu Kasusnya

22

21

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Relawan RFL di PMI Cabang mengumpulkan RCM dan meneruskannya dengan cara yang tercepat ke Koordinator PMI Daerah.

CATATAN: Di dalam provinsi yang sama, RCM dapat diteruskan langsung dari PMI Cabang ke PMI Cabang, dengan salinan ke Koordinator RFL di PMI Daerah.

Relawan RFL di PMI Cabang penerima mengantarkan RCM ke si penerima dan, jika diperlukan, mengumpulkan balasan. CATATAN: Balasan dikirimkan dengan cara yang sama .

Koordinator RFL di PMI Daerah meneruskan RCM ke Koordinator RFL PMI Daerah yang dituju.

Koordinator RFL di PMI Daerah penerima meneruskan RCM ke PMI Cabang yang dituju.

Relawan RFL di PMI Cabang mengumpulkan RCM dari penerima bantuan dan menerusknnya dengan cara tercepat ke Koordinator RFL di PMI Daerah.

Koordinator RFL di PMI Daerah meneruskan RCM ke Subdivisi RFL PMI Pusat.

Subdivisi RFL PMI Pusat meneruskan RCM ke Perhimpunan Nasional di negara yang bersangkutan atau ke ICRC

Perhimpunan Nasional penerima atau ICRC meneruskan RCM yang bersangkutan ke si penerima. Balasan dari si penerima diteruskan kembali dengan cara yang sama.

Ketahuilah bahwa berita keluarga tidak selalu (hanya) berita gembira.

24

23

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Kegiatan Pencarian (Tracing)

26

25

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Kegiatan Pencarian (Tracing)

28

27

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Kegiatan Pencarian (Tracing)

30

29

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Kegiatan Pencarian (Tracing)

32

31

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Kegiatan Pencarian (Tracing)

34

33

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Kegiatan Pencarian (Tracing)

PMI Cabang harus menghubungi Koordinator RFL PMI Daerah untuk meminta saran jika mereka belum tahu bagaimana cara semestinya untuk melakukan pencarian terhadap orang yang dicari di daerah mereka. Jika Koordinator RFL PMI Daerah juga memerlukan saran, dia harus menghubungi Koordinator Tanggap Darurat RFL (RFL Emergency Response Coordinator) di Subdivisi RFL PMI Pusat. Jika pemohon maupun orang yang dicari berada di wilayah Indonesia, skema berikut berlaku (Gambar 4). Gambar 4: Meneruskan permohonan Pencarian di dalam wilayah Indonesia

Relawan RFL PMI Cabang menemui pemohon, mengisi formulir permohonan pencarian, dan meneruskannya ke Koordinator RFL PMI Daerah.

CATATAN: Dalam provinsi yang sama, permohonan pencarian dapat langsung diteruskan dari PMI Cabang ke PMI Cabang, dengan tembusan kepada Koordinator RFL PMI Daerah.

Relawan RFL di PMI Cabang penerima melakukan pencarian, dan hasil pencarian dikirim kembali dengan jalur yang sama.

Koordinator RFL PMI Daerah meneruskan permohonan pencarian ke Koordinator RFL PMI Daerah terkait.

Koordinator RFL PMI Daerah penerima meneruskan permohonan pencarian ke PMI Cabang terkait.

CATATAN: Lihat contoh surat pengantar bagi permohonan pencarian baru pada lampiran 4.2.3. Jika pemohon dan orang yang dicari berada di negeri yang berbeda tapi salah satu berada di wilayah Indonesia, skema berikut ini berlaku (Gambar 5) Gambar 5: Meneruskan permohonan pencarian di luar negeriRelawan RFL PMI Cabang menemui pemohon, mengisi permohonan pencarian, dan meneruskannya ke Koordinator RFL PMI Daerah. Koordinator RFL PMI Daerah meneruskan permohonan pencarian ke Subdivisi RFL PMI Pusat. Subdivisi RFL PMI Pusat meneruskan permohonan pencarian ke Perhimpunan Nasional negara terkait atau ke ICRC. Perhimpunan Nasional penerima atau ICRC memastikan dilakukannya pencarian. Hasil pencarian dikirimkan kembali melalui jalur yang sama.

CATATAN: lihat contoh surat pengantar bagi permohonan pencarian baru pada lampiran 4.2.3.

36

35

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Kegiatan Pencarian (Tracing)

38

37

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Kegiatan Pencarian (Tracing)

40

39

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Kegiatan Pencarian (Tracing)

42

41

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Kegiatan Pencarian (Tracing)

n dan mengumpulkan data atau daftar anak tanpa pendamping/anak terpisah Meminta yang dibuat oleh organisasi-organisasi atau kantor-kantor pemerintah terkait n Mendaftar anak tanpa pendamping/anak terpisah, bilamana diperlukan. n Memulihkan dan memelihara hubungan mereka dengan orangtua dan/atau anggota keluarga lain. n Memfasilitasi penyatuan keluarga, bilamana diperlukan.

u orang yang tidak berhasil ditemukan dan berkasnya telah ditutup (yaitu jumlah Jumlah

kasus yang ditutup negatif)u orang yang permohonan informasi kesejahteraannya Jumlah

masih berlangsung (yaitu

jumlah kasus yang masih pending).

2.5

Pencarian untuk Kepentingan Anak Tanpa Pendamping / Anak Terpisah / Orang Dewasa Rentan

2.5.3 Pendaftaran 2.5.1 IkhtisarUntuk mendaftar anak tanpa pendamping dan anak terpisah, gunakan "Formulir Pendaftaran Anak Tanpa Pendamping dan Anak Terpisah" (Registration Form for Unaccompanied and Separated Children) (lihat lampiran 4.1.7). n Identifikasi Identifikasi adalah proses untuk menentukan anak-anak mana yang telah terpisah dari keluarga atau dari pengasuh lain dan di mana mereka (yaitu anak-anak ini) bisa ditemukan. Proses ini merupakan prioritas dalam setiap situasi darurat atau situasi lain yang menyebabkan terpisahnya keluarga. Identifikasi terhadap anak tanpa pendamping dan anak terpisah harus dilakukan secara cermat untuk memastikan agar:u kasus yang layak ditindak lanjuti Semua u yang palsu tidak ikut didaftar Kasus u kasus diidentifikasi melalui wawancara Semua

Bab ini berhubungan dengan hal-hal teknis mengenai pendaftaran orang rentan dan pencarian demi kepentingan mereka, tetapi terutama berfokus pada masalah anak tanpa pendamping (unaccompanied children) dan anak terpisah (separated children). Di hampir setiap konflik bersenjata, pengungsian penduduk besar-besaran, bencana alam, dan situasi krisis lainnya, anak-anak menjadi terpisah dari orangtua dan keluarga. Oleh karena kerentanan mereka, penting sekali untuk melakukan pengidentifikasian dan pendaftaran dengan segera terhadap anak tanpa pendamping/anak terpisah, dalam rangka melindungi dan membantu mereka, memantau hak-hak mereka, mencari kerabat mereka, dan mempertemukan mereka kembali dengan keluarga. Adalah kewajiban pihak berwenang untuk memikul tanggung jawab atas anak tanpa pendamping. Hal-hal menyangkut kesejahteraan dasar mereka (misalnya: penampungan, pendidikan, dan pelayanan kesehatan) sering didelegasikan kepada organisasi-organisasi khusus. Karena itu, pemerintah kadang-kadang menginstruksikan kepada Perhimpunan Nasional, misalnya PMI, untuk mendaftar mereka. Definisi-definisi: Anak adalah orang di bawah usia 18 tahun seperti yang ditetapkan dalam Konvensi Hak Anak (the Convention of the Right of the Child atau CRC), Pasal 1. Anak tanpa pendamping (Unaccompanied Children atau UC) adalah anak yang terpisah dari kedua orangtua dan kerabat lain dan tidak dalam pengasuhan oleh orang dewasa yang, berdasarkan hukum atau adat, bertanggung jawab mengasuhnya. Anak terpisah (separated children atau SC) adalah anak yang terpisah dari kedua orangtuanya, atau dari orang dewasa yang selama ini merupakan pengasuh utamanya sesuai hukum atau adat, walaupun tidak mesti terpisah dari kerabat lainnya. Jadi, anak terpisah bisa juga anak yang masih didampingi oleh kerabat lainnya yang sudah dewasa. CATATAN: Dapat dimengerti bahwa bilamana terdapat anak dalam jumlah besar yang terpisah dari orangtua atau kerabat mereka, maka prioritas diberikan kepada anak-anak tanpa pendamping, yang merupakan anak paling rentan. Orang dewasa rentan (Vulnerable Adults atau VA) didefinisikan sebagai orang yang tidak mampu mengurus diri sendiri dan tidak didampingi oleh orang dewasa lain manapun. Mereka antara lain adalah orang sakit, perempuan hamil, perempuan yang hidup sendirian, orang cacat, dan orang lansia.

dengan si anak sendiri dan anggota-

anggota masyarakat. n Pendaftaran Tujuan pendaftaran adalah untuk mendaftar semua data pribadi anak tanpa pendamping dan anak terpisah. Pendaftaran harus dilakukan secepat mungkin setelah anak tanpa pendamping atau anak terpisah diidentifikasi. Semua informasi lebih lanjut, misalnya infomasi tentang perubahan tempat, harus didokumentasikan secara terus menerus. Pendaftaran merupakan bagian inti dari kegiatan pencarian dan perlu dilakukan untuk:u Melindungi identitas anak u Memberikan program bantuan dan perlindungan tertentu kepada mereka u Memantau keberadaan dan keadaan mereka (tinggal dengan orangtua

asuh, telah dipertemukan kembali dengan keluarga mereka sendiri, dll.) u Memantau kesejahteraan dan keamanan mereka dan mengambil tindakan yang sesuai u Memprioritaskan pencarian bagi mereka u Mempertemukan kembali mereka dengan keluarga atau mengupayakan solusi-solusi alternatif jangka panjang. n Informasi yang diperlukan

2.5.2 Tugas Utama PMIInformasi harus selengkap dan serinci mungkin, dan formulir-formulir pendaftaran khusus (lihat lampiran 4.1.7) harus digunakan. Untuk anak-anak tanpa pendamping/terpisah yang merupakan saudara kandung dan untuk orang dewasa rentan pendamping, gunakan formulir yang tersendiri untuk masing-masing orang. Untuk tujuan pencarian, informasi harus mencakup hal-hal berikut ini (lihat "Checklist Pendaftaran Anak Tanpa Pendamping dan Anak Terpisah" / Checklist for Registration of Unaccompanied and Separated Children) pada lampiran 4.1.8 : n Melakukan pendekatan kepada organisasi-organisasi pemerintah dan organisasiorganisasi bantuan untuk mencegah terjadinya perpisahan keluarga dan untuk mempromosikan pedoman mengenai cara menangani anak tanpa pendamping/anak terpisah n Mewaspadai ada tidaknya fenomena anak tanpa pendamping/anak terpisah di Indonesia, terutama ketika terjadi situasi krisis n Merencanakan dan mempromosikan sebuah program komprehensif untuk mendaftar, membantu, dan melindungi anak tanpa pendamping/anak terpisah 43

44

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Kegiatan Pencarian (Tracing)

kebutuhan akan makanan dan akomodasi/penampungan, masalah kesehatan, masalah psikologis, atau masalah sosial. Sangat penting untuk memperhitungkan aspek-aspek psikologis selama melakukan pendaftaran dan untuk menunjukkan kesabaran dan pengertian. Karena itu, relawan atau staf PMI yang bertugas melakukan pendaftaran harus benar-benar memperhatikan apa yang dikatakan oleh si anak dan bagaimana dia bersikap/berperilaku. Kadang-kadang seorang pekerja sosial atau psikolog mungkin perlu dilibatkan. Ingat: Setelah "Formulir Pendaftaran Anak Tanpa Pendamping dan Anak Terpisah" (lihat lampiran 4.1.7) selesai diisi, periksa kembali formulir tersebut. Gunakan "Checklist Pendaftaran Anak Tanpa Pendamping dan Anak Terpisah" (lihat lampiran 4.1.8) untuk memastikan bahwa semua informasi yang diperlukan sudah dimasukkan: Jika ada bagianbagian yang kurang jelas, ajukan pertanyaan lagi kepada si anak sampai ceritanya jelas. Pastikan bahwa semua bagian yang tertulis di formulir tersebut benar-benar jelas. Jika perlu, lampirkan selembar kertas tambahan untuk menampung informasi tambahan tentang cerita si anak tersebut.

u Identitas dan keberadaan si anak

2.5.4 Pemrosesanu Kasus

anak tanpa pendamping/anak terpisah dan permohonan pencarian dari pihak orangtua harus diprioritaskan u Informasi harus disimpan di database atau di indeks kartu (card index) supaya dapat dicek silang dan diproses secara efisien. Namun, tugas-tugas administratif tersebut tidak boleh menghambat proses pencarian u anak yang didaftar harus mempunyai berkas/file sendiri-sendiri, yang masingSetiap masing menyimpan catatan tentang semua langkah yang telah diambil dalam kaitannya dengan pencarian. CATATAN: Semua data yang dikumpulkan tentang anak tanpa pendamping dan anak terpisah harus dijaga kerahasiaannya dan dilindungi. Semua pihak yang terlibat harus diberitahu tentang prinsip tersebut u anak berasal dari luar negeri, Perhimpunan Nasional negara terkait atau ICRC Jika si harus memperoleh salinan formulir pendaftaran yang bersangkutan u Pencarian harus dimulai dengan segera (tanpa ditunda-tunda u Lakukan tindak lanjut secara teratur terhadap lokasi dan pergerakan/perpindahan masing-masing anak sesuai kebutuhan, sekurang-kurangnya sekali sebulan

? Nama lengkap, setiap nama julukan atau alias, jenis kelamin, nama kedua orangtua, tempat kelahiran, tanggal lahir/usia, suku, agama, bahasa yang digunakan, dan kebangsaan ? Lokasi sekarang ? Alamat rumah terakhir atau deskripsi tentang lokasinya dan lingkungan sekitar u Informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi keluarga si anak ? Nama lengkap dan usia masing-masing anggota keluarga yang dulu tinggal bersama dengan anak tersebut dan alamat terakhir mereka ? masing-masing kerabat lain atau orang lain yang diinginkan oleh si anak Identitas untuk dipertemukan dengan dia bilamana kerabat dekat si anak tidak dapat ditemukan atau telah meninggal ? dan alamat masing-masing kerabat lain yang bisa membantu pencarian. Identitas u Informasi yang berkenaan dengan keadaan yang menyebabkan keterpisahan ? yang menyebabkan si anak terpisah dari keluarganya Keadaan ? tempat kontak terakhir antara si anak dan keluarganya Tanggal dan ? tentang perpindahan si anak sejak terpisah dengan keluarganya, Deskripsi termasuk indikasi tentang orang-orang yang mungkin pernah bersama dengan si anak selama itu. u Informasi tambahan ? menonjol (bekas luka, gangguan bicara, tanda lahir, karakteristik fisik, Setiap ciri dll.) ? Setiap informasi yang bisa berguna dalam proses pencarian, misalnya warna pakaian si anak atau identitas orang (atau orang-orang) yang mendampingi si anak ketika dia tiba di pusat penampungan ? foto si anak (yang harus diambil pada saat pendaftaran, karena anak Selembar berubah dengan sangat cepat). CATATAN PENTING Untuk memudahkan pengidentifikasian, setiap anak perlu membawa satu salinan dokumen pendaftaran dirinya. n Foto Dokumen pendaftaran harus selalu dilengkapi foto, yang bisa sangat berguna terutama jika si anak masih sangat kecil atau mengalami gangguan emosional atau jika si anak tidak mampu memberikan informasi tentang identitasnya.u Nama

l Pencarian yang Lebih Diprioritaskan Prosesu Anak u dalam bahaya Orang u yang rentan Orang

Permohonan pencarian mengenai anak harus diprioritaskan. Untuk meningkatkan peluang keberhasilan pencarian, harus digunakan berbagai metode pencarian secara bersama-sama. n Informasi publik Publikasikan secara meluas (ekstensif) pelayanan-pelayanan yang ditawarkan oleh PMI untuk kepentingan anak-anak tanpa pendamping dan anak-anak terpisah. n Pencarian aktif (Active Tracing)u Berdasarkan

si anak tidak boleh dituliskan di fotonya. Satu-satunya informasi yang boleh dituliskan di foto ialah nomor acuan kartu pendaftaran anak tersebut. Ini dimaksudkan untuk melindungi si anak itu sendiri, karena dapat mencegah orang dewasa yang bukan kerabatnya mengaku bahwa si anak adalah anaknya. u memudahkan identifikasi, foto harus sepenuh muka dan menunjukkan anak itu Untuk saja. Satu foto harus diambil untuk wajah si anak, dan satu lagi untuk si anak dalam posisi berdiri, bilamana mungkin di dekat sebuah objek yang dapat dipakai untuk menentukan tinggi dan berat/besar badan si anak. u Memotret dengan Polaroid harus dihindari karena hasil fotonya cepat pudar dan gambarnya tidak jelas. n Pertimbangan-pertimbangan psikologis Anak tanpa pendamping dan anak terpisah sering menderita berbagai trauma akibat bencana, konflik, atau keadaan dramatis lainnya. Proses pendaftaran dapat menyebutkan kesulitan yang mereka alami, misalnya menyangkut keamanan atau kesejahteraan secara umum:

informasi yang ada dalam formulir pendaftaran, lakukan kunjungan ke kampung/desa asal si anak atau ke tempat-tempat relevan lainnya untuk mewawancarai tetangga-tetangga, pihak berwenang setempat, pemimpin agama, dan

46

45

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Berbagai metode lain telah dicoba selama berlangsungnya kampanye-kampanye besar untuk memulihkan hubungan keluarga. Beberapa langkah kehati-hatian tertentu mungkin perlu dilakukan demi keamanan. n Membawa si anak ke kota/desa asal dengan harapan agar dia dapat menjumpai kerabatnya atau agar ingatannya terstimulasi. n Membawa ibu ke pusat penampungan anak untuk mengidentifikasi bayi-bayi. Dalam hal ini, harus ada sistem untuk melakukan pengecekan ulang atas klaim yang dibuat oleh si ibu.

pekerja bantuan/pekerja sosal yang bisa membantu mengumpulkan keterangan lebih lanjut tentang orangtua si anak. u informasi lebih lanjut tentang pencarian, lihat juga Bab 2.3 Untuk n Palang Merah (RCM) Beritausaat Pada

2.5.5 Verifikasi Hubungan antara Anak Tanpa Pendamping dan Orang Dewasa yang Mengaku sebagai OrangtuanyaPenting untuk memastikan bahwa orang yang mengaku sebagai orangtua si anak benar-benar orangtua si anak, terutama jika bukti tentang identitas orang tersebut sedikit atau jika orang tersebut mengidentifikasi si anak dari foto. Bilamana orang yang diperkirakan adalah orangtua atau kerabat lain dari si anak ditemukan, harus terlebih dahulu dilakukan pengecekan mengenai hubungan keluarga antara orang tersebut dan si anak sebelum dia dan si anak dipertemukan. CATATAN: Foto seorang anak yang masih kecil dapat menimbulkan kerancuan dalam benak orangtua akibat kerinduan mereka untuk mengenali anak mereka. Pengecekan-pengecekan berikut ini harus dipertimbangkan untuk dilakukan:u Verifikasi KTP (Kartu Tanda Penduduk) u Melakukan wawancara yang ekstensif

pendaftaran, si anak bilamana mungkin perlu diminta untuk menulis RCM kepada orangtuanya atau, jika alamat/lokasi orangtuanya tidak diketahui, kepada kerabatnya yang lain atau tetangganya. Pun jika alamat orang yang dicari oleh si anak itu tidak diketahui, si anak tetap perlu menulis RCM supaya, bilamana orang yang dicari tersebut ditemukan, RCM ini dapat diserahkan kepadanya dan balasan dari dia dapat segera dikumpulkan. u informasi lebih lanjut tentang RCM (Berita Palang Merah), lihat juga Bab 2.2 Untuk n Pengecekan Silang atas Informasiu Permohonan

pencarian yang diterima dari orangtua yang sedang mencari anaknya harus dicek secara sistematik terhadap indeks kartu atau database, untuk mengetahui apakah ada informasi di indeks kartu atau database tersebut tentang si anak. u Catatan-catatan baru juga harus dicek secara sistematik terhadap indeks kartu atau database untuk mengetahui apakah telah dibuka kasus pencarian untuk anak yang bersangkutan. n Memajang, mempublikasikan, dan menyiarkan informasi tentang anak hilang yang telah terdaftaru Demi

dengan orang yang diduga sebagai orangtua atau kerabat lain si anak u Menanyai para tetangga dan kenalan-kenalan lain u Mempertukarkan RCM yang disertai foto antara orang tersebut dan si anak. Bilamana mungkin, RCM tersebut harus memuat pula sebuah pesan pribadi (yaitu sebuah kenangan pribadi atau kejadian keluarga) yang memungkinkan si anak untuk merasa yakin bahwa si pengirim adalah benar-benar orangtuanya.

2.5.6

Memelihara Hubungan Selama Terpisah

Begitu orangtua dan anak diketahui keberadaannya dan sebelum pertemuan antara mereka dapat dilangsungkan, penting untuk membantu mereka memelihara hubungan dengan satu sama lain melalui RCM jika saluran komunikasi lainnya tidak tersedia. Untuk lebih menenteramkan si anak, orangtua boleh melampirkan fotonya di RCM. RCM dari orangtua harus dikirim secara prioritas dan diserahkan langsung kepada si anak. Selain itu, relawan atau staf PMI harus segera memberitahu si anak bilamana orangtuanya mengajukan permohonan penyatuan-kembali (reunification).

kepentingan si anak, data/informasi tertentu tentang identitasnya dapat dipublikasikan. Namun, informasi tentang keberadaan si anak sama sekali tidak boleh dipublikasikan selama proses pencarian. u berisi identitas anak-anak tanpa pendamping/anak-anak terpisah yang telah Daftar didaftar dapat dipajang di kamp-kamp penampungan, di posko-posko bantuan, dan/atau di tempat-tempat umum lainnya. (Daftar tersebut pada umumnya menyajikan nama lengkap masing-asing anak dan nama kedua orangtua masing-masing anak. Informasi yang tidak dipublikasikan tentang si anak merupakan sarana untuk menguji kebenaran klaim dari pihak-pihak yang kemudian datang ke kantor PMI.) u Nama-nama orangtua yang telah membuka kasus permohonan pencarian dan nama anak-anak yang dicari oleh mereka juga dipajang di tempat-tempat tadi. u Nama-nama orangtua yang mencari dan nama-nama anak yang dicari boleh juga disiarkan di radio atau televisi, diumumkan di surat kabar, atau dimuat di situs "Family Links ICRC. u Nama-nama anak tanpa pendamping / anak terpisah yang terdaftar dibacakan dengan suara keras pada pertemuan-pertemuan publik yang diadakan, misalnya di desa-desa atau di antara pengungsi-pengungsi yang mungkin sedang mencari kerabat mereka. n Pencarian dengan foto (photo-tracing)u Metode

2.5.7 Penyatuan Kembali KeluargaProgram-program penyatuan kembali keluarga harus dilaksanakan sejalan dengan kebijakan pemerintah dan peraturan perundang-undangan dalam negeri. Idealnya, anak harus dipertemukan kembali dengan salah satu atau kedua orangtuanya. Jika ini tidak mungkin, penyatuan kembali dengan kerabat lain yang mampu memberikan dukungan materi dan

ini digunakan terutama jika pencariannya dilakukan demi kepentingan seorang anak yang masih sangat kecil atau seorang anak yang mengalami gangguan psikologis sehingga tidak mampu memberikan informasi yang memadai tentang dirinya. u Foto anak-anak yang telah didaftar dapat dipajang di kantor PMI dan di tempat-tempat umum. Foto-foto tersebut juga boleh dimuat di surat kabar setempat atau di buklet khusus.

48

47

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Kegiatan Pencarian (Tracing)

2.5.10 Statistik Bulanan Tentang Anak Tanpa Pendamping, Anak Terpisah, dan Orang Dewasa RentanData statistik tentang anak tanpa pendamping, anak terpisah, dan orang dewasa rentan harus dibuat dan dipelihara:u kasus baru yang didaftar Jumlah u orang yang ditindaklanjuti secara individual Jumlah u total kasus yang masih sedang berjalan Jumlah u permohonan penyatuan keluarga yang dikumpulkan Jumlah u orang yang dipersatukan kembali dengan keluarganya oleh PMI Jumlah u kasus yang ditutup positif tanpa keterlibatan PMI Jumlah u kasus yang ditutup negatif Jumlah

dukungan moral kepada si anak biasanya lebih disukai daripada menempatkan si anak di keluarga asuh atau di panti.

u Dalam

2.6

Penyatuan Kembali Keluarga

2.6.1 Hak atas Penyatuan Kembali KeluargaHukum Perikemanusiaan Internasional dan Hukum Hak Asasi Manusia (HAM) mengakui keluarga sebagai unit masyarakat yang alamiah dan fundamental. Dengan demikian, keluarga berhak atas perlindungan dari masyarakat dan dari negara. Pasal 26 Konvensi Jenewa IV dan Pasal 74 Protokol Tambahan I Tahun 1977 serta beberapa resolusi dari Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (Jenewa, 1986 dan 1995) dengan jelas menyatakan bahwa Pemerintah perlu mengambil semua langkah yang mungkin diambil untuk memfasilitasi penyatuan kembali keluarga. Ketentuan-ketentuan Hukum Internasional menjamin pemeliharaan unit keluarga. Namun, definisi tentang apa itu unit keluarga dan tentang apa itu hak keluarga atas penyatuan kembali merupakan hal yang harus dibuat oleh peraturan perundang-undangan nasional masing-masing negara. Dalam situasi di mana penyatuan kembali keluarga mengharuskan masuknya anggota keluarga ke wilayah negara lain, maka keputusan mengenai hal tersebut ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan nasional negara tersebut. Konferensi Internasional ke-26 "mencatat bahwa bentuk sebuah keluarga bisa berbeda-beda antara budaya yang satu dan budaya lainnya, mengakui aspirasi keluarga-keluarga yang terpisah untuk dipersatukan kembali, dan mengimbau negara-negara untuk memberlakukan kriteria penyatuan kembali keluarga yang memperhitungkan situasi anggota-anggota keluarga yang paling rentan" [Resolusi 2D(e)]. n Kewajiban-kewajiban pokok Konferensi Internasional ke-26 mendorong Perhimpunan-perhimpunan Nasional untuk "memaksimalkan efisiensi mereka dalam melaksanakan upaya pencarian dan penyatuan kembali keluarga, yaitu dengan cara memperkuat kegiatan-kegiatan mereka yang terkait dengan pencarian dan kesejahteraan sosial dan memelihara kerja sama yang erat dengan ICRC, pihak berwenang pemerintahan, dan organisasi-organisasi terkait lainnya seperti UNHCR (Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan Pengungsi External), IOM (Organisasi Internasional untuk Migrasi), dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang tersebut" ( Resolusi 2D).

keadaan darurat, penyatuan kembali keluarga dapat segera dilaksanakan setelah salah seorang anggota keluarga si anak ditemukan keberadaannya. u diperoleh jaminan terlebih dahulu dari kerabat tersebut bahwa dia setuju untuk Harus dipersatukan dengan si anak sebagai suatu upaya sementara dan bahwa keluarga tersebut sanggup memelihara si anak. Penyatuan si anak dengan keluarga tersebut tidak boleh menghentikan pencarian terhadap orangtua si anak. u hal terdapat kekhawatiran serius menyangkut penyatuan si anak dengan Dalam keluarga tersebut, padahal penyatuan ini perlu dilakukan demi kepentingan si anak, mungkin pihak berwenang terkait di tingkat lokal, sistem kesejahteraan sosial yang ada, dan/atau lembaga-lembaga serta perkumpulan-perkumpulan setempat perlu dilibatkan untuk dapat memberikan bantuan atau dukungan di kemudian hari. u Anak-anak yang dianggap sudah cukup dewasa harus diberi kesempatan sebanyak mungkin untuk membuat keputusan mengenai masalah-masalah menyangkut penyatuan kembali keluarga dan keputusan-keputusan lain yang berkaitan dengan masa depan mereka.

2.5.8 Tugas-tugas Administratif Khususn kasus Mencatat Walaupun anak tanpa pendamping bisa dianggap sebagai pemohon yang mencari orangtua atau kerabatnya, sebagian dari mereka mengalami kesulitan memberikan informasi mengenai keluarga mereka. Karena itu, dan demi melindungi mereka sendiri, formulir yang dipakai bagi mereka biasanya ialah Formulir Pendaftaran Anak Tanpa Pendamping dan Anak Terpisah (Registration Form for Unaccompanied and Separated Children) (lihat lampiran 4.1.7), bukan formulir permohonan pencarian. Sebagaimana halnya dengan permohonan pencarian dan juga RCM, pendaftaran anak tanpa pendamping juga mengharuskan dilakukannya pencatatan informasi, pemberian nomor acuan, pembuatan sebuah kartu indeks (index card), dan pembukaan sebuah berkas/file kasus (case file). Penting untuk mendaftar sesama saudara kandung secara individual (sendiri-sendiri), walaupun kartu indeks mereka masing-masing harus diberi nomor acuan yang sama.

2.5.9 Penutupan KasusPada umumnya, berkas kasus tentang anak tanpa pendamping ditutup bilamana sekurangkurangnya salah satu dari kedua orangtua si anak telah ditemukan dan/atau penyatuan kembali keluarga telah dilakukan. Namun, tindak lanjut mungkin diperlukan bagi kesejahteraan dan perlindungan si anak. Kasus tidak boleh ditutup secara otomatis ketika si anak mencapai usia 18 tahun, karena dia mungkin masih ingin atau perlu mencari orangtuanya. Daftar lengkap mengenai keadaan/kejadian yang memperbolehkan ditutupnya sebuah kasus sangat sulit disusun. Setiap kasus harus ditangani secara tersendiri dengan memperhitungkan hasil konsultasi dengan organisasi-organisasi yang bertanggung jawab atas kesinambungan kesejahteraan si anak.

50

49

Kegiatan Pencarian (Tracing)

Kegiatan Pencarian (Tracing)

u Membantu penyatuan kembali keluarga untuk keluarga-keluarga yang terpisah akibat:

n Penyatuan Kembali Keluarga Dalam situasi-situasi bukan konflik, maka Perhimpunan Nasional menentukan peran mereka di bidang Penyatuan Kembali Keluarga sesuai dengan kebijakan internal masingmasing. Dalam hal ini, kebijakan internal PMI ialah membantu proses penyatuan kembali keluarga-keluarga yang terpisah akibat konflik bersenjata di Timor Timur, akibat konflik bersenjata di luar Indonesia, atau akibat bencana alam. Keterlibatan ICRC dalam proses penyatuan kembali keluarga terbatas untuk kasus-kasus di mana satu atau lebih dari orang-orang yang akan dipersatukan kembali tinggal di wilayah konflik. Dalam hal pengungsi eksternal (refugees), adalah tanggung jawab UNHCR dan/atau kedutaankedutaan besar terkait untuk mengkoordinasi tindakan bantuan dengan Perhimpunanperhimpunan Nasional di luar negeri, jika perlu. n Umum Kriteria Kriteria umum untuk menentukan siapa yang boleh menerima bantuan penyatuan kembali keluarga adalah sebagai berikut:u Kerentanan orang yang bersangkutan, misalnya anak-anak, orang lansia/jompo, orang

- Konflik bersenjata di luar wilayah Indonesia - Bencana alam. u Membangun networking (jejaring) dan menjalin kerja sama dengan komponenkomponen lain pada Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, dalam rangka meningkatkan efisiensi jaringan RFL dan memfasilitasi penyatuan kembali keluarga. u Memberikan saran/masukan kepada keluarga-keluarga tentang prosedur dan formalitas yang berlaku atau merujuk mereka ke organisasi, badan, lembaga hukum, atau organisasi masyarakat yang tepat. Catatan: Prosedur, formalitas, dan informasi lain yang diperlukan untuk proses penyatuan kembali keluarga berbeda-beda antara negara yang satu dan negara lain. Hubungi Koordinator RFL PMI Daerah untuk memperoleh saran/masukan. Koordinator RFL PMI Daerah akan menghubungi Subdivisi RFL PMI Pusat untuk meminta informasi. u Bertindak sebagai perantara, bilamana perlu, antara pihak keluarga dan pihak berwenang terkait.

2.6.3 Proses Penyatuan KembaliBaik itu pada waktu konflik, bencana alam, ataupun situasi kemanusiaan lainnya, langkahlangkah dalam proses penyatuan kembali keluarga adalah sama. n Persiapanu Sebelum

cacat, dan orang atau kelompok lain yang dianggap menghadapi risiko dalam konteks tertentu u Perlunya menghormati kepentingan orang yang bersangkutan

permohonan penyatuan kembali keluarga dibuat secara resmi, kontak harus dipulihkan terlebih dahulu antara si pemohon dan kerabatnya itu. RCM harus digunakan jika semua saluran komunikasi normal tidak tersedia. u Permohonan penyatuan kembali keluarga harus dibuat oleh si pemohon sendiri. Permohonan melalui pihak ketiga tidak boleh diterima. Bilamana si anak masih sangat kecil, orangtuanyalah yang biasanya membuat permohonan. u Permohonan harus dibuat secara tertulis pada sebuah dokumen resmi atau pada formulir penyatuan kembali keluarga. PMI dapat memberikan saran/masukan kepada si pemohon tentang prosedur yang berlaku dan tentang cara mengisi formulir-formulir yang ada. Catatan: Format formulir dan/atau dokumen resmi yang diperlukan oleh pemohon berbeda-beda antara negara yang satu dan negara lain. Kehati-hatian harus dilakukan mengenai memenuhi prosedur administrasi, termasuk melampirkan suratsurat bukti (akte kelahiran, akte pernikahan,dll) untuk setiap permohonan. Jika perlu, berikan bantuan kepada si pemohon untuk memperoleh surat-surat resmi tersebut atau untuk memverifikasi hubungan keluarga, jika surat-surat resmi tersebut tidak ada. Berikan pula bantuan kepada si pemohon untuk memperoleh izin-izin yang diperlukan (exit visa, transit visa, entry visa). Hubungi Koordinator RFL PMI Daerah untuk memperoleh saran/masukan. Koordinator RFL PMI Daerah akan menghubungi Subdivisi RFL PMI Pusat untuk memperoleh informasi. u Sebelum memulai perjalanan, keluarga yang bersangkutan harus telah memperoleh izin dari pihak berwenang terkait di negara penerima. n memperoleh izin masuk ke sebuah negara Setelahu Penyatuan kembali baru dapat terlaksana setelah semua surat dan izin sudah lengkap. u Pengaturan perjalanan biasanya diurus oleh IOM atau perusahaan penerbangan/

2.6.2 Peran Pelayanan RFL PMI dalam Penyatuan Kembali KeluargaPeran Pelayanan RFL PMI dalam Penyatuan Kembali Keluarga ialah:u Mensosialisasikan prinsip Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL) bagi penyatuan kembali

travel.u Jika si

penerima bantuan berada di kawasan konflik, transportasi dapat diatur oleh ICRC. u Pengaturan-pengaturan lain yang perlu dibuat antara lain adalah penyambutan di

keluarga-keluarga yang terpisah akibat konflik bersenjata dan akibat situasi-situasi kemanusiaan lainnya u Mengingatkan pemerintah dan pihak-pihak berwenang setempat akan kewajibankewajiban mereka di bidang penyatuan kembali keluarga u mengikuti perkembangan tentang kebijakan Indonesia menyangkut Terus permasalahan suaka, imigrasi, migran, dan pengungsi eksternal u Mengetahui dengan baik prosedur-prosedur penyatuan kembali keluarga yang berlaku di Indonesia. CATATAN: Adalah peraturan yang berlaku di negara penerima yang menentukan apakah seorang pemohon penyatuan kembali keluarga harus mengajukan permohonannya langsung ke kedutaan besar di luar negeri atau apakah sponsornya perlu mengajukan permohonan terlebih dahulu di negara tempat tinggalnya yang baru itu atau kedua-duanya. Dalam keadaan-keadaan tertentu, yaitu jika di negara tempat tinggal mereka yang baru tidak terdapat konsulat yang dapat mengeluarkan visa, maka pemohon penyatuan kembali keluarga yang bersangkutan mungkin harus melakukan perjalanan ke negara ketiga. Contoh: Seorang warga negara Afghanistan telah menerima izin tinggal di Swedia dan ingin dipersatukan kembali dengan istri dan anak-anaknya. Tidak ada Kedutaan Besar Swedia di Afghanistan, dan ini berarti istri dan anak-anaknya tersebut harus pergi ke Pakistan (atau ke negara tetangga lainnya) untuk mengajukan permohonan penyatuan kembali keluarga u Memiliki pengetahuan tentang mandat dan kemampuan organisasi-organisasi internasional terkait yang hadir di Indonesia, misalnya UNHCR dan IOM, dan menjalin kerja sama dengan mereka

52

51

Kegiatan Pencarian (Tracing)

bandar udara di negara penerima, transportasi ke tempat akomodasi dan, barangkali, penyediaan akomodasi bilamana diperlukan u Jika orang yang akan dipersatukan kembali dengan keluarganya itu harus melakukan perjalanan transit melalui sebuah negara atau lebih, pastikan bahwa IOM jika yang mengatur perjalanan adalah organisasi tersebut akan menyediakan bantuan bilamana diperlukan u Jika orang yang bersangkutan tidak punya paspor yang masih berlaku sedangkan negara penerima tidak mungkin memberikan izin jalan (surat jalan), maka surat jalan dari ICRC dapat dipergunakan. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Koordinator RFL PMI Daerah, yang kemudian akan meminta saran dari Subdivisi RFL PMI Pusat n Penyatuan Kembali Setelahuanggota Para

keluarga harus menandatangani "Sertifikat Serah Terima Penyatuan Kembali Keluarga" (Handover Certificate Family Reunification) (lihat lampiran 4.1.9). "Sertifikat Serah Terima" tersebut harus dibuat salinannya: satu salinan untuk keluarga yang bersangkutan, satu salinan untuk dikirim kepada Perhimpunan Nasional terkait dan/atau ICRC, dan satu salinan untuk disimpan oleh Subdivisi RFL PMI Pusat u Perhimpunan Nasional dan organisasi lain yang terlibat dalam proses penyatuan Semua kembali keluarga tersebut harus diberitahu tentang telah datangnya para anggota keluarga yang bersangkutan dengan selamat u Masing-masing anggota keluarga tersebut harus dirujuk ke organisasi-organisasi yang tepat atau Perhimpunan Nasional di negara tempat tinggal mereka yang baru, supaya mereka memperoleh bantuan dalam berintegrasi dengan masyarakat setempat u Jika diperlukan, anggota-anggota keluarga yang telah dipersatukan kembali tersebut harus ditindaklanjuti, dengan perhatian khusus pada kesejahteraan anak-anak

2.6.4 Statistik Bulanan Penyatuan Kembali KeluargaData statistik berikut ini harus diperbaharui secara reguler:u Permohonan

penyatuan kembali keluarga yang telah dibuka (yaitu jumlah calon yang menunggu penyatuan kembali keluarga) u Penutupan kasus (jumlah penyatuan kembali yang berhasil dilakukan)

53

PROSEDUR ADMINISTRATIF

354

Prosedur Administratif

Prosedur Administratif

halnya, maka PMI Cabang perlu mengirimkan laporan sementara (lihat lampiran 4.2.1) melalui faks, kepada Koordinator RFL PMI Daerah pada tanggal tenggat waktu tanggapan atau sebelumnya, dengan menjelaskan upaya-upaya yang selama itu telah dilakukan untuk memproses kasus yang bersangkutan.

3.1

Struktur Pelayanan RFL

3.1.1 IkhtisarProsedur-prosedur dalam mengelola pelayanan RFL harus jelas dan konsisten. Prosedurprosedur tersebut antara lain adalah prosedur mendaftar dan memeriksa kembali permohonan, prosedur menulis catatan kasus, dan prosedur membuat laporan rutin tentang kegiatan RFL. Baik besar ataupun kecil jumlah permohonan di kantor RFL, prosedur-prosedur administrasi yang berlaku adalah sama. Konsistensi prosedur-prosedur administratif antara Subdivisi RFL PMI Pusat, PMI Daerah, dan PMI Cabang akan memastikan pertukaran informasi yang efisien di lingkungan PMI dan pelayanan RFL yang efektif bagi para penerima bantuan. 3.1.2 Permohonan yang Datang dari Luar Negeri untuk Diproses di Dalam Negeri

CATATAN PENTING: tanggung jawab Koordinator RFL PMI Daerah untuk memastikan bahwa PMI Cabang memproses dan menanggapi kasus sesuai tenggat waktu u tanggung jawab Koordinator Tanggap Darurat RFL PMI Pusat untuk Adalah memastikan bahwa Koordinator RFL PMI Daerah memproses dan menanggapi kasus sesuai tenggat waktuu Adalah

Gambar 6: Permohonan dari luar negeri yang masuk ke PMI untuk diproses di dalam negeri

Untuk RCM, permohonan pencarian, dan permohonan informasi kesejahteraan yang datang dari Perhimpunan Nasional lain atau ICRC, maka prosedur berikut ini berlaku di RFL PMI:u permohonan RCM,

Perhimpunan Nasional yang membuka kasus RFL atau ICRC meneruskan kasus tersebut ke Subdivisi RFL PMI Pusat

Subdivisi RFL PMI Pusat menilai kasus RFL tersebut & meneruskannya ke Koordinator RFL PMI Daerah

Koordinator RFL PMI Daerah meneruskan kasus RFL tersebut ke PMI Cabang

Relawan RFL di PMI Cabang memproses kasus RFL. Hasil pencarian di kirimkan kembali dengan cara yang sama

3.1.3 Permohonan ke Luar Negeri untuk Diproses di Luar NegeriUntuk RCM, permohonan pencarian, atau permohonan informasi kesejahteraan dari RFL PMI ke Perhimpunan Nasional lain atau ICRC, maka prosedur berikut ini berlaku:u permohonan RCM,

pencarian, atau permohonan informasi kesejahteraan dibuka dan dinilai di PMI Cabang dan kemudian dikirimkan, beserta surat pengantar (lihat contoh pada lampiran 4.2.2, 4.2.3 dan 4.2.4), kepada Koordinator RFL PMI Daerah dalam waktu dua hari setelah permohonan tersebut lengkap u Koordinator RFL PMI Daerah meneruskan RCM, permohonan pencarian, atau permohonan informasi kesejahteraan ke Subdivisi RFL PMI Pusat dalam waktu satu minggu (untuk RCM atau permohonan pencarian) atau tiga hari (untuk permohonan informasi kesejahteraan) sejak tanggal permohonan tersebut dikirim dari PMI Cabang u Jika kasus yang bersangkutan memenuhi kriteria penerimaan, Subdivisi RFL PMI Pusat mengirimkan RCM, permohonan pencarian, atau permohonan informasi kesejahteraan tersebut ke Perhimpunan Nasional negara tujuan atau ICRC dalam satu minggu (untuk RCM atau permohonan pencarian) atau tiga hari (untuk permohonan informasi kesejahteraan) dan menyimpan satu salinan u Subdivisi RFL PMI Pusat menyampaikan laporan perkembangan dan tanggapan kepada Koordinator RFL PMI Daerah, yang kemudian meneruskannya ke PMI Cabang yang membuka kasus

pencarian, atau permohonan informasi kesejahteraan diterima di Subdivisi RFL PMI Pusat u Subdivisi RFL PMI Pusat menilai RCM, permohonan pencarian, atau permohonan informasi kesejahteraan tersebut terhadap kriteria penerimaan yang berlaku u Jika RCM, permohonan pencarian, atau permohonan informasi kesejahteraan tersebut tidak memenuhi kriteria penerimaan, Subdivisi RFL PMI Pusat menghubungi Perhimpunan Nasional terkait atau ICRC u Jika RCM, permohonan pencarian, atau permohonan informasi kesejahteraan tersebut memenuhi kriteria penerimaan, PMI Pusat meneruskan kasusnya kepada Koordinator RFL PMI Daerah terkait, yaitu dalam waktu sebagai berikut (sejak permohonan tersebut tiba di PMI Pusat): - Satu minggu untuk RCM - Satu minggu untuk permohonan pencarian - Tiga hari untuk permohonan informasi pencarian (yang harus dikirimkan melalui faks) u Koordinator RFL PMI Daerah meneruskan kasus tersebut kepada PMI Cabang terkait, yaitu dalam waktu sebagai berikut (sejak tanggal permohonan tersebut dikirim dari PMI Pusat): - Satu minggu untuk RCM - Satu minggu untuk permohonan pencarian - Tiga hari untuk permohonan informasi kesejahteraan (yang harus dikirimkan melalui faks). u PMI Cabang memproses RCM, permohonan pencarian, atau permohonan informasi kesejahteraan tersebut dengan tenggat waktu sebagai berikut (sejak tanggal permohonan tersebut dikirim dari PMI Daerah): - Lima belas hari untuk RCM - Satu bulan untuk permohonan pencarian - Satu minggu untuk permohonan informasi kesejahteraan u Koordinator RFL PMI Daerah perlu menerima balasan/tanggapan dari PMI Cabang tentang upaya pencarian selambat-lambatnya pada tanggal tenggat waktu tanggapan. CATATAN: Tanggal tenggat waktu tanggapan tertera pada checklist untuk masingmasing jenis kasus (lihat lampiran 4.1.2, 4.1.5 dan 4 .1.6) u Dari waktu ke waktu, upaya pencarian mung