Upload
imam-ngine-syahputra
View
3
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
thtrhr
Citation preview
TUGAS
MOTOR BAKAR
“MOTOR BAKAR 4 DAN 2 TAK”
Disusun Oleh:
Imam Syahputra
120421016
Fakultas Teknik Mesin
Universitas Sumatera Utara
2013
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Pembatasan Masalah
C. Tujuan
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Mesin Bensin
B. Siklus Otto
C. Prinsip Kerja Mesin Bensin
D. Sistem Pengapian Motor Bensin
E. Mesin Bensin 4 Tak
F. Mesin Bensin 2 Tak
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak sekali menjumpai atau bahkan menggunakan
peralatan-peralatan yang bermesin. Salah satu diantara mesin-mesin tersebut adalah mesin
Bensin. Motor Bensin dikategorikan dalam mesin pembakaran dalam (internal combustion
engine). Mesin Bensin dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu mesin Bensin 4 tak dan 2
tak.
Melalui makalah ini, kami mencoba untuk membahas tentang mesin bensin, prinsip kerja,
kelebihan dan kekurangan dari mesin bensin itu sendiri, baik mesin bensin 4 tak ataupun
mesin bensin 2 tak.
B. Pembatasan Masalah
Melihat dari latar belakang masalah serta memahami pembahasannya maka penulis dapat
memberikan batasan-batasan pada :
1. Pengertian mesin bensin
2. Siklus otto
3. Prinsip kerja mesin bensin 4 tak dan 2 tak
4. Sistem pengapian mesin bensin
5. Mesin bensin 4 tak
6. Mesin bensin 2 tak
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi mesin bensin.
2. Mengetahui siklus otto pada mesin bensin.
3. Mengetahui prinsip kerja mesin bensin 4 tak dan 2 tak.
4. Mengetahui sistem pengapian pada mesin bensin.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Mesin Bensin
Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang banyak dipakai saat ini.
Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan energi panas untuk melakukan
kerja mekanis atau mengubah tenaga panas menjadi tenaga mekanis. Energi atau tenaga
panas tersebut diperoleh dari hasil pembakaran.Ditinjau dari cara memperoleh tenaga
panas, mesin kalor dapat dibedakan menjadi dua yaitu mesin dengan pembakaran dalam
dan mesin dengan pembakaran luar.
Mesin pembakaran dalam adalah mesin yang melakukan proses pembakaran bahan bakar
di dalam mesin tersebut dan gas pembakaran yang terjadi berfungsi sebagai fluida kerja.
Mesin pembakaran dalam umumnya disebut motor bakar. Jadi motor bakar adalah mesin
kalor yang menggunakan gas panas hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin untuk
melakukan kerja mekanis. Mesin pembakaran luar adalah mesin di mana proses
pembakaran bahan bakar terjadi di luar mesin dan energi panas dari gas pembakaran
dipindahkan ke fluida mesin melalui beberapa dinding pemisah, misal ketel uap.
Mesin bensin merupakan salah satu jenis motor bakar dalam yang menggunakan bahan
bakar bensin dengan sistem pengapian menggunakan busi.
b. Siklus Otto
Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan dalam kehidupan
manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel) adalah contoh
penerapan dari sebuah siklus Otto.
Secara thermodinamika, siklus ini memiliki 4 buah proses thermodinamika yang terdiri
dari 2 buah proses isokhorik (volume tetap) dan 2 buah proses adiabatis (kalor tetap).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram tekanan (p) vs temperatur (V) berikut:
Gambar 6. Hubungan P dan V pada proses pembakaran
Proses yang terjadi adalah :
1-2 : Kompresi adiabatis
2-3 : Pembakaran isokhorik
3-4 : Ekspansi / langkah kerja adiabatis
4-1 : Langkah buang isokhorik
Atau
0-1 : proses pengisapan bahan bakar + udara
2-1 : proses kompresi bahan bakar + udara
2-3 : proses pembakaran (penambahan kalor)
3-4 : proses usaha
1-0 : proses pembuangan
Beberapa rumus yang digunakan untuk menganalisa sebuah siklus Otto adalah sebagai
berikut :
1. Proses Kompresi Adiabatis
T2/T1 = r^(k-1); p2/p1 = r^k
2. Proses Pembakaran Isokhorik
T3 = T2 + (f x Q / Cv) ; p3 = p2 ( T3 / T2)
3. Proses Ekspansi / Langkah Kerja
T4/T3 = r^(1-k) ; p4/p3 = r^(-k)
4. Kerja Siklus
W = Cv [(T3 - T2) - (T4 - T1)]
5. Tekanan Efektif Rata-rata (Mean Effective Pressure)
pme = W / (V1 – V2)
6. Daya Indikasi Motor
Pe = pme . n . i . (V1-V2) . z
Dimana parameter – parameternya adalah :
p = Tekanan gas (Kg/m^3)
T = Temperatur gas (K; Kelvin)
V = Volume gas (m^3)
r = Rasio kompresi (V1 – V2)
Cv = Panas jenis gas pada volume tetap ( kj/kg K)
k = Rasio panas jenis gas (Cp/Cv)
f = Rasio bahan bakar / udara
Q = Nilai panas bahan bakar (kj/kg)
W = Kerja (Joule)
n = Putaran mesin per detik (rps)
i = Index pengali; i=1 untuk 2 tak dan i=0.5 untuk 4 tak
z = Jumlah silinder
P = Daya ( Watt )
c. Prinsip Kerja Mesin Bensin
Berikut akan diterangkan mengenai prinsip kerja mesin bensin. Pertama, campuran udara
dan bensin di hisap kedalam silinder, kemudian dikompresikan oleh torak saat begerak
naik, apabila campuran udara dan bensin terbakar dengan adanya api dari busi yang panas
sekali, maka akan menghasilkan tekanan gas pembakaran yang besar di dalam silinder.
Tekanan gas pembakaran ini mendorong torak kebawah, yang menggerakan torak turun
naik dengan bebas di dalam silinder. Dari gerak lurus (naik turun) torak dirubah menjadi
gerak putar pada poros engkol melalui batang torak. Gerak putar inilah yang menghasilkan
tenaga pada mesin.
Posisi tertinggi yang di capai torak di dalam silinder di sebut titik mati atas (TMA), dan
posisi terendah yang di capai torak disebut titik mati bawah(TMB). Jarak bergeraknya
torak antara TMA dan TMB di sebut langkah torak (stroke).
Campuran udara dan bensin dihisap kedalam silinder dan gas yang telah terbakar harus
keluar, dan ini harus berlangsung secara tetap. Pekerjaan ini dilakukan dengan adanya
gerak torak yang turun naik di dalam silinder. Proses menghisap campuran udara dan
bensin kedalam silinder, mengkompresikan, membakarnya, dan mengeluarkan gas bekas
dari silinder, disebut satu siklus.
Sistem bahan bakar
Sistem bahan bakar (fuel system) terdiri dari beberapa komponen, dimulai dari tangki
bahan bakar (fuel tank) sampai pada charcoal canister. Bahan bakar yang tersimpan dalam
tangki dikirim oleh pompa bahan bakar (fuel pump) ke karburator melalui pipa-pipa dan
selang-selang.kotoran dan benda-benda lainya dikeluarkan dari bahan bakar oleh saringan
(fuel filter).
Karburator menyalurkan ke mesin sejumlah bahan bakar yang dibutuhkan berupa
campuran udara dan bahan bakar. Sejumlah gas HC yang timbul di dalam tangki dikurangi
oleh charcoal canister. Bensin di alirkan dari tangki melalui saringan, selang dan pipa-pipa
hisap (suction tube). Bensin yang sudah disaring dikirim ke karburator oleh pompa bahan
bakar, dan karburator mencampurnya dengan udara dengan suatu perbandingan tertentu
menjadi campuran udara dan bahan bakar. Sebagian campuran udara dan bahan bakar
menguap dan menjadi kabut saat mengalir melalui intake manifold ke silinder.
Campuran Udara dan Bahan Bakar
Bahan bakar yang dikirim kedalam silinder untuk mesin harus ada dalam Kondisi mudah
terbakar agar dapat menghasilkan efesiensi tenaga yang maksimum. Bensin sedikit sulit
terbakar, bila tidak dirubah kedalam bentuk gas. Bensin tidak dapat terbakar dengan
sendirinya, harus dicampur dengan udara dalam perbandingan yang tepat. Untuk
mendapatkan campuran udara dan bahan bakar yang baik, uap bensin harus bercampur
dengan sejumlah udara yang tepat. Perbandingan campuran udara juga mempengaruhi
pemakaian bahan bakar.
Perbandingan Udara Dengan Bahan Bakar
Perbandingan udara dengan bahan bakar dinyatakan dalam volume atau berat dari bagian
udara dan bahan bakar. Pada umumnya, perbandingan udara dan bahan bakar dinyatakan
berdasarkan perbandingan berat udara dengan berat bahan bakar. Bensin harus dapat
terbakar keseluruhannya di dalam ruang bakar untuk menghasilkan tenaga yang besar pada
mesin. Perbandingan udara dan bahan bakar dalam teorinya adalah 15:1, yaitu 15 untuk
udara berbanding 1 untuk bensin.
Tetapi pada kenyataannya, mesin menghendaki campuran udara dan bahan bakar dalam
perbandingan yang berbeda-beda tergantung pada temperatur, kecepatan mesin, beban, dan
kondisi lainya. Pada table di bawah ini diperlihatkan perbandingan udara dan bahan bakar
yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi mesin.
Proses Pembakaran
Campuran bahan bakar-udara didalam selinder motor bensin harus sesuai dengan syarat
busi, yaitu jangan terbakar sendiri. Ketika busi mengeluarkan api listrik, yaitu pada saat
beberapa derajat engkol sebelum torak mencapai TMA, campuran bahan bakar-udara
disekitar itulah mula-mula terbakar. Kemudian nyala api merambat kesegala arah dengan
kecepatan yang sangat tinggi (25-50 m/detik), menyalakan campuran yang dilaluinya
sehingga tekanan gas didalam silinder naik, sesuai dengan jumlah bahan bakar yang
terbakar.
Pembakaran yang merambat dengan cepat itu, temperaturnya dapat melampaui temperatur
penyalaan sendiri sehingga akan terbakar dengan cepatnya. Proses terbakar sendiri dari
bagian campuran yang terakhir (terjatuh dari busi) dinamai detonasi.
Detonasi yang berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama dapat merusak bagian ruang
bakar, terutama bagian tepi dari kepala torak tempat detonasi terjadi.Disamping itu
detonasi mengakibatkan bagian ruang bakar (misalnya busi atau kerak yang ada)sangat
tinggi temperaturnyaatau pijar, sehingga dapat menyalakan campuran bahan bakar-udara
sebelum waktunya (pranyala). Detonasidapat mengurangi daya dan efisiensi mesin,
sedangkan tekanan maksimum gas pembakaranpun akan bertambah tinggi. Karena itu,
detonasi yang dahsyat tidak di kehendaki dan harus dicegah. Maka dari itu seluruh
campuran bahan bakar-udara harus dinyalakan oleh nyala api yang berasal dari busi.
Berikut ini beberapa cara untuk mencegah detonasi :
1. Mengurangi tekanan dan temperatur bahan bakar-udara yang masuk kedalam silinder.
2. Mengurangi perbandingan kompresi.
3. Memperlambat saat penyalaan.
4. Memperkaya yaitu menaikan perbandingan campuran bahan bakar-udara
5. Menaikan kecepatan torak atau putaran poros engkol, untuk memperoleh arusturbulen
pada campuran didalam silinder yang mempercepat rambatan nyala api.
6. Memperkecil diameter torak untuk memperpendek jarak yangdi tempuh olehnyala api
dari busi kebagian yang terjauh. Hal ini bias juga di capai jikadipergunakan busi lebih
dari satu.
Sistem Pengapian Pada Mesin Bensin
Sistem pengapian motor bensin memilik prinsip kerja yang beragam sesuai dengan jenis
dan model sistem pengapian yang digunakan. Untuk sistem pengapian Motor biasanya
terdiri atas 2 macam yakni Sistem Pengapian ACdan Sistem Pengapian DC. Untuk
sistem pengapian Motor sebenarnya bisa kita modifikasi dari sistem pengapian AC ke
sistem pengapian DC atau sebaliknya.
1. Sistem Pengapian AC atau yang lebih kita kenal dengan CDI(Capasitor Discharge
Ignition) merupakan sistem dimana pengapian ke busi dibangkitkan dari tegangan AC dari
spul motor yang di triger oleh sirkuit elektronik(CDI) sesuai signal yang di terima dari
pulser.
2. Sistem Pengapian DC. Pada sistem pengapian Dc ini lebih mirip dengan sistem
pengapian mobil secara elektronik, yakni TCI(transistorized Ignition System), dengan
sistem TCI tegangan tinggi yang di bangkitkan dari koil benar2 tegangan DC 12volt yang
di driver oleh sebuah transistor sesuai data dari sumber signal alias pulser.
Semua sistem pengapian motor yang peletakan pulser berada pada askruk pasti
menimbulkan percikan busi secara 2 kali proses yang berbeda dalam 1 siklus kerja motor 4
tak, yakni pada proses kompresi dan proses buang.
Mesin Bensin 4 Tak dan 2 Tak
Klasifikasi Motor Bensin
Menurut prinsip kerjanya motor bensin dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu motor
bensin 2 langkah dan motor bensin 4 langkah.
1. Motor Bensin 2 Langkah
Motor bensin 2 langkah adalah motor bensin yang setiap siklus kerjanya dalam 2 langkah
torak atau 1 kali putaran poros. Prinsip kerja motor bensin 2 langkah dalam 1 kali siklus
kerja dapat dijelaskan sebagai berikut :
HISAP & KOMPRESI EKSPANSI BUANG
Torak bergerak dari TMB ke TMA, saluran masuk terbuka dan campuran bensin dan udara
masuk ke ruang engkol. Sementara itu di atas torak terjadi langkah kompresi sehingga
menghasilkan suhu dan tekanan yang tinggi dan mengakibatkan torak terdorong ke TMB.
Pada saat torak menuju TMB, torak menutup saluran masuk dan memperkecil ruang
engkol. Hal ini mengakibatkan campuran bensin dan udara bergerak ke atas torak melalui
saluran bilas. Pada saat torak sampai TMB, saluran bilas dan saluran buang terbuka
sehingga campuran bensin dan udara dari ruang engkol masuk ke ruang bakar.
Sifat-sifat motor bensin 2 langkah :
Konstruksi lebih sederhana dan biaya pembuatan lebih murah.
Pembuangan gas kurang sempurna dan kesulitan untuk mempertinggi kecepatan.
Dengan ukuran langkah torak dan kecepatan yang sama akan menghasilkan daya yang
lebih besar.
2. Motor Bensin 4 Langkah
Motor Bensin 4 Langkah adalah motor bensin yang setiap siklus kerjanya dalam 4 langkah
torak atau 2 kali putaran poros. Adapun rangkaian proses dan langkah-langkah torak
adalah sebagai berikut :
1. Proses Pengisian
Pengisian campuran bensin dan udara terjadi pada langkah pertama yaitu saat torak
bergerak dari TMA ke TMB, di mana katup masuk terbuka dan katup buang tertutup.
2. Proses Kompresi
Terjadi pada langkah kedua. Yaitu torak bergerak dari TMB ke TMA. Pada langkah ini
kedua katup tertutup.
3. Proses Pembakaran
Beberapa saat menjelang akhir kompresi, saat sebelum torak mencapai TMA, busi
memercikkan bunga api dan membakar campuran bensin dan udara. Akibatnya temperatur
dan tekanan gas pembakaran dalam silinder meningkat.
4. Proses Kerja/Ekspansi
Proses ini terjadi pada langkah ketiga yaitu torak bergerak dari TMA ke TMB. Tekanan
yang tinggi hasil pembakaran digunakan untuk mendorong torak ke bawah dan memutar
poros engkol untuk melakukan kerja mekanik.
5. Proses Pembuangan
Terjadi pada langkah keempat, torak bergerak dari TMB ke TMA. Pada langkah ini katup
buang terbuka dan katup masuk tertutup. Gas hasil pembakaran dibuang keluar silinder
melalui katup buang.
Sifat-sifat motor bensin 4 langkah :
Dalam 4 langkah torak terdapat 1 langkah ekspansi.
Pemakaian bahan bakar lebih hemat dan kerugian dari gas-gas yang terbuang kecil
sekali.
Konstruksinya lebih rumit dan biaya pembuatan lebih mahal.
Dengan ukuran piston dan putaran yang sama menghasilkan daya yang lebih kecil.
Pembuangan gas lebih sempurna.
2.4. Keuntungan Motor Bensin
Dibandingkan dengan motor diesel, motor bensin memiliki beberapa keuntungan di
antaranya :
1. Tekanan kompresi yang dibutuhkan lebih kecil.
2. Konstruksi mesin lebih kecil dan tidak perlu sekokoh mesin diesel.
3. Berat mesin lebih ringan.
4. Getaran yang dihasilkan lebih kecil dengan suara yang halus.
5. Tidak memerlukan baterai terlalu besar pada awal penyalaan.
6. Konstruksi ruang bakar lebih sederhana.
2.5. Proses Keliling Motor Bensin 4 Langkah
Yang dimaksud dengan proses keliling pada motor bensin 4 langkah berdasarkan proses
kerja motor adalah suatu keadaan gas di dalam silinder motor dimulai dari pengisian gas di
dalam silinder dan diakhiri dengan pembuangan gas hasil pembakaran. Di dalam silinder
hasil pembakaran yang berupa panas diubah menjadi usaha desak di atas penghisap. Oleh
karena volume dan tekanan di dalam silinder besarnya tidak sama, maka keadaan di dalam
silinder itu dapat dilukiskan dalam bentuk diagram P-V. Diagram P-V yaitu garis-garis
yang melukiskan hubungan antara tekanan dan volume gas dengan segala perubahannya.
2.5.1. Diagram P-V Teoritis Motor Bensin 4 Langkah
Diagram P-V teoritis pada proses pembakaran bahan bakar motor bensin 4 langkah adalah
sebagai berikut:
0 – 1 : Garis Hisap
Torak bergerak ke kanan untuk langkah isap. Pada kecepatan pengisap tertentu, garis akan
berada di bawah garis atm, jadi ada tekanan bawah atau vakum.
1 – 2 : Garis Kompresi
Volume gas dimampatkan pada waktu penghisap bergerak ke sisi tutup. Tekanan naik
hingga mencapai 7 atm sebelum titik mati atas (TMA) busi dinyalakan.
2 – 3 : Garis Pembakaran
Pembakaran terjadi dengan cepat sekali, suhu gas naik, sedangkan dalam waktu yang
sangat cepat volume gas hanya berubah sedikit. Tekanan meningkat maksimum 28 atm.
3 – 4 : Garis Usaha atau Garis Ekspansi
Selama ini gas pembakaran mendesak penghisap dan volume gas tersebut membesar maka
tekanan akan turun.
4 – 1 : Pembuangan Pendahuluan
Tekanan turun sesuai dengan tekanan atmosfer, sedangkan besar gas pembakaran (70 %)
telah dikeluarkan.
1 – 0 : Gas Pembuangan
Sisa gas didesak keluar oleh penghisap, karena kecepatan gerak penghisap, terjadilah
kenaikan tekanan sedikit di atas 1 atm.
Diagram P-V Sebenarnya Motor Bensin 4 Langkah
Proses ini sering disebut proses otto yaitu proses yang terdapat pada motor bensin 4
langkah, di mana pembakarannya menggunakan busi dan proses dan proses pembakaran
terjadi dengan volume tetap.
Gambar 2.5. Diagram P-V Sebenarnya Motor Bensin 4 Langkah
Keterangan:
0 – a : Langkah hisap
Pada waktu torak bergerak ke kanan, udara bercampur bahan bakar masuk ke dalam
silinder. Karena torak dalam keadaan bergerak, maka tekanannya turun sehingga lebih
kecil daripada tekanan udara luar, begitu juga suhunya. Garis langkah hisap dapat dilihat
pada diagram di atas. Penurunan tekanan ini bergantung pada kecepatan aliran. Pada motor
yang tidak menggunakan super charge tekanan terletak antara 0,85-0,9 atm terhadap
tekanan udara luar.
a – b : Langkah kompresi
Dalam proses ini kompresi berjalan adiabatik.
b – c : Langkah Pembakaran
Pembakaran terjadi pada volume tetapsehingga suhu naik.
c – d : Langkah Ekspansi atau Langkah Kerja
Pada langkah ini terjadi proses adiabatik karena cepatnya gerak torak sehingga dianggap
tidak ada panas yang keluar maupun masuk.
d – a : Langkah Pembuangan Pendahuluan
Terjadi proses isokhorik yaitu panas keluar dari katup pembuangan.
a – 0 : Langkah Pembuangan
Sisa gas pembakaran didesak keluar oleh torak. Karena kecepatan gerak torak, terjadilah
kenaikan tekanan sedikit di atas 1 atm.
2.6. Termodinamika
Dalam perhitungan thermodinamika, maka kita harus mengetahui diagram proses
pembakaran.
1. Keadaan titik a
Keadaan awal kompresi, di mana torak bergerak dari TMA ke TMB dan mendorong udara
pembakaran.
1. Temperatur awal kompresi (Ta)
Adalah temperatur campuran bahan bakar yang berada dalam silinder saat torak
melakukan langkah kompresi.
Dimana :
Ta = Temperatur awal kompresi ( oK)
To = Temperatur udara luar ( oK)
Tr = temperatur gas bekas ( oK)
γr = koefisien gas bekas
∆tw = Kenaikan udara karena menerima suhu dari dinding
2. Efisiensi pemasukan (Charge Efficiency)
Adalah perbandingan jumlah pemasukan udara segar sebenarnya yang dikompresikan di
dalam silinder mesin yang sedang bekerja dan jumlah volume langkah pada tekanan dan
temperatur udara luar (Po dan To).
Dimana :
ε = Perbandingan kompresi
Po = Tekanan udara luar (kg/cm2)
Pa = Tekanan awal kompresi (kg/cm2)
2. Keadaan titik b
Adalah akhir langkah kompresi di mana tekanan dan temperatur udara pembakaran sangat
tinggi dan merupakan awal proses pembakaran bahan bakar.
1. Tekanan Akhir Kompresi
Adalah tekanan campuran bahan bakar silinder pada akhir langkah kompresi.
Pc = Pa. ε n1
Dimana :
Pc = Tekanan akhir kompresi (kg/cm2)
n1 = Koefisien Polytropic
2. Temperatur Akhir Kompresi
Adalah temperatur campuran bahan bakar silinder pada akhir langkah kompresi.
Tc = Ta. ε (n1 – 1)
3. Keadaan titik puncak c
Pada keadaan ini proses pembakaran terus berlangsung pada volume tetap.
1. Nilai Kalor Pembakaran Bahan Bakar (Ql)
Adalah jumlah panas yang mampu dihasilkan dalam pembakaran 1 Kg bahan bakar. Untuk
bensin (gasoline) besarnya Ql = 9530 Kkal/ Kg.
2. Kebutuhan Udara Teoritis
Adalah kebutuhan udara yang diperlukan untuk membakar bahan bakar jika jumlah
oksigen di udara sebesar 21 % sesuai dengan perhitungan.
Dimana :
Lo = Kebutuhan udara teoritis (mol/kg)
C = Kandungan Karbon (%)
H = Kandungan Hydrogen (%)
O = Kandungan Oksigen (%)
3. Koefisien Pembakaran
Adalah koefisien yang menunjukkan perubahan molekul yang terjadi selama proses
pembakaran bahan bakar.
Dimana:
μO = Koefisien pembakaran
Mg = Jumlah molekul yang terbakar
Lo’ = Jumlah udara sebenarnya untuk pembakaran bahan bakar (mol/kg)
α= koefisien kelebihan udara
4. Koefisien Pembakaran Molekul
Menunjukkan perubahan molekul yang terjadi sebelum dan sesudah pembakaran.
5. Temperatur Pembakaran Pada Volume Tetap
Adalah temperatur hasil gas pembakaran campuran bahan bakar untuk motor bensin.
Dimana :
Tz = Temperatur pembakaran pada volume tetap atau temperatur pada akhir pembakaran
(oK)
ς2 = Heat Utilization Coefficient (Koefisien Perbandingan Panas)
Q1 = Nilai pembakaran bahan bakar (Kkal/kg)
Mcv = Kapasitas udara panas pada volume tetap (Kkal/mol per oC)
Mcp = Kapasitas panas dari gas pada tekanan tetap (Kkal/mol per oC)
6. Tekanan Akhir Pembakaran
Dimana :
Pz = Tekanan akhir (kg/cm2)
7. Perbandingan Tekanan Dalam Silinder Selama Pembakaran
Adalah rasio yang menunjukkan perbandingan tekanan akhir pembakaran dengan tekanan
awal pembakaran.
4. Keadaan titik d
Keadaan ini merupakan langkah akhir kompresi.
1. Perbandingan Ekspansi Pendahuluan
Adalah rasio yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada gas hasil pembakaran
campuran bahan bakar pada awal langkah kompresi.
2. Perbandingan Kompresi Selanjutnya
Adalah rasio yang menunjukkan perubahan pada gas hasil pembakaran selama langkah
ekspansi.
3. Tekanan Gas Pada Akhir Ekspansi
4. Temperatur Akhir Ekspansi
5. Tekanan Rata-rata Indikator Teoritis
Adalah besarnya tekanan rata-rata yang dihasilkan oleh pembakaran campuran bahan
bakar yang bekerja pada torak.
6. Tekanan Rata-rata Indikator Sebenarnya
Adalah besar tekanan rata-rata yang dihasilkan dari pembakaran campuran bahan bakar.
Pi = Pit.φ
Dimana :
φ = faktor koreksi (0,95 – 0,98)
7. Tekanan Efektif Rata-rata
Adalah besarnya tekanan rata-rata efektif yang bekerja pada permukaan torak
Pe = ηm. Pi
Dimana :
ηm = rendemen mekanik
2.7. Faktor-faktor Kemampuan Motor
Faktor-faktor yang menentukan motor dalam beroperasiadalah sebagai berikut:
1. Volume Silinder
Volume Silinder pada motor adalah volume dari jumlah silinder pada motor tersebut.
Volume silinder ditentukan ketika torak pada posisi TMB.
Vd = π/4. D2. L. Z
Dimana :
Vd = Volume yang ditempuh oleh torak selama melakukan langkah kerja
D = Diameter silinder
L = Langkah torak
z = Jumlah silinder
2. Daya Indikator
Adalah panas pembakaran bahan bakar di atas torak yang dikurangi kerugian-kerugian
panas karena gas buang.
Dimana :
Ni = Daya indikator (HP)
Pi = Tekanan rata-rata indikator (kg/cm2)
D = Diameter silinder (m)
L = Langkah torak (m)
N = Putaran mesin
i = Jumlah silinder
z = Jumlah pembakaran tiap langkah, untuk motor 4 langkah = 2
3. Daya Efektif
Adalah daya indikator dikurangi dengan kerugian-kerugian gesekan, di mana besar
kecilnya kerugian akan mempengaruhi rendemen mekanik. Daya efektif ini merupakan
tenaga yang menggerakkan poros engkol.
Ne = Ni. ηm
4. Pemakaian Bahan Bakar
1. Pemakain Bahan Bakar Indikator
Adalah jumlah bahan bakar yang diperlukan untuk menghasilkan tekanan indikator.
2. Konsumsi bahan bakar spesifik efektif (F)
Adalah jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan kerja efektif.
3. Pemakain Bahan Bakar Tiap Jam
Fh = Fe. Ne
2.8. Perhitungan Neraca Panas
Persamaan keseimbangan neraca panas pada mesin adalah :
Qf = Qe + Qcool + Qeg + Qrest
1. Panas yang didapat dari pembakaran
Qf = Fh. Q1 (Kkal/jam)
Dimana :
Q1 = Nilai pembakaran terendah bahan bakar (Kkal/ kg)
Fh = Kebutuhan bahan bakar tiap jam
2. Panas yang berguna pada efektif mesin
Qe = 632. Ne (Kkal/jam)
3. Panas yang terbawa oleh media pendingin
Qcool = 0,31 Qf
4. Panas yang terbawa karena pancaran dan gesekan (sisa)
Qres = Qf – Qe – Qcool – Qeg
Kelebihan Dan Kekurangan Mesin Bensin 4 Tak Dan 2 Tak
Konstruksi Dasar Mesin 2 Tak
Mesin 2 langkah hanya memerlukan satu kali putaran poros engkol untuk menyelesaikan
satu siklus pembakaran.Campuran bahan bakar dan udara dikompresikan 2 kali setiap
putaran.
Pada mesin 2 tak piston juga berfungsi sebagai katup.
Keuntungan Dan Kerugian Mesin 2 Tak
Keuntungan:
1. Pembakaran terjadi pada setiap putaran poros engkol, sehingga putaran poros engkol
lebih halus dan putaran mesin menjadi lebih halus.
2. Konstruksinya sederhana (tidak terdapat mekanisme katup)
3. Tenaga yang dihasilkan lebih besar
Kerugian:
1. Langkah masuk dan buang lebih pendek, sehingga terjadi kerugian langkah tekanan
kembali gas buang lebih tinggi.
2. Karena pada bagian silinder terdapat lubang-lubang, timbul gesekan antara ring piston
dan lubang, sehingga ring piston lebih cepat aus.
3. Mudah terjadi panas pada silinder karena lubang buang terdapat pada bagian silinder
4. Konsumsi bahan bakar dan pelumas lebih banyak
Konstruksi Dasar Motor 4 Tak
Mesin 4 tak memerlukan dua kali putaran poros engkol untuk menyelesaikan satu siklus
pembakaran di dalam silinder.Terdapat mekanisme katup.
Keuntungan Dan Kerugian Motor 4 Tak
Keuntungan:
1. Kerugian langkah karena tekanan balik lebih kecil, sehingga pemakaian bahan bakar
lebih hemat
2. Pada putaran rendah lebih baik dan panas lebih rendah
3. Langkah pemasukan dan buang lebih panjang sehingga efisiensi pemasukan lebih baik
Kerugian
1. Mekanisme katup lebih banyak, sehingga perawatannya lebih sulit
2. Suara mekanis lebih gaduh
3. Langkah kerja terjadi dengan 2 putaran poros engkol, sehingga keseimbangan putar
tidak stabil
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mesin bensin adalah jenis motor pembakaran dalam yang menggunakan bahan bakar
bensin dengan sistem pengapian menggunakan busi.
Mesin bensin adalah mesin yang dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin
pembakaran dalam (internalcombustionengine).
Prinsip kerja mesin bensin secara umum dibagi menjadi :
1. Mesin bensin 4 tak
2. Mesin bensin 2 tak
Keuntungan Dan Kerugian Mesin 2 Tak
Keuntungan:
1. Pembakaran terjadi pada setiap putaran poros engkol, sehingga putaran poros engkol
lebih halus dan putaran mesin menjadi lebih halus.
2. Konstruksinya sederhana (tidak terdapat mekanisme katup)
3. Tenaga yang dihasilkan lebih besar
Kerugian:
1. Langkah masuk dan buang lebih pendek, sehingga terjadi kerugian langkah tekanan
kembali gas buang lebih tinggi.
2. Karena pada bagian silinder terdapat lubang-lubang, timbul gesekan antara ring piston
dan lubang, sehingga ring piston lebih cepat aus.
3. Mudah terjadi panas pada silinder karena lubang buang terdapat pada bagian silinder
4. Konsumsi bahan bakar dan pelumas lebih banyak
Keuntungan Dan Kerugian Motor 4 Tak
Keuntungan:
1. Kerugian langkah karena tekanan balik lebih kecil, sehingga pemakaian bahan bakar
lebih hemat
2. Pada putaran rendah lebih baik dan panas lebih rendah
3. Langkah pemasukan dan buang lebih panjang sehingga efisiensi pemasukan lebih baik
Kerugian
1. Mekanisme katup lebih banyak, sehingga perawatannya lebih sulit
2. Suara mekanis lebih gaduh