10

Click here to load reader

1631_MK Menggambar Rekayasa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1631_MK Menggambar Rekayasa

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir.Drs.Bochari,MM MENGGAMBAR REKAYASA

Perkuliahan (tatap muka) (sipil) IV (keempat)

Pokok bahasan:

LANJUTAN KONSTRUKSI PONDASI DAAN GAMBAR

RENCANA

Sub. Pokok Bahasan:

- Pondasi Setempat

- Pondasi Gabungan

- Pondasi Plat

- Pondasi Dalam;

a. Pondasi Tiang Pancang

b. Pondasi Sumur Bor (Bored Pile)

- Gambar – gambar rencana

Page 2: 1631_MK Menggambar Rekayasa

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir.Drs.Bochari,MM MENGGAMBAR REKAYASA

• PONDASI SETEMPAT

- Pondasi setempat direncanakan untuk penghematan bahan dan penghematan

jumlah galian, pondasi setempat dipasang dibawah kolom – kolom utama

pendukung bangunan.

- Kedalaman; 1,50 M – 4,00 M untuk menahan kolom – kolom portal pendukung

utama bangunan, sedang dibawah beton sloof ada pondasi batu kali kedalaman

0,60 M – 0,80 M.

- Ada 2 (dua) cara:

a. Plat beton bertulang

b. Pilar (umpang) pasangan batu kali.

A. Pondasi Telapak;

Page 3: 1631_MK Menggambar Rekayasa

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir.Drs.Bochari,MM MENGGAMBAR REKAYASA

B. Pondasi Setempat;

Pondasi Umpang Pondasi Sumuran Persegi Pondasi Sumuran

Bulat

C. Pondasi Gabungan;

Pondasi plat yang mendukung kolom lebih dari satu.

D. Pondasi Plat;

Pondasi dengan plat tebal dan perkuatan balok – balok beton kedap air

dapat dimanfaatkan sebagai ruang basement dibawah tanah pondasi plat

dirangkai menjadi satu dengan dinding beton kedap air sebagai turap penahan

tanah disekeliling ruang basement.

Page 4: 1631_MK Menggambar Rekayasa

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir.Drs.Bochari,MM MENGGAMBAR REKAYASA

Proses kegiatan pembuatan pondasi plat ini mengingat kedalaman tanah

cukup dalam ada beberapa teknis pelaksanaan yang harus diperhatikan antara

lain;

- Sistem dwatering artinya proses pengeringan air tanah dengan alat bantu

kompresor.

- Siklus atau mekanisme pengerukan dan pemindahan tanah dengan dump truck.

- Pengecoran dinding sebagai turap harus mendapatperhatian yang cermat.

Jenis pondasi lainnya yaitu;

a. Turap atau konstruksi penahan tanah.

b. Talud, merupakan konstruksi perkuatan tepi atau dinding sungai untuk menjaga

longsor yang mungkin terjadi.

Page 5: 1631_MK Menggambar Rekayasa

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir.Drs.Bochari,MM MENGGAMBAR REKAYASA

Pondasi Dalam;

- Pondasi dalam direncanakan untuk pekerjaan bangunan bertingkat baik

bangunan bertingkat rendah atau bangunan bertingkat tinggi.

- Sebelum derencanakan jenis pondasi yang akan digunakan, sebelum dilakukan

diawali penyelidikan lahan, atau lokasi dimana nanti akan dibangun, penyelidikan

tanah atau siol investigation untuk mendapatkan data susunan tanah atau

disebut data sondir, kedalaman pondasi umumnya diatas 6 M dari muka tanah

(MT).

a. Pondasi Tiang Pancang;

- Konstruksinya dapat dari balok kayu, baja atau beton bertulang, setiaptiang

ditanam dengan mesin pancang.

- Tiang – tiang setelah dipancang dan diyakini sudah mencapai kepada

kedalaman tanah yang keras dan ditest pembebanannya atau disebut

loading test.

- Langkah selanjutnya dapat dipotong tiang – tiang pancang yang muncul atau

ketinggiannya harus dipotong dan disesuaikan dengan ketinggian peil lantai

kurang lebih 0,00 yang diperlukan, disini harus disiapkan stek untuk masuk

kepada poer (pile cap) yang akan dipasangkan.

Page 6: 1631_MK Menggambar Rekayasa

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir.Drs.Bochari,MM MENGGAMBAR REKAYASA

- Posisi poer sebagai titik – titik pancang disiapkan untuk duduknya kolom –

kolom struktur dan antar poer ke poer tetapdipasang beton sloof sebagai

penguat dan pengikat antar poer ke poer, bentuk poer ada yang segitiga,

bulat, segi delapan, dll, dengan ketebalan antara 30- 40 cm.

Gambar tiang Pancang;

Page 7: 1631_MK Menggambar Rekayasa

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir.Drs.Bochari,MM MENGGAMBAR REKAYASA

Poer segi delapan

b. Pondasi Sumur Bor (Bored Pile)

- Pondasi susmur bor merupakan jenis pondasi dalam, peruntukan untuk

bangunan bertingkat rendah.

- Kegiatannya dengan member tanah lebih dahulu sampai kedalaman

rencana, setelah itu diberi cor beton, sepertiga tinggi dari atas, diberi

tulangan baja sekeliling lubang untuk ikatan dengan tulangan kolom

diatasnya.

- Pada pondasi bor boleh tidak pakai poer, karena dibawah satu kolom hanya

dibuat satu tiang bor dengan diameter yang besar, atau diatas diameter 1 M,

jadi tulangan kolom dapat dimasukkan langsung kedalam sumur bor dan

dicor bersama – sama.

Page 8: 1631_MK Menggambar Rekayasa

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir.Drs.Bochari,MM MENGGAMBAR REKAYASA

• Gambar – gambar Rencana;

Gambar rencana dibuat menggunakan skala, menempatkan posisi gambar dan

penempatan gambar detail harus berdekatan dari gambar denahnya dan untuk lebih

baik dan sempurna agar disisipkan gambar perspektifnya.

1. DENAH (ukuran dan penjelasan harus ditulis lengkap)

Menggambarkan pembagian ruangan – ruangan, letak – letak pintu dan

jendela, bentuk dan ukuran lantai ruangan dapat diberi garis atap yang

digambar dengan garis titik – titik, skala 1: 100.

Page 9: 1631_MK Menggambar Rekayasa

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir.Drs.Bochari,MM MENGGAMBAR REKAYASA

2. TAMPAK (tanpa ukuran dan penjelasan)

Gambar tampak yang harus dibuat adalah tampak muka, tampak

samping kiri, tampak samping kanan skala 1: 100

3. POTONGAN (diberi ukuran dan penjelasan)

Gambar potongan, menggambarkan ruang dalam dan pondasinya

digambar dalam 2 (dua) arah, muka –belakang dan samping kiri – kanan.

4. RENCANA PONDASI (diberi ukuran dan penjelasan)

Menggambarkan tipe dan ukuran pondasi yang dipakai, semua bagian

yang ada pondasinya harus digambar lengkap, digambar lebar atas dan

lebar dasar dengan diberi garis tembok, skala 1:100

5. RENCANA ATAP (diberi ukuran dan penjelasan)

Menggambar bentuk atap yang dipakai, garis atap digambar titik – titk,

dijelaskan letak kuda – kuda, balok gording, usuk dan juga bahan

penutup atapnya, gambar talang dan lobang buangan, garis bubungan,

jure luar, jure dalam digambar dengan garis khusus, skala 1:100.

6. RENCANA PLAFON (diberi ukuran dan penjelasan)

Digambar petak – petak pembagian plafon disetiap ruangan, rangka

plafon digambar lengkap dengan balok induk, balok pembagi dan ukuran

kayu yang dipakai, skala 1:100.

7. RENCANA SANITASI (diberi ukuran dan penjelasan)

Gambar letak – letak lobang buangan pada kamar mandi, WC, dapur,

bak cuci, tempat buangan lain, arah aliran saluran pembuangan diberi

anah panah, letak bak control, septictank, sumur air bersih dan

peresapan, jaraknya ditulis jelas, skala 1:100.

8. GAMBAR DETAIL:

a. Detail Pondasi:

Bentuk potongan melintang dan ukurannya serta letak kedalaman

dari pada pondasi yang dipakai.

b. Detail kuda – kuda:

Menggambarkan bentuk kuda – kuda yang dipakai dan

penjelasan sambungan – sambungannya, ukuran kayu yang dipakai

ditulis jelas dan lengkap, apabila bentuk kuda – kuda yang dipakai lebih

dari satu, harus digambar semuanya.

c. Detail Plafon:

Page 10: 1631_MK Menggambar Rekayasa

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir.Drs.Bochari,MM MENGGAMBAR REKAYASA

Bentuk dan ketinggian plafon, sambungan kau penggantung dan

ukurannya ditulis lengkap dan diberi penjelasan.

d. Detail Kozen:

Bentuk kozen pintu dan jendela yang dipakai harus digambar,

ukuran kozen dan kayu yang dipakai ditulis lengkap dan jelas.

e. Detail Sanitasi:

Menggambarkan potongan melintang dan tampak atas dari pada

bak control, septictank, sumur peresapan, penjelasan pembuangan dari

semua alat penerimaan air buangan, semua ukuran dan bahan yang

dipakai ditulis lengkap dan jelas.

f. Detail:

Bagian bangunan yang dianggap penting dan khusus.

9. SITUASI:

Gambar situasi menggambarkan bentuk dari tanahnya ukurannya, letak

terhadap suatu jalan yang ada, ditulis nama jalannya, denah bangunan

diatas tanah diberi warna hitam, pada gambar situasi diberi arah mata

angin (arah utara).