Upload
sarman-iman
View
218
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
147
TEKNIK PENYIMPANAN SEMAI KAYU BAWANG ( )MELALUI PEMBERIAN ZAT PENGHAMBAT TUMBUH DAN
PENGATURAN NAUNGAN
Dysoxylum moliscimum
Storage Techniques of Kayu Bawang SeedlingsThrough Growth Inhibitor Treatments and Shield Prerequisites
(Dysoxylum moliscimum)
Dida Syamsuwida dan/ Aam Aminah
Bahan pengatur tumbuh, kayu bawang , larutan NaCl,paklobutrazol, umur semai
and
rowth regulators, NaCl solution, kayu bawang (Dysoxylum moliscimum), paclobutrazol,seedling ages
(Dysoxylum moliscimum)
Balai Penelitian Teknologi Perbenihan BogorJalan Pakuan-Ciheuleut, PO Box 105, Bogor - 16001
Telp./Fax. (0251) 8327768
Naskah masuk : 14 Juli 2010; Naskah diterima : 1 Juni 2011
ABSTRACT
Keywords: G
Kayu bawang ( ) is one of forest tree species that known to have seeds with rapidlyloss their viability in several days, so as storage of the seed for this species is still becoming a question.Therefore, there should be an attemption to carry out a research on storing seedlings other than seeds byusing slow growth method. The aim of the research was to determine the influence of growth inhibitors,environment conditions and seedling ages on the growth of kayu bawang seedlings during storage. Thegrowth regulators were consisted of paclobutrazol, NaCl and aquadest as the control. The environmentconditions were arranged by placing the seedlings under heavy, moderate and light shading. Meanwhile,the age of seedlings at the time of spraying were 1, 2 and 3 months olds. Statistically, the research wasproposed by using factorial random complete design. The results revealed that factors inhibiting thegrowth rate of kayu bawang seedlings effectively in term of storing for 6 months were the placement of 3
months old seedlings under heavy shading (T 25 C, RH 96 %, light intensity of 650 lux) and application ofNaCl 0.5% solution. Such treatments could supress the height and diameter growth of the seedlings up to59.13 % in average and gave 95% of seedling survival
Dysoxylum moliscimum)
slow growth
Dysoxylum moliscimum
Kayu bawang ( adalah salah satu jenis pohon hutan yang dikenal memiliki benihdengan viabilitas yang cepat menurun dalam beberapa hari, sehingga penyimpanan benih untuk jenis inimasih menjadi kendala. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian penyimpanan semai denganmenggunakan metode 'pertumbuhan lambat' ( ). Tujuan penelitian adalah mengetahuipengaruh beberapa bahan pengatur tumbuh, kondisi simpan dan umur semai pada saat penyemprotanterhadap pertumbuhan semai jenis kayu bawang selama penyimpanan. Bahan pengatur tumbuh yangdigunakan adalah paklobutrazol, NaCl dan akuades sebagai kontrol. Kondisi tempat simpan terdiri darinaungan berat, naungan sedang dan naungan ringan. Sedangkan umur semai pada saat penyemprotanadalah 1, 2 dan 3 bulan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap polafaktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang menghambat pertumbuhan semai secaraefektif sehubungan dengan upaya penyimpanan selama 6 bulan adalah penyemprotan semai umur 3 bulan
dibawah kondisi naungan berat (T 25 C, RH 96 %, intensitas cahaya 650 lux) dan penerapan larutan NaCl0,5%. Kondisi ini dapat menekan pertumbuhan tinggi dan diameter rata-rata sebesar 59,13 % sertamemberikan persen hidup sebesar 95%
0
.
ABSTRAK
Kata kunci :
0
.
148
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Sasaran
Kayu bawang ( )merupakan jenis andalan Kabupaten BengkuluUtara yang mempunyai pertumbuhan cepat dankualitas yang baik, terutama untuk kayupertukangan. Kayu bawang berkembang secaraalami di hutan - hutan sekunder terutama daerahBengkulu Utara.
Kayu bawang dikembangbiakkan olehmasyarakat secara generatif/dengan biji. Musimbunga dimulai sekitar bulan Pebruari dan saatpengunduhan biji pada bulan Mei - Juli. Jumlahbiji per kilogramnya adalah 200 - 300 biji. Bijikayu bawang segar mempunyai persen tumbuh80 %, dengan masa dormansi singkat kuranglebih 10 hari. Lewat masa tersebut persentasetumbuh menurun menjadi 50% (Riyanto, 2001).
Jenis kayu bawang adalah satu di antarasekian banyak jenis pohon hutan yang dikenalmemiliki benih dengan viabilitas yang cepatmenurun dalam beberapa hari, sehinggapenyimpanan benih untuk jenis tanaman inimasih menjadi kendala. Dengan demikian, perludilakukan penelitian penyimpanan semai denganmenggunakan metode 'pertumbuhan lambat'( ) yang diadopsi dari teknikpenyimpanan Hawkes (1980).
Metode pertumbuhan lambat padaprinsipnya adalah menekan pertumbuhan semais e l a m a d a l a m p e n y i m p a n a n d e n g a nmemanipulasi kondisi lingkungan tempat simpanatau menambahkan bahan pengatur tumbuhdengan tetap mempertahankan daya hidupnya(Krishnapillay , 1999). Setiap jenis tanamanakan memberikan respon yang berbeda terhadapperlakuan yang diberikan demikian juga umurtanaman saat diberi perlakuan.
Sehubungan dengan upaya penyimpanansemai kayu bawang, maka telah dilakukanpenelitian penyimpanan dengan melibatkanfaktor kondisi lingkungan tempat simpan, bahanpengatur tumbuh dan umur semai saatpenyemprotan yang efektif untuk disimpan.
Tujuan penel i t i an adalah untukmendapatkan teknik penyimpanan semai kayubawang melalui aplikasi bahan penghambattumbuh dan pengaturan naungan pada umursemai yang berbeda
Dysoxylum moliscimum
slow growth
et al.
.
II. BAHAN DAN METODE
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
B. Bahan danAlat Penelitian
Metode Penelitian
1. Tahapan Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan di rumah kaca danStasiun Penelitian Nagrak yang berjarak ± 10 kmdari Balai Penelitian Teknologi Perbenihan,Bogor. Lokasi pengumpulan buah dilakukan diKabupatenBengkuluUtara.WaktukegiatandimulaibulanPebruarihinggabulanDesember2008.
Bahan yang digunakan adalah benih-benihkayu bawang. Alat-alat yang digunakan adalahalat gelas, timbangan analitis, oven, kaliper,r u m a h t u m b u h , b e d e n g s e m a i , b a kperkecambahan, , pasir, tanah, label,termometer, higrometer, dan luxmeter.
C.
a. Pengecambahan benihBenih dikecambahkan dalam bak
kecambah berisi media pasir-tanah denganperbandingan 1:1, kemudian diletakkan di rumahkaca dan dilakukan penyiraman setiap hari.Kecambah dibiarkan tumbuh hingga berumurkurang lebih 4-5 minggu.
b. PerlakuanSemai yang telah berumur 5 minggu
dipindahkan (disapih) ke dalam polybag ukuran10 cm x 20 cm yang masing-masing berisi mediapasir. Setelah semai berumur 1,2,3 bulan setelahpenyapihan, semai diletakkan di bawah naungan
berat (T = 25 C; RH = 96 %; intensitas cahaya650 lux), sebagian lagi diletakkan di bedeng
bernaung sedang (T = 28 C; RH = 80 %,intensitas cahaya 8935 lux) dan naungan ringan
(T = 30 C, RH = 40%, intensitas cahaya 17593lux), kemudian tanaman disemprot dengan bahanpenghambat tumbuh paklobutrazol (250 ppm),NaCl (0,5%) dan akuades sebagai kontrol.Larutan paklobutrazol 250 ppm dipersiapkandengan cara melarutkan 1 mm paclobutrazol 250gr/l bahan aktif ke dalam 999 ml akuades. Kedualarutan tersebut kemudian diaduk sehinggamenghasilkan 1000 ml (1 liter) larutanpaclobutrazol 250 ppm. Untuk mendapatkanlarutan NaCl 0,5% dilakukan dengan caramelarutkan NaCl 5 gr ke dalam 999 ml akuades,sehingga menghasilkan 1 liter larutan NaCl0,5%. Semai pada masing-masing kondisiperlakuan, disimpan selama 6 bulan dan setiap
shading net
O
0
0
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Vol.8 No. , 2011,3 Juli 147 - 153
149
Teknik Penyimpanan Semai Kayu Bawang (Dysoxylum moliscimum)melalui Pemberian Zat Penghambat Tumbuh dan Pengaturan Naungan
Dida Syamsuwida dan Aam Aminah
interval 1 bulan diamati dan diukur responpertumbuhannya.
Percobaan terdiri dari 3 faktor perlakuanyaitu A: bahan penghambat pertumbuhan(aquades, paclobutrazol dan NaCl); B: kondisisimpan (naungan berat, naungan sedang dannaungan ringan; serta C: umur semai pada saatpenyemprotan (1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan).
Rancangan percobaan didekati denganrancangan acak lengkap pola faktorial 3 x 3 x 3dengan ulangan 3 kali sehingga diperoleh 27kombinasi perlakuan dan 81 satuan percobaan.Satu satuan perlakuan terdiri dari 12 semai.Perlakuan yang berbeda selanjutnya diuji denganUji Jarak Berganda Duncan. Penyimpanandilakukan selama 6 bulan, setiap bulan sebanyak12 contoh uji tanaman diamati dan diukurpertumbuhannya. Ke-12 contoh uji adalahbanyaknya satuan perlakuan untuk semai kayubawang.
Rekapitulasi hasil analisis sidik ragampengaruh perlakuan yang diberikan terhadapparameter pertambahan tinggi, diameter danpersen hidup semai kayu bawang selamapenyimpanan disajikan dalam Tabel 1.
2. Rancangan Penelitian
Hasil
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Perlakuan
(Treatments)
PertumbuhanTinggi
(Height growth)
(cm)
Pertumbuhan diameter
(Diameter growth)
(mm)
Persen hidup
(Survival percentage)
(%)
A 8,14 ** 0,26 1,04
B 12,49 ** 9,47** 33,89**
AXB 2,22 0,28 2,49
C 2,42 12,74** 41,64**
AxC 3,68 0,78 11,14**
BxC 3,69 1,51 19,81**
AxBxC 3,74 * 1,44 3,28*
Keterangan ( ): = Nyata pada taraf 1% ( )= Nyata pada taraf 5% ( )
tn = tidak nyata ( )A = Bahan pengatur tumbuh ( )B = Kondisi tempat simpan ( )C = umur semai ( )
Remarks significant at 1% level
significant at 5% levelnon-significant
growth regulatorsstorage site condition
seedling ages
**
*
Hasil pengukuran pertumbuhan tinggi semai
kayu bawang selama penyimpanan dalam
berbagai kondisi ruang simpan, perlakuan bahan
pengatur tumbuh dan umur semai setelah
dilakukan analisis secara statistik, menunjukkan
bahwa bahan pengatur tumbuh dan kondisi
ruang simpan berpengaruh sangat nyata pada
pertumbuhan tinggi semai kayu bawang,
sedangkan interaksi antara kondisi ruang
simpan, bahan pengatur tumbuh dan umur
semai berpengaruh nyata pada pertumbuhan
tinggi semai kayu bawang. Hasil pengamatan
terhadap diameter semai kayu bawang
menunjukkan bahwa kondisi ruang simpan
dan umur semai berpengaruh sangat nyata
terhadap pertambahan diameter kayu bawang.
Hasil pengukuran persen hidup semai kayu
bawang selama penyimpanan dalam berbagai
kondisi ruang simpan, perlakuan bahan
pengatur tumbuh dan umur semai setelah
dilakukan analisis sidik ragam, menunjukkan
bahwa kondisi ruang simpan, umur semai,
interaksi antara bahan pengatur tumbuh dan umur
semai, interaksi antara kondisi ruang simpan dan
umur semai berpengaruh sangat nyata pada
persen hidup semai kayu bawang, sedangkan
interaksi antara kondisi ruang simpan,
bahan pengatur tumbuh dan umur semai
berpengaruh nyata pada persen hidup semai kayu
bawang.
Tabel (Table) 1. Rekapitulasi hasil sidik ragam (Kuadrat Tengah) pengaruh perlakuan terhadap tinggi,diameter dan persentase hidup semai kayu bawang ( sThe ummary of analysis of variancesfor height, diameter, and survival percentage of kayu bawang)
150
Hasil uji beda rata-rata interaksi antarabahan pengatur tumbuh, kondisi tempatsimpan dan umur semai disajikan dalamTabel 2.
Hasil uji beda rata-rata interaksi antarapenyemprotan dengan aquades di bawahnaungan sedang dan umur penyemprotan 1 bulan
Tabel ( ) 2. Uji beda nyata pengaruh interaksi antara bahan pengatur tumbuh, kondisi tempat simpandan umur semai terhadap pertambahan tinggi semai kayu bawang (
TableResult of the Duncan
multiple range test of the effect of interaction between growth inhibitors, site conditionsand seedling ages on the increment height of kayu bawang)
mempunyai nilai pertambahan tinggi terbesaryaitu sebesar 8,68 cm. Sedangkan hasil ujibeda rata-rata interaksi antara bahan pengaturNaCl, kondisi tempat simpan naungan berat danumur semai 3 bulan menghasilkan nilaipertambahan tinggi paling rendah yaitu sebesar0,49 cm.
Bahan( )Material
Naungan( )Shade
Umur ( ) (Bulan ( ))Age Month
1 2 3
Aquades Berat 1.79ab
3.12ab
2.99ab
Sedang 8.68a
3.22ab
2.16ab
Ringan 3.58ab
4.88ab
3.19ab
Paclobutrazol Berat 2.63ab
1.71ab
3.40ab
Sedang 4.60ab
3.30ab
2.99ab
Ringan 4.72ab
3.58ab
3.28ab
NaCl Berat 0.97ab
1.99ab
0.49b
Sedang 1.15ab
3.52ab
1.50ab
Ringan 3.28ab
4.12ab
3.91ab
Keterangan (Remarks): Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata pada taraf 1%menurut uji Duncan (
)These numbers are followed by the same letter showed no significant differences at
1% level according to Duncan's test
Hasil uji beda rata-rata pengaruhkondisi tempat simpan terhadap pertambahandiameter semai kayu bawang dapat dilihat padaTabel 3. Penyimpanan pada kondisi naunganberat menghasilkan pertumbuhan diameter yangnyata lebih lambat (1,16 mm) dibandingkankondisi naungan ringan (1,70 mm) namuntidak berbeda nyata dengan naungan sedang(1,38 mm)
Tabel 3. Uji beda nyata pengaruh kondisi tempat simpan terhadap pertambahan diameterkayu bawang (
(Table)Result of the Duncan multiple range test of the effect of site
conditions on the increment diameter of kayu bawang)
Hasil uji beda rata-rata pengaruh umursemai terhadap diameter semai dapat dilihat padaTabel 4. Semai dengan perlakuan umur bibit 3bulan menghasilkan nilai pertambahan diameterterendah yaitu (1,07 mm) dibandingkan umurbibit 2 bulan (1,45 mm) dan umur 1 bulan (1,71mm). Masing-masing umur semai memiliki nilaipertambahan diameter yang berbeda satu samalain menurut uji Duncan.
Perlakuan
(Treatments)
Rata – rata
(mean)
Pengelompokan Duncan( )Duncan Grouping
Naungan ringan 1,70 A
Naungan sedang 1,38 B
Naungan berat 1,16 B
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata pada taraf 1%menurut uji Duncan (
)
(Remarks)These numbers followed the same letter showed no significant differences at 1% level according
to Duncan test
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Vol.8 No. , 2011,3 Juli 147 - 153
Bahan( )Material
Naungan( )Shade
Umur ( ) (Bulan ( ))Age Month
151
Tabel ( 4. Uji beda nyata pengaruh umur semai terhadap pertambahan diameter kayu bawang (Table) Result of the Duncanmultiple range test of the effect of seedling ages on the increment diameter of kayu bawang)
Perlakuan
(Treatments)
Rata – rata
( )Mean
Pengelompokan Duncan( )Duncan Grouping
Umur 1 bln 1,71 A
Umur 2 bln 1,45 B
Umur 3 bln 1,07 C
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata pada taraf 1%menurut uji Duncan (
)
(Remarks)These numbers are followed by the same letter showed no significant differences at 1% level
according to Duncan test
Hasil interaksi antara bahan peng-hambat tumbuh, kondisi tempat simpan danumur semai pada saat penyemprotanterhadap persen hidup semai kayu bawangdisajikan dalam Tabel 5.
Tabel 5. menunjukkan bahwa padaumumnya semai yang disemprot denganpaclobutrazol 250 ppm, ditempatkan di
Tabel 5. Uji beda rata-rata pengaruh interaksi antara bahan penghambat tumbuh, kondisitempat simpan dan umur semai terhadap persen hidup semai kayu bawang(
(Table)
Result of the Duncan multiple range test of the effect of interaction betweengrowth inhibitors, site conditions and seedling ages on seedling survival of kayubawang)
bawah naungan ringan pada umur 1 dan 2bulan mempunyai persen hidup yang tinggiyaitu sebesar 100 %, sedangkan semai yangdisemprot dengan akuades pada umur 1bulan dan disimpan pada naungan beratmempunyai persen hidup terendah dengannilai 44,4 %.
1 2 3
Aquades Berat 44.4i
88.9cd
97.2ab
Sedang 50.0i
88.9cd
97.2ab
Ringan 80.6ef
88.9cd
97.2ab
Paclobutrazol Berat 50.0i
100.0a
75.0fg
Sedang 83.2de
97.2ab
61.1h
Ringan 100.0a
100.0a
97.2ab
NaCl Berat 47.2i
91.7bc
94.4abc
Sedang 72.2g
88.9cd
50.0i
Ringan 100.0a
94.4abc
97.2ab
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata pada taraf 1%menurut uji Duncan (
)
(Remarks)These numbers followed the same letter showed no significant differences at 1% level according
to Duncan test
B. Pembahasan
Hasil pengukuran pertumbuhan tinggisemai kayu bawang selama penyimpananmenunjukkan bahwa secara keseluruhan tinggisemai setelah penyimpanan memperlihatkankecenderungan meningkat. Dengan demikianselama penyimpanan pertumbuhan tanamantetap berjalan, namun dengan pertambahan yangrelatif rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil
perlakuan bahan penghambat tumbuh ataupunmanipulasi kondisi tempat simpan yang kurangcahaya terhadap pertumbuhan tinggi semai kayubawang.
Bahan penghambat tumbuh NaCl dapatmenekan pertumbuhan tinggi semai sepertihalnya Paclobutrazol. NaCl tidak termasuk kedalam golongan zat penghambat tumbuh, namundemikian bahan kimia yang berupa garam ini
Teknik Penyimpanan Semai Kayu Bawang (Dysoxylum moliscimum)melalui Pemberian Zat Penghambat Tumbuh dan Pengaturan Naungan
Dida Syamsuwida dan Aam Aminah
152
dapat menjadi bahan untuk menghambatpertumbuhan tanaman. Menurut Soepardi (1983)semakin tinggi konsentrasi kandungan garamdalam tanah, pertumbuhan tanaman akansemakin terhambat. Hal ini terjadi karena ion-ionsudah dalam jumlah yang tidak seimbangsehingga menjadi racun bagi tanaman.Meningkatnya konsentrasi garam dalam air padatanaman mengakibatkan ketersediaan air bagitanaman menurun, oleh karena itu konsentrasigaram tinggi dapat menghambat pertumbuhantanaman, tidak hanya dikarenakan olehkeracunan pada akar tanaman tapi jugaberkurangnya air bagi tanaman. Mekanismepenyerapan yang serupa terjadi pada larutangaram yang disemprotkan kearah daun (pupukdaun) dimana garam yang terlarut dalam air dapatmasuk ke ruang interselular melalui lubangstomata. Menurut Kozlowsky dan Pallardy(1979) penyerapan hara melalui daun tergantungdari : cahaya, suhu, kelembaban relatif, umurdaun, status nutrisi dalam tanaman, formulasi dankonsentrasi nutrisi (pupuk).
Garam menghambat pertumbuhan melalui
pengaruh Na dan Cl yang terserap tanamandan kurang tersedianya air bagi tanaman, yangmengakibatkan terhambatnya pertumbuhan akartunggang (Hendromono, 2001).
Menurut Hawley (1981) NaCl tersusundari unsur Na + dan Cl yang mana ion Cl nyasecara analogis mempunyai sifat mekanismeyang sama dengan ion Cl yang terdapat dalampaklobutrazol. Karena Cl merupakan elektrolitkuat sehingga dapat menimbulkan stress padabiosintesa giberellin.
Penekanan pertumbuhan tinggi semaikayu bawang juga terjadi pada perlakuan kondisitempat simpan dimana pada kondisi naunganberat yang mempunyai intensitas cahaya palingsedikit (650 lux) dibandingkan tempat dengannaungan sedang (8935 lux) maupun ringan(17593 lux). Hal ini menunjukkan bahwat a n a m a n m e m e r l u k a n c a h a y a u n t u kpertumbuhannya, sehingga selama penyimpanandalam naungan berat, semai mengalamipenghambatan dalam pertumbuhan tinggi.Seperti yang dinyatakan oleh Lakitan (1996)bahwa salah satu faktor lingkungan yangmempengaruhi pertumbuhan tanaman adalahintensitas cahaya. Menurut Lakitan perpanjanganbatang adalah berbanding terbalik denganintensitas cahaya. Intensitas cahaya yang masukpada rumah tumbuh (650 lux) masih cukup bagitanaman untuk melakukan fotosintesa sehinggametabolisme masih berjalan baik walaupun tidak
+
maksimal yang menyebabkan penghambatanterhadap pertumbuhan tinggi. Terjadinya etiolasepada tanaman yang ternaungi, perpanjanganbatang, pengurangan ketebalan daun tampaknyalebih disebabkan oleh perubahan dalam kualitascahaya ke arah merah-jauh ( ) daripadapengurangan intensitas cahaya itu sendiri (Fisher,1996).
Umur semai saat perlakuan pada penelitianini sangat berpengaruh terhadap lajupertambahan tinggi dan diameter tanaman. Padapenelitian ini umur semai 3 bulan sangat efektifdigunakan untuk tujuan penyimpanandibandingkan umur semai yang lebih muda (1dan 2 bulan). Hal ini diduga terjadi karenatanaman yang lebih tua telah mengalamipenurunan aktifitas metabolisme untukmenghasilkan energi bagi pertumbuhannya,sehingga sangat responsif terhadap cekamanlingkungan yang diberikan. Menurut Fisher(1996) penurunan aktifitas metabolisme padatanaman utuh, biasanya terjadi karena pengaruhkondisi lingkungan yang menyebabkanmeningkatnya zat penghambat dan akibatnyaterjadi perlambatan dalam pertumbuhanprimordia daun dan batang. Namun apabilacekaman lingkungan (dormansi) berakhir, makaakan terjadi kenaikan dalam pertumbuhan.Sedangkan menurut Kamaluddin (1999) respontanaman yang tahan naungan seperti pada jenisDipterocarpaceae, cukup peka terhadapmanipulasi kondisi lingkungan. Namundemikian perlu memperhitungkan waktupenggunaan semai untuk bibit ketika akanditanam di lapang agar umur tanaman tidakterlalu tua.
Secara keseluruhan pengaruh bahanpenghambat pertumbuhan berkaitan dengannaungan yang diberikan terhadap penekananpertumbuhan tinggi. Seperti misalnya NaCldalam penelitian ini pada umur berapapun dapatmenghambat pertumbuhan tinggi apabiladiberikan pada kondisi naungan berat. Dalamkasus ini tampaknya gabungan perlakuanintensitas cahaya dan salinitas (kadar garam)merupakan faktor pembatas untuk pertumbuhantinggi semai kayu bawang dimana kombinasiantara pencahayaan yang sedikit (650 lux)menyebabkan proses fotosintesa tidak berjalandengan baik dan diperparah dengan adanyalarutan garam 0,5% yang disemprotkan, yangmenyebabkan kerusakan membran sel daun danpenutupan stomata daun, sehingga metabolismeterganggu dan pertumbuhan terhambat. Cahayadiyakini berpengaruh tidak langsung melalui
far red
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Vol.8 No. , 2011,3 Juli 147 - 153
153
penurunan konsentrasi CO2 oleh fotosintesis,namun sejumlah kajian juga menyebutkan bahwacahaya mempunyai pengaruh kuat terhadapstomata, terlepas dari peranannya dalamfotosintesis (Salisburry and Ross, 1995).
Ketika semai masih berumur 1 bulan dandisimpan pada kondisi intensitas cahaya sedang(8935 lux), maka pertumbuhan tinggipun masihterhambat. Hal ini terjadi mungkin karena umursemai yang masih muda memiliki jumlah klorofilyang relatif sedikit sehingga kekuatan dalammenangkap energi cahaya yang diberikan sangatterbatas dan akibatnya pertumbuhan tidakoptimal.
Kondisi ini terjadi juga pada semai yangdiberi bahan penghambat paklobutrazol dimanaefektivitas dalam penekanan pertumbuhan tinggiterjadi pada semai umur 1 bulan dan intensitascahaya yang sedang.
Faktor yang menghambat pertumbuhansemai kayu bawang selama penyimpanan 6 bulanadalah penerapan larutan NaCl 0,5% padasemai umur 3 bulan dibawah kondisi naungan
berat (T 25 C, RH 96 %, intensitas cahaya650 lux). Kondisi ini dapat menekanpertumbuhan tinggi dan diameter rata-ratasebesar 59,13 % serta mempertahankan persenhidup hingga 95%.
Fisher, N.M. 1996. Pertumbuhan danPerkembangan Tanaman: Fase Vegetatif.Ed. Goldsworthy, P.R and N.M Fisher.Fisiologi Tanaman Budidaya Tropika.Gadjah Mada University Press. Hal. 156-213.
Hawkes, J.G. 1980. Genetic.
Whithers, L.A & William, J.T (Eds). CropGenetic Resources. The Conservation ofDifficult Materials. IPGR, Rome.
IV. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
0
Conservation ofRecalcitrant Species: an Overview In
Hendromono. 2001. Batas Toleransi BibitGmelina ( Roxb.) danMahoni ( King)terhadap Kandungan Garam AirPenyiraman. Buletin Penelitian Hutan.Pusat Penelitian dan PengembanganHutan dan Konservasi Alam. Bogor. Hal.1-8
Kozlowsky, T.T dan S.G Pallardy. 1979.
. 2 Ed.Academic Press. San Diego, London,Boston, New York, Sydney, Tokyo,Toronto. P.411
Krishnapillay, B, F.Y. Tsan, M.Marzalina,N.Jayanthi and N.A Nashatul Zaimah.1999.
. Marzalina,M; K.C Khoo; N. Jayanthi; F.Y Tsan
and B. Krishnapillay (Eds). Proc. IUFROSeed Symposium 1998 'RecalcitrantSeeds'. Kualalumpur. Malaysia. Pp. 280-285.
Kamaluddin, M. 1999.
. Marzalina, M; K.CKhoo; N. Jayanthi; F.Y Tsan and B.Krishnapillay (Eds). Proc. IUFRO SeedSymposium 1998 ' Recalcitrant Seeds'.Kualalumpur. Malaysia.Pp.286-295.
Lakitan, B. 1996. Fisiologi pertumbuhan danperkembangan tanaman. P.T RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Riyanto, H.D. 2001. Kayu Bawang (sp) Berpotensi untuk Kayu Pertukangan.Prosiding Ekspose Hasil-hasil PenelitianBalai Teknologi Reboisasi Palembang, 12Nopember 2001. Palembang.
Salisbury, FB and CW Ross. 1995. FisiologiTumbuhan. Jilid 1. Penerbit ITB Bandung.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan ciri tanah. JurusanIlmu-ilmu Tanah Fakultas Pertanian,Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Gmelina arboreaSwietenia macrophylla
Physiology of Woody Plants
Slow Growth as a Method to EnsureContinuous Supply of Planting materialsfor recalcitrant seed species
Manipulation of GrowthLight Environment for Storage ofSeedlings of Shade-Tolerant Forest TreeSpecies in nursery
Dysoxylum
nd
In
In
Teknik Penyimpanan Semai Kayu Bawang (Dysoxylum moliscimum)melalui Pemberian Zat Penghambat Tumbuh dan Pengaturan Naungan
Dida Syamsuwida dan Aam Aminah