4
MENYIKAPI POLA INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT DI TENGAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI Oleh: Dwi Sisilia Saputri W.A NIM: 14702251083 Kehidupan manusia yang bermula dari kesederhanaan kini menjadi kehidupan yang bisa dikategorikan sangat modern. Teknologi komunikasi berhasil berkembang pesat dan mampu memberikan sumber informasi di berbagai kalangan dunia dengan sangat cepat dan seakan tanpa jarak. Perubahan yang drastis sangat dirasakan dengan adanya ledakan yang ditimbulkan dari perubahan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga menjadikan suatu tahapan negara untuk menjadi berkembang secara globalisasi. Masyarakat menjadi lebih tanggap tentang apa yang sedang berkembang dan tentunya menjadi kritis. Namun, semakin mudah masyarakat memperoleh informasi dari teknologi komunikasi tidak sedikit yang membuat mereka menjadi lebih memilih untuk menjalani kegiatan/aktivitas secara individu. Masyarakat menjadi memiliki kesempatan untuk berkomunikasi secara tatap muka dengan intensitas yang sedikit. Penggunaan teknologi komunikasi saat ini mendorong terbentuknya interaksi yang sama sekali berbeda dengan interaksi tatap muka. Disini interaksi yang terbentuk kemudian “dipercepat” prosesnya melalui suara dan teks atau tulisan (Brotosiswoyo, 2002). Hal ini berbeda dengan dahulu yang biasa disebut “telepati” (komunikasi antara dua manusia yang tidak bergantung pada tempatnya) dan sudah menjadi perwujudan riil yang biasa, yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Kehadiran teknologi komunikasi disamping itu juga dapat merubah makna dari “kesendirian”. Kesendirian itu dapat menjadi suatu suasana yang lebih ramai dan hidup. Misalkan dengan satu ponsel yang canggih saja, kita dapat mendengarkan musik, bermain games, internet, foto-foto, menonton

1menyikapi Pola Interaksi Sosial Masyarakat Di Tengah Perkembangan Teknologi Komunikasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

YYYY

Citation preview

MENYIKAPI POLA INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT DI TENGAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASIOleh: Dwi Sisilia Saputri W.ANIM: 14702251083

Kehidupan manusia yang bermula dari kesederhanaan kini menjadi kehidupan yang bisa dikategorikan sangat modern. Teknologi komunikasi berhasil berkembang pesat dan mampu memberikan sumber informasi di berbagai kalangan dunia dengan sangat cepat dan seakan tanpa jarak. Perubahan yang drastis sangat dirasakan dengan adanya ledakan yang ditimbulkan dari perubahan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga menjadikan suatu tahapan negara untuk menjadi berkembang secara globalisasi. Masyarakat menjadi lebih tanggap tentang apa yang sedang berkembang dan tentunya menjadi kritis. Namun, semakin mudah masyarakat memperoleh informasi dari teknologi komunikasi tidak sedikit yang membuat mereka menjadi lebih memilih untuk menjalani kegiatan/aktivitas secara individu. Masyarakat menjadi memiliki kesempatan untuk berkomunikasi secara tatap muka dengan intensitas yang sedikit. Penggunaan teknologi komunikasi saat ini mendorong terbentuknya interaksi yang sama sekali berbeda dengan interaksi tatap muka. Disini interaksi yang terbentuk kemudian dipercepat prosesnya melalui suara dan teks atau tulisan (Brotosiswoyo, 2002). Hal ini berbeda dengan dahulu yang biasa disebut telepati (komunikasi antara dua manusia yang tidak bergantung pada tempatnya) dan sudah menjadi perwujudan riil yang biasa, yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Kehadiran teknologi komunikasi disamping itu juga dapat merubah makna dari kesendirian. Kesendirian itu dapat menjadi suatu suasana yang lebih ramai dan hidup. Misalkan dengan satu ponsel yang canggih saja, kita dapat mendengarkan musik, bermain games, internet, foto-foto, menonton video, dan lain-lain meskipun kita berada dalam satu ruangan sendirian tanpa ada apapun. Hal ini menjadikan manusia lebih memilih asik pada dunianya sendiri dan menjadi individualis. Budyatna (2005) mengemukakan bahwa bentuk pendekatan komunikasi yang paling ideal adalah yang bersifat transaksional, dimana proses komunikasi dilihat sebagai suatu proses yang sangat dinamis dan timbal balik. Seringkali komunikasi yang dinamis dan timbal balik dirasakan menurun kualitas dan kuantitasnya pada interaksi tatap muka. Terdapat banyak fenomena dimana tidak jarang individu lebih memilih memainkan atau menggunakan ponselnya, meskipun ia berada ditengah-tengah suatu kegiatan atau sosialisasi dengan orang-orang disekitarnya. Menurut Gouzali Saydam (2005), teknologi komunikasi pada hakikatnya adalah penyaluran informasi dari satu tempat ke tempat lain melalui perangkat telekomunikasi (kawat, radio atau perangkat elektromagnetik lainnya). Informasi tersebut dapat berbentuk suara (telepon), tulisan dan gambar (telegraf), data (komputer), dan sebagainya. Sedangkan Shiroth dan Amin (1998) mengemukakan teknologi komunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang, seiring dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer. Trend teknologi ini semakin kearah teknologi wireless (tanpa kabel).Tubbs dan Moss dalam bukunya 14 Human Communication (2001), suatu interaksi sosial diartikan sebagai suatu sistem sosial dua orang atau lebih yang dilengkapi dengan beberapa aturan dan harapan, serta beberapa ganjaran dan hukuman yang berlaku diantaranya. Mengenai interaksi yang terjalin tersebut, yang dianggap paling ideal adalah secara tatap muka (langsung). Interaksi tatap muka lebih memungkinkan suatu proses yang bersifat dinamis dan timbal balik secara langsung. Menurut Sarwono (2002) dari berbagai jenis komunikasi yang ada, komunikasi antar manusia yang langsung (bertatap muka) adalah yang efektif serta paling lengkap mengandung berbagai aspek psikologis. Komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung (memerlukan perantara, seperti telepon, telegrap, radio, surat dll.) mempunyai dampak yang berbeda dengan komunikasi secara langsung (tatap muka). Menurut Gea, Wulandari, dan Babari (2003), komunikasi tidak langsung dapat menyebabkan timbulnya kegagalan untuk saling berkomunikasi, dalam arti si penerima menangkap makna pesan berbeda dari yang dimaksud oleh si pengirim. Bagi para pengguna yang memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi tanpa memperhatikan dampak negatifnya cenderung menjadi lepas dengan lingkungan sosial keluarganya. Para pengguna fasilitas teknologi komunikasi harus memahami dampak teknologi komunikasi terhadap segi sosial, psikologis, maupun keuangan (finansial). Walaupun melalui teknologi komunikasi kita dapat mendeskripsikan keadaan kita sesuai dengan sebenarnya atau berbanding terbalik, sehingga kita menjadi lebih nyaman berhubungan dengan orang lain. Namun, yang perlu kita ketahui bahwa keadaan yang terjadi biasanya tergantung pada keadaan sesaat, dan setelah itu menghilang karena tidak ada keterikatan yang mendalam pada suatu hubungan yang terjadi melalui media komunikasi dan informasi.DAFTAR PUSTAKACrispin Thurlow et al. (2004). Computer Mediated Communication. Diakses dari http://Computer-Mediated-Communication-Thurlow-2004%20(4).pdf. Pada tanggal 6 September 2014, Pukul 08.00 WIBIna Astari Utaminingsih. (2006). Pengaruh Penggunaan Ponsel pada Remaja terhadap Interaksi Sosial Remaja.Diakses dari http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/ 123456789/ 1187/A06iau.pdf; jsessionid =C9A13896A68F961311A771AC77169F96?sequence=4. Pada tanggal 28 September 2014, Pukul 11.15 WIBIntan Cahyaning Putri. (2013). Pengaruh Perkembangan Teknologi terhadap Interaksi dan Pola Kehidupan Masyarakat Desa Pakis. Diakses dari http://primerdansekunder.blogspot.com /2013/11/ makalah-pengaruh-perkembangan-teknologi.html. Pada tanggal 28 September 2014, Pukul 11.00 WIB