Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
13
2. IDENTIFIKASI
2.1. Identifikasi Data
Propinsi Jawa Timur terdiri dari 37 kotamadya dan kabupaten tingkat dua,
salah satunya yaitu Kabupaten Bangkalan. Kabupaten Bangkalan ini berada pada
bagian atas pulau Madura yang terkenal sebagai pulau yang mempunyai budaya
spesifik, seperti Kerapan Sapi. Potensi ekonomi yang terkemuka di Kabupaten
Bangkalan adalah perikanan, pertambangan, industri skala kecil dan turisme.
Bangkalan berasal dari kata ‘bangka’ dan ‘lan’ yang berarti kemenangan.
Kabupaten Bangkalan memiliki areal wilayah seluas 124,88 km², dengan jumlah
penduduk sebanyak 886.077 jiwa (April 2003). Batas wilayah Kabupaten
Bangkalan:
a. Sebelah barat : Selat Surabaya dan Kabupaten Gresik
b. Sebelah selatan : Selat Madura
c. Sebelah utara : Laut Jawa
d. Sebelah timur : Kabupaten Sampang
Secara geografis Kabupaten Bangkalan terletak pada posisi 6,51°39 –
7,11°39 LS dan 112°40’06 – 113°08’44 BT. Letaknya di ujung barat pulau
Madura, sangat potensial karena dekat dengan Surabaya. Dari Surabaya untuk
menuju Kabupaten Bangkalan dapat dicapai dengan feri selama 30 menit dari
Ujung menuju Kamal dan dilanjutkan dengan angkutan umum atau kendaraan
pribadi sejauh 18 km.
Keadaan geografi Kabupaten Bangkalan tahun 2000:20
Luas daratan : 1.248,88 km²
Pemukiman : 128,54 km²
Persawahan : 219,15 km²
Wilayah Administrasi Pemerintah
20 http://www.BangkalanJatimOnline.com
Universitas Kristen Petra
14
Kecamatan : 18
Desa : 2.733
Kelurahan : 8
RW : 1.229
RT : 3.450
Bangkalan merupakan salah satu kota yang termasuk dalam master plan
Jawa Timur dalam pengembangan GERBANGKERTOSUSILA dan
pembangunan jembatan Suramadu merupakan akses strategis yang membuka
pulau Madura. Kabupaten Bangkalan juga merupakan pintu gerbang pulau
Madura.
Secara administratif terbagi menjadi 18 kecamatan dan 273 desa.
Bangkalan merupakan daerah tujuan wisata yang cukup potensial karena
keindahan alam dan seni budaya tradisionalnya yang khas seperti Kerapan Sapi
yang sudah dikenal oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Visi Pemerintah Daerah kota Bangkalan adalah “terwujudnya kemandirian
rakyat Bangkalan yang aman dan sejahtera menuju masyarakat mapan dengan
ditopang oleh perekonomian rakyat yang tangguh dan kuat serta pengelolaan tata
pemerintahan yang baik.”21
2.1.1. Sejarah Kota Bangkalan
“Menggali Sejarah Bangkalan dari Pra Islam hingga Cakraningrat” (Jawa Pos –
Radar Madura 1 Oktober 1999)22
a. Madura Barat (Bangkalan) Masa Hindu dan Budha
Bangkalan dulunya lebih dikenal dengan sebutan Madura barat.
Penyebutan ini mungkin lebih ditekankan pada alasan geografis, soalnya
Kabupaten Bangkalan memang terletak di ujung barat pulau Madura. Dan sejak
dulu, pulau Madura memang sudah terbagi-bagi, bahkan tiap bagian memiliki
sejarah dan legenda sendiri-sendiri.
Menurut legenda, sejarah Madura barat bermula dari munculnya seorang
raja dari Gili Mandangin – sebuah pulau kecil di selat Madura – atau lebih
tepatnya di daerah Sampang. Nama raja tersebut adalah Lembu Peteng, yang 21 http://www.kabupatenbangkalan.com22 http://zkarnain.tripod.com/
Universitas Kristen Petra
15
masih merupakan putra Majapahit hasil perkawinan dengan putri Islam asal
Campa. Lembu Peteng juga seorang santri Sunan Ampel dan Lembu Peteng-lah
yang dikenal sebagai penguasa Islam pertama di Madura Barat.
Namun dalam perkembangan sejarahnya, ternyata diketahui bahwa
sebelum Islam, Madura pernah diperintah oleh penguasa non Muslim, yang
merupakan yang berasal dari kerajaan Singasari dan Majapahit. Hal ini diperkuat
dengan adanya pernyataan Tome Pires (1944: 227) yang mengatakan bahwa pada
permulaan dasawarsa abad 16, raja Madura belum masuk Islam. Dan dia adalah
seorang bangsawan mantu Gusti Pate dari Majapahit.
Pernyataan itu diperkuat dengan adanya temuan-temuan arkeologis, baik
yang bernafaskan Hindu dan Budha. Temuan tersebut ditemukan di desa
Kemoning, berupa sebuah lingga yang memuat inskripsi. Sayangnya, tidak semua
baris kalimat dapat terbaca. Dari tujuh baris yang terdapat di lingga tersebut, pada
baris pertama tertulis, I Caka 1301 (1379 M), dan baris terakhir tertulis, Cadra
Sengala Lombo, Nagara Gata Bhuwana Agong (Nagara: 1, Gata: 5, Bhuwana: 1,
Agong: 1) bila dibaca dari belakang, dapat diangkakan menjadi 1151 Caka 1229
M. Temuan lainnya berupa fragmen bangunan kuno, yang merupakan situs candi.
Oleh masyarakat setempat dianggap reruntuhan kerajaan kecil. Juga ditemukan
reruntuhan gua yang dikenal masyarakat dengan nama Somor Dhaksan, lengkap
dengan candhra sengkala memet bergambar dua ekor kuda mengapit raksasa.
Berangkat dari berbagai temuan itulah, diperoleh gambaran bahwa antara tahun
1105 M sampai 1379 M atau setidaknya masa periode Singasari dan Majapahit
akhir, terdapat adanya pengaruh Hindu dan Budha di Madura Barat.
Sementara temuan arkeologis yang menyatakan masa klasik Bangkalan,
ditemukan di desa Patengteng, Kecamatan Modung, berupa sebuah arca Siwa dan
sebuah arca laki-laki. Sedang di desa Dlamba Daja dan desa Rongderin,
Kecamatan Tanah Merah, terdapat beberapa arca, di antaranya adalah arca
Dhayani Budha. Temuan lainnya berupa dua buah arca ditemukan di desa
Sukolilo Barat Kecamatan Labang. Dua buah arca Siwa lainnya ditemukan di
pusat kota Bangkalan. Sementara di desa Tanjung Anyar Bangkalan ditemukan
bekas Gapura, pintu masuk kraton kuno yang berbahan bata merah. Di samping
itu, berbagai temuan yang berbau Siwais juga ditemukan di makam-makam raja
Universitas Kristen Petra
16
Islam yang terdapat di Kecamatan Arosbaya. Arosbaya ini pernah menjadi pusat
pemerintahan di Bangkalan. Misalnya pada makam Oggo Kusumo, Syarif
Abdurrachman atau Musyarif (Syech Husen). Pada jarak sekitar 200 meter dari
makam tersebut ditemukan arca Ganesha dan arca Bhirawa berukuran besar.
Demikian pula dengan temuan arkeologis yang di kompleks Makam Agung
Panembahan Lemah Duwur, ditemukan sebuah fragmen makam berupa belalai
dari batu andesit. Dengan temuan-temuan benda kuno yang bernafaskan Siwais di
makam-makam Islam di daerah Arosbaya itu, memberi petunjuk bahwa Arosbaya
pernah menjadi wilayah perkembangan budaya Hindu. Penemuan benda berbau
Hindu pada situs-situs Islam tersebut menandakan adanya kontinuitas antara
kesucian. Artinya, mandala Hindu dipilih untuk membangun arsitektur Islam.
Arosbaya merupakan pusat perkembangan kebudayaan Hindu di Madura
Barat (Bangkalan) semakin kuat dengan adanya temuan berupa bekas pelabuhan
yang arsitekturnya bernafaskan Hindu dan berbentuk layaknya sebuah pelabuhan
Cina (Risang Bima Wijaya).
b. Dari Plakaran ke Arosbaya, Pragalba ke Pratanu (Lemah Dhuwur)
Sosok Pratanu atau lebih dikenal dengan Panembahan Lemah Duwur
adalah putera Raja Pragalba. Dia dikenal sebagai pendiri kerajaan kecil yang
berpusat di Arosbaya. Masyarakat Bangkalan menokohkan Pratanu sebagai
penyebar agama Islam yang pertama di Madura. Bahkan putera Pragalba ini
disebut-sebut sebagai pendiri masjid pertama di Madura. Selain itu, Pratanulah
yang mengawali hubungan dengan daerah lain, yaitu Pajang dan Jawa.
Perjalanan sejarah Bangkalan tidak bisa dilepaskan dengan munculnya
kekuasaan di daerah Plakaran, yang selanjutnya disebut dengan Kerajaan
Plakaran. Kerajaan ini diperkirakan muncul sebelum seperempat pertama abad 16,
yakni sebelum penguasa Madura barat memeluk Islam. Plakaran diawali dengan
kedatangan Kiyai Demung dari Sampang. Dia adalah anak dari Aria Pujuk dan
Nyai Ageng Buda. Setelah menetap di Plakaran, Kiyai Demung dikenal dengan
nama Demung Plakaran. Dia mendirikan kraton di sebelah barat Plakaran atau
sebelah timur Arosbaya, yang dinamakan Kota Anyar (Pa’ Kamar 1951: 113).
Universitas Kristen Petra
17
Sepeninggal Demung Plakaran, kekuasaan dipegang oleh Kiai Pragalba,
anaknya yang nomor lima. Pragalba mengangkat dirinya sebagai Pangeran
Plakaran dari Arosbaya. Selanjutnya meluaskan daerah kekuasaannya hingga
hampir seluruh Madura. Paragalba mempunyai tiga orang istri. Pratanu adalah
anak dari istri ketiganya. Semasa kekuasaan Pragalba inilah agama Islam mulai
disebarkan di Madura Barat, yang dilakukan oleh para ulama dari Giri dan Gresik.
Penyebarannya meliputi daerah pesisir pantai sekitar selat Madura pada abad ke-
15 (FA Sutjipto Tirtoatmodjo 1983: 13).
Islam berkembang pesat sejak penyebarannya dilakukan secara teratur
oleh Syech Husen dari Ampel (Hamka 1981:137). Bahkan, ia mendirikan masjid
di Arosbaya. Menurut cerita masyarakat Arosbaya, reruntuhan di sekitar makam
Syech Husen adalah masjid yang didirikannya. Namun meski Islam sudah masuk
di Madura Barat, Pragalba belum memeluk Islam. Tetapi justru putranya Pratanu
yang memeluk agama Islam. Peristiwa tersebut ditandai dengan candra sengkala
yang berbunyi: Sirna Pandawa Kertaning Nagara (1450 caka 1528 M). Peristiwa
tersebut berbarengan dengan pudarnya kekuasaan Majapahit setelah dikuasai
Islam tahun 1527 M. Selain itu, Kerajaan Plakaran mengakui kekuasaan Demak,
sehingga diperkirakan penerimaan Islam di Madura bersamaan dengan runtuhnya
kekuasaan Majapahit.
Menjelang wafat, Pragalba masuk Islam dengan menganggukan kepala,
karena itu dia mendapat sebutan Pangeran Onggu’ (mengangguk).
Sepeninggalnya, Pratanu naik tahta dengan gelar Panembahan Lemah Dhuwur. Itu
terjadi pada tahun 1531-1592. Di masa pemerintahan Lemah Dhuwur inilah pusat
pemerintahan Plakaran dipindahkan ke Arosbaya. Karena itu, dia mendapat
julukan sebagai pendiri Kerajaan Arosbaya. Lemahlah Dhuwur yang mendirikan
kraton dan masjid pertama di Arosabaya. Selama masa pemerintahan Panembahan
Lemah Duwur, kerajaan Arosbaya telah meluaskan daerah kekuasaannya hingga
ke seluruh Madura Barat, termasuk Sampang dan Blega. Panembahan lemah
Duwur mengawini putri Triman dari Pajang. Ini juga menjadi bukti bahwa Lemah
Duwur adalah penguasa Madura pertama yang menjalin hubungan dengan Jawa.
Berdasarkan Tutur Madura Barat, Rafless mengatakan bahwa Lemah Dhuwur
adalah penguasa terpenting di daerah Jawa Timur pada masa itu.
Universitas Kristen Petra
18
Panembahan Lemah Dhuwur wafat di Arosbaya pada tahun 1592 M
setelah kembali dari kunjungannya ke Panembahan Ronggo Sukowati di
Pamekasan. Sesuai dengan tradisi dia dimakamkan di kompleks Makam Agung
Lemah Dhuwur. Selanjutnya kekuasaan Arosbaya dipegang oleh putranya yang
bernama Pangeran Tengah, hasil perkawinannya dengan puteri Pajang. Pangeran
Tengah berkuasa tahun 1592-1620. Di masa pemerintahan Pangeran Tengah
terjadi peristiwa terkenal yang disebut dengan 6 Desember 1596 berdarah, karena
saat itu telah gugur dua orang utusan dari Arosbaya yang dibunuh oleh Belanda
yaitu Patih Arosbaya Kiai Ronggo dan Penghulu Arosbaya Pangeran Musarip.
Sejak peristiwa itulah Arosbaya menyatakan perang dengan Belanda.
Pangeran Tengah meninggal tahun 1620. Makamnya terletak di kompleks makam
Syech Husen, dan sampai sekarang dikeramatkan oleh masyarakat setempat.
Pengganti Pangeran Tengah adalah adiknya yang bernama Pangeran Mas, yang
berkuasa tahun 1621-1624. Sebetulnya yang berhak berkuasa adalah putra
Pangeran Tengah yang bernama Pangeran Prasena. Namun karena masih kecil,
dia diwakili oleh pamannya. Di masa pemerintahan Pangeran Mas terjadi
peristiwa penyerangan Sultan Agung ke Arosbaya pada tahun 1624. Itulah yang
menyebabkan jatuhnya kerajaan Arosbaya. Sedang Pangeran Mas melarikan diri
ke Demak dan Pangeran Prasena dibawa ke Mataram. Peperangan antara Mataram
dan Arosbaya yang berlangsung pada hari Minggu 15 September 1624 tersebut,
memang patut dikenang sebagai perjuangan rakyat Madura. Saat itu Mataram
harus membayar mahal, karena mereka telah kehilangan panglima perang
tertingginya, Tumenggung Demak dan kehilangan 6000 prajurit.
c. Cakraningrat I Anak Angkat Sultan Agung
Prasena, putera Pangeran Tengah dari Arosbaya disertai Pangeran
Sentomerto, saudara dari ibunya yang berasal dari Sampang, dibawa oleh
Panembahan Juru Kitting beserta 1000 orang Sampang lainnya ke Mataram. Di
Mataram Prasena diterima dengan senang hati oleh Sultan Agung, yang
selanjutnya diangkat sebagai anak. Bahkan, kemudian Prasena dinobatkan sebagai
penguasa Madura yang bergelar Cakraningrat I. Dia dianugerahi hadiah uang
sebesar 20 ribu gulden dan berhak memakai payung kebesaran berwarna emas.
Universitas Kristen Petra
19
Sebaliknya, Cakraningrat I diwajibkan hadir di Mataram setahun sekali. Karena
selain menjadi penguasa Madura, dia juga punya tugas-tugas penting di Mataram.
Sementara pemerintahan di Sampang dipercayakan kepada Pangeran Santomerto.
Cakraningrat I kemudian menikah dengan adik Sultan Agung, namun hingga
istrinya meninggal dia tidak mendapat keturunan. Kemudian Cakraningrat I
menikah dengan Ratu Ibu, yang masih keturunan Sunan Giri. Dari perkawinannya
kali ini dia mempunyai tiga orang anak, yaitu RA. Atmojonegoro, R. Undagan
dan Ratu Mertoparti. Sementara dari para selirnya dia mendapatkan sembilan
orang anak, salah satu di antaranya adalah Demang Melaya.
Sepeninggal Sultan Agung tahun 1645 yang kemudian diganti oleh
Amangkurat I, Cakraningrat harus menghadapi pemberontakan Pangeran Alit,
adik raja. Tusukan keris Setan Kober milik Pangeran Alit menyebabkan
Cakraningrat I tewas seketika. Demikian pula dengan puteranya RA.
Atmojonegoro, begitu melihat ayahnya tewas dia segera menyerang Pangeran
Alit, tapi dia bernasib sama seperti ayahnya.
Cakraningrat I diganti oleh Undagan. Seperti halnya Cakraningrat I,
Undagan yang bergelar Cakraningrat II ini juga lebih banyak menghabiskan
waktunya di Mataram. Di masa pemerintahannya, terjadi pemberontakan putra
Demang Melaya yang bernama Trunojoyo terhadap Mataram. Pemberontakan
Trunojoyo diawali dengan penculikan Cakraningrat II dan kemudian
mengasingkannya ke Lodaya, Kediri. Pemberontakan Trunojoyuo ini mendapat
dukungan dari rakyat Madura. Karena Cakraningrat II dinilai rakyat Madura telah
mengabaikan pemerintahan Madura. Kekuatan yang dimiliki kubu Trunojoyo
cukup besar dan kuat, karena dia berhasil bekerja sama dengan Pangeran Kejoran
dan Kraeng Galesong dari Mataram. Bahkan, Trunojoyo mengawinkan putrinya
dengan putra Kraeng Galesong, untuk mempererat hubungan.
Tahun 1674 Trunojoyo berhasil merebut kekuasaan di Madura, dia
memproklamirkan diri sebagai Raja Merdeka Madura Barat, dan merasa dirinya
sejajar dengan penguasa Mataram. Berbagai kemenangan terus diraihnya,
misalnya, kemenangannya atas pasukan Makassar (Mei 1676) dan Oktober 1676
Trunojoyo menang atas pasukan Mataram yang dipimpin Adipati Anom.
Selanjutnya Trunojoyo memakai gelar baru yaitu Panembahan Maduretna.
Universitas Kristen Petra
20
Tekanan-tekanan terhadap Trunojoyo dan pasukannya semakin berat sejak
Mataram menandatangani perjanjian kerjasama dengan VOC, tanggal 20 maret
1677. Namun tanpa diduga Trunojoyo berhasil menyerbu ibukota Mataram,
Plered. Sehingga Amangkurat harus menyingkir ke ke barat, dan meninggal
sebelum dia sampai di Batavia.
Benteng Trunojoyo sedikit demi sedikit dapat dikuasai oleh VOC.
Akhirnya, Trunojoyo menyerah di lereng Gunung Kelud pada tanggal 27
Desember 1679. Dengan padamnya pemberontakan Trunojoyo, VOC kembali
mengangkat Cakraningrat II sebagai penguasa di Madura karena VOC merasa
Cakraningrat telah berjasa membantu Pangeran Puger saat melawan Amangkurat
III, sehingga Pangeran Puger berhasil naik tahta bergelar Paku Buwono I.
Kekuasaan Cakraningrat di Madura hanya terbatas pada Bangkalan, Blega dan
Sampang.
Pemerintahan Madura yang mulanya ada di Sampang, oleh Cakraningrat II
dipindahkan ke Tonjung, Bangkalan. Dan terkenal dengan nama Panembahan
Sidhing Kamal, yaitu ketika dia meninggal di Kamal tahun 1707, saat dia pulang
dari Mataram ke Madura dalam usia 80 tahun. Raden Tumenggung Sosrodiningrat
menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Bupati Madura barat dengan gelar
Cakraningrat III.
Suatu saat terjadi perselisihan antara Cakraningrat dengan menantunya,
Bupati Pamekasan yang bernama Arya Adikara. Untuk menghadapi pasukan dari
Pamekasan, Cakraningrat III meminta bantuan dari pasukan Bali. Di masa
Cakraningrat inilah Madura betul-betul bergolak, terjadi banyak peperangan dan
pemberontakan di Madura. Tumenggung Surahadiningrat yang diutus
Cakraningrat untuk menghadapi pasukan Pamekasan ternyata menyerang pasukan
Cakraningrat sendiri dengan bantuan pasukan Sumenep. Sekalipun Cakraningrat
meninggal, pergolakan di Madura masih terus terjadi. Cakraningrat III digantikan
oleh Timenggung Surahadiningrat dengan gelar Cakraningrat IV. Awal
pemerintahan Cakraningrat IV diwarnai banyak kekacauan. Pasukan Bali dibawah
kepemimpinan Dewa Ketut yang sebelumnya diminta datang oleh Cakaraningrat
III, datang dengan membawa 1000 prajurit.
Universitas Kristen Petra
21
Tahu yang meminta bantuan sudah meninggal dan situasi telah berubah,
pasukan Bali menyerang Tonjung. Cakraningrat yang sedang berada di Surabaya
memerintahkan adiknya, Arya Cakranegara untuk mengusir pasukan Bali. Tetapi
Dewa Ketut berhasil membujuk Cakranegara untuk berbalik menyerang
Cakraningrat IV. Tetapi dengan bantuan VOC, Cakraningrat IV berhasil mengusir
pasukan Arya Cakranegara dan Bali. Kemudian dia memindahkan pusat
pemerintahannya ke Sambilangan. Suatu peristiwa yang terkenal dengan Geger
Pacina (pemberontakan masyarakat Cina) juga menjalar ke Mataram.
Cakraningrat IV bekerjasama dengan VOC memerangi koalisi Mataram dan Cina
ini. Namun hubungan erat antar Madura denga VOC tidak langgeng. Cakraningrat
menyatakan perang dengan VOC karena VOC telah berkali-kali melanggar janji
yang disepakati.
Dengan bekerja sama dengan pasukan Mengui Bali, Cakraningrat berhasil
mengalahkan VOC dan menduduki Sedayu, Lamongan, Jipang dan Tuban.
Cakraningrat juga berhasil mengajak Bupati Surabaya, Pamekasan dan Sumenep
untuk bersekutu melawan VOC. Tapi Cakraningrat tampaknya harus menerima
kekalahan, setelah VOC mengerahkan pasukan dalam jumlah besar. Cakraningrat
dan dua orang putrinya berhasil melarikan diri ke Banjarmasin, namun oleh Raja
Bajarmasin dia ditangkap dan diserahkan pada VOC. Cakraningrat diasingkan ke
Kaap De Goede Hoop (Tanjung Penghargaan) dan meninggal di tempat
pembuangannya, sehingga dia juga dikenal dengan nama Panembahan Sidengkap.
2.1.2. Sosio Demografis
2.1.2.1. Adat Istiadat / Budaya
Orang Bangkalan identik dengan beragam adat-istiadat dan budaya yang
menonjol. Beberapa diantaranya yaitu selalu dilakukannya upacara-upacara
tertentu setiap akan melakukan suatu kegiatan. Dalam melakukan kegiatan
pertanian misalnya, mereka selalu mengadakan upacara-upacara tradisional,
antara lain selamatan sawah (rasel saba) yang dikerjakan sewaktu mulai
menggarap tanah. Perlengkapan dalam upacara itu adalah nasi tumpeng dan 4
buah takir yang diletakkan di bawah. Selain selamatan tersebut, diadakan pula
selamatan padi (slamedda padi) yang dikerjakan sewaktu menaikkan padi ke
Universitas Kristen Petra
22
lumbung. Selamatan ini agak lebih besar daripada selamatan sawah mengingat
diundang pula tetangga dan para pekerja di sawah.
Upacara mendirikan rumah terdiri dari tahap selamatan pembukaan tanah
(arrasol pamokkana tana) yang dilakukan dengan petunjuk dukun. Tahap berikut
ialah selamatan subur penolak bala (Tajin biru atau tajin senaparan).
Upacara sehubungan dengan penangkapan ikan mendapat tempat yang
penting pula dalam kehidupan masyarakat Bangkalan. Mula-mula diadakan
selamatan sebelum menangkap ikan. Perlengkapan selamatan terdiri atas: nasi
dengan lauknya dan bunga-bunga yang akan disebar ke laut. Sehubungan dengan
perikanan terdapat pula upacara selamatan perahu baru, selamatan perbaikan
perahu dan selamatan untuk kekuasaan gaib yang memelihara laut. Selamatan
perahu baru agak meriah karena mengundang pula calon awak perahu, si pembuat
perahu, tetangga dan kyai. Peralatan dalam selamatan tersebut adalah tumpeng
dengan lauknya, bunga dan ketupat beras kuning. Selamatan untuk kekuasaan
gaib yang memelihara laut disebut juga rokad tase, yang diselenggarakan setahun
sekali oleh semua nelayan. Selamatan ini paling besar karena hampir semua
penduduk pesisir ikut serta, dan menggunakan peralatan berupa tumpeng dengan
lauk, bunga, ketupat beras kuning, nasi dan jajan pasar. Sebagian upacara lainnya,
upacara selamatan ini dipimpin oleh dukun atau kyai.23
2.1.2.2. Agama dan Tata Cara Keagamaan
Mayoritas orang Bangkalan merupakan Muslim. Sebanyak 99 persen
menganut agama Islam, sedangkan sisanya beragama Protestan, Katolik dan
Confusius.24
2.1.2.3. Bahasa Daerah
Bahasa daerah masyarakat kota Bangkalan yaitu bahasa Madura dengan
dialek Bangkalan (Madura Barat). Bahasa Madura adalah salah satu bahasa daerah
utama di Republik Indonesia yang memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa
23 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1983). Geografi Budaya Daerah Jawa Timur.
Jakarta. Hal 39-40. 24 A.J Pannekoek. Outline of the Geomorphology of Java. Geological Survey of Indonesia. Hal
112. Universitas Kristen Petra
23
nasional. Bahasa Madura digunakan oleh paling sedikit 7 juta orang yang tersebar
di kepulauan Madura dan di Jawa Timur. Bahasa Madura berstruktur imbuhan
yang serumpun dengan bahasa-bahasa kelompok Austronesia. Bahasa itu mirip
dengan bahasa Jawa, tetapi juga mirip dengan bahasa Melayu, Sunda dan Bali
(Stevens, 1968: 1-2). Bahasa Madura standar ditemukan di daerah Sumenep dan
diajarkan pada tahun-tahun pertama sekolah di semua daerah berbahasa Madura.
Bahasa Madura memiliki beberapa tingkatan bahasa (antara 3 sampai 5)
yang tidak dikenal ataupun dipraktekkan secara merata di semua lapisan
masyarakat. tingkat yang paling banyak digunakan adalah kasar, yaitu untuk
berbicara kepada orang dengan umur dan status yang setara atau lebih rendah
daripada diri sendiri; alos, yang dipakai bila berbicara kepada orang yang lebih
tua atau sebagai bahasa sopan santun pada pertemuan pertama dengan orang yang
belum dikenal; alos tengghi, yang dipakai bila berbicara kepada orang yang
berstatus jauh lebih tinggi.25
2.1.3. Sosio Geografis
2.1.3.1. Iklim
Kota Bangkalan terletak pada daerah iklim tropis. Curah hujan rata-rata di
kota Bangkalan hanya sekitar 1,276mm, dengan rata-rata bulan basah tahunan 5,4
dan bulan keringnya 4,8. Suhu udara rata-rata di kota Bangkalan 26,61°C. Tipe
iklim kota Bangkalan ditandai oleh curah hujan bulan terkering 13,95mm
(dibawah 60mm) dan kekeringan ini tidak dapat diimbangi oleh jumlah curah
hujan sepanjang tahun.26
Keadaan tata airnya juga kurang menguntungkan. Pada musim penghujan
banyak sungai meluap dan banjir, sedangkan pada musim kemarau kering sama
sekali atau sangat sedikit airnya. Keadaan yang semacam ini sangat mengganggu
untuk usaha pertanian, karena debit airnya tidak mencukupi terutama di musim
kemarau. Ketidakseimbangan tata air yang ada di Bangkalan bukan semata-mata
dari pengaruh unsur iklim saja tetapi juga dipengaruhi oleh keadaan jenis hutan
dan jumlahnya, keadaan fisik tanah serta kegiatan manusianya.
25 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1985). Serba Serbi Madura. Jakarta. Hal 72. 26 Tim Peneliti Growth Pole Jawa Timur. (1976). Laporan Hasil Penelitian Wilayah
Pengembangan (Growth Pole) Jawa Timur. Surabaya: BPP – IKIP. Hal 7. Universitas Kristen Petra
24
Keadaan fisik kota Bangkalan kurang menguntungkan untuk usaha
pertanian. Sebagian besar tanahnya terdiri dari tanah kapur, yang terbentuk pada
jaman pleistosin, yang umumnya kurang subur untuk pertanian. Keadaan
morfologinya juga kurang menguntungkan sebab banyaknya pegunungan dan
bukit-bukit dan terbatasnya dataran rendah yang bisa dipergunakan untuk
pertanian. Secara keseluruhan tanah yang terdapat di Bangkalan mempunyai sifat
solum tanahnya dangkal, tekstur tanahnya liat, strukturnya keras bergumpal, tidak
tahan terhadap erosi, tingkat kesuburannya rendah hingga sedang saja dan kadar
unsur haranya rendah terutama unsur nitrogennya.
Disamping itu 18,2% atau kira-kira 99.650 hektar, merupakan tanah
gundul dalam keadaan fisis teknis kritis dan hydroorologis kritis. Ditambah lagi
masih banyaknya tanah-tanah kritis yang masih tetap diusahakan oleh penduduk,
akibat kurangnya tanah garapan mereka.27
Dengan demikian secara keseluruhan keadaan fisik kota Bangkalan baik
yang mencakup masalah tanah, iklim, morfologi, tata air, dsb kurang
menguntungkan untuk usaha pertanian.
2.1.3.2. Flora dan Fauna
Jenis flora yang terkenal dan merupakan ciri khas dari kota Bangkalan
yaitu Tapak Dara. Flora jenis ini diyakini dapat menyembuhkan penyakit
Hepatitis A/B. Sedangkan fauna yang terkenal berupa sapi kerap yang merupakan
komoditas sapi unggulan untuk kerapan sapi.28
2.1.4. Sosio Perekonomian dan Pendapatan Daerah
2.1.4.1. Konsep, Strategi dan Aplikasi Keuangan Daerah
Untuk saat ini, kota Bangkalan akan memprioritaskan pembangunan di
bidang industrialisasi, baik dari sektor perikanan, perdagangan, industri,
perhubungan, pertambangan, maupun pariwisata. Namun akan seperti apa
industrialisasi itu sendiri memang belum bisa dibayangkan karena yang kini
sedang seru-serunya dibahas adalah urusan pembangunan jembatan Suramadu
yang menghubungkan kota Surabaya dengan kota Bangkalan. Yang jelas, arah 27 Ibid. 28 Amir Sjarifudin. (2005, March 15). Personal interview.
Universitas Kristen Petra
25
pembangunan kota Bangkalan masih diprioritaskan pada sektor transportasi. Dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2001, disediakan anggaran
Rp. 11,7 milyar untuk sektor transportasi, sementara pertanian Rp. 1,7 milyar,
perdagangan Rp. 2,8 milyar, dan industri Rp. 335 juta. Prioritas itu memang
terlihat dari jalan aspal yang rata-rata mulus dan lebar seperti jalan menuju
Kecamatan Tanjung Bumi yang juga merupakan sentra industri batik terkenal di
Bangkalan.
Sambil menunggu realisasi pembangunan jembatan Suramadu, Pemerintah
Kabupaten Bangkalan sudah siap dengan setumpuk rencana. Mulai dari terminal
induk, pusat perbelanjaan, pelabuhan, rumah sakit, rumah potong hewan, hingga
pengembangan obyek pariwisata. Termasuk dalam rencana itu adalah usaha
penyediaan air baku di daerah Pocong untuk suplai air bersih, dan
mengoptimalkan temuan bahan galian C berupa batu kapur, fosfat, marmer, dan
dolomit. Semua bahan itu berlokasi di Kecamatan Socah, Kamal, Labang,
Modung, Blega, dan Galis.29
2.1.4.2. Perhubungan
Secara geografis letak kota Bangkalan memang strategis. Letaknya paling
dekat dengan pulau Jawa atau Jawa Timur persisnya. Karena berada paling barat
di pulau Madura, ia menjadi pintu gerbang untuk berbagai kegiatan, terutama lalu
lintas barang dan jasa yang menghubungkan Jawa dan Madura. Tak bisa
dipungkiri, kesibukan sehari-hari di daerah ini banyak bergantung pada
keberadaan pelabuhan Kamal di Kecamatan Kamal. Pelabuhan tersebut selama 24
jam melayani angkutan penyeberangan feri dari dermaga Ujung, Surabaya. Jalur
penyeberangan ini begitu penting. Sedikit saja ada gangguan di Kamal, seperti
aksi mogok sejumlah feri pada Oktober tahun 2001 lalu, kegiatan ekonomi
Bangkalan dan kabupaten lain di Madura bisa lumpuh total.
Bagi Bangkalan, predikat pintu gerbang Madura sebetulnya tidak lepas
dari rencana pemerintah untuk mengembangkan industri di pulau itu. Di tahun
1976 muncul ide untuk membangun sejumlah daerah di Jawa Timur dalam bentuk
29 Krishna P Panolih. (Jumat, 26 April 2002). Kabupaten Bangkalan. Kompas. Hal 4.
Universitas Kristen Petra
26
kawasan Gerbangkertasusila; Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo,
dan Lamongan.
Inti dari konsep kawasan itu adalah pembangunan di sektor pertanian,
industri, pertambangan, perhubungan, dan pariwisata. Industrialisasi tersebut
dicanangkan akan dimulai di Bangkalan, dan untuk itulah ditetapkan
pembangunan jembatan Surabaya – Madura (Suramadu) sepanjang 5 kilometer
pada April 1995. Boleh dibilang proyek jembatan ini bagian dari industrialisasi
Madura sekaligus realisasi untuk menyatukan kawasan Gerbangkertasusila itu.
Ternyata, rencana tinggal rencana. Ide jembatan tidak pernah terwujud selama
sekian tahun, dan baru tahun ini mulai terlihat ada "tanda-tanda" proyek akan
dikerjakan. Kecamatan Labang, sekitar 30 menit dari kota Bangkalan, menjadi
lokasi tiang pancang jembatan tersebut.30
2.1.4.3. Pembangunan Ekonomi
Bagi yang sudah pernah mengunjungi kabupaten lain di Madura
(Sampang, Pamekasan dan Sumenep), terasa betul bahwa wilayah yang berhari
jadi 24 Oktober 1531 ini, jauh lebih pesat perkembangannya. Lebih ramai dan
sarana – prasarananya lebih banyak. Kehadiran Universitas Negeri Trunojoyo
Madura – sebelumnya bernama Universitas Bangkalan – turut mengukuhkan
kesan kemajuan itu. Aktivitas ekonomi umumnya berlangsung di kota Bangkalan.
Meski tanahnya tidak terlalu subur, pertanian merupakan sektor yang
dominan dalam perekonomian Bangkalan. Hingga tahun 2000, subsektor tanaman
bahan makanan menyumbang 34,51 persen dari total pertanian. Padi masih
menjadi hasil utama, biarpun selama 5 tahun terakhir produksinya tidak
meningkat. Pada tahun 1997, dari luas panen 40.454 hektar, produksinya sempat
mencapai 190.917 ton. Tahun 2001 dihasilkan hanya 175.862 ton untuk luas
panen 39.924 hektar. Burneh, Geger, dan Blega tercatat sebagai kecamatan
penghasil padi yang cukup tinggi jumlahnya.
Selain padi, produksi jagung juga cukup besar walau produksinya selama 5
tahun terakhir tidak berkembang, yaitu 156.895 ton (1997) dan 159.438 ton
(2001). Hasil padi kebanyakan masih untuk kebutuhan lokal, sedangkan jagung
30 Ibid.
Universitas Kristen Petra
27
selain untuk konsumsi setempat juga diolah menjadi pakan burung dan banyak
dijual ke Jawa. Hasil pertanian lain yang juga berpeluang menjadi komoditas
perdagangan adalah salak, rambutan dan melinjo.
Di luar pertanian, subsektor lain yang cukup punya andil dalam kegiatan
ekonomi adalah perdagangan. Sampai tahun 2000 perdagangan menyumbang
21,82 persen dari total perdagangan, hotel, dan restoran. Jenis usaha yang terlihat
menonjol adalah perdagangan di pasar, pertokoan, dan industri rumah tangga
seperti batik, kerupuk udang, jamu tradisional, souvenir (pecut madura), tikar
maupun sangkar burung. Semua itu rata-rata merupakan usaha skala kecil dengan
nilai investasi Rp. 67,8 milyar tahun 2001.
Potensi pertambangan meliputi galian C (batu kapur, batu gunung, kapur,
fosfat, marmer, batu bintang) dan minyak serta gas bumi dengan produksi 1.800
barrel per hari. Sektor perkebunan misalnya, produksi kelapa mencapai 3.446 ton
dengan rata-rata produksi 1.347,15 kg per hektar per tahun. Peternakan sapi
mencapai 180.954 ekor dengan penghasil ternak terbanyak di Kecamatan Kokop
17.847 ekor dan terendah di Kecamatan Bangkalan 2.277 ekor. Perikanan darat
meliputi tambak seluas 2.400 hektar, sawah 31 hektar, kolam 5 hektar. Sedangkan
produksi untuk perikanan laut mencapai Rp. 18,359 milyar, perikanan umum Rp.
48,68 juta, tambak Rp. 7,338 milyar, dan kolam Rp. 11,9 juta.
Nilai produksi perikanan laut dan darat terbesar terdapat di Kecamatan
Klampis sebesar Rp. 7,934 milyar. Sedangkan Kecamatan Socah mencapai Rp.
3,191 milyar, Kwanyar Rp. 2,758 milyar. Tanjungbumi Rp. 2,525 milyar.
Potensi pertambangan, batu kapur 281 ton, tanah liat 50.585 ton, fosfat
3.540 ton, pasir tanah urug 787 ton. Batu marmer dengan luas areal 15 hektar di
Kecamatan Blega dan Konang sampai sekarang ini belum berproduksi.31
2.1.4.4. Pariwisata dan Obyek Wisata
Pulau Madura relatif tidak terlalu terjual sebagai obyek wisata. Umumnya
orang hanya mengaitkan pulau Madura dengan obyek wisata Kerapan Sapi.
Kelengangan pulau Madura membuat banyak tempat yang biasa-biasa saja
31 Abdul Lathief. Opcit. Hal 1.
Universitas Kristen Petra
28
menjadi indah terutama di mata wisatawan yang datang dari tempat-tempat ruwet
seperti Jakarta.32
Sebenarnya, pulau Madura diciptakan sebagai daerah yang memiliki
banyak potensi pariwisata alam. Selain itu juga kaya akan seni dan budaya tradisi,
semuanya tersebar di empat wilayah daerah kabupaten yaitu Bangkalan, Sampang,
Pamekasan dan Sumenep. Potensi wisata tersebut jika dikelola secara profesional,
jelas tidak kalah dengan daerah wisata lain yang cukup bagus di Propinsi Jawa
Timur. Dengan banyaknya potensi pariwisata, memerlukan pemikiran bagaimana
mempromosikannya.
Kabupaten Bangkalan sebagai pintu gerbang pulau Madura mempunyai
wisata alam, budaya, seni dan wisata pantai nan mempesona. Adapun seni, budaya
dan potensi wisata yang terdapat di Kabupaten Bangkalan terdiri dari:33
a. Kerapan Sapi
Kerapan Sapi merupakan tontonan menarik bagi wisatawan asing dan
domestik. Kerapan Sapi merupakan adu sapi lari cepat yang dikenal sebagai
khasanah tradisi masyarakat Madura. Kalau dulu tontonan Kerapan Sapi
hanya diadakan satu tahun sekali usai panen tiba, sekarang hampir setiap hari
besar nasional maupun even menarik lainnya. Namun sesungguhnya dibalik
menariknya tontonan Kerapan Sapi, ada beberapa alasan yang mendasar.
Dengan tetap lestarinya tontonan Kerapan Sapi tersebut, mendorong para
peternak sapi akan terus berusaha merawat sapinya sebaik mungkin,
diharapkan akan dihasilkan mutu ternak yang baik, maka wajar pula jika
pemerintah tetap melestarikan tradisi ini. Pada perkembangan selanjutnya,
Kerapan Sapi menjadi atraksi wisata yang sangat menarik di pulau Madura
yang dalam penyelenggaraannya mengandung unsur olah raga, seni dan
budaya.
Apalagi jika dalam Kerapan Sapi ada yang menang, maka pemiliknya
mempunyai kebanggaan luar biasa dan terkadang dikaitkan dengan prestise.
Umumnya peternak sapi kerapan tidak menghitung berapa biaya yang harus
dikeluarkan untuk persiapan kerapan, yang penting sapinya menang dan itulah
32 Abdul Lathief. (Minggu 20 Agustus 2000). Madura, Keindahan dalam Kelengangan. Kompas.
Hal 1. 33 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1990). Bangkalan Kota Ceria. Jakarta.
Universitas Kristen Petra
29
kebanggaannya. Biasanya sapi yang diikutkan pada kerapan, harus mendapat
perhatian dan perawatan khusus. Makanannya pun diistimewakan, tidak jarang
sapi kerapan itu diberi telor, madu dan anggur. Belum lagi kalau sang pemilik
mencari kekuatan lewat mistik yang tentu saja harus mengeluarkan dana
cukup banyak. Namun semangat untuk tetap melestarikan tradisi Kerapan Sapi
itu masih melekat erat pada suku Madura.
Menurut cerita, Kerapan Sapi berasal dari pulau Sapudi atas prakarsa
Pangeran Katandur pada abad 13 dan berkembang sampai saat ini. Melihat
sejarahnya, Kerapan Sapi berawal dari pesta rakyat sebagai ungkapan rasa
kegembiraan atas hasil panen tanamannya. Mereka meluapkan rasa
kegembiraannya dengan mengadakan lomba Kerapan Sapi disertai dengan
tari-tarian dan diiringi oleh musik tradisional.
Sapi kerap pulau Madura merupakan sapi Madura asli, memiliki kekuatan dan
kecepatan yang lebih bila dibanding dengan sapi dari daerah lain. Untuk
menciptakan sapi kerap yang berkualitas unggul diperlukan suatu perawatan
serta perlakuan khusus meliputi: pemberian jamu, pemijatan, latihan dan
kekuatan supranatural.
b. Museum Bangkalan
Museum Daerah Kabupaten Bangkalan ini terletak di komplek pendopo
Kabupaten Bangkalan, dan terbuka untuk umum. Didalamnya tersimpan
seperangkat gamelan, benda kuno, senjata tombak, keris dan sebagainya yang
berasal dari peninggalan kerajaan di Bangkalan.
c. Agrowisata salak
Wisata agro ini sungguh mengasyikkan, wisatawan dapat mengunjungi kebun
salak yang lokasinya tersebar di pusat kota Bangkalan. Salak Bangkalan
rasanya khas dan buahnya nampak besar-besar dengan harga yang relatif
murah.
d. Makam KH. M Cholil
Wisata keagamaan yang sangat menenangkan jiwa dapat diperoleh di Makam
Mbah Cholil ini. Menurut sejarah, Mbah Cholil adalah tokoh Islam terkemuka
pada zamannya yang merupakan guru dari kedua pendiri organisasi Islam di
Indonesia, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Area makam ini
Universitas Kristen Petra
30
dikelilingi dengan banyaknya toko-toko souvenir khas Madura. Lokasi makam
ini terletak di Mertajasah, sekitar 2 kilometer arah Barat dari pusat kota
Bangkalan.
e. Menara api / Mercusuar
Menara Api atau Mercusuar peninggalan jaman Belanda berketinggian 78
meter ini terdapat di Kecamatan Socah, berjarak 6 kilometer dari pusat kota
Bangkalan. Pembangunannya diresmikan oleh Z.W. Williem III pada tahun
1879.
Seseorang yang hidup di kota metropolitan yang sehari-hari didera kemacetan
dan stres mungkin akan merasa masuk ke dunia lain saat berada di taman tua
di bawah Mercusuar Bangkalan. Pohon-pohon asam dari abad ke-19 di sana
seakan bercerita bahwa tempat itu pernah begitu penting.34
f. Aer Mata Ebu
Biasa disebut Makam Ratu Ebu (simbol pengabdian istri pada suami tercinta).
Berupa sebuah makam seorang ibu, menurut ceritanya yang melahirkan raja-
raja Madura. Bangunan berusia ratusan tahun tersebut, hingga kini masih
berdiri kokoh. Obyek wisata ziarah itu merupakan salah satu aset Kabupaten
Bangkalan, yang ternyata tetap terawat baik.
Makam Ratu Ebu yang terletak didalam kompleks Pasarean Aer Mata, terletak
25 kilometer arah utara kota Bangkalan, tepatnya di desa Buduran, Kecamatan
Arosbaya, Kabupaten Bangkalan. Kini, Pasarean Aer Mata tersebut kian ramai
dikunjungi oleh para peziarah yang datang dari seluruh daerah Jawa. Bahkan
mereka datang dari Sumatra, Ujungpandang, Banten dan Kalimantan. Setiap
hari tidak kurang dari 25-40 bus memadati areal parkir kompleks makam
tersebut, sehingga mampu memberi tambahan penghasilan lumayan bagi
pedagang makanan dan minuman disana.
Kenapa disebut Makam Ratu Ebu? Ternyata memang ada cerita menarik dari
sana. Makam Ratu Ebu adalah makam seorang wanita mulia bernama Sarifah
Ambami, yang konon melahirkan para raja Madura. Sarifah Ambami
dipersunting oleh Pangeran Cakraningrat I yang merupakan anak angkat dari
Sultan Agung Mataram. Semasa hidupnya, Pangeran Cangkraningrat I
34 Ibid.
Universitas Kristen Petra
31
memiliki keinginan dan obsesi agar seluruh keturunannya harus dapat
memerintah di Madura selamanya. Untuk itulah Ratu Ebu bertapa. Dalam
pertapaannya, Ratu Ebu memohonkan agar keinginan suaminya untuk
menjadikan seluruh turunannya bisa menjadi pemimpin Pemerintahan di
Madura. Siang malam Kanjeng Ratu Ebu memohon kepada Allah agar
harapan suaminya bisa dikabulkan, ia memohon sambil terus menerus
menangis. Ini dilakukannya hingga meninggal di pertapaan, dalam keadaan
menangis. Di tempat pertapaannya itulah Kanjeng Ratu Ebu dimakamkan.
Itulah sebabnya maka makam tersebut dikenal dengan sebutan Makam Ratu
Ebu atau Aer Mata. Di kompleks Pasarean Aer Mata tersebut juga
dimakamkan raja-raja Madura. Ternyata bangunan kuno dengan corak
arsitektur bernilai tinggi itu menarik perhatian para wisatawan asing dan
domestik. Tidak kalah menariknya dibandingkan kemegahan arsitektur
Borobudur atau candi lain di Jawa.
Konon menurut cerita legenda sejarah menyebutkan, bahwa konstruksi
bangunan itu berdiri pada abad ke-15 atau ke-16 yang tersusun rapi tanpa alat
perekat dari semen. Mulai batu nisan, kerangka kuburannya, semuanya terukir
indah yang terbuat dari batu putih mirip batu pualam yang diambil dari lokasi
sekitar makam.
Saat mengunjungi Pasarean Aer Mata, tampaknya keindahan nilai seni yang
menonjol terletak pada tiga ‘cungkup’ utama berukuran 40 x 20, yakni makam
Kanjeng Ratu Ebu Syarifah Ambami, Panembahan Cakraningrat II dan
Cakraningrat III. Begitu juga ‘cungkup’ pada makam Panembahan
Cakraningrat V, VI dan VII yang disebut-sebut bergelar Cakradiningrat I.
maka wajar apabila kelangkaan dan keindahan nilai seni dan arsitektur pada
Pasarean Aer Mata menjadi perhatian Pemerintah, selanjutnya pada tahun
1975 kompleks Pasarean Aer Mata diikutsertakan dalam lomba dan pameran
seni arsitektur peninggalan purbakala se-Asia mewakili Indonesia. Hasilnya
mendapatkan nilai tertinggi.
Sejak itulah Pasarean Aer Mata di Kabupaten Bangkalan tidak saja dikenal
wisatawan domestik, melainkan juga dikenal wisatawan asing. Selain
wisatawan, juga para disiplin ilmu pengetahuan seperti arkeologi, antropologi
Universitas Kristen Petra
32
dan sejarah, mereka datang dari dalam dan luar negeri, menjadikan kompleks
Pasarean Aer Mata sebagai bahan riset ilmiahnya. Yang menarik untuk
dijadikan bahan penelitian, lantaran gaya arsitektur dan seni ukir di Aer Mata
mempunyai ciri khas perpaduan Hindu, Budha dan Islam.
Kini Pasarean Aer Mata semakin semarak dengan hadirnya ribuan peziarah
yang datang setiap harinya. Pengakuan mereka umumnya menyatakan bahwa
kedatangannya ke Pasarean Aer Mata ada manfaat besar, lantaran banyak
berkah yang didapat dari sana.
g. Sereng Kemuning
Pantai Sereng Kemuning terletak di desa Macajah, Kecamatan Tanjung Bumi
atau sekitar 40 kilometer dari pusat kota Bangkalan ke arah timur laut. Wisata
ini menyajikan pemandangan pantai dengan latar belakang pemandangan alam
yang sangat mempesona. Di area wisata ini disuguhkan souvenir dan kerajinan
tangan asli daerah dengan bahan-bahan dari laut.
Para wisatawan yang datang ke Kabupaten Bangkalan dengan tujuan ingin
awet muda, berkunjunglah ke pantai Sereng Kemuning dan mandi disana.
Konon ceritanya dahulu pantai itu dipergunakan mandi oleh sepasang pertapa
yang kehidupannya rukun, awet muda dan tidak pernah sakit. Setelah agama
Islam masuk ke Bangkalan, datang pula sepasang suami istri namanya Syah
Arief dan Martasia. Pasangan suami istri tadi dikenal gemar bertirakat, mereka
juga selalu mandi di pantai Sereng Kemuning. Keduanya juga dikenal tetap
awet muda, rukun dan tidak pernah sakit.
Pantai Sereng Kemuning berbentuk busur menghadap ke utara, pasirnya putih,
bersih dan halus. Selain itu gelombang airnya pun tidak terlalu besar dan
airnya segar serta nyaman untuk mandi. Bagi setiap orang yang datang dan
mandi di pantai Sereng Kemuning, bisa dipastikan awet muda dan bebas dari
segala penyakit. Kepercayaan itulah yang hingga saat ini terus berkembang di
masyarakat Madura umumnya dan warga Kabupaten Bangkalan khususnya.
Pantai Sereng Kemuning juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas umum
antara lain kamar mandi air tawar, tempat ganti pakaian, persewaan perahu,
panggung pementasan, tempat peristirahatan dan lain-lain.
Universitas Kristen Petra
33
h. Batik Tanjung Bumi
Sentra batik Tanjung Bumi merupakan pusat kerajinan batik tulis di
Kabupaten Bangkalan. Menghasilkan batik tulis berkualitas bagus dengan
corak khas Madura. Para pengrajin batik yang pada umumnya kaum ibu
tersebar di 6 desa di Kecamatan Tanjung Bumi yang berjarak 42 kilometer
utara kota Bangkalan.
i. Pantai Maneron
Pantai Maneron nan indah dan memukau itu tidak kalah menariknya dengan
obyek wisata lainnya di Propinsi Jawa Timur. Pantai Maneron tepatnya
terletak di desa Maneron Kecamatan Sepulu, sektar 30 kilometer arah utara
kota Bangkalan. Pantai yang merupakan obyek wisata alam nan elok itu, kini
menjadi aset Kabupaten Bangkalan yang banyak dikunjungi wisatawan asing
dan domestik. Pengelolaan secara baik dan profesional, menjadikan pantai
Maneron mempunyai potensi yang mampu menggeser pamor pantai-pantai
lain yang sudah terkenal di pulau Madura.
Keberadaan pantai Maneron yang masih perawan tersebut, kini mulai ramai
dibicarakan. Dari beberapa wisatawan asing dan domestik yang mengunjungi
kesana, umumnya mengatakan bahwa pantai Maneron memang memiliki
keunggulan yang sulit ditemukan di pantai lain di Madura bahkan di Jawa
Timur. Pantainya lurus, berpasir putih, deburan ombaknya tidak begitu besar,
lokasinyapun teduh. Yang lebih nampak indah lagi, pantai Maneron dibatasi
sungai-sungai yang melingkar berbentuk busur dari ujung timur sampai ujung
barat pantai. Apalagi bila malam hari, suasana seluruh pantai nampak terang
benderang lantaran langsung berhadapan dengan sumber minyak lepas pantai
milik Kodeco yang selalu mengobarkan api selama 24 jam penuh dari pipa gas
pembuangannya. Sungguh, pantai Maneron memang indah dan mempesona
untuk dikunjungi.
Supaya wisatawan yang datang ke pantai Maneron mudah mencapainya, maka
Pemda Kabupaten Bangkalan segera membangun jalan masuk menuju lokasi
yang menghubungkannya dengan jalan protokol. Lokasi pantai Maneron dari
jalan raya jurusan Bangkalan – Tanjung Bumi, perlu dibuatkan jalan lurus
sekitar 505 meter. Sedang bentangan pantai Maneron sendiri memang cukup
Universitas Kristen Petra
34
luas, yakni 2,5 kilometer dan jarak dari tempat pemukiman penduduk sekitar 1
kilometer.
Lokasi pantai Maneron keseluruhan lebih kurang 5 hektar, yang membuat
pantai tersebut nampak indah lantaran dikelilingi sungai, lokasi sekitarnya
juga ditumbuhi tanaman akasia jenis cormis dan arabica (langai) yang
termasuk jenis rerumputan di hamparan tanah seluas 2,5 hektar. Pantai ini
sangat sejuk karena ditumbuhi pepohonan, menghadap ke utara laut Jawa
dengan pemandangan anjungan pengeboran minyak lepas pantai, dan di sisi
selatan terbentang pegunungan Maneron yang menghijau.
j. Wana Wisata Bukit Geger
Lokasi wana wisata Bukit Geger berada di desa Geger, Kecamatan Geger
dengan jarak tempuh 30 kilometer dari pusat pemerintahan kota Bangkalan.
Wana wisata ini berada di ketinggian bukit antara 150-200 meter dari
permukaan laut. Untuk bisa mencapai lokasi obyek ini pengunjung /
wisatawan dapat menggunakan transportasi umum, melewati jalan beraspal
dengan status jalan propinsi maupun jalan kabupaten yang cukup memadai.
Secara fisik, potensi wana wisata ini amat prospektif untuk dikembangkan
sebagai obyek wisata hutan, arena camping ground (bumi perkemahan), olah
raga panjat tebing dan wisata minat khusus yaitu ziarah. Keindahan panorama
alam Bukit Geger didukung oleh potensi situs keramat dan peninggalan
purbakala antara lain: areal hutan akasia, mahoni dan jati seluas lebih dari 42
Ha dan lima buah goa yang dikeramatkan bernuansa situs purbakala yaitu Goa
Petapan, Goa Potre, Goa Planangan, Goa Pancong Pote dan Goa Ular. Goa
Petapan adalah bekas goa pertapaan Adipoday yaitu ayah kandung tokoh
legendaris Madura Jokotole alias Panembahan Secodiningrat III pada abad 13;
Goa Potre yaitu bekas goa pertapaan Potre Koneng istri dari Adipoday; Goa
Planangan yaitu goa yang mirip kelamin pria (konon tetesan air dari stalaktit
ini dimitoskan oleh peziarah bisa menambah daya vitalitas seksual kaum pria);
Goa Pancong Pote yaitu goa yang memiliki keunikan berupa sungai dibawah
tanah yang banyak mengandung stalaktit-stalagmit berwarna-warni; Goa Ular
memiliki keunikan batu raksasa menyerupai kepala ular. Bukit Geger
memiliki sisi tebing terjal yang nyaris tegak lurus disisi tebing sebelah utara
Universitas Kristen Petra
35
dan selatan sehingga amat ideal apabila dijadikan obyek olah raga panjat
tebing. Cekungan Pangelean yaitu berwujud cekungan tebing di dinding bukit
sebelah utara. Cekungan ini berwujud hamparan batuan granit / onix, sehingga
amat pas untuk tempat istirahat, seraya menikmati keelokan danau alami dan
hamparan sawah luas di kaki bukit. Situs Pelanggiran, berwujud areal
gundukan batu karang laut, inilah puncak tertinggi dari puncak Geger. Konon,
pada abad ke-8 silam, situs Pelanggiran ini merupakan tempat mendaratnya
orang pertama di Madura, yakni Patih Pranggulang dan Dewi Ratna Roro
Gung.
2.2. Target Market
2.2.1. Primer
a. Demografis
Meliputi masyarakat luar Madura baik laki-laki maupun perempuan.
Tergolong masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas, dengan pendidikan
yang cukup tinggi dan memadai. Lebih diprioritaskan pada masyarakat yang
berusia 20 – 45 tahun. Bidang pekerjaan yang digeluti merupakan bidang
pekerjaan yang cukup berprospek di masa depan.
b. Geografis
Meliputi masyarakat luar Madura (dalam lingkup nasional) khususnya yang
berdomisili di kota Surabaya.
c. Psikografis
Meliputi masyarakat yang menyukai hal-hal atau obyek-obyek yang
bersejarah, memiliki nilai budaya yang tinggi dan menyukai wisata ziarah
maupun pantai.
d. Behaviouristis
Meliputi masyarakat yang suka berwisata dan tertarik untuk mengunjungi
berbagai tempat, khususnya dalam hal karakteristik, nilai budaya dan sejarah
yang kuat dan khas.
Universitas Kristen Petra
36
2.2.2. Sekunder
a. Demografis
Meliputi seluruh masyarakat luar Madura yang tergolong kalangan ekonomi
menengah keatas dengan berbekal pendidikan yang memadai, baik laki-laki
maupun perempuan. Masyarakat yang sudah dewasa dan dapat hidup mandiri,
dengan batasan usia 46 – 60 tahun.
b. Geografis
Meliputi masyarakat luar Madura yang berdomisili atau bertempat tinggal di
kota Surabaya.
c. Psikografis
Meliputi masyarakat yang aktif dan dinamis, menyukai alam dan segala hal
yang berhubungan dengan kegiatan luar ruang. Termasuk juga masyarakat
yang tertarik dengan adat istiadat, budaya, sejarah dan legenda-legenda
tentang suatu obyek atau lokasi yang dimaksud.
d. Behaviouristis
Meliputi masyarakat yang suka berpergian, suka melakukan perjalanan untuk
berekreasi sekaligus melakukan studi atau riset tentang obyek yang dimaksud.
Masyarakat yang tertarik untuk mengunjungi berbagai tempat, khususnya
yang memiliki karakteristik dan ciri yang kuat dan khas.
2.3. Pesaing
2.3.1. Primer
2.3.1.1. Gresik
Daerah yang terkenal dengan industri semen ini, juga menyimpan aneka
obyek wisata, baik wisata alam maupun budaya. Obyek wisata di seputar kota
banyak diwarnai dengan wisata ziarah, maupun wisata-wisata lainnya.
Diantaranya adalah:
a. Makam Maulana Malik Ibrahim
Terletak sekitar 200 meter arah selatan dari alun-alun, atau tepatnya di desa
Gapura Kecamatan Gresik. Maulana Malik Ibrahim merupakan seorang ulama
dan mubaligh Islam pertama yang datang ke Pulau Jawa. Beliaulah yang
merintis penyebaran agama Islam di Jawa sekitar abad 13 M.
Universitas Kristen Petra
37
b. Makam Fatimah Binti Maimun
Terletak sekitar 9 kilometer dari kota atau di desa Leran, Kecamatan Manyar.
Fatimah Binti Maimun merupakan seorang tokoh Islam di pulau Jawa. Di
makam ini bisa kita jumpai benda bersejarah berupa gapura dan krepyak.
c. Goa-goa Kelelawar
Terletak di desa Pongangan, Kecamatan Manyar. Goa Kelelawar ini menarik
bila dikunjungi pada waktu sore hari. Saat itu bisa kita saksikan ribuan
kelelawar beterbangan keluar dari sarangnya. Panorama alam sekitar goa
memang indah dengan hiasan bukit-bukit kapur yang menawan. Inilah satu-
satunya obyek wisata senja yang dipunyai kota Gresik.
d. Makam Sunan Giri
Berada sekitar 4 kilometer selatan kota atau di desa Giri, Kecamatan
Kebomas. Sunan Giri merupakan salah seorang dari Wali Songo. Untuk
menuju ke makam, kita harus melalui tangga berundak karena memang
makam ini berada di atas bukit. Sebelum memasuki komplek makam, kita
akan menjumpai sebuah telaga yang konon dibuat oleh Sunan Giri 500 tahun
yang lalu, disebut Telaga Pegat.
e. Telaga Pegat
Telaga Pegat ini memiliki keunikan, yaitu tak pernah kering meski dipakai
oleh banyak pengunjung.
f. Sumber Air Panas
Pesona lain dari kota Gresik yang terletak di pulau Bawean, sekitar 80 mil dari
pelabuhan Gresik. Sumber Air Panas ini konon berdaya magis untuk awet
muda. Berlokasi tidak jauh dari kota Sangkapura, tepatnya di desa Kota
Kusuma, Kecamatan Sangkapura. Obyek ini memiliki debit air sekitar 2 liter
perdetik, dengan panorama alam bukit-bukit kapur.
g. Danau Kastoba
Masih terletak di pulau Bawean, 8 kilometer dari ibukota Kecamatan Tambak
atau di desa Paromaan. Berada sekitar 300 meter dari permukaan laut, danau
ini memiliki luas sekitar 30 Ha dengan panorama yang cukup cantik, karena
lokasinya di puncak bukit dan bersuasana alami.
Universitas Kristen Petra
38
h. Taman Laut
Terletak di pulau Cina Bawean. Terlihat menawan dengan ikan-ikan hiasnya,
tak kalah menarik jika dibandingkan dengan taman laut di Maluku.
i. Pulau Noko
Berada di sebelah selatan kurang lebih 10 kilometer dari pulau Bawean,
termasuk desa Daun Kecamatan Sangkapura, dengan jarak tempuh sekitar 1
jam berperahu. Pulau Noko merupakan pulau kecil tak berpenghuni yang
memiliki panorama laut yang menawan dengan pasir putih dan bunga-bunga
karang nan indah.
2.3.1.2. Jember
Kawasan yang wilayahnya sebagian besar didominasi dataran rendah
dengan ketinggian rata-rata 83 meter diatas permukaan laut ini, dapat dijangkau
dari Lumajang sekitar 66 kilometer arah timur, atau 33 kilometer selatan
Bondowoso. Untuk mencapainya menggunakan sarana transportasi darat, baik
dengan kendaraan pribadi, angkutan umum bis antar kota, maupun kereta api.
Sarana lain yang melengkapi daerah ini sebagai penunjang pariwisata, berupa
penginapan dari yang berbintang sampai non bintang, ataupun restoran dan rumah
makan yang bisa kita jumpai di kota Jember dan obyek-obyek wisatanya.
a. Pantai Watu Ulo
Merupakan primadona wisata kota Jember. Berada di 33 kilometer selatan
kota, atau di desa Sumber Rejo Kecamatan Ambulu. Pertama kali tiba di
pantai, tak ayal lagi mata akan menatap takjub panorama yang begitu asing.
Sebuah batu memanjang menjorok dari pantai ke laut, mirip tubuh ular.
Bentuknya bak sirip ular, membuat penasaran pengunjung untuk lebih dekat
menatapnya. Meniti batu sembari menikmati semilirnya angin laut, dan
panorama ombak yang berkejar-kejaran dengan pecahan-pecahan buih yang
semakin membesar, merupakan keasyikan tersendiri dari rekreasi di pantai
Watu Ulo ini. Bergerak ke barat memasuki wana wisata Watu Ulo, akan kita
jumpai peninggalan Perang Dunia II, berupa Gua Jepang. Tidak jauh dari situ,
terdapat Gua Lawa yang memiliki kedalaman 30 meter, konon merupakan
tempat bersemedi Mbah Kyai Mataram. Untuk melihat dari dekat, kita harus
Universitas Kristen Petra
39
menuruni Turunan Senggol sebanyak 66 tangga.
b. Tanjung Papuma
Bergeser ke arah barat, decak kagum pun tercipta di bibir manakala
menyaksikan Tanjung Papuma, pantai Pasir Putih dan Malikan. Panorama
alam yang demikian fantastik, hamparan pasir putih dengan laut lepas berhias
gugusan pulau Dewa (Kreshna, Narada dan Batara Guru). Kawasan ini juga
merupakan areal pemancingan yang mengasyikkan. Tak hanya itu, bila punya
hobi camping atau hiking, bisa disalurkan di kawasan ini.
c. Pantai Puger
Bila dari kota menuju ke arah barat daya 36 kilometer, kita masuk desa Puger
Kulon, Kecamatan Puger. Disinilah kita temui pantai Puger, satu dari jajaran
pantai di wilayah Samudra Indonesia yang kaya dengan tempat-tempat
menawan. Namun untuk sampai di pantai Puger, kita harus melewati
perkampungan nelayan, di tepi pantai inilah banyak terjaja ikan-ikan yang
masih segar. Panorama menarik kita jumpai dengan naik perahu menuju pantai
Pancer, pantai Kucur dan pantai Nusa Barong.
2.3.1.3. Situbondo
Situbondo memiliki wilayah seluas 1.638,50 km persegi. Merupakan
daerah dengan panorama menawan, yang memadukan antara dataran tinggi dan
pantai. Hanya berjarak 35 kilometer timur laut Bondowoso, atau sekitar 94
kilometer barat laut Banyuwangi. Untuk mencapai wilayah ini, bisa kita gunakan
transportasi darat dengan fasilitas jalan yang cukup mulus. Memasuki kota
Situbondo, suasana bersih dan nyaman sangat kita rasakan. Program kota
SANTRI (sehat, aman, nyaman, tertib, rapi, indah), merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari aktifitas masyarakat setempat. Kondisi kota yang demikian juga
didukung dengan aneka sarana, yang membuat betah penghuninya. Di sepanjang
jalan A.Yani ataupun jalan Sepudi banyak kita jumpai hotel dan rumah makan
serta sarana hiburan lainnya. Masih ada lagi daya tarik dari kabupaten ini, pantai
Pasir Putih. Pantai Pasir Putih merupakan obyek wisata yang menjadi andalan
daerah ini, berada sekitar 21 kilometer barat Situbondo, masuk Kecamatan
Mlandingan. Atau terletak di jalur wisata Surabaya - Bali. Panorama menawan
Universitas Kristen Petra
40
yang memadukan antara dimensi hutan dan air sudah bisa dinikmati 9 kilometer
sebelum menuju pantai. Hamparan hutan bakau membentuk tanjung-tanjung
menghiasi pantai yang berada di pinggir jalan. Dan pemandangan menawan
berakhir di areal wisata pantai Pasir Putih, hamparan pantai memanjang dengan
hiasan perahu-perahu layar, menambah pesona kawasan ini. Taman yang nyaman
berpayung pohon-pohon merimbun, sangat nikmat untuk menanti datangnya
sunset. Bagi mereka yang senang dengan olah raga selancar angin, berperahu,
ataupun mancing, dapat menyalurkannya di tempat ini.
2.3.1.4. Banyuwangi
Merupakan wilayah paling ujung bagian timur pulau Jawa. Suatu kawasan
yang memiliki potensi wisata yang boleh dibanggakan. Tatanan geografis yang
memadukan antara dataran tinggi, rendah dan pantai, membuat daerah ini menarik
untuk dinikmati. Pamornya dalam wisata alam dan budaya, menjadi salah satu
kebanggaan Propinsi Jawa Timur.
Banyuwangi, sekitar 94 kilometer sebelah tenggara Situbondo atau 105
kilometer timur Jember. Untuk mencapainya bisa digunakan transportasi darat
dari kedua daerah itu, atau jalan laut bila dari Bali. Mengunjungi Banyuwangi,
anda tak perlu kuatir akan akomodasi. Kabupaten ini begitu banyak memiliki
sarana penginapan dari yang berbintang sampai non bintang, dan aneka rumah
makan hingga warung yang tersebar di sepanjang jalan di Banyuwangi. Tempat-
tempat wisata yang ada di kota Banyuwangi meliputi:
a. Taman Nasional Baluran
Memasuki kawasan Banyuwangi dari Situbondo sekitar 58 kilometer, atau 35
kilometer dari Banyuwangi pada jalan raya Banyuwangi - Surabaya, kita
jumpai taman nasional Baluran. Disini kita bisa menyaksikan aneka flora,
fauna, dan panorama menawan berupa pantai pasir putih Selat Bali.
b. Pantai Kampe
Melaju 12 kilometer menuju kota, atau sekitar 20 kilometer utara
Banyuwangi, sebuah tawaran menarik wisata tirta pantai Kampe. Obyek ini
berada di desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo, memiliki pesona dengan
panorama menawan berupa gugusan kepulauan, diantaranya yang paling
Universitas Kristen Petra
41
menarik adalah pulau Tabuhan.
c. Pulau Tabuhan
Sekitar 3 kilometer dari Kampe, dengan berperahu kita sampai di pulau yang
berbentuk bulat ini. Daya pikat pulau seluas 4 hektar ini disamping pasirnya
yang putih dan airnya yang jernih bertabur ikan-ikan hias, juga merupakan
sebuah taman asri dengan aneka bunga warna-warni. Kondisi alam Tambuhan
memungkinkan tempat ini untuk olah raga selancar angin atau menyelam.
d. Watudodol
Terletak 14 kilometer utara Banyuwangi. Watudodol merupakan obyek wisata
dengan pesona khas yang berupa panorama bukit, hutan dan pantai.
e. Kaliklatak
Berada sekitar 18 kilometer barat Banyuwangi. Wisata flora ini mampu
memikat wisatawan dengan koleksi perkebunan yang menempati tanah di
lereng gunung Merapi. Aktifitas menarik mengelilingi kebun, memegang buah
kopi, coklat dan sejenisnya. Bila ingin menikmati seluruh wisata kebun, masih
ada lagi antara lain Wangkal, 7 kilometer dari Banyuwangi dengan spesialisasi
buah kelapa. Malang Sari, sekitar 60 kilometer dari Banyuwangi, berupa
kebun kopi, karet, coklat dan sejenisnya.
f. Rawa Bayu
Terletak 32 kilometer arah barat daya kota, atau tepatnya di desa Sambung
Rejo Kecamatan Songgon. Berupa areal hutan pinus dengan sentral pesona
sebuah telaga. Tempat nikmat untuk yang berhobi camping atau hiking ini
berada di dataran tinggi dengan hawanya yang khas, sejuk dan damai. Suasana
sunyi yang menyelimutinya, mengingatkan kita karena dahulu kala kawasan
ini dipakai sebagai tempat bertapa Raja Blambangan, Tawang Alun.
g. Teluk Plengkung
Terletak sekitar 55 km selatan Banyuwangi. Pantai yang berada di sebelah
timur Sukamade ini merupakan salah satu yang terbaik dan terindah di dunia,
khususnya untuk olah raga selancar angin. Ombak yang besar dan pantainya
yang berpasir putih, membuat kita betah untuk berlama-lama menatap
pesonanya.
Universitas Kristen Petra
42
h. Pantai Sukamade
Melaju ke arah barat 37 kilometer, atau 92 kilometer kearah selatan
Banyuwangi, dengan rute Banyuwangi - Jajag (30 km), Jajag - Pesanggaran
(22km), Pesanggaran - Sarongan (22 km), Sarongan - Sukamade (18 km), kita
sampai di pantai Sukamade, yang masuk dalam wilayah Taman Nasional
Meru Betiri bagian timur. Salah satu obyek yang menarik dari tempat ini
adalah obyek penyu laut, disamping juga pemandangan hutan alam yang
masih asli dengan berbagai formasi seperti vegetasi pantai, mangrove, rawa
dan hutan hujan tropis dataran rendah. Taman nasional Meru Betiri sendiri
memiliki luas 58.000 Ha, dengan jarak tempuh dari Banyuwangi sekitar 98
kilometer. Panorama lain yang tak kalah menarik di taman ini adalah koleksi
binatang buasnya, dan aneka kenikmatan pandang berupa Teluk Hijau, pantai
Rajegwesi dengan pasir putihnya, cocok untuk selancar angin, mandi matahari
dan berenang. Dari sini pula kita bisa menikmati panorama pulau Merah.
2.3.2. Sekunder
2.3.2.1. Tuban
Sebuah kawasan yang memadukan dataran rendah dan pantai. Merupakan
pusat pengembangan wilayah IX Jawa Timur yang ditetapkan sebagai Pusat
Pengembangan Wisata Makam-makam Islam. Tuban memang banyak diwarnai
dengan obyek wisata ziarah disamping wisata alamnya. Potensi wisata yang ada di
daerah ini ternyata juga mendapat dukungan dari kondisi kotanya yang bersih, dan
mudahnya orang mendapatkan fasilitas penginapan dan rumah makan yang
banyak tersebar di sekitar pantai, maupun di sepanjang jalan kota Tuban. Untuk
transportasi, Tuban banyak dilalui bis-bis jalur utara yang menuju Surabaya.
Terminalnya terletak di tepi pantai atau di Jl. Martadinata. Obyek wisata yang
dimiliki kota Tuban meliputi:
a. Masjid Jami
Berada di pusat kota, sebelah barat alun-alun. Masjid ini memiliki corak
arsitektur khas, sebuah karya Toxopeus, seorang Belanda. Ia membangun
masjid ini pada 29 Juli 1894 yang kemudian dipugar pada tahun 1986.
Peninggalan bernilai budaya tinggi bisa kita saksikan di sini, berupa lampu
Universitas Kristen Petra
43
robyong dan menara adzan.
b. Makam Sunan Bonang atau R. Maulana Mahdum Ibrahim
Tak jauh dari masjid dengan menyusuri kios-kios souvenir, kita akan sampai
di makam ini. Sunan Bonang atau Maulana Mahdum Ibrahim merupakan salah
seorang dari Wali Songo penyebar agama Islam di Indonesia. Beliau adalah
putra Sunan Ampel dari perkawinannya dengan Nyi Ageng Manila. Makam
ini ramai dikunjungi masyarakat pada hari Jumat Wage dan setiap bulan Suro
(Kamis Pon) diadakan acara Khol Sunan Bonang, yakni memperingati
wafatnya Sunan Bonang. Acara ini dimeriahkan dengan hadrah, khataman Al
Qur'an, tahlilan massa, khitanan massal dan malamnya diadakan pengajian
umum.
c. Makam Ibrahim Asmara
Terletak 4 kilometer arah timur makam Sunan Bonang. Ibrahim Asmara
merupakan ayah dari Sunan Ampel.
d. Klenteng Kwan Sing Bio
Bila dari masjid Jami ke arah utara lalu bergerak ke barat 2 kilometer
menyusuri Jl. Martadinata, akan kita jumpai klenteng Kwan Sing Bio ini.
Klenteng ini merupakan tempat ibadah umat Tridharma. Keunikan klenteng
ini terletak pada simbolnya yang memakai lambang mahkota kepiting, karena
pada umumnya yang kita jumpai memakai lambang naga. Usia klenteng ini
sekitar 200 tahun, banyak orang dari berbagai tempat datang kesini untuk
bertirakat memohon berkah pada Dewa Khong Cho. Mereka menginap disini
dengan pelayanan gratis, baik makan maupun tidur.
2.3.2.2. Pacitan
Dari Ponorogo sekitar 78 kilometer arah barat daya, merupakan wilayah
yang membatasi Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian selatan. Alam Pacitan
kondisinya tak jauh berbeda dengan tetangganya Kabupaten Wonogiri di Jawa
Tengah maupun Kabupaten Trenggalek. Bukit-bukit kapur, hutan dan pantai
merupakan komposisi geografis yang menghiasi daerah ini. Kekayaan alam dan
potensi wisata Pacitan juga didukung dengan lengkapnya fasilitas baik jasa
transportasi maupun akomodasi yang dapat kita jumpai di pusat kota. Kondisi
Universitas Kristen Petra
44
geografisnya membawa pesona tersendiri, sangat potensial sebagai obyek wisata.
Kawasan ini banyak menyimpan tempat-tempat menarik berupa pantai dan goa.
a. Pantai Tamperan
Terletak 6 kilometer selatan kota, di desa Sidoharjo Kecamatan Pacitan.
Pantai ini memiliki panorama menawan, merupakan sebuah teluk yang
dikelilingi bukit-bukit. Keindahan pantai dan luasnya samodra dapat kita
nikmati dari atas bukit yang sudah disulap menjadi taman yang nyaman
dengan pemandian air tawar, siap memberi kesegaran raga bagi
pengunjungnya. Selain itu anda juga dapat berlayar disekitar pantai untuk
melihat lautan bebas dengan perahu yang disediakan. Pantai ini juga
merupakan penghasil berbagai jenis ikan laut.
b. Pantai Pacitan atau Teleng Ria
Masih di wilayah Pacitan, pantai Pacitan atau Teleng Ria ini memiliki bentuk
yang landai dengan panorama menawan. Membujur berdampingan dengan
areal perkemahan, kawasan ini juga dilengkapi dengan sebuah panggung
terbuka Songgo Budaya yang dikenal sebagai tempat pelelangan ikan.
c. Pantai Watu Karung
Terletak di 26 kilometer barat daya kota. Sebuah teluk mungil yang masih
alami, berpasir putih dan berdinding dua buah batu membentuk bukit. Pantai
ini berombak kecil dan dangkal, sehingga memungkinkan untuk berenang.
Semilir angin yang berasal dari laut dan pohon-pohon nyiur di tepi pantai,
menambah kenikmatan tempat ini. Untuk mencapai pantai yang berada di desa
Watu Karung, Kecamatan Pringkuku ini, anda harus melalui jalan naik turun
dan menikung, sekitar 13 kilometer dari jalan raya Pacitan - Solo.
d. Pantai Srau
Sebuah pantai yang masih alami, juga terletak di Kecamatan Pringkuku.
e. Goa Kendil
Terletak di desa Pringkuku, sebuah goa alam di tengah hutan jati. Untuk
mencapai goa tersebut, harus berjalan sejauh 1 kilometer melewati jalan
setapak yang terus menanjak. Sedangkan di desa Candi dapat dikunjungi Goa
Luweng Jaran.
Universitas Kristen Petra
45
f. Goa Tabuhan
Terus mengikuti arah jalan menuju Solo, tepatnya di desa Wareng Kecamatan
Punung, 40 kilometer bagian barat kota. Daya tarik goa ini terletak pada
stalagtit-stalagmitnya yang bila dipukul akan menciptakan serangkaian nada.
Tabuhan gendang dan suara sinden akan melengkapi rangkaian nada tersebut.
Dibagian dalam juga dapat dilihat bekas tempat semedi pengikut Pangeran
Diponegoro, Sentot Prawirodirjo.
g. Goa Kalak
Berlokasi di desa Kalak Kecamatan Donorejo, sekitar 47 kilometer perjalanan
dari Pacitan. Inilah keindahan goa yang masih murni dengan dukungan alam
yang asri.
h. Pantai Nampu
Terletak di kawasan yang sama, pantai Nampu merupakan sebuah pantai yang
masih alami, namun panoramanya dapat mengundang decak kagum.
i. Goa Pentung
Terletak di desa Wonoanti Kecamatan Tulakan, sekitar 15 kilometer arah
timur kota. Tempat ini mudah dijangkau karena berada di jalur jalan menuju
Trenggalek lebih ke timur lagi, sekitar 20 kilometer. Dari kota ke selatan
sejauh 2 kilometer, tepatnya di desa Bungur terdapat Goa Somopuro. Goa ini
memiliki dua jalan masuk. Sementara di desa Jetak, kita dapat singgah di
pantai Jetak.
j. Pantai Indah Wawaran
Sekitar 17 kilometer selatan kota, di desa Sidomulyo - Kebonagung, terdapat
pantai Indah Wawaran. Pantai dengan panorama alam yang sangat indah
menawan. Bergerak ke timur lagi, kita akan dapat menyaksikan keindahan
pantai Sidomulyo di desa Sidomulyo dan pantai Hadiwarno di desa
Hadiwarno, keduanya berada di Kecamatan Ngadirejo.
2.3.2.3. Tulungagung
Kabupaten yang berada di 31 kilometer timur Trenggalek dan 38 kilometer
barat Blitar, kondisi geografisnya merupakan paduan antara dataran rendah
dengan polesan bukit-bukit kapur dan pantai. Potensi alam yang dimiliki ternyata
Universitas Kristen Petra
46
menghasilkan suatu karya masyarakat yang bisa dibanggakan, salah satu
diantaranya berupa kerajinan marmer di desa Besole, Kecamatan Besuki.
a. Pantai Popoh
Sekitar 28 kilometer barat daya kota, dengan melalui jalan berpanorama bukit-
bukit kapur dan hutan jati, serta kondisi jalan yang turun naik penuh tikungan,
sampailah kita di primadona wisata Tulungagung pantai Popoh. Areal wisata
yang penuh dengan fasilitas penginapan, warung makan, kios souvenir dan
juga sebuah taman rekreasi dengan kebun binatang mini, menghiasi kawasan
ini. Panorama menawan dan pesona khas yang dimiliki pantai ini, ibarat
sebuah danau yang kita dapatkan di tempat ini. Dua buah gunung mengurung
pantai ini, dan perahu-perahu nelayan menjadi daya pikatnya.
b. Pantai Brumbun
Sekitar 33 kilometer perjalanan dari kota, tepatnya di desa Brumbun
Kecamatan Brumbun, terdapat sebuah pantai yang masih perawan dengan
pesona hutan payau sepanjang 1 kilometer.
c. Pantai Gerangan
Terletak hanya berjarak 2 kilometer dari Brumbun, kawasan pantai pasir putih
ini dapat dicapai dengan perahu.
d. Pantai Sine
Salah satu pantai penghasil sarang burung walet yang berada di bagian selatan
kota, dengan jarak tempuh sekitar 41 kilometer. Pantai Sine adalah kawasan
berpanorama menawan yang tercipta oleh aktifitas nelayannya.
e. Pantai Molang dan Pantai Pacar
Terletak 40 kilometer arah tenggara kota, berbatasan dengan Kabupaten Blitar.
Suasana alami didukung batuan karang yang indah dengan aneka bentuk dan
warna, menjadi daya tarik tempat ini.
f. Sumber Air Kandung
Berada di desa Kandung Kecamatan Rejotangan, sekitar 26 kilometer arah
timur kota Tulungagung. Merupakan obyek wisata hutan berhawa sejuk
dengan air yang terus mengalir sepanjang tahun.
g. Agrowilis
Terletak 23 kilometer arah barat laut Tulungagung, tampaklah panorama
Universitas Kristen Petra
47
menawan kaki gunung Wilis, yang kita kenal dengan Agrowilis. Merupakan
tempat peristirahatan sederhana diatas ketinggian 750 meter permukaan laut.
Selain merupakan tempat wisata, kawasan ini juga dikenal sebagai tempat
mencari berkah.
h. Candi Gayatri
Terletak di daerah Dadapan Kecamatan Boyolangu. Hanya sekitar 7 kilometer
dari pusat kota, melewati jalan raya kearah Popoh, tempat tersebut dapat
ditemukan melalui papan petunjuk yang tergantung dibawah gong kecil di kiri
jalan. Berada di daerah perumahan penduduk, 0,5 kilometer dari jalan raya,
bangunan suci agama Budha dari zaman Mojopahit ini baru ditemukan pada
tahun 1914. Gayatri terdiri dari tiga bangunan candi yang berjajar, dua
bangunan telah runtuh sebagian. Bangunan induk (Induk Perwara) merupakan
bagian yang paling menarik. Sebuah bangunan abad 14 diatas area seluas
11,40 meter yang terdiri dari beberapa umpak batu melandasi sempalan arca
tak berkepala. Konon itulah Dewi Gayatri, Ibunda Prabu Hayamwuruk.
Menurut cerita penduduk setempat, kepala arca tersebut terpotong karena
kejengkelan seorang Belanda yang merasa dipermainkan oleh arca yang
seolah tersenyum bila dilihat dari kejauhan. Selain candi Gayatri, Boyolangu
ternyata masih menyimpan obyek budaya lainnya, yakni candi Dadi di desa
Wajak Kidul dan candi Sanggrahan di desa Sanggrahan.
2.4. Analisa Data
2.4.1. Kuesioner
2.4.1.1. Hasil Kuesioner
Riset dan analisa dilakukan terhadap 100 responden non Madura yang
berdomisili di wilayah kota Surabaya, dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Jenis kelamin responden
Pria : 41 responden
Wanita : 59 responden
b. Usia responden
20 – 45 tahun : 75 responden
46 – 60 tahun : 25 responden
Universitas Kristen Petra
48
c. Profesi responden
Mahasiswa/i : 14 responden
Ibu rumah tangga : 10 responden
Pegawai swasta : 37 responden
Wiraswasta : 30 responden
Instruktur : 1 responden
Kontraktor : 3 responden
Guru/Dosen/As.dos : 5 responden
Tabel 2.1. Profil Responden Hasil Kuesioner
No. Nama J.K. Alamat Usia Pekerjaan 1. Ade L Rungkut Mapan Tengah 22th Mahasiswa
2. Alice P Sriwijaya 49 46th Ibu rmh tangga
3. Alvin L Haji Miskbah 8 24th Pegawai swasta
4. Ann P Seroja VI/15 – Semarang 21th Pegawai swasta
5. Ardhi L Pondok Tjandra Indah 27th Pegawai swasta
6. Ardi L Mulyosari 28th Wiraswasta
7. Bayu L Bhayangkara 67 – Mojokerto 28th Pegawai swasta
8. Bayu L Darmo Indah Selatan KK37 49th Wiraswasta
9. Beatrix P Dharmahusada Indah Tengah C107 32th Wiraswasta
10. Budihansyah L Medokan Sawah 195 44th Pegawai swasta
11. Budiman L Darmo Permai Selatan II/31 26th Pegawai swasta
12. Charles L Kenjeran 512C 51th Wiraswasta
13. Christine P Ngagel Tama 27th Pegawai swasta
14. Cicilia P Pondok Mutiara 47th Ibu rmh tangga
15. Cindy P Darmo Baru Barat VIII/10 24th Pegawai swasta
16. Cynthia P Tanjung Karang 33th Wiraswasta
17. Daniel L Taman Darmo Indah Sel I 20th Mahasiswa
18. Dean L Darmo Permai Selatan 15/5 47th Guru swasta
19. Decky L Jambangan III C/4 36th Pegawai swasta
20. Deddy Sutanto L Raya Kalijaten 76ª/86 52th Wiraswasta
21. Diana P Kapten Kasihin 283 - Tulungagung 20th Mahasiswi
22. Diana P Panglima Sudirman 80 – Pasuruan 28th Pegawai swasta
23. Didik L Blambangan 24 50th Wiraswasta
Universitas Kristen Petra
49
24. Dita P Klampis II/20 29th Ibu rmh tangga
25. Edbert L Embong Kemiri 30th Instruktur
26. Edi Sucipto L Sumbing 29 – Malang 60th Kontraktor
27. Eldickson L Taman Asri Raya 20 PCI 53th Wiraswasta
28. Elly P Siliwangi 27 – Jombang 23th Pegawai swasta
29. Ester P Jend. Panjaitan 27 – Gorontalo 20th Mahasiswi
30. Farida P Kapuk I Cemeng Kalang - Sidoarjo 24th Pegawai swasta
31. Febby L Ketintang Timur PTT I/25 26th Pegawai swasta
32. Felicia P Letjen Sutoyo 1 – Pare 22th Asisten dosen
33. Filia Priskilla P Raya Kalijaten 76ª/86 29th Ibu rmh tangga
34. Firliana P Pondok Blimbing Indah L1-3 21th Mahasiswi
35. Fondie L Darmo Hill R-48 35th Wiraswasta
36. Gie Jon L Peneleh III/27 25th Pegawai swasta
37. Gina P Klampis Harapan X/5 AA137 27th Pegawai swasta
38. Grace P Cokroaminoto 136 – Madiun 47th Wiraswasta
39. Grace P Siwalankerto VIII/B2 25th Pegawai swasta
40. Hanny P Darmo Baru Barat VIII/31 38th Ibu rmh tangga
41. Hans L Wisma Permai Barat NN74 47th Wiraswasta
42. Henny P Semolowaru SelatanVII/18 29th Wiraswasta
43. Heri L Ngagel Jaya Tengah 55th Wiraswasta
44. Ika P Semarang 44 23th Pegawai swasta
45. Imelda P Taman Pondok Jati 21th Pegawai swasta
46. Intan P Kertanegara 64 – Sidoarjo 28th Pegawai swasta
47. Ivana P Bratang Binangun 57 49th Wiraswasta
48. Jeanny P Bandang 153 – Makasar 20th Mahasiswi
49. Jesselyn P Selat Golf J-6 Citraland 46th Wiraswasta
50. Jessica P Taman Gapura E2/10 26th Pegawai swasta
51. Johan L Dharmahusada Indah Barat 133 52th Wiraswasta
52. Johan L Tenggilis Mejoyo A1-9 32th Wiraswasta
53. Joni L Komp.Kavling Polri D3/7 – Jakarta 30th Pegawai swasta
54. Judith P Bendul Merisi 133 20th Mahasiswi
55. Lia P Tenggilis Mejoyo 25th Pegawai swasta
56. Lice P Kandangan 27 – Krembung 24th Guru swasta
57. Lila P Blambangan 7 51th Wiraswasta
58. Lily P Darmo Hill R-48 22th Mahasiswi
59. Lim Winanta L Keselamatan 21A – Jakarta 23th Pegawai swasta
60. Lina P Diponegoro 76 – Tulungagung 31th Pegawai swasta
Universitas Kristen Petra
50
61. Lisnawati P Ijen 54 – Malang 48th Wiraswasta
62. Marcy P Gayungsari Barat III/12 35th Wiraswasta
63. Mardi L Graha Family A-8 47th Wiraswasta
64. Maria P Rungkut Mapan I/27 23th Dosen
65. Maya P WR. Supratman 70 – Bojonegoro 34th Pegawai swasta
66. Meiliana P Donokerto IV/12 21th Mahasiswi
67. Melanie P Villa Valensia PA7/64 49th Wiraswasta
68. Monti P Yos Sudarso – Kediri 44th Wiraswasta
69. Nana P Rungkut Asri Barat XII/35 27th Dosen
70. Nathalia P Manyar Rejo II/7 31th Wiraswasta
71. Nina P Rungkut Asri Barat X/34 28th Ibu rmh tangga
72. Olive P Mojopahit 7 20th Mahasiswi
73. Olivia P Pahlawan Trip C7 – Malang 23th Pegawai swasta
74. Oscar L Mulyosari 159 25th Wiraswasta
75. Rara P Kutisari Indah Utara II/54 22th Pegawai swasta
76. Rita P Dukuh Kupang XXX/61A 23th Pegawai swasta
77. Robert L Rungkut Kidul RK IV H/8 32th Pegawai swasta
78. Soni P Babatan Pantai VI/3 21th Mahasiswa
79. Sheila P Siwalankerto Permai I/A-1 20th Mahasiswi
80. Silvany P Pandu 6 – Madiun 26th Pegawai swasta
81. Silvi P WR. Supratman 92 – Pare 26th Pegawai swasta
82. Stephanie P Galaxy Bumi Permai B4/2 30th Ibu rmh tangga
83. Sugianto L Bendul Merisi 169 54th Wiraswasta
84. Suklie P Tambak Madu 32th Ibu rmh tangga
85. Susan P Margorejo Indah A/416 24th Pegawai swasta
86. Suminto L Manyar Kertoadi H/56 48th Wiraswasta
87. Sutikno L Margorejo Indah C/221 46th Kontraktor
88. Tan Budi L Pasar Kembang 117 20th Mahasiswa
89. Udin L Kedung Cowek 71 32th Pegawai swasta
90. Valentino L Flores 4 27th Pegawai swasta
91. Winny P Simpang DPS 16/2 45th Ibu rmh tangga
92. Yen-yen P Siwalankerto 111 21th Mahasiswi
93. Yessy Chandra P Kedung Anyar II/43ª 28th Pegawai swasta
94. Yohanes L Margorejo Indah A/518 54th Wiraswasta
95. Yulius P Darmo Hill Q-16 26th Pegawai swasta
96. Yuliani P Ngagel Wasara I/122 56th Ibu rmh tangga
97. Yulie P Rungkut Asri 25th Pegawai swasta
Universitas Kristen Petra
51
98. Vivi P Mayjen Panjaitan 12 – Bondowoso 35th Wiraswasta
99. Wijaya L Puncak Jaya II/14 – Pare 50th Kontraktor
100. Wiyono L Letjen Sutoyo 1 – Pare 51th Wiraswasta
a. Apakah Anda mengetahui atau pernah mendengar tentang kota Bangkalan –
Madura?
Tabel 2.2. Analisa Apakah Mengetahui Kota Bangkalan
Pilihan Jumlah Persentase (%)
Tidak 0 0
Iya 100 100
Tidak
Iya
Seluruh responden mengetahui atau pernah mendengar keberadaan kota
Bangkalan walaupun tidak semua diantara mereka pernah mengunjungi kota
tersebut. Hal ini sudah merupakan bukti yang cukup mendukung bahwa nama
kota Bangkalan yang terletak di pulau Madura sudah cukup dikenal oleh
masyarakat luar Madura, baik dari media iklan maupun dari kerabat atau orang-
orang di sekitar mereka.
b. Darimana Anda mengetahui tentang keberadaan kota tersebut?
Tabel 2.3. Analisa Darimana Mengetahui Keberadaan Kota Bangkalan
Pilihan Jumlah Persentase (%)
Koran/majalah 22 22
Televisi 14 14
Universitas Kristen Petra
52
Radio 2 2
Teman/saudara/orangtua 62 62
Koran/majalahTelevisiRadioTeman/saudara/orangtua
Sebagian besar responden mengetahui tentang keberadaan kota Bangkalan
dari para kerabat, orang tua maupun orang-orang di sekitar mereka. Hal ini
dikarenakan pihak kota Bangkalan memang belum pernah melakukan suatu
promosi terstruktur melalui media iklan tertentu, sehingga promosi yang terjadi
selama ini masih menggunakan media mouth to mouth. Sarana pendukung lain
yaitu dengan adanya penyampaian berita-berita mengenai kota tersebut, baik dari
koran/majalah, televisi dan radio. Jadi bisa diasumsikan sampai saat ini pihak kota
Bangkalan kurang melakukan promosi yang efektif terhadap masyarakat luas.
c. Apakah Anda berkeinginan untuk mengunjungi kota tersebut?
Tabel 2.4. Analisa Apakah Berkeinginan Mengunjungi Kota Bangkalan
Pilihan Jumlah Persentase (%)
Iya 62 62
Tidak 38 38
Iya Tidak
Sebagian besar responden berkeinginan untuk mengunjungi kota
Bangkalan. Mereka selalu mengidentikkan kota Bangkalan dengan kerapan sapi
dan tempat-tempat pariwisata yang beraneka ragam, karena menurut Universitas Kristen Petra
53
sepengetahuan mereka hal tersebutlah yang dianggap terkenal dari kota
Bangkalan. Mereka merasa tertarik, penasaran dan ingin menikmati secara
langsung pariwisata-pariwisata yang khas dan memiliki karakteristik tersendiri
bagi kota tersebut. Bagi sebagian kecil responden yang tidak berkeinginan untuk
mengunjungi kota Bangkalan, dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
kurangnya promosi sehingga mereka tidak mengetahui kota tersebut secara baik
dan beranggapan bahwa kota Bangkalan merupakan tempat yang tidak menarik
khususnya dari segi pariwisatanya. Selain itu sulitnya akses masuk ke kota
Bangkalan juga mempengaruhi niat mereka untuk tidak mengunjungi kota
tersebut.
d. Hal apa yang pertamakali terbayang di benak Anda dari kota Bangkalan?
Tabel 2.5. Analisa Apa Yang Pertamakali Terbayang Dari Kota Bangkalan
Pilihan Jumlah Persentase (%)
Tempat pariwisata 28 28
Kerapan sapi 50 50
Makanan daerah 4 4
Bahasa daerah 18 18
Tempat pariwisataKerapan sapiMakanan daerahBahasa daerah
Selama ini kota Bangkalan khususnya dan pulau Madura umumnya,
memang identik dengan kerapan sapi. Kerapan sapi merupakan suatu pariwisata
budaya tradisional yang unik dan khas yang hanya dimiliki oleh masyarakat pulau
Madura. Keunikan tersebutlah yang menarik minat dan perhatian para wisatawan
asing maupun domestik terhadap keberadaan pulau Madura khususnya kota
Bangkalan. Selain itu, mereka juga mengaitkan kota Bangkalan dengan tempat-
Universitas Kristen Petra
54
tempat pariwisata yang beragam, bahasa daerah yang unik serta makanan daerah
yang khas. Hal-hal tersebutlah yang dianggap terkenal dan mewakili kota
Bangkalan di mata masyarakat luas.
e. Menurut sepengetahuan Anda, hal-hal apa yang dianggap terkenal atau
mempunyai daya tarik tersendiri bagi kota tersebut?
Tabel 2.6. Analisa Hal Apa Yang Dianggap Terkenal Dari Kota Bangkalan
Pilihan Jumlah Persentase (%)
Pariwisata 64 64
Makanan 8 8
Pakaian daerah 4 4
Bahasa 24 24
PariwisataMakananPakaian daerahBahasa
Bagi seluruh responden, hal apa yang pertama kali terbayang di benak
mereka tentang kota Bangkalan otomatis merupakan hal-hal yang dianggap
terkenal dan memiliki daya tarik tersendiri bagi kota tersebut. Segi pariwisata baik
pantai, makam-makam bersejarah, museum, pemandangan alam dan kerapan sapi
merupakan hal-hal yang dianggap terkenal dan unik bagi sebagian besar
responden. Untuk sebagian responden lain, bahasa daerah, makanan daerah
maupun pakaian daerah juga merupakan komponen yang terkenal dan unik dari
kota Bangkalan.
Universitas Kristen Petra
55
f. Seberapa kenalkah Anda pada tempat-tempat pariwisata di kota Bangkalan?
Tabel 2.7. Analisa Seberapa Kenal Pada Tempat-tempat Pariwisata Di Kota Bangkalan
Pilihan Jumlah Persentase (%)
Baik 2 2
Cukup 36 36
Kurang 62 62
Baik
Cukup
Kurang
Sebagian besar responden mengakui kurang mengenal tempat-tempat
pariwisata yang ada di kota Bangkalan. Hal tersebut disebabkan kurangnya
promosi yang dilakukan oleh pihak kota Bangkalan. Oleh karena itu sangatlah
perlu dilakukan suatu bentuk promosi yang dapat semakin memperkenalkan
tempat-tempat pariwisata kota Bangkalan terhadap masyarakat luas.
g. Bagaimana persepsi Anda selama ini tentang kota Bangkalan, khususnya
potensi pariwisatanya?
Tabel 2.8. Analisa Tentang Persepsi Potensi Pariwisata Kota Bangkalan
Pilihan Jumlah Persentase (%)
Baik 2 2
Cukup 60 60
Kurang 38 38
Universitas Kristen Petra
56
Baik
Cukup
Kurang
60% responden mempersepsikan potensi pariwisata kota Bangkalan sudah
cukup baik. Sedangkan hampir 40% responden mempersepsikan potensi
pariwisata kota Bangkalan masih kurang. Diasumsikan dari hasil tersebut,
kurangnya promosi kota Bangkalan sedikit banyak mempengaruhi persepsi
masyarakat terhadap kota tersebut. Karena selama ini kota Bangkalan belum
pernah melakukan promosi secara efektif dan efisien, maka hampir separuh
responden yang mewakili masyarakat luar Madura beranggapan bahwa potensi
pariwisata yang dimiliki kota Bangkalan masih kurang. Hal ini disebabkan mereka
belum mengetahui secara baik dan pasti tentang potensi pariwisata yang ada di
kota tersebut.
h. Kendala-kendala apa saja yang mengakibatkan kurangnya perhatian
masyarakat luar Madura terhadap obyek-obyek pariwisata yang ada di
Bangkalan?
Tabel 2.9. Analisa Kendala Kurangnya Perhatian Masyarakat Terhadap Obyek Pariwisata Kota Bangkalan
Pilihan Jumlah Persentase (%)
Kurangnya promosi 76 76
Tempat tidak menarik 10 10
Mahal 0 0
Sulit akses 14 14
Universitas Kristen Petra
57
Kurangnya promosi
Tempat tidak menarik
Mahal
Kurangnya perhatian masyarakat luar Madura terhadap obyek-obyek
pariwisata yang ada di Bangkalan sebagian besar dikarenakan kurangnya promosi.
Dengan kurang/minimnya intensitas promosi yang dilakukan, bisa mengakibatkan
atau mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kota Bangkalan. Semakin
sedikit promosi yang dilakukan, semakin sedikit pula masyarakat yang
mengetahui tentang obyek-obyek pariwisata yang dimaksud. Dengan begitu, bagi
masyarakat luar Madura yang tidak mengetahui secara baik tentang obyek-obyek
pariwisata yang ada di kota Bangkalan, mereka beranggapan bahwa obyek-obyek
tersebut tidak menarik untuk dikunjungi. Hal ini akan berdampak buruk bagi masa
depan pariwisata kota Bangkalan, oleh karena itu harus segera dilakukan promosi
yang efektif yang dapat meningkatkan citra kota Bangkalan di mata masyarakat
luar Madura.
i. Perlukah dilakukan suatu cara promosi untuk memperkenalkan kota
Bangkalan kepada masyarakat luar Madura?
Tabel 2.10. Analisa Perlukah Dilakukan Promosi Memperkenalkan Kota Bangkalan
Pilihan Jumlah Persentase (%)
Perlu 98 98
Tidak perlu 2 2
Perlu Tidak perlu
Universitas Kristen Petra
58
Hampir seluruh responden merasa perlu dilakukan suatu cara promosi
untuk memperkenalkan kota Bangkalan kepada masyarakat luar Madura. Karena
dengan kurangnya promosi, banyak responden yang mengakui kurang mengenal
secara baik kota Bangkalan khususnya segi pariwisatanya. Hal tersebut akan
mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap obyek-obyek pariwisata yang ada di
kota Bangkalan, yang kemungkinan akan berdampak negatif bagi kota tersebut di
masa mendatang.
j. Apakah kira-kira menurut Anda promosi tersebut dapat efektif dan berdampak
baik?
Tabel 2.11. Analisa Apakah Promosi Tersebut Dapat Efektif
Pilihan Jumlah Persentase (%)
Dapat 76 76
Tidak dapat 4 4
Tidak tahu 20 20
Dapat
Tidak dapat
Tidak tahu
Menurut sebagian besar responden, dengan adanya promosi yang efektif
terhadap kota Bangkalan khususnya segi pariwisatanya, maka akan dapat
memberikan dampak positif yang nantinya akan dapat semakin meningkatkan
citra diri kota tersebut di mata masyarakat luas.
Universitas Kristen Petra
59
k. Apakah dengan meningkatkan potensi pariwisata di kota tersebut, dapat
membantu meningkatkan citra diri kota Bangkalan di mata Anda?
Tabel 2.12. Analisa Apakah Dengan Meningkatkan Potensi Pariwisata Dapat Meningkatkan Citra Diri Kota Bangkalan
Pilihan Jumlah Persentase (%)
Dapat 78 78
Tidak dapat 6 6
Tidak tahu 16 16
Dapat
Tidak dapat
Tidak tahu
Bagi sebagian besar responden, dengan adanya promosi untuk
meningkatkan potensi pariwisata yang ada di kota Bangkalan, secara tidak
langsung akan membantu meningkatkan citra diri kota Bangkalan di mata
masyarakat luas. Semakin baik dan efektif promosi yang dilakukan, maka akan
semakin baik pula citra diri yang terbentuk di mata masyarakat luas terhadap kota
Bangkalan itu sendiri.
l. Jenis wisata apa yang Anda sukai?
Tabel 2.13. Analisa Jenis Wisata Yang Disukai
Pilihan Jumlah Persentase (%)
Wisata pantai 46 46
Wisata sejarah 12 12
Wisata religi 2 2
Wisata alam 32 32
Wisata budaya 8 8
Universitas Kristen Petra
60
Wisata pantaiWisata sejarahWisata religiWisata alamWisata budaya
Hampir separuh responden menyukai wisata pantai. Hal ini
menguntungkan kota Bangkalan yang memang selama ini terkenal memiliki
pantai-pantai yang beraneka ragam. Untuk sebagian responden lain, menyukai
wisata alam maupun sejarah. Hal tersebut juga amat sangat menguntungkan kota
Bangkalan yang memiliki banyak makam-makam bersejarah dan wana wisata
yang menyuguhkan pemandangan alam yang mempesona. Dengan begitu,
diharapkan promosi yang dilakukan akan semakin dapat menarik minat
masyarakat untuk mengunjungi kota Bangkalan.
m. Apa yang biasa Anda lakukan untuk mengisi liburan panjang Anda?
Tabel 2.14. Analisa Kegiatan Mengisi Liburan Panjang
Pilihan Jumlah Persentase (%)
Liburan ke luar kota 56 56
Jalan-jalan di dalam kota 12 12
Santai di rumah 20 20
Berkumpul dengan keluarga 12 12
Liburan ke luar kotaJalan-jalan di dalam kotaSantai di rumahBerkumpul dengan keluarga
Separuh lebih responden memilih liburan ke luar kota untuk menghabiskan
waktu liburan panjang mereka. Hal ini sesuai dengan sasaran target market yang
ditentukan. Bagi mereka yang memiliki pendidikan yang cukup tinggi dan Universitas Kristen Petra
61
memadai sehingga bisa mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan, maka
penghasilan mereka juga cukup lumayan. Bagi masyarakat yang memiliki
kehidupan seperti itu, pada suatu masa mereka pasti akan mengalami masa
kejenuhan baik yang disebabkan karena masalah pekerjaan maupun masalah
lainnya. Oleh karena itu, mereka membutuhkan suatu penyegaran yang dapat
membantu meringankan pikiran mereka, salah satunya yaitu dengan liburan ke
luar kota. Karena mereka termasuk kalangan sosial ekonomi menengah ke atas,
maka biaya untuk berpergian ke luar kota tersebut tidak terlalu menjadi beban,
lain halnya dengan kalangan ekonomi menengah kebawah. Bagi sebagian
responden yang mungkin tidak suka berpergian, maka santai di rumah juga
merupakan solusi yang cukup bagus. Dengan santai di rumah biasanya mereka
menonton TV, diharapkan dengan begitu apabila promosi kota Bangkalan benar-
benar dilakukan – salah satunya dengan media iklan televisi – maka masyarakat
akan dapat melihat iklan tersebut.
n. Daerah dalam negeri yang paling senang Anda kunjungi selama liburan Anda?
Tabel 2.15. Analisa Daerah Dalam Negeri Yang Paling Senang Dikunjungi
Pilihan Jumlah Persentase (%)
Jawa Timur 34 34
Jawa Tengah 16 16
Jawa Barat 22 22
Luar Jawa 28 28
Jawa TimurJawa TengahJawa BaratLuar Jawa
Jawa Timur merupakan daerah favorit yang sering dikunjungi oleh
masyarakat luar Madura di saat berpergian, diikuti daerah luar Jawa dan Jawa
Universitas Kristen Petra
62
Barat. Karena penelitian dilakukan di wilayah kota Surabaya, maka sebagian
besar responden memilih daerah Jawa Timur, karena selain dekat dan tidak repot,
Jawa Timur juga memiliki banyak kota-kota yang menawarkan pariwisata yang
cukup menarik.
o. Berapakah pengeluaran anda dalam sebulan?
Tabel 2.16. Analisa Berapa Pengeluaran Dalam Sebulan
Pilihan Jumlah Persentase (%)
Rp. 500 ribu – 1 juta 36 36
Rp. 1 juta – 1,5 juta 18 18
Rp. 1,5 juta – 2 juta 22 22
> Rp. 2 juta 24 24
Rp. 500 ribu - 1 jutaRp. 1 juta - 1,5 jutaRp. 1,5 juta - 2 juta> Rp. 2 juta
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan di atas, maka dapat
diasumsikan bahwa para responden merupakan masyarakat kalangan ekonomi
menengah keatas. Hal ini sesuai dengan target market yang dituju.
p. Stasiun TV yang paling sering Anda tonton?
Tabel 2.17. Analisa Stasiun TV Yang Paling Sering Ditonton
Pilihan Jumlah Persentase (%)
RCTI 18 18
INDOSIAR 40 40
TRANS 16 16
Universitas Kristen Petra
63
SCTV 12 12
METRO TV 8 8
TV 7 6 6
RCTIINDOSIARTRANSSCTVMETRO TVTV 7
Tiga stasiun TV yang paling sering ditonton oleh para responden yaitu
Indosiar, RCTI dan TRANS. Hal ini dikarenakan ketiga stasiun TV tersebut
merupakan stasiun yang menyuguhkan beragam acara yang menarik dan
berkualitas, diantaranya yaitu program infotainment terkini, talkshow berbobot,
reality show yang sedang trend, berita-berita up to date, olahraga-olahraga pilihan
yang bergengsi, sinetron-sinetron yang menarik, dsb.
q. Pada jam berapa anda biasanya nonton TV?
Tabel 2.18. Analisa Jam Berapa Biasanya Nonton TV
Pilihan Jumlah Persentase (%)
06.00-09.00 12 12
09.00-12.00 4 4
12.00-15.00 4 4
15.00-19.00 2 2
19.00-22.00 54 54
>22.00 24 24
06.00-09.0009.00-12.0012.00-15.0015.00-19.0019.00-22.00>22.00
Universitas Kristen Petra
64
Separuh lebih responden menyempatkan diri untuk menonton TV pada
pukul 19.00-22.00. Hal ini disebabkan pada pagi hingga sore hari biasanya
mereka sibuk beraktivitas, baik kuliah maupun bekerja. Jadi kesempatan mereka
untuk menonton TV biasanya di malam hari. Menurut mereka, dengan menonton
TV mereka dapat sedikit rileks dan refreshing setelah lelah beraktivitas seharian.
Melihat dari situasi tersebut, itulah sebabnya mengapa stasiun-stasiun TV yang
ada selalu menempatkan tayangan-tayangan unggulannya untuk ditampilkan pada
malam hari. Dan itu pula sebabnya mengapa iklan-iklan yang ditampilkan pada
malam hari biasanya mempunyai tarif yang lebih mahal daripada ditampilkan
pada pagi, siang dan sore hari.
r. Stasiun radio yang paling sering Anda dengar?
Tabel 2.19. Analisa Stasiun Radio Yang Paling Sering Didengar
Pilihan Jumlah Persentase (%)
Istara 14 14
Wijaya 14 14
Global 18 18
Hard Rock 22 22
Suara Surabaya 32 32
IstaraWijayaGlobalHard RockSuara Surabaya
Stasiun radio yang paling banyak didengar oleh para responden yaitu
Suara Surabaya. Mengingat sasaran khalayak yang dituju berusia sekitar 20-60
tahun, maka wajar apabila sebagian besar dari mereka lebih tertarik
mendengarkan program berita dan informasi yang penting. Apalagi mereka
biasanya beraktivitas di luar rumah yang berarti harus menempuh jalan-jalan di
Universitas Kristen Petra
65
kota Surabaya yang biasanya penuh dengan kemacetan, oleh karena itu mereka
membutuhkan informasi seputar keadaan jalan-jalan tersebut. Itulah sebabnya
mengapa mereka lebih banyak mendengarkan radio di pagi hari, karena di pagi
hari biasanya mereka dikejar waktu/terburu-buru untuk secepatnya sampai di
tempat tujuan aktivitas. Lain halnya dengan sore hari, mereka tidak perlu terlalu
terburu-buru karena mereka telah menyelesaikan aktivitas mereka dan pulang ke
rumah.
s. Pada jam berapa Anda biasanya mendengarkan radio?
Tabel 2.20. Analisa Jam Berapa Biasanya Mendengarkan Radio
Pilihan Jumlah Persentase (%)
06.00-09.00 34 34
09.00-12.00 16 16
12.00-15.00 12 12
15.00-19.00 14 14
19.00-22.00 12 12
>22.00 12 12
06.00-09.0009.00-12.0012.00-15.0015.00-19.0019.00-22.00>22.00
Sebagian besar responden mendengarkan radio pada pukul 06.00-09.00,
karena pada waktu tersebut mereka sedang berada di jalan, diburu waktu untuk
segera sampai di tempat tujuan aktivitas. Pada jam tersebut biasanya jalan-jalan di
Surabaya menjadi macet, oleh karena itu untuk menghindari kemacetan sekaligus
mengisi kekosongan dan sebagai teman didalam mobil, maka orang sering
mendengarkan radio untuk mencari alternatif jalan yang tidak terlalu macet atau
untuk sekedar mendengarkan musik. Dengan begitu mereka tidak akan merasa
Universitas Kristen Petra
66
bosan selama perjalanan dan akan dapat segera tiba di tempat mereka beraktivitas,
baik tempat kerja maupun kampus.
t. Koran apa yang paling sering anda baca?
Tabel 2.21. Analisa Koran Yang Paling Sering Dibaca
Pilihan Jumlah Persentase (%)
Jawa Pos 72 72
Surya 6 6
Surabaya Post 2 2
Kompas 20 20
Jawa PosSuryaSurabaya PostKompas
Lebih dari separuh responden memilih Jawa Pos sebagai koran yang
paling sering mereka baca. Hal ini dikarenakan penyebaran Jawa Pos di Surabaya
dan sekitarnya sudah sangat luas dan merata. Selain itu Jawa Pos juga disajikan
dengan halaman yang cukup tebal dengan sajian berita-berita yang akurat, kritis
dan informatif. Berita-berita yang disampaikan juga disesuaikan dengan daerah-
daerah penyebarannya, misal Kediri ada Radar Kediri, Malang ada Radar Malang,
dsb. Jadi berita-beritanya benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan para
pembacanya.
2.4.1.2. Kesimpulan Hasil Kuesioner
Dari 100 responden yang diteliti baik pria maupun wanita dengan ragam
pekerjaan yang berbeda dan dengan batasan usia antara 20 – 60 tahun,
kesemuanya mengetahui keberadaan kota Bangkalan – Madura. Hal ini
membuktikan bahwa kota Bangkalan sudah cukup familiar dan cukup dikenal
Universitas Kristen Petra
67
oleh masyarakat luar Madura. Dari hasil penelitian, sebagian besar responden
berkeinginan untuk mengunjungi kota Bangkalan. Mereka merasa tertarik,
penasaran dan ingin menikmati secara langsung pariwisata-pariwisata yang khas
dan unik dari kota tersebut, khususnya kerapan sapi. Selama ini kota Bangkalan
memang identik dengan kerapan sapi. Keunikan tersebutlah yang menarik minat
dan perhatian para wisatawan asing maupun domestik terhadap keberadaan kota
Bangkalan. Selain itu, mereka juga mengaitkan kota Bangkalan dengan tempat-
tempat pariwisata yang beragam, bahasa daerah yang unik serta makanan daerah
yang khas.
Banyak masyarakat yang masih kurang mengenal tempat-tempat
pariwisata yang ada di kota Bangkalan. Hal tersebut disebabkan kurangnya
promosi yang dilakukan oleh pihak kota Bangkalan. Dengan kurang/minimnya
intensitas promosi yang dilakukan, dapat mempengaruhi pandangan masyarakat
terhadap kota Bangkalan. Semakin sedikit promosi yang dilakukan, semakin
sedikit pula masyarakat yang mengetahui tentang obyek-obyek pariwisata yang
dimaksud. Hal ini akan berdampak buruk bagi masa depan pariwisata kota
Bangkalan, oleh karena itu harus segera dilakukan promosi yang efektif yang
dapat meningkatkan citra diri kota Bangkalan di mata masyarakat luar Madura.
Mengingat para responden merupakan kumpulan orang yang sibuk
beraktivitas dengan penghasilan yang cukup tinggi, pada suatu saat mereka pasti
akan mengalami kejenuhan, baik yang disebabkan karena masalah pekerjaan
maupun masalah lainnya. Oleh karena itu, mereka membutuhkan penyegaran yang
dapat membantu memulihkan kondisi mental, salah satunya yaitu dengan liburan
ke luar kota. Karena mereka termasuk kalangan sosial ekonomi menengah ke atas,
maka biaya untuk berpergian ke luar kota tidak menjadi beban. Untuk daerah
tujuan wisata, Jawa Timur merupakan daerah favorit yang sering dikunjungi oleh
masyarakat luar Madura di saat berpergian.
Tiga stasiun TV yang paling sering ditonton oleh para responden yaitu
Indosiar, RCTI dan TRANS. Mereka biasanya menyempatkan diri untuk
menonton TV pada pukul 19.00-22.00. Stasiun radio yang paling banyak didengar
yaitu Suara Surabaya dan mereka biasanya mendengarkan pada pukul 06.00-
Universitas Kristen Petra
68
09.00. Surat kabar yang paling sering dibaca yaitu Jawa Pos, karena
penyebarannya di Surabaya dan sekitarnya sudah sangat luas dan merata.
2.4.2. Wawancara
Hasil dari wawancara yang telah dilakukan kepada Drs. Amir Sjarifudin
selaku Kepala Seksi Promosi Pemasaran Pariwisata Kabupaten Bangkalan, yaitu:
a. Kerjasama nasional yang telah dilaksanakan pada dasarnya merupakan
penjabaran program kementrian Kebudayaan dan Pariwisata RI. Salah satu
kerjasama program pada tahun 2004 adalah kegiatan Press Tour di Jawa
Timur, yaitu merupakan bentuk kerjasama dengan press yang khusus meliput
kegiatan yang bernuansa penyebaran potensi kepariwisataan di seluruh
Indonesia. Adapun kegiatan Press Tour di Bangkalan diarahkan pada sentra
Batik Tulis Tanjung Bumi. Para wartawan diberi kebebasan untuk mengetahui
secara detail pembuatan batik tulis dari motif yang paling murah sampai
termahal seperti batik gentongan.
b. Kegiatan promosi pemasaran Kantor Pariwisata merupakan partisipasi rutin
pada kegiatan-kegiatan pameran wisata yang merupakan kalender tetap baik
regional maupun nasional, antara lain: Majapahit Travel Fair di Surabaya;
Pekan Budaya Jawa Timur; Gebyar Wisata Nusantara di Jakarta; Pekan Seni
Budaya TMII Jakarta; mengirimkan leaflet, brosur dan CD pariwisata kepada
stakeholder seperti biro perjalanan wisata/ASITA, HPI, dll.
c. Bentuk promosi yang telah dilakukan meliputi: pengiriman duta Tim Kesenian
dan pameran; pengiriman dan penyebarluasan brosur, CD, booklet dan lain-
lain, pemilihan Duta Wisata Daerah (yang disebut Kacong Jebbing).
d. Program promosi ke depan diarahkan guna menjawab tantangan Pasca
Suramadu yaitu menggalakkan potensi yang layak jual seperti Kerapan Sapi
Carter dan wisata ziarah khususnya terhadap wisatawan nusantara. Pangsa
wisatawan mancanegara yang pernah menjadi primadona tetap diupayakan
melalui kegiatan pameran yang melibatkan langsung dengan pengusaha /
buyer potensial.
e. Penyuluhan sadar wisata pada tahun 2005 sesuai dengan himbauan Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata tangal 11 November 2004 yaitu menggerakkan
Universitas Kristen Petra
69
kembali “Kampanye Sapta Pesona” yang ditekankan pada tiga pesona yaitu
aman, tertib dan bersih. Unsur aman antara lain: bebas dari gangguan
keamanan seperti penodongan, penjambretan, pencurian, tidak adanya
kekhawatiran untuk berpergian mengunjungi tempat-tempat wisata,
tersedianya rambu-rambu di lokasi-lokasi yang rawan kecelakaan, dsb. Unsur
tertib antara lain: adanya peraturan yang jelas yang terkait dengan pelayanan
umum, adanya disiplin para pelaku pariwisata untuk mematuhi peraturan yang
ada, adanya jaminan kepastian terhadap kualitas jasa atau barang yang
ditawarkan, dsb. Unsur bersih antara lain: tersedianya sarana-sarana
kebersihan di tempat-tempat umum dan obyek wisata, seperti tempat sampah,
toilet umum, tidak adanya corat-coret serta tidak adanya polusi udara yang
disebabkan oleh asap kendaraan. Mengingat bahwa dalam waktu dekat akan
berlangsung liburan panjang (lebaran, natal dan tahun baru) yang akan
menggerakkan sejumlah besar masyarakat untuk berpergian, maka upaya-
upaya kampanye sadar wisata yang terkait dengan aman, tertib dan bersih
dapat menjadi prioritas utama kampanye tersebut.
2.5. Analisa SWOT
2.5.1. Strenght
a. Bangkalan sebagai pintu gerbang pulau Madura yang sangat strategis untuk
membuka potensi sekaligus pembangunan di pulau Madura. Sebagai jalur
utama lalu lintas ke luar dan masuk manusia maupun barang.
b. Letaknya strategis yaitu di ujung barat pulau Madura, menjadikan kota
Bangkalan sangat potensial karena dekat dengan Surabaya.
c. Mobilitas manusia dari pulau Madura melalui kota Bangkalan cukup tinggi,
sehingga pengembangan sekaligus pembangunan di Bangkalan menjadi titik
sentral membuka jalur Surabaya (Ujung) dengan pulau Madura (Kamal).
d. Bangkalan merupakan salah satu kota yang termasuk dalam Master Plan Jawa
Timur dalam pengembangan GERBANGKERTOSUSILA dan pembangunan
jembatan Suramadu merupakan akses strategis yang membuka pulau Madura.
e. Kota Bangkalan jauh lebih pesat perkembangannya daripada kota-kota lain di
Madura. Lebih ramai dan sarana – prasarananya lebih banyak. Kehadiran
Universitas Kristen Petra
70
Universitas Negeri Trunojoyo Madura – sebelumnya bernama Universitas
Bangkalan – turut mengukuhkan kesan kemajuan itu.
f. Potensi yang dapat diandalkan di kabupaten Bangkalan, berturut-turut adalah
pada sektor-sektor: pertanian, industri, pariwisata, perdagangan, perhubungan
dan pertambangan.
g. Kota Bangkalan memiliki banyak pantai yang indah, tempat-tempat bersejarah
yang melegenda, kerajinan tangan yang memikat dan ritual-ritual tradisional
yang sangat terkenal, meliputi: Kerapan Sapi, Museum Bangkalan,
Agrowisata Salak, Makam KH. M Cholil, Menara Api / Mercusuar, Aer Mata
Ebu, Sereng Kemuning, Batik Tanjung Bumi, Pantai Maneron, Wana Wisata
Bukit Geger, dll.
h. Kualitas dan kealamian dari tempat-tempat pariwisata yang ada sangat dijaga
dan dipertahankan dengan baik.
i. Orang Bangkalan identik dengan beragam adat-istiadat dan budaya yang
menonjol. Beberapa diantaranya yaitu selalu dilakukannya upacara-upacara
tertentu setiap akan melakukan suatu kegiatan.
j. Masyarakat Bangkalan memiliki bahasa daerah yang unik dan menarik untuk
dipelajari, yaitu bahasa Madura.
2.5.2. Weakness
a. Selama ini transportasi dari Surabaya (Ujung) ke Madura (Kamal) masih
menggunakan kapal feri dengan jarak tempuh antara 25-30 menit, sehingga
masih kurang efisien.
b. Mobilitas kota Bangkalan sangat bergantung pada pelabuhan Kamal. Sedikit
saja ada gangguan di Kamal, kegiatan ekonomi Bangkalan dan kabupaten lain
di Madura bisa lumpuh total.
c. Sebagian besar masyarakat luas menganggap bahwa orang Bangkalan identik
dengan sifat kasar, suka membuat masalah, tidak bersahabat, pendendam, dsb;
sehingga tidak jarang mereka menjadi takut atau enggan untuk berhubungan
dengan orang Bangkalan.
Universitas Kristen Petra
71
d. Keadaan tata airnya kurang menguntungkan. Pada musim penghujan banyak
sungai meluap dan banjir, sedangkan pada musim kemarau kering sama sekali
atau sangat sedikit airnya.
e. Keadaan fisik kota Bangkalan kurang menguntungkan untuk usaha pertanian.
Sebagian besar tanahnya terdiri dari tanah kapur yang terbentuk pada jaman
pleistosin, yang umumnya kurang subur untuk pertanian.
f. Keadaan morfologinya juga kurang menguntungkan sebab banyaknya
pegunungan dan bukit-bukit dan terbatasnya dataran rendah yang bisa
dipergunakan untuk pertanian.
g. Secara keseluruhan tanah yang terdapat di Bangkalan mempunyai sifat solum
tanahnya dangkal, tekstur tanahnya liat, strukturnya keras bergumpal, tidak
tahan terhadap erosi, tingkat kesuburannya rendah hingga sedang saja dan
kadar unsur haranya rendah terutama unsur nitrogennya.
h. Disamping itu, 18,2% atau kira-kira 99.650 hektar merupakan tanah gundul
dalam keadaan fisis teknis kritis dan hydroorologis kritis.
2.5.3. Opportunity
a. Di masa mendatang, pihak Pemda Bangkalan memberikan peluang kepada
pemilik modal untuk berinvestasi pada kapal cepat. Jika sarana transportasi
dengan kapal cepat terealisir, jarak tempuh pun menjadi makin pendek yakni
5-10 menit.
b. Pembangunan proyek jembatan Suramadu telah mulai dilakukan dalam rangka
mempermudah masyarakat luar Madura untuk mengunjungi pulau Madura.
c. Terbentuknya kawasan GERBANGKERTASUSILA yang memiliki konsep
pembangunan masa mendatang di sektor pertanian, industri, pertambangan,
perhubungan, dan pariwisata.
d. Arah pembangunan kota Bangkalan di masa mendatang diprioritaskan pada
sektor transportasi. Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
2001, disediakan anggaran Rp. 11,7 milyar untuk sektor transportasi.
e. Pemerintah Kabupaten Bangkalan sudah siap dengan setumpuk rencana.
Mulai dari terminal induk, pusat perbelanjaan, pelabuhan, rumah sakit, rumah
potong hewan, hingga pengembangan obyek pariwisata. Termasuk dalam
Universitas Kristen Petra
72
rencana itu adalah usaha penyediaan air baku di daerah Pocong untuk suplai
air bersih, dan mengoptimalkan temuan bahan galian C berupa batu kapur,
fosfat, marmer, dan dolomit.
2.5.4. Threat
a. Tidak efisiennya akses menuju kota Bangkalan – selama ini masih
menggunakan kapal feri – dapat mempengaruhi pikiran seseorang untuk tidak
jadi berkunjung ke kota tersebut. Diharapkan proyek pembangunan jembatan
Suramadu dapat cepat terealisir sehingga dapat membawa dampak positif.
b. Kesan buruk tentang masyarakat Bangkalan yang selama ini melekat di benak
masyarakat luas, dapat membawa dampak negatif terhadap pengembangan
potensi-potensi yang ada di kota tersebut khususnya potensi pariwisata.
c. Banyaknya kota-kota di Jawa khususnya Jawa Timur, yang merupakan
pesaing kota Bangkalan yang memiliki sarana transportasi dan akses masuk
yang lebih baik, menjadikan kota Bangkalan lebih tidak diprioritaskan oleh
masyarakat luas sebagai salah satu tempat tujuan wisata.
2.6. USP
Kota Bangkalan sebagai pintu gerbang pulau Madura mempunyai wisata
alam, budaya, seni dan pantai nan mempesona yang merupakan daya tarik
tersendiri bagi kota tersebut.
2.7. Positioning
Kota Bangkalan merupakan daerah tujuan wisata yang potensial karena
keindahan alam dan seni budaya tradisional yang khas.
Universitas Kristen Petra