92
SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE DISTRICT ONE COMMODITY (SATU KECAMATAN SATU KOMODITI) DI KABUPATEN MAROS SAHABUDDIN Nomor Stambuk: 105610528515 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

2

SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE DISTRICT ONE

COMMODITY (SATU KECAMATAN SATU KOMODITI)

DI KABUPATEN MAROS

SAHABUDDIN

Nomor Stambuk: 105610528515

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 2: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

3

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE DISTRICT ONE

COMMODITY (SATU KECAMATAN SATU KOMODITI)

DI KABUPATEN MAROS

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan diusulkan Oleh

SAHABUDDIN

Nomor Stambuk: 105610528515

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

i

Page 3: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

4

Page 4: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

5

Page 5: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

6

Page 6: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

7

ABSTRAK SAHABUDDIN (2019). Implementasi Kebijakan Program One District One Commodity (Satu Kecamatan Satu Komoditi) Di Kabupaten Maros (dibimbing oleh Jaelan Usman dan Anwar Parawangi). Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam proses kebijakan publik. Program one district one commodity Kabupaten Maros berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 06 Nomor 2011 tentang sektor pertanian Kabupaten Maros. Jenis penelitian yang gunakan adalah jenis penelitian diskriptif kualitatif. Penelitian ini menggambarkan secara jelas mengenai masaah berdasarkan situasi lapangan. Aspek yang ingin diteliti adalah implementasi kebijakan program one district one commodity di Kabupaten Maros. Hasil dari penelitian implementasi kebijakan program one district one commodity di Kecamatan Simbang Kabupaten Maros telah terlaksana dengan baik, dengan melihat dari beberapa aspek, yaitu: Komunikasi dalam implementasi kebijakan program one district one commodity telah terjalin dengan baik. Sumber daya memiliki beberapa indikator di antaranya; (i) staf atau sumber daya manusia telah melaksanakan tugas yang diinginkan oleh kebijakan itu sendiri. (ii) wewenang adalah kekuatan para pelaksana dalam melaksanakan kebijakan secara politik, dan (iii) fasilitas merupakan alat pendukung untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Dari program one district one commodity telah mewadahi dari indikator-indikator tersebut. Disposisi atau sikap para pelaksana kebijakan dituntut untuk tidak hanya mengetahui apa yang harus dilakukan tetapi harus memiliki kemampuan untuk melakukan kebijakan dengan baik. Struktur organisasi, dalam mengenai berbagai tugas-tugas yang sesuai bidangnya agar lebih mudah dalam mencapai tujuan. Kata kunci: Implementasi One District One Commodity.

v

Page 7: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

8

KATA PENGANTAR

“Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala,

karena dengan berkah dan limpahan rahmat serta hidayah Nya, sehingga skripsi

yang berjudul “Implementasi Kebijakan Program One District One

Commodity (Satu Kecamatan Satu Komoditi) Di Kabupaten Maros”, dapat di

selesaikan.

Penulis sangat menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan, baik dari segi teknik penulisan maupun dari segi materinya.

Untuk itu, penulis menerima segala bentuk usul, saran ataupun kritikan yang

sifatnya membangun demi penyempurnaan berikutnya.

Pada kesempatan yang baik ini pula, penulis tak lupa menyampaikan rasa

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Orang tuaku tercinta, ibunda Rohani. yang telah mencurahkan seluruh cinta,

kasih sayang, cucuran keringat, doa serta pengorbanan tiada henti, yang

hingga kapanpun penulis tidak akan bisa membalasnya. Maafkan jika

ananda sering menyusahkan, merepotkan, serta melukai perasaan ibunda.

Keselamatan Dunia Akhirat semoga selalu untukmu dan untuk ayahanda

semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.

vi

Page 8: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

9

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Rahim, SE., MM, selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk menyelesaikan studi Strata Satu (S1) di salah satu perguruan

tinggi terbesar di Indonesia Timur.

3. Ibunda Dr. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar beserta seluruh

stafnya.

4. Bapak Nasrullah Haq, S.Sos., M.PA selaku Ketua Jurusan Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar beserta seluruh stafnya.

5. Bapak Dr. Jaelan Usman. M, M.Si selaku Pembimbing I, dan Bapak Dr.

Anwar Parawangi, M.Si selaku Pembimbing II, yang telah mendorong,

membantu, dan mengarahkan penulis hingga penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar, baik dosen maupun asistennya, staf pegawai di

lingkup Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Makassar.

7. Keluargaku tercinta Saudara(i) Nuraini, Nurliana, Sarinawati, Abdul

Gaffar, Ismail, Abdul Rahman dan Adikku Rosdiana yang telah

mencurahkan kasih sayang, dorongan moril dan materi, serta senantiasa

menemani penulis dalam suka dan duka, canda maupun tawa. Semoga

Allah Subhanahu Wata’ala mengumpulkan kita semua di syurga-Nya

kelak.

vii

Page 9: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

10

8. Segenap keluarga kecil sektor54 (kakanda/senior) yang telah memberikan

banyak pelajaran dan pengalamannya dalam mengarungi kehidupan

sebagai mahasiswa, dan juga telah bersama-sama menjalani kehidupan

suka maupun duka di kediaman yang sangat sederhana (kos-kosan).

Semoga kebersamaan kita akan berlanjut hingga ke syurga_Nya Allah

Subhanahu wata’ala.

9. Kawan-kawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, terkhusus kelas B

angkatan 2015 jurusan Administrasi Negara, yang telah banyak membantu

dan memberikan dukungan penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Mengarungi kebersamaan selama menjadi mahasiswa tidak terlepas dari

canda tawa yang mungkin membuat sakit hati, maka dengan itu kiranya

mohon dimaafkan dengan setulus hati. Semoga dengan status mahasiswa

dalam menuntut ilmu terhitung pahala disisi Allah Subhanahu wata’ala

dan memberkahi ilmu yang kita dapatkan selama menjadi mahasiswa di

Universitas Muhammadiyah Makassar. Terima kasih atas dukungan dan

kerjasamanya kawan.

10. Seluruh keluarga, rekan, sahabat dan handai taulan dan semuanya tak bisa

penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dalam

penyelesaian studi, terutama yang senantiasa memberikan motivasi kepada

penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini, Jazaakumullahu

khairan.

Selain itu, penulis juga mengucapkan permohonan maaf yang sedalam-

dalamnya jika penulis telah banyak melakukan kesalahan dan kekhilafan, baik

viii

Page 10: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

11

Page 11: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

12

DAFTAR ISI

Halaman Pengajuan Skripsi ........................................................................... i

Tim Penilai ..................................................................................................... ii

Halaman Persetujuan ...................................................................................... iii

Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................................. iv

Abstrak ........................................................................................................... v

Kata Pengantar ............................................................................................... vi

Daftar Isi....................................................................................................... .. x

Daftar Tabel ................................................................................................... xii

Daftar Gambar ................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Konsep dan Teori .................................................... 9

B. Kerangka Pikir ............................................................................ 27

C. Fokus Penelitian ......................................................................... 29

D. Deskripsi Fokus Penelitian ......................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ...................................................... 33

B. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................ 33

C. Sumber Data ............................................................................... 34

D. Informan Penelitian .................................................................... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 35

F. Teknik Analisis Data .................................................................. 36

G. Pengabsahan Data ....................................................................... 37

x

Page 12: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................... 38

B. Implementasi Kebijakan One District One Commodity ............. 44

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 60

B. Saran ........................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi

Page 13: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

14

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Jenis komoditi .................................................................................. 25

Tabel 2: Informan penelitian ........................................................................ .. 34

Tabel 3: Spesifikasi Kabupaten Maros .......................................................... 40

Tabel 4: Jenis Produksi .................................................................................. 41

xii

Page 14: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

15

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Model implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn .......... 17

Gambar 2: Model implementasi kebijakan George G. Edward III ................ 19

Gambar 3: Peta wilayah ................................................................................. 39

xiii

Page 15: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan pembangunan di Indonesia telah mengalami peningkatan

yang cukup pesat baik dikawasan perkotaan maupun pedesaan. Hal ini disebabkan

telah berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin modern

sehingga membawa kehidupan masyarakat jauh lebih baik. Sejalan dengan

perkembangan sistem pemerintah telah banyak membuat program-program yang

mengarah pada pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Kata

pengembangan adalah suatu cara untuk meningkatkan kemampuan teknis,

konseptual dan moral masyarakat yang sesuai dengan keahliannya. Adapaun

pemberdayaan merupakan suatu proses untuk memperbaiki situasi dan kondisi

yang di alami masyarakat agar jauh lebih baik.

Penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan Nasional merupakan suatu

proses yang memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang matang. Salah satu

dimensi yang sangat penting dan menunjang adalah kualitas sumber daya manusia

suatu bangsa. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan nasional sangat

tergantung pada kemampuan manusia sebagai pelaksana sebab apapun yang

dimiliki oleh suatu bangsa, kekayaan alam, sosial, budaya misalnya tidak akan

ada artinya bila tidak ditangani oleh orang-orang yang tidak berkompeten dan

kemampuan dibawah rata-rata. Berhasil atau tidaknya suatu program sangat

tergantung pada pihak-pihak terkait dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

1

2

2

Page 16: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

17

Kebijakan merupakan solusi dari masyarakat kalangan bawah, terutama

dibidang ekonomi rendah, maka implementasi menjadi sarana terpenting untuk

mencapai tujuan, apabila gagalnya implementasi suatu kebijakan maka

masyarakat akan mengalami kerugian dua kali yaitu, pertama, hilangnya dana

publik yang telah dibelanjakan tersebut. kedua, hilangnya kesempatan yang

mestinya dapat dinikmati oleh masyarakat, dan apabila dana yang terbuang

percuma tersebut dipakai untuk membiayai kebijakan atau program lain.

Pemerintah memegang peranan penting karena pemerintah merupakan

organisasi yang memiliki kekuasaan untuk mengatur dan mengelola berbagai

urusan Negara untuk kesejahteraan masyarakat, dan pada hakikatnya akan

bersinergi terhadap pembangunan Daerah dan Nasional. Hal tersebut terlihat

melalui banyaknya program pembangunan yang dirancang pemerintah untuk

pembangunan di berbagai daerah. Mulai dari instansi, terutama dibidang

pemerintah daerah yang mengakomodir pembangunan dalam program kerja yang

dilaksanakan. Maka diperlukan berlandaskan pada pemahaman bahwa kecamatan

sebagai kesatuan terdepan yang merupakan tempat sebagian besar penduduk

bermukim.

Demikian juga di Kabupaten Maros, yang telah mengiatkan proses

pembangungan dan pemberdayaan berbagai sektor diberbagai wilayah. Di

antaranya Job Fair, yang merupakan suatu program yang memfasilitasi

masyarakat atau para pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai

spesifikasinya atau kemampuan serta keterampilan yang dimilikinya. Sehingga

munculnya program tersebut, karena melihat kondisi para pencari kerja selalu

2

Page 17: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

18

mengalami peningkatan setiap tahunnya dan itu tidak seimbang dengan lapangan

kerja yang tersedia sehingga terjadi persaingan yang ketat untuk mendapatkan

pekerjaan dan seringnya pula terjadi perdebatan dikalangan masyarakat.

Adapun program Inovasi Desa yang di kembangkan oleh pemerintah

kabupaten Maros merupakan solusi mempercepat serta menanggulangi

kemiskinan dengan memanfaatkan Dana Desa guna pengembangan kapasitas

Desa. Dalam pengelolaan program tersebut bertujuan untuk pengembangan

potensi ekonomi lokal dan kewirausahaan, peningkatan kualitas SDM (sumber

daya manusia) serta memfasilitasi penguatan kapasitas desa melalui peningkatan

produktivitas yang tersedia.

Pembangunan disektor pelayanan publik juga di kembangkan pemerintah

daerah dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia di antaranya Pustu

(Pukesmas, Poskedes dan Pukesmas Pembantu), Gamacca (Gerakan Minat Baca)

dan One District One Commodity. Dengan adanya program-program tersebut

masyarakat dapat mengembangkan keterampilan yang dimiliki sebagai sarana

untuk mensejahterahkan kehidupan yang lebih baik.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1996 tentang sistem

budidaya tanaman maka Pemerintah Kabupaten Maros menetapkan Peraturan

Daerah Nomor 06 Tahun 2011 Tentang Sektor pertanian yang merupakan sektor

unggulan sebahagian besar masyarakat Kabupaten Maros yang bergerak disektor

tersebut maka keberadaannya perlu dioptimalkan dengan memberi dukungan

secara kelembagaan dengan membentuk Perusahaan Daerah Pertanian.

3

Page 18: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

19

Dalam memenuhi segala kebutuhan masyarakat di Kabupaten Maros

terkhusus dibidang pertanian, karena mayoritas masyarakat setempat merupakan

petani, sehingga muncul sebuah program one district one commodity atau satu

kecamatan satu komoditas merupakan suatu program yang juga memfasilitasi para

petani atau setiap komoditas yang berada di kabupaten Maros. Program one

district one commodity diharapkan dapat membantu pendapatan para petani demi

kesejahterahan hidup. Sehingga diperlukan upaya dan solusi agar program

tersebut dapat di laksanakan dengan baik.

Adapun tempat pelaksanaan penelitian berada pada Kecamatan Simbang di

sebabkan terdapat balai pembibitan perbenihan dani pusat pelaksanaan program

one district one commodity. Balai pembibitan yang berada di kecamatan simbang

milik pemerintah pusat akan tetapi lahannya tersebut milik pemerintah kabupaten

Maros. Adapun bentuk kerjasama antara pemerintah pusat dengan pemerintah

daerah hanya sebatas pinjam-pakai sehingga diharapkan dapat mensuplai bibit

yang telah di targetkan sebagai alat pendukung agar berhasilnya program tersebut.

Pengalokasian balai pembibitan di Kecamatan Simbang merupakan suatu

tempat strategi dalam menjalankan program one district one commodity karena

telah didukung berbagai sumber daya dan sarana prasarana yang cukup memadahi

selain itu Kecamatan Simbang juga memiliki potensi unggulan, seperti

pertambangan, peternakan, pertanian dan perkebunan, sehingga sangat tepat

dijadikan pusat tempat pelaksanaan program one district one commodity.

Dengan mengidentifikasi komoditi unggul yang ada diharapkan mampu

mendorong perekonomian masyarakat serta mampu meningkatkan Pendapatan

4

Page 19: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

20

Asli Daerah. Kecamatan Simbang sendiri memiliki komoditas unggulan seperti

komoditas padi, jagung, kedelai, bibit pohon dan coppeng. Namun yang menjadi

prioritas pada buah coppeng, karena buah tersebut merupakan buah khas

kabupaten maros sehingga masyarakat ingin melestarikan dan membudidayakan.

Perencanaan di Kecamatan Simbang harus seiring dengan pengembangan

wilayah yang sesuai dengan kondisi geografis. Pengembangan wilayah dengan

melihat komoditi unggul yang ada diwilayah tersebut akan meningkatkan

produksi dan produktivitas dari kawasan pertanian yang ada. Namun hal tersebut

tidak akan terealisasi dan dikembangkan secara maksimal pada wilayah perdesaan

apabila usaha yang dilakukan tidak sesuai dengan kondisi dari wilayah tersebut.

Melihat kondisi geografis di Kabupaten Maros berbeda-beda maka tidak

semua juga jenis tanaman berbeda-beda, seperti kecamatan bantimurung dapat

menghasilkan jagung, padi sawah, palawija, dan cemara gunung. Kecamatan

bontoa (maros utara) dapat menghasilkan sukun, padi sawah, dan rambutan.

Kecamatan camba dapat menghasilkan jambu merah, tomat, jambu putih, kedelai.

Kecamatan maros baru dapat menghasilkan padi sawah, ubi jalar, ubi kayu,

kacang hijau dan jagung, adapun kecamatan simbang dapat menghasilkan jagung,

Markisa, coppeng, dan pisang.

Mengingat program one district one commodity terbentuk sebagai metode

untuk menangani berbagai keluhan masyarakat khususnya dibidang pertanian,

maka dengan adanya satu kecamatan satu komoditas membuat masyarakat merasa

lebih diperhatikan dalam memenuhi segala kebutuhan, dan sebagai rujukan

adanya kebijakan tersebut di sebabkan mayoritas penduduk setempat merupakan

5

Page 20: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

21

petani yang menjadikan sumber pencarian utama untuk memenuhi kebutuhan

keluarga serta dapat menjadi sebuah solusi menghadapi era globalisasi.

Implementasi akan diketahui dampaknya ketika kebijakan tersebut dalam proses

pelaksanaan, dan inilah yang menunjukkan bahwa proses pelaksanaan merupakan

tahapan penting atau momentum dalam proses perumusan atau pembuatan

kebijakan.

Namun dalam pelaksnaannya tidak terlepas dari berbagai masalah yang

melingkupinya. Ada beberapa masalah utama dalam program persoalan bibit yang

tidak tersedia seperti bibit pohon dan sayuran sehingga sangat sulit untuk

memperoleh dan mengembangkannya. Masalah ini disebabkan karena balai

pembibitan yang berada di Kecamatan Simbang tidak memenuhi segala jenis

tanaman, yakni kurang dari 40 persen bibit yang tersedia. Hal tersebut terjadi

disebabkan balai perbenihan tanaman tidak merawat dan mengelola dengan baik

sehingga adanya bibit/benih yang mengalami kekeringan, dan itu tidak

sepenuhnya dapat tersalurkan kepada masyarakat. Sehingga dalam

pengimplementasinya menjadi kurang maksimal disebabkan tidak menyeluruhnya

bibit-bibit tersalurkan.

Berbagai permasalahan yang terjadi di lapangan dapat dijadikan dasar awal

peneliti untuk menganalisis secara lebih mendalam akan implementasi kebijakan

one district one commodity baik dari aspek internal maupun eksternal dalam

memenuhi kebutuhan masyarakat khusunya dibidang pertanian. Dalam upaya

meningkatkan kinerja implementasi, hendaklah mengetahui hasil-hasil kebijakan

yang diperoleh melalui serangkaian proses implementasi secara nyata.

6

Page 21: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

22

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Implementasi Kebijakan Program One District One

Commodity (Satu Kecamatan Satu Komodity) di Kabupaten Maros”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dan masalah utama dalam

penelitian, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

“Bagaimana implementasi kebijakan program one district one commodity (satu

kecamatan satu komoditi) di Kabupaten Maros?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan dari rumusan masalah di atas dan

dapat simpulkan untuk mendiskripsikan implementasi kebijakan program one

district one commodity (satu kecamatan satu komoditi) di Kabupaten Maros!

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat dihasilkan dari penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan studi dan menjadi salah satu

sumbangsih pemikiran ilmiah dalam melengkapi kajian-kajian yang mengarah

pada pengembangan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya pada bidang

Administrasi Negara dan untuk memperkaya dan menambah pengetahuan tentang

implementasi kebijakan sebagai studi penulis.

7

Page 22: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

23

2. Secara praktis

Sebagai sumber informasi atau bahan masukan bagi pihak-pihak yang

terkait secara langsung guna penetapan konsep selanjutnya khususnya dalam studi

implementasi kebijakan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan

bagi semua pihak, khususnya pemerintah Kabupaten Maros sebagai dasar untuk

program pemberdayaan masyarakat berdasarkan fonemena yang dihadapi.

8

Page 23: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Konsep dan Teori

1. Konsep Implementasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia implementasi berarti pelaksaan atau

penerapan. Kata implementasi biasanya dikaitkan dengan suatu kegiatan yang

dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Implementasi juga sering disebut

sebagai suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah sebuah rencana dan

kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan.

Implementasi asal kata dari bahasa inggris, to implement yaitu

mengimplementasikan. Jadi, implementasi merupakan suatu sarana yang

memfasilitasi untuk melaksanakan sesuatu yang mengakibat timbulnya dampak

atau akibat dari sesuatu dan sesuatu tersebut dilakukan jika berupa peraturan

pemerintah, keputusan peradilan, undang-undang, dan kebijakan yang di buat oleh

lembaga pemerintah.

Implementasi dapat di artikan sebagai realisasi atau tindak lanjut dari

pelaksanaan yang mencakup perbuatan dan usaha tertentu. Sehingga lebih

jelasnya, implementasi dapat disimpulkan sebagai usaha atau kegiatan

berkesimbungan yang dapat dilakukan untuk mewujudkan suatu rencana atau

program untuk menjadi menjadi kenyataan (dalam Syam, 2016: 9).

Ripley dan Franklin (Winarno: 2012) mengatakan implementasi adalah apa

yang terlaksana setelah ditetapkan aturan atau undang-undang yang dapat

9

Page 24: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

25

memberikan pengaruh terhadap kebijakan, benefit (keuntungan), atau tangible

output (suatu jenis yang keluaran yang nyata). Implementasi mengatasi tindakan-

tindakan dari berbagai pelaksana terkhusus para birokrat, sehingga program

tersebut terlaksana dengan baik.

Sementara itu menurut Ripley & Franklin ada dua hal yang menjadi fokus

perhatian dalam implementasi, yaitu compliance (kepatuhan) dan Whats

happening? (Apa yang terjadi). Kepatuhan disini merujuk kepada pelaksana

kebijakan (implementor), apakah patuh pada standard aturan atau prosedur dalam

pelaksanaan kebijakan (dalam Nurharjadmo 2018: 217).

Mazmanian dan Sebastiar (dalam Wahab, 2001) mendefinisikan bahwa

implementasi sebagai berikut, Implementasi adalah pelaksanaan keputusan

kebijakan dasar, yang biasanya berbentuk undang-undang, adapun dalam bentuk

keputusan-keputusan atau perintah-perintah eksekutif yang penting atau keputusan

dari badan peradilan. Proses implementasi bagian dari kebijakan dasar yang

berlangsung dalam bentuk undang-undang dan dapat juga berbentuk perintah

ataupun keputusan yang penting seperti keputusan badan peradilan.

Proses implementasi tersebut dapat berlangsung setelah melalui sejumlah

tahapan tertentu seperti tahapan pengesahan peraturan undang-undang, kemudian

output dalam kebijakan adalah pelaksanaan keputusan dan seterusnya sampai

dengan perbaikan dalam kebijakan yang bersangkutan. Implementasi pada

dasarnya untuk memahami apa yang terjadi setelah suatu program dilaksanakan

sebagai dampak nyata terhadap keputusan baik yang diharapkan oleh instansi

pelaksana.

10

Page 25: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

26

Menurut William (dalam Nawawi, 2009) menyatakan bahwa masalah yang

paling penting dalam implementasi kebijakan memindahkan suatu keputusan ke

dalam kegiatan atau pengoperasian dengan cara tertentu. Adapun cara yang

digunakan yaitu apa yang dilaksanakan mempunyai kesamaan nalar dengan

keputusan dan berguna dengan baik dalam lingkup lembaga tersebut.

Berhasil atau tidaknya suatu program tergantung dari unsur pelaksanaannya.

Unsur pelaksanaan ini merupakan unsur ketiga. Pelaksana merupakan suatu unsur

penting karena, organisasi maupun perorangan bertanggung jawab dalam

pengelolaan maupun pengawasan dalam proses implementasi suatu kebijakan.

Dalam pelaksanaan kebijakan publik, Implementasi adalah sarana untuk

menyatukan formulasi kebijakan dengan hasil (outcome) kebijakan yang

diharapkan. Menurut Anderson (Mustari, 2013), mengatakan ada empat aspek

yang perlu dikaji dalam implementasi kebijakan yaitu:

a. Siapa yang mengimplementasikan.

b. Hakekat dari proses administrasi.

c. Kepatuhan.

d. Dampak dari pelaksanaan kebijakan.

Dengan demikian, isi dari kebijakan pada program yang bermanfaat

disebabkan adanya kelompok sasaran, terjadinya jangkauan perubahan,

terdapatnya sumber daya, serta adanya pelaksanaan-pelaksanaan program. Hasil

akhir dari kegiatan dalam implementasi nantinya berdampak terhadap masyarakat,

kelompok, individu, ataupun dari tingkat perubahan penerimanya.

11

Page 26: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

27

2. Teori Kebijakan Publik

Kebijakan publik adalah suatu aturan atau program yang dibuat oleh

administrasi Negara. Jadi, kebijakan publik merupakan kebijakan untuk mengatur

suatu organisasi, kelompok atau individu .Kebijakan publik mengatur segalanya

yang terjaring di lembaga administrasi publik. Kemudian kebijakan publik juga

mengatur berbagai masalah bersama yang sudah menjadi kebiasaan dari sejumlah

masyarakat di daerah (dalam Dwidjowijoto, 2006).

Menurut David Easton (dalam Anggara, 2014),“Public policy is the

authoritative allocation of values for the whole society” (kebijakan publik adalah

pengalokasian nilai-nilai dengan cara menyeluruh kepada anggota masyarakat).

Dapat diartikan sebagai suatu hukum, akan tetapi tidak sampai disitu, kebijakan

juga harus dipahami secara utuh dan benar. Ketika isu dari kebijakan terkait

dengan kepentingan umum maka diperlukan adanya aturan, sehingga isu tersebut

menjadi kebijakan publik untuk dilakukan dan disusun serta disepakati oleh

pejabat yang berwenang.

Menurut Heglo (dalam Abidin, 2004) mengatakan kebijakan merupakan “a

course of action intended to accomplish some end,” atau suatu tindakan yang

bertujuan dalam mencapai tujuan. Kemudian Heglo melanjutkan bahwa kebijakan

bisa digolongkan dalam suatu alat yang dapa di analisis sebagai suatu rumusan

dari kata-kata yang dibuat. Sebab itu, isi dari kebijakan lebih mudah di pahami

oleh para analisis daripada para perumusan dan pelaksana kebijakan itu sendiri.

Menurut Dye (dalam Anggara, 2014: 35) kebijakan merupakan suatu

pekerjaan yang harus dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk menyelesaikan

12

Page 27: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

28

berbagai masalah, untuk meningkatkan sumber daya manusia, dan menghentikan

tindakan terorisme, ataupun masalah lainnya. Bahkan pandang lain, Dye

menuliskan kebijakan publik adalah “Anything a government chooses to do or not

to do.” Semua itu adalah pilihan pemerintah apakah dapat melaksanakan ataupun

tidak melaksanakan apapun, dan itu semua adalah kebijakan publik.

Clausewitz (dalam Dwidjowijoto, 2014) kebijakan publik adalah keputusan

politik yang melembaga dari pemerintahan institutionalized political decision.

Kebijakan publik menentukan bentuk dari suatu kehidupan dari setiap bangsa dan

Negara. Semua Negara menghadapi masalah relatif sama, namun yang berbeda

adalah bagaimana respon terhadap masalah tersebut. Respon ini yang disebut

sebagai kebijakan publik. Karena kebijakan publik adalah domain dari Negara

atau pemerintahanan atau kekuasaan pemegang Negara, maka kebijakan publik

adalah bentuk faktual dari upaya dari setiap pemerintah untuk memanajemeni

kehidupan bersama yang disebut sebagai “Negara Dan Bangsa”.

Jenkins memandang kebijakan publik sebagai sebuah proses, tidak seperti

Dye yang menilainya sebagai pilihan pemerintah. Untuk lebih jelasnya, Jenkins

mengungkapkan kebijakan publik merupakan sekumpulan keputusan-keputusan

yang mempunyai hubungan satu dengan yang lain. Dalam hal ini, Jenkins

menjelaskan suatu kebijakan merupakan proses pembuatan keputusan yang

komperehensif menyertakan banyak stakeholders.

Sementara itu, Anderson mendefinisikan kebijakan publik sebagai “A

purposive course of action followed by an actor or set of actors in dealing with a

problem or matter of concern.” Dalam bahasa yang sederhana, kebijakan publik

13

Page 28: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

29

adalah serangkaian kegiatan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan

dilaksanakan oleh seorang atau sekelompok aktor yang berhubungan dengan

permasalahan atau sesuatu hal yang diperhatikan. Lebih lanjut, kebijakan adalah

“purposive or goals oriented action rather than random or change behavior”

selain itu, “policy consist of courses or patterns of action by governmental

officials rather than their separate discrete decision.” Dan, “policy is what

government actually do in regulating, not what they intend to do or say they are

going to do.” Pengertian di atas, menurut penulis, setidaknya memperkaya

definisi kebijakan yang disampaikan oleh Jenkins. Pertama, dilihat dari aspek

aktor; kebijakan merupakan keputusan yang diambil oleh beberapa aktor pembuat

kebijakan. Kebijakan seringkali merupakan hasil dari diskusi panjang para aktor

yang melibatkan para stakeholder. Kedua, dilihat dari aspek antara ‘aksi

kebijakan’ dan ‘persepsi para pembuat kebijakan (Agustino, 2017: 17).

Menurut Bridgman dan Davis (dalam Nawawi, 2009) mengatakan

banyaknya definisi kebijakan publik menjadikan kita sulit untuk menentukan

secara tepat sebuah definisi kebijakan publik. Oleh karenanya, untuk

memudahkan pemahaman kita terhadap kebijakan publik, kita dapat meninjaunya

dari lima karakteristik kebijakan publik yaitu:

a. Memiliki tujuan yang didesain untuk dicapai atau tujuan yang dipahami.

b. Melibatkan keputusan beserta dengan konsekuensinya.

c. Terstruktur dan tersusun menurut aturan tertentu.

d. Pada hakikatnya adalah politisi.

e. Bersifat dinamis.

14

Page 29: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

30

Tujuan kebijakan publik merupakan seperangkat tindakan dalam pemerintah

yang didesain agar dapat mencapai hasil yang di harapkan. Kebijakan publik

sebagai pilihan tindakan yang legal dan sah karena kebijakan publik dibuat dalam

lembaga yang memiliki legitimasi sistem pemerintahan. Di katakan bahwa

kebijakan publik adalah suatu keputusan untuk mengatasi permasalahan tertentu

dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan.

pada umumnya kebijakan sering digunakan untuk kepentingan pribadi dalam

menunjukan pilihan terpenting yang diambil baik dalam kehidupan organisasi atau

privat. (dalam Anggara, 2014).

3. Konsep Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan merupakan langkah lanjutan berdasarkan suatu

kebijakan formulasi. Definisi yang sering digunakan dari implementasi ialah

perbuatan yang dapat dilaksanakan oleh individu, kelompok atau para pejabat

pemerintah maupun swasta yang terarah demi mencapai tujuan yang sudah

ditetapkan sebelumnya. (dalam Mustari, 2013: 127).

Implementasi kebijakan publik bisa dipahami setiap aktivitas dari

adminitrasi publik sebagai birokrasi (institusi) dalam proses kebijakan publik.

Proses pelaksanaan kebijakan adalah suatu tahapan penting dan momentum dalam

proses perumusan kebijakan selanjutnya, sebab dalam mencapai tujuan ditentukan

dalam pelaksanaanya apakah berhasil atau gagal.

Menurut Hoogerwerf (dalam Mustari, 2013: 130) mengatakan pelaksanaan

kebijakan itu harus selalu disesuaikan dengan kondisi lapangan. Hal itu

disebabkan karena tujuan dirumuskan terlalu umum, sarana tidak dapat diperoleh

15

Page 30: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

31

pada waktunya dan faktor waktu dipilih terlalu optimis, semua ini berdasarkan

gambaran situasi yang kurang tepat. Dengan perkataan lain pelaksanaan kebijakan

didalam prakteknya sering terjadi suatu proses yang berbelit-belit, yang menjurus

kepada permulaan baru dari pada seluruh proses kebijakan atau menjadi buyar

sama sekali.

Keberhasilan atau kegagalan suatu implementasi kebijakan dapat diukur dari

sudut kemampuannya secara nyata dalam meneruskan dan mengoperasionalkan

program-program yang telah dirancangkan sebelumnya. Dengan munculnya

implementasi kebijakan dalam bentuk nyata maka secara otomatis mendapatkan

garansi dari terlaksananya program dengan baik. Kebijakan implementasi sama

peliknya dengan kebijakan formulasi, maka perlu diperhatikan berbagai faktor

yang akan mempengaruhinya (dalam Mustari, 2013: 131).

Setelah membahas mengenai konsep implementasi kebijakan publik maka

pada bagian selanjutnya diuraikan model-model implementasi kebijakan publik

yang diperkenalkan oleh: Donal van Metter & Carl van Horn, Goerge C. Edward

III, Daniel H. Mazmanian & Paul A. Sabatier, Charles O. Jones. (Agustino, 2017).

a. Implementasi kebijakan Model Van Meter dan Van Horn

Terdapat enam variabel yang memengaruhi implementasi kebijakan publik

menurut Meter dan Horn (dalam Mustrai, 2013), yaitu: (1) Ukuran dan tujuan

kebijakan; (2) Sumber daya; (3) Komunikasi antarorganisasi dan agen pelaksana;

(4) Karakteristik agen pelaksana; (5) Lingkungan sosial, ekonomi, dan politik;

serta (6) Disposisi pelaksana.

16

Page 31: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

32

Gambar: 1 Model Implementasi Kebijakan Publik

Van Meter dan Van Horn

Variabel-variabel yang dikemukakan oleh Meter dan Horn tersebut, adalah:

1) Ukuran dan tujuan kebijakan

Ukuran dan tujuan kebijakan haruslah memiliki kejelasan dan terukur

sehingga dengan mudah dilaksanakan. Apabila ukuran dan tujuan dari kebijakan

tidak memiliki kejelasan akan menyebabkan banyak konflik.

2) Sumber daya

Proses implementasi sangat tergantung dari kemampuan dalam

menggunakan sumber daya dengan baik dan benar, baik sumber daya manusia

ataupun sumber daya non-manusia.

3) Karakteristik agen pelaksana

Karakteristik agen pelaksana bagian dari birokrasi, atau pola hubungan yang

terjadi, semuanya dapat mempengaruhi implementasi kebijakan dari suatu

program. Untuk mengetahui cakupan implementasi diperhitungkan dengan

Komunikasi antar organisasi dan aktivitas

pelaksana

Ukuran dan tujuan kebijakan

Sumber daya

Karakteristik agen

pelaksana

Disposisi pelaksana

Kinerja Kebijakan

Publik

Lingkungan ekonomi, sosial, dan

politik

17

Page 32: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

33

menentukan agen pelaksana karena semakin luas cakupannya, maka banyak juga

agen yang dibutuhkan.

4) Disposisi pelaksana

Sikap penerimaan atau penolakan dari (agen) pelaksana akan sangat banyak

mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja impelementasi kebijakan

publik. Kebijakan yang akan implementor laksanakan adalah kebijakan dari atas

(top down) yang mungkin para pengambil keputusannya tidak pernah mengetahui

kebutuhan, keinginan, atau permasalahan warga yang ingin diselesaikan.

5) Komunikasi antarorganisasi dan agen pelaksana

Implementasi sebuah program perlu dukungan dan koordinasi dengan

instansi lain. Diperlukan koordinasi dan kerjasama antar instansi bagi

keberhasilan suatu program.

6) Lingkungan sosial, politik, dan ekonomi

Variabel ini mencakup lingkungan eksternal yang turut mendorong

keberhasilan kebijakan yang telh ditetapkan. Lingkungan yang tidak kondusif

dapat menjadi biang keladi dari kegagalan implementasi kebijakan. Maka dalam

upaya dalam menentukan keberhasilan harus juga memperhatikan kekondusifan

kondisi lingkungan eksternal.

b. Implementasi kebijakan Model Edwards III

Model ini berperspektif top-down yang dikembangkan oleh Edward III.

Kemudian model diistilahkan dengan direct and indirect impact on

implementation. Edward menilai bahwa masalah utama administrasi publik adalah

rendahnya perhatian terhadap implementasi. Dalam pendekatan yang diutamakan

18

Page 33: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

34

oleh Edward III, terdapat empat variabel yang sangat menetukan keberhasilan

implementasi kebijakan, yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur

birokrasi. (dalam Suratman, 2017)

Model implementasi dari Edward III menggunakan faktor yang berfokus di

dalam struktur pemerintahan untuk menjelaskan proses implementasi. Penekanan

pada proses ini dilandasi asumsi bahwa para implementor mengikuti sepenuhnya

standar pelaksanaan yang telah ditentukan oleh pembuat kebijakan maka dengan

sendirimya output dan outcomes kebijakan yang diinginkan akan tercapai.

Menurut George Edward III ada empat variabel dalam kebijakan publik yang

menjadi syarat agar implementasi kebijakan dapat berhasil, yaitu sebagai berikut:

1) Komunikasi

Implementasi akan terlaksana dengan baik ketika ukuran-ukuran dan tujuan-

tujuan kebijakan dapat di pahami setiap individu-individu yang bertanggungjawab

dalam pencapaian tujuan kebijakan. Kejelasan dari ukuran dan tujuan kebijakan

sangat perlu dikomunikasikan secara tepat dan benar kepada para pelaksana.

Konsistensi atau keseragaman dari ukuran dasar dan tujuan perlu

Communication

Disposition

Bureaucratic Structure

Implementation

Resources

Gambar: 2 Model Implementasi Kebijakan Publik Edwards III

19

Page 34: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

35

dikomunikasikan sehingga implementor mengetahui secara tepat dan tepat ukuran

maupun tujuan kebijakan itu.

Menurut Edwards III (dalam Nawawi, 2009) harus ditransmisikan kepada

personel yang tepat, harus jelas, akurat, dan konsisten. Pembuat

keputusan/decision maker yang berharap agar implementasi kebijakan sesuai

dengan yang dikehendakinya, haruslah memberikan informasi secara tepat.

Komunikasi yang tepat akan terhindar dari penyimpangan sesama implementor.

2) Sumber Daya

Komponen sumberdaya ini meliputi staf yang memiliki keahlian dari para

pelaksana, informasi yang relevan dan cukup untuk melaksanakan kebijakan dan

memenuhi kebutuhan sumber-sumber yang terkait dalam pelaksanaan program,

adanya kewenangan yang dapat menyakinkan bahwa program dapat diarahkan

sebagaimana yang diharapkan, serta adanya fasilitas-fasilitas pendukung yang

dapat dipakai untuk melakukan kegiatan program seperti dan dan sarana

prasarana.

Sumberdaya yang tidak memadahi atau kurangnya jumlah dan kemampuan

yang dimiliki, maka bisa di pastikan program tersebut tidak dapat di laksanakan

secara maksimal di sebabkan tidak melakukan pengawasan dengan baik. Apabila

jumlah para pelaksana kebijakan terbatas maka dapat memilih opsi lain yaitu

meningkatkan kemampuan atau skil para pelaksana dalam melaksanakan setiap

program. Implementasi kebijakan membutuhkan kepatuhan organisasi dan

individu terhadap peraturan pemerintah yang telah di tetapkan. Sumberdaya lain

yang juga penting untuk menentukan bagaimana program dilakukan, kewenangan

20

Page 35: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

36

untuk membelanjakan/mengatur keuangan, baik penyedian uang, pengadaan uang,

maupun pengadaan supervisor. Fasilitas yang diperlukan untuk memenuhi

kebutuhan kebijakan harus terpenuhi seperti kantor, peralatan serta dan yang

mencukupi. Tanpa fasilitas ini mustahil program dapat berjalan dengan baik.

3) Disposisi

Salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas implementasi kebijakan

adalah sikap implementor. Implementor atau para pelaksana setuju dengan aturan-

aturan isi dari kebijakan maka mereka akan melaksanakan dengan senang hati

tetapi jika pandangan mereka berbeda dengan pembuat kebijakan maka proses

implementasi akan mengalami banyak masalah. Ada tiga bentuk sikap

implementor terhadap kebijakan, kesadaran pelaksana, petunjuk atau arahan

pelaksana untuk merespon program kerarah penerimaan atau penolakan, dan

intensitas dari respon tersebut. Jika ketiga poin tersebut dilakukan maka kebijakan

publik akan mudah mencapai sasaran yang diinginkan.

Disamping itu dorongan atau dukungan para pejabat pelaksana juga di

perlukan untuk menuju sasaran dengan baik dan benar. Adapun bentuk dorongan

dari atasan adalah mengutamakan kebijakan menjadi program unggulan yang

telah di dukung banyaknya orang-orang sekitar, memperhatikan keseimbangan

daerah, agama, suku, jenis kelamain dan karakteristik yang ada.

4) Struktur Birokrasi

Membahas tentang badan pelaksana suatu kebijakan, maka tidak bisa di

lepaskan dari struktur birokrasi. Struktur birokrasi merupakan kerakteristik,

norma-norma dan pola yang hubungannya terjadi berulang-ulang dalam badan-

21

Page 36: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

37

badan eksekutif dan memiliki hubungan, baik potensial maupun nyata. Apabila

sumberdaya telah mewadahi untuk melakukan suatu kebijakan dan para pelaksana

telah mengetahui dan memahami apa yang harus dilakukan, tetapi jika struktur

birokrasi terhambat dan menghalangi koordinasi maka implementasi tidak

berjalan dengan baik dalam melaksanakan kebijakan.

Kebijakan yang komplek membutuhkan kerjasama banyak orang, serta

pemborosan sumberdaya akan mempengaruhi hasil implementasi kebijakan. Ada

dua sub variabel yang dapat memberikan dampak pada implementasi di antaranya;

Standard Operating Procedures dan fragmentasi. SOP adalah suatu yang muncul

dari implementor dalam mengatasi masalah dalam pekerjaan, yang disebabkan

kurangnya sumber daya dan kemauan untuk selalu menjaga keseragaman dalam

organisasi. Sedangkan fragmentasi untuk menyebar tanggung jawab di berbagai

aktivitas, kegiatan atau program beberapa unit kerja yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing.

c. Implementasi Kebijakan Model Mazmanian dan Sabatier

Terdapat tiga kelompok variabel yang memengaruhi keberhasilan

implementasi kebijakan publik menurut Mazmanian dan Sabatier (dalam Anggara,

2014: 258), yaitu:

1) Mudah atau tidaknya masalah yang akan digarap (tractability of the

problem), meliputi:

22

Page 37: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

38

Kategori tractability of the problem mencakup variabel-variabel: (a) Tingkat

kesulitan teknis dari masalah yang bersangkutan, (b) Keberagaman perilaku yang

diatur, (c) Persentase totalitas penduduk yang tercakup dalam kelompok sasaran.

2) Tingkat dan ruang lingkup perubahan perilaku yang dikehendaki.

Semakin besar jumlah perubahan perilaku yang dikehendaki oleh kebijkan,

maka semakin sulit para pelaksana mencapai keberhasilan. Artinya, ada sejumlah

masalah yang jauh dapat kita kendalikan jika tingkat dan ruang lingkup perubahan

yang dikehendaki tidak terlalu besar.

3) Kemampuan kebijakan menstrukturisasikan proses implementasi secara

tepat (ability of statute to structure implementation).

Kategori ability of statute to structure implementation mencakup variabel-

variabel: (a) Kecermatan dan kejelasan tujuan yang ingin dicapai, (b) Teori

kaulitas yang diperlukan, (c) Ketepatan alokasi sumber dana, (d) Seberapa besar

adanya keterpautan dan dukungan antar instansi pelaksana, (e) Kejelasan dan

konsistensi aturan yang ada pada badan pelaksana, (f) Tingkat komitmen aparat

terhadap tujuan kebijakan, dan (g) Seberapa luas akses kelompok-kelompok luar

untuk berpartisipasi dalam implementasi kebijakan.

4) Variabel di luar Undang-undang yang mempengaruhi implementasi

(nonstatutory variables affecting implementation)

Kategori nonstatutory variables affecting implementation mencakup

variabel-variabel: (a) Kondisi sosial ekonomi masyarakat dan tingkat kemajuan

teknologi, (b) Dukungan publik terhadap kebijakan, (c) Komitmen dan kualitas

kepemimpinan dari pejabat pelaksana.

23

Page 38: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

39

d. Implementasi kebijakan Model Charles O. Jones

Menurut Jones dalam melaksanakan aktivitas implementasi program atau

pelaksanaan kebijakan, terdapat tiga macam aktivitas yang perlu diperhatikan

secara seksama, yaitu:

1) Organisasi.

Organisasi yang dimaksud adalah pembentukan atau penataan ulang sumber

daya, unit, dan metode agar kebijakan dapat memberikan hasil yang lebih baik.

2) Interpretasi.

Yaitu menafsirkan bahasa kebijakan menjadi rencana dan pengarahan yang

tepat dan dapat diterima serta dilaksanakan oleh para pelaksana.

3) Penerapan.

Penerapan adalah ketentuan rutin dari pelayanan, pembayaran atau lainnya

yang disesuaikan dengan tujuan atau perlengkapan program.

Secara lebih rinci mengenai organisasi, interpretasi dan penerapan, penulis

memaknai sebagai berikut; (i) Aktivitas organisasi, merupakan suatu upaya

menetapkan dan menata kembali sumber daya, unit-unit dan metode-metode yang

mengarah pada upaya untuk mewujudkan (merealisasikan kebijakan yang menjadi

hasil sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan). (ii) Aktivitas

interpretasi merupakan aktivitas penjelasan substansi dan suatu kebijakan dapat

dilaksanakan dan diterima oleh para pelaku dan sasaran kebijakan. (iii) Aktivitas

aplikasi atau penerapan merupakan aktivitas penyediaan pelayanan secara rutin,

pembayaran atau lainnya sesuai dengan tujuan dan sasaran kebijakan yang ada.

24

Page 39: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

40

4. Konsep One District One Commodity

One district one commodity adalah suatu upaya dari pemerintah untuk

mengembangkan potensi masyarakat dalam menghadapi era globalisasi. Di

antaranya adalah suatu program yang dapat memfasilitasi para petani dengan

tersedia berbagai benih dan bibit yang di berikan secara gratis, sehingga para

petani dengan mudah dalam bercocok tanam dan program tersebut telah berjalan

cukup lama dan memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat.

Tujuan diselenggarakannya program tersebut, pertama untuk menjamin

kualitas dan kuantitas benih dan bibit tanaman secara memadai dan

berkesinambungan, kedua adalah untuk menjamin kelestarian sumber daya

genetik dan pemanfataannya (dalam bpth).

Adapun jenis tanaman yang diproduksi, yaitu:

a. Jenis tanaman yang digunakan untuk kayu pertukangan (perumahan.

Meubeler dll).

b. Tanaman MPTS, yaitu tanaman yang memiliki banyak kegunaan (buah-

buahan dan sayuran).

c. Jenis tanaman yang umum digunakan (penghijauan lingkungan).

No Jenis Tanaman Batang

1 Jambu putih dan merah 540.000

2 Markisa 1.200

3 Tomat 6.000

4 Mangga 3.000

5 Sengon 5.000

25

Page 40: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

41

6 Ubi jalar 2.000

7 Sukun 3.100

8 Cemara gunung 1.000

9 Rambutan 3.000

10 Ubi kayu 2.000

11 Kacang hijau 1.000

12 Pisang 4.000

13 Jagung 2.000

14 Kedelai 3.000

15 Coppeng 4.000

Untuk menjamin kualitas dan kuantitas bibit dan benih secara memadai dan

berkesinambungan dalam mendukung program pemerintah maka BPT

menetapkan prosedur dalam pengambilan benih / bibit tanaman, di antaranya:

a. Membutuhkan bibit 1-100 batang dengan membawa kartu identitas.

b. Membutuhkan bibit 101-2.000 batang, dengan mengajukan surat

permohonan dan kartu identitas.

c. Surat permohonan dilampiri dengan proposal kegiatan penanaman, sket

lokasi jumlah bibit, dan tidak untuk diperjualbelikan.

Sumber: Balai Perbenihan Tanaman, 2017

26

Page 41: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

42

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan judul implementasi Kebijakan One District One Commodity di

Kecamatan Simbang Kabupaten Maros maka penelitian ini akan dianalisis

menggunakan model implementasi kebijakan publik yang dikemukakan oleh

Edward III yakni, komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur organisasi.

Komunikasi merupakan langkah awal dalam menentukan keberhasilan suatu

program. Dalam pencapaian tujuan maka dalam melaksanakan kebijakan publik

harus adanya komunikasi yang baik antara pihak terkait dalam menentukan apa

saja yang harus dikerjakan. Apabila komunikasi berjalan dengan baik maka pada

tahap selanjutnya pun akan dengan mudah dilaksanakan dengan cepat dan tepat.

Sumber daya adalah salah satu variabel yang di kemukakan oleh Edward III

dalam menentukan keberhasilan suatu kebijakan. Sumber daya meliputi staff,

informasi, wewenang, dan fasilitas. Dari beberapa indikator tersebut staff (sumber

daya manusia) merupakan faktor utama dalam variabel ini, dan bukan berarti

faktor lain tidak penting akan tetapi yang paling berpengaruh dalam menentukan

keberhasilan dan kegagalan disebabkan oleh implementor yang tidak memadai

atau tidak kompeten dibidangnya.

Disposisi adalah sikap dari para pelaksana. Mendapatkan hasil yang baik

merupakan keinginan semua para pembuat kebijakan. Maka para pembuat

kebijakan/policy maker harus memperhatikan orang-orang yang akan ditunjuk

dalam melaksanakan tugas, yang memiliki keahlian sesuai bidangnya.

Struktur organisasi merupakan variabel yang mempengaruhi tingkat

keberhasilan implementasi kebijakan publik. Struktur organisasi menuntut adanya

27

Page 42: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

43

kerjasama yang baik sehingga masalah-masalah yang ada dengan mudah teratasi.

Birokrasi sebagai pelaksana dari sebuah kebijakan yang dapat membantu dan

mendukung kebijakan yang sudah di tetapkan secara politik dengan melaksanakan

koordinasi dengan baik.

Uraian yang telah dikemukakan diatas mendasari lahirnya kerangka pikir

penelitian sebagai berikut:

Bagan Kerangka Pikir

Sumber: George C. Edward III

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini pada pada pelaksanaan program one district one

commodity, yang menitikberatkan pada komunikasi, sumber daya, disposisi, dan

struktur organisasi di Kecamatan Simbang Kabupaten Maros.

Implementasi Kebijakan Program One District One Commodity

Efektifitas Program One District One Commodity

1. Komunikasi

2. Sumber Daya

3. Disposisi

4. Struktur Organisasi

28

Page 43: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

44

D. Deskripsi Fokus Penelitian

Model implementasi kebijakan yang berperspektif top-down dikembangkan

oleh George C. Edwart III. Dalam pendekatan yang diutamakan oleh Edwart III,

terdapat empat variabel yang sangat menentukan keberhasilan impementasi suatu

kebijakan, yang apabila keempat variabel itu tidak dilakukan dengan baik maka

mustahil kebijakan publik akan terlaksana, di antaranya adalah:

1. Komunikasi

Komunikasi hubungan antara atasan dan bawahan yang tepat, akurat dan

konsisten. Sehingga apa yang disampaikan mudah dipahami dan dapat

dilaksanakan dengan baik. Komunikasi sangat menetukan keberhasilan

pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan publik. Implementasi menjadi

efektif apabila pembuat keputusan telah memahami apa yang ingin dilaksanakan

dan kebijakan yang di komunikasikan pun harus tepat, akurat dan konsisten.

Terdapat tiga indikator dari komunikasi yang dapat digunakan untuk menentukan

keberhasilan, yaitu:

a) Transmisi; menyambungkan komunikasi dengan baik dan benar sehingga

mendapatkan hasil yang maksimal terutama kepada masyarakat sebagai

target grup.

b) Kejelasan; memberikan informasi pada setiap pelaksana dan target grup

harus kongkrit dan mudah dipahami (tidak ambigu). Ketidakjelasan pesan

kebijakan tidak selalu menghalangi implementasi, pada tataran tertentu,

namun para pelaksana membutuhkan kejelasan informasi dalam

29

Page 44: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

45

melaksanakan kebijakan agar tujuan yang hendak dicapai dapat diraih

sesuai konten kebijakan.

c) Konsisten; perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu komunikasi

haruslah konsisten (untuk diterapkan dan dijalankan).

2. Sumber Daya

Sumber daya merupakan faktor salah satu indikator terpenting dalam

implementasi kebijakan. Sumber daya bisa juga bisa dikatakan sarana prasarana

untuk mendukung berbagai program. Adapun indikator dari sumber daya terdapat

beberapa elemen, yaitu:

a) Staf, adalah sumber daya paling utama dalam menentukan implementasi

kebijakan. Untuk mendapatkan sumber daya manusia (staf) maka

diupayakan menetapkan para pelaksana yang memiliki kompoten di

bidangnya dan memiliki latar belakang yang baik.

b) Informasi, mengenai data kepatuhan terhadap peraturan pemerintah harus

dilaksanakan dengan sebaik mungkin agar tujuan dari program one district

one commodity mencapai tujuan. Implementasi kebijakan informasi

mempunyai dua bentuk yaitu, informasi yang terhubung untuk

melakukannya dan informasi mengenai data ketaatan oleh para pelaksana

pada aturan pemerintah yang sudah direncanakan.

c) Wewenang, pada umumnya kewenangan harus bersifat formal agar

perintah dapat dilaksanakan dengan mudah. Wewenang adalah suatu

otoritas terhadap implementor untuk melakukan kebijakan yang diterapkan

dengan cara politik. Tentunya dengan wewenang tidak serta merta dalam

30

Page 45: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

46

menentukan aturan, semua itu tidak terlepas dari regulasi pemerintah dan

perundang-undangan.

d) Fasilitas, adalah faktor pendukung yang berupa sarana dan prasarana

dalam pencapaian tujuan. Fasilitas meliputi kantor, balai perbenihan,

tempat produksi dan lain sebagainya.

3. Disposisi

Sikap dari pelaksana kebijakan. Adapun untuk mendapatkan keefektifan

dalam implementasi ialah para implementor harus memiliki kemampuan dalam

melaksanakan kebijakan tersebut. Selanjutnya yang harus diperhatikan pada

variabel ini sebagai berikut;

a) Efek disposisi, akan terjadi rintangan nyata terhadap implementasi

kebijakan apabila personil tidak melakukan kebijakan sesuai aturan yang

telah ditetapkan.

b) Pengaturan Birokrasi (staffing the bureaucracy), dalam konteks ini

menyatakan dalam mengatur program one district one commodity harus;ah

orang-orang yang memiliki dedikasi pada program tersebut dan lebih

khusus kepada kepentingan masyarakat. Implementasi kebijakan harus

dilihat juga dalam pengaturan birokrasi. Merujuk pada penunjukan dan

pengangkatan staf dalam birokrasi yang sesuai dengan kemampuan,

kapabilitas, dan kompetensinya.

c) Insentif, suatu cara untuk mencegah kecenderungan dari para pelaksana

dengan merekayasa upah atau insentif. Adapun teknik tersebut adalah

menambahkan keuntungan (award) kepada para pelaksana yang memiliki

31

Page 46: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

47

catatan terbaik sehingga para pelaksana dengan semangat melaksanakan

tugasnya dengan baik.

4. Struktur Organisasi

Suatu kelompok yang memiliki tugas masing-masing dan bekerja sama

dalam pencapaian tujuan. Ada dua karakteristik yang dapat mendongkrak kinerja

struktur birokrasi, yaitu:

a) Membuat Standar Operating Procedures (SOPs) yang lebih fleksibel.

SOPs adalah suatu prosedur atau aktivitas terencana rutin yang

memungkinkan para pengawai (atau pelaksana kebijakan seperti aparatur,

administrator, atau birokrat) untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya

setiap hari (days-to-days politics) sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan.

b) Melaksanakan fragmentasi, tujuannya untuk menyebar tanggung jawab

berbagai aktivitas, kegiatan, atau program pada beberapa unit kerja yang

sesuai dengan bidangnya masing-masing. Dengan terfragmentasinya

struktur birokrasi, maka implementasi akan lebih efektif karena

dilaksanakannya oleh organisasi yang kompeten dan kapabel (dalam

Agustino, 2017: 141).

32

Page 47: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan selama dua bulan setelah pelaksanaan seminar

proposal, yaitu tanggal 29 Juni sampai dengan 29 Agustus 2019 dan lokasi

penelitian dilakukan di Kecamatan Simbang Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Peneliti mengambil lokasi tersebut karena Kecamatan Simbang merupakan pusat

pelaksanaan dan terdapat balai pembibitan program one district one commodity.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Baswori dan Suwandi, 2009),

mengemukakan kualitatif adalah cara penelitian untuk mendapatkan data dari

hasil catatan di lapangan, wawancara, observasi dan beberapa dokumen penting

yang dibutuhkan. Peneliti ingin menggambarkan suatu konteks, untuk melakukan

studi berdasarkan metode tersebut.

2. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif, dengan pendekatan kualitatif

untuk memberi gambaran secara jelas mengenai masalah-masalah yang diteliti

berdasarkan situasi yang telah terjadi dengan melakukan metode yang sesuai

dalam obeservasi, pengumpulan data-data, menganalisis informasi, serta

pelaporan hasil.

33

Page 48: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data utama yang digunakan untuk menjaring

berbagai data dan informasi yang terkait dengan fokus yang dikaji. Data yang

diperoleh secara langsung dari obyek penelitian baik melalui observasi maupun

melalui wawancara dengan informan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data pendukung yang diperlukan untuk

melengkapi data primer yang dikumpulkan. Hal ini dilakukan sebagai upaya

penyesuaian dengan kebutuhan data lapangan yang terkait dengan objek yang

dikaji dan data diperoleh melalui dokumentasi.

D. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi selama proses

penelitian, dalam penelitian ini informan yang memberikan informasi mengenai

program One District One Commodity di Kecamatan Simbang Kabupaten Maros

sebagai berikut:

No Informan Keterangan

1 Balai Perbenihan Tanaman

Untuk mendapatkan data tentang penyediaan bibit-bibit sayuran dan lain-lain

2 Staf UPT Pertanian Kecamatan Simbang

Untuk mendapatkan informasi atau data tentang pelaksaan kebijakan one district one

commodity 3 Masyarakat Tani atau

komoditas setempat Untuk mendapatkan data sejauh mana

program tersebut berjalan

34

Page 49: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi Merupakan pengamatan dan pencatatan sistematik tentang

fenomena yang diamati. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara observasi langsung (direct observation). Dalam penelitian ini peneliti

mengamati bagaimana kegiatan one district one commodity dalam melaksanakan

program tesebut.

2. Wawancara

Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara melakukan tanya jawab antara informan dan peneliti.

Wawancara tidak hanya dilakukan dalam satu kali atau dua kali melainkan

dilakukan secara berulang-ulang.

Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan bersifat terbuka kepada

informan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan program one district

one commodity. Peneliti tidak membatasi jawaban yang diberikan oleh informan

sehingga informasi yang didapatkan lengkap dan mendalam. Setiap jawaban yang

diberikan informan akan direkam atau dicatat agar data yang didapatkan benar-

benar bisa dipertanggung jawabkan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik mengumpulkan data yang berbentuk

tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini

peneliti mengumpulkan arsip atau foto yang berhubungan dengan One District

One Commodity di Kecamatan Simbang Kabupaten Maros.

35

Page 50: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara menyusun data secara sistematis yang

telah diperoleh melalui wawancara, catatan lapangan, serta dokumentasi dengan

memasukkan data ke dalam kategori, menyusun ke dalam pola, serta memilih

yang penting untuk membuat kesimpulan agar mudah dipahami. Teknik analisis

data juga salah satu cara untuk memperoleh temuan dari hasil penelitian. Menurut

Miles dan Huberman (dalam Baswori dan Suwandi, 2009) ada aktivitas dalam

menganalisis data kualitatif, yaitu:

1. Reduksi Data

Data yang didapatkan di lapangan memiliki jumlah yang cukup banyak,

sehingga diperlukan untuk dicatat secara terperinci. Mereduksi data adalah cara

pemilihan yang terbaik, pemusatan perhatian, dan perubahan data kasar dari

lapangan.

Proses ini berlangsung dari salama penelitian dilakukan. Data yang telah

direduksi menjelaskan data yang valid serta mempermudahkan peneliti untuk

melaksanakan pengumpulan data yang selanjutnya, serta mudah mencarinya bila

ingin diperlukan.

2. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan/gambar, dan kutipan wawancara. Tujuannya agar mudah

dipahami oleh pembaca dan untuk menarik kesimpulan. Tahapan ini peneliti

menggunakan display (penyajian data) dengan sistematis, untuk lebih mudah

dipahami.

36

Page 51: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

3. Verifikasi Data dan Menarik Kesimpulan

Penarikan kesimpulan pada waktu pengumpulan data, dengan membuat

asumsi yang terhubung dengan kondisi lapangan, selanjutnya akan dikaji secara

berulang-ulang terhadap data yang diterima. Kemudian hasil yang didapatkan

masih bersifat sementara dan akan berubah bila mendapatkan bukti-bukti yang

valid untuk mendukung pengumpulan data selanjutnya.

G. Pengabsahan Data

Pengabsahan data ialah bentuk batasan yang memiliki suatu kepastian,

bahwa data yang dihasilkan benar-benar merupakan variabel yang ingin diteliti.

Untuk menetapkan keabsahan (truth warthiness) data diperlukan teknik

pemeriksaan. Pelaksanaannya didasarkan pada sejumlah kriteria tertentu salah

satunya adalah derajat kepercayaan (credibility) dengan teknik triangulasi.

Triangulasi adalah cara pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan

sesuatu yang lain di luar dari data itu, sebagai pengecekan terhadap pembanding

data yang ada. Adapun yang dipakai penulis adalah triangulasi dengan sumber

untuk membandingkan dan mengecek kembali kepercayaan informasi yang

diperoleh dengan waktu yang berbeda.

37

Page 52: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil Kabupaten Maros

Kabupaten Maros adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi

Selatan, Indonesia. Ibukota dari kabupaten maros terletak di Kota Makassar

jaraknya sekitar 45,71 km. Maros merupakan sebuah kabupaten yang terletak di

Provinsi Sulawesi Selatan Indonesia dengan luas wilayah 1.619,12 km² dan

terbagi dalam 14 wilayah Kecamatan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Maros

terus mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 6,21 % pertahun, sektor pertanian

masih menjadi sektor unggulan yang menjadi dominan peranannya dalam struktur

perekonomian Kabupaten Maros, kontribusi sektor pertanian sebesar 35 % di

susul sektor jasa-jasa sebesar 24 % dan sektor industri sebesar 20 %.

a. Administrasi Pemerintah

Kabupaten Maros adalah wilayah yang berbatasan langsung dengan Ibukota

Provinsi Sulawesi Selatan yaitu, Kota Makassar. Maka jarak kedua dari kedua

kota tersebut berkisar 30 km dan sekaligus terintegrasi dengan kawasan

Metropolitan Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa dan Takalar).

Dalam strukturnya, Kabupaten Maros memegang peranan penting terhadap

pembangunan Kota Makassar, dan sebagai wilayah perlintasan yang sekaligus

sebagai pintu gerbang Kawasan Mamminasata bagian utara yang dengan

sendirinya memberikan peluang yang sangat besar terhadap pembangunan di

38

Page 53: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

Kabupaten Maros. Demikian pula sarana transportasi udara terbesar di kawasan

Indonesia Timur berada di Kabupaten Maros sehingga menjadi tempat masuk dan

keluar daerah Sulawesi Selatan. Kabupaten Maros secara administrasi wilayah

berbatasan dengan:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkep

2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Bone

3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Kota Makassar

4) Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar

39

Page 54: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

b. Pembagian Administratif

Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Maros terdiri dari 14

Kecamatan terdapat 80 Desa dan 23 Kelurahan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik

Kecamatan Tompobulu tercatat wilayah paling luas yakni, 287,66 km², sedangkan

Kecamatan Turikale memiliki wilayah paling kecil dengan luas 29,93 km² dan

sebagai pusat pemerintahan.

Tabel 1: Spesifikasi Kabupaten Maros

No

Kecamatan

Luas (km²)

Jumlah

Desa

Jumlah

kelurahan

Potensi

1 Turikale 29,93 - 7 Pertanian

2 Maros Baru 53,73 4 3 Pertanian dan perikanan

3 Lau 73,83 2 4 Pertanian dan perikanan

4 Bontoa 93,52 8 1 Pertanian dan peternakan

5 Mandai 49,11 4 2 Peternakan

6 Marusu 53,73 7 - Pertanian dan perikanan

7 Tanralili 89,45 7 1 Pertanian

8 Moncongloe 46,87 5 - Pertanian dan peternakan

9 Tompobulu 287,66 8 - Pertanian dan peternakan

10 Bantimurung 173,70 6 2 Pertanian dan Peternakan

11 Simbang 105,31 6 - Pertanian dan peternakan

12 Cenrana 180,97 7 1 Kehutanan / pertambangan

13 Camba 145,36 6 2 Pertanian dan peternakan

14 Mallawa 235,92 10 1 Pertanian

Maros 1 619,12 80 23

40

Page 55: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

c. Jenis Produksi

Sulawesi selatan merupakan daerah penghasil tanaman pangan terbesar di

Kawasan Indonesia Timur. Maka di perlukan usaha dalam mengembangkan

potensi tersebut. Adapun jenis komoditi sebagai berikut:

No Komoditi Luas (km²) Produksi

1 Pertanian 111.073 98.818

2 Peternakan 6.802 5.072

3 Perikanan 9.621,51 9.536,6

4 Kehutanan 14.611 6.434

d. Jumlah Penduduk

Hasil proyeksi menunjukkan penduduk kabupaten maros sebanyak 346.383

jiwa, dengan penduduk terbanyak di 14 kecamatan Kabupaten Maros terdapat

pada wilayah Turikale yakni 43.783 jiwa. Secara umum, keterbandingan antara

penduduk laki-laki dengan perempuan (sex-ratio), perempuan lebih banyak

dibandingkan dengan laki-laki dengan perbandingan 96 laki-laki dibanding

dengan 100 perempuan. Adapun tingkat kepadatan penduduk tertinggi ditemukan

di kecamatan Turikale sebanyak 1.491 jiwa, sedangkan yang terendah di

kecamatan Mallawa, 49 jiwa.

e. Jumlah Penduduk Petani

Berdasarkan Badan Statistik Pusat Kabupaten Maros jumlah penduduk yang

merupakan petani sebanyak 33.057 jiwa, di antaranya penduduk laki-laki

sebanyak 26.150 dan penduduk perempuan sebanyak 6.907 jiwa.

41

Page 56: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

f. Visi Misi

1) Visi Kabupaten Maros adalah “Maros lebih sejahtera 2021”. Visi adalah

suatu gambaran yang menantang tentang masa depan yang inginkan

dengan melihat potensi dan kebutuhan yang dimiliki suatu daerah atau

instansi. Dengan demikian pengelolaan pemerintah harus perparsisipatif

atau ada kebersamaan dengan masyarakat, dengan tujuan utama adalah

membangun bersama kesejahteraan masyarakat.

2) Misi

Misi adalah cara yang ditempuh untuk bisa mencapai visi yang di

inginkan. Dalam penyusunan misi menggunakan pendekatan

partisipatif, pertimbangan potensi dan kebutuhan tiap-tiap wilayah.

Adapun Misi Kabupaten Maros sebagai berikut:

a) Meningkatkan perekonomian daerah.

b) Meningkatkan kualitas pelayanan publik.

c) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

d) Meningkatkan pembangunan wilayah dan kawasan.

e) Meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya alam.

f) Meningkatkan pembangunan infrastruktur dan teknologi.

2. Profil Kecamatan Simbang

Kecamatan Simbang merupakan Ibu Kota dari Kabupaten Maros dan salah

satu dari empat belas Kecamatan yang berada di Kabupaten Maros. Kata simbang

sendiri memiliki arti yaitu pembatas, karena Kecamatan simbang merupakan

42

Page 57: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

pembatas antara dua kerajaan pemegang hegemoni politik yaitu Gowa untuk

Makassar dan Bone untuk Bugis sehingga menjadi sebuah Kecamatan yang saat

ini bernama Kecamatan Simbang, yang ibukota kecamatannya terletak di Desa

Je’netaesa. Adapun dasar hukum terbentuknya Kecamatan Simbang, berdasarkan

Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 30 Tahun 2000.

a. Keadaan Geografis dan Topografi

Keadaan topografi Kecamatan Simbang merupakan daerah berbentuk

dataran rendah dan bukan pantai. Dari enam wilayah administrasi yang ada,

kesemuanya berstatus desa dengan topografi dataran rendah, sehingga ketinggian

rata-rata tiga puluh delapan meter di atas permukaan laut.

Luas Kecamatan Simbang sekitar 105,31 Km² sebelah Barat berbatasan

dengan Kecamatan Turikale, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan

Cenrana, sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bantimurung dan sebelah

Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanralili.

b. Demografi

Berdasarkan data badan pusat statistik Kabupaten Maros penduduk

Kecamatan Simbang sebanyak 23.667 jiwa yang terdiri dari 11.405 laki-laki dan

perempuan 12.262 jiwa dengan jumlah rumah tangga 5.445. Adapun mayoritas

penduduk setempat berasal dari suku Bugis-Makassar atau biasa disebut Bugisi-

Mangkasara.

c. Komposisi Wilayah Administrasi

Kecamatan Simbang termasuk dalam wilayah Kabupaten Maros Provinsi

Sulawesi Selatan. Ibukota kecamatan terletak sekitar kurang lebih 15 km dari

43

Page 58: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

ibukota Kabupaten Maros dan batas terdekat kurang lebih 3 km dari ibukota

Kabupaten Maros. Hingga tahun 2019 wilayah administrasi Kecamatan Simbang

terdiri dari 6 Desa dan 24 Dusun . Tercatat Desa Samangki memiliki wilayah yang

paling luas yakni, 43,62 km², sedangkan Desa Bonto Tallasa tercatat memiliki

wilayah yang paling kecil dengan luas 7,56 km².

d. Karakteristik

a. Tanah

Adapun jenis tanah di Kecamatan Simbang termasuk jenis tanah

Aluvial dengan pH tanah lahan kering 5,8 – 7 dan lahan sawah 5,5 – 6.

b. Iklim

Berdasarkan data curah hujan lima tahun terakhir, Kecamatan Simbang

memiliki iklim tropis, menurut Oldeman terdapat dua tipe yaitu:

1) Tipe C.2 adalah bulan basah 2-5 bulan dan bulan kering 2-3 bulan.

2) Tipe C.3 adalah bulan basah 5-6 bulan dan bulan kering 3-5 bulan.

Bulan basah umumnya jatuh pada bulan Oktober sampai bulan Maret.

Sedangkan bulan kering jatuh pada bulan April sampai bulan September.

Puncak curah hujan tertinggi di bulan Januari dan akan berakhir di bulan

Mei. Temperatur udara berkisar antara 25 oC sampai 30 oC. Temperatur

terendah pada musim hujan dan tertinggi pada musim kemarau.

44

Page 59: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

B. Implementasi Kebijakan Program One District One Commodity (Satu

Kecamatan Satu Komoditi) Di Kecamatan Simbang Kabupaten Maros

Implementasi kebijakan secara sederhana dapat diartikan sebagai proses

menerjemahkan peraturan ke dalam bentuk tindakan. Dalam praktiknya

implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang begitu kompleks bahkan

jarang bermuatan politis karena wujudnya intervensi berbagai kepentingan. Jadi,

implementasi kebijakan adalah menjalankan konten atau isi kebijakan ke dalam

aplikasi yang diamantkan oleh kebijakan itu sendiri.

Sementara itu, keberhasilan suatu implementasi kebijakan dapat diukur atau

dilihat dari proses dan pencapaian tujuan hasil akhir (output), yaitu: tercapai atau

tidaknya tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, implementasi kebijakan

dapat dilihat dari prosesnya dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan

program sesuai dengan yang ditentukan, yaitu melihat pada action program dari

individual projects dan yang kedua apakah tujuan program tersebut tercapai.

Adapun implementasi kebijakan one district one commodity sebagai

kegiatan sosial yang diperuntukkan untuk masyarakat, khususnya kepada

masyarakat petani. Demi kelancaran implementasi kebijakan one district one

commodity haruslah didukung dengan organisasi-organisasi terkait sebagai sarana

untuk pencapaian tujuan, di antaranya dinas pertanian, balai perbenihan tanaman

dan unit pelaksana teknis pertanian. Tanpa didukung dari organisasi tersebut

mustahil kebijakan tersebut berhasil. Berdasarkan model implementasi kebijakan

yang dikembangkan oleh George C. Edwart III, terdapat empat variabel yang

sangat menentukan keberhasilan implementasi suatu kebijakan, yaitu:

45

Page 60: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

1. Komunikasi

Hal yang paling mendasar dalam sebuah implementasi adalah terjalin

komunikasi yang baik, artinya harus memberikan informasi secara tepat dan jelas

agar terhindar dari penyimpangan antar sesama implementor dan setiap kebijakan

dan peraturan implementasi harus di komunikasi kepada personalia secara tepat

dan benar. Tetapi apabila sejak awal implementasi, komunikasi tidak berjalan

dengan baik maka akan sulit untuk mencapai tujuan. Hasil observasi peneliti yang

diamati pada saat turun ke lapangan melihat hubungan atau komunikasi yang

begitu baik antara atasan dengan bawahan maupun dengan beberapa pengawai

lainnya. Itu pun dikuatkan dengan pernyataan seorang pengawai balai perbenihan

tanaman yang mengungkapkan bahwa:

“..adapun komunikasi yang terjadi dalam pelaksanaan one district one commodity telah terjalin cukup baik antara atasan dan bawahan. Meskipun demikian tidak jarang ditemukan adanya perbedaan pendapat dalam melaksanakan tugas tetapi dengan adanya komunikasi yang baik kendala-kendala tersebut bisa teratasi dengan cepat..”

(Wawancara RS, 09 Juli 2019).

Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa komunikasi yang terjalin

pada kantor balai perbenihan tanaman cukup baik. Menurut Edward III tidak

cukup dengan komunikasi saja untuk melaksanakan suatu kebijakan, akan tetapi

dari komunikasi itu terbagi beberapa indikator untuk menentukan apakah benar-

benar hubungan telah terjalin dengan baik. Adapun indikatornya sebagai berikut.

a. Transmisi

Dimensi transmisi adalah suatu usaha agar kebijakan tersebut disampaikan

kepada semua pihak, tidak hanya kepada pelaksana (implementors) kebijakan

tetapi juga disampaikan kepada kelompok sasaran kebijakan dan pihak lain yang

46

Page 61: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung. Demikian halnya

dengan kebijakan one district one commodity, transmisi nya telah terlaksana

dengan baik karena setelah peneliti melakukan observasi beberapa hasil dari

kebijakan tersebut telah tercapai diantaranya terbaginya beberapa komoditi

diberbagai kecamatan termasuk di kecamatan simbang itu sendiri.

Berkaitan dengan hal diatas maka peneliti wawancara salah satu seseorang

staf Unit Pelaksana Teknik Pertanian Kecamatan Simbang yang menyatakan

bahwa;

“..segala urusan yang terkait dengan program one district one commodity telah di komunikasikan dengan seluruh pihak yang terkait dan juga kami mengadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang program tersebut agar terjadinya transparansi antara pemerintah terkait dengan masyarakat..” (Wawancara SYRD, 09 Juli 2019).

Mencermati wawancara di atas maka dengan hal tersebut transmisi atau

cara menyambungkan kebijakan yang telah dirancang telah terjalin dengan baik,

hal itu juga dikuatkan dengan beberapa komiditi telah menerima bantuan secara

langsung. Untuk membuktikan hal itu maka peneliti wawancara salah seorang

komoditi tentang program one district one commodity yang mengungkapkan

bahwa;

“..iya, memang benar program tersebut telah sampai kepada kami, hal

itu terjadi pada saat diadakannya sosialisasi di kantor unit pelaksana teknis pertanian dan itu sangat membantu kami para petani dalam menghasilkan tanaman-tanaman untuk dijual dan dikonsumsi sendiri sebagai makanan sehari-hari..”. (Wawancara RS, 09 Juli 2019).

Dengan wawancara di atas sebagai target grup dari program one district

one commodity telah membuktikan bahwa cara menghubungkan kepada

masyarakat telah terjalin dengan baik.

47

Page 62: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

b. Kejelasan

Dimensi kejelasan (clarity) menghendaki agar kebijakan yang di trasmisikan

kepada pelaksana, target grup dan pihak lain yang berkepentingan diberikan

secara jelas sehingga diantara mereka mengetahui apa yang menjadi maksud,

tujuan, sasaran, serta substansi dari kebijakan tersebut sehingga masing-masing

akan mengetahui apa yang harus dipersiapkan serta dilaksanakan untuk

mensukseskan kebijakan tersebut secara efektif dan efisien.

Berkaitan dengan hal tersebut maka hasil wawancara peneliti dengan salah

seorang staf unit pelaksana teknis pertanian kecamatan simbang dengan jabatan

program penelitian lapangan (PPL) yang mengungkapkan bahwa;

“..kami selaku para pelaksana program one district one commodity telah melaksanakan tugas sebaik mungkin dan itu tidak terlepas dari informasi dan arahan yang kami terima dari atasan sehingga dengan mudah menjalankan program tersebut dan disampaikan kepada masyarakat sebagai target grup..” (Wawancara MSR, 11 Juli 2019).

Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa dalam kejelasan

dan pemberitahuan tugas-tugas atau program yang ingin di kerjakan telah cukup

baik, dan itu juga sangat berpengaruh dari dukungan masyarakat sebagai target

grup yang ingin bekerja sama dalam mewujudkan program one district one

commodity.

Kemudian, hal senada juga di ungkapkan dengan salah seorang

masyarakat sebagai komoditi kacang kedelai yang mengungkapkan bahwa;

“..benar adanya, kami sangat mendukung program tersebut karena itu

membantu kami untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok kami dari hasil tanaman seperti membiayai sekolah anak-anak kami. Lanjutnya, semoga pemerintah meneruskan dan membuat program-program seperti itu lagi karena sangat membantu kami khususnya kalangan bawah..” (Wawancara UNG, 11 Juli 2019).

48

Page 63: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

c. Konsisten

Dimensi konsistensi (consistency) diperlukan agar kebijakan yang diambil

tidak simpang siur sehingga membingungkan pelaksana kebijakan, target grup dan

pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan ini pihak terkait yaitu unit pelaksana

teknik pertanian kecamatan simbang menerapkan suatu konsep yang disebut top-

down. Top down adalah teori yang menyatakan bahwa proses pengenalan suatu

objek untuk diamati agar mudah dilaksanakan. Hal itu menyangkut segala

informasi dan arahan dari atasan kemudian diteruskan oleh bawahan dan

dilaksanakan sesuai arahan sehingga program tersebut bisa berjalan dengan baik.

Sebagaimana mana pernyataan informan dari staf unit pelaksana teknik pertanian

kecamatan simbang yang mengungkapkan bahwa;

“..semua tugas dan arahan dari atasan telah di laksanakan sebaik

mungkin, dan memberikan kepada masyarakat diprioritaskan kepada berpenghasilan rendah. Di tambahkan lagi dengan masyarakat yang memang mayoritas petani yang menjadi sumber pencarian utama meskipun ada juga petani yang memiliki penghasilan tinggi tapi itu bukan target utama kami..” (Wawancara SBR, 11 Juli 2019).

Bersadarkan uraian tersebut dapat dianalisa bahwa suatu arahan atau

program dapat mencapai tujuan apabila komunikasi antara sesame terjalin dengan

baik dan benar. Sehingga program yang dinginkan benar-benar sampai kepada

masyarakat sebagai target grup, meskipun dalam pelaksana terjadi kendala-

kendala tetapi semua itu bisa teratasi dengan adanya komunikasi yang baik antara

atasan, pihak pelaksana dan masyarakat sebagai target grup dari kebijakan

program one district one commodity.

49

Page 64: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

Unit pelaksana teknis pertanian kecamatan simbang telah membuat suatu

kebiasaan yaitu dengan berkumpul bersama pada saat istirahat, diwaktu tertentu.

Dengan adanya hal seperti itu membuat seluruh pengawai semakin dekat sehingga

sangat rentan terjadi perselisihan pada saat pembagian tugas maupun pada saat

malaksanakannya karena telah terdapat didiri masing-masing sistem kekeluargaan

meskipun tidak mempunyai keturunan biologis.

2. Sumber Daya

Sebuah keberhasilan akan mudah didapatkan apabila di dukung berbagai

sumber daya yang mempuni. Karena hal itu dapat memudahkan para pelaksana

implementor mengimplementasi kebijakan yang telah diformulasikan sebelumnya.

Diantara sumber daya yang dikemukakan oleh Edward III memiliki empat

indikator, yaitu staf, informasi, wewenang dan fasilitas.

Keempat poin diatas juga dimiliki balai perbenihan tanaman dalam

melaksanakan program one district one commodity agar program tersebut berjalan

dengan maksimal, meskipun pada saat pelaksanaannya tidak menutup

kemungkinan akan terjadi hambatan-hambatan. Pada saat peneliti wawancara

salah seorang informan yang mengungkapkan bahwa;

“..kita hanya menjalankan tugas sebaik mungkin, kalau pun nanti ada

masalah kita akan hadapi bersama. yang penting sekarang bagaimana caranya agar program one district one commodity tetap berjalan sesuai yang diinginkan..” (Wawancara RS, 09 Juli 2019).

Mencermati pernyataan diatas menunjukkan bahwa segala aspek dalam

melaksanakan suatu kebijakan itu tidak terlepas dari berbagai faktor yang

50

Page 65: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

mendukung dan diantaranya itu adalah sumber daya. Menurut Edwart III sumber

daya sendiri terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu;

a. Staf

Staf atau sumber daya manusia merupakan dimensi penting dalam

menentukan segala aspek yang berkaitan dengan program yang ingin di

implementasikan. Keberhasilan suatu program akan sangat berpengaruh pada

dimensi sumber daya manusia karena apabila para pelaksana tidak mempunyai

keahlian dalam menentukan maupun melaksanakan suatu kebijakan maka bisa

dipastikan hanya setengah perjalanan atau gagal. Maka dengan itu balai

perbenihan tanamanan bekerja sama dengan unit pelaksana teknis pertanian

kecamatan simbang dalam memperhatikan sumber daya manusia atau staf yang

memadai dan berkompeten dibidangnya. Diantaranya adalah melihat berbagai

pengalaman yang baik dan latar belakang seorang staf sebelum memberikan tugas,

karena dengan seperti itu besar kemungkinan tujuan bisa tercapai.

Adapun hasil wawancara dengan informan sebagai staf balai perbenihan

tanaman yang mengungkapkan bahwa;

“..membangun dasar-dasar manajemen dalam diri masing-masing membuat sesuatu tugas yang ingin dikerjakan akan mudah dan menanamkan kesadaran diri terhadapa amanah yang diberikan. Karena ada juga seseorang yang memiliki kemampuan dibidangnya tapi tidak memiliki kesadaran diri maka akan sulit juga melaksanakan tugasnya. Maka itu perlu ditanaman rasa malu terhadap diri sendiri atau dikenal dalam bahasa makassar siri’..” (Wawancara JMD, 17 Juli 2019).

Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa balai perbenihan

tanaman dalam memilih staf atau para pelaksana dengan selektif, meskipun

terkadang ditemukannya keganjalan dalam pelaksanaan program one district one

51

Page 66: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

commodity tetapi dengan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki para

pelaksana maka keganjalan tersebut bisa teratasi.

b. Informasi

Terkait dengan informasi dalam implementasi kebijakan mempunyai makna

tentang hubungan dengan masyarakat (target grup) dan cara malaksanakan

kebijakan tersebut. Balai perbenihan tanaman selaku penyedia bibit dan benih

tanaman memberikan informasi mengenai data kepatuhan terhadap peraturan dan

regulasi pemerintah yang telah ditetapkan kepada unit pelaksana teknit pertanian

kecamatan simbang sebagai pelaksana kebijakan one district one commodity,

maka dengan itu harus mentaati aturan-aturan yang telah ditetapkan.

Adapun wawancara dengan staf balai perbenihan tanaman yang

mengungkapkan bahwa;

“...bibit-bibit yang kami produksi itu bisa diterima masyarakat dengan gratis apabila memenuhi syarat, diantaranya bibit yang diambil tidak diperjual belikan kembali dan apabila mengambil lebih dari 100 bibit/batang maka membuat surat permohonan yang disertai sketsa lahan yang akan ditanami. Hal ini dilakukan untuk menjaga masyarakat agar tidak salah guna terhapat program, one district one commodity..” (Wawancara NSR, 17 Juli 2019).

Berdasarkan hasil wawancara diatas balai perbenihan tanaman dalam

memberikan rujukan instruksi kepada para pelaksana sangatlah selektif hal

tersebut dilakukan untuk menjaga kelestarian, kualitas dan kuantitas bibit/benih

secara memadahi dan berkesinambungan.

Selanjutnya wawancara dengan salah satu masyarakat sebagai komoditi

tertentu yang mengungkapkan bahwa:

“..kami berterima kasih kepada pemerintah dengan adanya program

ini karena dengan itu kami bisa lagi bertani, tidak seperti dulu selalu

52

Page 67: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

mogok dalam bertani karena tidak adanya modal. Tetapi dengan adanya program one district one commodity kami sangat terbantu meskipun terkadang bibit atau benih yang kami inginkan tidak tersedia karena habis atau lain sebagainya..” (Wawancara FRM, 18

Juli 2019).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa masyarakat sebagai target

grup dari kebijakan one district one commodity telah meneerima dan mengelola

dengan baik. Sehingga dalam penyempurnaan kebijakan tersebut maka

diperlukannya bibit benih yang lebih sehingga pada saat masyarakat

membutuhkan telah tersedia.

c. Wewenang

Kewenangan menjadi penting ketika para pelaksana dihadapkan suatu

masalah dan mengharuskan untuk segera diselesaikan dengan suatu keputusan.

Balai perbenihan tanaman selaku pelaku utama dalam kebijakan one district one

commodity diberi wewenang yang cukup untuk membuat keputusan dalam

melaksanakan kebijakan tersebut. Tentunya dengan wewenang yang dimiliki itu

tidak serta merta dalam menentukan aturan, itu semua tidak terlepas dari regulasi

pemerintah dan perundang-undangan.

Wawancara informan selaku direktur kantor balai perbenihan tanaman yang

mengungkapkan bahwa:

“..aturan-aturan yang di terapkan telah pertimbangkan kembali dengan seksama dengan beberapa pihak termasuk unit pelaksana teknis dan semua itu juga masih dalam tataran aturan pemerintah, jadi mengenai wewenang yang diberikan, kami sangat berterima kasih dan berserta staf yang telah melaksanakan tugas dengan semaksimal mungkin..”

(Wawancara NSR, 17 Juli 2019).

Dengan pernyataan wawancara diatas bahwa dalam menanggapi

wewenang yang diberikan balai perbenihan tanaman tidak serta merta membuat

53

Page 68: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

aturan dalam melaksanakan kebijakan. Karena wewenang merupakan otoritas atau

legitimasi bagi para pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang ditetapkan

secara politik. Maka dengan wewenang yang telah diberikan harus di pertanggung

jawabkan karena itu merupakan amanah terhadap masyarakat.

d. Fasilitas

Fasilitas atau dengan kata lain sarana dan prasarana yang digunakan untuk

operasional implementasi kebijakan one district one commodity yang meliputi

ruangan, balai perbenihan, tempat produksi tanaman, mesin pengembur tanah dan

lain sebagainya. Dengan adanya fasilitas yang tersedia sebagai alat pendukung

maka bisa dipastikan implementasi suatu kebijakan dengan mudah untuk

dilaksanakan.

Wawancara staf kepala balai perbenihan tanaman mengungkapkan bahwa:

“..fasilitas yang ada disini itu sepenuhnya disediakan oleh kantor untuk mendukung kelancaran dalam bekerja dan setiap tahunnya akan dicek kelayakan pakai dan apabila dalam satu tahun kondisi masih bagus maka anggarannya yang seharusnya di pakai untuk mengganti nya kita gunakan untuk menambah fasilitas lain yang dapat mendukung sepenuhnya program tersebut, seperti komputer atau laptop sabagai alat program penyediaan bibit benih..” (Wawancara

RN, 17 Juli 2019).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

fasilitas merupakan faktor pendukung yang paling penting dalam melaksanakan

suatu program khususnya program one district one commodity, karena dalam

mencapai sasaran tidak sebatas hanya implementor yang berkompeten tetapi harus

juga didukung dengan fasilitas yang lengkap. Sehingga implementor dengan

mudah dalam pencapaian tujuan.

54

Page 69: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

3. Disposisi

Disposisi adalah sikap dari para pelaksana yang dapat mempengaruhi

efektifitas implementasi kebijakan, apabila sikap yang dimiliki para pelaksana

tidak sesuai dengan keinginan pembuat kebijakan maka diperlukan adanya

kerjasama team dan kesadaran dalam mencapai tujuan. Mengingat sikap yang

dimiliki para pelaksana kebijakan yang merupakan dimensi penting dalam

implementasi kebijakan maka dengan itu balai perbenihan tanaman mengadakan

pelatihan khusus termasuk didalam pada bidang pelaksana. Dengan mengikuti

pelatihan tersebut diharapkan dapat membuat pengawai atau para pelaksana

memiliki rasa tanggung jawab dan kesadaran diri dalam setiap amanah yang di

emban, karena para pelaksana kebijakan tidak sekedar dituntut untuk mengetahui

apa yang harus dilakukan tapi memiliki kemampuan untuk melakukan kebijakan

tersebut dengan baik dan benar termasuk didalamnya bentuk tanggung jawab dan

kesadaran diri. Adapun yang mempengaruhi disposisi sebagai berikut:

a. Efek Disposisi

Efek disposisi adalah dampak buruk yang tejadi terhadap para pelaksana

yang tidak menjalankan tugasnya sesuai aturan yang ditetapkan. terlebih lagi

kebijakan one district one commodity diperuntukkan pada kepentingan

masyarakat. Maka itu diperlukan untuk memilih seseorang sebagai implementor

yang mempunyai dedikasi tinggi terhadap tugas yang di emban.

Wawancara dengan salah seorang staf balai perbenihan tanaman yang

mengungkapkan bahwa:

“..seiring berjalannya program one district one commodity tidak terlepas dari berbagai macam kendala, dan salah satu penyebabnya

55

Page 70: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

apabila kita kekurangan air, bibit yang tidak disirami dengan rutin akan mengalami kekeringan bahkan sampai mati, apalagi dengan cuaca yang begitu panas karena lama tidak turun hujan. Maka itu kita terus mencari solusi bagaimana cara agar air untuk penyiraman selalu tersedia demi menjaga kesuburan dan ketahanan bibit benih..”

(Wawancara RN, 17 Juli 2019).

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa

meskipun aturan-aturan yang ditetapkan sedetail mungkin, tetap saja terjadi

hambatan dalam pelaksanaanya. maka diperlukan para pelaksana yang

mempunyai keahlian dalam segala hal, tidak hanya dapat melaksanakan tugas

akan tetapi dapat mengatasi masalah atau hambatan yang ada.

b. Pengaturan Birokrasi

Pengangkatan dan pemilihan para pelaksana kebijakan haruslah orang-orang

yang memiliki dedikasi pada kebijakan yang ingin dilaksanakan, dan lebih khusus

kepada kepentingan masyarakat. Kebijakan yang telah ditetapkan haruslah

dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku maka yang menjadi perhatian

khusus disini adalah unit pelaksana teknis pertanian kecamatan simbang sebagai

penyambung antara pemerintah daerah terhadap masyarakat.

Adapun hasil wawancara dengan salah seorang staf unit pelaksana teknis

pertanian kecamatan simbang yang mengungkapkan bahwa:

“..kami dari satuan pemerintah daerah ditugaskan untuk meneruskan

kebijakan yang telah dibuat, dan semua itu langsung diberikan kepada masyarakat sebagai sasaran dari kebijakan tersebut..” (Wawancara

RKH, 25 Agustus 2019).

Dengan adanya hasil wawancara diatas maka dalam pembentukan

birokrasi atau istilah lain perpanjangan tangan dari pemerintah daerah kepada

masyarakat telah terjalin, dan itu memudahkan implementor dalam melaksanakan

56

Page 71: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

tugasnya masing-masing karena telah berhadapan langsung pada masyarakat

sehingga apa yang dibutuhkan masyarakat mudah tersampaikan.

c. Insentif

Secara sederhana insentif dapat diartikan sebagai suatu teknik yang

dilakukan untuk mendorong para pelaksana agar lebih giat lagi dalam

melaksankan tugasnya. Salah satu cara yang dilakukan adalah menambahkan

keuntungan (penghargaan) bagi pengawai yang memiliki catatan terbaik selama

melaksanakan tugas, termasuk didalamnya tepat waktu ketika masuk jam bekerja.

Wawancara informan dalam hal ini mengungkapkan bahwa:

“..setiap dari staf yang memiliki catatan terbaik setiap tahunnya akan

mendapat penghargaan berupa tambahan penghasilan yang diberikan langsung oleh atasan. Dengan adanya hal tersebut membuat lebih semangat lagi dalam bekerja karena apabila mendapatkan catatan terbaik seperti itu lumayan jadi ada tambahan pembeli susu buat anak..” (Wawancara SRYD, 17 Juli 2019).

Mencermati pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu cara

yang dilakukan untuk meningkatkan semangat etos kerja adalah memberikan

insentif atau tambahan penghasilan (award) kepada staf yang memiliki catatan

terbaik dalam menjalankan tugas.

4. Struktur Birokrasi

Terkait dengan struktur birokrasi yang merupakan tahapan terakhir yang

mempengaruhi tingkat keberhasilan implementasi kebijakan. Meskipun sumber

daya telah tersedia dengan baik atau para pelaksana kebijakan telah mengetahui

apa yang harus dilakukan tetapi terdapat kelemahan dalam struktur organisasi,

kemungkinan kebijakan tersebut tidak dapat terealisasi dengan baik. Maka itu

57

Page 72: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

diperlukan membentuk struktur organisasi dalam menangani berbagai tugas-tugas

yang sesuai bidangnya dan menghadapi masalah pun juga sesuai bidangnya agar

tidak terjadi bias. Ada dua poin terkait dengan hal itu, yakni:

a. Membuat Standart Operating Procedures (SOPs)

Dengan adanya standar operasional prosedur membuat implementasi suatu

kebijakan menjadi sistematis dan terarah. Hal tersebut juga dapat memudahkan

para pengawai dalam penyeragaman organisasi kerja yang kompleks, luas dan

sesuai aturan yang berlaku.

Adapun hasil observasi peneliti melihat adanya kendala-kendala yang terjadi

pada program one district one commodity, diantaranya tentang standar operasional

prosedur. Karena yang menjadi suatu rujukan dari SOP tersebut tidak sesuai

dengan program yang ingin dilaksanakan, terdapat SOP yang menjadi rujukan

bukan SOP khusus tentang kebijakan one district one commodity akan tetapi SOP

dari program lain.

Wawancara dengan salah seorang pengawai unit pelaksana teknik yang

mengungkapkan bahwa:

“..SOP yang digunakan memang bukan khusus untuk program one

district one commodity, akan tetapi tentang pelaksanaan masih sesuai aturan yang berlaku karena meskipun SOP khusus tidak kami miliki program tersebut telah banyak menghasilkan manfaat bagi masyarakat. Lanjutnya, yang menentukan keberhasilan bukan tentang SOP nya tapi bagaimana cara melaksanakannya..” (Wawancara RKH,

25 Agustus 2019).

Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa SOP merupakan salah satu

sarana untuk mencapai tujuan dengan mudah, tetapi yang menjadi catatan penting

bagaimana cara dalam melaksanakan program tersebut. Meskipun memiliki SOP

58

Page 73: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

yang khusus tentang suatu program tetapi para pelaksana tidak melaksanakan

tugasnya dengan baik maka besar kemungkinan kebijakan tersebut gagal.

b. Fragmentasi

Secara sederhana fragmentasi adalah salah satu cara dalam pembagian tugas

dan tanggung jawab terhadap kebijakan yang ingin dilaksanakan. Pembagian

tugas tersebut terdiri dari beberapa bagian yang memiliki kompeten dibidangnya

sehingga adanya koordinasi yang membuat implementasi akan lebih efektif.

Adapun wawancara dengan salah seorang staf unit pelaksana teknis

pertanian kecamatan simbang mengungkapkan bahwa:

“.. itu salah satu cara untuk memudahkan kita dalam bekerja, seorang staf diberikan tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing, meskipun terkadang kita menemukan para staf yang lalai dengan tugasnya disebabkan kurangnya tenaga ahli, karena program yang kita laksanakan tidak sesuai dengan banyaknya staf sehingga ada sebagian yang merangkap tugas lain demi memaksimalkan program tersebut..” (Wawancara AMLH, 11 Juli 2019).

Berdasarkan hasil wawancara diatas terdapat adanya kekurangan pada

pembagian tugas, sehingga pembagian tugas di peruntukkan untuk memudahkan

implementasi kebijakan sehingga menutup kemungkinan terjadinya bias. Tetapi

melihat kondisi yang kekurangan staf atau para pelaksana membuat tugas semakin

berat meskipun bisa dikatakan dapat teratasi.

59

Page 74: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai implementasi kebijakan one district

one commodity maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Implementasi kebijakan program one district one commodity di Kecamatan

Simbang Kebaputen Maros merupakan kebijakan yang diperuntukkan untuk

membantu masyarakat khususnya dalam bidang pertanian. Kebijakan

tersebut lahir disebabkan melihat kondisi masyarakat khususya dibidang

pertanian yang merupakan sector unggulan maka keberadaannya

dioptmalkan dengan memberikan dukungan dalam bentuk perusahaan

daerah pertanian.

2. Komunikasi yang terjalin dalam implementasi kebijakan program one

district one commodity sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari kerja

sama implementor dalam melaksanakan tugas. Sebuah komunikasi terjalin

dengan baik maka akan berdampak positif terhadap kebijakan yang

dilaksanakan. Karena, komunikasi merupakan tahap pertama yang

dikemukakan dalam menentukan keberhasilan suatu kebijakan.

3. Sumber daya yang meliputi staf, informasi, wewenang dan fasilitas telah

cukup mewadahi dalam implementasi kebijakan program one district one

commodity dikecamatan simbang kabupaten maros. Hal tersebut didukung

dengan lengkpanya sumber daya, yang merupakan salah satu dimensi

terpenting dalam implementasi kebijakan.

60

Page 75: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

4. Disposisi atau sikap dari para pelaksana (implementor) terdapat dua bagian.

Di antaranya dampak positif dan negatif. Dampak positif dapat

mempengaruhi atau meningkatkan semangat kerja para implementor, di

karenakan adanya insentif atau menanmbah keuntungan (award) yang

diberikan kepada para pelaksana yang memiliki catatan terbaik. Sedangkan

dampak negatifnya ketika para pelaksana tidak melaksanakan kebijakan

sesuai aturan yang telah ditetapkan yang disebabkan adanya kepentingan-

kepentingan pribadi.

5. Sturuktur Organisasi adalah sebuah cara untuk memudahkan dalam

pencapaian tujuan. Maka unit pelaksana teknis pertanian kecamatan

simbang membagi tugas kepada para pelaksana sesuai dengan keahliannya

masing-masing sehingga lebih memudahkan para pelaksana dalam

pencapaian tujuan .terkait dengan kebijakan program one district one

commodity.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan

saran untuk lebih meningkatkan kelancaran dalam implementasi kebijakan

program one district one commodity di Kecamatan Simbang Kabupaten Maros di

antaranya sebagai berikut:

1. Balai perbenihan tanaman hendaklah lebih memperhatikan tanaman dan

operasional prosedur yang telah ditetapkan yang telah diproduksi agar tidak

mengalami kekeringan yang mengakibatkan bibit benih tersebut mati.

61

Page 76: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

2. Terkait dalam menentukan sumber daya manusia ataupun sarana prasanara

hendaklah memperhatikan dengan seksama, dengan melihat kemampuan

yang dimiliki sesuai bidangnya dan bermanfaat untuk digunakan.

3. Para pelaksana (implementor) lebih mematuhi aturan-aturan dalam

implementasi kebijakan program one district one commodity agar

masyarakat benar-benar menikmati apa yang menjadi tujuan kebijakan

tersebut lahir.

4. Pada stuktur organisasi lebih diperhatikan lagi karena terdapat pada bagian

pengawai yang melaksanakan dua tugas berbeda disebabkan kurangnya

sumber daya manusia yang dimiliki.

5. Meningkatkan pengawasan dalam setiap kegiatan sehingga para pelaksana

dapat bekerja dengan baik, sehingga program one district one commodity

sampai kepada masyarakat sebagai tujuan utama program tersebut lahir.

62

Page 77: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Said Zainal, 2004. Kebijakan Publik, Jakarta: Yayasan Pancur Siwah.

Agustino, Leo, 2017. Dasar-Dasar Kebijakan Publik, Bandung: Alfabeta.

Anggara, Sahya, 2014. Kebijakan Publik, Bandung: Pustaka Setia.

Basrowi & Suwandi, 2009. Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Maros Dalam Angka Tahun 2018. Badan Pusat Statistik Kabupaten Maros Kecamatan Simbang Dalam Angka

Tahun 2017. Bungin, 2015. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo.

Dinas Pertanian dan Ketanahanan Pangan Kabupaten Maros 2018. Dwidjowijoto, Riant Nugroho, 2006. Kebijakan Publik Untuk Negara-Negara

Berkembang. Jakarta: Elex Media Komputindo. Dwidjowijoto, Riant Nugroho, 2014. Public Politicy Teori, Manajemen,

Dinamika, Analisis, Konvergensi, Dan Kimia Kebijakan, Jakarta: Elex Media Komputindo.

Mustari, Nuryanti, 2013. Implementasi Kebijakan Publik, Makassar: Membumi

Publishing. Nawawi, Ismail, 2009. Public Politicy Analisis, Strategi Advokasi Teori Dan

Praktek, Surabaya: Putra Median Nusantara. Nurdin, Asrul, 2013. Implementasi Kebijakan Peraturan No 2 Tahun 2008

Tentang Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan, Pengemis Dan Pengamen Di Kota Makassar. Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar.

Nurharjadmo, Wahyu, 2008. Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem

Ganda Di Sekolah Kejuruan. Jurnal Spirit Publik, Vol 4 No. 2. Purwanto, Erwan Agus & Sulistyastuti, Dyah Ratih, 2015. Implementasi

Kebijakan Publik, Yogyakarta: Gava Media.

Page 78: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta

Syam, Nurul Azizah, 2016. Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam

Pembinaan Pedagang Kaki Lima (Studi Kasus Pada Pedagang Kaki Lima Di Kelurahan Paropo Kecamatan Panakukang Kota Makassar). Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar.

Suratman, 2017. Generasi Implementasi dan Evaluasi Kebijakan Publik.

Surabaya: CAPIYA Publishing. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1996 Tentang Sistem Budidaya Tanaman. Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2011 Tentang Sektor Pertanian Yang

Merupakan Sektor Unggulan Kabupaten Maros. Wahab, Solichin Abdul, 2001. Analisis Kebijakan Dari Formulasi Ke

Implementasi Kebijaksanaan Negara, Jakarta: Bumi Askara. Widodo, Joko, 2010. Analisis Kebijakan Publik (Konsep dan Aplikasi Analisis

Proses Kebijakan Publik). Malang: Bayu Media Publishing. Winarno, Budi, 2012. Kebijakan Publik (Teori, Proses, Dan Study Kasus),

Yogyakarta: C A P S

Page 79: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 80: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

Pedoman Wawancara

A. Komunikasi

1. Tranmisi; bagaimana menyambungkan komunikasi dengan baik dan

benar sehingga tercapainya tujuan?

2. Kejelasan; bagaimana cara memberikan informasi kepada bawahan

dalam melaksanakan suatu program?

3. Konsisten; bagaimana pelaksanaan program one commodity one district?

B. Sumber Daya

1. Staf; apa saja yang dilakukan pengawai balai perbenihan tanaman

dalam melaksanakan program one district one commodity?

2. Informasi; bagaimana pemahaman masyarakat tentang adanya program

one district one commodity?

3. Wewenang; bagaimana sikap atasan terhadapat bawahan dalam

memberikan tugas?

4. Fasilitas; apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan program one

district one commodity?

Page 81: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

C. Disposisi

1. Efek disposisi; apa saja upaya yang dilakakukan dalam mengatasi

permasalahan yang ada?

2. Pengaturan Birokrasi; bagaimana sistem pengawasan yang dilakukan

dalam pelaksanaan program one district one commodity?

D. Struktur Organisasi

1. Apakah pelaksanaan program one district one commodity telah sesuai

dengan SOP yang berlaku?

2. Fragmentasi; bagaimana cara dalam pembagian tugas dalam

pelaksanaan program one district one commodity?

Page 82: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

Menyerahkan surat izin penelitian sekaligus wawancara dengan Sekretaris Kecamatan Simbang Kabupaten Maros (SRDN, 09 Juli 2019).

Wawancara dengan staf pelaksana teknis pertanian Kecamatan Simbang Kabupaten Maros (AMRL, 11 Juli 2019).

Page 83: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

Perawatan bibit benih dibalai perbenihan tanaman Kecamatan Simbang Kabupaten Maros.

Bibit benih yang kekeringan (rusak) akibat kekurangan air dibalai perbenihan tanaman Kecamatan Simbang Kabupaten Maros.

Page 84: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

Wawancara dengan koordinator BP3K Kecamatan Simbang Kabupaten Maros (RKH, 25 Agustus 2019).

Wawancara dengan kepala balai perbenihan tanaman Kecamatan Simbang Kabupaten Maros (RS, 09 Juli 2019).

Page 85: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

Ruangan produksi balai perbenihan tanaman Kecamatan Simbang Kabupaten Maros.

Balai perbenihan tanaman Kecamatan Simbang Kabupaten Maros.

Page 86: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

Wawancara dengan pengawas Kecamatan Simbang Kabupaten Maros (HRS, 29 Agustus 2019).

Wawancara dengan masyarakat komoditi kacang kedelai dan padi Kecamatan Simbang Kabupaten Maros (UNDG, 11 Juli 2019).

Page 87: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …
Page 88: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …
Page 89: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …
Page 90: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …
Page 91: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …
Page 92: 2 SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM ONE …

RIWAYAT HIDUP

Sahabuddin, lahir pada tanggal 07 Juni 1993 di

Tarakan, Kalimantan Utara. Anak ketujuh dari

delapan bersaudara dari pasangan Rohani dan

Sanusi. Penulis menempuh pendidikan pertama

selama enam tahun di SDN No. 027 Karungan,

Tarakan dan selesai pada tahun 2005. Pada tahun

yang sama penulis melanjutkan pendidikan tingkat

menengah pertama di MTS Negeri Tarakan dan

selesai pada tahun 2008. Pada tahun berikutnya yakni 2009 penulis

melanjutkan pendidikan di salah satu sekolah menengah atas di SMK

Nusantara Tarakan dan selesai pada tahun 2012. Setelah Tamat sekolah menengah

atas penulis bekerja hingga tahun 2014 dan setahun kemudian memutuskan untuk

melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Swasta yaitu Universitas

Muhammadiyah Makassar (Unismuh) pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara Angkatan 2015. Selama empat tahun

menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Makassar, Alhamdulillah penulis

dapat menyelesaikan studi pada tahun 2019 dengan gelar Stara satu (S1).