40
9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya tulisan tangan menunjukan dan mengekspresikan karakter individu. Dengan melihat tulisan tangan seseorang, dapat diketahui siapa penulisnya. Gaya bisa dipelajari karena sifatnya yang publik dan sosial (Walker, 1989). Gaya adalah bentuk yang konstan, elemen yang konstan, kualitas dan ekspresi. Gaya merupakan sistem dari bentuk. Gaya dapat menunjukkan bentuk atau ciri-ciri dari karya berdasarkan periode sejarah, suatu bangsa, ataupun dengan pendekatan teknik tertentu terhadap penciptaan karya seni. Gaya dapat dibedakan, tidak hanya dapat dilihat pada permukaan sebuah karya tapi juga dapat dirasakan melalui perasaan. Gaya juga merupakan ekspresi yang bisa menciptakan impresi awal dan pemaknaan dari suatu bangunan. Ekspresi adalah sesuatu yang dikeluarkan yang merupakan isi dari seni. Seni adalah pikiran dan perasaan, termasuk ekspresi dari nilai baik esensi, kognitif dan nilai kualitas. Gaya dalam desain adalah cermin dari perilaku dan budaya manusia pada waktu tertentu dan desain menjadi refleksi di setiap periode zamannya. Gaya adalah bentuk yang tetap atau konstan yang dimiliki oleh seorang maupun kelompok tertentu, baik dalam unsur-unsur, kualitas maupun ekspresinya. Berarti gaya dapat diterapkan atau dipergunakan sebagai ciri semua kegiatan masyarakat misalnya gaya hidup, gaya seni budaya atau peradabannya termasuk arsitektur dalam suatu waktu atau dalam kurun waktu tertentu (Soekiman 80-81). Seorang arkeolog menganggap gaya diutamakan pada motif atau pola (pattern) yang diaplikasikan pada karya. Berarti gaya secara tidak langsung dapat digunakan untuk memahami kualitas karya suatu budaya untuk mendata dan melokalisasi suatu karya yang kemudian bisa dikembangkan untuk menemukan hubungan yang terjadi antara suatu karya kelompok-kelompok masyarakat, atau antar suatu bangsa.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

9

Universitas Kristen Petra

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gaya Desain

Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang

maksudnya tulisan tangan menunjukan dan mengekspresikan karakter individu.

Dengan melihat tulisan tangan seseorang, dapat diketahui siapa penulisnya. Gaya

bisa dipelajari karena sifatnya yang publik dan sosial (Walker, 1989). Gaya adalah

bentuk yang konstan, elemen yang konstan, kualitas dan ekspresi. Gaya merupakan

sistem dari bentuk.

Gaya dapat menunjukkan bentuk atau ciri-ciri dari karya berdasarkan

periode sejarah, suatu bangsa, ataupun dengan pendekatan teknik tertentu terhadap

penciptaan karya seni. Gaya dapat dibedakan, tidak hanya dapat dilihat pada

permukaan sebuah karya tapi juga dapat dirasakan melalui perasaan. Gaya juga

merupakan ekspresi yang bisa menciptakan impresi awal dan pemaknaan dari suatu

bangunan. Ekspresi adalah sesuatu yang dikeluarkan yang merupakan isi dari seni.

Seni adalah pikiran dan perasaan, termasuk ekspresi dari nilai baik esensi, kognitif

dan nilai kualitas.

Gaya dalam desain adalah cermin dari perilaku dan budaya manusia pada

waktu tertentu dan desain menjadi refleksi di setiap periode zamannya. Gaya adalah

bentuk yang tetap atau konstan yang dimiliki oleh seorang maupun kelompok

tertentu, baik dalam unsur-unsur, kualitas maupun ekspresinya. Berarti gaya dapat

diterapkan atau dipergunakan sebagai ciri semua kegiatan masyarakat misalnya

gaya hidup, gaya seni budaya atau peradabannya termasuk arsitektur dalam suatu

waktu atau dalam kurun waktu tertentu (Soekiman 80-81).

Seorang arkeolog menganggap gaya diutamakan pada motif atau pola

(pattern) yang diaplikasikan pada karya. Berarti gaya secara tidak langsung dapat

digunakan untuk memahami kualitas karya suatu budaya untuk mendata dan

melokalisasi suatu karya yang kemudian bisa dikembangkan untuk menemukan

hubungan yang terjadi antara suatu karya kelompok-kelompok masyarakat, atau

antar suatu bangsa.

Page 2: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

10

Universitas Kristen Petra

Bagi ahli seni rupa, gaya adalah objek pokok atau esensial di dalam

penelitian dan pengamatan karya seni. Yang dipelajari oleh para pakar sejarah seni

adalah artefak dan manusia penciptanya melalui perkembangan kehidupannya

sampai masalah-masalah tentang susunan sampai perubahannya.

Suatu karya berupa sebuah bangunan atau barang dapat dikatakan

mempunyai gaya bilamana memiliki bentuk (form), hiasan (versiering) dari benda

itu selaras (harmonis), sesuai dengan kegunaan dan bahan material yang digunakan

(Soekiman 82). Seorang ahli pikir Yunani bernama Plato mengatakan: ‟...suatu

barang atau benda hasil karya seni rupa dapat dikatakan sempurna bilamana

memenuhi ”kegunaannya”, ”keindahannya”, ” kesesuaian” akan ” warna” dan

”bahannya”...‟

Menurut Henk Baren, gaya mempunyai empat macam pengertian:

a. Gaya obyektif (objectieve stijl), yaitu gaya dari benda atau barang itu sendiri.

b. Subjective stijl (Persoonlijke stijl) yaitu gaya yang dimiliki oleh seniman,

penulis, pemahat, pelukis, arsitek yang merupakan ciri dari hasil karyanya.

c. Stijl massa ( Nationale stijl) yaitu suatu gaya yang menjadi ciri suatu bangsa.

d. Gaya khusus pada suatu keistimewaan teknik (technische stijl) yaitu bahan atau

material yang digunakan.

Penjelasan Walker tentang gaya dijelaskan dalam pengertian rhetorical,

gaya dapat dipandang sebagai suatu sumber, sebagai karya yang dipilih dari gaya-

gaya yang ada untuk diungkapkan kembali dalam karyanya. Dalam karya juga

dapat mengkombinasi gaya-gaya yang ada. Dalam pengertian ini gaya bersifat

artificial untuk kepentingan umum dan sosial bukan pribadi atau personal. Gaya ini

secara sadar dihadirkan mengikuti, mengulang, mengambil dan mencampur gaya-

gaya yang sudah baku. Meyer Schapiro membatasi gaya secara umum yaitu: ”...

bentuk yang konstan atau tetap, kadang- kadang meliputi juga elemen, kualitas dan

ekspresi yang konstan dalam seni rupa sebagai karya individual maupun kelompok.

Gaya adalah sebuah sistem bentuk. Gaya mempunyai tiga aspek dalam seni rupa:

a. Elemen dasar bentuk dan tujuan

b. Kaitan atau hubungan- hubungan bentuk

c. Kualitas (meliputi seluruh kualitas yang umum dikenal sebagai ekspresi)

Page 3: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

11

Universitas Kristen Petra

Gaya bergerak dalam wilayah isi, bentuk dan ekspresi. Gaya berfungsi

sebagai cara untuk berekspresi dan cara untuk melihat atau mengamati, yaitu untuk

memudahkan penggolongan atau klasifikasi gaya dari suatu karya. Alasan-alasan

mengkaji gaya-gaya seni antara lain:

a. Membantu memahami kekhususan seorang seniman, dalam ruang dan waktu

tertentu.

b. Memperoleh kategori dan klasifikasi gaya yang berguna bagi pemahaman

terhadap karya seni yang dibuat pada suatu periode tertentu.

c. Membantu membandingkan dan menilai secara intelektual karya-karya seni

sesuai ketegorinya.

d. Mendapatkan relasi hubungan antara kecenderungan kerja seniman yang

berpegang pada suatu gaya tertentu.

2.2. Gaya Desain Kolonial Belanda

Gaya arsitektur Kolonial di Indonesia dalam perkembangannya menurut

Handinoto (2012) terbagi menjadi tiga yaitu; Indische Empire style (Abad 18-19);

Arsitektur Transisi (1890-1915) dan Arsitektur Kolonial modern (1915-1940),

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Gaya Arsitektur Indische Empire style (Abad 18-19)

Gaya arsitektur Indische Empire style di Indonesia menurut Handinoto (2008),

diperkenalkan oleh Herman Willen Daendels saat dia bertugas sebagai Gubernur

Jendral Hindia Belanda (1808-1811). Indische Empire Style (gaya Imperial)

adalah suatu gaya arsitektur yang berkembang pada pertengahan abad ke-18

sampai akhir abad ke-19. Gaya arsitektur Indische Empire Style pada mulanya

muncul di daerah pinggiran kota Batavia (Jakarta), munculnya gaya tersebut

sebagai akibat dari suatu kebudayaan Indische Culture yang berkembang di

Hindia Belanda. Indische secara harfiah berarti “Indies” atau Hindia.

Kebudayaan Indische adalah percampuran kebudayaan Eropa, Indonesia dan

sedikit kebudayaan dari orang China peranakan, Milano dalam Handinoto

(2012). Mengungkapkan ciri-ciri arsitektur Indische Empire Style antara lain:

Denahnya berbentuk simetris penuh, ditengah terdapat “central room” yang

terdiri dari kamar tidur utama dan kamar tidur lainnya. “central room” tersebut

Page 4: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

12

Universitas Kristen Petra

berhubungan langsung dengan teras depan dan teras belakang (voor galerij dan

achter galerij). Teras tersebut biasanya sangat luas dan diujungnya terdapat

barisan kolom yang bergaya Yunani (Doric, Ionic, Corinthian). Dapur, kamar

mandi/WC, gudang dan daerah service lainnya merupakan bagian yang terpisah

dari bangunan utama dan letaknya ada dibagian belakang. Kadang-kadang

disamping bangunan utama terdapat paviliun yang digunakan sebagai kamar

tidur tamu. Kalau rumah tersebut berskala besar biasanya terletak pada sebidang

tanah yang luas dengan kebun di depan, samping dan belakang.

b. Gaya Arsitektur Transisi (1890-1915)

Menurut Handinoto (2012), arsitektur transisi di Indonesia berlangsung sangat

singkat, arsitektur transisi berlangsung pada akhir abad 19 sampai awal abad 20

antara tahun 1890 sampai 1915. Peralihan dari abad 19 ke abad 20 di Hindia

Belanda dipenuhi oleh perubahan dalam masyarakatnya. Modernisasi dengan

penemuan baru dalam bidang teknologi dan perubahan sosial akibat dari

kebijakan politik pemerintah kolonial pada saat itu mengakibatkan perubahan

bentuk dan gaya dalam bidang arsitektur. Perubahan gaya arsitektur pada zaman

transisi atau peralihan (antara tahun 1890-1915) dari gaya arsitektur “Indische

Empire” menuju arsitektur “Kolonial modern” sering terlupakan. Ciri-ciri

arsitektur transisi menurut Handinoto (2012), antara lain: denah masih mengikuti

gaya „Indische Empire’, simetri penuh, pemakaian teras keliling pada denahnya

masih dipakai dan ada usaha untuk menghilangkan kolom gaya Yunani pada

tampaknya. Gevel-gevel pada arsitektur Belanda yang terletak ditepi sungai

muncul kembali, ada usaha untuk memberikan kesan romantis pada tampak dan

ada usaha untuk membuat menara (tower) pada pintu masuk utama, seperti yang

terdapat pada banyak gereja Calvinist di Belanda. Bentuk atap pelana dan perisai

dengan penutup genting masih banyak dipakai dan ada usaha untuk memakai

konstruksi tambahan sebagai ventilasi pada atap (dormer).

c. Gaya Arsitektur Kolonial Modern (1915- 1940)

Menurut Handinoto (1993), arsitektur modern merupakan sebuah protes yang

dilontarkan oleh Arsitek-arsitek Belanda sesudah tahun 1900 atas gaya Empire

Style. Arsitek Belanda yang berpendidikan akademis mulai berdatangan ke

Hindia Belanda, mereka mendapatkan suatu gaya arsitektur yang cukup asing,

Page 5: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

13

Universitas Kristen Petra

karena gaya arsitektur Empire Style yang berkembang di Perancis tidak

mendapatkan sambutan di Belanda. Arsitektur Modern memiliki ciri-ciri denah

lebih bervariasi, sesuai dengan anjuran kreatifitas dalam arsitektur modern.

Bentuk simetri banyak dihindari, pemakaian teras keliling bangunan sudah tidak

dipakai lagi, sebagai gantinya sering dipakai elemen penahan sinar. Berusaha

untuk menghilangkan kesan tampak arsitektur gaya “Indische Empire” ( tampak

tidak simetri lagi), tampak bangunan lebih mencerminkan “Form Follow

Function” atau “Clean Design”. Bentuk atap masih didominasi oleh atap pelana

atau perisai, dengan bahan penutup genting atau sirap. Sebagian bangunan

dengan konstruksi beton, memakai atap datar dari bahan beton yang belum

pernah ada pada jaman sebelumnya. 2. Karakter Visual Bangunan Kolonial

Belanda di Indonesia Karakter visual pada bangunan kolonial Belanda di

Indonesia memiliki karakter visual yang berbeda-beda, perbedaan karakter

visual pada bangunan dapat kita lihat berdasarkan gaya arsitektur pada bangunan

tersebut. Karakter menurut Adenan (2012), dapat diartikan sebagai salah satu

atribut atau fitur yang membentuk dan membedakan sebuah individu. Karakter

dapat dipahami sebagai satu atau sejumlah ciri khas yang terdapat pada individu

atau kelompok tertentu yang dapat digunakan untuk membedakan individu atau

kelompok tersebut dari individu atau kelompok lainnya.

Menurut Fajarwati (2011), karakter dari sebuah objek arsitektur merupakan

keberagaman atau kekhasan yang tersusun menjadi ciri-ciri objek arsitektural atau

susunan elemen dasar yang terangkai sehingga membuat objek tersebut mempunyai

kualitas atau kekhasan yang membedakan dengan objek lain.

a. Karakter Arsitektur Indische Empire Style (Abad 18-19)

Arsitektur Indische Empire Style (Abad 18-19) menurut Handinoto (2006),

memiliki karakter konstruksi atap perisai dengan penutup atap genting, bahan

bangunan konstruksi utamanya adalah batu bata (baik kolom maupun tembok),

pemakaian kayu terutama pada kuda-kudanya, kosen maupun pintunya dan

pemakaian bahan kaca belum banyak dipakai.

b. Karakter Arsitektur Transisi (1890-1915)

Page 6: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

14

Universitas Kristen Petra

Menurut Handinoto (2006), karakter arsitektur transisi memiliki konstruksi atap

pelana dan perisai, penutup atap genting, Pemakaian ventilasi pada atap (dormer),

bentuk atap tinggi dengan kemiringan besar antara 450 -600 , Penggunaan bentuk

lengkung, kolom order yunani sudah mulai ditinggalkan, kolom-kolom sudah

memakai kayu dan beton, dinding pemikul, Bahan bangunan utama bata dan kayu

dan pemakaian kaca (terutama pada jendela) masih sangat terbatas.

c. Karakter Arsitektur Kolonial Moderen (1915-1940)

Karakter visual Arsitektur kolonial moderen (1915-1940) menurut Handinoto

(2006), antara lain: menggunakan atap datar dari bahan beton, pemakaian gevel

horizontal, mulai menggunakan besi cor, sudah mulai memakai bahan kaca

dalam jumlah yang besar, penggunaan warna putih yang dominan, dinding hanya

berfungsi sebagai penutup dan penggunaan kaca (terutama pada jendela) yang

cukup lebar.

Helen Jessup (1984) membagi periodesasi perkembangan Kolonial Belanda

di Indonesia dari abad ke XVI sampai tahun 1940-an menjadi 4 bagian, yakni:

(Handinoto 129-130).

a. Abad XVI sampai tahun 1800an

Abad XVI sampai tahun 1800- an Indonesia masih diesbut sebagai Nederland

Indische (Hindia Belanda) yang merupakan daerah di bawah kekuasaan

perusahaan dagang Belanda bernama VOC (Vereenigde Oost Indische

Compagnie). Dalam periode ini, arsitektur Kolonial Belanda kehilangan

orientasinya terhadap bangunan tradisional di Belanda serta tidak mempunyai

orientasi bentuk yang jelas. Bangunan-bangunan yang dibangun belum

beradaptasi dengan iklim dan lingkungan setempat.

Pada akhir abad XVIII VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) mengalami

keruntuhan di Hindia Belanda. Keruntuhan VOC tidak memberika dampak yang

buruk bagi bangsa Barat karena malah bermunculan orang-orang Eropa kaya

atau bangsawan. Kaum aristokrat ini membangun rumah-rumah dan gedung-

gedung besar dan mewah di Batavia. Rumah-rumah mewah dan besar ini disebut

landhuisen. Gaya bangunan ini kemudian ditiru oleh banbgsawan Eropa di luar

Batavia. Orang-orang Eropa yang sudah lama tinggal di Jawa dan membangun

Page 7: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

15

Universitas Kristen Petra

rumahnya di Jawa, bentuk bangunannya menyesuaikan dengan iklim yang ada

di Jawa yaitu iklim tropis lembab. Sehingga bentuk rumah atau bangunan mereka

mempunyai kemiripan dengan rumah adat Jawa. Gaya arsitektur yang

menyesuaikan diri dengan iklim tropis lembab di Jawa ini kemudian diberi nama

”Indies Style Country House” atau ”Transitional Dutch Indies Country House”.

Adaptasi atau penyesuaian bentuk arsitektur bangunan ditunjukkan dengan

bentuk atap Joglo yang mirip pendopo, serta teras sekeliling bangunan yang

dapat melindungi bangunan dari sinar matahari langsung dan dari tampias air

hujan. Selain itu juga terdapat banyaknya bukaan untuk memasukkan udara dari

luar sebagai usaha untuk mendapatkan sirkulasi udara silang (cross ventilation)

karena udara yang lembab. Adanya ”overstek” sebagai usaha untuk mengurasi

terjadinya radiasi sinar matahari tropis yang menyengat (Handinoto 5).

b. Tahun 1800-an awal abad ke XIX sampai tahun 1902

Pemerintah Belanda mengambil alih Hindia Belanda dari perusahaan dagang

VOC. Indonesia juga mengalami pemerintahan di bawah kekuasaan Inggris pada

tahun 1811- 1815 yang kemudian Hindia Belanda diserahkan kembali secara

penuh kepada Belanda. Pada abad ke XIX Belanda memperkuat statusnya

sebagai kaum kolonialis dengan membangun bangunan-bangunan yang berkesan

megah. Bangunan megah ini dibangun dengan gaya bangunan barat yaitu gaya

arsitektur neo-klasik.

Pada abad ini, di Hindia Belanda terbentuk gaya arsitektur tersendiri yang

dipelopori oleh Gubernur Jendral HW yang dikenal dengan the Indische Empire

Style, atau the Dutch Colonial Villa: Gaya arsitektur neo-klasik yang melanda

Eropa (terutama Perancis) diterjemahkan secara bebas. Hasil dari arsitektur ini

adalah sebuah arsitektur berbentuk Hindia Belanda yang bercitra Kolonial yang

disesuaikan dengan lingkungan lokal, iklim dan material yang tersedia pada

masa itu. Bangunan-bangunan yang berkesan grandeur (megah) dengan gaya

neo-kalsik dikenal sebagai Indische Architectur . Abad ke XIX perkembangan

Indische Architectur atau dikenal dengan nama rumah landhuis yang merupakan

tipe rumah tinggal di seluruh Hindia Belanda masa itu yang memiliki karakter

arsitektur sebagai berikut:

Page 8: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

16

Universitas Kristen Petra

- Denah simetri dengan satu lantai, terbuka, pilar di serambi depan dan belakang

(ruang makan) dan terdapat serambi tengah yang menuju ke ruang tidur dan

kamar-kamar lainnya.

- Pilar menjulang ke atas (gaya Yunani) dan terdapat gevel atau mahkota di atas

serambi depan dan belakang.

- Menggunakan atap perisai.

- Material lantai yang digunakan adalah marmer untuk ruang publik dan terasso

untuk rumah tempat tinggal.

(Handinoto, Samuel Hartono, Par 3)

- Dinding menggunakan material batu bata finishing plesteran dan kuas kapur

putih, berdinding tebal, dominan warna putih, ada detail ornamen (motif garis-

garis, bunga, geometris) yang terbuat dari plesteran (Calloway 1991,p.215).

- Arsitektur kolonial mempunyai ciri-ciri seperti permainan bidang datar pada

tampaknya, atap datar, warna putih dan sebagainya. Bentuk arsitektur kolonial

tersebut sangat memperhatikan iklim tropis lembab yang ada di Jawa, sehingga

keseluruhan bentuk arsitektur kolonial ini sangat berbeda jika dibandingkan

dengan arsitektur modern yang ada di Belanda atau Eropa pada umumnya

(Handinoto,Malang,88).

c. Tahun 1902 sampai dengan tahun 1920-an

Sekitar tahun 1902, kaum liberal di negeri Belanda mendesak agar politik Etis

diterapkan di tanah jajahan Belanda. Sejak itu banyak orang Belanda yang

datang ke Indonesia dan bermukim di Indonesia. Dengan suasana tersebut maka

”Indische Architectur” terdesak dan hilang yang kemudian muncul standar

arsitektur yang berorientasi pada Belanda. Pada abad ke XX terlihat gaya

arsitektur kolonial Belanda yang masih murni.

d. Tahun 1920 sampai dengan tahun 1940-an

Pada tahun 1920 muncul gerakan pembaharuan dalam arsitektur, baik nasional

maupun internasional di Belanda yang kemudian mempengaruhi arsitektur

Kolonial Belanda di Indonesia. Gerakan arsitektur baru ini kadang diikuti secara

langsung, kadang juga memunculkan gaya yang disebut gaya ekletisisme (gaya

campuran). Beberapa arsitektur kemudian memandang bahwa perlu adanya ciri

khas pada arsitektur Hindia Belanda. Mereka menggunakan arsitektur tradisonal

Page 9: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

17

Universitas Kristen Petra

Indonesia sebagai sumber pengembangannya. Alihan baru ini pada awalnya

masih memegang unsur-unsur mendasar bentuk klasik, yang kemudian

berkembang dengan memasukkan unsur-unsur yang dirancang untuk

mengantisipasi matahari dan iklim tropis lembab Indonesia khususnya Jawa.

Secara umum, ciri dan karakteristik arsitektur kolonial Belanda di Indonesia

pada tahun 1900- 1940an sebagai berikut:

- Menggunakan gevel (gable) pada tampak depan bangunan. Bentuk gevel sangat

bervariasi seperti curvilinear gable, stepped gable, gambrel gable, dan pediment

(dengan entablure).

- Memiliki elemen arsitektur menara (tower) seperti pada bangunan gereja

Belanda calvinist Tower yang kemudian diambil alih oleh bangunan umum dan

menjadi mode pada arsitektur kolonial Belanda abad ke XX. Bentuknya

bermacam- macam, ada yang bulat, segi empat ramping, dan ada yang

dikombinasikan dengan gevel depan.

- Penggunaan dormer pada bangunan.

- Penyesuaian bangunan terhadap iklim tropis basah.

> Ventilasi yang lebar dan tinggi

> Membuat galeri atau serambi sepanjang bangunan sebagai antisipasi dari hujan

dan sinar matahari.

(Handinoto, Samuel Hartono, Par 3)

Dutch Colonial adalah gaya desain yang cukup popular di Netherland tahun

1624-1820. Ciri-cirinya yakni (1) facade simetris, (2) material dari batu bata atau

kayu tanpa pelapis, (3) entrance mempunyai dua daun pintu, (4) pintu masuk

terletak di samping bangunan, (5) denah simetris, (6) jendela besar berbingkai kayu,

(7) terdapat dormer (bukaan pada atap) (Ball, 1980:12). Gaya desain ini timbul dari

keinginan dan usaha orang Eropa untuk menciptakan daerah jajahan seperti negara

asal mereka. Pada kenyataannya, desain tidak sesuai dengan bentuk aslinya karena

iklim berbeda, material kurang tersedia, teknik di negara jajahan, dan ke-kurangan

lainnya. Akhirnya, diperoleh bentuk modi-fikasi yang menyerupai desain di negara

mereka (Pile, 2000: 154), kemudian gaya ini disebut gaya kolonial (Sumintardja,

1978:116). Pada masa penjajahan Belanda, Indonesia mengalami pengaruh

Page 10: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

18

Universitas Kristen Petra

Occidental (Barat) dalam berbagai segi kehidupan termasuk dalam tata kota dan

bangunan. Para pengelola kota dan arsitek Belanda banyak menerapkan konsep

lokal atau tradisional dalam perencanaan dan pengembangan kota, permukiman dan

bangunan-bangunan (Sumalyo, 1993:3). Adanya pencampuran budaya, membuat

arsitektur kolonial di Indonesia menjadi fenomena budaya yang unik. Arsitektur

kolonial di berbagai tempat di Indonesia apabila diteliti lebih jauh, mempunyai

perbedaan-perbedaan dan ciri tersendiri antara tempat yang satu dengan yang lain.

Untuk lebih memperjelas dan memberi sedikit gambaran tentang gaya

desain Kolonial yang ada di Belanda, maka berikut sedikit dijelaskan mengenai

Dutch Colonial. Dimana gaya desain tersebut merupakan gaya desain yang cukup

populer di Belanda sekitar tahun 1624-1820, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

• Facade dan denah yang berbentuk simetris.

Gambar 2.1. Bentuk denah yang simetris merupakan ciri khas yang paling

menonjol pada bangunan Kolonial Belanda

(Latief, Luciana. 2008. Studi Gaya Desain pada Interior Pusat Kebudayaan

Prancis (CCCL) di Surabaya. Surabaya: Universitas Kristen Petra)

Gambar 2.2. Bentuk fasade pada masa Kolonial Belanda bersifat simetri penuh

(Latief, Luciana. 2008. Studi Gaya Desain pada Interior Pusat Kebudayaan

Prancis (CCCL) di Surabaya. Surabaya: Universitas Kristen Petra)

Page 11: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

19

Universitas Kristen Petra

Untuk material dari batu bata atau kayu, biasanya diekspose tanpa pelapis, sehingga

warna yang didapat adalah warna-warna natural. Antara lain warna abu abu, warna

coklat kayu, warna merah batu bata, dan lain-lain.

• Pada area transisi menggunakan dua pintu masuk yang terletak di bagian samping

bangunan dan disertai jendela yang besar dengan bingkai kayu.

• Sedangkan untuk penggunaan pola lantai berupa garis-garis lurus atau linier

dengan pola sejajar ataupun diagonal.

Gambar 2.3. Pola lantai diagonal dan sejajar merupakan ciri khas gaya Kolonial

Belanda yang sangat populer.

(sumber: Calloway, Stephen, The Element of Style, 1991, p. 120)

• Menggunakan bentuk atap gambrel atau melengkung.

• Pola plafon datar biasanya diberi dekorasi dengan teknik stensil, dengan bentuk

bentuk geometris dan terdapat bingkai.

Gambar 2.4. Pola plafon datar, dengan dekorasi menggunakan teknik stensil atau

teknik cetak sebagai elemen dekorasi

(sumber: Calloway, Stephen, The Element of Style, 1991, p. 120)

Page 12: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

20

Universitas Kristen Petra

• Jenis pintu yang digunakan adalah pintu double door-way khususnya pada

entrance.

Gambar 2.5. Pada masa kolonial untuk pintu main entrance, cenderung

menggunakan pintu dengan jenis double door-way

(sumber: Calloway, Stephen, The Element of Style, 1991, p. 175)

• Terdapat dekorasi pada kayu yang biasanya ditempakan pada panel pintu, kursi,

dinding, dan lain-lain.

Gambar 2.6. Contoh dekorasi dengan motif klasik pada material pintu maupun

dinding kayu

(sumber: Calloway, Stephen, The Element of Style, 1991, p. 116)

2.3. Pengertian Gereja

Menurut KBBI pengertian gereja adalah gedung (rumah) tempat berdoa dan

melakukan upacara agama Kristen; Badan (organisasi) umat Kristen yang sama

kepercayaan, ajaran, dan tata cara ibadahnya (kbbi.web.id).

Pengertian lain tentang gereja adalah:

Arti pertama ialah “umat” atau lebih tepat persekutuan orang Kristen. Arti

ini diterima sebagai arti pertama bagi orang Kristen. Jadi, gereja pertama-

tama bukan sebuah gedung.

Page 13: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

21

Universitas Kristen Petra

Arti kedua adalah sebuah perhimpunan atau pertemuan ibadah umat

Kristen. Bisa bertempat di rumah kediaman, lapangan, ruangan di hotel,

atau pun tempat rekreasi. Jadi, tidak melulu mesti di sebuah gedung khusus

ibadah.

Arti ketiga ialah mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama Kristen.

Misalkan Gereja Katolik, Gereja Protestan, dll.

Arti keempat ialah lembaga (administratif) daripada sebuah mazhab

Kristen. misalkan kalimat “Gereja menentang perang Irak”.

Arti terakhir dan juga arti umum adalah sebuah “rumah ibadah” umat

Dalam Alkitab Perjanjian Baru kata gereja dipakai untuk menggambarkan

sifat-sifat gereja (jemaat) tersebut. Dapat diketahui beberapa macam sebutan gereja

tersebut antara lain:

A. Gereja Universal

Gereja Universal adalah gereja yang terdiri dari semua orang yang memiliki

hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. Di sini digambarkan bahwa seluruh

jemaat yang percaya dan mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah

bagian dari gereja universal tersebut, sehingga tidak ada perbedaan diantara tiap-

tiap anggota gereja karena Kristus telah menjadi pemersatu jemaat jemaat

tersebut. Gambaran mengenai Gereja sebagai Gereja Universal dapat ditemukan

dalam kitab

1 Korintus 12:13-14 “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi,

maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis

menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh…”

B. Gereja Lokal

Gereja Lokal adalah perkumpulan/kelompok orang yang bertemu dalam sebuah

tempat/lokasi secara khusus. Gereja lokal merupakan bagian dari Gereja

Universal. Dalam Perjanjian Baru, yang dimaksud Gereja Lokal yaitu jemaat-

jemaat di masing-masing kota pada jaman Perjanjian Baru. Beberapa tulisan

Paulus dalam Perjanjian Baru merupakan surat kiriman kepada beberapa jemaat

lokal, antara lain jemaat yang berada di Roma, Korintus, Galatia, Efesus, Filipi,

Kolose, Tesalonika. Berea, Tiatira, dll. Seperti dicontohkan dalam kitab

Page 14: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

22

Universitas Kristen Petra

Galatia 1:1-2 “Dari Paulus, seorang rasul, ... dan dari semua saudara yang

ada bersama-sama dengan aku, kepada jemaat-jemaat di Galatia.”.

C. Gereja sebagai Sebuah Perhimpunan/ Perkumpulan

Gereja sebagai perhimpunan/ perkumpulan dimaksudkan sebagai perhimpunan

dari individu-individu untuk suatu tujuan. Hal ini dapat dilihat dalam kitab

1 Korintus 11:18 “…bahwa apabila kamu berkumpul sebagai jemaat…”

Gereja yang sudah ada sejak berabad-abad lamanya telah memiliki banyak sekali

perkembangan, dari hal tersebut maka sangatlah mungkin terjadi pergeseran-

pergeseran makna, tata cara bahkan esensi gereja itu sendiri. Dari perjalanan

perkembangan gereja tersebut didapat beberapa pergeseran makna yang

sebenarnya bukan merupakan makna yang sesungguhnya dari gereja, tetapi hal

ini telah ada dan mengakar pada masyarakat diseluruh dunia bahkan kemudian

lebih dikenal sebagai arti sebenarnya mengenai gereja.

D. Gereja adalah Gedung/ Bangunan

Pandangan gereja adalah sebuah gedung/ bangunan merupakan pandangan yang

salah yang paling banyak dimengerti oleh setiap orang tetang arti gereja.

Pandangan tersebut sudah mengakar di hati banyak orang baik itu non Kristen,

denominasi bahkan kalangan gereja Tuhan sendiri.

Bila melihat definisi dari kata Ekklesia, jelas bahwa gereja itu tidak ditujukan

kepada bangunan fisik. Gereja adalah bait Allah yang tidak dibuat dengan tangan

manusia (1 Korintus 3:16, 17; Kisah Rasul 7:48). Gereja adalah rumah tetapi

bukanlah bangunan. Gereja adalah rumah tempat Allah bertahta. Gereja adalah

keluarga Allah yang dibangun atas landasan batu yang hidup yaitu Yesus

Kristus. Jadi jika berbicara tentang gereja, maka yang dimaksud adalah

manusianya baik secara universal, lokal maupun individual. Pandangan yang

mengatakan bahwa gereja adalah bangunan sebuah pandangan yang salah dan

keliru. Bangunan itu adalah tempat ’gereja’ berbakti atau bertemu. Bangunan

hanya mengekspresikan ‘gereja’ yang adalah jemaat itu sendiri.

E. Gereja adalah Denominasi

Gereja bukanlah denominasi. Denominasi sendiri berarti pembagian sekte secara

keseluruhan. Jika dilihat dari sudut pandang Alkitab hal ini sama saja dengan

perpecahan. Pembagi-bagian denominasi ini bukan merupakan sifat dari gereja

Page 15: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

23

Universitas Kristen Petra

karena gereja adalah satu dan tidak dapat dipisah-pisahkan, walaupun gereja secara

fisik terpisah-pisah tetapi gereja tetaplah merupakan satu kesatuan di dalam Kristus.

Kristus itu adalah satu dan tidak pernah dibagi-bagi (1 Korintus 1:10). Denominasi

tercipta atas dasar pemikiran manusia dan dengan memakai nama kelompok atau

golongan.

2.4. Gambaran gereja secara rohani

A. Gereja sebagai Kerajaan (Kingdom)

Gereja sebagai Kerajaan menunjukkan sifat pemerintahan dalam gereja,

pemerintahan gereja itu bersifat monarkhi absolut maksudnya hanya ada satu

raja yaitu Kristus (Matius 28:28). Seperti pada suatu sistem kerajaan yang

didalamnya terdapat raja, rakyat, hukum, teritori, hukuman bagi yang melanggar

dan berkat bagi yang taat, begitulah gereja digambarkan secara rohani. Bentuk

suatu kerajaan didasarkan pada tatanan hirarki dengan raja sebagai hirarki

tertinggi, sehingga dalam Gereja posisi Tuhan adalah raja, yang ditinggikan oleh

rakyat (umatnya).

B. Gereja sebagai keluarga Allah (God’s Family)

Gereja secara keseluruhan adalah membawa umat manusia untuk berkumpul

bersama sebagai keluarga Allah1. Seperti selayaknya sebuah keluarga, disini

gereja digambarkan memiliki keterkaitan hubungan antar anggotanya seperti

hubungan satu sama lain dalam keluarga sebagai saudara. Dengan baptisan air

dan roh yang seturut dengan Firman Allah (Yohanes 3:3) jemaat dilahirkan

dengan pemberitaan injil yang menjadikan setiap jemaat merupakan satu

keluarga. Gereja disebut keluarga Allah, menunjukkan hubungan yang tidak

terpisahkan satu sama lain, tidak merasa asing antara satu dengan yang lain.

Dalam keluarga, anggota merasa terbebas dari tekanan, dan memiliki ikatan yang

kuat.

C. Gereja sebagai Tubuh (Body)

Gereja sebagai Tubuh menekankan hubungan di antara anggota tubuh (Roma

12:4, 5; 1 Korintus 12:12). Sama seperti tubuh secara fisik gereja memiliki

fungsi tertentu untuk dilaksanakan2, tubuh gereja memiliki satu kepala yang

adalah Kristus dan anggota-anggota tubuh sebagai jemaatnya. Satu fakta

Page 16: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

24

Universitas Kristen Petra

mendasar dari gereja sebagai tubuh adalah dimana tubuh itu hanya bisa

digerakkan dan diarahkan oleh kepala. Tubuh harus dapat selalu bekerja sama

sehingga apa yang menjadi tujuan yang telah direncanakan oleh kepala dapat

dilaksanakan dengan baik. Peran dari kemampuan masing-masing anggota tubuh

sangat menentukan tercapainya tujuan tersebut.

D. Gereja sebagai rumah Allah (God’s Temple) (1 Korintus 3:16)

Sebagai rumah Allah, gereja mengindikasikan suatu kesucian, yaitu kesucian

gereja sebagai sebuah rumah suci karena Allah yang Maha Suci bertahta dalam

tempat yang suci. Firman Allah akan menjaga dan memelihara kesucian rumah

Allah. Seperti dalam Perjanjian Lama, Allah telah menentukan imam-imam

Lewi untuk melayani di rumahNya dan saat ini tentunya semua orang Kristen

adalah imam yang berhak melayani Allah dalam rumah Allah.

E. Gereja sebagai Tiang Penopang Kebenaran (Pillar and Ground of the Truth)

“Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup

sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan

dasar kebenaran” (1 Timotius 3:15). Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa

Gereja sebagai tiang penopang kebenaran memiliki tanggung jawab untuk

memberitakan dan mempertahankan kebenaran (kebenaran firman Allah)

sehingga visi dan misi gereja yang diimpartasikan ke jemaat dapat dipahami oleh

setiap orang dan terwujud.

Page 17: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

25

Universitas Kristen Petra

2.5. Sejarah Arsitektur Gereja di Eropa

2.5.1. Seni Bangunan Byzantium dan Bangunan Gereja Kuno

Gaya Byzantium bermula pada abad ke VI, tumbuh dari berbagai dasar dan akar

kebudayaan:

a. Gaya klasik Romawi- Hedonis

b. Budaya pembuatan makam bawah tanah gaya gereja Kristen-Romawi dari abad

II sampai abad III.

c. Banyaknya pembangunan gereja Kristen kuno di Yunani.

Karya bangunan Kristen yang paling tua adalah pembaptisan dan kapel makam.

Ruang kebaktian pada dua kapel ini menuntut bentuk bangunan yang memusat

karena pada masa awal Kristiani, pembaptisan dilakukan dengan cara memasukkan

sekuruh tubuh ke dalam bak pembaptisan. Aturan penataan ruang yang memusat

ini merupakan gaya pengaturan pemandian Romawi (Therme).

Gaya bangunan gereja Kristen kuno adalah gaya bangunan terpusat yang berasal

dari Romawi. Sejak abad VII, bentuk bangunan terpusat mengilhami gaya arsitektur

baru yang terlihat pada kapel makam Ratu Galla Palacidia di Ravenna yang

dibangun pada tahun 420. Bentuk bangunan terpusat pada gereja Kristen kuno juga

terlihat pada bagian pembaptisan dan kapel makam dengan ruang kebaktian terletak

pada kedua jenis kapel sehingga bentuk bangunan memusat (Boediono, 1 12).

Gambar 2.7. Bentuk denah gereja memusat

Sumber: Boediono,1 (1997,p.16)

Bentuk denah gereja yang memusat dengan rancangan bangunan berbentuk bujur

sangkar dengan kubah persegi yang lebih tinggi daripada keempat sayap bangunan

pada sisi masing-masing yang keempat sayap bangunan ini hampir sama

ukurannya, sehingga bentuk bangunan keseluruhannya menyerupai salib Yunani

yang mempunyai sisi sama panjang, pada desain Byzantium bentuk penyusunan

kubah seperti ini mempunyai arti sesuatu yang ditinggikan dan dihormati

(Boediono, 1 13).

Page 18: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

26

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.8. Bentuk denah memusat

Sumber: Boediono,1 (1997,p.15)

Bentuk denah gereja Kristen Baptis kuno:

a. Denah segi delapan dengan relung-relung pada dindingnya yang mirip dengan

bentuk pemandian Romawi Albenga Italia.

b. Bentuk ruang dalam segi delapan dengan pilar-pilar yang terletak melingkar.

c. Bentuk ruang dalam berbentuk segi delapan dengan relung berbentuk persegi dari

setengah lingkaran berselang seling.

d. Denah ruang dalam berbentuk segi delapan dengan empat buah relung berbentuk

setengah lingkaran.

Bentuk konstruksi kubahnya melengkung, dan terletak di ruang tengah pada

bangunan. Keempat sayap bangunan pada denah berbentuk salibYunani

mempunyai atap berbentuk pelana. Bentuk luar bangunan sederhana dan terdapat

seperti kusen pintu berbentuk lengkungan setengah lingkaran di atasnya. Bentuk ini

dibuat untuk memberi kesan lunak pada bahan batu bata persegi yang mempunyai

kesan keras dan kaku serta agar bentuk luar tidak monoton.

Kalau bagian luarnya sederhana, bentuk dalamnya penuh dengan dekorasi

yang mewah dan indah. Mempunyai kubah persegi dengan langit-langit

melengkung dan diberi hiasan mosaik. Jendela untuk menerangi ruang dimasukkan

melalui keempat belas jendela kecil yang kusennya diperindah dengan lapisan kayu

tipis dari kayu alabaster.

Gambar 2.9. Bentuk pilar pada gereja kuno

Sumber: Boediono, 1 ( 1997,p.23)

Page 19: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

27

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.10. Bentuk oramen gaya Byzanthium

Sumber: Boediono,1 ( 1997,p.26)

2.5.2.Seni Bangunan Gaya Romanik

a. Seni Gaya Romanik pada Awal Masa Penyebarannya

Perkembangan cara berpikir dan pencetusan ide-ide baru terjadi melalui biara-

biara, dan menyebar ke seluruh Eropa. Yang juga menjadi aspek pendukung

menyebarnya seni bangunan Romanik adalah orang-orang dari berbagai bangsa

dan negara yang melakukan perjalanan ziarah ke kota- kota suci.

Perkembangan gaya Romanik terlihat pada beberapa hal (Boediono,2 52).

- Denah

Susunan denah gaya Romanik mengikuti gaya susunan denah Basilika yang

terdiri dari tiga bangunan, juga bangunan melintang dengan apsis yang

ditempatkan di sebelah timur. Susunan ruang altar (apsis) diulangi lagi pada

kedua ujung bangunan melintang, sehingga denah keseluruhan bagian ini

berbentuk seperti daun semanggi. Hal baru pada gaya Romanik adalah

perkembangan bentuk dan susunan apsis. Apsis tidak lagi dibuat satu buah tapi

beberapa kelompok apsis. Ada yang disusun dalam posisi skuadron ada pula

yang ruang altarnya melingkar dengan deretan kapel-kapel kecil yang dibangun

searah dengan jari-jari lingkarannya.

- Atap

Bentuk kubah gaya Romanik yang sangat indah pada masa perpindahan

penduduk hampir tidak pernah dibuat lagi karena konstruksinya yang terbuat dari

kayu mudah terbakar. Bangunan-bagunan baru kebanyakan dibuat dengan atap

melengkung pada kedua sisi saja.

- Skema dasar dan bentuk lengkungan

Page 20: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

28

Universitas Kristen Petra

Ruang dalam Basilika gereja kuno mempunyai ciri khas deretan pilar yang

memisahkan ruang tengah dan bangunan samping (sayap bangunan)

Perkembangan gaya Romanik disebabkan oleh dua kekuatan, yaitu kekuasaan

duniawi dan kekuasaan surgawi yang ditampilkan melalui bangunan.

Gereja-gereja yang menjadi monumen masa keemasan zaman Romanik adalah

Gereja st. Petrus di Roma tahun 330, Katedral kerajaan di Speyer tahun 1029-

1106, kompleks Biara di Cluny tahun 1089- 1131 ( Boediono, 2 63).

b. Gaya Romanik dari Inggris

Penjajahan terhadap Inggris oleh bangsa Normandia sejak tahun 1066

mempengaruhi gaya arsitektur di tanah suku Anglo- Saxon ini. Gaya arsitektur

pada abad ini kemudian dikelompokkan menjadi beberapa masa:

Pada tahun 1066 bangsa Inggris berhasil dikalahkan oleh bangsa Normandia,

kemampuan bangsa Inggris dalam membuat bangunan-bangunan baru

berkembang sangat pesat salah satunya adalah Katedral Durham (1091). Pada

gaya Romanik ini konstruksi langit-langit dibuat melengkung bersilang dengan

kerangka dan balok melengkung terbuat dari batu yang juga berfungsi sebagai

hiasan. Langit-langit kubah terkesan berat dan kokoh dengan semua beban

tekanan ditanggung oleh dinding bangunan yang bentuknya memanjang dan

balok-balok penopangnya. (Boediono, 1 66)

Page 21: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

29

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.11. Bentuk tiang dan kepala pilar pada zaman Romanik

Sumber: Boediono, 1 (1997,p.74)

Gambar 2.12. Bentuk ornamen dan hiasan pada zaman gaya Romanik

Sumber: Boediono,1 (1997,p.76-78)

2.5.3. Gaya Gotik

Kedudukan penting Jerman semakin tidak dihargai karena adanya

pertentangan antara Kaisar Jerman dengan Paus. Mulai pertengahan abad XII,

Perancis secara perlahan-lahan mengambil kekuasaan dan mengambil alih

kedudukan Jerman sebagai pemimpin politik dan gereja di Eropa. Dari sini gaya

Gotik berkembang dan menyebar ke seluruh Eropa (Boediono, 1 96).

2.5.3.1. Menurut buku Ensiklopedi Nasional Indonesia (PT. Cipta Adi Pustaka

1988: 277)

Arsitektur gotik tumbuh subur di Eropa barat sejak pertengahan 1100-an

sampai 1400-an. Kata gotik mula-mula digunakan untuk menyatakan rasa tidak

setuju. Istilah ini dipakai oleh para artis dan pengarang abad ke-14 dan 15 yang

berusaha menghidupkan kembali arsitektur klasik Yunani dan Romawi. Mereka

menghubungkan gaya yang tidak mereka setuju itu dengan orang Goth yang

memusnahkan banyak karya klasik selama tahun 400-an. Para seniman dan

pengarang berkeberatan terhadap desain gotik yang ruwet dan tidak beraturan.

Sangat berbeda dengan gaya klasik yang serasi.

Dengan suatu teknik bangunan yang baru, para arsitek gotik mendesain

gereja dengan tembok yang lebih tipis dan pilar yang lebih ramping dibandingkan

dengan gereja Romawi. Banyak pilar terdiri atas kelompok kolom, beberapa tingkat

tingginya. Para arsitek gotik mempertinggi pilar sampai ke ruang atap, dan

melengkungkan tiap pilar seperti rusuk payung yang terbuka. Ruangan diantara

Page 22: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

30

Universitas Kristen Petra

rusuk diisi dengan adukan. Atap melengkung yang berusuk ini merupakan salah

satu ciri arsitektur gotik yang paling khas. Ciri-ciri umum lainnya meliputi

lengkung lancip dan jendela kaca hias pada bidang tembok yang luas berbentuk

busur yang dibangun di luar tembok. Para pematung memahat sosok para santo dan

pahlawan Kristen pada pilar gerbang gereja. Menunit umat Kristen abad

pertengahan, para santo dan pahlawan ini mendiami dan menguatkan gereja

tersebut dalam arti simbolik.

2.5.3.2. Menurut buku A History of Architecture Eighteenth Edition (Sir Banister

Fletcher 1975:585-600)

Gaya gotik pertama kali muncul di Ile de France. Bangunan pertama yang

menggunakan gaya gotik adalah bangunan gereja St. Denis (1144). Yang terletak

di dekat kota Paris. Pada periode gaya gotik ditandai dengan suatu karakter yang

menggambarkan suatu keagungan religius. Dilihat dan sudut bentuk bangunannya,

poin terpenting dan terbentuknya gaya gotik adalah “la voute sur croisee d ogives”

yaitu suatu kerangka berbentuk kubah yang merupakan potongan dari batu yang

membentuk suatu bingkai. yang juga didukung oleh papan tipis. Beban dari atap

dikirimkan pada pilar-pilar yang berada pada nave. Dinding penopang pada gaya

gotik juga membawa pengaruh lebih lanjut pada struktur bangunannya. Dinding ini

tidak memikul beban sehingga memungkinkan penggunaan jendela besar dan satu

dinding ke dinding penopang lainnya dengan menggunakan kaca warna-warni yang

terlihat berkilauan dengan bahan stained glass.

Gaya gotik di Perancis (1150-15 50) dibedakan menjadi 3 bagian yaitu:

1. Primaire (abad ke 12), biasa disebut juga dengan a lancettes. Merupakan suatu

periode dimana gaya ini menggunakan pointed arch dan bentuk jendela yang

geometris.

2. Secondaire (abad ke 13). biasa disebut juga dengan Rayonnant. Pada periode ini

ditandai dengan bentuk jendela yang bundar seperti pada Reims, Amiens dan

Bourges.

3. Tertiare (abad ke 14, 15 dan sebagian dari abad ke 16) dan biasa disebut dengan

Flamboyant.

Page 23: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

31

Universitas Kristen Petra

2.5.3.3. Menurut Buku A History of Interior Design (John Pile 2000:59-61)

Katedal besar dimana bentuk bangunanya identik dengan adanya

penggunaan stained glass, buttresses, dan gargoyles adalah merupakan gambaran

arsitektur Eropa pada abad 12-14, dimana biasa disebut dengan gotik.

Karakteristiknya yang paling utama adalah penggunaan batu alam sebagai bahan

pembangunannya. Gereja dengan gaya gotik terlihat sangat mewah, rumit dan kaya

dengan warna. Banyak lukisan ataupun patung-patung yang menggambarkan tema

religius. Selain itu. Ciri lain dari gaya gotik adalah penggunaan kaca stained glass

berbentuk mosaik. Kaca-kaca kecil disatukan menjadi kaca yang lebih besar karena

pada masa itu belum ada teknik untuk membuat bahan kaca dalam ukuran yang

sangat besar. Hal ini menyebabkab banyaknya pola dan menciptakan gambar yang

penuh warna yang biasanya didominasiolehi warna merah, biru, kuning dan hijau.

Ada beberapa masa yang menjabarkan tentang gaya gotik:

a. Earl and High Gothic: merupakan suatu masa dimana berkembang teknik

pembangunan dengan mengunakan lengkungan tajam dan kubah yang terjadi

sekitar tahun 1150-1250. Gereja katedral yang dibangun pada masa ini adalah

Katedral Chartres yang menggunakan elemen-elemen dari early and high gothic.

b. Rayonnant: Pada masa ini pembangunannya lebih cenderung memperhatikan

pada aspek dekoratif (sekitar tahun 1230-1325), dimana bentukan ruang yang

tampak bersinar merupakan aspek yang terpenting. Penggunaan jendela bundar

besar berbentuk mawar pada katedral merupakan salah satu tipe dari masa

rayonnant.

c. Flamboyant: Menggambarkan sebuah gambaran dari istilah “flame like” dimana

pada masa ini bentukan yang paling menjadi ciri khasnya adalah detail dekorasi

seperti ukir-ukiran yang terkadang tampak beriebihan. S. Ouen dan S. Maclou di

Rouen adalah jenis bangunan pada masa flamboyant.

2.5.3.4. Menurut buku Sejarah Arsitektur 1, Sen Desain Interior (MA. Endang

Boediono 1997:97-104)

Kedudukan penting yang dimiliki Jerman sampai abad XIII, semakin tidak

dihargai karena pertentangan antara kaisar Jernian dengan Paus. Mulai pertengahan

abad XII. Perancis periahan-lahan mengambil alih kedudukan Jerman sebagai

Page 24: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

32

Universitas Kristen Petra

pemimpin politik dan gereja di Eropa. Dari sinilah kelak, gaya gotik berkembang

dan menyebar ke seluruh Eropa.

Pada bangunan gaya gotik, ide-ide arsitektur ditempatkan sebagai

konsekuensi akhir yang harus diusahakan supaya dapat betul-betul direalisasikan.

Efek yang dihasilkan memberikan kesan indah dan megah, melawan kesan bahan

dasar yang digunakan (batu belah), yaitu kesan yang berat dan membebani. Tiga

elemen konstruksi khas gotik adalah kerangka atap yang melengkung. Konstruksi

tiang penopang di luar bangunan, dan lengkungan yang menyudut. Bangunan gaya

gotik merupakan bangunan dengan sistem kerangka dan penopang. Dinding-

dindingnya berfungsi sebagai pelindung yang rnelingkupi ruang dalam gereja

seperti selubung tipis. Beban atapnya yang melengkung dan tinggi, ditopang oleh

pilar-pilar, ditempatkan menggerombol dan berkaitan. Sedangkan gaya tekan ke

sampingnya diterima oleh balok penopang miring, kemudian dialirkan ke tanah

melalui tiang penopang yang terpancang di iuar bangunan gereja.

Kerangka pada atap melengkung yang dipakai sebagai penerima beban atap

merupakan suatu langkah yang berani dalam mengembangkan konstruksi penopang

lengkungan atap dari batu. Bagian-bagian di antara kerangka yang masih terbuka,

ditutup dengan lapisan plester tipis sehingga membentuk langit-langit kubah.

Gaya gotik ini memiliki arti besar dalam pengaturan ruang. Tekanan

mencolok ke arah vertikal dan juga pandangan terbuka ke arah ruang altar,

mernperlihatkan suatu kesatuan.

Kerangka pada atap melengkung dan konstruksi penopangnya yang dibuat

berdasarkan tuntutan pengaturan ruang, sangat menguntungkan dinding

penutupnya. Bidang dinding yang terletak antara kerangka penopang, hamper tidak

memikul beban, selain beban beratnya sendiri. Hal ini memberikan kesempatan

bagi perkembangan bentuk jendela. Jendela dibuat menjadi semakin besar karena

kekhawatiran akan masalah statika juga tidak ada. Selain itu, lengkungan menyudut

dapat membagikan beban statikanya lebih baik daripada lengkungan setengah

lingkaran, sehingga tiang penopang juga menerima beban yang lebih merata dan

lebih ringan. Dengan kelebihan tersebut, lengkungan menyudut bisa digunakan

untuk menjembatani jarak-jarak tiang yang tidak sama, sehingga kubah langit-

Page 25: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

33

Universitas Kristen Petra

langit tidak hans terirtak di atas dasar yang berbentuk bujursangkar, tetapi bisa juga

diletakkan di atas dasar empat persegi panjang.

Lengkungan menyudut menjadi ciri khas gaya gotik yang mengarah

vertikal. Kedua kaki lengkungannya juga memberikan reaksi yang berbeda

daripada kaki lengkungan setengah lingkaran. Lengkungan menyudut tidak

memperlihatkan kesan mengembalikan beban kembali ke tanah, tetapi membawa

semua reaksi vertikal ke puncak sudut lengkungan. Di sinilah seluruh reaksi vertikal

ini terkumpul dan terangkum, menimbulkan kesan vertikal yang kuat yang

mengarah ke atas langit yang tidak terbatas. Selain itu, bangunan dengan gaya gotik

diarahkan untuk memberi kesan Tuhan yang besar dan manusia yang kecil sehingga

hal ini berpengaruh dalam pembangunan gedung dengan atap yang sangat tinggi

jika dibandingkan dengan dimensi pemakai.

Pada dinding bangunan gaya gotik banyak terdapat hiasan patung- patung

orang suci yang indah dalam jumlah yang besar. Fasade dan gerbang utamanya

dijadikan titik pusat perhatian dengan cara diberi banyak hiasan dan ornament yang

bernilai seni tinggi. Dinding di antara kerangka gerbang yang melengkung dan

mengarah ke atas serta mempunyai kesan tenang ini biasanya diberi hiasan berupa

jendela bulat besar yang berbentuk bunga mawar dan dibuat dari kaca mosaik yang

berwarna-warni.

Tiang dan kerangka jendela gotik yang diberi hiasan ukiran dan ornament

biasa disebut dengan masswerk. Pada bangunan gotik masa awal, dibuat dua buah

jendela kecil yang memanjang yang diletakkan berhimpitan dan dalam satu

lengkungan kusen. Namun pada masa-masa selanjutnya jendela dibuat lebih besar

dan dalam perkembangannya menjadi semakin besar, sehingga tidak ada lagi ruang

tertutup yang tersisa. Pada jendela-jendela yang sangat besar, kerangka jendela

yang dibuat dari batu ini tidak hanya dibagi menjadi dua bagian, tetapi lebih banyak

lagi sehingga seluruh rangkaian jendela terlihat seperti anyaman teralis.

Page 26: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

34

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.13. Bangunan dengan gaya gotik

2.6. Gaya-gaya Lain Yang Mempengaruhi Arsitektur Kolonial Belanda

Pada perkembangannya berkembang pula beberapa gaya yang ikut mempengaruhi

arsitektur bangunan Kolonial Belanda. Antara lain sebagai berikut:

2.6.1. Neogotik (1700-1880)

2.6.1.1. Menurut buku Ensiklopedi Nasional Indonesia (PT. Cipta Adi Pustaka

1988:282)

Kebangkitan kembali gaya gotik mulai pada tahun 1700. Gaya gotik tidak

pernah ketinggalan jaman. Setelah abad pertengahan, banyak arsitek memakai

unsur gotik dalam desainnya. Tetapi sebagai sebuah gerakan, gaya gotik yang

bangkit kembali mulai kentara pada tahun 1700, memuncak pada pertengahan

tahun 1800, dan menurun pada tahun 1880an.

Selama awal dan pertengahan tahun 1800an, arsitek Inggris A. W. N. Pugin

menghimbau para arsitek untuk memusatkan perhatian pada rancangan gereja

dalam gaya gotik, karena gaya itu mengekspresikan iman Kristen paling baik.

Proyek yang paling berambisi dalam gaya ini adalah gedung parlemen (1840-1865),

karya Pugin dan Sir Charles Barry, di London. Arsitek Inggris yang lain, William

Butterfield, menciptakan sejumlah desain dengan gaya gotik yang berbobot. Salah

satunya yang terkenal adalah All Saint’ Church (1849-1859), di Margaret Street,

London. Diantara proyek-proyek Butterfield yang terpenting adalah Kolese Keble

Page 27: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

35

Universitas Kristen Petra

(1860) pada Universitas Oxford di Oxford, Inggris. Butterfield mendesain seluruh

kolese itu, termasuk perpustakaan, kapel, dan tempat tinggal dalam gaya gotik.

2.6.1.2. Menurut buku A History of Interior Design (John Pile 2000:178-183)

Masa Greek Revival runtuh karena ketidaksabaran dengan adanya suatu aspek

praktik yang lemah pada masa Greek revivalism, yaitu banyaknya kritik dari para

arkeologi dan makin banyaknya rasa bosan terhadap suatu desain yang monoton.

Kecenderungan masyarakat yang menginginkan suatu gaya romantisme yang

fleksibel dan lebih beragam menyebabkan lahirnya kembali gaya gotik atau yang

biasa disebut dengan Gothic Revival atau Neogotik.

Richard Upjohn (1802-78) yang dilahirkan di Inggris menggambarkan

kebali bentuk gaya pada abad pertengahan dalam membuat sebuah bangunan gereja

Trinity di Wall Street, New York. Rancangan gereja ini lengkap dengan bentukan

gaya gotik yang sangat khas antara lain bagian tengah gereja yang berbentuk kubah,

penggunaan material stained glass, dan detail dari gaya gotik lainnya. Gereja ini

merupakan salah satu bangunan yang menggunakan gaya neogotik di Inggris.

Selain itu, James Renwick, Jr. (1818-95) juga membangun bangunan lain dengan

gaya gotik revival yaitu St. Patrick’s Cathedral di NewYork yang selesai pada tahun

1848. Katedral ini didesain dengan bentukan salib pada rancangannya, adanya jalan

kecil ditengah tempat duduk dan tentunya penggunaan material stained glass.

Selain itu, penggunaan flying buttresses yang digunakan untuk menahan beban dari

penggunaan material batu alam pada gaya gotik tidak lagi digunakan pada gaya

neogotik karena adanya inovasi baru pada bahan bangunan yaitu konstruksi baja.

Seorang arsitek yang sangat professional yaitu Augustus Welby N. Pugin

pengarang dari Contrast (1836), trus Principles of Pointed or Christian Architecture

(1841), dan beberapa karya lain yang dibuat untuk mengilustrasikan perbandingan

langsung dari gaya gotik lama dan baru yang menyebabkan adanya problem desain

dimana dikatakan bahwa banyak kerugian yang disebabkan pada gaya gotik lama

yang pembangunannya dikatakan tidak masuk akal dan tidak efisien.

Ketika membangun Houses of Parliament di London, Pugin menunjukkan

pengetahuannya dalam merancang sebuah bangunan dengan gaya neogotik dimana

pembangunanya lebih bersifat modern dan efisien. Salah satunya adalah

Page 28: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

36

Universitas Kristen Petra

penggunaan konstruksi besi yang merupakan salah satu produk dari revolusi

industri. Bangunan lainnya yaitu All Saints di London yang juga menggunakan

gaya gotik revival menggunakan lapisan batu, ubin, marmer yang bermacam-

macam warna dengan adanya pola geometris dan ornamennya yang lebih

sederhana.

2.6.1.3. Menurut buku Europe & America From the Colonial Era to Today

(Victoria Moss Ball 1980:250-252)

Sistem mekanisasi dan industrialisasi adalah suatu kebutuhan yang mampu

mengubah dunia ke arah impersonalisasi sehingga mengalirkan hidup menuju arah

romantisme. Tidak bisa diacuhkan bahwa obat paling mujarab adalah kembalinya

gaya sentimental dari masa lalu. Gaya gotik dengan dekorasi bentuk kubahnya,

warna-warna yang terang, patung-patung yang memperlihatkan kesan mistik, dan

pendekatannya yang etnik secara alami kembali menjadi gaya yang populer. Hal ini

mengembalikan suatu sensibilitas yang sempat terlupakan.

Gaya gotik pada abad ke- 19 memiliki dua fase. Yang pertama adalah pada

tahun 1830-1850 dan yang kedua di Inggris dimulai pada 1870. Gaya gotik yang

tumbuh ini biasa dikenal dengan sebutan neogotik. Keseluruhan karangan dari para

arsitek-arsitek terkemuka menyebutnya dengan high gothic. High gothic ini

kemudian dibagi menjadi early victorian gothic dan late victorian gothic.

Dua hal yang dibahas dalam periode awal adalah ‘correctness” atau

ketepatan dan “structural honesty’” atan kemurnian struktural. Dua tokoh ternama

yang mempopulerkan gaya tersebut adalah Pugins di Inggris dan Viollet-le-Duc di

Perancis.

Early Victorian Gothic melakukan pendekatan seperti yang telah

ditunjukkan oleh Pugins dalam mendesain ulang Scariscrick Hall di Lancashire.

Late Victorian Gothic menekankan karakter dekorasinya pada sebuah

prototipe yang memusatkan pada aspek warna dan juga simbolik. Periode ini

banyak dipengaruhi oleh John Ruskin yang mengekspresikan penghargaannya pada

kaleidoskop Venice.

Meskipun banyak detail yang tidak dibuang dari gaya gotik lama namun

secara praktiknya gaya neogotik mengadopsi lebih banyak bentuk yang lebih

Page 29: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

37

Universitas Kristen Petra

sederhana untuk menggantikan penggambaran detail yang terlalu benlebihan pada

gaya gotik awal.

Keanekaragaman warna adalah hal yang membedakan Late Victorian

Gothic baik pada interior maupun pada eksteriornya. Hal ini bisa dilihat

daripenggunaan material yang beda warna. Keramik atau marmer yang berwarna

warni diperkenalkan di sebuah gereja yang dibuat oleh H. H. Richardson, selain itu

ia juga menggunakan batu dan juga bahan kayu pada bangunan yang dibuatnya.

2.6.1.4. Menurut buku The Modern Language of Architecture (Bruno Zevi

1994:139-160)

Kebangkitan kembali dari gaya gotik dipelopori oleh seorang Perancis yang

bernama Eugene Viollet-le-Duc (1814-79). Kebangkitan kembali ini terjadi setelah

lahirnya gaya modern pada arsitektur dunia. Meskipun demikian gaya gotik ini

sempat mempengaruhi selama dekade terakhir pada abad ke-19.

Bagian-bagian dari gaya gotik yang menarik bagi senirnan modern adalah:

a. Struktur kerangka

Baja dan pondasi beton bertulang yang memusatkan berat dan tekanan pada

penyangga sehingga menghapuskan beban yang terus menerus pada dinding.

Ditunjukkan pada katedral di Ile de France, dari Notre dame hingga Amiens,

dimana digambarkan berhentinya pertumbuhan sistem dinding karena pada jaman

itu bahan yang digunakan adalah batu alam. Elemen vertikal mulai menyaring

volume dan ruang. Dengan penggunaan pondasi baru ini dapat menggantikan gaya

gotik lama yang memiliki dinding yang terlihat berat menjadi lebih ramping.

b. Kesan yang transparan

Gaya gotik merupakan suatu gaya yang memberikan suatu efek cahaya yang sangat

menanik dimana hal ini menghapuskan bentuk bangunan yang seperti sebuah kotak

masif. Dengan adanya hal tersebut membuat bangunan baik eksterior maupun

interior tampak seolah-olah bergabung menjadi satu kesatuan dan kerangkanya

tampak seperti sebuah sangkar. dengan garis yang tampak membumbung tinggi.

Hal ini merupakan suatu perpaduan dari bahan besi dan kaca.

c. Garis yang dinamis

Page 30: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

38

Universitas Kristen Petra

Gabungan dari pilar yang berbentuk empat persegi dari katedral dan juga tembok

yang memiliki hiasan yang berkesan tajam pada abad ke-14 merupakan hal yang

sangat dipengaruhi oleh garis liniar yang dinamis, seperti pada gaya Art Nouveau.

Henry van de Velde mengatakan bahwa garis adalah kekuatan.

b. Kulit dan selaput

Pada abad ke 14 dan 15, gaya gotik mengurangi bentuk yang dinamis, pada masa

itu bentuk lebih cenderung pada jalinan struktur yang tidak berhubungan itu sendiri.

Hal ini secara teknis membawa dua dampak. Dampak pertama merupakan suatu

dampak negatif dimana gotik lama sangat terobsesi untuk melakukan suatu

perubahan yang kemudian membawa dampak buruk pada sistem dekoratif.

Sedangkan dampak yang kedua pada gaya gotik baru adalah positif karena dengan

menghilangkan garis yang dinamis. kulit dan selaput digabungkan pada struktur

bangunan. Dengan cara yang sama. Arsitektur modern tidak memisahkan bentuk

bangunan pada setiap sektor tetapi lebih melibatkan seluruh aspek dalam membuat

sebuah bentuk.

c. Permukaan yang berombak-ombak

Ketika gaya gotik tidak lagi menggunakan garis yang dinamis dan penggunaan kaca

yang besar pada suatu permukaan yang luas maka John Root mengembangkan

sebuah teknik baru dengan penggunaan jendela pada Monadock Block sehingga

mampu membebaskan beban yang menyebabkan kekakuan bentuk.

d. Vertikalisme

Ketinggian merupakan simbol mistik dan gengsi dan manusia. Industrialisasi pada

abad ke 19 mencari jalan untuk mengganti kerugian pada krisis religious dengan

pemujaan terhadap uang. Untuk itu didesain sebuah gereja untuk menekankan dan

mengagungkan gereja tersebut dengan penggunaan puncak menara yang tinggi

melampaui kota.

e. Asimetri dan perbedaan

Gaya gotik baru menunjukkan suatu ketertarikan yang kuat pada asimetri dan

perbedaan. Beberapa bangunan menggunakan sistem tersebut dan kemudian

semakin tumbuh dan berkembang tetapi tidak usaha untuk menyamaratakan bentuk

tersebut pada suatu desain yang seragam.

Page 31: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

39

Universitas Kristen Petra

2.6.2. Art Noveau (1888- 1905)

Art Nuvoeu merupakan gaya yang populer di Eropa dan di Indonesia telah

diadaptasikan dengan gaya Kolonial Belanda dan iklim tropis basah Indonesia.

Ciri-ciri Art Nuvoeu adalah sebagai berikut:

- Anti historis.

- Bentuk layout simetris.

- Motif hias menggunakan motif tumbuhan yang terinspirasi dari alam.

- Unsur dekoratif melekat pada elemen struktural bangunan seperti kolom, tangga

dan lain-lain

- Penggunaan material kaca warna- warni diaplikasikan pada pintu dan jendela.

- Kolom berbentuk geometris dengan bentukan garis kurva.

- Penggunaa warna-warna pastel.

- Menambahkan elemen tradisional sehingga menambah kesan lokal.

(Handinoto,1996:131-249)

- Lantai kayu/parket, karpet atau permadani dengan motif bunga diulang-ulang

sehingga membentuk patra. (Calloway 1991,p345)

2.6.3. Art and Craft (tahun 1900an)

- Adanya detal- detail interior yang teliti dan diekspos.

- Penggunaan perabot yang built in.

- Pintu kayu menggunakan engsel besi. Letak pintu biasanya agak masuk dari batas

teras. (Turgeon,1997:35-37)

- Menggunakan daun pintu berbahan kayu berpanel yang diberi detail geometris.

(Calloway 1991:309-311)

2.6.4. Amsterdam School (tahun 1905- 1930-an)

Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

- Unsur dekoratif berupa garis-garis vertikal dan bentuk gelombang (scluptural

ornament)

- Terdapat unsur-unsur pahatan pada kolom, pintu dan jendela.

- Material yang paling banyak digunakan adalah batu bata, keramik, dan kayu.

Page 32: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

40

Universitas Kristen Petra

2.6.5. De Stijl (tahun 1917- 1932)

Gaya De Stijl muncul di Belanda pada tahun 1920-an. Gaya ini sering dikaitkan

dengan gaya kubisme. Ciri-ciri De Stijl adalah:

- Penggunaan bentuk geometris seperti kubus.

- Anti nuralis (Handinoto,1996:131-249)

2.6.6. Art Deco (tahun 1920-an)

Gaya Art Deco berkembang satu dasawarsa sebelum berakhirnya masa penjajahan

Belanda di Indonesia. Gaya ini lebih bersifat ekletik. Ciri-ciri nya adalah:

- Perpaduan antara gaya Art Noveau dan Industri sehingga menghasilkan gaya yang

mirip Art Noveau tetapi lebih sederhana, geometris, dan dipengaruhi kubisme.

- Penggunaan bentuk bertingkat-tingkat atau berlapis-lapis, sudut tumpul dan corak

bergaris.

- Penggunaan bentuk lengkung pada sudut-sudut ruang dan perabotnya.

- Penggunaan material kayu yang di-vernish atau menggunakan finishing cat

glossy- lacquer.

- Ornamen berupa garis-garis serta geometris yang sederhana dan simetris.

- Penggunaan kaca-kaca yang digrafir motif-motif geometris

- Material yang paling banyak digunakan adalah logam, kaca, cermin dan kayu.

- Penutup lantai berbahan terasso, keramik sintetis, parket dan karpet bermotif patra

geometris dan diberi border

- Plafon menggunakan ekspos balok kayu vertikal dan horisontal dan detail pada

pusat plafon. (Pile,Third 226-228)

2.7. Revolusi Industri

Revolusi Industri, yang berlangsung dari abad ke-18 hingga ke-19, adalah

periode di mana masyarakat agraris, pedesaan di Eropa dan Amerika menjadi

industri dan perkotaan. Sebelum Revolusi Industri, yang dimulai di Inggris pada

akhir 1700-an, manufaktur sering dilakukan di rumah-rumah penduduk,

menggunakan alat-alat tangan atau mesin-mesin dasar. Industrialisasi menandai

peralihan ke mesin-mesin, pabrik-pabrik khusus, dan produksi massal bertenaga

listrik. Industri besi dan tekstil, bersama dengan pengembangan mesin uap,

Page 33: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

41

Universitas Kristen Petra

memainkan peran penting dalam Revolusi Industri, yang juga meningkatkan

sistem transportasi, komunikasi, dan perbankan. Sementara industrialisasi

membawa peningkatan volume dan variasi barang-barang manufaktur dan standar

hidup yang lebih baik bagi sebagian orang, hal ini juga mengakibatkan banyaknya

kondisi pekerjaan dan hidup yang rendah bagi kaum miskin dan kelas pekerja.

(Industrial Revolution, 2018)

Sebelum munculnya Revolusi Industri, kebanyakan orang tinggal di

komunitas pedesaan kecil di mana kehidupan sehari-hari mereka pada umumnya

adalah pertanian. Hidup bagi orang awam begitu sulit, karena pendapatan yang

sedikit, sedangkan kekurangan gizi dan berbagai penyakit sering terjadi. Orang-

orang memproduksi sebagian besar makanan, pakaian, perabotan, dan peralatan

mereka sendiri. Sebagian besar manufaktur dilakukan di rumah atau toko kecil di

pedesaan, menggunakan alat-alat tangan atau mesin sederhana.

Sejumlah faktor berkontribusi pada peran Inggris sebagai tempat kelahiran

Revolusi Industri. Salah satunya adalah deposit batu bara dan bijih besi yang besar,

yang terbukti penting untuk industrialisasi. Selain itu, Inggris adalah masyarakat

yang stabil secara politik, serta kekuatan kolonial terkemuka di dunia, yang berarti

koloninya dapat menjadi sumber bahan mentah, serta pasar untuk barang-barang

manufaktur. Ketika permintaan untuk barang-barang Inggris meningkat, pedagang

membutuhkan metode produksi yang lebih efektif biaya, yang menyebabkan

munculnya mekanisasi dan sistem pabrik.

Industri tekstil, khususnya, diubah menjadi industrialisasi. Sebelum

mekanisasi dan pabrik, tekstil dibuat terutama di rumah-rumah penduduk

(sehingga menimbulkan industri rumahan), dengan pedagang sering menyediakan

bahan baku dan peralatan dasar, dan kemudian mengambil produk jadi. Pekerja

menetapkan jadwal mereka sendiri di bawah sistem ini, yang terbukti sulit bagi

pedagang untuk mengatur dan menghasilkan banyak ketidakefisienan. Pada tahun

1700-an, serangkaian inovasi menghasilkan produktivitas yang terus meningkat,

sementara membutuhkan lebih sedikit energi manusia. Misalnya, sekitar tahun

1764, orang Inggris James Hargreaves (1722-1778) menemukan jenny yang

berputar ("jenny" adalah singkatan awal dari kata "mesin"), sebuah mesin yang

memungkinkan seorang individu untuk menghasilkan beberapa gulungan benang

Page 34: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

42

Universitas Kristen Petra

secara bersamaan. Pada saat kematian Hargreaves, ada lebih dari 20.000

pemintalan jennys yang digunakan di seluruh Inggris. Jenny yang berputar

diperbaiki oleh penumpan dari Inggris, Samuel Compton (1753-1827), dan mesin-

mesin lainnya. Inovasi kunci lainnya dalam tekstil, kekuatan alat tenun, yang

memekanisasi proses menenun kain, dikembangkan pada 1780-an oleh penemu

Inggris Edmund Cartwright (1743-1823).

Perkembangan dalam industri besi juga memainkan peran penting dalam

Revolusi Industri. Pada awal abad ke-18, seorang Inggris bernama Abraham Darby

(1678-1717) menemukan metode yang lebih murah dan lebih mudah untuk

memproduksi besi cor, menggunakan tungku berbahan bakar arang (yang

berlawanan dengan arang). Pada tahun 1850-an, insinyur Inggris Henry Bessemer

(1813-1898) mengembangkan proses pertama yang murah untuk memproduksi

baja secara massal. Baik besi dan baja menjadi bahan penting, karena digunakan

sebagai material alat dan mesin, untuk kapal, bangunan dan infrastruktur.

Mesin uap juga integral dengan industrialisasi. Pada 1712, Inggris Thomas

Newcomen (1664-1729) mengembangkan mesin uap praktis pertama (yang

digunakan terutama untuk memompa air keluar dari tambang). Pada 1770-an,

penemu asal Skotlandia, James Watt (1736-1819) telah meningkat dalam

pekerjaan Newcomen, dan mesin uap melanjutkan ke mesin-mesin listrik,

lokomotif dan kapal selama Revolusi Industri.

Industri transportasi juga mengalami transformasi signifikan selama

Revolusi Industri. Sebelum munculnya mesin uap, bahan mentah dan barang jadi

diangkut dan didistribusikan melalui gerobak yang ditarik kuda, dan dengan

perahu di sepanjang kanal dan sungai. Pada awal 1800-an, Amerika Robert Fulton

(1765-1815) membangun kapal uap komersial pertama yang sukses, dan pada

pertengahan abad ke-19, kapal uap membawa muatan melintasi Atlantik.Ketika

kapal-kapal bertenaga uap memulai debut mereka, lokomotif uap juga mulai

digunakan. Pada awal 1800-an, insinyur Inggris Richard Trevithick (1771-1833)

membangun lokomotif uap kereta api pertama. Pada tahun 1830, Liverpool dan

Manchester Railway Inggris menjadi yang pertama untuk menawarkan layanan

penumpang reguler, jadwal waktu. Pada 1850, Inggris memiliki lebih dari 6.000

mil jalur kereta api. Selain itu, sekitar tahun 1820, insinyur Skotlandia John

Page 35: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

43

Universitas Kristen Petra

McAdam (1756-1836) mengembangkan proses baru untuk pembangunan

jalan. Tekniknya, yang dikenal sebagai macadam, menghasilkan jalan yang lebih

mulus, lebih tahan lama dan tidak becek.

Komunikasi menjadi lebih mudah selama Revolusi Industri dengan

penemuan-penemuan seperti telegraf. Pada tahun 1837, dua orang Inggris,

William Cooke (1806-1879) dan Charles Wheatstone (1802-1875), mematenkan

telegraf listrik komersial pertama. Pada 1840, kereta api adalah sistem Cooke-

Wheatstone, dan pada tahun 1866, kabel telegraf berhasil diletakkan di seberang

Atlantik. Revolusi Industri juga melihat munculnya bank dan pemodal industri,

serta sistem pabrik yang bergantung pada pemilik dan manajer. Sebuah bursa

saham didirikan di London pada 1770-an; Bursa Saham New York didirikan pada

awal 1790-an. Pada tahun 1776, filsuf sosial Skotlandia Adam Smith (1723-1790),

yang dianggap sebagai pendiri ekonomi modern, menerbitkan "The Wealth of

Nations." Di dalamnya, Smith mempromosikan sistem ekonomi yang didasarkan

pada perusahaan bebas, kepemilikan pribadi dari sarana produksi, dan kurangnya

campur tangan pemerintah.

Revolusi Industri menghasilkan volume dan variasi barang produksi pabrik

yang lebih besar dan meningkatkan standar hidup bagi banyak orang, terutama

untuk kelas menengah dan atas. Namun, kehidupan bagi orang miskin dan kelas

pekerja terus diisi dengan tantangan. Upah bagi mereka yang bekerja di pabrik

rendah dan kondisi kerja bisa berbahaya dan monoton.Pekerja tidak terampil

memiliki sedikit keamanan kerja dan mudah diganti.Anak-anak adalah bagian dari

angkatan kerja dan sering bekerja berjam-jam dan digunakan untuk tugas-tugas

yang sangat berbahaya seperti membersihkan mesin. Pada awal 1860-an,

diperkirakan seperlima dari pekerja di industri tekstil Inggris lebih muda dari 15.

Industrialisasi juga berarti bahwa beberapa pengrajin digantikan oleh

mesin. Selain itu, daerah perkotaan, industri tidak mampu mengimbangi arus

kedatangan para pekerja dari pedesaan, yang mengakibatkan perumahan yang

tidak mencukupi, terlalu padat dan tercemar, kondisi kehidupan yang tidak sehat

di mana penyakit merajalela. Kondisi kelas pekerja Inggris mulai berangsur-

angsur membaik pada bagian akhir abad ke-19, ketika pemerintah melembagakan

Page 36: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

44

Universitas Kristen Petra

berbagai reformasi perburuhan dan pekerja memperoleh hak untuk membentuk

serikat pekerja.

Undang-undang yang diberlakukan Inggris untuk melarang ekspor

teknologi dan pekerja terampil mereka. Namun, mereka memiliki sedikit

keberhasilan dalam hal ini. Industrialisasi menyebar dari Inggris ke negara-negara

Eropa lainnya, termasuk Belgia, Perancis dan Jerman, dan ke Amerika

Serikat. Pada pertengahan abad ke-19, industrialisasi telah mapan di seluruh

bagian barat Eropa dan kawasan timur laut Amerika. Pada awal abad ke-20, AS

telah menjadi negara industri terkemuka di dunia.

Page 37: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

45

Universitas Kristen Petra

2.8. Bagan Perkembangan Gaya Desain

Gambar 2.14. Bagan Perkembangan Gaya Desain

Neogotik

(1700-1880)

Gotik (1200)

Revolusi

Industri (1750-

1850)

Penggunaan

sistem

fabrikasi

Gereja Merah

(1862)

-dibuat di Belanda

-menggunakan material

besi baja dengan sistem

knock down (fabrikasi)

Secara struktur

berbeda dengan

gaya gotik karena

tidak menggunakan

teknik flying

buttress dan hukum

stereotomik

Secara visual mirip

dengan gaya gotik,

seperti bentuk

jendela yang

meruncing keatas

namun mengalami

simplifikasi

Page 38: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

46

Universitas Kristen Petra

2.9. Bagan perkembangan gereja dari awal mula terbentuknya

Gambar 2.15. Bagan Perkembangan Gereja

Page 39: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

47

Universitas Kristen Petra

2.10. Journal Comparation

Judul Metode Objek Kesimpulan

Gaya Desain

Kolonial Belanda

pada Interior Gereja

Katolik Hati Kudus

Yesus Surabaya

Pendekatan

material dan

teknik, metode

perbandingan,

analisis isi,

sejarah nasional

desain, serta

antropologi, dan

sejarah desain.

Gereja Katolik

Hati Kudus

Yesus Surabaya

Gaya desain

yang dominan

mempengaruhi

interior Gereja

Hati Kudus

Yesus Surabaya

adalah gaya Art

Deco dan Art

Nouveau.

Penggunaan gaya

gotik dan neogotik

pada Gereja Katedral

Jakarta

Penelitian

kualitatif

deskriptif

dengan

pendekatan

studi kasus

Gereja Katedral

Jakarta

Gereja Katedral

Jakarta

terpengaruh gaya

neogotik, namun

masih tidak bias

terlepas dari

gaya gotik.

Pengaruh Budaya

Indis Pada Interior

Gereja Protestan

Indonesia Barat

Imanuel Semarang

metode

kualitatif

dengan

penjabaran

secara deskriptif

Gereja Protestan

Indonesia Barat

Imanuel

Semarang

Gereja Protestan

Indonesia Barat

Imanuel

Semarang

mendapatkan

pengaruh dari

kebudayaan

Indis.

Studi Gaya Desain

Kolonial Belanda

Pada Elemen Interior

Gereja Katedral Ijen

Malang

metode

kualitatif

dengan

penjabaran

secara deskriptif

Gereja Katedral

Ijen Malang

elemen interior

pada Gereja

Katedral Ijen

Malang

menerapkan gaya

Page 40: 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain...9 Universitas Kristen Petra 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gaya Desain Gaya berasal dari bahasa Latin stilus yang artinya alat bantu tulis, yang maksudnya

48

Universitas Kristen Petra

kolonial modern

periode tahun

1920 sampai

1940 yang

dipengaruhi oleh

gaya art and

craft, art deco

dan art nouveau.

Interpretasi Gaya

Desain Majapahit

pada Interior Gereja

Katolik di Jawa

Timur (Studi Kasus

Gereja Katolik

Puhsarang & Gereja

Katolik Santo

Paulus)

metode

kualitatif

dengan

penjabaran

secara deskriptif

Gereja Katolik

Puhsarang &

Gereja Katolik

Santo Paulus

desain kedua

gereja ini sesuai

dengan desain

Gereja Katolik

walaupun

memiliki bentuk

yang berbeda

Tabel 2.1. Journal Comparation