16
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Padang Lamun Menurut Romimohtarto dan Juwana (2001), lamun (seagrass) adalah satu- satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang terdapat di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput di darat, lamun mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang merayap yang efektif untuk berkembang biak. Berbeda dengan tumbuh- tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan biji. Lamun juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat-zat hara. Kuriandewa (2009) menyebutkan sekitar tiga belas jenis lamun telah dilaporkan terdapat di perairan Indonesia. Terdapat dua jenis yakni Halophila beccari dan Ruppia maritima yang dipercaya terdapat di Indonesia, meskipun keberadaan keduanya hanya diketahui dari herbarium lama yang tersimpan di Herbarium Bogor. Jenis-jenis lamun tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. Klasifikasi tumbuhan lamun yang terdapat di perairan pantai Indonesia adalah sebagai berikut: Divisi : Magnoliophyta (sebelumnya masuk divisi Spermatophyta) Kelas : Liliopsida Famili : Cymodoceaceae Hydrocharitaceae I CYMODOCEACEAE 1) Halodule pinifolia (Hp) 2) Halodule uninervis (Hu) 3) Cymodocea rotundata (Cr) 4) Cymodocea serrulata (Cs) 5) Syringodium isoetifolium (Si) 6) Thalassodendron ciliatum (Tc) II HYDROCHARITACEAE 1) Enhalus acoroides (Ea) 2) Thalassia hemprichii (Th)

2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Jenis-jenis lamun tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. ... Penangkap sedimen, komunitas lamun yang lebat dapat memperlambat gerakan air

  • Upload
    danganh

  • View
    238

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Jenis-jenis lamun tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. ... Penangkap sedimen, komunitas lamun yang lebat dapat memperlambat gerakan air

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ekosistem Padang Lamun

Menurut Romimohtarto dan Juwana (2001), lamun (seagrass) adalah satu-

satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang terdapat di lingkungan laut.

Tumbuh-tumbuhan ini hidup di perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya

rumput di darat, lamun mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai

yang merayap yang efektif untuk berkembang biak. Berbeda dengan tumbuh-

tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan

menghasilkan biji. Lamun juga mempunyai akar dan sistem internal untuk

mengangkut gas dan zat-zat hara.

Kuriandewa (2009) menyebutkan sekitar tiga belas jenis lamun telah

dilaporkan terdapat di perairan Indonesia. Terdapat dua jenis yakni Halophila

beccari dan Ruppia maritima yang dipercaya terdapat di Indonesia, meskipun

keberadaan keduanya hanya diketahui dari herbarium lama yang tersimpan di

Herbarium Bogor. Jenis-jenis lamun tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

Klasifikasi tumbuhan lamun yang terdapat di perairan pantai Indonesia adalah

sebagai berikut:

Divisi : Magnoliophyta (sebelumnya masuk divisi Spermatophyta)

Kelas : Liliopsida

Famili : Cymodoceaceae

Hydrocharitaceae

I CYMODOCEACEAE

1) Halodule pinifolia (Hp)

2) Halodule uninervis (Hu)

3) Cymodocea rotundata (Cr)

4) Cymodocea serrulata (Cs)

5) Syringodium isoetifolium (Si)

6) Thalassodendron ciliatum (Tc)

II HYDROCHARITACEAE

1) Enhalus acoroides (Ea)

2) Thalassia hemprichii (Th)

Page 2: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Jenis-jenis lamun tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. ... Penangkap sedimen, komunitas lamun yang lebat dapat memperlambat gerakan air

7

3) Halophila decipiens (Hd)

4) Halophila ovalis (Ho)

5) Halodule spinulosa (Hs)

6) Halodule minor (Hm)

7) Halodule Sulawesi (Hsu) (ditemukan oleh Kuo tahun 2007)

• Halophila beccarii *

• Ruppia maritima*

*) Hanya terdapat specimennya saja di Kebun Raya Bogor

Sumber: Kuriandewa 2009

Gambar 3 Jenis tumbuhan lamun di Indonesia

Hutomo dan Azkab (1987) menambahkan bahwa padang lamun mempunyai

beberapa fungsi yaitu sebagai berikut:

Page 3: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Jenis-jenis lamun tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. ... Penangkap sedimen, komunitas lamun yang lebat dapat memperlambat gerakan air

8

1) Produsen primer, lamun menjadi sumber makanan alami bagi ikan herbivora

seperti dugong. Proses dekomposisi daun lamun dapat dikonsumsi langsung

oleh hewan pemakan serasah;

2) Habitat biota, padang lamun memberikan perlindungan dan tempat menempel

berbagai hewan dan tumbuhan. Lamun dapat juga berfungsi sebagai daerah

perlindungan;

3) Tempat perkembangbiakan (spawning grounds), pengasuhan (nursery

grounds), serta tempat mencari makanan (feeding grounds) bagi biota-biota

perairan (Kiswara 2009);

4) Penangkap sedimen, komunitas lamun yang lebat dapat memperlambat gerakan

air yang disebabkan oleh arus dan ombak, yang menyebabkan perairan

mangrove tenang, maka dapat disimpulkan ekosistem lamun bertindak sebagai

pencegah erosi dan penangkap sedimen. Rimpang dan akar lamun menangkap

dan menggabungkan sedimen di padang lamun sehingga meningkatkan

stabilitas permukaan di bawahnya dan menjadikan air lebih jernih;

5) Pendaur zat hara, lamun memegang peranan yang penting dalam mendaur

ulang material organik dan elemen-elemen langka di lingkungan laut;

6) Makanan dan kebutuhan lain, lamun dapat dipergunakan sebagai makanan

yang dikonsumsi secara langsung. Buah Enhalus di Kepulauan Seribu sering

dicampur dengan kelapa atau di Australia sering dimakan setelah dimasak.

Beberapa jenis lamun dapat dipergunakan sebagai makanan tetap di Papua

Nugini. Zostera dalam beberapa percobaan dapat digunakan sebagai bahan

baku pembuatan kertas;

7) Penghasil oksigen dan mereduksi CO2 di dasar perairan (Nybakken 1988).

Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan padang lamun menurut

Nybakken (1988) yaitu perairan laut dangkal berlumpur dan mengandung pasir,

kedalamannya tidak lebih dari 10 m agar cahaya dapat menembus, suhu antara 20-

30 o

C, kadar garam antara 25-35 ‰/mil serta kecepatan arus sekitar 0,5 m/detik.

Beberapa lamun dapat hidup pada kisaran salinitas 10-45 ‰ dan umumnya lamun

membutuhkan kisaran tingkat kecerahan 4-29 % untuk dapat tumbuh dengan rata-

rata 11 % (Hemminga dan Duarte 2000).

Page 4: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Jenis-jenis lamun tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. ... Penangkap sedimen, komunitas lamun yang lebat dapat memperlambat gerakan air

9

Mengingat bahwa padang lamun merupakan sumberdaya alam yang

mempunyai berbagai fungsi dan peningkatan aktivitas manusia dapat

menyebabkan kerusakan padang lamun, maka pada tahun 2004 Menteri Negara

Lingkungan Hidup menetapkan keputusan tentang kriteria baku kerusakan dan

pedoman penentuan status padang lamun. KEPMEN LH (2004) ini menyebutkan

bahwa status padang lamun adalah tingkatan kondisi padang lamun pada suatu

lokasi tertentu dalam waktu tertentu yang dinilai berdasarkan kriteria baku

kerusakan padang lamun dengan menggunakan persentase luas tutupan lamun dan

area kerusakan.

Metode pengukuran yang digunakan untuk mengetahui kondisi padang

lamun (KEPMEN LH 2004) adalah metode transek dan petak contoh (transect

plot). Metode transek dan petak contoh adalah metode pencuplikan contoh

populasi suatu komunitas dengan pendekatan petak contoh yang berada pada garis

yang ditarik melewati wilayah ekosistem tersebut. Status padang lamun dinilai

baik dengan kondisi kaya/sehat apabila persentase penutupan ≥ 60 %, namun

untuk kondisi kurang kaya/kurang sehat (30-59,9 %) dan pada kondisi miskin (≤

29,9 %) status padang lamunnya dinilai rusak. Luas area kerusakan ≥ 50 %

menunjukkan tingkat kerusakan tinggi, 30-49,9 % menunjukkan tingkat kerusakan

sedang dan ≤ 29,9 % menunjukkan tingkat kerusakan rendah.

2.2 Ekologi Plankton

Plankton adalah hewan dan tumbuhan yang memiliki daya renang yang

sangat lemah sehingga tidak kuat untuk melawan arus laut (Nybakken 1988).

Plankton yang terdiri dari organisme berklorofil dan mampu melakukan

fotosintesis dinamakan fitoplankton, sedangkan plankton yang tidak mampu

melakukan fotosintesis dinamakan zooplankton. Selanjutnya dinyatakan bahwa

secara vertikal, konsentrasi fitoplankton bukan berada di permukaan air tetapi

terletak beberapa meter di bawah permukaan air. Hal ini diperkirakan karena

adaptasi fitoplankton terhadap pengaruh cahaya yang terlalu kuat di permukaan

air, yang dapat menyebabkan kerusakan sel fitoplankton.

Nybakken (1988) jmengemukakan tentang penggolongan kelompok

plankton berdasarkan daur hidup dan ukuran tubuhnya. Holoplankton dan

Page 5: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Jenis-jenis lamun tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. ... Penangkap sedimen, komunitas lamun yang lebat dapat memperlambat gerakan air

10

meroplankton merupakan penggolongan plankton berdasarkan daur hidupnya.

Holoplankton adalah plankton yang seluruh daur hidupnya sebagai plankton,

sedangkan meroplankton adalah organisme plankton yang sebagian saja dari daur

hidupnya sebagai plankton. Contoh meroplankton yaitu larva udang, larva ikan

dan berbagai larva makhluk hidup di mana pada saat larva, organisme ini bersifat

sebagai plankton dan setelah dewasa berubah bentuk serta sifat hidup sehingga

tidak dapat lagi digolongkan sebagai plankton.

Penggolongan plankton berdasarkan ukuran tubuhnya tidak membedakan

fitoplankton dan zooplankton. Penggolongan plankton ini dijelaskan pula oleh

Nybakken (1988), yaitu sebagai berikut:

1) Megaplankton: plankton yang ukuran tubuhnya di atas 2,0 mm;

2) Makroplankton: plankton yang ukuran tubuhnya 0,2-2 mm;

3) Mikroplankton: plankton yang ukuran tubuhnya 20-0,2 µm;

4) Nanoplankton: plankton yang ukuran tubuhnya 2-20 µm;

5) Ultraplankton: plankton yang ukuran tubuhnya lebih kecil dari 2 µm.

2.3 Asosiasi Ikan dengan Padang Lamun

Lestari (2010) mengemukakan bahwa ikan merupakan salah satu organisme

yang berasosiasi dengan padang lamun. Peranan lamun dalam kehidupan ikan

yaitu sebagai daerah asuhan dan perlindungan (nursery grounds), sebagai

makanan ikan dan sebagai padang penggembalaan atau tempat mencari makan

(feeding grounds). Keanekaragaman dan kelimpahan kumpulan ikan berubah

sesuai dengan perubahan kondisi struktur lamun, sebab perubahan dalam indeks

luas daun akan mengubah laju pemangsaan yang memengaruhi kelimpahan

juvenil ikan dan distribusi ikan predator besar. Rantai makanan pada padang

lamun dapat dijelaskan oleh Gambar 4.

Berbagai penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa ada empat

kategori utama asosiasi ikan dengan padang lamun di perairan Indonesia

(Tomascik et al. 1997), yaitu sebagai berikut:

1) Penghuni tetap yang memijah dan menghabiskan kebanyakan hidupnya di

padang lamun (full-time residents), misalnya: Apogon margaritophorus.

Page 6: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Jenis-jenis lamun tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. ... Penangkap sedimen, komunitas lamun yang lebat dapat memperlambat gerakan air

11

2) Penghuni yang menghabiskan hidupnya, tetapi memijah di luar padang lamun,

misalnya: Halichoeres leparensis, Pranaesus duodecimatis, Paramia

quiquelineata, Gerres macrosoma, Monacanthus tomemtosus, Monachantus

hajam, Hemigliphidodon plagiumetopon dan Sygnathoides biacukeatus.

3) Penghuni yang ada di padang lamun hanya selama tahapan juvenilnya,

misalnya: Siganus canaliculatus, Siganus virgatus, Siganus chrysospilos,

Lethrinus sp., Scarus sp., Abudefduf sp., Monachantus mylii, Mulloides

samoenis, Pelates quadrilineatus dan Upeneus tragula.

4) Penghuni berkala atau transit yang mengunjungi padang lamun untuk

berlindung atau mencari makan (occasional residents).

Sumber: Fortes 1990

Gambar 4 Rantai makanan pada ekosistem lamun

Lebih lanjut Tomascik et al. (1997) mengemukakan bahwa habitat padang

lamun yang berdekatan dengan terumbu karang atau terkadang bersatu dengan

terumbu karang membentuk suatu komunitas lamun yang homogen dan beberapa

diantaranya membentuk komunitas yang terdiri dari dua sampai tiga spesies

lamun. Ikan yang banyak ditemukan di perairan ini adalah dari famili Siganidae,

Lethrinidae dan Labridae.

Page 7: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Jenis-jenis lamun tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. ... Penangkap sedimen, komunitas lamun yang lebat dapat memperlambat gerakan air

12

2.3.1 Famili Siganidae

Siganidae diklasifikasikan sebagai berikut (Linnaeus 1758):

Filum : Chordata

Sub filum : Vertebrata

Kelas : Actinopterygii

Sub kelas : Teleostei

Ordo : Percimorfes

Famili : Siganidae

Sumber: Metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012)

Gambar 5 Famili Siganidae

Ciri-ciri morfologis Siganidae yaitu: panjang maksimum 40 cm, sirip perut

memiliki 3 duri yang terletak di antara bagian dalam dan luar tulang belakang,

sirip punggung terdiri dari 13 duri keras dan 10 duri lunak, sirip ekor memiliki 7

duri keras dan 9 duri lunak. Duri-duri ini beracun. Siganidae hidup bergerombol

di Indo-Pasifik dan Mediterania Timur. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada Gambar 5.

Siganidae di Indonesia kurang lebih dua belas jenis. Selain dimanfaatkan

sebagai ikan konsumsi, Siganidae juga banyak dipelihara sebagai ikan hias,

bahkan sudah dapat dibudidayakan. Siganidae dapat digunakan sebagai kontrol

alga dan disebut juga ikan kelinci karena memiliki gigi yang menonjol keluar.

Pola warna tubuh Siganidae beragam, ada yang berbintik-bintik misalnya pada

Siganus corallinus, Siganus canaliculatus dan Siganus guttatus. Ada pula yang

memiliki garis menyerupai selempang dari punggung ke arah kepala, misalnya

Siganus virgattus sementara, pola yang rumit penuh dengan garis kelok-kelok

terdapat pada Siganus vermiculatus dan Siganus puellus (Kuncoro 2008).

Kuncoro (2008) juga mengemukakan bahwa Siganidae atau sering disebut

golongan ikan baronang memiliki tubuh yang lebar dan pipih. Tubuhnya tertutup

Page 8: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Jenis-jenis lamun tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. ... Penangkap sedimen, komunitas lamun yang lebat dapat memperlambat gerakan air

13

sisik-sisik yang halus, dengan warna dan pola yang bervariasi. Mulutnya kecil

dan digunakan untuk memakan tumbuhan laut (bersifat herbivora). Hal ini

menyebabkan Siganidae sering terdapat di daerah padang lamun maupun tempat

yang banyak ditumbuhi rumput lautnya. Makanan pokok Siganidae berdasarkan

metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012) disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Daftar makanan Siganidae

Makanan 1 Makanan 2 Makanan 3 Tingkat Predator

tumbuhan tumbuhan lainnya alga, rumput laut juvenil/dewasa

zooplankton plankton,

avertebrata lainnya

plankton,

avertebrata lainnya

juvenil/dewasa

zoobentos cacing, crustacea,

serangga

polychaeta,

isopoda, serangga

juvenil/dewasa

Sumber: Metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012)

2.3.2 Famili Lethrinidae

Lethrinidae diklasifikasikan sebagai berikut (Valenciennes 1830):

Filum : Chordata

Sub filum : Vertebrata

Kelas : Actinopterygii

Sub kelas : Teleostei

Ordo : Percimorfes

Famili : Lethrinidae

Sumber: Metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012)

Gambar 6 Famili Lethrinidae

Ciri-ciri morfologis Lethrinidae yaitu: sirip punggung terdiri dari 10 duri keras

dan 9-10 duri lunak, sirip ekor memiliki 3 duri keras dan 8-10 duri lunak. Duri-

duri ini beracun. Lethrinidae memiliki keel dan gigi molariform untuk

menghancurkan makanan yang keras. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 9: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Jenis-jenis lamun tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. ... Penangkap sedimen, komunitas lamun yang lebat dapat memperlambat gerakan air

14

Lethrinidae hidup soliter atau bergerombol dan tidak tampak secara

teritorial. Mereka sering membentuk agregasi besar ketika melakukan pemijahan.

Ikan ini tersebar di perairan tropis Indo-Pasifik di wilayah pesisir mulai dari

daerah yang berdekatan dengan terumbu karang. Kebiasaan makannya bersifat

karnivora dan mencari makan pada malam hari di dasar perairan. Makanan pokok

Siganidae berdasarkan metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012) disajikan pada

Tabel 2.

Tabel 2 Daftar makanan Lethrinidae

Makanan 1 Makanan 2 Makanan 3 Tingkat Predator

zoobentos bentos, crustacea kepiting juvenil/dewasa

nekton finfish finfish lainnya dewasa

zoobentos bentos, avertebrata

lainnya

bentos, avertebrata

lainnya

dewasa

Sumber: Metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012)

2.3.3 Famili Labridae

Labridae diklasifikasikan sebagai berikut (Bloch 1791):

Filum : Chordata

Sub filum : Vertebrata

Kelas : Actinopterygii

Sub kelas : Teleostei

Ordo : Percimorfes

Famili : Labridae

Sumber: Metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012)

Gambar 7 Famili Labridae

Ciri-ciri morfologis Labridae yaitu: panjang maksimum 2-3 m, banyak yang

kurang dari 15 cm dan panjang minimum 4,5 cm, gigi biasanya menonjol ke luar

Page 10: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Jenis-jenis lamun tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. ... Penangkap sedimen, komunitas lamun yang lebat dapat memperlambat gerakan air

15

dan bentuknya jarang-jarang, sirip punggung terdiri dari 8-21 duri, sirip ekor

memiliki 4-6 duri keras dan 7-18 duri lunak. Sebagian besar spesies ini dapat

berubah warna dan jenis kelamin sesuai dengan pertumbuhan. Labridae tersebar

di Atlantik, Hindia dan Pasifik. Ciri-ciri tersebut dapat dilihat pada Gambar 7.

Labridae atau ikan Wrasses (orang Jawa menyebutnya sebagai ikan

Bayeman), merupakan famili ikan yang bertubuh kecil walau ada yang berukuran

raksasa, yaitu Coris formosa. Warna tubuhnya menarik dan memiliki gigi yang

kuat untuk memecah karang, lobster dan beberapa Moluska. Ikan ini masuk ke

dalam pasir pada malam hari dan akan keluar lagi pada pagi hari (Kuncoro 2008).

Jonna (2003) juga mengemukakan bahwa Labridae merupakan ikan yang

paling banyak dan mencolok di terumbu tropis seluruh dunia. Ikan ini adalah

keluarga kedua terbesar ikan laut dan keluarga terbesar ketiga di Perciformes,

dengan sekitar 60 genus dan sekitar 500 spesies. Umumnya, Labridae berperan

sebagai penggali pasir, karnivora terhadap avertebrata dasar, planktivor dan

sebagian kecil adalah ektoparasit pada ikan-ikan yang lebih besar. Makanan

pokok Labridae berdasarkan metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012)

disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Daftar makanan Labridae

Makanan 1 Makanan 2 Makanan 3 Tingkat Predator

zoobentos moluska bivalvia juvenil/dewasa

zoobentos bentos, crustacea kepiting juvenil/dewasa

zoobentos cacing polychaeta juvenil

zoobentos bentos, crustacea amphipoda juvenil

zoobentos moluska gastropoda juvenil/dewasa

zoobentos bentos, crustacea bentos, crustacea juvenil

zoobentos bentos, crustacea bentos, crustacea juvenil/dewasa

zoobentos moluska bentos, moluska juvenil/dewasa

zoobentos echinodermata bulu babi juvenil/dewasa Sumber: Metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012)

2.4 Trofik Level

Trofik level adalah posisi suatu organisme dalam jaring makanan (Froese

dan Pauly 2000). Stergiou et al. (2007) menjelaskan bahwa trofik level

menunjukkan keberadaan ikan dan organisme lainnya yang masing-masing

berperan dalam jaring makanan. Struktur trofik adalah perpindahan energi

makanan melalui sederetan makhluk hidup. Suatu spesies tertentu dapat

Page 11: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Jenis-jenis lamun tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. ... Penangkap sedimen, komunitas lamun yang lebat dapat memperlambat gerakan air

16

menghuni lebih dari satu tingkatan trofik. Mengenai penentuan trofik level suatu

spesies, perlu dipertimbangkan kebiasaaan makan (feeding guilds) dari spesies

tersebut. Tabel 4 menjelaskan rincian feeding guilds menurut (Elliott dan

Hemingway 2002).

Tabel 4 Kebiasaan makan spesies estuarine

Kebiasaan Makan Deskripsi

Phytoplanktonic Memakan diatom dan dinoflagelata di kolom perairan,

tetapi juga memakan suspensi mikrofitobentos

Zooplanktonic (copepoda, mysids) Makan dengan menyeleksi zooplankton, khususnya

copepoda calanoid dan cyclopoid dan komponen yang

lebih besar seperti mysids: pada musim tertentu

memakan meroplankton (larva atau organisme bentik)

daripada holoplankton

Herbivorous (makro tumbuhan) Merumput alga atau daun

Detritivores dan scavengers Memakan hancuran organisme dan sisa hewan

Benthophagous (infauna) Memakan avertebrata bentik, yaitu infauna

Benthophagous (epifauna yang

menetap)

Memakan avertebrata di substrat yang kasar

Demersal feeders (epifauna yang

bergerak/demersal)

Memakan avertebrata yang bergerak atau tepat di atas

substrat, didominasi oleh crustacea kecil (udang/kepiting)

Piscivorous Predator terhadap ikan, baik dari spesies yang sama

(bersifat kanibal) maupun spesies yang berbeda

Parasites Ikan bersifat ektoparasit, memakan jaringan atau cairan

tubuh tanpa membunuh

Sumber: Elliott dan Hemingway 2002

Elliott dan Hemingway (2002) menambahkan faktor-faktor yang

memengaruhi trofik level suatu jenis ikan, yaitu sebagai berikut:

1) Faktor ekstrinsik, yaitu faktor lingkungan (non-biological)

Perubahan lingkungan dapat berdampak pada perpindahan makan-memakan

spesies yang berbeda. Faktor lingkungan yang memengaruhi, yaitu:

(1) Perubahan geografis pada faktor lingkungan seperti suhu dapat

memengaruhi tingkah laku makan-memakan ikan. Perubahan ini berkaitan

dengan posisi dan peristiwa termoklin pada sebagian stratifikasi estuari;

Page 12: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Jenis-jenis lamun tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. ... Penangkap sedimen, komunitas lamun yang lebat dapat memperlambat gerakan air

17

(2) Pedoman hidrografi pada faktor lingkungan seperti tingginya pasang surut

memengaruhi ukuran populasi ikan. Kadar salinitas dan oksigen terlarut

juga memengaruhi perilaku makan-memakan ikan;

(3) Lokasi yang dikhususkan atau substratum pada faktor lingkungan seperti

daerah pasang surut, dikenal sebagai feeding ground juvenile ikan.

2) Faktor biologi (intrinsik), yaitu:

(1) Tingkat hidup, termasuk umur dan ukuran yang berbeda. Ukuran tubuh

merupakan salah satu bagian penting organisme dari sudut pandang

ekologi dan evolusioner. Ukuran memiliki pengaruh yang sangat besar

pada tingkat kebutuhan energi hewan dan berpotensi sebagai sumber

eksploitasi, serta memberi pengaruh pada musuh alami;

(2) Jenis kelamin. Ikan gobies jantan dari jenis spesies terakhir menunjukkan

perubahan dalam diet makanannya selama musim bertelur karena setelah

mengkonsumsi sejumlah telur Pomatoschistus, diperkirakan seekor

pejantan secara agresif menguasai wilayah tersebut;

(3) Ecotrophomorphology yang menduga bahwa morfologi berkaitan erat

dengan hidup, sehingga dijadikan prediksi model hidup. Bahan makanan

dapat diduga dari morfologi ikan, khususnya dari sifat morfologis tentang

makan-memakan seperti ukuran mulut, bentuk rahang dan pertumbuhan

gigi;

(4) Tingkah laku ikan terkait dengan teori waktu mencari makan yang optimal

atau Optimal Foraging Theory (OFT). Teori ini menduga bahwa ikan

akan mencari makanan, memilih bahan-bahan makanan jika diberi pilihan

dan berhenti makan pada perkiraan waktu pengambilan energi yang

maksimal untuk memperkecil energi yang digunakan. Hasilnya, ikan akan

memaksimalkan kesehatannya sehingga reproduksi kehidupannya

berlangsung baik;

(5) Kompetisi intraspesies dan interspesies terjadi saat kebutuhan dari dua

atau lebih individu terhadap sumberdaya tertentu melebihi ketersediaan

sumberdaya tersebut di wilayah tempat mereka tinggal atau jika

permintaannya tidak dapat melebihi penawaran, mereka saling

memengaruhi satu sama lain dalam upaya memperoleh sumberdaya;

Page 13: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Jenis-jenis lamun tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. ... Penangkap sedimen, komunitas lamun yang lebat dapat memperlambat gerakan air

18

(6) Pembagian sumberdaya dapat terjadi pada tiga level, yaitu: waktu yang

bersifat temporal, wilayah dan bahan makanan. Oleh karena itu, dalam

penentuan ekosistem perlu dianalisis interaksi pola makan antar anggota

yang berbeda dalam satu perkumpulan;

(7) Mikroparasit meliputi virus, bakteri, jamur serta protozoa dicirikan oleh

ukuran yang kecil, masa hidup yang pendek dan kemampuan

menggandakan diri dalam inang yang terinfeksi. Organisme tersebut

sering berpindah secara langsung, sehingga ikan yang hidup di wilayah

padat dan dangkal sangat mudah dimasuki oleh patogen-patogen ini.

2.5 Pendekatan Ekosistem

Pendekatan ekosistem adalah suatu pendekatan yang mengacu pada aplikasi

dari berbagai metode ilmiah yang berfokus pada tingkat tatanan kehidupan yang

melibatkan struktur, proses, fungsi dan interaksi antar organisme dengan

lingkungannya (Aryani 2010). Yulianto (2010) menambahkan faktor-faktor yang

perlu dipertimbangkan dalam implementasi pendekatan ekosistem, yaitu

kelestarian ekosistem, kesejahteraan masyarakat dan kemampuan untuk mencapai

tujuan. Menurut FAO (2005) terdapat dua belas prinsip pelaksanaan pendekatan

ekosistem dalam pengelolaan perikanan, yaitu sebagai berikut:

1) Sasaran dari pengelolaan ini adalah pilihan dari masyarakat;

2) Pengelolaan harus terdesentralisasi pada tingkat yang rendah;

3) Pengelolaan harus mempertimbangkan dampak setiap aktivitas terhadap

ekosistem lainnya;

4) Dibutuhkan pemahaman dan pengelolaan perikanan dengan pendekatan

ekosistem dalam konteks ekonomi dengan mempertimbangkan dampak

positif dari pengelolaan tersebut. Pengelolaan tersebut antara lain:

(1) Mengurangi pengaruh pasar yang berdampak negatif terhadap

keanekaragaman hayati;

(2) Mempromosikan konservasi sumberdaya dan pemanfaatan yang lestari

dengan pemberian insentif;

(3) Mempertimbangkan komponen biaya dan manfaat bagi ekosistem;

Page 14: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Jenis-jenis lamun tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. ... Penangkap sedimen, komunitas lamun yang lebat dapat memperlambat gerakan air

19

5) Konservasi fungsi dan struktur ekosistem dalam rangka menjaga manfaat

ekosistem, dimana yang dikonservasi merupakan lokasi prioritas;

6) Pengelolaan ekosistem harus mempertimbangkan daya dukung;

7) Pendekatan ekosistem harus mempertimbangkan komponen spasial dan

temporal;

8) Pengelolaan ekosistem harus mengacu pada pengelolaan jangka panjang;

9) Pengelolaan harus adaptif terhadap perubahan;

10) Pendekatan ekosistem harus seimbang antara konservasi dan pemanfaatan;

11) Pendekatan ekosistem harus mempertimbangkan beberapa informasi ilmiah,

adat istiadat, inovasi dan pengalaman;

12) Pendekatan ekosistem harus melibatkan para pihak dan lintas ilmu.

FAO (2005) juga menyebutkan dalam dokumen tentang implementasi

pendekatan ekosistem pengelolaan perikanan mengenai beberapa opsi yang dapat

dilakukan dalam mengimplementasikan pendekatan ekosistem. Opsi-opsi yang

dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1) Pengaturan secara teknis

Pengaturan secara teknis dapat dilakukan pada pengaturan alat tangkap yang

digunakan oleh nelayan. Pengaturan secara teknis ini dapat dilakukan dengan:

(1) Pengaturan jumlah alat tangkap dan ukuran mata jaring;

(2) Pengurangan ikan hasil tangkapan sampingan (by-catch);

(3) Penyesuaian metode dan operasi penangkapan untuk mengurangi dampak

negatif terhadap ekosistem dan spesies yang dilindungi;

(4) Mengedepankan pendekatan pencegahan atau kehati-hatian (precautionary

approach).

2) Pengaturan secara spasial dan temporal

Pengaturan secara spasial merupakan pengaturan daerah penangkapan ikan.

Pengaturan secara spasial ini dapat diimplementasikan dalam bentuk

pengembangan kawasan konservasi laut. Pengaturan secara temporal

merupakan pengaturan pelarangan penangkapan pada waktu tertentu.

3) Pengaturan input dan output

Pengaturan input penangkapan dapat dilakukan dengan pengendalian kapasitas

penangkapan dan usaha penangkapan nelayan. Pengaturan output dapat

Page 15: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Jenis-jenis lamun tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. ... Penangkap sedimen, komunitas lamun yang lebat dapat memperlambat gerakan air

20

dilakukan dengan pengendalian hasil dan jenis tangkapan. Salah satu tujuan

pengaturan ini adalah untuk menurunkan kematian akibat penangkapan (fishing

mortality).

4) Manipulasi ekosistem

Manipulasi ekosistem dapat dilakukan dengan mencegah degradasi habitat,

merehabilitasi habitat, pengembangan habitat buatan dan penebaran benih

(restocking) ikan.

2.6 Daerah Penangkapan Ikan

Daerah penangkapan ikan merupakan wilayah perairan tempat

berkumpulnya ikan, dimana alat tangkap dapat dioperasikan sesuai teknis untuk

mengeksploitasi sumberdaya ikan yang terdapat didalamnya (Simbolon 2006).

Keberhasilan operasi penangkapan ikan dapat ditingkatkan dengan memenuhi

paling sedikit persyaratan berikut:

1) Alat tangkap dapat dioperasikan dengan mudah dan sempurna pada daerah

penangkapan ikan tersebut;

2) Daerah penangkapan ikan dapat dijangkau oleh kapal ikan;

3) Daerah penangkapan ikan mengandung sumberdaya ikan yang banyak dan

bernilai ekonomis penting.

Salah satu langkah dalam proses optimasi penentuan daerah penangkapan

ikan yang ekonomis dan menguntungkan, yaitu perlu mempertimbangkan tiga

aspek utama sebagai berikut:

1) Aspek sumberdaya ikan;

2) Lingkungan perairan sebagai habitat sumberdaya ikan;

3) Teknologi alat penangkapan ikan.

2.7 Alat Tangkap Jaring Insang Tetap (Set Gillnet)

Jaring insang tetap (set gillnet) yaitu alat penangkap ikan yang khusus

dikonstruksikan untuk menangkap ikan dengan menjerat insang, dioperasikan

secara pasif dan menetap di perairan. Jaring insang tetap dioperasikan di danau

dan perairan pesisir untuk menangkap ikan-ikan komersial. Jaring insang tetap

diklasifikasikan ke dalam kelompok jaring insang (gillnet) (von Brandt 2005).

Page 16: 2 TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Jenis-jenis lamun tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. ... Penangkap sedimen, komunitas lamun yang lebat dapat memperlambat gerakan air

21

Jaring insang biasanya dioperasikan dengan menghadang arah migrasi ikan,

sehingga ikan-ikan harus melewati mata jaring pada jaring insang. Jaring insang

tetap di dasar perairan dioperasikan untuk menangkap ikan demersal. Perairan

tempat jaring insang tetap digunakan merupakan perairan jernih, arusnya tidak

terlalu kuat dan tidak ada tumbuh-tumbuhan terapung.

2.8 Hubungan Panjang dan Berat Ikan

Panjang ikan dapat diukur dengan menggunakan sistem metrik (Effendie

1979). Ada tiga macam pengukuran, yaitu:

1) Panjang total atau panjang mutlak, ialah panjang ikan yang diukur mulai dari

ujung terdepan bagian kepala sampai ujung terakhir bagian ekornya;

2) Panjang cagak atau fork length, ialah panjang ikan yang diukur dari ujung

terdepan sampai ujung bagian luar lekukan ekor;

3) Panjang standar atau panjang baku, ialah panjang ikan yang diukur mulai dari

ujung terdepan dari kepala sampai ujung terakhir dari tulang punggungnya.

Ujung tersebut letaknya sebelum pangkal jari-jari sirip ekor.

Menurut Effendie (1979) alat pengukur panjang ikan yang baik digunakan

di lapangan adalah alat pengukur yang terbuat dari kayu. Bentuk yang perlu

diperhatikan dari alat ini adalah bagian depannya, yaitu tempat menempel dari

bagian depan ikan harus bertepatan dengan angka nol. Alat penimbangan

diusahakan yang praktis dan tidak mudah rusak tetapi ketelitiannya cukup tinggi.

Hasil studi hubungan panjang dan berat ikan memungkinkan nilai panjang

ikan berubah ke harga berat ikan atau sebaliknya. Berat ikan dapat dianggap

sebagai suatu fungsi dari panjangnya dan hubungan panjang-berat ini hampir

mengikuti hukum kubik yang dinyatakan dengan persamaan: W = aL3 (W adalah

berat ikan, L adalah panjang ikan dan a adalah konstanta). Hal tersebut disertai

dengan anggapan bahwa bentuk serta berat jenis ikan itu tetap selama hidupnya

tetapi karena ikan itu tumbuh, dimana bentuk tubuh, panjang dan beratnya selalu

berubah, maka menurut Hile (1936) vide Effendie (1979), persamaan umumnya

adalah W = aLb (a dan b adalah konstanta). Logaritma persamaan tersebut

menjadi: log W = log a + b log L yang menunjukkan hubungan linier (Effendie

1979).