2001_5_3_7

Embed Size (px)

Citation preview

Sistem Sentral Kombinasi Teknologi EWSD (P. Yudi Dwi Arliyanto)

Teleponi-Data

Menggunakan

Pendekatan

Inovasi

SISTEM SENTRAL KOMBINASI TELEPONI-DATA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INOVASI TEKNOLOGI EWSDP. Yudi Dwi ArliyantoAbstract Telecommunication operator these days are facing enormous opportunities and challenges as well. Market are being deregulated, causing a dramatic increase in competition, and the volume of telecommunication traffic is rising quickly. At the same time, customers are requesting services that go beyond telephony, services that combine voice and data communication. Therefore, it is necessary to design of combined telephony-data exchange system. Keywords: telephony, voice-data communication, combined exchange system.

1. Pendahuluan Telekomunikasi adalah hal yang sangat mendasar bagi seluruh kegiatan manusia terutama dalam era perkembangan sosial ekonomi di dunia sekarang ini. Keinginan untuk saling bertukar informasi satu sama lain menjadi sangat penting tanpa mempedulikan jarak. Perkembangan teknologi di bidang industri telekomunikasi berkembang dengan pesat yang diawali oleh pelayanan telepon biasa hingga ke kebutuhan telekomunikasi bernilai tambah. Sebagai sarana telekomunikasi, maka sistem telepon pada dasarnya terdiri atas tiga bagian pokok yaitu bagian sentral, bagian transmisi, dan bagian jaringan. Bagian sentral telepon merupakan bagian yang penting dan vital. Perkembangan sentral yaitu dari sistem manual oleh operator, sistem otomatis elektromekanik, sistem otomatis elektronis analog, sampai sistem otomatis elektronis digital pada saat ini. Di masa depan, suatu sentral telepon modern pada dasarnya merupakan suatu jenis sistem komputer. Pada kondisi saat ini, jumlah pengguna telepon di Indonesia telah bertambah banyak. Seiring dengan bertambahnya pelanggan telepon, maka jenis layanan telepon dan fitur-fitur yang diberikan bertambah banyak juga. Bahkan saat ini, kebutuhan tidak hanya untuk layanan berbasis suara saja, namun juga layanan data misalnya internet yang semakin kompleks. Kebutuhan layanan yang beragam seperti Plain Old Telecommunication Service (POTS) untuk pelanggan analog, Integrated Service Digital Network (ISDN) untuk pelanggan digital, Intelligent Network (IN), serta layanan ke jaringan data publik dengan didukung oleh beberapa jenis antarmuka, membutuhkan suatu sentral yang handal. Sentral ini memiliki fungsi sebagai193

Jurnal Teknologi Industri Vol. V No. 3 Juli 2001 : 193 - 206

Sentral Telepon Kombinasi (Combined Exchange) dengan konfigurasi umum Host - Remote, dan dapat melakukan konfigurasi transit dari dan ke sentral lain. Kehandalan yang dimiliki oleh sentral tersebut harus didasari atas pertimbangan: a. Konfigurasi yang fleksibel terhadap penambahan kapasitas dan kemampuan sistem. b. Adaptif terhadap kemungkinan pengembangan teknologi atau layanan baru. c. Dapat beroperasi pada lingkungan multi vendor (open standard interface). d. Keandalan yang tinggi untuk melayani trafik suara dan data. Untuk mendukung kebutuhan tersebut, perlu dirancang mengenai kebutuhan sentral jenis baru. Sentral tersebut adalah Sentral Kombinasi Teleponi - Data dengan kemampuan sebagai sentral kombinasi suara dan data. Diharapkan sentral tersebut sebagai solusi untuk pengembangan sentral yang sebelumnya hanya mampu menangani trafik teleponi saja menuju suatu sentral untuk pelayanan trafik suara dan data secara terintegrasi. Dengan spesifikasi sentral baru ini maka sentral ini diharapkan sebagai sentral yang akan diintegrasikan dengan jaringan telekomunikasi di Indonesia, dalam hal ini yang dioperasikan oleh PT TELKOM. Di Indonesia baru ada tiga vendor yang diizinkan untuk diaplikasikan oleh PT. TELKOM yaitu Electronic Wahler System Digital (EWSD) dari Siemens Jerman, 5ESS dari Lucent Amerika (dahulu dari AT&T), dan NEAX dari NEC Jepang. Pada paper ini pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi sentral EWSD yang telah ada serta inovasi EWSD dari Siemens. Masalah pokok yang dijelaskan dititikberatkan pada masalah konfigurasi perangkat, skema diagram blok, dan unit fungsional dalam sentral sehingga sentral tersebut dapat berfungsi sebagai sentral telepon maupun sentral data. 2. Sentral EWSD Saat Ini 2.1. Arsitektur Sentral EWSD Saat Ini Arsitektur sentral EWSD saat ini dirancang supaya mudah diinstalasi, dikembangkan, dan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Desain sentral terdiri atas blok fungsional yang berdiri sendiri dengan kontrol prosesor sendiri yang dapat bekerja secara bebas di bawah koordinasi CP. Setiap blok terbagi-bagi lagi atas beberapa modul atau perangkat fungsional unit. Perangkat fungsional unit ini dikontrol oleh masing-masing prosesor pada perangkat tersebut. Blok-blok ini dapat saling dihubungkan melalui modul antarmuka (internal interface) yang ada pada masing-masing blok lewat highway 2 Mbit/s (PDC) atau 8 Mbit/s (SDC). Akses Sedangkan untuk antarmuka ke dunia luar (sentral/trunk atau pelanggan) dilakukan dengan Switching LTG GP antramuka SC-MUX atau konverter A/D. Sentral EWSD SN Switchingatas beberapa perangkat tersusun Network DLU DLUC pendukung seperti dalam Gambar 1. yaitu: LTG Line Trunk GroupLTG Common Channel Signalling CCNC 194 KoordinasiEM OMT GP CP Coordination Processor CCNC Common Channel-Signalling Network Control DLU Digital Line Unit DLUC Digital Line Unit Control GP Group Processor CCNP Common Channel-Signalling Network Control Processor EM External Memory OMT Operation Maintenance Terminal SYP System Panel MB Message Buffer CCG Cenral Clock Generator SGC Switch Group Control

CCNP

SN

SYP MB CCG SGC

CP

Sistem Sentral Kombinasi Teknologi EWSD (P. Yudi Dwi Arliyanto)

Teleponi-Data

Menggunakan

Pendekatan

Inovasi

Gambar 1. Diagram Blok Sentral EWSD 2.1.1. Line/Trunk Group (LTG) LTG berfungsi sebagai antarmuka antara saluran pelanggan (DLU), pelanggan analog atau trunk dengan SN. Perangkat yang tersambung ke LTG yaitu pelanggan analog, trunk analog, trunk digital, operator DSB, serta alat-alat tes Automatic Test Equipment (ATE:ST) dan Subscriber Line Measuring System (SULIM). LTG mempunyai tiga fungsi utama yaitu fungsi pemrosesan panggilan, fungsi pengawasan dan perlindungan, serta fungsi operasi dan pemeliharaan. LTG dapat memproses semua jenis persinyalan yang telah direkomendasikan oleh ITU-T, dapat juga mengubah persinyalan dengan bebas untuk diteruskan melalui SN ke LTG lainnya misalnya sinyal yang datang MFCR2, dikirimkan kembali dalam bentuk Decadic. Echo Supressor dapat juga ditambahkan pada LTG. LTG bekerja sesuai dengan perangkat lunak yang telah diprogramkan di CP. Satu LTG tersambung dengan SN melalui jalur highway 8 MBit/s (128 time slot) yang terdiri dari 127 time slot untuk pembicaraan dan 1 time slot untuk kontrol data. Setiap time slot mempunyai kecepatan bit 64 kbit/s. Karena SN duplikat, maka ada dua highway yang menyambungkan LTG dengan dengan SN, tetapi LTG hanya mengambil time slot pembicaraan dari SN yang aktif saja. LTG mempunyai beberapa perangkat fungsional yang terdiri dari: Group Processor (GP), Group Switch (GS), Speech Multiplexer (SPMX), Link Interface Unit (LIU), Signalling Unit (SU), Digital Interface Unit (DIU), dan Line Trunk Unit (LTU) 2 Mbps pada Gambar 2. sepertiSU

LTUDLU, PBX, atau trunk

SN GS atau SPMX LIU8 Mbps GP Group Processor GS Group Switch SPMX Speech Multiplexer SU Signalling Unit DIU Digital Interface Unit LTU Line Trunk Unit LIU Line Interface Unit

LTUn)**) n 4

GP

195

Jurnal Teknologi Industri Vol. V No. 3 Juli 2001 : 193 - 206

Gambar 2. Line Trunk Group (LTG) 2.1.2. Switching Network (SN) Switching Network (SN) adalah perangkat jaringan penghubung dalam jaringan penyambung digital, sinyal suara dari pemanggil kepada terpanggil dan sebaliknya dikirim secara terpisah. Prinsip penyambungan SN terdiri dari prinsip kontak waktu (time switching) dan prinsip kontak ruang (space switching). Sedangkan kontruksi SN terdiri dari tingkatan waktu (time stage) dan tingkatan ruang (space stage). Pada time stage terjadi proses time switch, yaitu informasi 8 bit akan berubah time slot-nya dan multiplex linenya. Pada space stage terjadi proses space switch, yaitu informasi 8 bit akan berubah multiplex line-nya saja. Time stage dikemas pada Time Stage Module (TSM), space stage dikemas pasa Space Stage Module (SSM). SN inilah yang melakukan penyambungan panggilan antara dua pelanggan. 2.1.3. Coordination Processor (CP) Coordination Processor (CP) berfungsi untuk mengkoordinasi semua perangkat peripheral, memilih jalur pembicaraan untuk menangani database serta proses-proses konfigurasi. Jadi, CP bisa disebut sebagai prosesor peripheral. 2.1.4. Perangkat Peripheral Lainnya yaitu Digital Line Unit (DLU) dan Common Channel Signalling Network Control (CCNC) Digital Line Unit (DLU) merupakan perangkat fungsional yang menjadi terminal bagi jalur pelanggan. Pada dasarnya sebagai pengkonsentrasi jalur pelanggan/trafik pada suatu node jaringan, dengan demikian mengurangi panjang jalur pelanggan sehingga mengurangi biaya yang terdistribusi pada jaringan dan akan meningkatkan kualitas transmisi. Perkembangan EWSD pada saat ini, untuk port pelanggan lebih efisien jika diterminasi pada DLU. DLU dapat dipasang secara lokal atau remote terhadap sentral. Pada perkembangannya yang diterapkan adalah DLU remote, sedangkan untuk DLU lokal telah jarang digunakan. CCNC berfungsi memproses persinyalan yang pada dasarnya sebagai suatu usaha untuk membangun suatu hubungan dua pelanggan. CCS7 adalah metode persinyalan secara digital yang direkomendasikan oleh International Telecommunication UnionTelecommunication (ITU-T) dengan menggunakan kanal khusus yang terpisah dengan kanal informasi. 2.2. Inovasi EWSD Latar belakang inovasi berdasarkan pada kebutuhan yang beragam dan perkembangan telekomunikasi saat ini yang ditentukan oleh empat kecenderungan utama: 1. Kompetisi dan Pertumbuhan Jumlah Trafik Telekomunikasi Kecenderungan deregulasi dalam dunia luas menciptakan kompetisi yang ketat di antara operator jaringan dan penyedia layanan196

Sistem Sentral Kombinasi Teknologi EWSD (P. Yudi Dwi Arliyanto)

Teleponi-Data

Menggunakan

Pendekatan

Inovasi

telekomunikasi. Tarif layanan telekomunikasi menurun tajam dan pelanggan memperoleh layanan panggilan yang lebih lama dan memuaskan. Sebagai hasilnya adalah pertumbuhan yang cepat dalam jumlah trafik. Perkembangan hubungan dial-up data misalnya akses internet, bahkan menambah lebih banyak trafik yang menyebabkan waktu hubungan (holding time) lebih lama dibandingkan panggilan suara normal. Akhirnya, layanan telekomunikasi yang baru terutama sambungan dengan ISDN seperti video konferensi, menuntut lebih banyak resources jaringan Public Service Telephone Network (PSTN) dengan menggunakan banyak saluran yang paralel. Trafik komunikasi data meningkat sangat cepat. Jumlah total trafik internet akan segera melampaui trafik total dari PSTN dan kebutuhan lain yang juga meningkat. Operator jaringan berusaha untuk memenuhi permintaan ini dengan menyediakan lebih banyak kapasitas backbone dan fasilitas akses data dengan lebar bidang (bandwidth) yang lebih besar. 2. Minimalisasi Biaya Operasi Jaringan Untuk menjaga kompetisi dalam deregulasi pasar, operator telekomunikasi harus berusaha dengan meminimalkan biaya yaitu dengan menggunakan kapasitas dan fungsional jaringan sehemat mungkin untuk biaya operasi dan penyediaan layanan. Banyaknya operator telekomunikasi harus dibatasi untuk kestabilan pasar.

3. Konvergensi Layanan Suara dan Data Masyarakat informasi membutuhkan layanan komunikasi yang memungkinkan penggunaan terintegrasi audio, gambar, video, dan data teks dalam sebuah lingkungan komunikasi yang tunggal. Layanan suara dan data tradisional oleh karena itu harus digabungkan menjadi layanan yang konvergen. Satu contoh sederhana adalah indikasi dari panggilan yang datang (incoming call) selama waktu dial-up internet, misalnya seiring ketika saluran telepon sibuk. Jaringan data meningkat cepat dengan pertambahan yang tetap dalam bandwidth dan jumlah aplikasi data. Bagaimanapun juga, meskipun pertambahan yang besar dalam trafik data, bagian terbesar dari pendapatan operator akan tetap diperoleh dengan melanjutkan layanan yang berkenaan dengan suara. Hal inilah mengapa operator jaringan data juga mencoba memasuki pasar yang menguntungkan menggunakan teknologi voice over data. Penyedia layanan mempunyai kesempatan untuk menawarkan layanan berbasis suara yang telah ada untuk hubungan pelanggan ke jaringan data. Teknologi voice over data dapat juga diterapkan dalam backbone untuk interkoneksi dengan switch PSTN dan jaringan transit tambahan yang telah ada. Menggunakan jaringan berbasis paket dan suara yang terkombinasi menjadikan fleksibilitas yang lebih tinggi. Tiga contoh layanan konvergensi suara dan data yaitu Sistem Pesan Universal (Universal Message System), Saluran Teleponi Nyata (Virtual Telephony Line), dan Aplikasi

Bersama (Application Sharing).4. Konvergensi Jaringan Suara dan Data197

Jurnal Teknologi Industri Vol. V No. 3 Juli 2001 : 193 - 206

Kebutuhan akses yang cepat untuk informasi online dan untuk aplikasi multimedia inovatif merangsang perluasan jaringan akses yang menyangkut bandwidth. Akses kecepatan tinggi melalui sebuah saluran akses tunggal merupakan dasar untuk penyediaan layanan konvergen dengan cepat, efisiensi biaya, dan fleksibilitas, seperti akses internet kecepatan tinggi, teleworking, telelearning, interkoneksi Local Area Network (LAN), dan E-commerce. Pelanggan residensial (perorangan/rumah) sekarang telah menikmati akses terintegrasi, karena saluran POTS/ISDN dapat mengakses layanan suara dan data (melalui dial-up). Pelanggan ISDN bahkan dapat mengakses kedua layanan secara simultan masing-masing menggunakan kanal B. Di sisi lain, switch biasanya hanya menyediakan akses untuk suara saja, sehingga fungsi akses dial-up harus dipunyai oleh komponen terpisah yang dinamakan sebuah Server Akses Remote (Remote Access Server, RAS), yang dihubungkan ke switch melalui saluran suara. Untuk perusahaan kecil dan menengah, harus digunakan teknologi akses dengan layanan yang optimal. Solusinya adalah menggunakan teknologi tembaga kecepatan tinggi dimana saluran akses berakhir pada operator sentral lokal. Teknologi tembaga kecepatan tinggi secara umum disebut sebagai teknologi xDSL misalnya G. Lite (UDSL), SDSL, atau ADSL (dijelaskan lebih lanjut pada bagian EWSD InterNode) dapat dipasang sebagai sebuah line card yang terdapat fungsional DSL bersama dengan POTS atau ISDN. Teknologi xDSL yang meningkatkan kemampuan saluran tembaga yang telah ada adalah yang paling cocok karena menyediakan layanan untuk pengguna residensial dan perusahaan kecil/menengah dengan kecepatan tinggi. Untuk perusahaan yang lebih besar, akses Asynchronous Transfer Mode (ATM) langsung adalah cara ideal untuk memenuhi kebutuhan dari berbagai layanan dengan kualitas layanan (Quality of Service, QoS) yang berbeda-beda. Gambaran konvergensi jaringan suara dan data ditunjukkan pada Gambar 3. Inovasi EWSD menyediakan penawaran layanan yang baru dan menarik secara cepat dan efisien menggunakan platform yang fleksibel, handal, dan jaminan masa depan. Apakah membangun sebuah jaringan baru atau meningkatkan sistem yang sudah ada, inovasi EWSD memberikan solusi terhadap meningkatnya kebutuhan telekomunikasi terutama peningkatan trafik, kebutuhan bandwidth yang besar, serta konvergensi layanan dan jaringan suara-data.

198

Sistem Sentral Kombinasi Teknologi EWSD (P. Yudi Dwi Arliyanto)

Teleponi-Data

Menggunakan

Pendekatan

Inovasi

Gambar 3. Konvergensi jaringan suara dan data 2.2.1. EWSD PowerNode EWSD PowerNode adalah platform sentral berkemampuan tinggi dengan berbagai aplikasi jaringan yang dirancang untuk menangani jumlah trafik yang meningkat cepat dan menyediakan solusi jaringan secara optimal. EWSD PowerNode didasarkan pada arsitektur sistem yang telah ada yaitu perangkat keras dan perangkat lunaknya. Hal ini memungkinkan operator membangun pada infrastuktur jaringan EWSD yang telah ada dan untuk menyiapkan kebutuhan telekomunikasi masa depan. Karakteristik EWSD PowerNode menyangkut inti dan peripheral sentral yaitu : a. Kemampuan statis yang lebih tinggi dengan lebih banyak melewatkan trafik, lebih banyak port, dan lebih banyak jalur ke CCS7. b. Beban dinamik yang lebih tinggi dengan Busy Hour Call Attempts (BHCA) yang lebih tinggi dan lebih banyak Unit Persinyalan Pesan (Message Signalling Unit, MSU). c. RSU dengan kapasitas besar dengan fungsi-fungsi baru. d. Integrasi teknologi ATM dalam sistem EWSD. EWSD PowerNode melingkupi semua aplikasi jaringan seperti ditunjukkan pada Gambar 4. yaitu sentral lokal, sentral tandem, Sentral transit (toll), sentral gateway nasional dan internasional, Service Switching Point (SSP) ke IN, Signalling Transfer Point (STP) mandiri, rural node, Mobile Switching Centers (MSC), dan kombinasi dari aplikasi-aplikasi tersebut. Sentral EWSD yang telah ada dapat dengan mudah ditingkatkan atau diganti dengan fungsi EWSD PowerNode. Peripheral EWSD yang telah ada didukung oleh inti sentral EWSD PowerNode demikian pula sebaliknya. 2.2.1.1. Bagian inti EWSD PowerNode Seperti ditunjukkan pada Gambar 5., EWSD PowerNode meningkatkan sentral EWSD yang telah ada dengan kemampuan memenuhi kebutuhan telekomunikasi masa depan. Inovasi EWSD PowerNode pada bagian inti sentral yaitu: 1. Switching Network (SN) Pengembangan dalam Switching Network (SN D) telah melipatgandakan pelewatan kapasitas trafik sampai 100.000 Erlang serta kenaikan jumlah port SN sampai 240.000. Lebih dari 2.016 terminal Line Trunk Group (LTG) yang dapat dihubungkan ke SN yang baru dan pengenalan teknologi Matrix. Keuntungan dari SN D yang baru adalah199

Jurnal Teknologi Industri Vol. V No. 3 Juli 2001 : 193 - 206

pengurangan 50% persyaratan ruang, modul dan perangkat 75% lebih sedikit, pengurangan 50% konsumsi energi, memungkinkan konsolidasi jaringan dan memperkenalkan mega switch, mampu mengatasi trafik pelanggan yang disebabkan oleh internet dan ISDN, penyesuaian antarmuka SN untuk kemudahan peningkatan kemampuan, mean time between failure (MTBF) 10.000 tahun, mampu melewatkan trafik 100.000 erlang dan 240.000 port, struktur SN tanpa halangan (non blocking) dan tingkat tunggal (single stage), serta lebih aman dengan 100% pengawasan kanal pembicaraan.

Gambar 4. Berbagai aplikasi EWSD PowerNode2.

Coordination Processor (CP) Tanpa perubahan dalam CP itu sendiri, kemampuan pembebanan dinamik CP bertambah lebih dari 60% sampai dengan empat juta BHCA. Pertambahan yang besar dari kemampuan BHCA terutama telah dicapai dengan memperkenalkan sebuah Message Buffer (MB D) baru yang menggunakan bypass ATM ke SSNC untuk pesan CCS7, sehingga pelepasan slot tambahan dalam CP untuk prosesor panggilan tambahan (Call Processor , CAP) yang mendukung prosesor utama (Basic Processor, BAP). Untuk transfer data Operasi dan Pemeliharaan (Operation & Maintenance, O&M) kecepatan tinggi, sebuah antarmuka ke LAN 10 Mbit/s telah ditambahkan pada CP 113C. Sebuah pengganti CP dengan pengembangan yang lebih jauh akan meningkatkan kemampuan dinamik sistem. Signalling System Network Control (SSNC) untuk CCS7 Sub sistem EWSD Common Control Network Control (CCNC) yang telah ada yang menangani trafik CCS7 telah dirancang ulang dalam sebuah cara yang efektif dan khusus. Tidak hanya untuk switch yang handal dalam meningkatkan trafik CCS7, tetapi juga menciptakan sebuah platform terintegrasi untuk menangani aplikasi-aplikasi baru dan tugastugas masa depan lainnya. Oleh karena itu CCNC ditingkatkan fungsionalitasnya menjadi SSNC. SSNC berkemampuan tinggi yang dapat melayani lebih dari 1.500 hubungan CCS7 ketika sedang memproses lebih dari 100.000 unit persinyalan pesan (MSU/s).

3.

2.2.1.2. Teknologi Akses EWSD PowerNode200

Sistem Sentral Kombinasi Teknologi EWSD (P. Yudi Dwi Arliyanto)

Teleponi-Data

Menggunakan

Pendekatan

Inovasi

Inovasi EWSD tidak hanya menyangkut pada komponen inti sentral namun juga pada komponen akses atau peripheral sentral karena merupakan media pertama yang terhubung dengan kenaikan trafik pelanggan dan kebutuhan bandwidth yang lebih besar. Inovasi EWSD PowerNode dalam peripheral sentral terdiri dari:

1. Remote Switching Unit (RSU)

Salah satu peripheral EWSD PowerNode adalah RSU (Gambar 6). RSU menyediakan suatu alternatif arsitektur klien/server yang optimal dengan EWSD sebagai server yang menyediakan keperluan fitur yang lengkap dengan reliabilitas yang tinggi dan klien RSU yang tersebar luas secara geografis. Arsitektur klien/server menyederhanakan arsitektur jaringan, menurunkan biaya operasi secara berarti, dan mempercepat penyediaan layanan.

Gambar 5. Arsitektur EWSD PowerNode

2. Digital Line Unit G (DLU G)Peningkatan DLU menjadi DLU G mencerminkan kenaikan trafik pelanggan yang disebabkan pengguna online dan kebutuhan primer bandwidth yang lebih besar oleh pelanggan yang menggunakan internet. DLU G yang baru dapat mengakomodasi dua kali lebih banyak saluran dibandingkan DLU lama dengan saluran pelanggan sebanyak 2000. Trafik yang dilewatkan telah bertambah empat kali lipat sampai 390 Erlang. Hal inilah mengapa sekarang memungkinkan untuk mencakup sebanyak dua kali lipat trafik tiap pelanggan (lebih dari 0,25 Erlang).

201

Jurnal Teknologi Industri Vol. V No. 3 Juli 2001 : 193 - 206

2.2.2. EWSD InterNode Saat ini, jaringan telekomunikasi terbesar adalah jaringan telepon publik, sedangkan bagian telekomunikasi yang tumbuh paling cepat adalah internet. EWSD InterNode menghubungkan kecenderungan ini menjadi sebuah teknologi. EWSD InterNode mengintegrasi teknologi internet (IP) dalam sistem EWSD. Hal ini meningkatkan kemampuan EWSD yaitu sebuah teknologi handal dalam jaringan telepon menuju solusi internet dengan penggunaan kembali infrastuktur jaringan telepon yang telah terpasang untuk layanan internet. Berdasar platform yang sama dengan EWSD PowerNode, EWSD InterNode merupakan sebuah switch masa depan yang berkemampuan tinggi dalam kombinasi dengan kelengkapan fungsi internet seperti terlihat dalam Gambar 7.

Gambar 6. Remote Switching Unit (RSU)

LTG

POTS ISDNAkses Universal

LTG IPoP / Gateway VoIP SN

PSTN / ISDN

LTG Inti Sentral SSNC CP

xDSL

ATM

Edge Router

Jaringan Data

Gambar 7. Arsitektur EWSD InterNode

202

Sistem Sentral Kombinasi Teknologi EWSD (P. Yudi Dwi Arliyanto)

Teleponi-Data

Menggunakan

Pendekatan

Inovasi

2.2.2.1. Integrated PoP (IPoP). IPoP EWSD menyediakan semua fungsi dasar dari sebuah server akses remote yaitu: a. Akses dial-in ke internet, intranet atau Virtual Private Network (VPN) untuk pelanggan analog dan ISDN. b. Paketisasi suara dengan standar VoIP. c. Antarmuka dengan jaringan melalui IP over ATM, Frame Relay, atau Ethernet. Arsitektur perangkat keras IPoP tersusun berdasar dua jenis modul yang baru yaitu sebuah modul modem pool dan sebuah packet hub. Kedua modul dapat diintegrasikan dalam semua standar unit konsentrasi DLU EWSD. a. Modul modem pool melakukan tugas-tugas pemrosesan sinyal dan mewakili antarmuka antara dunia PSTN/ISDN yaitu voice band audio dan sinyal modem dengan jaringan data digital yaitu paket IP. Dengan 30 port modem tiap modul dimungkinkan mencapai kapasitas lebih dari 3000 port modem tiap DLU. Tiap port modem pool dikonfigurasikan sebagai Remote Access Server (RAS) seperti layaknya unit interworking VoIP. Dalam masa depan yang tidak lama lagi lebih dari 10.000 port modem akan tersedia tiap rak. b. Packet Hub melakukan penanganan pembingkaian data (data frame) untuk fungsi server akses remote, dengan membentuk antarmuka antara aliran data dasar dari modem pool dan internet. Packet Hub menyediakan dukungan protokol untuk akses multi Internet Service Provider (ISP) melalui layer 2 tunneling. Perangkat tambahan IPoP yaitu sebuah router terintegrasi. Router terintegrasi merupakan sebuah edge router dengan sebuah kemampuan lebih dari 10 Gbps. Komponen EWSD InterNode yang lain seperti packet hub, akses ATM, dan multiplekser ATM dapat dihubungkan langsung dengan router terintegrasi. Sebagai tambahan, router terintegrasi bekerja sebagai broadband remote access server (BRAS) untuk card dengan kecepatan tinggi yang ditempatkan pada DLU.

203

Jurnal Teknologi Industri Vol. V No. 3 Juli 2001 : 193 - 206

Gambar 8. Arsitektur modul saluran pelanggan baru dalam DLU 2.2.2.2. Modul Saluran Pelanggan Baru Kebutuhan pelanggan untuk akses internet yang cepat akan mempertimbangkan teknologi xDSL yang memanfaakan jutaan kilometer kawat saluran tembaga yang telah terpasang untuk layanan dan aplikasi baru. Sistem xDSL yang berupaya memaksimalkan penggunaan kapasitas transmisi dari kabel tembaga untuk mendukung akses ke layanan digital seperti akses internet, Video on Demand (VoD), video interaktif, dan layanan akses LAN. DSL adalah singkatan dari digital subscriber line, sebuah istilah yang merujuk kepada penerapan transmisi digital kecepatan tinggi pada jaringan akses kabel tembaga. Awalan x pada xDSL adalah pengganti beberapa huruf dari beberapa bentuk dari DSL, seperti ADSL, UDSL, VDSL, VADSL, HDSL, SDSL dan BDSL. Berdasarkan pada teknologi ini, EWSD InterNode menyediakan tiga modul saluran pelanggan baru yaitu sebuah modul G. Lite (Universal Asymmetric Digital Subsriber, UDSL), sebuah modul Symmetric Digital Subscriber Line (SDSL), dan sebuah modul Asymmetrical Digital Subscriber Line (ADSL). SDSL dan ADSL kompatibel penuh dengan modul saluran pelanggan (Subscriber Line Modul, SLM) analog (SLMA) dan ISDN (SLMD) dan G.Lite (UDSL) ditargetkan pada pengguna residensial yang besar dan mendukung teleponi POTS. Semua modul saluran pelanggan yaitu SLMA (analog), SLMD (ISDN), SLMU (G. Lite/UDSL), SLMS (SDSL), dan SLMH (ADSL) sangat sesuai dengan unit konsentrasi DLU EWSD dan dapat dipertukarkan dalam slot line card universal dalam rak DLU (Gambar 8).

3. Spesifikasi Sentral Kombinasi Teleponi data Sentral kombinasi teleponi-data dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan layanan baru terutama konvergensi teleponi dan data. Penyusunan spesifikasi ini untuk diimplementasikan pada sentral telepon yang telah ada.Grup Trunk Saluran Pelanggan Analog - Selular 3.1. Konfigurasi ISDN Konfigurasi sentral Grup Trunk kombinasi xDSL Perangkat Akses Jaringan Teleponi Signaling System Network Controller (SSNC) Sentral Inti Sentral Prosessor (BHCA) Grup Trunk PSTN / ISDN

teleponi-data berdasar perangkat blokIPoP / blok unit fungsional sebagai berikut (Gambar 9): Gateway VoIP

PBX PBX non ISDN PBX ISDN Perangkat Akses Universal Unit Remote Sentral Telepon & Sentral Data lain Jaringan Data Publik Frame Pensinyalan Titik Relay - LL ATM

Switching Network

Perangkat Kontrol Pusat Pengolahan Biling

Operasi, Pemeliharaan, dan Pengaturan Perangkat Penyambungan lewat Operator

204Jar. Sinkronisasi Jaringan Pita Lebar Edge Router Jaringa n Data

Sistem Sentral Kombinasi Teknologi EWSD (P. Yudi Dwi Arliyanto)

Teleponi-Data

Menggunakan

Pendekatan

Inovasi

Gambar 9. Konfigurasi dasar sentral kombinasi teleponi-data Perangkat Penyambungan: Berfungsi untuk melaksanakan fungsi penyambungan, secara umum adalah menyambungkan dan memutuskan hubungan antar terminal. Perangkat penyambungan utama adalah switching network (SN) dan grup trunk yang dikendalikan oleh prosesor utama sentral. Sebagai tambahan terdapat perangkat perantara (media gateway) berupa Integrated Point of Presence (IPoP) untuk akses dial-in ke internet, intranet atau Virtual Private Network (VPN) untuk pelanggan analog dan ISDN; paketisasi suara dengan standar VoIP; dan sebagai antarmuka dengan jaringan melalui IP over ATM, frame relay, atau Ethernet. Juga terdapat perangkat untuk akses ATM. Perangkat Kontrol: Berfungsi untuk mengontrol panggilan dan semua perangkat sistem. Secara umum bagian ini terdiri dari Switching Network Controller (SNC) yang mengontrol perangkat penyambungan, Operation and Maintenance Processor (O&MP) yang mengontrol perangkat masukan/keluaran yang diinstruksikan oleh perangkat operasi dan pemeliharaan, dan Interface Controller (IC) yang mengontrol perangkat antarmuka. Perangkat kontrol tambahan yaitu Media Gateway Control (MGC) yang mengatur perangkat perantara (media gateway) antara sub jaringan suara dan data serta aplikasi multimedia H.323. Perangkat Persinyalan: Fungsi perangkat persinyalan SSNC dalam hal ini untuk mengatur persinyalan antar sentral, maupun persinyalan ke perangkat pelanggan. Perangkat Service Switching Point (SSP): Service Switching Point (SSP) adalah sebuah perangkat yang memungkinkan sebuah switch ISDN dapat dijadikan sebagai titik akses untuk layanan IN. Lebih lanjut lagi bahwa SSP mampu melakukan fungsi kontrol panggilan (Call Control Function, CCF) untuk ISDN dan ISDN layanan non IN. Perangkat Operasi, Adminisrasi, dan Pemeliharaan: Minimal terdiri dari Terminal Operasi, Administrasi, dan Pemeliharaan yang menyediakan fungsi operasi (konfigurasi, modifikasi dan database), administrasi (registrasi pelanggan) pengujian, pemantauan (data trafik dan display pesan alarm), serta fungsi operasi dan pemeliharaan yang lain;205

Jurnal Teknologi Industri Vol. V No. 3 Juli 2001 : 193 - 206

Perangkat Penyambungan Operator; Perangkat Panel Pesan Alarm; Terminal Pengukur Saluran Pelanggan; Terminal Pengukur Saluran Trunk; Terminal Catu Daya; Perangkat Perekam Data Sentral (Recorder Unit) yang terdiri dari Disk Unit, Reel Type Magnetic Tape Unit, Digital Audio Tape Unit, atau alat lain yang digunakan sebagai alat perekam data sentral; dan Modem atau alat lain yang bekerja sebagai antarmuka antara perangkat O&M dengan perangkat I/O, atau antara perangkat O&M dengan Pusat Operasi dan Pemeliharaan. Perangkat Antarmuka Transmisi: Fungsi secara umum adalah untuk mengatur antarmuka dari sentral ke perangkat lainnya. Antarmuka transmisi ini mengatur perangkat-perangkat yang berkaitan dengan saluran yaitu saluran untuk pelanggan non-ISDN menggunakan antarmuka Z; saluran untuk pelanggan ISDN menggunakan antarmuka V1, V2 dan V3; saluran untuk pelanggan xDSL menggunakan antarmuka xDSL; saluran untuk akses jaringan menggunakan V5.1 dan atau V5.2; saluran untuk perangkat unit remote menggunakan PCM 2 Mbps (A); saluran antar sentral yang menggunakan PCM 2 Mbps (A); saluran untuk menghubungkan ke jaringan pita lebar dengan SDH; dan saluran untuk menghubungkan ke jaringan data dengan basis frame relay, ATM, IP dan VoIP. Perangkat Penyambungan Operator: berfungsi untuk melayani permintaan penyambungan lokal, SLJJ, dan SLI. 3.2. Antarmuka Sentral kombinasi teleponi-data harus memiliki perangkat antarmuka yang berfungsi menghubungkan dengan perangkat lain. Persyaratanpersyaratan antarmuka tersebut dijelaskan sebagai berikut: Antarmuka ke Saluran Pelanggan. Terdiri dari pelanggan analog, ISDN, xDSL, dan selular. Antarmuka ke pelanggan User Network Intercafe (UNI) pada sentral berbasis ATM menggunakan antarmuka E1/E3, SDH STMn dengan format cell relay, frame relay (structure atau un-structure) dan emulasi sirkuit. Pada sentral berbasis frame relay menggunakan antar muka E1/E3 structure (n x 64 Kbps) atau un-structure. Karakteristik antarmuka tersebut harus memenuhi standar Telkom yang berlaku dan rekomendasi ITU-T G.703, Q.922 dan ATM Forum. Antarmuka ke pelanggan analog menggunakan antarmuka Z. Karakteristik antarmuka tersebut harus memenuhi rekomendasi ITU-T Q.511, Q.512 dan Q.513. Antarmuka ke pelanggan ISDN menggunakan antarmuka V1 untuk Basic Rate Access (BRA) 2B + D dan V3 untuk Primary Rate Access (PRA) 30 + D. Karakteristik dari BRA ini harus memenuhi Rekomendasi ITU-T G.960 dan G.703 untuk PRA. Antarmuka ke pelanggan xDSL menggunakan antarmuka xDSL. Antarmuka ke pelanggan selular menggunakan antarmuka A. Untuk hubungan ke Radio Base Station (RBS) menggunakan E1 (ITU-T G.703, G711, Q.511, Q.512 dan Q.513 ). Antarmuka tersebut hanya berlaku untuk sentral selular. Antarmuka ke Perangkat Akses Jaringan Teleponi. Antarmuka ke perangkat akses jaringan teleponi (FTTC/PON, FTTC/Channel Bank, Head End/HFC atau lainnya) menggunakan antarmuka V5.1 atau V5.2. Standar sistem telekomunikasi V5.1 dan V5.2 harus mengacu kepada Telecommunication System Standard: 2 MBps V5.1 dan V5.2 Interface

206

Sistem Sentral Kombinasi Teknologi EWSD (P. Yudi Dwi Arliyanto)

Teleponi-Data

Menggunakan

Pendekatan

Inovasi

(kode dokumen: TSA300 324-1 G007 dan TSA 300 347-1 G008) - PT. TELKOM. Antarmuka ke PBX. Antarmuka ke perangkat akses jaringan teleponi (PBX) untuk incoming dan outgoing menggunakan antarmuka Z atau E1 (ITU-T G.703) untuk aplikasi Direct Inward Dialing (DID). Khusus untuk outgoing yang menggunakan antarmuka E1 harus terhubung ke sentral lokal yang mempunyai kemampuan mentransitkan panggilan dan AMA. Antarmuka ke perangkat akses jaringan teleponi (PBX ISDN) untuk incoming dan outgoing menggunakan antarmuka V.1 (BRA) dan V.3 (PRA) untuk Direct Inward Dialing (DID). Antarmuka ke Perangkat Unit Remote. Antarmuka ke perangkat unit remote menggunakan antarmuka A sebagai antarmuka untuk saluran trunk digital yang menggunakan PCM link 2 Mbps - E1 (ITU-T G.703) untuk menghubungkan sentral host ke perangkat unit remote. Antarmuka ini hanya dimiliki oleh sentral kombinasi teleponi-data dengan konfigurasi hostremote. Antarmuka ke Sentral Teleponi dan Sentral Data Lain. Antarmuka ke sentral teleponi lain (trunk, lokal, selular) menggunakan antarmuka A sebagai antarmuka untuk saluran trunk digital yang menggunakan link PCM 2 Mbps - E1 (ITU-T G.703, G711, Q.511, Q.512 dan Q.513 ) atau antarmuka ke SDH STM-1. Antarmuka ke sentral data lain (ATM, frame relay, IP) menggunakan antarmuka SDH dan PDH. Karakteristik antarmuka tersebut harus memenuhi standar Telkom yang berlaku dan rekomendasi ITU-T I.432.1 dan I. 432.2. Untuk gateway VoIP dapat dihubungkan ke jaringan PSTN melalui antarmuka 2 Mbps-E1 G.703 ISDN PRA, R2 SMFC, atau CCS7 sedangkan untuk ke jaringan data akan menggunakan jenis hubungan Ethernet TCP/IP (IEEE 802.3), ATM atau frame relay (FRF 5 dan FRF 8). Antarmuka ke Titik Persinyalan. Antarmuka ke titik persinyalan STP/STEP dengan persinyalan CCS7 menggunakan antarmuka E1 (ITU-T G.703, G711, Q.511, Q.512 dan Q.513). Antarmuka ke Jaringan Data Publik. Untuk menghubungkan sentral kombinasi teleponi-data ke jaringan data publik yang berbasis frame relay menggunakan E1. Lebar bidang antarmuka ini n 64 Kbps dengan karakteristik mengacu kepada frame relay (Rekomendasi ITU-T I122/Q-922) dan lapisan fisik E1 (Rekomendasi ITU-T G.701 dan G.703). Hubungan sentral kombinasi teleponi-data ke jaringan data publik yang berbasis ATM dapat dibagi dalam dua kategori antarmuka, yaitu Antarmuka untuk Trafik Teleponi terdiri dari antarmuka E1 standar TELKOM untuk UNI annex H dan antarmuka E3 standar TELKOM untuk UNI 2.5 serta Antarmuka untuk Trafik Data terdiri dari antarmuka E1 standar TELKOM untuk UNI, antarmuka E3 standar TELKOM untuk UNI, antarmuka SDH STM-1 standar TELKOM untuk UNI, antarmuka Fast Ethernet 100 Mbps IEER 802.3u. Antarmuka ke jaringan data publik menggunakan IP berdasarkan pada standar spesifikasi ITU-T H.323. Antarmuka ke Jaringan Pita Lebar. Untuk menghubungkan sentral jaringan pita lebar, harus terdapat perangkat antarmuka untuk transmisi Synchronous Digital Hierarchy (SDH) yang memungkinkan transmisi dengan kecepatan minimal pada level STM-1. Karakteristiknya harus mengacu pada kode dokumen PT. TELKOM: spPRB 212 001.207

Jurnal Teknologi Industri Vol. V No. 3 Juli 2001 : 193 - 206

Antarmuka ke Pusat Operasi, Pemeliharaan, dan Pengaturan. Antarmuka ke pusat operasi, pemeliharaan dan pengaturan menggunakan Q3 dan untuk sentral data berbasis ATM menggunakan M4 sesuai dengan rekomendasi ATM Forum. Karakteristik utama dari antarmuka ini adalah sebagai berikut: a. Antarmuka ke Pusat Operasi dan Pemeliharaan harus memiliki kecepatan transfer data minimal 28,8 Kbps dengan antarmuka standar untuk transfer data, jika pengiriman data menggunakan perangkat modem data, harus mengacu kepada spesifikasi perangkat modem (kode dokumen : STEL D-001-1996 PT. TELKOM). b. Mampu melakukan inisialisasi secara otomatis, sinkronisasi dan recovery untuk link data. c. Dapat menjamin keamanan pengiriman data pada lapisan link seperti misalnya pendeteksian kesalahan, perbaikan kesalahan. Perlindungan terhadap kesalahan untuk jenis data seperti pembebanan harus diaplikasikan pada tingkat yang lebih tinggi (lapisan aplikasi). d. Untuk keperluan integrasi ke sistem Telecommunication Management Network (TMN) mengacu kepada antarmuka Q3 sesuai Rekomendasi ITUT Q.811, 812. Antarmuka ke Pusat Pengolahan Billing. Antarmuka ke pusat pengolahan Billing menggunakan antarmuka X.25 atau TCP/IP. Antarmuka ke Jaringan Sinkronisasi. Menggunakan antarmuka E1 (ITU-T G.703, G711, Q.511, Q.512 dan Q.513 ) atau antarmuka ke SDH STM1. Antarmuka ke Perangkat Penyambungan lewat Operator. Menggunakan antarmuka E1 (ITU-T G.703, G711, Q.511, Q.512 dan Q.513 ). 4. Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Pada era globalisasi dan memasuki abad informasi, komunikasi sudah menjadi kebutuhan utama. Untuk mendukung hal ini maka sistem telekomunikasi dan semua perangkat pendukungnya khususnya sentral telepon harus beralih dari sistem analog ke sistem digital. Di samping itu, sangat diperlukan sistem terintegrasi yang dapat menyediakan bermacam layanan dalam satu sistem sentral digital dengan kualitas tinggi. Salah satu solusinya adalah perencanaan spesifikasi dan implementasi sentral kombinasi teleponi-data yang mampu menangani trafik teleponi dan data secara konvergen. 2. Inovasi teknologi EWSD dapat dijadikan sebagai pendekatan perencanaan spesifikasi dan implementasi sentral kombinasi teleponidata. Inovasi tersebut meliputi EWSD PowerNode dan EWSD InterNode. Implementasi sentral kombinasi teleponi-data di Indonesia dilaksanakan secara bertahap. Metode implementasi dengan cara meningkatkan kemampuan sentral telepon digital EWSD yang telah ada saat ini (upgrading) atau dengan instalasi secara penuh dengan inovasi baru (full instalation). Daftar Pustaka

208

Sistem Sentral Kombinasi Teknologi EWSD (P. Yudi Dwi Arliyanto)

Teleponi-Data

Menggunakan

Pendekatan

Inovasi

Divisi Riset dan Teknologi Informasi (DivRisTI) PT. Telekomunikasi Indonesia, 1999, Sentral Telepon Tipe Jumbo (STDI-J), Standar Sistem Telekomunikasi, Bandung Haykin,S., 1988, Digital Communications, John Wiley & Sons, Inc, New York Santoso,H., 1999, Voice Data ConvergenceEvolving Telecommunication Network How to Combine Voice and Data Network, presentation material at September 7th, 1999 on N21 Room, DivRisTI, Bandung; PT. Siemens Indonesia, Jakarta Siemens AG Information and Communication Network, 1999, EWSD Innovationsfor the New Network Generation, Munich Sugiaman,R.M., 1999, EWSD InterNodexDSL, presentation material at September 7th, 1999 on N21 Room, DivRisTI, Bandung; PT. Siemens Indonesia, Jakarta Visnawatan,T., 1992, Telecommunication Switching System and Network, Prentice Hall of India Private Limited, New Delhi

209