17
4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum membahas lebih jauh mengenai pemeliharaan mesin, perlu diuraikan terlebih dahulu mengenai pengertian dari manajemen dan manajemen produksi dan operasi itu sendiri. Pengertian manajemen begitu luas, sehingga terdapat perbedaan definisi beberapa pakar manajemen. Pengertian manajemen menurut T Hani Handoko (2001, p3) : “Manajemen adalah seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.” Menurut Stephen. P. Robbins (2002, p2) dalam bukunya “Managementmengatakan bahwa: Management is process of coordinating work activities so that they are completed efficiently and effetively with and through other people.” Pengertian manajemen menurut Malayu S.P.Hasibuan (1997, p10) Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo (2002, p82): “Manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan dan mengkoordinasi serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.” Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu usaha atau kegiatan yang harus dilakukan secara efisien dan efektif dengan menggunakan bantuan dan bersama orang lain melalui kerjasama yang

2007-3-00328-MN Bab 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

EFAD

Citation preview

  • 4

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi

    Sebelum membahas lebih jauh mengenai pemeliharaan mesin, perlu diuraikan

    terlebih dahulu mengenai pengertian dari manajemen dan manajemen produksi dan

    operasi itu sendiri.

    Pengertian manajemen begitu luas, sehingga terdapat perbedaan definisi

    beberapa pakar manajemen. Pengertian manajemen menurut T Hani Handoko

    (2001, p3) : Manajemen adalah seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang

    lain. Menurut Stephen. P. Robbins (2002, p2) dalam bukunya Management

    mengatakan bahwa:

    Management is process of coordinating work activities so that they are

    completed efficiently and effetively with and through other people.

    Pengertian manajemen menurut Malayu S.P.Hasibuan (1997, p10) Manajemen

    adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan

    sumber sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan

    tertentu.

    Menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo (2002, p82):

    Manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasi,

    mengarahkan dan mengkoordinasi serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan

    alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen

    adalah suatu usaha atau kegiatan yang harus dilakukan secara efisien dan efektif

    dengan menggunakan bantuan dan bersama orang lain melalui kerjasama yang

  • 5

    terpadu, agar tercapai tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan untuk

    memperoleh keuntungan maksimal.

    Sedangkan pengertian produksi begitu luas, sehingga terdapat perbedaan

    definisi beberapa pakar sebagai berikut :

    Menurut Sukanto (2004, p3), produksi adalah:

    Produksi merupakan penciptaan atau penambahan faedah bentuk, waktu dan

    tempat atas factor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan

    kebutuhan manusia.

    Sedangkan menurut Jay Heizer dan Barry Render, (2000, p4) adalah:

    Production is the creation of goals and services.

    Dari pengertian produksi diatas, maka disimpulkan bahwa produksi adalah

    penciptaan atau penambahan faedah atau kegunaan atas faktor-faktor produksi yang

    telah diolah sedemikian rupa sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan

    manusia sehari-hari.

    Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi, menurut Sofyan Assauri

    (2004, p12) adalah:

    Manajemen Produksi dan Operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan

    mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya

    manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan

    efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan sesuatu barang atau jasa.

    Menurut T Hani Handoko (2000, p3) :

    Manajemen Produksi dan Operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara

    optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering disebut faktor-faktor

    produksi), tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya.-

  • 6

    dalam proses transformai bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk

    atau jasa.

    Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi, menurut Nicholas J. Aquilano

    (2001, p6) adalah:

    Operation management is defined as the design, operation and improvement of

    the systems that create and deliver the firms primary product and services.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa Manajemen Produksi dan Operasi merupakan

    usaha-usaha pengelolaan sumber daya yang ada secara optimal di dalam proses

    produksi agar dapat menciptakan dan menambah nilai atau kegunaan suatu produk

    atau jasa.

    2.2. Pengertian Proses Produksi

    Perusahaan tidak terlepas dari proses produksi dalam melaksanakan kegiatan

    usahanya. Oleh karena itu, perusahaan berusaha agar proses produksi dapat

    dilaksanakan dengan baik, ekonomis, serta mencegah timbulnya hambatan terhadap

    kegiatan operasi perusahaan.

    Pengertian proses produksi menurut Aquilano (2001, p8) adalah sebagai berikut:

    A system that uses resources to transform inputs into some desired outputs

    Pengertian perencanaan produksi, menurut Martin K. Starr (1997, p17) adalah

    sebagai berikut :

    Production planning is an old venerable term used by engineers, economists,

    intrepreneurs and managers to describer physical work both in homes and in

    factories to produce a material product .

  • 7

    Sedangkan menurut Sofyan Assauri (2004, p75) definisi proses produksi adalah:

    Proses produksi adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau

    menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber

    (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dana) yang ada.

    2.3. Pengertian Proses Produksi

    Menurut Sofjan Assauri (2004, p75), proses produksi dapat dibedakan menjadi

    dua jenis, yaitu:

    1. Proses produksi yang terus-menerus (continuous processes)

    Menurut beberapa ahli, pengertian proses produksi yang terus-menerus adalah

    sebagai berikut:

    Menurut Sofjan Assauri (2004, p75), proses produksi adalah :

    Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi yang menggunakan

    mesin dan peralatan yang dipersiapkan untuk memproduksi produk dalam jangka

    waktu yang lama/panjang, tanpa mengalami perubahan untuk jenis produksi yang

    sama.

    Menurut T. Hani Handoko (2000, p122).:

    Proses produksi yang terus-menerus adalah proses produksi yang

    memproduksi kumpulan-kumpulan produk dalam jumlah besar dengan mengikuti

    serangkaian operasi yang sama dengan kumpulan produk sebelumnya.

    Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa proses produksi yang

    terus-menerus adalah suatu proses produksi yang memproduksi produk yang sejenis

    dalam jangka waktu yang panjang.

  • 8

    Menurut Sofjan Assauri (2004, p76) sifat-sifat atau ciri-ciri proses produksi

    yang terus-menerus ialah:

    a. Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar (produksi masa) dengan variasi yang

    sangat kecil dan sudah distandardisasi.

    b. Biasanya menggunakan system atau cara penyusunan berdasarkan urutan

    pengerjaan dari produk yang dihasilkan, yang disebut product lay out atau

    departmentation by product.

    c. Mesin-mesin yang dipakai dalam mesin produksi adalah mesin-mesin yang

    bersifat khusus untuk menghasilkan produk tersebut, yang dikenal dengan nama

    special purpose machines.

    d. Oleh karena mesin-mesinnya yang bersifat khusus dan biasanya agak otomatis,

    maka pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan kecil sekali,

    sehingga operatornya tidak perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi untuk

    pengerjaan produk tersebut.

    e. Jika salah satu mesin atau peralatan terhenti atau rusak, maka seluruh proses

    produksi akan terhenti.

    f. Mesinnya bersifat khusus dan variasi dari produksinya kecil maka job structure-

    nya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu banyak.

    g. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses adalah lebih rendah dari pada

    intermittent process/manufacturing.

    h. Bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang tetap yang

    menggunakan tenaga mesin seperti ban berjalan.

  • 9

    2. Proses produksi yang terputus-putus (intermittent processes)

    Menurut beberapa ahli, pengertian dari proses produksi yang terputus-putus

    itu adalah sebagai berikut:

    Menurut Assauri (2004, p75), pengertian dari proses produksi terputus-putus

    adalah sebagai berikut:

    Proses produksi yang terputus-putus adalah proses produksi yang

    menggunakan waktu yang pendek dalam persiapan peralatan untuk perubahan yang

    cepat guna dapat menghadapi variasi produk yang berganti-ganti.

    Menurut T. Hani Handoko (2000, p123), pengertian dari proses produksi

    terputus-putus adalah sebagai berikut:

    Proses produksi yang terputus-putus adalah suatu proses produksi yang

    mempunyai ciri produk dalam kumpulan-kumpulan/kelompok-kelompok barang yang

    sejenis dalam interval waktu yang terputus-putus.

    Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa proses

    produksi yang terputus-putus adalah proses produksi yang memproses produk yang

    variasinya berganti-ganti dalam jangka waktu yang pendek dengan menggunakan

    mesin dan peralatan yang cepat guna.

    Sedangkan sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi yang terputus-putus

    menurut Sofjan Assauri (2004, p76-77) adalah:

    a. Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil dengan variasi yang

    sangat besar (berbeda) dan didasarkan atas pesanan.

    b. Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem, atau cara penyusunan

    peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang

    sama dikelompokkan pada tempat yang sama, yang disebut dengan process lay

    out atau departmentation by equipment.

  • 10

    c. Mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesin-mesin yang

    bersifat umum.

    d. Produk yang dihasilkan sangat besar, sehingga operatornya perlu mempunyai

    keahlian atau skill yang tinggi dalam pengerjaan produk tersebut.

    e. Proses produksi tidak mudah/akan terhenti walaupun terjadi kerusakan atau

    terhentinya salah satu mesin atau peralatan.

    f. Persediaan bahan mentah biasanya tinggi, karena tidak dapat ditentukan

    pesanan apa yang akan dipesan oleh pembeli dan juga persediaan bahan dalam

    proses lebih tinggi daripada continuous process/manufacturing, karena

    prosesnya terputus-putus/terhenti-henti.

    g. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang dapat

    flexible (varied path equipment) yang menggunakan tenaga manusia seperti

    kereta dorong atau forklift.

    2.4. Mesin Produksi

    Penemuan mesin-mesin dan peralatan merupakan bagian dari sejarah dan

    peradaban manusia dalam usaha peningkatan produktivitas dan memperbanyak

    produk baik variasi maupun jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi

    adanya mesin-mesin sangat membantu manusia dalam melaksanakan proses

    pengerjaan atau produksi suatu barang, sehingga barang dapat dihasilkan dalam

    waktu yang lebih pendek, jumlah yang lebih banyak dan kualitas yang lebih baik.

    Menurut Sofjan Assauri (2004, p79) pada prinsipnya mesin dapat dibedakan

    menjadi dua jenis, yaitu:

  • 11

    1. Mesin yang bersifat umum atau serba guna (general purpose machine)

    Mesin yang serba guna merupakan suatu mesin yang dibuat untuk

    mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis barang atau produk

    atau bagian dari produk.

    Adapun sifat atau ciri-ciri dari mesin-mesin serba guna adalah:

    a. Mesin-mesin seperti ini biasanya dibuat dengan bentuk standar dan selalu atas

    dasar untuk pasar dan bukan atas dasar pesanan.

    b. Mesin-mesin serba guna ini sangat fleksibel penggunaannya karena dengan

    beberapa macam operasi ini dapat menghasilkan beberapa macam produk (dalam

    suatu variasi yang sama).

    c. Oleh karena mesin-mesin ini bersifat umum atau serba guna, maka untuk

    membuat variasi atau bermacam-macam operasi, dibutuhkan adanya pekerja-

    pekerja yang terdidik dan berpengalaman atau mempunyai keahlian (skill) yang

    tinggi dalam melayani mesin-mesin tersebut.

    d. Dengan adanya kemungkinan untuk menghasilkan beberapa jenis barang atau

    produk sekaligus, maka diperlukan kegiatan pemeriksaan atau inspeksi atas apa

    yang dikerjakan pada mesin serba guna ini.

    e. Oleh karena mesin-mesin serba guna ini biasanya tidak otomatis, untuk

    menjalankan mesin-mesin tersebut dibutuhkan banyak tenaga kerja terutama

    tenaga-tenaga ahli, maka operasi produksi yang menggunakan mesin ini

    membutuhkan biaya yang lebih mahal.

    f. Biaya pemeliharaan mesin-mesin serba guna ini lebih murah dan kegiatan

    pemeliharaannya lebih murah, demikian juga penggantian (replacement) mesin

    lebih mudah dilakukan karena bentuk mesin-mesin ini standar.

  • 12

    g. Oleh karena penggunaan mesin ini serba guna (bersifat umum) maka mesin-

    mesin seperti ini tidak mudah ketinggalan zaman atau menjadi kuno (tua) seperti

    mesin-mesin bersifat khusus.

    2. Mesin-mesin yang bersifat khusus (special purpose machines)

    Mesin-mesin yang bertujuan bersifat khusus (special purpose machines)

    adalah mesin-mesin yang direncanakan dan dibuat untuk mengerjakan satu atau

    beberapa jenis kegiatan yang sama.

    Adapun sifat atau ciri-ciri mesin yang bertujuan bersifat khusus adalah:

    a. Mesin-mesin seperti ini biasanya dibuat atas dasar pesanan dan dalam jumlah

    atau volume yang kecil (sedikit).

    b. Mesin-mesin bersifat khusus ini biasanya agak otomatis, sehingga pekerjaannya

    lebih cepat, dan oleh karena itu dipergunakan dalam pabrik yang menghasilkan

    produknya dalam jumlah yang besar (produksi massa).

    c. Oleh karena mesin-mesin ini agak otomatis, maka biasanya terdapat pekerjaan

    (job) yang lebih uniform dan jumlahnya lebih sedikit, sehingga dibutuhkan tenaga

    kerja yang lebih sedikit.

    d. Biaya pemeliharaan dari mesin-mesin ini adalah lebih mahal dari mesin-mesin

    serba guna, karena untuk kegiatan pemeliharaan mesin-mesin ini dibutuhkan

    tenaga-tenaga ahli yang khusus.

    e. Oleh karena mesin-mesin ini dipergunakan untuk produksi massa, maka biaya

    produksi/operasi per unit relatif lebih rendah.

    f. Mesin-mesin seperti ini tidak dapat digunakan untuk menghadapi perubahan dari

    produk yang diminta oleh konsumen atau pelanggan.

    g. Oleh karena penggunaan mesin ini untuk tujuan khusus/tertentu maka mesin-

    mesin seperti ini cepat ketinggalan zaman atau menjadi kuno (tua).

  • 13

    2.5. Alasan Penggantian Mesin

    Kelancaran proses produksi sangat penting bagi suatu perusahaan agar dapat

    bersaing dengan industri lainnya. Agar proses produksi dapat berjalan lancar maka

    diperlukan penggantian mesin. Adapun alasan suatu mesin perlu diganti menurut

    Sofjan Assauri (2004, p105), adalah:

    1. Adanya keuntungan potensial dari penggunaan mesin baru. Misalnya

    penggunaan mesin baru akan lebih menguntungkan karena penggunaan bahan

    dan tenaga kerja yang lebih sedikit, sehingga harga pokok produk menjadi lebih

    rendah atau memberikan penghematan yang terbesar.

    2. Mesin yang dipergunakan sudah rusak sehingga tidak dapat bekerja

    sebagaimana mestinya. Mesin rusak perlu diganti, karena apabila mesin ini tidak

    diganti dan terus dipergunakan maka akan menimbulkan kerugian-kerugian

    seperti:

    a. Waktu pengerjaan (operation time) dari produk di mesin tersebut

    bertambah;

    b. Produksi perusahaan menurun, karena waktu produksi per satuan

    bertambah;

    c. Kualitas produk menurun;

    d. Biaya tenaga kerja akan bertambah besar;

    e. Biaya maintenance juga akan bertambah besar.

    Jika mesin yang dipakai telah rusak, maka persoalannya bukan menentukan

    mesin ini apakah diganti atau tidak, tetapi mesin mana yang akan dibeli untuk

    menggantikan mesin yang rusak tersebut.

    3. Mesin yang dipergunakan telah kuno/tua atau ketinggalan zaman. Walaupun

    mesin yang kuno masih dapat berfungsi, tetapi tidak dapat memenuhi tuntutan

    kemajuan teknologi yang modern (dalam arti ekonomis), sehingga produk yang

  • 14

    dihasilkan tidak dapat bersaing dengan produk lain di pasar, yang diproduksi

    dengan mesin baru yang lebih efisien.

    4. Mesin yang dipergunakan tidak cocok atau tidak mampu untuk menghasilkan

    produk baru yang berbeda sebagai akibat perubahan keinginan dari konsumen

    atau perubahan pasar. Perubahan keinginan dari konsumen mengharuskan atau

    memaksa perusahaan mengadakan perubahan desain dari produk, perubahan

    mana dapat merupakan perubahan kecil ataupun perubahan besar, dan

    perubahan ini menyebabkan mesin yang dimiliki tidak cocok atau tidak dapat

    dipergunakan lagi.

    5. Apabila semangat kerja dari para pekerja telah menurun dan kondisi kerja yang

    menjadi jelek, karena keadaan-keadaan yang tidak menyenangkan para pekerja

    yang ditimbulkan oleh mesin yang dipergunakan. Dalam hal ini mesin-mesin

    yang menimbulkan keadaan-keadaan tersebut seperti suara mesin yang

    ribut/keras, asapnya banyak, dan sering menimbulkan kecelakaan, haruslah

    diganti dengan mesin baru agar semangat kerja dapat bertambah baik dan

    kondisi kerja dapat ditingkatkan atau lebih menyenangkan. Jika keadaan

    tersebut dibiarkan, maka akan menimbulkan jumlah produksi menurun, atau

    kualitas hasil yang menurun.

    2.6. Kesulitan yang Dihadapi Dalam Penggantian Mesin

    Di dalam penggantian mesin, di mana mesin yang diganti adalah mesin yang

    telah lama dipergunakan, dan mesin yang baru membutuhkan sesuatu yang baru

    sama sekali seperti suasana kerja, modal dan keahlian, maka selalu terdapat kesulitan.

    Kesulitan yang dihadapi dalam penggantian mesin adalah:

    1. Adanya sifat atau behavior bahwa orang tidak mau mengganti mesin yang

    dimilikinya sebelum mesin tersebut rusak sama sekali atau secara teknis tidak

  • 15

    dapat dipergunakan lagi. Jadi walaupun mesinnya telah tua dan tidak efisien lagi

    tetapi masih tetap dipergunakan.

    2. Terdapatnya keadaan di mana mesin yang walaupun secara teknis belum tua atau

    aus, tetapi secara ekonomis telah tua aus atau ketinggalan zaman (obsolescent).

    Timbulnya obsolescent ini karena terdapatnya mesin baru di pasar yang

    menggunakan tenaga kerja yang lebih sedikit, dan lebih menjamin keselamatan

    kerja, serta dengan menggunakan peralatan (tools) yang serba otomatis.

    3. Adanya kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan untuk mengadakan

    pembelian mesin baru, oleh karena mesin baru membutuhkan sejumlah uang yang

    cukup besar. Jika uang yang dibutuhkan tidak ada, maka harus dilakukan

    pinjaman, sedangkan untuk melakukan pinjaman diperlukan syarat-syarat yang

    kadang-kadang sukar dipenuhi.

    4. Dibutuhkannya tenaga pekerja yang cakap dan dalam jumlah yang cukup besar,

    terutama apabila dibeli mesin-mesin yang mekanisasinya tinggi. Dalam hal ini

    manajer harus memperhatikan perawatan mesin-mesin tersebut di mana

    dibutuhkan tenaga-tenaga yang mampu dan tepat. Kalau tenaga yang dibutuhkan

    tidak ada maka harus diusahakan untuk mendidik dan melatihnya terlebih dahulu.

    2.7. Metode-Metode Pemilihan dan Penggantian Mesin

    Secara teoritis ada beberapa metode yang dapat digunakan sebagai pedoman

    atau petunjuk dalam penggantian mesin. Metode-metode pemilihan dan penggantian

    mesin menurut Sofjan Assauri (2004, p106), adalah:

    1. Annual Cost Saving Approach

    2. Total Life Average Approach

    3. Present Worth Method

    4. The New MAPI Formula

  • 16

    Sebelum membahas metode-metode penggantian mesin, perlu diketahui

    bahwa biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pembelian mesin baru dapat dibedakan

    atas dua macam adalah:

    1. Recurring costs yaitu biaya-biaya yang terus-menerus timbul atau terjadi dari tahun

    ke tahun selama mesin tersebut digunakan. Biaya-biaya ini terdiri dari biaya upah

    langsung (direct labor costs), biaya upah tidak langsung (indirect labor costs),

    tenaga listrik (power), biaya pemeliharaan (maintenance cost), pajak dan asuransi.

    2. Non recurring costs yaitu biaya-biaya yang hanya dikeluarkan satu kali saja selama

    mesin atau peralatan tersebut dimiliki. Biaya-biaya ini terdiri dari biaya atau harga

    pembelian, biaya pengangkutan (transportation cost) dan biaya pemasangan mesin

    tersebut.

    Di samping kedua biaya tersebut, perlu diperhatikan adanya penyusutan atau

    depresiasi dalam nilai mesin atau peralatan. Penyusutan adalah penurunan dari nilai

    mesin atau peralatan sebagai akibat penggunaan atau pengorbanan mesin atau

    peralatan tersebut untuk menghasilkan barang atau jasa. Metode penyusutan yang

    dipergunakan adalah penyusutan yang tetap jumlahnya setiap tahun yang dinamakan

    dengan metode garis lurus (straight line method).

    1. Annual Cost Saving Approach

    Pendekatan atau metode ini menekankan pada ada penghematan (saving)

    yang diperoleh dari mesin-mesin yang dipilih. Dalam hal ini perlu diperbandingkan

    antara recurring costs dan non recurring costs serta depresiasi dari mesin-mesin yang

    akan dipilih. Non recurring costs yang diperhitungkan dalam hal ini adalah sebesar

    bunga setiap tahun dari biaya-biaya pembelian, pengangkutan dan pemasaran mesin

    tersebut. Bunga dimasukkan dalam perhitungan ini karena jika jumlah uang untuk

    investasi dalam mesin itu tersebut tidak dipinjam tetapi dibelanjai dari modal sendiri,

    maka besarnya bunga diperhitungkan sebagai opportunity costs yang besarnya

  • 17

    sama dengan tingkat bunga yang berlaku di pasaran. Dengan annual cost saving

    dapat dibandingkan antara mesin yang satu dengan mesin yang lain.

    2. Total Life Average Approach

    Dalam pendekatan atau metode ini, semua biaya per tahun diperbandingkan

    termasuk semua biaya untuk memiliki mesin dan taksiran semua biaya-biaya operasi

    (operating cost) dari mesin selama hidupnya (operating life). Semua biaya-biaya

    dijumlahkan dan dibagi dengan umur (operating life) dari mesin, maka diperoleh

    biaya total rata-rata setiap tahun apabila memiliki dan mengoperasikan mesin yang

    ada. Untuk menentukan mesin mana yang akan dipilih, maka biaya total biaya rata-

    rata setiap tahun dari mesin-mesin tersebut diperbandingkan. Sudah tentu mesin

    yang mempunyai biaya total rata-rata setiap tahun (total life average) yang terendah

    yang akan dipilih, di samping pertimbangan-pertimbangan lain yang perlu

    diperhatikan seperti apa yang telah disebutkan dalam metode pertama yaitu Annual

    Cost Saving Approach.

    Total biaya selama umur mesin = Total Depresiasi + Total biaya operasi + Total bunga Total biaya operasi = Upah langsung + Upah tidak langsung + Biaya pemeliharaan +

    Biaya Listrik + Pajak dan Asuransi Biaya rata-rata pertahun = Total biaya selama umur mesin Umur Mesin

    3. Present Worth Method

    Pengertian Present Worth Method menurut Sofjan Assauri (2004, p111):

    Present Worth Method adalah nilai pada saat sekarang ini dari sejumlah dana

    (uang) yang diinvestasikan untuk suatu jangka waktu tertentu (sekian tahun) dari

    masa sekarang dengan suatu tingkat bunga (interest rate) tertentu.

    Dalam metode Present Worth semua biaya-biaya baik biaya pemilikan

    (investasi) maupun biaya operasi dari masing-masing diperkirakan dengan nilai

    sekarang dan kemudian diperbandingkan. Metode ini mencoba mengadakan penilaian

  • 18

    atas biaya-biaya yang terjadi sekarang dan yang terjadi pada masa yang akan

    datang, dengan nilai pada saat sekarang ini. Penilaian ini dilakukan baik untuk mesin

    lama maupun mesin baru, sehingga dengan demikian dapat diperbandingkan. Mesin

    yang dipilih adalah mesin yang mempunyai nilai biaya pada saat sekarang yang

    paling rendah.

    4. The New MAPI Formula

    Metode atau pendekatan ini mencoba untuk mengadakan penganalisisan

    dalam mengambil suatu keputusan mengenai apakah suatu mesin yang

    dimiliki/dipergunakan sebaiknya diganti dengan mesin baru yang ada di pasar,

    dengan menggunakan perbandingan antara modal yang ditanam (capital

    charges/capital cost) untuk mesin lama yang dimiliki dengan kekurangan atau

    ketidaksempurnaan beroperasi (operating inferiority) dari mesin lama. Untuk membeli

    mesin baru dibutuhkan sejumlah uang (capital cost) yang harus diperhatikan. Pada

    waktu membeli mesin baru ketidaksempurnaan (operating inferiority) adalah pada

    titik minimum, sedangkan biaya modal (capital cost) ada pada titik maksimum. Makin

    lama mesin dipergunakan maka biaya modal (capital cost/capital charges) terus

    menurun, sedang ketidaksempurnaan (operating inferiority) terus menaik. Oleh

    karena adanya keadaan yang bertentangan ini, maka menimbulkan persoalan yang

    sulit bagi manajer, di mana dia harus memilih di antara:

    - Lebih besar biaya modal (capital cost)nya sedang kelemahan/kurang

    sempurnanya lebih sedikit atau

    - Lebih kecil biaya modal (capital cost)nya sedang kelemahan/ kurang

    sempurnanya lebih besar.

    Konsep dasar dari New MAPI approach menggambarkan bahwa kebanyakan

    aktiva (assets) yang dapat disusutkan mempunyai suatu trend yang menurun dalam

  • 19

    pendapatan (earnings) yang melebihi umur aktiva (assets). MAPI membagi pola

    proyeksi (projection pattern) dari absolute earnings dalam 3 bagian yaitu:

    a. Standard projection pattern yang meliputi aktiva (assets) yang mempunyai

    trend earning yang konstan.

    b. Variant A projection pattern yang meliputi aktiva (assets) yang mempunyai

    persentase penurunan earnings yang lebih kecil pada setengah tahun pertama

    daripada setengah tahun kedua.

    c. Variant B projection pattern yang meliputi assets yang mempunyai persentase

    penurunan earnings yang lebih besar pada setengah tahun pertama daripada

    setengah tahun kedua.

    Setelah diuraikan keempat metode pemilihan dan penggantian mesin diatas,

    penulis dalam menganalisis penggantian mesin yang dilakukan perusahaan adalah

    dengan menggunakan Annual Cost Saving Approach. Alasan penulis menggunakan

    tiga metode adalah karena untuk menentukan mesin mana yang akan dipilih dengan

    menggunakan metode Annual Cost Saving Approach, Total Life Average Approach

    dan Present Worth Method. Dari ketiga metode tersebut dilakukan pengujian dan

    perhitungan untuk mendapatkan biaya operasi yang termurah, baik untuk mesin baru

    maupun mesin lama.

    2.8. Kerangka Pemikiran

    Dalam prakteknya, proses produksi yang dilaksanakan akan memperhatikan

    perubahan atau variasi pada spesifikasi atau standar. Untuk itu perlu diadakan suatu

    penggantian mesin agar perubahaan atau variasi biaya yang dikeluarkan oleh

    perusahaan atas penggantian mesin Oleh karena itu, diperlukan suatu perhitungan

    yang pasti atas jalannya pelaksanaan penggantian mesin dalam perusahaan. Selain

  • 20

    itu, diperlukan juga teknik dan alat yang tepat untuk membentuk pelaksanaan

    penggantian mesin agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

    S tu d i P e n d a h u lu a n

    Id e n tifika s i M a s a la h

    P e n e ta p a nT u ju a n P e n e litia n

    P e n g u m p u la n D a ta

    P e n g o la h a n D a taA n a lis is D a ta

    A nnua l C o s t S av ing A pp roach

    T o ta l L ife A ve rage

    A pp roach

    P re sen t W o rth M e thod

    H a s il A n a lis is

    K e p u tu sa n In ve s ta s i M e s in

    Sumber : Diolah oleh penulis

    Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran