Upload
reza-putra
View
24
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
radio
Citation preview
TATA LAKSANA ORGANISASI KEMAHASISWAAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA
Berdasarkan keputusan bersama dalam menyikapi bidang internal pada
pembahasan Presiden Meeting, Musyawarah Nasional-Musyawarah Kerja
Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia XIV , dalam
menganalisis tiap-tiap organisasi kemahasiswaan di Fakultas Kedokteran
sebagai wadah bagi mahasiswa dalam menumbuhkembangkan Tri Dharma
Perguruan Tinggi : visi intelektual, sikap ilmiah, dan komitmen yang progresif
dalam mengabdi sebagai penyuara kebenaran dan keadilan dan motor
perubahan sehingga terbentuk insan akademis yang memiliki kemandirian,
kepemimpinan dan kepedulian sosial maka diambil keputusan bersama untuk
pelaksanaan Revitalisasi Organisasi ISMKI. Revitalisasi Organisasi ISMKI
ini menjadi salah satu aktivitas intelektual dalam menetapkan keputusan serta
komitmen bersama setelah menganalisis refleksi fungsi dan peran dari tiap-tiap
komponen lembaga eksekutif . Revitalisasi Organisasi ISMKI menggambarkan
beberapa komponen secara instruksional maupun koordinasi antara Badan
Eksekutif Mahasiswa termasuk kepengurusannya, Himpunan Mahasiswa
Jurusan, Badan Semi Otonom atau Badan Kelengkapan , serta kedudukan
ISMKI sebagai refleksi serta perwakilan BEM. Melalui Revitalisasi Organisasi
ISMKI ini diharapkan refleksi struktural dan fungsional setiap komponen
menggambarkan pola koordinasi serta regulasi untuk upaya memaksimalkan
wadah BEM bagi aplikasi Tri DharmaPerguruan Tinggi.
BAB I
PENGERTIAN, BENTUK, DAN STATUS
Pasal 1. Pengertian
Organisasi kemahasiswaan Fakultas Kedokteran adalah wadah bagi mahasiswa
dalam menumbuh kembangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi : visi intelektual,
sikap ilmiah, dan komitmen yang progresif dalam mengabdi sebagai penyuara
kebenaran dan keadilan dan motor perubahan sehingga terbentuk insan
akademis yang memiliki kemandirian, kepemimpinan dan kepedulian sosial.
Pasal 2. Bentuk Organisasi
1. Organisasi kemahasiswaan di tingkat fakultas yang melaksanakan
berbagai aktivitas mahasiswa di fakultas sebagai lembaga eksekutif
disebut Badan Eksekutif Mahasiswa yang selanjutnya disingkat BEM.
2. Organisasi kemahasiswaan yang melaksanakan kegiatan berdasarkan
spesifikasi minat, bakat, kesejahteraan mahasiswa, penalaran dan
keilmuan serta pengabdian masyarakat berada di bawah bidang-bidang
eksekutif disebut Badan Kelengkapan yang selanjutnya disingkat BK.
3. Lembaga non departemen BEM Fakultas yang berkoordinasi kepada
bidang eksternal atau hubungan luar dan bertanggung jawab kepada
Gubernur BEM sebagai pemegang mandat dan perwakilan BEM terhadap
ISMKI disebut Biro ISMKI.
4. Organisasi mahasiswa di tingkat jurusan sebagai lembaga non
departemen BEM Fakultas disebut Himpunan Mahasiswa Jurusan yang
selanjutnya disingkat HMJ.
5. Organisasi kemahasiswaan di tingkat fakultas yang merupakan
perwakilan mahasiswa tertinggi di fakultas sebagai lembaga legislatif.
Pasal 3. Status
Organisasi kemahasiswaan Fakultas Kedokteran adalah organisasi mahasiswa.
BAB II
TUJUAN DAN SIFAT
Pasal 4. Tujuan
1. Terbinanya mahasiswa kedokteran sebagai insan akademis menuju
terwujudnya dokter yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Mempererat persatuan dan kesatuan mahasiswa.
3. Terwujudnya kader-kader pemimpin yang memiliki intergritas dan
idealisme yang tinggi sebagai penerus perjuangan bangsa dalam
mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
Pasal 5. Sifat
Organisasi kemahasiswaan bersifat independen, non politik, dan demokratis.
BAB III
FUNGSI DAN PERAN
Pasal 6. Fungsi
Organisasi kemahasiswaan Fakultas Kedokteran berfungsi sebagai wadah bagi
mahasiswa dan civitas akademika.
Pasal 7. Peran
Organisasi kemahasiswaan sebagai pemersatu mahasiswa di tingkat fakultas,
pelaku advokasi kebijakan pendidikan, keilmiahan, kemahasiswaan, dan
profesionalisme, serta berkontribusi dalam pengabdian masyarakat sebagai
pelaku perubahan.
BAB IV
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
Pasal 8. Kedudukan
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) berkedudukan di tingkat fakultas dan
merupakan satu-satunya lembaga eksekutif yang otonom di fakultas.
Pasal 9. Fungsi
1. Sebagai pemegang kekuasaan eksekutif untuk menjabarkan serta
melaksanakan TLO.
2. Melaksanakan kegiatan kemahasiswaan yang bersifat kerakyatan,
keilmuan, penalaran dan kesejahteraan mahasiswa.
Pasal 10. Tugas dan Wewenang
1. Sebagai regulator aktivitas kemahasiswaan.
2. Melaksanakan dan menyampaikan ketetapan dan perubahan penting yang
berhubungan dengan regulasi aktivitas kemahasiswaan di tingkat fakultas
kepada seluruh mahasiswa.
3. Memberikan laporan kinerja dan laporan pertanggungjawaban selama
periode kepengurusan kepada seluruh mahasiswa.
4. Melaksanakan rapat internal dan rapat pleno.
5. Mengawasi dan memfasilitasi aktivitas Biro ISMKI.
6. Mengawasi dan memfasilitasi aktivitas BK.
7. Mengawasi dan memfasilitasi aktivitas HMJ.
8. Memfasilitasi aktivitas lembaga legislatif.
9. Mengesahkan pengurus BK dan personil Biro ISMKI.
Pasal 11. Struktur Kepengurusan
1. Struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan dari satuansatuan
organisasi atau bidang-bidang kerja yang di dalamnya terdapat pimpinan,
wewenang dan tanggungjawab serta pada masing-masing personel dalam
totalitas organisasi. Lazimnya struktur organisasi akan kelihatan semakin
jelas dan tegas apabila digambarkan dalam bagan struktur organisasi.
Ditinjau dari struktur organisasi maka bentuk organisasi yang
dipergunakan dalam kepengurus BEM adalah bentuk organisasi
fungsional.
2. Kepengurusan BEM terbagi atas gubernur, sekretaris umum, bendahara
umum dan terbagi atas departemen komunikasi, informasi, administrasi,
dan kesekretariatan, departemen dana usaha, departemen kerohanian,
departemen pendidikan, profesi dan penilitian, departemen minat bakat,
departemen advokasi, komunikasi, dan hubungan masyarakat,
departemen pengabdian masyarakat, departemen pengembangan sumber
daya mahasiswa, departemen eksternal, departemen kajian strategis, dan
departemen-departemen lain dapat disesuaikan dengan kebutuhan
organisasi dengan mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi kinerja
kepengurusan.
3. Dalam organisasi yang berbentuk fungsional, wewenang dari gubernur
didelegasikan kepada satuan-satuan organisasi atau departemen-
departemen kerja. Pimpinan dari setiap satuan organisasi atau bidang
kerja itu mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pelaksanaan
tugas bidangnya masing-masing. Kemudian secara fungsional
tanggungjawab itu dipertanggungjawabkan oleh pimpinan masingmasing
kepada gubernur BEM.
Bagian I
Gubernur
Pasal 12. Status
Merupakan struktural yang bertanggung jawab penuh dalam pengkoordinasian
setiap struktur di BEM dan bertanggungjawab terhadap kinerja kepengurusan.
Pasal 13. Tugas dan Wewenang
1. Gubernur menentukan ketua-ketua departemen.
2. Dapat me-reshuffle setiap struktur di BEM dalam perode kepengurusan.
3. Memutuskan segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan BK, Biro
ISMKI, dan HMJ derdasarkan TLO.
4. Mengesahkan ketua BK dan menerima laporan kerja pengurus BK.
5. Mengesahkan personel Biro ISMKI dan menerima laporan kerja Biro
ISMKI.
6. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada mahasiswa.
Bagian II
Wakil Gubernur
Pasal 14. Status
Merupakan struktur tertinggi setelah Gubernur di lingkungan BEM yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur BEM.
Pasal 15. Tugas dan Wewenang
1. Bertugas membantu Gubernur BEM dalam mengkoordinasikan ketetapan
periode kepengurusan BEM.
2. Menyelenggarakan pembinaan unit organisasi dan mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas seluruh satuan organisasi di lingkungan BEM melalui
setiap departemen-departemen.
Bagian III
Sekretaris Umum
Pasal 16. Status
Merupakan struktur yang bertanggung jawab penuh pada kegiatan bidang data
pustaka, administrasi ketatausahaan dan penerangan serta hubungan internal
organisasi serta mahasiswa di fakultas dengan berkoordinasi dengan departemen
komunikasi, informasi, administrasi, dan kesekretariatan.
Pasal 17. Tugas dan Wewenang
Membuat tertib administrasi yang relevan sesuai dengan tuntutan dan
perkembangan internal dan eksternal organisasi serta berkoordnasi dengan
departemen komunikasi, informasi, administrasi, dan kesekretariatan.
Bagian IV
Bendahara Umum
Pasal 18. Status
Merupakan sturuktur yang bertanggung jawab penuh serta mengkoordinasikan
kegiatan di bidang keuangan di tingkat fakultas.
Pasal 19. Tugas dan Wewenang
1. Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan
pengeluaran kepengurusan BEM berdasarkan pedoman administrasi
keuangan yang disusun untuk keperluan ini.
2. Mengelola keuangan BEM serta perkembangannya.
3. Memberikan pertimbangan kepada gubernur/ wakil gubernur untuk
pengambilan keputusan menyangkut keuangan.
4. Mengevaluasi dan menerima laporan keuangan setiap departemen, BK,
serta aktivitas kemahasiswaan lain di tingkat fakultas.
5. Mengkoordinasi pelaksanaan program kerja departemen dana usaha.
Bagian V
Departemen Komunikasi, Informasi, Administrasi, dan Kesekretariatan
Pasal 20. Status
Merupakan sturuktur yang bertanggung jawab penuh dalam operasional
komunikasi, informasi, administrasi, dan kesekretariatan lintas departemen
dalam aktivitas internal BEM.
Pasal 21. Tugas dan Wewenang
1. Membuat tertib administrasi yang relevan sesuai dengan tuntutan dan
perkembangan internal dan eksternal organisasi.
2. Melaksanakan aktivitas yang mendorong terwujudnya kesekretariatan
sebagai pusat dokumentasi dan informasi organisasi.
3. Melengkapi sarana dan prasarana kesekretariatan dalam rangka
modernisasi organisasi.
4. Menyusun data base dan memanfaatkannya sebagai pertimbangan
internal organisasi.
5. Menyelenggarakan aktivitas yang dapat menambah pengetahuan dan
keterampilan personil bidang kesekretariatan guna meningkatkan
kelancaran dan mutu kerja dalam bidang administrasi dan kesekretariatan.
6. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mendukung usaha
perbaikan peningkatan dan penyempurnaan cara kerja administrasi dan
kesekretariatan.
Bagian VI
Departemen Dana Usaha
Pasal 22. Status
Merupakan struktur yang bertanggung jawab penuh pada kegiatan dalam bidang
kewirausahaan dan pengembangan profesi di tingkat fakultas.
Pasal 23. Tugas dan Wewenang
1. Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi sesuai dengan
ketentuan organisasi yang berlaku.
2. Menyusun program bidang kewirausahaan dan pengembangan profesi
yang relevan bagi setiap lembaga pengembangan profesi.
Bagian VII
Departemen Kerohanian
Pasal 24. Status
Merupakan struktur yang bertanggung jawab penuh pada pembinaan kerohanian
mahasiswa serta operasional aktivitas kerohanian di tingkat fakultas untuk
peningkatan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pasal 25. Tugas dan Wewenang
1. Menyelenggarakan pembinaan kerohanian mahasiswa dengan melakukan
aktivitas berkala serta berkesinambungan.
2. Menyelenggarakan proyek-poyek kerja yang memberikan dampak positif
bagi peningkatan kualitas dan kuantitas aktivitas pembinaan kerohanian
mahasiswa tingkat fakultas seperti diskusi, kurikulum aktivitas dan
metode training dan sebagainya.
3. Menyelenggarakan kegiatan lain yang dapat menunjang upaya pembinaan
kerohanian mahasiswa tingkat fakultas.
Bagian VIII
Departemen Pendidikan, Profesi, dan Penelitian
Pasal 26. Status
Merupakan struktur yang bertanggung jawab penuh pada operasional
pencapaian iklim kampus yang kondusif menanggapi kebutuhan serta
perkembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya pendidikan tinggi,
profesionalisme, serta keilmiahan di tingkat fakultas.
Pasal 27. Tugas dan Wewenang
1. Memprakarsai kegiatan-kegiatan dalam peningkatan kapasitas
pendidikan, profesi, dan penelitian di lingkungan fakultas.
2. Melakukan diskusi-diskusi untuk meningkatkan kapasitas pendidikan,
profesi, dan penelitian di lingkungan fakultas.
3. Menyelenggarakan diskusi, seminar, simposium dan sebagainya yang
berkenaan dengan pengkajian terhadap penyempurnaan sistem
pendidikan umumnya dan sistem pendidikan tinggi khususnya yang
berkaitan dengan peningkatan profesionalisme mahasiswa di tingkat
fakultas.
4. Memprakarsai kegiatan-kegiatan menciptakan iklim keilmiahan yang
kondusif menuju “research doctor”.
Bagian IX
Departemen Minat Bakat
Pasal 28. Status
Merupakan struktur yang bertanggung jawab penuh pada kegiatan serta
operasional yang menumbuhkembangkan minat dan bakat mahasiswa di tingkat
fakultas.
Pasal 29. Tugas dan Wewenang
Menyelenggarakan proyek-poyek kerja yang memberikan dampak positif bagi
peningkatan minat dan bakat mahasiswa tingkat fakultas .
Bagian X
Departemen Advokasi, Komunikasi, dan Hubungan Masyarakat
Pasal 30. Status
Merupakan struktur yang bertanggung jawab penuh pada operasional dalam
mengakomodir aspirasi dari mahasiswa tingkat fakultas sebagai media jembatan
mahasiswa-pihak dekanat dalam upaya memenuhi kebutuhan serta memberi
solusi atas aspirasi mahasiswa tingkat fakultas dalam menanggapi aktivitas
kemahasiswaan, pendidikan tinggi, serta profesionalisme.
Pasal 31. Tugas dan Wewenang
1. Melakukan penelitian dan penilaian terhadap aspirasi mahasiswa tingkat
fakultas yang berkaitan dengan aspek pendidikan tinggi, aktivitas
kemahasiswaan, ruang lingkup kesehatan, serta peningkatan
profesionalisme mahasiswa tingkat fakultas.
2. Berperan aktif dalam usaha advokasi mengakomodir aspirasi dari
mahasiswa tingkat fakultas yang berkaitan dengan aspek pendidikan
tinggi, aktivitas kemahasiswaan, ruang lingkup kesehatan, serta
peningkatan profesionalisme mahasiswa tingkat fakultas.
3. Menjalankan fungsi BEM sebagai wadah pusat informasi kebutuhan
mahasiswa tingkat fakultas melalui berbagai media.
4. Menjalankan fungsi BEM sebagai wadah pusat informasi aktivitas
kemahasiswaan melalui berbagai media.
5.
Bagian XI
Departemen Pengabdian Masyarakat
Pasal 32. Status
Merupakan struktur yang bertanggung jawab penuh pada kegiatan dan
operasional mahasiswa tingkat fakultas demi terbinanya aplikasi Tri Dharma
Perguruan Tinggi khususnya Pengabdian Masyarakat.
Pasal 33. Tugas dan Wewenang
1. Advokasi kebijakan strategis sebagai perwujudan peran aktif mahasiswa
tingkat fakultas dalam mendukung sinergitas gerak mahasiswa dalam
memperkenalkan fungsi diri sebagai agent of health sejak mahasiswa.
2. Alur dan pola pencitraan yang sistematis sebagai perangkat internalisasi
dalam mewujudkan aktivitas mahasiswa di tingkat fakultas terhadap
lingkungan kesehatan sebagai salah satu wujud pengabdian terhadap
masyarakat.
3. Membangun budaya mahasiswa tingkat fakultas yang memiliki
paradigma pengabdian masyarakat sebagai kerangka utama dalam
mendukung aktivitas dan kerja nyata aktivitas BEM kepada masyarakat.
4. Mengoptimalisasikan aktivitas mahasiswa serta civitas akademika dalam
membangun iklim kondusif fakultas penuh jiwa pengabdian.
Bagian XII
Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa
Pasal 34. Status
Merupakan struktur yang bertanggung jawab penuh pada kegiatan pembinaan
mahasiswa di tingkat fakultas.
Pasal 35. Tugas dan Wewenang
1. Melakukan kegiatan dan koordinasi pengembangan sumber daya
mahasiswa sebagai insan organisatoris yang dapat menunjang kulitas
kerja BEM.
2. Menyempurnakan dan merealisasikan sistem kaderisasi yang sistematis,
integral dan terarah.
3. Mengkoordinasikan secara operasional dari kerja dan proyek bidang dan
pengembangan sistem kaderisasi mahasiswa dengan melakukan kerja
sama dengan pihak lain dalam rangka pembinaan mahasiswa untuk
meningkatkan kualitas sumber daya mahasiswa di tingkat fakultas,
wilayah, maupun nasional.
Bagian XIII
Departemen Eksternal
Pasal 36. Status
Merupakan struktur yang bertanggung jawab penuh pada eksistensi BEM serta
operasional koordinasi BEM dengan eksternal BEM.
Pasal 37. Tugas dan Wewenang
1. Menjalin silaturahmi dan kerjasama yang harmonis dengan institusi lain.
2. Melakukan usaha-usaha pengokohan eksistensiBEM di tatanan lokal,
wilayah, nasional dan internasional
3. Mengirimkan delegasi ke semua kegiatan kemahasiswaan sebagai upaya
pengembangan BEM serta aktivitas kemahasiswaan, pendidikan tinggi,
serta profesionalisme di tingkat fakultas bagi seluruh civitas akademika
baik tingkat wilayah, nasional dan internasional.
4. Berkoordinasi dengan departemen lain dalam pengiriman delegasi serta
pola serta follow up pendelegasian.
5.
Bagian XIV
Departemen Kajian Strategis
Pasal 38. Status
Merupakan struktur yang bertanggung jawab penuh pada kegiatan dalam bidang
perguruan tinggi, kemahasiswaan dan kepemudaan ditingkat fakultas sebagai
wujud implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam beraktivitas dan
berpartisipasi dalam pengkajian serta menyikapi poin-poin strategis dalam
ruang lingkup kebijakan kemahasiswaan, pendidikan tinggi, profesionalisme,
serta kesehatan.
Pasal 39. Tugas dan Wewenang
1. Berperan aktif dalam usaha pengkajian kebijakan strategis yang berkaitan
dengan aspek pendidikan tinggi, aktivitas kemahasiswaan, ruang lingkup
kesehatan, serta peningkatan profesionalisme mahasiswa tingkat fakultas
baik isu lokal maupun nasional.
2. Menjadi poros pemersatu pergerakan mahasiswa tingkat fakultas dalam
menyikapi isu-isu kebijakan baik dalam aspek pendidikan tinggi, aktivitas
kemahasiswaan, ruang lingkup kesehatan, serta peningkatan
profesionalisme mahasiswa tingkat fakultas.
BAB V
BADAN KELENGKAPAN
Pasal 40. Kedudukan
BK adalah lembaga yang dibentuk/disahkan oleh struktur pimpinan sebagai
wahana beraktivitas di bidang tertentu secara profesional di
bawah koordinasi departemen yang spesifik dalam struktur pimpinan setingkat
dan bersifat semi-otonom terhadap struktur pimpinan.
Pasal 41. Fungsi
BK berfungsi sebagai penyalur minat, bakat, dan kreativitas mahasiswa dan
pengembangan bidang tertentu yang dinilai strategis sebagai wujud aktivitas
kegiatan kemahasiswaan.
Pasal 42. Tugas dan Wewenang
1. BK memiliki pedoman Anggaran Dasar sendiri sebagai pengarah
konstitusional yang tidak bertentangan dengan TLO.
2. BK hanya mengadakan kegiatan internal kampus dengan sasaran anggota
BK serta mahasiswa kedokteran umumnya.
Pasal 43. Struktur Kepengurusan
1. Struktur kepengurusan BK diberikan sepenuhnya kepada BK berdasarkan
kebutuhan dan aturan yang berlaku pada BK tersebut.
2. Ketua BK dipilih melalui rapat tertinggi BK.
3. Ketua BK dilantik oleh gubernur BEM.
Pasal 44. Tahapan Pembentukan
1. Telah melaksanakan kegiatan mandiri yang terbuka untuk seluruh
mahasiswa yang berkesinambungan dan mendukung usaha BEM serta
berkoordinasi dengan departemen spesifik dalam struktur pimpinan
setingkat BEM.
2. Pengesahan Anggaran Dasar.
3. Pengajuan legalisasi dibahas dan disahkan di rapat tertinggi BEM.
Pasal 45. Aturan Kerja
1. Kegiatan-kegiatan yang mengatasnamakan kegiatan BK tanpa melibatkan
BEM adalah kegiatan internal pengurus BK, anggota BK, maupun
kegiatan rutin internal organisasi BK.
2. Jika kegiatan BK melibatkan kegiatan vital aktivitas nyata Tri Dharma
Perguruan Tinggi serta mengikutsertakan seluruh mahasiswa maupun
civitas akademika fakultas maka kegiatan tersebut mengatasnamakan
kegiatan BEM.
3. Jika aktivitas BK sejalan dengan beberapa aktivitas vital yang
merefleksikan jiwa pengabdian masyarakat dan kebutuhan pendidikan
serta profesionalisme serta melibatkan civitas akademika secara
keseluruhan sebagai sasaran dan target aktivitas maka kegiatan tersebut
mengatasnamakan kegiatan BEM.
4. Jika aktivitas BK melibatkan eksternal fakultas, maka kegiatan tersebut
mengatasnamakan kegiatan BEM.
5. BK memiliki tertib administrasi dan keuangan sendiri pada aktivitas
internal organisasi BK.
6. Ketua BK langsung bertanggungjawab terhadap Gubernur BEM.
7. Pengawasan BK dilaksanakan oleh BEM melalui evaluasi berkala serta
adanya koordinasi BK dengan departemen yang spesifik dalam struktur
BEM demi tertibnya regulasi aktivitas kemahasiswaan dalam lingkungan
fakultas serta upaya saling mengisi serta membangun antar-BK demi
sinergisme pemberdayaan sumber daya setiap mahasiswa dalam
menyalurkan minat, bakat, dan kreativitas dan pengembangan aktivitas
kemahasiswaan dalam lingkup fakultas.
BAB VI
BIRO ISMKI
Pasal 46. Kedudukan
Biro ISMKI berkedudukan di tingkat fakultas dan merupakan lembaga
nondepartemen yang bertanggungjawab langsung kepada Gubernur BEM serta
berkoordinasi kepada BEM melalui departemen eksternal BEM.
Pasal 47. Fungsi
Biro ISMKI berfungsi sebagai wadah koordinasi BEM-ISMKI.
Pasal 48. Tugas dan Wewenang
1. Biro ISMKI menjadi wadah distribusi BEM dalam berkoordinasi ke
ISMKI dalam berkarya dan memberi kesempatan kepada mahasiswa
kedokteran Indonesia dalam realisasi program ISMKI dengan pengerahan
bersama setiap individu mahasiswa sebagai bagian dari rantai aktivitas
yang memiliki persamaan fungsi dan kepemilikan aktivitas sebagai
pelaku dalam tatanan lokal, nasional, dan internasional.
2. Membangun iklim kelembagaan antarorganisasi dalam wadah
kebersamaan paradigma dan rasa kepemilikan dalam aktivitas yang
terencana, terealisasi, dan ter-follow up, sehingga secara real terasa
menfaatnya sebagai satuan aktivitas dari mahasiswa kedokteran
Indonesia, oleh mahasiswa kedokteran Indonesia, dan untuk mahasiswa
kedokteran Indonesia demi pencapaian Tri Dharma Perguruan Tinggi dan
nilai-nilai Pengabdian Masyarakat sebagai ruh orientasi sebuah motor
organisasi.
3. Biro ISMKI memiliki tanggung jawab atas internal BEM dan
perkembangan aktivitas kemahasiswaan di institusinya dan peranan dan
fungsi dalam pendistribusian terkait struktural setiap personilnya.
Pasal 49. Tahapan Pembentukan
1. Telah mendapat legalisasi dari Gubernur BEM sebagai individu yang
secara sah didistribusikan oleh BEM untuk berkoordinasi dengan ISMKI
melalui proses standard fit and proper test serta berkoordinasi dengan
departemen eksternal dalam struktur pimpinan setingkat BEM untuk
kemudian disosialisasikan sesuai kebutuhan dan wilayah kerja per
departemen BEM.
2. Pengajuan legalisasi komponen Biro ISMKI dibahas dan disahkan di
rapat tertinggi BEM.
Pasal 50. Aturan Kerja
1. Biro ISMKI terdiri dari orang-orang pilihan yang telah melalui proses
legalisasi dalam tatanan BEM oleh Ggubernur BEM.
2. Biro ISMKI memiliki fungsional dari peranannya sebagai perwakilan
BEM di ISMKI.
3. Personil Biro ISMKI nantinya akan didistribusikan oleh BEM menjadi
bagian dari struktural ke-ISMKI-an baik di tatanan nasional maupun
wilayah, menjadi perwakilan koordinasi dari tiap departemen dalam BEM
dalam setiap aktivitas komunikasi dalam diskusi aktivitas tatanan wilayah
dan nasional, maupun sebagai BK yang berkoordinasi dan beraktivitas
dalam wilayah kerja tertentu yang berkoordinasi dan memiliki persamaan
aktivitas di tatanan wilayah dan nasional.
BAB VII
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
Pasal 51. Kedudukan
HMJ berkedudukan di tingkat jurusan/program studi dan merupakan lembaga
nondepartemen di bawah BEM.
Pasal 52. Fungsi
1. HMJ mewadahi forum silaturahmi di tingkat jurusan/program studi.
2. HMJ merupakan sarana aspirasi mahasiswa di tingkat jurusan/program
studi.
3. HMJ melaksanakan kegiatan-kegiatan yang spesifik untuk di tingkat
jurusan/program studi.
Pasal 53. Tugas dan Wewenang
1. Melaksanakan kegiatan-kegiatan silaturahmi.
2. Memberikan laporan kegiatan dan laporan pertanggungjawaban
kepengurusan kepada Gubernur BEM.
Pasal 54. Struktur Kepengurusan
1. Kepengurusan HMJ terdiri atas presidium inti serta departemen-
departemen yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dengan
mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi kinerja kepengurusan yang
disesuaikan dengan fungsi dan tugas HMJ serta koordinasi dengan
struktur BEM.
2. Pengurus HMJ adalah perwakilan mahasiswa tingkat jurusan/program
studi.
3. Masa kepengurusan HMJ berlangsung sinergis dengan BEM.
Pasal 55. Tahapan Pembentukan
1. HMJ dibentuk apabila terdapat dua atau lebih jurusan/program studi di
dalam fakultas.
2. Ketua HMJ langsung bertanggung jawab kepada Gubernur BEM.
3. HMJ mengajukan legalisasi aktivitas sejalan dengan masa kepengurusan
BEM.
Pasal 56. Aturan Kerja
1. Kegiatan-kegiatan yang mengatasnamakan kegiatan HMJ tanpa
melibatkan BEM adalah kegiatan internal yang spesifik untuk mahasiswa
di tingkat jurusan/program studi maupun kegiatan rutin internal
organisasi HMJ.
2. Jika aktivitas HMJ melibatkan eksternal fakultas, maka kegiatan tersebut
mengatasnamakan kegiatan BEM.
3. HMJ memiliki tertib administrasi dan keuangan sendiri pada aktivitas
internal organisasi BK.
4. Ketua BK langsung bertanggungjawab terhadap Gubernur BEM.
BAB VIII
LEMBAGA LEGISLATIF
Pasal 57. Kedudukan
Lembaga legislatif berkedudukan di tingkat fakultas dan merupakan lembaga
legislatif yang otonom di fakultas.
Pasal 58. Fungsi
Lembaga legislatif berfungsi sebagai wadah pengawas dan konsultasi di tingkat
fakultas.
Pasal 59. Tugas dan Wewenang
1. Melakukan pengawasan terhadap kinerja kepengurusan dalam
pelaksanaan TLO dan aturan di bawahnya dan memberikan pengarahan
konstitusional di tingkat fakultas.
2. Menjaga sinergisme aktivitas serta aplikasi TLO dan aturan di bawahnya
di semua tingkatan BEM serta dalam koordinasi dengan BK dan Biro
ISMKI.
3. Memberikan saran dan masukan atas pelaksanaan keputusan serta
ketetapan pengurus ketika diminta maupun tidak diminta.
4. Menampung aspirasi mahasiswa di tingkat fakultas.
5. Menyampaikan hasil pengawasannya pada musyawarah pengambil
keputusan tertinggi organisasi kemahasiswaan Fakultas Kedokteran.
Pasal 60. Struktur Kepengurusan
1. Kepengurusan lembaga legislatif terdiri atas presidium inti serta komisi-
komisi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dengan
mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi kinerja yang disesuaikan
dengan fungsi dan tugas lembaga legislatif.
2. Pengurus lembaga legislatif adalah perwakilan mahasiswa tingkat
fakultas dengan distribusi merata pada setiap angkatan.
3. Masa kepengurusan lembaga legislatif berlangsung sinergis dengan BEM.
Pasal 61. Aturan Kerja
Koordinasi lembaga legislatif melalui mekanisme persidangan berkala terhadap
aktivitas kemahasiswaan dan progress BEM secara konstitusional dalam satu
periode kepengurusan.
ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA
MUKADIMAH
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, bangsa Indonesia telah berhasil
merebut kemerdekaan dari kaum penjajah, maka setiap warga Negara berkewajiban
mengisi kemerdekaan itu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
menuju tercapainya kehidupan rakyat yang sehat, adil dan makmur. Mahasiswa
kedokteran sebagai warga Negara yang berperan aktif dalam perjuangan dan
pergerakan kemerdekaan, sadar akan hak dan kewajiban serta peran&tanggung
jawabnya kepada umat manusia dan bangsa, sebagai insan akademis yang
profesional. Oleh karena itu, dibutuhkan persatuan mahasiswa untuk bergerak
mengubah kondisi bangsa menuju masyarakat madani Perjuangan pergerakan
kemahasiswaan akan selalu ada sebagai agen perubah, kekuatan moral, dan bekal
masa depan untuk mengusung cita-cita perjuangan bangsa. Oleh karena itu
diperlukan sebuah wadah bersama yang menampung segala kegiatan mahasiswa
profesi kedokteran, yang bertujuan mempersatukan mahasiswa kedokteran di
Indonesia untuk membina mahasiswa kedokteran menuju terwujudnya dokter yang
beriman dan bertakwa, mencetak kader-kader pemimpin yang berintegritas tinggi,
memadukan segenap kompetensi mahasiswa kedokteran serta memperjuangkan
aspirasi bersama dalam kebijakan kesehatan. Wadah ini adalah Ikatan Senat
Mahasiswa Kedokteran Indonesia Meyakini bahwa tujuan dan cita-cita mahasiswa
kedokteran hanya didapat atas petunjuk Allah Yang Maha Pemberi Petunjuk disertai
usaha-usaha teratur, terencana dan penuh kebijaksanaan, kami mahasiswa
kedokteran bersatu, menghimpun diri dalam Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran
Indonesia yang digerakan dengan pedoman berbentuk Anggaran Dasar sebagai
berikut
ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN
INDONESIA
BAB I
NAMA, WAKTU, TEMPAT, KEDUDUKAN
Pasal 1
Organisasi ini bernama Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia,
disingkat ISMKI. Dalam bahasa Inggris disebut Indonesian Medical Students
Executive Board Association (IMSEBA).
Pasal 2
ISMKI didirikan pada deklarasi Cimacan tahun 1969 dalam bentuk IMKI dan
diubah nama menjadi ISMKI pada 20 September 1981 dalam jangka waktu
yang tidak ditentukan.
Pasal 3
ISMKI berkedudukan di institusi tempat sekjen menimba ilmu.
BAB II
BENTUK, SIFAT, dan STATUS
Pasal 4
ISMKI berbentuk ikatan organisasi mahasiswa sejenis
Pasal 5
ISMKI bersifat independen dan non politik
Pasal 6
ISMKI berstatus sebagai satu-satunya organisasi antar Lembaga Eksekutif
Mahasiswa Kedokteran di Indonesia
BAB III
DASAR DAN ASAS Dasar
Pasal 7
ISMKI berdasarkan pancasila
Pasal 8
Asas
(1) Asas Ketaqwaan
Asas ketaqwaan ialah bahwa setiap pengembangan ISMKI harus
berlandaskan pada Ketuhanan YME
(2) Asas Bhineka Tunggal Ika
Asas Bhineka Tunggal Ika ialah bahwa keberadaan ISMKI harus
mencerminkan Bhineka Tunggal Ika yaitu keberadaan ISMKI yang
dilaksanakan sesuai dengan kondisi setempat tetapi merupakan satu
persatuan yang bulat di tingkat nasional
(3) Asas Kesetaran
Asas kesetaraan ialah adanya kesetaraan sesuai dengan hak dan
kewajibannya
(4) Asas Adil dan Merata
Asas adil dan merata ialah bahwa keberadaan ISMKI harus dapat
dinikmati secara merata oleh semua anggota sesuai dengan peran sertanya
(5) Asas Pendidikan
Asas pendidikan ialah bahwa keberadaan ISMKI harus mencerminkan fungsi ISMKI sebagai wadah Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk ikut menciptakan perguruan tinggi sebagai lembaga ilmiah
(6) Asas manfaat Asas manfaat ialah segala usaha dan kegiatan ISMKI harus sesuai dengan tujuan yang telah disepakati
(7) Asas Usaha Bersama Asas usaha bersama ialah usaha untuk mencapai tujuan ISMKI yang merupakan usaha bersama antarcivitas akademika perguruan tinggi dan masyarakat yang dilakukan dengan itikad baik secara gotong royong dan dijiwai semangat kekeluargaan.
(8) Asas Kesadaran Hukum Asas kesadaran hukum ialah bahwa setiap kegiatan ISMKI berdasarkan pada AD/ ART.
(9) Asas Investasi Asas investasi ialah bahwa segala usaha Usaha pengembangan ISMKI
mengandung peranan investasi kemampuan intelektual professional,
sikap dan tingkah laku yang merupakan bagian kegiatan pengembangan
ilmiah dan alih teknologi serta pengabdian pada masyarakat.
BAB IV
TUJUAN, USAHA, PERAN
Pasal 9
Tujuan
(1) Terbinanya Mahasiswa Kedokteran sebagai insan Akademis menuju
terwujudnya dokter yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa
(2) Mempererat persatuan dan kesatuan mahasiswa kedokteran Indonesia
(3) Terwujudnya kader-kader pemimpin yang memiliki intergritas dan idealisme
yang tinggi sebagai penerus perjuangan bangsa dalam mewujudkan masyarakat
adil dan makmur.
Pasal 10
Usaha
Usaha : Semua usaha yang tidak bertentangan dengan landasan dan asas
organisasi
Pasal 11
Peran
ISMKI sebagai pemersatu mahasiswa kedokteran indonesia, pelaku advokasi
kebijakan kesehatan dan pendidikan kedokteran, serta berkontribusi dalam
pembangunan kesehatan masyarakat
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 12
ISMKI beranggotakan lembaga-lembaga eksekutif mahasiswa kedokteran
perguruan tinggi di Indonesia
Pasal 13
Keanggotaan ISMKI terdiri dari:
(1) Anggota muda
(2) Anggota Utama
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 13
Kekuasaan
Kekuasaan tertinggi berada pada Musyawarah Nasional dan Musyawarah
Wilayah
Pasal 14
Struktur Kepemimpinan
1) Pengurus Harian Nasional adalah pengurus harian di tingkat nasional yang
dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal
2) Pengurus Harian Wilayah adalah pengurus harian di tingkat wilayah yang
dipimpin oleh seorang Sekretaris Wilayah
Pasal 15
Majelis Pertimbangan Agung
Majelis Pertimbangan Agung adalah badan yang mengawasi PHN dan PHW
serta badan kelengkapan ISMKI lainnya
Pasal 16
Badan Kelengkapan
Badan kelengkapan adalah badan yang menjalankan, mengkoordinasi, dan
mendukung aktivitas ISMKI
Pasal 17
Badan Khusus
Badan Khusus adalah badan yang dibentuk oleh Pengurus Harian Nasional atau
Pengurus Harian Wilayah untuk menjalankan amanah musyawarah nasional
atau musyawarah wilayah
BAB VII
LAMBANG DAN ATRIBUT
Pasal 18
Lambang dan atribut ISMKI ditetapkan oleh Musyawarah Nasional
BAB VIII
PERBENDAHARAAN
Pasal 19 Kekayaan ISMKI diperoleh dari iuran anggota, dan usaha-usaha lain
yang sah dan tidak mengikat, serta donasi
BAB IX
PERUBAHAN AD/ ART
Pasal 20
Perubahan AD/ ART hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional
BAB X
PEMBUBARAN
Pasal 21
Pembubaran ISMKI hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional dengan
persetujuan 2/3 anggota utama
BAB XI
ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN
Pasal 22
Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar ini dimuat dalam anggaran
rumah tangga atau peraturan-peraturan/ ketentuan-ketentuan lain sepanjang
tidak bertentangan dengan anggaran dasar
Pasal 23
pengesahan anggaran dasar ditetapkan pada Musyawarah Nasional
ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA
BAB I
NAMA DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama Yang dimaksud “Senat” mahasiswa kedokteran Indonesia adalah
lembaga eksekutif mahasiswa kedokteran pada institusi pendidikan kedokteran
di Indonesia.
Pasal 2
Kedudukan
Sekretariat ISMKI berkedudukan di tempat Sekjen menimba ilmu
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Anggota Muda
(1) Anggota Muda adalah lembaga eksekutif mahasiswa kedokteran yang telah
disahkan oleh Sekretaris Jenderal atas pertimbangan Majelis Pertimbangan
Agung.
(2) Syarat Anggota Muda
a. Menyetujui hasil keputusan Musyawarah Nasional.
b. Telah mengajukan permohonan secara tertulis kepada Sekretaris Jenderal.
(3) Kewajiban Anggota Muda
a. Menaati dan melaksanakan AD/ART dan segala ketentuan / peraturan ISMKI
b. Menaati dan melaksanakan hasil-hasil Musyawarah Nasional dan
Musyawarah Wilayah ISMKI.
c. Mengkoordinasikan hasil-hasil Musyawarah Kerja Nasional dan Musyawarah
Kerja Wilayah di institusinya.
d. Berperan aktif dalam kegiatan ISMKI.
e. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik ISMKI.
(4) Hak Anggota Muda
a. Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul atau pertanyaan lisan atau
tertulis kepada pengurus harian di tingkat nasional dan wilayah.
b. Mengikuti seluruh kegiatan ISMKI.
c. Membela diri.
d. Memperoleh perlakuan yang sama dalam organisasi.
Pasal 3 Anggota Utama
(1) Anggota Utama adalah anggota muda yang telah disahkan oleh Musyawarah
Nasional.
(2) Syarat Anggota Utama telah mengikuti dua kegiatan ISMKI wilayah dan
atau nasional.
(3) Kewajiban Anggota Utama
a. Menaati dan melaksanakan AD/ART dan segala ketentuan / peraturan ISMKI
b. Menaati dan melaksanakan hasil-hasil Musyawarah Nasional dan
Musyawarah Wilayah.
c. Mengkoordinasikan hasil-hasil Musyawarah Kerja Nasional dan Musyawarah
Kerja Wilayah di institusinya.
d. Berperan aktif dalam kegiatan ISMKI.
e. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik ISMKI.
f. Membayar iuran anggota yang besarnya ditentukan oleh Musyawarah
Nasional dan Musyawarah Wilayah.
(4) Hak Anggota Utama
a. Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul atau pertanyaan lisan atau
tertulis kepada pengurus harian di tingkat nasional dan wilayah.
b. Memilih dan dipilih.
c. Mengikuti seluruh kegiatan ISMKI.
d. Mendapatkan fasilitas keorganisasian Mendapatkan manfaat dari upaya
organisasi profesi untuk mensejahterakan anggotanya
f. Membela diri.
g. Memperoleh perlakuan yang sama dalam organisasi.
Pasal 4
Sanksi Anggota
(1) Anggota dapat dikenai sanksi bila melanggar AD/ART
(2) Anggota dapat dikenakan sanksi berupa :
a. Peringatan tertulis yang dikeluarkan oleh Pengurus Harian Nasional
atas Rekomendasi dari Pengurus Harian Wilayah atas pertimbangan
Majelis Pertimbangan Agung
b. Pembekuan hak anggota. sampai dengan musyawarah nasional
berikutnya. Pembekuan dijatuhkan satu bulan setelah dikeluarkan
tiga kali peringatan atas kesalahan yang sama. Jangka waktu antara
peringatan pertama dan kedua adalah tiga bulan dan peringatan
kedua dan ketiga adalah dua bulan.
c. Dikeluarkan dari keanggotaan oleh Musyawarah Nasional atas
rekomendasi Musyawarah Wilayah.
(3) Tata cara sanksi akan diatur dalam ketentuan dan peraturan tersendiri
Pasal 5
Kehilangan Keanggotaan
Anggota Utama dan muda kehilangan keanggotaan apabila :
(1) Institusi dibubarkan.
(2) Dikeluarkan oleh Musyawarah Nasional.
(3) Mengundurkan diri dan disahkan oleh Musyawarah Nasional.
Pasal 6
Pembelaan Diri
(1) Anggota yang dikenakan sanksi berupa peringatan tertulis berhak
mengajukan pembelaan diri melalui Majelis Pertimbangan Agung.
(2) Anggota yang dikenakan sanksi berupa pembekuan hak anggota berhak
mengajukan pembelaan diri melalui Majelis Pertimbangan Agung
(3) Anggota yang dikenakan sanksi dikeluarkan, dapat mengadakan pembelaan
diri pada Musyawarah Nasional.
(4) Tata cara pembelaan akan diatur dalam ketentuan dan peraturan tersendiri
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
Musyawarah Nasional
Pasal 12
(1) Musyawarah Nasional adalah pemegang kekuasaan tertinggi ISMKI.
(2) Tata tertib Musyawarah Nasional ditetapkan dalam sidang Musyawarah
Nasional.
(3) Musyawarah Nasional diadakan satu tahun sekali, yaitu bulan Desember
(4) Tugas dan wewenang Musyawarah Nasional
a. Melantik Sekretaris Jenderal
b. Melantik Sekretaris Wilayah
c. Memilih dan menetapkan Sekretaris Jenderal terpilih
d. Menetapkan dan mengesahkan AD/ART
e. Menetapkan dan mengesahkan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi.
f. Menetapkan dan mengesahkan rekomendasi.
g. Memilih dan menetapkan Majelis Pertimbangan Agung.
h. Mengevaluasi untuk kemudian menetapkan menerima atau menola
pertanggungjawaban Sekretaris Jenderal periode sebelumnya
i. Mengevaluasi untuk kemudian menetapkan menerima atau menolak
pertanggungjawaban Majelis Pertimbangan Agung.
j. Mendengarkan Laporan kegiatan Badan Kelengkapan
k. Mengesahkan anggota muda yang sudah memenuhi syarat menjadi
anggota utama.
l. Menyelesaikan masalah-masalah yang diamanahkan kepada Musyawarah
Nasional.
m. Menetapkan besar dan waktu pembayaran iuran anggota ISMKI.
n. Menetapkan dan mengesahkan rekomendasi
o. Menetapkan tempat penyelenggaraan Musyawarah Nasional berikutnya
(5) Quorum
Musyawarah Nasional dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya oleh
setengah
ditambah satu dari jumlah anggota utama Musyawarah Nasional Luar Biasa
dapat diadakan atas persetujuan sekurang-kurangnya setengah ditambah satu
anggota dengan pertimbangan dari Majelis Pertimbangan Agung.
BAB IV MUSYAWARAH WILAYAH
Pasal 13
(1) Musyawarah wilayah adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi
tingkat wilayah.
(2) Tata tertib musyawarah wilayah ditetapkan dalam sidang Musyawarah
Wilayah.
(3) Tugas dan wewenang:
1. Memilih dan melantik Sekretaris Wilayah.
2. Mengevaluasi untuk kemudian menetapkan menerima atau menolak
pertanggungjawaban Sekretaris Wilayah.
3. Menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Musyawarah Wilayah
berikutnya
4. Menetapkan dan mengesahkan rekomendasi
5. Menyelesaikan masalah-masalah yang diamanahkan kepada Musyawarah
Wilayah.
6. Menetapkan besar dan waktu pembayaran iuran anggota wilayah.
(4) Quorum
a. Musyawarah Wilayah dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya setengah ditambah satu jumlah anggota wilayah.
b. Musyawarah Wilayah Luar Biasa dapat diadakan atas persetujuan sekurang-
kurangnya setengah ditambah satu anggota wilayah dengan pertimbangan
Majelis Pertimbangan Agung
(5) Pertemuan Musyawarah Wilayah
a. Musyawarah Wilayah diadakan satu kali dalam setahun
b. Dalam keadaan tertentu dapat diadakan Musyawarah Wilayah Luar
Biasa.
Pasal 15.
Majelis Pertimbangan Agung
(1) Terdiri dari satu orang perwakilan masing-masing wilayah dengan salah satu
orang sebagai koordinator.
(2) Majelis Pertimbangan Agung dilantik pada Musyawarah Nasional
(3) Majelis Pertimbangan Agung bertanggung jawab kepada Musyawarah
Nasional.
(4) Hak dan wewenang Majelis Pertimbangan Agung
a. Mengevaluasi dan memberikan teguran tertulis kepada Sekretaris
Jenderal apabila tidak melaksanakan atau terjadi penyimpangan ketetapan
Musyawarah Nasional.
b. Mengusulkan untuk mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa
minimal satu bulan setelah mengeluarkan tiga kali peringatan kepada
Sekretaris Jenderal atas kesalahan yang sama. Jangka waktu antara
peringatan pertama dan kedua adalah tiga bulan dan peringatan kedua dan
ketiga adalah dua bulan.
c. Mengajukan usul dan pertimbangan secara tertulis kepada Sekretaris
Jenderal baik diminta maupun tidak.
(5) Pertemuan Majelis Pertimbangan Agung dilaksanakan minimal tiga kali
dalam satu periode kepengurusan.
(6) Keanggotaan dan keputusan Majelis Pertimbangan Agung bersifat kolektif.
Pasal 16. Pengurus Harian Nasional
(1) Pengurus Harian Nasional adalah pengurus harian di tingkat nasional yang
dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.
(2) Pengurus Harian Nasional terdiri dari Sekretaris Jenderal, Sekretaris
Jenderal terpilih, Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, dan Sekretaris
Bidang dan tambahan jika diperlukan
(3) Sekretaris Jenderal
a. Sekretaris Jenderal adalah pengurus harian tertinggi tingkat nasional yang
dilantik oleh Musyawarah Nasional
b. Sekretaris Jenderal bertanggung jawab kepada Musyawarah Nasional.
c. Sekretaris Jenderal wajib melaksanakan Musyawarah Kerja Nasional
paling lambat 3 bulan setelah ia terpilih dalam Musyawarah Nasional
d. Sekretaris Jenderal berhak mengangkat perangkat pembantu sesuai
dengan kebutuhan yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/
Anggaran Rumah Tangga, dan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi.
e. Sekretaris Jenderal berkewajiban melaksanakan rekomendasi
Musyawarah Nasional
f. Sekretaris Jenderal bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan hasil
ketetapan Musyawarah Kerja Nasional.
g. Sekretaris Jenderal wajib melaporkan hasil kerjanya setiap enam bulan
sekali kepada Majelis Pertimbangan Agung.
h. Sekretaris Jenderal wajib melaporkan hasil-hasil pelaksanaan
Musyawarah Kerja Nasional pada Musyawarah Nasional di akhir masa
jabatannya.
(4) Sekretaris Jenderal Terpilih
a. Sekretaris Jenderal Terpilih adalah Pengurus Harian Nasional yang
dipilih dan ditetapkan pada Musyawarah Nasional
b. Sekretaris Jenderal Terpilih membantu kerja Sekretaris Jenderal
c. Sekretaris Jenderal Terpilih adalah kader Sekretaris Jenderal periode
selanjutnya.
d. Sekretaris Jenderal Terpilih bertanggung jawab kepada Sekretaris
Jenderal
(5) Wakil Sekretaris Jenderal
Bertugas membantu Sekretaris Jenderal dalam mengkoordinasikan
ketetapan Musyawarah Kerja Nasional. Dipilih oleh Sekretaris Jenderal
jika diperlukan
(6) Bendahara Umum
a. Bertugas membantu Sekretaris Jenderal dalam mengelola keuangan
ISMKI.
b. Dipilih oleh Sekretaris Jenderal.
c. Bertanggung jawab pada Sekretaris Jenderal.
(7) Sekretaris Bidang
a. Membantu Sekretaris Jenderal dalam hal rencana dan kegiatan
operasional di bidangnya.
b. Melaksanakan koordinasi kerja dengan Sekretaris Jenderal dan Sekretaris
Bidang Wilayah.
c. Bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal.
(8) Pertemuan pengurus harian nasional ditentukan oleh Sekretaris Jenderal
sesuai dengan kebutuhan.
(9) Pelimpahan tugas dan wewenang Sekretaris Jenderal
a. Apabila Sekretaris Jenderal berhalangan sementara, maka tugas dan
wewenang dilimpahkan kepada Sekretaris Jenderal Terpilih yang
berkoordinasi dengan wakil Sekretaris Jenderal sampai dengan Sekretaris
Jenderal yang bersangkutan dapat kembali bertugas.
b. Apabila Sekretaris Jenderal berhalangan tetap, maka tugas dan wewenang
Sekretaris Jenderal dilimpahkan pada Sekretaris Jenderal Terpilih sampai
Musyawarah Nasional berikutnya.
Pasal 17.
Pengurus Harian Wilayah
(1) Pengurus Harian Wilayah adalah pengurus harian di tingkat wilayah yang
dipimpin oleh Sekretaris Wilayah
(2) Pengurus Harian Wilayah terdiri dari Sekretaris Jenderal Wilayah, Wakil
Sekretaris Wilayah, Bendahara Wilayah, dan Sekretaris Bidang Wilayah.
(3) Struktur dan fungsi Pengurus Harian Wilayah merupakan perwujudan dari
struktur dan fungsi Pengurus Harian Nasional.
(4) Sekretaris Wilayah
Sekretaris Wilayah adalah pengurus harian tertinggi tingkat wilayah yang
ditetapkan oleh Musyawarah Wilayah.
Sekretaris Wilayah bertanggung jawab kepada Musyawarah Wilayah.
(7) Sekretaris Bidang
o Membantu Sekretaris Jenderal dalam hal rencana dan kegiatan
operasional di bidangnya.
o Melaksanakan koordinasi kerja dengan Sekretaris Jenderal dan Sekretaris
Bidang Wilayah.
o Bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal.
(8) Pertemuan pengurus harian nasional ditentukan oleh Sekretaris Jenderal
sesuai dengan kebutuhan.
(9) Pelimpahan tugas dan wewenang Sekretaris Jenderal
Apabila Sekretaris Jenderal berhalangan sementara, maka tugas dan
wewenang dilimpahkan kepada Sekretaris Jenderal Terpilih yang
berkoordinasi dengan wakil Sekretaris Jenderal sampai dengan Sekretaris
Jenderal yang bersangkutan dapat kembali bertugas.
Apabila Sekretaris Jenderal berhalangan tetap, maka tugas dan wewenang
Sekretaris Jenderal dilimpahkan pada Sekretaris Jenderal Terpilih sampai
Musyawarah Nasional berikutnya.
Pasal 18
Badan Kelengkapan
(1) Badan kelengkapan adalah badan yang dibentuk berlandaskan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga ISMKI yang berhak mengelola rumah
tangganya sendiri.
(2) Syarat-syarat pembentukan
a. Memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
b. Mempunyai spesifik program kerja yang berkesinambungan dan
mendukung Usaha ISMKI.
c. Mampu mendanai program kerjanya secara mandiri.
d. Mempunyai jaringan kerja di seperlima anggota ISMKI.
(3) Disetujui dan disahkan oleh Surat Keputusan Sekretaris Jenderal ISMKI.
(4) Badan kelengkapan bertanggungjawab pada anggotanya masing-masing dan
melaporkan hasil kerjanya pada saat Musyawarah Nasional.
(5) Setiap mahasiswa Fakultas Kedokteran anggota ISMKI berhak menjadi
anggota sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada masing-masing Badan
kelengkapan tersebut.
(6) Kegiatan Badan kelengkapan harus dapat dirasakan manfaatnya bagi
anggota ISMKI.
BAB V PERBENDAHARAAN
Pasal 19
(1) Perbendaharaan ISMKI meliputi uang tunai, surat-surat berharga, dan
barang-barang yang dimiliki secara sah.
(2) Segala sesuatu yang menyangkut keuangan, baik pemasukan maupun
pengeluaran, harus dibukukan sebagai tanda bukti yang sah dan dapat
dipertanggungjawabkan.
(3) Setiap permohonan pengeluaran untuk kegiatan harus sepengetahuan
Sekretaris Jenderal untuk tugas nasional dan Sekretaris Wilayah untuk tugas
Wilayah
(4) Sistem pembagian keuangan dilaksanakan antara Pengurus Harian Nasional,
Majelis Pertimbangan Agung, dan Pengurus Harian Wilayah yang
ditentukan dalam sidang pleno Musyawarah Nasional dan Musyawarah
Wilayah
BAB VI
LAMBANG DAN ATRIBUT
Pasal 20.
Lambang dan atribut ISMKI sebagaimana ditetapkan dalam Musyawarah
Nasional VIII tanggal 14 sampai dengan 20 September 1997 di Medan.
BAB VII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 21
(1) Perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ISMKI hanya dapat
dilakukan oleh Musyawarah Nasional.
(2) Rencana perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ISMKI
disampaikan kepada anggota Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional
Luar Biasa.
(3) Keputusan perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ISMKI
sekurang-kurangnya harus disetujui oleh duapertiga anggota yang hadir di
Musyawarah Nasional
Pasal 22
Setiap anggota ISMKI dianggap telah mengetahui isi Anggaran Dasar/
Anggaran Rumah Tangga setelah ditetapkan.
Pasal 23
Setiap anggota ISMKI harus mentaati Anggaran Dasar / Anggaran Rumah
Tangga ini dan apabila melanggarnya akan dikenakan sanksi organisasi
sebagaimana yang diatur dalam ketentuan sebagai anggota.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 24
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan diatur dalam
peraturan lain
LAMPIRAN IV
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI
IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA
PERIODE 2008-2009
I. PENDAHULUAN
1. Pengertian
Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) adalah garis-garis besar sebagai
pernyataan kehendak ISMKI yang ditetapkan pada Musyawarah Nasional yang
pada hakekatnya merupakan program pengembangan yang menyeluruh, terarah,
terpadu serta berkesinambungan dengan memuat rumusan arah dan strategi
pengembangan ISMKI secara bertahap untuk mewujudkan tujuan ISMKI.
2. Hubungan AD/ART dengan GBHO
AD/ART ISMKI adalah landasan organisasi yang memuat aturan-aturan pokok
untuk mencapai tujuan ISMKI, sedang GBHO adalah landasan operasional
untuk menyusun program kerja yang memuat rangkaian program-program
pengembangan yang pokok dan mendasar untuk mencapai tujuan ISMKI.
Dengan demikian GBHO harus sesuai dengan AD/ART.
3. Maksud dan Tujuan GBHO
a. Maksud GBHO adalah untuk memberikan arah bagi ISMKI yang
sedang melakukan pengembangan organisasi untuk mencapai
tujuannya.
b. Tujuan GBHO adalah agar dapat mewujudkan program kerja yang
diinginkan dalam waktu satu periode kepengurusan berikutnya.
4. Pola GBHO
Untuk memberikan gambaran masa depan yang diinginkan, baik dalam satu
periode kepengurusan yang akan datang maupun jangka panjang maka GBHO
terpola dalam sistematika :
a. Pola Dasar Pengembangan ISMKI secara nasional yang memuat
hal-hal yang mendasar serta tidak dibatasi oleh waktu, yang
merupakan dasar bagi pengembangan ISMKI dalam mewujudkan
tujuan bersama.
b. Pola Umum Pengembangan Jangka Panjang yang menunjukkan
arah dan strategi pengembangan ISMKI jangka panjang yang
meliputi waktu 5 (lima) tahun dan disusun berdasarkan pola dasar
pengambangan ISMKI
c. Pola Umum Pengembangan Jangka Pendek yang disusun
berdasarkan pola umum pengembangan jangka panjang yang
merupakan kelanjutan dan peningkatan ISMKI setiap 1 (satu)
periode kepengurun dan dan mencapai sasaran/tujuan yang
ditetapkan dalam pola umum pengembangan jangka panjang.
II. ISI
1. Pola Dasar Pengembangan ISMKI
a. Tujuan Pengembangan ISMKI
Tujuan pengembangan ISMKI bermaksud agar setiap mahasiswa
kedokteran dalam rangka menempuh pendidikan harus mendapatkan
lingkungan yang memadai untuk mencapai tujuan akhir dari pendidikan itu
sendiri, sehingga mahasiswa kedokteran mampu mengembangkan :
1) Peran dan fungsi mahasiswa sebagai generasi penerus perjuangan
bangsa yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Intelektualitas dan profesionalisme yang sesuai dengan disiplin
ilmunya
b. Hakikat Pengembangan ISMKI
Hakikat pengembangan ISMKI adalah pengembangan mahasiswa
kedokteran seutuhnya sebagai intelektual muda yang professional serta
sebagai komponen masyarakat yang berwawasan kemanusiaan sehingga
mampu memberi manfaat bagi lingkungannya
c. Potensi Dasar Pengembangan Potensi dasar yang dimiliki ISMKI dalam
rangka pengembangan sebagai berikut :
1) Potensi rohaniah dan mental yaitu ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa
2) Persatuan dan kesatuan Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran dalam
wadah ISMKI
3) Letak geografis fakultas kedokteran yang tersebar di seluruh tanah air
sehingga memberikan kondisi yang baik terhadap pengembangan
ilmiah
4) Sumber dana dan fasilitas yang dimiliki setiap anggota ISMKI
5) Jumlah Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran yang menjadi anggota
ISMKI
6) Potensi efektif ISMKI yakni segala sesuatu yang telah dicapai oleh
ISMKI di sepanjang sejarah
7) Penguasaan ilmu pengetahuan dan tegnologi
2. Pola Umum Pengembangan Jangka Panjang
Arti Jangka Panjang
Pola pengembangan jangka panjang pada dasarnya merupakan program umum
ISMKI yang disusun untuk jangka waktu 5 tahun, guna memberi arah bagi pola
pengembangan jangka pendek secara berkesinambungan , bertahap, dan terarah
yang dijiawai oleh moral intelektual.
Arah pengembangan jangka panjang
a. Mempertahankan eksistensi ISMKI baik dalam kancah organisasi
nasional dan internasional.
b. Mengusahakan stabilitas internal organisasi
Sasaran Pembangunan jangka panjang.
A. Bidang Internal
1) Sumber Daya Manusia
Manusia Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya manusia sebagai energi
penggerak yang memiliki kepahaman organisasi yang baik serta dapat
merumuskan langkah perjuangan berikutnya serta memantapkan pengelolaan
sumber daya lain sebagai pendukung.
2) Aktivitas Nyata
Penyusunan dan pelaksanaan program yang selalu berpedoman pada arah dan
pergerakan ISMKI yang mengacu pada studi kelayakan program, kontroling dan
system evaluasi berkala yang jelas dalam rangka mewujudkan aktivitas nyata.
3) Berkontribusi dalam kebijakan
Memiliki posisi tawar yang baik di birokrasi kesehatan Indonesia sehingga bisa
berkontribusi memberikan ide terbaik bagi arah kebijakkan di bidang kesehatan.
4) Membentuk sistem kultur yang baik
Mampu membuat sebuah gerakan nasional secara bersama dalam terbentuknya
kultur di bidang kesehatan yang memiliki manfaat nyata.
5) Keorganisasian
Mewujudkan karakteristik ISMKI dalam suatu pola organisasi mapan dan
berkontribusi nyata bagi masyarakat kesehatan secara Umum dan Mahasiswa
Kedokteran Indonesia secara khusus.
B. Bidang Eksternal.
Menjalin hubungan dengan pihak luar yang dapat mendatangkan kemanfaatan
bagi mahasiswa kedokteran Indonesia dan menjadi representasi mahasiswa
kedokteran secara umum.
3. Pola Umum Pengembangan Jangka Pendek
Arti Jangka Pendek
Pengembangan jangka pendek pada dasarnya adalah program umum ISMKI
yang disusun setiap satu tahun sekali, guna mencapai sasaran satu tujuan yang
ditetapkan dalam pola umum pengembangan jangka panjang.
Arah Perkembangan Jangka Pendek
a. Melakukan proses regenerasi secara integral
b. Adanya tertib administrasi dan dokumentasi
c. Menjaga hubungan baik dengan organisasi lain
d. Adanya arahan issue bersama
e. Optimalisasi pemanfaatan jaringan
f. Meningkatkan eksistensi ISMKI
Sasaran Pembangunan jangka panjang.
A. Bidang Internal
Sasaran Pergerakan Jangka Pendek Satu tahun kedepan adalah saatnya ISMKI
mengokohkan aktivitas nyata setelah sebelumnya dihasilkan Sumber Daya
Manusia yang semakin paham dan tau ke mana arah organisasi ini akan dibawa.
Juga Sumber Daya lain yang sudah lebih baik dengan sistem yang lebih matang.
ISMKI akan terus menciptakan aktivitas-aktivitas yang nyata sehingga
eksistensinya semakin terlihat. Tetapi bukan berarti meninggalkan aspek yang
lainnya. Semua berjalan beriringan tetapi ada penekanan pada satu titik tertentu.
Yaitu Aktivitas Nyata.
B. Bidang Eksterna
Menyelesaikan usaha rekonsiliasi yang sempat tertunda, tetapi dalam waktu
yang dibatasi agar tidak berlarut-larut. Minimal ISMKI dalam tahun ini sejajar
secara de jure (adanya kesepakatan baru yang lebih konkret yang menggantikan
LoA) dan de facto (aktivitas nyata yang berorientasi internasional) dengan
organisasi tetangga di IFMSA.
ISMKI akan berkompetisi secara sehat dengan organisasi sejawat untuk
bersama-sama memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada mahasiswa
kedokteran Indonesia seluruhnya.
Strategi dan Indikator Keberhasilan
Strategi
A.Bidang Internal
1 Sumber Daya Manusia
a. Optimalisasi peran dan fungsi pengkaderan dalam
peningkatan kualitas berbasis manajerial, kepemimpinan dan
teknologi.
b. Intensifikasi pemberdayaan SDM di tingkat lokal.
2 Komitmen
a. Membuat mekanisme sanksi dan penghargaan yang jelas
b. Meningkatkan peran serta anggota dalam kegiatan ISMKI.
3 Manajerial
a. Pembakuan pola manajerial dan administrasi organisasi.
b. Meningkatkan kinerja pengurus dan anggota.
c. Adanya sistem pengawasan terpadu.
4. Program
a. Studi kelayakan program
b. Optimalisasi sistem kontrol dan evaluasi.
c. Merangsang inisiatif dan kreatifitas dari anggota untuk
merealisasikan program yang telah direncanakan.
5. Koordinasi dan komunikasi
a. Optimalisasi kontak person
b. Optimalisasi koordinasi dan komunikasi yang efektif dan
efisien antar komponen ISMKI (pusat, wilayah, lokal).
6 Finansial
a. Mengoptimalkan fungsi badan khusus pencari dana
b. Mengoptimalkan iuran anggota sesuai dengan mekanisme
yang telah ditetapkan.
7. Keorganisasian
a. Sistem keorganisasian yang profesional, akomodatif, dan
mantap.
b. Sosialisasi karakteristik ISMKI pada anggota.
c. Penyelenggaraan aktifitas yang bersumber pada karakteristik
ISMKI.
d. Sinergitas struktur ISMKI di tingkat wilayah dan institusi.
B Bidang Eksterna
1. Revitalisasi peran bidang eksternal dalam upaya meningkatkan bargaining
power dan bargaining position ISMKI baik di kancah nasional maupun
internasional.
2. Mempertajam bargaining power di eksternal dengan pembentukan pos
nasional.
3. Meningkatkan intensitas kerja sama dengan pihak terkait.
Indikator
A. Bidang Internal
1. Keorganisasian
a. Terciptanya system pengakaran yang bagus ke tingkat local
institusi
b. Seluruh anggota dapat mengetahui seluruh seluk beluk ISMKI.
2. Manajerial
a. Adanya transparansi kerja yang bisa diakses oleh setiap
komponen.
b. Adanya deskripsi tugas tiap komponen yang jelas.
c. Adanya efektifitas dan efisiensi kinerja pengurus.
d. Adanya tata baku administrasi organisasi.
3. Sumberdaya Manusia
a. Adanya pelatihan-pelatihan kepemimpinan dan manajemen bagi
anggota dan upgradding pengurus yang menghasilkan kader-
kader yang kompeten bagi ISMKI.
b. Adanya skrining pendelegasian dengan follow up pasca
pendelegasian.
c. Terciptanya standarisasi pemberdayaan SDM di tingkat lokal.
4. Program
Terlaksananya program sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
5. Finansial
a Seluruh anggota membayar iuran anggota.
b Adanya sumber dana selain iuran anggota.
c Adanya transparansi anggaran ISMKI.
6. Koordinasi dan Komunikasi
a Net-meeting dihadiri oleh semua atau sebagian besar institusi.
b Seluruh informasi tersampaikan sebagaimana mestinya antar
komponen ISMKI.
7. Keorganisasian
Komitmen Keikutsertaan anggota dalam kegiatan-kegiatan ISMKI.
B . Bidang Eksternal
1. Terbentuknya pos nasional pada satu tahun awal periode kepengurusan
dan optimalnya pelaksanaan peran dan fungsi pos nasional tersebut.
2. Adanya bukti nyata kerjasama ISMKI dengan instansi-instansi terkait.
III. PENUTUP
Demikian Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) disusun sebagai
pedoman atau arah pengembangan ISMKI dengan karakteristiknya di masa
mendatang. Disadari sepenuhnya bahwa segala usaha dan gerak langkah kita
dalam rangka pengembangan ISMKI tersebut hanya dapat berjalan optimal jika
seluruh komponen ISMKI berperan aktif di dalamnya.
Partisipasi seluruh lapisan mahasiswa kedokteran Indonesia secara luas
dan merata dalam memikul pengembangan organisasi, bertanggung jawab atas
pelaksanaan pengembangan program yang diiringi sikap mental, tekad,
semangat, dan ketaatan serta disiplin seluruh komponen ISMKI seiring dengan
perkembangan zaman. Untuk itu perlu diciptakan suasana kekeluargaan dan
rasa saling memiliki (Sense of belonging) terhadap ISMKI yang mendukung
peningkatan daya kreasi di lingkungan mahasiswa sehingga tujuan bersama
dapat tercapai.
Semoga dimasa datang ISMKI semakin besar, semakin mengakar di
tatanan lokal, terpercaya di tatanan nasional, dan dapat bersuara di tatanan
internasional.