Upload
mauluddin-febri
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
1/29
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN
Bab ini menjelaskan tentang sejarah dari Badan Pemeriksa Keuangan RI sejak
berdiri, hingga saat ini. Bahasan diawali dengan Informasi yang terkait dengan BPK RI,
dimulai dari sejarah BPK RI, visi dan misi, rencara strategis, struktur organisasi dan
tanggung jawab, serta sistem yang berjalan. Bahasan selanjutnya adalah gambaran
aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan untuk mendukung sistem monitoring yang ada di BPK
RI. Kebutuhan jaringan akan didapatkan dari gambaran aplikasi dan data yang ada,
dengan kata lain penggambaran topologi jaringan didasarkan kepada gambaran aplikasi
dan data. Jadi terbentuknya jaringan berdasarkan hasil analisis ini bisa diartikan sebagai
bentuk solusi untuk proses sistem monitoring yang telah dianalisa.
3.1 Informasi Badan Pemerika Keuangan RI
3.1.1 Sejarah BPK RI
Pasal 23 ayat (5) UUD Tahun 1945 menetapkan bahwa untuk memeriksa
tanggung jawab tentang Keuangan Negara diadakan suatu Badan Pemerika
Keuangan yang peraturanya ditetapkan dengan Undang-Undang. Hasil
pemeriksaan itu disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Berdasarkan amanat UUD Tahun 1945 tersebut telah dikeluarkan Surat
Penetapan Pemerintah No.11/OEM tanggal 28 Desember 1946 tentang
pembentukan Badan Pemeriksa Keuangan, pada tanggal 1
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
2/29
Januari 1947 yang berkedudukan sementara di kota Magelang. Pada waktu itu
Badan Pemeriksa Keuangan hanya mempunyai 9 orang pegawai dan sebagai
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan pertama adalah R. Soerasno. Untuk memulai
tugasnya, Badan Pemeriksa Keuangan dengan suratnya tanggal 12 April 1947
No.94-1 telah mengumumkan kepada semua instansi di Wilayah Republik
Indonesia mengenai tugas dan kewajibannya dalam memeriksa tanggung jawab
tentang Keuangan Negara, untuk sementara masih menggunakan peraturan
perundang-undangan yang dulu berlaku bagi pelaksanaan tugas Algemene
Rekenkamer (Badan Pemeriksa Keuangan Hindia Belanda), yaitu ICW dan IAR.
Dalam Penetapan Pemerintah No.6/1948 tanggal 6 Nopember 1948
tempat kedudukan Badan Pemeriksa Keuangan dipindahkan dari Magelang ke
Yogyakarta. Negara Republik Indonesia yang ibukotanya di Yogyakarta tetap
mempunyai Badan Pemeriksa Keuangan sesuai pasal 23 ayat (5) UUD Tahun
1945; Ketuanya diwakili oleh R. Kasirman yang diangkat berdasarkan SK
Presiden RI tanggal 31 Januari 1950 No.13/A/1950 terhitung mulai 1 Agustus
1949.
Dengan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia Serikat (RIS)
berdasarkan Piagam Konstitusi RIS tanggal 14 Desember 1949, maka dibentuk
Dewan Pengawas Keuangan (berkedudukan di Bogor) yang merupakan salah
satu alat perlengkapan negara RIS, sebagai Ketua diangkat R. Soerasno mulai
tanggal 31 Desember 1949, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Badan
Pemeriksa Keuangan di Yogyakarta. Dewan Pengawas Keuangan RIS berkantor
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
3/29
di Bogor menempati bekas kantor Algemene Rekenkamer pada masa pemerintah
Netherland Indies Civil Administration (NICA).
Dengan kembalinya bentuk Negara menjadi Negara Kesatuan Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950, maka Dewan Pengawas Keuangan RIS
yang berada di Bogor sejak tanggal 1 Oktober 1950 digabung dengan Badan
Pemeriksa Keuangan berdasarkan UUDS 1950 dan berkedudukan di Bogor
menempati bekas kantor Dewan Pengawas Keuangan RIS. Personalia Dewan
Pengawas Keuangan RIS diambil dari unsur Badan Pemeriksa Keuangan di
Yogyakarta dan dari Algemene Rekenkamer di Bogor.
Pada Tanggal 5 Juli 1959 dikeluarkan Dekrit Presiden RI yang
menyatakan berlakunya kembali UUD Tahun 1945. Dengan demikian Dewan
Pengawas Keuangan berdasarkan UUD 1950 kembali menjadi Badan Pemeriksa
Keuangan berdasarkan Pasal 23 (5) UUD Tahun 1945.
Meskipun Badan Pemeriksa Keuangan berubah-ubah menjadi Dewan
Pengawas Keuangan RIS berdasarkan konstitusi RIS Dewan Pengawas
Keuangan RI (UUDS 1950), kemudian kembali menjadi Badan Pemeriksa
Keuangan berdasarkan UUD Tahun 1945, namun landasan pelaksanaan
kegiatannya masih tetap menggunakan ICW dan IAR.
Dalam amanat-amanat Presiden yaitu Deklarasi Ekonomi dan Ambeg
Parama Arta, dan di dalam Ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960 serta resolusi
MPRS No. 1/Res/MPRS/1963 telah dikemukakan keinginan-keinginan untuk
menyempurnakan Badan Pemeriksa Keuangan, sehingga dapat menjadi alat
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
4/29
kontrol yang efektif. Untuk mencapai tujuan itu maka pada tanggal 12 Oktober
1963, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
undang No. 7 Tahun 1963 (LN No. 195 Tahun 1963) yang kemudian diganti
dengan Undang-Undang (PERPU) No. 6 Tahun 1964 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan Gaya Baru.
Untuk mengganti PERPU tersebut, dikeluarkanlah UU No. 17 Tahun
1965 yang antara lain menetapkan bahwa Presiden, sebagai Pemimpin Besar
Revolusi pemegang kekuasaan pemeriksaan dan penelitian tertinggi atas
penyusunan dan pengurusan Keuangan Negara. Ketua dan Wakil Ketua BPK RI
berkedudukan masing-masing sebagai Menteri Koordinator dan Menteri.
Akhirnya oleh MPRS dengan Ketetapan No.X/MPRS/1966 Kedudukan
BPK RI dikembalikan pada posisi dan fungsi semula sebagai Lembaga Tinggi
Negara. Sehingga UU yang mendasari tugas BPK RI perlu diubah dan akhirnya
baru direalisasikan pada Tahun 1973 dengan UU No. 5 Tahun 1973 Tentang
Badan Pemeriksa Keuangan.
Dalam era Reformasi sekarang ini, Badan Pemeriksa Keuangan telah
mendapatkan dukungan konstitusional dari MPR RI dalam Sidang Tahunan
Tahun 2002 yang memperkuat kedudukan BPK RI sebagai lembaga pemeriksa
eksternal di bidang Keuangan Negara, yaitu dengan dikeluarkannya TAP MPR
No.VI/MPR/2002 yang antara lain menegaskan kembali kedudukan Badan
Pemeriksa Keuangan sebagai satu-satunya lembaga pemeriksa eksternal
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
5/29
keuangan negara dan peranannya perlu lebih dimantapkan sebagai lembaga yang
independen dan profesional.
Untuk lebih memantapkan tugas BPK RI, ketentuan yang mengatur BPK RI
dalam UUD Tahun 1945 telah diamandemen. Sebelum amandemen BPK RI
hanya diatur dalam satu ayat (pasal 23 ayat 5) kemudian dalam Perubahan Ketiga
UUD 1945 dikembangkan menjadi satu bab tersendiri (Bab VIII A) dengan tiga
pasal (23E, 23F, dan 23G) dan tujuh ayat.
3.1.2 Visi dan Misi BPK RI
3.1.2.1 Visi
Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam
mendorong terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan
transparan.
3.1.2.2 Misi
1. Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;
2.
Memberikan pendapat untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara; dan
3.
Berperan aktif dalam menemukan dan mencegah segala bentuk
penyalahgunaan dan penyelewengan keuangan negara.
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
6/29
3.1.2.3 TUJUAN STRATEGIS
Melalui pelaksanaan misinya, BPK berupaya untuk mencapai
tujuan-tujuan strategis sebagai berikut:
1.
Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang
tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, ekonomis, efisien,
efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan;
2. Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan
laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan
kebutuhan pemangku kepentingan; dan
3. Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK.
3.1.2.4 NILAI-NILAI DASAR
Dalam melaksanakan misinya BPK menjaga nilai-nilai dasar
sebagai berikut:
1. Independensi
Kami menjunjung tinggi independensi, baik secara kelembagaan,
organisasi, maupun individu. Dalam semua hal yang berkaitan
dengan pekerjaan pemeriksaan, kami bebas dalam sikap mental
dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan/atau
organisasi yang dapat mempengaruhi independensi.
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
7/29
2. Integritas
Kami membangun nilai integritas dengan bersikap jujur, obyektif,
dan tegas dalam menerapkan prinsip, nilai, dan keputusan.
3.
Profesionalisme
Kami membangun nilai profesionalisme dengan menerapkan
prinsip kehati-hatian, ketelitian, dan kecermatan, serta
berpedoman kepada standar yang berlaku.
3.1.3 Rencana Strategis BPK RI
Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan
mempengaruhi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dan bangsa
Indonesia.
Perubahan kepemimpinan di BPK pada saat ini terjadi bersamaan dengan
perubahan lingkungan eksternal yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan
negara. Perubahan tersebut antara lain meningkatnya kesadaran masyarakat
untuk memiliki pemerintahan yang bersih, akuntabel, dan transparan dalam
mengelola keuangan negara.
Perubahan lingkungan eksternal yang kedua adalah kewajiban
Pemerintah Pusat dan Daerah untuk menyusun laporan keuangan sebagai wujud
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah. Sesuai dengan Undang
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945, BPK
mempunyai kewajiban dan mandat untuk melakukan pemeriksaan atas laporan
keuangan tersebut.
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
8/29
Perubahan lingkungan eksternal yang terakhir berkaitan dengan
pemberian otonomi kepada daerah dalam melakukan pengelolaan keuangan
daerah dan juga keuangan Pemerintah Pusat. Pengelolaan keuangan negara yang
sebelumnya terpusat di ibu kota negara menjadi tersebar di masing-masing
provinsi dan kabupaten/kota.
Perubahan-perubahan dalam penyelenggaraan negara di atas sangat
mempengaruh posisi BPK sebagai satu-satunya lembaga yang bertanggung
jawab untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara.
3.1.4 Struktur Organisasi Badan Pemeriksa Keuangan RI
Adapun struktur organisasi dari BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA yang berlokasi di Jakarta:
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
9/29
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
10/29
3.1.5 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Berdasarkan struktur organisasi yang ada di atas, uraian singkat tentang
tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dari Badan Pemerika Keuangan
RI adalah sebagai berikut :
1. Ketua merangkap Anggota - Drs. Hadi Poernomo, Ak.
-
Kelembagaan BPK
- Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara secara
umum
-
Hubungan Kelembagaan Dalam Negeri dan Luar Negeri
2.
Wakil Ketua merangkap Anggota – Hasan Bisri, S.E., M.M.
- Pelaksanaan Tugas Penunjang dan Sekretaris Jenderal
- Penanganan Kerugian Negara
3. Anggota I –
Dr. H. Moermahadi Soerja Djanegara, S.E., AK., M.M.
- Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Bidang
Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan.
4. Anggota II – Drs. H. Taufiequrachman Ruki, S.H.
-
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Bidan
Perekonomian dan Perencanaan Pembangunan Nasional
-
Pemeriksaan Investigatif
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
11/29
5.
Anggota III – Dr. Agung Firman Sampurna, S.E., M.Si.
- Pemeriksaan Pengelolaan Tanggung Jawab Keuangan Negara Bidang
Lembaga Negara, Kesejahteraan Rakyat, Kesekretariatan Negara, Aparatur
Negara, Riset dan Teknologi
6.
Anggota IV – Dr. Drs. Ali Masykur Musa, M.Si.
- Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Bidang
Lingkungan Hidup, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Infrastruktur.
7. Anggota V – Drs. Sapto Amal Damandari, Ak., C.P.A.
-
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Daerah dan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan pada Wilayah I (Sumatera dan Jawa)
8.
Anggota VI – Dr. H. Rizal Djalil
- Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Daerah dan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan pada Wilayah II (Bali, Nusa Tenggara,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua)
9.
Anggota VII – Bahrullah Akbar, B.Sc., Drs., S.E., M.B.A.
- Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Bidang
Keuangan negara yang Dipisahkan.
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
12/29
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
13/29
3.2.1.2 NMS ( Network Monitoring System) Cacti
Cacti adalah aplikasi frontend dari RRDTool yang menyimpan
informasi kedalam suatu database MySQL dan membuat grafik berdasarkan
informasi tersebut. Proses pengambilan data melalui SNMP sampai kepada
pembuatan grafik dilakukan menggunakan bahasa pemrograman PHP.
Fitur-fitur Utama dari Cacti meliputi :
- Grafik item yang tidak terbatas
-
Auto-padding untuk dukungan grafik
-
Grafik manipulasi data
- Pengumpulan data pada rentang waktu tertentu
-
Pengumpulan data script
- Mendukung SNMP
- Host template
-
Daftar, tree, dan petinjau tampilan data pada grafik
- Pengguna berbasis manajemen dan keamanan
3.2.1.3 Firewall
Firewall merupakan suatu cara yang diterapkan baik terhadap
hardware, software ataupun sistem itu sendiri dengan tujuan untuk
melindungi, baik dengan menyaring, membatasi atau bahkan menolak suatu
atau semua hubungan segmen pada jaringan pribadi dengan jaringan luar
yang bukan merupakan ruang lingkupnya. Segmen tersebut dapat merupakan
sebuah workstation, server , router , atau local area network (LAN).
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
14/29
Firewall secara umum di peruntukkan untuk melayani :
1. Mesin/Komputer
Setiap individu yang terhubung langsung ke jaringan luar atau
internet dan menginginkan semua yang terdapat pada komputer
terlindungi.
2.
Jaringan
Jaringan komputer yang terdiri dari satu buah komputer dan
berbagai jenis topologi jaringan yang digunakan, baik yang
dimiliki oleh perusahaan, organisasi, dsb.
Karakteristik Firewall
1. Seluruh hubungan/kegiatan dari dalam ke luar, harus melewati
firewall. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memblok/membatasi
baik secara fisik semua akses terhadap jaringan lokal, kecuali
melewati firewall. Banyak sekali bentuk jaringan yang
memungkinkan.
2. Hanya kegiatan yang terdaftar/dikenal yang dapat
melewati/melakukan hubungan, hal ini dapat dilakukan dengan
mengatur policy pada konfigurasi keamanan lokal. Banyak sekali
jenis firewall yang dapat dipilih sekaligus berbagai jenis policy
yang ditawarkan.
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
15/29
3. Firewall itu sendiri haruslah kebal atau relatif kuat terhadap
serangan/kelemahan. Hal ini berarti penggunaan sistem yang dapat
dipercaya dan dengan Operating System yang relatif aman.
3.2.1.4 Splunk
Splunk adalah software untuk mencari, memonitor, dan menganalisa
data yang dihasilkan oleh suatu aplikasi, sistem, dan infrastruktur IT pada
skala tertentu melalui konsep antarmuka dalam web. Splunk menganalisa
indeks dan menghubungkan data real time. Dimana data tersebut dapat
menghasilkan suatu grafik, laporan, peringatan, dashboard , dan visualisasi.
Splunk bertujuan untuk membuat data mesin dapat diakses di seluruh
organisasi dan mengidentifikasi pola data, menyediakan matriks, masalah
diagnosis dan memberikan intelijen untuk operasi bisnis. Splunk adalah
teknologi horisontal digunakan untuk manajemen aplikasi, keamanan dan
kepatuhan, serta analisis bisnis dan web. Splunk memiliki lebih dari 3.700
pelanggan berlisensi di 74 negara, termasuk hampir setengah dari Fortune
100.
Splunk menawarkan perangkat lunak dalam dua jenis lisensi. Lisensi
perusahaan dirancang untuk perusahaan dan organisasi besar, dan Lisensi
Gratis yang dirancang untuk penggunaan pribadi. Versi freeware terbatas
pada 500 MB data setiap hari, dan tidak memiliki beberapa fitur dari edisi
lisensi Enterprise. Fitur produktif meliputi : mengindeks semua jenis data
yang dihasilkan, pelaporan dan analisis statistik dan dashboard.
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
16/29
3.2.1.5 Squid
Squid adalah sebuah daemon yang digunakan sebagai proxy server
dan web cache. Squid memiliki banyak jenis penggunaan, mulai dari
mempercepat server web dengan melakukan caching permintaan yang
berulang-ulang, caching DNS, caching situs web, dan caching pencarian
komputer di dalam jaringan untuk sekelompok komputer yang menggunakan
sumber daya jaringan yang sama, hingga membantu keamanan dengan cara
melakukan penyaringan lalu lintas.
Meskipun seringnya digunakan untuk protokol HTTP dan FTP.
Squid juga menawarkan dukungan terbatas untuk protokol lainya termasuk
Transport Layer Security (TLS), Secure Socket Layer (SSL), Internet
Gopher, dan HTTPS. Versi squid 3.1 mencakup dukungan protokol Ipv6 dan
Internet Content Adaptation Protocol (ICAP).
Squid dapat berjalan diatas sistem-sistem operasi berikut :
-
AIX
- BSDI
-
Digital Unix
-
FreeBSD
- HP-UX
-
IRIX
- Linux
-
Mac OS X
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
17/29
- NetBSD
-
NeXTStep
- OpenBSD
-
SCO Open Server
-
Solaris
- UnixWare
-
Windows
3.2.1.6 Web Proxy
Web proxy merupakan sebuah cara untuk menyimpan objek-objek
internet yang diminta (seperti halnya data halaman web) yang bisa diakses
melalui HTTP, FTP, dan Gopher di dalam sebuah sistem yang lebih dekat
denga situs yang memintanya. Beberapa penjelajah web dapat menggunakan
cache Squid lokal untuk sebagai server proxy HTTP, sehingga dapat
mengurangi waktu akses dan juga tentu saja konsumsi bandwith. Hal ini
sering berguna bagi para penyedia layanan internet untuk meningkatkan
kecepatan kepada para pelangganya, dan LAN yang membagi saluran
internet.
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
18/29
3.2.1.7 VPN (Virtual Private Network)
VPN adalah singkatan dari Virtual Private Network, yaitu jaringan
pribadi (bukan untuk akses umum) yang menggunakan medium nonpribadi
(misalnya internet) untuk menghubungkan antar remote-site secara aman.
Perlu penerapan teknologi tertentu agar menggunakan medium yang umum,
tetapi traffic (lalu lintas) antar remote-site tidak dapat disadap dengan
mudah, juga tidak memungkinkan pihak lain untuk menyusupkan traffic
yang tidak semestinya ke dalam remote-site.
Gambar 3.2 Cara Kerja VPN
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
19/29
Konsep kerja VPN pada dasarnya VPN membutuhkan sebuah server
yang berfungsi sebagai penghubung antar PC. Jika dapat digambarkan kira-
kira seperti ini :
Internet < --- > VPN Server < --- > VPN Client < --- > Client
Bila digunakan untuk menghubungkan 2 komputer secara private dengan
jaringan internet maka seperti ini :
Komputer A < --- > VPN Client < --- > Internet < --- > VPN Server <
--- > VPN Client < --- >Komputer B
Jadi semua koneksi diatur oleh VPN Server sehingga dibutuhkan
kemampuan VPN Server yang memadai agar koneksi tersebut berjalan
dengan lancar.
3.2.1.8 Juniper
Juniper Network Inc, adalah perusahaan Teknologi Informasi yang
bermarkas di Sunnyvale, California. Perusahaan ini mendesain dan menjual
layanan dan perangkat-perangkat jaringan IP. Juniper juga mengembangkan
OS mereka sendiri seperti CISCO dengan IOSnya, maka Juniper membuat
OS yang berbasis CLI juga, yang di beri nama JUNOS dimana memiliki
kepanjangan Juniper Operating System.
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
20/29
Sudah banyak perusahaan-perusahaan ISP, Operator Telephone
Celuler , dan perusahaan lainya, menggunakan jasa Juniper, dan Juniper pun
mengklasifikasikan produk-produk mereka seperti berikut.
Beberapa jenis seri device yang diproduksi oleh Juniper yaitu : T-
Series, M-Series, E-Series, MX-Series, J-Series routers, EX-Series Ethernet
Switches and SRX-Series Security. Junos lebih bagus berjalan pada
perangkat yang di produksi oleh Juniper.
Klasifikasi model Router Juniper termasuk dalam : M-Series, J-
Series, T-Series, E-Series, dan MX-Series.
Dibawah ini beberapa model yang populer sekarang :
- M-Series : M7i, M10i, M40e, M120, M320
Gambar 3.3 Router M-Series
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
21/29
- J-Series : J2320, J2350, J4350, J6350
Gambar 3.4 Router J-Series
-
T-Series : T320, T640, T1600, TX Matrix, TX Matrix Plus
Gambar 3.5 Router T-Series
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
22/29
- E-Series : E120, E320, ERX310, ERX705, ERX710, ERX1410,
ERX1440
Gambar 3.6 Router E-Series
-
MX-Series : MX80, MX240, MX480, MX960
Gambar 3.7 Router MX-Series
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
23/29
3.2.1.9 SSO (Single Sign On)
Single Sign On adalah sebuah sistem authentifikasi terhadap user
dengan sekali login akan bisa mengakses beberapa aplikasi tanpa
harus login di masing-masing aplikasi. Memiliki 2 bagian yaitu
Single Sign On (login satu aplikasi, dimana aplikasi lain yang
didefinisikan ikut dalam SSO otomatis akan dapat diakses) dan
Single Sign Out (log out di satu aplikasi, maka semua aplikasi yang
didefinisikan ikut dalam SSO akan ikut logout secara otomatis).
Adapun sistem dimana implementasi sistem login dan logout yang
terpusat. Terpusat disini dalam pengertian :
1. Login satu aplikasi, otomatis aplikasi lain sudah login, logout
dari satu aplikasi, otomatis aplikasi lain ikut logout . Di Badan
Pemeriksa Keuangan RI, banyak memiliki banyak aplikasi
berbasis web yang saat ini memiliki sistem authentifikasi user
sendiri-sendiri.
2. Dari banyak aplikasi, diharapkan hanya memiliki satu sistem
user management . Jika biasanya satu sistem aplikasi memiliki
satu sistem user management tersendiri, sekarang diminta agar
banyak aplikasi tetapi sistem user terpusat atau satu saja.
3.
Apapun bahasa pemrogramannya, dapat mengenali sistem
user management yang dibuat, baik JAVA, PHP, .NET.
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
24/29
3.3. Tata Laksana/Prosedur yang berjalan.
Untuk memantau sistem yang sedang berjalan dalam mengawasi
keuangan yang berjalan, BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA mengimplementasikan topologi jaringan yang mengutamakan
NMS ( Network Monitoring System). Berikut ini adalah gambar topologi jaringan
yang dipakai :
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
25/29
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
26/29
Diatas merupakan gambar sederhana dari topologi jaringan di BADAN
PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA yang memperlihatkan jalur
komunikasi selular sehingga user dapat berkomunikasi dengan user yang lainnya secara
lancar. Seperti yang dapat dilihat diatas, topologi jaringan yang digunakan adalah
topologi star . Hal ini bisa dilihat dari penggunaan core sebagai central dari topologi
jarinngan BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA.
Dijelaskan secara singkat topologi jaringan BPK RI, tetapi kami hanya berfokus
pada Core Switch, IPS, dan WAN Optimizer dikarenakan kebutuhan yang belum
memadai oleh BPK RI dalam melakukan monitoring trafik jaringan yang sedang
berjalan.
Fungsi dari Core Switch disini adalah sebagai network switch yang
menggabungkan beberapa device network switch menjadi satu kesatuan ( Integrated
Network ). Dikarenakan BPK RI mempunyai host/client yang sangat banyak yang ada di
Indonesia. Maka dari itu Core Switch dipilih karena kebutuhan dari BPK RI sendiri.
IPS ( Intrusion Prevention System) yaitu merupakan suatu kombinasi antara
fasilitas blocking capabilities dari suatu Firewall dan kedalaman inspeksi paket data dari
intrusion detection system. Tugas dari IPS di BPK RI sendiri ialah membuat akses
kontrol dengan cara melihat konten aplikasi dari pada melihat IP address atau ports yang
biasanya dilakukan oleh Firewall.
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
27/29
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
28/29
3.5. Pemecahan Masalah
Melihat permasalahan yang dihadapi oleh BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA dalam hal memonitoring jaringan, maka kelompok kami
menyimpulkan dua alternatif pemecahan masalah; yaitu pertama sistem monitoring
jaringan observium yang bisa memantau keadaan jaringan. Alternatif kedua adalah
melakukan implementasi sistem monitoring jaringan Nagios dengan ditambahkan
software berbasis console, Gammu.
Dari kedua solusi tersebut, kami memilih untuk menerapkan solusi kedua. Alasan
yang pertama adalah pada solusi pertama sistem monitoring yang digunakan bersifat
komersial, sedangkan pada solusi kedua sistem monitoring yang digunakan bersifat GPL
(General Public License). Sehingga pada solusi kedua sistem monitoring gratis serta
bisa didistribusikan kepada siapa saja dan dimodifikasi secara bebas. Alasan kedua
adalah pada solusi pertama tidak memiliki fasilitas alert , sedangkan pada solusi kedua
terdapat fasilitas alert . Hal ini mendukung sistem monitoring jaringan selama 24 jam.
Dengan tidak didukungnya fasilitas alert , maka memonitoring jaringan harus dilakukan
di tempat. Hal ini menyita waktu dan tenaga admin, sedangkan solusi kedua dengan
fasilitas alert dapat mempermudah pekerjaan admin dan lebih efisien.
Alasan penggunaan Gammu pada solusi kedua adalah jika jaringan BADAN
PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA putus total, maka Nagios tidak
bisa mengirimkan e-mail dan fasilitas alert Nagios tidak bisa mengirimkan sms.
8/15/2019 2012-1-01062-IF Bab3001
29/29
3.6. Perancangan Sistem Monitoring
Aplikasi monitoring Nagios bisa di download secara gratis melalui situs
resminya yaitu http://www.nagios.org/ . Versi Nagios yang digunakan dalam skripsi ini
adalah versi 3.2.3. Meski bukan versi terbaru yaitu 3.4.1, versi yang digunakan cukup
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
3.6.1 Spesifikasi Kebutuhan Software dan Hardware
Setiap aplikasi komputer memiliki spesifikasi kebutuhan yang diperlukan
untuk menjalankan aplikasi tersebut. Berikut sistem requirement yang
dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi monitoring Nagios:
3.6.1.1 Spesifikasi Software
Berikut adalah spesifikasi software yang merupakan persyaratan
yang harus dipenuhi agar dapat mengimplementasi Nagios pada sebuah
server :
• Operation System berbasis Linux (UNIX variant ) yang memilik
network access dan C compiler
• Web server (Apache)
• Thomas Boutell’s gd library
3.6.1.2 Spesifikasi Hardware
Tidak ada persyaratan resmi terhadap spesifikasi hardware yang
diperlukan untuk menjalankan Nagios, yang terpentinghardware
yang
digunakan bisa menjalankan software diatas.