40
Di bulan Maret ini kembali kita akan merenungkan penderitaan, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, Juruselamat dan Penebus kita. Ia adalah satu-satunya teladan utama dalam kehidupan dan pelayanan kita. Ia datang dalam kesederhanaan, melayani tanpa fasilitas yang memadai, disalahmengerti saat menyatakan mukjizat dan kuasa Allah yang dahsyat dalam menolong orang yang sakit dan menderita, bahkan diadili secara semena-mena. Namun itu semua ditanggung-Nya bagi kita, manusia berdosa. Di salib Kristus telah terjadi penggantian, penebusan, pengampunan, pengudusan, pembenaran, pendamaian, dan pembaharuan dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu mari kita semakin bersungguh-sungguh melayani Tuhan dan sesama, karena Ia telah lebih dulu melayani kita, bahkan menyerahkan nyawa-Nya bagi kita. Mungkin kita mengalami tantangan dan kesulitan dalam pelayanan kita, namun ketahuilah bahwa di balik salib ada mahkota. Di balik penderitaan, ada sukacita. Yesus Kristus tidak mati selamanya. Pada hari ketiga Ia bangkit dan hidup. Ia hidup untuk selama-lamanya. Satu kali kelak Ia akan datang kembali menjemput kita semua, orang yang percaya. Selamat Paskah … kiranya kuasa salib dan kebangkitan Yesus Kristus memampukan kita tetap setia kepada-Nya sampai akhir hidup kita. Keteladanan Yesus Kristus Redaksi Sinar Kasih mengucapkan terima kasih atas persembahan yang telah diberikan oleh pembaca yang budiman. Perlu Saudara ketahui bahwa persembahan yang Saudara berikan sangat bermanfaat untuk mendukung pelayanan Sinar Kasih bagi hamba-hamba Tuhan yang melayani di daerah-daerah yang sulit mendapatkan buku renungan harian. Apabila Saudara rindu untuk mendukung pelayanan tersebut, Saudara dapat mengirimkannya melalui wesel pos ke Redaksi Sinar Kasih Jl. Pringgading 13 Semarang - 50135, atau transfer melalui BCA KCP Bangkong a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381. Tuhan Yesus Kristus membalas setiap dukungan doa dan dana Saudara dengan berkat-Nya yang melimpah. Semarang, 1 Maret 2013 Penasihat : Pdt. Indrawan Eleeas, Budhi Wibowo Pemimpin Redaksi : Lydia Lianawati Redaktur Pelaksana : Pdt. Petrus F. Setiadarma, Pdt. Lukas Budijana, Pdt. Agus Sutrisno, Pdt. Anon D. Lukito Sekretaris : Bibit Gunawan Bendahara : Bambang Santoso Penulis : Pdt. Petrus F.S. (PF), Pdt. Lukas Budijana (LB), Pdt. Anon Dwi Lukito (ADL), Pdt. Agus Sutrisno (AS), Pdt. Sudra Militanto (SM), Pdt. Lie Yun Ling (YL), Leny Pancaningrum (LP), Imeiliana (MI), Lydia Lianawati (LL), Pdt. Dedy Irianto (DI), Pdm. Yurianto (YR), Pdt. Peres Supriyadi (PS), Pdt. Daud Wenny (DW) Desain Grafis/Layout : Rahelia Linda Pengganti ongkos cetak : Rp 4000,- (empat ribu rupiah) email : [email protected] website : www.sinarkasih.net Ruang Tanya Jawab : [email protected] Jl. Pringgading 13 Semarang-50135 Telp. 024-3540563 Fax. 024-3559861 Dari Redaksi

201303

Embed Size (px)

DESCRIPTION

http://www.isaalmasih.or.id/pdf/201303.pdf

Citation preview

Di bulan Maret ini kembali kita akan merenungkan penderitaan, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, Juruselamat dan Penebus kita. Ia adalah satu-satunya teladan utama dalam kehidupan dan pelayanan kita. Ia datang dalam kesederhanaan, melayani tanpa fasilitas yang memadai, disalahmengerti saat menyatakan mukjizat dan kuasa Allah yang dahsyat dalam menolong orang yang sakit dan menderita, bahkan diadili secara semena-mena. Namun itu semua ditanggung-Nya bagi kita, manusia berdosa. Di salib Kristus telah terjadi penggantian, penebusan, pengampunan, pengudusan, pembenaran, pendamaian, dan pembaharuan dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu mari kita semakin bersungguh-sungguh melayani Tuhan dan sesama, karena Ia telah lebih dulu melayani kita, bahkan menyerahkan nyawa-Nya bagi kita.

Mungkin kita mengalami tantangan dan kesulitan dalam pelayanan kita, namun ketahuilah bahwa di balik salib ada mahkota. Di balik penderitaan, ada sukacita. Yesus Kristus tidak mati selamanya. Pada hari ketiga Ia bangkit dan hidup. Ia hidup untuk selama-lamanya. Satu kali kelak Ia akan datang kembali menjemput kita semua, orang yang percaya. Selamat Paskah … kiranya kuasa salib dan kebangkitan Yesus Kristus memampukan kita tetap setia kepada-Nya sampai akhir hidup kita.

Keteladanan Yesus Kristus

Redaksi Sinar Kasih mengucapkan terima kasih atas persembahan yang telah diberikan oleh pembaca yang budiman. Perlu Saudara ketahui bahwa persembahan yang Saudara berikan sangat bermanfaat untuk mendukung pelayanan Sinar Kasih bagi hamba-hamba Tuhan yang melayani di daerah-daerah yang sulit mendapatkan buku renungan harian. Apabila Saudara rindu untuk mendukung pelayanan tersebut, Saudara dapat mengirimkannya melalui wesel pos ke Redaksi Sinar Kasih Jl. Pringgading 13 Semarang - 50135, atau transfer melalui BCA KCP Bangkong

a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381. Tuhan Yesus Kristus membalas setiap dukungan doa dan dana

Saudara dengan berkat-Nya yang melimpah.

Semarang, 1 Maret 2013

Penasihat : Pdt. Indrawan Eleeas, Budhi Wibowo Pemimpin Redaksi : Lydia Lianawati Redaktur Pelaksana : Pdt. Petrus F. Setiadarma, Pdt. Lukas Budijana, Pdt. Agus Sutrisno, Pdt. Anon D. Lukito Sekretaris : Bibit Gunawan Bendahara : Bambang Santoso Penulis : Pdt. Petrus F.S. (PF), Pdt. Lukas Budijana (LB), Pdt. Anon Dwi Lukito (ADL), Pdt. Agus Sutrisno (AS), Pdt. Sudra Militanto (SM), Pdt. Lie Yun Ling (YL), Leny Pancaningrum (LP), Imeiliana (MI), Lydia Lianawati (LL), Pdt. Dedy Irianto (DI), Pdm. Yurianto (YR), Pdt. Peres Supriyadi (PS), Pdt. Daud Wenny (DW) Desain Grafis/Layout : Rahelia Linda Pengganti ongkos cetak : Rp 4000,- (empat ribu rupiah)

email : [email protected] : www.sinarkasih.net

Ruang Tanya Jawab :

[email protected]

Jl. Pringgading 13 Semarang-50135Telp. 024-3540563 Fax. 024-3559861

Dari Redaksi

Ulangan 32-34Bacaan Alkitab Setahun

DOA

renungan

Harga berlangganan untuk satu eksemplar (termasuk ongkos kirim):

Jawa : 6 bulan Rp 33.000,- 12 bulan Rp 66.000,-

Luar Jawa : 6 bulan Rp 36.000,- 12 bulan Rp 72.000,-

Pembayaran dapat melalui: Wesel Pos : Redaksi SINAR KASIH Jl. Pringgading 13 Semarang, 50135 Bank : BCA KCP Bangkong a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381

Untuk mempermudah proses berlangganan, bukti pembayaran dan formulir berlangganan harap di-fax ke (024)3559861, atau dikirim via pos.

Renungan Sinar Kasih akan segera dikirimkan selambatnya 1 bulan setelah bukti pengiriman biaya berlangganan kami terima.

Tanda tangan pelanggan

(_____________________)

Harap diisi dengan huruf cetak

Nama : _____________________________________________

Alamat : _____________________________________________

_____________________________________________

Kota & Kode Pos : _____________________________________________

Telepon/HP : _____________________________________________

Dalam Yesus Kristus ada hikmat yang selalu

memberi kita jalan keluar.

Agar semua orang percaya menggunakan hikmat

Kristus untuk menolong diri sendiri dan orang lain.

Beberapa waktu yang lalu dilakukan studi oleh ilmuwan bernama Dean Falk dari Florida State University. Ia mengungkap tentang bagian otak Albert Einstein yang berbeda dengan kebanyakan otak manusia lainnya. Ini terkait dengan kemampuan kognitifnya yang luar biasa. Albert Einstein (1879-1955) adalah ilmuwan Fisika Teoretis yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar di abad 20. Ia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921.

Rasul Paulus mendorong semua orang percaya untuk memiliki pikiran Kristus, yaitu hikmat yang jauh melampaui kehebatan otak manusia. Yesus Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah (1 Korintus 1:24). Dengan memiliki pikiran Kristus kita memperoleh berkat yang luar biasa. Pertama, hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia itu telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita (ayat 7). Kedua, dalam hikmat Allah tersembunyi segala berkat yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, tidak pernah timbul di dalam hati kita (ayat 9). Ketiga, hikmat Allah telah dinyatakan kepada kita oleh Roh Kudus yang ada di dalam kita (ayat 10). Keempat, dengan hikmat Allah kita mampu menyampaikan perkataan yang memberi dampak atau pengaruh ke sekitar kita (ayat 13). Empat, orang yang memiliki hikmat Allah sering dipandang sebagai kebodohan. Namun jika kita mampu bertahan, justru pada akhirnya mereka akan mengakui kedahsyatan hikmat Kristus yang ada di dalam kita. Para rasul yang semula nelayan biasa setelah dipenuhi Roh Kudus dan penuh hikmat Allah, telah membuat tercengang para pemuka agama (Kisah 4:13).

Milikilah hikmat Kristus agar kita dapat menolong diri sendiri dan orang lain. (PF)

jumat, 1 maret 2013

Hikmat Kristus1 Korintus 2:6-16

… Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.

1 Korintus 2:16

Form Berlangganan

Ulangan 32-34Bacaan Alkitab Setahun

DOA

renungan

Harga berlangganan untuk satu eksemplar (termasuk ongkos kirim):

Jawa : 6 bulan Rp 33.000,- 12 bulan Rp 66.000,-

Luar Jawa : 6 bulan Rp 36.000,- 12 bulan Rp 72.000,-

Pembayaran dapat melalui: Wesel Pos : Redaksi SINAR KASIH Jl. Pringgading 13 Semarang, 50135 Bank : BCA KCP Bangkong a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381

Untuk mempermudah proses berlangganan, bukti pembayaran dan formulir berlangganan harap di-fax ke (024)3559861, atau dikirim via pos.

Renungan Sinar Kasih akan segera dikirimkan selambatnya 1 bulan setelah bukti pengiriman biaya berlangganan kami terima.

Tanda tangan pelanggan

(_____________________)

Harap diisi dengan huruf cetak

Nama : _____________________________________________

Alamat : _____________________________________________

_____________________________________________

Kota & Kode Pos : _____________________________________________

Telepon/HP : _____________________________________________

Dalam Yesus Kristus ada hikmat yang selalu

memberi kita jalan keluar.

Agar semua orang percaya menggunakan hikmat

Kristus untuk menolong diri sendiri dan orang lain.

Beberapa waktu yang lalu dilakukan studi oleh ilmuwan bernama Dean Falk dari Florida State University. Ia mengungkap tentang bagian otak Albert Einstein yang berbeda dengan kebanyakan otak manusia lainnya. Ini terkait dengan kemampuan kognitifnya yang luar biasa. Albert Einstein (1879-1955) adalah ilmuwan Fisika Teoretis yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar di abad 20. Ia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921.

Rasul Paulus mendorong semua orang percaya untuk memiliki pikiran Kristus, yaitu hikmat yang jauh melampaui kehebatan otak manusia. Yesus Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah (1 Korintus 1:24). Dengan memiliki pikiran Kristus kita memperoleh berkat yang luar biasa. Pertama, hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia itu telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita (ayat 7). Kedua, dalam hikmat Allah tersembunyi segala berkat yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, tidak pernah timbul di dalam hati kita (ayat 9). Ketiga, hikmat Allah telah dinyatakan kepada kita oleh Roh Kudus yang ada di dalam kita (ayat 10). Keempat, dengan hikmat Allah kita mampu menyampaikan perkataan yang memberi dampak atau pengaruh ke sekitar kita (ayat 13). Empat, orang yang memiliki hikmat Allah sering dipandang sebagai kebodohan. Namun jika kita mampu bertahan, justru pada akhirnya mereka akan mengakui kedahsyatan hikmat Kristus yang ada di dalam kita. Para rasul yang semula nelayan biasa setelah dipenuhi Roh Kudus dan penuh hikmat Allah, telah membuat tercengang para pemuka agama (Kisah 4:13).

Milikilah hikmat Kristus agar kita dapat menolong diri sendiri dan orang lain. (PF)

jumat, 1 maret 2013

Hikmat Kristus1 Korintus 2:6-16

… Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.

1 Korintus 2:16

Form Berlangganan

Seorang dikatakan bersahaja apabila dia tidak menonjolkan dirinya walaupun telah melakukan hal-hal yang besar dalam hidupnya. Dia justru bersikap rendah hati yang menyebabkan banyak orang segan dan menghormatinya. Pribadi Yesus Kristus adalah teladan kesahajaan. Ia memiliki kuasa dahsyat, namun tampil sebagai pribadi yang sederhana. Dia sanggup melakukan banyak hal yang heran dan ajaib, namun tetap merendahkan diri-Nya. Yesus Kristus selalu mengatakan bahwa apa yang dikerjakan adalah karena Bapa-Nya yang telah lebih dahulu melakukan. Dia melakukan segala sesuatu seturut dan atas perkenan Sang Bapa. Yesus Kristus tidak serta merta bertindak dan melakukan mukjizat lepas dari kehendak Bapa-Nya. Apa pun yang diperbuat-Nya, semua sesuai dengan kehendak Bapa-Nya. Ada orang yang menonjolkan dirinya sendiri bahkan mengaku-aku karya orang lain sebagai karyanya sendiri. Mengapa ada orang yang demikian? Orang tersebut ingin mendapat pujian dan kemuliaan untuk dirinya sendiri. Ada juga seorang anak yang diasuh dan diajar dengan ketat oleh orang tuanya, setelah dewasa dia menjadi orang yang berhasil. Namun, setelah berhasil ia melupakan jasa dan andil orang tuanya yang telah menempa dirinya hingga mencapai sukses. Bagaimana dengan sikap hidup Saudara? Apakah Saudara masih bisa bersyukur mengingat keberhasilan yang tak lepas dari orang-orang yang pernah membentuk Saudara? Paulus bersyukur pada Tuhan untuk kasih karunia yang dianugerahkan Tuhan kepadanya dan Paulus banyak melakukan pelayanan dengan rendah hati.(LB)

Kesahajaan hidup akan membuahkan karya

pelayanan yang baik.

Para pelayan Tuhan, agar melakukan pelayanan

dengan terus bergantung pada Tuhan.

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anaktidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nyasendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.” Yohanes 5:19

Teladan Kesahajaan-NyaYohanes 5:19–30

sabtu, 2 maret 2013

Melalui ketaatan-Nya kita memperoleh anugerah keselamatan dari Allah.

Semua orang percaya supaya siap belajar dari ketaatan Tuhan Yesus

Kristus.

Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya.Ibrani 5:8

Belajar TaatIbrani 5:7-10

Ada sebuah pepatah mengatakan, “Belajar dengan rajin adalah seperti sebuah kecambah di musim semi.” Meskipun kita tidak dapat melihat proses pertumbuhannya sehari-hari, pada akhirnya biji kacang hijau itu tumbuh menjadi besar, sehingga terlihat hasil dari sebuah proses tersebut.

Ketaatan juga memerlukan sebuah proses. Ini berarti bahwa ketaatan tidak bisa diperoleh secara instan, tetapi perlu dipelajari berulang-ulang dengan pertimbangan yang matang. Mulai dari usia kanak-kanak, remaja, pemuda bahkan sampai dewasa, nilai-nilai sebuah ketaatan harus terus kita upayakan secara maksimal, baik taat kepada manusia maupun kepada Tuhan. Salah satu contoh mengenai orang yang belajar taat adalah Yesus Kristus, ketika Ia menjadi manusia. Sebagai manusia, diri-Nya tetap belajar taat dalam asuhan dan bimbingan orang tua. Ia juga taat kepada Bapa yang mengutus-Nya. Oleh karena itu ketika Yesus semakin bertambah besar semakin bertambah pula hikmat-Nya, sehingga Ia dikasihi oleh Allah dan manusia. Penderitaan yang dialami oleh Tuhan Yesus Kristus merupakan akibat ketaatan-Nya yang sempurna kepada Bapa. Ketaatan-Nya dilakukan semata-mata karena Ia menjalankan tugas dari Bapa-Nya yaitu menyelamatkan manusia. Karena nilai manusia di hadapan Allah yang sangat tinggi itulah, maka Dia mau mengorbankan diri-Nya meskipun harus mati di kayu salib.

Dengan memandang Tuhan Yesus Kristus yang mau belajar taat, marilah kita lebih bersemangat lagi dalam melakukan ketaatan baik kepada orang tua, kepada pimpinan, terlebih lagi kepada Tuhan, supaya hidup kita berdampak positif bagi orang lain dan semakin memuliakan Allah. (ADL)

minggu, 3 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

Yosua 1-4 Yosua 5-7Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Seorang dikatakan bersahaja apabila dia tidak menonjolkan dirinya walaupun telah melakukan hal-hal yang besar dalam hidupnya. Dia justru bersikap rendah hati yang menyebabkan banyak orang segan dan menghormatinya. Pribadi Yesus Kristus adalah teladan kesahajaan. Ia memiliki kuasa dahsyat, namun tampil sebagai pribadi yang sederhana. Dia sanggup melakukan banyak hal yang heran dan ajaib, namun tetap merendahkan diri-Nya. Yesus Kristus selalu mengatakan bahwa apa yang dikerjakan adalah karena Bapa-Nya yang telah lebih dahulu melakukan. Dia melakukan segala sesuatu seturut dan atas perkenan Sang Bapa. Yesus Kristus tidak serta merta bertindak dan melakukan mukjizat lepas dari kehendak Bapa-Nya. Apa pun yang diperbuat-Nya, semua sesuai dengan kehendak Bapa-Nya. Ada orang yang menonjolkan dirinya sendiri bahkan mengaku-aku karya orang lain sebagai karyanya sendiri. Mengapa ada orang yang demikian? Orang tersebut ingin mendapat pujian dan kemuliaan untuk dirinya sendiri. Ada juga seorang anak yang diasuh dan diajar dengan ketat oleh orang tuanya, setelah dewasa dia menjadi orang yang berhasil. Namun, setelah berhasil ia melupakan jasa dan andil orang tuanya yang telah menempa dirinya hingga mencapai sukses. Bagaimana dengan sikap hidup Saudara? Apakah Saudara masih bisa bersyukur mengingat keberhasilan yang tak lepas dari orang-orang yang pernah membentuk Saudara? Paulus bersyukur pada Tuhan untuk kasih karunia yang dianugerahkan Tuhan kepadanya dan Paulus banyak melakukan pelayanan dengan rendah hati.(LB)

Kesahajaan hidup akan membuahkan karya

pelayanan yang baik.

Para pelayan Tuhan, agar melakukan pelayanan

dengan terus bergantung pada Tuhan.

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anaktidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nyasendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.” Yohanes 5:19

Teladan Kesahajaan-NyaYohanes 5:19–30

sabtu, 2 maret 2013

Melalui ketaatan-Nya kita memperoleh anugerah keselamatan dari Allah.

Semua orang percaya supaya siap belajar dari ketaatan Tuhan Yesus

Kristus.

Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya.Ibrani 5:8

Belajar TaatIbrani 5:7-10

Ada sebuah pepatah mengatakan, “Belajar dengan rajin adalah seperti sebuah kecambah di musim semi.” Meskipun kita tidak dapat melihat proses pertumbuhannya sehari-hari, pada akhirnya biji kacang hijau itu tumbuh menjadi besar, sehingga terlihat hasil dari sebuah proses tersebut.

Ketaatan juga memerlukan sebuah proses. Ini berarti bahwa ketaatan tidak bisa diperoleh secara instan, tetapi perlu dipelajari berulang-ulang dengan pertimbangan yang matang. Mulai dari usia kanak-kanak, remaja, pemuda bahkan sampai dewasa, nilai-nilai sebuah ketaatan harus terus kita upayakan secara maksimal, baik taat kepada manusia maupun kepada Tuhan. Salah satu contoh mengenai orang yang belajar taat adalah Yesus Kristus, ketika Ia menjadi manusia. Sebagai manusia, diri-Nya tetap belajar taat dalam asuhan dan bimbingan orang tua. Ia juga taat kepada Bapa yang mengutus-Nya. Oleh karena itu ketika Yesus semakin bertambah besar semakin bertambah pula hikmat-Nya, sehingga Ia dikasihi oleh Allah dan manusia. Penderitaan yang dialami oleh Tuhan Yesus Kristus merupakan akibat ketaatan-Nya yang sempurna kepada Bapa. Ketaatan-Nya dilakukan semata-mata karena Ia menjalankan tugas dari Bapa-Nya yaitu menyelamatkan manusia. Karena nilai manusia di hadapan Allah yang sangat tinggi itulah, maka Dia mau mengorbankan diri-Nya meskipun harus mati di kayu salib.

Dengan memandang Tuhan Yesus Kristus yang mau belajar taat, marilah kita lebih bersemangat lagi dalam melakukan ketaatan baik kepada orang tua, kepada pimpinan, terlebih lagi kepada Tuhan, supaya hidup kita berdampak positif bagi orang lain dan semakin memuliakan Allah. (ADL)

minggu, 3 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

Yosua 1-4 Yosua 5-7Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

DOA DOA

renunganrenungan

Yosua 8-10 Yosua 11-13Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Sejak era demokrasi banyak orang menjadi lebih senang berbicara daripada mendengar. Coba perhatikan dalam diskusi-diskusi panas di televisi, seharusnya kalau ada yang sedang berbicara yang lain mendengarkan. Tetapi yang terjadi ketika seseorang belum selesai berbicara yang lain sudah menimpali hingga moderator dibuat kewalahan. Tuhan Yesus juga banyak berbicara di hadapan orang banyak, tetapi tujuannya untuk mengajar tentang kebenaran, bukan untuk berdebat. Ia tidak hanya banyak berbicara tetapi juga mau mendengarkan keluh kesah setiap orang yang datang kepada-Nya. Ketika suatu hari seorang kepala rumah ibadat bernama Yairus, anaknya perempuan satu-satunya menderita sakit parah dan hampir mati, Yairus tersungkur di kaki Yesus dan memohon kepada-Nya untuk datang ke rumahnya. Segera Yesus berjalan menuju ke rumahnya. Tetapi ketika masih dalam perjalanan, seorang dari keluarga Yairus mengabarkan bahwa anaknya sudah mati dan Yesus mendengarnya. Saat itu juga Yesus menyampaikan tiga kalimat pendek yang menguatkan dan memberi pengharapan kepada Yairus yaitu pertama, jangan takut; kedua, percaya saja; dan ketiga, anakmu akan selamat. Tuhan Yesus adalah Allah, Ia mengetahui iman Yairus yang mempercayai perkataan-Nya. Itu sebabnya Tuhan Yesus segera mengambil tindakan. Ia menemui anak Yairus dan menghidupkan kembali anak itu. Kesedihan Yairus berubah menjadi sukacita karena Tuhan Yesus mau mendengarkan dan menyatakan kuasa-Nya. Tuhan Yesus juga mau mendengarkan keluh kesah kita ketika kita menghadapi persoalan. Dialah satu-satunya yang bukan hanya mendengarkan tetapi juga mau melakukan perkara ajaib dalam hidup kita. (LL)

Jangan takut, percaya saja kepada Tuhan Yesus, Sang

Penolong yang ajaib.

Tuhan, dengarlah doaku. Aku mau percaya dan

berharap kepada-Mu saja.

Tetapi Yesus mendengarnya dan berkata kepada Yairus: "Jangan takut, percaya saja,dan anakmu akan selamat." Lukas 8:50

Mau MendengarLukas 8:40-56

senin, 4 maret 2013 selasa, 5 maret 2013

Hidup hanya sekali, bekerjalah dengan cinta

agar hidupmu indah.

Setiap orang Kristen mencintai hidupnya

dengan bekerja penuh tanggung jawab.

Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanyauntuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel. Kejadian 29:20

Bekerja Dengan CintaKejadian 29:18-28

Di hati orang jahat, cinta dapat menimbulkan malapetaka namun di hati orang benar, cinta berbuahkan keindahan, keagungan dan keluhuran bahkan kekuatan cinta dapat melampaui keterbatasan. Waktu yang panjang menjadi begitu singkat. Cinta adalah sebuah kekuatan yang ajaib yang dimiliki oleh setiap insan. Cinta membuat segalanya jadi indah dan gampang. Intinya, cinta adalah keajaiban.

Yakub bekerja dengan begitu giat dan dengan semangat yang tumbuh dari hatinya, yaitu cinta. Apa pun yang dia kerjakan baik sebagai gembala ternak atau mungkin juga pekerjaan lain yang ia lakukan di rumah Laban, ia lakukan tanpa menggerutu atau bersungut-sungut. Alhasil seberat apa pun pekerjaannya, ia tak merasa lelah dan hasil kerjanya pun mendatangkan kekayaan yang melimpah bagi Laban. Apa yang membuat Yakub begitu tangguh? Karena cintanya kepada Rahel. Meski ia harus menempuh waktu tujuh tahun, namun waktu yang lama itu dianggapnya seperti beberapa hari saja. Hatinya berbunga-bunga dalam bekerja bukan sekedar ia akan mendapatkan gadis pujaan. Ia memiliki cinta dan tujuan hidup yang berpadu dengan harmoni. Ia bekerja dengan sebuah tujuan yang terkandung dalam cintanya sehingga menghasilkan pekerjaan yang sungguh menakjubkan.

Kita masing-masing diberi beban untuk melakukan kewajiban kita dan bertanggung jawab dalam menjalani hidup ini. Kewajiban kita adalah bekerja dan tanggung jawab kita adalah melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Kita akan sukses menunaikan kewajiban dan tanggung jawab jika kita mengerjakannya dengan penuh cinta. Bekerjalah dengan penuh cinta seperti Yakub yang berhasil, maka kesuksesan juga berlaku untuk kita. (SM)

DOA DOA

renunganrenungan

Yosua 8-10 Yosua 11-13Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Sejak era demokrasi banyak orang menjadi lebih senang berbicara daripada mendengar. Coba perhatikan dalam diskusi-diskusi panas di televisi, seharusnya kalau ada yang sedang berbicara yang lain mendengarkan. Tetapi yang terjadi ketika seseorang belum selesai berbicara yang lain sudah menimpali hingga moderator dibuat kewalahan. Tuhan Yesus juga banyak berbicara di hadapan orang banyak, tetapi tujuannya untuk mengajar tentang kebenaran, bukan untuk berdebat. Ia tidak hanya banyak berbicara tetapi juga mau mendengarkan keluh kesah setiap orang yang datang kepada-Nya. Ketika suatu hari seorang kepala rumah ibadat bernama Yairus, anaknya perempuan satu-satunya menderita sakit parah dan hampir mati, Yairus tersungkur di kaki Yesus dan memohon kepada-Nya untuk datang ke rumahnya. Segera Yesus berjalan menuju ke rumahnya. Tetapi ketika masih dalam perjalanan, seorang dari keluarga Yairus mengabarkan bahwa anaknya sudah mati dan Yesus mendengarnya. Saat itu juga Yesus menyampaikan tiga kalimat pendek yang menguatkan dan memberi pengharapan kepada Yairus yaitu pertama, jangan takut; kedua, percaya saja; dan ketiga, anakmu akan selamat. Tuhan Yesus adalah Allah, Ia mengetahui iman Yairus yang mempercayai perkataan-Nya. Itu sebabnya Tuhan Yesus segera mengambil tindakan. Ia menemui anak Yairus dan menghidupkan kembali anak itu. Kesedihan Yairus berubah menjadi sukacita karena Tuhan Yesus mau mendengarkan dan menyatakan kuasa-Nya. Tuhan Yesus juga mau mendengarkan keluh kesah kita ketika kita menghadapi persoalan. Dialah satu-satunya yang bukan hanya mendengarkan tetapi juga mau melakukan perkara ajaib dalam hidup kita. (LL)

Jangan takut, percaya saja kepada Tuhan Yesus, Sang

Penolong yang ajaib.

Tuhan, dengarlah doaku. Aku mau percaya dan

berharap kepada-Mu saja.

Tetapi Yesus mendengarnya dan berkata kepada Yairus: "Jangan takut, percaya saja,dan anakmu akan selamat." Lukas 8:50

Mau MendengarLukas 8:40-56

senin, 4 maret 2013 selasa, 5 maret 2013

Hidup hanya sekali, bekerjalah dengan cinta

agar hidupmu indah.

Setiap orang Kristen mencintai hidupnya

dengan bekerja penuh tanggung jawab.

Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanyauntuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel. Kejadian 29:20

Bekerja Dengan CintaKejadian 29:18-28

Di hati orang jahat, cinta dapat menimbulkan malapetaka namun di hati orang benar, cinta berbuahkan keindahan, keagungan dan keluhuran bahkan kekuatan cinta dapat melampaui keterbatasan. Waktu yang panjang menjadi begitu singkat. Cinta adalah sebuah kekuatan yang ajaib yang dimiliki oleh setiap insan. Cinta membuat segalanya jadi indah dan gampang. Intinya, cinta adalah keajaiban.

Yakub bekerja dengan begitu giat dan dengan semangat yang tumbuh dari hatinya, yaitu cinta. Apa pun yang dia kerjakan baik sebagai gembala ternak atau mungkin juga pekerjaan lain yang ia lakukan di rumah Laban, ia lakukan tanpa menggerutu atau bersungut-sungut. Alhasil seberat apa pun pekerjaannya, ia tak merasa lelah dan hasil kerjanya pun mendatangkan kekayaan yang melimpah bagi Laban. Apa yang membuat Yakub begitu tangguh? Karena cintanya kepada Rahel. Meski ia harus menempuh waktu tujuh tahun, namun waktu yang lama itu dianggapnya seperti beberapa hari saja. Hatinya berbunga-bunga dalam bekerja bukan sekedar ia akan mendapatkan gadis pujaan. Ia memiliki cinta dan tujuan hidup yang berpadu dengan harmoni. Ia bekerja dengan sebuah tujuan yang terkandung dalam cintanya sehingga menghasilkan pekerjaan yang sungguh menakjubkan.

Kita masing-masing diberi beban untuk melakukan kewajiban kita dan bertanggung jawab dalam menjalani hidup ini. Kewajiban kita adalah bekerja dan tanggung jawab kita adalah melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Kita akan sukses menunaikan kewajiban dan tanggung jawab jika kita mengerjakannya dengan penuh cinta. Bekerjalah dengan penuh cinta seperti Yakub yang berhasil, maka kesuksesan juga berlaku untuk kita. (SM)

DOA DOA

renunganrenungan

Yosua 14-16 Yosua 17-19Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Sebuah nasihat yang sering diajarkan oleh guru dan orang tua kepada anak-anak adalah, “Miliki ilmu padi, di mana semakin berisi semakin merunduk.” Ini adalah nasihat tentang kerendahan hati, agar semakin memperoleh ilmu atau harta yang banyak, mereka harus semakin rendah hati.

Yesus Kristus menyatakan bahwa Ia lemah lembut dan rendah hati. Ciri atau sifat orang yang rendah hati nampak dari kehidupan Tuhan Yesus Kristus.

Pertama, Ia bersyukur kepada Bapa-Nya atas penyataan atau pewahyuan yang dikaruniakan-Nya kepada orang kecil (ayat 25). Kita tidak boleh menganggap bahwa segala pengertian atau pemahaman atas firman Tuhan yang kita miliki adalah dari diri kita sendiri. Itu semua berasal dari Allah yang menyatakan kepada kita melalui Roh Kudus-Nya. Itulah yang dikatakan Tuhan Yesus kepada Simon Petrus atas pengakuannya terhadap Yesus Kristus sebagai Mesias (Matius 16:16-17).

Kedua, Ia memahami benar apa yang berkenan kepada Bapa-Nya (ayat 26). Orang yang rendah hati tidak akan memaksakan kehendaknya sendiri, melainkan selalu berusaha melakukan sesuatu yang berkenan kepada Tuhan. Sebaliknya, orang yang tinggi hati selalu menganggap dirinya benar, bahkan sama sekali tidak mau mengindahkan perkenan Tuhan.

Ketiga, Ia menginginkan kebahagiaan hidup orang lain (ayat 28-30). Orang yang rendah hati tidak senang atas penderitaan orang lain, melainkan selalu berusaha menolong mereka, membuat mereka merasa nyaman dan memperingan beban hidup mereka.

Sudahkah kita memiliki kerendahan hati seperti Yesus Kristus? (PF)

Orang yang rendah hati disukai di seluruh negeri.

Agar semua orang percaya memiliki kerendahan hati.

“…, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.”Matius 11:29

Rendah HatiMatius 11:25-30

rabu, 6 maret 2013

Puasa yang penuh Roh Kudus dan dalam kuasa

Roh Kudus besar dampaknya bagi

pelayanan.

Para pendoa syafaat tidak lupa berpuasa untuk

pekerjaan Tuhan.

Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar. Lukas 4:2

PuasaLukas 4:1-14

Ada hal yang menarik untuk kita perhatikan sebelum Tuhan Yesus berpuasa di padang gurun. Setelah Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan, Roh Kudus memimpin-Nya untuk berpuasa selama empat puluh hari di padang gurun. Pada ayat 1 dikatakan bahwa Yesus yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Tuhan Yesus penuh dengan Roh Kudus artinya Tuhan Yesus memiliki semua kemampuan kuasa Roh Kudus, setelah Dia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan.

Sesudah empat puluh hari berpuasa di padang gurun, dikatakan bahwa Dia kembali ke Galilea dalam kuasa Roh Kudus. Pada saat itulah kabar tentang Dia tersiar di seluruh daerah itu (Lukas 4:14). Semua kemampuan kuasa Roh Kudus dinyatakan sepenuhnya setelah Ia berpuasa di padang gurun. Puasa yang dilakukan Yesus sebagai persiapan dalam pelayanan-Nya untuk melakukan kehendak Bapa-Nya. Roh Kudus memberikan bimbingan dan kuasa-Nya secara penuh kepada Yesus dalam pelayanan yang dilakukan di muka bumi ini.

Belajar dari kebenaran firman Tuhan di atas, kita dapat meneladani puasa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus yang bukan untuk kepentingan-Nya sendiri melainkan untuk kepentingan pelayanan yang harus Dia lakukan. Puasa yang dipimpin oleh Roh Kudus telah memberikan pengaruh yang besar dalam pelayanan-Nya. Biarlah puasa yang dipimpin dan dikuasai oleh Roh Kudus juga menjadi bagian dalam kehidupan kita sehingga kita mengerti kehendak Tuhan khususnya dalam melakukan pekerjaan-Nya. (AS)

kamis, 7 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

Yosua 14-16 Yosua 17-19Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Sebuah nasihat yang sering diajarkan oleh guru dan orang tua kepada anak-anak adalah, “Miliki ilmu padi, di mana semakin berisi semakin merunduk.” Ini adalah nasihat tentang kerendahan hati, agar semakin memperoleh ilmu atau harta yang banyak, mereka harus semakin rendah hati.

Yesus Kristus menyatakan bahwa Ia lemah lembut dan rendah hati. Ciri atau sifat orang yang rendah hati nampak dari kehidupan Tuhan Yesus Kristus.

Pertama, Ia bersyukur kepada Bapa-Nya atas penyataan atau pewahyuan yang dikaruniakan-Nya kepada orang kecil (ayat 25). Kita tidak boleh menganggap bahwa segala pengertian atau pemahaman atas firman Tuhan yang kita miliki adalah dari diri kita sendiri. Itu semua berasal dari Allah yang menyatakan kepada kita melalui Roh Kudus-Nya. Itulah yang dikatakan Tuhan Yesus kepada Simon Petrus atas pengakuannya terhadap Yesus Kristus sebagai Mesias (Matius 16:16-17).

Kedua, Ia memahami benar apa yang berkenan kepada Bapa-Nya (ayat 26). Orang yang rendah hati tidak akan memaksakan kehendaknya sendiri, melainkan selalu berusaha melakukan sesuatu yang berkenan kepada Tuhan. Sebaliknya, orang yang tinggi hati selalu menganggap dirinya benar, bahkan sama sekali tidak mau mengindahkan perkenan Tuhan.

Ketiga, Ia menginginkan kebahagiaan hidup orang lain (ayat 28-30). Orang yang rendah hati tidak senang atas penderitaan orang lain, melainkan selalu berusaha menolong mereka, membuat mereka merasa nyaman dan memperingan beban hidup mereka.

Sudahkah kita memiliki kerendahan hati seperti Yesus Kristus? (PF)

Orang yang rendah hati disukai di seluruh negeri.

Agar semua orang percaya memiliki kerendahan hati.

“…, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.”Matius 11:29

Rendah HatiMatius 11:25-30

rabu, 6 maret 2013

Puasa yang penuh Roh Kudus dan dalam kuasa

Roh Kudus besar dampaknya bagi

pelayanan.

Para pendoa syafaat tidak lupa berpuasa untuk

pekerjaan Tuhan.

Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar. Lukas 4:2

PuasaLukas 4:1-14

Ada hal yang menarik untuk kita perhatikan sebelum Tuhan Yesus berpuasa di padang gurun. Setelah Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan, Roh Kudus memimpin-Nya untuk berpuasa selama empat puluh hari di padang gurun. Pada ayat 1 dikatakan bahwa Yesus yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Tuhan Yesus penuh dengan Roh Kudus artinya Tuhan Yesus memiliki semua kemampuan kuasa Roh Kudus, setelah Dia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan.

Sesudah empat puluh hari berpuasa di padang gurun, dikatakan bahwa Dia kembali ke Galilea dalam kuasa Roh Kudus. Pada saat itulah kabar tentang Dia tersiar di seluruh daerah itu (Lukas 4:14). Semua kemampuan kuasa Roh Kudus dinyatakan sepenuhnya setelah Ia berpuasa di padang gurun. Puasa yang dilakukan Yesus sebagai persiapan dalam pelayanan-Nya untuk melakukan kehendak Bapa-Nya. Roh Kudus memberikan bimbingan dan kuasa-Nya secara penuh kepada Yesus dalam pelayanan yang dilakukan di muka bumi ini.

Belajar dari kebenaran firman Tuhan di atas, kita dapat meneladani puasa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus yang bukan untuk kepentingan-Nya sendiri melainkan untuk kepentingan pelayanan yang harus Dia lakukan. Puasa yang dipimpin oleh Roh Kudus telah memberikan pengaruh yang besar dalam pelayanan-Nya. Biarlah puasa yang dipimpin dan dikuasai oleh Roh Kudus juga menjadi bagian dalam kehidupan kita sehingga kita mengerti kehendak Tuhan khususnya dalam melakukan pekerjaan-Nya. (AS)

kamis, 7 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

Yosua 20-22 Yosua 23-24Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Sering kita mendengar tentang tiga “ta” yang membuat kaum pria jatuh karena tidak tahan terhadap godaan yaitu harta, takhta dan wanita. Kita menyaksikan di televisi berapa banyak koruptor di Indonesia yang telah dijatuhi hukuman. Mereka tamak dengan harta sehingga melakukan korupsi. Guna membangun generasi muda yang tahan terhadap godaan korupsi, kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan KPK meluncurkan pendidikan anti korupsi. Begitu juga dengan para pemimpin dunia yang bertindak semena-mena, tidak adil dan melakukan tindakan-tindakan yang tidak berperikemanusiaan akhirnya jatuh. Dan yang tidak kalah serunya adalah banyak pria tergoda oleh rayuan wanita sehingga karier hancur, rumah tangga hancur dan harga diri juga hancur. Semua hal di atas adalah perbuatan dosa yang berakhir dengan kehancuran. Selama kita masih hidup di dunia ini, pasti menghadapi banyak godaan. Jika kita tidak tahan uji kita akan jatuh ke dalam dosa. Perbuatan dosa akan berujung pada maut. Sungguh mengerikan! Kitab Suci mengajarkan kepada kita untuk tahan terhadap ujian dan pencobaan. Firman Tuhan adalah senjata untuk memerangi hawa nafsu dan keinginan daging. Oleh sebab itu kita perlu mengisi hidup kita dengan firman Tuhan setiap hari supaya kita tahan terhadap ujian dan pencobaan. Jika kita hidup dalam kebenaran firman-Nya, maka Tuhan akan memberikan mahkota kehidupan yang kekal. Jangan biarkan diri kita terbuai oleh kenikmatan sesaat yang ditawarkan oleh dunia ini. Ingat bahwa perbuatan dosa akan berujung pada kebinasaan. Mintalah Roh Kudus menerangi hati dan pikiran kita, sehingga setiap tindakan yang kita lakukan bukan perbuatan tercela tetapi tindakan terpuji yang memuliakan nama Tuhan. (LL)

Godaan apa yang paling membuat saya mudah

jatuh dalam dosa?

Tuhan, mampukan aku tidak tergiur oleh

kesenangan dunia ini.

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji,ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. Yakobus 1:12

Yakobus 1:12-16

jumat, 8 maret 2013

Tahan Terhadap Godaan

sabtu, 9 maret 2013

Hanya kepada sahabat hal yang khusus diberitahukan.

Hidup orang Kristen agar menghasilkan buah yang memuliakan nama Tuhan

Yesus.

Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebabhamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Yohanes 15:15

Yohanes 15:11–17

Ada sebuah ungkapan mengatakan: “Orang yang memiliki sahabat, bisa lebih akrab daripada saudara kandung.” Ungkapan tersebut benar, karena seorang yang bersahabat bisa saling mencurahkan isi hati tanpa rasa curiga dan malu. Pengalaman suka bisa dibagi dan dinikmati bersama, pengalaman duka dan air mata pun juga ditanggung bersama. Uang pribadi pun dengan senang hati diberikan untuk sahabat yang membutuhkan.

Walau persahabatan bisa begitu akrab, toh kadang ada juga persahabatan antar manusia yang tidak langgeng. Gara-gara salah paham atau hal lain, persahabatan yang terjalin bertahun-tahun terpaksa harus diakhiri. Persahabatan juga berakhir ketika salah seorang meninggal dunia dan kesedihan harus dialami.

Alkitab mengungkapkan pribadi Yesus Kristus. Dia berinisiatif untuk menjadi sahabat bagi setiap orang percaya! Ini mengejutkan sekaligus membuat kita kagum. Dia adalah Allah yang menyatakan diri-Nya dengan cara datang ke dunia untuk menjumpai manusia berdosa. Dia rela mati bagi kita sahabat-sahabat-Nya. Sebagai sahabat, Yesus Kristus telah memberitahukan kepada kita segala sesuatu yang Dia dengar dari Bapa-Nya. Satu hal yang Yesus Kristus minta agar kita melakukan perintah-Nya yaitu, “pergi dan menghasilkan buah.” Setiap orang percaya diperlengkapi untuk pergi dan menghasilkan buah dari hidupnya. Artinya, hidupnya bisa berguna bagi banyak orang dan memuliakan nama Tuhan.

Sudahkah Saudara melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dan memuliakan Bapa di sorga? (LB)

Membuka Diri

DOA DOA

renunganrenungan

Yosua 20-22 Yosua 23-24Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Sering kita mendengar tentang tiga “ta” yang membuat kaum pria jatuh karena tidak tahan terhadap godaan yaitu harta, takhta dan wanita. Kita menyaksikan di televisi berapa banyak koruptor di Indonesia yang telah dijatuhi hukuman. Mereka tamak dengan harta sehingga melakukan korupsi. Guna membangun generasi muda yang tahan terhadap godaan korupsi, kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan KPK meluncurkan pendidikan anti korupsi. Begitu juga dengan para pemimpin dunia yang bertindak semena-mena, tidak adil dan melakukan tindakan-tindakan yang tidak berperikemanusiaan akhirnya jatuh. Dan yang tidak kalah serunya adalah banyak pria tergoda oleh rayuan wanita sehingga karier hancur, rumah tangga hancur dan harga diri juga hancur. Semua hal di atas adalah perbuatan dosa yang berakhir dengan kehancuran. Selama kita masih hidup di dunia ini, pasti menghadapi banyak godaan. Jika kita tidak tahan uji kita akan jatuh ke dalam dosa. Perbuatan dosa akan berujung pada maut. Sungguh mengerikan! Kitab Suci mengajarkan kepada kita untuk tahan terhadap ujian dan pencobaan. Firman Tuhan adalah senjata untuk memerangi hawa nafsu dan keinginan daging. Oleh sebab itu kita perlu mengisi hidup kita dengan firman Tuhan setiap hari supaya kita tahan terhadap ujian dan pencobaan. Jika kita hidup dalam kebenaran firman-Nya, maka Tuhan akan memberikan mahkota kehidupan yang kekal. Jangan biarkan diri kita terbuai oleh kenikmatan sesaat yang ditawarkan oleh dunia ini. Ingat bahwa perbuatan dosa akan berujung pada kebinasaan. Mintalah Roh Kudus menerangi hati dan pikiran kita, sehingga setiap tindakan yang kita lakukan bukan perbuatan tercela tetapi tindakan terpuji yang memuliakan nama Tuhan. (LL)

Godaan apa yang paling membuat saya mudah

jatuh dalam dosa?

Tuhan, mampukan aku tidak tergiur oleh

kesenangan dunia ini.

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji,ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. Yakobus 1:12

Yakobus 1:12-16

jumat, 8 maret 2013

Tahan Terhadap Godaan

sabtu, 9 maret 2013

Hanya kepada sahabat hal yang khusus diberitahukan.

Hidup orang Kristen agar menghasilkan buah yang memuliakan nama Tuhan

Yesus.

Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebabhamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Yohanes 15:15

Yohanes 15:11–17

Ada sebuah ungkapan mengatakan: “Orang yang memiliki sahabat, bisa lebih akrab daripada saudara kandung.” Ungkapan tersebut benar, karena seorang yang bersahabat bisa saling mencurahkan isi hati tanpa rasa curiga dan malu. Pengalaman suka bisa dibagi dan dinikmati bersama, pengalaman duka dan air mata pun juga ditanggung bersama. Uang pribadi pun dengan senang hati diberikan untuk sahabat yang membutuhkan.

Walau persahabatan bisa begitu akrab, toh kadang ada juga persahabatan antar manusia yang tidak langgeng. Gara-gara salah paham atau hal lain, persahabatan yang terjalin bertahun-tahun terpaksa harus diakhiri. Persahabatan juga berakhir ketika salah seorang meninggal dunia dan kesedihan harus dialami.

Alkitab mengungkapkan pribadi Yesus Kristus. Dia berinisiatif untuk menjadi sahabat bagi setiap orang percaya! Ini mengejutkan sekaligus membuat kita kagum. Dia adalah Allah yang menyatakan diri-Nya dengan cara datang ke dunia untuk menjumpai manusia berdosa. Dia rela mati bagi kita sahabat-sahabat-Nya. Sebagai sahabat, Yesus Kristus telah memberitahukan kepada kita segala sesuatu yang Dia dengar dari Bapa-Nya. Satu hal yang Yesus Kristus minta agar kita melakukan perintah-Nya yaitu, “pergi dan menghasilkan buah.” Setiap orang percaya diperlengkapi untuk pergi dan menghasilkan buah dari hidupnya. Artinya, hidupnya bisa berguna bagi banyak orang dan memuliakan nama Tuhan.

Sudahkah Saudara melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dan memuliakan Bapa di sorga? (LB)

Membuka Diri

DOA DOA

renunganrenungan

Hakim-Hakim 1-3 Hakim-Hakim 4-6Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Wow, menakjubkan! Dahsyat man! Mungkin inilah gambaran ekspresi dari ketujuh puluh murid Tuhan Yesus pada waktu mereka datang kepada Yesus dan meluapkan kegembiraan karena setan-setan takluk kepada mereka demi nama Tuhan Yesus Kristus. Apa yang membuat ketujuh puluh murid itu tiba-tiba menjadi 'orang-orang hebat' daripada sebelumnya ? Mari kita pelajari apa rahasianya.

Pertama, karena Tuhan yang mengutus. Jika Tuhan yang memanggil dan mengutus kita untuk melayani-Nya, maka Tuhan pasti akan memperlengkapi kita dengan kuasa-Nya. Dia akan memberikan kuasa-Nya kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya (Markus 16:17-18). Jika saat ini Saudara menghadapi tantangan dan gangguan-gangguan dari kuasa kegelapan, percayalah bahwa kuasa Kristus yang ada dalam diri kita jauh lebih besar daripada segala kuasa yang ada di dunia ini. Tuhan sendiri yang akan menyatakan kuasa-Nya dan menyertai pelayanan kita, sehingga kita diberi otoritas untuk mengusir roh-roh jahat tersebut.

Kedua, menaati firman-Nya. Dalam Lukas 10:3-12 ada 'juklak' atau petunjuk pelaksanaan yang harus ditaati oleh ketujuh puluh murid Tuhan dalam menjalankan pelayanan yang dipercayakan kepada mereka. Ketaatan kita kepada firman-Nya akan membuat hati Tuhan menjadi 'lebih tergerak' untuk menyatakan kuasa-Nya kepada kita. Kuasa Kristus yang dinyatakan itu dimaksudkan-Nya bukan supaya kita menjadi orang yang sombong karena punya karunia khusus dalam pelayanan. Oleh sebab itu, perikop ini ditutup dengan satu ayat yang indah, yang mengingatkan kita agar tidak bersukacita karena roh-roh jahat takluk kepada kita, tetapi bersukacita karena nama kita terdaftar di sorga (Lukas 10:20). (DI)

Kuasa Kristus dinyatakan kepada orang yang diutus-

Nya.

Agar semua orang Kristen mengalami mukjizat kuasa

Tuhan.

“Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh…” Lukas 10:19

Lukas 10:17-20

minggu, 10 maret 2013

Kuasa Kristus Dampak Pelayanan

Sudahkah pelayananku berdampak bagi orang

lain?

Ya Tuhan, jadikan pelayananku berdampak positif bagi orang lain.

Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya,….Ia membawanya kepada Yesus.Yohanes 1:41-42

Yohanes 1:35-42

Ada beragam motivasi orang dalam melayani Tuhan. Di antaranya ada yang menyangkut kepentingan pribadi yaitu supaya mendapat pujian, dihormati dan terkenal di gereja. Mereka tidak mengerti betapa seriusnya ketika seseorang mengambil keputusan untuk melayani Tuhan akan membawa dampak besar bagi sesama dan bagi kemuliaan nama Tuhan. Untuk itu mari belajar dari murid Yesus yang pertama yang namanya tidak begitu terkenal, yaitu Andreas. Dampak positif yang bisa kita teladani dari Andreas antara lain, yang pertama kesungguhan imannya kepada Yesus. Pada waktu itu Andreas terkesan dengan ajaran-ajaran dan teladan hidup yang nyata dari Yohanes Pembaptis, sehingga Andreas memutuskan untuk sungguh-sungguh mencari Yesus sampai akhirnya bertemu secara pribadi. Hal ini dapat kita baca dari pernyataannya: “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)” (ayat 41). Kedua, membawa orang lain bertemu Yesus. Setelah perjumpaannya dengan Yesus, Andreas tidak menyimpan kabar sukacita itu bagi dirinya sendiri, namun dia mengajak saudaranya yang bernama Simon Petrus untuk berjumpa Yesus dan akhirnya Simon Petrus pun memutuskan untuk menjadi murid Yesus. Ketiga, Andreas memiliki kerendahan hati. Andreas tidak marah atau tersinggung ketika Simon Petrus lebih terkenal dibanding dirinya meskipun dialah yang memperkenalkan Simon Petrus kepada Yesus. Baginya bertemu dengan Yesus dan membawa orang lain untuk berjumpa Yesus jauh lebih penting dibandingkan kedudukan dalam pelayanan. Andreas telah memberikan dampak yang luar biasa dalam pelayanannya, bagaimana dengan kita? (LP)

senin, 11 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

Hakim-Hakim 1-3 Hakim-Hakim 4-6Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Wow, menakjubkan! Dahsyat man! Mungkin inilah gambaran ekspresi dari ketujuh puluh murid Tuhan Yesus pada waktu mereka datang kepada Yesus dan meluapkan kegembiraan karena setan-setan takluk kepada mereka demi nama Tuhan Yesus Kristus. Apa yang membuat ketujuh puluh murid itu tiba-tiba menjadi 'orang-orang hebat' daripada sebelumnya ? Mari kita pelajari apa rahasianya.

Pertama, karena Tuhan yang mengutus. Jika Tuhan yang memanggil dan mengutus kita untuk melayani-Nya, maka Tuhan pasti akan memperlengkapi kita dengan kuasa-Nya. Dia akan memberikan kuasa-Nya kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya (Markus 16:17-18). Jika saat ini Saudara menghadapi tantangan dan gangguan-gangguan dari kuasa kegelapan, percayalah bahwa kuasa Kristus yang ada dalam diri kita jauh lebih besar daripada segala kuasa yang ada di dunia ini. Tuhan sendiri yang akan menyatakan kuasa-Nya dan menyertai pelayanan kita, sehingga kita diberi otoritas untuk mengusir roh-roh jahat tersebut.

Kedua, menaati firman-Nya. Dalam Lukas 10:3-12 ada 'juklak' atau petunjuk pelaksanaan yang harus ditaati oleh ketujuh puluh murid Tuhan dalam menjalankan pelayanan yang dipercayakan kepada mereka. Ketaatan kita kepada firman-Nya akan membuat hati Tuhan menjadi 'lebih tergerak' untuk menyatakan kuasa-Nya kepada kita. Kuasa Kristus yang dinyatakan itu dimaksudkan-Nya bukan supaya kita menjadi orang yang sombong karena punya karunia khusus dalam pelayanan. Oleh sebab itu, perikop ini ditutup dengan satu ayat yang indah, yang mengingatkan kita agar tidak bersukacita karena roh-roh jahat takluk kepada kita, tetapi bersukacita karena nama kita terdaftar di sorga (Lukas 10:20). (DI)

Kuasa Kristus dinyatakan kepada orang yang diutus-

Nya.

Agar semua orang Kristen mengalami mukjizat kuasa

Tuhan.

“Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh…” Lukas 10:19

Lukas 10:17-20

minggu, 10 maret 2013

Kuasa Kristus Dampak Pelayanan

Sudahkah pelayananku berdampak bagi orang

lain?

Ya Tuhan, jadikan pelayananku berdampak positif bagi orang lain.

Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya,….Ia membawanya kepada Yesus.Yohanes 1:41-42

Yohanes 1:35-42

Ada beragam motivasi orang dalam melayani Tuhan. Di antaranya ada yang menyangkut kepentingan pribadi yaitu supaya mendapat pujian, dihormati dan terkenal di gereja. Mereka tidak mengerti betapa seriusnya ketika seseorang mengambil keputusan untuk melayani Tuhan akan membawa dampak besar bagi sesama dan bagi kemuliaan nama Tuhan. Untuk itu mari belajar dari murid Yesus yang pertama yang namanya tidak begitu terkenal, yaitu Andreas. Dampak positif yang bisa kita teladani dari Andreas antara lain, yang pertama kesungguhan imannya kepada Yesus. Pada waktu itu Andreas terkesan dengan ajaran-ajaran dan teladan hidup yang nyata dari Yohanes Pembaptis, sehingga Andreas memutuskan untuk sungguh-sungguh mencari Yesus sampai akhirnya bertemu secara pribadi. Hal ini dapat kita baca dari pernyataannya: “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)” (ayat 41). Kedua, membawa orang lain bertemu Yesus. Setelah perjumpaannya dengan Yesus, Andreas tidak menyimpan kabar sukacita itu bagi dirinya sendiri, namun dia mengajak saudaranya yang bernama Simon Petrus untuk berjumpa Yesus dan akhirnya Simon Petrus pun memutuskan untuk menjadi murid Yesus. Ketiga, Andreas memiliki kerendahan hati. Andreas tidak marah atau tersinggung ketika Simon Petrus lebih terkenal dibanding dirinya meskipun dialah yang memperkenalkan Simon Petrus kepada Yesus. Baginya bertemu dengan Yesus dan membawa orang lain untuk berjumpa Yesus jauh lebih penting dibandingkan kedudukan dalam pelayanan. Andreas telah memberikan dampak yang luar biasa dalam pelayanannya, bagaimana dengan kita? (LP)

senin, 11 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

Hakim-Hakim 7-9 Hakim-Hakim 10-12Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Banyak pemimpin mengalami dilema saat ia harus mengambil keputusan. Pada umumnya mereka sering diperhadapkan pada pilihan: bertindak tegas terhadap anak buah yang melakukan kesalahan dengan risiko bisa tidak disenangi, atau berkompromi dengan kesalahan sehingga disenangi orang, namun lambat laun akan merusak dan menghancurkan tatanan yang ada. Suatu saat Tuhan Yesus pergi ke Bait Allah dan melihat Bait Allah tidak lagi difungsikan dengan semestinya. Banyak orang berjualan hewan korban di sana seperti lembu, kambing domba, merpati, bahkan juga menjadi tempat tukar menukar uang. Tentunya mereka mencoba mengeruk keuntungan besar melalui bisnis semacam itu. Di mata orang mereka nampak berjasa dengan menyediakan keperluan untuk beribadah, namun di mata Tuhan Yesus mereka justru menjadikan Bait Allah itu sebagai sarang penyamun. Itulah sebabnya Tuhan Yesus bertindak tegas dengan mengusir mereka. Cinta Tuhan Yesus terhadap Bait Allah membuat-Nya tidak bisa berdiam diri melihat keadaan semacam itu. Mari kita juga belajar bertindak tegas terhadap hal-hal yang salah di hadapan Tuhan. Kita harus bertindak tegas terhadap dosa, apa pun bentuknya. Kita harus bertindak tegas terhadap orang-orang yang memang mau merusak dan tidak berdisiplin. Kita mulai dengan teguran lisan, tertulis, hingga disiplin yang lebih keras sesuai kewenangan yang Tuhan berikan kepada kita. Kita juga harus menjadi orang tua yang tegas terhadap anak-anak yang tidak mau hidup sesuai kehendak Tuhan. Pada mulanya mungkin mereka membenci kita, namun di kemudian hari mereka justru berterimakasih kepada kita. (PF)

Jadilah orang yang tegas terhadap orang yang tidak

bertindak benar.

Agar Tuhan memberikan keberanian kepada para

pemimpin untuk bertindak tegas.

“… Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.”

Yohanes 2:17

Yohanes 2:13-25

selasa, 12 maret 2013

Kedisiplinan memimpin kepada keberhasilan. Agar anak-anak Tuhan

mampu mendisiplin diri untuk pertumbuhan

rohaninya.

Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar, Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Markus 1:35

Matius 1:35-39

Selama Tuhan Yesus hidup dalam dunia, Ia telah memberikan teladan untuk dapat dicontoh oleh para murid dan semua pengikut-Nya. Salah satu teladan yang Yesus berikan adalah dalam hal kedisiplinan. Teladan kedisiplinan Yesus dapat kita lihat saat Ia mendisiplin diri untuk bersekutu dengan Bapa-Nya. Di tengah kesibukan untuk melayani dan mengajar, Yesus tetap mendisiplin dirinya untuk bersekutu dengan Bapa. Tidak hanya kedisiplinan berdoa tetapi juga dalam hal melakukan kehendak Bapa, Yesus melakukannya dengan penuh tanggung jawab. Sebagai wujud dari kedispilinan-Nya. Yesus mendisiplin diri-Nya untuk menggenapi janji Allah kepada manusia. Dengan penuh tanggung jawab Yesus mengajar, melakukan banyak mukjizat dan bahkan taat sampai mati di salib untuk menanggung dosa manusia. Tuhan Yesus juga menunjukkan kedisiplinan-Nya dalam hal penguasaan diri atau pengendalian diri. Ketika Yesus berpuasa selama empat puluh hari di padang gurun, datanglah pencobaan dari si Iblis. Namun Yesus mampu menguasai diri-Nya dari setiap cobaan si Iblis. Yesus tidak mengikuti jalan pikiran si Iblis, tetapi Ia berpikir dan berjalan sesuai dengan firman Tuhan. Tuhan Yesus telah memberikan teladan bagi kita dalam hal kedisiplinan. Kedisiplinan menuntut pengorbanan, penguasaan diri dan kesungguhan untuk tetap melakukannya. Berani mengorbankan kepentingan dan kesenangan diri sendiri serta memberi prioritas untuk melakukan sesuatu yang ingin kita capai. Marilah kita belajar dari keteladanan Yesus, agar melalui kedisiplinan yang kita lakukan hidup kita dapat menjadi berkat bagi orang lain dan memuliakan nama Tuhan.(YL)

rabu, 13 maret 2013

Ketegasan Teladan Kedisplinan-Nya

DOA DOA

renunganrenungan

Hakim-Hakim 7-9 Hakim-Hakim 10-12Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Banyak pemimpin mengalami dilema saat ia harus mengambil keputusan. Pada umumnya mereka sering diperhadapkan pada pilihan: bertindak tegas terhadap anak buah yang melakukan kesalahan dengan risiko bisa tidak disenangi, atau berkompromi dengan kesalahan sehingga disenangi orang, namun lambat laun akan merusak dan menghancurkan tatanan yang ada. Suatu saat Tuhan Yesus pergi ke Bait Allah dan melihat Bait Allah tidak lagi difungsikan dengan semestinya. Banyak orang berjualan hewan korban di sana seperti lembu, kambing domba, merpati, bahkan juga menjadi tempat tukar menukar uang. Tentunya mereka mencoba mengeruk keuntungan besar melalui bisnis semacam itu. Di mata orang mereka nampak berjasa dengan menyediakan keperluan untuk beribadah, namun di mata Tuhan Yesus mereka justru menjadikan Bait Allah itu sebagai sarang penyamun. Itulah sebabnya Tuhan Yesus bertindak tegas dengan mengusir mereka. Cinta Tuhan Yesus terhadap Bait Allah membuat-Nya tidak bisa berdiam diri melihat keadaan semacam itu. Mari kita juga belajar bertindak tegas terhadap hal-hal yang salah di hadapan Tuhan. Kita harus bertindak tegas terhadap dosa, apa pun bentuknya. Kita harus bertindak tegas terhadap orang-orang yang memang mau merusak dan tidak berdisiplin. Kita mulai dengan teguran lisan, tertulis, hingga disiplin yang lebih keras sesuai kewenangan yang Tuhan berikan kepada kita. Kita juga harus menjadi orang tua yang tegas terhadap anak-anak yang tidak mau hidup sesuai kehendak Tuhan. Pada mulanya mungkin mereka membenci kita, namun di kemudian hari mereka justru berterimakasih kepada kita. (PF)

Jadilah orang yang tegas terhadap orang yang tidak

bertindak benar.

Agar Tuhan memberikan keberanian kepada para

pemimpin untuk bertindak tegas.

“… Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.”

Yohanes 2:17

Yohanes 2:13-25

selasa, 12 maret 2013

Kedisiplinan memimpin kepada keberhasilan. Agar anak-anak Tuhan

mampu mendisiplin diri untuk pertumbuhan

rohaninya.

Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar, Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Markus 1:35

Matius 1:35-39

Selama Tuhan Yesus hidup dalam dunia, Ia telah memberikan teladan untuk dapat dicontoh oleh para murid dan semua pengikut-Nya. Salah satu teladan yang Yesus berikan adalah dalam hal kedisiplinan. Teladan kedisiplinan Yesus dapat kita lihat saat Ia mendisiplin diri untuk bersekutu dengan Bapa-Nya. Di tengah kesibukan untuk melayani dan mengajar, Yesus tetap mendisiplin dirinya untuk bersekutu dengan Bapa. Tidak hanya kedisiplinan berdoa tetapi juga dalam hal melakukan kehendak Bapa, Yesus melakukannya dengan penuh tanggung jawab. Sebagai wujud dari kedispilinan-Nya. Yesus mendisiplin diri-Nya untuk menggenapi janji Allah kepada manusia. Dengan penuh tanggung jawab Yesus mengajar, melakukan banyak mukjizat dan bahkan taat sampai mati di salib untuk menanggung dosa manusia. Tuhan Yesus juga menunjukkan kedisiplinan-Nya dalam hal penguasaan diri atau pengendalian diri. Ketika Yesus berpuasa selama empat puluh hari di padang gurun, datanglah pencobaan dari si Iblis. Namun Yesus mampu menguasai diri-Nya dari setiap cobaan si Iblis. Yesus tidak mengikuti jalan pikiran si Iblis, tetapi Ia berpikir dan berjalan sesuai dengan firman Tuhan. Tuhan Yesus telah memberikan teladan bagi kita dalam hal kedisiplinan. Kedisiplinan menuntut pengorbanan, penguasaan diri dan kesungguhan untuk tetap melakukannya. Berani mengorbankan kepentingan dan kesenangan diri sendiri serta memberi prioritas untuk melakukan sesuatu yang ingin kita capai. Marilah kita belajar dari keteladanan Yesus, agar melalui kedisiplinan yang kita lakukan hidup kita dapat menjadi berkat bagi orang lain dan memuliakan nama Tuhan.(YL)

rabu, 13 maret 2013

Ketegasan Teladan Kedisplinan-Nya

DOA DOA

renunganrenungan

Hakim-Hakim 13-15 Hakim-Hakim 16-18Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Dr. Philip Schaff, sejarahwan Kristen tersohor berkata: “Kita membaca tentang orang-orang Kristen yang dibelenggu dengan rantai yang panas membara; tentang api yang secara perlahan-lahan menyiksa sehingga mereka mengeliat kesakitan; tentang garam yang dicampur dengan cuka yang dituangkan di atas daging yang sedang berdarah; dan masih banyak lagi bentuk penyiksaan yang diterima orang Kristen. Semua itu mereka terima karena cinta dan imannya kepada Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena mereka percaya kebenaran, sehingga mereka berani menanggung semua penderitaan dan tidak satu kata pun keluar dari mulut mereka permohonan pembebasan dari penderitaan.” Apa yang melatarbelakangi keberanian mereka? Tidak lain adalah teladan keberanian Tuhan Yesus yang menjadi kata kunci dan motivasi mereka. Tuhan Yesus tahu bahwa saat penderitaan-Nya sudah dekat. Itu sebabnya Dia menjelaskan kepada para murid-murid-Nya bahwa “Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan... lalu dibunuh” (ayat 21). Saat Petrus mencoba meyakinkan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi, Tuhan Yesus marah dan berpaling kepada Petrus sambil berkata “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia” (ayat 23). Tuhan Yesus tidak gentar menjalani penderitaan sampai pada puncaknya yaitu di atas kayu salib. Keberanian yang dimiliki Yesus oleh karena Dia mengerti dengan benar rencana Allah yaitu menyelamatkan manusia. Bagi kita yang sudah diselamatkan dan berkomitmen mengikut Dia, ikutilah keberanian Yesus yaitu siap menghadapi segala bentuk penderitaan. (DW/LL)

Mengikut Yesus berani menanggung penderitaan.

Untuk saudara kita yang sedang mengalami aniaya agar diberi kekuatan oleh

Tuhan Yesus.

Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan… Matius 16:21

Matius 16:21-24

kamis, 14 maret 2013

Bukan orang sehat yang perlu dokter, tetapi orang

sakit.

Kesaksian Kristen di tengah masyarakat dan dunia

kerja.

Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius,datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Matius 9:10

Matius 9:9-13

Pernah dengar orang berkata: “...tuh lihat dia orangnya sok suci...”. Kata-kata tersebut seringkali ditujukan kepada seseorang yang tidak mau bergaul dengan kebanyakan orang. Demi alasan agama, ada orang yang tidak mau berteman bahkan bertegur sapa dengan orang yang tidak sama agamanya. Lebih ekstrim lagi, tidak mau berteman dengan orang yang berbeda aliran agamanya. Bisa dibilang orang demikian mempraktikkan arogansi atau sifat sombong. Sebaliknya, ada orang yang fleksibel sekali. Dia mau bergaul dengan sembarang orang. Orang tersebut sangat kompromistis terhadap perbuatan dan keyakinan orang di sekitarnya. Akibatnya, orang demikian tidak nampak identitas diri sendiri. Di lingkungan yang baik, dia nampak baik; di lingkungan yang jahat, dia bisa menjadi jahat. Bagaimana dengan teladan Yesus Kristus? Satu kali Yesus datang ke rumah Matius yang sedang mengadakan jamuan makan. Hadir di sana banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan Yesus ada di antara mereka. Orang Farisi protes dan mengecam Yesus karena mau berkumpul dengan pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Yesus sebagai tokoh rohani yang mengajar hidup suci dipandang orang Farisi tidak patut berada di lingkungan orang-orang yang berdosa. Yesus Kristus membenci dosa, tetapi mengasihi orang berdosa! Itu sebabnya Dia tidak menjauhi orang-orang berdosa, justru berharap orang berdosa bisa mendengar Kabar Baik yaitu Injil keselamatan. Demikian juga hendaknya kita tidak “arogan” yaitu memandang rendah orang-orang berdosa tetapi justru seharusnya kita sampaikan Kabar Baik kepada mereka. (LB)

jumat, 15 maret 2013

Teladan Keberanian-Nya Anti Arogansi

DOA DOA

renunganrenungan

Hakim-Hakim 13-15 Hakim-Hakim 16-18Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Dr. Philip Schaff, sejarahwan Kristen tersohor berkata: “Kita membaca tentang orang-orang Kristen yang dibelenggu dengan rantai yang panas membara; tentang api yang secara perlahan-lahan menyiksa sehingga mereka mengeliat kesakitan; tentang garam yang dicampur dengan cuka yang dituangkan di atas daging yang sedang berdarah; dan masih banyak lagi bentuk penyiksaan yang diterima orang Kristen. Semua itu mereka terima karena cinta dan imannya kepada Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena mereka percaya kebenaran, sehingga mereka berani menanggung semua penderitaan dan tidak satu kata pun keluar dari mulut mereka permohonan pembebasan dari penderitaan.” Apa yang melatarbelakangi keberanian mereka? Tidak lain adalah teladan keberanian Tuhan Yesus yang menjadi kata kunci dan motivasi mereka. Tuhan Yesus tahu bahwa saat penderitaan-Nya sudah dekat. Itu sebabnya Dia menjelaskan kepada para murid-murid-Nya bahwa “Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan... lalu dibunuh” (ayat 21). Saat Petrus mencoba meyakinkan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi, Tuhan Yesus marah dan berpaling kepada Petrus sambil berkata “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia” (ayat 23). Tuhan Yesus tidak gentar menjalani penderitaan sampai pada puncaknya yaitu di atas kayu salib. Keberanian yang dimiliki Yesus oleh karena Dia mengerti dengan benar rencana Allah yaitu menyelamatkan manusia. Bagi kita yang sudah diselamatkan dan berkomitmen mengikut Dia, ikutilah keberanian Yesus yaitu siap menghadapi segala bentuk penderitaan. (DW/LL)

Mengikut Yesus berani menanggung penderitaan.

Untuk saudara kita yang sedang mengalami aniaya agar diberi kekuatan oleh

Tuhan Yesus.

Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan… Matius 16:21

Matius 16:21-24

kamis, 14 maret 2013

Bukan orang sehat yang perlu dokter, tetapi orang

sakit.

Kesaksian Kristen di tengah masyarakat dan dunia

kerja.

Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius,datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Matius 9:10

Matius 9:9-13

Pernah dengar orang berkata: “...tuh lihat dia orangnya sok suci...”. Kata-kata tersebut seringkali ditujukan kepada seseorang yang tidak mau bergaul dengan kebanyakan orang. Demi alasan agama, ada orang yang tidak mau berteman bahkan bertegur sapa dengan orang yang tidak sama agamanya. Lebih ekstrim lagi, tidak mau berteman dengan orang yang berbeda aliran agamanya. Bisa dibilang orang demikian mempraktikkan arogansi atau sifat sombong. Sebaliknya, ada orang yang fleksibel sekali. Dia mau bergaul dengan sembarang orang. Orang tersebut sangat kompromistis terhadap perbuatan dan keyakinan orang di sekitarnya. Akibatnya, orang demikian tidak nampak identitas diri sendiri. Di lingkungan yang baik, dia nampak baik; di lingkungan yang jahat, dia bisa menjadi jahat. Bagaimana dengan teladan Yesus Kristus? Satu kali Yesus datang ke rumah Matius yang sedang mengadakan jamuan makan. Hadir di sana banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan Yesus ada di antara mereka. Orang Farisi protes dan mengecam Yesus karena mau berkumpul dengan pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Yesus sebagai tokoh rohani yang mengajar hidup suci dipandang orang Farisi tidak patut berada di lingkungan orang-orang yang berdosa. Yesus Kristus membenci dosa, tetapi mengasihi orang berdosa! Itu sebabnya Dia tidak menjauhi orang-orang berdosa, justru berharap orang berdosa bisa mendengar Kabar Baik yaitu Injil keselamatan. Demikian juga hendaknya kita tidak “arogan” yaitu memandang rendah orang-orang berdosa tetapi justru seharusnya kita sampaikan Kabar Baik kepada mereka. (LB)

jumat, 15 maret 2013

Teladan Keberanian-Nya Anti Arogansi

DOA DOA

renunganrenungan

Hakim-Hakim 19-21 Rut 1-4Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Sesungguhnya manusia menyadari bahwa ada Allah yang menciptakan dunia ini dan segala isinya. Dengan segala usaha manusia mencari figur Allah dan menggambarkan-Nya menurut pikiran mereka sendiri.

Ketika Paulus berada di kota Atena, hatinya sangat sedih. Mengapa? Karena kota itu penuh dengan patung-patung, apalagi ketika ia menjumpai sebuah mezbah dengan tulisan: “Kepada Allah yang tidak dikenal”. Sungguh kasihan penduduk Atena! Mereka tidak mengenal Allah yang mereka sembah, lagipula mereka memahami Allah yang Mahabesar dengan begitu sempitnya. Itu sebabnya ketika Paulus diberi kesempatan oleh para ahli pikir di situ, ia menjelaskan figur Allah yang sebenarnya. Pertama, Allah adalah Tuhan atas langit dan bumi yang tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia (ayat 24). Kedua, Allah memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang (ayat 25). Ketiga, Allah adalah pencipta semua bangsa dan umat manusia. Ia mengatur musim dan batas-batas kediaman manusia (ayat 26). Keempat, Ia adalah Allah yang ilahi, tidak terbuat dari bahan materi seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.

Saat itu Paulus dengan berani menyuruh mereka bertobat kepada Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus yang telah datang menghampiri manusia dan rela mati disalib tetapi telah bangkit dari kematian dan yang akan menghakimi dunia ini. Sekalipun ada orang yang mengejeknya, tetapi ada juga yang menjadi percaya kepada Allah yang benar yang disembah Paulus (ayat 34). Puji Tuhan!

Biarlah kita memiliki kerinduan yang sama seperti Paulus untuk memperkenalkan Tuhan Yesus Kristus sebagai Allah yang sejati. (LL)

Hanya Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus yang

layak kita sembah.

Tuhan Yesus Krisus, kami rindu banyak orang

mengenal-Mu dan percaya kepada-Mu.

Supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Kisah Para Rasul 17:27

Figur AllahKisah Para Rasul 17:16-34

sabtu, 16 maret 2013

Jika kita mengatakan hidup di dalam Kristus, tetapi tidak meneladani

Kristus, itu omong kosong.

Tuhan, berikan kemampuan kepada kami untuk taat

kepada-Mu.

"Ya BapaKu, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." Lukas 22:42

Ketaatan KristusLukas 22:39-46

Mengerti dan menjalankan kehendak Allah dengan taat bukanlah hal yang mudah. Untuk itu kita perlu mempelajari prinsip-prinsip yang Tuhan Yesus lakukan sebagai bukti ketaatan-Nya dalam melakukan kehendak Bapa-Nya. Pernyataan Yesus “...bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi," merupakan bukti kerelaan-Nya untuk menaati kehendak Bapa. Berikut beberapa prinsip ketaatan Yesus yang bisa kita teladani: pertama, Ia selalu berjalan di dalam kehendak Allah. Tuhan Yesus datang ke dunia ini dengan tujuan yang jelas yaitu menjalankan kehendak Allah. Ia mempersembahkan tubuh-Nya sebagai persembahan yang sempurna untuk menghapuskan dosa manusia (Ibrani 10:10). Kedua, memprioritaskan kehendak Allah. Ketika Yesus mengajar berdoa kepada murid-murid-Nya, kehendak Allah menjadi prioritas utama: “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga” menandakan keinginan Yesus yang utama adalah memprioritaskan kehendak Bapa dalam kehidupan-Nya. Ketiga, sama sekali tidak mau menjalankan kehendak sendiri. Hal itu ditunjukkan Yesus di dalam setiap tutur kata, tingkah laku dan perbuatan-Nya, Di dalam Yohanes 12:48-49 Ia mengatakan, “Aku tidak menuruti kehendak-Ku...” semua yang diucapkan adalah kehendak Bapa. Termasuk dalam pergumulan di taman Getsemani tidak ada sepatah kata pun yang menunjukkan keinginan diri sendiri. Inilah teladan Tuhan kita Yesus Kristus. Dari teladan Yesus ini kita mengetahui bagaimana menjadi orang Kristen yang hidup dalam ketaatan menjalankan kehendak Tuhan. Sudahkah kita rela menjadi orang Kristen yang memikul salib dan menyangkal diri? (PS)

minggu, 17 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

Hakim-Hakim 19-21 Rut 1-4Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Sesungguhnya manusia menyadari bahwa ada Allah yang menciptakan dunia ini dan segala isinya. Dengan segala usaha manusia mencari figur Allah dan menggambarkan-Nya menurut pikiran mereka sendiri.

Ketika Paulus berada di kota Atena, hatinya sangat sedih. Mengapa? Karena kota itu penuh dengan patung-patung, apalagi ketika ia menjumpai sebuah mezbah dengan tulisan: “Kepada Allah yang tidak dikenal”. Sungguh kasihan penduduk Atena! Mereka tidak mengenal Allah yang mereka sembah, lagipula mereka memahami Allah yang Mahabesar dengan begitu sempitnya. Itu sebabnya ketika Paulus diberi kesempatan oleh para ahli pikir di situ, ia menjelaskan figur Allah yang sebenarnya. Pertama, Allah adalah Tuhan atas langit dan bumi yang tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia (ayat 24). Kedua, Allah memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang (ayat 25). Ketiga, Allah adalah pencipta semua bangsa dan umat manusia. Ia mengatur musim dan batas-batas kediaman manusia (ayat 26). Keempat, Ia adalah Allah yang ilahi, tidak terbuat dari bahan materi seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.

Saat itu Paulus dengan berani menyuruh mereka bertobat kepada Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus yang telah datang menghampiri manusia dan rela mati disalib tetapi telah bangkit dari kematian dan yang akan menghakimi dunia ini. Sekalipun ada orang yang mengejeknya, tetapi ada juga yang menjadi percaya kepada Allah yang benar yang disembah Paulus (ayat 34). Puji Tuhan!

Biarlah kita memiliki kerinduan yang sama seperti Paulus untuk memperkenalkan Tuhan Yesus Kristus sebagai Allah yang sejati. (LL)

Hanya Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus yang

layak kita sembah.

Tuhan Yesus Krisus, kami rindu banyak orang

mengenal-Mu dan percaya kepada-Mu.

Supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Kisah Para Rasul 17:27

Figur AllahKisah Para Rasul 17:16-34

sabtu, 16 maret 2013

Jika kita mengatakan hidup di dalam Kristus, tetapi tidak meneladani

Kristus, itu omong kosong.

Tuhan, berikan kemampuan kepada kami untuk taat

kepada-Mu.

"Ya BapaKu, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." Lukas 22:42

Ketaatan KristusLukas 22:39-46

Mengerti dan menjalankan kehendak Allah dengan taat bukanlah hal yang mudah. Untuk itu kita perlu mempelajari prinsip-prinsip yang Tuhan Yesus lakukan sebagai bukti ketaatan-Nya dalam melakukan kehendak Bapa-Nya. Pernyataan Yesus “...bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi," merupakan bukti kerelaan-Nya untuk menaati kehendak Bapa. Berikut beberapa prinsip ketaatan Yesus yang bisa kita teladani: pertama, Ia selalu berjalan di dalam kehendak Allah. Tuhan Yesus datang ke dunia ini dengan tujuan yang jelas yaitu menjalankan kehendak Allah. Ia mempersembahkan tubuh-Nya sebagai persembahan yang sempurna untuk menghapuskan dosa manusia (Ibrani 10:10). Kedua, memprioritaskan kehendak Allah. Ketika Yesus mengajar berdoa kepada murid-murid-Nya, kehendak Allah menjadi prioritas utama: “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga” menandakan keinginan Yesus yang utama adalah memprioritaskan kehendak Bapa dalam kehidupan-Nya. Ketiga, sama sekali tidak mau menjalankan kehendak sendiri. Hal itu ditunjukkan Yesus di dalam setiap tutur kata, tingkah laku dan perbuatan-Nya, Di dalam Yohanes 12:48-49 Ia mengatakan, “Aku tidak menuruti kehendak-Ku...” semua yang diucapkan adalah kehendak Bapa. Termasuk dalam pergumulan di taman Getsemani tidak ada sepatah kata pun yang menunjukkan keinginan diri sendiri. Inilah teladan Tuhan kita Yesus Kristus. Dari teladan Yesus ini kita mengetahui bagaimana menjadi orang Kristen yang hidup dalam ketaatan menjalankan kehendak Tuhan. Sudahkah kita rela menjadi orang Kristen yang memikul salib dan menyangkal diri? (PS)

minggu, 17 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

1 Samuel 1-3 1 Samuel 4-7Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Ada sebuah ilustrasi tentang tiga orang, sebut saja si A, si B, dan si C. Mereka diberi tugas oleh Tuhan untuk memikul salib yang sama besar dan sangat berat menuju ke puncak sebuah bukit. Di sana Tuhan berjanji akan menjemput mereka ke sorga. Di tengah jalan ketiga orang itu melihat sebuah gergaji. Si B mulai berpikir dan menghasut kedua temannya untuk memotong salib mereka supaya salib itu menjadi ringan. Singkat cerita si B memotong salibnya, sehingga dengan mudah mendahului kedua temannya. Sampai di puncak bukit, terlihat sebuah jurang yang lebar yang memisahkan puncak bukit itu dengan gerbang sorga. Namun si B tidak bisa menyeberangi jurang tersebut. Beberapa saat kemudian, si A dan si C tiba di puncak bukit tersebut. Mereka bergegas meletakkan salib mereka dan mulai menyeberang, setelah sampai tiba-tiba salib itu menghilang.

Saudara, seringkali dalam hidup ini kita juga berlaku sama seperti si B yang tidak berani mengambil risiko. Krisis-krisis kehidupan yang kita alami, membuat kita enggan membuat jejak baru dalam lembaran hidup ini, termasuk ketika kita harus mempertahankan iman kita saat menghadapi tantangan. Hitunglah berapa banyak orang Kristen yang duduk dalam pemerintahan terjebak dalam kasus KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Siapa pun yang mengaku percaya kepada Kristus seharusnya berani mengambil risiko yaitu menyangkal diri dan memikul salib. Artinya menyangkal keinginan kita sendiri, seperti hawa nafsu, keinginan daging, keserakahan, dan sebagainya untuk mengikuti kehendak Allah. Bahkan kita harus berani menyuarakan kebenaran dan keadilan sekalipun harus menghadapi risiko yang berat. Inilah yang disebut salib.

Jangan pernah takut karena Tuhan selalu menyertai kita asal kita hidup di jalan-Nya. (LP)

Memikul salib memang sakit pada awalnya tapi

berbuah manis pada akhirnya.

Anak Tuhan yang duduk di pemerintahan berani

menyuarakan kebenaran dan keadilan.

Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harusmenyangkal dirinya, memikul salibnya danmengikut Aku. Markus 8:34

Berani Ambil RisikoMarkus 8:34–38

senin, 18 maret 2013

Kesetiaan sejati adalah kesetiaan sampai mati. Agar semua orang percaya

tetap setia kepada Tuhan, apa pun yang terjadi.

…, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.Filipi 2:8

Setia Sampai MatiFilipi 2:1-11

Dalam sejarah nasional, kita mengenal seorang pahlawan bernama Laksamana Madya Yos Sudarso. Ia adalah Kepala Staf Angkatan Laut yang mati di medan laga dalam peperangan di Laut Aru pada bulan Januari 1962. Ia gugur di atas KRI Macan Tutul di Laut Aru. Ia setia dalam menjalankan tugasnya, setia sampai mati. Demikian pula dengan Tuhan kita Yesus Kristus. Ia datang ke dalam dunia ini dengan tugas yaitu menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Matius 1:21). Dimulai dengan kesederhanaan yaitu rela lahir di palungan. Kemudian Ia melayani tanpa fasilitas yang memadai, karena ''tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya' (Matius 8:20). Ia menyembuhkan banyak orang namun dianggap sebagai Baalzebul, penghulu setan, yang mempraktikkan kuasa kegelapan (Matius 11:24). Ketika Ia mengampuni orang yang berdosa, Ia dianggap menghujat Allah (Lukas 5:21). Ia masuk kota Yerusalem hanya dengan menunggang seekor keledai (Yohanes 12:14-15). Bagi kebanyakan orang, perlakuan-perlakuan semacam itu dapat membuatnya undur dari tugas yang diberikan kepadanya. Namun Tuhan Yesus tidak demikian. Perlakuan yang kurang patut bagi-Nya ditanggung-Nya dengan penuh kerendahan hati sebagai seorang hamba. Ia tetap melanjutkan tugas penyelamatan itu dengan menanggung penderitaan siksaan, memikul salib-Nya, bahkan sampai mati di kayu salib. Milikilah semangat pengabdian kepada Tuhan dan sesama seperti yang Tuhan Yesus miliki, yaitu setia sampai mati. Sebagaimana kemudian Yesus Kristus memperoleh kemuliaan di balik salib-Nya yaitu dengan kebangkitan dan kenaikan-Nya ke sorga, maka bagi kita pun telah disediakan mahkota kehidupan (Wahyu 2:10). (PF)

selasa, 19 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

1 Samuel 1-3 1 Samuel 4-7Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Ada sebuah ilustrasi tentang tiga orang, sebut saja si A, si B, dan si C. Mereka diberi tugas oleh Tuhan untuk memikul salib yang sama besar dan sangat berat menuju ke puncak sebuah bukit. Di sana Tuhan berjanji akan menjemput mereka ke sorga. Di tengah jalan ketiga orang itu melihat sebuah gergaji. Si B mulai berpikir dan menghasut kedua temannya untuk memotong salib mereka supaya salib itu menjadi ringan. Singkat cerita si B memotong salibnya, sehingga dengan mudah mendahului kedua temannya. Sampai di puncak bukit, terlihat sebuah jurang yang lebar yang memisahkan puncak bukit itu dengan gerbang sorga. Namun si B tidak bisa menyeberangi jurang tersebut. Beberapa saat kemudian, si A dan si C tiba di puncak bukit tersebut. Mereka bergegas meletakkan salib mereka dan mulai menyeberang, setelah sampai tiba-tiba salib itu menghilang.

Saudara, seringkali dalam hidup ini kita juga berlaku sama seperti si B yang tidak berani mengambil risiko. Krisis-krisis kehidupan yang kita alami, membuat kita enggan membuat jejak baru dalam lembaran hidup ini, termasuk ketika kita harus mempertahankan iman kita saat menghadapi tantangan. Hitunglah berapa banyak orang Kristen yang duduk dalam pemerintahan terjebak dalam kasus KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Siapa pun yang mengaku percaya kepada Kristus seharusnya berani mengambil risiko yaitu menyangkal diri dan memikul salib. Artinya menyangkal keinginan kita sendiri, seperti hawa nafsu, keinginan daging, keserakahan, dan sebagainya untuk mengikuti kehendak Allah. Bahkan kita harus berani menyuarakan kebenaran dan keadilan sekalipun harus menghadapi risiko yang berat. Inilah yang disebut salib.

Jangan pernah takut karena Tuhan selalu menyertai kita asal kita hidup di jalan-Nya. (LP)

Memikul salib memang sakit pada awalnya tapi

berbuah manis pada akhirnya.

Anak Tuhan yang duduk di pemerintahan berani

menyuarakan kebenaran dan keadilan.

Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harusmenyangkal dirinya, memikul salibnya danmengikut Aku. Markus 8:34

Berani Ambil RisikoMarkus 8:34–38

senin, 18 maret 2013

Kesetiaan sejati adalah kesetiaan sampai mati. Agar semua orang percaya

tetap setia kepada Tuhan, apa pun yang terjadi.

…, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.Filipi 2:8

Setia Sampai MatiFilipi 2:1-11

Dalam sejarah nasional, kita mengenal seorang pahlawan bernama Laksamana Madya Yos Sudarso. Ia adalah Kepala Staf Angkatan Laut yang mati di medan laga dalam peperangan di Laut Aru pada bulan Januari 1962. Ia gugur di atas KRI Macan Tutul di Laut Aru. Ia setia dalam menjalankan tugasnya, setia sampai mati. Demikian pula dengan Tuhan kita Yesus Kristus. Ia datang ke dalam dunia ini dengan tugas yaitu menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Matius 1:21). Dimulai dengan kesederhanaan yaitu rela lahir di palungan. Kemudian Ia melayani tanpa fasilitas yang memadai, karena ''tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya' (Matius 8:20). Ia menyembuhkan banyak orang namun dianggap sebagai Baalzebul, penghulu setan, yang mempraktikkan kuasa kegelapan (Matius 11:24). Ketika Ia mengampuni orang yang berdosa, Ia dianggap menghujat Allah (Lukas 5:21). Ia masuk kota Yerusalem hanya dengan menunggang seekor keledai (Yohanes 12:14-15). Bagi kebanyakan orang, perlakuan-perlakuan semacam itu dapat membuatnya undur dari tugas yang diberikan kepadanya. Namun Tuhan Yesus tidak demikian. Perlakuan yang kurang patut bagi-Nya ditanggung-Nya dengan penuh kerendahan hati sebagai seorang hamba. Ia tetap melanjutkan tugas penyelamatan itu dengan menanggung penderitaan siksaan, memikul salib-Nya, bahkan sampai mati di kayu salib. Milikilah semangat pengabdian kepada Tuhan dan sesama seperti yang Tuhan Yesus miliki, yaitu setia sampai mati. Sebagaimana kemudian Yesus Kristus memperoleh kemuliaan di balik salib-Nya yaitu dengan kebangkitan dan kenaikan-Nya ke sorga, maka bagi kita pun telah disediakan mahkota kehidupan (Wahyu 2:10). (PF)

selasa, 19 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

1 Samuel 8-10 1 Samuel 11-13Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Ada orang yang lebih gemar menonjolkan diri, suka tampil di depan dan enggan merendahkan dirinya. Ia rela bersitegang dan berkonflik dengan orang lain demi memperebutkan posisi yang utama! Itu sebabnya manusia sering terjebak untuk saling menekan, merendahkan dan kalau terpaksa tega menghancurkan orang lain asal diri sendiri keluar sebagai pemenang. Semangat demikian kadang juga muncul dalam tabiat orang Kristen. Tuhan Yesus mengajarkan sebaliknya! Dia bahkan memberi teladan melalui hidup-Nya. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa hidup adalah untuk “melayani bukan dilayani”. Melayani sebagai hamba! Hamba adalah status yang lebih rendah dari buruh kasar. Seorang hamba tidak menuntut hak, tetapi seratus persen memberikan dirinya untuk melayani sang tuan. Tuhan Yesus datang ke dunia, seluruh hidup-Nya dicurahkan untuk kepentingan umat manusia. Dia rela berkorban bahkan puncak pengorbanan-Nya sempurna dinyatakan dalam ketaatan sampai mati di atas kayu salib. Dia rela dihancurkan dan mati untuk manusia berdosa, agar mereka yang percaya kepada pengorbanan-Nya dipulihkan, tidak binasa tetapi beroleh hidup kekal. Semangat menjadi hamba yang rela melayani bahkan berkorban seperti Tuhan Yesus Kristus patut direnungkan secara mendalam oleh para pengikut Kristus masa kini. Masihkah dalam rumah tangga ada semangat melayani satu terhadap yang lain? Di kantor dan dunia kerja, adakah pegawai Kristen menunjukkan semangat melayani, juga majikan Kristen yang tidak merendahkan buruh/karyawan tetapi menghargai mereka secara layak? (LB)

Berkorban adalah hakikat terdalam dari sebuah

pelayanan.

Kerelaan para pengerja Kristen untuk melayani.

Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Markus 10:45

Berkorban Sampai Akhir Penuh KasihMarkus 10:35–45

rabu, 20 maret 2013

Hati Allah adalah hati yang penuh kasih.

Aku mau selalu berada di dalam kasih-Mu ya Tuhan supaya di dalam diriku terpancar kasih-Mu.

Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. 1 Yohanes 4:10

1 Yohanes 4:7-21

Banyak orang hidupnya merasa hampa dan tak berarti karena tidak mendapatkan kasih sayang. Anak berontak pada orang tua dengan cara melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji karena tidak mendapat kasih sayang dari orang tuanya. Hubungan suami dan istri tidak lagi harmonis karena telah kehilangan kasih. Begitu juga hubungan antarteman menjadi putus karena tidak ada rasa saling mengasihi. Itu artinya bahwa setiap orang membutuhkan kasih. Kasih kepada sesama sifatnya saling memberi dan menerima. Jika seseorang menuntut kasih sayang dari orang tua, suami atau istri, anak dan sahabat, suatu saat akan kecewa karena kasih manusia seringkali ada pamrih dan tidak tulus.

Berbeda dengan kasih Allah. Ia tidak menuntut, tulus dan tanpa pamrih; tidak memandang status sosial, kaya atau miskin, berpendidikan atau tidak, dan seterusnya. Bahkan karena kasih-Nya ia rela berkorban bagi kita umat manusia. Mengapa demikian? Karena Allah adalah kasih. Kasih Allah itu sempurna. Di dalam diri Allah memancar kasih ilahi. Dikatakan oleh Paulus, “Betapa lebarnya dan panjangnya dan dalamnya kasih Kristus” (Efesus 3:18). Kasih Allah kepada manusia diwujudkan dengan cara Ia mengutus anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia ini supaya kita hidup di dalam Dia. Jika kita hidup di dalam Dia, maka kita berdamai dengan Dia. Kita tidak lagi menjadi “musuh” Allah dan kita akan memiliki kasih Allah. Jika kita memiliki kasih Allah, kita bisa mengasihi Allah dan mengasihi sesama dengan tulus hati.

Milikilah kasih Allah, maka hidup kita akan berarti. Kita tidak lagi menuntut untuk dikasihi, sebaliknya kita mengasihi seperti Allah mengasihi umat-Nya. (LL)

kamis, 21 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

1 Samuel 8-10 1 Samuel 11-13Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Ada orang yang lebih gemar menonjolkan diri, suka tampil di depan dan enggan merendahkan dirinya. Ia rela bersitegang dan berkonflik dengan orang lain demi memperebutkan posisi yang utama! Itu sebabnya manusia sering terjebak untuk saling menekan, merendahkan dan kalau terpaksa tega menghancurkan orang lain asal diri sendiri keluar sebagai pemenang. Semangat demikian kadang juga muncul dalam tabiat orang Kristen. Tuhan Yesus mengajarkan sebaliknya! Dia bahkan memberi teladan melalui hidup-Nya. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa hidup adalah untuk “melayani bukan dilayani”. Melayani sebagai hamba! Hamba adalah status yang lebih rendah dari buruh kasar. Seorang hamba tidak menuntut hak, tetapi seratus persen memberikan dirinya untuk melayani sang tuan. Tuhan Yesus datang ke dunia, seluruh hidup-Nya dicurahkan untuk kepentingan umat manusia. Dia rela berkorban bahkan puncak pengorbanan-Nya sempurna dinyatakan dalam ketaatan sampai mati di atas kayu salib. Dia rela dihancurkan dan mati untuk manusia berdosa, agar mereka yang percaya kepada pengorbanan-Nya dipulihkan, tidak binasa tetapi beroleh hidup kekal. Semangat menjadi hamba yang rela melayani bahkan berkorban seperti Tuhan Yesus Kristus patut direnungkan secara mendalam oleh para pengikut Kristus masa kini. Masihkah dalam rumah tangga ada semangat melayani satu terhadap yang lain? Di kantor dan dunia kerja, adakah pegawai Kristen menunjukkan semangat melayani, juga majikan Kristen yang tidak merendahkan buruh/karyawan tetapi menghargai mereka secara layak? (LB)

Berkorban adalah hakikat terdalam dari sebuah

pelayanan.

Kerelaan para pengerja Kristen untuk melayani.

Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Markus 10:45

Berkorban Sampai Akhir Penuh KasihMarkus 10:35–45

rabu, 20 maret 2013

Hati Allah adalah hati yang penuh kasih.

Aku mau selalu berada di dalam kasih-Mu ya Tuhan supaya di dalam diriku terpancar kasih-Mu.

Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. 1 Yohanes 4:10

1 Yohanes 4:7-21

Banyak orang hidupnya merasa hampa dan tak berarti karena tidak mendapatkan kasih sayang. Anak berontak pada orang tua dengan cara melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji karena tidak mendapat kasih sayang dari orang tuanya. Hubungan suami dan istri tidak lagi harmonis karena telah kehilangan kasih. Begitu juga hubungan antarteman menjadi putus karena tidak ada rasa saling mengasihi. Itu artinya bahwa setiap orang membutuhkan kasih. Kasih kepada sesama sifatnya saling memberi dan menerima. Jika seseorang menuntut kasih sayang dari orang tua, suami atau istri, anak dan sahabat, suatu saat akan kecewa karena kasih manusia seringkali ada pamrih dan tidak tulus.

Berbeda dengan kasih Allah. Ia tidak menuntut, tulus dan tanpa pamrih; tidak memandang status sosial, kaya atau miskin, berpendidikan atau tidak, dan seterusnya. Bahkan karena kasih-Nya ia rela berkorban bagi kita umat manusia. Mengapa demikian? Karena Allah adalah kasih. Kasih Allah itu sempurna. Di dalam diri Allah memancar kasih ilahi. Dikatakan oleh Paulus, “Betapa lebarnya dan panjangnya dan dalamnya kasih Kristus” (Efesus 3:18). Kasih Allah kepada manusia diwujudkan dengan cara Ia mengutus anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia ini supaya kita hidup di dalam Dia. Jika kita hidup di dalam Dia, maka kita berdamai dengan Dia. Kita tidak lagi menjadi “musuh” Allah dan kita akan memiliki kasih Allah. Jika kita memiliki kasih Allah, kita bisa mengasihi Allah dan mengasihi sesama dengan tulus hati.

Milikilah kasih Allah, maka hidup kita akan berarti. Kita tidak lagi menuntut untuk dikasihi, sebaliknya kita mengasihi seperti Allah mengasihi umat-Nya. (LL)

kamis, 21 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

1 Samuel 14-15 1 Samuel 16-18Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Kisah perjamuan paskah yang disertai pembasuhan kaki menjadi sebuah kisah yang tak asing lagi bagi umat kristiani. Dalam peristiwa ini tersirat banyak makna. Yesus benar-benar menjadi figur yang sempurna untuk diteladani. Ada dua hal yang dapat kita teladani dalam kisah ini ialah kasih dan kerendahan hati-Nya. Teladan pertama, kasih. Di ayat pertama “...Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-muridNya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.” dijelaskan tentang bagaimana Yesus tidak pernah berubah kasih-Nya kepada murid-murid-Nya, mulai dari sejak awal Ia bertemu dan memanggil mereka, sampai pada akhirnya di mana nantinya Ia akan meninggalkan mereka. Di dalam kemahatahuan Yesus sebagai Tuhan, Ia tahu dengan tepat apa yang akan terjadi dengan diri-Nya, Petrus yang akan menyangkal-Nya sebanyak tiga kali (Yohanes 13:36-38) dan Yudas yang akan menjual-Nya (Yohanes 13:21-30). Namun sekalipun demikian Yesus masih mengasihi mereka, bentuk kasih-Nya ditunjukkan melalui peringatan yang Yesus berikan kepada mereka. Teladan kedua, rendah hati. “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu” (ayat 14). Sudah menjadi hal yang umum di dunia ini jika seorang pemimpin besar atau penguasa wajib dilayani oleh bawahan mereka. Namun tidak demikian halnya dengan Yesus. Ia memberikan sebuah teladan yang berbeda. Yesus sebagai Tuhan yang paling berkuasa diseluruh alam semesta dan Guru yang Agung membasuh kaki para murid-Nya yang adalah para nelayan, pemungut cukai dan orang berdosa. Ini menjadi sebuah bukti bahwa Yesus datang ke dalam dunia untuk melayani dan menyelamatkan orang berdosa, miskin dan terhina. Bagaimana dengan kita sebagai pengikut-Nya? (MI)

Meneladani Yesus berarti mencontoh kasih dan kerendahan hati-Nya.

setiap orang percaya agar dapat meneladani kasih

dan kerendahan hati Yesus dalam hidup mereka

sehari-hari.

Sebab Aku telah memberikan suatu teladankepada kamu, supaya kamu juga berbuat samaseperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Yohanes 13:15

Teladan yang SempurnaYohanes 13:1-20

jumat, 22 maret 2013

Oleh karya salib Kristus hidup kita telah ditebus.

Agar pemberitaan tentang Salib Kristus berkumandang

terus.

…, sesudah Ia mengadakan pendamaian olehdarah salib Kristus.Kolose 1:20

Salib Yang MemulihkanKolose 1:13-23

“Tidak ada gading yang tak retak”, itulah pepatah yang menunjukkan bahwa tidak ada orang yang tidak pernah melakukan kesalahan. Itu berarti kita harus memberi maaf kepada orang yang telah bersalah kepada kita. Namun seringkali pemberian maaf hanya di bibir mulut saja, tidak dari dalam hati yang tulus. Padahal dengan memaafkan secara tulus akan memulihkan hubungan yang retak. Pemberian maaf membuka pintu rekonsiliasi atau pendamaian. Yang tadinya adalah musuh kini bersekutu kembali.

Kondisi manusia yang berdosa menempatkannya sebagai musuh Allah. Orang yang berdosa kehilangan kemuliaan Allah, terpisah dari Allah. Keterpisahan ini membuat manusia menuju kepada kebinasaan. Namun dengan kematian Yesus Kristus di kayu salib, mereka yang percaya kembali diperdamaikan dengan Allah. Hubungan dengan Allah dipulihkan. Akibat pemulihan ini sungguh luar biasa yaitu dilepaskan dari kuasa kegelapan (ayat 13), memperoleh pengampunan dosa (ayat 14), memperoleh apa yang kita butuhkan yang berarti hidup dalam pemeliharaan Allah (ayat 17), ditempatkan di hadapan Allah tanpa cacat dan cela, dan memperoleh keselamatan kekal (ayat 22).

Semua berkat jasmani dan rohani ini harus kita nikmati dengan penuh sukacita. Pemulihan hubungan mendatangkan sukacita besar, sebagaimana ada sukacita besar ketika anak bungsu yang hilang telah kembali kepada bapanya (Luk. 15:32).

Setelah mengalami karya salib Kristus yang memulihkan hubungan kita dengan Allah, maka kita harus memiliki iman yang tetap kokoh dan tidak goyah di tengah segala tantangan dan pergumulan hidup ini (ayat 23). (PF)

sabtu, 23 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

1 Samuel 14-15 1 Samuel 16-18Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Kisah perjamuan paskah yang disertai pembasuhan kaki menjadi sebuah kisah yang tak asing lagi bagi umat kristiani. Dalam peristiwa ini tersirat banyak makna. Yesus benar-benar menjadi figur yang sempurna untuk diteladani. Ada dua hal yang dapat kita teladani dalam kisah ini ialah kasih dan kerendahan hati-Nya. Teladan pertama, kasih. Di ayat pertama “...Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-muridNya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.” dijelaskan tentang bagaimana Yesus tidak pernah berubah kasih-Nya kepada murid-murid-Nya, mulai dari sejak awal Ia bertemu dan memanggil mereka, sampai pada akhirnya di mana nantinya Ia akan meninggalkan mereka. Di dalam kemahatahuan Yesus sebagai Tuhan, Ia tahu dengan tepat apa yang akan terjadi dengan diri-Nya, Petrus yang akan menyangkal-Nya sebanyak tiga kali (Yohanes 13:36-38) dan Yudas yang akan menjual-Nya (Yohanes 13:21-30). Namun sekalipun demikian Yesus masih mengasihi mereka, bentuk kasih-Nya ditunjukkan melalui peringatan yang Yesus berikan kepada mereka. Teladan kedua, rendah hati. “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu” (ayat 14). Sudah menjadi hal yang umum di dunia ini jika seorang pemimpin besar atau penguasa wajib dilayani oleh bawahan mereka. Namun tidak demikian halnya dengan Yesus. Ia memberikan sebuah teladan yang berbeda. Yesus sebagai Tuhan yang paling berkuasa diseluruh alam semesta dan Guru yang Agung membasuh kaki para murid-Nya yang adalah para nelayan, pemungut cukai dan orang berdosa. Ini menjadi sebuah bukti bahwa Yesus datang ke dalam dunia untuk melayani dan menyelamatkan orang berdosa, miskin dan terhina. Bagaimana dengan kita sebagai pengikut-Nya? (MI)

Meneladani Yesus berarti mencontoh kasih dan kerendahan hati-Nya.

setiap orang percaya agar dapat meneladani kasih

dan kerendahan hati Yesus dalam hidup mereka

sehari-hari.

Sebab Aku telah memberikan suatu teladankepada kamu, supaya kamu juga berbuat samaseperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Yohanes 13:15

Teladan yang SempurnaYohanes 13:1-20

jumat, 22 maret 2013

Oleh karya salib Kristus hidup kita telah ditebus.

Agar pemberitaan tentang Salib Kristus berkumandang

terus.

…, sesudah Ia mengadakan pendamaian olehdarah salib Kristus.Kolose 1:20

Salib Yang MemulihkanKolose 1:13-23

“Tidak ada gading yang tak retak”, itulah pepatah yang menunjukkan bahwa tidak ada orang yang tidak pernah melakukan kesalahan. Itu berarti kita harus memberi maaf kepada orang yang telah bersalah kepada kita. Namun seringkali pemberian maaf hanya di bibir mulut saja, tidak dari dalam hati yang tulus. Padahal dengan memaafkan secara tulus akan memulihkan hubungan yang retak. Pemberian maaf membuka pintu rekonsiliasi atau pendamaian. Yang tadinya adalah musuh kini bersekutu kembali.

Kondisi manusia yang berdosa menempatkannya sebagai musuh Allah. Orang yang berdosa kehilangan kemuliaan Allah, terpisah dari Allah. Keterpisahan ini membuat manusia menuju kepada kebinasaan. Namun dengan kematian Yesus Kristus di kayu salib, mereka yang percaya kembali diperdamaikan dengan Allah. Hubungan dengan Allah dipulihkan. Akibat pemulihan ini sungguh luar biasa yaitu dilepaskan dari kuasa kegelapan (ayat 13), memperoleh pengampunan dosa (ayat 14), memperoleh apa yang kita butuhkan yang berarti hidup dalam pemeliharaan Allah (ayat 17), ditempatkan di hadapan Allah tanpa cacat dan cela, dan memperoleh keselamatan kekal (ayat 22).

Semua berkat jasmani dan rohani ini harus kita nikmati dengan penuh sukacita. Pemulihan hubungan mendatangkan sukacita besar, sebagaimana ada sukacita besar ketika anak bungsu yang hilang telah kembali kepada bapanya (Luk. 15:32).

Setelah mengalami karya salib Kristus yang memulihkan hubungan kita dengan Allah, maka kita harus memiliki iman yang tetap kokoh dan tidak goyah di tengah segala tantangan dan pergumulan hidup ini (ayat 23). (PF)

sabtu, 23 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

1 Samuel 19-21 1 Samuel 22-24Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Umumnya seorang yang sedang menderita sulit memikirkan kepentingan orang lain. Apalagi seorang yang sedang meregang nyawa di atas siksaan kayu salib. Sekujur tubuhnya mengalami kepedihan mahadahsyat, kesakitan akibat dari luka-luka yang menganga....pasti erangan dan jeritan menyayat yang terlontar. Namun tidak demikian dengan pribadi yang bernama Yesus Kristus saat berada di atas kayu salib. Di atas salib itu, Yesus kristus menatap sang ibunda yang melahirkan-Nya yaitu Maria. Yesus memahami kepedihan sang ibu yang harus melihat putranya tergantung penuh derita di kayu kasar itu. Yesus Kristus sadar, sebentar lagi Dia akan meninggalkan sang ibunda yang dikasihi dan mengasihi-Nya. Dia menatap pula seorang murid yang dikasih-Nya (kemungkinan Yohanes), dan menugaskan sang murid untuk memelihara ibunda-Nya. Di atas salib itu Yesus Kristus menunjukkan tangggung jawab-Nya sebagai anak terhadap orang tuanya yang membutuhkan bantuan-Nya. Bagaimana dengan hidup Saudara yang percaya kepada karya salib Yesus Kristus itu? Salib bukan hanya menyelesaikan persoalan dosa kita, dan menghapus dosa kita saja. Ternyata iman Kristen yang meneladani Yesus Kristus, mengajar umat percaya agar memiliki tanggung jawab sebagai anak terhadap orang tua masing-masing. Bagi yang menikah berarti juga tanggung jawab terhadap mertua. Tunjukkanlah kesetiaan dan kepedulian Saudara terhadap orang tua. Tidak ada alasan, hidup Saudara masih belum mapan/sibuk, karena Yesus Kristus yang menderita pun telah memberi teladan untuk menyatakan kasih persaudaraan itu. (LB)

Salib memulihkan hubungan

persaudaraan/keluarga.

Tanggung jawab anak terhadap orang tua masing-

masing.

Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya:“Ibu, inilah anakmu!”Yohanes 19:26

Salib Lambang PersaudaraanYohanes 19:25–27

minggu, 24 maret 2013

Mengucap syukur dalam menghadapi segala

penderitaan karena Tuhan punya rencana yang besar

buat hidup kita.

Kami mohon kekuatan-Mu Tuhan supaya mampu menghadapi setiap

penderitaan.

“ ... Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.” Yohanes 15 : 20

Penderitaan KristusYohanes 15: 8 - 26

Kita semua ingin dihargai, diterima dan dikasihi. Tidak ada orang yang benar-benar menyukai konflik apalagi diserang secara pribadi dan diperlakukan tidak adil. Namun pada kenyataannya kita hidup di dunia dalam dua kekuatan yang berlawanan – yang baik dan jahat - sehingga konflik bukan lagi hal yang mengejutkan. Seringkali justru ketika kita sedang berusaha menaati pimpinan Tuhan, kita mengalami aniaya baik di tempat kerja, di sekolah atau bahkan di gereja. Terkadang munculnya tak kita duga sama sekali, seseorang yang kita anggap sahabat karib tiba-tiba memusuhi kita. Bagaimana respons yang Allah kehendaki dari kita dalam hal yang menyakitkan tersebut?

Tuhan Yesus sendiri berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga menganiaya kamu” (Yohanes 15:20). Jika mereka membenci Yesus, kita juga dibenci oleh dunia karena kita berada di pihak Tuhan Yesus. Pengalaman dibenci dunia menjadi suatu peneguhan akan kepemilikan Allah atas mereka yang menderita karena iman dan kasih kepada Kristus.

Bersiaplah menghadapi kebencian dan penderitaan dengan cara dan prinsip Yesus yaitu tidak membalas. Pandanglah apa pun yang kita alami sebagai hal yang akan dipakai Tuhan untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih besar dan mulia. Ini akan membuat kita tidak menjadi pahit, marah atau dendam. Ketika Tuhan membiarkan orang lain “menyentuh” hidup kita, pandanglah hal itu sebagai sarana – sekalipun kita menjadi sangat menderita – karena Dia punya rencana yang lebih besar untuk kita yaitu supaya Tuhan dipermuliakan dan juga untuk kebaikan kita. Kita harus tetap mempercayai-Nya sebagai pembela kita. Dia adalah Bapa yang pengasih dan dapat dipercaya. (YR)

senin, 25 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

1 Samuel 19-21 1 Samuel 22-24Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Umumnya seorang yang sedang menderita sulit memikirkan kepentingan orang lain. Apalagi seorang yang sedang meregang nyawa di atas siksaan kayu salib. Sekujur tubuhnya mengalami kepedihan mahadahsyat, kesakitan akibat dari luka-luka yang menganga....pasti erangan dan jeritan menyayat yang terlontar. Namun tidak demikian dengan pribadi yang bernama Yesus Kristus saat berada di atas kayu salib. Di atas salib itu, Yesus kristus menatap sang ibunda yang melahirkan-Nya yaitu Maria. Yesus memahami kepedihan sang ibu yang harus melihat putranya tergantung penuh derita di kayu kasar itu. Yesus Kristus sadar, sebentar lagi Dia akan meninggalkan sang ibunda yang dikasihi dan mengasihi-Nya. Dia menatap pula seorang murid yang dikasih-Nya (kemungkinan Yohanes), dan menugaskan sang murid untuk memelihara ibunda-Nya. Di atas salib itu Yesus Kristus menunjukkan tangggung jawab-Nya sebagai anak terhadap orang tuanya yang membutuhkan bantuan-Nya. Bagaimana dengan hidup Saudara yang percaya kepada karya salib Yesus Kristus itu? Salib bukan hanya menyelesaikan persoalan dosa kita, dan menghapus dosa kita saja. Ternyata iman Kristen yang meneladani Yesus Kristus, mengajar umat percaya agar memiliki tanggung jawab sebagai anak terhadap orang tua masing-masing. Bagi yang menikah berarti juga tanggung jawab terhadap mertua. Tunjukkanlah kesetiaan dan kepedulian Saudara terhadap orang tua. Tidak ada alasan, hidup Saudara masih belum mapan/sibuk, karena Yesus Kristus yang menderita pun telah memberi teladan untuk menyatakan kasih persaudaraan itu. (LB)

Salib memulihkan hubungan

persaudaraan/keluarga.

Tanggung jawab anak terhadap orang tua masing-

masing.

Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya:“Ibu, inilah anakmu!”Yohanes 19:26

Salib Lambang PersaudaraanYohanes 19:25–27

minggu, 24 maret 2013

Mengucap syukur dalam menghadapi segala

penderitaan karena Tuhan punya rencana yang besar

buat hidup kita.

Kami mohon kekuatan-Mu Tuhan supaya mampu menghadapi setiap

penderitaan.

“ ... Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.” Yohanes 15 : 20

Penderitaan KristusYohanes 15: 8 - 26

Kita semua ingin dihargai, diterima dan dikasihi. Tidak ada orang yang benar-benar menyukai konflik apalagi diserang secara pribadi dan diperlakukan tidak adil. Namun pada kenyataannya kita hidup di dunia dalam dua kekuatan yang berlawanan – yang baik dan jahat - sehingga konflik bukan lagi hal yang mengejutkan. Seringkali justru ketika kita sedang berusaha menaati pimpinan Tuhan, kita mengalami aniaya baik di tempat kerja, di sekolah atau bahkan di gereja. Terkadang munculnya tak kita duga sama sekali, seseorang yang kita anggap sahabat karib tiba-tiba memusuhi kita. Bagaimana respons yang Allah kehendaki dari kita dalam hal yang menyakitkan tersebut?

Tuhan Yesus sendiri berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga menganiaya kamu” (Yohanes 15:20). Jika mereka membenci Yesus, kita juga dibenci oleh dunia karena kita berada di pihak Tuhan Yesus. Pengalaman dibenci dunia menjadi suatu peneguhan akan kepemilikan Allah atas mereka yang menderita karena iman dan kasih kepada Kristus.

Bersiaplah menghadapi kebencian dan penderitaan dengan cara dan prinsip Yesus yaitu tidak membalas. Pandanglah apa pun yang kita alami sebagai hal yang akan dipakai Tuhan untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih besar dan mulia. Ini akan membuat kita tidak menjadi pahit, marah atau dendam. Ketika Tuhan membiarkan orang lain “menyentuh” hidup kita, pandanglah hal itu sebagai sarana – sekalipun kita menjadi sangat menderita – karena Dia punya rencana yang lebih besar untuk kita yaitu supaya Tuhan dipermuliakan dan juga untuk kebaikan kita. Kita harus tetap mempercayai-Nya sebagai pembela kita. Dia adalah Bapa yang pengasih dan dapat dipercaya. (YR)

senin, 25 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

1 Samuel 25-27 1 Samuel 28-31Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Masih ingatkah Saudara kisah tentang Petrus yang ingin menjadi pahlawan untuk membela Yesus? Dia tidak bisa menerima ketika orang memperlakukan Yesus seperti seorang penjahat. Dengan penuh emosi Petrus menghunus pedangnya dan memotong telinga seorang hamba Imam Besar yang bernama Malkhus hingga telinganya sebelah kanan putus. Itulah Petrus yang selalu ingin membalas kejahatan seseorang. Tetapi Petrus yang dulu berbeda dengan Petrus setelah dipenuhi kasih Allah. Ia telah belajar dari Yesus sendiri yang tidak membalas ketika dipukul, diolok-olok, dihina, dicaci maki, diludahi, dicambuk, dan semua bentuk perlakuan buruk yang tidak manusiawi hingga meregang nyawa di atas kayu salib. Sebaliknya Yesus justru memohon kepada Bapa-Nya agar mau mengampuni perbuatan jahat yang mereka lakukan (Lukas 23:34). Tuhan Yesus telah memberikan teladan kepada murid-murid-Nya dan Petrus telah benar-benar mengikuti jejak Yesus Kristus. Petrus yang telah berubah menjadi seorang yang sabar dan rendah hati. Ia menasihati jemaat di perantauan yang menderita aniaya dan juga kita untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan atau caci maki dengan caci maki, sebaliknya memberkati orang-orang yang berbuat jahat pada kita. Memang tidak mudah berlaku diam yaitu 'tidak membalas' perbuatan orang yang jahat pada kita. Tetapi jika kita ingin menikmati hidup damai, kita harus bisa menjaga lidah kita dan menjauhi yang jahat. Ketahuilah bahwa Tuhan berpihak kepada orang-orang benar. Ia menjadi pembela kita dan Tuhan mau mendengarkan doa kita ketika kita meminta pertolongan-Nya (ayat 12). Saudara, jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, karena pembalasan adalah hak Tuhan. Dia sendiri yang akan menuntut pembalasan (Ulangan 32:35). (LL)

Membalas kejahatan bukan ciri khas kekristenan.

Ya Tuhan, ajar kami untuk memberkati orang yang

berbuat jahat pada kami.

Dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki,tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat.1 Petrus 3:9

Tidak Membalas1 Petrus 3:8-12

selasa, 26 maret 2013

Berjaga dan berdoa kunci bertahan dalam iman

sampai akhir.Pertumbuhan rohani setiap orang Kristen di Indonesia.

Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: “Aku tidak kenal orang itu.” Dan pada saat itu berkokoklah ayam. Matius 26:74

Penyangkalan PetrusMatius 26:69–75

Memiliki semangat dan tekad untuk mengasihi Yesus Kristus adalah baik, tetapi merasa yakin bisa mengasihi Yesus Kristus dengan kekuatan diri sendiri adalah keliru. Petrus pernah sesumbar dan berkata lantang kepada Tuhan Yesus: “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.” (Matius 26:35). Semangat Petrus mampu memotivasi rekan-rekannya untuk berkata seperti dia. Ternyata semangat dan tekad diri saja tidak cukup untuk bisa benar-benar mengasihi Tuhan Yesus Kristus. Tidak lama berselang, Petrus justru ketakutan ketika Yesus ditangkap dan ada orang yang mengetahui identitasnya sebagai pengikut Yesus Kristus. Ketakutannya menyebabkan Petrus tidak berani mengakui diri sebagai pengikut Yesus Kristus. Penyangkalan itu terjadi sampai tiga kali. Petrus menyatakan tidak kenal Yesus dan dia bersumpah untuk meyakinkan pernyataannya! Sungguh keji penyangkalan Petrus. Apa yang menyebabkan Petrus menyangkal Tuhan Yesus? Dia tidak “berjaga dan berdoa”, sehingga ketika goncangan itu datang, Petrus gagal mempertahankan imannya. Demikian juga Saudara yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, jangan merasa diri gagah dan bisa “membela Tuhan”. Tuhan tidak perlu pembelaan Saudara, tetapi yang Tuhan minta adalah kesetiaan dan tetap kuat dalam iman kepada Dia. Kisah penyangkalan Petrus ini menjadi pelajaran yang sangat berharga. Sabda-Nya berkata: “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah” (Matius 26:41). Kiranya pengiringan Saudara kepada Tuhan Yesus Kristus tetap teguh dalam iman sampai akhir. (LB)

rabu, 27 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

1 Samuel 25-27 1 Samuel 28-31Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Masih ingatkah Saudara kisah tentang Petrus yang ingin menjadi pahlawan untuk membela Yesus? Dia tidak bisa menerima ketika orang memperlakukan Yesus seperti seorang penjahat. Dengan penuh emosi Petrus menghunus pedangnya dan memotong telinga seorang hamba Imam Besar yang bernama Malkhus hingga telinganya sebelah kanan putus. Itulah Petrus yang selalu ingin membalas kejahatan seseorang. Tetapi Petrus yang dulu berbeda dengan Petrus setelah dipenuhi kasih Allah. Ia telah belajar dari Yesus sendiri yang tidak membalas ketika dipukul, diolok-olok, dihina, dicaci maki, diludahi, dicambuk, dan semua bentuk perlakuan buruk yang tidak manusiawi hingga meregang nyawa di atas kayu salib. Sebaliknya Yesus justru memohon kepada Bapa-Nya agar mau mengampuni perbuatan jahat yang mereka lakukan (Lukas 23:34). Tuhan Yesus telah memberikan teladan kepada murid-murid-Nya dan Petrus telah benar-benar mengikuti jejak Yesus Kristus. Petrus yang telah berubah menjadi seorang yang sabar dan rendah hati. Ia menasihati jemaat di perantauan yang menderita aniaya dan juga kita untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan atau caci maki dengan caci maki, sebaliknya memberkati orang-orang yang berbuat jahat pada kita. Memang tidak mudah berlaku diam yaitu 'tidak membalas' perbuatan orang yang jahat pada kita. Tetapi jika kita ingin menikmati hidup damai, kita harus bisa menjaga lidah kita dan menjauhi yang jahat. Ketahuilah bahwa Tuhan berpihak kepada orang-orang benar. Ia menjadi pembela kita dan Tuhan mau mendengarkan doa kita ketika kita meminta pertolongan-Nya (ayat 12). Saudara, jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, karena pembalasan adalah hak Tuhan. Dia sendiri yang akan menuntut pembalasan (Ulangan 32:35). (LL)

Membalas kejahatan bukan ciri khas kekristenan.

Ya Tuhan, ajar kami untuk memberkati orang yang

berbuat jahat pada kami.

Dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki,tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat.1 Petrus 3:9

Tidak Membalas1 Petrus 3:8-12

selasa, 26 maret 2013

Berjaga dan berdoa kunci bertahan dalam iman

sampai akhir.Pertumbuhan rohani setiap orang Kristen di Indonesia.

Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: “Aku tidak kenal orang itu.” Dan pada saat itu berkokoklah ayam. Matius 26:74

Penyangkalan PetrusMatius 26:69–75

Memiliki semangat dan tekad untuk mengasihi Yesus Kristus adalah baik, tetapi merasa yakin bisa mengasihi Yesus Kristus dengan kekuatan diri sendiri adalah keliru. Petrus pernah sesumbar dan berkata lantang kepada Tuhan Yesus: “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.” (Matius 26:35). Semangat Petrus mampu memotivasi rekan-rekannya untuk berkata seperti dia. Ternyata semangat dan tekad diri saja tidak cukup untuk bisa benar-benar mengasihi Tuhan Yesus Kristus. Tidak lama berselang, Petrus justru ketakutan ketika Yesus ditangkap dan ada orang yang mengetahui identitasnya sebagai pengikut Yesus Kristus. Ketakutannya menyebabkan Petrus tidak berani mengakui diri sebagai pengikut Yesus Kristus. Penyangkalan itu terjadi sampai tiga kali. Petrus menyatakan tidak kenal Yesus dan dia bersumpah untuk meyakinkan pernyataannya! Sungguh keji penyangkalan Petrus. Apa yang menyebabkan Petrus menyangkal Tuhan Yesus? Dia tidak “berjaga dan berdoa”, sehingga ketika goncangan itu datang, Petrus gagal mempertahankan imannya. Demikian juga Saudara yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, jangan merasa diri gagah dan bisa “membela Tuhan”. Tuhan tidak perlu pembelaan Saudara, tetapi yang Tuhan minta adalah kesetiaan dan tetap kuat dalam iman kepada Dia. Kisah penyangkalan Petrus ini menjadi pelajaran yang sangat berharga. Sabda-Nya berkata: “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah” (Matius 26:41). Kiranya pengiringan Saudara kepada Tuhan Yesus Kristus tetap teguh dalam iman sampai akhir. (LB)

rabu, 27 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

2 Samuel 1-3 2 Samuel 4-6Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Pada kesempatan ini kita akan belajar apa yang telah Yesus ajarkan sebelum Ia melalui jalan salib atau Via Dolorosa. Tuhan Yesus telah mengajarkan tentang salib sebagai bagian yang harus dimiliki oleh setiap orang yang ingin mengikut-Nya. Suatu kesiapan untuk kehilangan segala-galanya, termasuk nyawa sendiri. Jalan salib adalah jalan yang penuh penderitaan namun jalan salib menuju kehidupan kekal.

Yesus memberitakan tentang jalan salib, suatu jalan yang layak untuk ditempuh tetapi sukar jalannya. Namun Yesus terbukti konsisten dengan apa yang Ia ajarkan. Dengan penuh ketaatan Yesus melangkah ke jalan salib, segera setelah Ia memberitahu murid-murid-Nya tentang kematian-Nya, dan mereka harus memikul salib dan mengikut-Nya. Hanya melalui kematian Kristus di atas kayu salib, kita semua selaku umat manusia dapat masuk ke tempat kudus yaitu sorga yang mulia. Melalui pencurahan darah Yesus, kuasa dosa telah dikalahkan. Melalui kematian Kristus, semua umat manusia dapat memperoleh keselamatan dan hidup kekal.

Jalan salib menjadi peringatan atas kematian Kristus memang sangat unik dan jalan salib tersebut membawa pengaruh serta pembaharuan yang luar biasa bagi kehidupan manusia sepanjang abad. Kristus telah memberi teladan untuk taat melangkah ke jalan salib. Kasih Kristus inilah yang mendorong kita untuk taat menderita bagi Tuhan. Biarlah saat-saat kita merenungkan penderitaan Kristus, kita menyadari bahwa karya salib tersebut tidak berhenti sampai pada Bukit Kalvari, tetapi karya salib yaitu keselamatan harus sampai ke ujung bumi. Siapakah yang akan meneruskan kalau bukan kita? Yesus mengutus kita seperti Bapa telah mengutus Dia. Jadi bersiaplah melalui jalan salib. (AS)

Jalan salib memang berat dan sukar namun

membawa kemuliaan.

Para hamba-hamba Tuhan yang sedang berjuang di

ladang misi Tuhan

Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harusmenyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” Matius 16:24

Jalan SalibMatius 16:21-28

kamis, 28 maret 2013

Di balik salib ada mahkota; di balik penderitaan ada

sukacita kekal.Agar setiap orang percaya memperoleh kekuatan saat

memikul salibnya.

…, dan orang itu mereka paksa untukmemikul salib Yesus. Markus 15:20b

Simon Dari KireneMarkus 15:20b-32

Untuk setiap pegawai yang bekerja di sebuah perusahaan atau dalam kepanitiaan, ada sederetan tugas yang diberikan untuk dikerjakan, yang disebut dengan deskripsi kerja (job description). Semuanya serba terencana dan terstruktur. Namun demikian kadang-kadang bisa muncul tugas-tugas yang mendesak dan harus segera dilaksanakan sekalipun belum ada dalam deskripsi kerja. Pegawai yang loyal pasti tetap akan mengerjakan tugas dadakan itu jika memang sangat penting untuk dilakukan. Mungkin Simon dari Kirene telah memiliki rencana untuk beristirahat setelah ia pulang dari luar kota. Namun tanpa diduga, di tengah jalan ia dipaksa oleh prajurit untuk memikul salib Yesus Kristus. Dalam keadaan yang tentunya masih lelah ia harus memikul salib itu melalui jalan yang disebut Via Dolorosa atau Jalan Sengsara hingga sampai ke Bukit Golgota. Memang manusia bisa memaksanya memikul salib, tetapi yang pasti bahwa ia telah ditetapkan oleh Allah untuk memikul salib itu. Tugas Simon memikul salib ada dalam rencana-Nya. Istilah “memikul salib” selanjutnya bisa diartikan sebagai menanggung sesuatu yang tidak seharusnya ditanggung. Tuhan Yesus mengatakan bahwa hanya orang yang mau menyangkal diri, memikul salibnya setiap hari, dan mengikut Dia, yang layak disebut murid-Nya (Matius 16:24). Bentuk “salib” yang harus kita pikul bukan lagi sebatang kayu yang kasar, tetapi berupa penderitaan dan kesulitan karena kita adalah pengikut Kristus. Mungkin olokan, penolakan, tidak diberi posisi jabatan yang tinggi, dan sebagainya. Jemaat di Smirna pun banyak yang menanggung salib Kristus, namun mereka tetap setia kepada Yesus Kristus sampai mati (Wahyu 2:10b). (PF)

jumat, 29 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

2 Samuel 1-3 2 Samuel 4-6Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Pada kesempatan ini kita akan belajar apa yang telah Yesus ajarkan sebelum Ia melalui jalan salib atau Via Dolorosa. Tuhan Yesus telah mengajarkan tentang salib sebagai bagian yang harus dimiliki oleh setiap orang yang ingin mengikut-Nya. Suatu kesiapan untuk kehilangan segala-galanya, termasuk nyawa sendiri. Jalan salib adalah jalan yang penuh penderitaan namun jalan salib menuju kehidupan kekal.

Yesus memberitakan tentang jalan salib, suatu jalan yang layak untuk ditempuh tetapi sukar jalannya. Namun Yesus terbukti konsisten dengan apa yang Ia ajarkan. Dengan penuh ketaatan Yesus melangkah ke jalan salib, segera setelah Ia memberitahu murid-murid-Nya tentang kematian-Nya, dan mereka harus memikul salib dan mengikut-Nya. Hanya melalui kematian Kristus di atas kayu salib, kita semua selaku umat manusia dapat masuk ke tempat kudus yaitu sorga yang mulia. Melalui pencurahan darah Yesus, kuasa dosa telah dikalahkan. Melalui kematian Kristus, semua umat manusia dapat memperoleh keselamatan dan hidup kekal.

Jalan salib menjadi peringatan atas kematian Kristus memang sangat unik dan jalan salib tersebut membawa pengaruh serta pembaharuan yang luar biasa bagi kehidupan manusia sepanjang abad. Kristus telah memberi teladan untuk taat melangkah ke jalan salib. Kasih Kristus inilah yang mendorong kita untuk taat menderita bagi Tuhan. Biarlah saat-saat kita merenungkan penderitaan Kristus, kita menyadari bahwa karya salib tersebut tidak berhenti sampai pada Bukit Kalvari, tetapi karya salib yaitu keselamatan harus sampai ke ujung bumi. Siapakah yang akan meneruskan kalau bukan kita? Yesus mengutus kita seperti Bapa telah mengutus Dia. Jadi bersiaplah melalui jalan salib. (AS)

Jalan salib memang berat dan sukar namun

membawa kemuliaan.

Para hamba-hamba Tuhan yang sedang berjuang di

ladang misi Tuhan

Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harusmenyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” Matius 16:24

Jalan SalibMatius 16:21-28

kamis, 28 maret 2013

Di balik salib ada mahkota; di balik penderitaan ada

sukacita kekal.Agar setiap orang percaya memperoleh kekuatan saat

memikul salibnya.

…, dan orang itu mereka paksa untukmemikul salib Yesus. Markus 15:20b

Simon Dari KireneMarkus 15:20b-32

Untuk setiap pegawai yang bekerja di sebuah perusahaan atau dalam kepanitiaan, ada sederetan tugas yang diberikan untuk dikerjakan, yang disebut dengan deskripsi kerja (job description). Semuanya serba terencana dan terstruktur. Namun demikian kadang-kadang bisa muncul tugas-tugas yang mendesak dan harus segera dilaksanakan sekalipun belum ada dalam deskripsi kerja. Pegawai yang loyal pasti tetap akan mengerjakan tugas dadakan itu jika memang sangat penting untuk dilakukan. Mungkin Simon dari Kirene telah memiliki rencana untuk beristirahat setelah ia pulang dari luar kota. Namun tanpa diduga, di tengah jalan ia dipaksa oleh prajurit untuk memikul salib Yesus Kristus. Dalam keadaan yang tentunya masih lelah ia harus memikul salib itu melalui jalan yang disebut Via Dolorosa atau Jalan Sengsara hingga sampai ke Bukit Golgota. Memang manusia bisa memaksanya memikul salib, tetapi yang pasti bahwa ia telah ditetapkan oleh Allah untuk memikul salib itu. Tugas Simon memikul salib ada dalam rencana-Nya. Istilah “memikul salib” selanjutnya bisa diartikan sebagai menanggung sesuatu yang tidak seharusnya ditanggung. Tuhan Yesus mengatakan bahwa hanya orang yang mau menyangkal diri, memikul salibnya setiap hari, dan mengikut Dia, yang layak disebut murid-Nya (Matius 16:24). Bentuk “salib” yang harus kita pikul bukan lagi sebatang kayu yang kasar, tetapi berupa penderitaan dan kesulitan karena kita adalah pengikut Kristus. Mungkin olokan, penolakan, tidak diberi posisi jabatan yang tinggi, dan sebagainya. Jemaat di Smirna pun banyak yang menanggung salib Kristus, namun mereka tetap setia kepada Yesus Kristus sampai mati (Wahyu 2:10b). (PF)

jumat, 29 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

2 Samuel 7-9 2 Samuel 10-12Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia memiliki sifat egois. Ketika seseorang sedang mengalami penderitaan atau persoalan dalam hidupnya, ia cenderung hanya berpikir dan berupaya bagi dirinya sendiri untuk bisa lepas dari penderitaannya. Tentu saja hal ini dipandang wajar bagi dunia. Tetapi orang yang telah disentuh oleh kasih Allah tidak demikian. Ia akan melakukan atau berbuat sesuatu sekalipun sedang berada dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk berbagi dengan sesamanya.

Oleh karena mendapatkan kasih karunia Allah, jemaat di Makedonia bisa mewujudkan kasih mereka yaitu memberi sesuatu kepada jemaat di Yerusalem yang sedang mengalami kekurangan. Walaupun jemaat Makedonia bukan orang-orang yang kaya, bahkan mereka sendiri sedang berada dalam penderitaan yang cukup berat karena pencobaan yang mereka hadapi, namun mereka memberi dengan hati yang tulus. Mereka memberi menurut kemampuan bahkan melebihi kemampuan mereka.

Inilah contoh riil dalam kehidupan manusia yang masih mau memikirkan dan mengasihi sesamanya di tengah kondisi krisis. Paulus menyampaikan hal ini kepada jemaat Korintus supaya menjadi prinsip atau pedoman kehidupan bagi orang percaya dan semua jemaat Tuhan untuk menerapkan kasih mereka.

Mengasihi di tengah krisis bisa kita wujudkan karena kita telah menerima kasih Kristus yang telah memberikan segala-galanya bagi kita. Ketika berada dalam penderitaan yang mahahebat di atas kayu salib, Yesus memohon kepada Bapa-Nya, “Ya, Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Lukas 23:34). Sudahkah Saudara berbuat kasih ketika berada di tengah krisis? (LL)

Berbagi kasih ketika sedang menghadapi krisis adalah bentuk kedewasan

rohani.

Ya Tuhan, ajar kami mengasihi sesama

sekalipun kami sedang menghadapi krisis.

Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. 2 Korintus 8:2

Mengasihi Di Tengah Krisis2 Korintus 8:1-7

sabtu, 30 maret 2013

Tidak ada sumber kekuatan sejati untuk membangun

sebuah pengharapan dalam hidup kecuali kebangkitan-Nya dari antara orang mati.

Orang-orang yang belum percaya akan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus dari

antara orang mati, supaya dicelikkan dan menjadi

percaya.

Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. 1 Korintus 15:20

Kubur KosongLukas 24:1-9

Beberapa bulan yang lalu salah satu stasiun TV swasta nasional menyajikan sebuah berita yang cukup mengejutkan pemirsa. Warga Tapanuli Tengah dibuat geger atas raibnya seorang mayat dari dalam kubur, tetapi kain kafan bekas pembungkus mayat tidak ikut raib. Diduga orang yang mengambilnya adalah penganut ilmu hitam.

Berita di atas mirip dengan kisah kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Kubur Yesus kosong dan yang ada hanyalah kain kafan. Bahkan kubur Yesus yang kosong diisukan bahwa mayat Tuhan telah dicuri oleh orang. Bedanya adalah kubur kosong di Tapanuli karena jenazahnya diambil oleh orang dan tetap dalam keadaan mati. Sedangkan kubur Yesus kosong karena Tuhan Yesus Kristus bangkit dan hidup kembali. Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa saksi yang ada pada waktu itu yaitu kesaksian dari dua orang perempuan yang melihat kubur dalam keadaan kosong dan kesaksian dua orang malaikat yang menyatakan bahwa Tuhan telah hidup dari antara orang mati. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Yesus sendiri sebelum disalibkan bahwa Ia akan bangkit pada hari yang ketiga.

Melalui peristiwa kubur Yesus yang kosong, Tuhan ingin membuktikan bahwa diri-Nya adalah Tuhan yang menang atas kuasa maut atau kematian. Oleh sebab itu, sejak kebangkitan Yesus, ada pengharapan bagi semua orang ketika menghadapi kematian, yaitu pengharapan akan adanya kebangkitan orang mati dan memperoleh kehidupan yang kekal bersama Tuhan di sorga yang mulia. Satu-satunya cara untuk memperoleh hidup kekal adalah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Berbahagialah orang yang percaya karena memiliki kepastian akan keselamatan yang Tuhan janjikan. (ADL)

minggu, 31 maret 2013

DOA DOA

renunganrenungan

2 Samuel 7-9 2 Samuel 10-12Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia memiliki sifat egois. Ketika seseorang sedang mengalami penderitaan atau persoalan dalam hidupnya, ia cenderung hanya berpikir dan berupaya bagi dirinya sendiri untuk bisa lepas dari penderitaannya. Tentu saja hal ini dipandang wajar bagi dunia. Tetapi orang yang telah disentuh oleh kasih Allah tidak demikian. Ia akan melakukan atau berbuat sesuatu sekalipun sedang berada dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk berbagi dengan sesamanya.

Oleh karena mendapatkan kasih karunia Allah, jemaat di Makedonia bisa mewujudkan kasih mereka yaitu memberi sesuatu kepada jemaat di Yerusalem yang sedang mengalami kekurangan. Walaupun jemaat Makedonia bukan orang-orang yang kaya, bahkan mereka sendiri sedang berada dalam penderitaan yang cukup berat karena pencobaan yang mereka hadapi, namun mereka memberi dengan hati yang tulus. Mereka memberi menurut kemampuan bahkan melebihi kemampuan mereka.

Inilah contoh riil dalam kehidupan manusia yang masih mau memikirkan dan mengasihi sesamanya di tengah kondisi krisis. Paulus menyampaikan hal ini kepada jemaat Korintus supaya menjadi prinsip atau pedoman kehidupan bagi orang percaya dan semua jemaat Tuhan untuk menerapkan kasih mereka.

Mengasihi di tengah krisis bisa kita wujudkan karena kita telah menerima kasih Kristus yang telah memberikan segala-galanya bagi kita. Ketika berada dalam penderitaan yang mahahebat di atas kayu salib, Yesus memohon kepada Bapa-Nya, “Ya, Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Lukas 23:34). Sudahkah Saudara berbuat kasih ketika berada di tengah krisis? (LL)

Berbagi kasih ketika sedang menghadapi krisis adalah bentuk kedewasan

rohani.

Ya Tuhan, ajar kami mengasihi sesama

sekalipun kami sedang menghadapi krisis.

Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. 2 Korintus 8:2

Mengasihi Di Tengah Krisis2 Korintus 8:1-7

sabtu, 30 maret 2013

Tidak ada sumber kekuatan sejati untuk membangun

sebuah pengharapan dalam hidup kecuali kebangkitan-Nya dari antara orang mati.

Orang-orang yang belum percaya akan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus dari

antara orang mati, supaya dicelikkan dan menjadi

percaya.

Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. 1 Korintus 15:20

Kubur KosongLukas 24:1-9

Beberapa bulan yang lalu salah satu stasiun TV swasta nasional menyajikan sebuah berita yang cukup mengejutkan pemirsa. Warga Tapanuli Tengah dibuat geger atas raibnya seorang mayat dari dalam kubur, tetapi kain kafan bekas pembungkus mayat tidak ikut raib. Diduga orang yang mengambilnya adalah penganut ilmu hitam.

Berita di atas mirip dengan kisah kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Kubur Yesus kosong dan yang ada hanyalah kain kafan. Bahkan kubur Yesus yang kosong diisukan bahwa mayat Tuhan telah dicuri oleh orang. Bedanya adalah kubur kosong di Tapanuli karena jenazahnya diambil oleh orang dan tetap dalam keadaan mati. Sedangkan kubur Yesus kosong karena Tuhan Yesus Kristus bangkit dan hidup kembali. Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa saksi yang ada pada waktu itu yaitu kesaksian dari dua orang perempuan yang melihat kubur dalam keadaan kosong dan kesaksian dua orang malaikat yang menyatakan bahwa Tuhan telah hidup dari antara orang mati. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Yesus sendiri sebelum disalibkan bahwa Ia akan bangkit pada hari yang ketiga.

Melalui peristiwa kubur Yesus yang kosong, Tuhan ingin membuktikan bahwa diri-Nya adalah Tuhan yang menang atas kuasa maut atau kematian. Oleh sebab itu, sejak kebangkitan Yesus, ada pengharapan bagi semua orang ketika menghadapi kematian, yaitu pengharapan akan adanya kebangkitan orang mati dan memperoleh kehidupan yang kekal bersama Tuhan di sorga yang mulia. Satu-satunya cara untuk memperoleh hidup kekal adalah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Berbahagialah orang yang percaya karena memiliki kepastian akan keselamatan yang Tuhan janjikan. (ADL)

minggu, 31 maret 2013

D o a B a p a k a m i m e r u p a k a n s a l a h s a t u pengajaran berharga dari Tuhan Yesus Kristus. Latar belakang munculnya doa ini merupakan bagian dari percakapan para murid yang memohon kepada Tuhan Yesus tentang bagaimana mereka harus berdoa. Dalam doa ini kita bisa memperoleh berkat Tuhan melalui makna penting y a n g b e r k a i t a n d e n g a n k e h i d u p a n k i t a d a l a m membangun hubungan kita dengan Tuhan maupun sesama.

Melalui doa ini kita diajak oleh Tuhan Yesus untuk memanggil Allah sebagai Bapa, supaya kita sadar bahwa kita yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus telah diangkat menjadi anak-anak Allah. Panggilan “Bapa”, tidak hanya m e n a n d a k a n k e d e k a t a n hubungan yang kita miliki dengan Allah, namun juga menunjukkan kekaguman kita saat kita datang dalam doa k e p a d a - N y a . Y e s u s mengingatkan kita bahwa Pribadi yang kita panggil Bapa itu adalah Allah yang berdaulat, Mahakuasa, dan Mahabesar. Adalah suatu penghargaan kalau

Ia telah mengizinkan kita untuk datang menghampiri-Nya dalam doa dan memanggil-Nya “Bapa”. Menyebut “Bapa” kepada Allah adalah suatu hak istimewa yang dimiliki umat Kristen karena iman di dalam Kristus (Yohanes 1:12,13; Galat ia 3:26) . Sebutan “Bapa” menunjukkan suatu hubungan keluarga sehingga tidak ada lagi jarak antara kita dengan Allah. Jurang yang memisahkan kita dengan Allah akibat dosa (Yesaya 59:1,2) telah dijembatani oleh Kristus (Kolose 1:20; 1 Yohanes 2:2, 4:10).

S e b u t a n “ k a m i ” menunjukkan suatu komunitas (kelompok masyarakat yang memiliki pola hidup yang sama) dan bukan suatu individu. Hal ini menunjukkan kekr istenan bukanlah suatu individualistis yang hanya mementingkan diri sendiri tetapi suatu komunitas yang hidup seia-sekata, saling mengasihi dan hidup kudus (F i l i p i 2 :1 -11 ) . Dengan demikian kita diingatkan bahwa persekutuan itu sangat penting, karena bisa menjadi salah satu penopang kekuatan iman kita dalam menyambut kedatangan

Oleh : Pdt. Anon Dwi Lukito

Artikel Lepas

D o a B a p a k a m i m e r u p a k a n s a l a h s a t u pengajaran berharga dari Tuhan Yesus Kristus. Latar belakang munculnya doa ini merupakan bagian dari percakapan para murid yang memohon kepada Tuhan Yesus tentang bagaimana mereka harus berdoa. Dalam doa ini kita bisa memperoleh berkat Tuhan melalui makna penting y a n g b e r k a i t a n d e n g a n k e h i d u p a n k i t a d a l a m membangun hubungan kita dengan Tuhan maupun sesama.

Melalui doa ini kita diajak oleh Tuhan Yesus untuk memanggil Allah sebagai Bapa, supaya kita sadar bahwa kita yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus telah diangkat menjadi anak-anak Allah. Panggilan “Bapa”, tidak hanya m e n a n d a k a n k e d e k a t a n hubungan yang kita miliki dengan Allah, namun juga menunjukkan kekaguman kita saat kita datang dalam doa k e p a d a - N y a . Y e s u s mengingatkan kita bahwa Pribadi yang kita panggil Bapa itu adalah Allah yang berdaulat, Mahakuasa, dan Mahabesar. Adalah suatu penghargaan kalau

Ia telah mengizinkan kita untuk datang menghampiri-Nya dalam doa dan memanggil-Nya “Bapa”. Menyebut “Bapa” kepada Allah adalah suatu hak istimewa yang dimiliki umat Kristen karena iman di dalam Kristus (Yohanes 1:12,13; Galat ia 3:26) . Sebutan “Bapa” menunjukkan suatu hubungan keluarga sehingga tidak ada lagi jarak antara kita dengan Allah. Jurang yang memisahkan kita dengan Allah akibat dosa (Yesaya 59:1,2) telah dijembatani oleh Kristus (Kolose 1:20; 1 Yohanes 2:2, 4:10).

S e b u t a n “ k a m i ” menunjukkan suatu komunitas (kelompok masyarakat yang memiliki pola hidup yang sama) dan bukan suatu individu. Hal ini menunjukkan kekr istenan bukanlah suatu individualistis yang hanya mementingkan diri sendiri tetapi suatu komunitas yang hidup seia-sekata, saling mengasihi dan hidup kudus (F i l i p i 2 :1 -11 ) . Dengan demikian kita diingatkan bahwa persekutuan itu sangat penting, karena bisa menjadi salah satu penopang kekuatan iman kita dalam menyambut kedatangan

Oleh : Pdt. Anon Dwi Lukito

Artikel Lepas

Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali (Ibrani 10:25).

Ada banyak bapa di dunia ini, tetapi hanya ada satu Bapa “yang di sorga” yakni khalik (pencipta) langit, bumi dan sega la i s inya. Yang membahagiakan ialah apabila bapa yang di dunia saja walaupun jahat, tetap mengerti arti kasih pada anaknya, apalagi Bapa yang di sorga (Matius 7:11).

S a a t k i t a b e r d o a “dikuduskanlah nama-Mu”, s ebena rnya k i t a s edang membicarakan karakter dan pribadi Allah. Menguduskan memiliki arti “menyucikan, memisahkan, mengkhususkan”. Jadi sewaktu kita berkata, “dikuduskanlah nama-Mu,” kita sedang meminta agar Allah menjadi Tuhan kita, dan kita menghormati-Nya sebagai Allah yang kudus. Janganlah kita m e n g u c a p k a n s e c a r a s e m b a r a n g a n d a n t i d a k memuliakan-Nya saat kita menyebut nama Allah, karena Allah telah memperingatkan kita untuk tidak secara sembarangan menyebut nama-Nya (Keluaran

20:7; Matius 5:33-37).

“Datanglah Kerajaan-Mu”. Tanpa kita sadari bahwa kita hidup dalam tekanan kerajaan si Iblis, di mana Iblis dan egoisme k i ta mas ih menjajah kehidupan kita. Namun dengan tetesan darah-Nya, Kristus telah membawa kita beralih dari kerajaan gelap menuju kerajaan terang (Efesus 2:3; 1 Petrus 2:9; Wahyu 1:5-7). Bagi kita yang sudah d i s e l a m a t k a n , Tu h a n menghendaki agar kita siap hidup taat dalam kuasa dan pimpinan-Nya dan tidak lagi hidup di bawah kuasa Iblis.

“Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga”. Segala sesuatu yang terjadi di bumi sebenarnya telah dirancang oleh Tuhan. Tetapi seringkali kita tidak dapat menerima suatu keadaan yang sudah menjadi bagian dari rancangan Allah. Padahal baik hal positif maupun hal negatif yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita merupakan rancangan Allah yang bertujuan untuk membangun pribadi kita (Ayub 2:10; Yeremia 29:11-14a). Selain itu

kalimat ini juga mengajar kita agar kehidupan kita di bumi ini t e t a p m e n e r a p k a n p o l a kehidupan di sorga, yaitu membangun kasih, kuasa, kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.

“Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”. Pernyataan “berikanlah” perlu kita pahami b a h w a A l l a h l a h s u m b e r persediaan satu-satunya dari segala sesuatu yang kita perlukan. Kata “hari ini” menunjukkan suatu konsep masa kini. Banyak sakit penyakit datang menghinggapi manusia kini karena kekhawatirannya akan masa depan. Padahal Allah menjamin penyertaan-Nya (Matius 28:20) dan juga kehidupan kita (Matius 6:25-34) . Kata “ secukupnya” menunjukkan suatu hidup sederhana dengan tidak perlu terlalu ngotot, cukup sehari demi sehari maka akan tercipta sikap untuk selalu bersandar pada Allah dan bukan pada akal budi (Amsal 3:5,6). Dengan demikian kita diingatkan adanya pihak lain dari setiap berkat yang kita terima dari Tuhan.

“Dan ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah pada kami”. Perkataan “kesalahan kami” menunjukkan peristiwa masa lalu. Perkataan “ampuni lah sepert i kami mengampuni” merupakan suatu k e s a t u a n y a n g t i d a k terpisahkan. Jangan berharap S a u d a r a m e n d a p a t pengampunan apabila hingga kini Saudara masih menyimpan dendam pada seseorang (Matius 6:14,15; 1 Yohanes 2:9 bandingkan Matius 18:21-35). Meminta ampun hari demi hari adalah penting karena kita harus hidup kudus (Matius 5:48; 1Yohanes 1:5-7), mengingat kita hidup juga oleh karena pengampunan yang diberikan Tuhan kepada kita.

“ D a n j a n g a n l a h membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat”. Pernyataan di atas menunjukkan suatu masa yang akan datang dan tampak bertentangan d e n g a n Y a k o b u s 1 : 2 . Sesungguhnya Allah tidak mencobai (Yakobus 1:13), tetapi Dia ingin agar kita teruji

Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali (Ibrani 10:25).

Ada banyak bapa di dunia ini, tetapi hanya ada satu Bapa “yang di sorga” yakni khalik (pencipta) langit, bumi dan sega la i s inya. Yang membahagiakan ialah apabila bapa yang di dunia saja walaupun jahat, tetap mengerti arti kasih pada anaknya, apalagi Bapa yang di sorga (Matius 7:11).

S a a t k i t a b e r d o a “dikuduskanlah nama-Mu”, s ebena rnya k i t a s edang membicarakan karakter dan pribadi Allah. Menguduskan memiliki arti “menyucikan, memisahkan, mengkhususkan”. Jadi sewaktu kita berkata, “dikuduskanlah nama-Mu,” kita sedang meminta agar Allah menjadi Tuhan kita, dan kita menghormati-Nya sebagai Allah yang kudus. Janganlah kita m e n g u c a p k a n s e c a r a s e m b a r a n g a n d a n t i d a k memuliakan-Nya saat kita menyebut nama Allah, karena Allah telah memperingatkan kita untuk tidak secara sembarangan menyebut nama-Nya (Keluaran

20:7; Matius 5:33-37).

“Datanglah Kerajaan-Mu”. Tanpa kita sadari bahwa kita hidup dalam tekanan kerajaan si Iblis, di mana Iblis dan egoisme k i ta mas ih menjajah kehidupan kita. Namun dengan tetesan darah-Nya, Kristus telah membawa kita beralih dari kerajaan gelap menuju kerajaan terang (Efesus 2:3; 1 Petrus 2:9; Wahyu 1:5-7). Bagi kita yang sudah d i s e l a m a t k a n , Tu h a n menghendaki agar kita siap hidup taat dalam kuasa dan pimpinan-Nya dan tidak lagi hidup di bawah kuasa Iblis.

“Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga”. Segala sesuatu yang terjadi di bumi sebenarnya telah dirancang oleh Tuhan. Tetapi seringkali kita tidak dapat menerima suatu keadaan yang sudah menjadi bagian dari rancangan Allah. Padahal baik hal positif maupun hal negatif yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita merupakan rancangan Allah yang bertujuan untuk membangun pribadi kita (Ayub 2:10; Yeremia 29:11-14a). Selain itu

kalimat ini juga mengajar kita agar kehidupan kita di bumi ini t e t a p m e n e r a p k a n p o l a kehidupan di sorga, yaitu membangun kasih, kuasa, kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.

“Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”. Pernyataan “berikanlah” perlu kita pahami b a h w a A l l a h l a h s u m b e r persediaan satu-satunya dari segala sesuatu yang kita perlukan. Kata “hari ini” menunjukkan suatu konsep masa kini. Banyak sakit penyakit datang menghinggapi manusia kini karena kekhawatirannya akan masa depan. Padahal Allah menjamin penyertaan-Nya (Matius 28:20) dan juga kehidupan kita (Matius 6:25-34) . Kata “ secukupnya” menunjukkan suatu hidup sederhana dengan tidak perlu terlalu ngotot, cukup sehari demi sehari maka akan tercipta sikap untuk selalu bersandar pada Allah dan bukan pada akal budi (Amsal 3:5,6). Dengan demikian kita diingatkan adanya pihak lain dari setiap berkat yang kita terima dari Tuhan.

“Dan ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah pada kami”. Perkataan “kesalahan kami” menunjukkan peristiwa masa lalu. Perkataan “ampuni lah sepert i kami mengampuni” merupakan suatu k e s a t u a n y a n g t i d a k terpisahkan. Jangan berharap S a u d a r a m e n d a p a t pengampunan apabila hingga kini Saudara masih menyimpan dendam pada seseorang (Matius 6:14,15; 1 Yohanes 2:9 bandingkan Matius 18:21-35). Meminta ampun hari demi hari adalah penting karena kita harus hidup kudus (Matius 5:48; 1Yohanes 1:5-7), mengingat kita hidup juga oleh karena pengampunan yang diberikan Tuhan kepada kita.

“ D a n j a n g a n l a h membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat”. Pernyataan di atas menunjukkan suatu masa yang akan datang dan tampak bertentangan d e n g a n Y a k o b u s 1 : 2 . Sesungguhnya Allah tidak mencobai (Yakobus 1:13), tetapi Dia ingin agar kita teruji

(Yakobus 1 :3,4) dengan pencobaan-pencobaan yang dalam taraf kesanggupan kita (1 Korintus 10:13) supaya dengan demikian Dia juga dapat membinasakan perbuatan Iblis (1 Yohanes 3:8). Doa ini m e r u p a k a n u n g k a p a n k e r e n d a h a n h a t i a g a r memperoleh kekuatan Tuhan dalam menghadapi cobaan si Iblis yang tidak mungkin dihadapi dengan kekuatan diri sendiri.

“Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya”. Suatu pernyataan yang menunjukkan suatu keabadian dalam Allah dan peringkat tertinggi dalam segala kerajaan, kuasa dan kemuliaan (Mazmur 93; Ulangan 8:17,18). Kristus datang ke bumi untuk mempermuliakan Allah (Yohanes 17:4) supaya Dia yaitu Kristus dipermuliakan (Yohanes 17:5) dan juga kita para pengikut-Nya menjadi mulia karena-Nya (Yohanes 17:22-24; Efesus

1:12). Mempermuliakan Allah i a lah dengan melakukan pekerjaan yang diberikan kepada kita (Yohanes 17:4). Doa i n i s e b e n a r n y a i n g i n mengarahkan hidup kita untuk bisa melihat betapa agung dan kuat keberadaan Allah yang kita sembah, sehingga semakin memberikan ketenangan hati orang-orang yang menyembah-Nya.

“Amin”. Dalam bahasa Yunani, kata “amin” berasal dari kata “amen” yang berarti sesungguhnya atau benar-benar. Maria mengucapkan amin dengan arti jadilah padaku menurut perkataanmu itu (Lukas 1:38). Menyatakan amin pada akhir doa merupakan suatu penyerahan total pada Tuhan (2 Korintus 1:19-20). Jadi bukan suatu pemaksaan kehendak kita pada Allah yang seringkali tidak benar di hadapan Allah, melainkan keyakinan akan terjadinya kehendak Allah yang baik dan sempurna.

Sumber :

http://www.in-christ.net/blog/renungan_dan_artikel/doa_bapa_kami

Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu,jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: Diberkatilah engkaudi kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungankambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu.Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.

Ulangan 28:2-6

Berkat Tuhan

(Yakobus 1 :3,4) dengan pencobaan-pencobaan yang dalam taraf kesanggupan kita (1 Korintus 10:13) supaya dengan demikian Dia juga dapat membinasakan perbuatan Iblis (1 Yohanes 3:8). Doa ini m e r u p a k a n u n g k a p a n k e r e n d a h a n h a t i a g a r memperoleh kekuatan Tuhan dalam menghadapi cobaan si Iblis yang tidak mungkin dihadapi dengan kekuatan diri sendiri.

“Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya”. Suatu pernyataan yang menunjukkan suatu keabadian dalam Allah dan peringkat tertinggi dalam segala kerajaan, kuasa dan kemuliaan (Mazmur 93; Ulangan 8:17,18). Kristus datang ke bumi untuk mempermuliakan Allah (Yohanes 17:4) supaya Dia yaitu Kristus dipermuliakan (Yohanes 17:5) dan juga kita para pengikut-Nya menjadi mulia karena-Nya (Yohanes 17:22-24; Efesus

1:12). Mempermuliakan Allah i a lah dengan melakukan pekerjaan yang diberikan kepada kita (Yohanes 17:4). Doa i n i s e b e n a r n y a i n g i n mengarahkan hidup kita untuk bisa melihat betapa agung dan kuat keberadaan Allah yang kita sembah, sehingga semakin memberikan ketenangan hati orang-orang yang menyembah-Nya.

“Amin”. Dalam bahasa Yunani, kata “amin” berasal dari kata “amen” yang berarti sesungguhnya atau benar-benar. Maria mengucapkan amin dengan arti jadilah padaku menurut perkataanmu itu (Lukas 1:38). Menyatakan amin pada akhir doa merupakan suatu penyerahan total pada Tuhan (2 Korintus 1:19-20). Jadi bukan suatu pemaksaan kehendak kita pada Allah yang seringkali tidak benar di hadapan Allah, melainkan keyakinan akan terjadinya kehendak Allah yang baik dan sempurna.

Sumber :

http://www.in-christ.net/blog/renungan_dan_artikel/doa_bapa_kami

Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu,jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: Diberkatilah engkaudi kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungankambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu.Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.

Ulangan 28:2-6

Berkat Tuhan

Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu,jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: Diberkatilah engkaudi kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungankambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu.Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.

Ulangan 28:2-6

Berkat Tuhan