Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
ABSTRACT
Diabetes mellitus is a chronic degenerative disease that progressive and tend to be
followed by complications that require special attention. The important factor is self-
care that works to expand knowledge and improve patient confidence in the fight
against diabetes mellitus and to prevent complications. This can be reinforced by
spiritual therapies, such as Hu Care therapy. Hu Care therapy is a non-
pharmacological therapy aimed to improve faith and patient’s worship to God.
This study used quasi-experimental method to determine the effectivity of Hu Care
therapy on self-care activity amongtype 2 diabetes patients. Number of samples in
this study were 22 subjects, 11 subjects as the experimental group and 11 subjects as
a control group. Self-care were assessed before and after Hu Care therapy using a
questionnaire. The results obtained were processed using SPSS with Independent
Sample Test. The results showed that Hu Care therapy is significantly effective in
improving self-care of patients with type 2 diabetes. This is indicated by the value of p
= 0.000 (p < 0:01).
Keywords : Hu Care Therapy, Self-care , Type 2 Diabetes xiv
2
INTISARI
Diabetes mellitus adalah penyakit degeneratif yang bersifat kronik progresif dan
cenderung diikuti dengan komplikasi sehingga membutuhkan perhatian khusus. Salah
satu faktor yang berperan penting ialah perawatan diri yang berfungsi untuk
memperluas pengetahuan dan meningkatkan kepercayaan diri pasien dalam
memerangi penyakit diabetes mellitus serta untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Hal ini dapat diperkuat dengan terapi spiritual, misalnya dengan terapi Hu Care.
Terapi Hu Care merupakan terapi non farmakologis yang bersifat keagamaan yang
bertujuan meningkatkan keimanan dan ibadah pasien.
Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental untuk mengetahui efektivitas
terapi Hu Care terhadap perawatan diri pasien diabetes mellitus tipe 2. Jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah 22 subjek, 11 subjek sebagai kelompok eksperimen dan
11 subjek sebagai kelompok kontrol. Perawatan diri dinilai sebelum dan setelah
dilakukan terapi Hu Care dengan menggunakan kuesioner. Hasil yang diperoleh
diolah dengan menggunakan program SPSS dengan uji Independent Sample Test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi Hu Care efektif dalam meningkatkan
perawatan diri pasien diabetes mellitus tipe 2 secara sangat signifikan. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai p=0.000 (p<0.01).
Kata kunci: Terapi Hu Care, Perawatan diri, Diabetes mellitus tipe 2
3
PENDAHULUAN
Teknologi yang berkembang
semakin pesat mengakibatkan
terjadinya perubahan perilaku yang
erat kaitannya dengan gaya hidup
masyarakat seperti berkurangnya
aktivitas fisik, diet yang tidak sehat,
dan merokok. Perubahan tersebut
berperan penting dalam memicu
kelainan metabolik yang pada
akhirnya akan dapat menimbulkan
suatu penyakit yang dinamakan
diabetes mellitus (DM)1.
DM adalah penyakit
degeneratif yang menjadi salah satu
masalah utama di antara penyakit
tidak menular dengan angka kejadian
yang terus meningkat dalam
beberapa dekade terakhir2. Pada
tahun 2011 insidensi DM di dunia
ialah sebesar 366 juta dan
diperkirakan akan terus meningkat
hingga mencapai 552 juta pada tahun
20303. Peningkatan tersebut terkait
dengan faktor genetika, life
expectancy bertambah, urbanisasi
yang merubah pola hidup tradisional
ke pola hidup modern, meningkatnya
prevalensi obesitas dan kegiatan fisik
yang kurang4. Penderita DM yang
berada di seluruh dunia hampir 80%
hidup di negara-negara
berpenghasilan menengah ke bawah
seperti Indonesia. Indonesia
merupakan negara yang menduduki
peringkat ke-4 dengan insidensi DM
terbesar di dunia3. DM merupakan
trend epidemi di negara berkembang
dan negara dengan tingkat ekonomi
menengah ke bawah. Sedangkan di
negara berpenghasilan tinggi, DM
menjadi salah satu penyebab utama
kematian global2.
Lin, dkk. (2004)5
berpandangan bahwa DM
membutuhkan perhatian khusus
4
karena merupakan penyakit yang
kronik progresif, cenderung diikuti
dengan komplikasi yang
menyebabkan morbiditas dan
mortalitas, dan masih banyak
dampak negatif lainnya yang
ditimbulkan. DM merupakan kondisi
yang ditandai dengan kadar glukosa
(gula) yang berlebihan di dalam
darah akibat kelainan metabolisme
karbohidrat. Peningkatan kadar gula
darah ini akan memicu produksi
hormon insulin oleh kelenjar
pankreas. Secara medis, pengertian
diabetes mellitus meluas pada suatu
kumpulan aspek gejala yang timbul
pada seseorang yang disebabkan oleh
adanya peningkatan kadar gula darah
(hiperglikemia) akibat kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau
keduanya1.
Beban komplikasi akibat
diabetes menjadi perhatian utama.
Hal ini dikarenakan komplikasi
tersebut tidak hanya mempengaruhi
fisik, tetapi juga berpengaruh
terhadap aspek psikologis dan sosial
kehidupan pasien, serta
mempengaruhi kehidupan keluarga
mereka dan masyarakat yang lebih
luas sehingga diperlukan pengelolaan
komplikasi DM6,7,8
.
Mengingat jumlah penderita
DM yang terus meningkat dan
besarnya perawatan pasien diabetes
yang terutama disebabkan oleh
karena komplikasinya, maka upaya
yang paling baik adalah melakukan
pencegahan9. Menurut American
Diabetes Association (2004)1,
komplikasi diabetes dapat dicegah,
ditunda, dan diperlambat dengan
mengendalikan kadar glukosa darah.
Pengelolaan diabetes yang bertujuan
untuk mempertahankan kadar
glukosa darah dalam rentang normal
5
dapat dilakukan secara farmakologis
dan nonfarmakologis. Terapi
farmakologis meliputi pemberian
insulin dan/atau obat hiperglikemia
oral. Pengelolaan nonfarmakologis
dapat berupa perawatan diri dalam
pengendalian berat badan, olah
raga/latihan jasmani, diet, monitoring
glukosa darah, dan perawatan kaki
secara rutin6,10,11
.
Salah satu faktor yang
berperan penting dalam pengelolaan
DM ialah perawatan diri (self care)12
.
Perawatan diri dapat memperluas
pengetahuan dan meningkatkan
kepercayaan diri pasien dalam
memerangi penyakit DM12,11
.
Tindakan pencegahan atau aktivitas
perawatan diri merupakan suatu hal
yang penting untuk mencegah
komplikasi unmanaged chronic
disease, seperti DM13
.
Aktivitas perawatan diri pada
diabetes mellitus dapat mencakup
manajemen diet (dietary
management), kegiatan fisik
(physical activity), foot care,
kepatuhan terhadap pengobatan
(adherence to medication), dan self-
monitoring glukosa darah pada
diabetes mellitus tipe 1 dan 214,15
.
Aktivitas perawatan diri dapat
meningkatkan self-efficacy dan
pemberdayaan individu sehingga
dapat meningkatan status kesehatan,
meningkatkan perilaku hidup sehat,
menurunkan angka kunjungan dalam
IGD, serta mampu meningkatkan
kualitas hidup sehat yang lebih baik
terkait hubungannya dengan
kehidupan 16,17,18,19,20
.
Berdasarkan permasalah di
atas, akan diperlukan pendekatan
yang bertujuan meningkatkan
kualitas hidup pasien dan
6
keluarganya secara aktif dan
menyeluruh dalam menghadapi suatu
penyakit melalui upaya mengatasi
penyakit itu sendiri dan
meminimalisir problema emosi,
sosial, dan spiritual. Sudah menjadi
kecenderungan untuk merawat
pasien secara holistik dengan
pendekatan bio-psiko-sosio-spiritual
religius21
. Dalam budaya masyarakat,
spiritualitas merupakan faktor
penting dalam kesehatan yang
berhubungan dengan manajemen
diri22,23,24,25
. Konsep agama dan
spiritualitas secara luas menyiratkan
bagaimana individu mengatasi
kejadian sehari-hari termasuk dalam
menghadapi penyakit kronis26,20
.
Studi literatur menunjukkan
hubungan antara keterlibatan agama
dengan mortalitas, kesehatan mental,
serta diabetes mellitus27
.
Peran pendekatan spiritual-
religius dalam perawatan pasien
ternyata mempengaruhi perawatan
diri. Hal ini telah dibuktikan dalam
berbagai penelitian yang menengarai
bahwa secara signifikan ibadah
berkaitan dengan penurunan angka
kematian, sedangkan doa terbukti
berkorelasi dengan perilaku sehat
dan sebagai cognitive
analgesic/terapheutic. Terapi
spiritual-religius yang terarah
tentunya sangat diperlukan agar
pasien tidak merasa menderita dan
putus asa 29,30
.
Salah satu terapi dengan
pendekatan spiritual-religius adalah
Husnul Khatimah Care atau yang
lebih dikenal dengan Hu Care. Hu
Care adalah keadaan dimana seorang
hamba sebelum akhir hayatnya
mendapatkan taufik untuk menjauhi
segala sesuatu yang dibenci oleh
7
Allah, bertaubat dari segala
perbuatan maksiat dan dosa serta
bersegera melakukan amal kebajikan
secara berkesinambungan hingga
tarikan nafas terakhirnya dan pada
akhirnya memperoleh penghargaan
di dunia dan akhirat19
.
Konsep Hu Care adalah
mengajak seluruh pihak terkait untuk
bersama-sama meningkatkan
religiusitas dalam menjalani peran
dan tugas masing-masing, dimana
bagi pasien dalam hal ini menjalani
takdirnya. Pasien dan petugas harus
memiliki dimensi believe yang tinggi
hingga meraih coping mechanism
yang baik. Unsur utama meraih
husnul khatimah adalah pasien dapat
menerima takdir sakitnya dan
memahami perjalanan alamiah
penyakitnya. Di samping itu, pasien
juga mengerti bahwa kematian
merupakan proses yang wajar,
normal, dan dipersiapkan. Sementara
itu, pasien tetap berkarya untuk
mengisi masa periode akhir
kehidupannya dengan amal jariyah
hingga ajal menjemput.
Dari uraian di atas, maka
perlu dilakukan penelitian mengenai
efektivitas terapi Hu Care terhadap
perawatan diri pasien diabetes
mellitus. Penelitian ini penting
karena belum pernah dilakukan
penelitian mengenai efektivitas terapi
keagamaan, dalam hal ini Hu Care,
terhadap perawatan diri khususnya
pada pasien diabetes mellitus tipe 2.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian pada
penelitan ini adalah quasi eksperimen
dengan bentuk rancangan one group
pre test-post test with control group
design (Notoatmodjo, 2010).
Pengukuran dan pengumpulan data
8
dengan menggunakan kuesioner
yang dilakukan sebelum dan sesudah
perlakuan pada kelompok
eksperimen, sedangkan pada
kelompok kontrol tidak diberi
perlakuan, tetapi mengikuti pre test
dan post test.
Populasi adalah jumlah
keseluruhan dari subjek penelitian
(Arikunto, 1998). Populasi penelitian
ini adalah pasien diabetes mellitus
tipe 2 dewasa di RS Nur Hidayah,
Bantul, Yogyakarta dan RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta. Sampel
dipilih berdasarkan kriteria inklusi
dan eksklusi. Kriteria inklusi yang
dimaksud ialah pasien muslim, lebih
dari 18 tahun, laki-laki atau
perempuan, telah didiagnosa dengan
diabetes tipe 2, dan di bawah
perawatan seorang dokter atau
konsultan medis serta dirawat sesuai
dengan pedoman ahli endokrinologi
Indonesia. Kriteria eksklusi sampel
pada penelitian ini adalah pasien
dengan masalah pada kesehatan
mental, jiwa, memiliki gangguan
dalam berkomunikasi, dan pasien
meninggal sebelum dilakukan post
test.
Jumlah subjek dalam
penelitian ini sebanyak 22 orang
yang dibagi dalam dua kelompok
yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Masing-masing
kelompok terdiri dari 11 orang.
HASIL
Penelitian ini dilakukan di RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta
dan RS Nur Hidayah Bantul pada
November 2013 – Maret 2014.
Subjek penelitian adalah pasien
diabetes mellitus tipe 2 dewasa.
Terdapat 6 gambaran karakteristik
subjek penelitian yaitu karakteristik
9
subjek penelitian berdasarkan jenis
kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan,
dan perawatan diri.
Efektivitas terapi Hu Care
terhadap perawatan diri subjek
penelitian diuji dengan Independent
Samples Test dengan syarat distribusi
datanya normal. Maka dari itu,
terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas data dengan uji Saphiro
Wilk karena jumlah sampel kurang
dari 50. Pada uji normalitas
didapatkan distribusi data normal
(p>0.05). Pada uji Independent T-
Test didapatkan nilai p=0.000
(p<0.01) memiliki arti H1 diterima
atau terdapat pengaruh terapi Hu
Care dengan beda rerata hasil pre
test dan post test perawatan diri
pasien DM tipe 2 di RS Nur
Hidayah, Bantul, Yogyakarta secara
statistik. Hasil tersebut juga
membuktikan bahwa subjek
penelitian yang diberi terapi Hu Care
(kelompok eksperimen) mengalami
peningkatan skor perawatan diri
secara bermakna daripada subjek
penelitian yang tidak diberi terapi Hu
Care (kelompok kontrol). Hal
tersebut dapat dilihat pada grafik di
bawah ini:
Grafik 1
Grafik 2
0
50
100
1 3 5 7 9 11
Sko
r P
era
wat
an
Subyek Penelitian
Skor Perawatan Diri Pasien DM Tipe 2 yang
Diberi Hu Care
Pre
Post
0
50
100
1 3 5 7 9 11
Sko
r P
era
wat
an D
iri
Subyek Penelitian
Skor Perawatan Diri Pasien DM Tipe 2 yang Tidak Diberi Hu Care
Pre
Post
10
Tabel 1. Hasil analisis statistika nilai
p dengan menggunakan uji
Independent Samples Test
Signifikansi
Selisih pre test-
post test kelompok
eksperimen dan
kelompok kontrol
P=0.000
DISKUSI
Terapi Hu Care merupakan
salah satu terapi non medis yang
dilakukan di RS Nur Hidayah,
Bantul, Yogyakarta. Terapi ini
bertujuan untuk memberikan
motivasi keimanan dan
meningkatkan ibadah kepada Allah
SWT. Dengan kata lain, RS Nur
Hidayah menginginkan pasien yang
datang dengan keluhan, tetapi pulang
dengan rasa syukur.
Terapi Hu Care
menggunakan religious coping
sebagai jalur model. Titik mula
koping adalah pasien dibimbing
pemikirannya sehingga mampu
menggunakan agama sebagai strategi
mengatasi masalah. Agama adalah
sebuah cara untuk mempertahankan
stabilitas pribadi ketika menghadapi
kehilangan, impuls yang tidak
diinginkan, ketakutan akan kematian,
dan rasa bersalah19
. Sakit merupakan
salah satu dari impuls yang tidak
diinginkan.
Menurut Islam, tugas orang
yang sakit adalah ikhtiar dan
memasrahkah diri kepada Allah
SWT atas sakitnya. Contoh bentuk
ikhtiar adalah melakukan usaha
pengobatan, patuh pada perintah
dokter dalam proses pengobatan, dan
bertindak atau berperilaku hidup
sehat sebagai tindakan kuratif
maupun pencegahan terhadap
terjadinya keparahan maupun
komplikasi lebih lanjut. Ikhtiar yang
dilakukan diiringi dengan kepasrahan
diri kepada Allah SWT karena pada
dasarnya Allah yang menurunkan
11
penyakit dan Allah pula yang dapat
menyembuhkan.
Tindakan preventif atau
aktivitas perawatan diri merupakan
aksi penting dalam mencegah
komplikasi yang bisa muncul dari
unmanaged chronic disease, seperti
diabetes mellitus. Wujud perawatan
diri dapat meliputi pemeliharaan
kesehatan (health maintenance),
pencegahan penyakit (disease
prevention), diagnosis diri sendiri
(self-diagnosis), pengobatan bagi diri
sendiri (self-medication and self-
treatment), dan partisipasi dalam
layanan kesehatan12
.
Toobert et al (2000)13
dan
Weinger et al (2005)14
telah
mengidentifikasi aktivitas perawatan
diri yang spesifik terkait dengan
diabetes mellitus seperti manajemen
diet (dietary management), kegiatan
fisik (physical activity), foot care,
kepatuhan terhadap pengobatan
(adherence to medication), dan self-
monitoring glukosa darah pada
diabetes mellitus tipe 1 dan 2. Bukti
menunjukkan bahwa perawatan diri
pada pasien dengan diabetes mellitus
dapat meningkatkan self-efficacy,
membantu pemecahan masalah,
meningkatan status kesehatan dan
perilaku kesehatan, menurunkan
kunjungan ke instalasi kedaruratan
penurunan, serta meningkatkan
kualitas hidup19,20
.
Dari berbagai penjelasan
tersebut, tampak bahwa terapi Hu
Care memiliki peranan yang penting
dalam pelaksanaan perawatan diri.
Hal ini selaras dengan hasil
penelitian yang menunjukkan adanya
pengaruh terapi Hu Care yang sangat
signifikan terhadap perawatan diri
pasien diabetes mellitus tipe 2 di RS
Nur Hidayah, Bantul, Yogyakarta.
12
KESIMPULAN
Dari hasil analisis data
penelitian, dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa terdapat
efektivitas penerapan terapi Hu Care
dalam meningkatkan perawatan diri
pasien diabetes mellitus tipe 2 di RS
Nur Hidayah, Bantul, Yogyakarta
dengan nilai p=0.000 (p<0.01).
Pasien yang mendapatkan terapi Hu
Care mengalami peningkatan
perawatan diri yang sangat signifikan
daripada pasien yang tidak
mendapatkan terapi Hu Care.
SARAN
Adapun saran-saran yang
perlu diperhatikan, di antaranya:
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya
diharapkan dapat mengembangkan
penelitian dengan melakukan terapi
Hu Care tidak hanya pada pasien
diabetes mellitus, tetapi juga pada
penderita penyakit kronis yang lain.
2. Bagi Rumah Sakit
Sebaiknya terapi Hu Care
diadakan oleh semua rumah sakit
terutama rumah sakit yang berbasis
Islam. Selain itu, untuk rumah sakit
yang sudah melakukan terapi Hu
Care disarankan agar terapi tersebut
dilakukan secara berkelanjutan pada
pasien, meskipun pasien sudah tidak
dirawat inap di rumah sakit tersebut,
misalnya dengan menyediakan jasa
terapi Hu Care bagi siapa saja yang
memerlukan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih penulis tujukan
kepada dr. Sagiran, Sp.B,M.Kes
selaku dosen pembimbing KTI yang
telah memberikan bimbingan serta
saran kepada penulis.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. American Association of
Clinical Endocrinologist.
(2007). Medical Guidelines
for Clinical Practice for the
Management of Diabetes
Mellitus, 13(1).
2. Skinner, T. C., Carey, M. E.,
Cradock, S., Daly, H.,
Davies, M. J., Doherty, Y.,
Oliver, L. (2006). Diabetes
education and self-
management for ongoing and
newly diagnosed
(DESMOND): Process
modelling of pilot study.
Patient Educ Couns, 64(1):
369-377.
3. William, E. D., R.Tapp., D. J.
Magliano., J. E. Shaw., P. Z.
Zimmet., B. F. Oldenburg.
(2010). Health Behaviours,
socioeconomic status and
diabetes incidence: the
Australian Diabetes Obesity
and Lifestyle Study
(AusDiab). Journal
Diabetologia, 53 (12): 2538-
2545.
4. Lin, dkk. (2004)
5. Clark, M. (2008). Diabetes
self-management education:
A review of published
studies. Primary care
diabetes, 2(3): 113-120.
6. Haque N., Salma U.,
Nurunnabi TR., Uddin MJ.,
Jahangir MF., Islam SM.,
Kamruzzaman M. (2011).
Management of type 2
diabetes mellitus by lifestyle,
diet and medical plant.
Pakistan Journal of
Biological Sciences, 14(1):
13-24.
7. Jones, P.A., Baylin, S.B.
(2008). Harrison’s Principles
of Internal Medicine. (17th
ed). United States of
America: The McGraw-Hill
Companies.
8. Medicastore. (2008).
Komplikasi Diabetes Bisa
Mematikan. Diakses tanggal
8 April 2013 dari :
http://medicastore.com/diabet
es/komplikasi_diabetes_melli
tu.php
9. Smeltzer, S, & Bare. (2008).
Brunner & Suddarth’s
Textbook of medical surgical
nursing. Philadelpia :
Lippincott
10. Lorig, & Holman. (2003).
Self-Management Education:
History, Definition,
Outcomes, and Mechanisms.
Annals of Behavioral
Medicine, 26(1): 7.
11. Lindsay, S. V., H. J.M.
(2009). Introduction - A
Sociological Focus on 'Expert
Patients'. Health Sociology
Review, 18(2): 6.
12. Hill, L., & Smith, N. (1990).
Self-care Nursing Promotion
of Health (Second ed.).
London: Appleton & Lange.
14
13. Toobert, D. J., Hampson, S.
E., & Glasgow, R. E. (2000).
The summary of diabetes
self-care activities measure:
results from 7 studies and a
revised scale. Diabetes Care,
23(7): 943-950
14. Weinger, K., Butler, H. A.,
Welch, G. W., & La Greca,
A. (2005). Measuring
Diabetes Self-Care. A
psychometric analysis of the
Self-Care Inventory-revised
with adults. Diabetes Care,
28: 7.
15. Bodenheimer, T., Lorig, K.,
Holman, H., & Grumbach, K.
(2002). Patient self-
management of chronic
disease in primary care.
[Research Support, Non-U.S.
Gov't]. JAMA, 288(19):
2469-2475.
16. Crowe, M., Whitehead, L., Jo
Gagan, M., Baxter, D., &
Panckhurst, A. (2010). Self-
management and chronic low
back pain: a qualitative study.
Journal of Advanced Nursing,
66(7): 1478-1486.
17. Sagiran. (2012). Palliateve
Care Di Rumah Sakit Islam
Dengan Konsep Husnul-
Khatimah (Hu Care) Pada
Pasien Gagal Ginjal.
Ringkasan Disertasi Program
Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
18. Coleman, C. L., Holzemer,
W. L., Eller, L. S., Corless, I.,
Reynolds, N., Nokes, K. M.,
Hamilton, M. J. (2006).
Gender differences in use of
prayer as a self-care strategy
for managing symptoms in
African Americans living
with HIV/AIDS.
[Comparative Study]. J Assoc
Nurses AIDS Care, 17(4), 16-
23.
19. McCorkle, R., Ercolano, E.,
Lazenby, M., Schulman-
Green, D., Schilling, L. S.,
Lorig, K., & Wagner, E. H.
(2011). Self-management:
Enabling and empowering
patients living with cancer as
a chronic illness. CA: A
Cancer Journal for
Clinicians, 61(1), 50-62.
20. Kennedy, A., Reeves, D.,
Bower, P., Lee, V.,
Middleton, E., Richardson,
G., Rogers, A. (2007). The
effectiveness and cost
effectiveness of a national
lay-led self care support
programme for patients with
long-term conditions: a
pragmatic randomised
controlled trial. Journal of
Epidemiology and
Community Health, 61(3):
254-261.
21. Lorig, & Holman. (2003).
Self-Management Education:
History, Definition,
Outcomes, and Mechanisms.
Annals of Behavioral
Medicine, 26(1): 7.
22. Dunn, K. S., & Horgas, A. L.
(2000). The Prevalence of
Prayer as a Spiritual Self-
15
Care Modality in Elders.
Journal of Holistic Nursing,
18(4), 337-351.
23. Polzer, R. L., & Miles, M. S.
(2007). Spirituality in African
Americans with diabetes:
self-management through a
relationship with God.
[Research Support, N.I.H.,
Extramural]. Qual Health
Res, 17(2), 176-188.
24. Samuel-Hodge, C. D.,
Headen, S. W., Skelly, A. H.,
Ingram, A. F., Keyserling, T.
C., Jackson, E. J., Elasy, T.
A. (2000). Influences on day-
to-day self-management of
type 2 diabetes among
African-American women:
spirituality, the multi-
caregiver role, and other
social context factors.
[Research Support, U.S.
Gov't, P.H.S.]. Diabetes
Care, 23(7), 928-933.
25. James, A., & Wells, A.
(2003). Religion and mental
health: Towards a cognitive-
behavioural framework.
British Journal of Health
Psychology, 8(3), 359-376.
26. Abdoli, S., Ashktorab, T.,
Ahmadi, F., Parvizy, S., &
Dunning, T. (2011). Religion,
faith and the empowerment
process: Stories of Iranian
people with diabetes.
International Journal of
Nursing Practice, 17(3), 289-
298.
27. Newlin, K., Melkus, G. D.,
Tappen, R., Chyun, D., &
Koenig, H. G. (2008).
Relationships of Religion and
Spirituality to Glycemic
Control in Black Women
With Type 2 Diabetes. Nurs
Res, 57(5), 331-339
28. Sacco, L. M., Griffin, M. T.,
McNulty, R., & Fitzpatrick, J.
J. (2011). Use of the Serenity
Prayer among adults with
type 2 diabetes: a pilot study.
[Clinical Trial]. Holist Nurs
Pract, 25(4), 192-198.