Upload
others
View
38
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Mutmainnah Dwi Saputri
Ayah : H. Muh. Nurdin, SH
Ibu : Hj. Andi Kurniati
Tempat, Tanggal Lahir : Sinjai, 28 Juni 1998
Agama : Islam
Alamat : Jl. Halimun No.15 Perumahan Bukit Baruga
Antang
Nomor Telepon/HP : 08991983911
Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
TK Pertiwi X (2003-2004)
SDN 03 Kab. Sinjai (2004-2010)
SMP Negeri 1 Kab. Sinjai (2010-2013)
SMA Negeri1 Kab. Sinjai (2013-2016)
Universitas Muhammadiyah Makassar (2016-2020)
i
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Skripsi, Februari 2020
Mutmainnah Dwi Saputri, dr. Ami Febriza, M.Kes 1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan
2016/ email [email protected] 2Pembimbing
“HUBUNGAN EFEK PUASA SENIN KAMIS TERHADAP KADAR
GLUKOSA DARAH DAN STATUS GIZI (IMT) PADA MAHASISWA DI
MA’HAD AL-BIR UNIVESITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR”
(xv + 55 Halaman + 9 Tabel + 3 Gambar + 7 Lampiran)
ABSTRAK
LATAR BELAKANG : Puasa Senin Kamis merupakan salah satu puasa sunnah
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan memiliki banyak keutamaan
dan manfaat terhadap kesehatan terutama pada pengaturan kadar glukosa darah
dan indeks massa tubuh.
TUJUAN : Untuk mengetahui adanya hubungan Puasa Senin-Kamis terhadap
kadar glukosa darah sewaktu (GDS) dan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada
mahasiswa Ma‟had Al-Bir Univesitas Muhammadiyah Makassar..
METODE : Desain penelitian ini adalah menggunakan metode Quasi
Eksperimen. Responden sebanyak 66 orang dengan menggunakan teknik
sampling berpasangan. Pengolahan data menggunakan program SPSS dengan uji
Wilcoxon Test .
HASIL : Dari 66 responden, terdapat 47 responden (71.2%) memiliki kadar
persentase rutin berpuasa, sebanyak 19 responden (28.8%) memiliki kadar
persentase tidak rutin berpuasa. Sebanyak 14 responden (21.2%) mengalami
gejala, sedangkan 52 responden (78.8%) tidak bergejala. Hasil uji Wilcoxon test
didapatkan hubungan antara puasa senin kamis terhadap glukosa darah sewaktu
dan indeks massa tubuh denganp-value = 0.000 (p < 0,05).
KESIMPULAN : Terdapat hubungan Kadar Glukosa Darah Sewaktu (GDS) dan
Indeks Massa Tubuh (IMT) pada mahasiswa di Ma‟had Al-Bir Univesitas
Muhammadiyah Makassar
Kata Kunci : Puasa Senin Kamis, Glukosa Darah Sewaktu, Indeks Massa Tubuh
mailto:[email protected]
ii
FACULTY OF MEDICINE
MUHAMMADIYAH MAKASSAR UNIVERSITY
Skripsi, February 2020
Mutmainnah Dwi Saputri, dr. Ami Febriza, M.Kes 1Student of Medical Faculty of Muhammadiyah Makassar University
2016/ email [email protected] 2Mentor
“EFFECT OF MONDAY-THURSDAY FASTING ON THE BLOOD
GLUCOSE AND NUTRITIONAL STATUS (IMT) IN MA’HAD AL- BIRR
STUDENT’S OF MUHAMMADIYAH MAKASSA UNIVERSITY ”
(xv + 55 Pages + 9 Tables + 3 Picture + 7 Attachment)
ABSTRACT
BACKGROUND: Monday Thursday Fasting is one of the sunnah fasts which is
exemplified by the Prophet Muhammad and has many advantages and benefits to
health, especially in regulating blood glucose levels and body mass index.
OBJECTIVE: To find out the relationship between Monday-Thursday Fasting on
blood glucose levels (GDS) and Body Mass Index (BMI) on students of Ma'had
Al-Bir Muhammadiyah University of Makassar.
METHODS : The design of this study was to use the Quasi Experiment method.
Respondents were 66 people using paired sampling techniques. Data processing
using the SPSS program with the Wilcoxon Test.
RESULTS : Of the 66 respondents, there were 47 respondents (71.2%) has a
percentage of fasting routine, as many as 19 respondents (28.8%) Have a
percentage rate of not routine fasting. A total of 14 respondents (21.2%)
Symptoms, while 52 respondents (78.8%) Unsymptomatic. The Wilcoxon test
results were obtained between the fasting of Monday Thursday to blood glucose
and the body mass index with P-value = 0.000 (P < 0.05).
CONCLUSION: There is a relationship between Blood Glucose Levels (GDS)
and Body Mass Index (BMI) for students at Ma'had Al-Bir Muhammadiyah
University Makassar
Keywords : Monday Thursday Fasting, Blood Glucose Levels, Body Mass Index
mailto:[email protected]
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
skripsi dengan judul “Hubungan Efek Puasa Senin-Kamis Terhadap Glukosa
Darah Dan Status Gizi (IMT) Pada Mahasiswa Ma’had Al Birr Universitas
Muhammadiyah Makassar” guna memenuhi sebagian persyaratan untuk
melanjutkan proses penelitian pada semester tujuh program studi Pendidikan
Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam
menyelesaikan proposal ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Rasulullah SAW yang telah menunjukkan jalan kebenaran bagi umat
Islam dan tak pernah berhenti memikirkan ummatnya hingga diakhir
hidupnya.
2. Kepada kedua orang tua saya, ayah saya H. Muh. Nurdin, SH dan ibu
saya Hj. Kurniati yang telah memberikan doa, dukungan, dan
semangatnya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
tepat waktu.
3. dr. Ami Febriza, M.Kes selaku Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan banyak waktu dan wawasannya dalam membantu serta
memberikan bimbingan dan arahan demi tersusunnya skripsi ini.
iv
4. dr. Andi Weri Sompa, Sp.S selaku dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan dorongan dan semangat dalam penulisan skripsi ini.
5. IbuJuliani Ibrahim, Ph.D selaku Koordinator Skripsi di FKIK Unismuh
yang telah memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.
6. dr.Shelli Faradiana, Sp.A., M.Kes selaku Penguji dalam ujian proposal
yang juga memberikan masukkan dan saran terhadap kelanjutan
penelitian ini.
7. Dr. H. Darwis Muhdina, M.Ag selaku pembimbing dan penguji skripsi
yang telah meluangkan waktu dan wawasannya dalam membantu serta
memberikan bimbingan dan arahan demi tersusunnya skripsi ini.
8. Kepada Rauvolfia yang selalu memberikan semangat untuk bisa
menyelesaikan penyusunan skripsi ini agar bisa sama-sama selesai
katanya.
9. Kepada Egah Auviah Amri Mas‟ud dan Haeras Asapa yang sudah mau
saya repotkan untuk membantu saya melengkapi keperluan yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.
10. Kepada Muh. Reza Hidayah dan Usamah bin Isman yang sudah sangat
membantu dalam pengambilan sampel penelitian ini.
11. Kepada Sri Ayu Lestari Wulandari yang selama dalam pembuatan
skripsi ini sudah menjadi professor saya dalam mengerjakan data
dalam penelitian ini.
v
12. Kepada „Gen Comel‟ (Muh. Fadly Abdullah, YusqadrianiYusbar dan
Sri Ayu Lestari Wulandari) yang selalu bisa diandalkan selama
pembuatan skripsi ini.
13. Seluruh dosen dan staf di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
14. Kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung yang telah memberikan semangat dan dukungan.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan baik isi
maupun susunannya. Semoga skripsi ini dapat menjadi bahan acuan demi
kelanjutan proses penelitian selanjutnya.
Makassar, Februari 2020
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI .................................................... ii
PERNYATAAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
PENYATAAN TIDAK PLAGIAT ..................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
1. Tujuan Umum .............................................................................................. 5
2. Tujuan Khusus ............................................................................................. 5
vii
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 6
E. Hipotesis.............................................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8
A. Glukosa Darah .................................................................................................. 8
1. Defenisi Glukosa Darah ..................................................................................... 8
2. Metabolisme Glukosa ......................................................................................... 8
3. Pengaturan Kadar Glukosa Darah ..................................................................12
4. Toleransi Glukosa .............................................................................................14
5. Pengukuran kadar glukosa darah....................................................................14
B. Indeks Massa Tubuh (IMT) .......................................................................... 16
1. Definisi Indeks Massa Tubuh ...........................................................................16
2. Komponen Indeks Massa Tubuh .....................................................................17
3. Interpretasi Indeks Massa Tubuh ....................................................................18
4. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Indeks Massa Tubuh...................19
C. Puasa Senin Kamis ........................................................................................ 20
1. Pengertian Puasa Sunah Senin Kamis .............................................................20
2. Keistimewaan Hari Senin dan Kamis ..............................................................22
3. Macam-macam Puasa .......................................................................................23
4. Beberapa Mamfaat Puasa.................................................................................26
C. Kerangka Teori .......................................................................................... 28
viii
BAB III KERANGKA KONSEP ....................................................................... 29
A. Konsep Pemikiran .................................................................................... 29
B. Definisi Operasional .................................................................................. 29
C. Hipotesis ..................................................................................................... 32
BAB IVMETODE PENELITIAN ..................................................................... 33
A. Desain Penelitian ....................................................................................... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 33
C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 33
1. Populasi .............................................................................................. 33
2. Sampel ................................................................................................ 33
D. Besar Sampel .............................................................................................. 34
E. Jenis dan Alur Pengumpulan Data .......................................................... 34
F. Intsrumen Pengumpulan Data.................................................................. 36
G. Teknik Pengolahan Data ......................................................................... 37
H. Analisis Data .............................................................................................. 38
I. Aspek Etika Penelitian ............................................................................... 39
BAB VHASIL PENELITIAN ............................................................................ 40
A. Gambaran Umum Populasi/Sampel ........................................................ 40
B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 40
ix
C. Analisis ....................................................................................................... 41
1. Analisis Univariat.............................................................................. 41
2. Analisis Bivariat ................................................................................ 44
BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................... 47
BAB VII PENUTUP (KESIMPULAN DAN SARAN) .................................... 54
A. Kesimpulan ................................................................................................ 54
B. Saran ........................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 56
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.Klasifikasi IMT Menurut WHO 1998 ............................................. 18
Tabel 2.2 Klasifikasi IMT Menurut Asia Pasifik 2000 .................................... 19
Tabel 3.1 Klasifikasi IMT Menurut Asia Pasifik 2000 .................................... 31
Tabel 5.1 Distribusi Intensitas Puasa Senin Kamis .......................................... 40
Tabel 5.2 Distribusi Gejala saat Puasa ............................................................ 40
Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik………………………………………….... 43
Tabel 5.4 Hasil Uji Normalitas Data Indeks Massa Tubuh ............................ 44
Tabel 5.5 Hasil Uji Normalitas Data Glukosa Darah Sewaktu ........................ 44
Tabel 5.6 Hasil Uji Hipotesis…………………. .............................................. 46
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Konsep Teori …….……………...................………….....................28
Gambar 3.1 Konsep Pemikiran…….……………...........………….......................29
Gambar 4.1 Alur Pengumpulan Data ……...……...........…………......................36
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
3. Validasi Kuesioner
4. Kuesioner
5. Data Responden
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puasa adalah salah satu ibadah yang dilakukan umat Muslim.
Puasa merupakan salah satu dari lima rukun Islam dimana muslim dewasa
yang sehat harus berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam. Lamanya
durasi puasa biasanya bervariasi tergantung pada musim dan lokasi
geografis negara tersebut, umumnya lama durasi 11 hingga 22 jam. Puasa
memiliki banyak keutamaan antara lain: Allah SWT menyediakan pahala
besar dan ampunan-nya, mendapatkan surga, menjauhkan seseorang dari
api neraka, dan puasa mampu menjadi pengendali hawa nafsu.1
Puasa ada yang bersifat wajib seperti puasa Ramadhan, ada pula
yang bersifat sunnah (jika dikerjakan mendapat pahala, jika ditinggalkan
tidak mendapat dosa) seperti puasa Nabi Dawud, Puasa Ayyamul Bidl,
Puasa Tasu‟a dan Asyura‟, Puasa bulan Sya‟ban, Puasa Arafah, Puasa 6
hari bulan Syawal dan Puasa Senin-Kamis.1
Puasa sendiri memiliki banyak manfaat baik dari perspektif agama
maupun kesehatan. Beberapa manfaat dari segi kesehatan antara lain :
dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, mencegah terbentuknya batu
ginjal, mengobati penyakit akibat obesitas, arterosklerosis, hipertensi dan
diabetes.2,3
Melalui puasa berarti kita memberikan masa rehat fisiologis
bagi tubuh khususnya sistem pencernaan dengan cara, melalui tertahannya
2
makanan dan minuman yang cukup lama berkisar antara 9-11 jam setelah
fase absorpsi makanan. Sehingga kelenjar-kelenjar air liur, lambung, usus,
kelenjar pancreas dan kelenjar endokrin yang memiliki korelasi dengan
kerja metabolisme untuk melakukan fungsinya secara maksimal.3 Oleh
karena itu, dengan berpuasa secara rutin sama halnya kita memberikan
istirahat kepada tubuh kita sehingga orang yang berpuasa tidak akan
merasa cepat lelah dan letih. Sebagaimana telah disabdakan Rasulullah
SAW diriwayatkan oleh al-Thabrani dari Abu Hurairah bahwa “
Berpuasalah, niscaya kalian sehat !”. 4
Satu dari sekian banyaknya puasa sunah adalah puasa Senin-
Kamis. Puasa senin-kamis merupakan salah satu puasa sunnah yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan memiliki banyak keutamaan
dan manfaat didalamnya. Puasa Senin-Kamis merupakan puasa kesukaan
Rasulullah Saw. dan para sahabatnya. Puasa ini menjadi ciri khas dari
umat Muhammad Saw. sebagai amalan puasa sunnat, dibandingkan umat-
umat yang lainnya. Salah satu keutamaan dari puasa Senin-Kamis adalah
diberikannya pengampunan, sesuai dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah
berikut, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,
ِ تُْفتَُح أَْبَواُة اْنَجنَِّة يَْوَو ااِلْثنَْيِن َويَْوَو اْنَخِميِس فَيُْغفَُز نُِكمِّ َعْبٍد الَ يُْشِزُك بِبَّللَّ
َشْيئًب إِالَّ َرُجالً َكبنَْت بَيْنَهُ َوبَْيَن أَِخيِه َشْحنَبُء فَيُقَبُل أَْنِظُزوا َهَذْيِن َحتَّى
يَْصطَهَِحب أَْنِظُزوا َهَذْيِن َحتَّى يَْصطَهَِحب أَْنِظُزوا َهَذْينَحتَّى يَْصطَهَِحب
“Pintu surga dibuka pada hari Senin dan kamis. Setia hamba yang tidak
berbuat syirik pada Allah sedikit pun akan diampuni (pada hari tersebut)
3
kecuali seseorang yang memiliki percekcokan (permusuhan) antara
dirinya dan saudaranya. Nanti akan dikatakan pada mereka, akhirkan
urusan mereka sampai mereka berdua berdamai, akhirkan urusan mereka
sampai mereka berdua berdamai.” (HR. Muslim no. 2565).
Dalam sebuah penelitian, didapatkan terdapat perbedaan kadar
glukosa darah, tekanan darah dan Indeks Massa Tubuh (IMT) kelompok
kontrol dan kelompok yang berpuasa. Diapatkan hasil bahwa ada
penurunan kadar glukosa darah sebelum dan setelah dilakukan pemberian
intervensi beupa puasa senin-kamis. Hal ini disebabkan pada saat bepuasa
kadar glukosa darah akan mengalami penurunan sehingga menyebabkan
penurunan sekresi insulin dan peningkatan kerja dari hormon glukagon
dan katekolamin yang akan memecahkan glikogen pada tubuh.19
Tercatat
dalam beberapa penelitian dapat merujuk pada tingkat obesitas dari para
peserta. Sezen dan rekannya menyelidiki efek puasa Ramadhan pada
komposisi tubuh dan kekakuan arteri pada orang dewasa yang kelebihan
berat badan dan obesitas (usia rata-rata 37 ± 7 tahun). Mereka
menyimpulkan Ramadhan itu puasa dapat menurunkan parameter
komposisi tubuh termasuk Body Fat % dan tingkat Total Body Water.20
Dengan memperhatikan manfaat dan keutamaan puasa Senin-
Kamis terhadap kesehatan, maka rancangan penelitian yang akan
dilakukan yaitu untuk menguji adanya hubungan efek Puasa Senin-Kamis
terhadap kadar glukosa darah sewaktu dan Indeks Massa Tubuh. Dalam
4
penelitian kali ini, peneliti mengambil mahasiswa Ma‟had Al-Birr
Makassar sebagai sampel penelitian. Ma‟had Al-Birr Makassar
merupakan sebuah lembaga pendidikan yang bergerak di bidang
pengajaran bahasa Arab dan ilmu-ilmu keislaman. Lembaga pendidikan
tersebut menempati areal di dalam kampus Universitas Muhammadiyah
(Unismuh) Makassar. Ma‟had Al-Birr Makassar secara resmi didirikan
pada tahun 1996. Kehadiran Ma‟had Al-Birr di kota Makassar adalah
berkat kerja sama yang terjalin erat antara Pimpinan Pusat (PP)
Muhammadiyah Jakarta dengan Yayasan Dâr el-Birr yang berkedudukan
di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Ma‟had Al-Birr Makassar bertujuan menghasilkan alumni muslim
yang berkompeten dalam ilmu Islam, terampil menerjemahkan dan
berkomunikasi dalam bahasa Arab, ahli dalam menyebarkan nilai-nilai
keislaman dan bahasa Arab, serta mampu menjawab masalah keagamaan
kontemporer yang berkembang di tengah masyarakat. Menilik dari
latarbelakang mahasiswa Ma‟had Al-birr yang sebagian besar banyak
mengamalkan Puasa Senin-Kamis maka dari itu peniliti mengambil subjek
tesebut sebagai sampel.
Bedasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas maka
penulis melakukan pengujian adanya hubungan efek Puasa Senin-Kamis
terhadap Kadar Glukosa Darah dan Indeks Massa Tubuh dengan umusan
masalah sebagai berikut.
5
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah terdapat hubungan antara Puasa Senin Kamis terhadap kadar
Glukosa Darah Sewaktu (GDS) dan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada
mahasiswa di Ma‟had Al-Bir Univesitas Muhammadiyah Makassar.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya
hubungan Puasa Senin-Kamis terhadap kadar glukosa darah sewaktu
(GDS) dan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada mahasiswa Ma‟had Al-Bir
Univesitas Muhammadiyah Makassar.
2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui Kadar Glukosa Darah Sewaktu pada Mahasiswa di
Mahad Al-Bir
b. Untuk mengetahui Kadar Indeks Massa Tubuh(IMT) pada Mahasiswa
di Mahad Al-Bir
c. Untuk mengetahui hubungan kadar glukosa darah sewaktu sebelum
dan setelah Puasa Senin-Kamispada Mahasiswa di Mahad Al-Bir.
d. Untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh(IMT) sebelum dan
setelah Puasa Senin-Kamis pada Mahasiswa di Mahad Al-Bir.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, yakni :
1. Bagi Peneliti
6
1.1 Merupakan pengalaman yang berharga dalam memperluas wawasan
dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan kadar glukosa darah sewaktu
dan indeks massa tubuh(IMT) baik sebelum dan setelah Puasa Senin-
Kamis
1.2 Dapat memberikan tambahan pengetahuan Puasa Senin-Kamis dari
segi ilmu kedokteran dan aspek al-Qur‟an & hadist sehingga lebih
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
2. Bagi Universitas
Menambah referensi penelitian tentang kadar glukosa darah dan
indeks massa tubuh(IMT) baik sewaktu sebelum dan setelah Puasa Senin-
Kamis di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Bagi Sosial
3.1 Memberikan informasi dan memberi kesadaran kepada masyarakat
tentang keutamaan dan manfaat Puasa Senin-Kamis terkait kadar
glukosa darah dan Indeks Massa Tubuh(IMT)
3.2 Sebagai alternative pengobatan dan pencegahan sehingga mengurangi
resiko terjadinya diabetes dan obesitas
3.3 Dapat mengajak pembaca untuk mengamalkan puasa Senin-Kamis
E. HIPOTESIS
Hipotesis alternative (Ha) dari penelitian ini adalah terdapatnya efek
Puasa Senin-Kamis dalam menurunkan kadar glukosa darah sewaktu (GDS)
dan Indeks Massa Tubuh(IMT).
7
Hipotesis Null (No)dari penelitian ini adalah tidak adanya efek Puasa
Senin-Kamis dalam menurunkan kadar glukosa darah sewaktu (GDS) dan
Indeks Massa Tubuh(IMT).
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. GLUKOSA DARAH
1. Definisi Glukosa Darah
Glukosa adalah karbohidrat tepenting, kebanyakan karbohidrat
dalam makanan diserap ke dalam aliran darah sebagai glukosa, dan gula
lain diubah menjadi glukosa di hati. Glukosa adalah bahan bakar
metabolik utama pada mamalia (kecuali pemamah biak) dan bahan bakar
universal bagi janin. Glukosa adalah prekursor untuk sintesis semua
karbohidrat lain di tubuh, termasuk glikogen untuk penyimpanan, ribosa
dan deoksiribosa dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam
glikolopid dan sebagi kombinasi dengan proein dalam glikoprotein dan
proteoglikan.5
Kadar glukosa darah normal pada seseorang yang tidak makan
dalam waktu tiga atau empa jam teakhi adalah sekitas 90mg/dL. Setelah
makan makanan yang mengandung banyak karbohidrat sekalipun, kadar
ini jarang melebihi 140mg/dL kecuali orang tersebut menderita diabetes
melitus.6 Konsentrasi glukosa darah secara nomal dipertahankan pada
jarak sangat sempit, biasanya antara 70 hingga 120 mg/dL.7
2. Metabolisme Glukosa
Kata metabolism merujuk kepada semua reaksi kimia yang terjadi
di dalam sel tubuh. Reaksi-reaksi yang melibatkan penguraian, sintesis,
9
dan transformasi ketiga kelas molekul organic kaya energi yaitu
karbohidrat, protein dan lemak secara kolektif dikenal sebagai metabolism
bahan bakar.8
Produk akhir pencernaan karbohidrat dalam saluran pencernaan
hamper selalu dalam bentuk glukosa, fruktosa dan galaktosa. Rata-rata
sekitar 80% dari produk-produk akhir tersebut adalah glukosa. Setelah
absorpsi saluran pencernaan, banyak fruktosa dan hamper semua galaktosa
diubah secara cepat menjadi glukosa di dalam hati. Di dalam sel hati
terdapat enzim yang sesuai untuk meningkatkan interkonversi antar
monosakarida (Glukosa, Fruktosa dan Galaktosa). Sebelum glukosa
dipakai oleh sel, harus terlebih dahulu diangkut melalui membrane sel ke
dalam sitoplasma sel.6
Pengangkutan glukosa antara darah dan sel dilaksanakan oleh suatu
pembawa/pengankut membrane plasma yang dikenal sebagai glucose
transporter atau GLUT (pengangkut glukosa). Tedapat enam bentuk
pengankutan glukosa yang telah diketahui dan dinamai sesuai urutan
penemuannya. Pengangkut glukosa yang bertanggungjawab atas sebagian
besar penyerapan glukosa oleh mayoritas sel tubuh adalah GLUT-4, yang
glukosa tisak dapat dengan mudah menembus membran jaingan
bergantung pada insulin yang menyerap glukosa dari darah dan
menggunakanya.8
Setelah di dalam sel, molekul glukosa ini mengalami reaksi-reaksi
kimia yang dikategorikan menjadi dua proses metabolik: anabolisme dan
10
katabolisme. Anabolisme mengacu pada pembentukan atau sintesis
makromolekul organik dari subunit-subunit molekul organik kecil,.
Katabolisme dipihak lain mengacu pada penguraian atau degradasi
molekul organik besar di dalam tubuh. Pada orang dewasa, laju
anabolisme dan katabolisme umumnya seimbang hingga tubuh orang
dewasa berada dalam keadaan stabil dinamis dan tampak tidak beubah
meskipun molekul-molekul organic yang menetukan struktu meskipun
molekul-molekul organic dalam keadaan stabil dinamis dan tampak tidak
beubah meskipun molekul organic yang menentukan stuktu dan fungsi
secara terus menerus dipebarui.8
a. Glikolisis dan Siklus Asam Sitrat
Glikolisis yaitu jalur utama metabolism glukosa, terjadi di sitosol
semua sel. Jalur ini unik karena dapat berfungsi baik dalam keadaan aerob
maupun anaerob, bergantung pada ketersediaan oksigen dan rantai
transport elektron.
Siklus asam sitrat (siklus krebs, siklus asam trikarboksilat) adalah
serangkaian reaksi di mitokondria yang mengoksidasi gugus asetil pada
asetil Ko-A dan mereduksi koenzim yang ter-reoksidasi melalui rantai
transport elektron yang berhubungan dengan pembentukan ATP. Siklus ini
adalah jalur bersama terakhir untuk oksidasi karbohidrat, lipid dan protein
karena glukosa, asam lemak dan sebagian besar asam amino
dimetabolisme menjadi asetil Ko-A atau zat-zat antara siklua ini. Siklus ini
juga berperan sentral dalam gluconeogenesis, lipogenesis dan
11
interkonversi asam-asam amino. Banyak proses ini terjadi di sebagian
besar jaringan, tetapi hati adalah satu-satunya jaringan tempat semuanya
berlangsung dari tingkat yang signifikan.5
b. Glikogenesis
Glikogenesis merupakan proses pembentukan glikogen. Glukosa 6-
fosfat pertama-tama diubah menjadi glukosa 1-fosfat, kemudian zat ini
diubah menjadi uridin difosfat glukosa, yang kemudian diubah menjadi
glikogen.6
c. Glikogenolisis
Glikogenolisis berarti pemecahan glikogen menjadi bentuk glukosa di
dalam sel. Glikogenolisis tidak terjadi dengan membalikkan reaksi kimia
yang sama untuk membentuk glikogen, sebagai gantinya, setiap molekul
glukosa yang berurutan pada setiap cabang polimer glikogendipisahkan
dengan proses fosforilasi, dikatalis oleh fosforilase.6
d. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah perubahan sumber-sumber nonkarbohidrat
(yaitu asam amino) menjadi karbohidrat di dalam hati (gluko artinya
glukosa‖ , neo artinya ―baru‖ , genesis artinya ―produksi‖).
Glukoneogenesis adalah faktor penting untuk mengganti simpanan
glikogen hati dan karenanya mempertahankan kadar glukosa darah tetap
normal di antara waktu makan. Hal ini penting karena otak hanya dapat
menggunakan glukosa sebagai bahan bakar metabolik, namun jaringan
saraf sama sekali tidak dapat menyimpan glikogen. Maka itu konsentrasi
12
glukosa darah harus dipertahankan pada tingkat yang sesuai agar otak
yang bergantung pada glukosa mendapat nutrient yang memadai.8
3. Pengaturan Kadar Glukosa Darah
Pengaturan besarnya kadar glukosa darah pada orang normal sangatlah
sempit, pada orang yang sedang berpuasa kadar glukosa darah ini hanya
diantar 80 dan 90 mg/dL (darah yang diukur pada waktu sebelum makan
pagi). Konsentrasi ini meningkat menjadi 120-140 mg/dL selama jam
pertama atau lebih setelah makan, namun ada suatu system umpan baik
yang mengatur kadar glukosa darah yang dengan cepat mengembalikan
konstentrasi glukosa ke nilai kontrolnya, biasanya ini terjadi pada waktu
dua jam sesudah absorpsi karbohidrat yang terakhir. Mekanisme yang
dipakai untuk mencapai pengaturan yang sangat bermakna yaitu :
a. Hati berfungsi sebagai suatu system penyangga darah-glukosa yang
sangat penting. Jadi, bila sesudah makan maka kadar glukosa darah
meningkat sampai konsentrasinya tinggi sekali, yang juga akan disertai
dengan meningkatnya sekresi insulin, yakni sebanyak dua pertiga dari
glukosa yang diabsorpsi dari usus itu dalam waktu yang singkat
disimpan di dalam hati dalam bentuk glikogen. Lalu, selama beberapa
jam berikutnya, bila konsentrasi glukosa darah dan kecepatan sekresi
insulin berkurang, maka hati melepaskan glukosa kembali ke dalam
darah. Dengan cara ini, hati mengurangi perubahan konsentrasi
glukosa darah sampai kira-kira tiga kali lipat. Ternyata, pada
penderita-penderita penyakit hati yang parah, kita hampir tidak
13
mungkin menjaga tetapnya konsentrasi glukosa darah dalam batas
yang sempit ini.
b. Fungsi insulin dan glukagon sangat penting dan fungsi ini terpisah dari
system pengatur umpan balik yang menjaga tetap normalnya
konsentrasi glukosa darah. Bila konsentrasi glukosa darah ini
meningkat sangat tinggi, maka timbul sekresi insulin, dimana
insulinnya sendiri sebaliknya mengurangi konsentrasi glukosa darah
itu agar kembali ke nilai normalnya. Sebaliknya, berkurangnya kadar
glukosa darah merangsang timbulnya sekresi glukagon, selanjutnya
glukagon ini akan berfungsi secara berlawanan yakni akan
meningkatkan kadar glukosa darah itu agar kembali ke nilai
normalnya. Pada sebagian besar kondisi yang normal, mekanisme
umpan balik insulin ini jauh lebih berguna daripada mekanisme
glukagon, namun pada keadaan dimana kelaparan atau pemakaian
insulin yang secara berlebihan selama aktivitas fisik dan keadaan stress
yang lain, mekanisme glucagon juga menjadi benilai.
c. Pada keadaan hipoglikemi berat, timbul suatu efek langsung dari
kadar glukosa darah dalam hipotalamus yang dapat merangsang
system saraf simpatis. Sebaliknya, hormon epinefrin yang disekresikan
oleh kelenjar adrenal menyebabkan tetap terlepasnya glukosa dari hati.
Jadi, epinefrin juga menjaga agar tidak timbul hipoglikemia yang
parah.
14
d. Sesudah beberapa jam dan beberapa hari, sebagai suatu proses respons
terhadap keadaan hipoglikemi yang lama, akan timbul sekresi hormone
pertumbuhan dan kortisol, dan kedua hormone ini nanti mengurangi
kecepatan pemakaian glukosa oleh sebagian besar sel tubuh. Keadaan
ini juga membantu mengembalikan konsentrasi glukosa darah ke nilai
normal.6
4. Toleransi Glukosa
Toleransi Glukosa adalah Kapasitas atau waktu yang dibutuhkan
oleh tubuh untuk mengembalikan kadar gula dalam darah untuk kembali
ke batas normal setelah seseorang yang berpuasa mengkonsumsi gula.
Toleran atau tidak, ditentukan oleh kesanggupan mekanisme untuk
menghilangkan kelebihan gula dalam darah.9
5. Pengukuran Kadar Glukosa Darah
Selama lebih dari 100 tahun berbagai metode digunakan untuk
mengukur kadar glukosa dalam darah. Dahulu, glukosa diperiksa dengan
memanfaatkan sifat mereduksi glukosa yang non-spesifik dalam suatu
reaksi dengan bahan indicator yang memperoleh atau berubah warna jika
tereduksi. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, sekarang
pengukuran glukosa menggunakan metode enzimatika yang lebih spesifik,
sensitif dan sederhana. Metode ini umumnya menggunakan enzim glukosa
oksidase atau heksokinase, yang bekerja hanya pada glukosa dan tidak
pada gula lain dan bahan pereduksi lain. Perubahan enzimatika glukosa
menjadi produk dihitung berdasarkan reaksi perubahan warna
15
(kolorimetri) sebagai reaksi terakhir dari serangkaian Chemistry-reaction,
atau berdasarkan konsumsi oxygen pada suatu elektroda pendeteksi
oxygen. Chemistry-analyzer (mesin penganalisis kimiawi) modern dapat
menghitung konsentrasi glukosa hanya dalam beberapa menit. Di luar
laboratorium, sekarang banyak tersedia bebagai merek monitor glukosa
milik pribadi yang dapat digunakan untuk mengukur darah dari tusukan
diujung jari. Alat ini cukup bermanfaat untuk mengetahui kadar glukosa
darah dan untuk menyesuaikan terapi. Namun alat ini memiliki
kekurangan dimana hasil pengukuran terpengaruh oleh kadar hematokrit
dan juga protein serum, kadar hematocrit yang rendah dapat meningkatkan
secara semu kadar glukosa darah, dan sebaliknya (efek serupa juga berlaku
untuk protein serum yang rendah atau tinggi). Terdapat hasil pengukuran
yang berbeda tergantung dari tempat diambilnya sampel darah. Darah dari
vena dan kapiler akan memberikan hasil yang sama pada keadaan puasa,
tetapi pada keadaan tidak berpuasa darah kapiler memberikan hasil lebih
tinggi dibandingkan dengan darah vena.10
a. Hipoglikemia
Hipoglikemia secara harfiah berarti kadar glukosa darah dibawah batas
normal. Definisi hipoglikemia sampai tahap tertentu bersifat tidak
menentu, bergantung usia individu dan kondisi saat pengambilan sampel.
Anak biasanya memperlihatkan gejala hipoglikemia apabila kadar glukosa
darah plasma turun menjadi sekitar 40 mg/dL. Hipoglikemia akut
menunjukkan gejala gangguan system saraf otonomik seperti palpitasi,
16
tremor, atau berkeringat yang lebih menonjol dan biasanya mendahului
keluhan neuroglikopeni seperti gangguan konsentrasi. Sakit kepala dan
mual mungkin bukan merupakan keluhan malaise yang khas.11
b. Hiperglikemia
Hiperglikemia secara harfiah berarti kadar glukosa darah melebihi
batas normal, dimana kadar glukosa dalam darah lebih dari 110 mg/dL.
Gejalanya berupa lemah, poliuri, polidipsi dan polifagi.12
B. INDEKS MASSA TUBUH (IMT)
1. Definisi Indeks Massa Tubuh
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat yang sederhana untuk
memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan. Penggunaan IMT hanya berlaku
untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan
pada bayi, anak, ibu hamil, dan olahragawan.
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari
perhitungan antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang.
IMT dipercayai dapat menjadi indikator atau menggambarkan kadar
adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak mengukur lemak tubuh
secara langsung. IMT merupakan alternatif untuk tindakan pengukuran
lemak tubuh karena murah serta metode skrining kategori berat badan
yang mudah dilakukan.16
17
Indeks Massa Tubuh dihitung berdasarkan rumus berat badan
dalam kilogram (kg) dibagi dengan tinggi badan dalam meter yang
dikuadratkan (m2), sebagai berikut:
IMT = ( )
( )
2. Komponen Indeks Massa Tubuh
a. Berat Badan
Pengukuran berat badan dilakukan menggunakan timbangan beam-
balance yang diletakkan pada permukaan datar dan keras serta
dikalibrasi secara teratur. Apabila akan dilakukan pemantauan
terhadap penurunan berat badan, maka sebaiknya penimbangan
dilakukan pada waktu yang sama setiap harinya karena makanan,
minuman, kondisi kandung kemih, bahkan gerakan usus dapat
mempengaruhi hasil pembacaan. Apabila seseorang ditimbang
berulang kali setiap hari, maka dapat terjadi fluktuasi berat badan
sebesar ±10 kg. setelah dilakukan pengukuran berat badan, perlu
dinilai apakah individu tersebut termasuk dalam batas berat badan
normal atau apakah terlalu kurus/gemuk. Untuk mengetahui hal
tersebut, perlu dilakukan pembandingan antara berat badan dengan
tinggi badan.
b. Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan lebih sulit dibandingkan pengukuran
berat badan. Untuk anak-anak dan dewasa haus berdiri pada lantai
yang datar serta dibutuhkan dinding yang rata. Subjek harus bediri
18
tegak dengan bagian belakang kepala, bahu, dan bokong
menyentuh dinding, tumit datar dan dirapatkan, bahu rileks, lengan
di samping tubuh. Kepala dalam posisi tegak dan pandangan lurus
ke depan serta batas mata sebelah bawha dalam posisi sejajar
dengan meatus akustikus eksterna ( The Frankfurt plane).
Pembacaan hasil sebaiknya dilakukan oleh dua orang untuk
memperoleh hasil yang akurat. Terdapat variasi sirkadian pada
tingg badan seseorang dimana pada pagi hari biasanya lebih tingg
1-2 cm sedangkan pada siang hari diskus intervertebral mengalami
kompresi.
3. Interpretasi Indeks Massa Tubuh (IMT)
Pengukuran IMT dilakukan dengan cara membandingkan berat
badan dengan tinggi badan subjel. Metode ini dianggap paling raktis
dalam menentukan apakah seseorang mengalami kekurangan atau
kelebihan berat badan karena hanya memerlukan dua parameter yaitu berat
badan(satuan kg) dan tinggi badan(satuan meter).
Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang Dewasa
Berdasarkan IMT Menurut WHO 1998.11
Klasifikasi IMT (Kg / M2)
Berat Badan Kurang
19
Obesitas I 30-34,9
Obesitas II 35-39,9
Obesitas III >40
Tabel 2.1 Klasifikasi IMT Menurut WHO 1998
Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT Menurut
Kriteria Asia Pasifik 2000.
Table 2.2 Klasifikasi Menurut Asia Pasifik 2000
4. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Indeks Massa Tubuh
Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi IMT, yaitu :
a) Usia, prevalensi obesitas meningkat secara terus menerus dari usia 20-
60 tahun. Setelah usia 60 tahun, angka obesitas mulai menurun.
b) Jenis Kelamin, Pria lebih banyak mengalami overweight dibandingkan
wanita. Distribusi lemak tubuh juga berbeda pada pria dan wanita, pria
cenderung mengalami obesitas visceral dibandingkan wanita.
Klasifikasi IMT
Berat Badan Kurang
20
c) Genetik, beberapa studi membuktikan bahwa faktor genetik dapat
memengaruhi berat badan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa
orangtua obesitas menghasilkan proporsi tertinggi anak-anak obesitas.
d) Pola Makan, makanan siap saji juga berkontribusi terhadap epidemi
obesitas. Banyak keluarga yang mengonsumsi makanan siap saji yang
mengandung tinggi lemak dan tinggi gula. Alasan lain yang
meningkatkan kejadian obesitas yaitu peningkatan porsi makan.
e) Aktivitas Fisik, saat ini level aktifitas fisik telah menurun secara
dramatis dalam 50 terakhir, seiring dengan pengalihan buruh manual
dengan mesin dan peningkatan penggunaan alat bantu rumah tangga,
transportasi dan rekreasi.17
C. PUASA SENIN KAMIS TERHADAP KESEHATAN
1. Pengertian Puasa Sunah Senin Kamis
Puasa dalam bahasa Arab adalah ṣaum ( صىو ) dan bentuk plural-
nya adalah ṣiyām ( صيبو ). Secara bahasa, ṣaum sering diartikan sebagai:
“Menahan diri dan meninggalkan dari melakukan sesuatu.”21
Puasa artinya: menahan, mengekang, diam, berhenti, atau menahan
diri dari sesuatu, baik dalam perkataan maupun perbuatan.22
Sedangkan
menurut istilah syariah, ṣaum itu adalah:
21
“Menahan diri pada siang hari dari hal-hal yang membatalkan puasa
dengan niat ibadah sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.”23
Winarno dalam bukunya Hidup Sehat dengan Puasa menjelaskan
bahwa puasa menurut istilah (Syariat) adalah mencegah diri dari segala
perkara yang membatalkan, mulaiterbit fajar hingga terbenamnya matahari
dengan niat ibadahkepada Allah SWT.Sulaiman Rasjid mengartikan puasa
adalah menahan diri dari suatu yang membukakan, satu hari lamanya
mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat dan
beberapa syarat, serta dalam rangka mendidik dan melatih nafsu, dalam
rangka menyiapkan diri untuk menjadi insan yang bertakwa.22
Jadi dapat disimpulkan bahwa puasa adalah menahan diri dari
sesuatu yang bisa membatalkan puasa dari terbitnya fajar sampai
terbenamnya matahari dengan niat karena Allah SWT.
Sedangkan puasa sunah Senin Kamis adalah puasa sunah yang
dilakukan pada hari Senin dan Kamis.23
Puasa sunah Senin Kamis adalah
suatu ibadah kepada Allah SWT dengan jalan menahan makan, minum,
hubungan seksual, dan meninggalkan hal-hal yang bisa membatalkan
puasa dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari pada hari Senin
dan Kamis.
22
2. Keistimewaan Hari Senin dan Kamis
Dalam Islam kita mengenal ada hari-hari istimewa, malam-malam
istimewa dan bulan-bulan istimewa. Hari jum‟at diagungkan dan
diutamakan dari hari-hari lainnya, malam lailatul qadar diistimewakan atas
malam-malam lainnya. Bulan Ramadhan dipilih lebih istimewa dari bulan-
bulan lainnya.24
Hari Senin adalah hari kelahiran manusia yang paling sempurna
yang diutus oleh Allah SWT. untuk menyampaikan risalah-Nya. Ya,
dialah Nabi Muhammad SAW. beliau dilahirkan dari keluarga Bani
Hasyim. Beliau dilahirkan di Makkah pada hari Senin pagi tanggal 9
Rabiul awwal permulaan tahun dari peristiwa gajah. Bertepatan dengan
tanggal 20 April tahun 571 Masehi. Ada pula yang berpendapat tanggal
lahir beliau tanggal 12 Rabiul awwal, seperti yang dijadikan tanggal merah
di kalender kita.25
Tidak kalah agungnya dengan hari Senin, hari Kamis juga punya
predikat sebagai hari yang diberkahi. Ini tidak lain karena hari Kamis
mendapatkan keberkahan dari doanya Nabi Muhammad SAW. Rasulullah
SAW. telah berdoa untuk umat ini:
Ya Allah, Berkahilah umatku di waktu pagi mereka di hari Kamis.
Keberkahan untuk hari Kamis ini juga tidak hanya disebabkan oleh
doa Nabi SAW. Tapi juga ada historitas khusus yang terjadi di hari Kamis.
23
Dalam ḥadiṡ riwayat Thabrani selanjutnya disebutkan, setelah beliau
SAW. berdoa meminta keberkahan untuk umatnya – “pada hari Kamis itu
paraMalaikat yang mengatur urusan-urusan alam diciptakan.”24
Hari Kamis begitu istimewa bagi Nabi SAW. Karenanya, beliau
selalu membiasakan berpuasa. Bahkan, ketika hendak bepergian beliau
lebih sering memilih bepergian pada hari Kamis.25
Inilah di antara kemuliaan yang dimiliki hari Senin dan Kamis.
Berlainan dengan hari hari lainnya, pintu-pintu surga pada kedua hari
tersebut menjadi terbuka lebar. Siapa saja yang diberi kesempatan akan
dipersilahkan untuk memasukinya. Sungguh ini adalah karunia dan nikmat
yang luar biasa, ini adalah peluang yang besar.
Terbukanya pintu surga berarti terbukanya pintu rahmat dan
ampunan Allah SWT. Allah SWT telah memberi peluang dan kesempatan
kepada kita agar meraih ampunan dan rahmatnya pada hari itu.24
Oleh
karenanya, Rasulullah SAW. Selalu membiasakan berpuasa pada hari
Senin dan Kamis.
3. Macam-macam Puasa
Puasa dibagi menjadi dua bagian, yaitu puasa wajib dan puasa sunah.
a. Puasa Wajib
1) Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan adalah puasa yang dilakukan sebulan penuh di bulan
Ramadhan.23
Kewajiban puasa Ramadhan didasari oleh al-Qur‟an, as-
24
Sunah dan Ijma‟. Allah SWT. telah mewajibkan umat Islam untuk
berpuasa Ramadhan dalam al-Qur‟an.21
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa. (Q.S. al-Baqaraḫ/2: 183)
2) Puasa Nazar
Puasa Nazar adalah puasa yang dilakukan untuk memenuhi janji
karena menghendaki tujuan tertentu.23
Puasa Nazar hukumnya wajib
dikerjakan, karena pada hakikatnya nazar adalah mengubah ibadah
yang hukumnya sunah menjadi wajib, apabila apa yang menjadi
harapan dan doa terkabul. Di antara dalil-dalil yang mewajibkan
seseorang mengerjakan apa yang telah menjadi apa yang dinazarkan
adalah firman Allah SWT.:21
Dan hendaklah mereka menunaikan nazar-nazar mereka. (Q.S. al-
Hajj/22: 29).26
b. Puasa Sunah
Setelah mengetahui jenis-jenis puasa wajib, berikut ini akan dipaparkan
macam-macam puasa sunah.
25
1) Puasa sunah hari Senin dan Kamis
Puasa sunah hari Senin dan Kamis adalah puasa sunahyang dilakukan pada
hari Senin dan Kamis.
2) Puasa sunah enam hari pada bulan Syawal
Puasa ini merupakan puasa sunah yang dilakukan pada bulan Syawal
selama enam hari
3) Puasa sunah Arafah
Puasa sunah Arafah adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 9 żulhijjah
(ketika wukuf di Arafah)
4) Puasa sunah Tasu‟a dan Asyura
Puasa sunah Tasu‟a dan Asyura adalah puasa yang dilakukan pada tanggal
9 dan 10 bulan Muharram.23
5) Puasa sunah pada bulan żulqa‟dah, żulhijjah, Muharram, dan Rajab.
6) Tiga hari dalam setiap bulan.
Puasa sunah yang dilakukan pada tanggal tiga belas, empat belas, dan lima
belas pada setiap bulan atau disebut dengan ayyāmu al-baiḍ.
7) Puasa Daud
Puasa sunah yang dilakukan oleh Nabi Daud AS. yaitu puasa sehari lalu
berbuka pada hari berikutnya.
8) Puasa sunah Nisfu Sya‟ban
Puasa sunah Nisfu Sya‟ban adalah puasa sunah yang dikerjakan pada
pertengahan bulan Sya‟ban.
26
4. Beberapa Manfaat Puasa
Puasa dapat menyembuhkan berbagai penyakit berbahaya, di antaranya
adalah sebagai berikut
a. Puasa dapat membuat system penyerapan dan pencernaan dalam
tubuh berfungsi secara sempurna disebabkan tidak adanya
makanan dan minuman yang masuk saat terjadinya kedua proses
tersebut. Puasa mengistirahatkan system pencernaan selama kurang
lebih Sembilan hingga sebelas jam setelah penyerapan makanan.
Sama halya dengan system penyerapan di dalam usus yang juga
beristirahat selama seseorang berpuasa.
b. Puasa yang dilakukan setiap hari dalam kurun waktu yang sama
atau berubah-ubah dapat membuat kelenja endokrin berfungsi
secara sempurna. Melalui puasa, kelenjar endokrin akan
menggiatkan system stimulasinya agar dapat mengatur dan
mengeluarkan hormone secara optimal. Dengan begitu, akan terjadi
keseimbangan antara dua hormone yang berlawanan tugas.
c. Puasa dapat menstimulsi system metabolism agar bekerja lebih
baik dalam membangun dan menguraikan berbagai zat di dalam
tubuh, seperti glukosa, protein, dan lemak.
d. Puasa melatih tubuh dari terputusnya asupan makanan secara tiba-
tiba dengan memfungsikan system penghancur zat tubuh sesuai
kapasitasnya.
e. Puasa dapat memperbaiki kesuburan laki-laki dan perempuan
27
f. Rasa haus saat berpuasa bermanfaat dalam membantu proses
penyediaan energy bagi tubuh, memperbaiki kemampuan belajar
dan mempekuat daya ingat.
g. Berpuasa dalam islam merupakan bentuk ketaatan dan
pengharapan pahala kepada allah swt karena dengan berpuasa,
seseorang telah melakukan perbuatan baik yang besar manfaatnya
bagi dirinya sendiri. Puasa menebarkan ketenangan didalam jiwa,
metabolism tubuh menjadi lancer sehingga menjadikan seseorang
bekerja lebih optimal.27
28
D. KERANGKA TEORI
Gambar 2.1 Konsep Teori
Puasa
Intake
makanan ↓
Glukosa
Darah ↓
Sel α Sel β
GLUKAGON ↑ INSULIN ↓
Pemecahan
GLIKOGEN
↓cadangan
tubuh ↓BB TUBUH
KESEIMBANGAN
GLUKOSA
29
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. KONSEP PEMIKIRAN VARIABEL PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan puasa
senin-kamis terhadap kadar gula darah sewaktu, dan indeks massa tubuh pada
responden. Penelitian ini menggunakan kerangka konsep dengan variabel
kategorik yang terdiri dari variabel bebas dan terikat. Variabel bebas terdiri
dari Puasa Senin-Kamis. Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah
kadar gula darah sewaktu dan, IMT.
Keterangan :
: Variabel Independen (X)
: Variabel Dependen (Y)
Gambar 3.1 Konsep Pemikiran
B. DEFENISI OPERASIONAL
1. Gula Darah Sewaktu
a. Defenisi Gula Darah Sewaktu
PRETEST
- GDS
- IMT
POSTTEST
- GDS
- IMT
PUASASENIN
-KAMIS
1 BULAN
30
b. Alat Ukur : Glukometer
c. Cara Ukur : GDS
d. Hasil Ukur :
Normal = (200 mL/dl)
e. Skala Ukur : Numerik
2. Indeks Massa Tubuh
a. Defenisi Indeks Massa Tubuh
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan
antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang.
b. Alat Ukur :
Berat badan : timbangan
Tinggi Badan : microtoise
c. Cara Ukur :
Berat badan diukur dengan cara:
Menimbang berat badan diatas timbangan yang sudah dipastikan
dalam kondisi baik.
Tinggi badan diukur dengan cara :
Tempelkan dengan paku micotoise pada dinding yang lurus datar
setinggi tepat 2 meter. Angka 0 (nol) pada lantai yang datar rata.
Lepaskan sepatu atau sandal.
31
Anak haus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna dalam baris
berbaris, kaki lurus, tumit,pantat, punggung dan kepala bagian
belakang harus menempel pada dinding dan muka menghadap
lurus dengan pandangan ke depan.
Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-siku
harus lurus menempel pada dinding.
Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulung
mikrotoa. Anka tersebut menunjukkan tinggi anak yang diukur.
d. Hasil Ukur :
Table 3.1 Klasifikasi Menurut Asia Pasifik 2000
Normal =18,5-22,9
Menurun = 23
f. Skala ukur : Numerik
Klasifikasi IMT
Berat Badan Kurang
32
C. HIPOTESIS
Hipotesis yang diajukan sebagai jawaban sementara dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
H0 : tidak terdapat hubungan antara puasa senin-kamis terhadap kadar gula
darah sewaktu dan status gizi ( IMT) pada responden.
Ha : terdapat hubungan antara puasa senin-kamis terhadap kadar gula darah
sewaktu dan status gizi ( IMT) pada responden.
33
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Quasi Eksperimen
dengan pendekatan observasional pada sampling berpasangan.
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ma‟had Al-Birr Univesitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian pada bulan Desember– Januari 2019/2020
C. SUBYEK PENELITIAN
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Ma‟had Al-Birr
Univesitas Muhammadiyah Makassar
2. Sampel
Penarikan sampel menggunakan sampling berpasangan,
Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:
a. Mahasiswa yang hadir dan bersedia menjadi responden.
b. Mahasiswa rutin melakukan puasa senin-kamis selama menjadi
responden
Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah:
34
a. Mahasantri dengan kontraindikasi dilakukan pengambilan darah
(hemophilia), dan terdapat penyakit peyerta lainnya.
D. BESAR SAMPEL DAN RUMUS BESAR SAMPEL
Menggunakan rumus :
Kesalahan tipe I = 5%, hipotesis dua arah, Zα = 1,960 untuk α = 0,05
Kesalahan tipe II = 20%, maka Zβ = 0,842 untuk β = 0,20
P2 = Proporsi pajanan pada kelompok kasus sebesar 0,04
P1 = P2 + 0,2 = 0,04 + 0,20 = 0,24
Q2 = 1 – P2= (1-0,04) = 0, 96
Q1 = (1-P1) = (1- 0,24) = 0,76
P1-P2 = selisih proporsi pajanan yang dianggap bermakna, ditetapkan sebesar
0,24 – 0,04 = 0,20
P = Proporsi total = (P1 + P2)/2 = ( 0,24 + 0,04 )/2 = 0,14
Q = (1 – P ) = ( 1 – 0,14 ) = 0,86
n1=n2 = * √ √( ) ( )+
( )
= * √ √ +
( )
= * +
( )
= 1,8225/0,03 = 60,85= 61
E. JENIS DAN ALUR PENGUMPULAN DATA
1. Jenis Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer. Data primer yaitu data yang
diperoleh langsung dengan cara mengobservasi responden, dengan
35
langkah sebagai berikut:
a) Memberi informed consent kepada pasien untuk kesediaanya menjadi
responden penelitian.
b) Mengukur tinggi badan dan menimbang pasien / responden.
c) Mengukur kadar gula darah sewaktu pasien / responden
2. Alur Pengumpulan Data
a) Pengurusan surat izin pengambilan data pendahuluan
b) Memasukkan surat izin penelitian .
c) Sampel penelitian dengan teknik sampling bepasangan, yaitu
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi peneliti saat penelitian.
d) Selanjutnya akan dilakukan untuk mendapatkan data primer variable
independen.
e) Untuk variabel dependen dilakukan pengukuran glukosa darah serta
pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk mendapatkan data pre
test responden.
f) Setelah itu respoden diminta untuk berpuasa selama satu bulan pada
hari senin dan kamis.
g) Selanjutnya dilakukan pengukuran glukosa darah serta pengukuran
berat badan dan tinggi badan untuk mendapatkan data post-test
responden. Sekaligus meminta responden untuk mengisi kuisioner
penelitian terkait intensitas dan gejala yang dirasakan setelah
melakukan puasa.
36
h) Mencatat dan mengelolah seluruh data di computer untuk selanjutnya
dilakukan analisis.
Gambar 4.1 Alur Pengumpulan Data
F. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan,
meteran/microtoice, glukometer, lembar kuisioner dan informed consent.
G. TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data dilakukan secara bertahap dengan langkah-langkah
Subjek Mengisi Form
Penelitian (N=66 Orang )
Cek GDS dan IMT
Pretest
Subjek Penelitian
Mengisi Kuisioner
Cek GDS dan IMT
Post test (n=47)
Puasa selama 1
bulan
Kriteria inklusi
Analisis Data
37
sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Data (Editing Data)
Setelah dilakukan observasi dan pengisian lembar observasi diperiksa
kembali kelengkapan pengisian jawaban dan kejelasan hasil penelitian
tidak ada kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data.
2. Pengkodean data (Coding)
Langkah ini merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf
menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Kegunaan koding adalah
untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat
pada saat entry data. Kode yang diberikan digunakan untuk variabel:
a) Status Gizi (IMT)
Normal = 0
Tidak Normal = 1
b) Glukosa Darah
Normal = 1
Tidak Normal = 0
3. Data Entry
Memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam program
komputer, kemudian memasukkan kode yang telah ditentukan ke
dalam master tabel.
4. Penyusunan Data (Tabulating)
Tabulating adalah membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.
38
5. Pembersihan Data (Cleaning)
Setelah selesai data di entri dilakukan pengecekkan kembali tidak ada
kesalahan kode dan ketidaklengkapan data, dan data dinyatakan sudah
lengkap dan benar.
H. ANALISIS DATA
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan dengan memasukkan distribusi frekuensi
veriabel independen dan dependen yaitu puasa senin-kamis, status gizi
(IMT), dan glukosa darah, ke dalam program komputer.
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel
independen (puasa senin-kamis) dan variabel dependen (glukosa darah &
IMT) dengan menggunakan uji Wilcoxon test dengan menggunakan
program komputerisasi. Untuk melihat kemungkinan perhitungan statistik
dengan batas kemaknaan α = 0,05 dan derajat kepercayaan 95%. Jika p
value ≤ 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima, ini berarti ada hubungan
yang bermakna antara variabel dependen dengan variable independen, tapi
jika p value > 0,05 berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
variabel dependen dan variabel independen.
I. ASPEK ETIKA PENELITIAN
Sebelum penelitian dimulai, peneliti harus mendapatkan persetujuan dari
subjek penelitian setelah yang bersangkutan mendapatkan penjelasan dari
peneliti dan menyetujui informed consent.
39
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Populasi/Sampel
Telah dilakukan penelitian tentang hubungan antara puasa senin kamis
terhadap kadar glukosa darah dan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada mahasiswa
di Ma‟had Al-Bir Univesitas Muhammadiyah Makassar. Pengambilan data
untuk penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 Desember 2019 di
Asrama Putra Ma‟had Al-Birr Unismuh Makassar. Penelitian ini dilakukan
melalui observasi yaitu dengan membagikan kuesioner kepada mahasiswa
Ma‟had Al-Birr Unismuh Makassar sekaligus melakukan pengambilan sampel
berupa pengukuran berat badan, tinggi badan dan glukosa darah. Sebanyak
66mahasiswa di Asrama Putra Ma‟had Al-Birr Unismuh Makassar telah
bersedia menjadi responden.
Data yang telah terkumpul selanjutnya disusun dalam suatu tabel induk
(master table) dengan menggunakan program komputerisasi. Dari tabel induk
tersebutlah kemudian data dipindahkan dan diolah menggunakan program
statistik di perangkat komputer kemudian disajikan dalam bentuk tabel
frekuensi maupun tabel silang (cross table).
B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Asrama Putra-Putri Ma‟had Al-Birr Unismuh
Makassar. Secara demografi gambaran lokasi Asrama Putra-Putri Ma‟had Al-
40
Birr Unismuh Makassar terletak di Jl. Sultan Alauddin No.259, Gn. Sari, Kec.
Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221 turut dilengkapi dengan
tempat makan bersama untuk penghuni asrama, beserta dengan taman-taman
yang kerap kali digunakan oleh mahasiswa-mahasiswi untuk berdiskusi.
Asrama ini menjadi pilihan untuk penelitian karena lokasinya yang terletak
didalam Kampus Unismuh Makassar sehingga memudahkan penelitian ini
untuk dilakukan.
C. Analisis
1. Analisis Univariat
Analisis univariat berfungsi untuk mengetahui gambaran data yang
dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
a. Intensitas Puasa Senin Kamis
Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 66 orang
responden yang dikumpulkan dengan kuesioner penilaian, maka
peneliti memperoleh gambaran mengenai intensitas puasa senin
kamis pada mahasiswa Ma‟had Al-Birr Unismuh Makassar.
41
Tabel 5.1 Distribusi Intensitas Puasa Senin Kamis
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan hasil penelitian tabel 5.1 diatas menunjukkan
distribusi Intensitas Puasa Senin Kamis di Ma‟had Al-Birr Unismuh
Makassar dengan jumlah total 66 responden. Sebanyak 47 responden
(71.2%) memiliki kadar persentase rutin berpuasa , sebanyak 19
responden (28.8%) memiliki kadar persentase tidak rutin berpuasa.
b. Gejala yang dialami saat puasa
Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 66 orang responden yang
dikumpulkan dengan kuesioner penilaian, maka peneliti memperoleh
gambaran mengenai Gejala yang dialami saat puasa pada mahasiswa
Ma‟had Al-Birr Unismuh Makassar.
Intensitas Puasa
Senin Kamis
Frekuensi Persentase (%)
Rutin 47 71.2
Tidak Rutin 19 28.8
Total 66 100.0
42
Tabel 5.2 Distribusi Gejala saat Puasa
Gejala saat Puasa Frekuensi Persentase (%)
Bergejala 14 21.2
Tidak Bergejala 52 78.8
Total 66 100.0
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan hasil penelitian tabel 5.2 diatas menunjukkan
distribusi Gejala yang dialami saat puasa di Ma‟had Al-Birr
Unismuh Makassar dengan jumlah total 66 responden. Sebanyak
14 responden (21.2%) mengalami gejala , sedangkan 52 responden
(78.8%) tidak bergejala.
Karakteristik dari 66 sampel yang diambil dapat dilihat
dalam tabel disertai narasi sebagai penjelasan tabel sebagai berikut.
Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik
VARIABEL N MEAN SD MAX MIN
UMUR 66 19.44 1.178 23 18
IMT PRE 47 20.11 2.62 29.09 15.86
IMT POST 47 19.61 2.67 28.34 13.21
GDS PRE 47 93.34 15.27 139.00 48.0
GDS POST 47 88.89 9.39 117.00 65.00
SKOR
INTENSITAS 66 37.0303 7.70408 3.00 1.00
43
PUASA
SKOR
GEJALA
SAAT
PUASA
66 22.0152 4.91307 26.00 13.00
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen
1) Uji Normalitas
Pengujian normalitas sebaran data pada penelitian ini
menggunakan metode Shapiro-Wilk. Uji normalitas data
dimaksudkan untuk mengetahui normalitas data penelitian. Hasil
perhitungan uji normalitas data secara ringkas dapat dilihat
sebagai berikut:
a. Data Uji Normalitas Indeks Massa Tubuh dan Glukosa Darah
Sewaktu
Tabel 5.4 Hasil Uji Normalitas Data Indeks Massa Tubuh dan Glukosa Darah
Sewaktu
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
pre_gds .124 47 .066 .944 47 .025
post_gds .074 47 .200* .975 47 .402
pre_imt .148 47 .012 .898 47 .001
post_imt .147 47 .012 .898 47 .001
44
Dari tabel diatas dapat dilketahui hasil uji normalitas data
diketahui bahwa keseluruhan p value < 0,05 yaitu pada data pretest
imt dengan p (0,001) < 0,05 dan posttest imt p (0,001) < 0,5
dinyatakan berdistribusi tidak normal. Sedangkan data pretest GDS
dengan p (0,025) > 0,05 dan posttest GDS p (0,402) > 0,5
dinyatakan berdistribusi tidak normal.
2) Hubungan Efek Puasa Senin Kamis Terhadap Glukosa Darah
Sewaktu dan Status Gizi (IMT) Pada Mahasiswa Ma‟had Al-
Birr Unismuh Makassar
Setelah dilakukan uji data normalitas sebelumnya,
selanjutnya dilakukan pengujian dengan uji Wilcoxon.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini yaitu hubungan efek
puasa senin kamis tehadap glukosa darah sewaktu dan indeks
massa tubuh. Pengujian hipotesis menyatakan ada pengaruh atau
tidak dari hasil analisis, maka didefinisikan sebagai berikut: H0:
tidak terdapat hubungan antara puasa senin-kamis terhadap
status gizi (IMT) dan kadar gula darah sewaktu pada
responden. , H1: tidak terdapat hubungan antara puasa senin-
kamis terhadap status gizi (IMT) dan kadar gula darah sewaktu
pada responden. Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis
dengan cara membandingkan nilai probabilitas (p) dengan α =
5%. Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut: (1) apabila p
> 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak; (2) apabila p < 0,05
45
maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil uji hipotesis disajikan
pada Tabel sebagai berikut:
Tabel 5.6 Hasil Uji Hipotesis
Variabel Pretest
(mean±SD)
Posttest
(mean±SD)
P value
IMT 20.11± 2.62 19.61±2.67 0,000
GDS 93.34±15.27 88.89±9.39 0,000
Dari tabel hasil uji Wilcoxon diatas menunjukan bahwa nilai p (sig.)
yang didapat adalah sebesar 0.000. Nilai tersebut ternyata < 0.05, dengan
demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti ada hubungan antara
puasa senin-kamis terhadap status gizi (IMT) dan kadar gula darah
sewaktu(GDS) pada responden. Dalam hal ini diperlihatkan dengan adanya
perbedaan rata-rata pre-test dan post-test pada Indeks Massa Tubuh serta
adanya perbedaan rata-rata pre-test dan post-test pada Glukosa Darah Sewaktu
pada responden.
46
BAB VI
PEMBAHASAN PENELITIAN
Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data yang telah
dilakukan pada Mahasiswa Ma‟had Al-Birr Unismuh Makassar, maka berikut
merupakan pembahasan tentang hasil penelitian yang didapatkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara puasa senin
kamis terhadap kadar glukosa darah sewaktu dan Indeks Massa Tubuh (IMT)
pada mahasiswa di Ma‟had Al-Bir Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah mahasiswa Ma‟had Al-Bir
Universitas Muhammadiyah Makassar sebanyak 66 orang.
Alat yang digunakan oleh peneliti untuk melaksanakan penelitian ini
adalah glukometer untuk mengukur kadar glukosa darah sewaktu dan
timbangan berat badan serta kuesioner dalam bentuk pertanyaan tertutup
(Closed Ended) dengan variasi pertanyaan berupa dikotomi (jawaban Ya atau
Tidak), yang mana dari beberapa jawaban yang disediakan responden hanya
memilih satu diantaranya yang sesuai dengan pendapatnya dan multiple choice
yang mana dari beberapa pertanyaan bisa memilih beberapa jawaban sesuai
dengan pendapatnya. Kemudian diuji validitas dengan menggunakan program
SPSS. Dari pertanyaan kuisioner ini dimaksudkan untuk melihat seberapa
rutinnya mahasiswa dalam melakukan puasa Senin Kamis beserta melihat
adanya gejala yang ditimbulkan selama berpuasa atau tidak.
47
Pada Mahasiswa Ma‟had Al-Birr Unismuh Makassar didapatkan hasil
dengan jumlah total 66 responden. Sebanyak 47 responden (71.2%) memiliki
kadar persentase rutin berpuasa , sebanyak 19 responden (28.8%) memiliki
kadar persentase tidak rutin berpuasa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-
rata Mahasiswa Ma‟had Al-Birr Unismuh Makassar rutin berpuasa. Namun
dari 66 responden hanya 14 responden (21.2%) mengalami gejala hipoglikemi
selama berpuasa sedangkan 52 responden (78.8%) tidak bergejala.
Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan data bahwa ada penurunan kadar glukosa
darah sebelum dan setelah dilakukan pemberian intervensi puasa sunnah Senin
Kamis. Hal ini disebabkan karena pada saat puasa tersebut, kadar glukosa
darah akan turun sehingga menyebabkan penurunan sekresi insulin, yang
kemudian mengakibatkan peningkatan kerja dari hormon kontra insulin, yakni
glucagon dan katekolamin yang menghasilkan pemecahan glikogen. Setelah
beberapa jam berpuasa, cadangan glikogen akan mulai berkurang. Akibat dari
berkurangnya insulin dalam sirkulasi inilah akan menimbulkan pelepasan asam
lemak dari adiposit yang oksidasinya akan membentuk keton dan akan
digunakan sebagai energi oleh organ-organ tubuh.28
Selama puasa Ramadan seluruh muslim yang menjalankan ibadah puasa
dilarang untuk makan dan minum dari matahari terbit hingga matahari
terbenam. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan kebiasaan makan
umumnya dari tiga kali waktu makan utama menjadi dua kali waktu makan
utama dalam sehari, yaitu setelah matahari terbenam (waktu berbuka puasa)
48
dan sebelum matahari terbit (waktu sahur). Pembatasan waktu makan tersebut
dapat memengaruhi asupan energi dan zat gizi makro dalam sehari.
Menurunnya asupan selama puasa dapat menyebabkan tidak terpenuhinya
kebutuhan energi dan zat gizi individu. Oleh karena itu, dapat berdampak
terhadap antropometri, fisiologi, metabolik, dan endokrin pada tubuh manusia.
Hal ini ditunjukkan oleh hasil pengukuran indeks massa tubuh dimana
diadapatkan penurunan baik sebelum dan setelah puasa senin kamis.
Dari hasil yang telah dilakukan dapat dilihat hubungan puasa senin kamis
terhadap kadar glukosa darah sewaktu dan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada
mahasiswa di Ma‟had Al-Bir Univesitas Muhammadiyah Makassar dinyatakan
terdapatnya hubungan diantara kedua variabel tersebut. Hal ini dibuktikan
berdasarkan hasil uji statistik dalam penelitian dengan menggunakan uji
Wilcoxon test untuk Indeks Massa Tubuh(IMT) dan Glukosa Darah
Sewaktu(GDS) didapatkan nilai p-value = 0.000 (p< 0.05 ) . Hal ini
menyatakan bahwa hipotesis null (Ho) ditolak dan hipotesis alternative (Ha)
diterima, yaitu terdapat hubungan kadar glukosa darah sewaktu dan Indeks
Massa Tubuh (IMT) pada mahasiswa di Ma‟had Al-Bir Univesitas
Muhammadiyah Makassar.
Seperti yang telah dibahas dalam bab sebelumnya bahwa puasa
merupakan salah satu amalan yang sering dilakukan seseorang muslim. Puasa
itu sendiri memeliki banyak manfaat dan kemukjzatan di dalamnya.
Diriwayatkan oleh al-Thabrani dari Abu Huairah bahwa rasullullah SAW
besabda :
49
ىا، َوَسبفُِسوا رَْسزَْغُُىا ىا، َوُصىُيىا رَِصحُّ ًُ اْغُزوا رَْغَُ
Artinya : “Berperanglah niscaya kalian akan mendapatkan harta rampasan,
berpuasalah maka kalian akan sehat, dan bersafarlah maka kalian akan
kaya”.
Ketika berpuasa, seseorang menghentikan aktivitas tertentu seperti makan
dan minum. Allah Swt, memerintahkan kepada kaum beriman untuk berpuasa
selama sebulan penuh di bulan ramadhan, seraya menetapkan puasa puasa
ramadhan sebagai salah satu fondasi Islam. Allah juga melalui rasul-nya
menetapkan ibadah puasa sunah, puasa kafarat, dan puasa nazar. Dalam Al-
Qur‟an puasa “shiyam” digunakan sebanyak delapan kali, yang kesemuanya itu
memiliki makna menahan diri untuk tidak berbicara. Allah Swt. Berfirman :
ٍِ صَ ًََٰ ْح ًَِّ َََرْزُد نِهسَّ ًٓ ئِ ٍَ ٱْنجََشِس أََحًدا فَقُىنِ ٍَّ ِي ب رََسيِ ي َعْيًُب ۖ فَاِيَّ ٍْ فَُكهًِ َوٱْشَسثًِ َوقَسِّ ْىًيب فَهَ
أَُكهَِّى ٱْنيَْىَو ئَِِسيًّب
Terjemahanya : “Sesungguhnya Aku telah bernazar berpuasa untuk tuhan yang
maha pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manapun pada
hari”(QS. Maryam:26)
Keutamaan dan kemulian berpuasa ialah menjadi kesempatan bagi seorang
muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah juga kesempatan bagi Muslim
untuk mendulang pahala yang berlipat ganda dari Allah ta'ala, sesuai firman
Allah :
ِذ وَ ْإِيََُٰ ًُ ٍَ َوٱْن ْإِيُِي ًُ ِذ َوٱْن ًََٰ ْسهِ ًُ ٍَ َوٱْن ي ًِ ْسهِ ًُ ٌَّ ٱْن ِذ ئِِدقََٰ ٍَ َوٱنصََّٰ ِدقِي ِذ َوٱنصََّٰ ُِزََٰ ٍَ َوٱْنقََٰ ُِزِي ٱْنقََٰ
ٍَ ي ًِ ئِٓ ِذ َوٱنصََّٰ قََٰ زََصدِّ ًُ ٍَ َوٱْن قِي زََصدِّ ًُ ِذ َوٱْن ِشَعَٰ ٍَ َوٱْنَخَٰ ِشِعي ِد َوٱْنَخَٰ جَِسَٰ ٍَ َوٱنصََّٰ جِِسي َوٱنصََّٰ
50
ِكسِ ِذ َوٱنرََّٰ فِظََٰ ٍَ فُُسوَجهُْى َوٱْنَحَٰ فِِظي ِذ َوٱْنَحَٰ ًََٰ ئِ
ٓ ْغفَِسحً َوٱنصََّٰ ُ نَهُى يَّ ِد أََعدَّ ٱَّللَّ ِكَسََٰ َكثِيًسا َوٱنرََّٰ ٍَ ٱَّللَّ ي
ب ًً َوأَْجًسا َعِظي
Terjemahnya : “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki
dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam
ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan
yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan
yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan
perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang
banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka
ampunan dan pahala yang besar”.(QS. Al-Ahzab ayat 35)
Nabi SAW secara rutin menjalankan puasa sunnah dan menganjurkan
kepada ummatnya untuk mengikuti kebiasaanya itu. Salah satu diantara puasa
sunnah yang dianjurkan ialah puasa senin kamis. Pada hari Senin dan Kamis,
amal-amal diperlihatkan/dilaporkan kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Maka
betapa beruntungnya ketika saat itu seorang hamba sedang berpuasa.
هًِ َوأَََب َصبئِى ًَ ٌْ يُْعَسَض َع يِس فَأُِحتُّ أَ ًِ ٍِ َواْنَخ بُل يَْىَو ااِلْثَُْي ًَ ٌ رُْعَسُض األَْع
Artinya : “Diperlihatkan amal-amal pada setiap hari Kamis dan Senin. Maka
aku ingin amalku diperlihatkan saat aku berpuasa.” (HR. Tirmidzi; shahih
lighairihi)
Pada hari Senin dan Kamis pula, pintu surga dibuka. Ini menunjukkan
betapa mulianya hari itu dan betapa beruntungnya orang-orang yang berpuasa.
51
ِ َشْيئً يِس فَيُْغفَُس نُِكمِّ َعْجٍد الَ يُْشِسُك ثِبَّللَّ ًِ ٍِ َويَْىَو اْنَخ ب ئاِلَّ َزُجالً رُْفزَُح أَْثَىاُة اْنَجَُِّخ يَْىَو ااِلْثَُْي
ٍَ أَِخيِه َشْحَُبءُ َكبََْذ ثَْيَُهُ َوثَْي
Artinya: “Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua
hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu diampuni kecuali
seseorang yang antara dirinya dengan saudaranya terdapat permusuhan.” (HR.
Muslim)
Puasa menjaga dan menghindarkan diri dari berbagai penyakit, Allah SWT
mewajibkan umat islam dan umat sebelum Islam untu berpuasa agar dapat
memperoleh ketakwaan. Dengan ketakwaan, manusia dapat mencegah dirinya
dari perbuatan maksiat dan dosa. Puasa juga menghindarkan manusia dari
berbagai penyakit, baik fisik maupun mental, Allah SWT befirman :
ٍَ ِيٍ قَْجهُِكْى نََعهَُّكْى رَزَّقُ ب ُكزَِت َعهًَ ٱنَِّري ًَ يَبُو َك ٍَ َءاَيُُى۟ا ُكزَِت َعهَْيُكُى ٱنصِّ ٓأَيُّهَب ٱنَِّري ٌَ يََٰ ى
Terjemahnya : “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa”(QS. Al Baqarah:183)
Rasulullah SAW bersabda ,
ٌْ َسبثَّهُ أََحد أَْو قَبرَهَ ِ ٌَ يَْىُو َصْىِو أََحِدُكْى فاََل يَْسفُْث َواَل يَْصَخْت فَا يَبُو ُجَُّخ َوئَِذا َكب هُ َوانصِّ
فَْهيَقُْم ئَِِّي اْيُسؤ َصبئِى
Artinya : “ Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa
janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya
atau memeranginya, maka ucapkanlah, „aku sedang berpuasa‟ ”(HR. Muslim)
Adapun keterbatasan yang dirasakan pada penelitian ini sabagai berikut:
52
1. Selama perlakuan peneliti tidak dapat sepenuhnya mengontrol hal-hal lain
seperti stress, aktivitas fisik, dan pola makan yang dapat mempengaruhi
glukosa darah dan berat badan responden.
2. Jumlah responden yang terbatas karena adanya kriteria tertentu untuk
menjadi responden.
3. Perbedaan dalam jam pengambilan data dikarenakan kesibukan responden
yang berbeda-beda.
53
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan tentang
hubungan puasa senin kamis terhadap kadar glukosa darah sewaktu dan Indeks
Massa Tubuh (IMT) pada mahasiswa di Ma‟had Al-Bir Univesitas
Muhammadiyah Makassar, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa :
1. Puasa senin kamis dapat membuat penurunan pada kadar glukosa
darah sewaktu pada mahasiswa di Ma‟had Al-Bir Univesitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Puasa senin kamis dapat membuat penurunan indeks massa tubuh
(IMT) pada mahasiswa di Ma‟had Al-Bir Univesitas Muhammadiyah
Makassar.
3. Terdapat hubungan antara puasa senin kamis dengan Glukosa Darah
Sewaktu (GDS).
4. Terdapat hubungan antara puasa senin kamis dengan Indeks Massa
Tubuh.
B. Saran-saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, terdapat beberapa saran yang
dapat disampaikan, diantaranya adalah sebagai berikut:
54
1. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk sebaiknya mengganti puasa
senin kamis dengan puasa ramadhan agar hasilnya lebih baik.
2. Bagi masyarakat diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bisa mengimplementasikan
puasa senin kamis yang ternyata bisa menurunkan kadar glukosa darah dan
berat badan sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang lebih hidup sehat.
55
DAFTAR PUSTAKA
1. Munir Fadloli, Z. (2015). The Nine Golden Habits Langkah Awal Menjadi
Muslim Sejati (V). Pustaka At-Tanwir.
2. Thalbah, H. (2008). ENSIKLOPEDIA MUKJIZAT ALQURAN DAN
HADIS (cetakan pe; S. Hade Masyah, ed.). Sapta Sentosa
3. Kilmah, B. (2013). ENSIKLOPEDIA PENGETAHUAN AL-QUR‟AN &
HADITS (jilid II). Jakarta: Kamil Pustaka.
4. Raghib al-Najjar, P. dr. Z. (2010). BUKU INDUK MUKJIZAT ILMIAH
HADIS NABI Menyibak Fakta-Fakta Ilmiah dalam Sabda Rasulullah yang
Kebenarannya Baru Tersingkap di Era Kemajuan Sains dan Teknologi
(cetakan I). ZAMAN
5. Murray R.K. Biokimia Harper. Jakarta : EGC; 2009
6. Guyton, Arthur C. Hall, John E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta : EGC; 2014
7. Clare-salzler MJ, Crawford JM, Kumar V. Pankreas. Dalam: Hartanto H,
Darmaniah N, Wulandari N, editor (penyunting). Buku Ajar Patologi
Robbins. Edisi ke-7. Jakarta: EGC; 2007.
8. Sheerwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi 8.
Jakarta : EGC ; 2014
9. Agarwal G.R. Textbook of Biochemistry. Indian: Krishna Prakarshan
Media ; 2007.
10. Davidson K.J. Clinical Diabetes Mellitus. New York: Medical; 2004
56
11. Sudoyo A, W. DKK. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jild 3 edisi 5.
Jakarta: Interna Publishing; 2009
12. Price SA. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
EGC : 2005
13. Muttaqin A. Buku Ajar Gangguan Sistem Kardiaovaskular dan
Hematologi. Jakarta : Salemba Medika ; 2012
14. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi, Kemenkes RI
2013
15. World Health Organization, 2014. Global Status Report On
Noncommunicable Disease. Geneva
16. Supariasa I, Bakri B, Fajar I, Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC, 2012.
17. Asil, E et al. Factors That Affect Body Mass Index of Adults. Pakistan
Journal of Nutrition 2014; 13 (5): 255-260.
18. https://quran.kemenag.go.id/index.php/tafsir/1/2/183
19. PERKENI.2015. Bukti-Bukti Kemukjizatan Puasa untuk Teapi
Diabetes.Yogyakarta: DIVA Press.
20. Sezen, Y., Altiparmak, I. H., Erkus, M. E., Kocarslan, A., Kaya, Z.,
Gunebakmaz, O., & Demirbag, R. (2016). Effects of Ramadan fasting on
body composition and arterial stiffness. Journal of the Pakistan Medical
Association, 66(12), 1522–1527.
21. E-book: Ahmad Sarwat, Seri Fiqih Kehidupan (5): Puasa, (Jakarta: DU
Publishing, 2011), hlm. 21.
https://quran.kemenag.go.id/index.php/tafsir/1/2/183
57
22. Winarno, Hidup Sehat dengan Puasa, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
23. Achmad, Herdiansyah, Meraih Surga dengan Puasa, Jakarta: Puspa
Swara, 2007.
24. Mustafa, Mahmud Ahmad, Puasa Senin-Kamis (Bikin Hidup Lebih
Mudah), Jakarta: Mutiara Media, 2009.
25. Ubaidurrahim el- Hamdy, The Miracle of Puasa Senin Kamis, (Jakarta: PT
Wahyu Qolbu, 2014), hlm. 5.
26. Departemen Agama RI, al-Hikmah al-Qur‟an dan Terjemahnya, Bandung:
CV Penerbit Diponegoro, 2013.
27. Ensiklopedia Kemukjizatan Ilmiah dalam Al-Qur‟an dan Sunah hal 167,
Jakata : PT. Kharisma IlmuPERKENI. 2015. Panduan Penatalaksanaan
DM Tipe 2 pada Individu Dewasa di Bulan Ramadhan.
LAMPIRAN 1
A. Analisis Univariat
Frequency Table untuk Distribusi Intensitas Puasa Senin Kamis
ket_pl
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 47 71.2 71.2 71.2
TR 19 28.8 28.8 100.0
Total 66 100.0 100.0
Frequency Table untuk Distribusi Gejala saat Berpuasa
ket_p
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid B 14 21.2 21.2 21.2
TB 52 78.8 78.8 100.0
Total 66 100.0 100.0
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
umur 66 18 23 1283 19.44 1.178
pre_BB 66 41.00 85.50 3630.90 55.0136 9.11381
post_BB 66 40.40 85.50 3554.70 53.8591 9.38862
pre_IMT 66 15.86 29.41 1338.00 20.2727 2.86526
post_IMT 66 15.13 29.16 1309.85 19.8462 2.94825
TB 66 156.00 181.00 10860.00 164.5455 5.94120
pre_GDS 66 48.00 139.00 5952.00 90.1818 14.57069
post_GDS 66 65.00 117.00 5699.00 86.3485 10.18218
Valid N (listwise) 66
D