208336557 111092017 Laporan Pengolahan Mineral ITB Ahmad Fahmi Syam Modul Grinding

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pdf

Citation preview

  • Laporan Modul II, MG2212

    Grinding (Penggerusan)

    Ahmad Fahmi Syam (12509501) / Kelompok 7 / Rabu, 11-04-2012

    Asisten : Mohammad Aly Fikry (12509030)

    Laboratorium Pengolahan Bahan Galian

    Program Studi Teknik Metalurgi

    Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan

    Abstrak Praktikum Modul II Percobaan pada modul ini bertujuan untuk memahami mekanisme penggerusan dan cara

    kerja alat gerus. Tujuan lainnya adalah mempelajari pengaruh waktu grinding terhadap halusan hasil gerus. Secara umum

    langkah-langkah percobaan yang dilakukan dalam proses penggerusan ini adalah pertama-tama mengisi silinder gerus

    dengan media grinding berupa bola-bola baja dengan diameter tertentu, lalu memasukkan umpan ke dalam silinder gerus.

    Setelah itu silinder yang ditempatkan di atas alat putar/rotor diputar selama beberapa saat. Selanjutnya hasil grinding

    dikeluarkan dan diayak dengan berbagai ukuran ayakan. Pengayakan dilakukan beberapa kali dengan penambahan waktu

    masing-masing 5 menit dan hasilnya ditimbang dengan neraca. Alat yang digunakan adalah pengayak getar.

    A. Tinjauan Pustaka

    Grinding atau penggerusan merupakan proses size

    reduction/Comminution dalam suatu proses pengolahan

    mineral yang dilakukan setelah proses crushing untuk

    mereduksi partikel mineral halus dengan ukuran kurang

    dari 25 mm. Proses grinding terbagi menjadi primary

    grinding dan fine grinding.

    Gambar penempatan proses grinding pada

    pengolahan mineral

    Pada proses grinding, material digerus dengan

    menggunakan media grinding. Media grinding dapat

    bermacam-macam bentuknya seperti bola-bola baja, bola-

    bola keramik, batang-batang baja, antar

    partikel/auogeneous atau campuran antara bola baja dan

    partikel itu sendiri/semi autogeneous.

    Ukuran dari partikel akan tereduksi oleh kombinasi dari

    impact, attrition, dan shear seperti pada mekanisme

    crushing.

    Gambar mekanisme reduksi ukuran

    Alat grinding yang biasa digunakan berupa silinder

    dihubungkan pada suatu rotor sehingga berputar pada

    sumbu horizontalnya. Alat grinding biasa disebut tumbling

    mill.

    Gambar tumbling mill

    Bagian-bagian utama pada mill yaitu :

    1. Shell, lempengan baja yang menempel pada silinder

    mill. Shell didesain untuk menahan impact dan beban

    yang berat. Permukaan shell dibuat untuk tahan

    gerusan.

    2. Liner, bagian yang menempel pada bagian dalam shell

    dan memiliki kemampuan untuk tahan terhadap impact

    dan beban berat serta tahan pula terhadap attrition.

    Liner dibuat dengan bentuk bergelombang agar

    menghasilkan perputaran grinding media yang bagus.

    Terbuat dari baja yang kuat terhadap impact.

    3. Mill Feeder, terdiri dari :

    Spout Feeder

    Drum Feeder

    Scoop Feeder

    Berbeda dari proses crushing, proses grinding dapat

    dilakukan dalam kondisi basah ataupun kering. Faktor-

    faktor yang menentukan apakah penggerusan dilakukan

    dengan cara kering atau basah antara lain:

    1. Proses pengolahan berikutnya apakah digunakan cara

    kering atau basah.

    2. Pada penggerusan dengan cara basah memerlukan

    energi lebih sedikit dibandingkan cara kering.

  • Laporan Modul II, MG2212

    Grinding (Penggerusan)

    Ahmad Fahmi Syam (12509501) / Kelompok 7 / Rabu, 11-04-2012

    Asisten : Mohammad Aly Fikry (12509030)

    Laboratorium Pengolahan Bahan Galian

    Program Studi Teknik Metalurgi

    Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan

    3. Proses klasifikasi grinding cara basah lebih mudah

    dan memerlukan ruang lebih kecil dibandingkan cara

    kering.

    4. Lingkungan pada penggerusan cara basah lebih

    bersih dan tidak memerlukan alat penangkap debu

    karena akan terbentuk pulp.

    5. Proses penggerusan dengan cara kering memerlukan

    material yang kering sehingga untuk material yang

    basah perlu proses pengeringan terlebih dahulu.

    6. Pada proses penggerusan cara basah, media gerus

    yang digunakan dan bahan pelapis dari silinder

    diperlukan lebih banyak karena rentan terjadi korosi.

    7. Dry grinding mengurangi kebutuhan dewatering

    produk.

    Alat-alat grinding dibagi berdasarkan bebrapa golongan,

    yaitu :

    1. Berdasarkan media grinding

    Ball mill; media bola baja.

    Rod mill; batangan silinder baja.

    Pebble mill; batuan keras.

    Autogenous mill; tanpa media grinding.

    SAG / Semi Autogenous mill; bola baja dan antar

    bijihnya sendiri.

    Tube mill; mirip dengan ball mill.

    2. Berdasarkan bentuk

    Silinder

    Conical Cylinder

    3. Berdasarkan ukuran

    Ball mill ( Panjang = Diameter )

    Rod mill ( Panjang = 2 x Diameter)

    Tube mill ( Panjang > Diameter)

    SAG & Autogenous mill ( Panjang < Diameter)

    4. Berdasarkan discharge

    Overflow discharge : produk gerusan keluar dgn

    sendirinya

    Grate discharge : produk gerusan keluar melalui

    saringan yang dipasang pada ujung pengeluaran

    produk.

    Pada Ball Mill, bola-bola baja yang digunakan sebagai

    media memiliki diameter antara 25-150 mm, dengan

    panjang mill sama dengan diameter silinder mill. Ball mill

    produk discharging yaitu overflow mill dan grate

    discharge mill.

    Gaya yang bekerja dalam ball mill untuk satu

    bola.

    Penggerusan dalam ball mill dengan jumlah

    muatan bola-bola.

    Rod Mill menggunakan media batangan baja dengan

    panjang hampir mendekati panjang dari mill. Diameter

    rod-nya dalam selang 25-150 mm, dengan panjang mill

    1,5-2,5 kali diameter silinder. Product discharging rod mill

    yaitu central peripheral discharge mill, end peripheral

    discharge mill, dan overflow.

  • Laporan Modul II, MG2212

    Grinding (Penggerusan)

    Ahmad Fahmi Syam (12509501) / Kelompok 7 / Rabu, 11-04-2012

    Asisten : Mohammad Aly Fikry (12509030)

    Laboratorium Pengolahan Bahan Galian

    Program Studi Teknik Metalurgi

    Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan

    Pebble mill menggunakan batu yang keras sebagai media.

    Mekanismenya sama dengan ball mill perbedaannya pada

    media grinding yang digunakan.

    Tube Mill yang hampir mirip dengan ball mill juga tetapi

    panjangnya lebih besar daripada diameter silindernya.

    Pada autogenous mill partikel yang besar mengalami

    attrition dan compression dan ukuran.

    Semi auto geneous mill menggunakan sedikit jumlah bola-

    bola baja besar untuk menghancurkan ukuran partikel

    intermediate.

    Zona yang terdapat pada tumbling mill

    B. Data Percobaan

    Berat feed = 300 gram

    Fraksi 5 menit

    (gr)

    10 menit

    (gr)

    15 menit

    (gr)

    +65 152 55 20

    +100 63 74 81

    +150 42 66,5 108

    +200 31 54,5 69

    -200 54,5 67,5 31

    Total 342,5 317,5 309

    C. Pengolahan Data

    1. Rumus-rumus Dasar

    2. Perhitungan

    Waktu grinding = 5 menit

    Ukuran Berat % berat % berat

    kumulatif

    % berat

    lolos

    kumulatif

    +0,21 152 44,379562 44,37956204 55,62043796

    +0,149 63 18,3941606 62,77372263 37,22627737

    +0,105 42 12,2627737 75,03649635 24,96350365

    +0,074 31 9,05109489 84,08759124 15,91240876

    -0,074 54,5 15,9124088 100 0

    Total 342,5 100

    Menghitung P80:

    y = 291,1x - 5,730

    80 = 291,1x - 5,730

    y = 291.16x - 5.7303

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    0 0.1 0.2 0.3

    % b

    era

    t lo

    los

    kum

    ula

    tif

    fraksi ukuran (mm)

    waktu=5 menit

  • Laporan Modul II, MG2212

    Grinding (Penggerusan)

    Ahmad Fahmi Syam (12509501) / Kelompok 7 / Rabu, 11-04-2012

    Asisten : Mohammad Aly Fikry (12509030)

    Laboratorium Pengolahan Bahan Galian

    Program Studi Teknik Metalurgi

    Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan

    Waktu grinding = 10 menit

    Ukuran Berat % berat % berat

    kumulatif

    % berat

    lolos

    kumulatif

    +0,21 55 17,3228346 17,32283465 82,67716535

    +0,149 74 23,3070866 40,62992126 59,37007874

    +0,105 66,5 20,9448819 61,57480315 38,42519685

    +0,074 54,5 17,1653543 78,74015748 21,25984252

    -0,074 67,5 21,2598425 100 0

    Total 317,5 100

    Menghitung P80:

    y = 445,5x - 9,594

    80= 445,5x - 9,594

    Waktu grinding = 15 menit

    Ukuran Berat % berat % berat

    kumulatif

    % berat

    lolos

    kumulatif

    +0,21 20 6,47249191 6,472491909 93,52750809

    +0,149 81 26,2135922 32,68608414 67,31391586

    +0,105 108 34,9514563 67,63754045 32,36245955

    +0,074 69 22,3300971 89,96763754 10,03236246

    -0,074 31 10,0323625 100 0

    Total 309 100

    Menghitung P80:

    y = 620,2x - 32,61

    80 = 620,2x - 32,61

    D. Analisa Hasil Percobaan

    Setelah data yang diperoleh dari percobaaan dihitung

    didapatkan hasil bahwa ukuran yang meloloskan 80 %

    hasil adalah mm untuk waktu grinding 5 menit,

    mm untuk waktu grinding 10 menit dan

    mm untuk waktu grinding 15 menit.

    Hasil perhitungan perhitungan tersebut menyatakan bahwa

    lama grinding pada ball mill mempengaruhi ukuran hasil

    peremukan. Semakin lama material melalui proses

    grinding, maka hasil peremukan akan makin halus. Hal ini

    terlihat dari mengecilnya nilai ukuran yang meloloskan 80

    % hasil untuk masing-masing ayakan. Mekanisme

    pengecilan tersebut dikarenakan dengan bertambahnya

    waktu maka partikel yang lebih besar akan kembali

    digerus berulangkali oleh ball mill sehingga ukuran hasil

    menjadi semakin kecildari tiap gerusannya.

    Pengayakan pada pengolahan mineral berfungsi agar

    menahan partikel yang memiliki ukuran yang tidak sesuai

    dengan besar mulut dari alat pengolahan mineral. Bila

    terdapat partikel mineral yang ukurannya tidak sesuai,

    maka alat pengolahan tidak dapat bekerja dengan

    maksimal.

    Faktor yang mempengaruhi kehalusan produk dari proses

    grinding pada ball mill adalah:

    1. Lama waktu penggerusan;semakin lama semakin

    halus

    2. Banyak media grinding yang digunakan (bola baja);

    makin banyak makin halus

    y = 445.52x - 9.5942

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    0 0.1 0.2 0.3

    % b

    era

    t lo

    los

    kum

    ula

    tif

    fraksi ukuran (mm)

    waktu grinding t=10 menit

    y = 620.22x - 32.611 0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    0 0.1 0.2 0.3

    % b

    era

    t lo

    los

    kum

    ula

    tif

    fraksi ukuran (mm)

    waktu grinding t=15 menit

  • Laporan Modul II, MG2212

    Grinding (Penggerusan)

    Ahmad Fahmi Syam (12509501) / Kelompok 7 / Rabu, 11-04-2012

    Asisten : Mohammad Aly Fikry (12509030)

    Laboratorium Pengolahan Bahan Galian

    Program Studi Teknik Metalurgi

    Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan

    3. Karakteristik mineral; meliputi sifat fisik mineral

    seperti kekerasan, keliatan, dll.

    4. Kecepatan rotasi alat grinding

    5. Ukuran mula-mula dari umpan

    Percobaan yang dilakukan mengandung error pada berat

    total. Error yang terjadi pada waktu grinding 5 menit

    sebesar 14,17 %, pada waktu grinding 10 menit errornya

    sebesar 5,8 % dan pada waktu grinding 15 menit errornya

    sebesar 3 %. Semakin lama proses grinding nilai error

    makin kecil.

    Faktor-faktor yang kemungkinan menyebabkan terjadinya

    error pada berat total tersebut antara lain:

    1. Partikel yang terlalu halus sehingga memungkinkan

    untuk terbawa oleh angin ketika menimbang,

    memasukan material ke dalam pengayak, dan

    sebagainya menyebabkan beratnya berkurang.

    2. Alat grinding yang tidak bersih saat dipakai (bekas

    dari praktikum sebelumnya) sehingga masih banyak

    partikel yang menempel pada dinding silinder

    maupun pada media bola baja sehingga menyebabkan

    bertambahnya massa akhir.

    3. Ruangan yang kotor dan berdebu sehingga

    menyebabkan bertambahnya berat.

    4. Prosedur tepat saat menimbang sehingga

    kemungkinan salah baca/ paralaks.

    5. Alat timbang yang relatif lama dan agak rusak

    sehingga perhitungan berat tidak presisi.

    E. Jawaban Pertanyaan

    1. Pada ball mill umpan yang menggunakan bola

    baja didalamnya umpan dimasukan. Kemudian

    silinder diputar oleh suatu mekanisme rotor

    sehingga bola-bola baja dan partikel yang ada di

    dalamnya pun ikut berputar. Putaran tersebut

    menyebabkan bola-bola baja saling bertumbukkan

    dengan partikel umpan dan terjadi beberapa gaya,

    yaitu attrition, compression, dan impact

    selanjutnya mengakibatkan ukuran dari partikel

    umpan menjadi semakin kecil.

    Pada roll mill gerakan dari silinder hanya

    bergerak secara horizontal dan vertical selebihnya

    mekanisme sama dengan pada ball mill.

    2. Alasan digunakannya cara basah pada pengolahan

    bahan galian antara lain:

    Proses grinding yang dilakukan dengan cara

    basah/wet memerlukan energi relatif lebih sedikit

    dibandingkan dengan menggunakan cara

    kering/dry .

    Proses klasifikasi pada cara grinding basah lebih

    mudah dan memerlukan ruang lebih kecil

    dibandingkan pada cara kering.

    Tidak dihasilkannya debu sehingga lingkungan

    menjdai relatif bersih dan tidak memerlukan

    penghisap debu.

    Pada cara grinding kering, umpan yang masuk

    harus dalam keadaan kering juga sehingga unutk

    material yang basah atau agak basah harus

    melewati proses pengeringan terlebih dahulu.

    3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keausan liner

    pada ball mill:

    - korosi yang terjadi pada grinding dengan

    cara basah

    - kekuatan tumbukkan antara liner-media,

    liner-umpan, dan liner-media dan umpan

    - rentang waktu pemakaian alat perhari

    - waktu penggunaan alat secara keseluruhan

    (tahun)

    - material liner yang digunakan

    - jenis material umpan yang

    diberikan;kekuatan dan keuletannya

    - jumlah media grinding

    - jenis media grinding

    4. Kecepatan kritis adalah kecepatan yang terjadi

    ketika media akan selalu menempel pada

    silinder bagian dalam akibat dari gaya

    sentrifugal yang terjadi. Penurunan Rumus

    Kecepatan Kritis:

    Dengan :

    Nc = kecepatan kritis

    mV2/R = gaya sentripetal

    V = L*N

    L = 2R/60 = jarak yang ditempuh partikel

    V = kecepatan linier partikel

  • Laporan Modul II, MG2212

    Grinding (Penggerusan)

    Ahmad Fahmi Syam (12509501) / Kelompok 7 / Rabu, 11-04-2012

    Asisten : Mohammad Aly Fikry (12509030)

    Laboratorium Pengolahan Bahan Galian

    Program Studi Teknik Metalurgi

    Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan

    N = kecepatan agular partikel

    m = massa partikel

    Ball mill bekerja pada 85 % dari kecepatan

    kritisnya sedangkan rod mill bekerja pada 50-55%

    dari kecepatan kritisnya.

    5. Tiga hubungan putaran ball mill dengan aksi

    penggerusan yaitu:

    Mekanisme remuknya material dibagi menjadi tiga

    macam, yaitu abrasion, cleavage/compression, dan

    shatter/impact.

    Abrasion terjadi jika energi yang diberikan oleh

    alat tidak cukup besar untuk meremukan partikel

    sehingga terjadi tekanan yang terlokalisasi dan

    hanya sedikit area yang remuk dan hasilnya

    berupa partikel halus yang merata yaitu pada

    permukaannya saja

    Cleavage terjadi jika energi yang diberikan

    cukup untuk membuat material remuk, dan hanya

    menghasilkan sedikit partikel dengan ukuran

    yang mendekati ukuran aslinya.

    Shatter terjadi jika energi yang diberikan lebih

    besar daripada yang dibutuhkan untuk

    meremukkan partikel mineral. Hasilnya berupa

    partikel dengan distribusi ukuran yang

    bermacam-macam.

    F. Kesimpulan

    Grinding atau penggerusan merupakan proses size

    reduction yang dilakukan setelah proses crushing untuk

    mereduksi partikel mineral halus dengan ukuran lebih

    kecil dari 25 mm dan termasuk bagian dari comminution

    dalam suatu proses pengolahan mineral. Proses grinding

    terbagi menjadi primary grinding dan fine grinding. Pada

    proses grinding , material atau mineral digerus dengan

    bantuan media grinding. Setiap bijih atau meterial yang

    akan digerus memiliki ukuran optimum ekonomis

    tergantung pada ukuran butir mineral berharga dalam bijih

    (ukuran liberasi) dan ukuran pemisahan yang diperlukan

    pada proses berikutnya.

    Feed pada percobaan kali ini berupa limestone sebanyak

    300 gram. Hasil perhitungan terhadap data percobaan

    didapat P80 adalah sebesar mm untuk waktu

    grinding 5 menit, mm untuk waktu grinding 10

    menit dan mm untuk waktu grinding 15 menit.

    G. Daftar Pustaka

    http://en.wikipedia.org/wiki/Ball_mill

    http://www.ptfi.com/operation/pengolahan_bijih.asp

    Kelly, Errol G. & David J. Spottiswood. 1982.

    Introduction to Mineral Processing. Hal. 132 162. USA:

    John Wiley & Sons.

  • Laporan Modul II, MG2212

    Grinding (Penggerusan)

    Ahmad Fahmi Syam (12509501) / Kelompok 7 / Rabu, 11-04-2012

    Asisten : Mohammad Aly Fikry (12509030)

    Laboratorium Pengolahan Bahan Galian

    Program Studi Teknik Metalurgi

    Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan

    H. Lampiran