Upload
phamhuong
View
241
Download
18
Embed Size (px)
Citation preview
Rencana Proyek Kampanye Pride
KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH KABUPATEN ALOR
Vidi Bahtiar Bethan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor
Kalabahi, Januari 2011
0
K + A + IC + BR BC TR CR
1. Meningkatkan
kesadaran tentang
penangkapan ikan
sebelum bisa
menghasilkan anakan
dan yang belum layak
ditangkap, sehingga
jumlah ikan dan
jumlah tangkapan
ikan berkurang
seiring dengan waktu
di KKLD Alor
khususnya di sekitar
Pulau Batng dan
Lapang; 2.
Meningkatkan
kesadaran tentang
pentingnya program
pembentukan zonasi
Masyarakat setuju
tentang Pelaksanaan
peraturan mengenai
KKLD Alor ,
peningkatan dan
menegakan sanksi di
KKLD Alor oleh
Aparat
Pemerintah/penegak
hukum, serta
peningkatkan dan
menegakan sanksi di
KKLD Alor
berdasarkan
kesepakatan yang
dibuat oleh
masyarakat
Meningkatkan
diskusi-diskusi
tentang pengelolaan
Lingkungan Laut ,
alat tangkap yang
boleh dan tidak
boleh digunakan,
tempat penangkapan
kerapu
diperbolehkan dan
tidak , jenis/ukuran
ikan kerapu dan atau
ikan dasar lainnya
yang boleh dan tidak
boleh ditangkap,
peraturan yang
berlaku di wilayah
laut dan
pengawasan di
1. Pembentukan dan
pengefektifan SOP
Pengawasan
POKMASWAS; 2.
Pembentukan
Peraturan Kampung
mendukung kegiatan
POKMASWAS
minimal di 2
desa/kelurahan yaitu
desa Blangmerang
dan Kelurahan Kabir
1. Peningkatan
partisipasi dalam
patroli aparat
pemerintah/penegak
hukum dan patroli
POKMASWAS; 2.
Masyarakat mau
melaporkan kejadian
pelanggaran/tindak
kejahatan
penangkapan ikan
berlebih kepada
aparat
pemerintah/penegak
hukum atau
POKMASWAS
Pelaksanaan
pengawasan laut
oleh POKMASWAS
minimal 2 kali
sebulan untuk
mencegah
penangkapan ikan
yang berukuran
jaring kurang dari 2
inch dan
penangkapan ikan
kerapu yang masih
kecil (kurang dari 10
cm) dan ikan kerapu
yang sedang
memijah.
kenaikan biomass
ikan kerapu/ikan
dasar lainnya di
Pulau Batang dari 7
ekor/m2 hingga 9
ekor/m2 dan tutupan
terumbu karang
hidup meningkat
dari 13,6 % menjadi
16 %
1
di KKLD Alor; 3.
Meningkatkan
kesadaran tentang
pentingnya
membantu kegiatan
patroli pengawasan
oleh pemerintah dan
patroli swadaya
POKMASWAS
wilayah laut
2
Narasi TOC :
Kampanye yang akan dilaksanakan di 4 desa/kelurahan pantai (Ds. Baranusa, Blangmerang, Piringsina
dan Kelurahan Kabir) akan berusaha meningkatkan kesadaran tentang penangkapan ikan terutama
ikan kerapu dan atau ikan dasar lainnya sebelum bisa menghasilkan anakan dan yang belum layak
ditangkap, sehingga jumlah ikan dan jumlah tangkapan ikan berkurang seiring dengan waktu di KKLD
Alor khususnya di sekitar Pulau Batng dan Lapang, selain itu kampanye akan meningkatkan
kesadaran tentang pentingnya program pembentukan zonasi di KKLD Alor dan meningkatkan
kesadaran tentang pentingnya membantu kegiatan patroli pengawasan oleh pemerintah dan patroli
swadaya POKMASWAS. Dengan meningkatkan diskusi-diskusi tentang pengelolaan Lingkungan Laut ,
alat tangkap yang boleh dan tidak boleh digunakan, tempat penangkapan kerapu diperbolehkan dan
tidak , jenis/ukuran ikan kerapu dan atau ikan dasar lainnya yang boleh dan tidak boleh ditangkap,
peraturan yang berlaku di wilayah laut dan pengawasan di wilayah laut maka di akhir kampanye,
masyarakat setuju tentang Pelaksanaan peraturan mengenai KKLD Alor , peningkatan dan
menegakan sanksi di KKLD Alor oleh Aparat Pemerintah/penegak hukum, serta peningkatkan dan
menegakan sanksi di KKLD Alor berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh masyarakat. Penyingkiran
halangan akan melalui pembentukan dan pengefektifan SOP Pengawasan POKMASWAS dan diskusi
pembentukan Peraturan Kampung mendukung kegiatan POKMASWAS minimal di 2 desa/kelurahan
yaitu desa Blangmerang dan Kelurahan Kabir. Perubahan perilaku diukur dengan meningkatnya
partisipasi dalam patroli aparat pemerintah/penegak hukum dan patroli POKMASWAS serta
kemauan masyarakat untuk melaporkan kejadian pelanggaran/tindak kejahatan penangkapan ikan
berlebih kepada aparat pemerintah/penegak hukum atau POKMASWAS. Dengan pelaksanaan
pengawasan laut oleh POKMASWAS minimal 2 kali sebulan untuk mencegah penangkapan ikan yang
berukuran jaring kurang dari 2 inch dan penangkapan ikan kerapu yang masih kecil (kurang dari 10
cm) dan ikan kerapu yang sedang memijah ini diharapkan terjadi kenaikan biomass ikan kerapu/ikan
dasar lainnya di Pulau Batang dari 7 ekor/m2 hingga 9 ekor/m2 dan tutupan terumbu karang hidup
meningkat dari 13,6 % menjadi 16 %.
3
Syarat & Kondisi (Disclaimer)
Rencana Proyek ini didasarkan pada proyek-proyek nyata yang dilaksanakan oleh berbagai badan
pemerintah dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat di Indonesia. Karena rencana proyek ini
hanya dimaksudkan sebagai sebuah contoh yang menyertai panduan pengajaran dan kurikulum
Pride lainnya, sebagian besar dokumen ini tidak didasarkan pada lokasi sebenarnya, namun telah
dikembangkan dengan tujuan pendidikan, bukan untuk mewakili lokasi atau kampanye yang
sebenarnya. Para Manajer Kampanye Pride hendaknya hanya menggunakan dokumen ini sebagai
sebuah template untuk kampanye mereka sendiri. Rare menyadari bahwa setiap kampanye akan
menghadapi tantangan-tantangan dan kesempatan-kesempatannya sendiri, dan bahwa khalayak-
khalayak sasaran dan hubungan-hubungan mitra akan berbeda antar kampanye. Manajer
kampanye hendaknya mengacu pada kurikulum Pride untuk belajar lebih lanjut tentang elemen-
elemen dalam rencana ini, termasuk model konsep, peringkat ancaman, riset formatif, dan
perkembangan kampanye.
4
PENDAHULUAN
Latar belakang permasalahan
a. Ancaman/tekanan
Ikan karang merupakan sumberdaya perikanan penting, baik secara ekonomi maupun secara
ekologis. Aspek penting secara ekonomi ikan karang adalah sebagai komoditi perdagangan dan
sudah lama menjadi sumber kehidupan nelayan di Kabupaten Alor. Secara global, produksi ikan di
Kabupaten Alor, termasuk di dalamnya jenis-jenis ikan karang ekonomis penting, sekitar 21.000
ton/tahun (Statistik Perikanan Kabupaten Alor, 2007-2009). Untuk mendukung pembentukan zonasi
di KKLD Alor telah dilakukan penelitian ikan karang pada 12 lokasi calon zona inti dan teridentifikasi
terdapat 19 Family ikan di Kabupaten Alor (Tim Zonasi KKLD Alor, 2009). Di antara 12 titik ini,
menurut FGD dan wawancara yang kami lakukan, tekanan lingkungan karena produksi perikanan
karang dilakukan di Pulau Batang dan Pulau Lapang. Kawasan ini terutama dimanfaatkan oleh
nelayan dari desa Baranusa, Blangmerang, Piringsina dan Kelurahan Kabir serta beberapa nelayan
dari luar. Banyaknya nelayan yang memanfaaatkan kawasan ini tidak didukung dengan kegiatan
patrol pengawasan yang memadai.
Secara ekologis, habitat ekosistem terumbu karang dan ikan-ikan karangnya, merupakan
kawasan paling penting sebagai mata rantai produktivitas perairan di laut, khususnya di KKLD Alor.
Penangkapan ikan karang sekarang yang cenderung berlebihan. Komoditi perikanan karang paling
banyak dieksploitasi di Pulau Batang dan Lapang adalah gropuer (jenis kerapu) dan snapper (jenis
kakap). Jenis-jenis ikan ini memiliki harga jual yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan jenis
ikan karang lainnya dan belum ada pembatasan penangkapan.
Ikan grouper adalah ikan predator dan umumnya hidup soliter. Sedangkan ikan snapper
cenderung hidup bergerombol. Umumnya ikan seperti grouper dan snapper tidak dapat bermigrasi
ke wilayah yang jauh. Ikan-ikan cenderung menetap pada suatu habitat terumbu dan hidup di
lapisan bawah atau demersal perairan. Metode penangkapan yang cocok untuk ikan jenis ini adalah
jaring dan pancing. Alat tangkap pancing relatif lebih selektif dan bersifat pasif, sedangkan jaring
dapat dioperasikan secara pasif atau aktif untuk menangkap ikan. Berdasarkan statistik alat tangkap
ikan, nelayan pada umumnya menggunakan pancing tegak dan gill net serta beberapa alat tangkap
yang tidak dominan seperti bubu, panah, tembak, trawl, purse seine. Alat tangkap yang dominan
digunakan oleh nelayan responden adalah pancing yang merupakan alat tangkap pasif dan relatif
ramah lingkungan dan selektif Armada penangkapan ikan karang yang dioperasikan oleh nelayan
5
responden dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu kapal motor, perahu motor tempel dan perahu
tanpa motor. perahu motor tempel atau katinting 1 – 5 GT. Kapal motor dan perahu motor tempel
memiliki jumlah nelayan rata 3 – 6 orang. Kemudian perahu tanpa motor atau sampan memiliki
kapasitas muat di bawah 1 GT yang dioperasikan sendiri atau berdua. (Statistik Perikanan Kabupaten
Alor, 2007-2009).
b. Summary hasil survey keseluruhan mengenai kondisi pengetahuan/kesadaran
Hasil survey KAP menunjukkan bahwa Masyarakat kabir, blangmerang, Baranusa dan Piringsina men-
nganggap penyebab overfishing adalah bom (42,5 %-69,7 %). Hal ini menunjukkan bahwa penge-
tahuan masyarakat tentang overfishing masih rendah. Nelayan di 4 desa pada umumya juga tidak
mengetahui tentang rencana penetapan batas-batas pengelolaan KKLD,range presentase frekuensi
menjawab tidak tahu antara 21,7 % (Piringsina) dan 62,6 % (kabir). Terkait pengawasan di KKLD Alor
Masyarakat yang setuju penindakan pelanggaran di laut oleh tim patrol adalah sebesar 18,7 %-50 %.
Masyarakat yang setuju penindakan berdasarkan kesepakatn masyarakat sendiri adalah 25,2 %, 17,3
%, 20,0 % dan 26,7 % masing-masing untuk kabir, blangmerang, Baranusa dan Piringsina. Sedangkan,
masyarakat yang menjawab setuju terhadap pengelolan kawasan larang tangkap oleh masyarakat
adalah sebanyak 26,8 %; 26,2 %, 27,0 % dan 48,3 % masing-masing untuk kabir, blangmerang,
Baranusa dan Piringsina
Kampanye ini akan berupaya meningkatkan pengetahuan, kesadaran, komunikasi interpersonal yang
masih rendah untuk merubah perilaku masyarakat. Di samping itu melalui strategi BROP berupa
kegiatan pengawasan mandiri oleh masyarakat melalui POKMASWAS minimal di 2 desa yaitu
Blangmerang dan Kabir, diharapkan terjadi pengurangan ancaman penangkapan ikan berlebihan dan
peningkatan biomass ikan karang secara signifikan di perairan sekitar Pulau Batang dan Lapang.
6
METODE
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor mengembangkan Rencana Proyek ini dari Bulan Mei
2011 sampai Maret 2012. Rencana Proyek ini didasarkan, dan sesuai dengan, Rencana Strategis
untuk Kelompok Tematik Laut Rare (Rare 2010). Riset utama dan kedua ekstensif tentang ekosistem
laut dan ancaman-ancaman terhadap jenis-jenis ikan dilaksanakan, dan rencana ini telah ditinjau
oleh para pakar perikanan dan dilengkapi dengan studi pustaka. Sebagian dari Rencana Proyek ini
diselesaikan oleh Rare dan staf Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor, serta WWF Solor Alor
Project demikian juga dalam proses memilih Pulau Batang dan Lapang sebagai lokasi Pride. Saya
menggunakan metode-metode berikut untuk mengembangkan Rencana ini:
a. Sebuah tinjauan pustaka yang relevan dengan kondisi setempat terkait (1) ekosistem dan
keanekaraaman laut, (2) perikanan, (3) undang-undang dan peraturan terkait perikanan dan
kawasan lindung, (4) demografi manusia, dan (5) kebudayaan lokal, termasuk:
◦ Undang-undang No. 5 / 1990 tentang konservasi, Undang-undang No. 31 / 2004 tentang
perikanan, Undang-undang No. 45 / 2009 tentang perikanan, Undang-undang No. 27 /
2007 tentang pengelolaan zona pantai, dan berbagai dekrit menteri dan panduan-
panduan departemental terkait dengan perikanan dan pengelolaan kawasan lindung.
◦ Makalah-makalah dalam jurnal ilmiah.
◦ Laporan-laporan yang tidak diterbitkan dari badan-badan pemerintah, lembaga swadaya
masyarakat dan para pakar.
◦ Situs-situs web, khususnya FishBase.org dan ReefBase.org.
◦ Situs-situs web lingkungan lainnya
◦ Beberapa blog dan milestone Kampanye Lingkungan di kawasan lain dari Rareplanet.org
b. Wawancara-wawancara dengan para pemangku kepentingan yang mewakili:
◦ Staf Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor
◦ Penduduk Desa Blangmerang, Kecamatan Pantar Barat
◦ Penduduk Desa Baranusa, Kecamatan Pantar Barat
◦ Penduduk Desa Piringsina, Kecamatan Pantar barat
◦ Penduduk Kelurahan Kabir, Kecamatan Pantar
Saya juga menggunakan Miradi, program piranti lunak yang ditujukan untuk mendesain proyek
konservasi, untuk mengembangkan sebuah Model Konsep berdasarkan hasil-hasil riset dan
wawancara yang dideskripsikan di atas. Model konsep ini menyediakan kerangka dan sarana-sarana
7
untuk mengevaluasi:
Jenis-jenis ikan komersial yang menjadi prioritas utama kami yaitu jenis ikan karang pada
umumnya;
Macam-macam kegiatan perikanan yang menyebabkan penangkapan ikan, khususnya jenis-
jenis tersebut, secara berlebihan;
Kelompok-kelompok orang yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan perikanan tersebut dan
bertanggung jawab terhadap penangkapan ikan berlebih;
Faktor-faktor yang berakibat pada penangkapan ikan berlebih dan menghalangi
terbentuknya kawasan larang-tangkap.
Pembuatan Konsep Model pertama kali dilakukan pada fase universitas pertama bulan Juni-Juli 2010
di IPB Bogor, dengan menggunakan beberapa data awal yang terkumpul dari Dinas Kelautan
Kabupaten Alor, WWF Indonesia, Data-data penelitian TNC dan data-data penelitian lain. Kami
melakukan wawancara tambahan dan FGD dengan masyarakat, pengusaha perikanan dan Staf Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor dan WWF Solor Alor Project untuk melengkapi konsep
model yang kami buat.
Proses KAP Survey sebagai berikut :
I. PERSIAPAN SURVEY
2.1. Komunikasi dan Penyebaran Informasi
Komunikasi dilakukan pada Kepala Dinas, beberapa stakeholder, masyarakat Desa dan pihak terkait,
untuk membicarakan rencana kegiatan ini, dan menyakinkan bahwa kegiatan ini akan sangat
bermanfaat sebagai landasan dasar untuk melaksanakan langkah berikutnya. Sedangkan penyebaran
informasi kegiatan survey kami lakukan di kantor untuk membuka peluang voluntir untuk menjadi
enumerator kegiatan ini, khususnya dari kalangan pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Alor, dengan penyeleksian terlebih dahulu. Penyebaran informasi tersebut kami lakukan secara lisan
sejak bulan Agustus 2010 di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor.
2.2. Pembuatan dan Konsultasi Daftar Pertanyaan
Daftar pertanyaan dibuat sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan menggunakan asumsi dasar
dalam konsep model sebagai landasan, pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun akan didiskusikan
dengan beberapa rekan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor, sekaligus menguji
kedalaman dan tingkat pemahaman koresponden terhadap pertanyaan tersebut.
II. PELAKSANAAN SURVEY
2.1. Penyelenggaraan Survey
8
a. Waktu dan Tempat
Kegiatan survey akan dilaksanakan selama 5 hari, pada tanggal 9 s/d 13 Nopember 2010, survey
dilaksanakan di beberapa kecamatan yang berada di Wilayah KKLD Alor antara lain 4 Desa/kelurahan
pantai di Kecamatan Pantar (Kelurahan Kabir) dan Kecamatan Pantar Barat (Ds. Blangmerang,
Piringsina dan Baranusa). Kegiatan survey ini dilakukan dengan 2 tahap, tahap 1 pemberian arahan
dan petunjuk survey/pembekalan enumerator di Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Alor dan tahap 2 kegiatan survey tersebut.
b.Persiapan
- Menyiapkan materi pelatihan enumerator dan panduan kegiatan enumerator.
- Menyusun daftar pertanyaan dan rencana survey
- Melakukan monitoring dan evaluasi di setiap lokasi enumerasi.
- Mempersiapkan teknis di lapangan
- Konfirmasi kesediaan menjadi enumerator
3.2. Tim Kerja
Tim kerja terdiri dari penanggungjawab/supervisor, koordinator, enumerator dan petugas input
data. Kepala Dinas bertindak sebagai penanggungjawab dan supervisor, sedangkan yang ditunjuk
sebagai koordinator adalah Kepala Seksi di Bidang Perairan dan Kekayaan Laut. Koordinator
bertugas mengevaluasi dan memonitor pelaksanaan enumerasi di lapangan.
Enumerator direkrut dari kalangan staf dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor yang
sudah pernah melakukan survey, dengan asumsi bahwa apabila yang melakukan staf dari Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor yang sudah berpengalaman maka informasi yang didapat
cukup representatif, mengingat PNS di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor sebagian besar
sudah sering berhubungan langsung dengan masyarakat nelayan. Perekrutannya sendiri juga melalui
seleksi, dengan melakukan analisis motivasi dan pengalaman yang pernah mereka lakukan.
Manajer Kampanye, dibantu 1 orang staf Bidang Perairan dan Kekayaan laut akan menginput dan
menganalisis data yang diperoleh.
DAFTAR ISI
9
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………. 5
METODE……………………………………………………………………………………………………………………. 7
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………… 10
1. RINGKASAN EKSEKUTIF…………………………………………………………………………………. 11
2. RINGKASAN LOKASI………………………………………………………………………………………. 26
3. MODEL KONSEP……………………………………………………………………………………………. 51
4. ANALISIS KELANGSUNGAN TARGET KONSERVASI DAN ANCAMAN LANGSUNG 56
5. RANTAI HASIL DAN TUJUAN-TUJUAN AWAL………………………………………………….. 61
6. BASELINE……………………………………………………………………………………………………. 69
7. ANALISIS KAP SURVEY………………………………………………………………………………….. 76
8. MEMAHAMI KHALAYAK TARGET…………………………………………………………………. 138
9. RENCANA PENYINGKIRAN HALANGAN………………………………………………………. 143
10. SASARAN SMART……………………………………………………………………………………….. 160
11. RENCANA PENGAWASAN…………………………………………………………………………… 184
REFERENSI DAN UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………………………………….. 212
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………… 214
10
1. RINGKASAN EKSEKUTIF
Ringkasan eksekutif ini memberikan tampilan “potret (snapshot)” tentang keseluruhan kampanye
Pride, latar belakang lokasi dan ancaman-ancaman konservasi hingga khalayak-khalayak sasaran,
tujuan-tujuan kampanye, dan ukuran-ukuran kesuksesan. Ringkasan ini dapat didapatkan dalam
bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
POTRET KAMPANYE
NEGARA, Negara
Bagian atau
Provinsi
Indonesia, Nusa Tenggara Timur
Nama lokasi KKLD Alor
URL RarePlanet http://www.rareplanet.org/id/campaign/kkld-alor-nusa-tenggara-timur
Informasi
Angkatan (nama,
nomor, dan
manajer utama)
Bogor 4
Tanggal Proyek April 2011-Maret 2012
Lembaga mitra Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor
Kontak lembaga
mitra
Telp (0386)21739; email : [email protected]
Nama manajer
kampanye
Vidi Bahtiar Bethan
Mitra "BINGO" WWF Indonesia Solor Alor Project
11
(dan rincian
kontak)JL. Trans Lembata Rt.15A/Rw.07 Kec. Nubatukan, Kab. Lembata, NTT - Indonesia
Tel: +62 383 41675 Fax: +62 383 41675
www.wwf.or.id
Mitra lain (dan
rincian kontak)
WWF Indonesia Solor Alor Project
JL. Trans Lembata Rt.15A/Rw.07 Kec. Nubatukan, Kab. Lembata, NTT - Indonesia
Tel: +62 383 41675 Fax: +62 383 41675
www.wwf.or.id
Ancaman-
ancaman utama
yang ditangani
Penangkapan Berlebih
Target
keanekaragaman
hayati utama
Ikan Karang pada umumnya
Khalayak utama
(dan penduduk)
Pola pemanfaatan sumberdaya alam laut dan pesisir di 4 Desa (ds.
Blangmerang,Baranusa, Piringsina dan Kelurahan Kabir), akan dibahas secara
keseluruhan karena masyarakat nelayan ketiga desa
ini memiliki kesamaan mata pencaharian pokok (melaut) maupun usaha
sampingan, Jenis armada, alat tangkap, ketrampilan, serta kondisi topograsi dan
wilayah perairan yang saling berdekatan.
Nelayan ketiga desa dapat dikategorikan sebagai nelayan penuh dan nelayan
sambilan.
Walaupun aktifitas setiap hari di laut namun masyarkat juga memiliki kebun dan
setiap tahun melakukan pembersihan kebun dan menanami berbagi jenis
tanaman baik tanaman pangan maupun tanaman keras, Walaupun nelayan
12
keempat Desa/kelurahan ini setiap hari melaut, namun pola yang diterapkan
dalam mencari hasil laut masih bersifat tradisional, sementara potensi
sumberdaya alam laut
dan pesisir yang ada di wilayan perairan ketiga desa tersedia untuk dikelola dan
dimanfaatkan secara berkesinambungan. Potensi sumberdaya alam laut dan
pesisir yang dimaksud adalah:
Terumbu karang, lamun, ikan karang (kerapu, sunu, kakap dan lain-lain), ikan
pelagis (melus, kombong, lamoru, ikan putih, belo-belo, tuna, cakalang, ), pari,
teripang, cumi, lobster, rumput
laut dan jenis sumberdaya laut lainnya.
Berdasarkan hasil diskusi dengan para nelayan bahwa jenis hasil laut yang paling
banyak ditangkap dan dikembangkan adalah: ikan putih / belah dua / bela tiga,
belo-belo, ikan Lamoru,pengembangan agar-agar, siput, teripang dan kima.
Sementara ikan-ikan karang mapun ikan pelagis lainnya belum banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Factor penyebabnya adalah
ketrampilan dalam mengoperasikan alat tangkap yang moderen, kekurangan
modal
untuk membuat armada yang lebih besar dan membeli alat tangkap karena
armada dan alat tangkap yang ada sebagian besar sampan dan pukat senar.
# hektar kawasan
yang terancam
46,7 km2
Teori perubahan
Kampanye (175
kata)
Kampanye yang akan dilaksanakan di 4 desa/kelurahan pantai (Ds. Baranusa,
Blangmerang, Piringsina dan Kelurahan Kabir) akan berusaha meningkatkan
kesadaran tentang penangkapan ikan terutama ikan kerapu dan atau ikan dasar
lainnya sebelum bisa menghasilkan anakan dan yang belum layak ditangkap,
sehingga jumlah ikan dan jumlah tangkapan ikan berkurang seiring dengan
waktu di KKLD Alor khususnya di sekitar Pulau Batng dan Lapang, selain itu
kampanye akan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya program
pembentukan zonasi di KKLD Alor dan meningkatkan kesadaran tentang
13
pentingnya membantu kegiatan patroli pengawasan oleh pemerintah dan patroli
swadaya POKMASWAS. Dengan meningkatkan diskusi-diskusi tentang
pengelolaan Lingkungan Laut , alat tangkap yang boleh dan tidak boleh
digunakan, tempat penangkapan kerapu diperbolehkan dan tidak , jenis/ukuran
ikan kerapu dan atau ikan dasar lainnya yang boleh dan tidak boleh ditangkap,
peraturan yang berlaku di wilayah laut dan pengawasan di wilayah laut maka di
akhir kampanye, masyarakat setuju tentang Pelaksanaan peraturan mengenai
KKLD Alor , peningkatan dan menegakan sanksi di KKLD Alor oleh Aparat
Pemerintah/penegak hukum, serta peningkatkan dan menegakan sanksi di KKLD
Alor berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh masyarakat. Penyingkiran
halangan akan melalui pembentukan dan pengefektifan SOP Pengawasan
POKMASWAS dan diskusi pembentukan Peraturan Kampung mendukung
kegiatan POKMASWAS minimal di 2 desa/kelurahan yaitu desa Blangmerang dan
Kelurahan Kabir. Perubahan perilaku diukur dengan meningkatnya partisipasi
dalam patroli aparat pemerintah/penegak hukum dan patroli POKMASWAS
serta kemauan masyarakat untuk melaporkan kejadian pelanggaran/tindak
kejahatan penangkapan ikan berlebih kepada aparat pemerintah/penegak
hukum atau POKMASWAS. Dengan pelaksanaan pengawasan laut oleh
POKMASWAS minimal 2 kali sebulan untuk mencegah penangkapan ikan yang
berukuran jaring kurang dari 2 inch dan penangkapan ikan kerapu yang masih
kecil (kurang dari 10 cm) dan ikan kerapu yang sedang memijah ini diharapkan
terjadi kenaikan biomass ikan kerapu/ikan dasar lainnya di Pulau Batang dari 7
ekor/m2 hingga 9 ekor/m2 dan tutupan terumbu karang hidup meningkat dari
13,6 % menjadi 16 %.
Deskripsi Lokasi
(275 kata )
Berdasarkan Laporan survey ekologi tahun 2006, oleh Jothan Ninef, dkk,
didapatkan resume sebagai berikut :
1. Terumbu Karang
a. Pulau Lapang
14
Komponen penyusun terumbu karang meliputi komponen biotik dan
abiotik. Hasil pengamatan terhadap komponen penyusun terumbu karang di
perairan pulau Lapang menunjukkan bahwa persentase penutupan substrat
dasar oleh komponen biotik (90.90 %) lebih tinggi dibandingkan dengan
komponen abiotik (9,10 %). Komponen biotik yang paling dominan adalah
karang keras (83,20 %) dan karang lunak (7,30 %). Komponen abiotik memiliki
persentase yang kecil dan didominasi oleh karang mati ditutupi oleh alga (5,40
%) dan patahan karang (3,70 %). Persentase penutupan karang keras yang
merupakan komponen utama terumbu karang sebesar 83,20 % yang meliputi
karang keras Scleractinia (81,40 %) dan karang keras non-Scleractinia (1,80 %).
Komponen karang keras Scleractinia dikelompokan lagi menjadi Acropora (26,50
%) dan non-Acropora (54,90 %). Karang keras Scleractinia non-Acropora di
dominasi oleh bentuk pertumbuhan foliose dan encrusting.
Penilaian kondisi terumbu karang dengan menggunakan indikator persentase
penutupan karang keras menurut kategori Gomes dan Alcala (1984)
menyimpulkan bahwa kondisi terumbu karang di channel side bagian timur
pulau Lapang termasuk kategori sangat bagus (persentase penutupan karang
keras ≥ 75,0 %). Tingginya persentase penutupan karang keras pada lokasi ini
disebabkan karena adanya dominansi pertumbuhan karang keras oleh beberapa
bentuk pertumbuhan dan genus tertentu yang menutupi sebagian besar sustrat
dasar. Posisi channel side yang agak terlindung dan adanya sirkulasi air yang
sangat baik menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan organisme karang
menjadi maksimum. Selain itu parameter fisik-kimia perairan masih berada
dalam batas toleransi untuk pertumbuhan karang. Jumlah genus karang keras
yang di perairan ini sebanyak 21 genus yang tergolong dalam 13 famili. Famili
karang keras yang paling banyak dijumpai adalah Acroporidae, Poritidae,
Faviidae dan Fungiidae. Sedangkan genus karang paling umum dijumpai yaitu
Acropora, Montipora, Acrhelia, Oxypora, dan Echinopora. Analisa
keanekaragaman jenis dengan menggunakan indeks Shannon menunjukkan nilai
sebesar 2,229, analisa dominasi jenis dengan menggunakan indeks Dominasi
mendapatkan nilai sebesar 0,136 dan hasil analisa kesemerataan dengan
15
menggunakan indeks Eveness menunjukkan nilai sebesar 2,565.
Kerusakan terumbu karang pada lokasi yang disurvai di channel side
bagian timur pulau Lapang, ditandai dengan dijumpainya patahan karang
dengan ukuran yang besar dan tidak seragam, hal ini dapat menjadi indikasi
bahwa kerusakan karang (terutama karang bercabang) terjadi karena jangkar
perahu atau adanya kegiatan manusia karang untuk menangkap/mengambil
biota laut. Namun berdasarkan laporan masyarakat bahwa di pulau Lapang
sering terjadi kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak.
Kondisi ini bisa saja terjadi karena letak pulau Lapang selain tidak berpenghuni
juga jauh dari pengawasan aparat pemerintah/keamanan.
b. Pulau Batang
Profil dasar perairan pulau Batang sebelah utara dicirikan dengan rataan
yang tidak terlalu luas/sempit dengan kemiringan dasar berkisar <100 sampai
pada kedalaman 3 meter dan agak landai pada kedalaman 5 – 10 meter dengan
kemiringan berkisar 15 - 300 . Pada kedalaman yang lebih dalam dari 10 meter
topografinya agak terjal dengan kemiringan berkisar 30 – 500. Tipe dasar
didominasi oleh pasir putih dan batuan koral pada kedalaman sampai 1 – 3
meter di top reef. Pada kedalaman yang lebih dalam pertumbuhan karang
cukup tinggi sampai kedalaman 7 meter. Pada kedalaman > 10 meter
pertumbuhan karang sudah mulai jarang dan banyak dijumpai pasir dan karang
lunak. Letak pulau Batang sangat terbuka terhadap pengaruh gelombang musim
barat dan timur, kondisi ini juga berpengaruh terhadap profil morfologi pantai
dan komunitas bentik.
Komponen penyusun terumbu karang di perairan pulau Batang
didominasi oleh persentase penutupan komponen abiotik sebesar 50,90 %,
sedangkan komponen biotik sekitar 49,10 %. Komponen abiotik yang paling
dominan adalah batuan koral (43,60 %). Komponen biotik yang umum dijumpai
adalah komunitas karang keras (37,60 %) dan karang lunak (10,70 %). Selain itu
juga dijumpai adanya biota bentik lain seperti anemon, kima dan sponge.
Berdasarkan persentase penutupan karang keras maka kondisi terumbu karang
di perairan pulau Batang termasuk kategori cukup bagus. Jumlah genus karang
16
keras yang dijumpai sebanyak 16 genus yang tergolong dalam 8 famili. Famili
karang keras yang paling banyak dijumpai adalah Faviidae, Pocilloporidae dan
Acropiridae. Sedangkan genus karang yang paling umum dijumpai yaitu Porites,
Montipora dan Heliopora. Analisa keanekaragaman jenis dengan menggunakan
indeks Shannon menunjukkan nilai sebesar 1,703, analisa dominasi jenis
dengan menggunakan indeks Dominasi mendapatkan nilai sebesar 0,250 dan
hasil analisa kesemerataan dengan menggunakan indeks Eveness menunjukkan
nilai sebesar 2,197.
Walaupun persentase penutupan patahan karang yang dijumpai hanya sekitar
0,3 % namun demikian menurut informasi yang diperoleh bahwa pulau Batang
sering dijadikan lokasi kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan cara-
cara yang destruktif.
2. Ikan Karang
a. Pulau Lapang
Kelimpahan ikan karang di perairan pulau Lapang sebanyak 446
ekor/250 m2 dan kepadatannya berkisar 1,78 ekor/m2. Kekayaan jenis ikan
karang diperoleh sebanyak 38 jenis ikan karang yang termasuk dalam 27 marga
dan 15 suku. Kelompok ikan target dijumpai sebanyak 11 jenis dan yang paling
dominan terutama dari suku Caesionidae, Acanthuridae dan Serranidae. Jenis
ikan target yang paling banyak dijumpai adalah jenis ikan ekor kuning/lalosi
Caesio cuning. Selain itu juga banyak terdapat ikan kerapu (suku Serranidae),
ikan kakap (suku Lutjanidae), ikan Beronang (suku Siganidae), dan ikan biji
nangka (Mullidae). Kelompok ikan indikator dijumpai sebanyak 6 jenis dan
kelompok ikan major dijumpai sebanyak 22 jenis dan yang paling banyak
dijumpai adalah suku Pomacentridae dan Serranidae terutama jenis Chromis
ovalis, Chromis fumea dan Pseudanthias dispar.
b. Pulau Batang
Hasil transek sensus visual terhadap ikan karang di perairan pulau
Batang dijumpai sebanyak 137 individu yang terdiri dari 28 jenis. Hasil transek
dan koleksi bebas terhadap ikan karang untuk mendapatkan kekayaan jenis
diperoleh sebanyak 47 jenis ikan karang yang termasuk dalam 29 marga dan 18
17
suku. Kelompok jenis ikan target dijumpai sebanyak 13 jenis dan yang paling
dominan terutama dari suku Acanthuridae. Jenis ikan target yang paling banyak
dijumpai adalah ikan Butana Acanthurus nigrofuscus. Kelompok ikan indikator
dijumpai sebanyak 5 jenis dan kelompok ikan mayor dijumpai sebanyak 29 jenis
dan yang paling banyak dijumpai adalah suku Pomacentridae terutama jenis
Chrysiptera parasema.
Tipe ekosistem 1. Terumbu Karang
2. Lamun
3. Mangrove
Peta lokasi
(topografis)
Koordinat 124,03O - 124,08O LS ; -8.22O - -8.23O BT
Hotspot
Keanekaragaman
Hayati
Ikan Karang
Status Kawasan
Lindung
KKLD
Jumlah hektar
kawasan yang
400.008 Ha
18
menjadi sasaran
kampanye
Nama jenis
(umum)
Kerapu (Grouper) dan Ikan Dasar Lainnya
Nama jenis
(ilmiah)
Serranidae sp.
Deskripsi tentang
jenis kritikal (250
kata)
Tersebar di perairan laut tropis dan dingin. Beberapa spesies terdapat di
perairan tawar. Pada operculum terdapat 3 duri, sebuah duri utama serta satu
duri di atas dan di bawahnya. Garis lateral penuh dan bersambung, tidak
mencapai sirip ekor (kecuali pada satu spesies). Sirip punggung bisa jadi terdapat
7-12 duri, 3 duri pada sirip perut, 24-26 ruas tulang belakang. Sirip ekor biasanya
rounded (membulat), truncate (lancip) atau lunate (bulan sabit), jarang yang
bercabang dua. Mulut atau maxilla menonjol meskipun dalam keadaan tertutup.
Tidak ada sisik axillary pada pelvic. Famili Serranidae adalah protogynous
hermaphrodite. Larvanya
cenderung berwarna-warni serta pemakan plankton dan makanan utamanya
adalah Crustacea kecil dan telur ikan. Famili Serranidae berubah kelamin dari
betina menjadi jantan dominan. Walaupun berwarna menarik, ikan kerapu
membutuhkan plankton sebagai makanan. Ikan kerapu dapat mencapai panjang
total hingga 3 meter dan berat 400 kilogram. Ikan kerapu merupakan predator
yang menetap di dasar perairan dan merupakan ikan dengan nilai ekonomis
tinggi (Froese, et al.,2000 dalam Khaifin 2005).
Jenis-jenis rentan
dan dalam
bahaya lainnya
Jenis-jenis karang keras, antara lain Acropora, Montipora, Acrhelia, Oxypora,
Echinopora, Favites, Heliopora, Stylopora, Favites, dan Goniopora.
Makrobentos yang ditemukan antara lain Achantaster, Aglaopenia cupresina,
Cenometra bella, Comanthus parvicirrus, Comantina audax, Comantina nobilis,
19
Comantina schlegelii, Deadema setosum, Echinaster hironicus, Echinotrix
calamaris, Linkia laevigata, Lithocarpus pilipinus, Pedum spondiloides, Polycarpa,
Spirobranchus giganteus dan Tridacna squamosa.
Beberapa hewan yang dilindungi lainnya:
- Reptil laut seperti penyu (Eritmocelis imbricata)
- Mamalia Laut seperti lumba-lumba (Dolphinus dolphin) serta Paus
(Balaenoptera sp.)
Maskot
kampanye
Kerapu
ANCAMAN
Ancaman (IUCN)
yang ditangani
oleh kampanye
Ancaman utama di KKLD Alor penangkapan ikan dengan menggunakan bahan
peledak, racun sianida, dan jaring trawl yang menurunkan luasan tutupan
terumbu karang hidup dan keanekargaman beberapa jenis ikan karang.
Kerusakan terumbu karang pada lokasi yang disurvai di channel side bagian
timur pulau Lapang, ditandai dengan dijumpainya patahan karang dengan
ukuran yang besar dan tidak seragam, hal ini dapat menjadi indikasi bahwa
kerusakan karang (terutama karang bercabang) terjadi karena jangkar perahu
atau adanya kegiatan manusia karang untuk menangkap/mengambil biota laut.
Namun berdasarkan laporan masyarakat bahwa di pulau Lapang sering terjadi
kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak. Kondisi ini
bisa saja terjadi karena letak pulau Lapang selain tidak berpenghuni juga jauh
dari pengawasan aparat pemerintah/keamanan.
Populasi manusia
di KKLD Alor
171.000 orang (estimasi berdasarkan data BPS, 2009)
Populasi manusia Berdasarkan registrasi penduduk tahun 2007, penduduk Kabupaten Alor
20
(300 kata) berjumlah 178.964 jiwa yang tersebar di 17 Kecamatan dan 175 Desa/Kelurahan
yang terdiri dari laki-laki 48.474 jiwa dan perempuan 43.134 jiwa dengan tingkat
persebaran dan kepadatan penduduk rata-rata 62,47 orang per Km persegi yang
mana penduduk yang paling padat adalah Kecamatan Teluk Mutiara yaitu 712
orang per Km persegi dan yang paling jarang penduduk adalah Kecamatan Alor
Timur yakni 12 orang per Km persegi dengan laju pertumbuhan penduduk 1,38
% per.tahun.
Dengan keadaan topografi Kabupaten Alor yang secara morfologis sebagian
besar dari luas wilayah daratan maka komoditas unggulan daerah dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Pertanian dan Peternakan.
Padi ladang, jagung, palawija, holtikultura, mangga, jeruk, pisang serta ternak
sapi, kambing, babi dan rusa.
b. Kehutanan dan Perkebunan.
Asam, kenari, sirih hutan, kayu jati, kayu putih, kayu manis, mahoni, cendana,
jambu mete, kelapa, pinang, kopi, cengkeh, vanili, kakao, sedlack dan lada.
c. Perikanan dan Kelautan.
Berbagai jenis ikan seperti : Kerapu, cucut, kakap, selar, ikan terbang, teri,
tembang, kombong, tenggiri, tuna/cakalang, tongkol dan jenis ikan lainnya.
d. Pariwisata.
Wisata TamanLaut, Perkampungan Tradisional, Keajaiban Alam, Taman Wisata
Perburuan, Penangkaran/Budi Daya Rusa, Hutan Kenari Alam, Hutan Wisata
Nostalgia, Museum Daerah, Serta Panorama Alam Pegunungan dan Pantai.
e. Industri Kerajinan Rakyat.
Kerajinan Tenun Ikat, Tenun Songket, Meubel Bambu, Aneka Anyaman Bambu
dan Daun Lontar, Batu Bata dan Gerabah.
f. Pertambangan dan Energi.
Batu Berwarna, Pasir Besi, Pasir Kwarsa, Gips, Kaoiin, Timah Hitam, Intan
Dangeothermal, Potensi Energi Terbarukan (Surya, Angin, Air, Biomasa, dan Arus
Laut) serta Energi Fosil yakni Minyak Bumi.
g. Kebudayaan.
Terdapat aneka ragam bahasa lokal dan kesenian tradisional, upacara adat dan
21
kearifan lokal.
h. Kelembagaan.
Pemerintahan, usaha/jasa, kemasyarakatan, pendidikan, kesehatan, keagamaan,
sosial budaya, sosial politik dsan profesi.
i. Modal Sosial.
Kerja sama sosial; kepercayan sikap toleransi, kearifan, kepemimpinan dan
jaringan kerja sama masyarakat.
Segmen-segmen
khalayak target
utama
- Nelayan (dewasa)
- Non Nelayan dewasa (Pembeli/pemasar ikan, pegawai negeri sipil,
kalangan pendidikan (guru, pelajar dan mahasiswa), kalangan umum
lainnya)
SASARAN-SASARAN SMART KAMPANYE
Sasaran-sasaran
SMART Utama
Pengetahuan : Peningkatan pengetahuan nelayan dan non nelayan mengenai
penangkapan berlebih dan zonasi
Sikap : Peningkatan sikap dan dukungan nelayan dan non nelayan terhadap
kegiatan zonasi, pengawasan laut dan system penangkapan yang digunakan
Komunikasi Interpersonal : Peningkatan diskusi antar nelayan dan non nelayan
atau stakeholder lainnya
Barrier Removal : Peningkatan kegiatan nelayan dan non nelayan dalam
membantu kegiatan POKMASWAS dan pembuatan PERDES
Behavior change : Perubahan perilaku nelayan dan non nelayan untuk
membantu kegiatan pengawasan oleh POKMASWAS
Threat Reduction : Pengurangan tingkat pelanggaran di laut dan peningkatan
jumlah pelanggar laut yang tertangkap
Conservation Result : peningkatan biomass ikan karang dan luas tutupan
22
terumbu karang
RESIKO-RESIKO
Resiko-resiko
utama
Setidaknya ada beberapa resiko kegagalan kampanye ini yang harus kita
waspadai antara lain; keterbatasan sumber daya (baik SDM maupun dana),
rendahnya minat dan pengetahuan masyarakat dalam menjaga wilayah laut dan
juga factor politis.
3 K: KONSERVASI, KAPASITAS DAN KEUNTUNGAN KONSTITUENSI
Keuntungan
Konservasi pada
2011 (sukses
interim/
sementara).
Kampanye PRIDE akan berusaha mencapai Target Konservasi berupa
terpeliharanya terumbu karang sebagai salah satu ekosistem penting di
lingkungan laut dan sekaligus menjaga ekosistem ikan karang dari ancaman
penangkapan berlebih karena terumbu karang memiliki fungsi dan peran yang
menentukan dalam ekosistem pesisir dan laut, karena berfungsi sebagai tempat
hidup, tempat asuhan, tempat berlindung, mencari makan bagi berbagai jenis
organisme laut khususnya di perairan rencana zona inti Pulau Batang dan
Lapang
Keberlanjutan
upaya konservasi
yang dapat
dibuktikan di
lapangan pada
2020 (sukses
akhir)
Upaya pemasaran sosial kampanye PRIDE akan terpusat pada 4 desa/kelurahan
pantai yaitu Desa Blangmerang, Baranusa, Piringsina (Kecamatan Pantar Barat)
dan Kelurahan Kabir (Kecamatan Pantar) karena sebagian besar nelayannya
mencari ikan di pulau Btang dan Lapang yang menjadi kawasan target. Keber-
hasilan kampanye pada perairan Pulau Batang dan Lapang ini akan menjadi
contoh bagi kampanye serupa di perairan lain di KKLD Alor dan kawasan
perairan lain di Indonesia
Kapasitas Kampanye ini diharapkan meningkatkan kapasitas manajer kampanye dan tim
pride dalam melakukan komunikasi massa, negosiasi dengan pihak-pihak terkait
dan keterampilan-keterampilan komunikasi lainnya.
Konsituensi Sepanjang kampanye, setidaknya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
23
tentang penangkapan berlebih meningkat dengan mengadakan diskusi
interpersonal di Desa Blangmerang, Baranusa, Piringsina dan Kelurahan Kabir
untuk menggerakkan sumberdaya-sumberdaya setempat dan mengambil
tindakan untuk melindungi ikan karang lainnya di daerah perairan sekitar pulau
Batang dan Lapang
Keberlanjutan
keuangan,
institusional, dan
politis
KKLD Alor dibentuk mulai Tahun 2006 dengan SK Bupati Nomor 5 Tahun 2006
tentang KKLD Selat Pantar, pengelolaan di Kabupaten Alor dilaksanakan oleh
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor, dan diadakan perluasan KKLD
Selat Pantar menjadi KKLD Kabupaten Alor dengan SK BUPATI Nomor 6 Tahun
2009 tentang Perluasan Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Alor.
Selanjutnya akan dibentuk Unit Pelaksana Teknis daerah (UPTD) untuk
mengelola kawasan ini. Mekanisme pendanaan dari pemerintah pusat melalui
APBN telah menghasilkan sarana prasarana fisik seperti kantor pengelola KKLD,
pondok jaga dan informasi, shelter dan perlengkapan selam.
Untuk menjamin eksistensi dan keberlanjutan pengelolaan KLLD, dalam
prosesnya akan diterbitkan Peraturan Daerah yang melegislasi mekanisme
kelembagaan dan rencana pengelolaan termasuk Mekanisme pendanaan
(Sustanaible Financing Mechanism) didalamnya. Mekanisme pendanaan
berkelanjutan (Sustanaible Financial Mechanism) adalah salah satu sumber
pendanaan atau sharing anggaran baik dari dalam - luar negeri, pemerintah,
swasta dan lembaga donor lainnya, yang diarahkan untuk mendukung dan
pembiayaan pengelolaan,manajemen kelembagaan suatu kawasan konservasi
laut.
24
2. LOKASI PROYEK
2.1. Ringkasan Lokasi
2.1.1 Sumber informasi
Sumber-sumber informasi tertulis berikut telah digunakan
Butir Telah
Diperiksa
Peta
Peta BAKOSURTANAL Liputan Lahan Kabupaten Alor, 2006 Ya
Peta BAKOSURTANAL Terumbu Karang Hidup, Lamun dan Mangrove
Kabupaten Alor, 2006
ya
peta zonasi KKLD Alor ya
Buku, laporan-laporan yang tidak diterbitkan
Khaifin, Studi Mengenai Pola Musim Pemijahan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus
Fuscoguttatus) dan Sunu Hitam (Plectropomus Areolatus) Pada Bulan Baru dan Bulan
Penuh di Perairan Taka Menyawakan Kepulauan Karimunjawa, Jepara, 2005
ya
Laporan-laporan Pemerintah, statistik
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor, 2005, Laut dan Pesisir
Pantai
Ya
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor, 2008, Statistik Perikanan
tangkap 2007
Ya
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor, 2009, statistik Perikanan
Tangkap 2008
Ya
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor, 2010, Statistik Perikanan Ya
25
tangkap 2009
BAPPEDA, 2010, Profil Daerah Kabupaten Alor Tahun 2009 Ya
Perda No. 1 Kabupaten Alor Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Alor Tahun 2010-2014
Ya
BPS Alor, 2008, Alor Dalam Angka 2007 Ya
BPS Alor, 2009, Alor Dalam Angka 2008 Ya
BPS Alor, 2010, Alor Dalam Angka 2009 Ya
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Alor, 2010, Draft Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Alor Tahun 2010-2020
Ya
Seksi Teknologi dan Produksi Perikanan Tangkap, 2010, Data Produksi
Ikan Tahun 2006-2010 dan Data Ikan yang Diantarpulaukan Tahun 2009
Ya
Terbitan-terbitan dan dokumen-dokumen Lembaga
WWF ID Solar, 2009, Ringkasan Survey Ekologi Alor Ya
Ninef, S. Jothan, 2006, Laporan Survai-Ekologi Alor (draft nol) Ya
Pusat Survey SDA Laut Bakosurtanal, 2007, Data Spasial Pesisir dan laut
Kabupaten Alor
Ya
Tim Survey Zonasi dan Tapal Batas, 2009, Laporan Pelaksanaan Survey
Zonasi dan Tapal Batas KKLD Alor Tahun 2009
Ya
26
Peraturan Bupati Alor Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Penetapan Selat
Pantar Sebagai KKLD
Ya
Tim PPKKL KKLD Alor, 2010, Laporan Tim Pengkajian Penetapan Perlu-
asan Kawasan Konservasi Laut (PP-KKL) Daerah Kabupaten AlorYa
Peraturan Bupati Alor Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Perubahan atas
Peraturan Bupati Alor Tahun 2006 Tentang Penetapan Selat Pantar Seba-
gai KKLD (Lampirannya berupa Peta Perluasan KKLD)
Ya
Pulau-pulau Kecil di Kabupaten Alor, Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara
Timur, 2005
Ya
Situs Web
FishBase (http://www.fishbase.org/search.php) Ya
ReefBase (http://www.reefbase.org/) Ya
IUCN redlist (http://www.iucnredlist.org/) Ya
Rareplanet (http://www.rareplanet.org/) Ya
Wakil-wakil dari kelompok-kelompok dan institusi-institusi berikut memberikan informasi dalam
wawancara perorangan atau melalui telepon.
Institusi, lembaga Basis di KKLD
Alor
Pemerintahan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor Ya
Dinas Penanaman Modal dan Pariwisata Ya
Dinas Perhubungan dan INFOKOM Ya
27
BAPPEDA Ya
BAPPEDALDA Ya
Polair dan Satpol PP Ya
Pemerintah Kecamatan Pantar dan Pantar Barat Laut Ya
Pemerintah Kelurahan Kabir, Desa Piringsina, Blangmerang dan Baranusa Ya
Para pengguna sumber daya
Nelayan Desa Blangmerang Ya
Nelayan Desa Baranusa Ya
Nelayan Desa Piringsina Ya
Nelayan Kelurahan Kabir Ya
Lembaga Swadaya Masyarakat
WWF Indonesia Ya
Lintas Katulistiwa (Link) Ya
2.1.2 Latar Belakang KKLD Alor dan Ancaman-ancaman terhadap Keanekaragaman Ikannya
KKLD Alor memiliki luas 400.008,3 Ha yang tujuannya untuk melestarikan kekayaan sumber daya
alam laut yang ada di kawasan Alor untuk kesejahteraan masyarakat. Diresmikan pada tanggal 7
Maret 2009 yang dihadiri oleh segenap masyarakat Alor dan para undangan baik dari Pemerintah
Pusat, Provinsi maupun dari Pemerintah Kabupaten Lembata dan Kabupaten Flores Timur. Selain itu,
dalam acara tersebut hadir juga WWF-Indonesia dan The Nature Conservancy (TNC), serta beberapa
Lembaga Swadaya Masyarakat lokal.
28
Kegiatan Pengembangan Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Alor semenjak Tahun 2006
dengan membangun sarana prasarana fisik penunjang seperti shelter, Kantor Pengelola, Pondok
Wisata, Pos Jaga, Pondok Informasi dan Kapal Patroli Speed Boat. Kawasan konservasi perairan ini
telah ditetapkan dengan SK BUPATI Nomor 15 Tahun 2009 tentang Perluasan Kawasan Konservasi
Laut Daerah Kabupaten Alor dan dikelola oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara
Timur dan Pemerintah Kabupaten Alor dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor.
Kondisi laut Alor pada umumnya masih bagus. Beberapa indikator penting mengenai hal ini antara
lain adalah:
- Tutupan lamunnya bahkan mencapai 86 % di Pulau Lapang.
- Luas tutupan karang hidup di Pulau-pulau Kecil berkisar antara 10 % hingga 90 %. Tutupan karang
yang sedemikian bagus membuat kondisi ikan karang dan makrobentosnya sangat bagus pula.
- Di Pulau Ternate jumlah kelimpahan ikan mencapai 1.650 ekor per 25 m2, demikian pula kondisi
makrobentosnya, di Pulau Buaya kelimpahannya mencapai 64 individu per 25 m2.
- Kondisi tutupan dan kelimpahan yang baik juga terlihat pada ekosistem mangrove. Hutan mangrove
di pulau Kangge dijumpai di Teluk Bulu Waeloro (artinya : teluk yang ada air) dengan luasan panjang
sekitar 1 km dan ketebalan sekitar 300 meter
Namun demikian, masih baiknya kondisi ekologi laut Alor di masa depan mulai terancam. Beberapa
masalah yang menjadi ancaman antara lain adalah:
Kerusakan ekosistem hutan mangrove di pulau Kangge sekitar 5 % yang diduga karena pengaruh
faktor alam yaitu suplai air tawar yang sangat kurang dan menyebabkan vegetasi mangrove
mengalami kekeringan dan matiHutan mangrove di pulau Lapang hanya terdapat di pantai timur
dengan ketebalan dan kerapatan yang rendah. Jenis yang umum dijumpai adalah Rhizophora sp.
Kondisi hutan mangrove di lokasi ini sudah mengalami kerusakan akibat dari pengambilan kayu bakar
oleh masyarakat untuk mengolah teripang.
Kerusakan fisik terumbu karang di Pulau Kangge tampak dari dijumpainya patahan karang dalam
ukuran yang tidak beraturan yang dapat menjadi indikator kerusakan terumbu karang akibat jangkar
perahu. Lokasi ini merupakan tempat berlabuh perahu nelayan, sehingga terumbu karang di lokasi
ini sangat rentan terhadap kerusakan fisik akibat aktivitas perahu nelayan.
Kerusakan fisik terumbu karang di lokasi pulau Kambing cukup tinggi, hal ini ditandai dengan
persentase penutupan patahan karang yang cukup besar. Tingginya persentase penutupan patahan
karang yang tinggi dapat menjadi indikasi adanya tekanan pemanfaatan yang dilakukan oleh
manusia. Pengamatan terhadap bentuk patahan karang dapat menjelaskan bahwa telah terjadi
pemanfaatan dengan cara-cara yang destruktif dan juga akibat dari pelepasan jangkar.
29
Letak pulau Rusa yang jauh, terpencil dan tidak berpenghuni, dapat menjadi target kegiatan
destructive fishing oleh nelayan luar pulau.
Kerusakan terumbu karang pada lokasi yang disurvai di channel side bagian timur pulau Lapang,
ditandai dengan dijumpainya patahan karang dengan ukuran yang besar dan tidak seragam, hal ini
dapat menjadi indikasi bahwa kerusakan karang (terutama karang bercabang) terjadi karena jangkar
perahu atau adanya kegiatan manusia karang untuk menangkap/mengambil biota laut. Namun
berdasarkan laporan masyarakat bahwa di pulau Lapang sering terjadi kegiatan penangkapan ikan
dengan menggunakan bahan peledak. Kondisi ini bisa saja terjadi karena letak pulau Lapang selain
tidak berpenghuni juga jauh dari pengawasan aparat pemerintah/keamanan.
Kerusakan terumbu karang di Pulau Ternate cukup jelas terlihat dengan tingginya persentase
penutupan patahan karang (13,10 %). Patahan karang yang dijumpai umumnya berukuran yang
bervariasi kecil-besar. Kondisi ini dapat menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi disebabkan oleh
banyak faktor dari aktivitas manusia dalam memanfaatkan terumbu karang dengan cara destruktif
dan telah berlangsung pada waktu lampau, dan saat ini patahan karang telah ditutupi oleh alga dan
ditumbuhi oleh karang lunak.
Kerusakan yang terjadi di Pulau Pura terutama disebabkan oleh pengoperasian alat tangkap bubu
oleh nelayan setempat yang dilakukan secara tidak beraturan. Bubu diletakkan pada area terumbu
karang yang masih baik, yang banyak terdapat karang bercabang, dan ini berakibat karang bercabang
menjadi patah. Peletakkan bubu dilakukan secara berpindah-pindah pada lokasi karang yang masih
baik yang banyak terdapat ikan target. Hal ini berakibat kerusakan akan terus berlangsung dan
meluas pada area terumbu karang lainnya. Selain kerusakan akibat penangkapan ikan dengan
menggunakan alat tangkap bubu, kerusakan karang di Pura Timur juga disebabkan oleh pelepasan
jangkar perahu yang tidak beraturan pada area terumbu karang
2.1.3 Lokasi dan topografi KKLD Alor
KKLD Alor terletak di propinsi Nusa Tenggara timur, tepatnya di Kabupaten Alor. Kawasan ini
mencakup daerah kepulauan yang terdiri dari 15 buah pulau kecil dan besar, dimana 9 pulau telah
berpenghuni yaitu Pulau Alor, Pantar, Pura, Tereweng, Ternate, Buaya, Kangge, Kura dan Marisa,
sedangkan 6 di antaranya belum berpenghuni yaitu Pulau Lapang, Batang, Rusa, Kambing, Sika, dan
Kepa. Luas wilayah laut KKLD Alor secara keseluruhan adalah 4.008 km2. KKLD Alor mencakup 14
kecamatan dari keseluruhan 17 kecamatan di Kabupaten Alor, yaitu Kecamatan teluk Mutiara,
Kecamatan Alor Barat Laut, Kecamatan Alor Barat Daya, Kecamatan Alor Selatan, Kecamatan Pantar,
Kecamatan Alor Tengah Utara, Kecamatan Pantar Barat, Kecamatan Pulau Pura, Kecamatan Kabola,
30
Kecamatan Mataru, Kecamatan Pantar Timur, Kecamatan Pantar Tengah, Kecamatan Pantar Barat
Laut, Kecamatan Lembur. Pantainya adalah daerah berbukit dengan tebing-tebing curam, daerah
pantainya Pantai Beting Gisik, Pantai Breksi Vulkanik, Pantai Delta, Pantai Lava, Pantai Mangrove,
Pantai Pelataran Kikisan Gelombang, Pantai Sesar dan juga Pantai Terumbu Karang. Liputan
lahannya terdiri dari belukar, hamparan Pasir Pantai, Hutan dataran rendah primer, Hutan Dataran
Tinggi primer, Hutan Mangrove, Kebun, Lahan Terbuka, Pemukiman Desa, Pemukiman Kota,
Penggaraman, Perkebunan Campuran, Rumput/Savana, Sawah tadah hujan, Semak, Sungai dan
Tanah Ladang.
2.1.4 Keanekaragaman Hayati KKLD Alor
KKLD Alor memiliki beberapa ekosistem penting yang dapat diuraikan sebagai berikut :
Secara umum vegetasi mangrove yang dijumpai di pulau Kangge terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu
Rhizophora sp, Brugueira sp dan Avicennia sp.
Ekosistem padang lamun hanya dijumpai di pulau Lapang dari delapan pulau yang di survai. Sebaran
padang lamun (segrass bed) dan makroalga di pulau Lapang mencakup hampir sebagian besar rataan
terumbu bagian dalam sampai rataan terumbu bagian luar yang berbatasan dengan ekosistem
terumbu karang. Rataan terumbu yang luas pada sisi timur dan utara pulau lapang merupakan
habitat padang lamun dan makroalga yang utama di pulau Lapang. Jenis lamun dijumpai di pulau
Lapang sebanyak 4 spesies yaitu Halophila ovalis, Thallasia hemprichii, Syringodium isoetifolium, dan
Cymodocea serrulata. Persentase penutupan lamun rata-rata sebesar 86,0 %, dengan persentase
penutupan tertinggi adalah spesies Cymodocea serrulata. Jenis lamun yang paling banyak dijumpai
adalah Cymodocea serrulata dan yang paling jarang adalah spesies Syringodium isoetifolium. Tipe
substrat pada habitat padang lamun di pulau Lapang adalah lumpur berpasir dan pasir berlumpur.
Jenis makroalgae yang dijumpai antara lain Halimeda, Ulva, Laurencia, Sargassum, dan
Dictyosphaeria. Persentase penutupan makroalga rata-rata sebesar 37,8 %.
Ekosistem terumbu karang di pulau kecil yang disurvai umumnya memiliki tipe terumbu karang
pantai (fringging reef) kecuali di pulau Lapang yang lebih cenderung memiliki tipe terumbu karang
penghalang (barrier reef). Terumbu karang pulau kecil di kabupaten Alor memiliki keragaman dan
keunikan yang menyimpan pesona yang cukup besar. Jenis-jenis yang ditemukan antara lain
Acropora, Montipora, Acrhelia, Oxypora, Echinopora, Favites, Heliopora, Stylopora, Favites, dan
Goniopora.
Makrobentos yang ditemukan antara lain Achantaster, Aglaopenia cupresina, Cenometra bella,
Comanthus parvicirrus, Comantina audax, Comantina nobilis, Comantina schlegelii, Deadema
setosum, Echinaster hironicus, Echinotrix calamaris, Linkia laevigata, Lithocarpus pilipinus, Pedum
31
spondiloides, Polycarpa, Spirobranchus giganteus dan Tridacna squamosa.
Hampir semua jenis ikan ekonomis penting terdapat di daerah ini antara lain Tuna, Cakalang, Tongkol,
Kembung, Ikan teri, dll.
Beberapa hewan yang dilindungi :
- Reptil laut seperti penyu (Eritmocelis imbricata)
- Mamalia Laut seperti lumba-lumba (Dolphinus dolphin) serta Paus (Balaenoptera sp.)
2.1.5 Pemilikan Laut
Sampai saat ini belum ada pengaturan hak ulayat bagi penduduk desa-desa pantai. Kalaupun ada
karena keterbatasan sarana dan sumber daya pengawasan, laut masih digunakan secara umum oleh
semua nelayan tanpa pengawasan dan sanksi yang jelas bagi yang memasuki wilayah laut tanpa ijin.
2.1.6 Demografi
Berdasarkan registrasi penduduk tahun 2007, penduduk Kabupaten Alor berjumlah 178.964 jiwa
yang tersebar di 17 Kecamatan dan 175 Desa/Kelurahan yang terdiri dari laki-laki 48.474 jiwa dan
perempuan 43.134 jiwa dengan tingkat persebaran dan kepadatan penduduk rata-rata 62,47 orang
per Km persegi yang mana penduduk yang paling padat adalah Kecamatan Teluk Mutiara yaitu 712
orang per Km persegi dan yang paling jarang penduduk adalah Kecamatan Alor Timur yakni 12 orang
per Km persegi dengan laju pertumbuhan penduduk 1,38 % per/tahun.
2.1.6.2 Etnisitas
Dalam ensiklopedi Suku Bangsa, Hidayah Zulyani (Tahun 1980) menyebutkan bahwa di Alor hidup
suku bangsa Alor, Abui, Blagar, Deing, Kabola, Kawel, Kelong, Kemang, Kramang, Kui, Lemma,
Maneta, Mauta, Seboda, Wersin. Dari banyaknya suku yang ada, berkembang 17 bahasa yang terdiri
dari Alor, Abui, Blagar, Hamap, Kabola, afoa, Kamang, Kelong, Kui, Kula, Lamma, Nadeang, Retta,
Sawila Terewang, Tewa dan Wersing. Sedangkan agama yang dikenal di Alor adalah Kristen Protestan,
Islam, Katolik dan Hindu.
2.1.6.3 Pendidikan
Berikut ini gambaran pendidikan/jumlah sekolah pulau-pulau kecil di wilayah KKLD Alor :
32
33
2.1.6.4 Kesehatan
Rumah Sakit di Kabupaten Alor hanya terdapat di ibu kota kabupaten di Kecamatan Teluk Mutiara.
Setiap Kecamatan mempunyai Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) kecuali untuk Kecamatan
Pantar Tengah, Mataru, Lembur, dan Pulau Pura, namun masih memiliki Puskemas Pembantu (Pustu)
yang mewakili Puskesmas.
2.1.6.5 Ekonomi
Masyarakat pada umumnya bekerja di sector perdaganagn, industry, pertanian, perikanan dan
sumber-sumber lainnya. Jumlah angkatan kerja di Alor berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional
adalah sebanyak 67,71 % dari seluruh penduduk usia kerja (15 tahun ke atas). Ini berarti bahwa
sebanyak 32,29 % penduduk usia kerja adalah bukan angkatan kerja.Mereka adalah penduduk yang
sedang bersekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Jumlah penduduk yang bekerja sebanyak
97,12 % dari total jumlah angkatan
kerja atau sebesar 65,76 % dari seluruh penduduk berusia 15 tahun keatas. 2,88 % dari jumlah
angkatan kerja dan 1,95 % dari seluruh penduduk berusia 15 tahun keatasadalah orang yang mencari
pekerjaan atau yang biasa disebut penganggur dan dapat juga disebut Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPK). Jumlah pencari kerja di kabupaten Alor pada tahun 2008 adalah 1.127 orang. 12 orang
diantaranya mencari pekerjaan di luar negeri dan dari 12 orang tersebut semuanya berjenis kelamin
perempuan.sebagai Menurut BPS (2009)
34
35
Tabel 1: Perkiraan populasi
36
2.1.7 Nilai-nilai Konservasi
KKLD Alor memiliki beberapa ekosistem penting yang dapat diuraikan sebagai berikut :
Secara umum vegetasi mangrove yang dijumpai di pulau Kangge terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu
Rhizophora sp, Brugueira sp dan Avicennia sp.
Ekosistem padang lamun hanya dijumpai di pulau Lapang dari delapan pulau yang di survai. Sebaran
padang lamun (segrass bed) dan makroalga di pulau Lapang mencakup hampir sebagian besar rataan
terumbu bagian dalam sampai rataan terumbu bagian luar yang berbatasan dengan ekosistem
terumbu karang. Rataan terumbu yang luas pada sisi timur dan utara pulau lapang merupakan
habitat padang lamun dan makroalga yang utama di pulau Lapang. Jenis lamun dijumpai di pulau
Lapang sebanyak 4 spesies yaitu Halophila ovalis, Thallasia hemprichii, Syringodium isoetifolium, dan
Cymodocea serrulata. Persentase penutupan lamun rata-rata sebesar 86,0 %, dengan persentase
penutupan tertinggi adalah spesies Cymodocea serrulata. Jenis lamun yang paling banyak dijumpai
adalah Cymodocea serrulata dan yang paling jarang adalah spesies Syringodium isoetifolium. Tipe
substrat pada habitat padang lamun di pulau Lapang adalah lumpur berpasir dan pasir berlumpur.
Jenis makroalgae yang dijumpai antara lain Halimeda, Ulva, Laurencia, Sargassum, dan
Dictyosphaeria. Persentase penutupan makroalga rata-rata sebesar 37,8 %.
Ekosistem terumbu karang di pulau kecil yang disurvai umumnya memiliki tipe terumbu karang
pantai (fringging reef) kecuali di pulau Lapang yang lebih cenderung memiliki tipe terumbu karang
penghalang (barrier reef). Terumbu karang pulau kecil di kabupaten Alor memiliki keragaman dan
keunikan yang menyimpan pesona yang cukup besar. Jenis-jenis yang ditemukan antara lain
Acropora, Montipora, Acrhelia, Oxypora, Echinopora, Favites, Heliopora, Stylopora, Favites, dan
Goniopora.
Makrobentos yang ditemukan antara lain Achantaster, Aglaopenia cupresina, Cenometra bella,
Comanthus parvicirrus, Comantina audax, Comantina nobilis, Comantina schlegelii, Deadema
setosum, Echinaster hironicus, Echinotrix calamaris, Linkia laevigata, Lithocarpus pilipinus, Pedum
spondiloides, Polycarpa, Spirobranchus giganteus dan Tridacna squamosa.
Hampir semua jenis ikan ekonomis penting terdapat di daerah ini antara lain Tuna, Cakalang, Tongkol,
Kembung, Ikan teri, dll.
Beberapa hewan yang dilindungi :
- Reptil laut seperti penyu (Eritmocelis imbricata)
37
- Mamalia Laut seperti lumba-lumba (Dolphinus dolphin) serta Paus (Balaenoptera sp.)
2.1.8 Ancaman terhadap fungsi lingkungan di KKLD Alor
Kerusakan ekosistem hutan mangrove di pulau Kangge sekitar 5 % yang diduga karena pengaruh
faktor alam yaitu suplai air tawar yang sangat kurang dan menyebabkan vegetasi mangrove
mengalami kekeringan dan matiHutan mangrove di pulau Lapang hanya terdapat di pantai timur
dengan ketebalan dan kerapatan yang rendah. Jenis yang umum dijumpai adalah Rhizophora sp.
Kondisi hutan mangrove di lokasi ini sudah mengalami kerusakan akibat dari pengambilan kayu bakar
oleh masyarakat untuk mengolah teripang.
Kerusakan fisik terumbu karang di Pulau Kangge tampak dari dijumpainya patahan karang dalam
ukuran yang tidak beraturan yang dapat menjadi indikator kerusakan terumbu karang akibat jangkar
perahu. Lokasi ini merupakan tempat berlabuh perahu nelayan, sehingga terumbu karang di lokasi
ini sangat rentan terhadap kerusakan fisik akibat aktivitas perahu nelayan.
Kerusakan fisik terumbu karang di lokasi pulau Kambing cukup tinggi, hal ini ditandai dengan
persentase penutupan patahan karang yang cukup besar. Tingginya persentase penutupan patahan
karang yang tinggi dapat menjadi indikasi adanya tekanan pemanfaatan yang dilakukan oleh
manusia. Pengamatan terhadap bentuk patahan karang dapat menjelaskan bahwa telah terjadi
pemanfaatan dengan cara-cara yang destruktif dan juga akibat dari pelepasan jangkar.
Letak pulau Rusa yang jauh, terpencil dan tidak berpenghuni, dapat menjadi target kegiatan
destructive fishing oleh nelayan luar pulau.
Kerusakan terumbu karang pada lokasi yang disurvai di channel side bagian timur pulau Lapang,
ditandai dengan dijumpainya patahan karang dengan ukuran yang besar dan tidak seragam, hal ini
dapat menjadi indikasi bahwa kerusakan karang (terutama karang bercabang) terjadi karena jangkar
perahu atau adanya kegiatan manusia karang untuk menangkap/mengambil biota laut. Namun
berdasarkan laporan masyarakat bahwa di pulau Lapang sering terjadi kegiatan penangkapan ikan
dengan menggunakan bahan peledak. Kondisi ini bisa saja terjadi karena letak pulau Lapang selain
tidak berpenghuni juga jauh dari pengawasan aparat pemerintah/keamanan.
Kerusakan terumbu karang di Pulau Ternate cukup jelas terlihat dengan tingginya persentase
penutupan patahan karang (13,10 %). Patahan karang yang dijumpai umumnya berukuran yang
bervariasi kecil-besar. Kondisi ini dapat menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi disebabkan oleh
banyak faktor dari aktivitas manusia dalam memanfaatkan terumbu karang dengan cara destruktif
dan telah berlangsung pada waktu lampau, dan saat ini patahan karang telah ditutupi oleh alga dan
ditumbuhi oleh karang lunak.
Kerusakan yang terjadi di Pulau Pura terutama disebabkan oleh pengoperasian alat tangkap bubu
38
oleh nelayan setempat yang dilakukan secara tidak beraturan. Bubu diletakkan pada area terumbu
karang yang masih baik, yang banyak terdapat karang bercabang, dan ini berakibat karang bercabang
menjadi patah. Peletakkan bubu dilakukan secara berpindah-pindah pada lokasi karang yang masih
baik yang banyak terdapat ikan target. Hal ini berakibat kerusakan akan terus berlangsung dan
meluas pada area terumbu karang lainnya. Selain kerusakan akibat penangkapan ikan dengan
menggunakan alat tangkap bubu, kerusakan karang di Pura Timur juga disebabkan oleh pelepasan
jangkar perahu yang tidak beraturan pada area terumbu karang
2.1.9 Pengelolaan KKLD Alor
2.1.9.1 Mandat dan badan-badan pemerintah
KKLD Alor dibentuk mulai Tahun 2006 dengan SK Bupati Nomor 5 Tahun 2006 tentang KKLD Selat
Pantar, pengelolaan di Kabupaten Alor dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Alor, dan diadakan perluasan KKLD Selat Pantar menjadi KKLD Kabupaten Alor dengan SK BUPATI
Nomor 6 Tahun 2009 tentang Perluasan Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Alor. Sampai
saat ini belum terbentuk zona inti karena masih dalam proses pemilihan lokasi. Saat ini pengelolan
KKLD Alor dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor sebagai leading sector
bagi dinas/badan/bagian/satuan terkait lainnya di lingkungan Pemerintah Kabupaten Alor.
2.1.9.2 Undang-undang dan peraturan-peraturan
Berikut adalah undang-undang dan peraturan-peraturan yang mendukung pengelolaan perikanan
dan pengelolaan kawasan lindung:
Undang-undang No. 5 / 1990 tentang konservasi perihal pemanfaatan berkelanjutan dan
konservasi sumber daya alam dan ekosistem
Undang-undang No. 31 / 2004 dan perubahannya Undang-undang No. 45/2009 tentang
perikanan perihal pemanfaatan secara berkelanjutan sumber daya perikanan
Undang-undang No. 27 / 2007 tentang pengelolaan zona pantai perihal prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan di kawasan pantai,
Peraturan Menteri (Kehutanan) No. 41 / 2008 tentang panduan utuk perencanaan
pengelolaan kawasan konservasi perihal rencana kerja dan prinsip-prinsip pengelolaan di
39
kawasan konservasi,
Peraturan Menteri (Kehutanan) No. 56 / 2006 tentang panduan untuk melakukan zonasi
taman nasional perihal langkah-langkah untuk melakukan zonasi taman nasional dan
macam-macam zona,
Peraturan Menteri (Perikanan) No. 17 / 2008 tentang konservasi kawasan-kawasan pantai
dan pulau-pulau kecil perihal zonasi di kawasan-kawasan pantai dan rencana pembangunan
strategis untuk pulau-pulau kecil,
Peraturan Pemerintah No. 60 / 2007 tentang konservasi sumber daya perikanan termasuk
habitat-habitat dan ekosistem-ekosistem laut.
Peraturan Menteri (Perikanan) No. 2 / 2009 tentang penetapan kawasan-kawasan konservasi
akuatik perihal langkah-langkah dan prinsip-prinsip penetapan zona-zona konservasi di
kawasan pantai,
Undang-undang dan dekrit tentang desentralisasi, termasuk Peraturan Pemerintah No. 38 /
2007 dan Undang-undang No.32 / 2004 tentang delegasi kekuasaan kepada pemerintah
setempat untuk pemanfaatan berkelanjutan atas sumber daya alam.
Peraturan Bupati Alor Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Penetapan Selat Pantar Sebagai KKLD
Peraturan Bupati Alor Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Alor
Tahun 2006 Tentang Penetapan Selat Pantar Sebagai KKLD (Lampirannya berupa Peta Perlu-
asan KKLD)
2.1.9.2 Pendanaan untuk pengelolaan
Untuk menjamin eksistensi dan keberlanjutan pengelolaan KLLD, dalam prosesnya akan diterbitkan
Peraturan Daerah yang melegislasi mekanisme kelembagaan dan rencana pengelolaan termasuk
Mekanisme pendanaan (Sustanaible Financing Mechanism) didalamnya. Mekanisme pendanaan
berkelanjutan (Sustanaible Financial Mechanism) adalah salah satu sumber pendanaan atau sharing
anggaran baik dari dalam - luar negeri, pemerintah, swasta dan lembaga donor lainnya, yang
diarahkan untuk mendukung dan pembiayaan pengelolaan,manajemen kelembagaan suatu kawasan
konservasi laut. Menurut Domeier(2002) dalam WWF(2010), mekanisme pembiayaan yang
berkelanjutan(Sustainable Financing Mechanism) bertujuan untuk membantu pengelolaan kawasan
konservasi, dimana badan/lembaga pengelola bisa pengembangan usaha yang kompatibel untuk
memberikan pendapatan alternatif bagi masyarakat lokal dan lembaga pengelola juga bisa
40
menghasilkan pendapatan penting untuk menutupi aktivitas konservasi dan biaya operasi.
Konsultan akan melakukan pengkajian tentang kelaikan finansial/operasional pada pilihan-pilihan
pengelolaan sumberdaya alam Laut Alor melalui:
Bersama dengan para pihak utama, terutama Tim WWF, melakukan inventarisasi dan
merumuskan 2-3 pilihan bagi operasi dan pendanaan kerangka pengelolaan sumberdaya
alam Laut Alor, dengan memfokuskan pada pengelolaan jejaring KKL dan perikanan
Melakukan perkiraan pembiayaan pilihan pilihan pengelolaan tersebut di atas.
Mengkaji sumberdana potensial untuk pembiayaan pengelolaan.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut di atas maka konsultan akan melakukan beberapa jasa
kegiatan sebagai berikut:
Kunjungan lapangan selama empat hari bersama Tim WWF dan menginventarisasi pili-
han pilihan kerangka pengelolaan sumberdaya alam Laut Alor (dari segi operasional dan
finansial).
Pertemuan selama kunjungan lapangan dengan para pejabat daerah dan para pihak di
tingkat kabupaten untuk mengkaji kerangka pengelolaan.
merumuskan prinsip prinsip perancangan pengelolaan antara lain prosentase pada
kawasan yang dilindungi secara ketat, prosentase pada kawasan multi guna, sistem peri-
jinan bagi nelayan kecil, menengah dan besar. Berdasarkan hal tersebut maka konsultan
akan memerinci pilihan-pilihan biaya/penghasilan.
Melakukan tinjauan komprehensif terhadap kerangka pengelolaan pemanfaatan sum-
berdaya alam, dalam kaitannya dengan struktur pengelolaan yang ada.
Riset terhadap sumber pengeluaran utama dan potensi kebutuhan/kekurangan dana un-
tuk implementasi pengelolaan pemanfaatan sumberdaya alam, meninjau ketersediaan
sumber finansial yang ada.
Riset potensi sumber dana untuk menutup biaya pengelolaan kerangka pengelolaan pe-
manfaatan sumber daya alam.
Memadukan berbagai temuan ke dalam analisis operasi/finansial untuk beberapa pilihan
dalam kerangka pengelolaan pemanfaatan sumberdaya alam, termasuk analisis ter-
hadap biaya dan manfaat serta sudut pandang pro dan kontra.
41
Hasil yang ingin dicapai adalah Suatu laporan kajian yang terdiri dari bagian sebagai berikut:
Ringkasan Executive kajian keuangan
Pendahuluan
Deskripsi beberapa pilihan keuangan/operasional dalam kerangka pengelolaan peman-
faatan sumberdaya alam di Laut Alor.
Ringkasan kesimpulan untuk tiap pilihan pengelolaan berdasarkan aspek keuangan
and/or operasional.
Kontraktor akan memberikan seluruh kompilasi data, informasi dan dokumentasi.
2.2. Tim Proyek dan para pemangku kepentingan utama
2.2.1 Lembaga Mitra Utama dan Manajer Kampanye Pride
Lembaga Mitra Utama : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor
Manajer Kampanye Pride : Vidi Bahtiar Bethan
2.2.2 Badan-badan dan kelompok-kelompok lingkungan lain yang bekerja di KKLD Alor
Berikut adalah lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi penting bagi pengelolaan KKLD Alor:
1. BAPPEDA, Dinas Penanaman Modal dan Pariwisata, Dinas Perhubungan dan INFOKOM
2. Satpol PP, Polair
3. Pemerintah Kecamatan Pantar dan Pantar Barat
4. Pemerintah Desa Blangmerang, Baranusa, Piringsina dan Kelurahan Kabir
2.2.3 Para pemangku kepentingan utama
Di sini, kami mengidentifikasi pemangku kepentingan sebagai individu atau kelompok yang mungkin
mempengaruhi, atau dipengaruhi oleh, pengaturan sumber daya hidup laut di lokasi kampanye. Di
KKLD Alor, para pemangku kepentingan terdiri dari para wakil badan-badan dan lembaga-lembaga
yang telah disebutkan sebelumnya (lihat bagian 2.2).
Kami memfokuskan lebih lanjut penilaian terhadap para pemangku kepentingan dengan hanya
memilih para pemangku kepentingan yang mempengaruhi kawasan larang-tangkap dekat-pantai.
42
Tabel 2: Analisa Pemangku Kepentingan untuk KKLD Alor
Pemangku Kepentingan Rincian Urgensi Kekuata
n
Legitimasi
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor
Kepala DInas memegang kebijakan politis khususnya di bidang Kelautan
dan Perikanan, yang termasuk di dalamnya kebijakan di bidang Perairan,
Konservasi dan Kekayaan Laut.
Tinggi Tinggi Tinggi
Project Leader Solor Alor Program WWF
Sebagian besar data baik ekologi dan pemanfataan KKLD Alor diinisiasi
oleh WWF Solor Alor Project. Pembentukan Zona inti juga difasilitasi
oleh lembaga ini.
Tinggi Tinggi Tinggi
Ketua LSM Link Ketua LSM ini telah membantu pemerintah dalam memperluas wilayah
KKLD menjadi 400.008 Ha. Proses panjang yang dilalui dalam perluasan
KKLD Alor berisi banyak informasi dan pengalaman yang bisa dijadikan
sebagai data dasar proyek kampanye pride ini.
Tinggi Tinggi Tinggi
43
Pemangku Kepentingan Rincian Urgensi Kekuata
n
Legitimasi
Kabid Perairan dan Kekayaan Laut
Bidang ini mempunyai staf yang bekerja penuh di bidang konservasi laut
Alor pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor
Tinggi Tinggi Tinggi
Kabid Perikanan Laut Bidang ini mempunyai staf yang bekerja penuh di bidang penangkapan
ikan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor
Tinggi Tinggi Tinggi
Pemerintah Kecamatan
Pantar
mengurusi seluruh administrasi, kesehatan, pendidikan, serta bidang-
bidang lain termasuk perikanan di wilayah Kecamatan Pantar (Kelurahan
Kabir)
Tinggi Tinggi Tinggi
Pemerintah Kecamatan
Pantar Barat
mengurusi seluruh administrasi, kesehatan, pendidikan, serta bidang
bidang lain termasuk perikanan di wilayah Kecamatan Pantar Barat (Ds. Piringsina, Blangmerang dan Baranusa)
Tinggi Tinggi Tinggi
Pemerintah Kelurahan Kabir mengurusi seluruh administrasi, kesehatan, pendidikan, serta bidang
bidang lain termasuk perikanan di Kelurahan Kabir
Tinggi Tinggi Tinggi
44
Pemangku Kepentingan Rincian Urgensi Kekuata
n
Legitimasi
Pemerintah Desa
Blangmerang
mengurusi seluruh administrasi, kesehatan, pendidikan, serta bidang
bidang lain termasuk perikanan di Desa Blangmerang
Tinggi Tinggi Tinggi
Pemerintah Desa Piringsina mengurusi seluruh administrasi, kesehatan, pendidikan, serta bidang
bidang lain termasuk perikanan di Desa Piringsina
Tinggi Tinggi Tinggi
Pemerintah Desa Baranusa mengurusi seluruh administrasi, kesehatan, pendidikan, serta bidang
bidang lain termasuk perikanan di desa Baranusa
Tinggi Tinggi Tinggi
Wakil Nelayan di 4 desa Nelayan di 4 desa ini banyak memanfaatkan Perairan Pulau Batang dan
Lapang sebagai tempat mencari ikan/sumber penghidupannya
Tinggi Tinggi Tinggi
Setelah menganalisa atribut-atribut kekuatan kelompok-kelompok pemangku kepentingan utama, langkah berikutnya adalah membuat daftar individu-
individu yang mewakili ketiga kelompok: definitif / pasti, ekspektan / diharapkan, dan laten / tersembunyi. Ini bukan pekerjaan mudah, khususnya bila kita
tidak memiliki kriteria-kriteria tertentu untuk menyeleksi wakil yang benar. Jadi dengan menggunakan informasi dari analisa pemangku kepentingan di atas,
kami menggunakan analisa untung-rugi sederhana (potensi dan motivasi versus konsekuensi) untuk mengidentifikasi daftar para pemangku kepentingan
45
utama yang mewakili ketiga kelompok di atas. Termasuk dalam individu-individu dimaksud adalah sebagai berikut:
Tabel 3: Analisa pemangku kepentingan dengan menggunakan analisa untung-rugi sederhana
# Pemangku Kepentingan
Nama peserta,
posisi dan rincian
kontak Masalah utama
Kontribusi potensial
(apa yang dikemukakan
peserta pada pertemuan)
Motivasi untuk
menghadiri
(apa yang diharapkan
peserta dari pertemuan)
Konsekuensi jika
tidak menghadiri
1
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor Keterbatasan waktu
Legalitas Program dan
dukungan staf Dinas
Kelautan dan Perikanan
Adanya dukungan
terhadap Program
pemerintah
Berkurangnya
dukungan dan
keberhasilan proyek
2Project Leader Solor Alor Program WWF
Keterbatasan waktuData dan informasi
Adanya dukungan
terhadap Program WWF
Berkurangnya dukungan dan keberhasilan proyek
3Ketua LSM Link Keterbatasan waktu Data dan informasi Adanya dukungan
terhadap Program LSM
Berkurangnya dukungan dan keberhasilan proyek
4 Kabid Perairan dan Kekayaan Laut
Keterbatasan waktu Data dan informasi Adanya dukungan
terhadap Program Bidang
Berkurangnya dukungan dan
46
# Pemangku Kepentingan
Nama peserta,
posisi dan rincian
kontak Masalah utama
Kontribusi potensial
(apa yang dikemukakan
peserta pada pertemuan)
Motivasi untuk
menghadiri
(apa yang diharapkan
peserta dari pertemuan)
Konsekuensi jika
tidak menghadiri
konservasi keberhasilan proyek
5
Kabid Perikanan Laut Keterbatasan waktu Data dan informasi Adanya dukungan
terhadap Program Bidang
Perikanan Laut
Berkurangnya dukungan dan keberhasilan proyek
6
Pemerintah Kecamatan
Pantar
Jauh dari pusat kota
Data dan informasi Dana dan dukungan
terhadap program
pembangunan, termasuk
pembangunan sector
perikanan, di wilayahnya
Berkurangnya dukungan dan keberhasilan proyek
7Pemerintah Kecamatan
Pantar Barat
Jauh dari pusat kota Data dan informasi Dana dan dukungan terhadap program perikanan di wilayahnya
Berkurangnya dukungan dan keberhasilan proyek
8 Pemerintah Kelurahan Jauh dari pusat kota Data dan informasi Dana dan dukungan terhadap program
Berkurangnya dukungan dan
47
# Pemangku Kepentingan
Nama peserta,
posisi dan rincian
kontak Masalah utama
Kontribusi potensial
(apa yang dikemukakan
peserta pada pertemuan)
Motivasi untuk
menghadiri
(apa yang diharapkan
peserta dari pertemuan)
Konsekuensi jika
tidak menghadiri
Kabir perikanan di wilayahnya keberhasilan proyek
9Pemerintah Desa
Blangmerang
Jauh dari pusat kota Data dan informasi Dana dan dukungan terhadap program perikanan di wilayahnya
Berkurangnya dukungan dan keberhasilan proyek
10Pemerintah Desa
Piringsina
Jauh dari pusat kota Data dan informasi Dana dan dukungan terhadap program perikanan di wilayahnya
Berkurangnya dukungan dan keberhasilan proyek
11Pemerintah Desa
Baranusa
Jauh dari pusat kota Data dan informasi Dana dan dukungan terhadap program perikanan di wilayahnya
Berkurangnya dukungan dan keberhasilan proyek
12Nelayan di 4 desa Jauh dari pusat kota Data dan informasi Keberlanjutan bidang
perikanan di wilayahny
Berkurangnya dukungan dan keberhasilan proyek
48
Program ini mutlak harus mendapatkan dukungan dari pihak-pihak terkait. Selain dengan tim pride,
dukungan lembaga/mitra lain serta nelayan sendiri sangat dibutuhkan untuk menghilangkan rintangan
kognitif dan emosional, terbatasnya sumber daya dan politis.
Pada tahap selanjutnya, sejumlah pemangku kepentingan, khususnya nelayan dan penduduk desa,
dilibatkan sebagai pewawancara (enumerator) untuk mengumpulkan data dan informasi melalui survei
dengan enumerator dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor.
49
3. MODEL KONSEP
Model konsep KKLD Alor dibuat untuk memahami logika dan hubungan sebab akibat berkurangnya
biomass ikan karang khususnya di perairan Pulau Batng dan Lapang. Model ini, walaupun masih belum
sempurna, telah dibuat dengan logika berpikir yang cukup rumit dengan mendaftar semua elemen yang
terkait dengan factor-faktor langsung dan tak langsung yang saling berhubungan satu-sama lainnya.
3.1. Memahami dan memprioritaskan target-target konservasi dan ancaman-ancaman di lokasi
Setelah melalui fase universitas pertama, saya berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi
dari lapangan mengenai ancaman-ancaman kritikal yang mempengaruhi KKLD Alor khususnya di Perairan
Batang dan Lapang:
1. Penangkapan Berlebih
2. Destrucive fishing
3. Sampah dan Polusi
4. Coral bleaching
5. Penambangan Karang dan pasir
Berdasarkan studi pustaka, dengan menggunakan informasi dari laporan-laporan tekhnis, makalah-
makalah ilmiah, dan laporan-laporan pemerintah, kami mengidentifikasi target-target ancaman-ancaman
langsung sebagai berikut:
1. Penangkapan ikan berlebihan: Klasifikasi IUCN - CMP 5.4 "Penangkapan ikan dan pengambilan
sumber daya akuatik". Penangkapan ikan berlebihan dapat mempengaruhi jenis ikan dalam dua
cara. "Penangkapan ikan berlebihan pertumbuhan" terjadi ketika sebagian besar ikan ditangkap
dan dimatikan sebelum mencapai ukuran komersial yang ideal, dan karenanya mengurangi
besarnya tangkapan potensial. Penangkapan ikan berlebihan pertumbuhan adalah bentuk paling
umum penangkapan ikan berlebihan, tetapi biasanya tidak semerusak “penangkapan ikan
berlebihan rekruitmen". Penangkapan ikan berlebihan rekruitmen terjadi ketika sebagian besar
ikan ditangkap dan dimatikan sebelum mencapai kematangan reproduksi, dan karenanya
mengurangi kemampuan jenis itu untuk bereproduksi. Meskipun bentuk penangkapan ikan
berlebihan yang ini tidak seumum penangkapan ikan berlebihan pertumbuhan, namun
penangkapan ikan berlebihan rekruitmen dapat menghabisi suatu jenis ikan, seperti ikan kerapu
pengelompok. Ikan jenis ini rentan terhadap penangkapan di lokasi-lokasi pemijahan. Kedua
macam penangkapan berlebihan di atas bisa merupakan akibat penggunaan metode-metode
50
penangkapan ikan tertentu atau akibat intensitas penangkapan ikan.
2. Pengracunan terumbu dan organism-organisme karang lainnya melalui penggunaan bom, sianida
atau racun lain untuk menangkap ikan: Klasifikasi IUCN - CMP 5.4 "Penangkapan ikan dan
pengambilan sumber daya akuatik".
3. Sampah, khususnya wisatawan: Klasifikasi IUCN-CMP 6.1 "Kegiatan-kegiatan Rekreasi".
4. Tekanan temperature dan asidifikasi karena perubahan iklim: Klasifikasi IUCN-CMP 11.3 "Ekstrim
Temperatur"; IUCN-CMP tidak memberikan sub-kategori untuk asidifikasi di bawah kategori 11
"Perubahan Iklim & Cuaca yang Parah".
5. Pengambilan Pasir dan Karang untuk bahan bangunan: Klasifikasi IUCN-CMP 1.2 "Kawasan-
kawasan Komersial & Industri".
Berdasarkan Statistik Perikanan Tangkap Kabupaten Alor, jumlah armada dan alat tangkap ikan di
Kabupaten alor semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini adalah salah satu factor yang dapat
mengakibatkan penangkapan berlebih. RARE memilih Penangkapan ikan sebagai fokus utama proyek
kampanye Pride di KKLD Alor karena alasan-alasan sebagai berikut:
Penangkapan berlebihan terus meningkat dalam cakupan dan skala
Terdapat penyelesaian-penyelesaian yang layak dan berefek kuat yang dapat didukung secara
signifikan oleh Kampanye Pride
Penangkapan ikan berlebihan adalah fokus pilihan
Kegiatan ini merupakan ancaman paling utama di KKLD Alor
Sukses kampanye ini dapat diulang dimana pun di kawasan laut di Indonesia
3.2. Model Konsep dalam Miradi
Sebelumnya, saya membuat rancangan model konsep berdasarkan logika berpikir sebab akibat, yang
meringkas bagaimana ancaman-ancaman langsung berpengaruh terhadap target-target konservasi, dan
bagaimana faktor-faktor pendukung makin memperparah ancaman-ancaman langsung tersebut. Saya
kemudian mendiskusikan model konsep tersebut dengan rekan-rekan di Dinas Kelautan dan Periakanan
Kabupaten Alor, PPM, dan staf Dinas Perikanan Kabupaten Alor. Saya merevisi model konsep itu dengan
masukan-masukan dari mereka. Hasil dari diskusi dengan berbagai stakeholder dan pengamatan
langsung di lapangan saya gambarkan dengan Software Miradi. Tabel 4 menampilkan tinjauan target-
target konservasi, ancaman-ancaman langsung terhadap target-target tersebut, dan faktor-faktor
51
pendukung yang dirasa terkait dengan ancaman-ancaman yang ada.
Gambar 1: Model konsep yang menghubungkan target-target konservasi di KKLD Alor dengan ancaman-
ancaman langsung dan faktor-faktor kontribusi.
52
53
Model Konsep KKLD Alor
3.3. Narasi Model Konsep
Rendahnya pengetahuan masyarakat umum terhadap penangkapan ikan berlebih menyebabkan pemanfaatan
sumber daya ikan masih belum selektif. Selain itu POKMASWAS yang dibentuk pemerintah belum lama ini (di bulan
november 2010) belum sepnuhnya berjalan. Hal ini mengakiatkan jaminan keamaanan laut belum maksimal sehingga
tingkat pencurian ikan masih tinggi. Lemahnya pengaturan perijiann dari Pemerintah serta belum adanya Zona inti di
KKLD Alor mengakibatkan belum adanya pembatasan tempat, jenis laat tangkap dan jenis ikan yang diperbolehkan
untuk ditangkap. Selain itu, maslaah sampah dan limbah serta penambangan karang oleh masyarakat sekitar pantai
juga menjadi isu yang perlu mendapat penyelesaian di masa-masa mendatang.
4. ANALISA KELANGSUNGAN DAN ANALISA PERINGKAT ANCAMAN TARGET KONSERVASI
Sebagian besar lokasi menghadapi banyak ancaman sebagaimana didiskusikan dalam model konsep di atas. Sumber
daya konservasi langka dan kompetensi seringkali terbatas. Tantangan umum bagi manajer kampanye adalah
memprioritaskan ancaman-ancaman yang ada untuk menentukan mana dari sekian banyak ancaman tersebut yang
harus ditangani terlebih dahulu. Analisa peringkat ancaman adalah metode untuk membuat langkah ini jelas dan
lebih obyektif. Metode ini meliputi penentuan dan pendefinisian serangkaian kriteria dan kemudian menerapkan
kriteria-kriteria tersebut terhadap ancaman-ancaman di lokasi sehingga tindakan-tindakan konservasi dapat
diarahkan pada saat benar-benar dibutuhkan.
Proses menilai target-target konservasi dan proses analisa peringkat terhadap ancaman-ancaman yang ada dilakukan
pada Proses Pengembangan Kelompok Rare (Rare’s Cohort Development Process) sebelum fase universitas pertama.
4.1. Analisa kelangsungan target-target konservasi
Standar-standar Terbuka untuk Praktik Konservasi mencakup analisa kelangsungan target-target konservasi. Sebagai
bagian dari proses ini, para praktisi harus menilai status target konservasi sebagai rendah, sedang, tinggi atau sangat
tinggi. Lihat Tabel 3 Kelangsungan untuk status peringkat masing-masing target konservasi di KKLD Alor.
Tabel 3: Kelangsungan. Status peringkat masing-masing target konservasi di KKLD Alor
Target Konservasi Kondisi /
status
Justifikasi
Kerapu/Ikan Dasar
Lainnya
Rendah Hasil pengamatan secara umum, pada 3 titik di sekitar
pulau Batang dan Lapang, kelimpahan individu pulau
Lapang sebesar 2.160 individu/250 m2, Pulau Batang
sebesar 1368 dan 848 individu/250 m2.
Ekosistem-ekosistem
terumbu
Rendah Kondisi tutupan karang di 2 pulau ini buruk dan sedang. Hal
ini disebabkan karena blast fishing, bekas jangkar, meting
(injak-injak karang), dan bom.
4.2. Analisa peringkat ancaman
Miradi menerapkan tiga kriteria untuk menilai pentingnya ancaman langsung terhadap target-target konservasi:
55
Lingkup (Scope), Tingkat Kerusakan (Severity), dan Ketakberbalikkan (Irreversibility). “Lingkup” mengacu pada
cakupan geografis, yaitu apakah sebuah ancaman aktif di kawasan yang luas (sebagai contoh, lingkup konversi karang
menjadi pelabuhan di Kota Kataka akan lebih rendah karena dampaknya hanya akan terbatas pada dua karang).
“Tingkat kerusakan” menilai sejauh mana ancaman merusak atau membunuh target (sebagai contoh, konversi karang
menjadi pelabuhan akan memiliki tingkat kerusakan tinggi pada kedua karang dekat Kota Kataka karena karang-
karang tersebut akan hancur oleh pengerukan). “Ketakberbalikkan” mengukur efek ancaman setelah ancaman
tersebut tak lagi aktif. Sebagai contoh, ketakberbalikkan konversi karang menjadi pelabuhan akan tinggi, karena
pemulihan karang akan membutuhkan proyek pemulihan / restorasi skala besar dan sangat mahal. Miradi kemudian
menerapkan algoritma untuk menghitung peringkat ancaman keseluruhan, berdasarkan nilai (rendah, sedang, tinggi
dan sangat tinggi) untuk masing-masing dari ketiga kriteria. Sebagai catatan, Miradi memberikan pertimbangan tinggi
untuk kriteria ketakberbalikkan: Jika ketakberbalikkannya rendah, maka lingkup dan tingkat kerusakan tidak kuat
mempengaruhi keseluruhan peringkat ancaman, kecuali jika baik lingkup maupun tingkat kerusakannya sama-sama
“sangat tinggi.” Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai bagaimana Miradi menggabungkan analisa peringkat dari
tiga dimensi menjadi peringkat keseluruhan, lihatlah halaman bantuan Miradi tentang hal ini.
56
Tabel 4: Rincian peringkat ancaman di KKLD Alor.
Informasi terinci mengenai bagaimana kami menganalisa peringkat setiap ancaman pada target konservasi
berdasarkan lingkup, tingkat kerusakan, dan ketakberbalikkan, dengan catatan-catatan untuk membantu penjelasan
tentang peringkat.
↓ Ancaman & Target /
Kriteria →Lingkup
Tingkat
KerusakanKetakberbalikkan Ringkasan Catatan
Sampah dan polusiRendah Sedang Sedang Rendah Sampah dan polusi berdampak
rendah terhadap populasi ikan
karang karena
ketakberbalikannya sedang
Penangkapan BerlebihTinggi Tinggi Tinggi Tinggi Penangkapan berlebih
berdampak tinggi terhadap
populasi ikan karang karena
ketakberbalikannya Tinggi
Penambangan Karang
dan Pasir
Sedang Tinggi Tinggi SedangPenambangan Karang dan
Pasir berdampak tinggi
terhadap populasi ikan karang
karena ketakberbalikannya
Tinggi
Destructive fishingTinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Destructive fishing berdampak
tinggi terhadap populasi ikan
karang karena
ketakberbalikannya Tinggi
Destructive fishing Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Destructive fishing berdampak
sedang terhadap populasi ikan
karang karena
ketakberbalikannya Tinggi
57
Coral BleachingRendah Tinggi Tinggi Rendah
Coral Bleaching berdampak
tinggi terhadap populasi ikan
karang karena
ketakberbalikannya Tinggi
Tabel 5: Ringkasan Ancaman versus Peringkat Target di KKLD Alor. Tabel ini menunjukkan ringkasan berkode warna
tentang peringkat ancaman untuk tiap target konservasi per tiap ancaman langsung.
Threats \ Targets Terumbu
Karang
Ikan Kerapu dan atau ikan dasar
lainnya
Summary Threat
Rating
Sampah dan polusi Low Low
Penangkapan Berlebih High Medium
Penambangan Karang dan
Pasir
Medium Low
Destructive fishing High High High
Coral Bleaching Low Low
Summary Target Ratings: Medium High High
Tabel ringkasan Miradi menampilkan peringkat ancaman untuk tiap ancaman langsung versus tiap target konservasi
di KKLD Alor
1. Penangkapan Berlebih
Pada dasarnya manusia itu tidak berpuas diri atas apa yang sudah dimilikinya. Ada hal menarik yaitu bahwa ternyata
simulasi overfishing terbukti di lapangan. Selama masih ada dan mampu, embat terus. Jangan kasih kesempatan
58
yang lain. Menurut pengakuan salah seorang istri nelayan di Dinas penggunaan lampara menyebabkan
irreversibilitynya pasti tinggi. Karena itu ikan yang masih kecil juga ikut tertankap.
2. Destructive fishing
Pertumbuhan karang sangat lambat. Karena itu bom dan alat tangkap destruktif lainnya pasti sangat merusak. Selain
karang, ikan karang, dari yang dewasa hingga ke telur-telurnya juga ikut terambil.
3. Coral bleaching
Dampak alam global warming scopenya belum terasa sampai sini. Kalau penyebabnya sampah dan limbah itupun
belum terasa karena pada dasarnya laut Alor masih bersih. Irreversibility dan severitynya tinggi karena terumbu
karang susah untuk sehat kembali jika sakit.
4. Sampah dan Polusi
5. Penambangan Karang dan Pasir
Penambangan pasir ini juga mempengaruhi pertumbuhan karang dan perubahan sempadan pantai (severitynya juga
tinggi)
59
5. RANTAI HASIL DAN SASARAN AWAL
5.1. Rantai Hasil
Tahapan perubahan perilaku pada umumnya adalah sebagi berikut.
Pra-kontemplasi, pada tahap ini orang kurang atau tidak memiliki semua pengetahuan tentang perilaku baru
yang diajukan,
Kontemplasi, pada tahap ini orang sadar tentang keberadaan perilaku baru tersebut, tetapi masih belum
dapat memutuskan apakah perilaku tersebut menguntungkan atau dapat diterima secara sosial,
Persiapan, pada tahap ini orang cenderung memiliki anggapan positif terhadap perilaku baru yang diajukan
belum mencoba melakukannya,
Validasi, pada tahap ini orang berbicara dengan orang-orang lain yang dipercaya untuk memvalidasi kesan-
kesan yang ditangkapnya dan untuk mengukur keberterimaan sosial perilaku tersebut,
Tindakan, pada tahap ini orang pertama-tama mencoba perilaku baru yang diajukan untuk mengetes
pemahamannya tentang perilaku tersebut, dan
Memelihara (maintenance), pada tahap ini orang menjadikan perilaku baru yang diajukan sebagai bagian dari
perilaku normal rutin dan ia mungkin mempromosikan perilaku tersebut pada sesamanya.
Rantai hasil ini menggambarkan proses perubahan perilaku tersebut yang kesemuanya memerlukan strategi dalam
pelaksanaannya. Proses ini dimulai dari tahapan penjelasan penyebab-penyebab overfishing, yang kemudian
menimbulkan teterlibtan emosi khalayak dan pada khirnya menimbulkan aksi/langkah nyata. Dengan Miradi, kami
menggambarkan proses perubahan tersebut sebagai berikut :
60
5.2. Tujuan-tujuan Awal
61
1. Tahap Kontempelasi
1.1. . Mengenal NTZ Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui bahwa di KKLD Alor akan dibentuk batas-batas pengelolaan(zonasi)
1.2.. batas NTZ Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui tentang batas-batas kawasan larang ambil di Laut
1.3.. apa yang boleh dan tidak boleh
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh di zona KKLD
1.4. . pentingnya NTZ Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui pentingnya pembentukan kawasan lindung laut larang tangkap
1.5. . sebab overfishing Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui sebab-sebab overfishing
1.6. . peraturan NTZ Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui Peraturan Perundangan tentang Kawasan Larang Ambil
1.7.. hak ambil ikan Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui siapa saja yang berhak mengambil ikan di Laut di Kabupaten Alor
1.8. . sebab pelanggaran Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui hal yang paling berpengaruh terkait kasus banyaknya pelanggaran di laut
1.9. . pengambilan keputusan di NTZ
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui bagaimana tingkat keterlibatan para pihak terkait dalam hal pengambilan keputusan mengenai kawasan larang tangkap ikan
1.10. . pengelolaan NTZ Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui seberapa sering pihak-pihak terkait terlibat dalam pengelolaan kawasan larang
62
tangkap yang ada di wilayah desanya
1.11. . manfaat NTZ Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mengetahui manfaat dari kawasan larang tangkap
2. Tahap persiapan
2.1.1. . rencana pengelolaan Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya rencana yang jelas untuk mengelola KKLD Alor
2.1.10. . pelatihan bagi petugas
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya petugas yang bekerja untuk KKLD Alor yang sangat terlatih
2.1.11. . pengawasan dan pengelolaan
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya pengawasan dan pengelolaan KKLD Alor yang efektif
2.1.12. . penelitian dan monitoring
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya kegiatan penelitian dan monitoring yang mencukupi
2.1.13. . masalah di KKLD Alor
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya mengatasi permasalahan pengelolaan KKLD Alor
2.1.2. . partisipasi nelayan dalam pengelolaan
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya ikut berpartisipasi dalan pengelolaan dan pengambilan keputusan pengelolaan KKLD
2.1.3. . rencana penetapan zonasi
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya rencana yang jelas sebelum penetapan zonasi pada KKLD Alor
2.1.4.. pendanaan zonasi Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya pendanaan yang memadai untuk mengelola dan
63
menegakan peraturan di wilayah KKLD Alor
2.1.5. . batas-batas KKLD Alor
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya sosialisasi batas-batas KKLD Alor
2.1.6.. hukum di KKLD Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya Peraturan mengenai KKLD Alor yang betul betul dilaksanakan sehingga pelaku di hukum
2.1.7.. peratusan yang jelas Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya sosialisasi Peraturan mengenai KKLD Alor agar jelas dan dipahami nelayan
2.1.8. . tujuan pembuatan aturan
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya peraturan larang tangkap di buat untuk melindungi ikan dan karang bukan untuk membantu nelayan
2.1.9. . kurang infrastruktur Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya pentingnya infrastruktur, peralatan, dan fasilitas untuk menegakan aturan di KKLD Alor
2.2.1. . keterlibatan Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya upaya meningkatkan keterlibatan masyarakat setempat dalam pengelolaan KKLD Alor
2.2.2.. kerjasama Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya upaya pengelolaan KKLD Alor yang dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan nelayan
2.2.3. . sanksi Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya upaya meningkatkan dan menegakan sanksi di KKLD Alor oleh Polisi/Angkatan Laut
2.2.4. . kesepakatan nelayan Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya upaya meningkatkan dan menegakan sanksi di
64
KKLD Alor berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh masyarakat
2.2.5. . aturan baru Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya upaya membangun aturan baru untuk KKLD Alor yang melibatkan seluruh masyarakat
2.2.6. . perluasan Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya mengkaji ulang upaya agar luasan dan lokasi KKLD Alor efektif
2.2.7. . hak nelayan Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan dan juga pemerintah setempat sadar pentingnya upaya memastikan bahwa nelayan setempat mempunyai hak khusus di daerah KKLD Alor
2.4. . membantu POKMASWAS
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan ikut dalam patroli laut untuk pengamanan wilayah laut
2.5. . ukuran mata jaring Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan sadar untuk menggunakan ukuran mata jaring insang(gillnet)dasar yang diperbolehkan/ramah lingkungan
2.6. . ukuran ikan Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan sadar untuk menyeleksi ukuran ikan kerapu yang boleh ditangkap, dibeli dan dikonsumsi
2.7. . dukungan masyarakat Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai Nelayan mau menyisihkan lautnya sebagai kawasan larang-tangkap
3. Tahap Validasi
3.2. . diskusi laut lestari Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan berkonsultasi tentang Lingkungan Laut yang lestari
3.3.. diskusi alat tangkap Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan berkonsultasi tentang alat tangkap yang boleh dan tidak boleh digunakan di KKLD Alor
65
3.4. . diskusi tempat penangkapan
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan berkonsultasi tentang tempat penangkapan kerapu diperbolehkan dan tidak untuk menjaga kelastariannya
3.5. . diskusi jenis/ukuran ikan
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan berdiskusi tentang jenis/ukuran ikan kerapu dan atau ikan dasar lainnya yang boleh dan tidak boleh ditangkap
3.6. . peraturan Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan berkonsultasi tentang peraturan yang berlaku di wilayah laut
3.7. . pengawasan Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan berkonsultasi tentang pengawasan di wilayah laut
3.8. . diskusi kesepakatan kampung
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan berniat membuat Peraturan Desa/Kesepakatan Kampung
3.9. . solusi permasalahan pebuatan kesepakatan kampung
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan mau mencari solusi atas kendala apa yang paling besar dalam pembentukan Peraturan Desa/Kesepakatan Kampung tentang Pemanfaatan Wilayah Laut
4. Tahap aksi
4.1. . pengelolaan laut oleh masyarakat
Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan terlibat dalam pembuatan atau pengelolaan Laut di wilayah KKLD Alor
4.2. . pengawasan Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan melakukan kegiatan pengawasan di laut
4.3. . POKMASWAS Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan terlibat dalam Kegiatan Kelompok Pengawas Masyarakat
4.4. . laporan kejadian Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya
66
yang berprofesi sebagai nelayan melaporkan kejadian pelanggaran di laut
4.5. . aksi mendukung NTZ Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan ikut aktif dalam kegiatan zonasi (pemetaan, survey, penyusunan draft, evaluasi)
5. Hasil-hasil kampanye (TR dan CR)
biomass. kenaikan biomass Pada akhir kampanye, terjadi kenaikan biomass ikan kerapu dan atau ikan dasar lainnya (meningkat x % dari garis dasar)
fishing. penurunan penangkapan ikan
Pada akhir kampanye, terjadi penurunan penangkapan ikan dasar yang masih kecil atau sedang memijah (menurun x % dari garis dasar)
Lisensi. Sistem lisensi Kabupaten.
Pada 2015, Dinas Perikanan Kabupaten menetapkan jumlah maksimum lisensi penangkapan ikan yang dikeluarkan, yang didasarkan pada penilaian tentang kapasitas produktif cadangan ikan, tidak didasarkan pada aspirasi pembangunan.
masyarakat umum. komitmen penjual dan konsumen ikan dasar
Pada 2015, setidaknya pembeli ikan mau selektif membeli ikan
nelayan. komitmen nelayan Di akhir kampanye Pride, Masyarakat di 4 desa Target/khususnya yang berprofesi sebagai nelayan mau berkomitmen menjaga wilayah lautnya
nelayan/pengusaha ikan dari luar. Kemungkinan besar untuk ditangkap.
Pada 2015, setidaknya nelayan setempat menilai kemungkinan ditangkap ketika menangkap ikan di kawasan larang-tangkap setidaknya sedang (lebih tinggi dari rendah atau sangat rendah)
pemerintah. komitmen pemerintah
Pada tahun 2015, Pemerintah Daerah sepenuhnya mendukung NTZ
zonasi. Kepatuhan sukarela Pada Akhir Tahun 2011, penangkapan dan laporan-laporan ketidakpatuhan pada kawasan larang-tangkap di kalangan nelayan adalah berkurang 30% (turun dari X di garis dasar).
T04. Ikan Kerapu dan atau ikan dasar lainnya
Meningkatnya Biomass Ikan Karang di Pulau Batang/Lapang dari 7 ekor/m2 hingga 9 ekor/m2 di tahun 2015
67
6. MENETAPKAN GARIS DASAR/BASELINE (SURVEI KUESIONER)
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Riset kuantitatif identifikasi kepentingan (survey) merupakan salah satu perangkat penelitian yang digunakan untuk
membantu menyediakan informasi dan data yang diperlukan dalam upaya mengetahui kepentingan khalayak target,
dan memperdalam asumsi dasar yang sebelumnya telah tersedia. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor saat
ini sedang mengembangkan program Pride Campaign. Dalam perjalanannya beberapa proses dan tahapan awal telah
dilakukan, diantaranya mengadakan FGD dan Riset Kualitatif dengan masyarakat nelayan. Dari tahapan tersebut
diperoleh data bahwa ancaman penangkapan yang tidak ramah lingkungan masih menjadi ganjalan. Data yang
dihasilkan masih bersifat asumsi dasar, untuk itu perlu adanya validasi data yang mencerminkan keterwakilan
seluruh kepentingan masyarakat, sehingga strategi dan upaya yang akan dilakukan dapat tepat dan sesuai dengan
harapan semua pihak.
1.2. Tujuan
Tujuan diselenggarakannya survey ini adalah untuk :
a. Memahami pasar media dan sumber informasi terpercaya ; memahami pasar media dan siapa orang yang dapat
dipercaya untuk informasi lingkungan dapat membantu dalam penempatan aktifitas dan pesan yang benar serta
siapa sumber informasi yang dapat dipercaya dalam penyampaian informasi lingkungan
b. Melakukan segmentasi khalayak sasaran dengan mengukur variabel mandiri utama ; berguna untuk mengetahui
kondisi sosial ekonomi, dan demografis yang penting dari khalayak sasaran, termasuk umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan dan status pekerjaan mereka sehingga terukur.
c. Untuk mengetahui dimana saat ini tahapan perubahan perilaku khalayak sasaran ; data yang didapat akan
digunakan untuk menentukan perlakuan dari masing-masing kelompok sasaran, kelompok mana yang sudah siap
melakukan perubahan dan dimana yang masih dalam tahapan peningkatan pengetahuan.
d. Untuk menyusun sasaran yang spesifik, terukur, berorientasi kegiatan, realitis dengan sumberdaya yang ada serta
mempunyai jangka waktu.
68
e. Untuk mengukur dampak kampanye pride dalam mencapai sasaran; karena pada akhir kegiatan pride campaign
akan diadakan survey lagi sehingga dapat terukur perubahan perilaku atau target konservasi selama kampanye
berlangsung.
f. Hasil yang didapat digunakan sebagai data dasar dalam membuat Kesepakatan Pengelolaan Laut khususnya di
wilayah KKLD Alor.
g. Memperkuat dan memperdalam asumsi yang didapat sebelumnya
1.3. Output
Sedangkan output yang ingin didapat dalam survey ini adalah :
1. Adanya validasi data terhadap asumsi yang telah dikumpulkan dalam kegiatan sebelumnya, sebagai bahan dalam
menyusun strategi untuk mengurangi ancaman konservasi.
2. Tersusunnya data sebagai bahan informasi mengenai kebutuhan khalayak sasaran, sehingga strategi dan Barier
Removal yang ditawarkan dapat mengurangi ancaman dan sesuai kebutuhan masyarakat.
3. Diketahuinya tingkat tahapan perilaku khalayak sasaran, untuk membedakan skala prioritas masing-masing
tempat dalam melaksanakan kegiatan pride campaign.
4. Tersusunnya data awal dalam perubahan perilaku pada KKLD Alor
II. PERSIAPAN SURVEY
2.1. Komunikasi dan Penyebaran Informasi
Komunikasi dilakukan pada Kepala Dinas, beberapa stakeholder, masyarakat Desa dan pihak terkait, untuk
membicarakan rencana kegiatan ini, dan menyakinkan bahwa kegiatan ini akan sangat bermanfaat sebagai landasan
dasar untuk melaksanakan langkah berikutnya. Sedangkan penyebaran informasi kegiatan survey kami lakukan di
kantor untuk membuka peluang voluntir untuk menjadi enumerator kegiatan ini, khususnya dari kalangan pegawai
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor, dengan penyeleksian terlebih dahulu. Penyebaran informasi tersebut
kami lakukan secara lisan sejak bulan Agustus 2010 di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor.
2.2. Pembuatan dan Konsultasi Daftar Pertanyaan
Daftar pertanyaan dibuat sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan menggunakan asumsi dasar dalam konsep
model sebagai landasan, pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun akan didiskusikan dengan beberapa rekan dari
69
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor, sekaligus menguji kedalaman dan tingkat pemahaman koresponden
terhadap pertanyaan tersebut.
III. PELAKSANAAN SURVEY
3.1. Penyelenggaraan Survey
a. Waktu dan Tempat
Kegiatan survey akan dilaksanakan selama 5 hari, pada tanggal 9 s/d 13 Nopember 2010, survey dilaksanakan di
beberapa kecamatan yang berada di Wilayah KKLD Alor antara lain 4 Desa/kelurahan pantai di Kecamatan Pantar
(Kelurahan Kabir) dan Kecamatan Pantar Barat (Ds. Blangmerang, Piringsina dan Baranusa). Kegiatan survey ini
dilakukan dengan 2 tahap, tahap 1 pemberian arahan dan petunjuk survey/pembekalan enumerator di Kantor Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor dan tahap 2 kegiatan survey tersebut.
b.Persiapan
- Menyiapkan materi pelatihan enumerator dan panduan kegiatan enumerator.
- Menyusun daftar pertanyaan dan rencana survey
- Melakukan monitoring dan evaluasi di setiap lokasi enumerasi.
- Mempersiapkan teknis di lapangan
- Konfirmasi kesediaan menjadi enumerator
3.2. Tim Kerja
Tim kerja terdiri dari penanggungjawab/supervisor, koordinator, enumerator dan petugas input data. Kepala Dinas
bertindak sebagai penanggungjawab dan supervisor, sedangkan yang ditunjuk sebagai koordinator adalah Kepala
Seksi di Bidang Perairan dan Kekayaan Laut. Koordinator bertugas mengevaluasi dan memonitor pelaksanaan
enumerasi di lapangan.
Enumerator direkrut dari kalangan staf dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor yang sudah pernah
melakukan survey, dengan asumsi bahwa apabila yang melakukan staf dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Alor yang sudah berpengalaman maka informasi yang didapat cukup representatif, mengingat PNS di Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Alor sebagian besar sudah sering berhubungan langsung dengan masyarakat nelayan.
70
Perekrutannya sendiri juga melalui seleksi, dengan melakukan analisis motivasi dan pengalaman yang pernah
mereka lakukan.
Manajer Kampanye, dibantu 1 orang staf Bidang Perairan dan Kekayaan laut akan menginput dan menganalisis data
yang diperoleh.
Berikut ini susunan lengkap Tim Kerja Riset Kuantitatif Identifikasi Kepentingan di wilayah KKLD Alor.
- Penanggungjawab/supervisor : Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor
- Koordinator :
a. Sutio B. Ambao, S.Pi.
b. Solipin Abd. Lalang, S.Pi.
c. M. M. Appah, S.Pi.
3.3. Jadwal Kegiatan Survey
a. Perekrutan enumerator (Tanggal 3 Agustus 2010 s/d 19 September 2010)
b. Pembekalan Enumerator (Tanggal 8 Nopember 2010)
b. Kegiatan survey (Tanggal 9 s/d 13 Nopember 2010), terdiri dari :
- Enumerator menuju daerah enumerasi masing-masing
- Kegiatan Survey
- Monitoring enumerator
- Pengumpulan kuisioner
c. Input data (Tanggal 10 s/d 14 Nopember 2010)
d. Analisa Data (Tanggal 17 s/d 19 Nopember 2010)
e. Pembuatan Laporan (20 s/d 21 Nopember 2010)
4. Sumber Dana
Sumber dana penyelenggaraan survey berasal dari Dana Inti RARE
5. Metoda
5. 1. Metoda Sampling
Metode sampling yang ditetapkan yaitu Stratified Random Sampling (SRS) karena sifat homegintas populasi Nelayan
di KKLD Alor tidak bisa dijamin sepenuhnya di lapangan.
Pemilihan strata kita lakukan dengan membuat sub-sub populasi yang bersifat homogen berdasarkan mata
71
pencaharian utamanya (nelayan dan non nelayan). Terhadap subpopulasi itulah proses pengambilan sampel secara
SRS dilakukan.
Langkah kerja selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan data sekunder (Laporan Statistik Perikanan Tangkap Tahun 2009 dan data BPS Alor)
tentukan populasi sasaran dan tentukan anggota populasi secara keseluruhan (N)
2. Berdasarkan variabel tertentu (kriteria tertentu), populasi dibagi ke dalam subpopulasi/ strata-strata berdasarkan
mata pencaharian utamanya yaitu nelayan dan non nelayan.
3. Satuan sampling untuk setiap strata didaftar sehingga diperoleh kerangkan sampling untuk masing-masing strata
(N1, N2, dan seterusnya untuk setiap strata ke i) dimana N = N1 + N2 + … + Ni.
4. Dari masing-masing strata selanjutnya kita menentukan ukuran sampel keseluruhan/overall a1 dan a2 masing-
masing untuk responden nelayan dan non nelayan (http://www.surveysystem.com/sscalc.htm). Dengan confidence
level 95 % dan confidence interval 5 didapatkan a1 = 256 ; a2 = 367
5. Ukuran sampel sebesar n selanjutnya dialokasikan kesetiap strata (n1, n2, dan seterusnya) dimana n = n1 + n2 + ….
+ ni.
Alokasi sampel dilakukan dengan Alokasi proporsional. Ukuran sampel untuk setiap strata ditentukan sesuai
dengan proporsi ukuran strata tersebut terhadap ukuran sampel keseluruhan, misal n1=N1/N, n2=N2/N, dan
seterusnya
6. Dari setiap strata kemudian dipilih satuan sampling (ni x ai)
5.2. Karakteristik Responden :
Sebagian besar masyarakat mempunyai mata pencaharian sebagai petani, selain itu sebagian penduduk desa target
juga menjadi nelayan, buruh tani, pegawai negeri dan wiraswasta dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ketergantungan terhadap sumberdaya alam khususnya laut sangat tinggi, baik terhadap lahan pertanian maupun
sumberdaya lautnya. Walaupun sebagian besar menyadari bahwa mereka hidup bergantung terhadap perairan laut
KKLD Alor, namun tingkat kepedulian mereka terhadap gangguan kerusakan laut khususnya ikan dasar masih sedang.
Tokoh agama dan aparat pemerintah merupakan tokoh yang sangat dihormati.
Jajak pendapat dilakukan dalam rangka mengumpulkan data dasar mengenai tingkat pengetahuan, sikap dan
72
perilaku masyarakat di Desa Piringsina, Baranusa, Blangmerang dan Kelurahan Kabir. Keempat Desa ini lokasinya
paling dekat dengan Pulau Batang dan Lapang. Beberapa data demografi dari Laporan BPS Alor (Alor dalam Angka)
dan Laporan Petugas Statistik Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor juga diambil untuk
melengkapi data dasar sebelum kampanye Pride dilakukan. Dengan menggunakan metode Stratified Random
Sampling dapat dihitung Sample Size desa target (nelayan dan non nelayan) khususnya yang berusia lebih dari 16
Tahun sampai 60 tahun, dengan pertimbangan pada usia tersebut masyarakat masih aktif memanfaatkan
sumberdaya laut.
Pertanyaan survei dikembangkan untuk menentukan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ancaman
sehubungan dengan penangkapan berlebih di Pulau Batang dan Lapang khususnya pada ikan-ikan karang. Pertanyaan
juga dirancang untuk mengidentifikasi preferensi media, dan dipercaya sumber informasi yang kemudian digunakan
dalam kampanye pemasaran sosial.
Sebanyak 609 kuesioner survei telah dikembalikan oleh pencacah dan dimuat pada paket perangkat lunak
Survei Pro. Data yang dikumpulkan dari survei kuantitatif akan digunakan untuk memeriksa beberapa asumsi dan
membantu kami untuk merevisi sasaran. Analisis survei akan membantu menguatkan dan memahami khalayak target
dengan lebih baik dan mengidentifikasi saluran informasi, sumber yang dipercaya dan membantu mencipkatan pesan
kampanye yang baik.
Tabel perhitungan sample size-nya adalah sebagai berikut :
DESA/KELURAHAN TARGET
JUMLAH
NELAYAN
(ORANG)
JUMLAH
SAMPLE
JUMLAN
NON
NELAYAN
(ORANG)
JUMLAH
SAMPLE
KELURAHAN KABIR 522 172 1593 138
DESA BARANUSA 57 19 926 81
DESA BLANG MERANG 111 37 1179 102
DESA PIRINGSINA 91 30 347 30
JUMLAH 781 258 4045 351
73
Ada beberapa catatan mengenai hasil survey ini antara lain :
Dalam beberapa kasus, orang-orang enggan untuk merespon survei, karena keterbatasan waktu. Setiap
survei berisi total 189 pertanyaan termasuk pertanyaan grid/grup yang rata-rata total 20-30 menit untuk
menyelesaikan.
Survey ini adalah survey pra kampanye dalam rangka untuk mengukur perubahan dalam sikap, pengetahuan dan
perilaku. Di akhir kampanye akan diadakan lagi survey pasca kampanye untuk menentukan tingkat keberhasilan
kampanye.
74
7. ANALISIS SURVEY
1. Data Demografi dan Sosial Ekonomi
Nelayan di 4 desa paling banyak telah melaut sekitar 1-5 tahun 45,5 % dan yang sudah 20 tahun melaut hingga
sekarang hanya 4 orang (1,8 %). Pada umumnya nelayan keempat desa melaut setiap hari pada cuaca bagus (74,5 %)
untuk mencari ikan tongkol/pelagis kecil sebanyak 74,5 % dan ikan kerapu/demersal sebanyak 25,5 % dengan
menggunakan alat tangkap pancing. Khusus ikan dasar biasanya ditangkap dengan pancing tegak. Nelayan yang
mempunyai pancing tegak 1-5 unit sebanyak 50,3 %. Armada yang paling banyak dimiliki nelayan adalah perahu
papan 1 unit sebanyak 65,2 %. Sedangkan untuk perahu motor 1 unit hanya dimiliki oleh sebagian kecil nelayan (32,0
%). Lokasi nelayan mencari ikan lebih banyak di Pulau Batang dan Lapang sebanyak 52,2 %. Dengan armada dan alat
tangkap yang sederhana, nelayan mencari ikan dan hasil laut lainnya dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan juga
membiayai pendidikan anak.
Hasil tangkapan (Ikan) dijual didalam kampong sebanayk 22,5 %, selain itu pembakul ikan/papalele (lebih banyak
pembakul adalah istri dari bapak-bapak nelayan) sebanyak 58,9 %. Selain itu ada juga yang dijual langsung ke
pengusaha/pengumpul di Kabir dan pengumpul di Wairiang sebanyak 1,3 %.
Tingkat pendidikan masyarakat umum cukup tinggi (hingga lulus SMU) yaitu sebesar 44,9 % sedangkan yang tidak
bersekolah sebesar 6,8 %. Pengeluaran masyarakat rata-rata dalam 1 bulan mencapai di bawah Rp. 500.000,-
sebanyak 41,3 %, sedangkan yang mempunyai pengeluaran hingga 2 juta per bulan hanya sekitar 5 %. Nelayan pada
umumnya mempunyai penghasilan lain selain dari laut (berdudidaya rumput laut, berdagang, dll) sebanyak 87,0 %.
sedangkan yang hanya mendapat uang dari menangkap ikan saja hanya 9,5 %.
Indikasi biological overfishing menurut nelayan responden, ukuran panjang ikan yang ditangkap nelayan umumnya
sama saja (55,4 %) walaupun yang menjawab lebih kecil/sedikit cukup banyak (40,0 %). Waktu yang dibutuhkan un-
tuk mecari ikan umumnya lebih panjang yaitu 63,4 %. Indikasi economic overfishing terlihat karena jumlah armada
penangkapan yang semakin banyak menurut nelayan (88,3 %). Namun menurut mereka jumlah nelayan dari dalam
dan luar daerah serta jumlah pembeli dan pengumpul ikan sama saja. Jenis ikan yang mulai langka umumnya dari go-
longan ikan demersal yaitu ikan belah tiga 47,8 % dan ikan kerapu/kaok/ikan batu serta jenis-jenis ikan dasar lainnya
seperti kakap (8,7 %) dan lobster (4,3 %).
Q7: Jenis Kelamin
75
(5) Jenis Kelamin
Counts PercentsPercents
0 100
Laki-laki 540 88.7%
Perempuan 69 11.3%
Totals 609 100.0%
Mean --
Q8: Berapakah Umur Bapak/Ibu saat ini?
(6) Berapakah Umur Bapak/Ibu saat ini?
Counts PercentsPercents
0 100
16-26 486 79.8%
27-37 56 9.2%
38-48 35 5.7%
49-59 31 5.1%
lebih dari 60 1 0.2%
Kurang dari 16 (akhiriKurang dari 16 (akhiri wawancara dan ucapkan
terimakasih)0 0.0%
Totals 609 100.0%
76
Mean --
Q9: Latar Belakang Pendidikan Bapak/Ibu?
(7) Latar Belakang Pendidikan Bapak/Ibu?
Counts PercentsPercents
0 100
Tamat SMU/sederajat 265 44.9%
Tamat SD 116 19.7%
Pernah SD 105 17.8%
Tamat SMP 52 8.8%
Tidak sekolah 40 6.8%
Pernah SMP 12 2.0%
Pernah SMU/sederajat 0 0.0%
Tamat perguruan tinggi 0 0.0%
Pernah kuliah di perguruan tinggi 0 0.0%
Totals 590 100.0%
Mean --
Q10: Apakah profesi Bapak/Ibu (Jika menjawab selain nelayan, langsung lompat ke pertanyaan nomor 21)
(8) Apakah profesi Bapak/Ibu (Jika menjawab selain nelayan, langsung lompat ke pertanyaan nomor 21)
77
Counts PercentsPercents
0 100
Nelayan 255 51.4%
Pedagang/tukang/wiraswasta lainnya 241 48.6%
Pembeli/pengumpul ikan 0 0.0%
Aparat Pemerintah 0 0.0%
Guru 0 0.0%
Dokter/perawat 0 0.0%
Polisi/Tentara 0 0.0%
Mahasiswa 0 0.0%
Totals 496 100.0%
Mean --
Q27: Jenis ikan apa yang biasa Bapak/Ibu tangkap ? Jawaban bisa lebih dari 1 dan maksimal 3
(14) Jenis ikan apa yang biasa Bapak/Ibu tangkap ? Jawaban bisa lebih dari 1 dan maksimal 3
Counts PercentsPercents
0 100
Tongkol 123 74.5%
Ekor kuning 42 25.5%
78
Cakalang 0 0.0%
Kembung (belo-belo) 0 0.0%
Tuna 0 0.0%
Tenggiri 0 0.0%
Kerapu 0 0.0%
Kakap 0 0.0%
Tembang 0 0.0%
Teri 0 0.0%
Other 0 0.0%
Totals 165 100.0%
Mean --
Q28: Dimanakah Bapak/Ibu memasarkan hasil penangkapan?
(15) Dimanakah Bapak/Ibu memasarkan hasil penangkapan?
Counts PercentsPercents
0 100
Tengkulak/Papalele 89 58.9%
Dijual sendiri di pasar 34 22.5%
Koperasi 24 15.9%
Pengusaha Luar Daerah 2 1.3%
79
Pengusaha Luar Negeri 1 0.7%
Dikonsumsi sendiri 1 0.7%
Pengusaha Dalam Daerah 0 0.0%
Other 0 0.0%
Totals 151 100.0%
Mean --
Q29: Berapa Pengeluaran rata-rata Bapak/Ibu per bulan?
(16) Berapa Pengeluaran rata-rata Bapak/Ibu per bulan?
Counts PercentsPercents
0 100
< Rp. 500.000 86 41.3%
Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 78 37.5%
Rp. 1.500.000 - Rp. 2.000.000 20 9.6%
Rp. 1.000.000 - Rp. 1.500.000 19 9.1%
> Rp. 2.000.000 5 2.4%
Totals 208 100.0%
Mean --
Q30: Manakah dari pernyataan berikut yang paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu?
80
(17) Manakah dari pernyataan berikut yang paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu?
Counts PercentsPercents
0 100
Bersuami/beristriSaya menghasilkan uang lebih banyak dari hasil
selain mencari ikan201 87.0%
Saya hanya mendapatkan uang dari menangkap ikan saja, tidak
memiliki sumber pendapatan lain22 9.5%
Saya menghasilkan uang lebih banyak dari hasil mencari ikan selain
yang lainnya8 3.5%
Saya mengkonsumsi sendiri hasil tangkapan saya bersama keluarga 0 0.0%
Totals 231 100.0%
Mean --
Q31: Dimana perairan mana Bapak/Ibu mencari ikan selama ini? Jawaban bisa lebih dari 1 dan maksim...
(18) Dimana perairan mana Bapak/Ibu mencari ikan selama ini? Jawaban bisa lebih dari 1 dan maksimal 3
Counts PercentsPercents
0 100
Perairan Pulau Batang dan Lapang 153 52.2%
Perairan Margeta dan sekitarnya 50 17.1%
Perairan Alor Timur dan sekitarnya 43 14.7%
81
Perairan sekitar desa 32 10.9%
Perairan Kabola dan sekitarnya 15 5.1%
Perairan Maluku Tenggara 0 0.0%
Perairan Flores dan sekitarnya 0 0.0%
Perairan Atapupu dan sekitarnya 0 0.0%
Perairan Sumba dan sekitarnya 0 0.0%
Perairan Irian dan sekitarnya 0 0.0%
Perairan Teluk Mutiara 0 0.0%
Other 0 0.0%
Totals 293 100.0%
Mean --
Q32: Ukuran besar/panjang ikan yang ditangkap
Ukuran besar/panjang ikan yang ditangkap
Counts PercentsPercents
0 100
Sama Saja 108 55.4%
Lebih kecil/sedikit 78 40.0%
Tidak tahu/tidak yakin 7 3.6%
Lebih Besar/banyak 2 1.0%
82
Totals 195 100.0%
Mean --
Q33: Waktu yang dibutuhkan untuk mencari ikan
Waktu yang dibutuhkan untuk mencari ikan
Counts PercentsPercents
0 100
Lebih Besar/banyak 128 63.4%
Sama Saja 51 25.2%
Tidak tahu/tidak yakin 14 6.9%
Lebih kecil/sedikit 9 4.5%
Totals 202 100.0%
Mean --
Q34: Jumlah nelayan dari kampung sendiri yang mencari ikan
Jumlah nelayan dari kampung sendiri yang mencari ikan
Counts PercentsPercents
0 100
Sama Saja 95 49.5%
83
Lebih Besar/banyak 91 47.4%
Tidak tahu/tidak yakin 4 2.1%
Lebih kecil/sedikit 2 1.0%
Totals 192 100.0%
Mean --
Q35: Jumlah nelayan dari kampung lain yang mencari ikan
Jumlah nelayan dari kampung lain yang mencari ikan
Counts PercentsPercents
0 100
Sama Saja 111 62.4%
Lebih Besar/banyak 51 28.7%
Lebih kecil/sedikit 12 6.7%
Tidak tahu/tidak yakin 4 2.2%
Totals 178 100.0%
Mean --
Q36: Jumlah Tangkapan
Jumlah Tangkapan
84
Counts PercentsPercents
0 100
Lebih kecil/sedikit 113 55.1%
Sama Saja 69 33.7%
Tidak tahu/tidak yakin 15 7.3%
Lebih Besar/banyak 8 3.9%
Totals 205 100.0%
Mean --
Q37: Jumlah Pembeli/Pengumpul Ikan
Jumlah Pembeli/Pengumpul Ikan
Counts PercentsPercents
0 100
Sama Saja 179 93.2%
Lebih kecil/sedikit 8 4.2%
Lebih Besar/banyak 5 2.6%
Tidak tahu/tidak yakin 0 0.0%
Totals 192 100.0%
Mean --
85
Q38: Jumlah nelayan dari luar wilayah Alor yang mencari ikan
Jumlah nelayan dari luar wilayah Alor yang mencari ikan
Counts PercentsPercents
0 100
Tidak tahu/tidak yakin 106 38.5%
Lebih Besar/banyak 83 30.2%
Sama Saja 63 22.9%
Lebih kecil/sedikit 23 8.4%
Totals 275 100.0%
Mean --
Q39: Jumlah Armada/kapal Ikan
Jumlah Armada/kapal Ikan
Counts PercentsPercents
0 100
Lebih Besar/banyak 159 88.3%
Sama Saja 21 11.7%
Lebih kecil/sedikit 0 0.0%
Tidak tahu/tidak yakin 0 0.0%
86
Totals 180 100.0%
Mean --
Q40: Jenis ikan apa yang dahulu banyak tetapi sekarang mulai langka? (sebutkan maksimal 3)
(20) Jenis ikan apa yang dahulu banyak tetapi sekarang mulai langka? (sebutkan maksimal 3)
Counts PercentsPercents
0 100
ikan belah tiga 22 47.8%
ikan batu 8 17.4%
kakap 6 13.0%
kerapu 4 8.7%
lobster 4 8.7%
Kaok 2 4.3%
Totals 46 n/a
Mean --
2. Sumber dan Media Informasi yang dipercaya
87
Data sumber dan media informasi dipercaya akan sangat membantu dalam pembuatan media kampanye :
Hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa masyarakat umumnya sering memperoleh hiburan dari TV (55,7 %),
Radio (39,3 %) dan Koran (47,2%).
TV dan radio sering memuat informasi perikanan masing-masing sebesar 83,5 % dan 49,0 %.
Radio yang paling sering didengaran adalah Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) sebesar 72,4 % sedangkan
koran yang paling sering dibaca adalah Ombay News sebesar 57,4 %.
Masyarakat umumnya menyukai berita lokal masing-masing 88,6 % untuk berita lokal koran dan 86,3 % untuk
berikat lokal radio.
Untuk jenis musik, masyarakat umum menyukai gambus/lagu daerah 28,2 %, dangdut 27,6 % serta pop 24,2 %.
Urutan orang/lembaga yang sering dipercaya adalah sebagai berikut : Pemerintah Desa 51,5 %; Tokoh
Masyarakat 50,4 %, DPRD 50,1 %, Teman 48,1 % dan guru 44,4 %.
Di waktu senggang, masyarakat umumnya sering mengadakan pertemuan masyarakat/kumpul-kumpul 65,7 %,
membaca 57,1 % dan berkumpul dengan keluarga 37,3 %
Q41: TV
TV
Counts PercentsPercents
0 100
sering 310 55.7%
Paling sering 156 28.0%
jarang 43 7.7%
tidak pernah 42 7.5%
tidak tahu 6 1.1%
Totals 557 100.0%
88
Mean --
Q42: Radio
Radio
Counts PercentsPercents
0 100
sering 184 39.3%
jarang 169 36.1%
tidak pernah 70 15.0%
Paling sering 40 8.5%
tidak tahu 5 1.1%
Totals 468 100.0%
Mean --
Q43: Koran
Koran
Counts PercentsPercents
0 100
sering 213 47.2%
89
jarang 115 25.5%
tidak pernah 95 21.1%
Paling sering 22 4.9%
tidak tahu 6 1.3%
Totals 451 100.0%
Mean --
Q44: Buku Cerita
Buku Cerita
Counts PercentsPercents
0 100
jarang 169 37.6%
tidak pernah 160 35.6%
sering 88 19.6%
tidak tahu 17 3.8%
Paling sering 15 3.3%
Totals 449 100.0%
Mean --
Q45: Pertunjukan Masyarakat di Lapangan
90
Pertunjukan Masyarakat di Lapangan
Counts PercentsPercents
0 100
jarang 171 39.1%
tidak pernah 157 35.9%
sering 76 17.4%
tidak tahu 19 4.3%
Paling sering 14 3.2%
Totals 437 100.0%
Mean --
Q46: Majalah
Majalah
Counts PercentsPercents
0 100
jarang 165 37.8%
tidak pernah 165 37.8%
sering 76 17.4%
tidak tahu 20 4.6%
91
Paling sering 11 2.5%
Totals 437 100.0%
Mean --
Q47: CD/DVD
CD/DVD
Counts PercentsPercents
0 100
sering 141 32.9%
tidak pernah 122 28.4%
jarang 108 25.2%
Paling sering 35 8.2%
tidak tahu 23 5.4%
Totals 429 100.0%
Mean --
Q48: HP
HP
Counts Percents Percents
92
0 100
Paling sering 147 34.8%
sering 107 25.3%
tidak pernah 78 18.4%
jarang 66 15.6%
tidak tahu 25 5.9%
Totals 423 100.0%
Mean --
Q49: TV
TV
Counts PercentsPercents
0 100
sering 379 83.5%
Paling sering 51 11.2%
jarang 23 5.1%
tidak tahu 1 0.2%
tidak pernah 0 0.0%
Totals 454 100.0%
Mean --
93
Q50: Radio
Radio
Counts PercentsPercents
0 100
sering 189 49.0%
jarang 104 26.9%
tidak tahu 78 20.2%
Paling sering 8 2.1%
tidak pernah 7 1.8%
Totals 386 100.0%
Mean --
Q51: Koran
Koran
Counts PercentsPercents
0 100
jarang 69 40.4%
94
sering 53 31.0%
tidak tahu 38 22.2%
tidak pernah 8 4.7%
Paling sering 3 1.8%
Totals 171 100.0%
Mean --
Q52: Buku Cerita
Buku Cerita
Counts PercentsPercents
0 100
sering 53 51.5%
jarang 29 28.2%
tidak tahu 17 16.5%
tidak pernah 3 2.9%
Paling sering 1 1.0%
Totals 103 100.0%
Mean --
Q53: Pertunjukan Masyarakat di Lapangan
95
Pertunjukan Masyarakat di Lapangan
Counts PercentsPercents
0 100
sering 39 41.9%
jarang 33 35.5%
tidak tahu 17 18.3%
Paling sering 2 2.2%
tidak pernah 2 2.2%
Totals 93 100.0%
Mean --
Q54: Majalah
Majalah
Counts PercentsPercents
0 100
sering 27 44.3%
jarang 27 44.3%
tidak tahu 5 8.2%
tidak pernah 2 3.3%
96
Paling sering 0 0.0%
Totals 61 100.0%
Mean --
Q55: CD/DVD
CD/DVD
Counts PercentsPercents
0 100
jarang 27 49.1%
sering 22 40.0%
tidak pernah 4 7.3%
Paling sering 1 1.8%
tidak tahu 1 1.8%
Totals 55 100.0%
Mean --
Q56: HP
HP
Counts PercentsPercents
0 100
97
sering 138 69.0%
Paling sering 47 23.5%
jarang 9 4.5%
tidak pernah 3 1.5%
tidak tahu 3 1.5%
Totals 200 100.0%
Mean --
Q57: Brosur
Brosur
Counts PercentsPercents
0 100
jarang 13 44.8%
sering 11 37.9%
tidak pernah 4 13.8%
tidak tahu 1 3.4%
Paling sering 0 0.0%
Totals 29 100.0%
Mean --
98
Q58: Poster
Poster
Counts PercentsPercents
0 100
jarang 5 38.5%
tidak pernah 5 38.5%
sering 3 23.1%
Paling sering 0 0.0%
tidak tahu 0 0.0%
Totals 13 100.0%
Mean --
Q59: Pentas Hiburan
Pentas Hiburan
Counts PercentsPercents
0 100
tidak pernah 5 45.5%
jarang 4 36.4%
sering 2 18.2%
99
Paling sering 0 0.0%
tidak tahu 0 0.0%
Totals 11 100.0%
Mean --
Q60: Bupati/Wakil Bupati
Bupati/Wakil Bupati
Counts PercentsPercents
0 100
sering 187 38.1%
jarang 184 37.5%
tidak pernah 81 16.5%
Paling sering 23 4.7%
tidak tahu 16 3.3%
Totals 491 100.0%
Mean --
Q61: Tokoh Masyarakat
Tokoh Masyarakat
100
Counts PercentsPercents
0 100
sering 252 50.4%
jarang 149 29.8%
tidak pernah 53 10.6%
Paling sering 31 6.2%
tidak tahu 15 3.0%
Totals 500 100.0%
Mean --
Q62: Tokoh Agama
Tokoh Agama
Counts PercentsPercents
0 100
sering 197 40.3%
jarang 130 26.6%
Paling sering 88 18.0%
tidak pernah 60 12.3%
tidak tahu 14 2.9%
Totals 489 100.0%
101
Mean --
Q63: Guru
Guru
Counts PercentsPercents
0 100
sering 220 44.4%
jarang 150 30.3%
tidak pernah 77 15.6%
Paling sering 30 6.1%
tidak tahu 18 3.6%
Totals 495 100.0%
Mean --
Q64: Teman
Teman
Counts PercentsPercents
0 100
102
sering 236 48.1%
jarang 140 28.5%
tidak pernah 71 14.5%
Paling sering 25 5.1%
tidak tahu 19 3.9%
Totals 491 100.0%
Mean --
Q65: Keluarga
Keluarga
Counts PercentsPercents
0 100
sering 173 35.5%
jarang 128 26.3%
Paling sering 95 19.5%
tidak pernah 73 15.0%
tidak tahu 18 3.7%
Totals 487 100.0%
Mean --
103
Q66: Dinas Kelautan dan Perikanan
Dinas Kelautan dan Perikanan
Counts PercentsPercents
0 100
sering 147 29.9%
jarang 137 27.9%
tidak pernah 131 26.7%
Paling sering 52 10.6%
tidak tahu 24 4.9%
Totals 491 100.0%
Mean --
Q67: Kelompok Nelayan
Kelompok Nelayan
Counts PercentsPercents
0 100
jarang 172 35.4%
tidak pernah 111 22.8%
sering 105 21.6%
104
Paling sering 69 14.2%
tidak tahu 29 6.0%
Totals 486 100.0%
Mean --
Q68: Petugas Penyuluh
Petugas Penyuluh
Counts PercentsPercents
0 100
tidak pernah 191 40.1%
jarang 157 33.0%
sering 79 16.6%
tidak tahu 41 8.6%
Paling sering 8 1.7%
Totals 476 100.0%
Mean --
Q69: Anggota DPRD
Anggota DPRD
105
Counts PercentsPercents
0 100
tidak pernah 235 50.1%
jarang 127 27.1%
tidak tahu 53 11.3%
sering 46 9.8%
Paling sering 8 1.7%
Totals 469 100.0%
Mean --
Q70: Aparat Penegak Hukum (Polisi, jaksa, dll)
Aparat Penegak Hukum (Polisi, jaksa, dll)
Counts PercentsPercents
0 100
jarang 200 41.2%
tidak pernah 134 27.6%
sering 94 19.4%
tidak tahu 42 8.7%
Paling sering 15 3.1%
Totals 485 100.0%
106
Mean --
Q71: Pemerintah Desa/kelurahan/kecamatan
Pemerintah Desa/kelurahan/kecamatan
Counts PercentsPercents
0 100
sering 251 51.1%
jarang 114 23.2%
Paling sering 64 13.0%
tidak pernah 46 9.4%
tidak tahu 16 3.3%
Totals 491 100.0%
Mean --
Q72: Dinas/Lembaga terkait (Dinas pariwisata, Perhubungan, SATPOL PP, dll)
Dinas/Lembaga terkait (Dinas pariwisata, Perhubungan, SATPOL PP, dll)
Counts PercentsPercents
0 100
107
jarang 179 37.0%
tidak pernah 157 32.4%
sering 88 18.2%
tidak tahu 45 9.3%
Paling sering 15 3.1%
Totals 484 100.0%
Mean --
Q73: LSM (WWF, ForLa, Lendola, Link, dll)
LSM (WWF, ForLa, Lendola, Link, dll)
Counts PercentsPercents
0 100
tidak pernah 219 46.5%
jarang 132 28.0%
sering 59 12.5%
tidak tahu 53 11.3%
Paling sering 8 1.7%
Totals 471 100.0%
Mean --
108
Q74: Apakah Bapak/Ibu mendengarkan siaran radio?
(24) Apakah Bapak/Ibu mendengarkan siaran radio?
Counts PercentsPercents
0 100
Ya (lanjut ke A - B) 278 57.4%
Tidak (lanjut ke nomor 25) 206 42.6%
Totals 484 100.0%
Mean --
Q75: Stasiun radio apa yang Bapak/Ibu paling suka dengarkan ?
(A) Stasiun radio apa yang Bapak/Ibu paling suka dengarkan ?
Counts PercentsPercents
0 100
RSPD 215 72.4%
Radio Dian Mandiri 77 25.9%
1 2 0.7%
Other 3 1.0%
Totals 297 100.0%
Mean --
109
Q76: Program acara radio apa yang Bapak/Ibu paling sukai?
(B) Program acara radio apa yang Bapak/Ibu paling sukai?
Counts PercentsPercents
0 100
Berita lokal 164 86.3%
Berita Nasional 25 13.2%
Bincang-bincang 1 0.5%
Hiburan 0 0.0%
Other 0 0.0%
Totals 190 100.0%
Mean --
Q77: Apakah Bapak/Ibu sering membaca koran?
(25) Apakah Bapak/Ibu sering membaca koran?
Counts PercentsPercents
0 100
Ya (Lanjut ke A - B ) 388 66.4%
Tidak (Lanjut ke nomor 26) 196 33.6%
Totals 584 100.0%
Mean --
110
Q78: koran apa yang paling suka dibaca?
(A) koran apa yang paling suka dibaca?
Counts PercentsPercents
0 100
Ombay News 122 57.5%
Alor Pos 90 42.5%
Nusa Kenari Pos 0 0.0%
Timor Ekspress 0 0.0%
Pos Kupang 0 0.0%
Other 0 0.0%
Totals 212 100.0%
Mean --
Q79: Topik apa yang paling sering bapak/Ibu baca ?
(B) Topik apa yang paling sering bapak/Ibu baca ?
Counts PercentsPercents
0 100
Berita lokal 186 88.6%
Hiburan 21 10.0%
111
Berita Nasional 3 1.4%
Bincang-bincang 0 0.0%
Other 0 0.0%
Totals 210 100.0%
Mean --
Q80: Jenis musik apa yang paling digemari ?
(26) Jenis musik apa yang paling digemari ?
Counts PercentsPercents
0 100
Gambus 148 28.2%
Dangdut 145 27.6%
Pop 127 24.2%
Rock 63 12.0%
Lagu Religi 39 7.4%
rege 1 0.2%
Other 2 0.4%
Totals 525 100.0%
Mean --
112
Q81: Pertemuan Masyarakat
Pertemuan Masyarakat
Counts PercentsPercents
0 100
sering 326 65.7%
jarang 78 15.7%
Paling sering 51 10.3%
tidak pernah 38 7.7%
tidak tahu 3 0.6%
Totals 496 100.0%
Mean --
Q82: Panggung hiburan masyarakat
Panggung hiburan masyarakat
Counts PercentsPercents
0 100
jarang 232 46.1%
sering 179 35.6%
tidak pernah 62 12.3%
113
Paling sering 24 4.8%
tidak tahu 6 1.2%
Totals 503 100.0%
Mean --
Q83: Membaca
Membaca
Counts PercentsPercents
0 100
sering 285 57.1%
jarang 112 22.4%
Paling sering 54 10.8%
tidak pernah 46 9.2%
tidak tahu 2 0.4%
Totals 499 100.0%
Mean --
Q84: Acara Keagamaan
Acara Keagamaan
114
Counts PercentsPercents
0 100
sering 228 45.6%
Paling sering 140 28.0%
jarang 109 21.8%
tidak pernah 21 4.2%
tidak tahu 2 0.4%
Totals 500 100.0%
Mean --
Q85: Berkumpul bersama keluarga & saudara lainnya
Berkumpul bersama keluarga & saudara lainnya
Counts PercentsPercents
0 100
sering 183 37.3%
Paling sering 166 33.9%
jarang 103 21.0%
tidak pernah 32 6.5%
tidak tahu 6 1.2%
Totals 490 100.0%
115
Mean --
Q86: Pelatihan Ketrampilan
Pelatihan Ketrampilan
Counts PercentsPercents
0 100
jarang 167 35.2%
tidak pernah 162 34.1%
sering 114 24.0%
Paling sering 22 4.6%
tidak tahu 10 2.1%
Totals 475 100.0%
Mean --
3. Menetapkan Responden pada Tahapan Perubahan Perilaku
116
Masyarakat sebenarnya sudah merasa bahwa ada indikasi penangkapan berlebih di KKLD Alor Tahap kontempelasi
yaitu sebesar 44,2 %. Kami berharap agar masyarakat tidak hanya berhenti pada fase kontempelasi tapi hingga tahap
aksi. Peran tokoh masyarakat sangat penting karena jika ada tokoh yang mengajukan penghentian penangkapan ikan
berlebih untuk memperbaiki kawasan maka masyarakat yang akan mendukung adanya upaya mencegah penangka-
pan berlebih di KKLD Alor sebesar 83,2 %.
Q87: Di banyak daerah di Indonesia, terdapat banyak sekali nelayan sehingga banyak sekali ikan ya...
(28) Di banyak daerah di Indonesia, terdapat banyak sekali nelayan sehingga banyak sekali ikan yang ditangkap
sebelum bisa menghasilkan anakan dan yang belum layak ditangkap, sehingga jumlah ikan dan jumla
Counts PercentsPercents
0 100
Saya rasa ada masalah penangkapan ikan
berlebihan di KKLD Alor250 44.2%
Saya telah mendengar tentang penangkapan ikan
berlebihan di KKLD Alor201 35.6%
Saya tidak pernah mendengar tentang
penangkapan ikan berlebihan di KKLD Alor78 13.8%
Saya telah berbicara dengan orang lain tentang
penangkapan ikan berlebihan di KKLD Alor27 4.8%
Saya telah mengambil tindakan untuk mengurangi
penangkapan ikan berlebihan di KKLD Alor9 1.6%
Totals 565 100.0%
Mean --
117
Q88: Jika ada seorang tokoh /orang yang dituakan di pulau ini yang mengajukan penghentian penangk...
(29) Jika ada seorang tokoh /orang yang dituakan di pulau ini yang mengajukan penghentian penangkapan ikan di
sejumlah kawasan/pulau untuk memperbaiki hasil tangkapan di masa mendatang, Manakah dari pernya
Counts PercentsPercents
0 100
Saya akan mendukung seorang tokoh setempat yang mengajukan
penghentian penangkapan ikan di kawasan/pulau tertentu455 83.2%
Saya siap mendiskusikan topik ini dengan yang lain 43 7.9%
Saya telah berpikir untuk mendukung seorang tokoh setempat
untuk mencegahpenangkapan berlebih41 7.5%
Saya telah mendukung seorang tokoh setempat yang mengajukan
penghentian penangkapan ikan di kawasan/pulau tertentu7 1.3%
Saya telah mencoba untuk meyakinkan orang lain untuk mendukung
seorang tokoh setempat yang mengajukan penghentian
penangkapan ikan di kawasan/pulau tertentu
1 0.2%
Saya tidak pernah berpikiran untuk mendukung seorang tokoh
setempat yang mengajukan penghentian penangkapan ikan di
kawasan/pulau tertentu
0 0.0%
Totals 547 100.0%
Mean --
4. Menetapkan Dasar bagi Perubahan pada sasaran SMART Pengetahuan
Berikut ringkasan hasil jajak pendapat mengenai pengetahuan masyarakat.
Masyarakat pada umumnya tidak mengetahui tentang program pembentukan zonasi di KKLD Alor (67,3 %).
118
Masyarakat juga banyak yang tidak mengetahui tentang aturan zonasi (40,5 %).
Program zonasi menurut masyarakat akan menjamin generasi mendatang masih bisa menangkap ikan se-
banyak 56,3 %, menyelamatkan satwa-satwa laut langka dan dalam bahaya 16,2 %, untuk pengembangan
pariwasata 9,8 %, tidak tahu 17 %.
Penyebab overfishing menurut masyarakat adalah karena pengemboman ikan yaitu sebesar 70,4 %.
Masyarakat umumnya belum pernah mendengar tentang Peraturan Perundangan tentang Kawasan Larang
ambil (64,3 %)
Menurut masyarakat yang paling berhak menangkap ikan hanya nelayan masing-masing desa setempat (30,4
%)
Yang paling berpengaruh terkait kasus pelanggaran di laut adalah biaya operasional yang kurang memadai
(24,9 %), data daerah rawan belum ada (36,1 %) dan laporan kejadian pelanggaran lambat (11,4 %)
Pada umumnya masyarakat merasa tidak ada keterlibatan semua pihak terkait pengambilan keputusan dan
pengelolaan kawasan larang ambil (pilihan tidak pernah terlibat selalu paling banyak dan lebih dari 59 %)
Masyarakat mengetahui adanya manfaat kawasan larang ambil (60,3 %)
Masyarakat menilai daerah terumbu karang dan mangrove dalam kondisi buruk (60,8 %) dan 36,6 %) sedan-
gkan kebersihan muara sungai baik (35,7 %) dan kondisi kebersihan air laut sangat baik (56 %)
Masyarakat umumnya tidah tahu kondisi hewan-hewan laut (Q119-Q125) yaitu sebesar 37,6 % masyarakat
tidak tahu/tidak yakin.
Q89: Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa di KKLD Alor akan dibentuk batas-batas pengelolaan (zonasi)?
(30) Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa di KKLD Alor akan dibentuk batas-batas pengelolaan (zonasi)?
Counts PercentsPercents
0 100
Tidak 334 67.3%
Ya 162 32.7%
Totals 496 100.0%
Mean --
119
Q90: Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang batas-batas kawasan larang ambil di Laut ?(boleh lebih da...
(31) Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang batas-batas kawasan larang ambil di Laut ?(boleh lebih dari 1 jawaban)
Counts PercentsPercents
0 100
Tidak tahu 213 40.5%
Kawasan tersebut dilindungi secara hukum 177 33.7%
Kawasan tersebut telah ditetapkan bersama oleh semua orang 168 31.9%
Totals 526 n/a
Mean --
Q94: Manakah dari alasan-alasan di bawah ini yang menurut Anda paling penting untuk membentuk kaw...
(33) Manakah dari alasan-alasan di bawah ini yang menurut Anda paling penting untuk membentuk kawasan
lindung laut larang tangkap? (Bacakan jawaban yang ada, pilih salah satu jawaban)
Counts PercentsPercents
0 100
Menjamin generasi mendatang masih
bisa menangkap ikan282 56.3%
Saya Tidak tahu 85 17.0%
Menyelamatkan satwa-satwa laut langka
dan dalam bahaya81 16.2%
Untuk perkembangan pariwisata 49 9.8%
120
5 1 0.2%
Other 3 0.6%
Totals 501 100.0%
Mean --
Q95: Sejumlah jenis ikan yang umum ditemukan di sini 20 tahun yang lalu telah berkurang dari pera...
(34) Sejumlah jenis ikan yang umum ditemukan di sini 20 tahun yang lalu telah berkurang dari perairan setempat.
Manakah dari sebab-sebab berikut ini yang menurut Anda paling penting menyebabkan ikan-ikan t
Counts PercentsPercents
0 100
Pengeboman ikan telah menghancurkan
rumah-rumah mereka343 70.4%
Lebih banyak ikan yang ditangkap daripada
yang dapat dihasilkan alam41 8.4%
Ikan-ikan tersebut telah berpindah atau
bermigrasi37 7.6%
Polusi air telah membunuh ikan-ikan
tersebut20 4.1%
Penambangan karang dan pasir 20 4.1%
Sampah dan Limbah 10 2.1%
Perubahan iklim global 6 1.2%
121
setuju ikan-ikan tersebut telah menghilang 6 1.2%
aktifitas pariwisata 4 0.8%
Other 0 0.0%
Totals 487 100.0%
Mean --
Q96: Apakah Bapak/Ibu pernah mendengar tentang Peraturan Perundangan tentang Kawasan Larang Ambil ?
(35) Apakah Bapak/Ibu pernah mendengar tentang Peraturan Perundangan tentang Kawasan Larang Ambil ?
Counts PercentsPercents
0 100
Belum Pernah 306 64.3%
Sudah Pernah 170 35.7%
Totals 476 100.0%
Mean --
Q98: Menurut Bapak/Ibu apakah yang paling berpengaruh terkait kasus banyaknya pelanggaran di laut?
(37) Menurut Bapak/Ibu apakah yang paling berpengaruh terkait kasus banyaknya pelanggaran di laut?
Counts Percents Percents
0 100
122
Data Daerah Rawan pelanggaran laut belum ada 168 36.1%
Biaya Operasional kurang memadai 116 24.9%
laporan kejadian pelanggaran laut lambat 53 11.4%
Kelompok Pengawas Masyarakat tidak efektif 52 11.2%
Peraturan Bupati dan Peraturan Desa Belum Ada 35 7.5%
pembagian tugas pengamanan dan jadwal kurang efektif 31 6.7%
Petugas tidak terkoordinasi 29 6.2%
TIDAK TAHU 4 0.9%
Other 2 0.4%
Totals 465 n/a
Mean --
5. Menetapkan Dasar bagi Perubahan pada sasaran SMART Sikap
Berikut ringkasan sikap masyarakat terhadap KKLD dan penangkapan berlebih di Alor :\
Mengenai pengelolaan KKLD Alor, masyarakat pada umumnya sangat setuju dan setuju dengan pernyataan
yang diajukan (Q126 s/d Q138) dengan range frekuensi 60,3 % s/d 92,9 %. Namun pada pertanyaan Q133
nelayan tidak setuju bahwa peraturan larang tangkap dibuat untuk melindungi ikan dan karang, bukan untuk
membantu nelayan (53,3 %)
Demikian pula dengan pengajuan solusi pemecahan masalah di KKLD Alor, masyarakat pada umumnya se-
tuju, dengan tidak merubah luasan KKLD sebesar 44,1 % (Q144)
Dalam POKMASWAS masyarakat lebih mau menjadi anggota (71,5 %)
Ukuran mata jaring yang diperbolehkan adalah 1-2 inch sebesar 64,4 %. Dalam kampanye nanti jumlah ini
harus diturunkan karena 1-2 inch jaring sangat berbahaya bagi juvenile ikan
123
Ikan kerapu yang boleh ditangkap sepanjang 10-15 cm sebesar 55,6 %. Dalam kampanye nanti jumlah ini
harus diturunkan karena 10-15 cm ikan juga berbahaya bagi kondisi juvenile ikan
Sebanyak 55,1 % nelayan berpendapat kurang dari separuh laut dapat dikonservasi
Q146: Seandainya Bapak/Ibu ikut dalam patroli laut untuk pengamanan wilayah, berperan serta sebag...
(45) Seandainya Bapak/Ibu ikut dalam patroli laut untuk pengamanan wilayah, berperan serta sebagai apakah
Bapak/Ibu ?
Counts PercentsPercents
0 100
Anggota 369 71.5%
Guide 83 16.1%
Ketua Tim 38 7.4%
Perencana 17 3.3%
Penyandang Dana 9 1.7%
Totals 516 100.0%
Mean --
Q147: Menurut Bapak/Ibu berapa ukuran mata jaring insang (gillnet) dasar yang diperbolehkan/ramah...
(46) Menurut Bapak/Ibu berapa ukuran mata jaring insang (gillnet) dasar yang diperbolehkan/ramah lingkungan ?
Counts PercentsPercents
0 100
124
1-2 inch 317 64.4%
2-3 inch 97 19.7%
kurang dari 1 inch 78 15.9%
3-4 inch 0 0.0%
lebih dari 4 inch 0 0.0%
Other 0 0.0%
Totals 492 100.0%
Mean --
Q148: Menurut Bapak/Ibu, ikan kerapu ukuran berapa yang boleh ditangkap, dibeli dan
dikonsumsi ?
(47) Menurut Bapak/Ibu, ikan kerapu ukuran berapa yang boleh ditangkap, dibeli dan dikonsumsi ?
Counts PercentsPercents
0 100
10-15 cm 5 55.6%
Semua ukuran 2 22.2%
kurang dari 10 cm 1 11.1%
Lebih dari 15 cm 1 11.1%
Sedang memijah 0 0.0%
Tidak Tahu 0 0.0%
125
Totals 9 100.0%
Mean --
Q149: Menurut Bapak/Ibu, berapakah jumlah atau persentase kawasan penangkapan ikan dekat pantai d...
(48) Menurut Bapak/Ibu, berapakah jumlah atau persentase kawasan penangkapan ikan dekat pantai di wilayah
Desa/kelurahan Bapak/Ibu yang akan harus disisihkan sebagai kawasan larang ambil? (Bacakan pilihan-
Counts PercentsPercents
0 100
kurang dari separuh (11-
40%)275 55.1%
Tidak tahu 134 26.9%
tidak ada atau sebagian
kecil (1-10%)58 11.6%
sekitar separuh (41-60%) 23 4.6%
hampir semua atau semua
(91-100%)8 1.6%
sebagian besar tapi tidak
semua (61-90%)1 0.2%
Totals 499 100.0%
Mean --
6. Menetapkan Dasar bagi Perubahan pada sasaran SMART Komunikasi antar nelayan
Sebagian besar nelayan tidak pernah berdiskusi tentang hal-hal yang berkaitan dengan KKLD dan penangkapan
126
berlebih (Q150-Q155) dengan range yang menjawab tidak pernah berdiskusi sebesar 58,0 % hingga 87,5 %. Jika
memungkinkan, diskusi terarah akan banyak diselenggarakan untuk mengatasi kekurangan ini.
Q150: Kepada siapa Bapak/Ibu berkonsultasi tentang Lingkungan Laut (terumbu karang, mangrove/tong...
Q151: Kepada siapa Bapak/Ibu berkonsultasi tentang alat tangkap yang boleh dan tidak boleh diguna...
(50) Kepada siapa Bapak/Ibu berkonsultasi tentang alat tangkap yang boleh dan tidak boleh digunakan di KKLD Alor?
Counts PercentsPercents
0 100
Tidak pernah berdiskusi tentang hal itu 400 72.7%
LSM 49 8.9%
Tokoh Agama 29 5.3%
Pemerintah desa 24 4.4%
Keluarga dekat 14 2.5%
Tokoh Masyarakat 13 2.4%
Pemerintah daerah 12 2.2%
Koperasi 6 1.1%
guru 5 0.9%
Other 0 0.0%
Totals 550 n/a
Mean --
127
Q152: Kepada siapa Bapak/Ibu berkonsultasi tentang tempat penangkapan kerapu diperbolehkan dan ti...
(51) Kepada siapa Bapak/Ibu berkonsultasi tentang tempat penangkapan kerapu diperbolehkan dan tidak untuk
menjaga kelestariannya?
Counts PercentsPercents
0 100
Tidak pernah berdiskusi tentang hal itu 301 58.0%
Tokoh Agama 68 13.1%
Pemerintah Desa 45 8.7%
LSM 32 6.2%
Tokoh masyarakat 31 6.0%
Keluarga Dekat 27 5.2%
Pemerintah Daerah 9 1.7%
Koperasi 4 0.8%
guru 4 0.8%
Other 0 0.0%
Totals 519 n/a
Mean --
Q153: Dengan siapa Bapak/Ibu berdiskusi tentang jenis/ukuran ikan kerapu dan atau ikan dasar lain...
(52) Dengan siapa Bapak/Ibu berdiskusi tentang jenis/ukuran ikan kerapu dan atau ikan dasar lainnya yang boleh
128
dan tidak boleh ditangkap?
Counts PercentsPercents
0 100
Tidak pernah berdiskusi tentang hal itu 404 72.1%
LSM 57 10.2%
Pemerintah desa 31 5.5%
Tokoh Agama 24 4.3%
Pemerintah daerah 21 3.8%
Tokoh Masyarakat 17 3.0%
Keluarga dekat 7 1.3%
guru 5 0.9%
10 1 0.2%
Koperasi 0 0.0%
Other 0 0.0%
Totals 560 n/a
Mean --
Ringkasan jajak pendapat tingakt perilaku masyarakat terhadap zonasi dan penangkapan berlebih adalah sebagai
berikut :
Masyarakat tidak pernah terlibat dalam kegiatan pengawasan di laut (70,1 %) dan kegiatan POKMASWAS
(59,4%), juga tidak pernah melaporkan kejadian pelanggaran di laut (76,9 %)
Masyarakat tidak pernah terlibat kegiatan penyusunan zonasi (67,1 %)
129
Q156: Selama 6 bulan terakhir, apakah Bapak/Ibu terlibat, kadang-kadang terlibat, atau tidak terl...
(55) Selama 6 bulan terakhir, apakah Bapak/Ibu terlibat, kadang-kadang terlibat, atau tidak terlibat dengan
pembuatan atau pengelolaan Laut di wilayah KKLD Alor ?
Counts PercentsPercents
0 100
kadang-kadang terlibat 435 81.5%
secara rutin terlibat 99 18.5%
tidak terlibat 0 0.0%
Other 0 0.0%
Totals 534 100.0%
Mean --
Q157: Selama 6 bulan terakhir, pernahkah Bapak/Ibu menyisihkan waktu untuk membantu pemerintah da...
(56) Selama 6 bulan terakhir, pernahkah Bapak/Ibu menyisihkan waktu untuk membantu pemerintah dalam
kegiatan pengawasan di laut ?
Counts PercentsPercents
0 100
Tidak 361 70.1%
Ya 154 29.9%
Totals 515 100.0%
130
Mean --
Q158: Selama 6 bulan terakhir, apakah Bapak/Ibu pernah pernah terlibat dalam Kegiatan Kelompok Pe...
(57) Selama 6 bulan terakhir, apakah Bapak/Ibu pernah pernah terlibat dalam Kegiatan Kelompok Pengawas
Masyarakat ?
Counts PercentsPercents
0 100
Tidak 259 59.4%
Ya 177 40.6%
Totals 436 100.0%
Mean --
Q159: Apakah Bapak/Ibu pernah pernah terlibat dalam Kegiatan Kelompok Pengawas Masyarakat ?
(58) Apakah Bapak/Ibu pernah pernah terlibat dalam Kegiatan Kelompok Pengawas Masyarakat ?
Counts PercentsPercents
0 100
Tidak 400 76.9%
Ya 120 23.1%
Totals 520 100.0%
Mean --
131
Q160: Selama 6 bulan terakhir, pernahkah Bapak/Ibu melaporkan kejadian pelanggaran di
laut?
(59) Selama 6 bulan terakhir, pernahkah Bapak/Ibu melaporkan kejadian pelanggaran di laut?
Counts PercentsPercents
0 100
Tidak 347 67.1%
Ya 170 32.9%
Totals 517 100.0%
Mean --
8. Menetapkan Dasar bagi Perubahan pada sasaran SMART Barrier Removal
Ringkasan jajak pendapat BR adalah sebagai berikut :
Sebanyak 72,3 % masyakarat peduli penangkapan ikan berlebih
Masalah paling penting terkait pelaksanaan kawasan larang ambil yaitu tidak ada yang tahu kawasan
larang tangkap (44,7 %) – karena memang belum ditetapkan, kurangnya sumberdaya bagi pengawasn
kawasan larang tangkap 33,5 %, pandangan bahwa kawasan larang tangkap tidak berguna 17,1 % dan
yang menjawab semua pilihan di atas bukan masalah sebesar 4,7 %
Tingkat kemungkinan penindakan pelanggaran rendah (66,4 %)
Nelayan jarang melihat adanya nelayan lain di laut baik 6 bulan atau 1 tahun sebelumnya.
Nelayan tidak berniat membuat PERDES sebesar 77,6 %
Q161: Manakah yang lebih cocok buat Bapak/Ibu?
(60) Manakah yang lebih cocok buat Bapak/Ibu?
Counts PercentsPercents
0 100
132
Saya peduli mengenai pencegahan penangkapan ikan berlebih dan
kawasan larang tangkap357 72.3%
Saya yakin kawasan larang ambil bermanfaat 137 27.7%
Saya masih belum yakin manfaat kawasan larang ambil 0 0.0%
Saya masih ragu bagaimana terlibat dalam mencegah penangkapan
berlebih0 0.0%
Totals 494 100.0%
Mean --
Q162: Saya akan membacakan sejumlah pernyataan untuk Anda. Menurut Anda, manakah dari pernyataan-...
(61) Saya akan membacakan sejumlah pernyataan untuk Anda. Menurut Anda, manakah dari pernyataan-
pernyataan tersebut yang merupakan masalah paling penting ketika melaksanakan kawasan laut larangtangkap
Counts PercentsPercents
0 100
Tidak ada yang tahu lokasi kawasan larang-
tangkap220 44.7%
Kurangnya sumber daya bagi pengawasan
kawasan larang-tangkap165 33.5%
Sebagian besar orang menganggap kawasan
larang tangkap sebagai tidak berguna84 17.1%
Tak satu pun dari yang disebutkan di atas
merupakan masalah23 4.7%
133
Other 0 0.0%
Totals 492 100.0%
Mean --
Q163: Bagaimana Anda menilai tingkat kemungkinan nelayan yang menangkap ikan secara ilegal di kaw...
(62) Bagaimana Anda menilai tingkat kemungkinan nelayan yang menangkap ikan secara ilegal di kawasan larang
tangkap dalam Taman Nasional Laut Taka akan tertangkap oleh tim pengawas?
Counts PercentsPercents
0 100
Rendah, saya merasa sekitar 1 dari 100 pelanggar
yang bisa tertangkap299 66.4%
Hampir nol, Saya merasa 1 dari 1000 pelanggar atau
bahkan kurang yang bisa tertangkap96 21.3%
Sedang, saya merasa sekitar 1 dari 10 pelanggar yang
bisa tertangkap41 9.1%
Tinggi, saya merasa lebih dari 1 dari 10 pelanggar
yang bisa tertangkap14 3.1%
Totals 450 100.0%
Mean --
9. Paparan terhadap aktivitas dan pesan kampanye
Masyarakat jarang mendengar tentang penangkapan berlebih lewat media massa (78,9 %) tetapi sering mendengar
lewat ceramah/diskusi (93,7 %). Masyarakat memilih Maskot Kerapu dan mudah-mudahan mau menjadi anggota
aktif kampanye pride.
134
Q186: Dalam 6 bulan terakhir, apakah Bapak/Ibu pernah melihat di media cetak(poster, buku)/elektr...
(66) Dalam 6 bulan terakhir, apakah Bapak/Ibu pernah melihat di media cetak(poster, buku)/elektronik (TV, Radio,
CD, HP) tentang penangkapan ikan berlebihan?
Counts PercentsPercents
0 100
Tidak 388 78.9%
Ya 104 21.1%
Tidak tahu 0 0.0%
Totals 492 100.0%
Mean --
Q187: Dalam 6 bulan terakhir, apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti ceramah/diskusi tentang penangkap...
(67) Dalam 6 bulan terakhir, apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti ceramah/diskusi tentang penangkapan ikan
berlebihan ?
Counts PercentsPercents
0 100
Ya 119 93.7%
Tidak 8 6.3%
tidak tahu 0 0.0%
Totals 127 100.0%
Mean --
135
Q188: Jika kami akan mengadakan program Kampanye perlindungan laut, hewan apa yang memiliki arti ...
(68) Jika kami akan mengadakan program Kampanye perlindungan laut, hewan apa yang memiliki arti penting dan
memberi rasa bangga bagi Bapak/Ibu ?
Counts PercentsPercents
0 100
Kerapu 141 28.3%
Duyung 135 27.1%
Lumba-lumba 74 14.9%
Napoleon 68 13.7%
Lobster 68 13.7%
KUDA LAUT 11 2.2%
IKAN MAS KOKI 1 0.2%
Other 0 0.0%
Totals 498 100.0%
Mean --
Q189: Seandainya Bapak/Ibu ikut dalam kegiatan kampanye kawasan larang ambil untuk mencegah penan...
(69) Seandainya Bapak/Ibu ikut dalam kegiatan kampanye kawasan larang ambil untuk mencegah penangkapan
136
berlebih, apa peran yang ingin Bapak/Ibu dapatkan ?
Counts PercentsPercents
0 100
Anggota aktif 588 96.6%
Tidak ingin terlibat 21 3.4%
Berbagi informasi tentang pentingnya
lingkungan0 0.0%
Perumus/Perencana 0 0.0%
Penyandang Dana 0 0.0%
Fasilitator 0 0.0%
Other 0 0.0%
Totals 609 100.0%
Mean --
137
8. MEMAHAMI KHALAYAK
Pola pemanfaatan sumberdaya alam laut dan pesisir oleh masyarakat desa Baranusa, Blangmerang, Piringsina dan
Kabir, akan dibahas secara keseluruhan karena masyarakat nelayan ketiga desaini memiliki kesamaan mata
pencaharian pokok (melaut) maupun usaha sampingan, Jenis armada, alat tangkap, ketrampilan, serta kondisi
topograsi dan wilayah perairan yang saling berdekatan.
Nelayan keempat desa dapat dikategorikan sebagai nelayan penuh dan nelayan sambilan.
Walaupun aktifitas setiap hari di laut namun masyarkat juga memiliki
kebun dan setiap tahun melakukan pembersihan kebun dan menanami berbagi jenis tanaman
baik tanaman pangan maupun tanaman keras. Walaupun nelayan ketiga Desa ini setiap hari melaut, namun pola
yang diterapkan dalam mencari hasil laut masih bersifat tradisional, sementara potensi sumberdaya alam laut dan
pesisir yang ada di wilayan perairan ketiga desa tersedia untuk dikelola dan dimanfaatkan secara berkesinambungan.
Potensi sumberdaya alam laut dan pesisir yang dimaksud adalah:
Terumbu karang, lamun, ikan karang (kerapu, sunu, kakap dan lain-lain), ikan pelagis (melus, kombong, lamoru, ikan
putih, belo-belo, tuna, cakalang, ), pari, teripang, cumi, lobster, rumput laut dan jenis sumberdaya laut lainnya.
Berdasarkan hasil diskusi dengan para nelayan bahwa jenis hasil laut yang paling banyak ditangkap dan
dikembangkan adalah: ikan putih / belah dua / bela tiga, belo-belo, ikan Lamoru, pengembangan agar-agar, siput,
teripang dan kima. Sementara ikan-ikan karang mapun ikan pelagis lainnya belum banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat. Pada umumnya nelayan ketiga desa menangkap ikan dan mencari hasil laut lainnya seperti
teripang, siput dan kima dengan menggunakan armada yang sederhana. Armada yang dimiliki nelayan adalah
sampan (tanpa mesin) dan motor temple ( 4-8 Pk). Namun di Kabir Nelayan lebih banyak menggunakan armada
dengan kekuatan mesin 12-28 PK walaupun masih ada nelayan lain yang menggunakan sampan dan motor
ketinting.Sedangkan untuk motor dalam hanya dimiliki oleh sebagian kecil nelayan. Dengan armada dan alat tangkap
yang sederhana, nelayan mencari ikan dan hasil laut lainnya dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan juga
membiayai pendidikan anak. Dalam mencari hasil laut terutama ikan, ada yang pergi malaut sendiri dengan sampan
138
dan alat tangkap milik pribadi dan ada juga yang pergi bersama keluarga. Bagi nelayan yang melaut sendiri hasil
tangkapannya tidak dibagikan tetapi kalau ada dua atau tiga orang didalam sampan, maka hasil tangkapannya dibagi
merata (Laporan hasil Survey Tim PPKKL,2009)
1. Desa Baranusa
1.1. Masyarakat umum
1.1.1. Pengetahuan Masyarakat umum di Desa Baranusa yang mengetahui tentang program pembentukan zonasi di KKLD
Alor 31,6 % Masyarakat umum di Desa Baranusa yang pernah mendengar aturan zonasi 32,9 %
Masyarakat umum di Desa Baranusa menganggap keterlibatan DKP Alor dalam pengambilan keputu-san dan pengelolaan kawasan larang ambil meningkat / pilihan pernah terlibat 1,3 %
1.1.2. Sikap
masyarakat umum non nelayan di desa Baranusa yang setuju menegakkan sanksi di KKLD Alor berdasarkan kesepakatan yang dibuat masyarakat20,3 %
1.1.3. KOmunikasi Interpersonal
masyarakat umum non nelayan di Desa Baranusa yang pernah berdiskusi dengan pemerintah desa tentang pengelolaan lingkungan laut yang lestari 3,8 %
1.1.4. Perubahan Perilaku
Masyarakat umum di Desa Baranusa yang secara rutin terlibat dalam kegiatan pengawasan di laut 22,8 %
Masyarakat umum di Desa Baranusa yang secaa rutin terlibat kegiatan POKMASWAS 34,2 %
masyarakat umum non nelayan yang melaporkan kejadian pelanggaran di laut yang dilaporkan 25,3 %
1.2. Nelayan1.2.1. Pengetahuan
nelayan di Desa Baranusa yang mengetahui tentang program pembentukan zonasi di KKLD Alor 15,8 %
nelayan di Desa Baranusa yang pernah mendengar aturan zonasi 21,1 %
nelayan di Desa Baranusa menganggap keterlibatan DKP Alor dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan kawasan larang ambil meningkat / pilihan pernah terlibat 0 %
1.2.2. Sikap
nelayan di desa Baranusa yang setuju menegakkan sanksi di KKLD Alor berdasarkan kesepakatan yang dibuat masyarakat15,8 %
1.2.3. Komunikasi Interpersonal
nelayan di Desa Baranusa yang pernah berdiskusi dengan pemerintah desa tentang pengelolaan lingkungan laut yang lestari 0 %
1.2.4. Perubahan Perilaku
nelayan di Desa Baranusa yang secara rutin terlibat dalam kegiatan pengawasan di laut 47,4 %
nelayan di Desa Baranusa yang secara rutin terlibat kegiatan POKMASWAS 42,1%
139
2. Blangmerang2.1. Masyarakat Umum
2.1.1. Pengetahuan
Masyarakat umum di Desa Blangmerang yang mengetahui tentang program pembentukan zonasi di KKLD Alor 16,7 %
Masyarakat umum di Desa Blangmerang yang pernah mendengar aturan zonasi 9,8 %
Masyarakat umum di Desa Blangmerang menganggap keterlibatan DKP Alor dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan kawasan larang ambil meningkat / pilihan pernah terlibat 2,9 %
2.1.2. Sikap
masyarakat umum non nelayan di desa Blangmerang yang setuju menegakkan sanksi di KKLD Alor berdasarkan kesepakatan yang dibuat masyarakat15,7 %
2.1.3. KOmunikasi Interpersonal
masyarakat umum non nelayan di Desa Blangmerang yang pernah berdiskusi dengan pemerintah desa tentang pengelolaan lingkungan laut yang lestari 5,9 %
2.1.4. Perubahan Perilaku
Masyarakat umum di Desa Blangmerang yang secara rutin terlibat dalam kegiatan pengawasan di laut 38,2 %
Masyarakat umum di Desa Blangmerang yang secara rutin terlibat kegiatan POKMASWAS 21,6%
masyarakat umum non nelayan yang melaporkan kejadian pelanggaran di laut yang dilaporkan 20,6 %
2.2. Nelayan2.2.1. Pengetahuan
nelayan di Desa Blangmerang yang mengetahui tentang program pembentukan zonasi di KKLD Alor 40,5 %
nelayan di Desa Blangmerang yang pernah mendengar aturan zonasi 43,2 %
nelayan di Desa Blangmerang menganggap keterlibatan DKP Alor dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan kawasan larang ambil meningkat / pilihan pernah terlibat 0 %
2.2.2. Sikap
nelayan di desa Blangmerang yang setuju menegakkan sanksi di KKLD Alor berdasarkan kesepakatan yang dibuat masyarakat21,6 %
2.2.3. KOmunikasi Interpersonal
nelayan di Desa Blangmerang yang pernah berdiskusi dengan pemerintah desa tentang pengelolaan lingkungan laut yang lestari 2,7 %
2.2.4. Perubahan perilaku
140
nelayan di Desa Blangmerang yang secara rutin terlibat dalam kegiatan pengawasan di laut 21,6 %
nelayan di Desa Blangmerang yang secara rutin terlibat kegiatan POKMASWAS 27 %
nelayan yang melaporkan kejadian pelanggaran di laut yang dilaporkan 18,9 %
3. Piringsina3.1. Masyarakat Umum3.1.1. Pengetahuan
Masyarakat umum di Desa Piringsina yang mengetahui tentang program pembentukan zonasi di KKLD Alor 33,3 %
Masyarakat umum di Desa Piringsina yang pernah mendengar aturan zonasi 12,5 %
Masyarakat umum di Desa Piringsina menganggap keterlibatan DKP Alor dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan kawasan larang ambil meningkat / pilihan pernah terlibat 0 %
3.1.2. Sikap
masyarakat umum non nelayan di desa Piringsina yang setuju menegakkan sanksi di KKLD Alor berdasarkan kesepakatan yang dibuat masyarakat20,8 %
3.1.3. Komunikasi Interpersonal
masyarakat umum non nelayan di Desa Piringsina yang pernah berdiskusi dengan pemerintah desa tentang pengelolaan lingkungan laut yang lestari 0 %
3.1.4. Perubahan Perilaku
Masyarakat umum di Desa Piringsina yang secara rutin terlibat dalam kegiatan pengawasan di laut 20,8 %
Masyarakat umum di Desa Piringsina yang secara rutin terlibat kegiatan POKMASWAS 37,5 %
masyarakat umum non nelayan yang melaporkan kejadian pelanggaran di laut yang dilaporkan 25 %
3.2. Nelayan3.2.1. Penegtahuan
nelayan di Desa Piringsina yang mengetahui tentang program pembentukan zonasi di KKLD Alor 22,2 %
nelayan di Desa Piringsina yang pernah mendengar aturan zonasi 11,1 %3.2.2. Sikap
nelayan di Desa Piringsina menganggap keterlibatan DKP Alor dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan kawasan larang ambil meningkat / pilihan pernah terlibat 0 %
3.2.3. Komunikasi Interpersonal
nelayan di desa Piringsina yang setuju menegakkan sanksi di KKLD Alor berdasarkan kesepakatan yang dibuat masyarakat29,6 %
3.2.4. Perubahan Perilaku
nelayan di Desa Piringsina yang pernah berdiskusi dengan pemerintah desa tentang pengelolaan
141
lingkungan laut yang lestari 3,7 %
nelayan di Desa Piringsina yang secara rutin terlibat dalam kegiatan pengawasan di laut 25,9 %
nelayan di Desa Piringsina yang secara rutin terlibat kegiatan POKMASWAS 25,9 %
nelayan yang melaporkan kejadian pelanggaran di laut yang dilaporkan 11,1 % 4. Kabir
4.1. Masyarakat Umum
4.1.1. Pengetahuan
Masyarakat umum di Kelurahan Kabir yang mengetahui tentang program pembentukan zonasi di KKLD Alor 13,8 %
Masyarakat umum di Kelurahan Kabir yang pernah mendengar aturan zonasi 13,8 %
Masyarakat umum di Kelurahan Kabir menganggap keterlibatan DKP Alor dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan kawasan larang ambil meningkat / pilihan pernah terlibat 2,9 %
4.1.2. Sikap
masyarakat umum non nelayan di Kelurahan Kabir yang setuju menegakkan sanksi di KKLD Alor berdasarkan kesepakatan yang dibuat masyarakat15,2 % hingga 30,2 %
4.1.3. Komunikasi Interpersonal
masyarakat umum non nelayan di kelurahan Kabir yang pernah berdiskusi dengan pemerintah desa tentang pengelolaan lingkungan laut yang lestari 10,1 %
4.1.4. Perubahan Perilaku
Masyarakat umum di Kelurahan Kabir yang secara rutin terlibat dalam kegiatan pengawasan di laut 9,4 %
Masyarakat umum di Kelurahan Kabir yang secara rutin terlibat kegiatan POKMASWAS 30,4%
masyarakat umum non nelayan yang melaporkan kejadian pelanggaran di laut yang dilaporkan 23,2 %
4.2. Nelayan4.2.1. Pengetahuan
nelayan di Kelurahan Kabir yang mengetahui tentang program pembentukan zonasi di KKLD Alor 40,1 %
nelayan di Kelurahan Kabir yang pernah mendengar aturan zonasi 51,7 %
nelayan di Kelurahan Kabir menganggap keterlibatan DKP Alor dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan kawasan larang ambil meningkat / pilihan pernah terlibat 4,7 %
4.2.2. Sikap
nelayan di desa Baranusa yang setuju menegakkan sanksi di KKLD Alor berdasarkan kesepakatan yang dibuat masyarakat33,1 %
142
4.2.3. Komunikasi Interpersonal
nelayan di kelurahan Kabir yang pernah berdiskusi dengan pemerintah desa tentang pengelolaan lingkungan laut yang lestari 7,6 %
4.2.4. Perubahan Perilaku
nelayan di Kelurahan Kabir yang secara rutin terlibat dalam kegiatan pengawasan di laut 31,4 %
nelayan di Kelurahan Kabir yang secara rutin terlibat kegiatan POKMASWAS 29,7 %
nelayan yang melaporkan kejadian pelanggaran di laut yang dilaporkan 38,4 %
9. RENCANA OPERASIONAL PENYINGKIRAN HALANGAN
(Barrier Removal Operational Plan/BROP)
Bagian 1 – Ringkasan Eksekutif
Apa:
Untuk mengurangi penangkapan berlebih di dalam kawasan KKLD Alor, nelayan di sekitar Kawasan Konservasi Laut
Daerah Kabupaten Alor, khususnya di perairan Pulau Batang dan Lapang. Dalam pengembangan Kawasan Konsevasi
Laut Daerah Selat Pantar serta aplikasi daripenandatanganan MOU diatas, pada tanggal 22 Nopember 2008 atas
dasar inisiatif masyarakat Kecamatan Pantar Barat (6 desa : Desa Baraler, Baranusa, Blangmerang,Piringsina, Illu dan
Kabir) telah bersepakat untuk menutup sementara Pulau Batang dan Pulau Lapang dari aktifitas yang merusak
kawasan tersebut dalam jangka waktu tertentu.
Nelayan di 6 desa tersebut akan dikenalkan system pengawasan laut swadaya masyarakat. Kegiatan ini bertujuan
untuk Meningkatnya ketertiban dan ketaatan dalam pengelolaan dan pemanfaatan Sumber daya Laut terutama ikan-
ikan karang dan Mewujudkan parenserta masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian pemanfaatan sumber
daya laut dalam bentuk POKMASWAS. Fokus pelaksanaan strategi penyingkiran halangan akan dilakukan di 2 desa
prioritas pride campaign yaitu Desa. Blangmerang (kecamatan Pantar Barat) dan Kelurahan Kabir (Kecamatan Pantar),
pemilihan kawasan ini didasarkan atas beberapa pertimbangan antara lain :
- Kawasan ini memiliki potensi sumber daya laut terutama ikan-ikan karang yang cukup tinggi
- Kawasan ini memiliki tekanan penangkapan ikan secara berlebihan yang cukup tinggi
- Kawasan ini merupakan juga merupakan salah satu alternatif bagi penetapan perairan Pulau Batang dan
Lapang/kawasan
- Belum ada patroli rutin karena keterbatasan dana dan personil pengawasan.
- Belum ada Peraturan Desa yang khusus mengatur tentang pengawasan dan penggunaan wilayah laut
143
terutama di sekitar Pulau Batang dan Lapang.
- Lokasinya paling dekat dengan Pulau Batang dan Lapang
Usaha ini sebelumnya belum diketahui keberhasilannya di tempat lain (sekitar kawasan konservasi), tetapi Dinas
Kelautan dan Perikanan telah berhasil membentuk POKMASWAS di 17 kecamatan termasuk di Kecamatan Pantar
Barat, pada tanggal 27 Nopember 2010, dan Pantar, pada tanggal 28 Nopember 2010.
POKMASWAS (Kelompok Masyarakat Pengawas) merupakan pelaksana pengawasan di tingkat lapangan yang terdiri
dari unsur tokoh agama, tokoh adat, LSM, nelayan, petani ikan, serta masyarakat maritim lainnya.
Dengan meningkatnya patroli pengawasan mandiri oleh masyarakat, diharapkan terjadi perubahan perilaku dan
terjadi kesadaran secara emosional serta manfaat dari masyarakat bahwa pengawasan mutlak dibutuhkan dalam
mengelola perikanan secara berkelanjutan.
Oleh karena itu, strategi penyingkiran halangan kami adalah:
- Pembuatan kesepakatan bersama Masyarakat mengenai pengaturan zona inti serta perlunya penindakan
pelanggaran di perairan sekitar Pulau Batang dan Lapang.
- Pembuatan SOP POKMASWAS (Rekruitment, Mekanisme Pengelolaan, Sarpras serta Mekanisme Pelaporan)
- Implementasi di lapangan, kegiatan patroli masyarakat (pelaporan kejadian pelanggaran dan tindak lanjut
Siapa:
Dinas Kelautan dan Perikanan akan memberikan dukungan teknis terhadap program POKMASWAS, melalui
monitoring dan pendampingan teknis di lapangan, selain itu Dinas Kelautan dan Perikanan juga berencana
membentuk Tim patroli terpadu yang melibtakan dinas/lembaga terkait seperti DInas Pariwisata, SatpolPP, KSDA,
Polair dan Dinas Perhubunan. Dinas terkait diharapkan akan membantu dalam upaya monitoring kegiatan selama
dan sesudah kegiatan dilaksanakan, serta membantu memfasilitasi setiap pertemuan yang akan dilaksanakan. Rare
sebagai mitra Dinas Kelautan dan Perikanan memberi dukungan financial untuk program tersebut secara umum
sebagaimana rincian kegiatan dalam tabel budget. Sedangkan LSM Lokal (Link) dan WWF akan membantu dalam
memberikan data sosial ekonomi dan ekologi wilayah laut di sekitar wilayah target.
Kapan:
Program ini akan dilaksanakan pada awal maret 2011, diawali dengan kegiatan sosialisasi dan pembentukan jaringan
siswasmas di 2 Desa/Kelurahan tersebut. Tahap implementasi siswasmas akan dilaksanakan pada bulan mei 2011,
Masyarakat diharapkan melaporkan kejadian pelanggaran di laut yang ditindaklanjuti oleh aparat terkait.
sedangkan program penjangakauan dan publisitas program ini akan dilaksanakan pada akhir bulan Juli sampai
dengan Desember 2011. Fase monitoring akan dilaksanakan pada awal sampai dengan akhir program ini untuk
144
mengukur dampak konservasi yang terjadi.
Bagaimana:
Program POKMASWAS ini diharapkan mendapat dukungan dari semua nelayan di wilayah terkait, dan dukungan
tenaga dan pendanaan dari lembaga/dinas terkait serta LSM Link dan WWF, Rare diharapkan dapat membantu
mendanai sosialisasi/ penyebarluasan informasi, sekolah konservasi, konsumsi pertemuan, media penyampaian
pesan dan praktek lapangan sedangkan Dinas Kelautan dan Perikanan menyediakan anggaran untuk monitoring,
transportasi lokal bagi manajer kampanye, biaya komunikasi, pendampingan teknis dan konsultasi. Keberlanjutan
dana untuk program ini masih dilakukan upaya mendapatkan dana dari donor lain jika memungkinkan.
Bagian 2 – Analisis Tim Penyingkiran Halangan dan Pemangku Kepentingan
2.1. Tim Proyek Utama Penyingkiran Halangan
Tim pride terdiri dari staf Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor khususnya pada Bidang Perairan dan
Kekayaan Laut
- Sutio B. Ambao, S.Pi. (Kepala Seksi Pengelolaan Perairan dan Kekayaan Laut DKP Alor)
- Solipin Abd. Lalang, S.Pi. (Kepala Seksi Konservasi dan Rehabilitasi Perairan DKP Alor)
- M. M. Appah, S.Pi. (Kepala Seksi Eksplorasi dan Eksploitasi Laut DKP Alor)
- S. R. Oramahi, A.Md. (Staf Bidang Perairan dan Kekayaan Laut DKP Alor)
- Y. Sailana (Staf Bidang Perairan dan Kekayaan Laut DKP Alor)
- M. Fadading (Staf Bidang Perairan dan Kekayaan Laut DKP Alor)
- M. Ikram Panara (Staf Bidang Perairan dan Kekayaan Laut DKP Alor)
- M. Umar, S.Pi. (Staf Bidang Perairan dan Kekayaan Laut DKP Alor)
- D. Frare (Staf Bidang Perairan dan Kekayaan Laut DKP Alor)
- Toufik Alansaf (WWF Indonesia – Solor Alor Project)
2.2. Para Pemangku Kepentingan Kunci Penyingkiran Halangan dan Peran Mereka
no Pemimpin, posisi,
organisasi
Latar Belakang
informasi
Peran dalam
penyingkiran halanganKemungkinan Masalah
1 Ir. M. I. Erna Da Silva Kepala Dinas Kelautan
dan Perikanan
Penentu Kebijakan
dalam Dinas Kelautan
Keterbatasan waktu
145
Kabupaten Alor dan Perikanan
Kabupaten Alor
2 Ayi H. Ardisastra Project Leader Solor
Alor Program WWF
Penentu Kebijakan
dalam WWF Solor Alor
Lembata
Keterbatasan waktu dan
jarak kantor yang jauh (di
kabupaten lain)
3 Pontius W. Mau Ketua LSM Link Membantu advokasi
pada masyarakat
Keterbatasan dana dan
prrsonil LSM Link
4 M. Syamsu Enga Kabid Perairan dan
Kekayaan Laut
Membantu informasi
di bidang manajemen
dan konservasi laut
-
5 Mesak T. Blegur Kabid Perikanan Laut Membantu informasi
di bidang pengelolan
perikanan tangkap
-
Pemerintah Kecamatan
Pantar
Membantu Informasi
dan dukungan teknis
Pemerintah Kecamatan
Pantar Barat
Membantu Informasi dan dukungan teknis
Pemerintah Kelurahan
Kabir
Membantu Informasi dan dukungan teknis
Pemerintah Desa
Blangmerang
Membantu Informasi dan dukungan teknis
Tokoh Nelayan di 4 desa Membantu Informasi dan dukungan teknis
Bagian 3 – Sasaran, Kegiatan dan Tanggung Jawab Proyek
146
3.1. Tujuan, sasaran dan kegiatan proyek
Pada umumnya kegiatan pengefektifan POKMASWAS ini adalah
- Meningkatnya ketertiban dan ketaatan dalam pengelolaan dan pemanfaatan Ikan karang
- Mewujudkan parenserta masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian laut
- Menurunnya pelanggaran dalam pemanfaatan Ikan karang
- Menurunnya kegiatan penangkapan ikan karang secara berlebihan
STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 1:
Pembuatan kesepakatan bersama Masyarakat Desa Blangmerang dan Kabir mengenai pengaturan zona inti serta
perlunya penindakan pelanggaran di perairan Pulau Batang dan Lapang.
SASARAN –Paling lambat April 2011 telah terdapat kesepakatan bersama masyarakat setidaknya di 2 Desa Pantai
yaitu Desa Blangmerang dan Kelurahan Kabir mengenai pengaturan zona inti serta perlunya penindakan pelanggaran
di perairan Pulau Batang dan Lapang.
Tabel: Strategi Penyingkiran Halangan 1, Sasaran 1
Kegiatan Q
1
Q
2
Q
3
Q
4
Indikator keberhasilan
Pertemuan-pertemuan tingkat dusun untuk
menggali usulan pengaturan zona inti dan sanksi
memasuki perairan Pulau Batang dan Lapang
X X
Daftar hadir dan dokumentasi
pertemuan
Pertemuan masyarakat di dua desa (Blangmerang
dan Kabir) akan diselenggarakan untuk membuat
kesepakatan pengaturan zona inti di perairan Pulau
Batang dan Lapang
X
Daftar hadir, Dokumentasi
pertemuan masyarakat dan
draft kesepakatan masyarakat
Kesepakatan bersama masyarakat mengenai
pengaturan zona inti dan sanksi memasuki perairan
Pulau Batang dan Lapang di tandatangani masing-
masing petinggi desa dan siap untuk dilaksanakan
X x
Kesepakatan bersama
masyarakat yang telah ditanda
tangani petinggi masing-masing
desa
147
Tindakan paska-proyek untuk memastikan keberlanjutannya:
Petugas lapangan Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Alor akan memonitor dan memantau apakah
kesepakatan yang telah dibuat dilaksanakan oleh masing-masing desa serta mengusulkan kegiatan tindak
lanjut
STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 2:
Pembuatan SOP POKMASWAS (Rekruitment, Mekanisme Pengelolaan, Sarpras serta Mekanisme Pelaporan)
SASARAN 1 – Terdapatnya SOP POKMASWAS (Rekruitment, Mekanisme Pengelolaan, Sarpras, serta mekanisme
pelaporan), sehingga terdapat peran, tanggung jawab dan tugas yang jelas terhadap anggota POKMASWAS paling
lambat Mei 2011.
Tabel: Strategi Penyingkiran Halangan 2, Sasaran 1
Kegiatan Q
1
Q
2
Q
3
Q
4
Indikator keberhasilan
Pembuatan Draft rancangan SOP
POKMASWASX
Dokumentasi hasil pertemuan, Draft
rancangan SOP POKMASWAS
Workshop penyusunan SOP POKMASWAS
bersama masyarakat Desa Blangmerang
dan Kabir
X
Dokumentasi workshop, daftar hadir dan
adanya SOP POKMASWAS hasil workshop
Peralatan standar dibeli untuk
mendukung operasi POKMASWAS di 2
desa (Blangmerang dan Kabir).
X
Tanda terima pembelian
SOP Pengamanan Swakrsa di syahkan
Petinggi Desa dan Kepala Balai,
POKMASWAS dimulai, dan dimonitor
untuk efektivitasnya
X
Buku log (dari kelompok POKMASWAS)
menunjukkan penngunaan dan tersedia
data frekuensi pelanggaran, lokasi
penangkapan dan jumlah serta jenis ikan
yang ditangkap
Tindakan-tindakan paska-proyek untuk memastikan keberlanjutan:
148
Petugas pendamping POKMASWAS akan memonitor dengan cermat proses alokasi anggaran untuk
membantu memastikan bahwa dana bantuan operasional bagi POKMASWAS terkelola dengan baik.
Tabel: STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 3, Sasaran 1
Implementasi di lapangan, kegiatan patroli masyarakat (pelaporan kejadian pelanggaran dan tindak lanjut
SASARAN –Paling lambat Oktober 2011 telah terdapat Kegiatan operasional dalam rangka
menjamin ditaatinya peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dlm pengelolaan Kawasan peairan sekitar Pulau
Btang dan Lapang
Kegiatan Q
1
Q
2
Q
3
Q
4
Indikator keberhasilan
Kegiatan pengamatan,
pengumpulan dan
analisis data untuk menilai tingkat
pemanfaatan dan
kelimpahan sumberdaya ikan (SDI),
termasuk tingkat
pelanggaran dalam pemanfaatan
Ikan Karang
x
Dokumentasi kegiatan dan dokumen pemanfaatan
laut sekitar pulau Batang dan Lapang
Kegiatan operasional dalam rangka
menjamin ditaatinya peraturan-
peraturan yang telah
ditetapkan dlm pengelolaan ikan
karang
X
Dokumentasi kegiatan dan laporan kejadian
pelanggaran
* Q = kuartal; kuartal disini mengacu pada periode fase implementasi
149
Tindakan paska-proyek untuk memastikan keberlanjutan:
Integrasi dengan penyampaian pesan kampanye Pride untuk memastikan bahwa para nelayan memahami
kebutuhan untuk merawat pengapung dan penanda yang lain untuk melindungi perikanan mereka.
3.2 Tanggung jawab Proyek
Bagian ini memberikan garis besar diagram “RACI” untuk menunjukkan peran dan tanggung jawab semua sasaran
dan kegiatan yang telah diidentifikasi di atas
R –Bertanggungjawab : Mereka yang melakukan pekerjaan tersebut atau menyediakan sumberdaya untuk
melaksanakan tugas itu
A –Penanggungjawab (Juga pemberi persetujuan) Paling bertanggungjawab atas penyelesaian tugas secara benar dan
menyeluruh. Mengawasi atau menandatangani pekerjaan yang diselesaikan oleh R.
C –Konsultasi : mereka yang pendapatnya diperlukan untuk menangani tugas
I – Informasi: Mereka yang mendapatkan informasi terbaru mengenai perkembangan tugas
Ir. M
. I.
Erna
Da
Ayi
H.
Ardi
sast
ra
Cmat
Ptr
dan
PB
Pem
des
4 De
sa
Toko
h
Nly
n
Ponti
us
W. M
au
M.
Syam
su
Mes
ak T
.
Bleg
ur
1Pembuatan kesepakatan
bersama Masyarakat
mengenai pengaturan zona
inti serta perlunya
penindakan pelanggaran di
perairan sekitar Pulau Batang
dan Lapang.
A C I I I C R C
2 Pembuatan SOP POKMASWAS
(Rekruitment, Mekanisme
Pengelolaan, Sarpras serta
Mekanisme Pelaporan)
A I I I I I R C
3Implementasi di lapangan,
kegiatan patroli masyarakat
(pelaporan kejadian
pelanggaran dan tindak lanjut
A C I I I C R C
150
151
Bagian 4 - Monitoring
Fase Monitoring dan Evaluasi
Selama pelaksanaan program ini, Dinas Kelautan dan Perikanan, WWF beserta Rare akan melakukan monitoring keefektifan dan kesuksesan program ini. Untuk mencapai
perlu dibangun program pengawasan laut yang dilaksanakan oleh masyarakat secara partisipatif.
Tabel di bawah menunjukkan kegiatan monitoring yang akan dilaksanakan untuk menilai efektivitas pelaksanaan strategi Penyingkiran Halangan. Informasi monitoring ini
juga tercatat dalam keseluruhan rencana monitoring Rencana Proyek, sebagai bagian integral dari keseluruhan proses Pride.
Metode Siapa Kapan
SASARAN SMART KEGIATAN INDIKATOR MONITORING
LEMBAGA
UTAMA
UNTUK
MONITORIN
G
PENANGGU
NG JAWAB
PROTOKOL
YANG
DIPAKAI
(kalau ada)
Data
baseline
diperoleh
paling
lambat :
Data
dampak
diperoleh
paling
lambat :
Pembuatan SOP
POKMASWAS
(Rekruitment,
Mekanisme
Pengelolaan, Sarpras
serta Mekanisme
Pelaporan)
Pembuatan Draft
rancangan SOP
POKMASWAS
Dokumentasi hasil
pertemuan, Draft
rancangan SOP
POKMASWAS
Catatan
pertemuan
dan draft SOP
Pengamanan
DKPAlor Ir. M. I. Erna
Da Silva
N/a Kuisioner
pada awal
pelatihan
Akhir
Kampanye
Workshop penyusunan
SOP POKMASWAS
bersama masyarakat
Dokumentasi workshop,
daftar hadir dan adanya
SOP POKMASWAS hasil
Dokumentasi
workshop dan
hasil
DKPAlor Ir. M. I. Erna
Da Silva
N/a Kuisioner
pada awal
Akhir
Kampanye
Pembuatan
kesepakatan bersama
Masyarakat mengenai
pengaturan zona inti
serta perlunya
penindakan
pelanggaran di
perairan sekitar Pulau
Batang dan Lapang.
Pembuatan SOP
POKMASWAS
(Rekruitment,
Mekanisme
Pengelolaan, Sarpras
serta Mekanisme
Pelaporan)
Desa Blangmerang dan
Kabir
workshop kuestioner
dari peserta
workshop
pelatihan
Peralatan standar
dibeli untuk
mendukung operasi
POKMASWAS di 2 desa
(Blangmerang dan
Kabir).
Tanda terima pembelian
Bukti
pembelian
tercatat dalam
laporan
DKPAlor Ir. M. I. Erna
Da Silva
N/a Kuisioner
pada awal
pelatihan
Akhir
Kampanye
SOP Pengamanan
Swakrsa di syahkan
Petinggi Desa dan
Kepala Balai,
POKMASWAS dimulai,
dan dimonitor untuk
efektivitasnya
Buku log (dari kelompok
POKMASWAS)
menunjukkan penngunaan
dan tersedia data frekuensi
pelanggaran, lokasi
penangkapan dan jumlah
serta jenis ikan yang
ditangkap
SOP
POKMASWAS
DKPAlor Ir. M. I. Erna
Da Silva
N/a Kuisioner
pada awal
pelatihan
Akhir
Kampanye
Pembuatan
kesepakatan bersama
Masyarakat Desa
Blangmerang dan
Kabir mengenai
Pertemuan-pertemuan
tingkat dusun untuk
menggali usulan
pengaturan zona inti
dan sanksi memasuki
Daftar hadir dan
dokumentasi pertemuan Daftar Hadir
dan
dokumentasi
pertemuan
DKPAlor Ir. M. I. Erna
Da Silva
N/a Kuisioner
pada awal
pelatihan
Akhir
Kampanye
pengaturan zona inti
serta perlunya
penindakan
pelanggaran di
perairan Pulau Batang
dan Lapang.
perairan Pulau Batang
dan Lapang
Pertemuan masyarakat
di dua desa
(Blangmerang dan
Kabir) akan
diselenggarakan untuk
membuat kesepakatan
pengaturan zona inti di
perairan Pulau Batang
dan Lapang
Daftar hadir, Dokumentasi
pertemuan masyarakat dan
draft kesepakatan
masyarakat Draft
Kesepakatan
Masyarakat
DKPAlor Ir. M. I. Erna
Da Silva
N/a Kuisioner
pada awal
pelatihan
Akhir
Kampanye
Kesepakatan bersama
masyarakat mengenai
pengaturan zona inti
dan sanksi memasuki
perairan Pulau Batang
dan Lapang di
tandatangani masing-
masing petinggi desa
dan siap untuk
dilaksanakan
Kesepakatan bersama
masyarakat yang telah
ditanda tangani petinggi
masing-masing desa Kesepakatan
Masyarakat
yang telah
ditandatangan
i Petinggi Desa
DKPAlor Ir. M. I. Erna
Da Silva
N/a Kuisioner
pada awal
pelatihan
Akhir
Kampanye
Implementasi di Pelaksanaan kegiatan Dokumentasi kegiatan dan Dokumentasi POKMASWA Ketua N/a Kuisioner Akhir
lapangan, kegiatan
patroli masyarakat
(pelaporan kejadian
pelanggaran dan
tindak lanjut
pengawasan laporan kejadian
pelanggaran
kegiatan dan
laporan
kejadian
pelanggaran
S setempat POKMASWA
S
pada awal
pelatihan
Kampanye
Bagian 5 - Penilaian Resiko
Tabel di bawah ini merupakan rangkuman resiko utama strategi Penyingkiran Halangan ini
Tabel: Penilaian risiko untuk strategi penyingkiran halangan
Strategi Penyingkiran Halangan Risiko Rencana Apa yang Terjadi kalau Tidak Diselesaikan
STRATEGI PENYINGKIRAN
HALANGAN 1:
Pembuatan kesepakatan bersama
Masyarakat Desa Blangmerang dan
Kabir mengenai pengaturan zona
inti serta perlunya penindakan
pelanggaran di perairan Pulau
Batang dan Lapang.
Nelayan tidak akan mematuhi
kesepakatan yang telah dibuat
bersama
Kampanye Pride akan berusaha keras untuk
membangun pemahaman pentingnya
perairan Pulau Batang dan Lapang sebagai
tempat yang harus dijaga agar ikan dapat
berkembang biak, sehingga dapat
meningkatkan hasil tangkapan nelayan.
Nelayan setempat terus menangkap ikan di
perairan Pulau Batang dan Lapang dan tidak
akan banyak yang mendukung pemberlakuan
perairan Pulau Batang dan Lapang. Berdasarkan
pengalaman di tempat-tempat lain hal ini tidak
akan terjadi KALAU nelayan dari luar tidak
boleh mengambil sumberdaya di dalam wilayah
Perairan Pulau Batang dan Lapang. Dan adanya
tindakan yang tegas terhadap pelanggaran di
perairan Pulau Batang dan Lapang.
Strategi Penyingkiran Halangan Risiko Rencana Apa yang Terjadi kalau Tidak Diselesaikan
STRATEGI PENYINGKIRAN
HALANGAN 2:
Pembuatan SOP POKMASWAS
(Rekruitment, Mekanisme
Pengelolaan, Sarpras serta
Mekanisme Pelaporan)
Tidak banyak nelayan yang
mampu terlibat secara aktif
dalam penyusunan SOP
POKMASWAS
Mekanisme penyusunan SOP POKMASWAS
akan dibuat semenarik mungkin sehingga
banyak nelayan yang dapat memberikan
masukan. Demikian juga dengan isi SOP
POKMASWAS akan dibuat sesederhana
mungkin dengan bahasa yang mudah
dipahami masyarakat.
Hanya orang-orang tertentu yang terlibat dalam
penyususnan SOP POKMASWAS. Dan hanya
orang-orang tertentu saja yang dapat masuk
menjadi anggota kelompok PAM Swakarsa. Hal
ini akan menyebabkan sebagian nelayan tidak
akan melaksanakan SOP yang telah disusun.
STRATEGI PENYINGKIRAN
HALANGAN 3:
Implementasi di lapangan,
kegiatan patroli masyarakat
(pelaporan kejadian pelanggaran
dan tindak lanjut
Nelayan dari luar bebas
mengambil sumberdaya di
wilayah Perairan Pulau Batang
dan Lapang, dan tidak adanya
sanksi bagi nelayan yang
memasuki perairan Pulau Batang
dan Lapang.
Komitmen dari Kawasan Konservasi Laut
Daerah Kabupaten Alor akan menindak
tegas nelayan luar yang mengambil
sumberdaya di wilayah Perairan Pulau
Batang dan Lapang dengan zona inti yang
tidak sesuai dengan peruntukannya.
Operasi pengamanan perairan yang
dilaksanakan oleh petugas Polisi Kehutanan
akan mulai memberitahu, mengingatkan
dan mungkin juga memberikan sanksi
terhadap nelayan yang memasuki perairan
Pulau Batang dan Lapang.
Kalau nelayan setempat melihat nelayan luar
menangkap ikan oleh di seluruh wilayah
Perairan Pulau Batang dan Lapang, mereka
tidak akan tertarik untuk menghormati aturan
dan hal ini dapat mengakibatkan semua bebas
menangkap ikan.
Bagian 6 – Kerangka Waktu Proyek
PROYEK INDUK 2011 2012
Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb
Strategi penyingkiran Halangan 1
Pembuatan Draft rancangan SOP POKMASWAS
Workshop penyusunan SOP POKMASWAS bersama masyarakat
Desa Blangmerang dan Kabir
Peralatan standar dibeli untuk mendukung operasi POKMASWAS
di 2 desa( Blangmerang dan Kabir)
SOP Pengamanan Swakrsa di syahkan Petinggi Desa dan Kepala
Balai, POKMASWAS dimulai, dan dimonitor untuk efektivitasnya
Startegi penyingkiran halangan 2
Pertemuan-pertemuan tingkat dusun untuk menggali usulan
pengaturan zona inti dan sanksi memasuki zona inti
Pertemuan masyarakat di dua desa (Blangmerang dan Kabir) akan
diselenggarakan untuk membuat kesepakatan pengaturan zona
inti di zona inti
Kesepakatan bersama masyarakat mengenai pengaturan zona inti
dan sanksi memasuki zona inti di tandatangani masing-masing
petinggi desa dan siap untuk dilaksanakan
Strategi penyingkiran Halangan 3
Kegiatan pengamatan, pengumpulan dan
analisis data untuk menilai tingkat pemanfaatan dan
kelimpahan sumberdaya ikan (SDI), termasuk tingkat
pelanggaran dalam pemanfaatan Ikan Karang
Kegiatan operasional dalam rangka
menjamin ditaatinya peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan dlm pengelolaan ikan karang
Bagian 7 – Anggaran BROP
Tabel: Rincian anggaran untu kegiatan penyingkiran halangan
Biaya
Jumla
h Unit
Biaya per
unit TotalDKPALOR Rare
WW
F
Strategi Penyingkiran Halangan 1 - Pembuatan SOP POKMASWAS (Rekruitment, Mekanisme
Pengelolaan, Sarpras serta Mekanisme Pelaporan)
Biaya perjalanan
Perjalanan 10
orang
pp 400.000 3.200.00
0
800.000 4.000.000
Pertemuan
Perencanaan/
konsultasi dengan
nelayan
6 Pertemua
n
800.000 4.800.000 4.800.000
Workshop
penyusunan SOP
POKMASWAS
1 Workshop 17.500.00
0
17.500.00
0
17.500.00
0
Perlengkapan
Kit pengawasan
(seragam, buku log)
30 kits 300.000 9.000.000 9.000.000
159
TOTAL 3.200.00
0
32.100.00
0
35.300.00
0
Strategi penyingkiran Halangan 2 – Pembuatan kesepakatan bersama Masyarakat Desa Blangmerang
dan Kabir mengenai pengaturan zona inti serta perlunya penindakan pelanggaran di perairan Pulau
Batang dan Lapang.
Biaya perjalanan
Perjalanan 10
orang
pp 400.000 3.200.00
0
800.000 4.000.000
Pertemuan
Perencanaan/
konsultasi dengan
nelayan
8 Pertemua
n
1000.000 8.000.000 8.000.000
Konsultasi Publik
Kesepakatan
Masyarakat Desa
Blangmerang dan
Kabir mengenai
pengaturan Zona inti
serta perlunya
penindakan
pelanggaran perairan
Pulau Batang dan
Lapang
1 Konsultasi
publik
22.000.00
0
22.000.00
0
22.000.00
0
TOTAL 3.200.00
0
30.800.00
0
34.000.00
0
160
Strategi Penyingkiran Halangan 3 - Implementasi di lapangan, kegiatan patroli masyarakat (pelaporan
kejadian pelanggaran dan tindak lanjut
Biaya perjalanan
Perjalanan 10
orang
pp 400.000 3.200.00
0
800.000 4.000.000
Pertemuan
Perencanaan/
konsultasi dengan
nelayan
4 pertemua
n
800.000 3.200.000 3.200.000
Perlengkapan
Pendampingan Bahan
Bakar
200 liter 5.000 10.000.00
0
10.000.00
0
Pendampingan
Peralatan Komunikasi
2 unit 2.500.000 5.000.000 5.000.000
Pendampingan
Peralatan
Dokumentasi
2 unit 1.750.000 3.500.000 3.500.000
Lain-lain 3.700.000
TOTAL 3.200.00
0
26.200.00
0
29.400.00
0
GRAND TOTAL 9.600.00
0
89.100.00
0
98.700.00
0
161
10. SASARAN-SASARAN SMART
Sebelumnya dalam rencana ini, kami membuat sasaran awal untuk setiap hasil antara dalam rantai hasil.
Sasaran awal memungkinkan kami untuk mengembangkan indikator-indikator, seperti pertanyaan-
pertanyaan dalam survei kami, yang digunakan untuk mengukur dan menetapkan dasar bagi mereka.
Tujuan dari bagian ini adalah menggunakan hasil-hasil pengukuran dasar kami untuk mengubah sasaran-
sasaran awal menjadi sasaran-sasaran SMART.
SMART adalah akronim dari:
Specific (Spesifik / Tertentu): Sasaran harus tertulis sehingga sangat jelas bagi semua orang apa
yang menjadi sasaran. Sejumlah pengertian tertentu dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.
Measurable (Terukur): Indikator-indikator untuk sasaran tersebut harus dapat dihitung dengan
menggunakan metode pemantauan teridentifikasi yang memungkinkan kita untuk mengukur
pengaruh dari kampanye Pride.
Action-oriented (Berorientasi Tindakan): Rantai hasil berdasarkan definisinya berorientasi
tindakan, karena merupakan serangkaian hasil antara yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan-
kegiatan kampanye Pride. Oleh karena itu, jika sasarannya terkait dengan benar pada hasil
antara, maka sasaran tersebut dikatakan berorientasi tindakan.
Realistic (Realistis): Rare memerlukan sasaran SMART yang baik untuk menentukan dasar dari
162
sebuah indikator serta nilai target pasca-kampanye untuk itu. Jumlah perubahan indikator yang
kita pikirkan akan terjadi perlu realistis. Ini adalah komponen yang paling subjektif dalam
membuat sasaran SMART Pride karena meskipun kita memiliki data untuk membuat sebuah
dasar, jumlah peningkatan yang diharapkan (atau dalam beberapa kasus penurunan) indikator
hanya dapat diperkirakan berdasarkan pengalaman kampanye-kampanye Pride di masa lalu dan
pendapat ahli-ahli setempat.
Time-bound (Terikat pada waktu yang telah ditetapkan): Periode waktu untuk tercapainya
kesetaraan antara target dan indikator perlu ditentukan. Dalam banyak kasus, terutama untuk
indikator-indikator yang diukur dengan survei pra-pasca, batas waktu adalah periode kampanye
Pride. Namun, untuk beberapa indikator, terutama yang mengukur perubahan dalam hasil
konservasi, batas waktu dapat lebih lama.
Rangkaian tabel berikut ini menyajikan sasaran-sasaran SMART untuk setiap hasil antara dalam rantai
hasil untuk kampanye Pride ini.
163
SASARAN-SASARAN SMART KAMPANYE PRIDE KKLD ALOR 2010-2012
Sasaran SMART untuk Pengurangan Ancaman dan Hasil Konservasi
a. Sasaran-sasaran Target Konservasi
Sasaran Target
Konservasi
Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator
Sasaran SMART 1 Di akhir kampanye Pride, terjadi
kenaikan biomass ikan
kerapu/ikan dasar lainnya di
Pulau Batang dari 7 ekor/m2
hingga 9 ekor/m2 (naik 28,5 %
dari garis dasar)
Ringkasan Survey Ekologi KKLD Alor (2009)
oleh WWF dan Pemerintah Kabupaten Alor
Sasaran SMART 2 Di akhir kampanye Pride, tutupan
terumbu karang hidup di Pulau
Batang di kabupaten Alor
meningkat dari 13,6 % menjadi
16 % (naik 17,6 % dari garis
dasar)
Ringkasan Survey Ekologi KKLD Alor (2009)
oleh WWF dan Pemerintah Kabupaten Alor
b. Sasaran-sasaran Pengurangan Ancaman
Sasaran Pengurangan
Ancaman
Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator
Sasaran SMART 1 Di akhir kampanye, pelaporan
dalam kawasan NTZ meningkat
dari 0 kali menjadi paling tidak 1
kali tiap bulan.
Log book nelayan Fishing log book. ? harus
ada data dasar RUM
164
A. DESA BARANUSA
I. Sasaran SMART untuk Masyarakat umum non nelayan
a. Sasaran-sasaran Pengetahuan
Sasaran Pengetahuan Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Baranusa yang mengetahui
tentang program pembentukan
zonasi di KKLD Alor meningkat
dari 31,6 % hingga 47 % (naik
15,4 % dari garis dasar)
Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa di
KKLD Alor akan dibentuk batas-batas
pengelolaan (zonasi)? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 30)
Sasaran SMART 2 Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Baranusa yang pernah
mendengar aturan zonasi
meningkat dari 32,9 % hingga 50
% (naik 17,1 % dari garis dasar)
Apakah Bapak/Ibu pernah mendengar
tentang Peraturan Perundangan tentang
Kawasan Larang Ambil ? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 35)
b. Sasaran-sasaran Komunikasi Interpersonal
Sasaran Komunikasi
Interpersonal
Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye,
masyarakat umum non nelayan
di Desa Baranusa yang pernah
berdiskusi dengan dkp meningkat
pemerintah desa tentang
Kepada siapa Bapak/Ibu berkonsultasi
tentang Lingkungan Laut (terumbu karang,
mangrove, dll) yang lestari (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 49)
165
pengelolaan lingkungan laut yang
lestari meningkat dari 3,8 %
hingga 18,8 % (naik 15 % dari
garis dasar)
c. Sasaran-sasaran Perubahan Perilaku
Sasaran Perubahan
Perilaku
Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Baranusa yang secara rutin
terlibat dalam kegiatan
pengawasan di laut meningkat
dari 22,8 % hingga 37,8 % (naik
15 % dari garis dasar)
Selama 6 bulan terakhir, pernahkah
Bapak/Ibu menyisihkan waktu untuk
membantu pemerintah dalam kegiatan
pengawasan di laut ? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 56)
Sasaran SMART 2 Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Baranusa yang secara rutin
terlibat kegiatan POKMASWAS
meningkat dari 34,2 % hingga
49,2 % (naik 15 % dari garis
dasar)
Apakah Bapak/Ibu pernah pernah terlibat
dalam Kegiatan Kelompok Pengawas
Masyarakat ? (Survey KAP Pra Campaign
KKLD Alor No. 57)
Sasaran SMART 3 Pada akhir kampanye,
masyarakat umum non nelayan
yang melaporkan kejadian
pelanggaran di laut yang
dilaporkan meningkat dari 25,3 %
hingga 40,3 % (naik 15 % dari
garis dasar)
Selama 6 bulan terakhir, pernahkah
Bapak/Ibu melaporkan kejadian pelanggaran
di laut? (Survey KAP Pra Campaign KKLD Alor
No. 59)
166
II. Sasaran SMART untuk Masyarakat nelayan
a. Sasaran-sasaran Pengetahuan
Sasaran Pengetahuan Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye, nelayan di
Desa Baranusa yang mengetahui
tentang program pembentukan
zonasi di KKLD Alor meningkat
dari 15,8 % hingga 30,8 % (naik
15 % dari garis dasar)
Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa di
KKLD Alor akan dibentuk batas-batas
pengelolaan (zonasi)? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 30)
Sasaran SMART 2 Pada akhir kampanye, nelayan di
Desa Baranusa yang pernah
mendengar aturan zonasi
meningkat dari 21,1 % hingga
36,1 % (naik 15 % dari garis
dasar)
Apakah Bapak/Ibu pernah mendengar
tentang Peraturan Perundangan tentang
Kawasan Larang Ambil ? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 35)
b. Sasaran-sasaran Sikap
Sasaran Sikap Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye, nelayan di
desa Baranusa yang setuju
menegakkan sanksi di KKLD Alor
berdasarkan kesepakatan yang
dibuat masyarakatmeningkat dari
15,8 % hingga 30,8 % (naik 15 %
dari garis dasar)
setuju menegakkan sanksi di KKLD Alor
berdasarkan kesepakatan yang dibuat
masyarakat ? (Survey KAP Pra Campaign
KKLD Alor No. 44 poin 4)
167
c. Sasaran-sasaran Komunikasi Interpersonal
Sasaran Komunikasi
Interpersonal
Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye, nelayan di
Desa Baranusa yang pernah
berdiskusi dengan pemerintah
desa tentang pengelolaan
lingkungan laut yang lestari
meningkat dari 0 % hingga 15 %
(naik 15 % dari garis dasar)
Kepada siapa Bapak/Ibu berkonsultasi
tentang Lingkungan Laut (terumbu karang,
mangrove, dll) yang lestari (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 49)
d. Sasaran-sasaran Perubahan Perilaku
Sasaran Perubahan
Perilaku
Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye, nelayan di
Desa Baranusa yang secara rutin
terlibat dalam kegiatan
pengawasan di laut meningkat
dari 47,4 % hingga 62,4 % (naik
15 % dari garis dasar)
Selama 6 bulan terakhir, pernahkah
Bapak/Ibu menyisihkan waktu untuk
membantu pemerintah dalam kegiatan
pengawasan di laut ? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 56)
Sasaran SMART 2 Pada akhir kampanye, nelayan di
Desa Baranusa yang secara rutin
terlibat kegiatan POKMASWAS
meningkat dari 42,1% hingga
57,1 % (naik 15 % dari garis
dasar)
Apakah Bapak/Ibu pernah pernah terlibat
dalam Kegiatan Kelompok Pengawas
Masyarakat ? (Survey KAP Pra Campaign
KKLD Alor No. 57)
168
B. DESA BLANGMERANG
I. Sasaran SMART untuk Masyarakat umum non nelayan
a. Sasaran-sasaran Pengetahuan
Sasaran Pengetahuan Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Blangmerang yang mengetahui
tentang program pembentukan
zonasi di KKLD Alor meningkat
dari 16,7 % hingga 31,7 % (naik
15 % dari garis dasar)
Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa di
KKLD Alor akan dibentuk batas-batas
pengelolaan (zonasi)? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 30)
Sasaran SMART 2 Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Blangmerang yang pernah
mendengar aturan zonasi
meningkat dari 9,8 % hingga 25 %
(naik 15,2 % dari garis dasar)
Apakah Bapak/Ibu pernah mendengar
tentang Peraturan Perundangan tentang
Kawasan Larang Ambil ? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 35)
b. Sasaran-sasaran Sikap
Sasaran Sikap Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye,
masyarakat umum non nelayan
di desa Blangmerang yang setuju
menegakkan sanksi di KKLD Alor
berdasarkan kesepakatan yang
dibuat masyarakatmeningkat dari
15,7 % hingga 30,7 % (naik 15 %
setuju menegakkan sanksi di KKLD Alor
berdasarkan kesepakatan yang dibuat
masyarakat ? (Survey KAP Pra Campaign
KKLD Alor No. 44 poin 4)
169
dari garis dasar)
c. Sasaran-sasaran Komunikasi Interpersonal
Sasaran Komunikasi
Interpersonal
Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye,
masyarakat umum non nelayan
di Desa Blangmerang yang
pernah berdiskusi dengan
pemerintah desa tentang
pengelolaan lingkungan laut yang
lestari meningkat dari 5,9 %
hingga 20,9 % (naik 15 % dari
garis dasar)
Kepada siapa Bapak/Ibu berkonsultasi
tentang Lingkungan Laut (terumbu karang,
mangrove, dll) yang lestari (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 49)
d. Sasaran-sasaran Perubahan Perilaku
Sasaran Perubahan
Perilaku
Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Blangmerang yang secara rutin
terlibat dalam kegiatan
pengawasan di laut meningkat
dari 38,2 % hingga 53,2 % (naik
15 % dari garis dasar)
Selama 6 bulan terakhir, pernahkah
Bapak/Ibu menyisihkan waktu untuk
membantu pemerintah dalam kegiatan
pengawasan di laut ? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 56)
Sasaran SMART 2 Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Blangmerang yang secara rutin
Apakah Bapak/Ibu pernah pernah terlibat
dalam Kegiatan Kelompok Pengawas
Masyarakat ? (Survey KAP Pra Campaign
170
terlibat kegiatan POKMASWAS
meningkat dari 21,6% hingga
36,6 % (naik 15 % dari garis
dasar)
KKLD Alor No. 57)
Sasaran SMART 3 Pada akhir kampanye,
masyarakat umum non nelayan
yang melaporkan kejadian
pelanggaran di laut yang
dilaporkan meningkat dari 20,6 %
hingga 35,6 % (naik 15 % dari
garis dasar)
Selama 6 bulan terakhir, pernahkah
Bapak/Ibu melaporkan kejadian pelanggaran
di laut? (Survey KAP Pra Campaign KKLD Alor
No. 59)
II. Sasaran SMART untuk Masyarakat nelayan
a. Sasaran-sasaran Pengetahuan
Sasaran Pengetahuan Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye, nelayan di
Desa Blangmerang yang
mengetahui tentang program
pembentukan zonasi di KKLD Alor
meningkat dari 40,5 % hingga
55,5 % (naik 15 % dari garis
dasar)
Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa di
KKLD Alor akan dibentuk batas-batas
pengelolaan (zonasi)? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 30)
Sasaran SMART 2 Pada akhir kampanye, nelayan di
Desa Blangmerang yang pernah
mendengar aturan zonasi
meningkat dari 43,2 % hingga
58,2 % (naik 15 % dari garis
Apakah Bapak/Ibu pernah mendengar
tentang Peraturan Perundangan tentang
Kawasan Larang Ambil ? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 35)
171
dasar)
b. Sasaran-sasaran Sikap
Sasaran Sikap Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye, nelayan di
desa Blangmerang yang setuju
menegakkan sanksi di KKLD Alor
berdasarkan kesepakatan yang
dibuat masyarakatmeningkat dari
21,6 % hingga 36,6 % (naik 15 %
dari garis dasar)
setuju menegakkan sanksi di KKLD Alor
berdasarkan kesepakatan yang dibuat
masyarakat ? (Survey KAP Pra Campaign
KKLD Alor No. 44 poin 4)
c. Sasaran-sasaran Komunikasi Interpersonal
Sasaran Komunikasi
Interpersonal
Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye, nelayan di
Desa Blangmerang yang pernah
berdiskusi dengan pemerintah
desa tentang pengelolaan
lingkungan laut yang lestari
meningkat dari 2,7 % hingga 17,7
% (naik 15 % dari garis dasar)
Kepada siapa Bapak/Ibu berkonsultasi
tentang Lingkungan Laut (terumbu karang,
mangrove, dll) yang lestari (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 49)
d. Sasaran-sasaran Perubahan Perilaku
Sasaran Perubahan
Perilaku
Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye, nelayan di Selama 6 bulan terakhir, pernahkah
172
Desa Blangmerang yang secara
rutin terlibat dalam kegiatan
pengawasan di laut meningkat
dari 21,6 % hingga 36,6 % (naik
15 % dari garis dasar)
Bapak/Ibu menyisihkan waktu untuk
membantu pemerintah dalam kegiatan
pengawasan di laut ? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 56)
Sasaran SMART 2 Pada akhir kampanye, nelayan di
Desa Blangmerang yang secara
rutin terlibat kegiatan
POKMASWAS meningkat dari 27
% hingga 42 % (naik 15 % dari
garis dasar)
Apakah Bapak/Ibu pernah pernah terlibat
dalam Kegiatan Kelompok Pengawas
Masyarakat ? (Survey KAP Pra Campaign
KKLD Alor No. 57)
Sasaran SMART 3 Pada akhir kampanye, nelayan
yang melaporkan kejadian
pelanggaran di laut yang
dilaporkan meningkat dari 18,9 %
hingga 33,9 % (naik 15 % dari
garis dasar)
Selama 6 bulan terakhir, pernahkah
Bapak/Ibu melaporkan kejadian pelanggaran
di laut? (Survey KAP Pra Campaign KKLD Alor
No. 59)
C. DESA PIRINGSINA
I. Sasaran SMART untuk Masyarakat umum non nelayan
a. Sasaran-sasaran Pengetahuan
Sasaran Pengetahuan Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Piringsina yang mengetahui
tentang program pembentukan
Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa di
KKLD Alor akan dibentuk batas-batas
pengelolaan (zonasi)? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 30)
173
zonasi di KKLD Alor meningkat
dari 33,3 % hingga 50 % (naik
16,7 % dari garis dasar)
Sasaran SMART 2 Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Piringsina yang pernah
mendengar aturan zonasi
meningkat dari 12,5 % hingga
27,5 % (naik 15 % dari garis
dasar)
Apakah Bapak/Ibu pernah mendengar
tentang Peraturan Perundangan tentang
Kawasan Larang Ambil ? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 35)
b. Sasaran-sasaran Komunikasi Interpersonal
Sasaran Komunikasi
Interpersonal
Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye,
masyarakat umum non nelayan
di Desa Piringsina yang pernah
berdiskusi dengan pemerintah
desa tentang pengelolaan
lingkungan laut yang lestari
meningkat dari 0 % hingga 15 %
(naik 15 % dari garis dasar)
Kepada siapa Bapak/Ibu berkonsultasi
tentang Lingkungan Laut (terumbu karang,
mangrove, dll) yang lestari (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 49)
c. Sasaran-sasaran Perubahan Perilaku
Sasaran Perubahan
Perilaku
Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye, Selama 6 bulan terakhir, pernahkah
174
Masyarakat umum di Desa
Piringsina yang secara rutin
terlibat dalam kegiatan
pengawasan di laut meningkat
dari 20,8 % hingga 35,8 % (naik
15 % dari garis dasar)
Bapak/Ibu menyisihkan waktu untuk
membantu pemerintah dalam kegiatan
pengawasan di laut ? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 56)
Sasaran SMART 2 Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Piringsina yang secara rutin
terlibat kegiatan POKMASWAS
meningkat dari 37,5 % hingga
52,5 % (naik 15 % dari garis
dasar)
Apakah Bapak/Ibu pernah pernah terlibat
dalam Kegiatan Kelompok Pengawas
Masyarakat ? (Survey KAP Pra Campaign
KKLD Alor No. 57)
Sasaran SMART 3 Pada akhir kampanye,
masyarakat umum non nelayan
yang melaporkan kejadian
pelanggaran di laut yang
dilaporkan meningkat dari 25 %
hingga 40 % (naik 15 % dari garis
dasar)
Selama 6 bulan terakhir, pernahkah
Bapak/Ibu melaporkan kejadian pelanggaran
di laut? (Survey KAP Pra Campaign KKLD Alor
No. 59)
II. Sasaran SMART untuk Masyarakat nelayan
a. Sasaran-sasaran Pengetahuan
Sasaran Pengetahuan Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye, nelayan di
Desa Piringsina yang mengetahui
tentang program pembentukan
zonasi di KKLD Alor meningkat
dari 22,2 % hingga 37,2 % (naik
Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa di
KKLD Alor akan dibentuk batas-batas
pengelolaan (zonasi)? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 30)
175
15 % dari garis dasar)
Sasaran SMART 2 Pada akhir kampanye, nelayan di
Desa Piringsina yang pernah
mendengar aturan zonasi
meningkat dari 11,1 % hingga
26,1 % (naik 15 % dari garis
dasar)
Apakah Bapak/Ibu pernah mendengar
tentang Peraturan Perundangan tentang
Kawasan Larang Ambil ? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 35)
Sasaran SMART 3 Pada akhir kampanye, nelayan di
Desa Piringsina menganggap
keterlibatan DKP Alor dalam
pengambilan keputusan dan
pengelolaan kawasan larang
ambil meningkat / pilihan
pernah terlibat meningkat dari 0
% hingga 15 % (naik 15 % dari
garis dasar)
Saya akan membacakan beberapa pihak yang
ada di daerah ini yang berhubungan dengan
kawasan larang ambil (daerah yang
diperbolehkan ada penangkapan ikan).
Menurut Bapak/Ibu, bagaimana tingkat
keterlibatan para pihak (DKP Alor) dalam hal
pengambilan keputusan dan pengelolaan
mengenai kawasan larang ambil (Survey KAP
Pra Campaign KKLD Alor No. 38 poin 1)
b. Sasaran-sasaran Sikap
Sasaran Sikap Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye, nelayan di
desa Piringsina yang setuju
menegakkan sanksi di KKLD Alor
berdasarkan kesepakatan yang
dibuat masyarakatmeningkat dari
29,6 % hingga 44,6 % (naik 15 %
dari garis dasar)
setuju menegakkan sanksi di KKLD Alor
berdasarkan kesepakatan yang dibuat
masyarakat ? (Survey KAP Pra Campaign
KKLD Alor No. 44 poin 4)
c. Sasaran-sasaran Komunikasi Interpersonal
176
Sasaran Komunikasi
Interpersonal
Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye, nelayan di
Desa Piringsina yang pernah
berdiskusi dengan pemerintah
desa tentang pengelolaan
lingkungan laut yang lestari
meningkat dari 3,7 % hingga 18,7
% (naik 15 % dari garis dasar)
Kepada siapa Bapak/Ibu berkonsultasi
tentang Lingkungan Laut (terumbu karang,
mangrove, dll) yang lestari (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 49)
d. Sasaran-sasaran Perubahan Perilaku
Sasaran Perubahan
Perilaku
Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye, nelayan di
Desa Piringsina yang secara rutin
terlibat dalam kegiatan
pengawasan di laut meningkat
dari 25,9 % hingga 40,9 % (naik
15 % dari garis dasar)
Selama 6 bulan terakhir, pernahkah
Bapak/Ibu menyisihkan waktu untuk
membantu pemerintah dalam kegiatan
pengawasan di laut ? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 56)
Sasaran SMART 2 Pada akhir kampanye, nelayan di
Desa Piringsina yang secara rutin
terlibat kegiatan POKMASWAS
meningkat dari 25,9 % hingga
40,9 % (naik 15 % dari garis
dasar)
Apakah Bapak/Ibu pernah pernah terlibat
dalam Kegiatan Kelompok Pengawas
Masyarakat ? (Survey KAP Pra Campaign
KKLD Alor No. 57)
Sasaran SMART 3 Pada akhir kampanye, nelayan
yang melaporkan kejadian
pelanggaran di laut yang
Selama 6 bulan terakhir, pernahkah
Bapak/Ibu melaporkan kejadian pelanggaran
di laut? (Survey KAP Pra Campaign KKLD Alor
177
dilaporkan meningkat dari 11,1 %
hingga 26,1 % (naik 15 % dari
garis dasar)
No. 59)
D. KELURAHAN KABIR
I. Sasaran SMART untuk Masyarakat umum non nelayan
a. Sasaran-sasaran Pengetahuan
Sasaran Pengetahuan Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Kelurahan
Kabir yang mengetahui tentang
program pembentukan zonasi di
KKLD Alor meningkat dari 13,8 %
hingga 30 % (naik 16,2 % dari
garis dasar)
Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa di
KKLD Alor akan dibentuk batas-batas
pengelolaan (zonasi)? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 30)
Sasaran SMART 2 Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Kelurahan
Kabir yang pernah mendengar
aturan zonasi meningkat dari
13,8 % hingga 30 % (naik 16,2 %
dari garis dasar)
Apakah Bapak/Ibu pernah mendengar
tentang Peraturan Perundangan tentang
Kawasan Larang Ambil ? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 35)
Sasaran SMART 3 Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Kelurahan
Kabir menganggap keterlibatan
DKP Alor dalam pengambilan
keputusan dan pengelolaan
Saya akan membacakan beberapa pihak yang
ada di daerah ini yang berhubungan dengan
kawasan larang ambil (daerah yang
diperbolehkan ada penangkapan ikan).
Menurut Bapak/Ibu, bagaimana tingkat
178
kawasan larang ambil
meningkat / pilihan pernah
terlibat meningkat dari 2,9 %
hingga 17,9 % (naik 15 % dari
garis dasar)
keterlibatan para pihak (DKP Alor) dalam hal
pengambilan keputusan dan pengelolaan
mengenai kawasan larang ambil (Survey KAP
Pra Campaign KKLD Alor No. 38 poin 1)
b. Sasaran-sasaran Komunikasi Interpersonal
Sasaran Komunikasi
Interpersonal
Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye,
masyarakat umum non nelayan
di kelurahan Kabir yang pernah
berdiskusi dengan pemerintah
desa tentang pengelolaan
lingkungan laut yang lestari
meningkat dari 10,1 % hingga
25,1 % (naik 15 % dari garis
dasar)
Kepada siapa Bapak/Ibu berkonsultasi
tentang Lingkungan Laut (terumbu karang,
mangrove, dll) yang lestari (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 49)
c. Sasaran-sasaran Perubahan Perilaku
Sasaran Perubahan
Perilaku
Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Kelurahan
Kabir yang secara rutin terlibat
dalam kegiatan pengawasan di
laut meningkat dari 9,4 % hingga
Selama 6 bulan terakhir, pernahkah
Bapak/Ibu menyisihkan waktu untuk
membantu pemerintah dalam kegiatan
pengawasan di laut ? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 56)
179
24,4 % (naik 15 % dari garis
dasar)
Sasaran SMART 2 Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Kelurahan
Kabir yang secara rutin terlibat
kegiatan POKMASWAS meningkat
dari 30,4% hingga 45,4 % (naik
15 % dari garis dasar)
Apakah Bapak/Ibu pernah pernah terlibat
dalam Kegiatan Kelompok Pengawas
Masyarakat ? (Survey KAP Pra Campaign
KKLD Alor No. 57)
Sasaran SMART 3 Pada akhir kampanye,
masyarakat umum non nelayan
yang melaporkan kejadian
pelanggaran di laut yang
dilaporkan meningkat dari 23,2 %
hingga 38,2 % (naik 15 % dari
garis dasar)
Selama 6 bulan terakhir, pernahkah
Bapak/Ibu melaporkan kejadian pelanggaran
di laut? (Survey KAP Pra Campaign KKLD Alor
No. 59)
II. Sasaran SMART untuk Masyarakat nelayan
a. Sasaran-sasaran Pengetahuan
Sasaran Pengetahuan Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye, nelayan di
Kelurahan Kabir yang
mengetahui tentang program
pembentukan zonasi di KKLD Alor
meningkat dari 40,1 % hingga
55,1 % (naik 15 % dari garis
dasar)
Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa di
KKLD Alor akan dibentuk batas-batas
pengelolaan (zonasi)? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 30)
Sasaran SMART 2 Pada akhir kampanye, nelayan di Apakah Bapak/Ibu pernah mendengar
180
Kelurahan Kabir yang pernah
mendengar aturan zonasi
meningkat dari 51,7 % hingga
66,7 % (naik 15 % dari garis
dasar)
tentang Peraturan Perundangan tentang
Kawasan Larang Ambil ? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 35)
b. Sasaran-sasaran Sikap
Sasaran Sikap Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye, nelayan di
desa Baranusa yang setuju
menegakkan sanksi di KKLD Alor
berdasarkan kesepakatan yang
dibuat masyarakatmeningkat dari
33,1 % hingga 48,1 % (naik 15 %
dari garis dasar)
setuju menegakkan sanksi di KKLD Alor
berdasarkan kesepakatan yang dibuat
masyarakat ? (Survey KAP Pra Campaign
KKLD Alor No. 44 poin 4)
c. Sasaran-sasaran Komunikasi Interpersonal
Sasaran Komunikasi
Interpersonal
Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye, nelayan di
kelurahan Kabir yang pernah
berdiskusi dengan pemerintah
desa tentang pengelolaan
lingkungan laut yang lestari
meningkat dari 7,6 % hingga 22,6
% (naik 15 % dari garis dasar)
Kepada siapa Bapak/Ibu berkonsultasi
tentang Lingkungan Laut (terumbu karang,
mangrove, dll) yang lestari (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 49)
d. Sasaran-sasaran Perubahan Perilaku
181
Sasaran Perubahan
Perilaku
Sasaran SMART Sasaran SMART Indikator (Pertanyaan Survei)
Sasaran SMART 1 Pada akhir kampanye, nelayan di
Kelurahan Kabir yang secara rutin
terlibat dalam kegiatan
pengawasan di laut meningkat
dari 31,4 % hingga 46,4 % (naik
15 % dari garis dasar)
Selama 6 bulan terakhir, pernahkah
Bapak/Ibu menyisihkan waktu untuk
membantu pemerintah dalam kegiatan
pengawasan di laut ? (Survey KAP Pra
Campaign KKLD Alor No. 56)
Sasaran SMART 2 Pada akhir kampanye, nelayan di
Kelurahan Kabir yang secara rutin
terlibat kegiatan POKMASWAS
meningkat dari 29,7 % hingga
44,7 % (naik 15 % dari garis
dasar)
Apakah Bapak/Ibu pernah pernah terlibat
dalam Kegiatan Kelompok Pengawas
Masyarakat ? (Survey KAP Pra Campaign
KKLD Alor No. 57)
Sasaran SMART 3 Pada akhir kampanye, nelayan
yang melaporkan kejadian
pelanggaran di laut yang
dilaporkan meningkat dari 38,4 %
hingga 53,4 % (naik 15 % dari
garis dasar)
Selama 6 bulan terakhir, pernahkah
Bapak/Ibu melaporkan kejadian pelanggaran
di laut? (Survey KAP Pra Campaign KKLD Alor
No. 59)
182
11. RENCANA PEMANTAUAN
1. PendahuluanMonitoring penting untuk mengukur dan melaporkan kesusksesan kampanye perubahan perilaku.
Yang dimonitor adalah peningkatkan kesadaran tentang penangkapan ikan terutama ikan kerapu
dan atau ikan dasar lainnya sebelum bisa menghasilkan anakan dan yang belum layak ditangkap, se-
hingga jumlah ikan dan jumlah tangkapan ikan berkurang seiring dengan waktu di KKLD Alor khusus-
nya di sekitar Pulau Batng dan Lapang, selain itu kampanye akan meningkatkan kesadaran tentang
pentingnya program pembentukan zonasi di KKLD Alor dan meningkatkan kesadaran tentang pent-
ingnya membantu kegiatan patroli pengawasan oleh pemerintah dan patroli swadaya POKMASWAS.
183
Dengan meningkatkan diskusi-diskusi tentang pengelolaan Lingkungan Laut , alat tangkap yang
boleh dan tidak boleh digunakan, tempat penangkapan kerapu diperbolehkan dan tidak , jenis/uku-
ran ikan kerapu dan atau ikan dasar lainnya yang boleh dan tidak boleh ditangkap, peraturan yang
berlaku di wilayah laut dan pengawasan di wilayah laut maka di akhir kampanye, masyarakat setuju
tentang Pelaksanaan peraturan mengenai KKLD Alor , peningkatan dan menegakan sanksi di KKLD
Alor oleh Aparat Pemerintah/penegak hukum, serta peningkatkan dan menegakan sanksi di KKLD
Alor berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh masyarakat. Penyingkiran halangan akan melalui
pembentukan dan pengefektifan SOP Pengawasan POKMASWAS dan diskusi pembentukan Peratu-
ran Kampung mendukung kegiatan POKMASWAS minimal di 2 desa/kelurahan yaitu desa Blang-
merang dan Kelurahan Kabir. Perubahan perilaku diukur dengan meningkatnya partisipasi dalam pa-
troli aparat pemerintah/penegak hukum dan patroli POKMASWAS serta kemauan masyarakat untuk
melaporkan kejadian pelanggaran/tindak kejahatan penangkapan ikan berlebih kepada aparat pe-
merintah/penegak hukum atau POKMASWAS. Dengan pelaksanaan pengawasan laut oleh POK-
MASWAS minimal 2 kali sebulan untuk mencegah penangkapan ikan yang berukuran jaring kurang
dari 2 inch dan penangkapan ikan kerapu yang masih kecil (kurang dari 10 cm) dan ikan kerapu yang
sedang memijah ini diharapkan terjadi kenaikan biomass ikan kerapu/ikan dasar lainnya di Pulau
Batang
2. Metode Monitoring
2.1 Monitoring perubahan pada Pengetahuan, Sikap, Komunikasi Interpersonal dan Perubahan
Perilaku
KAP akan dilaksanakan lagi pada Bulan Maret 2012 dengan menggunakan metode yang persis
sama dengan metode KAP yang dilaksanakan sebelum kampanye (BAB VI). Target KAP survey se-
lanjutnya sama dengan KAP sebelumnya yaitu Masyarakat umum non nelayan dan nelayan di
Desa Piringsina, Blangmerang, Baranusa dan Kelurahan Kabir. KAP akan mengukur keterlibatan
individu dalam pengelolaan perairan selama 1 tahun sebelumnya di Pulau Batang dan Lapang
dalam mengendalikan penangkapan berlebih. KAP juga digunakan unutk mengukur seberapa
efektif pesan kampanye dan diskusi-diskusi yang dilakukan sepanjang tahun 2011 dan juga un-
tuk mengukur seberapa besar perubahan yang terjadi.
184
2.2 Monitoring Pengurangan Ancaman
Apa saja ancaman yang telah
teridentifikasi dalam lokasi
kampanye anda?
Ancaman yang diidentifikasi adalah penangkapan berlebih
khususnya pada ikan dasar/ikan karang
Data apa yang telah dikumpulkan
untuk mendapatkan data dasar
bagi kampanye anda?
Laporan Kondisi Ekosistem dan Sumberdaya Hayati Pesisir di
Kabupaten Alor, 2006
Laporan Survey ekologi KKLD Alor, 2009
Siapakah yang mengumpulkan
data tersebut?
Tim PPKKL Laut Sawu, 2006
Tim PPKKL KKLD Alor, 2009
Kapan data tersebut
dikumpulkan?
Tahun 2006 dan tahun 2009
Metode apa yang digunakan
dalam pengumpulan data?
Wawancara
Protokol apa yang digunakan (jika
relevan)?
-
Apa saja hasil mendasar yang
“menginformasikan”
pengembangan tujuan SMART?
Jika anda telah menetapkan
suatu tujuan yang meningkat
Kerusakan terumbu karang pada lokasi yang disurvai di
channel side bagian timur pulau Lapang, ditandai dengan di-
jumpainya patahan karang dengan ukuran yang besar dan
tidak seragam, hal ini dapat menjadi indikasi bahwa
kerusakan karang (terutama karang bercabang) terjadi
185
atau menurun satu metric (uku-
ran) pada angka tertentu,
mengapa anda memilih
angka/persentase dsb?
karena jangkar perahu atau adanya kegiatan manusia
karang untuk menangkap/mengambil biota laut. Hal ini
rendahnya pengawasan aparat pemerintah/keamanan
(Ninef, 2006). Survey selanjutnya dilakukan oleh Tim PPKKL
KKLD Alor pada tahun 2009, yang menyimpulkan bahwa an-
caman kegiatan penangkapan berlebih masih ada.
Kapankah anda (atau orang yang
mengumpulkan data) akan
melakukan survei lanjutan untuk
memonitor hasil?
Masih dalam tahap negosiasi dengan pihak-pihak yang da-
pat membantu kegiatan monitoring (WWF Solor Alor
Project)
2.3 Memonitor perubahan dalam Hasil Konservasi
Monitoring CR yang digunakan adalah dengan metode Penelitian Ecological Baseline Study dengan
melibatkan beberapa kelompok penelitian dan dibantu oleh personil untuk dokumentasi. Adapun
Metode penarikan sampel dan analisa data yang digunakan, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Terumbu Karang
Pengamatan ekosistem terumbu karang dilakukan dengan menggunakan Metode “Reef Rapid
Assement” (RRA) dan metode “Line Intercept Transect “ (LIT) mengikuti English et al., (1997).
Penggunaan metode RRA dilakukan pada awal pengamatan sebelum dilakukan peletakan transek untuk
pengamatan dengan metode LIT. Dengan metode RRA dapat diperoleh gambaran kondisi terumbu
karang secara umum dan dalam waktu yang singkat, sehingga mempermudah dalam penentuan lokasi.
Untuk peletakan transek garis untuk mengamatan yang lebih detail dengan menggunakan metode LIT.
Untuk melengkapi pengamatan dengan metode LIT, maka dilakukan juga pembuatan permanent
transect dan pengambilan posisi geografis pada setiap garis transek yang telah diamati untuk
kepentingan monitoring kondisi terumbu karang.
2. Ikan Karang
Pengamatan dilakukan secara kwantitatif. Menggunakan metode ”Underwater Fish Visual Census”
(UVC), dimana ikan-ikan yang dijumpai pada jarak 2,5 m di sebelah kiri dan sebelah kanan garis transek
sepanjang 50 m dicatat jenis dan jumlahnya. Sehingga luas bidang yang teramati per transeknya yaitu (5
x 50 ) = 250 m2.
186
Identifikasi jenis ikan karang mengacu kepada Matsuda (1984), Kuiter (1992) dan Lieske dan Myers
(1994). Khusus untuk ikan kerapu (grouper) digunakan acuan dari Randall and Heemstra (1991) dan FAO
Species Catalogue Heemstra dan Randall (1993).
Analisis kelimpahan relatif mengikuti yang dilakukan oleh WARFEL & MERRIMAN dalam HUTOMO dan
MARTOSEWOJO (1977).
Penelitian menunjukkan bahwa jumlah ikan dasar di pulau Batang adalah 7 ekor/m2, di akhir kampanye
diharapkan peningkatan sebesar 9 ekor/m2. Sedangkan tutupan karangnya adalah sebesar 13,6 % dan
diharapkan meningkat menjadi 16% di akhir kampanye.
187
Hasil Konservasi & Pengurangan Ancaman
Tahap Sasaran SMART Bagaimana Metrik Target Kapan Siapa Di mana
Target
Konservasi
Di akhir kampanye Pride,
terjadi kenaikan biomass ikan
kerapu/ikan dasar lainnya di
Pulau Batang dari 7 ekor/m2
hingga 9 ekor/m2 (naik 28,5 %
dari garis dasar)
Survey
Ekologi/LIT
ekor/m2 9 Maret 2012 Enumerator 4 Desa Pantai di
sekitar Pulau
Batang dan
Lapang (Ds.
Baranusa,
Blangmerang,
Piringsina dan
Kelurahan Kabir)
Target
Konservasi
Di akhir kampanye Pride,
tutupan terumbu karang hidup
di Pulau Batang di kabupaten
Alor meningkat dari 13,6 %
menjadi 16 % (naik 17,6 % dari
garis dasar)
Survey
Ekologi/LIT
% tutupan karang
hidup
16 Maret 2012 Enumerator 4 Desa Pantai di
sekitar Pulau
Batang dan
Lapang (Ds.
Baranusa,
Blangmerang,
Piringsina dan
Kelurahan Kabir)
Pengurangan
Ancaman
Di akhir kampanye,
POKMASWAS berjalan dengan
Log book
nelayan
trip
pengawasan/bulan
2 kali Maret 2012 Enumerator 4 Desa Pantai di
sekitar Pulau
188
reguler sebanyak 2 kali dalam
satu bulan sehingga tingkat
pelanggaran dalam kawasan
NTZ meningkat.
Batang dan
Lapang (Ds.
Baranusa,
Blangmerang,
Piringsina dan
Kelurahan Kabir)
[Masyarakat Umum Non Nelayan Desa Baranusa]
Tahap Sasaran SMART Bagaimana Metrik Target Kapan Siapa Di mana
Pengetahuan Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Baranusa yang mengetahui
tentang program
pembentukan zonasi di KKLD
Alor meningkat dari 31,6 %
hingga 47 % (naik 15,4 % dari
garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
47% Maret 2012 Enumerator Desa Baranusa
Pengetahuan Pada akhir kampanye, Survey KAP Peningkatan dalam 50% Maret 2012 Enumerator Desa Baranusa
189
Masyarakat umum di Desa
Baranusa yang pernah
mendengar aturan zonasi
meningkat dari 32,9 % hingga
50 % (naik 17,1 % dari garis
dasar)
frekuensi
Sikap Pada akhir kampanye,
masyarakat umum non
nelayan di desa Baranusa yang
setuju menegakkan sanksi di
KKLD Alor berdasarkan
kesepakatan yang dibuat
masyarakatmeningkat dari
20,3 % hingga 35,3 % (naik 15
% dari garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
35,3 % Maret 2012 Enumerator Desa Baranusa
Komunikasi
Interpersonal
Pada akhir kampanye,
masyarakat umum non
nelayan di Desa Baranusa yang
pernah berdiskusi dengan
pemerintah desa tentang
pengelolaan lingkungan laut
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
18,8 % Maret 2012 Enumerator Desa Baranusa
190
yang lestari meningkat dari 3,8
% hingga 18,8 % (naik 15 %
dari garis dasar)
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Baranusa yang secara rutin
terlibat dalam kegiatan
pengawasan di laut meningkat
dari 22,8 % hingga 37,8 %
(naik 15 % dari garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
34,2 % Maret 2012 Enumerator Desa Baranusa
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Baranusa yang secara rutin
terlibat kegiatan POKMASWAS
meningkat dari 34,2 % hingga
49,2 % (naik 15 % dari garis
dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
34,2 % Maret 2012 Enumerator Desa Baranusa
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye,
masyarakat umum non
nelayan yang melaporkan
kejadian pelanggaran di laut
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
40,3 % Maret 2012 Enumerator Desa Baranusa
191
yang dilaporkan meningkat
dari 25,3 % hingga 40,3 %
(naik 15 % dari garis dasar)
[Masyarakat Umum Non Nelayan Desa Blangmerang]
Tahap Sasaran SMART Bagaimana Metrik Target Kapan Siapa Di mana
Pengetahuan Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Blangmerang yang
mengetahui tentang program
pembentukan zonasi di KKLD
Alor meningkat dari 16,7 %
hingga 31,7 % (naik 15 % dari
garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
31,7 % Maret 2012 Enumerator Desa
Blangmerang
Pengetahuan Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Blangmerang yang pernah
mendengar aturan zonasi
meningkat dari 9,8 % hingga
25 % (naik 15,2 % dari garis
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
25% Maret 2012 Enumerator Desa
Blangmerang
192
dasar)
Komunikasi
Interpersonal
Pada akhir kampanye,
masyarakat umum non
nelayan di Desa Blangmerang
yang pernah berdiskusi
dengan pemerintah desa
tentang pengelolaan
lingkungan laut yang lestari
meningkat dari 5,9 % hingga
20,9 % (naik 15 % dari garis
dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
20,9 % Maret 2012 Enumerator Desa
Blangmerang
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Blangmerang yang secara rutin
terlibat dalam kegiatan
pengawasan di laut meningkat
dari 38,2 % hingga 53,2 %
(naik 15 % dari garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
53,2 % Maret 2012 Enumerator Desa
Blangmerang
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Blangmerang yang secara rutin
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
36,6 % Maret 2012 Enumerator Desa
Blangmerang
193
terlibat kegiatan POKMASWAS
meningkat dari 21,6% hingga
36,6 % (naik 15 % dari garis
dasar)
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye,
masyarakat umum non
nelayan yang melaporkan
kejadian pelanggaran di laut
yang dilaporkan meningkat
dari 20,6 % hingga 35,6 %
(naik 15 % dari garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
35,6 % Maret 2012 Enumerator Desa
Blangmerang
[Masyarakat Umum Non Nelayan Desa Baranusa]
Tahap Sasaran SMART Bagaimana Metrik Target Kapan Siapa Di mana
Pengetahuan Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Piringsina yang mengetahui
tentang program
pembentukan zonasi di KKLD
Alor meningkat dari 33,3 %
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
50% Maret 2012 Enumerator Desa Piringsina
194
hingga 50 % (naik 16,7 % dari
garis dasar)
Pengetahuan Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Piringsina yang pernah
mendengar aturan zonasi
meningkat dari 12,5 % hingga
27,5 % (naik 15 % dari garis
dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
27,5 % Maret 2012 Enumerator Desa Piringsina
Komunikasi
Interpersonal
Pada akhir kampanye,
masyarakat umum non
nelayan di Desa Piringsina
yang pernah berdiskusi
dengan pemerintah desa
tentang pengelolaan
lingkungan laut yang lestari
meningkat dari 0 % hingga 15
% (naik 15 % dari garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
15% Maret 2012 Enumerator Desa Piringsina
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Piringsina yang secara rutin
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
35,8 % Maret 2012 Enumerator Desa Piringsina
195
terlibat dalam kegiatan
pengawasan di laut meningkat
dari 20,8 % hingga 35,8 %
(naik 15 % dari garis dasar)
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di Desa
Piringsina yang secara rutin
terlibat kegiatan POKMASWAS
meningkat dari 37,5 % hingga
52,5 % (naik 15 % dari garis
dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
52,5 % Maret 2012 Enumerator Desa Piringsina
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye,
masyarakat umum non
nelayan yang melaporkan
kejadian pelanggaran di laut
yang dilaporkan meningkat
dari 25 % hingga 40 % (naik 15
% dari garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
40% Maret 2012 Enumerator Desa Piringsina
[Masyarakat Umum Non Nelayan Desa Baranusa]
196
Tahap Sasaran SMART Bagaimana Metrik Target Kapan Siapa Di mana
Pengetahuan Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di
Kelurahan Kabir yang
mengetahui tentang program
pembentukan zonasi di KKLD
Alor meningkat dari 13,8 %
hingga 30 % (naik 16,2 % dari
garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
30% Maret 2012 Enumerator Kelurahan Kabir
Pengetahuan Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di
Kelurahan Kabir yang pernah
mendengar aturan zonasi
meningkat dari 13,8 % hingga
30 % (naik 16,2 % dari garis
dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
30% Maret 2012 Enumerator Kelurahan Kabir
Komunikasi
Interpersonal
Pada akhir kampanye,
masyarakat umum non
nelayan di kelurahan Kabir
yang pernah berdiskusi
dengan pemerintah desa
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
25,1 % Maret 2012 Enumerator Kelurahan Kabir
197
tentang pengelolaan
lingkungan laut yang lestari
meningkat dari 10,1 % hingga
25,1 % (naik 15 % dari garis
dasar)
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di
Kelurahan Kabir yang secara
rutin terlibat dalam kegiatan
pengawasan di laut meningkat
dari 9,4 % hingga 24,4 % (naik
15 % dari garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
24,4 % Maret 2012 Enumerator Kelurahan Kabir
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye,
Masyarakat umum di
Kelurahan Kabir yang secara
rutin terlibat kegiatan
POKMASWAS meningkat dari
30,4% hingga 45,4 % (naik 15
% dari garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
45,4 % Maret 2012 Enumerator Kelurahan Kabir
Perubahan Pada akhir kampanye,
masyarakat umum non
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
38,2 % Maret 2012 Enumerator Kelurahan Kabir
198
Perilaku nelayan yang melaporkan
kejadian pelanggaran di laut
yang dilaporkan meningkat
dari 23,2 % hingga 38,2 %
(naik 15 % dari garis dasar)
[Nelayan Desa Baranusa]
Tahap Sasaran SMART Bagaimana Metrik Target Kapan Siapa Di mana
Pengetahuan Pada akhir kampanye, nelayan
di Desa Baranusa yang
mengetahui tentang program
pembentukan zonasi di KKLD
Alor meningkat dari 15,8 %
hingga 30,8 % (naik 15 % dari
garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
30,8 % Maret 2012 Enumerator Desa Baranusa
Pengetahuan Pada akhir kampanye, nelayan
di Desa Baranusa yang pernah
mendengar aturan zonasi
meningkat dari 21,1 % hingga
36,1 % (naik 15 % dari garis
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
36,1 % Maret 2012 Enumerator Desa Baranusa
199
dasar)
Sikap Pada akhir kampanye, nelayan
di desa Baranusa yang setuju
menegakkan sanksi di KKLD
Alor berdasarkan kesepakatan
yang dibuat
masyarakatmeningkat dari
15,8 % hingga 30,8 % (naik 15
% dari garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
30,8 % Maret 2012 Enumerator Desa Baranusa
Komunikasi
Interpersonal
Pada akhir kampanye, nelayan
di Desa Baranusa yang pernah
berdiskusi dengan pemerintah
desa tentang pengelolaan
lingkungan laut yang lestari
meningkat dari 0 % hingga 15
% (naik 15 % dari garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
15% Maret 2012 Enumerator Desa Baranusa
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye, nelayan
di Desa Baranusa yang secara
rutin terlibat dalam kegiatan
pengawasan di laut meningkat
dari 47,4 % hingga 62,4 %
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
62,4 % Maret 2012 Enumerator Desa Baranusa
200
(naik 15 % dari garis dasar)
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye, nelayan
di Desa Baranusa yang secara
rutin terlibat kegiatan
POKMASWAS meningkat dari
42,1% hingga 57,1 % (naik 15
% dari garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
57,1 % Maret 2012 Enumerator Desa Baranusa
[Nelayan Desa Blangmerang]
Tahap Sasaran SMART Bagaimana Metrik Target Kapan Siapa Di mana
Pengetahuan Pada akhir kampanye, nelayan
di Desa Blangmerang yang
mengetahui tentang program
pembentukan zonasi di KKLD
Alor meningkat dari 40,5 %
hingga 55,5 % (naik 15 % dari
garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
55,5 % Maret 2012 Enumerator Desa
Blangmerang
Pengetahuan Pada akhir kampanye, nelayan
di Desa Blangmerang yang
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
58,2 % Maret 2012 Enumerator Desa
Blangmerang
201
pernah mendengar aturan
zonasi meningkat dari 43,2 %
hingga 58,2 % (naik 15 % dari
garis dasar)
Komunikasi
Interpersonal
Pada akhir kampanye, nelayan
di Desa Blangmerang yang
pernah berdiskusi dengan
pemerintah desa tentang
pengelolaan lingkungan laut
yang lestari meningkat dari 2,7
% hingga 17,7 % (naik 15 %
dari garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
17,7 % Maret 2012 Enumerator Desa
Blangmerang
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye, nelayan
di Desa Blangmerang yang
secara rutin terlibat dalam
kegiatan pengawasan di laut
meningkat dari 21,6 % hingga
36,6 % (naik 15 % dari garis
dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
36,6 % Maret 2012 Enumerator Desa
Blangmerang
Perubahan Pada akhir kampanye, nelayan
di Desa Blangmerang yang
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
42% Maret 2012 Enumerator Desa
Blangmerang
202
Perilaku secara rutin terlibat kegiatan
POKMASWAS meningkat dari
27 % hingga 42 % (naik 15 %
dari garis dasar)
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye, nelayan
yang melaporkan kejadian
pelanggaran di laut yang
dilaporkan meningkat dari
18,9 % hingga 33,9 % (naik 15
% dari garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
33,9 % Maret 2012 Enumerator Desa
Blangmerang
[Nelayan Desa Piringsina]
Tahap Sasaran SMART Bagaimana Metrik Target Kapan Siapa Di mana
Pengetahuan Pada akhir kampanye, nelayan
di Desa Piringsina yang
mengetahui tentang program
pembentukan zonasi di KKLD
Alor meningkat dari 22,2 %
hingga 37,2 % (naik 15 % dari
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
37,2 % Maret 2012 Enumerator Desa Piringsina
203
garis dasar)
Pengetahuan Pada akhir kampanye, nelayan
di Desa Piringsina yang
pernah mendengar aturan
zonasi meningkat dari 11,1 %
hingga 26,1 % (naik 15 % dari
garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
26, 1 % Maret 2012 Enumerator Desa Piringsina
Sikap Pada akhir kampanye, nelayan
di desa Piringsina yang setuju
menegakkan sanksi di KKLD
Alor berdasarkan kesepakatan
yang dibuat
masyarakatmeningkat dari
29,6 % hingga 44,6 % (naik 15
% dari garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
44,6 % Maret 2012 Enumerator Desa Piringsina
Komunikasi
Interpersonal
Pada akhir kampanye, nelayan
di Desa Piringsina yang
pernah berdiskusi dengan
pemerintah desa tentang
pengelolaan lingkungan laut
yang lestari meningkat dari 3,7
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
18,7 % Maret 2012 Enumerator Desa Piringsina
204
% hingga 18,7 % (naik 15 %
dari garis dasar)
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye, nelayan
di Desa Piringsina yang secara
rutin terlibat dalam kegiatan
pengawasan di laut meningkat
dari 25,9 % hingga 40,9 %
(naik 15 % dari garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
40,9 % Maret 2012 Enumerator Desa Piringsina
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye, nelayan
di Desa Piringsina yang secara
rutin terlibat kegiatan
POKMASWAS meningkat dari
25,9 % hingga 40,9 % (naik 15
% dari garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
40,9 % Maret 2012 Enumerator Desa Piringsina
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye, nelayan
yang melaporkan kejadian
pelanggaran di laut yang
dilaporkan meningkat dari
11,1 % hingga 26,1 % (naik 15
% dari garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
26,1 % Maret 2012 Enumerator Desa Piringsina
205
[Nelayan Kelurahan Kabir]
Tahap Sasaran SMART Bagaimana Metrik Target Kapan Siapa Di mana
Pengetahuan Pada akhir kampanye, nelayan
di Kelurahan Kabir yang
mengetahui tentang program
pembentukan zonasi di KKLD
Alor meningkat dari 40,1 %
hingga 55,1 % (naik 15 % dari
garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
55,1 % Maret 2012 Enumerator Kelurahan Kabir
Pengetahuan Pada akhir kampanye, nelayan
di Kelurahan Kabir yang
pernah mendengar aturan
zonasi meningkat dari 51,7 %
hingga 66,7 % (naik 15 % dari
garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
66,7 % Maret 2012 Enumerator Kelurahan Kabir
Sikap Pada akhir kampanye, nelayan
di Kelurahan Kabir yang setuju
menegakkan sanksi di KKLD
Alor berdasarkan kesepakatan
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
48,1 % Maret 2012 Enumerator Kelurahan Kabir
206
yang dibuat
masyarakatmeningkat dari
33,1 % hingga 48,1 % (naik 15
% dari garis dasar)
Komunikasi
Interpersonal
Pada akhir kampanye, nelayan
di kelurahan Kabir yang
pernah berdiskusi dengan
pemerintah desa tentang
pengelolaan lingkungan laut
yang lestari meningkat dari 7,6
% hingga 22,6 % (naik 15 %
dari garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
22,6 % Maret 2012 Enumerator Kelurahan Kabir
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye, nelayan
di Kelurahan Kabir yang secara
rutin terlibat dalam kegiatan
pengawasan di laut meningkat
dari 31,4 % hingga 46,4 %
(naik 15 % dari garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
46,4 % Maret 2012 Enumerator Kelurahan Kabir
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye, nelayan
di Kelurahan Kabir yang secara
rutin terlibat kegiatan
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
44,7 % Maret 2012 Enumerator Kelurahan Kabir
207
POKMASWAS meningkat dari
29,7 % hingga 44,7 % (naik 15
% dari garis dasar)
Perubahan
Perilaku
Pada akhir kampanye, nelayan
yang melaporkan kejadian
pelanggaran di laut yang
dilaporkan meningkat dari
38,4 % hingga 53,4 % (naik 15
% dari garis dasar)
Survey KAP Peningkatan dalam
frekuensi
53,4 % Maret 2012 Enumerator Kelurahan Kabir
208
12. REFERENSI DAN UCAPAN TERIMA KASIH
1. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor, 2005, Laut dan Pesisir Pantai
2. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor, 2008, Statistik Perikanan tangkap 2007
3. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor, 2009, statistik Perikanan Tangkap 2008
4. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor, 2010, Statistik Perikanan tangkap 2009
5. BAPPEDA, 2010, Profil Daerah Kabupaten Alor Tahun 2009
6. Perda No. 1 Kabupaten Alor Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Alor Tahun 2010-2014
7. BPS Alor, 2008, Alor Dalam Angka 2007
8. BPS Alor, 2009, Alor Dalam Angka 2008
9. BPS Alor, 2010, Alor Dalam Angka 2009
10. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Alor, 2010, Draft Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Alor Tahun 2010-2020
11. WWF ID Solar, 2009, Ringkasan Survey Ekologi Alor
12. Ninef, S. Jothan, 2006, Laporan Survai-Ekologi Alor (draft nol)
13. Seksi Teknologi dan Produksi Perikanan Tangkap, 2010, Data Produksi Ikan Tahun 2006-2010 dan
Data Ikan yang Diantarpulaukan Tahun 2009
14. Pusat Survey SDA Laut Bakosurtanal, 2007, Data Spasial Pesisir dan laut Kabupaten Alor
15. Tim Survey Zonasi dan Tapal Batas, 2009, Laporan Pelaksanaan Survey Zonasi dan Tapal Batas KKLD
Alor Tahun 2009
16. Peraturan Bupati Alor Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Penetapan Selat Pantar Sebagai KKLD
17. Peraturan Bupati Alor Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Alor Tahun
2006 Tentang Penetapan Selat Pantar Sebagai KKLD (Lampirannya berupa Peta Perluasan KKLD)
18. Pulau-pulau Kecil di Kabupaten Alor, Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Timur, 2005
209
19. Khaifin, Studi Mengenai Pola Musim Pemijahan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus Fuscoguttatus) dan
Sunu Hitam (Plectropomus Areolatus) Pada Bulan Baru dan Bulan Penuh di Perairan Taka Menyawakan
Kepulauan Karimunjawa, Jepara, 2005
20. Tim PPKKL KKLD Alor, 2010, Laporan Tim Pengkajian Penetapan Perluasan Kawasan Konservasi Laut
(PP-KKL) Daerah Kabupaten Alor
Ucapan Terima Kasih
Penulis Rencana Proyek ini ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Ir. M. I.
Erna Da Silva (Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor) dan Ayi Hidayat Ardisastra,S.Si.
(Project Leader WWF Solor ALor Lembata), dan Kepada Tim Pride (Bapak Muh. Syamsu Enga, SE, M.Sc.,
Sutio Abd. Lalang, S.Pi., Solipin Abd. Lalang, S.Pi. M.M. Appah, S.Pi. dan seluruh staf Bidang Perairan dan
Kekayaan Laut Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor) dan seluruh Pegawai Negeri Sipil Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor serta semua pemangku kepentingan yang berpartisipasi dalam
penyusunan dokumen ini. Kami juga mengucapkan terima kasih atas bantuan besar yang diberikan oleh
Rare yang merupakan sponsor utama dari proyek ini, serta Masyarakat yang telah bersedia kami
wawancarai dan mengikuti proses FGD dan survey yang telah kami lakukan, terima kasih juga kepada
aparat Kecamatan Pantar Barat Laut dan Pantar, Pemerintah Desa Blangmerang, Piringsina, Baranusa dan
Kelurahan Kabir, serta beberapa warga yang menyumbangkan akomodasi dan makanan kecil untuk
seluruh proses wawancara, FGD dan survey. Harapan tulus penulis bahwa kampanye yang dijelaskan di
sini tidak hanya akan mengumpulkan dukungan dari pemangku kepentingan untuk kawasan larang-
tangkap, tetapi juga akan menjaga keberlangsungan perikanan dan kehidupan masyarakat di kabupaten
terkait.
210
LAMPIRAN A. PERTANYAAN SURVEY
JAJAK PENDAPAT PERIKANAN BERKELANJUTAN DI KKLD ALOR
Tahun 2010
Selamat pagi/siang/sore/malam (bacakan sesuai waktu dilakukannya wawancara)
Perkenalkan, nama saya .................................Saya sedang membantu ..... untuk melakukan survei
mengenai kondisi perikanan yang ada di kawasan KKLD Alor. Tujuan dari survei ini adalah untuk
mempelajari dan mendapatkan masukan mengenai kondisi perikanan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Hasil dari survei ini akan digunakan untuk merancang sebuah program kampanye
untuk bersama-sama melakukan usaha-usaha untuk memperbaiki hasil dan kondisi perikanan yang ada
saat ini.
Mengingat pentingnya hasil dari survei ini, kami berharap Bapak/Ibu/Sdr/Sdri bersedia meluangkan
waktu untuk menjawab pertanyaan berikut ini. Tidak ada jawaban yang benar atau pun salah. Kejujuran
dan keterbukaan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri dalam memberikan jawaban sangat penting dan sangat kami
hargai.
Partisipasi dalam survei ini adalah sukarela dan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri bisa memilih untuk tidak menjawab
seluruh pertanyaan, selain itu Bapak/Ibu juga tidak perlu menyebutkan nama, karena jawaban
Bapak/Ibu akan kami gabungkan dengan jawaban lainnya. Hasil dari wawancara ini juga hanya akan
digunakan untuk tujuan dari survei ini dan tidak untuk kepentingan lainnya.
Bersediakah Bapak/Ibu/Sdr/Sdri kami wawancarai sekarang?
[ ] Ya (lanjutkan wawancara) [ ] Tidak (hentikan wawancara dan ucapkan terimakasih)
211
Bagian 1
Informasi latar belakang diisi sebelum wawancara - tanpa bertanya kepada responden
(1) Tanggal wawancara (tanggal/bulan/tahun):
________________
(2) Lokasi pengambilan data:
[ ] Desa Alila Timur [ ] Desa Alor Besar [ ] Kelurahan Kabola [ ] Desa Ternate Selatan [ ] Desa
Ternate [ ] Desa Adang
(3) Kode enumerator :
[ ] ED1 [ ] ED2 [ ] ED3 [ ] ED4 [ ] ED5 [ ] ED6
(4) Periode survey:
[ ] Pra-survei - khalayak target [ ] Pra-survei - khalayak pembanding [ ] Pasca survei - khalayak target
[ ] Pasca survei - khalayak pembanding
(5) Jenis Kelamin Responden
[ ] Laki-laki [ ] Perempuan
Bagian 2
Sosial Ekonomi dan Demografis
212
(6) Berapakah Umur Bapak/Ibu saat ini ?
[ ] Kurang dari 16 (akhiri wawancara dan ucapkan terimakasih) [ ] 16-26 [ ] 27-37 [ ] 38-
48 [ ] 49-59 [ ] lebih dari 60
(7) Apakah tingkat pendidikan tertinggi yang pernah diterima oleh Bapak/Ibu?
[ ] Tidak sekolah[ ] Tamat SD [ ] Pernah SD [ ] Tamat SMP [ ] Pernah SMP [ ] Tamat
SMU/sederajat [ ] Pernah SMU/sederajat [ ] Tamat perguruan tinggi [ ] Pernah kuliah di
perguruan tinggi
(8) Apakah profesi Bapak/Ibu (Jika menjawab selain nelayan, langsung lompat ke pertanyaan nomor 21)
[ ] Nelayan [ ] Pembeli/pengumpul ikan [ ] Aparat Pemerintah [ ] Guru [ ] Dokter/perawat
[ ] Polisi/Tentara [ ] Mahasiswa [ ] Pedagang/tukang/wiraswasta lainnya [ ] Lainnya
(Sebutkan) ________________
Pertanyaan No. 9 sampai 20 HANYA diajukan kepada NELAYAN
(9) Apakah Bapak/Ibu bergabung dalam Kelompok Nelayan?
[ ] Ya (Lanjut ke A) [ ] Tidak (Lanjut ke Nomor10)
(A) Apa jabatan Bapak/Ibu dalam kelompok tersebut ?
[ ] Ketua [ ] Wakil Ketua [ ] Anggota [ ] Seksi-seksi [ ] Sekretaris [ ] Bendahara
(10) Berapa kali Bapak/Ibu melaut rata-rata per bulannya (jika cuaca bagus)?
[ ] setiap hari [ ] 1-5 kali per bulan [ ] 6-10 kali per bulan [ ] 11-20 kali per bulan [ ] lebih dari 20
213
kali per bulan [ ] tidak tentu [ ] tidak pernah menghitung
(11) Berapa tahun Bapak/Ibu telah menangkap ikan di daerah perairan Kabupaten Alor ?
[ ] Kurang dari 1 tahun [ ] 1-5 tahun [ ] 6-10 tahun [ ] 11-15 tahun [ ] 16-20 tahun [ ] lebih dari 20
tahun
(12) Berapa jumlah alat tangkap yang Bapak/Ibu miliki?
Payang/Lampara
[ ] Tidak Punya [ ] 1-5 [ ] 6-10 [ ] 10-20 [ ] Lebih dari 20
Gill Net
[ ] Tidak Punya [ ] 1-5 [ ] 6-10 [ ] 10-20 [ ] Lebih dari 20
Bagan
[ ] Tidak Punya [ ] 1-5 [ ] 6-10 [ ] 10-20 [ ] Lebih dari 20
Pancing Tonda
[ ] Tidak Punya [ ] 1-5 [ ] 6-10 [ ] 10-20 [ ] Lebih dari 20
Long Line
[ ] Tidak Punya [ ] 1-5 [ ] 6-10 [ ] 10-20 [ ] Lebih dari 20
Bubu
214
[ ] Tidak Punya [ ] 1-5 [ ] 6-10 [ ] 10-20 [ ] Lebih dari 20
Pancing Tegak
[ ] Tidak Punya [ ] 1-5 [ ] 6-10 [ ] 10-20 [ ] Lebih dari 20
Purse Seine
[ ] Tidak Punya [ ] 1-5 [ ] 6-10 [ ] 10-20 [ ] Lebih dari 20
(13) Berapa jumlah armada/kapal yang Bapak/Ibu miliki?
jukung
[ ] tidak punya [ ] 1 [ ] 2 [ ] 3 [ ] 4 [ ] 5 [ ] lebih dari 5
perahu papan
[ ] tidak punya [ ] 1 [ ] 2 [ ] 3 [ ] 4 [ ] 5 [ ] lebih dari 5
motor tempel
[ ] tidak punya [ ] 1 [ ] 2 [ ] 3 [ ] 4 [ ] 5 [ ] lebih dari 5
perahu motor
[ ] tidak punya [ ] 1 [ ] 2 [ ] 3 [ ] 4 [ ] 5 [ ] lebih dari 5
(14) Jenis ikan apa yang biasa Bapak/Ibu tangkap ? Jawaban bisa lebih dari 1 dan maksimal 3
215
[ ] Ekor kuning [ ] Tongkol [ ] Cakalang [ ] Kembung (belo-belo) [ ] Tuna [ ] Tenggiri [ ]
Kerapu [ ] Kakap [ ] Tembang [ ] Teri [ ] Lainnya (Sebutkan) ________________
(15) Dimanakah Bapak/Ibu memasarkan hasil penangkapan? Jawaban bisa lebih dari 1 dan maksimal 3
[ ] Koperasi [ ] Tengkulak/Papalele [ ] Pengusaha Luar Daerah [ ] Pengusaha Luar Negeri
[ ] Pengusaha Dalam Daerah [ ] Dijual sendiri di pasar[ ] Dikonsumsi sendiri [ ] Lainnya
(Sebutkan) ________________
(16) Berapa Pengeluaran rata-rata Bapak/Ibu per bulan?
[ ] < Rp. 500.000 [ ] Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 [ ] Rp. 1.000.000 - Rp. 1.500.000[ ] Rp.
1.500.000 - Rp. 2.000.000 [ ] > Rp. 2.000.000
(17) Manakah dari pernyataan berikut yang paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu dari melaut ?
[ ] Saya menghasilkan uang lebih banyak dari hasil mencari ikan selain yang lainnya [ ] Saya
menghasilkan uang lebih banyak dari hasil selain mencari ikan [ ] Saya hanya mendapatkan uang dari
menangkap ikan saja, tidak memiliki sumber pendapatan lain [ ] Saya mengkonsumsi sendiri hasil
tangkapan saya bersama keluarga
(18) Dimana perairan mana Bapak/Ibu mencari ikan selama ini? Jawaban bisa lebih dari 1 dan maksimal
3
[ ] Perairan sekitar desa [ ] Perairan Teluk Mutiara [ ] Perairan Pulau Batang dan Lapang [ ]
Perairan Margeta dan sekitarnya [ ] Perairan Alor Timur [ ] Perairan Kabola dan sekitarnya
[ ] Perairan Maluku Tenggara [ ] Perairan Flores dan sekitarnya [ ] Perairan Atapupu
dan sekitarnya [ ] Perairan Sumba dan sekitarnya [ ] Perairan Irian dan sekitarnya [ ] Lainnya
(Sebutkan) ________________
216
(19) Menurut Bapak/Ibu, bagaimanakah kondisi wilayah laut Alor sekarang dibandingkan dengan 5
Tahun Lalu ?
Ukuran besar/panjang ikan yang ditangkap
[ ] Lebih Besar/banyak [ ] Sama Saja [ ] Lebih kecil/sedikit [ ] Tidak tahu/tidak yakin
Waktu yang dibutuhkan untuk mencari ikan
[ ] Lebih Besar/banyak [ ] Sama Saja [ ] Lebih kecil/sedikit [ ] Tidak tahu/tidak yakin
Jumlah nelayan dari kampung sendiri yang mencari ikan
[ ] Lebih Besar/banyak [ ] Sama Saja [ ] Lebih kecil/sedikit [ ] Tidak tahu/tidak yakin
Jumlah nelayan dari kampung lain yang mencari ikan
[ ] Lebih Besar/banyak [ ] Sama Saja [ ] Lebih kecil/sedikit [ ] Tidak tahu/tidak yakin
Jumlah Tangkapan
[ ] Lebih Besar/banyak [ ] Sama Saja [ ] Lebih kecil/sedikit [ ] Tidak tahu/tidak yakin
Jumlah Pembeli/Pengumpul Ikan
[ ] Lebih Besar/banyak [ ] Sama Saja [ ] Lebih kecil/sedikit [ ] Tidak tahu/tidak yakin
Jumlah nelayan dari luar wilayah Alor yang mencari ikan
[ ] Lebih Besar/banyak [ ] Sama Saja [ ] Lebih kecil/sedikit [ ] Tidak tahu/tidak yakin
217
Jumlah Armada/kapal Ikan
[ ] Lebih Besar/banyak [ ] Sama Saja [ ] Lebih kecil/sedikit [ ] Tidak tahu/tidak yakin
(20) Jenis ikan apa yang dahulu banyak tetapi sekarang mulai langka? (sebutkan maksimal 3)
________________
Bagian 3
Sumber Informasi Terpercaya dan Akses Media
(21) Mohon sebutkan sumber media HIBURAN yang PALING SERING Bapak/Ibu manfaatkan dalam 3
bulan terakhir ini :
TV
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
Radio
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
Koran
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
Buku Cerita
218
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
Pertunjukan Masyarakat di Lapangan
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
Majalah
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
CD/DVD
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
HP
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
(22) Dari sumber media manakah Bapak/Ibu biasanya mendapatkan informasi mengenai perikanan di
Kabupaten Alor? Mohon sebutkan jika paling sering, sering, jarang, tidak pernah, atau tidak tahu
TV
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
Radio
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
Koran
219
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
Buku Cerita
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
Pertunjukan Masyarakat di Lapangan
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
Majalah
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
CD/DVD
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
HP
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
Brosur
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
Poster
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
220
Pentas hiburan
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
(23) Siapakah sumber informasi yang Bapak/Ibu percaya dalam menyampaikan informasi
mengenai perikanan? Mohon berikan jawaban: Sangat dipercaya, Dipercaya, Ragu-Ragu, Tidak
Dipercaya, dan Sangat Tidak dipercaya.
Bupati/Wakil Bupati
[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Ragu-ragu [ ] Tidak dipercaya [ ] Sangat tidak
dipercaya
Tokoh Masyarakat
[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Ragu-ragu [ ] Tidak dipercaya [ ] Sangat tidak
dipercaya
Tokoh Agama
[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Ragu-ragu [ ] Tidak dipercaya [ ] Sangat tidak
dipercaya
Guru
221
[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Ragu-ragu [ ] Tidak dipercaya [ ] Sangat tidak
dipercaya
Teman
[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Ragu-ragu [ ] Tidak dipercaya [ ] Sangat tidak
dipercaya
Keluarga
[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Ragu-ragu [ ] Tidak dipercaya [ ] Sangat tidak
dipercaya
Dinas Kelautan dan Perikanan
[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Ragu-ragu [ ] Tidak dipercaya [ ] Sangat tidak
dipercaya
Kelompok Nelayan
[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Ragu-ragu [ ] Tidak dipercaya [ ] Sangat tidak
dipercaya
Petugas Penyuluh
[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Ragu-ragu [ ] Tidak dipercaya [ ] Sangat tidak
dipercaya
222
Anggota DPRD
[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Ragu-ragu [ ] Tidak dipercaya [ ] Sangat tidak
dipercaya
Aparat Penegak Hukum (Polisi, jaksa, dll)
[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Ragu-ragu [ ] Tidak dipercaya [ ] Sangat tidak
dipercaya
Pemerintah Desa/Kelurahan/Kecamatan
[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Ragu-ragu [ ] Tidak dipercaya [ ] Sangat tidak
dipercaya
Dinas/Lembaga terkait (Dinas pariwisata, Perhubungan, SATPOL PP, dll)
[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Ragu-ragu [ ] Tidak dipercaya [ ] Sangat tidak
dipercaya
LSM (WWF, ForLa, Lendola, Link, dll)
[ ] Sangat dipercaya [ ] Dipercaya [ ] Ragu-ragu [ ] Tidak dipercaya [ ] Sangat tidak
dipercaya
(24) Apakah Bapak/Ibu mendengarkan siaran radio?
[ ] Ya (lanjut ke A - B) [ ] Tidak (lanjut ke nomor 25)
223
(A) STASIUN radio apa yang Bapak/Ibu paling suka dengarkan ?
[ ] RSPD [ ] Radio Dian Mandiri [ ] Lainnya (Sebutkan) ________________
(B) Program acara radio apa yang Bapak/Ibu paling sukai?
[ ] Berita lokal [ ] Berita Nasional [ ] Bincang-bincang [ ] Musik [ ] Agama [ ] Titip
salam/Titip pesan [ ] Lainnya (Sebutkan) ________________
(25) Apakah Bapak/Ibu sering membaca koran?
[ ] Ya (Lanjut ke A - B ) [ ] Tidak (Lanjut ke nomor 26)
(A) Jika Bapak/Ibu membaca koran, koran apa yang paling suka dibaca?
[ ] Ombay News [ ] Alor Pos [ ] Nusa Kenari Pos [ ] Timor Ekspress [ ] Pos Kupang
[ ] Lainnya (Sebutkan) ________________
(B) Topik apa yang paling sering bapak/Ibu baca ?
[ ] Berita Lokal [ ] Berita Nasional [ ] Opini pembaca [ ] Hiburan [ ] Lainnya (Sebutkan)
________________
(26) Jenis musik apa yang paling Bapak/Ibu gemari ?
224
[ ] Dangdut [ ] Pop [ ] Rock[ ] Gambus [ ] Lagu Religi [ ] Lainnya (Sebutkan)
________________
(27) Kegiatan apa yang biasanya Bapak/Ibu lakukan diwaktu senggang ? Mohon sebutkan jika
paling sering, sering, jarang, tidak pernah, atau tidak tahu
Pertemuan Masyarakat
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
Panggung hiburan masyarakat
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
Membaca
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
Acara Keagamaan
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
Berkumpul bersama keluarga & saudara lainnya
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
225
Pelatihan Ketrampilan
[ ] Paling sering [ ] Sering [ ] Jarang [ ] Tidak Pernah [ ] Tidak tahu
Bagian 4
Menetapkan Responden pada Tahapan Perubahan Perilaku
(28) Di banyak daerah di Indonesia, terdapat banyak sekali nelayan sehingga banyak sekali ikan
yang ditangkap sebelum bisa menghasilkan anakan dan yang belum layak ditangkap, sehingga
jumlah ikan dan jumlah tangkapan ikan berkurang seiring dengan waktu. Kondisi tersebut
disebut dengan penangkapan ikan yang berlebihan. Manakah pernyataan yang paling sesuai
menurut Bapak/IBu?
[ ] Saya tidak pernah mendengar tentang penangkapan ikan berlebihan di KKLD Alor [ ] Saya
telah mendengar tentang penangkapan ikan berlebihan di KKLD Alor [ ] Saya rasa ada
masalah penangkapan ikan berlebihan di KKLD Alor [ ] Saya telah berbicara dengan orang lain
tentang penangkapan ikan berlebihan di KKLD Alor [ ] Saya telah mengambil tindakan untuk
mengurangi penangkapan ikan berlebihan di KKLD Alor
(29) Jika ada seorang tokoh /orang yang dituakan di pulau ini yang mengajukan penghentian
penangkapan ikan di sejumlah kawasan/pulau untuk memperbaiki hasil tangkapan di masa
mendatang, Manakah dari pernyataan-pernyataan tersebut yang paling tepat menurut
Bapak/Ibu?
[ ] Saya tidak pernah berpikiran untuk mendukung seorang tokoh setempat yang mengajukan
penghentian penangkapan ikan di kawasan/pulau tertentu [ ] Saya akan mendukung seorang
tokoh setempat yang mengajukan penghentian penangkapan ikan di kawasan/pulau tertentu
226
[ ] Saya siap mendiskusikan topik ini dengan yang lain [ ] Saya telah mendukung
seorang tokoh setempat yang mengajukan penghentian penangkapan ikan di kawasan/pulau
tertentu [ ] Saya telah mencoba untuk meyakinkan orang lain untuk mendukung seorang
tokoh setempat yang mengajukan penghentian penangkapan ikan di kawasan/pulau tertentu
[ ] Saya telah berpikir untuk mendukung seorang tokoh setempat untuk mencegah
penangkapan berlebih
Bagian 5
Menetapkan Dasar bagi Perubahan pada sasaran SMART Pengetahuan
(30) Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa di KKLD Alor akan dibentuk batas-batas pengelolaan
(zonasi)?
[ ] Ya [ ] Tidak
(31) Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang batas-batas kawasan larang ambil di Laut ?(boleh
lebih dari 1 jawaban)
[ ] Kawasan tersebut telah ditetapkan bersama oleh semua orang [ ] Kawasan tersebut
dilindungi secara hukum [ ] Tidak tahu
(32) Menurut Bapak/Ibu, bolehkah menangkap ikan di kawasan berikut ini ?
Zona Inti
[ ] Boleh [ ] Tidak Boleh [ ] Tidak Tahu
227
Zona Pemanfaatan terbatas
[ ] Boleh [ ] Tidak Boleh [ ] Tidak Tahu
Zona Pariwisata
[ ] Boleh [ ] Tidak Boleh [ ] Tidak Tahu
(33) Manakah dari alasan-alasan di bawah ini yang menurut Bapak/Ibu paling penting untuk
membentuk kawasan lindung laut larang ambil? (Bacakan jawaban yang ada, pilih salah satu
jawaban)
[ ] Menyelamatkan satwa-satwa laut langka dan dalam bahaya [ ] Menjamin generasi
mendatang masih bisa menangkap ikan [ ] Untuk perkembangan pariwisata [ ] Saya Tidak
tahu [ ] Lainnya (Sebutkan) ________________
(34) Menurut beberapa orang yang kami wawancarai sebelumnya, Sejumlah jenis ikan yang
umum ditemukan di sini telah berkurang dari perairan setempat. Manakah dari sebab-sebab
berikut ini yang menyebabkannya ?
[ ] Ikan-ikan tersebut telah berpindah atau bermigrasi [ ] Pengeboman ikan telah
menghancurkan rumah-rumah mereka [ ] Lebih banyak ikan yang ditangkap daripada yang
dapat dihasilkan alam [ ] Perubahan iklim global [ ] Polusi air telah membunuh ikan-ikan
tersebut [ ] setuju ikan-ikan tersebut telah menghilang [ ] aktifitas pariwisata [ ]
Penambangan karang dan pasir [ ] Sampah dan Limbah [ ] Lainnya (Sebutkan)
________________
(35) Apakah Bapak/Ibu pernah mendengar tentang Peraturan Perundangan tentang Kawasan
228
Larang Ambil ?
[ ] Sudah Pernah [ ] Belum Pernah
(36) Menurut Bapak/Ibu, siapa saja yang berhak mengambil ikan di Laut di Kabupaten Alor ?
[ ] semua orang [ ] Hanya nelayan setempat di masing-masing desa [ ] Hanya nelayan di
Kabupaten Alor [ ] Nelayan di Kabupaten Alor dan Pengusaha yang memiliki izin dari
Pemerintah [ ] Nelayan setempat dan Pengusaha yang memiliki izin [ ] Tidak tahu
(37) Menurut Bapak/Ibu apakah yang paling berpengaruh terkait kasus banyaknya pelanggaran
di laut?
[ ] Biaya Operasional kurang memadai [ ] Data Daerah Rawan pelanggaran laut belum ada
[ ] laporan kejadian pelanggaran laut lambat [ ] pembagian tugas pengamanan dan
jadwal kurang efektif [ ] Petugas tidak terkoordinasi [ ] Peraturan Bupati dan Peraturan
Desa Belum Ada [ ] Kelompok Pengawas Masyarakat tidak efektif [ ] Lainnya (Sebutkan)
________________
(38) Saya akan membacakan beberapa pihak yang ada di daerah ini yang berhubungan dengan
kawasan larang ambil (daerah yang tidak diperbolehkan ada penangkapan ikan). Menurut
Bapak/Ibu, bagaimana tingkat keterlibatan para pihak berikut dalam hal pengambilan keputusan
mengenai kawasan larang tangkap ikan?
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor
[ ] Terlibat [ ] Tidak Pernah Terlibat [ ] Tidak Tahu
229
Aparat Penegak Hukum (Polair, TNI)
[ ] Terlibat [ ] Tidak Pernah Terlibat [ ] Tidak Tahu
Dinas/Lembaga terkait lain (Dinas Pariwisata, perhubungan, satpol PP)
[ ] Terlibat [ ] Tidak Pernah Terlibat [ ] Tidak Tahu
Kalangan Akademis (guru, mahasiswa, ahli)
[ ] Terlibat [ ] Tidak Pernah Terlibat [ ] Tidak Tahu
Pemerintah Desa/Kelurahan/Kecamatan
[ ] Terlibat [ ] Tidak Pernah Terlibat [ ] Tidak Tahu
Tokoh Masyarakat
[ ] Terlibat [ ] Tidak Pernah Terlibat [ ] Tidak Tahu
Nelayan Lokal
[ ] Terlibat [ ] Tidak Pernah Terlibat [ ] Tidak Tahu
(39) Saya akan menyebutkan beberapa pihak yang ada di desa ini yang berkaitan dengan
kawasan larang ambil. Saya ingin Bapak/Ibu memberitahu saya, seberapa sering pihak-pihak
berikut ini terlibat dalam pengelolaan kawasan larang ambil yang ada di wilayah ini?
230
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor
[ ] Terlibat [ ] Tidak Pernah Terlibat [ ] Tidak Tahu
Aparat Penegak Hukum (Polair, TNI)
[ ] Terlibat [ ] Tidak Pernah Terlibat [ ] Tidak Tahu
Dinas/Lembaga terkait lain (Dinas Pariwisata, perhubungan, satpol PP)
[ ] Terlibat [ ] Tidak Pernah Terlibat [ ] Tidak Tahu
Kalangan Akademis (guru, mahasiswa, ahli)
[ ] Terlibat [ ] Tidak Pernah Terlibat [ ] Tidak Tahu
Pemerintah Desa/Kelurahan/Kecamatan
[ ] Terlibat [ ] Tidak Pernah Terlibat [ ] Tidak Tahu
Tokoh Masyarakat
[ ] Terlibat [ ] Tidak Pernah Terlibat [ ] Tidak Tahu
Nelayan Lokal
[ ] Terlibat [ ] Tidak Pernah Terlibat [ ] Tidak Tahu
(40) Apakah ada manfaat dari kawasan larang ambil?
231
[ ] Ada (Lanjut ke Pertanyaan A) [ ] Tidak Ada (Lanjut ke pertanyaan 41)
(A) Sebutkan manfaat kawasan larang ambil?
[ ] Meningkatkan hasil perikanan [ ] Menyediakan tempat reksreasi dan pariwisata [ ]
Memperluas pengetahuan dan pemahaman tentang ekosistem [ ] Melindungi
tumbuhan/hewan yang ada di laut/pantai [ ] Lainnya (Sebutkan) ________________
(41) Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi lingkungan laut, di perairan desa ini?
Daerah Terumbu karang
[ ] Sangat Buruk [ ] Buruk [ ] Tidak tahu/tidak yakin [ ] Baik [ ] Sangat Baik
Daerah Mangrove/Tongke
[ ] Sangat Buruk [ ] Buruk [ ] Tidak tahu/tidak yakin [ ] Baik [ ] Sangat Baik
Kebersihan pantai/muara sungai
[ ] Sangat Buruk [ ] Buruk [ ] Tidak tahu/tidak yakin [ ] Baik [ ] Sangat Baik
Kebersihan air laut
[ ] Sangat Buruk [ ] Buruk [ ] Tidak tahu/tidak yakin [ ] Baik [ ] Sangat Baik
232
(42) Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi hewan-hewan laut di bawah ini, di perairan desa
ini?
Ikan Karang Ekonomis (Kerapu, Napoleon)
[ ] Masih banyak [ ] Tidak Tahu/Tidak Yakin [ ] Tinggal sedikit/sudah hilang
Penyu
[ ] Masih banyak [ ] Tidak Tahu/Tidak Yakin [ ] Tinggal sedikit/sudah hilang
Mamalia Laut (Lumba-lumba)
[ ] Masih banyak [ ] Tidak Tahu/Tidak Yakin [ ] Tinggal sedikit/sudah hilang
Teripang
[ ] Masih banyak [ ] Tidak Tahu/Tidak Yakin [ ] Tinggal sedikit/sudah hilang
Lobster/udang-udangan
[ ] Masih banyak [ ] Tidak Tahu/Tidak Yakin [ ] Tinggal sedikit/sudah hilang
Ikan di laut Lepas (tuna, cakalang, dll)
[ ] Masih banyak [ ] Tidak Tahu/Tidak Yakin [ ] Tinggal sedikit/sudah hilang
233
Molusca (Lola, Kima, Kerang-kerangan lain)
[ ] Masih banyak [ ] Tidak Tahu/Tidak Yakin [ ] Tinggal sedikit/sudah hilang
Bagian 6
Menetapkan Dasar bagi Perubahan pada sasaran SMART Sikap
(43) Saya akan membacakan sejumlah pernyataan tentang pengelolaan KKLD Alor. Untuk setiap
pernyataan, saya ingin Bapak/Ibu untuk memberitahu saya jika Bapak/Ibu sangat setuju, setuju,
tidak setuju dengan pernyataan berikut ini:
Terdapat rencana yang jelas untuk mengelola KKLD Alor
[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak Setuju[ ] Tidak Tahu
Nelayan setempat secara rutin berpartisipasi dalan pengelolaan dan pengambilan keputusan
[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak Setuju[ ] Tidak Tahu
Tidak terdapat rencana yang jelas sebelum penetapan KKLD Alor
[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak Setuju[ ] Tidak Tahu
Terdapat pendanaan yang memadai untuk mengelola dan menegakan peraturan di wilayah
KKLD Alor
[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak Setuju[ ] Tidak Tahu
234
Masyarakat mengetahui KKLD Alor
[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak Setuju[ ] Tidak Tahu
Peraturan mengenai KKLD Alor betul betul dilaksanakan sehingga pelaku di hukum
[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak Setuju[ ] Tidak Tahu
Peraturan mengenai KKLD Alor tidak jelas dan tidak dipahami nelayan
[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak Setuju[ ] Tidak Tahu
Peraturan larang tangkap di buat untuk melindungi ikan dan karang bukan untuk membantu
nelayan
[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak Setuju[ ] Tidak Tahu
Kurangnya infrastruktur, peralatan, dan fasilitas untuk menegakan aturan di KKLD Alor
[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak Setuju[ ] Tidak Tahu
Petugas yang bekerja untuk KKLD Alor sangat terlatih
[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak Setuju[ ] Tidak Tahu
Pengawasan dan pengelolaan KKLD Alor sudah efektif
[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak Setuju[ ] Tidak Tahu
235
Kegiatan penelitian dan monitoring telah mencukupi
[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak Setuju[ ] Tidak Tahu
Tidak ada permasalahan dengan pengelolaan KKLD Alor
[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak Setuju[ ] Tidak Tahu
(44) Saya akan membacakan Bapak/Ibu beberapa pernyataan mengenai jalan keluar yang
mungkin membantu memecahkan masalah di KKLD Alor (kawasan/pulau yang tidak
diperbolehkan ada penangkapan ikan). Menurut Bapak/Ibu, bagaimana dengan pernyataan
berikut ini:
Meningkatkan keterlibatan masyarakat setempat dalam pengelolaan KKLD Alor
[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak Setuju[ ] Tidak Tahu
Pengelolaan KKLD Alor hanya dilakukan oleh nelayan setempat saja
[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak Setuju[ ] Tidak Tahu
Meningkatkan dan menegakan sanksi di KKLD Alor oleh Polisi/Angkatan Laut
[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak Setuju[ ] Tidak Tahu
Meningkatkan dan menegakan sanksi di KKLD Alor berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh
masyarakat
236
[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak Setuju[ ] Tidak Tahu
Membangun aturan baru untuk KKLD Alor yang melibatkan seluruh masyarakat
[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak Setuju[ ] Tidak Tahu
Merubah luasan dan lokasi KKLD Alor
[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak Setuju[ ] Tidak Tahu
Memastikan bahwa nelayan setempat mempunyai hak khusus di daerah KKLD Alor
[ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Tidak Setuju [ ] Sangat Tidak Setuju[ ] Tidak Tahu
(45) Seandainya Bapak/Ibu ikut dalam patroli laut untuk pengamanan wilayah/POKMASWAS,
berperan serta sebagai apakah Bapak/Ibu ?
[ ] Ketua Tim [ ] Guide [ ] Anggota [ ] Penyandang Dana [ ] Perencana [ ] Tidak ingin
terlibat
(46) Menurut Bapak/Ibu berapa ukuran mata jaring insang (gillnet) dasar yang
diperbolehkan/ramah lingkungan ?
[ ] kurang dari 1 inch [ ] 1 - 2 inch [ ] 2 - 3 inch [ ] 3 - 4 inch [ ] lebih dari 4 inch [ ]
Tidak tahu [ ] Lainnya (Sebutkan) ________________
(47) Menurut Bapak/Ibu, ikan kerapu ukuran berapa yang boleh ditangkap, dibeli dan
237
dikonsumsi ?
[ ] kurang dari 10 cm [ ] 10-15 cm [ ] Lebih dari 15 cm [ ] Semua ukuran [ ] Sedang
memijah [ ] Tidak Tahu
(48) Menurut Bapak/Ibu, berapakah jumlah atau persentase kawasan penangkapan ikan dekat
pantai di wilayah Desa/kelurahan Bapak/Ibu yang akan harus disisihkan sebagai kawasan larang
ambil? (Bacakan pilihan-pilihan yang ada)
[ ] tidak ada atau sebagian kecil (1-10%) [ ] kurang dari separuh (11-40%) [ ] sekitar
separuh (41-60%) [ ] sebagian besar tapi tidak semua (61-90%)[ ] hampir semua atau semua
(91-100%) [ ] Tidak tahu
Bagian 7
Menetapkan Dasar bagi Perubahan pada sasaran SMART Komunikasi antar nelayan
(49) Kepada siapa Bapak/Ibu berkonsultasi tentang Lingkungan Laut (terumbu karang,
mangrove/tongke, pantai, dll) yang lestari?
[ ] Tokoh Masyarakat [ ] Tokoh Agama [ ] Pemerintah desa [ ] Pemerintah daerah [ ]
Koperasi [ ] Keluarga dekat [ ] guru[ ] LSM [ ] Tidak pernah berdiskusi tentang hal itu
[ ] Lainnya (Sebutkan) ________________
(50) Kepada siapa Bapak/Ibu berkonsultasi tentang alat tangkap yang boleh dan tidak boleh
digunakan di KKLD Alor?
[ ] Tokoh Masyarakat [ ] Tokoh Agama [ ] Pemerintah desa [ ] Pemerintah daerah [ ]
Koperasi [ ] Keluarga dekat [ ] guru[ ] LSM [ ] Tidak pernah berdiskusi tentang hal itu
[ ] Lainnya (Sebutkan) ________________
238
(51) Kepada siapa Bapak/Ibu berkonsultasi tentang tempat penangkapan kerapu diperbolehkan
dan tidak untuk menjaga kelestariannya?
[ ] Tokoh Masyarakat [ ] Tokoh Agama [ ] Pemerintah desa [ ] Pemerintah daerah [ ]
Koperasi [ ] Keluarga dekat [ ] guru[ ] LSM [ ] Tidak pernah berdiskusi tentang hal itu
[ ] Lainnya (Sebutkan) ________________
(52) Dengan siapa Bapak/Ibu berdiskusi tentang jenis/ukuran ikan kerapu dan atau ikan dasar
lainnya yang boleh dan tidak boleh ditangkap?(lewati pertanyaan ini jika responden bukan
nelayan)
[ ] Tokoh masyarakat [ ] Tokoh Agama [ ] Pemerintah Desa [ ] Pemerintah Daerah[ ]
Koperasi [ ] Keluarga Dekat [ ] guru[ ] LSM [ ] Tidak pernah berdiskusi tentang hal itu
[ ] Lainnya (Sebutkan) ________________
(53) Kepada siapa Bapak/Ibu berkonsultasi tentang peraturan yang berlaku di wilayah laut
Bapak/Ibu?
[ ] Tokoh Masyarakat [ ] Tokoh Agama [ ] Pemerintah desa [ ] Pemerintah daerah [ ]
Koperasi [ ] Keluarga dekat [ ] guru[ ] LSM [ ] Tidak pernah berdiskusi tentang hal itu
[ ] Lainnya (Sebutkan) ________________
(54) Kepada siapa Bapak/Ibu berkonsultasi tentang pengawasan di wilayah laut Bapak/Ibu?
[ ] Tokoh Masyarakat [ ] Tokoh Agama [ ] Pemerintah desa [ ] Pemerintah daerah [ ]
Koperasi [ ] Keluarga dekat [ ] guru[ ] LSM [ ] Tidak pernah berdiskusi tentang hal itu
[ ] Lainnya (Sebutkan) ________________
239
Bagian 8
Menetapkan Dasar bagi Perubahan pada sasaran SMART Perubahan Perilaku
(55) Selama 6 bulan terakhir, apakah Bapak/Ibu terlibat, kadang-kadang terlibat, atau tidak
terlibat dengan pembuatan atau pengelolaan Laut di wilayah KKLD Alor ?
[ ] Secara rutin terlibat [ ] Kadang Kadang Terlibat [ ] Tidak terlibat [ ] Lainnya
(Sebutkan) ________________
(56) Selama 6 bulan terakhir, pernahkah Bapak/Ibu menyisihkan waktu untuk membantu
pemerintah dalam kegiatan pengawasan di laut ?
[ ] Ya [ ] Tidak
(57) Selama 6 bulan terakhir, apakah Bapak/Ibu pernah pernah terlibat dalam Kegiatan
Kelompok Pengawas Masyarakat ?
[ ] Ya [ ] Tidak
(58) Selama 6 bulan terakhir, pernahkah Bapak/Ibu melaporkan kejadian pelanggaran di laut?
[ ] Ya [ ] Tidak
(59) Selama 6 bulan terakhir, apakah sudah pernah ikut aktif dalam kegiatan zonasi (pemetaan,
survey, penyusunan draft, evaluasi)?
[ ] Ya [ ] Tidak
240
Bagian 9
Memahami rintangan Perubahan Perilaku
(60) Manakah yang lebih cocok buat Bapak/Ibu?
[ ] Saya yakin kawasan larang ambil bermanfaat [ ] Saya peduli mengenai pencegahan
penangkapan ikan berlebih dan kawasan larang tangkap [ ] Saya masih belum yakin manfaat
kawasan larang ambil [ ] Saya masih ragu bagaimana terlibat dalam mencegah penangkapan
berlebih
(61) Saya akan membacakan sejumlah pernyataan untuk Bapak/Ibu. Menurut Bapak/Ibu,
manakah dari pernyataan-pernyataan tersebut yang merupakan masalah paling penting ketika
melaksanakan kawasan laut larang ambil?
[ ] Sebagian besar orang menganggap kawasan larang tangkap sebagai tidak berguna [ ]
Tidak ada yang tahu lokasi kawasan larang-tangkap [ ] Kurangnya sumber daya bagi pengawasan
kawasan larang-tangkap [ ] Tak satu pun dari yang disebutkan di atas merupakan masalah
[ ] Lainnya (Sebutkan) ________________
(62) Bagaimana Bapak/Ibu menilai tingkat kemungkinan nelayan yang menangkap ikan secara
ilegal di kawasan larang ambil dalam wilayah KKLD Alor akan tertangkap oleh tim pengawas?
[ ] Hampir nol, Saya merasa 1 dari 1000 pelanggar atau bahkan kurang yang bisa tertangkap
[ ] Rendah, saya merasa sekitar 1 dari 100 pelanggar yang bisa tertangkap [ ] Sedang,
saya merasa sekitar 1 dari 10 pelanggar yang bisa tertangkap [ ] Tinggi, saya merasa lebih
dari 1 dari 10 pelanggar yang bisa tertangkap
(63) Saya akan membacakan daftar berbagai jenis nelayan. Saya ingin Bapak/Ibu memberitahu
241
saya, dalam 6 bulan terakhir, seberapa sering Bapak/Ibu melihat nelayan berikut?
Nelayan yang hasilnya untuk memenuhi kebutuhan Wilayah Desa/Kelurahan ini
[ ] Sering melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak Pernah Melihat [ ] Tidak tahu
Nelayan yang hasilnya untuk memenuhi kebutuhan Wilayah Desa/Kelurahan lain
[ ] Sering melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak Pernah Melihat [ ] Tidak tahu
Nelayan yang hasilnya untuk memenuhi kebutuhan daerah di luar KKLD Alor
[ ] Sering melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak Pernah Melihat [ ] Tidak tahu
Nelayan yang hasilnya untuk dijual di Wilayah Desa/Kelurahan ini
[ ] Sering melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak Pernah Melihat [ ] Tidak tahu
Nelayan yang hasilnya untuk dijual di Wilayah Desa/Kelurahan lain
[ ] Sering melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak Pernah Melihat [ ] Tidak tahu
Nelayan yang hasilnya untuk dijual ke daerah di luar KKLD Alor
[ ] Sering melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak Pernah Melihat [ ] Tidak tahu
Nelayan yang menggunakan trawl, jaring cincin
242
[ ] Sering melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak Pernah Melihat [ ] Tidak tahu
Nelayan pengusaha besar yang menggunakan kapal besar
[ ] Sering melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak Pernah Melihat [ ] Tidak tahu
Pemancing untuk olah raga
[ ] Sering melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak Pernah Melihat [ ] Tidak tahu
Nelayan untuk ikan hias
[ ] Sering melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak Pernah Melihat [ ] Tidak tahu
(64) Saya akan membacakan daftar dari berbagai jenis nelayan, dan untuk masing-masing
nelayan tersebut, saya ingin Bapak/Ibu untuk memberitahu saya apakah Bapak/Ibu ingat telah
melihat nelayan tersebut menangkap ikan di daerah ini dalam 1 tahun terakhir?
Nelayan yang hasilnya untuk memenuhi kebutuhan Wilayah Desa/Kelurahan ini
[ ] Sering melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak Pernah Melihat [ ] Tidak tahu
Nelayan yang hasilnya untuk memenuhi kebutuhan Wilayah Desa/Kelurahan lain
[ ] Sering melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak Pernah Melihat [ ] Tidak tahu
Nelayan yang hasilnya untuk memenuhi kebutuhan daerah di luar KKLD Alor
243
[ ] Sering melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak Pernah Melihat [ ] Tidak tahu
Nelayan yang hasilnya untuk dijual di Wilayah Desa/Kelurahan ini
[ ] Sering melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak Pernah Melihat [ ] Tidak tahu
Nelayan yang hasilnya untuk dijual di Wilayah Desa/Kelurahan lain
[ ] Sering melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak Pernah Melihat [ ] Tidak tahu
Nelayan yang hasilnya untuk dijual ke daerah di luar KKLD Alor
[ ] Sering melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak Pernah Melihat [ ] Tidak tahu
Nelayan yang menggunakan trawl, jaring cincin
[ ] Sering melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak Pernah Melihat [ ] Tidak tahu
Nelayan pengusaha besar yang menggunakan kapal besar
[ ] Sering melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak Pernah Melihat [ ] Tidak tahu
Pemancing untuk olah raga
[ ] Sering melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak Pernah Melihat [ ] Tidak tahu
Nelayan untuk ikan hias
[ ] Sering melihat [ ] Jarang Melihat [ ] Tidak Pernah Melihat [ ] Tidak tahu
244
(65) Apakah pernah bediskusi membuat Peraturan Desa/Kesepakatan Kampung untuk
membatasi jumlah nelayan lokal/luar mencari ikan di daerah Bapak/Ibu ?
[ ] ya (lanjut ke nomor A) [ ] Tidak (lanjut ke nomor 66)
(A) Menurut Bapak/Ibu kendala apa yang paling besar dalam pembentukan Peraturan
Desa/Kesepakatan Kampung tentang Pemanfaatan Wilayah Laut?
[ ] Tidak mengetahui tempat-tempat yang potensial untuk dilindungi [ ] Tidak ada
fasilitator yang membantu [ ] Tidak tahu apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan di
daerah lindung laut [ ] Masyarakat tidak mendukung [ ] Pemerintah Desa setempat tidak
mendukung [ ] Pemerintah Daerah tidak mendukung [ ] Lainnya (Sebutkan)
________________
Bagian 10
Paparan terhadap aktivitas dan pesan kampanye
(66) Dalam 6 bulan terakhir, apakah Bapak/Ibu pernah melihat di media cetak(poster,
buku)/elektronik (TV, Radio, CD, HP) tentang penangkapan ikan berlebihan?
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak Tahu
(67) Dalam 6 bulan terakhir, apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti ceramah/diskusi tentang
penangkapan ikan berlebihan ?
[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak Tahu
245
(68) Jika kami akan mengadakan program Kampanye perlindungan laut, hewan apa yang
memiliki arti penting dan memberi rasa bangga bagi Bapak/Ibu ?
[ ] Lumba-lumba [ ] Napoleon [ ] Duyung [ ] Kerapu [ ] Lobster [ ] Lainnya
(Sebutkan) ________________
(69) Seandainya Bapak/Ibu ikut dalam kegiatan kampanye kawasan larang ambil untuk
mencegah penangkapan berlebih, apa peran yang ingin Bapak/Ibu dapatkan ?
[ ] Berbagi informasi tentang pentingnya lingkungan[ ] Perumus/Perencana [ ]
Penyandang Dana [ ] Anggota aktif [ ] Fasilitator [ ] Tidak ingin terlibat [ ] Lainnya
(Sebutkan) ________________
TERIMA KASIH ATAS KESEDIAAN BAPAK/IBU MELUANGKAN WAKTU DAN MEMBERI JAWABAN YANG JUJUR KEPADA KAMI. SEMUA INFORMASI INI AKAN KAMI JAGA KERAHASIAANNYA DAN KAMI GUNAKAN HANYA UNTUK MERANCANG PROGRAM PENGELOLAAN KAWASAN LAUT DI KABUPATEN ALOR
246