34
29 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEM3AHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan P.T. MULTIBREEDER didirikan dengan akte Notaris Sastra Kosasih Sh No. 11 tanggal 13 Pebruari 1985. Berdasarkan akte notaris yang sama No. 9 tanggal 4 Juni 1986, P.T. MULTIBREEDER dirubah menjadi P.T, MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Anggaran Dasar Perusahaan dan perubahannya tersebut mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan Nomor C2-6510.HT.01.01.TH.1986 tanggal 18 September 1986 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 90 Lembaran TambahanNo. 1351 tanggal 11 Nopember 1986. Selanjutnya Anggaran Dasar Perusahaan tersebut mengalami perubahan dengan Akte No. 180 tanggal 28 Maret 1990 dari Notaris Esther Daniar Iskandar, SH mengenai tempat kedudukan Perusahaan yang dipindahkan ke Jakarta dan peningkatan modal dasar Perusahaan. Perubahan anggaran dasar tersebut telah disahkan Menteri Kehakiman melalui surat keputusan no. C2- 5045.HT.01.04.TH.1990 tanggal 20 Agustus 1990. Perseroan ini bergerak dalam bidang usaha pembibitan ayam induk (Grand Parent Stock Farm) dan pembibitan anak ayam (Parent Stock Farm) dalam arti seluas-luasnya. Perseroan mulai beroperasi secara komersial tahun 1985. Produk yang diusahakan adalah berupa bibit anak ayam terdiri dari:

29 PELAKSANAAN DAN PEM3AHASAN

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

P.T. MULTIBREEDER didirikan dengan akte Notaris Sastra Kosasih Sh
No. 11 tanggal 13 Pebruari 1985. Berdasarkan akte notaris yang sama No. 9
tanggal 4 Juni 1986, P.T. MULTIBREEDER dirubah menjadi P.T,
MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA. Anggaran Dasar Perusahaan dan
perubahannya tersebut mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia melalui Surat Keputusan Nomor C2-6510.HT.01.01.TH.1986 tanggal
18 September 1986 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.
90 Lembaran TambahanNo. 1351 tanggal 11 Nopember 1986.
Selanjutnya Anggaran Dasar Perusahaan tersebut mengalami perubahan
dengan Akte No. 180 tanggal 28 Maret 1990 dari Notaris Esther Daniar Iskandar,
SH mengenai tempat kedudukan Perusahaan yang dipindahkan ke Jakarta dan
peningkatan modal dasar Perusahaan. Perubahan anggaran dasar tersebut telah
disahkan Menteri Kehakiman melalui surat keputusan no. C2-
5045.HT.01.04.TH.1990 tanggal 20 Agustus 1990.
Perseroan ini bergerak dalam bidang usaha pembibitan ayam induk (Grand
Parent Stock Farm) dan pembibitan anak ayam (Parent Stock Farm) dalam arti
seluas-luasnya. Perseroan mulai beroperasi secara komersial tahun 1985.
Produk yang diusahakan adalah berupa bibit anak ayam terdiri dari:
• MF 502 - pejantan (Final Stock Male)
Produk sampingan terdiri dari ayam afkir dan telur konsumsi.
PT. MULTIBREEDER bergabung dengan PT. JAPFA COMFEED
INDONESIA pada tahun 1991 dan menjalin kerjasama yang sinergis, sehingga
unit-unit pembibitannya dijamin memperoleh pakan ayam yang berkualitas yang
sesuai untuk galur ayam yang dikembangkan oleh MULTIBREEDER.
Pada tanggal 25 Januari 1993 Perusahaan membeli seluruh saham P.T.
Multiphala Adiputra sebanyak 20 saham, nominal Rp. 10.000.000,00 per saham
atau berjumlah Rp. 200.000.000,00. Perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha :
kontraktor, perdagangan umum, peternakan dan konsultan.
Sebagai distributor tunggal dan pemegang Iisensi dari Lohmann Tierzucht
Gmbh, Jerman, Multibreeder berhak untuk mengimpor dan mengembangkan
pembibitan ayam induk di Indonesia. Ketika import bibit induk ayam dilarang,
Multibreeder memperoleh hak untuk mengimport bibit ayam nenek.
Hingga tahun 1993, Multibreeder telah mampu mengembangkan usahanya
menjadi 10 unit pembibitan ayam, dengan total area seluas kira-kira 180 hektar.
Jumlah produksi pada tahun 1993 mencapai lebih dari 50 juta ekor anak ayam
umur sehari {day-old-chicks) dan akan semakin meningkat pada tahun 1994
sejalan dengan perluasan unit pembibitan.
STRUKTUR ORGANISASI
Pimpinan Unit
Kandang Supervisor
Hatchery Supervisor
Logistik Supervisor
4.1.2 Produksi
Produk yang dihasilkan dibagi dalam dua jenis yaitu produk utama dan
produk sampingan. Produk utama meilputi bibit ayam induk (DOC Parent Stock)
dan bibit ayam niaga (DOC Final Stock) yang terdiri atas jenis pedaging (Broiler)
dan petelur (Layer). Adapun produk sampingan meliputi ayam afkir (ayam
culling) dan telur konsumsi.
(DOC Grand Parent Stock) Lohmann yang secara khusus didatangkan dari
Jerman.
mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas. Dengan penerapan
manajemen peternakan (Farm Management) yang baik, perusahaan berhasil
mengoptimalkan produksinya.
(Preventive Health Management) dengan sistem komputer Elisa Flockcek Bio-
detection guna menunjang hasil dan kualitas produksi. Sistem ini memungkinkan
manajemen perusahaan menjaga dan mempertahankan kesehatan bibit ayamnya.
Selain itu dengan adanya laboratium keliling (Mobile Laboratory) yang dimiliki
perusahaan juga sangat membantu dalam melakukan pengawasan dan
pencengahan penyakit secara dini dan cepat.
34
suatu keahlian dan penanganan khusus, mulai dari pemilihan lokasi pembibitan
dan pembangunan fasilitas pembibitan, penyusunan program budidaya dan
pengembangan manajemen pembibitan tennasuk didalamnya pengendalian
kesehatan ayam untuk mencapai tingkat produksi yang optimal. Proses produksi
perusahaan ini secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut.
© Proses produksi pembibitan ayam perusahaan dimulai dari mengimport bibit
ayam nenek umur sehari (DOC Grand Parent Stock) Lohmann dari Jerman
selanjutnya dibudidayakan untuk menghasilkan telur tetas yang bermutu baik.
Kemudian dilakukan proses penetasan telur dengan menggunakan mesin
penetas yang canggih untuk menghasilkan bibit ayam induk sehari (DOC
Parent Stock). Selanjutnya bibit ayam induk ini dibudidayakan untuk
menghasilkan telur tetas, yang kemudian setelah melewati proses penetasan
yang sama menghasilkan bibit ayam niaga umur sehari (DOC Final Stock).
Bibit ayam niaga inilah yang dipasarkan kepada para pembibit yang
selanjutnya akan membudidayakan bibit ayam tersebut untuk menghasilkan
daging atau telur.
© Proses pertumbuhan bibit ayam nenek (DOC Grand Parent Stock) maupun
bibit ayam induk (DOC Parent Stock) untuk mencapai tahap produksi telur
memerlukan waktu antara 21 sampai dengan 25 minggu. Masa produksi dari
kedua jenis ayam ini adalah sekitar usia 52 minggu sampai dengan 57 minggu.
Masa penetasan telur berlangsung selama kurang 3 minggu.
35
© Ayam yang telah melewati masa produktif sebagai produk sampingan dalam
bentuk ayam afkir (ayam culling). Disamping itu produk yang dihasilkan
dapat pula berupa telur yang tidak dapat ditetaskan (telur konsumsi), pupuk
kandang dan hasil produk samping lainnya.
4.1.3 Pemasaran
(Commercial Farms) yang selanjutnya membudidayakan bibit ayam tersebut
diatas untuk menghasilkan daging dan telur ayam.
Daerah pemasaran perusahaan meliputi seluruh wilayah Indonesia.
Pemasaran dilakukan secara langsung atau lewat agen pemasaran dengan
menggunakan transportasi darat maupun udara.
Bagian pemasaran ini didukung oleh beberapa staf ahli perunggasan
perusahaan yang berpengalaman luas. Dukungan ini antara lain berupa pelayanan
pra dan purna jual kepada pelanggan seperti pelayanan laboratium keliling
(mobile laboratory) dengan tujuan agar mereka dapat melakukan usaha
pembudidayaan ayam dengan baik serta mencapai hasil produktivitas optimal.
Untuk menunjang pemasaran guna meningkatkan penjualan, perusahaan
melakukan penjualan secara kredit dengan jangka waktu rata-rata satu bulan.
Kemudahan pemasaran produksi perusahaan juga didukung oleh jaringan
pemasaran pakan ternak Japfa di seluruh Indonesia.
36
besar terlihat dari diterimanya pesanan di muka hingga beberapa bulan.
4.1.4 Persaingan
Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih kurang 30 peternak pembibitan
ayam {Breeding Farm) yang menghasilkan bibit ayam induk {DOC Parent Stock)
dan bibit ayam niaga {DOC Final Stock). Sebagian peternak besar pembibitan
ayam di Indonesia memiliki hubungan usaha dengan peternakan besar pembibitan
ayam di luar negeri di mana peternak di Indonesia ini diberikan hak untuk
mengimport bibit ayam nenek {DOC Grand Parent Stock) dari negara-negara
produsen dan memasarkan hasil pembibitannya di seluruh wilayah Indonesia.
Pada saat ini jenis bibit ayam yang populer di Indonesia antara lain
adalah Lohmann, Arbor Acres, Hybro, ISA Brown, Hubbard, Dekalb Warren dan
Golden Comet. Beberapa peternak besar ada juga yang tidak mengimport secara
langsung bibit ayam nenek {DOC Grand Parent Stock) dari produsen di
Indonesia.
mendatangkan jenis bibit ayam nenek Lohmann dari Jerman yang keunggulannya
sudah teruji lewat beberapa pengujian taraf internasional. Selain itu pemasokan
pakan ayam perusahaan juga didukung oleh Japfa selaku pemegang saham
perseroan dan sebagai salah satu produsen pakan ternak terbesar di Indonesia
(Sumber: Indocommercial, No. 71-19 Desember 1992).
37
pengembangan pembudidayaan bibit ayarn melaJui penelitian yang seksama
disertai pelayanan pra dan purna jual kepada pelanggan.
4.1.6 Sumber Daya Manusia dan Sarana Penunjangnya
Untuk menjamin hasil terbaik dalam memproduksi bibit ayam berkualitas,
Multibreeder menerapkan tehnologi tinggi yang modern. Selain memiliki post­
mortem microbiological dan serological laboratories yang muktahir, sistem
komputer canggih Elisa Flockcek Biodetection juga digunakan untuk mendeteksi
dan mengatasi penyakit ternak. Multibreeder juga menyediakan labotorium
keliling untuk membantu pencegahan penyakit ayam sedini mungkin. Tentu saja,
berbagai sarana yang modern tidak akan berarti tanpa didukung oleh koahlian para
karyawan yang berkualitas. Pada jajaran staf Multibreeder, kurang lebih 85% dari
tingkat manajer dan penyelia adalah lulusan perguruan tinggi. Di samping itu,
Multibreeder juga memiliki Departemen Riset dan Pengembangan yang
melakukan penelitian terhadap cara pembibitan dan pemeliharaan ayam yang
efektif, termasuk pencengahan penyakit.
banyaknya pengalaman yang diperoleh selama ini. Faktor-faktor seperti galur
ayam, kualitas pakan dan lokasi unit pembibitan berperan penting dalam
38
manajemen adalah faktor yang sangat menentukan.
Meskipun tehnologi maju dan tenaga staf yang trampil sangat mendukung,
namun pemeliharaan ayam dan penjagaan lingkungan dengan tingkat ketelitian
yang tinggi hanya dapat dijamin dengan manajemen yang andal. Kondisi seperti
lingkungan suara dan cahaya harus dipantau, disesuaikan dengan dan dijaga
secara hati-hati. Pakan harus diberikan sesuai dengan jadwal, vaksinasi harus
dilakukan secara berkala dan standar kebersihan yang tinggi juga hams selalu
dijaga. Faktor-faktor ini sangat menentukan hasil produksi, baik dari segi
kuantitas maupun kualitas. Karena itu, perusahaan selalu menerapkan prosedur
yang ketat serta disiplin karyawan yang tinggi. Multibreeder menyadari bahwa
manajemen yang baik adalah kunci menuju sukses dan patut bangga atas
keandalannya di bidang ini.
cukup besar pada tahun-tahun terakhir ini: peningkatan penjualan bersih
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, masing-masing adalah sebesar 73%
pada tahun 1991, 43% pada tahun 1992 dan sekitar 80% selama tahun 1993.
Kenaikan kapasitas produksi, produktivitas dan penjualan, yang disebabkan oleh
peningkatan permintaan pasar dan kualitas produk, memberikan dampak
langsung kepada peningkatan laba Multibreeder.
39
Dampak pencemaran lingkungan pembibitan ayam sebenarnya hampir
tidak ada dan dapat dengan mudah ditanggulangi. Perusahaan sangat
memperhatikan dampak lingkungan dari usaha pembibitan ayamnya. Hal ini
terlihat dari terlaksananya metode pengurangan pencemaran oleh perusahaan
dengan menata sistem kandang yang baik dan ruang terbuka yang cukup,
memberikan pakan yang bergizi, mengusahakan manajemen kesehatan preventif
dengan sistem komputer Elisa Flockcek Bio-detection serta pengolahan atau
pemanfataan limbah yang cepat dan tepat.
Dalam pelaksanaannya perusahaan menempuh cara-cara sebagai berikut:
© Penataan kandang yang baik dan tepat. Lantai kandang ditata baik dengan
sistem full filter. Lebar kandang ditata sedemikian rupa sehingga sirkulasi
udara dapat keluar masuk dengan mudah untuk menjaga kelembaban dalam
kandang.
kandang dalam jarak yang memadai.
© Ramum makan yang baik. Kadar bau dan kotoran dari peternakan
ditanggulanggi perusahaan dengan menebarkan anti oksidan serta
mengupayakan pakan ayam yang bergizi dengan kualitas yang baik karena
pakan ayam dengan kualitas tinggi dapat pula mengurangi bau yang tidak
sedap.
40
preventif, perusahaan mengupayakan pengelolaan dan pencengahan datangnya
penyakit secara dini.
secara periodik. Kotoran dan sekam bekas pakai dikumpulkan dalam karung
plastik untuk digunakan sebagai pupuk tanaman.
© Pengelolaan limbah dangan sistem pengendapan. Air pembersih kandang atau
air hujan ditampung di dalam kolanVbak pengendapan. Hasil kotoran dalam
bak penggendapan diangkat dan diproses untuk menjadi pupuk tanaman.
Berdasarkan penilaian oleh komisi Pusat Analisa Dampak Lingkungan
Departemen Pertanian dan Penyajian Evaluasi Lingkungan, pelaksanaan
penggurangan pencemaran lingkungan peternakan ayam perusahaan telah
disetujui oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia No.
RC.220/1372/B/VII/1993 tanggal 5 Agustus 1993, RC.220/986/B/VI/1993
tanggal 2 Juni 1992, RC.220/883/B/V/1993 tanggal 31 Mei 1993.
4.2 Deskripsi Penelitian
4.2.1 Proses Produksi
Salah satu tempat yang diteliti oleh penulis adalah tempat pertemakan yang
berada di daerah Mojosari. Adapun di dalam area unit 6 ini, dijaga sangat ketat
tingkat kebersihan dan kesehatannya, sebagai contoh sebelum kita memasuki area
pertenakan, kita akan disemprot dengan air yang mengandung bahan kimia untuk
mencegah hama penyakit dan sebelum kita memasuki kandang atau hatchery,
41
diwajibkan untuk mandi terlebih dahulu. Sebagai catatan air mandi yang dipakai
mengandung bahan kimia untuk tujuan pencegahan masuknya hama penyakit.
Tahap-tahap pelaksanaan proses produksi yang dilakukan dalam perusahaan
ada 2 (dua) tahap, yaitu:
1. Departemen I (kandang)
Kandang merupakan tempat ayam dipelihara, sehingga kandang ini perlu
dijaga agar ayam tersebut dapat tumbuh dengan sehat. Karena dengan ayam yang
sehat tersebut, diharapkan dapat berproduksi secara maksimal sesuai dengan apa
yang diharapkan. Pada tahap ini, dimana MB-6 sebagai lahan peternakan yang
diamati oleh penulis, terdapat 3 flock usia breeder yang seluruh flocknya berisi
ayam Layer. Dalam setiap flock terdapat 8 kandang. Dalam satu flock antara satu
kandang dengan kandang yang lainnya usianya hanya terpaut sekitar satu sampai
dengan dua minggu dan hal ini dianggap sama sedangkan dalam satu kandang
mempunyai usia yang sama (chick in dalam waktu yang bersamaan).
Pada MB-6 ini, terdapat dua jenis kandang yaitu kandang terbuka dan
kandang tertutup. Pada masing-masing kandang ini, mempunyai kapasitas yang
berbeda-beda kurang lebih dalam satu kandang dapat menampung sekitar 6.000
ekor sampai dengan 15.000 ekor ayam dengan perbandingan betina 86% dan
jantan 14%.
Pemberian pakan ternak (MT) disesuaikan dengan umur ayam dan jenis
pakan ternak yang akan diberikan. Berikut ini adalah pemberian makanan ternak
berdasarkan umur ayam dan jenis makanan ternaknya:
41
Jenis Makanan Ternak
Par Starter Layer
Par Starter Broiler
Par G Layer
Par LI Layer
Par L2 Layer
Setiap hari telur dikumpulkan dari kandang dan diseleksi yang kemudian telur
hasil seleksi dikirim ke bagian Hatchery untuk ditetaskan. Dan untuk telur yang
tidak memenuhi standar akan dikirimkan ke Depo Sentral untuk dijual sebagai
telur konsumsi.
Yang dimaksud dengan ayam Grower ialah ayam yang belum dapat
menghasilkan telur. Biasanya ayam tersebut dimulai pada saat chick in sampai
dengan usia 20 minggu.
Pada masa chick in, perawatan yang dilakukan ialah dengan memberi air minum
yang mengandung multivitamin dan antibiotik untuk daya tahan tubuh.
Pada masa grower ini pakan yang diberikan pada ayam berbeda-beda sesuai
dengan usia ayam itu dari 1 hari sampai dengan menginjak usia 21 minggu.
43
Age in Weeks
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Body Weight (gr) average
80 130 180 250 320 410 500 590 680 770 860 950 1030 1110 1190 1270 1350 1440 1530
20 1600
minimum
75 125 175 240 310 395 480 570 655 745 830 915 995 1070 1150 1225 1300 1390 1475 1540
maximum
85 135 185 260 330 425 520 610 705 795 890 985 1065 1150 1230 1315 1400 1490 1585 1660
Feed Consumption g/bird/ day
12 19 25 30 35 40 45 50 54 57 60 63 66 69 72 75 78 81 84 87
cummulative
9 84 217 392 602 847 1127 1442 1792 2170 2569 2989
3430 3892 4375 4879 5404 5950 6517 7105 7714
Water Consumption ml/bird day
21 33 44 53 61 70 79 88 95 100 105 110 116 121 126 131 137 142 147 152
cumulative ml
147 378 686 1057 1484 1974 2527 2143 3808 4508 5243 6013 6825 7672 8554
9471 10430 11424 12453 13517
Breeder
Yang dimaksud dengan ayam Breeder yaitu ayam yang mulai menginjak umur
21 minggu.
Periode bertelur pada ayam Layer dibagi dalam dua masa, yaitu:
1. Masa pra-Layer, usia 20-24 minggu
2. Masa Layer, usia 25 minggu sampai afkir.
Pada departemen I ini, pemakaian Makanan Ternak oleh bagian recording dicatat
setiap hari. Sedangkan jumal untuk bagian akuntansi dicatat berdasarkan
pencatatan yang dilakukan oleh gudang dan kandang.
Recording adalah tempat menyimpan data produksi (Kandang dan Hatchery).
PRODUCTION GOALS PER HEN HOUSED
Age in
Weeks 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
20 40 60 80 86 88 89 90 90 89 88 88 88 87 87 87 86 86 85 84 63
82 81 80 80 79 78 77 76 75 74 73 72 72 71 70 69 68 67 66 65 64 63 62 61 60 59 58
Egg. No. per
Week 1.4 2.8 4.2 5.6 6.0 6.2 6.2 6.3 6.3 6.2 6.1 6.1 6.1 6.1 6.1 6.1 6.0 6.0 5.9 5.9 5.8 5.8 5.7 5.6 5.5 5.4 5.4 5.3 5.3 5.2 5.1 5.1 5.0 4.9 4.9 4.8 4.8 4.7 4.6 4.6 4.5 4.5 4.4 4.3 4.3 4.2 4.1 4.0
accumu­ lated 1.4 4.2 8.4 14.0 20.0 26.2 32.4 38.7 45.0 51.2 57.4 63.5 69.7 75.8 81.9 87.9 93.9 99.9 105.9 111.7 117.6 123.3 129.0 134.6 140.2 145.7 151.1 156.5 161.8 167.1 172.3 177.4 182.5 187.5 192.4 197.3 202.1 206.9 211.5 216.2 220.7 225.2 229.6 233.9 238.2 242.4 246.5 250.5
Hatching Eg?
%
50 60 70 80 85 90 93 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 93 93 93 93 93 93 92 92 92 91 91 90 90 88 87 87
per Weeks
1.4 2.5 3.9 4.8 5.2 5.6 5.9 5.9 5.9 5.8 5.8 5.8 5.7 5.7 5.7 5.7 5.6 5.6 5.5 5.5 5.4 5.3 5.3 5.2 5.2 5.1 5.1 5.0 4.9 4.9 4.8 4.7 4.7 4.6 4.5 4.5 4.4 4.3 4.3 4.2 4.1 4.0 3.9 3.8 3.7 3.6 3.5
S accumu­
lated .
1.4 3.9 7.8 12.7 17.9 23.5 29.4 35.3 41.1 46.9 52.7 58.4 64.2 69.9 75.6 81.3 86.9 92.5 98.0 103.5 108.9 114.2 119.5 124.8 129.9 135.0 140.1 145.1 150.0 154.9 159.7 164.4 169.1 173.7 178.2 182.7 187.1 191.4 195.7 199.9 203.9 208.0 211.9 215.7 219.4 222.9 226.4
No. saleable Chick per
Weeks
0.4 0.8 1.4 1.7 1.9 2.2 2.3 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.3 2.3 2.3 2.2 2.2 2.2 2.2 2.1 2.1 2.0 2.0 2.0 2.0 1.9 1.9 1.8 1.8 1.7 1.7 1.7 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.4 1.4 1.3 1.3 1.2
accumu­ lated
0.4 1.3 2.6 4.4 6.3 8.5 10.8 13.2 15.6 18.0 20.4 22.9 25.3 27.7 30.1 32.5 34.8 37.2 39.5 41.8 44.0 46.2 48.4 50.6 52.7 54.8 56.9 58.9 60.9 62.8 64.7 66.6 68.4 70.2 71.9 73.7 75.3 77.0 78.5 80.1 81.6 830 84.4 85.8 87.1 88.4 89.6
45
Departemen II (hatchery)
Hatchery adalah tempat di dalam area peternakan yang bei \mgsi untuk
menetaskan telur yang diterima untuk ditetaskan menjadi ayam kecil yang
disebut Daily Old Chick (DOC).
Telur tetas dari kandang dikirimkan ke Hatchery untuk ditetaskan. Setelah
melalui di Terminal Telur dimana telur tersebut dihitung dulu disesuaikan dengan
bon pengiriman dari pihak pengirim. Kemudian telur yang diterima kemudian
diseleksi untuk membedakan telur yang bisa ditetaskan dan telur yang tidak bisa
ditetaskan. Apabila telur tersebut tidak memenuhi syarat (tidak bisa ditetaskan)
maka telur tersebut akan dikirim ke Depo Sentral untuk dijual sebagai telur
konsumsi, sedangkan telur yang sudah lulus seleksi dikirimkan/diletakkan di
Cooling Room selama 1-3 hari sambil diperiksa ulang dan diberi kode asal
kandang. Suhu Cooling Room berkisar antara 18° sampai dengan 20°C.
Setelah dari Cooling Room, telur tetas ini akan dilanjutkan ke mesin setter
selama 18 hari sampai dengan suhu 83,3°F. Dalam mesin setter ini, setiap satu
jam sekali akan berpindah posisi. Hal ini dilakukan agar:
© Terjadi pemerataan pemanasan.
Kapasitas dalam mesin setter ini mencapai 15.552 butir telur. Kadangkala
dalam mesin setter ini terjadi telur yang pecah (explod).
Setelah dari mesin setter ini, pada hari ke-19 telur tetas tersebut ditransfer
pada mesin hatcher. Pad? mesin Hatcher inilah telur yang ditetaskan akan
menjadi DOC dan dalam mesin ini akan dilakukan penetasan telur yang sudah
disiapkan. Dalam mesin hatcher ini dilakukan selama 3 hari dengan suhu 85°F,
biasanya pada hari ke-2 ini mulai menetas namun Doc masih basah sehingga
dibiarkan di mesin hatcher.
Pada hari ke-21 merupakan saat penetasan, dimana DOC diambil dari
mesin Hatcher dan dibawa ke ruang panen. Dalam ruang panen dilakukan
seleksi yang memisahkan antara Saleable Chick, DIS, dan DOC yang tidak
memenuhi kriteria untuk dijual.
4.2.2 Hasil Produksi
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan adalah berupa DOC (Day Old Chick)
sebagai main produk dan sebagai produk sampingannya (by-product) adalah telur
konsumsi, telur retak, telur pecah, dan ayam afkir.
4.2.3 Recording
(kandang dan hatchery). Setiap pagi bagian Recording menerima:
© Bon Pengiriman Telur Tetas ke Hacther
© Laporan Penerimaan Telur Tetas
© Laporan Harian Kandang
Jumlah telur tetas yang diterima Hatcher dan dikirim ke kandang di cross check
Recording setiap pagi.
Formulir yang diterima Depo adalah:
© Bon pengiriman telur dari kandang (pengiriman telur dari kandang ke depo)
© Laporan pengiriman telur ke depo (pengiriman telur ke terminal)
© Laporan pengiriman telur infertil ke depo (pengiriman telur ke setter)
© Bon pengiriman ayam dari Hatcher (pengiriman ayam karkas yang dari
Hacther yang dianggap layak jual)
Setiap hari Depo unit menyetorkan hasil penjualannya ke Depo sentral untuk
penjualan hari ini dikirimkan besoknya, dititipkan orang yang ke Depo Sentral
untuk mengirimkan telur.
melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjaga agar kondisi ayam tetap
sehat. Dan aktivitas yang dilakukan health control, adalah sebagai berikut:
1. Membuat program vaksinasi termasuk jadwal pelaksanaannya.
2. Mengontrol tingkat kesehatan ayam.
3. Mengadakan test sanitasi.
4. Melakukan diagnosa apabila ditemukan ayam mati, hasil diagnosa tersebut
kemudian dibuat Laporan yang memuat tentang penyebab kematian dan asal
kandangnya.
48
5. Membuat program revaksinasi apabila diperlukan, hal ini tergantung dengan
kondisi kesehatan ayam.
Bagian gudang bertugas untuk menyimpan barang atau bahan yang
dibutuhkan dan mcndistribusikan pemakaiannya pada pihak yang mcmbutuhkan
berdasarkan pada order yang dibuat oleh bagian tertentu yang membutuhkan.
Pada dasarnya prosedur yang dibuat atau yang dipakai oleh ketiga gudang
yaitu gudang umum, Makanan Ternak, dan Obac, Vaksin, Kimia adalah sama
yaitu pertama-tama dibuat daftar perincian kebutuhan untuk bulan yang akan
datang dan daftar tersebut diserahkan ke bagian gudang. Dari daftar tersebut
kemudian pihak gudang membuat SPP yang ditujukan ke bagian pembelian di
MB.O, kecuali untuk Makanan Ternak SPP dikirim ke bagian tertentu. untuk
selanjutnya akan diuraikan untuk masing-masing gudang mengenai aktivitas yang
dilakukan.
Apabila barang yang dipesan datang disertai dengan Tanda Terima Barang
(TTB) rangkap 6, maka gudang mengambil 2 untuk diarsipkan bagian gudang
dan sisanya 4 dikembalikan kepada pihak pengirim. Dari TTB dicek
mengenai jenis barang maupun jumlahnya. Apabila sudah cocok, kemudian
dimasukkan ke Kartu Stock Gudang.
Sedangkan prosedur pemakaian barang oleh bagian tertentu yang
membutuhkan, pertama yang mereka lakukan adalah membuat order
49
mengeluarkan barang sesuai dengan order yang disertai dengan bon
pengiriman.
Bagian gudang uraum setiap bulan membuat laporan bulanan yang berisi,
saldo awal barang di gudang, penambahan stock, pemakaian barang, maupun
sisa stock barang yang ada di gudang untuk kemudian dikirim ke bagian
pembelian di MB.O Sidoarjo.
Prosedur untuk gudang OVK sama dengan gudang umum. Sedangkan
untuk tiap bulannya bagian OVK membuat Laporaan Pemakaian OVK
beserta perinciannya selama satu bulan dan didistribusikan ke bagian
accounting dan bagian logistik di MB.O Sidoarjo.
© Gudang Makanan Ternak (MT)
Dari daftar rincian yang dibuat oleh bagian kandang kemudian oleh pihak
gudang dibuat Surat Pesanan Makanan Ternak dan dikirim ke PT tertentu.
Oleh PT tersebut MT dikirim disertai oleh surat jalan. Berdasarkan surat jalan
di TTB, sedangkan untuk prosedur pemakaian Makanan Ternak sama
dengan prosedur di gudang umum maupun di gudang obat, vaksin, kimia.
Dan pada akhir bulan, gudang Makanan Ternak membuat Laporan
Bulanan. Ada tiga jenis laporan yang dibuat:
- Laporan Rekapitulasi Penerimaan Makanan Ternak.
- Laporan Pemakaian Makanan Ternak.
Selain itu bagian gudang Makanan Ternak juga membuat laporan penggunaan
bahan pembantu, yaitu:
dengan teori yang ada, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan
menggunakan metode harga pokok proses (process cost method), yaitu dimana
perusahaan tersebut dalam menghasilkan produk tertentu untuk mengisi
persediaan dan tidak sesuai dengan pesanan.
Sedangkan sistem akuntansi yang dipergunakan dalam perusahaan yaitu
perusahaan memakai sistem biaya di muka (predetermined cost system), hal ini
sudah sesuai dengan prinsip pengendalian biaya. Perusahaan dapat mengontrol
penyimpangan-penyimpangan biaya yang terjadi, tetapi ada salah satu hal yang
diabaikan oleh perusahaan yaitu tentang menentukan harga ayam afkir ini.
Berhubungan penentuan harga ayam afkir ini ditentukan oleh harga pasar maka
penulis akan mencoba menerangkan antara hubungan harga ayam afkir ini
dengan penentuan harga pokok penjualan.
Dalam hal ini, yang merupakan diamati oleh penulis yaitu mengenai tentang
nilai residu dari khusus ayam afkir, dimana ayam afkir ini merupakan salah satu
51
hasil dari by-product (produk sampingan) dan by-product yang lainnya diabaikan.
Penulis mengamati bahwa:
tanpa harga pokok.
2. Hasil penjualan yang dilakukan oleh perusahaan dapat mengurangi biaya dari
produk utama.
Selama ini, perusahaan melakukan estimasi berapa harga dari ayam afkir tersebut
untuk keperluan penyusutan ayam selama periode berjalan (1 periode= 52
minggu).
Penyusutan ayam yang dilakukan oleh perusahaan ialah dengan memakai metode
straight line atau metode garis lurus.
Penulis memperoleh data-data penjualan berdasarkan harga pasar dalam
periode tahun 1997-1998, diperoleh sebagai berikut:
Bulan Januari Februari
Agustus September
Harga Pasar Ayam Afkir Per Kg Tahun1997
2,682 2,367 2,311 2,406 2,683 2,428 2,493 2,590 2,519 2,061 1,750 1,631
Tahun 1998 1,769 4,548 5,295 5,546 5,175 3,114 4,197 3,844 5,870 5,387 5,115 6,672
Untuk lebih jelas maka dapat dilihat lebih jelas dalam gambar grafik di
bawah ini:
52
< Q.
H A R G A P A S A R A YAM AFKIR PER
1997. KG T A H U N
-1998
0
^ / yfi
§> . ^ y <•$> &
ULAN
cr
- untuk series 2 = tahun 1998
Ser ies l • Series2
Dari data- data diatas dapat diketahui apabila terjadi lonjakan peningkatan
harga ayam afkir pada tahun 1998 cukup drastis dimana pada saat itu mulai terjadi
krisis moneter, sedangkan dalam perusahaan masih tetap menggunakan perkiraan
harga penjualan yang lama (tidak ada perubahan). Hal ini tidak sesuai dengan
harga penjualan yang sedang terjadi di pasar.
Sebelumnya, penulis akan mencoba memberikan pengujian atas dua
kandang yang akan mewakili jumlah keseluruhan populasi dari peternakan
tersebut.
53
No.kandang A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8
Jumlah 9.100 10.400 9.250 11.120 10.960 9.600 13.923 11.314
Data yang diambil oleh penulis adalah A7 dan A8. Data tersebut diambil oleh
penulis secara acak yang akan dibuktikan dengan perhitungan statistik sehingga
pembuktian tersebut akurat.
No. Kandang
X Rata-2 Std Deviasi
1.7927561 +/-12.706
2 5%
A7 A8
13923 11314
12618.5 1844.841592
Ho : Kondisi setiap kandang sama dengan kandang yang lain H1 : Kondisi setiap kandang tidak sama
Kesimpulan: -1=2.706 < 1.7927561 <12.706 sehingga Ho diterima, maka kondisi setiap kandang sama dengan kan
54
Contoh perhitungan statistik di atas, membuktikan bahwa kedua (2) kandang
tersebut memenuhi syarat untuk mewakili dari ke-delapan kandang. Penulis
mencoba memberikan perhitungan dalam menilai Harga Pokok.
v Perhitungan HPP Tanpa memakai nilai residu:
Diketahui: biaya yang terjadi semasa grower
A7: DOC = Rp. 110.630.572
Mi sal untuk A7 : Total biaya masa grower - nilai residu
- Rp.262.646.996-0
= Rp.262.646.996
= Rp. 250.619.901-0
= Rp. 250.619.901
Untuk A7 : * MT = Rp. 885.942.203
*OVK - Rp. 26.101.392
Jadi, nilai HPP DOC A7 = Rp. 1.637.492.497 + 1.239.491 ekor
= Rp 1.321 per ekor
* OVK = Rp. 21.684.562
- Rp. 1.351 per ekor
v Perhitungan HPP DOC dengan memakai nilai residu sebesar 5%
Unluk A7 : Total biaya masa grower = Rp. 262.646.996
> Untuk menghitung penyusutan ayam induk :
Ph. Ayam = total biaya masa grower - (total biaya masa grower * 5%)
= Rp. 262.646.996 - ( 262.646.996 * 5% )
• MT =Rp. 885.942.203
• OVK =Rp. 26.101.392
57
> Untuk menghitung penyusutan ayam induk :
Ph. Ayam - Rp. 250.619.901 - ( 250.619.901 * 5% )
= Rp. 250.619.901 - 12.530.995
• MT =Rp. 735.849.660
• OVK = Rp. 21.684.562
- Rp. 1.340 per ekor DOC
v Perhitungan HPP DOC dengan memakai nilai residu harga pasar untuk satu
tahunan (Januari-Desember'98)
Harga pasar ayam afkir selama tahun 1998 uncuk menghitung nilai residu :
X = Rp. ( 1.769 + 4.548 + 5.295 + 5.546 + 5.175 + 3.114 + 3.844 + 5.870 +
5.887+5.115 +6.672 )+12
Untuk kandang A7 :
Ph. Ayam - Rp. 262.646.996 - ( Rp.4.753 * 13.923 ekor)
= Rp. 262.646.996 - Rp. 66.176.019
• MT - Rp. 885.942.203
• OVK = Rp. 26.101.392
= Rp. 1.268 per ekor DOC
Untuk kandang A8:
Ph. Ayam =Rp. 250.619.901 - ( R p . 4.753 * 11.314 ekor)
= Rp. 250.619.901 -Rp. 53.775.442
• MT - Rp. 735.849.660
• OVK = Rp. 21.684.562
= Rp. 1.299 per ekor DOC
v Perhitungan HPP DOC dengan memakai nilai residu harga pasar untuk
setengah tahunan ( bulan Juli-Desember'98)
X =Rp. (4.197 + 3.844 + 5.870 + 5.387 + 5.115 + 6.672 ) + 6
= Rp. 31.085+6
Untuk kandang A7 :
Ph. Ayam = Rp. 262.646.996 - (Rp. 5.180 * 13923 ekor)
= Rp. 262.646.996 - Rp. 72.121.140
• MT
• OVK
Untuk kandang A8 :
Ph. Ayam =Rp. 250.619.901 - ( Rp. 5.180 * 11.314 ekor)
= Rp. 250.619.901 -Rp. 58.606.520
• MT = Rp. 735.849.660
• OVK = Rp. 21.684.562
Tanpa Nilai Residu
Harga Pasar 1 Tahur Rp. 1.268 Rp. 1.299
Harga Pasar 1/2 Tahun Rp. 1.263 Rp 1.294
Kesimpulan dari perhitungan di atas, dengan memperhatikan adanya nilai
residu dan tidak memakai nilai residu terdapat perbedaan. Perbedaan ini bisa
mempengaruhi dalam penentuan harga jual yang kompetitif.
Di lain pihak dengun adanya pemakaian nilai residu juga perlu
memperhatikan adanya perhitungan pemakaian harga pasar setengah tahunan atau
perhitungan harga pasar satu tahunan. Hal ini perlu diperhalikan, sebab terjadi
perbedaan dalam hasil perhitungan DOC yang diperoleh. Oleh karena itu,
62
setengah tahun sekali agar informasi yang dihasilkan lebih akurat dan kompetitif.
UK Petra Logo: