Upload
darul-ulum
View
32
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
Jakarta, 27 Maret 2012
Disampaikan pada:
Workshop Efisiensi Energi di Sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM)
Oleh:
Maryam Ayuni
Direktur Konservasi Energi
Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
*
1• Pendahuluan
*
Pertumbuhan permintaan energi 7% pertahun
Akses terhadap energi masih rendah
Rasio rumah tangga berlistrik : 67,63%
Infrastruktur energi masih terbatas (daerah perdesaan/terpencil dan
pulau-pulau terluar pada umumnya belum mendapatkan akses energi);
Energi perkapita masih rendah
Ketergantungan terhadap energi fosil masih tinggi, cadangan terbatas
Potensi energi terbarukan cukup besar, belum dimanfaatkan secara
optimal
Harga energi belum mencapai keekonomian, subsidi energi (BBM & Listrik)
membengkak 2011 = Rp 195,3 Trilyun
Penggunaan energi belum efisien, potensi konservasi energi cukup tinggi
Intensitas energi tinggi (Jumlah Energi/GDP)
Emisi dari sektor energi semakin meningkat (2005 370 juta ton CO2)
0
200
400
600
800
1000
1200
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 20092010
Minyak Bumi Batubara Gas Bumi Tenaga Air Panas Bumi
* ENERGI PRIMER 2000–2010 (JUTA BOE)
46,8%
24,3%
23,9%
1,2%3,8%
0
100
200
300
400
500
600
700
800
200020012002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Industri Rumah Tangga KomersialTransportasi Lainnya
* ENERGI FINAL 2000–2010 (JUTA BOE)
44%
11,5%4,4%
36%
4%
34,54
28,86
10,93
3,170,24
0,22
0,07
Batubara
Gas
ADO
FO
Kerosene
IDO
Briket
PANGSA PENGGUNAAN ENERGI SEKTOR
INDUSTRI TH 2010 (%)
*
Source : Agency Geology
Suplai :
281,4
Produksi:
1155,7
Import:
0,232
StckChg:
0,922
Export:
873,6
TahunSumber
DayaCad. Terbukti
2010 105,187.44 21,131.84
Juta Ton
CADANGAN BATUBARA NASIONAL
PER 1 JANUARI 2010
Juta BOE
Anthracite : 1 Ton = 4.9893 BOE
Imported Coal : 1 Ton = 4.2766 BOE
Kalimantan Coal : 1 Ton = 4.2766 BOE
Ombilin Coal : 1 Ton = 4.8452 BOE
Tanjung Enim Coal : 1 Ton = 3.7778 BOE
Lignite : 1 Ton = 3.0649 BOE
*
Source : Directorate General of Oil and Gas
Suplai :
550,5
Produksi:
344,9
Import:
326,2
StckChg:
52,3
Export:
173
TahunCad.
TerbuktiPotensi Total
2000 5.12 4.49 9.61
2005 4.19 4.44 8.63
2010 4.23 3.53 7.76
Milyar Barel
CADANGAN MINYAK BUMI NASIONAL
Juta BOE
*
Source : Directorate General of Oil and Gas
Suplai :
285,89
Produksi:
547,4
Import:
0
StckChg:
0
Export:
261,5
TahunCad.
TerbuktiPotensi Total
2000 94.75 75.56 170.31
2005 97.26 88.54 185.80
2010 108.4 48.74 157.14
CADANGAN GAS BUMI NASIONAL
PER 1 JANUARI 2010 TSCF
Juta BOE
1 MSCF = 0.1796 BOE
NOENERGI BARU-
TERBARUKAN
SUMBER DAYA
(SD)
KAPASITAS
TERPASANG
(KT)
RASIO KT/SD(%)
1 2 3 4 5 = 4/3
1 Tenaga Air 75,670 MW 5,705.29 MW 7.54
2 Panas Bumi 29,038 MW 1,189 MW 4.00
3 Mini/Mikro Hydro 769.69 MW 217.89 MW 28.31
4 Biomass 49,810 MW 1,618.40 MW 3.25
5 Tenaga Surya 4.80 kWh/m2/day 13.5 MW -
6 Tenaga Angin 3 – 6 m/s 1.87 MW -
7 Uranium
3.000 MW
(e.q. 24,112 ton) for
11 years*)
30 MW 1.00
*) Hanya di Kalan – Kalimantan Barat
*
*Konsumsi Energi / Jumlah Penduduk
Japan : 29,8 BOE Perkapita
Indonesia : 3,34 BOE Perkapita
*
Konsumsi Energi / GDP
BOROS
ENERGI
EFISIEN
ENERGI
PENGHEMATAN ENERGI
SUBSIDI ENERGIGAP PERMINTAAN ENERGI
DAN PASOKAN ENERGIEMISI
MENGURANGI
DAYA SAING NASIONAL
MENGAPA DIPERLUKAN KONSERVASI ENERGI?
Pada tahun 2011, alokasi
subsidi energi sampai akhir
tahun diperkirakan
membengkak menjadi Rp.
195,3Triliun
Mengurangi jumlah
pemadaman bergilir
Mengurangi emisi CO2
dari penggunaan energi
fosil
MENINGKATKAN
14
2• Kebijakan dan Regulasi di
bidang Konservasi Energi
ENERGY SUPPLY SIDE MANAGEMENT ENERGY DEMAND SIDE MANAGEMENT
PERUBAHAN PARADIGMA PENGELOLAAN ENERGI
SUPPLY SUPPLYDEMAND DEMAND
Saat ini: Ke depan:
1. Kebutuhan energi belum efisien
2. Kebutuhan energi tersebut dipenuhi dengan energi
fosil dengan biaya berapapun dan malah disubsidi
3. Energi terbarukan hanya sebagai alternatif
4. Sumber energi terbarukan yang tidak termanfaatkan
adalah menyia-nyiakan karunia Tuhan
1. Efisienkan kebutuhan energi
2. Maksimalkan penyediaan dan pemanfaatan energi
terbarukan, paling tidak dengan harga pada avoided
fossil energy cost, bila perlu disubsidi
3. Energi fosil dipakai sebagai penyeimbang
4. Sumber energi fosil yang tidak termanfaatkan
adalah sebagai warisan untuk anak-cucu / diekspor
Energi Fosil dengan biaya berapapun
(Malah Disubsidi)
Energi TerbarukanSebagai Alternatif
Kebutuhan EnergiSektoral
yang belum efisien:-RumahTangga- Transportasi- Industri- Komersial
Maksimalkan Penyediaandan Pemanfaatan Energi
Terbarukan dengan harga Avoided Fossil Energy
Costs
Energi Fosil sebagai Faktor Penyeimbang
Kebutuhan EnergiSektoral yang Efisien:
-RumahTangga- Transportasi- Industri- Komersial
(KONSERVASI)
(DIVERSIFIKASI)
ARAH KEBIJAKAN ENERGI
EBT
Gas Bumi
Batubara
M. Bumi
21,9 %
26,4 %
46,9%
4,8 %
EBT
Gas Bumi
Batubara
M. Bumi
2010* 2015 2020
2025
KONSERVASI
ENERGI (33,85%)
DIV
ER
SIF
IKA
SI
EN
ER
GI
BAU**
Sumber: *Prakiraan 2010, DEN 2010-2025, **BAU EBTKE
PERPRES 5/2006 VISI 25/25
25 %
32 %
23 %
20 %
41.7%
20,6%
34.6%
3,1%
4300
JutaSBM
2852
JutaSBM
1066
JutaSBM
Minyak Bumi42%
Batubara34%
Gas21%
EBT3%
Minyak Bumi20%
Batubara33%
Gas30%
EBT17%
3200
JutaSBM
20%
30%
33%
17%
Konservasi energi nasional menjadi tanggung jawab
pemerintah, pemerintah daerah, pengusaha, dan masyarakat.
Konservasi energi nasional mencakup seluruh tahap pengelolaan
energi
Pengguna dan produsen peralatan hemat energi yang
melaksanakan konservasi energi diberi kemudahan/insentif oleh
pemerintah
Pengguna sumber energi dan pengguna energi yang tidak
melaksanakan konservasi energi diberi disinsentif oleh pemerintah
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan konservasi energi
diatur dengan peraturan pemerintah dan/atau pemerintah daerah
UU NO. 30/2007 TENTANG ENERGI
Pasal 25: KONSERVASI ENERGI
* PELAKSANAAN KONSERVASI ENERGI
(Pasal 9-14)
Penyediaan
Energi
Pengusahaan
Energi
Konservasi
Sumber Daya
Energi
Pemanfaatan
Energi
perencanaan; pemilihan
prasarana, sarana, peralatan, bahan, dan
proses;serta pengoperasian sistem energi yang
efisien
penerapan teknologi yang efisien energi yang
memenuhi standar.
mewajibkan pengguna energi > 6.000 TOE* per tahun
untuk menerapkan manajemen energi:
• Menunjuk manajer energi
• Menyusun Program Konservasi Energi
• Melaksanakan audit energi secara berkala
• Melaksanakan rekomendasi hasil audit energi
• Melaporkan pelaksanaan konservasi energi setiap
tahun Kepada Menteri terkait, Gubernur sesuai
kewenangan masing-masing.
sumber daya energi yang diprioritaskan untuk
diusahakan;
jumlah sumber daya energi yang dapat
diproduksi;
pembatasan sumber daya energi yang dalam
batas waktu tertentu tidak dapat diusahakan.
PELA
KSA
NA
AN
KO
NSV.
EN
ER
GI
1. menunjuk manajer energi;
2. menyusun program konservasi energi;
3. melaksanakan audit energi secara berkala;
4. melaksanakan rekomendasi hasil audit energi;
5. melaporkan pelaksanaan konservasi energi kepada
Pemerintah
Mewajibkan pengguna energi > 6,000 TOE* per tahun untuk
menerapkan manajemen energi antara lain :
* PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI
Manajer Energi dan Auditor Energi wajib memiliki sertifikat
kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
(Pasal 13)
(Pasal 12)
1. Fasilitas perpajakan berupa pembebasan pajak daerah
dan bea masuk untuk peralatan hemat energi;
2. Dana suku bunga rendah untuk investasi konservasi
energi;
3. Audit energi dalam pola kemitraan yang dibiayai oleh
pemerintah;
Insentif yang diberikan pemerintah kepada pengguna
energi, antara lain :
* PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI
(Pasal 20)
*TARGET KONSERVASI ENERGI
(Energi Primer)
Asumsi :
Ratio Transformasi
dan Konversi Energi
Primer ke Energi
Final 68%.
Target KE Sektor
Pengguna Energi
27,6% Energi
Primer, setara
18,7% Energi Final.
Sektor
Pengguna
Energi : 27,6%
SektorPengusahaanEnergi : 2,25%
SektorPenyediaanEnergi : 4%
33,85%
Sektor
Potensi
Penghematan
Energi Sektoral
Pangsa
Konsumsi
Energi Final
Target
Penghematan
Energi
Sektoral
Target
Penghematan
Energi
Nasional
Industri 15-30% 49% 17% 8,3%
Komersial 10-30% 4% 14% 0,6%
Transportasi 20-35% 30% 23% 6,9%
Rumah Tangga 20-30% 13% 22% 2,9%
Lain-lain 25% 4% 0% 0,0%
Total 18,7%
3• Potensi Penghematan
Energi Sektor Industri
*POTENSI PENGHEMATAN ENERGI
DI SEKTOR INDUSTRI
Faktor penyebab :
• Kemampuan melaksanakan Manajemen Energi dan Audit Energi masih
lemah,
• Implementasi hasil Audit Energi masih terbatas,
• Belum tersedia insentif yang dapat mendorong pelaksanaan Konservasi
Energi
JENIS INDUSTRI
POTENSI PENGHEMATAN (%)
Tanpa/ Biaya
RendahBiaya Menegah Biaya Tinggi
Besi dan Baja 10 5 13
Semen 5 5 8
Petrokimia 5 5 5
Tekstil 10 5 15
Gelas dan Keramik 5 5 5
Kertas dan Pulp 5 5 5
Makanan 5 5 5
Sumber : Hasil Audit Energi Program Kemitraan Konservasi Energi dan Studi JICA
4• Program Konservasi Energi
NO PROGRAM KEGIATAN HAMBATAN
1 Kemitraan
Konservasi
Energi
Memberikan layanan audit energi dengan
pendanaan APBN untuk industri dan bangunan
Sejak tahun 2003 - 2011, pelayanan audit energi
telah diberikan kepada 647 industri dan bangunan
Tahun 2012 audit energi dilakukan di 195 industri
dan gedung
Industri/bangunan gedung belum
begitu tertarik untuk menjadi
peserta audit energi
Kurangnya kompetensi auditor
energi
Belum adanya skema pendanaan
untuk implementasi rekomendasi
audit energi
2 Manager Energi
dan Auditor
Energi
Telah diterbitkan SKKNI untuk Manajer Energi di
industri dan Bangunan Gedung
Sedang disusun RSKKNI untuk Auditor Energi di
Industri dan Bangunan Gedung
Belum adanya lembaga sertifikasi
manager dan auditor energi
3 Labelisasi Tanda
Tingkat Hemat
Energi
Telah diterbitkan peraturan MESDM No. 6/ 2011
tentang Pembubuhan Label Tingkat Hemat Energi
pada Lampu Swaballast
Telah diterbitkan Perdirjen EBTKE No
1287.K/06/DJE/2011 tentang Juknis Pelaksanaan
Pernyataan Kesesuaian pada Lampu Swabalast
Telah disusun prosedur uji hemat energi untuk
kulkas dan televisi
Proses pemberlakuan labelisasi
cukup lama
Terbatasnya laboratorium uji
performance peralatan pemanfaat
energi
*
NO PROGRAM KEGIATAN HAMBATAN
4 Standar Konservasi
Energi
Merevisi SNI di Bidang Bangunan Gedung
(2010)
-
5 Peningkatan
Kesadaran Publik
Melaksanakan seminar/workshop,
penayangan iklan tentang penghematan
energi di koran dan media elektronik,,
brosur, buletin dll
Melaksanakan Lomba Hemat Energi tingkat
nasional dan berpartisipasi pada ASEAN
Energy Award for building and energy
management
Memerlukan dana yang cukup besar
untuk kampanye tentang konservasi
energi
Sulitnya mencari peserta lomba hemat
energi
6 Pendidikan dan
Pelatihan
Pelatihan efisiensi dan konservasi energi
yang diselenggarakan oleh Badiklat KESDM
Ikut serta pada training konservasi energi
diluar negeri yang diselenggarakan oleh
JICA, ECCJ/ACE, dll
Terbatasnya pendanaan
7. Clearing House
Konservasi Energi
Pengembangan Clearing House sebagai pusat
pelayanan informasi tentang kegiatan
konservasi energi
Kurangnya SDM yang tersedia
Belum adanya institusi formal yang
menangani (UPT, BLU, dll)
8. Gedung Hemat
Energi
Membuat rancangan gedung hemat energi
(bekerja sama dengan Danida)
-
PROGRAM KONSERVASI ENERGI (2)
* PROGRAM KEMITRAAN KONSERVASI ENERGI
Mendorong pengguna energi (industri dan bangunan) untuk melakukan
upaya penghematan energi sehingga mengurangi biaya produksi melalui
pelayanan audit energi dengan pendanaan dari APBN..
Merupakan kesepakatan sukarela pihak-pihak yang berminat dalam
implementasi konservasi energi baik pemerintah maupun pengguna
energi (bangunan dan industri).
Telah dilaksanakan sejak tahun 2003
PENGERTIAN
TUJUAN
Bagi pemerintah, dapat mengurangi beban subsidi untuk listrik (jangka
pendek) serta dapat menghemat cadangan energi nasional, terutama
energi fossil (jangka panjang). Mengurangi emisi Gas Rumah Kaca
(Co2) yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim.
Bagi industri dan bangunan, dapat menekan biaya energi sekaligus
dapat meningkatkan daya saing.
Bagi penyedia energi, dapat memberikan pelayanan kepada
masyarakat dengan lebih baik (antara lain tidak perlu lagi melakukan
pemadaman) serta dapat menunda pembangunan pembangkit baru
yang memerlukan investasi cukup besar
Bagi lembaga finansial, dapat menggulirkan dana untuk investasi
penghematan energi (sesuai schema penjaminan).
Bagi masyarakat dapat membeli barang dan jasa lebih murah,
meningkatkan rasio energi, meningkatkan taraf hidup.
MANFAAT
* PROGRAM KEMITRAAN KONSERVASI ENERGI
PROGRAM KEMITRAAN
KONSERVASI ENERGI
LINGKUP KEGIATAN
Pelatihan Audit
Energi
Waktu:
1 Objek = -+ 2 Hari
Pelatihan Tata cara
Audit Energi kepada
Tim Teknis di
Perusahaan /Instansi
yang diaudit
Audit Energi
Waktu:
1 Objek= -+ 7 Hari(tergantung objek)
Kegiatan:
• Pengukuran peralatan
• Analisis unt Menyusun
rekomendasi langkah-
langkah penghematan
energi
• Menyusun studi
kelayakannya (feasibility
study) unt biaya sedang
atau biaya tinggi
Monitoring Hasil
Implementasi Audit
Waktu:
1 Objek = -+ 4 Hari
Monitoring terhadap
implementasikan peluang
penghematan energi selama
3 (tiga) tahun
SEKTOR 2003 2004 2006 2007 2009 2010
PENDANAAN -
(PT. PLN)
-
(PT. PLN)
Rp. 2,4 Milyar
(APBN)
Rp. 25 Milyar
(APBN)
Rp. 4 Milyar
(APBN)
Rp. 20 Milyar
(APBN)
PESERTA 5 industri dan 6
gedung
3 industri dan 6
gedung
21 industri dan
11 gedung
138 industri
dan 62 gedung
16 industri dan
24 gedung
105 industri
dan 55 gedung
TOTAL POTENSI
PENGHEMATAN
78,4 GWh
= Rp. 50,8
Milyar
= 70,6 Kilo Ton
CO2
14, 8 GWh
= Rp. 6,9
Milyar = 13,32
Kilo Ton CO2
40,7 GWh
= Rp. 40,4
Milyar
= 36,6 Kilo Ton
CO2
519 GWh
= Rp. 289
Milyar = 467.1
Kilo Ton CO2
34 GWh
= Rp. 23,8
Milyar = 30 Kilo
Ton CO2
725 GWh
= Rp. 450
Milyar = 645
Kilo Ton CO2
TOTAL
PENGHEMATAN
YANG
DIPEROLEH
34,4 GWh
= Rp. 22,2
Milyar
= 40 Kilo Ton
CO2
14,1 GWh
= Rp. 8,2
Milyar
= 12,7 Kilo Ton
CO2
30,1 GWh
= Rp. 19,9
Milyar
= 27,1 Kilo Ton
CO2
307 GWh =
Rp. 168, 8
Milyar = 276,3
Kilo Ton CO2
15 GWh
= Rp. 10,7
Milyar = 13,6
Kilo Ton CO2
-
Penghematan energi yang diperoleh umumnya berasal dari rekomendasi langkah
penghematan energi yang bersifat no cost dan low cost (manajemen)
Masih terbuka peluang untuk mencapai penghematan energi yang lebih besar jika
rekomendasi medium cost dan high cost juga dilaksanakan.
Alasan tidak dilaksanakan rekomendasi tersebut dikarenakan masalah pendanaan.
HASIL PROGRAM KEMITRAAN KONSERVASI ENERGI
Kegiatan untuk mengidentifikasi titik-titik pemborosan energi yang
terjadi pada suatu sistem pemanfaatan energi, merencanakan,
menganalisis dan merekomendasikan langkah-langkah dalam
meningkatkan efisiensi energi
AUDIT ENERGI
PendanaanSkedul Pelaksanaan
AUDIT ENERGI
STUDI KELAYAKAN
IMPLEMENTASI
MONITORING
PELUANG & REKOMENDASI
Biaya Rendah
Tanpa biaya
1
2
3
4
Biaya Tinggi
KLASIFIKASI REKOMENDASI
REKOMENDASI IMPLEMENTASI
Tanpa Biaya (No Cost) - Mematikan alat yang tidak diperlukan
- Tune up
- Skedul ulang
- Setting ulang tanpa merubah sistem
Biaya Rendah (Low Cost) - Relokasi alat
- Penggantian komponen yang perlu perbaikan
Biaya Tinggi (Hight cost) - Penggantian alat dengan model yang lebih
efisien energi
- Menggunakan teknologi baru yang tersedia
- Retrofitting dengan sistem kontrol efisiensi
energi
- Memasang peralatan monitoring dan
troubleshooting
5• Hambatan Pelaksanaan
Konservasi Energi
Pihak Hambatan Upaya Mitigasi Hambatan
Pemerintah Belum tersusunnya aturan skema pendanaan
bagi proyek efisiensi energi
Kapasitas Lab Uji untuk Penerapan Peralatan
Hemat Energi
Sedang disusun skema pendanaan bersama
bank Indonesia
Sedang dilakukan upaya meningkatkan
kemampuan laboratorium uji
ESCO Kemampuan finansial ESCO dalam negeri masih
rendah (tidak bankable)
Kurangnya kompetensi Auditor Energi
Penguatan permodalan ESCO dalam negeri
Sedang dirancang SKKNI (Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) untuk
auditor energi
Lembaga
Finansial/Bank
Belum familiar dengan cost and benefit
proyek efisiensi energi sehingga tidak berminat
untuk mendanai proyek efisiensi energi.
Belum ada contoh proyek efisiensi energi yang
berhasil dan terekspos luas di masyarakat
Asset based lending (harus ada jaminan asset)
Capacity building tentang efisiensi energi
bagi lembaga finansial
Melaksanakan proyek percontohan efisiensi
energi
ESCO bisa menggunakan project financing
Konsumen Harga listrik yang masih di subsidi
Kurangnya kesadaran penggunaan teknologi
yang hemat energi
Masih mahalnya peralatan yang hemat energi
Pemerintah terus melakukan sosialisasi tentang
penghematan dan penggunaan peralatan
hemat energi dan sedang merancang peraturan
mengenai labelling dan standar peralatan
hemat energi
HAMBATAN PELAKSANAAN EFISIENSI ENERGI
Biaya
Pemakaian
Energi Client
Biaya
Pemakaian
Energi Client
Biaya
Pemakaian
Energi
Client
Keuntungan
Client
Cicilan
Investasi
Bunga
Rep
aym
ent
Keuntungan
ESCO
Keuntungan
Client
Dampak
Penghematan
Energi
Sebelum Pengenalan
Bisnis ESCO
Selama Pelaksanaan
Bisnis ESCO
Sesudah Kontrak
dengan Bisnis ESCO
SKEMA ESCO (ENERGY SERVICES COMPANY)
Label EE di Indonesia Label EE di Negara Lainnya
Uni Eropa
JepangIndia
Bertujuan mengenalkan label tingkat hemat energi sebagai
panduan bagi konsumen
Label Tanda Hemat Energi : SNI 04-6958-2003
Logo: “Semakin banyak bintang, Semakin hemat
LABELISASI HEMAT ENERGI
PADA PERALATAN PEMANFAAT ENERGI (1)
37
* Estimasi Dampak Penggunaan Peralatan Hemat Energi
Dampak bila dilakukan Penggantian
dengan Peralatan Hemat Energi
Pemakaian Listrik per Sektor dan
per Peralatan Tahun 2005 (%)
Tahun Jenis Peralatan Tahun Jenis Peralatan
2011 CFL 2013 Ballast Elektronik dan
Setrika
2012 AC dan Refrigerator 2014 Mesin cuci dan kipas
angin
LABELISASI HEMAT ENERGI
PADA PERALATAN PEMANFAAT ENERGI (2)
Terima kasih