2C Kontersing

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 2C Kontersing

    1/6

    Materi DIO PPPPTK BMTI – Pemesinan Bubut

    Halaman 55

    c. Kontersing (Countersink) 

    Kontersing (countersink) adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang

    berfungsi untuk menchamper diameter ujung lubang pada sebuah benda kerja

    (debured), dengan tujuan agar tidak tajam atau untuk membuat champer pada

    ujung lubang untuk membenamkan kepala baut berbentuk tirus.

     Alat potong jenis ini, apabila dilihat dari tangkainya terbagi menjadi dua yaitu:

    kontersing tangkai lurus dan kontersing tangkai tirus. Apabila dilihat dari sisi

     jumlah mata sayatnya, kontersink terbagi menjadi enam buah jenis yaitu:

    kontersink mata sayat satu, mata sayat dua, mata sayat tiga, mata sayat empat,

    mata sayat lima dan mata sayat enam.

    1) Kontersing Tangkai Lurus

    Kontersing tangkai lurus (Gambar 2.22), pada saat digunakan untuk proses

    pembubutan penggikatannya dipasang pada cekam bor (drill chuck)

    sebagaimana pengikatan pada proses pengeboran dengan bor tangkai lurus.

    Gambar 2.22. Kontersing tangkai lurus

    2) Kontersing Tangkai Tirus

    Kontersing tangkai tirus (Gambar 2.23), pada saat digunakan untuk proses

    pembubutan pengikatannya dipasang pada lubang sleeve yang terdapat pada

    kepala lepas sebagaimana pengikatan pada proses pengeboran dengan bor 

    tangkai tirus. Apabila tirus tangkainya terlalu kecil dapat ditambah dengan

    sarung pengurang. Sebagaimana mata bor tangkai tirus, kontersing tangkai

    tirus pada umumnya menggunakan standar tirus morse/ morse taper (MT) yaitu

    mulai dari MT 1 ÷ 6.

    Gambar 2.23. Kontersing tangkai tirus

  • 8/17/2019 2C Kontersing

    2/6

    Materi DIO PPPPTK BMTI – Pemesinan Bubut

    Halaman 56

     Apabila dilihat dari jumlah mata sayatnya, kontersing dapat dibagi menjadi

    enam jenis yaitu: kontersing tanpa alur (zero flute countersinks), kontersing alur 

    satu (single flute countersinks), kontersing alur tiga (3 flute countersinks),

    kontersing mata sayat empat (4 flute countersinks), kontersing alur lima (5 flutecountersinks), dan kontersing alur enam (6 flute countersinks).

    3) Kontersing Tanpa Alur (Zero Flute Coun tersinks) 

    Kontersing tanpa alur  (zero flute countersinks) sebagimana ditunjukan pada

    (Gambar 2.24), memiliki jumlah mata sayat satu berbentuk lubang yang

    berfungsi untuk menchamper ujung lubang pada benda kerja agar tidak tajam/

    sebagai pengarah atau menchamper ujung lubang untuk membenamkankepala baut berbentuk tirus dan radius.

    Gambar 2.24. Kontersing tanpa alur 

    4) Kontersing Alur Satu (Single Flute Coun tersinks) 

    Kontersing alur satu memiliki jumlah mata sayat dua(Gambar 2.25). Fungsi alat

    ini sama dengan kontersing tanpa alur, yaitu untuk menchamper ujung lubang

    agar tidak tajam/ sebagai pengarah atau menchamper ujung lubang untuk

    membenamkan kepala baut berbentuk tirus yang besar sudutnya tergantung

    dari sudut kontersing yang digunakan. Kelebihan kontersink alur satu

    dibandingkan dengan kontersink tanpa alur adalah beban pada mata sayat

    lebih ringan sehingga lebih tahan lama, karena beban pada mata sayatnya

    terbagi dua.

  • 8/17/2019 2C Kontersing

    3/6

    Materi DIO PPPPTK BMTI – Pemesinan Bubut

    Halaman 57

    Gambar 2.25. Kontersing alur satu

    5) Kontersing Alur Tiga (3 Flute Countersin ks) 

    Kontersing alur tiga (Gambar 2.26) memiliki jumlah mata sayat tiga. Fungsi alat

    ini sama dengan kontersing tanpa alur, yaitu untuk menchamper ujung lubang

    agar tidak tajam/ sebagai pengarah atau menchamper ujung lubang untuk

    membenamkan kepala baut berbentuk tirus yang besar sudutnya tergantung

    dari sudut kontersing yang digunakan. Kelebihan kontersing alur tiga

    dibandingkan dengan kontersing alur dua adalah beban pada mata sayat lebih

    ringan sehingga lebih tahan lama, karena beban pada mata sayatnya terbagi

    tiga.

    Gambar 2.26. Kontersing mata alur tiga

    6) Kontersing alur Empat (4 Flute Countersinks ) 

    Kontersing alur empat (Gambar 2.27) memiliki jumlah mata sayat empat.

    Fungsi alat ini sama dengan kontersing tanpa alur, yaitu untuk menchamper 

    ujung lubang agar tidak tajam/ sebagai pengarah atau menchamper ujung

    lubang untuk membenamkan kepala baut berbentuk tirus yang besar sudutnya

    tergantung dari sudut kontersing yang digunakan. Kelebihan kontersing alur 

    empat dibandingkan dengan kontersing alur tiga adalah beban pada mata sayat

    lebih ringan sehingga lebih tahan lama, karena beban pada mata sayatnya

    terbagi empat.

  • 8/17/2019 2C Kontersing

    4/6

    Materi DIO PPPPTK BMTI – Pemesinan Bubut

    Halaman 58

    Gambar 2.27. Kontersing mata alur empat

    7) Kontersing Alur Lima (5 Flute Countersinks ) 

    Kontersing alur lima (Gambar 2.28) memiliki jumlah mata sayat lima. Fungsi

    alat ini sama dengan kontersing tanpa alur, yaitu untuk menchamper ujung

    lubang agar tidak tajam/ sebagai pengarah atau menchamper ujung lubang

    untuk membenamkan kepala baut berbentuk tirus yang besar sudutnya

    tergantung dari sudut kontersing yang digunakan. Kelebihan kontersing alur 

    lima dibandingkan dengan kontersing alur empat adalah beban pada mata

    sayat lebih ringan sehingga lebih tahan lama, karena beban pada mata

    sayatnya terbagi lima.

    Gambar 2.28. Kontersing alur lima

    8) Kontersing Alur Enam (6 Flute Coun tersink s) 

    Kontersing alur enam (Gambar 2.29) memiliki jumlah mata sayat enam. Fungsi

    alat ini sama dengan kontersing tanpa alur, yaitu untuk menchamper ujung

    lubang agar tidak tajam/ sebagai pengarah atau menchamper ujung lubang

    untuk membenamkan kepala baut berbentuk tirus yang besar sudutnya

    tergantung dari sudut kontersing yang digunakan. Kelebihan kontersing alur 

    enam dibandingkan dengan kontersing alur lima adalah beban pada mata sayat

  • 8/17/2019 2C Kontersing

    5/6

    Materi DIO PPPPTK BMTI – Pemesinan Bubut

    Halaman 59

    lebih ringan sehingga lebih tahan lama, karena beban pada mata sayatnya

    terbagi enam.

    Gambar 2.29. Kontersing alur enam

    Dari berbagai jenis kontersing yang telah diuraikan di atas, jika dilihat dari

    sudut mata sayatnya kontersing terbagi menjadi enam jenis juga yaitu,

    kontersing dengan sudut mata sayat 60º, 82º, 90º, 100º, 110 º dan 120º.

    Pada proses pembubutan, untuk menghilangkan bagian ujung yang tajam

    (debured) pada umumnya menggunakan kontersing dengan sudut 90º.

    Sedangkan untuk keperluan lainnya, penentuan/ penetapan kontersing

    berdasarkan besaran sudut mata sayat tergantung dari tuntutan pada

    gambar kerja.

    Kontersing tangkai lurus, pada saat digunakan penggikatanya dipasang pada

    cekam bor (drill chuck) sebagaimana pada proses pengeboran dengan mata

    bor tangkai lurus, dan yang bertangkai tirus pengikatannya dipasang pada

    lubang tirus kepala lepas sebagaimana pada proses pengeboran

    menggunakan mata bor tangkai tirus. Contoh pemasangan kontersing

    tangkai lurus dan penggunaanya pada mesin bubut dapat dilihat pada

    (Gambar 2.30) dan contoh hasil pembubutan champer dengan kontersingmata sayat sudut 90º, dapat dilihat pada (Gambar 2.31).

    Selain itu perlu diketahui bahwa, kontersink tangkai tirus pada umumnya

    menggunakan standar tirus morse/ morse tapper (MT) yaitu mulai dari MT 1

    ÷ 6 sebagaimana mata bor tangkai tirus.

  • 8/17/2019 2C Kontersing

    6/6

    Materi DIO PPPPTK BMTI – Pemesinan Bubut

    Halaman 60

    Gambar 2.30. Contoh pemasangan kontersing tangkai lurus

    dan penggunaanya pada mesin bubut

    Gambar 2.31. Contoh hasil pembubutan champer dengan kontersing sudut 90º