28

Click here to load reader

2.Gelatin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TEKNIK LIMBAH IKAN

Citation preview

GELATIN

23

I. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Salah satu masalah yang paling signifikan dari industri kulit adalah

generasi sampah. Seperti adanya perhatian keprihatian terhadap lingkungan yang meningkat, demikian juga pentingnya teknologi bersih dan metode daur ulan. Limbah kulit padat memiliki potensi untuk di daur ulang menjadi berguna dan produk-produk bernilai tambah tinggi karena substrat kolagennya. Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa produk protein dapat diisolasi dari chamenya dengan hidrolisis thermal dan secara kimia (Catalina et al., 2011). Gelatin merupakan bahan baku yang digunakan dalam industri pangan, farmasi, kosmetika, fotografi, dan beberapa industri lainnya. Contoh produk industri pangan yang menggunakan gelatin adalah permen, krim, karamel, selai, yoghurt, susu olahan, dan sosis. Menurut sumber dari gelatin manufacture of (Europe, 2005). Produksi gelatin dunia terbesar berasal dari bahan baku kulit babi yakni 44,5% (136.000 ton), kedua dari kulit sapi 27,6% (89.000 ton), ketiga dari tulang 26,6% (81.600 ton) dan sisanya berasal dari tulang sapi yang cukup potensial di Indonesia adalah yang berasal dari kulit sapi dan tulang ikan (Harianto et al., 2008). Tingginya kebutuhan gelatin sebagai bahan campuran produk pangan yang masih mengandalkan produk impor ini perlu mendapat perhatian agar tidak banyak devisa negara yang keluar untuk keperluan tersebut. Selain itu, ketidakpastian tentang kehalalan produk gelatin impor yang pada umumnya dibuat dari kulit babi menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan bagi konsumen terutama konsumen muslim. Peluang pemanfaatan bahan lain yang menggunakan karakteristik mirip dengan gelatin untuk menggantikan fungsi gelatin cukup terbuka dan perlu digunakan untuk menekan ketergantungan terhadap gelatin impor (Suharyono dan Bagus, 2006).

TEKNIK LIMBAH IKAN

GELATIN

24

1.2

Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum Teknik Limbah Ikan materi gelatin adalah agar

praktikan dapat mengetahui proses pembuatan gelatin ikan dan mengetahui pemanfaatan gelatin ikan dalam bahan pangan khususnya produk perikanan. Tujuan dari praktikum Teknik Limbah Ikan materi gelatin adalah agar praktikan dapat melakukan proses pembuatan gelatin, yaitu degrasing dan demineralisasi sehingga didapatkan gelatin ikan serta melaksanakan uji proksimat terhadap gelatin ikan.

1.3

Waktu dan Tempat Praktikum Teknik Limbah Ikan materi gelatin dilaksanakan pada Rabu 28

Maret 2012 Pukul 08.00 17.30 WIB di Laboratorium pengolahan hasil perikanan dan nutrisi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang.

TEKNIK LIMBAH IKAN

GELATIN

25

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Karakteristik Sampel Tulang ikan dapat dimanfaatkan menjadi gelatin. Didalam tulang terdapat

kolagen sebesar 18,6% dari 19,86% unsur organik protein kompleks. Secara umum fungsi gelatin untuk produksi pangan adalah sebagai zat pengental, penggumpal, pengemulsi, penstabil, pembentuk busa, menghindari sineresis, pengikat air, memperbaiki konsistensi, pelapis tipis, pemerkaya gizi, pengawet dan lain-lain (Nurilmala et al., 2006). Menurut Sanin (1984) dalam Sekarwiyati (2000), ikan layaran diidentifikasikan sebagai berikut: Phylum Kelas Ordo Subordo Famili Genus Spesies : Chordata : Pisces : Percomorphi : Scombroidea : Istiophoridae : Isthiophorus : Isthiophorus Orientalis Ikan layaran atau marlin juga termasuk dalam kategori ikan tuna. Karakteristiknya badan bulat memanjang, moncong memanjang membentuk seperti pedang. Sirip punggung dimulai dari atas kepala. Pada beberapa jenis, sirip punggung sangat lebar seperti layar. Sirip perut memanjang seperti cambuk dan pada setiap sisi tulang ekor terdapat 2 keel. Warna punggung biru abu-abu (hampir hitam), sedangkan perut berwarna putih (Nurmala, 2006).

2.2

Pengertian Gelatin Gelatin merupakan protein konversi bersifat laru air yang diperoleh dari

hirolis kolagen yang bersifat tidak larut air tulang sapi, kulit sapi, dan kulit adalah bahan yang biasa digunakan untuk memperoleh gelatin. Permintaan gelatin telah meningkat selama bertahun-tahun. Laporan terkini mengindikasikan produk gelatin dunia mendekati angka 92-600 ton (Karim dan Bhat, 2009).

TEKNIK LIMBAH IKAN

GELATIN

26

Gelatin adalah bahan hidrogen dari polimer alami yang diekstrak dari tabung dan kulit berbagai jenis binatang. Hidrogen gelatin mengalami pembengkakan (sewling) ketika menyerap air 5-10 kali bobotnya membentuk gel pada suhu 35-400C dan larut dalam air panas serta dapat berubah secara reversible dari sel ke gel (Maddu et al., 2006). Menurut Dewi dan Maruf (2000), mengatakan bahwa kombinasi yang terbaik pada ekstraksi gelatin dari kulit ikan tuna adalah perendaman dalam kapur dan natrium sulfida selama 48 jam, konsentrasi enzim protease 1% dan lama perendaman 12 jam berdasarkan parameter rendemen, viskositas, pH dan kekuatan gel. Pengeringan yang dilakukan pada penelitian diatas menggunakan oven dengan suhu 50-550C.

2.3

Proses Degreasing Untuk memudahkan membersihkan maka dilakukan pada perendaman

pada air bersuhu antara 60-700C selama 1-2 menit. Proses dari jaringan tulang seperti ini biasa disebut dengan istilah degreasing. Prosesnya dilakukan pada suhu antara titik cair lemak dan suhu koagulasi albumin yaitu antara 32-800C, sehingga dihasilkan kelarutan lemak yang optimum dan struktur protein dalam tulang tidak mengalami denaturasi (Karlina dan Lukman, 2009). Menurut Hajiawati (2006), degreasing (penghilangan lemak) dilakukan dengan beberapa metode untuk mendapat metode yang optimal proses degreasing efektif dilakukan antara suhu cair lemak dan suhu koagulasi albumin tulang yaitu antara 32-800C, sehingga dilakukan kelarutan lemak yang optimum. Metode degreasing yang telah dilakukan pada penelitian ini dengan penggantian air rebusan tiap jam dapat dilihat:

TEKNIK LIMBAH IKAN

GELATIN

27

No 1

Metode rebusan Suhu 700C selama 2 jam

Deskripsi Daging menempel pada tulang sangat sukar untuk dilepaskan

2

Suhu 700C selama 2 jam+

Daging menempel pada tulang sangat keras dan sangat sukar untuk dipanaskan

3

Suhu 800C selama 4 jam

Daging menempel pada tulang cukup mudah dikeluarkan tetapi jaringan ikat sukar lepas

4

Suhu 800C selama 4 jam+

Daging menempel pada tulang mudah dikeluarkan tetapi

kandungan lemak gelatin masih tinggi yakni 4,2% 5 Suhu 1000C selama 4 jam Daging dan semua kotoran mudah di lepaskan dari bagian tulang serta lemaknya semakin menurun

Deskripsi hubungan lama suhu perebusan dan pelepasan daging serta kandungan lemak. Tulang yang akan kandungan untuk pembuatan gelatin terlebih dahulu dibersihkan dari sisa-sisa daging yang masih menempel pada tulang dan dilakukan proses penghilangan lemak (degreasing) dengan cara memasak selama 3 jam pada suhu 800C. setelah itu dilakukan pengecilan ukuran berkisar 2-4 cm2 (Yuaniarifin et al., 2006).

2.4

Proses Demineralisasi Perendaman tulang-tulang dengan larutan asam ini bertujuan untuk proses

demenerialisasi atau menghilangkan garam kalsium dan mineral kitin yang terdapat dalam tulang rawan (Utomo, 1997).TEKNIK LIMBAH IKAN

GELATIN

28

Menurut Karlina dan Lukman (2009), reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: Ca (PO4)2 (aq) + 6 HCl (aq) 3 CaCl2 (aq) + 2 H3 PO4 (aq) 3 Ca2 + (aq) + 2 H3PO4 (aq) Ca (PO4) (aq) + 6 H + (aq) CH3COOH (aq) + Ca2 + (aq) 2 H + (aq) + Ca (CH3COO)2 (aq) Hasil dari akhir reaksi ketiganya, menghasilkan garam kalsium terlarut akibat adanya materi terlarut tersebut, tulang rawan ikan pari menjadi lunak atau biasa disebut ossein. Larutan masing-masing asam juga menjadi keruh Pemanfaatan limbah udang sebagai pakan dibatasi oleh adanya kitin yang mengikat protein dan mineral dalam limbah udang. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Pemisahan kitin dan protein serta mineral yang terkandung dalam limbah udang dapat dilakukan dua proses yaitu, deproteinase yang dilanjutkan demineralisasi atau sebaliknya. Adapun demineralisasi adalah proses untuk melepaskan mineral yang terikat pada kitin (Abun, 2006). Menurut Murtihapsari et al., (2008) demineralisasi gelatin sebagai berikut: kulit udang yang telah mengalami penghilangan protein dicampur dengan asam klorida 125 H dengan perbandingan pelarut dan kulit udang 10:1 lalu dipanaskan pada suhu 20-250C selama satu jam. Pencucian dilakukan dua kali. Setelah pemanasan, pedatan dicuci sampai pH netral kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 800C selama 24 jam. Kitin yang dihasilkan disimpan dalam kantong plastik untuk siap digunakan dan dianalisis.

2.5

Pengertian Ekstraksi Menurut Dewi dan Maruf (2006) menyatakan bahwa kombinasi yang

ekstraksi gelatin dari kulit tuna adalah perendaman kapur dan natrium sulfida selama 48 jam. Konsentrasi enzim protease 1% dan lama perendaman asam 12 jam berdasarkan parameter rendemen, viskositas, pH, dan kekuatan gel. Pengeringan yang dilakukan pada penelitian diatas menggunakan oven dengan suhu 50-550C. Menurut Martianingsih dan Lukman (2009) ekstraksi dilakukan pada suhu 600C dalam sistem waterbath, dimana perbandingan kulit dengan air adalah 1:2.TEKNIK LIMBAH IKAN

GELATIN

29

Pemanasan perlu dilakukan karena gelatin umumnya akan melarutkan dalam air (+ >, 400C). Ekstraksi dengan air hangat akan melanjutkan perusakan ikatanikatan silang. Serta untuk merusak ikatan hidrogen yang menjadi faktor penstabil struktur kolagennya. Menurut Karlina dan Lukman (2009), tahap ekstraksi gelatin yaitu peralatan ekstraksi waterbath, ekstrak disaring menggunakan kertas saring. Whotman No.4 diukur volumennya, dimasukkan dalam botol kaca kedap udara dan diletakkan dalam lemari es atau pendingin bersuhu 400C 100C selama 14 jam. Ekstrak yang telah berubah menjadi gel kemudian diletakkan dalam cawan petri dan dioven selama 24 jam pada suhu 600C dan didinginkan dalam desikator.

2.6

Pengertian Ossein Tulang-tulang yang telah direndam biasa disebut ossein atau tulang lunak.

Ossein dalam masing-masing larutan asam dinetralkan hingga mencapai pH 4-5. Penebalan dilakukan dengan air mengalir selama 1 jam . setelah mencapai pH 45. Ossein-ossein tersebut dibilas menggunakan aqua dinetralisasi dan massanya (M1) (Karlina dan Lukman, 2009). Larutan asam mampu mengubah serat kolagen hiplekeliks menjadi netral tunggal dalam waktu singkat. Sehingga pada waktu yang sama jumlah kolagen yang terhidrolisis lebih banyak. Hasil yang diperoleh adalah ossein. Konversi kolagen menjadi gelatin dilakukan dengan cara ekstraksi. Ekstraksi ossein dalam aquades pada suhu 550C, 100% selama 4-8 jam. Suhu ekstraksi berada diatas suhu susut kolagen yaitu 600-700C. waktu ekstraksi 6 jam merupakan waktu yang optimal karena jika dilanjutkan ossein akan hancur dan larut dalam aquades (Krismawati et al., 2008). Tulang yang telah direndam dalam larutan 5% HCl disebut ossein dan dipisahkan dengan cara penyortiran. Selanjutnya, dilakukan pencucian dengan air. Ossein yang telah dihasilkan dari proses deamineral isasi direndam dalam larutan asam fosfat dengan konsentrasi 1,25%; 2,5%; 3,75%; dan 5% (empat perlakuan) selama 48 jam. Selama 4 perendaman kadang-kadang dilakukan pengadukan. Selain ossein dinetralkan dengan cara dicuci menggunakan air, dilanjutkan

TEKNIK LIMBAH IKAN

GELATIN

30

menggunakan larutan NaOH dan terakhir dicuci kembali menggunakan air (Yuniarifin et al., 2006).

2.7

Uji Proksimat Gelatin Metode pengeringan oven digunakan untuk menentukan kadar air gelatin.

Konten abu ditentukan dengan menggunakan metode AOAC. Kadar lemak mantan ditentukan menggunakan metode sohlextt. Kadar protein ditentukan menggunakan metode kjedhal (Amiza dan Aishah, 2011). Menurut Nurmala et al. (2006), gelatin tulang ikan tuna yang terpilih (kombinasi perlakuan perendaman HCl 6% dengan suhu ekstraksi 800C) dilakukan analisis proksimat yang meliputi kadar air, abu, lemak dan protein. Hasil analisis proksimat gelatin tulang ikan tuna, kakap merah, dan patin dapat dilihat pada tabel 2. Analisis proksimal gelatin ikan Gelatin Parameter (%) Tuna Kadar air Kadar abu Kadar lemak Kadar protein 6,54 1,93 0,42 91,01 Kakap merah 6,73 0,88 0,61 86,61 Patin 9,26 2,26 1,96 85,91 SNI (1995) Maks 16% Maks 3,25% -

Pengamatan dilakukan terhadap karakteristik proksimat dan karakteristik fitokimia gelatin yang dihasilkan. Karakteristik proksimat meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, dan asam amino. Karakteristik fitokimia meliputi pH, viskositas, dan kekuatan gel (Junianto et al., 2006).

2.8

Manfaat Gelatin Gelatin merupakan bahan baku yang digunakan dalam industri pangan,

farmasi, kosmetika, fotografi dan beberapa industri lainnya. Dalam industri pangan, gelatin digunakan sebagai penstabil (stabilizer), pembentuk gel (gelling

TEKNIK LIMBAH IKAN

GELATIN

31

point), pengikat (binder), pengental (thickener), pengemulsi (emulsifier) dan perekat (adhesive). Contoh produk industri pangan yang menggunakan gelatin adalah permen, krim, karamel, selai, yoghurt, susu dan susti (Harianto, 2008). Gelatin selama ini banyak digunakan dalam industri makanan dan farmasi. Dalam industri farmasi, bahan gelatin biasanya dimanfaatkan drug delivery. Beberapa peneliti mengkali bahan sensor kelembapan, baik tipe spesifik, kopositif, maupun tipe optik (Maddu et al., 2000).

TEKNIK LIMBAH IKAN

GELATIN

32

3. METODOLOGI

3.1

Alat dan Fungsi Alat-alat yang digunakan pada praktikum Teknik Limbah Ikan Materi

Gelatin adalah: - Pisau - Baskom - Selang - Loyang - Panci - Kompor gas - Beaker glass 25 ml : Menyayat dan memotong tulang ikan : tempat tulang ikan setelah dipotong : mengalirkan air dari kain : alas saat pengeringan dengan ovan : tempat perebusan selama 30 menit : sumber panas : wadah perendaman tulang ikan dengan larutan HCl 5% selama 48 jam - Oven : untuk mengeringkan ekstrak pada suhu 500C selama 2 jam - Waterbath - Timbangan digital - Beaker glass 1000 ml - Spatula : mengekstraksi sampai pada suhu 900C selam 7 jam : menimbang sampel dengan ketelitian 10-2 gram : wadah HCl 5% dan aquades : mengaduk larutan ekstrak saat ekstraksi dalam waterbath - Kipas angin - Termometer - Talenan - Blender - Kamera - Erlehmeyer 1000 ml - Kain lap - Stopwatch : mengangin-anginkan : mengukur suhu dalam waterbath : alas saat pemotongan tulang ikan : menghaluskan tulang menjadi serbuk halus : alat dokumentasi selama praktikum berlangsung : wadah HCl 5% : mengeringkan alat setelah dicuci : menghitung waktu demineralisasi, ekstraksi

TEKNIK LIMBAH IKAN

GELATIN

33

3.2

Bahan dan Fungsi Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum teknik limbah ikan materi

gelatin adalah: - Tulang ikan sweet lip - Air - HCl 5% - Kertas Lakmus - Aquades - Tissue - Kertas label - Kain blancu - Alufo : bahan pembuatan gelatin : perebusan tulang ikan : pelarutan saat demineralisasi : indikator asam dan basa : pelarut saat ekstraksi : mengeringkan alat yang telah digunakan : menandai alat agar tidak tertukar : menyaring sampel saat pencucian : menutup beaker glass saat direndam HCl 5% agar tidak menguap - Plastik : untuk membungkus gelatin

TEKNIK LIMBAH IKAN

GELATIN

34

3.3

Skema Kerja Tulang Ikan

Degreasing (penghilang lemak) Direndam pada air mendidih selama 30 menit

Pengecilan ukuran 2-5 cm2 dan ditimbang 20 gr

Dimineralisasi (perendaman dalam HCl 5%) selama 48 jam

ossein

Pencucian dengan air mengalir hingga pH netral (6-7)

Ekstraksi dalam waterbath pada suhu 900C selama 7 jam

Ekstrak disaring

Dipekatkan dengan evaporator

Dikeringkan dengan oven pada suhu 500C selama 24 jam

Pengecilan ukuran/penepungan

TEKNIK LIMBAH IKAN

Analisa proksimat

GELATIN

35

4. PEMBAHASAN

4.1

Data Analisa Proximat Dari praktikum teknik limbah ikan materi gelatin didapat hasil analisa

proximat gelatin sebagai berikut: Kandungan Kadar air Kadar abu Protein Lemak Karbohidrat Kadar % 12,104 5,287 60,711 3,242 18,656

4.2

Analisa Prosedur Pada praktikum teknik limbah ikan materi gelatin, pertama yang dilakukan

adalah menyiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan antara lain pisau, baskom, nampan, panci, kompor gas, beaker glass 200 ml, beaker glass 1000 ml, loyang, oven, waterbath, gelas ukur 100 ml, kain blancu, hot plate, blender, talenan. Bahan yang digunakan antara lain tulang ikan layaran, air, HCl 5%, kertas lakmus merah, plastik, kertas label. Pertama-tama tulang ikan layaran dibersihkan dari daging yang masih menempel. Dicuci bersih tulang ikan dengan air yang mengalir. Selanjutnya proses degreasing atau penghilangan lemak dengan cara direbus dalam air mendidih selama 30 menit. Tujuan degreasing untuk meninggalkan lemak-lemak yang menempel pada tulang. Selanjutnya tulang ikan dipotong kecil-kecil dengan ukuran 2-5 cm2 dengan menggunakan pisau dan talenan. Setelah itu tulang ikan ditimbang sebanyak 20 gram menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram. Tujuan pengecilan ukuran agar HCl dapat meresap selama perendaman. Setelah itu proses demineralisasi. Tulang ikan yang telah dipotong kecilkecil dimasukkan ke beaker glass 250 ml. lalu ditambahkan larutan HCl 5%

TEKNIK LIMBAH IKAN

GELATIN

36

dengan perbandingan 1:10. Direndam selama 48 jam untuk menghilangkan garam mineral (Ca) dari tulang, sehingga diperoleh ossein. Lalu dinetralkan dengan air yang mengalir hingga pH 6-7, dicek pH dengan menggunakan kertas lakmus lalu diangin-anginkan selama 5 menit. Tahap selanjutnya adalah ekstraksi. Tujuan dilakukan ekstraksi untuk mengkonversi kolagen menjadi gelatin. Tulang ikan yang telah disaring dan dinetralisir diletakkan dalam beaker glass 250 ml. kemudian ditambah aquades sebanyak 200 ml lalu dimasukkan dalam waterbath bersuhu 900C selama 7 jam untuk memperoleh cairan murni yang terpisah dari endapannya sehingga diperoleh ekstrak. Kemudian disaring dengan kain blancu dan dipekatkan diatas hot plate agar stok gelatin lebih kental. Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 500C selama 24 jam untuk memperoleh gelatin kering dengan kadar air rendah. Selanjutnya dilakukan pengecilan ukuran dengan menggunakan blender agar diperoleh gelatin ukuran dengan menggunakan blender agar diperoleh gelatin dengan struktur lebih halus. Kemudian dilakukan analisis proksimat. Untuk mengetahui komposisi yang terkandung dalam gelatin. Menurut Suryanti et al. (2006) secara ekonomis, proses asam lebih disukai dibandingkan proses basa karena perendaman yang dilakukan dalam proses asam relatif lebih singkat dibandingkan proses basa. Beberapa penelitian lainnya telah dilakukan mengenai asam klorida dan perlakuan degreasing dengan pemanasan pada suhu sekitar 70-800C. gelatin yang dihasilkan memberikan kekuatan gel >100 gr.

4.3

Analisa Hasil

4.3.1. Kadar Air Menurut SNI (1995) dalam JECFA (2003) dalam Nurimala (2006). Kadar air yang memenuhi standar mutu gelatin yaitu maksimal 16% dan maksimum 18%. Pada kadar air 13% dan suhu 250C gelatin mencapai titik keseimbangan dengan kelembaban udara lingkungan. Dengan kadar air sebesar 12,104% ini, gelatin dari tulang ikan layaran cenderung akan menyerap air jika disimpan pada suhu ruang untuk mencapai titik keseimbangan dengan kelembapan udara lingkungan.TEKNIK LIMBAH IKAN

GELATIN

37

4.3.2 Kadar Abu Kadar abu dari gelatin tulang ikan layaran adalah 5,287%. Kadar abu pada gelatin ini tidak memenuhi standar. Menurut Astawan dan Tito (2003), kadar abu produk berkisar antar 2,9 - 4,3 %. Standar mutu (1995), yaitu maksimal 3,25%. Tingginya kadar abu pada gelatin mungkin disebabkan oleh masih adanya komponen mineral yang terikat pada kolagen, yang belum terlepas saat proses pencucian sehingga ikut terekstraksi dan terbawa pada gelatin yang dihasilkan.

4.3.3 Kadar Protein Hasil pengukuran kadar protein dari gelatin tulang ikan layaran adalah sebesar 60,711%. Menurut Rohmawati et al. (2008), bahwa kadar protein meningkat dapat disebabkan perlakuan (suhu dan waktu perebusan) tidak menyebabkan hilangnya gugus amin sehingga total nitrogen masih tinggi. Selain itu berhubungan juga dengan komposisi proksimat lainnya, seperti kadar abu dan lemak gelatin dan kulit ikan kering lebih rendah daripada kulit ikan segarnya.

4.3.4 Kadar Lemak Berdasarkan hasil praktikum didapatkan bahwa kadar lemak gelatin dari tulang ikan layaran sebesar 3,242%. Hal ini dikarenakan ikan layaran memiliki kandungan lemak tinggi. Namun, kadar lemak ini tidak melebihi batas normal, sesuai dengan pernyataan Jobling (1993) dalam Astawan dan Tito (2003), bahwa kisaran nilai tersebut cukup baik karena tidak melebihi 5% yang merupakan kisaran nilai maksimal untuk persyaratan mutu gelatin.

4.3.5 Karbohidrat Dari hasil uji proksimat, kadar karbohidrat pada gelatin yaitu sebesar 18,654%. Menurut Astawan dan Tito (2003), bahwa ikan calta calta dan labio ratika menunjukkan pertumbuhan yang maksimal setelah diberi pakan dengan kadar karbohidrat sebesar 36%.

TEKNIK LIMBAH IKAN

GELATIN

38

5. PENUTUP

5.1

Kesimpulan Pada praktikum teknik limbah ikan materi gelatin dapat disimpulkan: - Gelatin merupakan produk alami yang didapatkan dengan cara hidrolisis parsial kolagen - Gelatin merupakan derivat protein dari serat kolagen yang terdapat pada kulit, tulang dan rawan - Degreasing adalah suatu proses menghilangkan lapisan lemak atau minyak atau kotoran yang menempel pada permukaan komponen struktur. - Dari hasil analisa proksimat yang dihasilkan, didapatkan data kualitas kadar air baik sebesar 12,104% - Dari hasil analisa proksimat yang dihasilkan didapatkan data kualitas kadar abu kurang baik sebesar 5,287% - Dari hasil analisa proksimat yang dihasilkan didapat data 1 kualitas kadar protein kurang baik sebesar 60,711% - Dari hasil analisa proksimat yang dihasilkan didapat data kualitas kadar lemak baik sebesar 3,242% - Dari hasil analisa proksimat yang dihasilkan didapat data kualitas karbohidrat kurang baik sebesar 18,656% Pada praktikum ini sebaiknya disiapkan bahan yang cocok dan praktikan

melaksanakan prosedur kerja dengan teliti agar hasil praktikum lebih baik.

TEKNIK LIMBAH IKAN

GELATIN

39

DAFTAR PUSTAKA

Abun. 2006. Pengukuran nilai kecernaan Ransum yang mengandung limbah udang windu produk fermentasi pada ayam broiler. Jurusan nutrisi dan makanan ternak. FAPET. UNDIP: Semarang Amiza, M.A dan Siti Aishah D. 2011. Effect of drying and freezing of cobia (Rachycentuion canadum) skin on its belatin properties. Astawan dan Tito. 2003. Pengaruh jenis larutan perendam serta metode pengeringan terhadap sifat fisik, kimia dan fungsional gelatin dari kulit. Jurnal teknologi industri pangan Vol XIV No.1 Catalina, M; G. Atten Burrow; Jounne Cat; A.D. Covington; ADM Antones. 2011. Isolation and Deodorization of Gelatin Obtainer from Chrome Channed Shoving Dewi, Fera Roswita dan Widodo Farid Maruf. 2000. Pembuatan gelatin dari kulit ikan tuna dan karakteristiknya sebagai bahan baku industri farmasi. Hajiawati, Riwandi. 2006. Sifat fisik dan kimia gelatin tulang sapi dengan gerendaman asam klorida pada konsentrasi dan lama perendaman yang berbeda. IPB: Bogor Harianto, Tazwir an R. Peranginangin. 2008. Studi Teknik Pengeringan Gelatin Ikan dengan alat pengering kabinet. Jurnal pasca panen dan bioteknologi kelautan dan perikanan Vol 3 No.1 Junianto, Kiki H dan Maulina. 2006. Produksi Gelatin dari Tulang Ikan dan Manfaatnya sebagai bahan dasar pembuatan cangkang kapsul. UMPAD: Bandung Karim, A.A dan Bhat R. 2009. Review Fish Gelatin: Properties Challenges and Prospect AS an Alternative to Mammalians Gelatins Trends in Food. Science and Technology. 19: 644-656 Karlina, Intan Riezky dan Lukman Atmaja. 2009. Ekstrak gelatin dan tulang rawan ikan pari pada variasi larutan asam untuk perendaman prosiding skripsi. FMIPA. ITS: Surabaya Kusmawati, Rinta; Tazwir; Ari Wawasito. 2008. Pengaruh perendaman dalam asam klorida terhadap kualitas gelatin tulang kakap merah. Jurnal pasca panen dan bioteknologi kelautan dan perikanan Vol 3 No.1 Maddu, A.K; Moedjahidin; S. Sandy dan H. Zaun. 2006. Pengaruh Kelembapan terhadap sifat optik film gelatin. Makara sains Vol 10 No.1: 30-34

TEKNIK LIMBAH IKAN

GELATIN

40

Martianingsih, Niniek dan Lukman Atmaja. 2009. Analisis sifat kimia, fisik dan thermal gelatin dari ekstraksi kulit ikan pari melalui variasi jenis larutan asam. FMIPA. ITS: Surabaya Murtihapsari, Parubak; Apriani sulu dan Murtiningrum. 2008. Ekstraksi kitin dari limbah udang putih asal sorong papua dengan teknik berpotensi dan demineralisasi. Jurnal nusa kimia vol 8 No. 1: 19-23 Nurilmala, Mala; Mitta Wahyuni; Held Wiraatmaja. 2006. Perbaikan nilai tambah limbah tulang ikan tuna menjadi gelatin serta analisis fisika kimia. Buletin THP. Vol 1x No.2 Nurmala. 2006. Ekstraksi gelatin dari ikan layaran (isthiophorus orientalis) dengan pelarut yang berbeda Rohmawati, Hafni; Y. pranoto dan D.W. Nurseno. 2008. Pengaruh pengeringan kulit ikan terhadap rendemen dan komposisi proximat gelatin hasil ekstraksi. UGM: Yogyakarta Sekarwiyati. 2000. Limbah hasil perikanan sebagai bahan baku industri ISBN. 979-8769-02-7 Suharyono dan Bagus. 2006. Penggunaan campuran karaginan dan kontak dalam pembuatan permen jeli. Balai besar riset pengolahan produk dan bioteknologi kelautan dan perikanan Suryanti; Susilo Hadi dan Rosmawati P. 2006. Ekstraksi Gelatin dari tulang ikan kakap merah secara asam. Jurnal pasca panen dan bioteknologi kelautan dan perikanan Vol 1 No.1 Utomo. 1997. Optimasi Teknik Produksi Gelatin dari Tulang Ikan Kakap merah (Lutgamus Sp) Yuniarifin, H; V.P. Bintoro dan A Suwarastuti. 2006. Pengaruh berbagai konsentrasi asam fosfat pada perendaman tulang sapi terhadap rendemen, kadar abu dan viskositas gelatin. Jurnal indo 70P. amim.

TEKNIK LIMBAH IKAN

GELATIN

41

LAMPIRANTulang ikan dibersihkan Di degreasing selama 30 menit

Ditiriskan

Diletakkan dalam baskom

Ossein

Diekstraksi selama 7 jam

Ditimbang

TEKNIK LIMBAH IKAN