Upload
haeyckal-haeycal-haeckel
View
29
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
trl
Citation preview
04/05/2014
1
TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN
LIMBAH
PENGERTIAN LIMBAH
• Limbah pada dasarnya suatu bahan yangterbuang atau dibuang dari suatu sumber hasilaktivitas manusia, maupun proses-prosesalam dan tidak atau belum mempunyai nilaieknomi, bahkan dapat mempunyai nilaiekonomi yang negatif.
KLASIFIKASI LIMBAH
1. Limbah Berbahaya (Hazardous Waste)
2. Limbah Berkadar Rendah (Low Level Waste)
3. Limbah Transuranik (TRU Waste)
4. Limbah Campuran (Mixed Waste)
5. Limbah Tak Berbahaya (Nonhazardous Waste)
6. Limbah Khusus (Special Case Waste)
KARAKTERISTIK LIMBAH BERBAHAYA
MUDAH TERBAKAR KOROSIF
REAKTIF TOKSISITAS
1. Limbah Berbahaya (Hazardous Waste)
• Kemampuan untuk terbakar– Titik nyala kurang dari 600C, dalam bentuk non-cairan yang secara
spontan terbakar
– dapat dibakar dengan adanya gesekan atau penyerapan kelembabanpada suhu lingkungan, dalam bentuk gas bertekanan
– dalam bentuk padatan yang terbakar dengan adanya oksigen di atmosfer
– melepaskan sejumlah besar energi
– Contohnya antara lain adalah alkohol (≥ 24% volume), serbuk halus besi, nikel, dan aluminum, benzoil peroksida, potasium nitrat
• Daya korosivitas– Bentuk dapat berupa cairan, gas, atau padatan yang dapat menunjukkan
sifat-sifat larutan dengan pH ≤ 2 atau ≥ 12,5.
– Contohnya antara lain larutan asam dengan pH ≤ 2, larutan alkali dengan pH ≥ 12,5, larutan feri khlorida, padatan soda kostik
1. Limbah Berbahaya (Hazardous Waste)• Daya reaktifitas
– cairan, gas, atau padatan bereaksi sangat cepat dengan air,– membentuk campuran yang sangat eksplosif dengan air, – umumnya tidak stabil dan cepat mengalami perubahan tanpa ledakan,– membangkitkan gas-gas beracun, uap atau kabut membahayakan
kesehatan manusia atau lingkungan jika bercampur dengan air ataubahan kimia lain seperti asam
– Contoh : adalah senyawa nitro, litium hidrida, logam sodium
• Tingkat keracunan– berupa cairan, gas, atau padatan yang menunjukkan sifat-sifat
karsinogenik, mutagenik, atau teratogenik,– menyebabkan efek kesehatan akut atau kronis– mengandung konstituen berbahaya di atas nilai ambang batas,– beracun terhadap binatang uji baik lewat oral, dermal, atau pernafasan,– beracun terhadap kehidupan perairan,– mengandung senyawa karsinogen di atas nilai ambang batas– contoh : air yang melarutkan logam-logam berat seperti nikel atau perak,
pelarut khlorinasi atau non-khlorinasi, pestisida, pendingin dengan atautanpa logam atau oli, limbah oli
04/05/2014
2
2. Limbah Berkadar Rendah (Low Level Waste) Mengandung komponen radioaktif berkadar rendah yang tidak memenuhi
definisi limbah transuranik dan tidak mengandung komponen seperti yang telah dipersyaratkan.
Contoh yang banyak digunakan adalah unsur berylium atau minyak yang terkontaminasi komponen radioaktif.
3. Limbah Transuranik (TRU Waste) Limbah padat yang terkontaminasi oleh sinar alfa dari emisi radionuklida
transuranium dengan waktu paruh lebih dari 20 tahun dan konsentrasi lebih besar dari 100 nCi per gram (100 nCi/g).
Radionuklida transuranik adalah radionuklida yang mempunyai nomor atom lebih besar dari 92.
Bahan-bahan yang mengandung radionuklida transuranik harus diberi label sebagai limbah radioaktif.
Limbah yang terkontaminasi radionuklida transuranik atau dengan radionuklida transuranik dan bahan berhaya diatur agar tidak dicampur tetapi hanya sebagai radionuklida transuranik.
4. Limbah Campuran (Mixed Waste)– Limbah campuran berkadar rendah paling tidak mengandung
bahan yang termasuk dalam limbah berbahaya, yang mungkin dalam keadaan padat, cair, atau gas.
– Disebabkan pilihan pengolahan dan pembuangan limbah-limbah seperti ini sangat terbatas dan mahal, hal ini sangat disarankan untuk tidak dihasilkan.
– Pilihan buangan sangat terbatas sehingga sangat diperlukan untuk meminimisasi hasil dari aliran limbah.
– Limbah yang bercampur dengan bahan transuranik dipertimbangkan sebagai limbah tercampur bahan transuranik. Hanya padatan limbah campuran transuranik yang dapat diterima.
– Karakteristik bahaya yang dapat diterima untuk pembuangan adalah keracunan.
– Limbah yang terkontaminasi dengan bahan-bahan yang mudah terbakar, korosif, atau reaktif harus diolah untuk menghilangkan karakteristik-karakteristik ini.
5. Limbah Tak Berbahaya (Nonhazardous Waste)
– Limbah industri tak berbahaya (Nonhazardous industrial waste)
• Limbah industri dapat mengandung konstituen berbahaya yang masih di bawah nilai ambang batas akan tetapi sudah melampaui nilai batas untuk dibuang badan air.
– Limbah permukiman tak berbahaya (Nonhazardous municipal waste)
• Limbah permukiman seperti kertas, karton, bahan makanan dan kemasan, dan keranjang dapat dibuang langsung di Tempat Pembuangan Akhir
6. Limbah Khusus (Special Case Waste)• Limbah ini mempunyai penanganan dan pengepakan yang
khusus untuk memenuhi kriteria yang ada. • Termasuk bahan-bahan ini adalah:
– tabung lampu (fluorescent tubes & ballasts), uap asam (fuming acids), silinder gas, filter HEPA, limbah medis, asam nitrat, bahanpembentuk peroksida, PCBs, limbah selokan (sewer waste), bahan-bahan berpelindung (shielded items)
• Limbah tidak dapat diterima jika memenuhi kategori berikut : – limbah yang bereaksi atau melepaskan konstituen berbahaya pada
laju yang membahayakan untuk disimpan atau dipindahkan– eksplosif– gas bertekanan– limbah dari produk yang tidak sempurna– limbah rusak dalam kemasan– sangat berbahaya/beracun akut yang melebihi BM untuk setiap
kontainer– limbah tidak dapat diidentifikasi atau tidak lengkap
karakteristiknya
NILAI AMBANG BATAS
Definisi: Kadar suatu zat dimana pekerjasanggup menghadapinya dengantidak menunjukkan penyakit/kelainandalam pekerjaan mereka untuk waktu8 jam sehari & 40 jam/minggu.
PENGGOLONGAN LIMBAH BERDASARKAN FASENYA
Limbah Padat Limbah Cair
Limbah Gas
04/05/2014
3
LIMBAH PADATMerupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan
SUMBER LIMBAH PADAT:• PABRIK GULA• PULP• KERTAS• RAYON• PLYWOOD• LIMBAH NUKLIR• PENGAWETAN BUAH, IKAN, DAGING
Secara garis besar, limbah padat terdiri dari:
1. Limbah padat yang mudah terbakar
2. Limbah padat yang sukar terbakar
3. Limbah padat yang mudah membusuk
4. Lumpur
5. Limbah yang dapat di daur ulang
6. Limbah radioaktif
7. Bongkaran bangunan
DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH PADAT
Dengan adanya limbah padat dalam lingkungan, maka akan timbul:
1. Gas beracun seperti:- Asam Sulfida H2S- Amoniak (NH3)- Methan (CH4)- CO2
- COGas ini akan timbul, bila limbah padat ditimbun danmembusuk karena adanya mikroorganisme. Dengan adanya musim hujan dan kemarau, akan terjadiproses pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancurdalam suasana aerob/anaerob.
2. Penurunan kualitas udara
Dalam sampah yang ditumpuk akan terjadi reaksi kimiaseperti gas H2S, NH3 methane yang bila melebihi NilaiAmbang Batas akan merugikan manusia, di mana kadar H2S sebesar 50 ppm akan membawa mabuk dan pusing.
3. Penurunan kualitas air
Karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalamperairan/bersama-sama air limbah, maka akan menyebabkanair menjadi keruh dan rasanya berubah.
4. Kerusakan permukaan tanah
PENGOLAHAN LIMBAH PADAT
Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dibagi menjadi 2 cara, yaitu:Limbah padat tanpa pengolahan dan limbah padat dengan pengolahan
Limbah padat tanpa pengolahan:
Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan berbahaya, bisa langsung dibuang ke tempat tertentu seperti TPA.
Limbah padat dengan pengolahan:
Limbah padat yang mengandung unsur kimia yang beracun danberbahaya, harus diolah dahulu sebelum dibuang ke tempat tertentu.
(Lihat mekanisme pengolahan limbah)
04/05/2014
4
FAKTOR2 YANG PERLU DIPERHATIKAN SEBELUM MENGOLAH LIMBAH PADAT
1. Jumlah limbah– sedikit: mudah ditangani sendiri
– banyak: membutuhkan penanganan khusus (tempat dan sarana pembuangan) → 4 m3 limbah padat/hari.
2. Sifat fisik dan kimia limbahSifat fisik: mempengaruhi pilihan tempat pembuangan,
sarana pengangkutan dan pilihan pengolahan.
Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari lingkungan dengan cara membentuk senyawa baru.
3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkunganKarena lingkungan ada yang peka/tidak peka terhadap pencemaran, maka perlu diperhatikan:
a. Tempat pembuangan akhir (TPA)b. Unsur yang akan terkenac. Tingkat pencemaran yang akan timbul
4. Tujuan akhir dari pengolahanAda 2 tujuan akhir, yaitu:Bersifat ekonomis dan non-ekonomis
• Tujuan pengelolaan yang bersifat ekonomis: Meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk didaur ulang/dimanfaatkan lain.
• Tujuan pengelolaan yang bersifat non-ekonomis: Untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
KARAKTERISTIK PARTIKEL
UKURAN BENTUK DENSITY
STIKY HIGROSKOPIK SIFAT ELEKTRIK
PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PADAT
Ada 4 proses, yaitu:
• Pemisahan
• Penyusutan ukuran
• Pengomposan
• Pembuangan limbah
1. PEMISAHAN
• Karena limbah padat terdiri dari: ukuran yang berbeda dan kandungan bahan yang berbeda maka harus dipisahkan dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet.
• Pemisahan ada 3 sistem, yaitu:
a. Sistem balistik: adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan
keseragaman ukuran/berat volume
b. Sistem gravitasi: adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat.
misal : barang yang ringan/terapung
barang yang berat/tenggelam
c. Sistem magnetis: adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet, yang bersifat magnet akan langsung menempel.
misal: untuk memisahkan campuran logam dan non logam
2. PENYUSUTAN UKURAN
• Penyusutan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil, supaya pengolahannya menjadi mudah.
3. PENGOMPOSAN• Pengomposan dilakukan terhadap buangan/ limbah
yang mudah membusuk, sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik.
• Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya/volumenya.
04/05/2014
5
4. PEMBUANGAN LIMBAH
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Pembuangan di lautb. Pembuangan di darat (sanitary landfill)
a. Pembuangan di lautPembuangan limbah padat di laut tidak boleh dilakukan di sembarang tempat
dan perlu diingat bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut.
Hal ini disebabkan:Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayanLaut sebagai tempat rekreasi dan lalu-lintas kapalLaut menjadi dangkalLimbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya (misal:
limbah B3 /limbah radioaktif), dapat membunuh biota laut
b. Pembuangan di darat/di tanah
Untuk pembuangan di darat, perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan sebagai berikut:
• Pengaruh iklim, temperatur dan angin• Struktur tanah • Jaraknya harus jauh dengan pemukiman• Pengaruh terhadap sumber air, perkebunan, perikanan
peternakan, flora atau fauna.Jadi: Pilih lokasi yang benar2 tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun
Pembuangan di darat/tanah dibagi:• Penebaran di atas tanah• Penimbunan/penumpukan• Pengisian tanah yang cekung (landfill)
Contoh Pengelolaan Limbah Padat Di Industri Pupuk
PT. Pupuk Kaltim,Bontang, Kalimantan Timur
DEFINISI1. Limbah padat yang dimaksud terdiri dari limbah organik dan
limbah anorganik adalah benda padat yang tidak bermanfaat atau tidak digunakan lagi oleh kepala unit kerja pemilik masing-masing dan dapat menimbulkan pengotoran pada lingkungan atau ruangan.
2. Limbah padat organik adalah limbah yang mudah mengalami proses pembusukan.
3. Limbah padat anorganik adalah limbah yang tidak mudah atau tidak dapat mengalami proses pembusukan, misal : plastik, karung bekas, serpihan logam atau diluar item 3.8.
4. TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yaitu tempat untuk melaksanakan kegiatan pemusnahan limbah padat pada lokasi yang telah ditentukan.
5. Urea deposit adalah gumpalan urea yang berasal dari scrapper prilling tower/tempat lain atau dari urea yang mengeras/menggumpal/membatu namun tidak terkontaminasi dengan impuritas lain sehingga dapat diolah kembali di Pabrik atau sesuai rekomendasi unit kerja terkait.
6. Urea Unspect adalah produk urea yang sudah terkontaminasi oleh impuritas lain (misal : debu, tanah, oli, dll) dan tidak dapat diolah kembali berdasarkan rekomendasi unit kerja terkait.
7. Urea sweeping adalah urea yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan namun masih dapat di daur ulang dan atau sesuai dengan rekomendasi unit kerja terkait.
8. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), yang termasuk limbah B3 di PKT adalah : oli bekas, afduner bekas, limbah laboratorium, accu bekas, katalis bekas, bahan kimia kadaluwarsa, drum plastik (wadah) bekas kemasan bahan kimia yang belum dicuci (diubah menjadi non B3) yang telah diatur dengan work instruction oleh unit kerja pengguna.
9. Limbah yang berasal dari workshop diatur dengan work instruction oleh unit kerja pelaksana.
KETENTUAN UMUM1. Limbah padat sebelum diperlakukan lebih lanjut di seleksi.2. Limbah padat yang belum bisa diperlakukan lebih lanjut
ditampung di gudang, kecuali untuk sampah organik dan sampah anorganik non logam.
3. Limbah B3 disimpan sementara di gudang lay down sebelum dikelola lebih lanjut.
4. Limbah padat (urea unspect) disimpan ditempat penampungan sementara sebelum didistribusi ke masyarakat.
5. Pengelolaan limbah padat dan B3 mengacu pada Hirarki Pengelolaan Limbah yang memakai prinsip 5R (Rethink, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery) dan land fill serta dikirim ke pihak ketiga yang mempunyai izin dari instansi terkait sesuai dengan peraturan yang berlaku sebagai alternatif pengelolaan terakhir.
04/05/2014
6
PROSEDUR1. Seleksi Limbah Padat
Sebelum diperlakukan lebih lanjut, limbah padat dikelompokkan:a. Limbah padat yang dapat diolah kembali :katalis HTS (Fe2O3),
Katalis Konv. NH3 (Fe3O4) dan sampah organik.b. Limbah padat yang dapat dijual, terdiri dari :
– Katalis Primary Reformer (NiO), Secondary Reformer, Methanator, Low Shift Conventer (CuO, ZnO, Cr2O3), H2 Converter (Instruksi Kerja Penanganan Katalis Bekas yang Bernilai Ekonomis)
– Logam, dan serpihan logam ditangani dan dikelola sesuai Instruksi Kerja Penanganan Material Scrap
– Drum Plastik (wadah) bekas kemasan bahan kimia ditangani dan dikelola sesuai Instruksi kerja di Departemen Operasi K1, K2, K3 dan POPKA, K4
c. Limbah padat yang dapat dibuang : limbah anorganik non logam, resin mixed bed polisher dan resin cation exchanger, adsorber (ASU, ASP, DRYER), karbon aktif, Pallet urea.
d. Limbah padat yang dapat ditimbun di tanah (land fill), yaitu bongkahan beton, dan non bongkahan (non logam).
2. Limbah Padat yang Dapat Diolah Kembali
–Katalis HTS (Fe2O3) dan katalis konverter Amoniak (Fe3O4) dibuat Concrete Block (Lantai Beton) dengan perbandingan campuran 3 semen, 4 pasir, dan 4 katalis.
–Sampah organik diolah menjadi kompos di lokasi proyek kompos PC VI.
3. Limbah padat yang tidak dapat diolah:ditimbun di tanah (land fill).
4. Pengelolaan Limbah B3• a. Oli Bekas– Oli bekas ditampung di penampungan sementara, kemudian dikumpulkan
dalam drum khusus.
• b. Afduner bekas– Dikumpulkan dalam drum dan dipakai untuk latihan pemadam kebakaran
sebagai pengganti solar. .
• c. Accu bekas– Dikumpulkan secara bertahap dan disimpan di gudang penyimpanan limbah B3
diberi label sambil menunggu pihak pengelola yang sudah mendapat izin dariKLH.
• d. Katalis– Primary Reformer (NiO), Secondary Reformer, Methanator, Low Shift
Conventer (CnO, ZnO, Cr2O3), H2 Converter (WIL-PL-Tek-02-01 tentang InstruksiKerja Penanganan katalis Bekas yang Bernilai Ekonomis)
• e. Limbah Laboratorium – Dinetralkan, di-reduce, dibakar di incinerator
• f. Bahan kimia kadaluwarsa– Diusahakan untuk di-reduce,di-reuse, re-cycle, landfill, bila tidak
memungkinkan kirim ke pihak ketiga yang mempunyai izin dari instansi terkait sesuai dengan peraturan yang berlaku.
PENGECUALIAN
• Penanganan limbah padat di area pelabuhan di lakukan oleh Perusahaan Bongkar Muat (PBM) yang beroperasi di pelabuhan dan di bawah kontrol Departemen Pelabuhan dan Distribusi.
• Limbah padat yang berupa urea unspect dikirim ke tempat penampungan sementara urea unspect.
• Penanganan limbah padat yang mengandung Radioaktif diatur dengan prosedur tersendiri.
Contoh Pengelolaan Limbah Padat Di Industri Ammonium Nitrat
Kapasitas : 300.000 ton/tahun
PT. Kaltim Nitrate Indnesia,Bontang, Kalimantan Timur
Kantor Pusat: Gedung Sentral Senayan Lt. 4, Jl. Asia Afrika VIII No. 8 Jakarta Selatan
Limbah Padat Non B3
1. Limbah padat (sampah) domestik dan kantor– Sifat : Non Toksik
– Sumber : Keg. domestik/rumah tangga dan Kantor
– Jumlah : 60 m3/tahun, 60 m3/tahun
– Penanganan :• Limbah domestik dibuang ke TPA
• Kertas dan karton yang dapat dilakukan siklus ulang
2. Kantung Lilamin– Sifat : Non Toksik
– Sumber : Pengepakan
– Jumlah : 1800 kantung/thn
– Penanganan :• Cuci dengan bersih dan buang ke TPA
04/05/2014
7
Limbah Padat B3
1. Katalis Bekas– Sifat : Non Toksik– Sumber : Ammonia Converter– Jumlah : 120 kg/tahun– Penanganan :
• Dikumpulkan menurut karakteristiknya, • Dikemas dalam drum dan diberi tanda,• Ditempatkan di tempat sesuai dan aman, • Dikelola sesuai dengan prosedur yang ada dalam limbah B3.
2. Drum Kosong– Sifat : Non Toksik– Sumber : Penyimpanan Bahan Kimia– Jumlah : 2000 drum/thn dan 100 bh @ 200 L/thn– Penanganan :
• Cuci dengan air sampai bersih• Ditempatkan di tempat sesuai dan aman, • Dikelola sesuai dengan prosedur yang ada dalam limbah B3.
3. Inert Material (plastik, dll) dengan kandungan nitrat– Sifat : Non Toksik– Sumber : Umum– Jumlah : 10 m3/tahun– Penanganan :
• Pengepakan yang minimal• Dicuci dengan air untuk menghilangkan kontaminan nitrat di bawah
100 mg/L• Dikirim ke landfill oleh kontraktor limbah
4. Kantung Ammonium Nitrat – Sifat : Non Toksik– Sumber : Reclaimed out of specification product– Jumlah : 1000 kantung/thn – Penanganan :
• Cuci dan ambil kontaminan yang ada• Ditempatkan di tempat sesuai dan aman, • Dikelola oleh kontraktor limbah
5. Coating Agent
– Sifat : Non Toksik
– Sumber : Sistem pelapisan produk dan Separator
– Jumlah : 20 ton/tahun
– Penanganan :• Pengambilan dan pembuangan oleh kontraktor yang berlisensi
6. Filter
– Sifat : Non Toksik
– Sumber : Aqua NH3/NH3 filter, Kompressor HNO3
– Jumlah : 24 bh/thn, 20 m3/thn, 100 bh/thn
– Penanganan :• Cuci dan ambil kontaminan yang ada
• Ditempatkan di tempat sesuai dan aman,
• Dikelola oleh kontraktor limbahTempat Penyimpanan Sementara Limbah Padat
Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Padat