2.Pedoman Perencanaan Trotoar.pdf

  • Upload
    bgan29

  • View
    596

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1 - 27

    PEDOMAN Konstruksi dan Bangunan

    Perencanaan Trotoar

    DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PPUUSSAATT PPEENNEELLIITTIIAANN DDAANN PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN JJAALLAANN DDAANN JJEEMMBBAATTAANN

  • 1 - 27

    Daftar Isi Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Prakata 1. Ruang Lingkup..................................................................................................................5 2. Acuan Normatif .................................................................................................................5 3. Istilah Dan Definisi ............................................................................................................5 4. Ketentuan..........................................................................................................................7

    4.1 Ketentuan Umum......................................................................................................7 4.1.1 Fungsi Trotoar ...............................................................................................7

    4.2 Ketentuan Teknis......................................................................................................7 4.2.1 Keperluan Trotoar..........................................................................................7 4.2.2 Penempatan Trotoar......................................................................................7 4.2.3 Dimensi Trotoar .............................................................................................8 4.2.4 Perlengkapan Trotoar ....................................................................................9 4.2.5 Tipe Trotoar .................................................................................................10 4.2.6 Konstruksi Trotoar .......................................................................................14 4.2.7 Kemiringan Memanjang dan Melintang .......................................................16 4.2.8 Permukaan Trotoar......................................................................................17 4.2.9 Pelandaian Trotoar ......................................................................................20

    5. Prosedur Perencanaan ...................................................................................................25 Lampiran A. (informatif) Daftar Nama dan Lembaga

  • 2 - 27

    Daftar Tabel Tabel 1 Nilai N ...................................................................................................................8 Tabel 2 Lebar Trotoar sesuai penggunaan lahan disekitarnya..........................................8

  • 3 - 27

    Daftar Gambar Gambar 1 Ruang Bebas Trotoar .......................................................................................9 Gambar 2 Potongan melintang Trotoar pada Rumija yang cukup lebar..........................10 Gambar 3 Trotoar pada Rumija yang dibatasi Lereng.....................................................11 Gambar 4 Trotoar pada Rumija yang dibatasi Sandaran Jembatan ...............................11 Gambar 5 Trotoar dengan Rumija dibatasi bangunan/pertokoan....................................12 Gambar 6 Trotoar di dalam Terowongan.........................................................................12 Gambar 7 Trotoar di depan tempat Pemberhentian Bis/Angkot......................................13 Gambar 8 Trotoar di belakang tempat Pemberhentian Bis/Angkot .................................13 Gambar 9 Konstruksi Trotoar Blok Terkunci....................................................................14 Gambar 10 Konstruksi Trotoar Beton ................................................................................14 Gambar 11 Konstruksi Trotoar Permukaan Aspal .............................................................15 Gambar 12 Kemiringan Memanjang Trotoar dan Penyediaan Landasan Rata.................16 Gambar 13 Tekstur Bulat Ubin Peringatan........................................................................17 Gambar 14 Tekstur Garis Ubin Pengarah .........................................................................17 Gambar 15 Penempatan Ubin Pemandu Pada Trotoar (Simpang Empat)........................18 Gambar 16 Penempatan Ubin Pemandu Pada Trotoar (Simpang Tiga) ...........................18 Gambar 17 Penempatan Ubin Pemandu Pada Belokan Trotoar.......................................18 Gambar 18 Penempatan Ubin Pemandu Pada Pelandaian Trotoar Menuju Zebracross..18 Gambar 19 Denah Penempatan Ubin Pemandu ...............................................................19 Gambar 20 Trotoar di Persimpangan dan di tempat-tempat lain yang memerlukan ............ pelandaian ......................................................................................................20 Gambar 21 Detail konstruksi Pelandaian trotoar berjalur hijau atau berjalur fasilitas pada pertemuan dengan tempat penyeberangan pejalan kaki................................21 Gambar 22 Detail Konstruksi Pelandaian trotoar tanpa jalur fasilitas pada pertemuan dengan tempat penyeberangan pejalan kaki. Konstruksi ini dipakai pada kerb yang tinggi. .....................................................................................................21 Gambar 23 Detail Konstruksi Pelandaian trotoar pada pertemuan dengan jalan masuk dari tempat penyeberangan pejalan kaki...............................................................22 Gambar 24 Pelandaian Pada Sudut Jalan ........................................................................22 Gambar 25 Pelandaian pada Sudut Jalan dengan Pemakaian Tekstur Bulat Ubin Peringatan ......................................................................................................23 Gambar 26 Detail pelandaian pada jalan masuk (untuk kendaraan) ke persil yang berpotongan dengan Trotoar ..........................................................................24

  • 4 - 27

    PRAKATA

    Pedoman Perencanaan Trotoar ini merupakan acuan baku baik untuk perencanaan teknis, pelaksanaan pembangunan, maupun untuk pengawasan pembuatan Trotoar. Draft ini diajukan sebagai revisi terhadap Spesifikasi yang diterbitkan tahun 1990 dengan judul dan nomor: Spesifikasi Trotoar SK SNI S-03-1990-1. Secara umum Pedoman ini membahas : 1) penyesuaian dengan istilah dan substansi dalam Undang-undang no.38/2004 tentang

    Jalan, 2) mengacu kepada cara penulisan yang berlaku, dan 3) detail gambar teknik. Pedoman ini melengkasi Pedoman Teknik tentang Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan antar Kota, Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan, spesifikasi kerb, dan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).

  • 5 - 27

    PERENCANAAN TROTOAR 1. Ruang Lingkup Pedoman Perencanaan Trotoar ini dimaksudkan sebagai pegangan bagi perencanaan teknis, pelaksana, dan pengawas lapangan dalam menentukan dimensi, bentuk, bahan, dan kemiringan yang diperlukan trotoar. 2. Acuan Normatif Spesifikasi Trotoar, SK SNI S-03-1990-1 A Policy on Geometric Design of Highway and Streets, AASHTO, 2001 Manual Kapasitas Jalan Indonesia (DitJen Bina Marga, 1997) Tata Cara Perencanaan Jalan Antar Kota (DitJen Bina Marga, 1997) Tata Cara Perencanaan Jalan Perkotaan (DitJen Bina Marga, 2001) Spesifikasi Kurb Beton, SNI 03-2442-1991 Spesifikasi Latasir, SNI 03-6749-2002 Spesifikasi Beton Struktural, SNI 03-6880-2002 Persyaratan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, KepMen PU No.468, 1998 Petunjuk Perencanaan Trotoar, No.007/T/BNKT/1990 3. Istilah Dan Definisi

    3.1 Badan Jalan adalah bagian jalan yang meliputi seluruh jalur lalu lintas, median, dan bahu jalan.

    3.2 Jalur Lalu-lintas adalah bagian daerah manfaat jalan yang direncanakan khusus untuk lintasan kendaraan bermotor (beroda 4 atau lebih).

    3.3 Kerb adalah pembatas antara sisi perkerasan jalan dengan lajur pejalan kaki.

  • 6 - 27

    3.4 Pembina Jalan adalah institusi yang bertanggung jawab atas kegiatan penyusunan pedoman dan standar teknis, pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan pengembangan dalam bidang jalan;

    3.5 Pelandaian adalah perubahan kelandaian trotoar pada perpotongan dengan jalur penyeberang pejalan kaki (zebra cross), baik di persimpangan maupun di ruas jalan, dan jalan masuk ke persil. Pelandaian berupa muka perkerasan yang menghubungkan dua muka perkerasan yang berbeda.

    3.6 Rumaja (Ruang manfaat jalan) adalah bagian ruang jalan yang meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya.

    3.7 Rumija (Ruang milik jalan) adalah bagian ruang jalan yang meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan.

    3.8 Ruwasja (Ruang pengawasan jalan) adalah bagian ruang jalan yang merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan.

    3.9 Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang sejajar dan bersebelahan dengan jalur lalu-lintas yang diperkeras dengan konstruksi perkerasan dari: 1) blok terkunci, atau 2) beton, atau 3) aspal.

    3.10 Kemiringan Memanjang adalah kemiringan yang diukur sejajar dengan arah perjalanan, yang dihitung dengan membagi perubahan elevasi vertikal dengan jarak horisontalnya

    3.11 Kemiringan Melintang adalah kemiringan yang diukur tegak lurus dengan arah perjalanan

    3.12 Landasan Rata adalah bagian datar yang harus disediakan pada trotoar pada jarak tertentu bila kemiringan memanjang trotoar cukup besar

  • 7 - 27

    4. Ketentuan

    4.1 Ketentuan Umum

    4.1.1 Fungsi Trotoar Fungsi utama Trotoar adalah memfasilitasi pejalan kaki berupa jalur yang diperkeras untuk melakukan perjalanannya dengan aman dan nyaman. Fungsi Trotoar lainnya antara lain: 1) meningkatkan kelancaran lalu-lintas baik lalu-lintas kendaraan maupun pejalan kaki; 2) memberikan ruang di bawah trotoar untuk menempatkan utilitas kelengkapan jalan

    seperti saluran air buangan muka jalan, penempatan rambu lalu-lintas, dan lain-lain.

    4.2 Ketentuan Teknis

    4.2.1 Keperluan Trotoar Suatu jalan memerlukan Trotoar apabila: 1) terdapat keperluan untuk menyalurkan pejalan kaki dengan lancar dan aman.

    Ketentuan untuk hal ini mengacu kepada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (DitJen Bina Marga, 1997)

    2) terdapat tempat-tempat dimana jumlah lalu-lintas pejalan kaki cukup banyak, atau diperkirakan akan tumbuh menjadi banyak, ketentuan untuk hal ini mengacu kepada MKJI. Tempat-tempat tersebut antara lain: perumahan sekolah pertokoan dan pusat-pusat perbelanjaan terminal dan pemberhentian bis dan angkot pusat-pusat perkantoran pusat-pusat hiburan pusat-pusat kegiatan sosial daerah industri jembatan/terowongan.

    4.2.2 Penempatan Trotoar Trotoar ditempatkan sejajar dengan lajur lalu-lintas dan terletak pada Rumaja. Pada tempat-tempat tertentu, Trotoar dapat juga tidak sejajar dengan lajur lalu-lintas misalnya karena topographinya atau pada pertemuan-pertemuan dengan fasilitas jalan yang lain. Trotoar dapat juga terletak di Rumija.

  • 8 - 27

    4.2.3 Dimensi Trotoar Kebutuhan lebar trotoar dihitung berdasarkan volume pejalan kaki rencana (V). Volume pejalan kaki rencana (V) adalah volume rata-rata per menit pada interval puncak. V dihitung berdasarkan survey penghitungan pejalan kaki yang dilakukan setiap interval 15 menit selama jam sibuk dalam satu hari untuk 2 (dua) arah. Lebar trotoar dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

    N+=35V W (1)

    Dimana: W= Lebar trotoar (m) V = Volume pejalan kaki rencana/dua arah (orang/meter/menit) N = Lebar tambahan sesuai dengan keadaan setempat (m) Nilai N ditentukan dalam Tabel 1 berikut:

    Tabel 1 Nilai N N (meter) Keadaan

    1,5 1,0 0,5

    Jalan di daerah pasar Jalan di daerah perbelanjaan bukan pasar Jalan di daerah lain

    Lebar Trotoar juga dapat ditentukan berdasarkan Tabel 1.

    Tabel 2 Lebar Trotoar sesuai penggunaan lahan disekitarnya

    Penggunaan Lahan di sekitarnya Lebar minimum

    mutlak, c (m)

    perumahan sekolah pertokoan dan pusat-pusat

    perbelanjaan terminal dan pemberhentian

    bis/angkot pusat-pusat perkantoran pusat-pusat hiburan pusat-pusat kegiatan sosial daerah industri jembatan dan terowongan

    1,20 1,50 2,00

    1,50

    1,50 2,00 1,50 2,00 1,20

    Bila lebar trotoar yang diperoleh dari persamaan (1) lebih kecil dari lebar trotoar pada Tabel 2, maka yang digunakan adalah lebar trotoar pada Tabel 2.

  • 9 - 27

    4.2.4 Perlengkapan Trotoar Trotoar sebaiknya dilengkapi dengan beberapa hal: - Jalur fasilitas, yaitu jalur diantara Trotoar dengan bahu jalan. Jalur ini disiapkan untuk: 1)

    penempatan perlengkapan jalan seperti rambu-rambu lalu-lintas, tiang penerangan jalan, dan lain-lain, 2) memisahkan pergerakan arus lalu-lintas kendaraan dengan arus pejalan kaki; 3) memberikan ruang bebas bagi kendaraan parkir membuka pintunya. Jalur fasilitas dikecualikan pada kondisi ruang jalan terbatas, misalnya pada jembatan dan terowongan.

    - Ruang bebas Ruang bebas yang perlu disediakan pada trotoar adalah sebagai berikut:

    kebebasan vertikal sekurang-kurangnya 2,5m dari permukaan Trotoar kedalaman minimum 1,00m dari permukaan Trotoar kebebasan samping minimum (e) 0,30m

    Gambar 1 Ruang Bebas Trotoar

  • 10 - 27

    4.2.5 Tipe Trotoar 1) Trotoar pada Rumija yang cukup lebar Trotoar yang terletak pada Rumija yang cukup lebar memungkinkan untuk dilengkapi dengan semua elemen trotoar.

    Gambar 2 Potongan melintang Trotoar pada Rumija yang cukup lebar

    Keterangan Gambar: Saluran samping (a), besarnya ditentukan sesuai kebutuhan, mengacu kepada SNI No 03-

    3424-1994 tentang perencanaan Drainase Permukaan Jalan Bagian dari Rumija (b), yang lebarnya bervariasi, dapat dipakai sebagai: jalur hijau, lahan

    cadangan bagi perlebaran jalan, atau keperluan lainnya. Trotoar (c), lebarnya ditentukan sesuai kebutuhan (Tabel 1). Permukaan dimiringkan 2-4%

    untuk menyalurkan air dari permukaan perkerasan Trotoar. Jalur fasilitas (d) dapat juga dipakai sebagai jalur hijau dan jalur yang memisahkan arus

    lalu-lintas dan arus pejalan kaki Kebebasan samping bagi jalur pejalan kaki minimum (e), 0,30m Kebebasan jalur lalu-lintas minimum (f), 0,60m.

  • 11 - 27

    2) Trotoar pada Rumija yang terbatas Trotoar yang terletak pada Rumija yang terbatas (Pada lereng, jembatan, bangunan pertokoan, dan terowongan), sekurang-kurangnya dilengkapi dengan beberapa elemen penting dari trotoar.

    Gambar 3 Trotoar pada Rumija yang dibatasi Lereng

    Keterangan Gambar: Lebar trotoar (c) ditentukan sesuai kebutuhan (Tabel 1). Permukaan dimiringkan 2-4% untuk menyalurkan air dari permukaan perkerasan Trotoar.

    Gambar 4 Trotoar pada Rumija yang dibatasi Sandaran Jembatan

    Keterangan Gambar: Lebar trotoar (c) ditentukan sesuai kebutuhan (Tabel 1). Permukaan dimiringkan 2-4% untuk menyalurkan air dari permukaan perkerasan Trotoar

  • 12 - 27

    Gambar 5 Trotoar dengan Rumija dibatasi bangunan/pertokoan

    Keterangan Gambar:. Ruang bebas samping trotoar tidak kurang dari 0,30 m Trotoar (c), lebarnya ditentukan sesuai kebutuhan (Tabel 1). Permukaan dimiringkan 2-4%

    untuk menyalurkan air dari permukaan perkerasan Trotoar. Kebebasan jalur lalu-lintas minimum 0,60m.

    Gambar 6 Trotoar di dalam Terowongan

    Keterangan Gambar: Lebar trotoar (C) ditentukan sesuai kebutuhan (Tabel 1). Permukaan trotoar dimiringkan 2-4% untuk menyalurkan air dari permukaan perkerasan

    Trotoar.

  • 13 - 27

    3) Trotoar pada pemberhentian Bis/Angkot Trotoar pada pemberhentian bis/angkot dibedakan menjadi 2(dua) yakni: di depan pemberhentian bis/angkot di belakang pemberhentian bis/Angkot.

    Gambar 7 Trotoar di depan tempat Pemberhentian Bis/Angkot Keterangan Gambar: Lebar trotoar (C) ditentukan sesuai kebutuhan (Tabel 1). Permukaan dimiringkan 2-4% untuk menyalurkan air dari permukaan perkerasan Trotoar.

    Gambar 8 Trotoar di belakang tempat Pemberhentian Bis/Angkot Keterangan Gambar: Lebar trotoar (C) ditentukan sesuai kebutuhan (Tabel 1). Permukaan dimiringkan 2-4% untuk menyalurkan air dari permukaan perkerasan Trotoar. Kebebasan samping bagi jalur pejalan kaki minimum (e), 0,30m

  • 14 - 27

    4.2.6 Konstruksi Trotoar Pada umumnya konstruksi trotoar terdiri dari: 1) Blok terkunci, 2) Beton, dan 3) Perkerasan beraspal. Spesifiksi masing-masing tipe dapat dlihat pada Gambar 9, Gambar 10, dan Gambar 11 berikut: 1) Blok terkunci Spesifikasi trotoar dengan konstruksi blok terkunci adalah sebagai berikut:

    Gambar 9 Konstruksi Trotoar Blok Terkunci

    Keterangan Gambar: Dimensi dan bahan kerb trotoar (a) mengacu pada SNI 03-2442-1991 mengenai

    Spesifikasi Kerb Beton Blok terkunci mengacu pada SNI 03-2403-1991 mengenai Tata Cara Pemasangan Blok

    beton terkunci untuk permukaan jalan Lebar trotoar (C) ditentukan sesuai kebutuhan (Tabel 1). Permukaan dimiringkan 2-4%

    untuk menyalurkan air dari permukaan perkerasan Trotoar. Jalur fasilitas dapat juga dipakai sebagai jalur hijau dan jalur yang memisahkan arus lalu-

    lintas dan arus pejalan kaki

    2) Beton Spesifikasi trotoar dengan konstruksi beton adalah sebagai berikut:

    Gambar 10 Konstruksi Trotoar Beton

    0,08 0,15

  • 15 - 27

    Keterangan Dimensi dan bahan kerb trotoar mengacu pada SNI 03-2442-1991 mengenai Spesifikasi

    Kerb Beton. Mutu beton trotoar minimal K 175, mengacu pada SNI 03-6880-2002 mengenai Spesifikasi

    Beton Struktural Lebar trotoar (C) ditentukan sesuai kebutuhan (Tabel 1). Permukaan dimiringkan 2-4%

    untuk menyalurkan air dari permukaan perkerasan Trotoar. Jalur fasilitas dapat juga dipakai sebagai jalur hijau dan jalur yang memisahkan arus lalu-

    lintas dan arus pejalan kaki

    3) Perkerasan Beraspal. Spesifikasi trotoar dengan konstruksi perkerasan beraspal adalah sebagai berikut:

    Gambar 11 Konstruksi Trotoar Permukaan Aspal

    Keterangan: Dimensi dan bahan kerb trotoar mengacu pada SNI 03-2442-1991 mengenai Spesifikasi

    Kerb Beton LATASIR (Lapisan Aspal Tipis Pasir) mengacu pada SNI 03-6794-2002 mengenai

    Spesifikasi LATASIR Lebar trotoar (C) ditentukan sesuai kebutuhan (Tabel 1). Permukaan dimiringkan 2-4%

    untuk menyalurkan air dari permukaan perkerasan Trotoar Jalur fasilitas dapat juga dipakai sebagai jalur hijau.

  • 16 - 27

    4.2.7 Kemiringan Memanjang dan Melintang a. Kemiringan memanjang Kemiringan memanjang trotoar idealnya tidak melebihi 7% dan disediakan landasan rata setiap jarak 9,00 m dengan panjang minimal 1,20m.

    Gambar 12 Kemiringan Memanjang Trotoar dan Penyediaan Landasan Rata b. Kemiringan Melintang

    Kemiringan melintang trotoar yang direkomendasikan adalah 2-4% (dapat dilihat pada Gambar 2 s/d Gambar 8).

    Panjang Proyeksi Horisontal

    Peninggian

    Landasan Rata

    Landasan Rata

    Permukaan Kemiringan Memanjang

  • 17 - 27

    4.2.8 Permukaan Trotoar Permukaan trotoar, khususnya untuk para pengguna yang mengalami gangguan penglihatan atau tunanetra, harus stabil, kuat, tahan cuaca, dan tidak licin. Selain itu perlu ditambahkan informasi khusus pada permukaan trotoar. Beberapa tipe informasi yang dapat diakses ya ng ditambahkan ke lingkungan trotoar adalah: 1. Permukaan ubin yang timbul, berfungsi sebagai peringatan. Tekstur ubin peringatan

    (bulat) memberi peringatan terhadap adanya perubahan situasi di sekitarnya/warning.

    Gambar 13 Tekstur Bulat Ubin Peringatan

    2. Permukaan ubin yang timbul, yang digunakan untuk menentukan arah. Tekstur ubin pengarah bermotif garis-garis menunjukkan arah perjalanan.

    Gambar 14 Tekstur Garis Ubin Pengarah

    3. Material yang memiliki perbedaan bunyi/suara yang menyolok 4. Alur 5. Perbedaan warna yang kontras untuk pedestrian dengan kemampuan melihat yang

    rendah

  • 18 - 27

    Susunan ubin pemandu (ubin peringatan dan pengarah), seyogyanya diletakkan pada beberapa lokasi di trotoar sebagai berikut:

    Gambar 15 Penempatan Ubin Pemandu Pada Trotoar (Simpang Empat)

    Gambar 16 Penempatan Ubin Pemandu Pada Trotoar (Simpang Tiga)

    Gambar 17 Penempatan Ubin Pemandu Pada Belokan Trotoar

    Gambar 18 Penempatan Ubin Pemandu Pada Pelandaian Trotoar Menuju Zebracross

  • 19 - 27

    Keterangan Ubin Pemandu: 1. Ubin Pengarah 2. Ubin Peringatan

    Gambar 19 Denah Penempatan Ubin Pemandu

  • 20 - 27

    4.2.9 Pelandaian Trotoar Pada tempat-tempat penyeberangan pejalan kaki, jalan masuk (akses) dengan atau tanpa jalur fasilitas perlu dibuat pelandaian. Pada Gambar dibawah ini, dibedakan pelandaian trotoar antara lain: A) pada penyeberangan zabra cross, dimana Trotoar dilengkapi jalur fasilitas B) pada penyeberangan zabra cross, dimana Trotoar tidak dilengkapi jalur fasilitas C) Pada penyeberangan zebra cross yang juga merupakan akses persil. Kostruksi

    pelandaian ini, dapat juga dipakai untuk akses persil saja. Fungsi pelandaian ini adalah: 1) untuk menfasilitasi perubahan tinggi secara baik, 2) untuk menfasilitasi pejalan kaki yang menggunakan kursi roda atau membawa tas besar

    pembawa barang beroda.

    Beberapa tempat yang memerlukan pelandaian dapat dilihat pada Gambar 20, Gambar 24, dan Gambar 25. Sementara detil pelandaian dapat dilihat pada Gambar 21, Gambar 22, Gambar 23, dan Gambar 26

    Gambar 20 Trotoar di Persimpangan dan di tempat-tempat lain yang memerlukan

    pelandaian

  • 21 - 27

    Gambar 21 Detail konstruksi Pelandaian trotoar berjalur hijau atau berjalur fasilitas

    pada pertemuan dengan tempat penyeberangan pejalan kaki.

    Gambar 22 Detail Konstruksi Pelandaian trotoar tanpa jalur fasilitas pada

    pertemuan dengan tempat penyeberangan pejalan kaki. Konstruksi ini dipakai pada kerb yang tinggi.

    A

    A

    A A

    B

    B

    B B

  • 22 - 27

    Gambar 23 Detail Konstruksi Pelandaian trotoar pada pertemuan dengan jalan

    masuk dari tempat penyeberangan pejalan kaki.

    Gambar 24 Pelandaian Pada Sudut Jalan

    C

    C

    C C

  • 23 - 27

    Gambar 25 Pelandaian pada Sudut Jalan dengan Pemakaian Tekstur Bulat Ubin Peringatan

  • 24 - 27

    Gambar 26 Detail pelandaian pada jalan masuk (untuk kendaraan) ke persil yang berpotongan dengan Trotoar

  • 25 - 27

    5. Prosedur Perencanaan Tahapan yang harus dilakukan dalam perencanaan trotoar adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi jenis kawasan di lokasi mana trotoar akan dibangun. 2. Tentukan besarnya arus pejalan kaki dalam orang/menit/meter dalam satu lintasan,

    satu seksi yang mewakili ruas jalan. 3. Dengan menggunakan Persamaan (1), hitung lebar jalur pejalan kaki W dalam

    meter 4. Bila lebar trotoar yang diperoleh dari persamaan (1) lebih kecil dari lebar trotoar

    pada Tabel 1, maka yang digunakan adalah lebar trotoar pada Tabel 1. 5. Kalau ada fasilitas pelengkap, tetapkan penambahan lebar Jalur Pejalan Kaki.

  • 26 - 27

    LAMPIRAN A

    (Informatif) DAFTAR NAMA dan LEMBAGA

    1) Pemrakarsa Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Badan Penelitian dan

    Pengembangan, Departemen Pekerjaan Umum.

    2) Penyusun

    N a m a Lembaga Hikmat Iskandar Puslitbang Jalan dan Jembatan Yoggie Puslitbang Jalan dan Jembatan Natalia Tanan Puslitbang Jalan dan Jembatan