Upload
alviyanda-whoost
View
11.344
Download
19
Embed Size (px)
DESCRIPTION
slide geodas klas C
Citation preview
BAB IIBATUAN
Di alam terdapat 3 jenis batuan yaitu :
1. Batuan beku,
2. Batuan sedimen, dan
3. Batuan metamorf.
Ketiganya saling berhubungan yang membuat
suatu siklus, yang dikenal sebagai “siklus
batuan”. Perhatikan diagram segitiga berikut ini.
Gambar 2.1 Diagram segitiga yang memperlihatkan 3 jenis ba-
tuan utama, yang terletak pada titik sudut segitiga
– membentuk suatu “siklus batuan” (Strahler dan
Strahler, 1973, h. 210).
Gambar 2.2 Diagram skematik yang memperlihatkan siklus transformasi batuan (Strahler dan Strahler, 1973, h. 211).
2.1 Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan kristalan, atau
ka-caan (glassy rocks), yang terbentuk dari
magma yang mendingin dan membeku.
Magma adalah cairan kental silikat panas
yang suhunya berkisar antara 600o – 1300o C,
dan berada di kedalaman bumi (di “perut”
bumi), sekitar 60 – 100 km. Di dalam cairan
kental ini terkandung sejumlah besar elemen-
elemen O, Si, Al, Ca, Mg, Fe, Na, dan K ; serta
sejumlah kecil elemen-elemen minor lain.
Magma dapat membeku di kedalaman bumi,
dan terbentuklah batuan beku plutonik, atau
batuan beku intrusi ; sedangkan yang terbentuk di
kedang-kalan, atau di permukaan bumi disebut
batuan vol-kanik, atau batuan beku ekstrusi.
Selain daripada itu, akibat letusan volkanik
me-nyebabkan fragmen-fragmen batuan volkanik
terlon-tar ke atmosfir, yang kemudian jatuh ke
permukaan bumi, dan terbentuklah endapan
piroklastik.
Akibat kekuatan tektonik, karena proses
pela-pukan dan erosi yang berkepanjangan, atau
gabungan keduanya, menyebabkan batuan
plutonik yang tadinya berada di kedalaman,
dapat muncul/tersingkap di per-mukaan bumi.
Ukuran singkapan batuan intrusi ini dapat
ber-macam-macam, mulai dari retas (dike) yang
kecil, hingga batolit masif berbentuk-kubah,
dengan luas mencapai ratusan kilometer persegi,
dan membentuk inti suatu rantai pegunungan.
Batuan ekstrusi terdapat dalam 2 bentuk,
yaitu sebagai lava yang mengalir membanjiri
permukaan da-ratan, layaknya seperti sungai ;
dan sebagai fragmen-fragmen dari potongan-
potongan magma, yang ukur-annya bervariasi
[material-material piroklastik ; ber-ukuran butir
dari yang halus (abu volkanik) sampai bongkah
(bom)].
Fragmen-fragmen tsb terlontar ke atmosfir
aki-bat letusan volkanik, yang kemudian jatuh
menutupi/ menyelimuti permukaan bumi.
Material-material piroklastik kasar akan jatuh
dan terakumulasi di sekeliling gunung api yang
meletus, sedangkan material yang halus akan
terbawa angin dan diendapkan jauh dari sumber
erupsinya, sebagai lapisan-lapisan abu volkanik
tipis.
Untuk lava, kebanyakan mengalir tidak begitu
jauh dari sumber erupsinya, tetapi bagi lava yang
vis-kositasnya-rendah, dan tererupsi di sepanjang
celah, dapat terakumulasi menjadi suatu perlapisan
yang tebal dan panjang – sepanjang celahnya.
Batuan beku kristalan dapat diklasifikasi berda-
sarkan tekstur dan komposisi mineralnya menjadi 2
kelompok utama, yaitu :
1. Batuan plutonik : tersusun oleh kristal-kristal kasar
yang kasat mata (terlihat melalui mata biasa), dan
2. Batuan volkanik : tersusun oleh kristal-kristal ber-
butir halus – sangat halus, bahkan kacaan, se-
hingga untuk mengamatinya digunakan mikroskop.
Berikut ini akan dijelaskan ttg tekstur batuan beku :
2.1.1 Tekstur Batuan Beku Kristalan
Ada 6 macam tekstur, yaitu :
1. Faneritik (phaneritic),
2. Afanitik (aphanitic),
3. Porfiritik (porphyritic),
4. Kacaan (glassy),
5. Vesikuler (vesicular, berongga), dan
6. Fragmental.
Berikut penjelasannya.
2.1.1.1 Tekstur faneritik
* Tersusun oleh kristal-kristal besar.
* Kasat mata (terlihat oleh mata biasa), atau
melalui
loup, atau melalui mikroskop mono/binokuler.
* Ukuran kristal mulai dari 1/2 mm sampai bbrp
cm.
* Di dalamnya tidak terdapat masadasar (ground-
mass).
* Dihasilkan dari magma yang mendingin
perlahan-
lahan di kedalaman bumi, pada lingkungan pluto-
nik.
* Gambar 2.3 sketsa tekstur faneritik.
* Gambar 2.4 contoh-genggam dan Gambar 2.5
dan
2.6 tekstur faneritik terlihat di bawah mikroskop.
Gambar 2.3 Sketsa tekstur faneritik
Gambar 2.4 Contoh-genggam batuan bertekstur fane- ritik
Gambar 2.5 Tekstur faneritik terlihat di bawah mikros- kop
Gambar 2.6 Tekstur faneritik terlihat di bawah mikros- kop
2.1.1.2 Tekstur afanitik
* Kristalnya berukuran kecil/halus, < 1/2 mm.
* Tidak kasat mata (tidak terlihat oleh mata biasa),
atau dengan loup. Harus dengan mikroskop.
* Dihasilkan oleh pembekuan magma yang sangat
cepat.
* Terdapat pada batuan volkanik, atau pada batuan
yang terbentuk pada lingkungan hipabisal (bawah-
permukaan dangkal).
* Contoh batuannya : riolit (batuan asam), andesit
(batuan menengah), dan basalt (batuan basa).
* Gambar 2.7 sketsa gambaran tekstur afanitik.
* Gambar 2.8 contoh-genggam batuan bertekstur
afanitik.
* Gambar 2.9 tekstur afanitik tampak di bawah
mi-
kroskop melalui sayatan tipis batuan.
Gambar 2.7 Sketsa tekstur afanitik
Gambar 2.8 Contoh-genggam batuan bertekstur afa- nitik
Gambar 2.9 Tekstur afanitik tampak di bawah mikros- kop
2.1.1.3 Tekstur porfiritik
* Tekstur yang terletak di antara dua tekstur, yaitu
fa-
neritik dan afanitik.
* Batuan yang bertekstur seperti ini, paling sedikit
tersusun oleh 2 macam kristal yang ukurannya sa-
ngat berbeda. Mineral yang satu berukuran besar –
disebut fenokris, sedangkan yang satu lagi ber-
ukuran lebih halus, dan disebut massa-dasar
(groundmass). Ada yang menyebutnya “matriks”,
tetapi yang lebih tepat adalah “massa-dasar”.
* Contoh batuannya : diorit, andesit porfiri.
* Gambar 2.10 sketsa tekstur porfiritik, yang memper-
lihatkan mineral fenokris tertanam di dalam, atau
dikelilingi mineral massa-dasar yang berbutir halus
(mikrokristalin).
* Gambar 2.11 contoh-genggam batuan bertekstur
porfiritik.
* Gambar 2.12 kenampakan tekstur porfiritik di bawah
mikroskop.
Gambar 2.10 Sketsa tekstur porfiritik
Gambar 2.11 Contoh-genggam batuan bertekstur por- firitik
Gambar 2.12 Tekstur porfiritik terlihat di bawah mi- kroskop
2.1.1.4 Tekstur kacaan (glassy texture)
* Terdapat pada batuan tak-berkristal, artinya
batuan
tidak tersusun oleh butir-butir mineral.
* Terbentuk karena magma, atau lava yang keluar ke
permukaan bumi, membeku begitu cepat karena
bersentuhan dengan suhu udara permukaan bumi,
sehingga tidak berkesempatan untuk membentuk
kristal-kristal mineral.
* Batuan volkanik yang seperti ini adalah obsidian
(Gambar 2.13).
Gambar 2.13 Tekstur kacaan pada obsidian
2.1.1.5 Tekstur vesikuler
* Diperlihatkan oleh batuan yang mengandung lubang-
lubang bekas gelembung gas yang sebelumnya ter-
jebak di dalamnya sewaktu batuan mulai membeku. *
Setelah gas-gas keluar, tinggallah lubang-lubang
yang berbentuk bulat, atau lonjong, berdiameter
dari 1 mm – 30 cm, dan sangat banyak.
* Jika lubang-lubang terisi oleh mineral, maka tekstur-
nya disebut amigdaloidal. Mineral sekunder yang se-
ring mengisi adalah zeolit, kuarsa, dan kalsit.
* Contoh batuannya : batuapung (pumice ; “lava”
asam), dan skoria (scoria ; “lava” basa). Pada Gam-
bar 2.14 tampak lubang-lubang bekas gas pada ba-
salt, sehingga batuan ini disebut “basalt vesikuler”.
2.1.1.6 Tekstur fragmental
* Terdapat pada batuan piroklastik.
* Diperlihatkan oleh fragmen-fragmen batuan volkanik
yang tertanam di dalam massa-dasar tuf, atau gelas
volkanik.
Gambar 2.14 Tekstur vesikuler pada “basalt vesikuler”
* Material “massa-dasar” atau matriks tersebut ber-
ukuran halus – kasar, dan bersumber dari aktivitas
volkanik.
* Contoh batuannya : breksi volkanik.
2.1.2 Mineralogi Batuan Beku
Ada 8 mineral utama yang menjadi mineral
pem-bentuk batuan beku, yaitu :
1. Plagioklas,
2. Kuarsa,
3. Feldspar potasium (K-feldpar),
4. Muskovit,
5. Biotit,
6. Amfibol,
7. Piroksen, dan
8. Olivin.
Berikut penjelasan singkatnya.
2.1.2.1 Plagioklas
* Sangat umum dalam batuan beku.
* Kebanyakan berwarna putih-pucat, yang disebabkan
pelapukan, dan terubah menjadi lempung.
* Selain itu, dapat pula berwarna putih-baur – putih-
abu, tetapi dalam gabro berwarna abu-gelap – abu-
kebiruan.* Gambar 2.15 adalah plagioklas yang berbutir besar dan berwarna putih-pucat.
Gambar 2.15 Plagioklas berwarna putih-pucat dan baur
2.1.2.2 Kuarsa
* Sangat umum juga dalam batuan beku.
* Terlihat berwarna abu-abu – abu-abu gelap, dan ka-
dang-kadang agak amorf.
* Di bawah loupe terlihat kacaan, dengan permukaan
bidang belah yang kurang licin dan agak kasar.
* Tidak tergores oleh kuku, atau pisau lipat.
* Granit adalah contoh batuan yang banyak mengan-
dung kuarsa, sedangkan dalam batuan volkanik rio-
lit, mineral ini berstatus fenokris.
Gambar 2.16 Kuarsa berwarna abu-abu gelap, dengan butiran kacaan
2.1.2.3 Feldspar potasium (K-feldspar)
* Feldspar potasium yang khas berwarna merah
muda
(pink), atau dapat pula merah daging, adalah orto-
klas ; sedangkan yang putih adalah mikroklin.
* Dalam granit berwarna merah, ortoklas menjadi
mineral utama ; sedangkan dalam riolit mineral ini
sebagai massa-dasar.
* Gambar 2.17 tampak mineral ortoklas yang ber-
warna merah muda.
Gambar 2.17 Ortoklas yang berwarna merah muda
2.1.2.4 Muskovit
* Bukan mineral yang umum dalam batuan beku, te-
tapi sebagai mineral asesori – yang jumlahnya sedi-
kit.
* Tampak berlembar, berkilau keperakan, tetapi dapat
pula terlihat seperti emas karena oksidasi.
* Belahannya sempurna dan mudah digores.
* Dalam beberapa granit, muskovit dapat dijumpai,
sedangkan dalam diorit kadang-kadang.* Gambar 2.18 muskovit berukuran kecil yang berkilau
Gambar 2.18 Muskovit tampak berbutir kecil dan ber- kilau
2.1.2.5 Biotit
* Dalam kebanyakan batuan beku, biotit terdapat
da-
lam jumlah yang kecil.
* Hitam berkilau, dan kadang-kadang terlihat
berben-
tuk heksagonal.
* Seperti muskovit, biotit berbelahan baik dan
lunak.
* Gambar 2.19, biotit yang berbutir kecil, dan ber-
warna hitam.
Gambar 2.19 Butiran biotit yang kecil dan berwarna hitam
2.1.2.6 Amfibol
* Jarang ditemukan dalam batuan beku, namun ba-
nyak terdapat dalam batuan beku menengah.
* Kristalnya seperti jarum yang ramping.
* Biotit dan amfibol sering terdapat bersamaan, tetapi
asosiasi ini bukanlah hal yang umum.* Sangat umum dalam diorit, namun kurang dalam granit, atau gabro. Dalam andesit dijumpai sebagai fenokris.* Gambar 2.20, amfibol yang memanjang, dengan bu- tiran berwarna hitam.
Gambar 2.20 Amfibol yang butirannya memanjang, dan hitam
2.1.2.7 Piroksen
* Umum terdapat dalam batuan beku mafik
(berwarna
gelap), seperti gabro, atau basalt.
* Bentuk kristalnya pendek dan gemuk, serta
ber-
warna hijau-gelap.
* Gambar 2.21 terlihat piroksen yang berwarna
hijau-
gelap.
Gambar 2.21 Butiran piroksen yang equi-dimensional dan berwarna hijau-gelap
2.1.2.8 Olivin
* Hanya terdapat pada batuan beku ultramafik :
dunit dan peridotit.
* Bentuknya kecil, hijau terang, kristalnya
kacaan, ti-
dak memperlihatkan belahan, dan bertekstur
sugary
(berbutir halus seperti gula).* Gambar 2.22 mineral olivin.
Gambar 2.22 Butiran olivin berwarna hijau, dan kacaan
2.1.3 Klasifikasi Batuan Beku Kristalan
Batuan beku kristalan dapat diklasifikasi
berda-sarkan mineralogi, kimia, dan teksturnya.
Berdasarkan teksturnya dibagi menjadi 2
kelompok besar, yaitu :
1. Batuan plutonik : ukuran butir mineralnya
kasar, ka-
sat mata, dan
2. Batuan volkanik : mineralnya berbutir halus,
atau
amorf – alias kacaan.
Gambar 2.23 memperlihatkan klasifikasi batuan
kristalan berbutir kasar atau plutonik (Streckeisen,
1976, dalam Gillespic and Styles, 1999), dan Gambar
2.24 adalah klasifikasi batuan kristalan berbutir halus
atau volkanik (Streckeisen, 1978, dalam Gillespic and
Styles, 1999).
Kedua diagram klasifikasi itu menggunakan 4
komponen mineral utama, yaitu : Q (kuarsa), A [alkali
(Na,K) feldspar], P (plagioklas), dan F (feldspatoid) ;
keduanya dikenal dengan diagram QAPF.
Kedua diagram klasifikasi tsb dikenal dengan
dia-gram QAPF untuk batuan kristalan berbutir-
kasar dan diagram QAPF untuk batuan kristalan
berbutir-halus. Klasifikasi ini menggunakan data
yang didapat dari hasil analisis mikroskopis, yaitu
dengan menghitung jumlah Q, A, P, dan F.
Selain klasifikasi yang didasarkan data hasil
ana-lisis mikroskopis, ada juga klasifikasi batuan
beku un-tuk lapangan (berdasarkan pengamatan
makroskopis), seperti pada Gambar 2.25, 2.26, dan
2.27.
Q
A P
F
60
9090
60
9020 2010 35 65
5 5
10 1010 9050
6060
Q APF = 100
kuarsazo lit
gran itik-kaya-kuarsa
granit
s ieno-granit
m onzo-granit
s ien it m onzonitm onzonit-
fo idan
sien it-kuarsa
m onzonit-kuarsa
sien it- fo idan
m onzosien it-fo id m onzosien it-fo id
m onzogabro-fo id
fo ido lit
g ranodiorit
tona lit
m onzodiorit-kuarsa m onzogabro-kuarsa
diorit-kuarsa gabro-kuarsaanortosit-kuarsa
m onzodioritm onzogabro
d ioritgabroanortosit
d iorit-fo idangabro-fo idananortosit-fo idan
m onzodiorit-fo idan m onzogabro-fo idan
diorit-fo id gabro-fo id
granit-fe ldspar a lka li
s ien it-fe ldspar a lka li
kuarsa-
sien it-fe ldspar-a lka li
s ien it-fe ldspar a lka li
fo idan-
sien it-fo id
Q
A P
F
60
9090
60
9020 2010 35 65
5 5
10 1010 9050
6060
Q APF = 100 M > 90% ultram afitit
trakh it la tit
la tit-fo idan
trakh it-kuarsa
la tit-kuarsa
trakh it-fo idan
fonolit-te fritik
basan it-fono litik (o liv in > 10% ) te frit-fono litik (o liv in < 10% )
fo id it-te fritik (o liv in < 10% ) fo id it-basan itik (o liv in > 10% )
rio lit-fe ldspar a lka li
trakh it-fe ldspar a lka li
kuarsa-
trakh it-fe ldspar a lka li
trakh it-fo idan-fe ldspar a lka li
fono lit
rio lit dasit
basalt andesit
fo id it
fo id it-fono litik
basan it (o liv in > 10% ) te frit (o liv in < 10% )
9090
Q
A P
F
60
65 20
10
60
batuan berbutir-kasar-kaya-kuarsa
granitik
sienitik
dioritik gabroikanortosit
sienitik-foid
dioritik-foid
gabroik-foid
foidolitik
Q
A P
F
60
65 20
10
60
rio litik
andesitik
basaltik
fono litik te fritik
fo id itik
dasitik
trakhitik
2.2 Batuan Beku Fragmental : Batuan Volkani-
klastik
Batuan beku fragmental adalah batuan yang
ter-susun oleh fragmen-fragmen asal aktivitas
volkanik, yang juga tertanam dalam matriks asal
volkanik. Ukuran fragmen bervariasi, dari kasar –
bongkah, se-dangkan matriksnya berupa gelas
volkanik, atau tuf halus/kasar.
Batuan ini disebut volkaniklastik jika material
vol-kaniknya > 10%, bila tidak maka disebut bat.
klastik.
Berdasarkan komposisi material piroklastik/volka-
niknya, batuan volkaniklastik terdiri dari 3 macam,
yaitu :
1. Batuan sedimen volkaniklastik (jumlah material piro-
klastiknya antara 0% - 25%).
2. Tufit (jumlah material piroklastik 25% - 75%), dan
3. Batuan piroklastik (jumlah material piroklastik 75%
- 100%).
Dari ketiga macam batuan itu, dapat diklasifikasi lagi
menjadi beberapa jenis berdasarkan ukuran butirnya.
Ukuran fragmen rata-rata (mm)
Batuan piroklastik (pyroclastic
rocks)
Tufit (tuffites)
Batuan sedimen volkaniklastik (volcaniclastic
sedimentary rocks)
Aglomerat, ataubreksi-piroklastik Konglomerat-tufan
(tuffaceous-conglomerate), atau
breksi-tufan (tuffaceous-breccia)
Konglomerat-volkaniklastik
(volcaniclastic-conglomerate), atau breksi-volkaniklastik
(volcaniclastic-breccia)
64
Batulapili(lapillistone)
2
Tuf kasar(coarse tuff)
Batupasir-tufan (tuffaceous-sandstone)
Batupasir-volkaniklastik(volcaniclastic-
sandstone)0,03
2
Tuf halus(fine tuff)
Batulumpur-tufan (tuffaceous-mudstone)
Batulumpur-volkaniklastik
(volcaniclastic-mudstone)
% material volkanik 100% - 75% 75% - 25% < 25%
Batuan piroklastik/volkanik yang tergolong brek-
si-piroklastik atau breksi-volkanik dapat disebut
breksi-lahar jika berkarakteristik sbb. : ukuran
fragmen sa-ngat bervariasi (kasar – bongkah),
tersusun oleh frag-men-fragmen yang beraneka
bahan (terdiri dari berje-nis-jenis batuan, bahkan
dapat mengandung tumbuh-tumbuhan, tengkorak
binatang, atau manusia), yang tertanam dalam
matriks berupa lumpur, kemasnya ter-buka – tertutup,
dan umumnya berwarna abu-abu ke-hitaman – hitam.
Karakteristik yang seperti ini diperoleh
akibat breksi-volkanik yang mengalir (bercampur
air) di atas permukaan tanah, dan selanjutnya
mengangkut/mem-bawa semua material yang
terdapat di atas permu-kaan yang dilaluinya.
Batuan piroklastik yang tergolong tuf,
dapat di-bagi lagi menjadi 3 jenis berdasarkan
komposisinya, yaitu : (1) tuf vitrik, (2) tuf kristal,
dan (3) tuf litik (Schmid, 1981, dalam Gillespic
and Styles, 1999, h. 31 ; Gambar 2.28).
50% 50%
50% Fragm en krista l Fragm en batuan
Pum is, fragm en gelas
Tuf vitrik
Tuf krista l
Tuf lith ik
Batuan piroklasik/volkanik dapat dibagi lagi
ber-dasarkan ukuran butirnya menjadi 5 jenis,
yaitu : (1) breksi-piroklastik/breksi-volkanik, atau
aglomerat (jika bentuk komponennya
membulat), (2) tuf-breksi (brecia-tuff), (3)
batulapili (lapilli-stone), (4) tuf-lapili (lapilli-tuff),
dan (5) tuf (tuff) (Fisher and Schminke, 1984,
dalam Gillespic and Styles, 1999, h. 32 ; Gambar
2.29).
Bom dan b lok(> 64 m m )
Aglom erat, a tau breksi p iroklastik
75
25
Lapili(64 - 2 m m )
Abu(< 2 m m )
Breksi-tu f
Tuf-lap ili TufBatu lapili