Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
49
Universitas Kristen Petra
3. DATA LAPANGAN
Bab ini berisi tentang data-data lapangan mengenai Gereja Protestan
Indonesia Barat Immanuel yang terletak di Jl. Suroyo no 31, Probolinggo. Pertama
akan dijelaskan tentang data non fisik Gereja Protestan Indonesia Barat dan
selanjutnya data fisik bangunan Gereja Protestan Indonesia Barat Immanuel
Probolinggo.
3.1. Data Non Fisik Gereja Protestan Indonesia Barat Imanuel Probolinggo
Berikut akan dijelaskan data non fisik Gereja Protestan Indonesia Barat Imanuel
Probolinggo.
3.1.1. Struktur Organisasi Gereja Protestan Indonesia Barat Imanuel
Probolinggo
Susunan struktur organisasi pada Gereja Protestan Indonesia Barat Imanuel
Probolinggo disusun sesuai dengan urutan pelaksana harian majelis jemaat dari
ketua sampai bendahara. Susunan organisasi ini merupakan pengurus inti gereja.
Pelaksana Harian Majelis Jemaat:
Ketua : Maria P Banjarmahor
Ketua 1 : Ribca Yuneri
Ketua 2 : Maulince Siregar
Ketua 3 : Dony Christian
Ketua 4 : Puji Astini
Sekretaris : Marthe Sodak
Sekretaris 1 : Petrus Pakilaran
Bendahara : Kusudiharsono
3.1.2. Kegiatan Rutin Gereja
Gereja Protestan Indonesia Barat Imanuel mempunyai beberapa jenis ibadah yaitu
ibadah umum yang ditujukan oleh semua kalangan, ibadah pemuda yang ditujukan
untuk para remaja dan pemuda, ibadah anak untuk anak- anak dan ibadah
petra.ac.idhttp://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.html
50
Universitas Kristen Petra
persekutuan teruna untuk para pastori. Ibadah tersebut dilakukan pada hari Minggu
di dalam gedung gereja dengan jadwal waktu yang berbeda. Jadwal kebaktian hari
Minggu tersebut adalah:
Pukul 06.00 WIB : Ibadah I
Pukul 09.00 WIB : Ibadah II
Pukul 17.00 WIB : Ibadah Pemuda
Gereja ini merayakan kebaktian tiap hari besar agama Kristen seperti Natal,
Tahun Baru, Paskah, Pentakosta dan juga hari HUT Indonesia pada 17 Agustus
1945. Kebaktian ini dilakukan di dalam gedung gereja dengan penataan ruangan
yang sama dengan kebaktian biasa, yang membedakan hanya dekorasi gereja saja.
Dalam satu bulan gereja ini mengadakan satu kali perjamuan Kudus pada minggu
pertama dengan menggunakan peralatan liturgi perjamuan Kudus. Selain kebaktian,
tidak ada kegiatan yang dilakukan didalam gereja sehingga gedung gereja ditutup
pada hari biasa.
Gambar 3.1. Peralatan liturgi perjamuan Kudus
(sumber: Dokumentasi pribadi, 2018)
Pada hari kebaktian biasa, ruang kebaktian yang digunakan hanya pada ruang
kebaktian utama. Dengan penataan tempat duduk jemaat biasa. Pelayan musik
pujian dan para majelis duduk di sebelah kiri kanan mimbar (tempat duduk khusus
untuk majelis).
51
Universitas Kristen Petra
Gambar 3.2. Penataan tempat duduk untuk pelayan dan majelis yang sedang
bertugas saat kebaktian di sebelah kanan dan kiri mimbar
(sumber: Dokumentasi pribadi, 2018)
Saat kebaktian- kebaktian tertentu seperti kebaktian Natal dan Tahun Baru karena
jumlah jemaat yang datang melebihi kapasitas ruang kebaktian utama maka
diperlukan tempat duduk tambahan untuk jemaat. Untuk menambah kapasitas
jemaat maka didepan pintu masuk utama, di halaman gereja diberi tambahan tempat
duduk berupa kursi lipat dan juga didirikan tenda di luar gereja untuk menambah
kapasitas tempat duduk jemaat.
3.1.3. Liturgi Kebaktian Gereja Protestan Indonesia Barat Imanuel
Probolinggo
Liturgi pada kebaktian di Gereja Protestan Indonesia Barat Imanuel merupakan
liturgi yang menggunakan bahasa Indonesia karena Gereja Protestan Indonesia
Barat merupakan sebuah kesatuan dari semua suku bangsa. Liturgi pada tiap
kebaktian hampir sama karena hanya ada penambahan susunan acara pada
kebaktian tertentu. Pembahasan pada penelitian ini hanya terbatas pada elemen
interior yang terdapat pada saat liturgi yang akan dibahas pada bab IV.
Liturgi kebaktian pada Gereja Protestan Indonesia Barat Imanuel sebagai berikut:
a. Tata Ibadah
- Persiapan; meliputi doa Konsistori, penjelasan dan pengertian lagu dan hymne
PW
- Ajakan beribadah
- Voctum
- Nats Pembimbing
52
Universitas Kristen Petra
- Salam
- Doa pengakuan dosa
- Berita anugrah
- Amanat hidup baru
- Paduan suara
b. Pelayanan Firman
- Doa mohon bimbingan Roh Kudus
- Pembacaan Alkitab
- Pemberitaan Firman
- Nyanyia umat
c. Jawaban umat
- Pengakuan Iman Rasuli
- Doa Syafaat
- Paduan Suara
- Ungkapan syukur
- Doa persembahan syukur
d. Pegutusan
- Warta jemaat
- Prosesi keluar
- Saat teduh
- Salam persekutuan
3.2. Data Fisik Bangunan Gereja Protestan Indonesia Barat Imanuel
Probolinggo
Bagian ini akan menjelaskan tentang gambaran fisik bangunan Gereja Protestan
Indonesia Barat Imanuel Probolinggo meliputi lokasi bangunan gereja, keadaan
tapak luar bangunan gereja kondisi dalam tapak bangunan gereja beserta elemen-
elemen interior di dalamnya.
3.2.1.Tata Letak Bangunan
53
Universitas Kristen Petra
Gereja Protestan Indonesia Barat Imanuel berada di Jalan Suroyo no 31,
Probolinggo. Kawasan ini berdekatan dengan alun-alun kota sebagai pusat kota
Probolinggo.
Gereja Protestan Barat Immanuel atau yang sering disebut dengan Gereja
Merah ini dibangun di Kota Probolinggo karena kota ini merupakan kota tempat
raja-raja berkumpul pada jaman itu. Meski begitu, gereja ini terbuka bagi semua
kalangan termasuk rakyat biasa. Lokasinya yang berdekatan dengan laut membuat
seluruh bangunan dilapisi cat besi agar tidak berkarat.
Gereja Protestan Indonesia Barat Imanuel mempunyai luas bangunan
170,4m2 berbatasan langsung dengan:
Sebelah utara : SDK Mater Dei
Sebelah selatan : Toko buku Togamas
Sebelah timur : Jalan Suroyo, Probolinggo
Sebelah barat : rumah penduduk dan pastori
Gambar 3.3. Bangunan Gereja Protestan Indonesia Barat Immanuel Probolinggo
(sumber: Dokumentasi pribadi, 2018)
54
Universitas Kristen Petra
Gambar 3.4. Sebelah utara GPIB Immanuel; SDK Mater Dei
(sumber: Dokumentasi pribadi, 2018)
Gambar 3.5. Sebelah selatan GPIB Immanuel; Toko buku Togamas
(sumber: Dokumentasi pribadi, 2018)
Gambar 3.6. Sebelah barat GPIB Immanuel; rumah penduduk dan Pastori
(sumber: Dokumentasi pribadi, 2018)
55
Universitas Kristen Petra
Gambar 3.7. Sebelah timur GPIB Immanuel; Jalan Suroyo Probolinggo
(sumber: Dokumentasi pribadi, 2018)
Berdiri di atas lahan seluas 680 m2 dengan lahan kosong sebagai area parkir
dan taman di sekeliling bangunan menjadikan bangunan terkesan kokoh dan luas.
Selain itu, bangunan terkesan rindang dan sejuk karena adanya pohon di taman
sekitar.
Bangunan gereja ini berada di pinggir jalan raya dengan pembatas hanya
berupa pagar rendah yang mengelilingi bangunan gereja sehingga ada kebisingan
dari suara kendaraan bermotor yang lewat jalan raya. Sebelah timur gereja ada tanah
kosong yang memiliki banyak pohon sehingga memberi kesejukan di pahi hari.
3.2.2. Orientasi Bangunan Gereja Protestan Indonesia Barat Immanuel
Probolinggo
Bangunan Gereja Protestan Indonesia Barat Immanuel Probolinggo ini dibangun
menghadap ke arah timur menghadap cahaya matahari langsung pada saat pagi hari.
Bangunan ini mempunyai satu pintu masuk utama bagi umat dan pendeta yang
bertugas pada bagian depan bangunan.
56
Universitas Kristen Petra
Gambar 3.8. Letak GPIB Immanuel Probolinggo
Sumber: maps.google.com
Jalan Suroyo Probolinggo Rumah penduduk dan pastori
SDK Mater Dei
Toko Buku Togamas
57
Universitas Kristen Petra
3.2.3. Bentuk Bangunan Gereja Protestan Indonesia Barat Imanuel
Probolinggo
Gambar 3.9. Layout GPIB Immanuel Probolinggo
(sumber: Dokumentasi pribadi, 2018)
Gereja Kristen Protestan Indonesia Barat Immanuel berdiri sejak tahun 1862.
Dibangun dengan bentuk persegi panjang. Bangunan ini mengalami satu kali
renovasi pada bagian dinding, yaitu penambahan plywood pada dinding bagian
dalam dan penggunaan granit untuk bagian lantai gereja. Renovasi juga terjadi pada
bagian atas mimbar, yang sebelumnya berbentuk segienam menjadi persegi
panjang.
58
Universitas Kristen Petra
Gambar 3.10. Bangunan GPIB Immanuel Probolinggo
(sumber: Dokumentasi pribadi, 2018)
Dinding luar bangunan merupakan lempengan besi dengan batang besi sebagai
penopangnya. Seluruh bangunan di lapisi cat besi berwarna merah untuk
melindungi material besi yang rentan terhadap karat. Pada bagian pintu masuk
bangunan terdapat beberapa ornamen berupa ornamen garis dan ornamen geometri.
Pada anak tangga didepan pintu masuk terdapat tulisan “GEBOUWD ANNO 1862”
yang artinya dibangun tahun 1862.
3.2.4. Organisasi Ruang
Ruang- ruang yang terdapat pada Gereja Kristen Protestan Indonesia Barat
Immanuel secara umum dibagi menjadi 6 bagian yaitu area eksterior, area
peralihan, ruang tangga, sound system, ruang jemaat, dan ruang konsistori.
a. Area eksterior meliputi bagian teras bangunan gereja
b. Area ruang peralihan meliputi: ruang peralihan dari luar bangunan menuju dalam
ruang kebaktian
c. Area interior ruang tangga menuju balkon apabila lantai 1 sudah dipenuhi umat
d. Area sound system
e. Area interior ruang jemaat meliputi: area duduk jemaat, area mimbar, area paduan
suara dan alat musik
59
Universitas Kristen Petra
f. Area interior ruang konsistori meliputi: area penyimpanan jubah pendeta, area
persiapan pelayan sebelum bertugas
Gambar 3.11. Tampak depan GPIB Immanuel
(sumber: Dokumentasi pribadi, 2018)
60
Universitas Kristen Petra
Area eksterior
Ruang peralihan
Area tangga
Area ruang jemaat
Area mimbar
Area tempat duduk pelayan
Area konsistori
Gambar 3.12. Layout GPIB Immanuel
Area ruang jemaat lantai 2
61
Universitas Kristen Petra
3.2.5. Elemen Interior Pembentuk Ruang
Elemen pembentuk ruang yang dimaksud pada bahasan ini adalah lantai, dinding,
plafon, pilar dan tangga pada bangunan yang membentuk ruang-ruang dalam
bangunan.
3.2.5.1. Lantai
Lantai merupakan hal yang terpenting pada interior suatu ruangan karena lantai
menunjang kegiatan yang terjadi dalam ruang, serta dapat memberikan permainan
pada permukaan lantai sehingga terlihat estetis.
a. Lantai Teras
Material yang dipakai untuk teras bangunan adalah besi yang dicat warna merah.
Pada anak tangga didepan pintu masuk terdapat tulisan “GEBOUWD ANNO 1862”
yang artinya dibangun tahun 1862.
Gambar 3.13. Lantai teras
b. Lantai area kebaktian
Pada bangunan Gereja Protestan Indonesia Barat Immanuel ini, area kebaktian
memakai material teraso dengan ukuran 15 x 15. Lantai ini sudah mengalami
renovasi. Pada awal pembangunan, material lantai adalah semen acian.
Gambar 3.14. Lantai area kebaktian
3.2.5.2. Dinding
Dinding eksterior bangunan merupakan dinding lempengan besi yang dilapisi cat
besi. Keseluruhan dinding interior bangunan berwarna merah dengan permainan
62
Universitas Kristen Petra
naik turun. Sedangkan bagian dalam dinding gereja menggunakan material
plywood yang dicat berwarna putih.
Gambar 3.15. Dinding luar GPIB Immanuel
Gambar 3.16. Dinding dalam GPIB Immanuel
3.2.5.3. Plafon
Plafon di area jemaat atau ruang tengah kebaktian berupa plafon miring. Material
yang digunakan pada plafon adalah lempengan besi dengan lapisan plywood pada
bagian dalam. Konstruksinya berupa kerangka besi yang diekspos sehingga terlihat
dari bagian dalam dan dilapisi cat berwarna merah.
Gambar 3.17. Plafon GPIB Immanuel
3.2.5.4. Pilar
Pilar merupakan sebutan untuk kolom yang menyangga atap sebuah bangunan.
Pilar mempunyai jenis yang berbeda sesuai dengan gaya yang mempengaruhinya.
Pada bangunan gereja ini terdapat pilar pada bagian dalam pintu masuk. Pilar ini
berfungsi untuk menopang balkon yang berada diatasnya.
63
Universitas Kristen Petra
Gambar 3.18. Pilar GPIB Immanuel
3.2.5.5 Tangga
Tangga merupakan sebuah konstruksi yang dirancang untuk menjembatani dua
tingkat vertikal yang berjarak jauh satu sama lain. Tangga terdiri dari anak tangga-
anak tangga yang memiliki tinggi yang sama. Jenis tangga dapat berbentuk lurus,
memutar atau merupakan kombinasi dari keduanya. Pada bangunan GPIB
Immanuel ini terdapat dua tangga, yaitu tangga menu balkon dan tangga menuju
mimbar.
a. Tangga Menuju Balkon
Tangga ini menuju ke lantai dua yang merupakan balkon dari bangunan dan
difungsikan sebagai area tempat duduk umat apabila lantai 1 sudah terisi penuh.
Tangga ini menggunakan material besi yang dilapisi cat besi berwarna merah dan
putih. Terdapat motif bunga lily disepanjang railing dan anak tangga.
Gambar 3.19. Tangga menuju balkon lantai 2
b. Tangga Menuju Mimbar
Tangga ini menuju mimbar yang terdapat di bagian depan ruangan. Material tangga
ini juga terdiri dari besi yang dilapisi cat berwarna merah dan putih. Pada sepanjang
tangga juga terdapat motif bunga lily.
64
Universitas Kristen Petra
Gambar 3.20. Tangga menuju mimbar
3.2.6. Elemen Transisi
Elemen transisi merupakan bukaan pada dinding bangunan yang menghubungkan
ruang dalam dengan ruang sekitarnya dan ruang dalam dengan luar bangunan.
Elemen transisi berupa pintu dan jendela.
3.2.6.1. Pintu
Pintu merupakan elemen transisi pada bangunan yang berfungsi untuk keluar
masuk orang/ barang. Pada bangunan Gereja Protestan Indonesia Barat Immanuel
terdapat 1 pintu masuk utama di bagian depan bangunan, 2 pintu masuk untuk
pelayan dan majelis yang bertugas pada bagian belakang melalui area konsistori,
dan 1 pintu masuk ke area konsistori.
65
Universitas Kristen Petra
Gambar 3.21. Letak pintu masuk Gereja Protestan Indonesia Barat Immanuel
Probolinggo
a. Pintu Masuk Utama
Pintu masuk utama gereja terletak di teras bagian depan bangunan gereja. Pintu ini
menghadap ke timur dan bentuk dari pintu masuk utama ini adalah yang paling
besar dari pintu lainnya.
Pintu masuk konsistori
Pintu masuk pelayan dan
majelis bertugas
Pintu masuk
utama
66
Universitas Kristen Petra
Gambar 3.22. Pintu masuk utama
Pintu masuk ini memiliki lebar 218 cm dan tinggi 270 cm. Pintu utama ini terbuat
dari material kayu yang dicar berwarna outih dengan motif garis diatasnya.
b. Pintu Masuk Pelayan dan Majelis
Pintu masuk untuk pelayan dan konsistori ini terdapat pada sisi kanan dan kiri
mimbar. Pintu ini merupakan yang paling sempit dibandingkan pintu lainnya.
Selain itu pintu ini juga paling sederhana karena tidak memiliki daun pintu, hanya
ditutup dengan serambu kain berwarna ungu. Pintu ini sudah jarang digunakan
karena pendeta dan majelis masuk lewat pintu utama 5 tahun belakangan ini.
Namun, pintu ini tetap digunakan apabila ada kondisi tertentu, misalnya: hujan.
Gambar 3.23. Pintu masuk pelayan dan majelis
c. Pintu Masuk Konsistori
Pintu ini terletak dibagian belakang gereja, tepatnya area masuk ruang konsistori.
Pintu ini memiliki lebar 110 cm dan tinggi 200 cm. Pintu ini terbuat dari material
kayu yang dicat berwarna putih. Terdapat kaca buram pada bagian daun pintu.
67
Universitas Kristen Petra
Gambar 3.24. Pintu masuk ruang konsistori
3.2.6.2.Jendela
Jendela merupakan elemen bangunan yang berfungsi untuk keluar masuknya udara
dan sekaligus sebagai pencahayaan alami. Pada gereja ini terdapat tiga jenis jendela
yang mengelilingi bangunan, yaitu jendela 1 daun, jendela 2 daun, dan jendela mati
yang tidak dapat dibuka.
a. Jendela 1 daun
Jendela 1 daun ini memiliki lebar 130 cm dan tinggi 240 cm. jendela ini terdiri dari
material besi yang dicat putih dan kaca patri sebagai ornamen hias nya. Terdapat
motif salib yang mengalami destilasi bentuk dan motif bunga lily. Terdapat 10
jendela didalam gereja yang berhadapan disisi kanan kiri gedung.
Gambar 3.25. Jendela 1 daun
b. Jendela 2 daun
Jendela 2 daun ini memiliki lebar 114 cm dan tinggi 210 cm. Jendela ini terdiri dari
material besi yang dicat putih dan kaca patri sebagai ornamen hias nya. Terdapat
68
Universitas Kristen Petra
motif salib yang mengalami destilasi bentuk dan motif bunga lily. Jendela ini
berjumlah 2 buah dan hanya terdapat di area konsistori saja.
Gambar 3.26. Jendela 2 daun
c. Jendela mati
Jendela mati ini memiliki lebar 130 cm dan tinggi 210 cm. Jendela ini terdiri dari
material besi yang dicat putih dan kaca patri sebagai ornamen hias nya. Terdapat
motif salib yang mengalami destilasi bentuk dan motif bunga lily. Jendela ini
berjumlah 2 buah dan terdapat di bagian depan gereja, di bagian kanan kiri pintu
masuk utama.
Gambar 3.27. Jendela mati
Terdapat 1 jendela lagi pada bagian atas mimbar. Jendela ini berbentuk bulat
dengan motif bunga.
Gambar 3.28. Rose window
3.2.7. Elemen Pengisi Ruang
Elemen pengisi ruang merupakan istilah yang digunakan untuk perabot rumah
tangga yang berfungsi sebagai tempat penyimpan barang, tempat duduk, tempat
69
Universitas Kristen Petra
tidur, tempat mengerjakan sesuatu dalam bentuk meja atau tempat menaruh barang
di permukaannya. Perabotan di dalam gereja merupakan perabot asli yang sudah
ada sejak dulu. Renovasi-renovasi yang dilakukan terhadap perabot gereja hanya
dilakukan perbaikan terhadap finishing perabot dan perbaikan perabot yang rusak
tanpa mengganti warna dan bentuk perabot asli.
3.2.7.1.Partisi
Partisi diletakkan di antara pintu masuk utama dan area jemaat. Pada saat
berlangsungnya ibadah, pintu utama dibuka dan partisi ini ditutup. Partisi ini
digunakan untuk menjaga area ibadah tetap terasa privat, sehingga ibadah yang
berjalan tetap khusuk.
Gambar 3.29. Partisi gereja
Partisi ini tidak menutupi semua area agar ruangan tidak terkesan sesak. Material
yang dipakai adalah kayu dengan finishing cat berwarna merah.
3.2.7.2.Kursi
Kursi adalah perabotan yang digunakan untuk duduk. Pada umumnya kursi
memiliki 4 kaki untuk menjaga keseimbangan.
a. Kursi Jemaat (Area Jemaat)
Pada area jemaat, kursi yang digunakan berbentuk memanjang dengan tempat
meletakkan alkitab pada bagian belakang sandaran.
Gambar 3.30. Kursi area jemaat
70
Universitas Kristen Petra
Material yang dipakai pada kursi jemaat ini adalah kayu berwarna coklat dengan
finishing politur. Kursi ini cukup sederhana karena bentuknya yang geometris dan
tidak ada ornamen pada permukaan kursi.
b. Kursi balkon (Area Jemaat)
Kursi balkon terdiri dari 2 macam, yaitu kursi kayu dan kursi besi dengan spons.
Kursi kayu yang terletak di area balkon berbeda bentuk dengan yang terdapat di
area jemaat lantai 1, karena tidak terdapat tempat meletakkan alkitab di bagian
sandaran kursi.
Gambar 3.31. Kursi area balkon
c. Kursi Pelayan dan Majelis
Pada area tempat duduk pelayan dan majelis yang bertugas, kursi yang digunakan
merupakan kursi kayu dengan finishing cat duco berwarna hitam dan spons berlapis
kain merah. Terdapat sandaran tangan pada sisi kanan dan kiri kursi.
Gambar 3.32. Kursi pelayan dan majelis
3.2.7.3. Meja
Meja adalah salah satu perabot berupa permukaan datar yang disokong oleh
beberapa kaki. Meja sering dipakai untuk menyimpan barang dan makanan dengan
ketinggian tertentu supaya mudah dijangkau saat kita duduk. Pada bahasan ini ada
dua jenis meja yang dibahas yaitu meja persembahan dan meja roti sajian.
71
Universitas Kristen Petra
a. Meja Persembahan
Meja ini ditutup oleh kain penutup meja berwarna ungu atau putih. Pada saat
kebaktian biasa, kain penutup meja yang dipakai berwarna ungu. Pada saat hari
perayaan tertentu seperti hari Pantekosta, kain penutup meja yang dipakai berwarna
putih.
Gambar 3.33. Meja Persembahan
b. Meja Roti Sajian
Meja roti sajian biasanya digunakan untuk meletakan perlatan liturgi perjamuan
kudus seperti tempat roti perjamuan dan cawan anggur serta Alkitab yang asli
berasal dari Belanda. Seperti pada meja persembahan, meja ini biasanya ditutup
oleh kain penutup meja berwarna ungu atau putih disesuaikan dengan acara atau
kegiatan gereja. Pada saat kebaktian biasa, kain penutup meja yang dipakai
berwarna ungu. Pada saat hari perayaan tertentu seperti hari Pantekosta, kain
penutup meja yang dipakai berwarna putih.
Gambar 3.34. Meja Roti Sajian
72
Universitas Kristen Petra
Gambar 3.35. Peralatan yang ada diatas meja roti sajian
3.2.7.4. Kotak Persembahan
Kotak persembahan disimpan di ruang konsistori dan di letakkan disebelah meja
persembahan saat kebaktian saja. Material pada kotak persembahan ini adalah kayu
dengan finishing politur sehinga memperlihatkan warna asli kayu. Tidak ada
ornamen tertentu pada kotak persembahan ini.
Gambar 3.36. Kotak Persembahan
3.2.7.5. Mimbar
a. Mimbar Pelayan Firman
Mimbar ini berfungsi sebagai tempat di mana pendeta menyampaikan firman
Tuhan. Mimbar ini dibuat tinggi untuk menggambarkan bahwa di dalam gereja
hubungan yang terdekat adalah pendeta dengan Tuhan karena pendeta yang
berhubungan langsung dengan Tuhan dalam penyampaian firman Tuhan.
Mimbar ini terletak di bagian paling depan area jemaat menghadap ke jemaat.
Sehingga jemaat yang duduk di bagian depan maupun yang duduk di bagian
belakang dapat melihat pendeta yang sedang menyampaikan firman.
Gambar 3.37. Mimbar Pelayanan Firman saat ini
73
Universitas Kristen Petra
Bentuk mimbar ini adalah segienam, melambangkan lamanya penciptaan yaitu 6
hari. Adanya tangga keatas menuju mimbar melambangkan Tuhan Yesus yang
bangkit kemudian diangkat ke surge menuju kemuliaan abadi. Terdapat ornamen-
ornamen bunga lily di sekitar mimbar dan tangga, karena bunga lily adalah bunga
yang hidup setelah mengalami kematian terlebih dahulu. Melambangkan Tuhan
Yesus yang memberikan manusia kehidupan baru setelah kematiannya.
Gambar 3.38. Mimbar Awal sebelum renovasi
Mimbar ini telah mengalami renovasi pada bagian atapnya. Awalnya atap mimbar
berbentuk segienam. Namun karena terdapat kerusakan, atap kemudian direnovasi
menjadi bentuk peregi panjang. Material yang digunakan pada mimbar ini adalah
besi dengan finishing cat berwarna merah dan putih.
b. Mimbar Majelis
Mimbar majelis ini merupakan tempat di mana majelis gereja berperan sebagai
pemimpin ibadah sesuai dengan tata ibadah. Mimbar majelis ini berada di bagian
depan area jemaat dan menghadap ke jemaat. Diletakkan di depan tempat duduk
majelis sebagai gambaran bahwa majelis yang berdiri di mimbar tersebut mewakili
majelis yang lainnya.
Gambar 3.39. Mimbar majelis
74
Universitas Kristen Petra
Mimbar ini menggunakan material kayu dengan kaki besi sebagai penopangnya.
Bentuk mimbar ini adalah gabungan segienam dan persegi panjang.
master index: back to toc: help: ukp: