Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
14
3. HASIL PENELITIAN
3.1. Sifat Fisik Tepung Kimpul
3.1.1. Derajat Putih
Hasil pengujian derajat putih pada berbagai sampel dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Derajat Putih Tepung Kimpul
Daya
(Watt)
Waktu
(menit)
L a* b* Derajat Putih
0 0 94,16±0,70 -0,36±0,16 6,74±0,27 91,06 ±0,65c
100 1 92,91±0,43 -0,24±0,16 7,57±0,13 89,62 ± 0,33 a
100 2 93,60±0,31 -0,260,18 7,48±0,20 90,18 ± 0,12b
100 4 93,02±0,46 -0,24±0,22 7,68±0,20 89,62 ± 0,36 a
450 1 92,89±0,50 -0,23±0,22 7,69±0,22 89,52 ± 0,43a
450 2 94,00±0,51 -0,34±0,24 7,580,22 90,32 ± 0,22 b
450 4 94,08±0,89 -0,38±0,31 7,92±0,50 90,05 ± 0,30 b Keterangan :
Semua nilai merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi (n = 10)
Nilai dengan superscript yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata antar perlakuan dalam
satu kolom (<0,05) berdasarkan uji one way anova
Gambar 4. Derajat Putih Tepung Kimpul
Tabel 3 dan Gambar 4 menunjukkan hasil pengujian derajat putih tepung kimpul. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perlakuan gelombang mikro dapat menurunkan derajat
putih tepung kimpul jika dibandingkan dengan tepung kimpul tanpa perlakuan. Pada
perlakuan daya 100 Watt dan 450 Watt, derajat putih tepung kimpul mengalami
penurunan yang signifikan pada menit ke-1. Pada menit ke-2 dengan perlakuan daya 100
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
0 1 2 4
Der
ajat
Puti
h
Waktu (menit)
100Watt
450Watt
15
Watt dan 450 Watt, derajat putih tepung kimpul mengalami peningkatan yang signifikan
sehingga derajat putih tepung kimpul tertinggi terjadi pada menit ke-2. Kemudian pada
menit ke-4, terjadi penurunan derajat putih secara signifikan pada perlakuan daya 100
Watt. Sedangkan pada perlakuan daya 450 Watt terjadi penurunan derajat putih namun
penurunan yang terjadi tidak signifikan. Derajat putih tepung kimpul perlakuan daya 450
Watt lebih tinggi dibandingkan dengan derajat putih tepung kimpul perlakuan daya 100
Watt.
16
(1) (2)
(3) (4)
(5) (6)
(7)
Gambar 5. Tepung Kimpul
17
Keterangan :
(1) = Tepung Kimpul Tanpa Perlakuan
(2) = Tepung Kimpul dengan Perlakuan Microwave 100 Watt 1 menit
(3) = Tepung Kimpul dengan Perlakuan Miceowave 100 Watt 2 menit
(4) = Tepung Kimpul dengan Perlakuan Miceowave 100 Watt 4 menit
(5) = Tepung Kimpul dengan Perlakuan Microwave 450 Watt 1 menit
(6) = Tepung Kimpul dengan Perlakuan Microwave 450 Watt 2 menit
(7) = Tepung Kimpul dengan Perlakuan Microwave 450 Watt 4 menit
Gambar 5 menunjukkan tepung kimpul semua perlakuan. Jika dilihat secara umum,
tepung kimpul tanpa perlakuan memiliki warna yang paling cerah jika dibandingkan
dengan tepung kimpul semua perlakuan. Warna tepung kimpul yang memiliki warna
paling gelap yaitu tepung kimpul dengan perlakuan gelombang mikro dengan perlakuan
daya 450 Watt selama 1 menit.
3.1.2. Ukuran dan Bentuk Granula Tepung Kimpul
Hasil pengujian bentuk dan ukuran granula dapat dilihat pada Gambar 2.
18
(1) (2)
(2) (4)
(5) (6)
(7)
Gambar 6. Granula Pati Tepung Kimpul
Granula utuh
Pecahan granula
Granula utuh
Pecahan granula
Granula utuh
Pecahan granula
Pecahan granula
Pecahan granula
Pecahan granula
Pecahan granula
Granula utuh
Granula utuh Granula utuh
Granula utuh
19
Keterangan :
(1) = Granula Tepung Kimpul Tanpa Perlakuan
(2) = Granula Tepung Kimpul dengan Perlakuan Microwave 100 Watt 1 menit
(3) = Granula Tepung Kimpul dengan Perlakuan Miceowave 100 Watt 2 menit
(4) = Granula Tepung Kimpul dengan Perlakuan Miceowave 100 Watt 4 menit
(5) = Granula Tepung Kimpul dengan Perlakuan Microwave 450 Watt 1 menit
(6) = Granula Tepung Kimpul dengan Perlakuan Microwave 450 Watt 2 menit
(7) = Granula Tepung Kimpul dengan Perlakuan Microwave 450 Watt 4 menit
Gambar 5 menunjukkan hasil pengujian ukuran dan granula tepung kimpul. Dari Gambar
5 dapat dilihat bahwa tepung kimpul tanpa perlakuan, tepung kimpul dengan perlakuan
gelombang mikro 100 Watt baik pada menit ke-1, menit ke-2 dan menit ke-4 memiliki
bentuk yang lebih utuh dibandingkan dengan tepung kimpul dengan perlakuan lain. Jika
dilihat secara umum granula tepung memiliki ukuran yang semakin kecil seiring dengan
semakin tinggi daya dan semakin lama waktu yang digunakan pada perlakuan gelombang
mikro.
3.2. Sifat Kimia Tepung Kimpul
3.2.1. Kadar Air
Hasil pengujian kadar air pada berbagai sampel dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Kadar Air Tepung Kimpul
Daya (Watt) Waktu (menit) Kadar Air (%)
0 0 8,55 ± 0,62 c
100 1 11,88 ± 0,53d
100 2 11,65 ± 0,44 d
100 4 11,13 ± 1,20 d
450 1 8,13 ± 0,76c
450 2 5,75 ± 0,93b
450 4 3,43 ± 0,45 a Keterangan :
Semua nilai merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi (n = 6)
Nilai dengan superscript yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata antar perlakuan dalam
satu kolom (<0,05) berdasarkan uji one way anova
20
Gambar 7. Kadar Air Tepung Kimpul
Tabel 4 dan Gambar 6 menununjukkan hasil pengujian kadar air tepung kimpul.
Perlakuan gelombang mikro dengan daya 100 Watt menyebabkan terjadinya peningkatan
kadar air tepung kimpul baik pada menit ke-1, menit ke-2 dan menit ke-4. Sedangkan
perlakuan gelombang mikro dengan daya 450 Watt menyebabkan terjadinya penurunan
kadar air yang signifikan mulai dari menit ke-1 hingga menit ke-4. Oleh karena itu, tepung
kimpul dengan perlakuan gelombang mikro dengan daya 450 Watt memiliki kadar air
yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kadar air tepung kimpul dengan perlakuan
gelombang mikro dengan daya 100 Watt.
3.2.2. Kadar Amilosa
Hasil pengujian kadar amilosa dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Kadar Amilosa Tepung Kimpul
Daya (Watt) Waktu Kadar Amilosa Wet Basis
(%)
Kadar Amilosa Dry
Basis(%)
0 0 26,00 ±1,39e 28,42 ± 1,49d
100 1 20,60 ± 1,28 a 23,28 ± 1,48a,b
100 2 22,48 ± 1,00b 25,45 ± 1,23c
100 4 21,83 ± 1,03 a,b 24,58 ± 1,47b,c
450 1 20,73 ± 1,77a 22,58 ± 2,06a
450 2 24,25 ± 1,13d 25,73 ± 1,08c
450 4 23,47 ± 1,47c,d 24,30 ± 1,49a,b,c Keterangan :
Semua nilai merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi (n = 6)
Nilai dengan superscript yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata antar perlakuan dalam
satu kolom (<0,05) berdasarkan uji one way anova
0
2
4
6
8
10
12
14
0 1 2 4
Kad
ar A
ir (
%)
Waktu (menit)
100Watt
450Watt
21
Gambar 8. Kadar Amilosa Tepung Kimpul
Tabel 5 dan Gambar 7 menunjukkan tejadinya penurunan kadar amilosa tepung kimpul
setelah perlakuan gelombang mikro jika dibandingkan dengan tepung kimpul tanpa
perlakuan. Kadar amilosa (wet basis) tepung kimpul pada perlakuan 100 Watt dan 450
Watt mengalami penurunan yang signifikan pada menit ke-1. Pada menit ke-2, kadar
amilosa mengalami peningkatan kembali baik pada perlakuan gelombang mikro dengan
daya 100 Watt maupun daya 450 Watt. Kadar amilosa perlakuan daya 450 Watt lebih
tinggi jika dibandingkan dengan kadar amilosa tepung kimpul perlakuan daya 100 Watt.
Kadar amilosa tertinggi terjadi pada menit ke-2 dengan perlakuan daya 450 Watt.
Sedangkan kadar amilosa dry basis menunjukkan bahwa kadar amilosa pada tepung
kimpul dengan perlakuan daya 100 Watt tidak memiliki perbedaan yang signifikan
dengan tepung kimpul dengan perlakuan daya 450 Watt.
15
17
19
21
23
25
27
29
0 1 2 4Kad
ar A
mil
osa
Wet
Ba
sis
(% )
Waktu (menit)
100Watt
450Watt
15
17
19
21
23
25
27
29
31
0 1 2 4
Kad
ar A
mil
osa
Dry
Ba
sis(
%)
Waktu (menit)
100Watt
450Watt
22
3.2.3. Kadar Amilopektin
Hasil pengujian kadar amilopektin dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Kadar Amilopektin Tepung Kimpul
Daya (Watt) Waktu
(menit)
Kadar Amilopektin Wet
Basis (%)
Kadar Amilopektin
Dry Basis (%)
0 0 45,35 ± 5,57 a,b,c 49,60 ±6,17
100 1 49,28 ± 6,69 c 55,92 ± 7,50
100 2 47,91 ± 4,73b,c 54,23 ± 5,27
100 4 42,81 ± 8,72a,b,c 48,08 ± 9,28
450 1 37,34 ±4,61a 40,66 ± 5,17
450 2 39,81 ±8,44b,c,d 42,19 ± 8,67
450 4 63,72 ± 6,37 d 65,96 ± 6,35 Keterangan :
Semua nilai merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi (n = 6)
Nilai dengan superscript yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata antar perlakuan dalam
satu kolom (<0,05) berdasarkan uji one way anova
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
0 1 2 4
Kad
ar A
mil
op
ekti
n W
et B
asi
s(%
)
Waktu (menit)
100Watt
450Watt
23
Gambar 9. Kadar Amilopektin Tepung Kimpul
Tabel 6 dan Gambar 8 menunjukkan hasil pengujian kadar amilopektin tepung kimpul
dry basis dan wet basis. Pada perlakuan gelombang mikro dengan daya 100 Watt terjadi
penurunan kadar amilopektin yang tidak signifikan baik pada menit ke-1, menit ke-2 dan
menit ke-4. Kadar amilopektin tepung kimpul dengan perlakuan gelombang mikro
dengan daya 450 Watt mengalami peningkatan yang signifikan pada menit ke-2 dan menit
ke-4.
3.2.4. Kadar Pati Total
Hasil pengujian kadar pati dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Kadar Pati Tepung Kimpul
Daya (Watt) Waktu (menit) Kadar Pati Wet Basis
(%)
Kadar Pati Dry Basis
(%)
0 0 71,35 ± 5,29 b 78,02 ± 5,48
100 1 69,89 ± 5,54 b 79,30 ± 6,16
100 2 70,39 ± 4,90 b 79,67 ± 5,51
100 4 64,64 ± 8,10 a,b 72,67 ± 8,36
450 1 58,07 ± 4,58 a 63,24 ± 5,34
450 2 64,07 ± 9,50 a,b 67,93 ± 9,63
450 4 89,19 ± 7,44 c 90,27 ± 7,40 Keterangan :
Semua nilai merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi (n = 6)
Nilai dengan superscript yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata antar perlakuan dalam
satu kolom (<0,05) berdasarkan uji one way anova
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
0 1 2 4
Kad
ar A
mil
op
ekti
n D
ry B
asi
s
(%)
Waktu (menit)
100 Watt
450 Watt
24
Gambar 10. Kadar Pati Total Tepung Kimpul
Tabel 7 dan Gambar 9 menunjukkan hasil pengujian kadar pati tepung kimpul dry basis
dan wet basis. Pada perlakuan gelombang mikro dengan daya 100 Watt terjadi penurunan
kadar pati tepung kimpul yang tidak signifikan baik pada menit ke-1, menit ke-2 dan
menit ke-4. Sedangkan kadar pati tepung kimpul pada perlakuan gelombang mikro
dengan daya 450 Watt mengalami penurunan yang signifikan pada menit ke-1 dan
kemudian mengalami peningkatan yang signifikan pada menit ke-4.
3.3. Sifat Fungsional Tepung Kimpul
3.3.1. Kapasitas Pembentukan Gel
Hasil pengujian kapasitas pembentukan gel dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Kapasitas Pembentukan Gel Tepung Kimpul
40
50
60
70
80
90
100
0 1 2 4
Kad
ar P
ati
Wet
Ba
sis
(%)
Waktu (menit)
100Watt
450Watt
50
60
70
80
90
100
0 1 2 4Kad
ar P
ati
Dry
Basi
s (%
)
Waktu (menit)
100 Watt
450 Watt
25
Daya (Watt) Waktu (menit) Kapasitas Pembentukan Gel
0 0 11,83 ± 1,25 b,c
100 1 10,58 ± 0,86b
100 2 18,00 ± 2,43d
100 4 13,17 ± 1,83 c
450 1 21,58 ± 1,75e
450 2 21,75 ± 1,75 e
450 4 6,08 ± 0,74a Keterangan :
Semua nilai merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi (n = 6)
Nilai dengan superscript yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata antar perlakuan dalam
satu kolom (<0,05) berdasarkan uji one way anova
Gambar 11. Kapasitas Pembentukan Gel Tepung Kimpul
Tabel 8 dan Gambar 10 menunjukkan bahwa pada tepung kimpul perlakuan gelombang
mikro dengan daya 450 Watt terjadi peningkatan kapasitas pembentukan gel secara
signifikan pada menit ke-1 dan mengalami penurunan yang signifikan pada menit ke-4.
Sedangkan tepung kimpul dengan perlakuan gelombang mikro pada daya 100 Watt
mengalami peningkatan yang signifikan pada menit ke-2 dan kembali menurun pada
menit ke-4. Tepung kimpul dengan perlakuan gelombang mikro dengan daya 450 Watt
memiliki kapasitas pembentukan gel yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tepung
kimpul dengan perlakuan gelombang mikro dengan daya 100 Watt.
3.3.2. Indeks Penyerapan Air
Hasil pengujian indeks penyerapan air dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Indeks Penyerapan Air pada Tepung Kimpul
0
5
10
15
20
25
0 1 2 4
Vis
ko
sita
s (c
P)
Waktu (menit)
100Watt
450Watt
26
Daya (Watt) Waktu (menit) Indeks Penyerapan Air
0 0 2,39 ± 0,01a
100 1 2,31 ± 0,04a
100 2 2,32 ± 0,08a
100 4 2,31 ±0,05a
450 1 2,51 ± 0,09b
450 2 2,49 ± 0,12b
450 4 2,71 ± 0,06c Keterangan :
Semua nilai merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi (n = 6)
Nilai dengan superscript yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata antar perlakuan dalam
satu kolom (<0,05) berdasarkan uji one way anova
Gambar 12. Indeks Penyerapan Air pada Tepung Kimpul
Tabel 9 dan Gambar 11 menunjukkan bahwa indeks penyerapan air pada tepung kimpul
dengan perlakuan gelombang mikro pada perlakuan daya 450 Watt lebih tinggi jika
dibandingkan dengan perlakuan daya 100 Watt. Perlakuan gelombang mikro dengan daya
100 Watt pada tepung kimpul, tidak menyebabkan perubahan indeks penyerapan air yang
signifikan baik pada menit ke-1, menit-2 maupun menit ke-4. Sedangkan tepung kimpul
dengan perlakuan daya 450 Watt mengalami peningkatan indeks penyerapan air seiring
dengan lamanya perlakuan gelombang mikro.
3.4. Korelasi Antar Parameter Pengujian
Hasil uji korelasi antara parameter pengujian tepug kimpul dapat dilihat pada Tabel 10.
2,00
2,10
2,20
2,30
2,40
2,50
2,60
2,70
2,80
2,90
0 1 2 4
Indek
s P
enyer
apan
Air
Waktu (menit)
100 Watt
450 Watt
27
Tabel 10. Korelasi Antar Parameter Pengujian
Parameter Derajat Putih Kadar Air Indeks
Penyerapan
Air
Kapasitas
Pembentukan
Gel
Kadar
Amilosa
Kadar
Pati
Kadar
Amilopektin
Derajat Putih Korelasi
Signifikansi
Pearson (2-tailed) N
1 0,162
0,307
-0,071
0,654
-0,016
0,918
0,651**
0,000
0,153
0,333
0,18
0,908
Kadar Air Korelasi
Signifikansi
Pearson (2-tailed) N
-0,162
0,307
1 -0,795**
0,000
0,125
0,430
-0,349*
0,023
-0,411**
0,007
-0,531*
0,022
Indeks
Penyerapan
Air
Korelasi
Signifikansi
Pearson (2-tailed) N
-0,071
0,654
-0,759**
0,000
1 -0,193
0,221
0,232
0,138
0,335*
0,030
0,298
0,055
Kapasitas
Pembentukan
Gel
Korelasi
Signifikansi
Pearson (2-tailed) N
-0,016
0,918
0,125
0,430
-0,193
0,221
1 -0,107
0,502
-0,632**
0,000
-0,634**
0,000
Kadar
Amilosa
Korelasi
Signifikansi
Pearson (2-tailed) N
0,651**
0,000
-0,349*
0,023
0,232
0,138
0,107
0,502
1 0,285
0,067
0,080
0,613
Kadar Pati Korelasi
Signifikansi
Pearson (2-tailed) N
0,153
0,333
-0,441**
0,007
0,335*
0,030
-0,632**
0,000
0,285
0,067
1 0,978**
0,000
Kadar
Amilopektin
Korelasi
Signifikansi
Pearson (2-tailed) N
0,18
0,908
-0,531*
0,022
0,298
0,055
-0,634**
0,000
0,080
0,613
0,978**
0,000
1
28
Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat hubungan antara beberapa sifat kimia dan fungsional
tepung kimpul. Kadar air dan indeks penyerapan air memiliki hubungan yang sangat kuat.
Hubungan antara kedua parameter tersebut yaitu hubungan berbanding terbalik, semakin
tinggi kadar air maka semakin rendah indeks penyerapan air tepung kimpul dan begitu
pula sebaliknya. Selain itu, kadar air juga memiliki hubungan berbanding terbalik yang
sangat kuat dengan kadar pati serta memiliki hubungan berbanding terbalik yang kuat
dengan kadar amilosa dan kadar amilopektin. Sedangkan indeks penyerapan air memiliki
hubungan berbanding lurus yang kuat dengan kadar pati, semakin tinggi kadar pati maka
semakin tinggi pula indeks penyerapan air dan begitu pula sebaliknya. Kadar amilopektin
memiliki hubungan berbanding terbalik yang sangat kuat dengan kapasitas pembentukan
gel, semakin tinggi kadar amilopektin maka akan semakin rendah kapasitas pembentukan
gel tepung kimpul dan begitu pula sebaliknya.