Upload
doandang
View
268
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
BUKU KENANGAN
30 TAHUN IMAMAT
ANTONIUS GUNARDI PRAYITNA, MSF
KEGEMBIRAAN
dan
PENGHARAPAN
GEREJA SANTO YAKOBUS
PAROKI KELAPA GADING JAKARTA
2012
1
PENGANTAR
Buku mungil ini disiapkan sebagai ungkapan syukur dalam
perayaan 30 tahun tahbisan Imamat Pastor Antonius Gunardi
Prayitna MSF, Pastor Kelapa Paroki kami tercinta.
Buku ini terlalu kecil untuk menampung ungkapan sukacita
yang dialami tidak hanya oleh Romo Anton tetapi juga semua rekan
sekomunitas, sahabat, rekan sepelayanan, umat, karyawan dan
semua orang di sekeliling Romo Anton. Namun demikian, kami
berharap apa yang terwujud ini setidaknya dapat mewakili dan
menggambarkan sosok Romo Anton dimata orang-orang yang
mengenalnya.
Terima kasih kepada Romo Anton yang telah mengijinkan
buku ini dibuat. Terima kasih kepada Romo Antonius Suyadi, Pr dan
Romo Romanus Heri Santoso, Pr yang menginspirasikan dibuatnya
buku ini. Terima kasih kepada Romo Sutopanitro, Pr yang
menyempatkan membuat tulisan untuk Romo Anton dan selalu
mendukung kami.
Buku ini tidak mungkin dapat terwujud tanpa kemurahan
hati Mgr. A.M. Sutrisnaatmaka MSF, Mgr. Harjosusanto MSF, Romo
Yohanes Subagyo Pr, Romo A.G. Purnama MSF, Romo Hubert Hady
Setiawan Pr dan rekan sepelayanan Romo Anton baik di
Pembaharuan Karismatik Katolik maupun di Paroki Kelapa Gading,
karyawan Gereja St. Yakobus serta seluruh umat yang rela
meluangkan waktunya menuliskan kesan dan pesan serta
harapannya untuk Romo Anton. Terima kasih Bapak Uskup, para
Romo dan Bapak Ibu yang sudah mendukung pembuatan buku ini.
2
Dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya apabila dalam persiapan sampai dengan
terwujudnya buku ini ada hal-hal yang kurang berkenan. Dan yang
utama, syukur kepada-Mu ya Allah atas perkenan-Mu lah buku ini
dapat terwujud. Engkau yang membuat yang seakan mustahil
menjadi nyata. Terima kasih Tuhan atas rahmat Mu yang sungguh
luar biasa.
Semoga buku ini bermanfaat.
Jakarta, 6 Januari 2012
Wiwiek D. Santoso
3
DARI PESTA PERAK ke PESTA 30 TAHUN IMAMAT KU
6 Januari 2007 - 6 Januari 2012
Mimpi yang menjadi kenyataan. “I have a dream”, nyanyian
Westlife itu menggema ketika aku menulis buku kenangan pesta
perak imamat ku. Syukurlah pada masa kecilku, aku berani
bermimpi menjadi imam dan ternyata mimpi itu menjadi
kenyataan.
Pada tanggal 6 Januari 1982, Mgr. Wilhelmus Demarteau
MSF, bersama imam-imam yang hadir ketika itu, di Gereja Keluarga
Kudus-Banteng-Yogyakarta, menumpangkan tangan tanda tahbisan
imam bagiku bersama dengan keempat konfrater yang lain (Mgr.
Harjosusanto – Uskup Tanjung Selor, Rm. Niko Antosaputra – Pastor
Kepala Paroki St.Petrus Purwosari-Solo, Rm. T. Dwija Iswara – Pastor
Rekan Paroki Keluarga Kudus, Semarang dan Rm. PMY
Sunarkowiharjo – Pastor Rekan Paroki St.Paulus, Kleco-Solo).
Ketika kami ditahbiskan Mazmur 116:12-13: “Bagaimana
akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku
akan mengangkat piala keselamatan dan akan menyerukan nama
Tuhan” menjadi ayat pendukung tahbisan kami.
Sepanjang perjalanan imamat, aku sempat mengikuti
penyegaran imamat pada Juni 2004. Kemudian merayakan Pesta
Perak Imamat pada 6 Januari 2007 di Paroki Ratu Rosario Jagakarsa
Jakarta Selatan. Pada waktu pesta perak imamat ku ini, aku memilih
ayat pendukung dari 1 Korintus 15:10a : “Tetapi karena kasih
karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih
karunia yang dianugerahkan-Nya kepada ku tidak sia-sia."
4
Bahkan dalam renungan menjelang retret MSF 2011, kutipan
tersebut aku lanjutkan sebagai bahan permenungan pada ayat 10b,
kalau St. Paulus menyadari kasih karunia Allah begitu dahsyat
apakah aku akan seperti St. Paulus juga yang bekerja lebih keras dan
semakin menyadari kasih karunia-Nya menyertai aku?
Dalam refleksi ini saya renungkan kembali doa programa
hidup ketika aku mengikuti penyegaran imamat di Biara Betlehem
pada tahun 2004 sebagai berikut:
"Bapa surgawi, sukacita dan syukur ku haturkan pada-Mu
Meluap dari kedalaman hatiku
Karena Engkau telah memilihku menjadi imam-Mu (bdk Mz 10:4)
Berkat Roh Kudus-Mu
Bagaimana seharusnya keberadaanku
Sudah kau beritahu
Kuupayakan dengan segenap hati dan tenagaku
Budi serta ingatanku, pengendalian diriku
Dalam penghayatan hidupku
Supaya tidak mengecewakan hati-Mu
Maka kutingkatkan kewaspadaan pada diriku (bdk 1 Petr 5:8-9)
Supaya aku tak jauh dari tonggak-tonggak-Mu ]
Dan di bawah kepak sayap-Mu
Kulintasi dan kuarungi hidupku (bdk Mz 103:5)
Kujaga senantiasa tetap nyala api interiorku
Untuk menjadi berkat bagi sesama-ku
Sampai masa tuaku
Di kedalaman hati kupegang teguh janji-Mu
Engkau tak akan membuang aku (bdk Mz 71:9)
Karena Engkau setia selalu (bdk Yesaya 46:4; 2 Tim 2:13)
Memelihara aku seperti Engkau memelihara biji mata-Mu (bdk Mz
17:8)
5
Kuusahakan semakin murnilah hati dan motivasiku (bdk Mz 92:15)
Karena bagaimana akan kubalas kepada-Mu segala kebajikan-Mu
kepadaku?
Aku akan mengangkat piala dan menyerukan nama-Mu selalu (bdk
Mz 116:12-13)
Tetapi karena kasih karunia Allah, aku adalah sebagaimana aku ada
sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku
tidak sia-sia (bdk 1 Kor 15:10a)
Engkau yang telah memulai karya dalam diriku
Akan menyelesaikan karya-Mu itu (bdk Fil 1:16)
Amin."
PERUTUSAN YANG MENANTANG
Sehabis merayakan pesta perak imamatku,
di tahun yang sama aku mendapat perutusan baru.
Perutusan yang cukup seru,
mengandung kejutan haru.
Bp. Kardinal, Uskup Agung Jakarta waktu itu,
memberikan SK pemberhentian sebagai Pastor Kepala Paroki Ratu
Rosari Jagakarsa
dan mengangkat aku menjadi pastor rekan di tempat baru Paroki
Kelapa Gading,
Gereja Santo Yakobus,
dengan persekolahan yang bagus.
Pada 4 September 2007 aku memasuki babak baru,
tantangan baru.
Di tempat tugas yang baru itu medan karya memang seru.
Dengan umat yang menggebu-gebu.
Jumlah umatnya pun sampai duapuluh satu ribu.
Sering ada rasa ragu,
6
mampukah aku membantu?
Wow.. ternyata para imam dan Dewan Paroki kompak bersatu,
menjalankan tugas pelayanan terpadu.
Belum sempat habis termangu,
tugas baru menunggu.
Menjadi pastor kepala yang baru.
Wow.. sekali lagi semakin kompak bersatu.
Para imam dan Dewan Paroki melaju,
merajut strategi jitu. R
evitalisasi umat basis sasaran kita.
Dengan pastor berlima yang kemudian tinggal 4 saja,
aneka macam kendala memang sungguh ada.
Gedang pastoral yang gagah sudah ada,
memfasilitasi kiprah umat Allah kita.
Gedung Gereja baru pun melengkapinya
dengan aneka macam sarananya.
Sarana fisik membantu kita untuk terus maju bersama dalam cinta
Itulah sepotong uraian kata
ketika Paroki merayakan pesta peraknya.
Arah Dasar KAJ pedoman kita
mengawal terus perjalanan langkah kita,
dengan keyakinan semua akan indah pada waktunya.
Paroki terus melangkah maju
Dirgahayu parokiku !
Selama 5 tahun di Paroki Kelapa Gading inilah, imamat ku
semakin teguh. Aneka macam kesulitan mewarnai perjalananku
menghayati imamat suci. Aku bersyukur berjumpa dengan kerabat
pelayanan yang hebat. Dewan Paroki Harian, sebagai saudara
dekat : 5 imam (kemudian menjadi 4 saja), 5 orang bapak yang setia
dan 5 orang ibu yang bijaksana sungguh mengagumkan.
7
Para Ketua Seksi dan para Ketua Lingkungan saudara
sepelayanan. Melalui lembar refleksi ini, secara khusus dalam
rangka menandai 30 tahun imamatku, aku mau bersyukur seraya
berusaha untuk terus hidup sebagai imam, lurus di jalan panggilan,
kudus di dalam penghayatan dan tulus dalam pelayanan. Tetap
berfokus pada Yesus Kristus.
Terima kasih juta laksa untuk seluruh umat Paroki Kelapa
Gading, dengan bantuan St. Yakobus yang selalu berdoa untuk kita.
Semoga kita semua, khususnya aku boleh menjadi imam yang
teruji!
Terima kasih untuk segenap konfrater MSF yang selalu
mendukung, teristimewa saudara seimamat komunitas Kelapa
Gading yang menjadi bagian hidupku dari hari ke hari.
Mohon maaf atas segala kekurangan dan kelemahanku.
Tidak terlupakan untuk kerabat khusus yang menyusun buku ini
dalam waktu yang sangat singkat dan bahkan menyelenggarakan
pesta yang sangat hebat.
8
Terpujilah nama Yesus, Bunda Maria dan Bapak Yusuf,
sekarang dan selama-lamanya.
Antonius Gunardi MSF
9
Sambutan Vikaris Jendral Keuskupan Agung Jakarta
untuk 30 tahun imamat Rm. Anton Gunardi, MSF
MENJADI TERANG SUKACITA
Seorang yang sedang menggalang dana di Paroki St. Yakobus
suatu saat menceritakan kesan spontannya pada saya. Bukan
banyaknya dana yang didapatkan panitia yang ia sampaikan. Bukan
gerejanya yang megah yang ia kisahkan. Yang ia ceritakan adalah
Rm. Anton Gunardi, MSF, pastor kepalanya. Katanya: “Setelah misa
saya melihat, Rm. Anton selalu siap menyapa dan menyalami
umat.” Saya bertanya: “Lho, memang di paroki Anda romo tidak
demikian?” Jawabannya amat diplomatis. Tanpa kata. Hanya
senyuman disertai suku kata tanpa makna: “He he, he he ....”
Yang dilakukan Rm. Anton adalah ungkapan pastoral yang
amat sederhana. Sekedar berdiri menyambut umat setelah misa.
Sekedar bertegursapa. Sekedar beramahtamah. Tapi hal sederhana
ini rupanya memberikan kesan spontan yang baik mengenai
seorang “romo”, seorang yang menjadi bapak bagi seluruh umat
paroki, dari pelbagai rentang usia, dari macam-macam tingkatan
sosial, dari beragam kelompok etnis. Menjadi gembala bagi umat
yang jumlahnya dua puluhan ribu tentu tidak mudah. Bagi umat,
bisa berjumpa dan menyapa romo juga tidak selalu bisa. Maka,
menyediakan waktu di sekitar gereja setelah misa adalah suatu
keputusan pastoral yang patut dipuji.Saya yakin, kecuali
bertegursapa setelah misa adalah salah satu dari banyak hal yang
bisa dilihat dari pelbagai keutamaan pastoral Rm. Anton. Saya
10
menyebutnya, karena hal sederhana ini bisa menjadi terang yang
dijadikan teladan bagi rekan-rekan imam yang berkarya di paroki.
6 Januari 2012 kita bersyukur bersama Rm. Anton untuk
perjalanan 30 tahun imamatnya. Selama tiga dasawarsa ia
mempersembahkan hidupnya untuk melayani Tuhan dan Gereja.
Cukup lama dari kurun waktu itu dijalaninya di Jakarta. Sejauh saya
ingat, Rm. Anton pernah menjalani perutusan di Rawamangun, di
Jagakarsa dan terakhir di Kelapa Gading. Dan semuanya
dilaksanakan dengan baik dan penuh cinta pada umatnya. Cinta
pada umat inilah yang mempersatukannya dengan rekan-rekan
sekomunitas, yang saat ini semuanya imam praja. Seluruh
komunitas bersatu dalam semangat untuk melayani Kristus yang
sama dan umat yang sama. Perasaan bahwa ia kikuk atau bahwa ia
berbeda dari yang lain, dikalahkan oleh hasrat untuk melayani
umatnya dengan penuh cinta. Sekali lagi, inilah terang yang
menjadi teladan.
Seorang yang merayakan syukur ulangtahun imamat
sesungguhnya bagaikan dian yang memberi terang. Sebab, di
belakang perayaan itu ada perjuangan untuk tetap setia pada Tuhan
yang memanggil menjadi imam, untuk tetap berbahagia dalam
pilihan hidup, untuk melayani dengan penampilan yang penuh
sukacita batin. Saya selalu berbahagia, saat hadir dalam peristiwa
seperti ini karena merasa diteguhkan oleh teman seperjuangan
dalam pelayanan umat.
11
Selamat berbahagia, Rm. Anton. Selamat terus membagikan
terang sukacita imamat pada umat yang Romo layani, pada kami
semua yang berziarah dalam imamat bersama Rm. Anton.
Yohanes Subagyo, Pr
Vikaris Jendral KAJ
12
30 TAHUN PERJALANAN IMAMAT
YANG PENUH KEGEMBIRAAN DAN PENGHARAPAN
Ketika umat berhamburan keluar dari Gereja, di halaman
terlihat sosok berjubah dengan senyum yang tidak asing dan tangan
yang selalu terulur siap menyalami setiap umat yang melintas dan
mengelus kepala anak-anak yang dengan gembira menghampirinya.
Sosok yang ramah itulah Pastor Antonius Gunardi Prayitna, MSF
Kepala Paroki St. Yakobus Kelapa Gading. Keberadaannya di tengah-
tengah umat sebelum dan sesudah misa meneguhkan sosok
gembala yang selalu ada di tengah domba-dombanya dengan
senyumnya yang tulus dan menyejukkan, memberi kesegaran
kepada umat.
Dilahirkan di Semarang 57 tahun yang lalu, tepatnya pada
tanggal 26 Mei 1954, dalam sebuah keluarga Katolik yang taat. Hal
ini juga sangat disyukuri oleh Romo Anton, demikian beliau biasa
disapa, karena teladan Papi
Yohanes Tan Swie Hong dan
Mami Veronica Lie Soen Nio
serta Oma tercinta mengantar
Romo Anton kecil menapaki
hari-harinya menuju impian
menjadi imam.
Pada hari ulang tahunnya yang ke 7, sang Oma
menghadiahkan sebuah jubah imam yang khusus dibuat untuk cucu
tercintanya. Impian Oma tercinta agar cucunya menjadi imam
ternyata mampu menyemaikan mimpi yang sama pada cucunya.
13
Mimpi ini terus dipupuk dengan hadirnya para Pastor MSF yang
sering bertandang ke rumah Romo Anton di dekat Gereja St. Familia
Atmodirono, Semarang.
Namun demikian, ketika kepala sekolah dasarnya
menanyakan apakah Romo Anton ingin masuk seminari,
jawabannya sangat cepat dan tegas: tidaaaaakkk. Rasa malu untuk
menjawab “ya” membawa langkahnya masuk ke SMP Domenico
Savio. Duduk di kelas dua, Romo Anton pindah ke SMP Pangudi
Luhur II Yogyakarta karena diminta menemani opa omanya dari
pihak ibu. Pengalaman pahit dipisahkan dari keluarga ini dimaknai
sebagai persiapan yang Tuhan sediakan untuk menjadi imam
misionaris. Ketika duduk di kelas 2 SMA de Britto, Pastor G.
Koelman, SJ mampu memunculkan kembali mimpi Romo Anton
yang sempat tersimpan sekian lama dalam sebuah retret. Retret
pertama yang sangat berarti. Perjalanan bersepeda dari Ngupasan
ke de Britto setiap hari bukan hanya menjadi rutinitas pergi dan
pulang sekolah tetapi menjadi perjalanan iman karena sepanjang
jalan kenangan itulah Romo Anton yang ketika itu masih menikmati
masa remajanya, merenungkan dan merajut kembali mimpinya
yang sempat terbenam.
Lulus SMA, tekad untuk mewujudkan
mimpi semakin menguat dan pilihan sudah
ditetapkan, Seminari Berthinianum MSF. Ternyata
hari test sudah lewat ditambah pula orang tua
menjadi tidak suka anaknya masuk seminari
karena pada saat yang sama dua imam di
parokinya menanggalkan jubah. Namun rencana
14
Tuhan selalu indah. Setelah menghadap Romo F. Prajasuta, MSF
dan Rm. Wim vd. Weiden di Wisma Nazareth, Romo Anton boleh
masuk seminari bersama 2 orang lainnya.
Babak demi babak kehidupan seminari dilalui dengan baik
termasuk ketika diterima di Novisiat MSF Salatiga (sekarang Wisma
Kana) dan bergabung dengan 21 orang novis lain karena bergabung
dengan angkatan sebelumnya (angkatan Mgr. Sutrisnaatmaka, MSF
sekarang Uskup Palangkaraya, Kalimantan Tengah). Kaul pertama
diikrarkan di Gereja Keluarga Kudus, Wisma Nazareth Yogyakarta
pada tanggal 31 Januari 1975. Tahun Orientasi Pastoral di
Banjarmasin bersama rekan seangkatan merupakan kenangan yang
indah dan penuh tantangan meskipun awalnya cukup
menggentarkan.
Kembali ke Wisma Nazareth untuk melanjutkan studi, peran
dan dedikasi para dosen MSF (Romo Jaq. Veuger dan Romo Wim vd
Weiden) serta para Romo Rektor (Romo Y. Byaktasoewarta dan
Romo F. Suryaprawata penggantinya) sangat dirasakan oleh Romo
Anton. Sehingga pada tanggal 31 Januari 1981 bersama dengan
teman sekelasnya yang hanya tinggal berlima, mengikrarkan kaul
kekal. Dalam buku kenangan 25 tahun tahbisan imamatnya, Romo
Anton mensyukuri keberaniannya
untuk bermimpi menjadi imam dan
pada tanggal 6 Januari 1982,
mimpi itu menjadi kenyataan
melalui Uskup Wilhelmus
Demarteau, MSF. Mazmur
15
116:12.13 dipilih sebagai ayat pendukung, “Bagaimana akan kubalas
kepada Tuhan segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku akan
mengangkat piala keselamatan dan akan menyerukan nama
Tuhan.” Bersama Romo Anton, ditahbiskan pula dengan 4 imam
lainnya, yaitu Romo Nico Antosaputra MSF, Romo Y. Dwija Iswara
MSF, Romo Y. Hardjosusanto MSF (sekarang Uskup Tanjung Selor)
dan Romo PMY Sunarko Wihardja MSF.
Perjalanan sebagai imampun dimulai. Penugasan pertama
sebagai Pastor Pembantu di Paroki St. Yoseph, Pati dilakoni sampai
Desember 1982. Masa hampir empat tahun berikutnya dilalui
sebagai Pastor Pembantu Paroki Keluarga Kudus, Banteng
Yogyakarta merangkap sebagai Ekonom Wisma Nazareth. Agustus
1986 kembali Romo Anton harus mengangkat kopernya ke Paroki
St. Petrus & Paulus, Temanggung sebagai Pastor Kepala. Agustus
1990 – Agustus 1992 dilalui di Paroki St. Yohanes Evangelista Kudus
– Stella Maris, Jepara dan setelah itu Romo Anton mendapat
penugasan yang berbeda karena sepanjang kurun waktu sampai
Maret 1998, mendapat tugas sebagai Tim Keuangan Provinsi MSF
Jawa, Asisten III Depimprop, Prokurator Misi I dan Asisten III
Depimprop MSF Jawa. Dan setelah itu berbagai penugasan dijalani
dengan penuh sukacita dan semangat, sebagai Pastor Kepala Paroki
Keluarga Kudus Rawamangun, Jakarta (1998-2003), Pastor Kepala
Paroki Ratu Rosari Jagakarsa, Jakarta (2003-2007) disamping tugas
lainnya sebagai Prokurator Misi IV dan kiprahnya di Pembaharuan
Karismatik Katolik. Sungguh suatu kesibukan yang luar biasa namun
tetap dijalani dengan tulus dan penuh syukur. Dan pada tanggal 4
September 2007 umat Paroki St. Yakobus Kelapa Gading boleh
16
menyambut kedatangannya sebagai salah satu gembala dan
akhirnya diangkat sebagai Pastor Kepala Paroki Kelapa Gading St.
Yakobus pada tanggal 1 September 2008.
Seluruh umat Paroki Kelapa Gading ikut bersyukur bersama
Romo Anton yang tahun ini merayakan 30 tahun tahbisan
imamatnya. Perjalanan selama 30 tahun tentu bukanlah suatu
rentang masa yang pendek, namun seperti ayat yang dipilih untuk
merayakan ulang tahun imamatnya ke 30 ini: “Tetapi karena kasih
karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih
karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Aku akan
bekerja lebih keras dari pada kamu semua.” (1 Korintus 15:10). Ayat
yang sama (1 Korintus 15:10a) juga dipilih oleh Romo Anton ketika
merayakan ulang tahun imamatnya ke 25. Tentu ketika ayat ini
dipilih kembali dan bahkan dilengkapi dengan kalimat terakhir pada
perayaan ulang tahun imamat ke 30 ini bukan tanpa alasan. Tekad
untuk tetap mewujudkan mimpi, tekad untuk terus melayani dan
mewartakan Kabar Gembira, tekad untuk terus menyalakan
semangat, bekerja keras dan cerdas tergambar jelas dalam pilihan
ayat ini. Sebagaimana diungkapkan pada perayaan ulang tahun
imamatnya yang ke 25, ” I Have a Dream.....” Tentu selama 30 tahun
terakhir ini mimpi Romo Anton sudah berbeda dengan mimpinya
ketika memakai jubah imam hadiah Omanya dulu.....mimpinya
selalu jauh menembus batasan waktu dan dengan penuh semangat
dan sangat persisten Romo Anton selalu berusaha agar mimpi yang
terajut itu dapat terwujud. Tetap dengan semangat dan sukacita,
tulus dan penuh syukur Romo Anton membagi mimpinya .
17
Semangatnya ini selalu dengan mudah menular dan
menggerakkan orang-orang disekitarnya. Peziarahan selama 30
tahun ini tentu tidak semuanya menyenangkan, pasti ada hari-hari
yang melelahkan, ada kejenuhan yang menyerang, ada kegalauan,
namun dengan pertolongan Tuhan dan keteguhan hati serta
imannya mengantar Romo Anton melewati masa 30 tahun ini
dengan penuh syukur dan bahkan mencanangkan untuk bekerja
lebih keras lagi.
Seperti diungkapkannya dalam homili misa syukur
merayakan 30 tahun imamatnya tanggal 6 Januari 2011 di Gereja St.
Yakobus Kelapa Gading, “Jangan rendahkan dirimu ketika meminta
sesuatu tetapi rendahkanlah hatimu ketika engkau memberikan
sesuatu.” Sebuah ungkapan yang sungguh dalam untuk menyatakan
ketulusan dalam melayani, tiga puluh tahun yang dijalani dengan
penuh kegembiraan dan harapan.
Marilah dengan penuh syukur kita dukung Romo Anton
dengan doa dan semangat kerja keras yang sama dalam pelayanan
sehingga Romo Anton dapat menapaki hari-hari peziarahannya ke
depan dengan penuh sukacita dan rasa syukur karena mimpi masa
kecilnya itu sekarang telah menjadi nyata selama 30 tahun. Dan
semoga mimpi-mimpi Romo Anton kini dapat menjadi kenyataan.
Biarlah setiap mimpinya akan terus dirajut dan diwujudkan sehingga
kasih karunia yang dianugerahkan Allah kepada Romo Anton selalu
membawa kegembiraan dan pengharapan.
18
PASTOR KEPALA PAROKI YANG MURAH SENYUM
Selasa malam itu ada yang berbeda ketika Dewan Paroki
Harian St. Yakobus Kelapa Gading mengadakan rapat rutinnya.
Karena malam itu mereka menyambut anggota yang baru, Romo
Antonius Gunardi Prayitna, MSF. Penanggalan menunjukkan 4
September 2007.
Senyum seakan tidak pernah lepas dari raut wajahnya yang
selalu ceria, acapkali menyapa umat dengan menyebutkan namanya
sehingga umat merasa akrab, dikenal secara pribadi oleh
gembalanya. Itulah Romo Anton, yang sejak tanggal 1 September
2008 diangkat oleh Uskup Agung Jakarta sebagai Pastor Kepala
Paroki Kelapa Gading.
Dalam menyampaikan homilinya, Romo Anton mampu
memukau umat karena homili disampaikan dengan bahasa sehari-
hari yang sederhana, pesan yang ingin
disampaikan diramu dan sering juga
dibungkus dengan singkatan-singkatan yang
mudah diingat sehingga terasa menyegarkan.
Kadang-kadang juga sempat mengintip
blackberry nya untuk membacakan catatan-
catatan yang telah dipersiapkan dan disimpan
disana.
19
Ketika tidak sedang mempersembahkan misa, Romo Anton
terlihat asyik di depan komputer atau menerima tamu di
ruangannya. Pada hari-hari tertentu Romo Anton juga berkantor di
Sekolah St. Yakobus. Kegembiraannya menyambut anak-anak yang
berebut menyalaminya terlihat nyata. Disana terbersit juga sebuah
asa, agar diantara mereka ada yang mempunyai mimpi yang sama
dengan Romo Anton kecil dulu....menjadi imam. Kegalauannya akan
minimnya panggilan mendorong Romo Anton untuk selalu menaruh
harap pada anak-anak itu. Berusaha untuk menemukan mimpi itu
dimata mereka, memupuknya sama seperti ketika dulu para Romo
MSF mendukungnya ketika hadir bertandang ke rumah.
Menjalankan setiap tugas pelayanannya dengan penuh
integritas dan tulus dan ceria merupakan ciri khas Romo Anton yang
ditangkap banyak orang di sekelilingnya. Kerjasama dalam tim
selalu menjadi rahasia keberhasilannya, berusaha membimbing,
membina dan mengayomi. Perhatiannya tidak pernah lepas dari
umat dan orang-orang di sekitarnya. Karyawan Gereja, karyawan
Pastoran, semua mendapat perhatian dan kasih yang nyata.
Tidak hanya dengan
umatnya tetapi dengan
berbagai kalangan,
hubungannya terjalin
akrab. Dengan para
20
tetangga, dengan pemuka agama lainnya, dengan pejabat
pemerintahan. Tidak mengherankan kalau sahabatnya dari berbagai
kalangan dan ada dimana-mana.
Dalam rangka mensyukuri 30 tahun imamat Romo Anton,
para sahabat, kakak kelas, umat dan rekan sepelayanan
membagikan kesan dan pesannya untuk Romo Anton.
Keterbatasan waktulah yang
membuat tidak seluruh sahabat dan umat
dapat menuliskan kesan dan pesannya.
Namun apa yang sempat dikumpulkan
dapat mewakili betapa Romo Anton
dikelilingi oleh orang-orang yang
mengasihi dan selalu mendukungnya
dalam doa-doa mereka.
Selamat merayakan 30 tahun imamat, Romo Anton. Semoga
Tuhan selalu melindungi dan memberkati Romo.
21
IMAM KOMUNITAS
KELAPA GADING
22
KETERBUKAAN DAN KEBERSAMAAN
Selama di Paroki St. Yakobus Kelapa Gading ini, yaitu 25
tahun, saya sudah mengalami enam Pastor Kepala dan dengan
tulisan ini saya tidak bermaksud untuk membanding-bandingkan
antara imam yang satu dengan lainnya.
Pada waktu Paroki ini mau dimekarkan menjadi dua paroki,
saya memang pernah menyampaikan kepada Bapak Uskup -- waktu
itu Bapak Kardinal – apakah tidak lebih baik tidak dimekarkan,
tetapi diberi Imam yang cukup untuk melayani sekitar 20.000 umat.
Karena wilayahnya tidak terlalu luas, tetapi penduduknya sangat
padat dan alasan lain yang saya sampaikan ialah para imam ini juga
perlu belajar bekerja sebagai team. Apakah karena usul saya itu
pemekaran paroki ini juga sudah siap, lalu dibatalkan? Saya tidak
tahu. Tampaknya hanya kebetulan.
Dan apa yang saya harapkan itu tampaknya benar-benar
terlaksana sejak Romo Antonius Gunardi Prayitna, MSF menjadi
Pastor Kepala Paroki. Romo Anton, dari kacamata saya, meskipun
mata kiri saya sudah rusak retinanya, terkesan terbuka. Untuk
pertama kali saya mengalami adanya rapat Komunitas yang
diadakan secara rutin untuk membicarakan berbagai macam hal,
terutama bila perlu diambil keputusan. Persoalan kecil, yang
menurut saya dapat diputuskan oleh Pastor Kepala, ternyata juga
dibicarakan dan diputuskan bersama. Demikian pula dalam hal
keuangan, selalu diusahakan untuk dibicarakan bersama seperti
mengenai bantuan kepada karyawan dalam hal-hal tertentu bahkan
23
juga dalam menentukan stipendium bagi imam yang membantu
misa di Paroki St. Yakobus ini pada hari Minggu dan Hari Raya.
Dalam pelayanan saya merasakan diberi kepercayaan dan
dukungan sehingga ketika mengalami kesulitan dapat dibicarakan
bersama juga dapat selalu saling mengisi dengan mudah ketika ada
yang mendapat halangan.
Kiranya kita mengakui, bahwa pelayanan di Kelapa Gading
ini sungguh melelahkan, karena umatnya pun banyak yang sangat
aktif dan begitu banyak kelompok Kategorial. Maka sebagai Pastor
rekan yang merasa memperoleh dorongan moral, semangat yang
timbul bukan dalam pelayanan, tetapi semangat dalam
kebersamaan. Seperti kebiasaan memperhatikan hari ulang tahun
dan merayakan bersama dengan umat meskipun sangat sederhana
tetapi hal itu sangat berarti. Semoga hal-hal seperti itu dapat terus
dilaksanakan, mengingat tantangan dari berbagai segi di Jakarta,
Khususnya di Kelapa Gading ini sungguh besar.
Kami, para Pastor rekan mengucapkan Selamat Ulang Tahun
Imamat yang ke 30 dan mengucapkan banyak terima kasih kepada
Romo Antonius Gunardi, MSF. Semoga Tuhan tetap menyertai
Romo Anton sebagai Imam-Nya. Amin.
St. Sutopanitro, Pr
24
SOSOK YANG MENCINTAI IMAM-IMAM MUDA
Kami bersyukur mempunyai Bapak yang baik, pengertian,
perhatian, tegas nan lugas dalam kepemimpinan dan pelayanannya.
Dialah Rm. Antonius Gunardi Prayitna MSF. Rm. Anton mempunyai
bahasa tutur yang dalam. Banyak umat Paroki Kelapa Gading–
sejauh saya mendengarkan – yang tersentuh dan senang dengan
khotbahnya. Saya pun juga demikian. Kerap kali banyak
menemukan inspirasi permenungan dari kesaksian hidup beliau.
Rm. Anton selalu perhatian dan mendampingi bagi kami yang masih
diusia belia dalam imamat. Beliau selalu memberikan banyak
teladan baik. Selalu setia untuk makan di rumah, selalu menyapa
kami dengan ucapan selamat dan doa ketika kami berulang tahun,
setia untuk duduk di ruang kerjanya berjam-jam, pelayanan ruang
tamu yang ramah dan bijak.
Rm. Anton juga pribadi yang HAPPY dalam hidup
panggilannya. Paling gampang untuk mendeteksi keberadaan Rm.
Anton. Jika di pastoran ada suara orang bersiul-siul sambil berjalan,
bisa dipastikan itu adalah Rm. Anton....hehehe. Masih nyata di
benak saya, ketika pertama kali datang di pastoran Kelapa Gading
untuk menjalani tahun imamat pertama saya. Beliaulah yang
menyambut saya dengan ramah. Mengantar saya ke ruang makan.
Menyiapkan minum . Dan mengajak perkenalan singkat. Sangat
ramah. Mengantar saya untuk orientasi tempat. Semua dia berikan
dengan ketulusan hati. Kesan pertama inilah yang membuat saya
yakin bahwa dia Bapak dan sekaligus teman yang baik. Dan memang
benar, dalam perjalanan kami menjalani rahmat imamat di Kelapa
25
Gading, ketulusan, keramahan, perhatian dan kegembiraan yang
dipancarkan dalam hidup beliau tak sirna. Tak ada kepalsuan
didalamnya. Dia memberikan perhatian dan gaya kepemimpinannya
dengan HAPPY, TULUS dan IKHLAS. Inilah kekuatan yang kami
temukan dalam pribadi Rm. Anton.
Selamat mensyukuri rahmat Imamat ke-30 ya Romo. Banyak
teladan yang baik yang engkau berikan kepada kami imam-imam
muda. Kami masih harus banyak belajar dari Romo, dalam hal
kesetiaan, kepemimpinan dan peyanan yang tegas dan murah hati
yang kau miliki. Semoga Romo selalu menjadi inspirasi kami untuk
semakin dekat dengan Yesus dalam pelayanan dan cinta akan
rahmat imamat ini. Tuhan menemani.....
Romanus H. Santoso, Pr & Antonius Suyadi, Pr
26
SAHABAT SE TAREKAT
DAN
DARI MASA SEKOLAH
27
SOSOK IMAM YANG RAMAH,
LUWES NAMUN TETAP KRITIS:
Beberapa Kesan terhadap Rm. Anton Gunardi P, MSF
Dalam Rangka Hari Ulang Tahun ke 30 Imamatnya.
Dalam rangka ulang tahun ke 30 imamat Romo Anton
Gunardi MSF, Panitia meminta saya untuk memberi kesan
mengenai beliau. Bisa jadi, salah satu alasannya adalah karena saya
dianggap mengenal dengan baik Romo Anton. Rupanya tidak salah,
karena sejak masa Novisiat dan seterusnya sepanjang masa
pendidikan, kami selalu bersama karena Rm. Anton adalah teman
seangkatan.
Tulisan pendek ini tidak bermaksud mau menyampaikan
kesan secara menyeluruh mengenai pribadi Rm. Anton, melainkan
hanya beberapa yang saya pandang cukup mencolok dan berguna
untuk saya bagikan. Terbatasnya tulisan ini, selain disebabkan oleh
waktu yang amat pendek yang diberikan oleh Panitia, juga
terbatasnya pengenalan saya selama sekitar 10 tahun terakhir ini.
Sejak saya di Tanjung Selor, kami tinggal di tempat yang berjauhan
satu sama lain, sehingga jarang berjumpa.
Ramah, Murah Hati dan Luwes
Sejauh saya mengenal Rm. Anton, sikap ramah tamahnya
amat kental. Sapaan-sapaannya menunjukkan sikap itu. Mendahului
menyapa merupakan salah satu ciri keramah tamahan. Sapaan
bukanlah basa-basi tetapi keluar dari hati. Sering kali terdengar
tawarannya untuk membantu dan bukan menanti diminta. Tawaran
28
itu disertai kesan dengan gembira dan sikap ringan tangan.
Bantuan itu diberikan bukan memberi kesan bahwa menambah
beban tugasnya. Ketulusan dan kemurahan hati lebih nampak
daripada beban tambahan sebagai konsekuensi tawarannya.
Karenanya, bantuan itu diberikan dengan gembira. Pihak yang
menerima tawaranpun tidak ragu-ragu untuk menerima; tidak
menimbulkan pertanyaan apakah tawaran itu sungguh-sungguh
atau basa-basi. Sikap mau membantu sesama dengan memberi apa
yang ada menjadi salah satu ciri pada di Romo Anton. Bantuan itu
dalam aneka macam bentuk. Sering kali hasil renungannya
dibagikan kepada sesama, atau renungan yang dipandang baik
diteruskan forum yang luas sehingga bisa dimanfaatkan oleh
semakin banyak orang. Rupanya berbagi itu muncul dari cakrawala
pandang yang luas sehingga terbuka untuk melihat keperluan
kebutuhan sesama dalam pelbagai bentuk dan bukan hanya yang
ada di sekitar, melainkan juga yang jauh.
Sikap luwes dalam pergaulan rupanya menjadi salah satu ciri
Romo Anton. Kemampuan menyesuaikan diri dalam pergaulan
menjadi sarana yang menguntungkan untuk membangun jembatan
relasi dengan pelbagai pihak. Bahan pembicaraan bisa nyambung,
sehingga lawan bicara tidak merasa terasingkan, melainkan merasa
krasan untuk meneruskan pembicaraan. Kemampuan
menyesuaikan diri dengan kelompok-kelompok yang bebeda-beda
menurut usia atau kategori lainnya merupakan kekuatan untuk
menjadi dekat dengan pelbagai kelompok itu.
29
Terus terang dan Kritis demi Perkembangan
Keluwesan dalam pergaulan dengan pelbagai kelompok itu
tidak menghilangkan sikap kritis. Terhadap yang salah Romo Anton
tidak segan-segan memberi catatan bahkan teguran. Jika semangat
atau perjalanan kelompok atau orang per orang kurang sesuai
dengan yang semestinya, tidak jarang teguran akan disampaikan.
Ia tahu persis mana yang kurang sesuai dan mesti kembali ke “jalan
yang benar”. Pada permulaan ketika cara itu belum dikenali dengan
baik, kesan pertama yang akan muncul adalah “menyakitkan”.
Teguran yang disampaikan secara terus terang dan spontan bisa
membuat orang tertentu “sakit hati”, karena merasa bahwa apa
yang dilakukannya selama ini dipandangnya kurang pas. Namun jika
dicermati dengan baik, akan ditemukan bahwa catatan atau bahkan
teguran yang disampaikan bukan bermaksud menyakiti, melainkan
untuk memperkembangkan. Pasti Romo Anton juga banyak belajar
dalam hal menyampaikan catatan kristis dan teguran itu, karena
selain mendapatkan masukan, juga telah banyak belajar darim
pengalamannya sendiri.
Catatan Akhir
Perjalanan hidup bukan sebuah perjalanan linear, atau satu
garis dari waktu ke waktu secara kronologis, melainkan sebuah
perjalanan yang sangat kompleks dan sekaligus kaya. Oleh karena
itu, perlulah setiap kali melihatnya kembali untuk mencermati
perjalanan yang amat kaya itu. Begitu banyak peristiwa dialami,
masalah yang telah diatasi, perkembangan hidup yang terjadi,
kekuatan yang ditambahkan, rahmat yang diterima. Syukurlah ada
30
simpul-simpul waktu tertentu dipakai untuk melihat itu semua,
seperti halnya usia ke 30 tahun imamat.
Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk
menyampaikan Selamat Ulang Tahun ke 30 Imamat untuk Romo
Anton Gunardi P. MSF. Proficiat! Semoga makin banyaknya rahmat
yang diterima selama ini 30 tahun, semakin banyak orang yang
menerima berkat Tuhan melalui kehadiran, karya, pelayanan dan
hidup sebagai imam. Tetap mantap untuk jadi berkat.
+ Mgr.Yustinus Harjosusanto MSF
Uskup Tanjung Selor
31
SEUNTAI KATA TENTANG
ROMO ANTONIUS GUNARDI PRAYITNA MSF
Dalam Rangka Tiga Puluh Tahun Imamat
Tanggal 6 Januari 1982 telah menjadi hari yang penuh
rahmat bagi Rm. Anton. Bersamaan dengan keempat frater diakon
MSF yang lain, Rm. Anton menerima rahmat tahbisan imamat
melalui penumpangan tangan alm. Uskup Wilhelmus Demarteau,
MSF. Untuk menapaki hari tersebut Rm. Anton melewati jalan
pendidikan persiapan imamat yang panjang, selepas SMA
membutuhkan waktu sembilan tahun. Tahun pertama ia
menempuh persiapan di Seminari Berthinianum MSF. Mereka
waktu itu bertiga, dan hanya Rm. Antonlah yang sampai jenjang
pelayanan imamat. Tahun pembinaan rohani, tahun novisiat ia
jalani di Salatiga bersama para frater novis yang berasal dari
Seminari Menengah Mertoyudan dan para frater novis angkatan di
atasnya.
Berhubung ada perubahan sistem pendidikan persiapan
calon imam MSF, angkatan putra Semarang itu harus bergabung
dengan (IFT) angkatan di bawahnya, untuk sama-sama memulai
kuliah di Institut Filsafat Teologi Kentungan/Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta. Kami waktu itu berdua-puluh, terdiri dari dua
angkatan. Mengapa subjeknya berubah menjadi kami, karena
memang saya yang dari angkatan adik kelas Rm. Anton langsung
masuk IFT bersamanya, baru tahun berikutnya ke Novisiat.
Sejak itulah, tahun 1975 saya kenal Frater Anton yang jauh
lebih langsing dari sekarang ini. Kesan pertama saya terhadap
penampilannya adalah semangat, murah senyum dan cekatan,
kalau perlu sambil lari-lari kecil. Ciri-ciri itu yang sampai sekarang
32
masih ia pertahankan, tidak luntur oleh usianya yang ke 57 tahun.
Dia hobby badminton. Hebatnya meski cara pegang raket salah dan
“wagu” (canggung), bola lawan bisa ia kembalikan. Karena cekatan,
bahasa Jawanya “prigel” (trampil), maka ia mendapat kepercayaan
dalam komunitas kami untuk mengurus koperasi kecil bagi para
frater. Barang berharga apa saja yang ia dijual? Berharga dalam arti
bila satu hari tidak ada barang itu akan repot. Tentu saja yang
hobby merokok kalau tidak merokok satu hari sudah kecut, bagi
yang biasa mandi sehari dua kali bila tidak ada sabun mandi dan
odol ya repot. Dia rajin dalam mencatat keuangan koperasi,
mungkin dia punya bakat terpendam untuk berdagang. Tetapi itu
semua ia tinggalkan demi menggapai panggilan imamat.
Tahun 1978 selama satu tahun Rm. Anton menjalankan
tahun orientasi pastoral (TOP) di tiga paroki kota Banjarmasin,
Kalimantan Selatan. Kebetulan tahun berikutnya saya
menggantikannya untuk berTOP di Banjarmasin. Dengan
semangatnya pada hari-hari pertama saya dan frater yang lain tiba
di Banjarmasin, ia antar keliling-keliling untuk mengenal medan laga
pastoral. Mungkin pikiran dia, supaya frater baru ini untuk
seterusnya bisa berpraktik dengan baik. Makasih Romo.
Dari kebersamaan dengan Frater Anton waktu itu/Rm.
Anton sekarang ini saya mencatat dua hal positif yang sebaiknya
kita dalami. Pertama ketika dia menunaikan tugas atau dipercaya
untuk melaksanakan tugas pastoral tertentu, ia akan menjalankan
dengan sepenuh hati. Seakan semua perhatian dan kemampuan ia
curahkan untuk pelayanan tersebut. Ia jalankan tugas dengan
gembira hati dan penuh perhatian, baik ketika bertugas di
Keuskupan Agung Semarang maupun di Keuskupan Agung Jakarta.
33
Maka umat dengan senang hati bekerjasama dengannya.
Sapaan pribadi kepada mereka yang ia layani pantas untuk diacungi
jempol. Umat tergerak hatinya untuk semakin bersama-sama
mendalami iman dan karya bersama, juga melalui kotbah-
kotbahnya yang inspiratif.
Kedua, karya yang ia lakukan dengan sepenuh hati tersebut
ia usahakan bukan untuk kepentingan dirinya, melainkan demi
pelayanan pada Tuhan dan sesama. Hal itu kelihatan ketika alih
tugas ke frater atau romo berikutnya yang melanjutkan ataupun
menggantikan tugasnya. Ia persiapkan rekannya itu untuk dapat
meneruskan pelayanan dengan baik. Ini merupakan wujud ketidak-
lekatan membiara. Ia siap sedia untuk menerima tugas baru atau
tugas tambahan yang dipercayakan kepadanya. Itulah yang
membuat wajah Rm. Anton kelihatan ringan berseri.
Kepada segenap umat beserta semua Romo di Paroki Kelapa
Gading, mewakili para konfrater MSF Propinsi Jawa, saya ucapkan
limpah terimakasih atas penerimaan dan kerjasamanya. Sehingga
Romo kami ini merasa at home dan berkarya dengan lepas bebas
bersama anda semua.
Terimakasih atas kesediaan anda semua dalam memestakan
tiga puluh tahun imamat Rm. Anton Gunardi. Untuk Bapak
Uskup/Keuskupan Agung Jakarta, kami haturkan banyak terimakasih
atas penugasan dan penerimaan Rm. Anton di KAJ. Tentu dalam
pelayanannya ada kekurangan di sana-sini. Semoga ini bisa menjadi
cambuk untuk saling meningkatkan dalam pelayanan umat
umumnya.
34
Untuk Rm. Anton, kami semua konfrater MSF Propinsi Jawa
dalam doa dan karya menghaturkan Selamat Pesta Imamat yang ke
tiga puluh. Tuhan memberkati dan semoga Tuhan sendiri yang telah
mengutus Romo juga melengkapi rahmat dan kemampuan
secukupnya.
Semarang, 5 Januari 2012.
Dalam Yesus, Maria, dan Yosef
Rm. Ag. Purnama MSF
Propinsial MSF Jawa
35
Romo Anton Yang Dinamis,
Kreatif Dan Murah Senyum.
Pada tahun 1973 saya bertemu untuk pertama kali dengan
Anton Gunardi di Wisma Nazareth, Yogyakarta. Saya baru selesai
pendidikan dari Seminari Mertoyudan dan calon Rm. Anton baru
masuk di Seminari Berthinianum. Saya mulai kuliah di Fakultas
Teologi Wedabhakti dari IKIP Sanata Dharma (kemudian jadi
Universitas). Beliau mulai menjadi siswa Seminari Berthinianum.
Kesan yang muncul pertama kali adalah beliau murah senyum, suka
mesam-mesem.
Setahun kemudian, 1974 kami bersama-sama masuk
Novisiat di Salatiga. Kami berjumlah 22 dan hidup di Novisiat
menjadikan kami makin akrab dan mengenal satu sama lain. Hidup
bersama dengan acara yang dipusatkan untuk mengolah hidup pada
umumnya dan segi rohani pada khususnya dengan doa, meditasi
dan bacaan rohani membuat kami semakin mengenal satu sama
lain. Bagi saya menjadi semakin jelas bahwa pribadi Fr. Anton
adalah dinamis dan kreatif. Banyak akal untuk menghadapi
persoalan, termasuk untuk menghidupkan suasana komunitas.
Kalau ada acara-acara bersama, beliau tampil memberikan
sumbangannya. Juga kelihatan bahwa beliau tak ingin diam dan
komunitas menjadi statis, sebaliknya beliau menunjukkan pelbagai
inisiatif untuk memajukan dan menghidupkan hidup bersama.
36
Setahun setelah kami ditempa bersama-sama di Novisiat,
pada tahun 1975 kami mengikrarkan kaul pertama. Selanjutnya
kami melanjutkan kuliah. Saya masuk di tingkat II dan Fr. Anton
mulai Tk. I. Selama di skoastikat, tempat para Frater studi, Fr. Anton
menunjukkan pribadinya yang khas. Senyum menghiasi wajahnya
dan ringan tangan, perhatian dan suka membantu sesama Frater.
Selain itu, sifat dinamis ditunjukkan dengan menyelesaikan tugas-
tugas secepat-cepatnya. Fr. Anton juga kerap tampil dalam acara-
acara bersama dalam komunitas. Karena kreativitasnya, beliau
kerap dipercaya untuk memimpin pelbagai acara dan tugas-tugas
bersama. Itulah kesan kuat yang masih saya ingat sampai sekarang.
Kami berpisah ketika saya ditahbiskan 6 Januari 1981 dan
bertugas di Balikpapan. Setahun kemudian 6 Januari 1982 Fr. Anton
ditahbiskan bersama-sama teman seangkatannya. Saya tugas
belajar di Roma sementara beliau mulai melayani di paroki di Jawa
Tengah sebagai pastor muda. Praktis selama lebih dari 5 tahun kami
berpisah. Baru akhir tahun 1987, ketika saya sudah kembali dari
studi, saya bertemu lagi dengan Rm. Anton. Pada Natal 1987 saya
mendapat kesempatan untuk asistensi di Paroki Temanggung
tempat beliau bertugas. Yang paling mengesan saat itu adalah:
ketika saya belum bisa stir mobil dan ingin agar sebelum kuliah
mulai (awal Februari 1988), saya berharap sudah punya SIM A,
langsung beliau menawarkan untuk latihan stir hari itu juga. Jadilah
pada siang tgl. 24 Desember itu saya diajak latihan stir di suatu
lapangan. Luar biasa, respons yang begitu cepat, tanpa menunda,
dinamis, terus bertindak untuk apa yang dianggapnya perlu tanpa
37
menunda-nunda. Maka di tangan beliau ada banyak pekerjaan dan
rencana bisa terlaksana dengan cepat.
Pengalaman-pengalaman selanjutnya menunjukkan
bagaiamana responsifnya beliau terhadap banyak hal yang
dihadapinya. Di paroki-paroki tempat beliau berkarya, saya
mendengar cukup banyak kesan yang menyangkut tiga kata kunci
yang ada dalam judul: murah senyum, dinamis dan kreatif. Banyak
umat terbantu perkembangan imannya melalui pelayanan pastoral
pada umumnya dan kelompok kategorial pada khususnya seperti
kelompok karismatik Katolik. Ketika beliau menjadi ekonom,
perhatian dan kemurahan hati nampak pada bidang pelayanan yang
khusus itu. Bakat, talenta dan ketrampilan pribadinya pastilah
sangat membantu mengembangkan karya pastoralnya di mana pun
ditugaskan.
Apa yang menjadi kesan sepintas ini pastilah tidak memadai
untuk melukiskan dan menunjukkan kepribadian beliau yang jauh
lebih kaya dan kompleks. Mudah-mudahan kesan sekilas ini dapat
membantu memahami sebagian dari segi-segi kepribadian beliau
dalam pelayanan pastoral di paroki. Selamat merayakan HUT
Tahbisan Imamat ke-30. Semoga semakin dapat memberikan
pelayanan imamat sepenuhnya kepada seluruh umat yang
dipercayakan kepada Rm. Anton. Tuhan memberkati.
+ Mgr. A. M. Sutrisnaatmaka MSF
(Uskup Palangka Raya, Kal-Teng)
38
IMAMAT YANG TETAP MEMBARA
Saya mengenal Romo Anton ketika menjadi teman
sekelasnya dulu di Fakultas Teologi. Pertama tama sebagai teman
saya ingin mengucapkan selamat merayakan 30 tahun imamat
Romo Anton Gunardi MSF.
Tak terasa waktu yang telah berlalu karena berkat Tuhan
yang dicurahkan dalam imamat Romo Anton tetap membara,
dipelihara dengan hidup doa yang kontinyu; berkarya sekuat
mungkin atas dasar Roh yang memberi warna imamatnya.
Ketulusan dan kelugasan dalam menyelesaikan karya dan doa yang
dibingkai dalam kasih Kristus telah berbuah. Hal ini dilakukan
seperti Santo Yohanes Pembaptis yang mempunyai motto: biarlah
Yesus semakin besar dan saya semakin kecil.
Romo Anton telah mentahtakan Yesus di atas segala
galanya. Sehingga apapun halangan yang menghambat tugas yang
diberikan Yesus dilewati bahkan dihajarnya demi kesetiaannya
kepada Yesus.
Maka pada saat perayaan 30 tahun imamat Romo Anton ini,
kita bersyukur kepada Tuhan yang sudah memilihnya menjadi imam
yang abadi.
Selamat.
Salam,
Romo Hubert Hady Setiawan Pr
Pastor Kepala Paroki Kuta Bali Fransiscus Xaverius
39
REKAN SEPELAYANAN
40
“TERUS , LURUS , KUDUS”
Waktu berlalu demikian cepat itulah kesan saya ketika
mengingat perkenalan saya dengan Romo Antonius Gunardi, MSF.
Pertama kali saya membaca nama Romo Antonius Gunardi
MSF pada buku acara Konvensi Nasional Pembaruan Karismatik
Katolik ke IV tahun 1988 di Bandung. Namun saya baru
berkesempatan mengenal beliau saat mengikuti retret persiapan
Panitia Konvensi Nasional Pembaruan Karismatik Katolik ke IX tahun
2003 di Bandung.
Pesan beliau diakhir retret kepada peserta yang merupakan
anggota Panitia Penyelenggara adalah: “TERUS, LURUS, KUDUS.”
Seperti sebuah semboyan, kata kata Terus Lurus Kudus ini
sangat membangkitkan semangat bagi para anggota Panitia dan
selalu mengiang di telinga saya sampai saat ini.
Romo Antonius Gunardi, MSF dalam berbicara lugas, tegas,
tetapi penuh kasih. Berani memberikan nasihat-nasihat yang
kadang keras, kawan diskusi yang mengasyikkan juga pandai
memberikan usulan jalan keluar sebuah problem.
Sebagai Co Moderator Badan Pelayanan Nasional
Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia kadang Romo Antonius
Gunardi, MSF merasa sudah cukup lama mendampingi dan ingin
mengkader Imam muda untuk mendampingi BPN PKKI , tetapi kami
masih sangat membutuhkan beliau sebagai Co Moderator.
Romo Anton, saya kagum dengan apa yang telah Romo
lakukan untuk Pembaruan Karismatik Katolik, sebagai Pastor Paroki,
juga peran Romo di Ordo MSF. Ini semua merupakan salah satu
jawaban atas panggilan Imamat Romo.
41
Selamat untuk Pesta Imamat ke 30 tahun, Tuhan
memberikan berkat kesehatan, kebahagiaan, kekuatan dan Tuhan
juga melindungi panggilan Imamat Romo hingga setia sampai akhir
hayat
Atas nama umat Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia
sekali lagi saya ucapkan Selamat Ulang Tahun Imamat ke 30.
Bandung , 6 Januari 2012
George Wangsanegara
Koordinator BPN PKKI.
42
ROMO YANG PENUH PERHATIAN
Bagi saya Romo Anton itu adalah seorang Pastor yang
cerdas, khotbah-khotbahnya selalu menyegarkan dan sangat
mengena dalam kehidupan umat. Apalagi beliau pandai dalam
merangkai kata-kata sehingga sangat menarik, belum lagi ilustrasi-
ilustrasi simpanan beliau juga membuat khotbahnya tidak
membosankan.
Dalam kebersamaan di Badan Pelayanan Nasional
Pembaharuan Karismatik Katolik, pribadi Romo Anton sangat
dibutuhkan, kalau beliau berhalangan hadir dalam rapat rasanya
rapat menjadi kurang bergairah. Karena dari beliau sering muncul
gagasan-gagasan maupun kritikan-kritikan yang membangun,
sehingga sebagai rekan dalam melakukan discernment untuk
menentukan arah pelayanan BPN, beliau sangat dibutuhkan. Beliau
juga sangat kooperatif, meskipun terkadang kurang setuju atas apa
yang telah diputuskan dalam rapat, tetapi kalau hal tersebut sudah
menjadi keputusan maka beliau akan tunduk pada keputusan rapat.
Sebagai pribadi Romo Anton juga adalah orang yang penuh
perhatian, beliau dapat mengingat orang-orang pernah
dijumpainya. Pernah beliau mengatakan kepada saya: “kemarin
saya berjumpa dengan ibu kamu”, padahal beliau baru beberapa
kali berjumpa dengan ibu saya. Beliau juga adalah pribadi yang
berani menegur sesuatu yang tidak benar, kalau ada sesuatu yang
dirasakannya tidak benar pasti akan dikemukakannya tanpa tedeng
aling-aling.
43
Selamat HUT Imamat ke-30 kepada Romo Antonius Gunardi
MSF, Tuhan terus menyertai dan memberkati kehidupan Romo,
menganugerahi kesehatan yang baik, memberi hikmat dan
kebijaksanaan sehingga menjadi Gembala yang terurapi.
Doa kami,
Andreas Endie Rahardja dan Keluarga.
44
Akulah Pokok Anggur
Dan Engkau Adalah Ranting-Rantingnya…………….
Demikianlah sabda Tuhan dalam misa Minggu pagi di altar
stasi. Meski tidak memiliki tradisi bertani anggur, kiasan itu tidak
sulit untuk dipahami. Romo Anton menuntun nalar kami memahami
alegori tentang korelasi kawulo lan Gusti ini. Korelasi ranscendental!
Eksak dan bukan nisbi seperti kiasan tentang kacang dengan
batang-batang lanjarannya.
Yang pasti, Yesus adalah pokok anggur itu. Ia menyangga
ranting-ranting ringkih, segenap umat yang percaya, mereka yang
seakan tak mampu menjalani peziarahan tanpa panduan. Romo
Anton benar, kini, jauh setelah Yesus wafat disalibkan, Romo dan
para Imam diutus-Nya menjadi pokok anggur bagi kami. Kehadiran
Romo dan para Imam, layaknya anak – anak Allah yang
mengaktualisasikan kiasan itu untuk tetap utuh dalam maknanya
yang purba.
Dengan latar tradisi agraris, di dataran Bordeaux, dan di
sana, di Champagne, pokok-pokok anggur mengakar di dinding-
dinding tebing pegunungan. Tumbuh kekar di cadasnya, di dataran
yang bersaput kabut. Untaian butir butir anggur mengantung
menjadi warna kontur perbukitan. Sementara itu di sini, di Paroki
Kelapa Gading yang heterogen, lebih dari 20.000 umat
menggantungkan keyakinannya pada Kristus. Di sini Romo menjadi
Gembala. Menjadi akarParoki. Di wilayah dan lingkungan, di
territorial dan kategorial, di permukiman rumah petak hingga
apartemen menjulang. Di sini umat sungguh mendambakan
45
kehidupan damai sejahtera dalam panduan bahasa manusia, dalam
tuntunan kaidah yang sederhana. Dalam khotbah yang
menyuarakan percakapan batin senafas ayat-ayat Alkitab. Kami
tahu, itu semua tidak mudah. Tapi Romo tetap setia menjalankan
misi imamat untuk menghidupkan iman umat.
Dalam kunjungan pastoral Romo membuka pikiran kami.
Memberi makna atas segala fenomena kuasa Tuhan. Lebih dari itu,
Romo Anton hadir dalam pendampingan. Runtun menjalani
kehidupan dan tantangan yang menyergap setiap hari. Kami tahu
Romo bukan birokrat dan bukan pula diplomat. Tapi, Romo sangat
paham dengan kiat-kiat diplomasi, manajerial dan harmoni
tatakelola berkehidupan. Romo memiliki visi dan misi yang bukan
sekedar presentasi mimpi. Dan semua itu telah tergelar menjadi
aksi yang sudah Romo jalani setiap hari.
Romo…, sudah genap 30 tahun Romo menjalani perutusan.
Tiga dasawarsa tentu bukan perjalanan yang sepi tantangan.
Betapun dasyatnya askese itu, Romo tak melihat itu sebagai
kepahitan, sebaliknya, Romo tetap tersenyum dalam mati raga.
Romo tentu gembira melihat bayi-bayi yang dahulu Romo baptis di
berbagai Gereja, kini sudah beranjak dewasa. Ada yang menjadi
misdinar, anggota paduan suara dan aktivis OMK. Romo Anton
tentu tersenyum ketika menuai anggur-anggur yang manis itu.
Lihatlah Romo, ada yang menunggu tangan Romo mengucurkan
sakramen pernikahan mereka.
Romo Anton hadir di sana…. Romo Kharismatik dengan jubah putih
dan kacamata jernih merk “JOY”.
46
Kami tahu, Romo Anton telah berbuat banyak. membentuk,
mengembangkan dan menguatkan iman. Jargon pendidikan yang
menyatakan: Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, tut
wuri handayani, bermakna sempurna pada diri Romo.
Selamat Ulang Tahun Imamat yang ke-30 Romo. Doa kami, semoga
Tuhan senantiasa memberkati, melindungi dan mengasihi Romo
Antonius Gunardi Prayitna, MSF sekarang….dan selamanya. Amin.
©Henry Sulistiyo Budi.
47
ROMO ANTON YANG SAYA KENAL
Ketika Pastor Antonius Gunardi Prayitna, MSF mulai
bertugas di Paroki Kelapa Gading sejak pada tanggal 4 September
2007, banyak pihak bertanya-tanya apakah kedatangan beliau akan
menggantikan Rm. Yus Noron, Pr. sebagai pastor kepala?
Pertanyaan itu baru terjawab beberapa bulan setelah Rm.
Yus Noron dipindah ke Paroki Bintaro. Uskup Agung Jakarta
mengangkat Rm. Anton sebagai Pastor Kepala Paroki Kelapa Gading,
menggantikan Rm. Yus Noron. Tentu saja setiap kehadiran Pastor
Kepala yang baru selalu menimbulkan tanya di kalangan umat
Paroki: akan ada perubahan apa?
Memang, setelah Rm. Anton ditunjuk sebagai Pastor Kepala
banyak perubahan terjadi, setidak-tidaknya ikut berperan dalam
mempercepat terjadinya perubahan itu.
Rm. Anton adalah seorang pribadi imam yang disiplin, tegas
dan terbuka. Keputusan, kesepakatan yang sudah disetujui harus
cepat dilaksanakan atau ditindak lanjuti, bahkan akan ditangani
sendiri kalau orang lain yang ditugaskan terlambat bergerak.
Tatacara dan kebiasaan baru mulai diperkenalkan. Banyak hal, baik
dibidang Pewartaan maupun Liturgi yang mendapat perhatian dan
sentuhan beliau. Beliau juga berusaha untuk terlibat dalam
Pelayanan dan bahkan dalam kegiatan Persekutuan-lintas agama.
Kehadiran beliau juga memberi warna dan semangat baru dalam
komunitas Dewan Paroki.
48
Sekedar sebagai contoh: renovasi total gedung gereja.
Setelah lama dipikirkan dan dipertimbangkan oleh Dewan Paroki
sebelumnya maka akhirnya renovasi total gedung gereja menjadi
kesepakatan. Ini merupakan suatu keputusan besar dan berani.
Dalam kaitan pembangunan ini Rm. Anton tidak saja mendukung,
menyemangati, tetapi juga ikut bertanggung jawab tentang masalah
pembiayaannya. Selain mengupayakan bantuan melalui donatur
atau sponsor, telinga umat mulai terbiasa mendengar suara
Komentator : “Hari ini diadakan kolekte ke 2 untuk pelunasan
hutang ........” Suatu kalimat yang sebelumnya tentu akan terdengar
aneh bahkan mengagetkan umat yang mendengarnya. Tentu saja
tanggapan umat akan beragam tentang Romo kita yang satu ini,
yang juga suka mengeluarkan kritik secara langsung. Diatas
semuanya itu Rm. Anton adalah pribadi yang hangat dan sangat
peduli terhadap keluarga-keluarga-umat. Banyak keluarga yang
merasa dekat karena mendapat perhatian dan dikenal.
Khotbah dan pengajarannya selalu menarik. Menarik isinya
dan juga cara menyampaikannya. Selalu ada hal-hal penting dan
baru yang dapat diperoleh sebgai pelajaran. Gaya pewartaan yang
demikian, sudah tentu akan memperkaya pengetahuan dan
semakin menguatkan iman kita.
Tahun ini Rm. Anton merayakan pesta imamatnya yang ke-
30 tahun. Kita bersyukur kepada Tuhan. Terima kasih Rm. Anton
yang tetap setia dalam panggilan Romo. Terima kasih juga kepada
keluarga yang telah melahirkan dan membesarkannya. SELAMAT.
FX Suhardi.
49
HOMILI YANG MENYEGARKAN
Saya mengenal Romo Anton lebih dekat sejak beliau mulai
bertugas di Kelapa Gading. Beliau selalu mendapat sambutan
hangat dari umat lewat homilinya, bahkan beliau dikenal sebagai
Romo yang penuh kharisma dan sering menutup homilinya dengan
bernyanyi. Buat kami yang aktif di karismatik, peranan beliau sangat
besar. Mulai dari co-moderator BPK KAJ (Badan Pelayanan
Karismatik, Keuskupan Agung Jakarta) dan Moderator BPN (Badan
Pelayanan Nasional)
Ketika Beliau menjadi Pastor Kepala dan saya ditunjuk
membantu sebagai Seksi Liturgi, kami sering berkomunikasi dan
beliau memberikan saran dan arahan. Beliau selalu memberikan
waktunya, walau kita tahu waktunya sangat terbatas.
Selama satu tahun lebih ini, beliau senantiasa mendampingi,
membimbing, menginspirasi kami dalam melaksankan tugas kami.
Kesan lain yang begitu kuat adalah beliau memegang prinsip yang
kuat dalam mempertahankan imamatnya, beliau tegas ,cepat dan
berani mengambil keputusan untuk kepentingan umat tercinta.
Dibawah kepemimpinan beliau kita boleh melihat banyak karya
Tuhan yang baik boleh kita alami sebagai umat.
Kita patut bersyukur karena Tuhan mengutus Romo Anton di
tengah-tengah kita. Semoga dalam kepemimpinan beliau umat
Kelapa Gading semakin kudus di hadapan Tuhan.
50
Selamat Merayakan Pesta Imamat yang ke 30, semoga Romo
senantiasa di berikan kesehatan yang baik, ditambah-tambahkan
karunia di dalam melayani umat-Nya, tetap setia sampai akhir
dalam mempertahankan imamatnya.
Salam Kasih,
Werner & Tim Liturgi
51
PERUBAHAN DAN PERHATIANNYA YANG LUAR BIASA
Bagi Seksi Katekese yang paling terasa adalah waktu Romo
Anton memutuskan untuk mengadakan penerimaan Sakramen
Krisma setiap tahun. Suatu perubahan besar karena sebelumnya
selalu diadakan dua tahun sekali.
Hal lain yang juga terasa mengagetkan adalah perhatiannya
pada Seksi Katekese. Hal ini tampak dari bimbingan dan
pengarahannya baik dalam rapat-rapat Pleno, maupun pertemuan-
pertemuan khusus. Yang terakhir adalah ajang tatap muka para
Katekese dengan para Imam yang berkarya di Paroki St. Yakobus. Ini
merupakan bukti dari perhatian yang luar biasa tersebut.
Pada kesempatan ini Seksi Katekese dan segenap Katekese,
mengucapkan selamat atas 30 tahun Imamat. Semoga Tuhan selalu
melimpahkan berkat dan kasih karuniaNya kepada Romo dalam
berkarya.
Salam dalam kasih-Nya,
Paulus W. Boediharga
52
PRINSIP, DISIPLIN DAN KOMITMEN ITU...
Lebih dari 4 tahun yang lalu, pertama kali bertemu dan
berkenalan dengan seorang Romo yang datang ke Paroki dan
akhirnya menjadi Romo Kepala Paroki St. Yakobus, Kelapa Gading,
Jakarta Utara.
Beliau berperawakan sedang, murah senyum dan cukup
ganteng dengan usia +/- 53 tahun pada waktu itu,
memperkenalkan diri dengan nama Romo Anton Gunardi, tapi
aksen Jawanya masih cukup kuat karena memang asalnya saking
Semawis………. Jawa Tengah.
Beliau cukup senang dengan teknologi modern sehingga
buku catatan tidak diperlukan lagi pada saat membawakan Homili,
dan digantikan dengan BB….. bukan main !!! Khotbahnya sangat
menarik, sejalan dengan bait-bait Injil dan alur kehidupan yang
terjadi pada saat ini, sehingga banyak umat yang merasa puas dan
mendapatkan sesuatu saat meninggalkan gedung gereja.
Beliau mempunyai prinsip, disiplin dan komitmen yang
sangat kuat dalam pekerjaannya, sehingga orang-orang yang
berkerjasama tidak bisa setengah-setengah lagi. Beberapa hasil
telah beliau tunjukkan, antara lain dengan pembangunan gedung
Gereja St. Yakobus yang sangat indah, walaupun pada awalnya
banyak umat yang kurang setuju.
Aturan main yang ada di Paroki mulai ditegakkan sesuai
dengan SOP nya, sehingga ada beberapa umat dan pengurus gereja
yang merasa tidak nyaman tapi itulah “PERUBAHAN”. Rasa
kemanusiaannya cukup tinggi, terutama yang menyangkut
53
kehidupan golongan bawah dimana hal ini seharusnya dapat kita
ikuti dengan baik.
Untuk Romo Anton, doa kami beserta Romo agar Romo
tetap rendah hati dalam menjalankan karya Romo yang masih
sangat dibutuhkan oleh banyak umat. Tingkatkan terus pelayanan
Romo dan jangan pernah lupa membagikan “Kasih dan
Kebahagiaan” kepada sesama, karena hal itu tidak akan berarti bila
hanya disimpan sendiri.
“ Selamat atas dicapainya 30 tahun perjalanan Imamatnya “.
Jakarta, 06 Januari 2012.
Salam,
Joko Santoso W.
Yayasan St. Yakobus
54
YOU ARE THE BEST.....
Pertama kali saya mengenal nama Pastor Antonius Gunardi
Prayitna, MSF pada tahun 1999 di Paroki Keluarga Kudus,
Rawamangun - Jakarta Timur, sebagai Pastor Kepala Paroki
tersebut. Saat itu saya menjadi panita komuni pertama SD
TARAKANITA V Rawamangun selama 2 tahun berturut turut (tahun
1999 dan 2000 ) dan hanya mengenal beliau begitu saja. Karena
memang tidak ada lagi urusan dengan kepanitaan komuni, maka
saya tidak pernah mendengar kabar beritanya sampai satu saat di
tahun 2007, beliau di tugaskan di Paroki St. Yakobus.
Sejak diangkat menjadi Pastor Kepala Paroki Kelapa Gading,
saya merasakan adanya dinamika dalam kepengurusan gereja yang
saat itu memang sangat dibutuhkan. Mulai dari sinilah percepatan
dalam segala bidang di Paroki ini terlihat semakin dinamis. Sebagai
Pastor Kepala, Romo Anton cukup tanggap dan cepat membaca
aspirasi dalam mengembangkan Paroki tercinta kita. Walau banyak
rintangan tetapi beliau tetap tegar dan maju terus pantang mundur.
Dan perjuangannya tidak sia sia, bersama dengan Depa yang
solid akhirnya diputuskannya menambah kapasitas gereja yang
hanya 1.500 menjadi 2.400 orang dengan merenovasi atau lebih
tepatnya " MEMBANGUN KEMBALI" gereja itupun dilakukan dengan
sistim angket terlebih dahulu. Sungguh sesuai dengan Arah Dasar
Pastoral Keuskupan Agung Jakarta saat itu "MEMBERDAYAKAN
UMAT BASIS "
Saya sangat percaya tidak ada kata kebetulan tetapi semua
memang sudah rencana Tuhan, memberikan Pastor Kepala yang
terbaik untuk paroki kita. Dengan berhasilnya membangun gereja
tepat waktu telah membuat umat kagum dan bersyukur
55
mempunyai Pastor yang sangat percaya diri dan selalu berpedoman
"TUHAN TIDAK MAU BERHUTANG" dan memang terbukti LUNAS-
nya biaya pembangunan Gereja hanya dalam waktu 2 tahun.
Masih banyak hal hal besar yang digelar di Paroki kita yang
diprakarsai beliau, contohnya MISA KONSELEBRASI bersama Bapak
Uskup KAJ maupun Para Uskup dari daerah lain, kunjungan
pastoral, ketua lingkungan diajak rekoleksi bersama pasangan.
Yang paling berkesan dari Pastor Antonius Gunardi Prayitna,
MSF adalah : tegas, mengayomi, humoris, ceplas ceplos, cepat
tanggap, baik dan murah hati.
Selamat ulang tahun Imamat yang ke-30 ya Romo. Tuhan
memberkati dengan menganugerahkan suka cita, sehat sentosa,
damai sejahtera, bahagia senantiasa, panjang usia, semakin kuat
hikmatnya dan menjadi berkat bagi kita semua. Tuhan hebat telah
memakai Romo Anton untuk melayani umat-Nya.
Roh kudus selalu mendampingi Romo Anton dalam perjalanan
hidup dan misi Imamatnya.
Tetap semangat ya Romo ......
Tuhan memberkati
Kami semua mengasihimu. You're the best .......
Lidwina Carissa K. dan Keluarga
56
ROMO KEREN....
Saya mengenal Romo Antonius Gunardi Prayitna MSF saat
beliau baru 1 atau 2 hari pindah ke Paroki Kelapa Gading pada
tanggal 6 September 2007. Saat itu Romo Anton memimpin
Pendalaman Iman (PI) di lingkungan. Dalam PI tersebut ada seorang
umat berkata, “Wah keren bener Romonya!”, lalu dijawab santai
oleh beliau, ”Emang Romo ngga boleh keren?”
Romo Anton sosok yang menjaga penampilan diri, cepat
mengenal umatnya, humoris, perfeksionis dan dalam bekerja mesti
cepat, tidak boleh ada yang tertunda. Beliau termasuk Romo yang
diperhatikan umatnya karena selalu banyak makanan di dalam
ruang kerjanya.
Salah satu hobby beliau adalah nonton terutama film action.
Kalau diajak nonton film horor, 100% pasti ditolak, ternyata penakut
juga Romo kita ini, sama seperti saya! Hobi nonton ini juga banyak
memberikan inspirasi dalam menyiapkan kotbahnya. Setelah selesai
nonton saya mesti siap-siap ditanya apa tema dari film tersebut.
Romo Anton termasuk orang yang setia, kalau sudah cocok tidak
akan pindah ke lainnya, seperti ke dokter gigi harus ke daerah
Cawang walaupun jauh, tetap dilakoni. Semoga Romo Anton juga
tetap setia dalam karya Imamatnya.
Dicky Djamil
57
Bagaimana sosok Romo Anton dimata orang-orang yang
setiap hari berada di sekelilingnya membantu tugas-
tugas penggembalaannya?
“Pastor Anton adalah seorang Imam pilihan Tuhan yang
menjalankan tugas penggembalaannya dengan setia dan dalam
kesederhanaan hidup. Romo Anton seorang yang tegas, disiplin dan
penuh perhatian kepada kami, peduli kepada sesama terutama
yang berada di lingkungan kerjanya. Semoga Romo Anton tetap
setai pada panggilan hidup sebagai Imam dan Tuhan tetap
memberkati selamanya.” (Wenseslaus S)
“Selama lebih 4 tahun Romo Anton berkarya di Paroki
Kelapa Gading, saya dekat dengan beliau karena tugas saya sebagai
koster Gereja St. Yakobus. Banyak pelajaran yang saya dapat dari
Romo Anton baik dari sisi liturgi maupun peletakan barang-barang
di Gereja. Beliau selalu memberi arahan dan mengingat letak
barang-barang. Bila letaknya berubah, beliau selalu menegur.
Romo Anton selalu perhatian dan mengingat ulang tahun
karyawannya dan tak lupa memberi hadiah ulang tahun. Dan yang
paling penting, kotbahnya selalu menarik baik saat misa maupun
ibadat sabda. Nasihatnya gampang diingat dan dimengerti.
Sekarang Romo Anton merayakan pesta 30 tahun Imamat. Proficiat
Romo. Selamat dan sukses. Semoga Romo selalu sehat, bahagia dan
setia pada panggilan Romo.” (Ign. Marda Hardja)
“Selama hampir 5 tahun Romo Anton menjabat sebagai
Pastor Kepala Paroki Kelapa Gading, kami merasakan ketenangan
58
dalam bekerja sebagai karyawan Gereja. Pastor Anton berperan
penting dalam memimpin Paroki ini, banyak perubahan yang terjadi
misalnya pembangunan fisik dan gerakan umat yang semakin baik.
Pastor Anton memimpin Paroki ini pada saat harus membangun
Gereja yang megah seperti saat ini dan pembelian tanah untuk
perluasan nanti karena sarana peribadatan umat masih tetap dirasa
kurang meskipun gereja sudah diperluas.
Pada saat mendampingi karyawan Paroki, kami merasakan
betapa Romo Anton sangat ngomong dengan rasa kebapakan.
Pastor Anton menyempatkan diri berkunjung langsung ke rumah-
rumah karyawan satu per satu bahkan sampai larut malam karena
kebanyakan karyawan tinggal di luar Jakarta. Pada saat karyawan
berulang tahun, Pastor Anton selalu ingat dan sangat perhatian
dengan memberikan hadiah, padahal kami lupa tanggal kelahiran
dan Imamat Pastor Anton. Selamat ulang tahun Imamat Pastor,
Tuhan memberkati selalu.” (Buyung)
“Romo Anton, selamat Imamat yang ke 30. Semoga Tuhan
selalu melindungi Romo Anton. Saya sangat terkesan pada Romo
Anton, beliau adalah orang yang unik, kelihatannya galak dan suka
ceplas- ceplos tapi dibalik itu semua beliau adalah orang yang baik
hati dan penuh perhatian. Untuk dahar pun Romo Anton sangat
sederhana, apapun masakan yang disediakan akan selalu dinikmati.
Saya minta maaf Romo kalau dalam melayani Romo selama ini
banyak kesalahan.
Harapan saya semoga Romo Anton senantiasa diberi
kesehatan yang baik dan diberkati selalu oleh Tuhan.” (Bu Ning)
59