18
Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret 64JKB No. 12. Th.VII. Januari 2013 IPTEKS BAGI KEWIRAUSAHAAN (IbK) DI PUSAT PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN (PPKwu) LPPM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Oleh : Susantiningrum, LV Ratna Devi S, MA Martina Andriani, Joko Sutrisno, dan Tutik Susilowati Email: [email protected] Abstrak Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) merupakan program yang dirancang untuk memandu universitas menyelenggarakan unit layanan kewirausahaan yang professional, mandiri dan berkelanjutan, berwawasan knowledge based economy.Dalam upaya menciptakan wirausaha baru mandiri yang berbasis ipteks dan diharapkan sesuai dengan bidang ilmunya, pelaksanaan program IbK diwujudkan dalam bentuk pelatihan kewirausahaan, menempatkan mahasiswa untuk melaksanakan magang pada unit-unit usaha dan memfasilitasi mahasiswa dalam berwirausaha.Kegiatan IbK tiap tahunnya diwajibkan membina 15 orang calon wirausaha yang seluruhnya adalah mahasiswa dari program PKM, mahasiswa yang merintis usaha baru, dan alumni.Pelaksanaan program IbK di Pusat pengembangan Kewirausahaan telah membina 15 orang calon wirausaha baru yang usaha bergerak di bidang agro dan kuliner.Melalui program IbK calon wirausaha baru mendapatkanmotivasi bagi mahasiswa yang mulai merintis usaha untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan omzet usahanya. Kata Kunci : Wirausaha Baru, IbK, ipteks PENDAHULUAN PPKwu (Pusat Pengembangan Kewirausahaan) UNS (Universitas Sebelas Maret) merupakan salah satu pusat studi di bawah LPPM UNS yang secara insentif menyelenggarakan kegiatan pengembangan kewirausahaan mahasiswa.Sejak tahun 2009, PPKwu telah melaksanakan kegiatan pengembangan usaha mahasiswa melalui Program Mahasiswa Wirausaha.Kegiatan ini terus berlangsung sampai dengan tahun 2012 dan menjadi salah satu program unggulan PPKwu. Sejak tahun pertama diselenggarakannya Program mahasiswa Wirausaha, Kegiatan ini telah menarik minat 1466 orang mahasiswa. Dari 500 mahasiswa yang mengikuti tahapan seleksi pada tahun 2009, sebanyak 95 mahasiswa dinyatakan lolos seleksi dan

35-59-1-SM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

apik iki

Citation preview

Page 1: 35-59-1-SM

Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret

64JKB No. 12. Th.VII. Januari 2013

IPTEKS BAGI KEWIRAUSAHAAN (IbK) DI PUSAT PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN (PPKwu) LPPM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Oleh :

Susantiningrum, LV Ratna Devi S, MA Martina Andriani, Joko Sutrisno, dan Tutik Susilowati

Email: [email protected]

Abstrak

Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) merupakan program yang dirancang untuk memandu universitas menyelenggarakan unit layanan kewirausahaan yang professional, mandiri dan berkelanjutan, berwawasan knowledge based economy.Dalam upaya menciptakan wirausaha baru mandiri yang berbasis ipteks dan diharapkan sesuai dengan bidang ilmunya, pelaksanaan program IbK diwujudkan dalam bentuk pelatihan kewirausahaan, menempatkan mahasiswa untuk melaksanakan magang pada unit-unit usaha dan memfasilitasi mahasiswa dalam berwirausaha.Kegiatan IbK tiap tahunnya diwajibkan membina 15 orang calon wirausaha yang seluruhnya adalah mahasiswa dari program PKM, mahasiswa yang merintis usaha baru, dan alumni.Pelaksanaan program IbK di Pusat pengembangan Kewirausahaan telah membina 15 orang calon wirausaha baru yang usaha bergerak di bidang agro dan kuliner.Melalui program IbK calon wirausaha baru mendapatkanmotivasi bagi mahasiswa yang mulai merintis usaha untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan omzet usahanya.

Kata Kunci : Wirausaha Baru, IbK, ipteks PENDAHULUAN

PPKwu (Pusat Pengembangan

Kewirausahaan) UNS (Universitas

Sebelas Maret) merupakan salah satu

pusat studi di bawah LPPM UNS yang

secara insentif menyelenggarakan

kegiatan pengembangan kewirausahaan

mahasiswa.Sejak tahun 2009, PPKwu

telah melaksanakan kegiatan

pengembangan usaha mahasiswa melalui

Program Mahasiswa Wirausaha.Kegiatan

ini terus berlangsung sampai dengan

tahun 2012 dan menjadi salah satu

program unggulan PPKwu.

Sejak tahun pertama

diselenggarakannya Program mahasiswa

Wirausaha, Kegiatan ini telah menarik

minat 1466 orang mahasiswa. Dari 500

mahasiswa yang mengikuti tahapan

seleksi pada tahun 2009, sebanyak 95

mahasiswa dinyatakan lolos seleksi dan

Page 2: 35-59-1-SM

Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret

JKB No. 12. Th.VII. Januari 201365

berhak mendapatkan pembinaan dan

pendampingan usaha. Pada tahun 2010,

minat mahasiswa yang mengikuti

kegiatan PMW meningkat menjadi 600

orang. Dari 600 mahasiswa tersebut,

sebanyak 119 orang dinyatakan lolos

seleksi Program Mahasiswa Wirausaha.

Di tahun 2011, kegiatan

pengembangan kewirausahaan mahasis-

wa yang diselenggarakan oleh PPKwu

bertambah. PPKwu UNS melaksanakan

dua kegiatan utama pengembangan

wirausaha mahasiswa yaitu Program

Mahasiswa Wirausaha dan Iptek bagi

Kewirausahaan yang didanai oleh Dirjen

DIKTI. Kegiatan Program Mahasiswa

Wirausaha yang dilaksanakan oleh

PPKwu telah berhasil menarik minat 466

mahasiswa UNS. Dari 411 orang

mahasiswa yang mengikuti seleksi,

sebanyak 78 mahasiswa lolos menjadi

peserta Program Mahasiswa Wirausaha

2011 dan berhak mendapat serangkaian

kegiatan yang mendukung kegiatan

wirausaha mahasiswa, yang meliputi

pelatihan sampai pendampingan usaha.

Sedangkan untuk kegiatan Iptek bagi

Kewirausahaan (IbK) yang dilaksanakan

di PPKwu, telah berhasil menarik minat

50 orang mahasiswa untuk mengikuti

kegiatan seleksi kegiatan ini. Dari 50

orang mahasiswa yang mengikuti tahap

seleksi, sebanyak 20 orang dinyatakan

lolos seleksi dan berhak mendapatkan

pendampingan dalam rangka pengem-

bangan usaha.

Pada tahun 2012 kegiatan

Program Mahasiswa Wirausaha hanya

meloloskan 38 peserta.Hal tersebut

dikarenakan adanya penurunan anggaran

untuk kegiatan Program Mahasiswa

Wirausaha.Namun demikian minat

mahasiswa untuk mengikuti program-

program kewirausahaan masih terbuka

lebar dengan adanya program Ipteks

Bagi Kewirausahaan yang berhasil

menarik minat sebanyak 48 peserta. Dari

48 peserta tersebut, sebanyak 16 orang

peserta dinyatakan lolos dan berhak

mengikuti proses pendampingan usaha

melalui program ipteks bagi

kewirausahaan.

Kegiatan-kegiatan pengembangan

kewirausahaan ini sangat diperlukan bagi

mahasiswa untuk menambah pengalaman

mahasiswa dalam kegiatan kewirausa-

haan. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian tim PPKwu terhadap

mahasiswa UNS tentang motivasi

kewirausahan. Dari hasil penelitian

diperoleh data mengenai minat

wirausaha mahasiswa cukup baik,

Page 3: 35-59-1-SM

Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret

66JKB No. 12. Th.VII. Januari 2013

terbukti 15% responden sudah

melakukan wirausaha dan 17%

responden. Penelitian ini dilakukan pada

tahun 2011 dengan responden sebanyak

2000 orang dengan penyebaran merata di

sembilan fakultas Universitas Sebelas

Maret.

Angka tersebut menunjukkan

tingginya minat mahasiswa untuk

melaksanakan wirausaha yang ditandai

dengan banyaknya jumlah pendaftar

terhadap kegiatan-kegiatan yang

berkaitan dengan kewirausahaan.

Tingginya jumlah pendaftar tersebut

tidak semuanya dapat tertampung

mengingat keterbatasan daya tampung

serta dana pelaksanaan program. Oleh

karena itu, untuk mengakomodir

tingginya minat mahasiswa untuk

melaksanakan kegiatan wirausaha

diperlukan adanya kegiatan yang

berkaitan dengan kewirausahaan secara

berkelanjutan di setiap tahun.Dengan

demikian kesempatan untuk berkarya

dan berwirausaha bagi mahasiswa selalu

terbuka di setiap tahunnya sehingga

mahasiswa yang tidak tertampung pada

tahun pertama dapat mengikuti seleksi

kembali di tahun berikutnya.

KELEMBAGAN IbK

Kelembagaan IbK Universitas

Sebelas Maret berada di bawah

koordinasi Lembaga Penelitian dan

Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)

UNS dan dilaksanakan oleh Pusat

Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu)

yang memiliki Peer Groupdosen UNS

dari berbagai Fakultas serta mitra-mitra

praktisi bisnis yang concern terhadap

pertumbuhan dan perkembangan

wirausaha mahasiswa.

PELATIHAN PESERTA IbK Pada saat kegiatan pelatihan,

fasilitas yang diperoleh oleh peserta

pelatihan adalah seminar kit, makalah

pelatihan, sertifikat dan konsumsi (snack

dan makan siang). Kegiatan pelatihan in

class dilaksanakan untuk mendukung

pengembangan usaha tenant IbK.

Pelatihan tersebut yaitu :

1. Success Story oleh Jodi Broto

Suseno (Pemilik Waroeng Steak

and Shake)

Pelatihan ini ditujukan bagi

semua tenant IbK yang berjumlah

16 tenant. Pelatihan ini

memotivasi para tenant IbK untuk

pengembangan usaha kuliner dan

bagi pemasaran hasil pertanian.

Dalam pelatihan diberikan tips-

Page 4: 35-59-1-SM

Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret

JKB No. 12. Th.VII. Januari 201367

tips dan trik usaha di bidang

kuliner serta tanya jawab seputar

usaha kuliner. Pelatihan ini

dikhususkan bagi tenant IbK yang

memiliki usaha di bidang kuliner,

yaitu Spaghetti Organik

(Aprilliana K), Minuman Sari

Jagung (Binti Sholikah), Sushima

(Fajar Dwi R), Mr Brown Bakery

"Sweet Brownies" (Gema Paku

Bumi), Es Clamud & Nasi Soto

(Hajar Yuli Annisa), Bakso Tahu

Mantap (Haris Putra Setyawan),

”Lasido” Outlet Krenyes Serba

Crispy (Noor Arifa Sitta BA),

HIK Chickbul (Zakaria Husein

Abdurrahman), Saaro Utama

Jagung (Puput Rio Aditama),

2. E-commerce oleh Yuyun

Estriyanto, S.Si., M.Si (Pakar IT)

Pelatihan e-commerce ditujukan

bagi semua tenant IbK, karena

pelatihan ini menjawab

kegelisahan tenant IbK mengenai

pemasaran produk yang selama

ini banyak menemui kendala

dalam pemasaran secara

konvensional, yaitu pemasaran

yang membutuhkan tempat dan

mendatangkan pembeli. Melalui

pemasaran berbasis dunia maya,

pemasaran akan menjadi lebih

mudah, murah, dan penguasaan

teknologi akan mudah diakses

oleh para tenant IbK dengan

banyaknya fasilitas wifi di

berbagai areal terutama area

kampus UNS.

3. Selling Skill dan Create Market

oleh Yuniawan Hidayat, S.Si.,

M.Si

Materi Selling Skill dan Create

Market diberikan pada semua

tenant IbK untuk mempertajam

ketrampilan memasarkan produk

hasil pertanian dan produk

kuliner mereka dengan cara

menciptakan pasar untuk

mendatangkan pembeli dengan

cara-cara yang mudah dan kreatif.

4. Pengembangan Kreativitas Bisnis

Pertanian dan Kiat

Pengembangan Usaha Berbasis

Pertanian oleh Ir. MA Martina

Andriani, MS

Pelatihan ini merupakan pelatihan

berbasis industry pertanian untuk

pengembangan usaha tenant IbK

yang menggeluti usaha di bidang

pertanian. Tenant IbK yang

memiliki usaha di bidang usaha

pertanian yaitu Budidaya Sayuran

Page 5: 35-59-1-SM

Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret

68JKB No. 12. Th.VII. Januari 2013

Palawija (Ahmad Mursid),

Budidaya Jamur Tiram Anggar

(Anggit Tri Pamungkas),

Greenholic (Ribut Budiyono),

Budidaya Jamur Tiram (Sharih

Shadri), Ayam Kate Hias (Wiwit

Ariyanto), Budidaya Ayam

Kampung Petelur (Ngatijo),

5. Manajemen Keuangan oleh

Susantiningrum, SPd., SE., MAB

Pelatihan Manajemen Keuangan

bagi para tenant IbK sangat

diperlukan untuk menunjang

kelangsungan usaha mereka agar

terorganisir dengan baik. Melalui

pelatihan manajeman keuangan

ini dapat diketahui arus keuangan

usaha, sehingga dapat dilihat

bagaimana kondisi usaha yang

sedang dijalankan oleh tenant

IbK.

LABORATORIUM PENDUKUNG IbK

Pusat Pengembangan

Kewirausahaan (PPKwu) sebagai

pelaksana kegiatan IbK memiliki gedung

inkubator bisnis yang dapat digunakan

sebagai Laboratorium Pendukung untuk

kegiatan IbK. Selain itu PPKwu juga

bekerjasama dengan Fakultas Pertanian

UNS yang memiliki berbagai

laboratorium pertanian. Laboratorium

yang digunakan untuk mendukung

kegiatan tenant IbK di Pusat

Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu)

antara lain:

1. Inkubator Bisnis

Gedung ini berfungsi sebagai

laboratorium inkubator untuk

usaha baru yang telah dirintis

mahasiswa. Di gedung incubator

bisnis terdapat laboratorium

pembibitan jamur, yang dapat

digunakan oleh tenant IbK:

Budidaya Jamur Tiram Anggar

(Anggit Tri Pamungkas) dan

Budidaya Jamur Tiram (Sharih

Shadri), Selain itu, di gedung

inkubator bisnis, para tenant

juga dapat memamerkan hasil

produksinya di lemari display

yang ada di ruang inkubator.

2. Rumah Kaca

Rumah kaca dapat dimanfaatkan

oleh tenant sebagai sarana untuk

mengembang biakkan bibit

tanaman yang akan

dibudidayakan. Tenant yang

menggunakan fasilitas ini yaitu;

Budidaya Sayuran Palawija

Page 6: 35-59-1-SM

Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret

JKB No. 12. Th.VII. Januari 201369

(Ahmad Mursid), Budidaya Jati

“Greenholic” (Ribut Budiyono).

3. Laboratorium Pangan dan Gizi

Usaha tenant IbK di bidang

kuliner sangat bervariasi dan

kreatif. Tenant IbK dapat

menggunakan laboratorium ini

untuk berinovasi mengolah

makanan yang bergizi namun

memiliki rasa yang lezat. Tenant

IbK yang dapat memanfaatkan

laboratorium ini yaitu Spaghetti

Organik (Aprilliana K),

Minuman Sari Jagung (Binti

Sholikah), Sushima (Fajar Dwi

R), Mr Brown Bakery "Sweet

Brownies" (Gema Paku Bumi),

Es Clamud & Nasi Soto (Hajar

Yuli Annisa), Bakso Tahu

Mantap (Haris Putra Setyawan),

”Lasido” Outlet Krenyes Serba

Crispy (Noor Arifa Sitta BA),

HIK Chickbul (Zakaria Husein

Abdurrahman), Saaro Utama

Jagung (Puput Rio Aditama).

FASILITAS PERALATAN IbK

Fasilitas peralatan yang

disediakan oleh PPKwu terdiri dari

beberapa macam peralatan kuliner dan

pertanian. Peralatan tersebut dapat

digunakan pada beberapa macam

kelompok usaha seperti pengolahan

makanan, pengemasan dan budidaya

tanaman. Beberapa peralatan produksi

yang dimiliki oleh PPKwu yang dapat

digunakan (dipinjam) oleh tenant

diantaranya oven, blender, mixer,hand

sealer dan mesin autoclave. Peralatan ini

telah digunakan oleh tenant IbK yaitu :

1. Oven

Dapat digunakan oleh Mr

Brown Bakery "Sweet

Brownies" (Gema Paku Bumi)

untuk memanggang brownies,

Saaro Utama Jagung (Puput Rio

Aditama) untuk mengeringkan

jagung menjadi tepung jagung.

2. Blender

Dapat digunakan oleh Spaghetti

Organik (Aprilliana K),

Sushima (Fajar Dwi R), Es

Clamud & Nasi Soto (Hajar

Yuli Annisa), Bakso Tahu

Mantap (Haris Putra Setyawan),

”Lasido” Outlet Krenyes Serba

Crispy (Noor Arifa Sitta BA),

HIK Chickbul (Zakaria Husein

Abdurrahman) untuk

menghaluskan bumbu.

3. Mixer

Page 7: 35-59-1-SM

Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret

70JKB No. 12. Th.VII. Januari 2013

Digunakan oleh Mr Brown

Bakery "Sweet Brownies"

(Gema Paku Bumi) untuk

mencampur adonan bahan baku

brownies.

4. Hand Sealer

Dapat digunakan untuk

mengemas produk Aksesoris

”Marwa Craft” Aneka Souvenir

& Gift Flanel (Desy Ayu SP),

Bakso Tahu Mantap (Haris

Putra Setyawan), ”Lasido”

Outlet Krenyes Serba Crispy

(Noor Arifa Sitta BA).

5. Mesin Autoclave

Mesin autoclave dapat

digunakan oleh tenant yang

ingin mengembangkan usaha

budidaya jamur, yaitu :

Budidaya Jamur Tiram Anggar

(Anggit Tri Pamungkas) dan

Budidaya Jamur Tiram (Sharih

Shadri).

TENANT IbK

A. Jumlah Tenant Tahun 2012

Tahun 2012, jumlah tenant program IbK adalah sebanyak 16 orang, yang terdiri dari :

1. 1 (satu) orang mahasiswa

alumni PKMK,

2. 15 (lima belas) orang

mahasiswa yang sedang

merintis usaha baru

METODE PELAKSANAAN IbK

Metode IbK yang dilaksanakan di Pusat Pengembangan kewirausahaan (PPKwu) LPPM UNS adalah sebagai berikut :

A. Pelatihan Manajemen Bisnis

B. Magang

C. Konsultasi dan Kunjungan ke Lokasi

Usaha Tenant, serta

D. Lain-lain : Studi Banding ke UKM

Potensial

A. Pelatihan Manajemen Bisnis

Jumlah pelatihan Manajemen Bisnis dilaksanakan sebanyak 1 kali pelatihan dalam 1 tahun. Pada tahun 2012 ini, pelatihan dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 9-10 Oktober 2012 dengan materi pelatihan lebih dititikberatkan pada materi mengenai kemampuan menjual atau selling skill untuk meningkatkan omset penjualan yang diperlukan dalam melakukan kegiatan usaha riil serta materi mengenai manajemen keuangan (pendanaan/modal). Materi yang diberikan pada pelatihan ini meliputi :

1. Succes story

Page 8: 35-59-1-SM

Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret

JKB No. 12. Th.VII. Januari 201371

2. Create market

2. Selling Skill

3. E. Commerce

4. Manajemen Keuangan

B. Magang

Magang yang dilaksanakan oleh tenant IbK bukan merupakan magang di perusahaan melainkan magang pemasaran mandiri. Kegiatan magang pemasaran mandiri dilaksanakan selama satu bulan, yaitu pada 17 September-15 Oktober 2012. Pada kegiatan magang pemasaran mandiri, kemampuan tenant dilatih untuk melakukan kegiatan pemasaran produk masing-masing berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pelatihan. Praktek magang pemasaran dilakukan secara berkelompok dengan pembagian kelompok kuliner dan kelompok budidaya tanaman. Masing-masing kelompok menjual lebih dari satu macam produk sesuai dengan produk yang dihasilkan tiap tenant serta ditambah dengan produk dari tenant lainnya yang sejenis (satu kelompok). Pada saat magang pemasaran, tenant diwajibkan menyusun jurnal harian magang untuk mencatat hasil yang diperoleh setiap harinya.

Jenis usaha untuk magang pemasaran dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu :

1. Usaha Budidaya

Kelompok usaha budidaya mencakup tenant Ahmad Mursid (Budidaya Sayuran Palawija), Anggit Tri Pamungkas (Budidaya Jamur Tiram Anggar), Sharih Sadri (Budidaya Jamur Tiram), Ngatijo (”Kang Jhoe” Budidaya Ayam Kampung Petelur), Wiwit Ariyanto (Ayam Kate Hias) dan Ribut Budiyono (”Greenholic” Budidaya Jati Emas)

2. Usaha Perdagangan

Kelompok usaha perdagangan meliputi tenant Puput Rio Aditama (Saaro Utama Jagung Production) dan Desy Ayu SP (”Marwa Craft” Aneka Souvenir & Gift Flanel)

3. Usaha Makanan

Kelompok usaha yang memproduksi makanan yaitu Apriliana Kurniasari (”Shorga” Spaghetti Organik), Binti Solikah (Minuman Sari Jagung), Fajar Dwi R (Sushima), Gema Paku Bumi (Mr Brown Bakery "Sweet Brownies"), Hajar Yuli Anisa (Es Clamud & Nasi Soto), Haris Putra Setyawan (Bakso

Page 9: 35-59-1-SM

Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret

72JKB No. 12. Th.VII. Januari 2013

Tahu Mantap), Noor Arifa Sitta BA (”Lasido” Outlet Krenyes Serba Crispy), Zakaria Husein Abdurrahman (”HIK Chickbul” Warung HIK)

Lokasi tempat magang untuk setiap tenant berbeda-beda sesuai dengan lokasi usaha masing-masing tenant. Untuk kegiatan koordinasi masing-masing kelompok tenant, ditentukan berdasarkan kesepakatan anggota kelompok di bawah pengawasan dosen pembimbing, baik di lokasi usaha tenant, di lingkungan kampus UNS, di area Car Free Day maupun di PPKwu LPPM UNS.

C. Konsultasi danKunjungan ke Lokasi Usaha Tenant

Kegiatan konsultasi dilakukan dengan dua cara yaitu di kantor IbK dan di lokasi usaha masing-masing tenant. Kegiatan di kantor IbK dilayani setiap hari kerja dengan melakukan perjanjian terlebih dahulu dengan peer group yang memiliki kompetensi di bidang yang akan dikonsultasikan. Sedangkan metode kunjungan dilakukan untuk memastikan pelaksanaan pengembangan usaha masing-masing tenant secara riil di lapangan.

Tahapan kegiatan konsultasi bagi tenant IbK

dilaksanakan dalam tiga (3)aktivitas utama yaitu : (1) pada saat konsultasi laporan magang pemasaran, (2) pada saat penyusunan rencana pengembangan usaha, dan (3) selama implementasi pengembangan usaha tenant.

Kegiatan konsultasi penyusunan laporan magang dilaksanakan selama 2 minggu dari tanggal 1 - 12 Oktober 2012. Frekuensi konsultasi masing-masing kelompok adalah 1 kali/minggu. Hal yang sama juga dilakukan pada kegiatan konsultasi penyusunan rencana pengembangan usaha. Frekuensi konsultasi masing-masing tenant adalah 1 minggu sekali selama 2 minggu.

Kegiatan kunjungan ke lokasi usaha tenant dilakukan minimal sebanyak 12 kunjungan dalam kurun waktu satu tahun. Sedangkan konsultasi secara mandiri untuk setiap tenant minimal melakukan konsultasi 1 kali/bulan di kantor IbK, tergantung pada kebutuhan masing-masing tenant dalam rangka kegiatan pengembangan usahanya. Namun demikian pada kenyataannya banyak tenant yang melakukan konsultasi lebih dari sekali dalam setiap bulannya.

D. Lain-lain: Studi Banding ke UKM Potensial

Page 10: 35-59-1-SM

Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret

JKB No. 12. Th.VII. Januari 201373

Dalam rangka memberikan

contoh nyata tentang usaha yang

dirintis oleh mahasiswa atau

pemuda dan dapat berhasil, maka

peserta IbK di PPKwu LPPM

UNS dengan didampingi oleh

team pelaksana melakukan studi

banding atau kunjungan

lapangan. Lokasi yang menjadi

target sasaran studi banding/

kunjungan lapang pada tahun

pertama ini adalah ke usaha-

usaha dari pemenang wirausaha

muda mandiri yang ada di

Yogyakarta. Adapun lokasi

kunjungan yaitu Kedai Digital,

Waroeng Steak and Shake dan

Salakka Brownies. Kegiatan

kunjungan lapang/studi banding

ini dilaksanakan sebanyak 1

kali/tahun. Kegiatan ini bertujuan

sebagai sarana berbagi

pengalaman dan informasi dari

pemenang wirausaha muda

mandiri kepada tenant IbK dalam

rangka pengembangan usaha

Pemasaran Produk Tenant

Pemasaran produk tenant

dilakukan secara mandiri.

Pemasarannya dilakukan dengan

berbagai cara, yaitu melalui

social media marketing (facebook

dan fanpage, twitter), melalui

konsinyasi, pembuatan pamflet,

banner, brosur, outlet, website,

kerjasama dengan pengepul,

menjadi sponsorship kegiatan,

penjualan langsung ke konsumen

hingga pemasaran dari mulut ke

mulut (mouth to mouth

promotion).

Pangsa pasar yang

dijadikan sebagai sasaran utama

dari tenant IbK selama ini masih

terbatas pada pangsa pasar lokal.

Hal tersebut dikarenakan usaha

tenant IbK masih tergolong

industry rintisan skala kecil.

Sehingga untuk merambah

pemasaran keluar kota masih

membutuhkan waktu yang cukup

lama.

EVALUASI KINERJA PROGRAM

A. Kondisi Usaha Mahasiswa

Sebelum dan Setelah

Jadi Tenant

1. Ahmad Mursid (Budidaya Sayuran Palawija)

Budidaya sayuran palawija

yang dikembangkan oleh

Page 11: 35-59-1-SM

Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret

74JKB No. 12. Th.VII. Januari 2013

tenant Ahmad Mursid

sebelum menjadi tenant IbK

dipasarkan di areal sekitar

kampung tempat tinggal

tenant. Setelah menjadi

tenant IbK pemasarannya

semakin meluas hingga ke

Kampus UNS. Dikarenakan

sayuran palawija organik

harganya lebih mahal dari

pada sayuran biasa, maka

strategi pemasarannya

dengan media internet. Dari

aspek budidaya tanaman,

tenant lebih banyak

menggunakan pestisida

nabati untuk meningkatkan

produksi.

2. Anggit Tri Pamungkas (Budidaya Jamur Tiram Anggar)

Budidaya jamur tiram yang

dikembangkan oleh tenant

Anggit Tri Pamungkas

sebelum menjadi tenant IbK

untuk proses sterilisasi

menggunakan tungku

pemanas sederhana. Setelah

menjadi tenant IbK

3. Apriliana Kurniasari (”Shorga” Spaghetti Organik)

Sebelum menjadi produksi

Spaghetti organik adalah

setiap hari minggu saja,

yaitu ketika kegiatan car

free day di kota solo.

Namun setelah menjadi

tenant IbK kegiatan

produksinya mengalami

peningkatan menjadi setiap

hari. Pemasaran ny

dilakukan di boulevard

kmpus UNS setiap ore nya.

4. Binti Solikah (Minuman Sari Jagung)

Minuman sari jagung yang

dikembangkan oleh Binti

Sholikah padamulanya

merupakan kegiatan uji

coba terhadap diversifikasi

produk jagung. Metode

yang sederhana dalam

pengolahan minuman sari

jagung membuat minuman

ini kurang banyak diminati

oleh konsumen. Namun

Binti Solikah tidak berputus

asa dan terus mencoba

resep-resep minuman sari

Page 12: 35-59-1-SM

Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret

JKB No. 12. Th.VII. Januari 201375

jagung untuk mendapatkan

rasa yang enak dan disukai

banyak konsumen. Setelah

menjadi tenant IbK,

kegiatan uji coba di

laboratorium pangan dan

konsultasi dengan dosen

pembimbing semakin

menyempurnakan rasa

minuman sari jagung ini.

5. Desy Ayu SP (”Marwa Craft” Aneka Souvenir & Gift Flanel)

Sebelum menjadi tenant

IbK kegiatan usaha aneka

souvenir marwa craft

kapasitas produksinya

hanya sebatas pada

souvenir saja. Kegitan

tersebut meningkat ketika

ada pesanan untuk acara-

acara tertentu, misalnya

acara pernikahan. Setelah

menjadi tenant IbK,

kapasitas produksi

pembuatan souvenir

meningkat menjadi dua kali

lipat dari awal didirikannya

dan pemasrannya juga tidak

hanya sebatas teman dan

mahasiswa di kampus,

namun juga melalui

konsinyasi dengan toko.

Dalam perkembangannya

Gift flanel merupakan

pengembangan usaha dari

souvenir sehingga

menjadikan usaha ini

memiliki produksi

tambahan selain aneka

souvenir.

6. Fajar Dwi R (Sushima)

Usaha yang dijalankan oleh

Fajar Dwi R, pada mulanya

berawal dari hobi

memasak. Dari hobi itulah

maka dimulailah kegiatan

usaha Sushima. Mulanya

usaha ini hanya berdasrakan

pemesanan teman-teman

tenant yang menyukai

makanan jepang sushi.

Setelah menjadi tenant IbK

pemasaran sushima mulai

merambah ke pangsa yang

lebih besar, yaitu dengan

menitipkan dagangan ke

kantin-kantin di dalam

kampus UNS.

Page 13: 35-59-1-SM

Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret

76JKB No. 12. Th.VII. Januari 2013

7. Gema Paku Bumi (Mr Brown Bakery "Sweet Brownies")

Sebelum menjadi tenant IbK

PPKwu, usaha Gema Pku

Bumi hanya aktif pada saat

ada pemesanan kue

brownies saja. Manajemen

pengelolaan juga masih

terbatas karena usaha ini

merupakan usaha yang

dikelola secara

kekeluargaan. Pada saat

ini, usaha Mr. Brown

Bakery sudah menjadi

usaha profesional dengan

manajemen yang lebih

tertata. Kegiatan

produksinya pun sudah

berjalan secara

berkesinambungan dengan

hasil produksi mencapai 20

loyang per bulan. Selain itu,

usaha ini sudah mulai

mengembangkan beberapa

pengemas sebagai salah

satu bentuk diversifikasi

produk.

8. Hajar Yuli Anisa (Es Clamud & Nasi Soto)

Usaha ini sempat vakum

ketika teman yang

bekerjasama mendirikan

usaha ini memilih untuk

lepas dari usaha es clamud

dan nasi soto. Setelah

menjadi tenant IbK dan

mendapat bantuan modal,

usaha ini mulai berjalan

kembali. Pemindahan

tempat usaha yang semula

di berada daerah kampus

kemudian beralih ke

Wonoharjo RT02/VIII

Gondangrejo Karangnyar.

Pemilihan tempat usaha di

lokasi rumah tenant

memudahkan tenant dalam

menjalankan usaha dengan

dibantu oleh anggota

keluarga.

9. Haris Putra Setyawan (Bakso Tahu Mantap)

Sebelum menjadi tenant

IbK, usaha tenant hanya

sebatas makanan yang

disajikan berupa adonan

baso yang ada di dalam

tahu, dan disajikan dengan

kuah panas serta pelengkap

Page 14: 35-59-1-SM

Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret

JKB No. 12. Th.VII. Januari 201377

bihun. Setelah menjadi

tenant, usaha ini

mengembangkan produk

dengan membuat tahu

bakso dalam

kemasan.Dengan produk

dalam kemasan ini

pemasarannya bisa

menjangkau pasar yang

lebih luas.

10. Ngatijo (”Kang Jhoe” Budidaya Ayam Kampung Petelur)

Ayam kampung memiliki

harga yang tinggi dan

permintaan yang cukup

besar di pasar. Dengan

melihat kondisi ini,

kemudian didirikanlah Vill

Farm yang bergerak di

bidang budidaya ayam

kampung. Akan tetapi,

ilmu yang diperoleh dalam

menjalankan usaha ini

dilakukan secara otodidak

karena tenant tidak

memperoleh pendidikan

formal mengenai usaha ini.

Pemeliharaannya pun

dilakukan secara alami dan

belum diintesifkan dengan

baik. Setelah menjadi

tenant, pemilik diajarkan

cara-cara (manajemen)

budidaya ayam kampung

yang baik mulai dari

kandang, benih, pakan,

kesehatan, dan sebagainya

sehingga kegiatan budidaya

ayam kampung menjadi

semakin baik.

11. Noor Arifa Sitta BA (”Lasido” Outlet Krenyes Serba Crispy)

Sebelum menjadi tenant

IbK, outlet makanan

krenyes serba crispy ini

tidak rutin buka, sehingga

pelanggan sering kecewa.

Hal tersebut dikarenakan

manajemen yang kurang

terorganisir dengan baik.

Dikarenakan usaha ini

bekerjasama dengan teman

kuliah dari tenant. Setelah

menjadi tenant, manajemen

usaha menjadi terkoordinasi

dengan baik, ada

perencanaan kegiatan usaha

yang dilakukan oleh tenant.

Untuk menjamin

kontinuitas produksi, tenant

Page 15: 35-59-1-SM

Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret

78JKB No. 12. Th.VII. Januari 2013

bekerjasama dengan tenant

IbK Anggit Tri Pamungkas

sebagai supliyer jamur yang

merupakan bahan baku

makanan krenyes serba

crispy.

12. Puput Rio Aditama (Saaro Utama Jagung Production)

Pada mulanya usaha ini

hanya sebatas penjualan

hasil panen jagung. Setelah

menjadi tenant IbK usaha

ini Usaha ini hanya

beroperasi ketika musim

panen jagung tiba. Namun

ketika musim panen tiba

harga jagung menjadi

murah dan tenant

mengalami kebangkrutan.

Setelah menjadi tenant IbK

usaha jagung milik Puput

Rio Aditama

mengembangkan usaha

dengan cara membuat

tepung jagung, sehingga

usaha ini tidak hanya

beroperasi ketika panen

jagung.

13. Ribut Budiyono (”Greenholic” Budidaya Jati)

Awalnya usaha yang

dijalankan oleh Ribut

Budiyono merupakan

gabungan usaha dibawah

satu manajemen

Greenholic. Usaha ini

terdiri berbagai usaha, yaitu

green food, green

merchandise, dan grren

gold (budidaya jati). Setelah

menjadi tenant IbK dan

mendapat pelatihan dan

beberapa kali konsultasi,

usaha ini akhirnya

memutuskan untuk

menekuni satu usaha, yaitu

budidaya jati. Dengan

hanya menekuni satu usaha

saja maka manajemen

usaha nya akan lebih

mudah. Dan konsentrasi

usaha nya tidak terpecah

menjadi tiga. Setelah usaha

ini berjalan lancar, akan

dikembangkan usaha yang

lain.

14. Sharih Sadri (Budidaya Jamur Tiram)

Page 16: 35-59-1-SM

Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret

JKB No. 12. Th.VII. Januari 201379

Usaha ini pada awalnya

hanya memanfaatkan dapur

rumah tenant yang luas

untuk dijadikan tempat

pembibitan dan

pembudidayaan jamur.

Namun dalam

perjalanannya, budidaya

jamur di dalam rumah

kurang mendapatkan hasil

yang bagus. Panen jamur

dalam satu log hanya

terdapat satu kuntum jamur

saja. Setelah mengikuti

program IbK, tenant

mendapat pelatihan tentang

budidaya jamur maka

pemindahan lokasi

pembudidayaan jamur tidak

lagi menempati ruang di

dalam rumah tenant. Hal

tersebut dikarenakan tempat

pengembangbiakan jamur

yang kurang representatif,

sarana dan prasarana

kurang mendukung.

15. Wiwit Ariyanto (Ayam Kate Hias)

Sebelum menjadi tenant

IbK, budidaya ayam kate yg

dijalankan oleh tenant IbK

Wiwit Ariyanto hanyalah

sebatas hobi saja dan belum

diperjualbelikan dalam

jumlah banyak. Setelah

menjadi tenant IbK, Wiwit

Ariyanto mendapat

pengetahuan bagaimana

cara merawat ayam mulai

dari ketersediaan pakan,

pemeliharaan kandang,

perawatan bulu-bulu ayam.

Tenant juga mulai

mengembangkan

pembibitan ayam kate hias

untuk dijual anakannya.

Aktivitas promosi juga

ditingkatkan untuk menarik

konsumen yang belum

banyak yang tahu tentang

penjualan ayam kate hias.

16. Zakaria Husein Abdurrahman (”HIK Chickbul” Warung HIK)

Usaha ini dimulai dari

kegiatan Program

Kreativitas Mahasiswa-

Kewiausahaan (PKM-K)

yang kemudian

dikembangkan menjadi

Page 17: 35-59-1-SM

Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret

80JKB No. 12. Th.VII. Januari 2013

usaha mahasiswa. Usaha

ini awalnya hanya

menerima pesanan dari

teman-teman sekampus dan

dosen di fakultas

pertanian.makanan ini

banyak digemari karena

rasanya yang gurih dan

harga terjangkau. Setelah

menjadi tenant IbK, tenant

memindahkan lokasi

usahanya di rumah tenant

yaitu di Jl. Sungai Riam

Kiri 8 Yosodipuran Pasar

Kliwon Surakarta.

Manajemen waktu

direncanakan dengan baik,

sehingga kontinyuitas usaha

tetap terjaga meskipun

tenant masih kuliah.

Aktivitas promosi

dilakukan dengan menyebar

brosur di fakultas tempat

tenant kuliah.

B. Jumlah tenant yang menjadi Wirausaha Baru Mandiri

1. Tahun I

Pada tahun pertama, jumlah

tenant yang menjadi

wirausaha baru mandiri

adalah sebanyak 16 orang.

Tenant ini dipilih melalui

kegiatan seleksi bagi

mahasiswa UNS yang telah

memiliki usaha atau sedang

merintis usaha, sehingga

melalui kegiatan atau

program IbK ini diharapkan

usaha yang telah berjalan

dapat terus berkembang

sehingga semakin

meningkatkan jiwa

kewirausahaan mahasiswa

UNS.

2. Tahun II

Untuk tahun ke II, jumlah

tenant yang dihasilkan

ditargetkan minimal 7

orang tenant sehingga pada

akhir program IbK

diharapkan dapat dihasilkan

minimal 30 orang tenant

yang menjadi mitra PPKwu

LPPM UNS.

KESIMPULAN

Program Ipteks Bagi

Kewirausahaan cukup diminati

oleh mahasiswa UNS pada

umumnya, hal tersebut terlihat

Page 18: 35-59-1-SM

Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret

JKB No. 12. Th.VII. Januari 201381

dari banyaknya peserta yang

mengikuti seleksi

Kegiatan ini cukup memberikan

motivasi bagi mahasiswa yang

mulai merintis usaha untuk lebih

mengembangkan dan

meningkatkan omzet usahanya.

Kegiatan IbK memberikan

manfaat bagi mahasiswa dalam

mendorong tumbuhnya wirausaha

baru dari kalangan akademis.

SARAN

Untuk menjaga keberlanjutan

program IbK maka perlu

dilakukan kegiatan

pendampingan secara terus

menerus agar usaha tenant

semakin berkembang. Selain itu,

diperlukan penguatan jaringan

kerjasama, baik antara PPKwu

LPPM UNS dengan tenant; antar

tenant maupun antara tenant

dengan pelaku bisnis lainnya.

DAFTAR PUSTAKA Buchari Alma. 2007. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Ciputra. 2011. Ciputra Quantum Leap 2: Kenapa dan Bagaimana Entrepreneurship Mengubah. Jakarta. PT. Elex Media Computindo.

Meredith, Geoffrey G. 2002. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Jakarta : PPM.

Suryana. 2001. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat

Yusuf, Munawir, Drs., M.Si. 2010. Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan. Surakarta. UNS Press.