Upload
novi-latifa
View
221
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
apik iki
Citation preview
Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret
64JKB No. 12. Th.VII. Januari 2013
IPTEKS BAGI KEWIRAUSAHAAN (IbK) DI PUSAT PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN (PPKwu) LPPM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Oleh :
Susantiningrum, LV Ratna Devi S, MA Martina Andriani, Joko Sutrisno, dan Tutik Susilowati
Email: [email protected]
Abstrak
Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) merupakan program yang dirancang untuk memandu universitas menyelenggarakan unit layanan kewirausahaan yang professional, mandiri dan berkelanjutan, berwawasan knowledge based economy.Dalam upaya menciptakan wirausaha baru mandiri yang berbasis ipteks dan diharapkan sesuai dengan bidang ilmunya, pelaksanaan program IbK diwujudkan dalam bentuk pelatihan kewirausahaan, menempatkan mahasiswa untuk melaksanakan magang pada unit-unit usaha dan memfasilitasi mahasiswa dalam berwirausaha.Kegiatan IbK tiap tahunnya diwajibkan membina 15 orang calon wirausaha yang seluruhnya adalah mahasiswa dari program PKM, mahasiswa yang merintis usaha baru, dan alumni.Pelaksanaan program IbK di Pusat pengembangan Kewirausahaan telah membina 15 orang calon wirausaha baru yang usaha bergerak di bidang agro dan kuliner.Melalui program IbK calon wirausaha baru mendapatkanmotivasi bagi mahasiswa yang mulai merintis usaha untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan omzet usahanya.
Kata Kunci : Wirausaha Baru, IbK, ipteks PENDAHULUAN
PPKwu (Pusat Pengembangan
Kewirausahaan) UNS (Universitas
Sebelas Maret) merupakan salah satu
pusat studi di bawah LPPM UNS yang
secara insentif menyelenggarakan
kegiatan pengembangan kewirausahaan
mahasiswa.Sejak tahun 2009, PPKwu
telah melaksanakan kegiatan
pengembangan usaha mahasiswa melalui
Program Mahasiswa Wirausaha.Kegiatan
ini terus berlangsung sampai dengan
tahun 2012 dan menjadi salah satu
program unggulan PPKwu.
Sejak tahun pertama
diselenggarakannya Program mahasiswa
Wirausaha, Kegiatan ini telah menarik
minat 1466 orang mahasiswa. Dari 500
mahasiswa yang mengikuti tahapan
seleksi pada tahun 2009, sebanyak 95
mahasiswa dinyatakan lolos seleksi dan
Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret
JKB No. 12. Th.VII. Januari 201365
berhak mendapatkan pembinaan dan
pendampingan usaha. Pada tahun 2010,
minat mahasiswa yang mengikuti
kegiatan PMW meningkat menjadi 600
orang. Dari 600 mahasiswa tersebut,
sebanyak 119 orang dinyatakan lolos
seleksi Program Mahasiswa Wirausaha.
Di tahun 2011, kegiatan
pengembangan kewirausahaan mahasis-
wa yang diselenggarakan oleh PPKwu
bertambah. PPKwu UNS melaksanakan
dua kegiatan utama pengembangan
wirausaha mahasiswa yaitu Program
Mahasiswa Wirausaha dan Iptek bagi
Kewirausahaan yang didanai oleh Dirjen
DIKTI. Kegiatan Program Mahasiswa
Wirausaha yang dilaksanakan oleh
PPKwu telah berhasil menarik minat 466
mahasiswa UNS. Dari 411 orang
mahasiswa yang mengikuti seleksi,
sebanyak 78 mahasiswa lolos menjadi
peserta Program Mahasiswa Wirausaha
2011 dan berhak mendapat serangkaian
kegiatan yang mendukung kegiatan
wirausaha mahasiswa, yang meliputi
pelatihan sampai pendampingan usaha.
Sedangkan untuk kegiatan Iptek bagi
Kewirausahaan (IbK) yang dilaksanakan
di PPKwu, telah berhasil menarik minat
50 orang mahasiswa untuk mengikuti
kegiatan seleksi kegiatan ini. Dari 50
orang mahasiswa yang mengikuti tahap
seleksi, sebanyak 20 orang dinyatakan
lolos seleksi dan berhak mendapatkan
pendampingan dalam rangka pengem-
bangan usaha.
Pada tahun 2012 kegiatan
Program Mahasiswa Wirausaha hanya
meloloskan 38 peserta.Hal tersebut
dikarenakan adanya penurunan anggaran
untuk kegiatan Program Mahasiswa
Wirausaha.Namun demikian minat
mahasiswa untuk mengikuti program-
program kewirausahaan masih terbuka
lebar dengan adanya program Ipteks
Bagi Kewirausahaan yang berhasil
menarik minat sebanyak 48 peserta. Dari
48 peserta tersebut, sebanyak 16 orang
peserta dinyatakan lolos dan berhak
mengikuti proses pendampingan usaha
melalui program ipteks bagi
kewirausahaan.
Kegiatan-kegiatan pengembangan
kewirausahaan ini sangat diperlukan bagi
mahasiswa untuk menambah pengalaman
mahasiswa dalam kegiatan kewirausa-
haan. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian tim PPKwu terhadap
mahasiswa UNS tentang motivasi
kewirausahan. Dari hasil penelitian
diperoleh data mengenai minat
wirausaha mahasiswa cukup baik,
Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret
66JKB No. 12. Th.VII. Januari 2013
terbukti 15% responden sudah
melakukan wirausaha dan 17%
responden. Penelitian ini dilakukan pada
tahun 2011 dengan responden sebanyak
2000 orang dengan penyebaran merata di
sembilan fakultas Universitas Sebelas
Maret.
Angka tersebut menunjukkan
tingginya minat mahasiswa untuk
melaksanakan wirausaha yang ditandai
dengan banyaknya jumlah pendaftar
terhadap kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan kewirausahaan.
Tingginya jumlah pendaftar tersebut
tidak semuanya dapat tertampung
mengingat keterbatasan daya tampung
serta dana pelaksanaan program. Oleh
karena itu, untuk mengakomodir
tingginya minat mahasiswa untuk
melaksanakan kegiatan wirausaha
diperlukan adanya kegiatan yang
berkaitan dengan kewirausahaan secara
berkelanjutan di setiap tahun.Dengan
demikian kesempatan untuk berkarya
dan berwirausaha bagi mahasiswa selalu
terbuka di setiap tahunnya sehingga
mahasiswa yang tidak tertampung pada
tahun pertama dapat mengikuti seleksi
kembali di tahun berikutnya.
KELEMBAGAN IbK
Kelembagaan IbK Universitas
Sebelas Maret berada di bawah
koordinasi Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)
UNS dan dilaksanakan oleh Pusat
Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu)
yang memiliki Peer Groupdosen UNS
dari berbagai Fakultas serta mitra-mitra
praktisi bisnis yang concern terhadap
pertumbuhan dan perkembangan
wirausaha mahasiswa.
PELATIHAN PESERTA IbK Pada saat kegiatan pelatihan,
fasilitas yang diperoleh oleh peserta
pelatihan adalah seminar kit, makalah
pelatihan, sertifikat dan konsumsi (snack
dan makan siang). Kegiatan pelatihan in
class dilaksanakan untuk mendukung
pengembangan usaha tenant IbK.
Pelatihan tersebut yaitu :
1. Success Story oleh Jodi Broto
Suseno (Pemilik Waroeng Steak
and Shake)
Pelatihan ini ditujukan bagi
semua tenant IbK yang berjumlah
16 tenant. Pelatihan ini
memotivasi para tenant IbK untuk
pengembangan usaha kuliner dan
bagi pemasaran hasil pertanian.
Dalam pelatihan diberikan tips-
Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret
JKB No. 12. Th.VII. Januari 201367
tips dan trik usaha di bidang
kuliner serta tanya jawab seputar
usaha kuliner. Pelatihan ini
dikhususkan bagi tenant IbK yang
memiliki usaha di bidang kuliner,
yaitu Spaghetti Organik
(Aprilliana K), Minuman Sari
Jagung (Binti Sholikah), Sushima
(Fajar Dwi R), Mr Brown Bakery
"Sweet Brownies" (Gema Paku
Bumi), Es Clamud & Nasi Soto
(Hajar Yuli Annisa), Bakso Tahu
Mantap (Haris Putra Setyawan),
”Lasido” Outlet Krenyes Serba
Crispy (Noor Arifa Sitta BA),
HIK Chickbul (Zakaria Husein
Abdurrahman), Saaro Utama
Jagung (Puput Rio Aditama),
2. E-commerce oleh Yuyun
Estriyanto, S.Si., M.Si (Pakar IT)
Pelatihan e-commerce ditujukan
bagi semua tenant IbK, karena
pelatihan ini menjawab
kegelisahan tenant IbK mengenai
pemasaran produk yang selama
ini banyak menemui kendala
dalam pemasaran secara
konvensional, yaitu pemasaran
yang membutuhkan tempat dan
mendatangkan pembeli. Melalui
pemasaran berbasis dunia maya,
pemasaran akan menjadi lebih
mudah, murah, dan penguasaan
teknologi akan mudah diakses
oleh para tenant IbK dengan
banyaknya fasilitas wifi di
berbagai areal terutama area
kampus UNS.
3. Selling Skill dan Create Market
oleh Yuniawan Hidayat, S.Si.,
M.Si
Materi Selling Skill dan Create
Market diberikan pada semua
tenant IbK untuk mempertajam
ketrampilan memasarkan produk
hasil pertanian dan produk
kuliner mereka dengan cara
menciptakan pasar untuk
mendatangkan pembeli dengan
cara-cara yang mudah dan kreatif.
4. Pengembangan Kreativitas Bisnis
Pertanian dan Kiat
Pengembangan Usaha Berbasis
Pertanian oleh Ir. MA Martina
Andriani, MS
Pelatihan ini merupakan pelatihan
berbasis industry pertanian untuk
pengembangan usaha tenant IbK
yang menggeluti usaha di bidang
pertanian. Tenant IbK yang
memiliki usaha di bidang usaha
pertanian yaitu Budidaya Sayuran
Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret
68JKB No. 12. Th.VII. Januari 2013
Palawija (Ahmad Mursid),
Budidaya Jamur Tiram Anggar
(Anggit Tri Pamungkas),
Greenholic (Ribut Budiyono),
Budidaya Jamur Tiram (Sharih
Shadri), Ayam Kate Hias (Wiwit
Ariyanto), Budidaya Ayam
Kampung Petelur (Ngatijo),
5. Manajemen Keuangan oleh
Susantiningrum, SPd., SE., MAB
Pelatihan Manajemen Keuangan
bagi para tenant IbK sangat
diperlukan untuk menunjang
kelangsungan usaha mereka agar
terorganisir dengan baik. Melalui
pelatihan manajeman keuangan
ini dapat diketahui arus keuangan
usaha, sehingga dapat dilihat
bagaimana kondisi usaha yang
sedang dijalankan oleh tenant
IbK.
LABORATORIUM PENDUKUNG IbK
Pusat Pengembangan
Kewirausahaan (PPKwu) sebagai
pelaksana kegiatan IbK memiliki gedung
inkubator bisnis yang dapat digunakan
sebagai Laboratorium Pendukung untuk
kegiatan IbK. Selain itu PPKwu juga
bekerjasama dengan Fakultas Pertanian
UNS yang memiliki berbagai
laboratorium pertanian. Laboratorium
yang digunakan untuk mendukung
kegiatan tenant IbK di Pusat
Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu)
antara lain:
1. Inkubator Bisnis
Gedung ini berfungsi sebagai
laboratorium inkubator untuk
usaha baru yang telah dirintis
mahasiswa. Di gedung incubator
bisnis terdapat laboratorium
pembibitan jamur, yang dapat
digunakan oleh tenant IbK:
Budidaya Jamur Tiram Anggar
(Anggit Tri Pamungkas) dan
Budidaya Jamur Tiram (Sharih
Shadri), Selain itu, di gedung
inkubator bisnis, para tenant
juga dapat memamerkan hasil
produksinya di lemari display
yang ada di ruang inkubator.
2. Rumah Kaca
Rumah kaca dapat dimanfaatkan
oleh tenant sebagai sarana untuk
mengembang biakkan bibit
tanaman yang akan
dibudidayakan. Tenant yang
menggunakan fasilitas ini yaitu;
Budidaya Sayuran Palawija
Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret
JKB No. 12. Th.VII. Januari 201369
(Ahmad Mursid), Budidaya Jati
“Greenholic” (Ribut Budiyono).
3. Laboratorium Pangan dan Gizi
Usaha tenant IbK di bidang
kuliner sangat bervariasi dan
kreatif. Tenant IbK dapat
menggunakan laboratorium ini
untuk berinovasi mengolah
makanan yang bergizi namun
memiliki rasa yang lezat. Tenant
IbK yang dapat memanfaatkan
laboratorium ini yaitu Spaghetti
Organik (Aprilliana K),
Minuman Sari Jagung (Binti
Sholikah), Sushima (Fajar Dwi
R), Mr Brown Bakery "Sweet
Brownies" (Gema Paku Bumi),
Es Clamud & Nasi Soto (Hajar
Yuli Annisa), Bakso Tahu
Mantap (Haris Putra Setyawan),
”Lasido” Outlet Krenyes Serba
Crispy (Noor Arifa Sitta BA),
HIK Chickbul (Zakaria Husein
Abdurrahman), Saaro Utama
Jagung (Puput Rio Aditama).
FASILITAS PERALATAN IbK
Fasilitas peralatan yang
disediakan oleh PPKwu terdiri dari
beberapa macam peralatan kuliner dan
pertanian. Peralatan tersebut dapat
digunakan pada beberapa macam
kelompok usaha seperti pengolahan
makanan, pengemasan dan budidaya
tanaman. Beberapa peralatan produksi
yang dimiliki oleh PPKwu yang dapat
digunakan (dipinjam) oleh tenant
diantaranya oven, blender, mixer,hand
sealer dan mesin autoclave. Peralatan ini
telah digunakan oleh tenant IbK yaitu :
1. Oven
Dapat digunakan oleh Mr
Brown Bakery "Sweet
Brownies" (Gema Paku Bumi)
untuk memanggang brownies,
Saaro Utama Jagung (Puput Rio
Aditama) untuk mengeringkan
jagung menjadi tepung jagung.
2. Blender
Dapat digunakan oleh Spaghetti
Organik (Aprilliana K),
Sushima (Fajar Dwi R), Es
Clamud & Nasi Soto (Hajar
Yuli Annisa), Bakso Tahu
Mantap (Haris Putra Setyawan),
”Lasido” Outlet Krenyes Serba
Crispy (Noor Arifa Sitta BA),
HIK Chickbul (Zakaria Husein
Abdurrahman) untuk
menghaluskan bumbu.
3. Mixer
Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret
70JKB No. 12. Th.VII. Januari 2013
Digunakan oleh Mr Brown
Bakery "Sweet Brownies"
(Gema Paku Bumi) untuk
mencampur adonan bahan baku
brownies.
4. Hand Sealer
Dapat digunakan untuk
mengemas produk Aksesoris
”Marwa Craft” Aneka Souvenir
& Gift Flanel (Desy Ayu SP),
Bakso Tahu Mantap (Haris
Putra Setyawan), ”Lasido”
Outlet Krenyes Serba Crispy
(Noor Arifa Sitta BA).
5. Mesin Autoclave
Mesin autoclave dapat
digunakan oleh tenant yang
ingin mengembangkan usaha
budidaya jamur, yaitu :
Budidaya Jamur Tiram Anggar
(Anggit Tri Pamungkas) dan
Budidaya Jamur Tiram (Sharih
Shadri).
TENANT IbK
A. Jumlah Tenant Tahun 2012
Tahun 2012, jumlah tenant program IbK adalah sebanyak 16 orang, yang terdiri dari :
1. 1 (satu) orang mahasiswa
alumni PKMK,
2. 15 (lima belas) orang
mahasiswa yang sedang
merintis usaha baru
METODE PELAKSANAAN IbK
Metode IbK yang dilaksanakan di Pusat Pengembangan kewirausahaan (PPKwu) LPPM UNS adalah sebagai berikut :
A. Pelatihan Manajemen Bisnis
B. Magang
C. Konsultasi dan Kunjungan ke Lokasi
Usaha Tenant, serta
D. Lain-lain : Studi Banding ke UKM
Potensial
A. Pelatihan Manajemen Bisnis
Jumlah pelatihan Manajemen Bisnis dilaksanakan sebanyak 1 kali pelatihan dalam 1 tahun. Pada tahun 2012 ini, pelatihan dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 9-10 Oktober 2012 dengan materi pelatihan lebih dititikberatkan pada materi mengenai kemampuan menjual atau selling skill untuk meningkatkan omset penjualan yang diperlukan dalam melakukan kegiatan usaha riil serta materi mengenai manajemen keuangan (pendanaan/modal). Materi yang diberikan pada pelatihan ini meliputi :
1. Succes story
Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret
JKB No. 12. Th.VII. Januari 201371
2. Create market
2. Selling Skill
3. E. Commerce
4. Manajemen Keuangan
B. Magang
Magang yang dilaksanakan oleh tenant IbK bukan merupakan magang di perusahaan melainkan magang pemasaran mandiri. Kegiatan magang pemasaran mandiri dilaksanakan selama satu bulan, yaitu pada 17 September-15 Oktober 2012. Pada kegiatan magang pemasaran mandiri, kemampuan tenant dilatih untuk melakukan kegiatan pemasaran produk masing-masing berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pelatihan. Praktek magang pemasaran dilakukan secara berkelompok dengan pembagian kelompok kuliner dan kelompok budidaya tanaman. Masing-masing kelompok menjual lebih dari satu macam produk sesuai dengan produk yang dihasilkan tiap tenant serta ditambah dengan produk dari tenant lainnya yang sejenis (satu kelompok). Pada saat magang pemasaran, tenant diwajibkan menyusun jurnal harian magang untuk mencatat hasil yang diperoleh setiap harinya.
Jenis usaha untuk magang pemasaran dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu :
1. Usaha Budidaya
Kelompok usaha budidaya mencakup tenant Ahmad Mursid (Budidaya Sayuran Palawija), Anggit Tri Pamungkas (Budidaya Jamur Tiram Anggar), Sharih Sadri (Budidaya Jamur Tiram), Ngatijo (”Kang Jhoe” Budidaya Ayam Kampung Petelur), Wiwit Ariyanto (Ayam Kate Hias) dan Ribut Budiyono (”Greenholic” Budidaya Jati Emas)
2. Usaha Perdagangan
Kelompok usaha perdagangan meliputi tenant Puput Rio Aditama (Saaro Utama Jagung Production) dan Desy Ayu SP (”Marwa Craft” Aneka Souvenir & Gift Flanel)
3. Usaha Makanan
Kelompok usaha yang memproduksi makanan yaitu Apriliana Kurniasari (”Shorga” Spaghetti Organik), Binti Solikah (Minuman Sari Jagung), Fajar Dwi R (Sushima), Gema Paku Bumi (Mr Brown Bakery "Sweet Brownies"), Hajar Yuli Anisa (Es Clamud & Nasi Soto), Haris Putra Setyawan (Bakso
Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret
72JKB No. 12. Th.VII. Januari 2013
Tahu Mantap), Noor Arifa Sitta BA (”Lasido” Outlet Krenyes Serba Crispy), Zakaria Husein Abdurrahman (”HIK Chickbul” Warung HIK)
Lokasi tempat magang untuk setiap tenant berbeda-beda sesuai dengan lokasi usaha masing-masing tenant. Untuk kegiatan koordinasi masing-masing kelompok tenant, ditentukan berdasarkan kesepakatan anggota kelompok di bawah pengawasan dosen pembimbing, baik di lokasi usaha tenant, di lingkungan kampus UNS, di area Car Free Day maupun di PPKwu LPPM UNS.
C. Konsultasi danKunjungan ke Lokasi Usaha Tenant
Kegiatan konsultasi dilakukan dengan dua cara yaitu di kantor IbK dan di lokasi usaha masing-masing tenant. Kegiatan di kantor IbK dilayani setiap hari kerja dengan melakukan perjanjian terlebih dahulu dengan peer group yang memiliki kompetensi di bidang yang akan dikonsultasikan. Sedangkan metode kunjungan dilakukan untuk memastikan pelaksanaan pengembangan usaha masing-masing tenant secara riil di lapangan.
Tahapan kegiatan konsultasi bagi tenant IbK
dilaksanakan dalam tiga (3)aktivitas utama yaitu : (1) pada saat konsultasi laporan magang pemasaran, (2) pada saat penyusunan rencana pengembangan usaha, dan (3) selama implementasi pengembangan usaha tenant.
Kegiatan konsultasi penyusunan laporan magang dilaksanakan selama 2 minggu dari tanggal 1 - 12 Oktober 2012. Frekuensi konsultasi masing-masing kelompok adalah 1 kali/minggu. Hal yang sama juga dilakukan pada kegiatan konsultasi penyusunan rencana pengembangan usaha. Frekuensi konsultasi masing-masing tenant adalah 1 minggu sekali selama 2 minggu.
Kegiatan kunjungan ke lokasi usaha tenant dilakukan minimal sebanyak 12 kunjungan dalam kurun waktu satu tahun. Sedangkan konsultasi secara mandiri untuk setiap tenant minimal melakukan konsultasi 1 kali/bulan di kantor IbK, tergantung pada kebutuhan masing-masing tenant dalam rangka kegiatan pengembangan usahanya. Namun demikian pada kenyataannya banyak tenant yang melakukan konsultasi lebih dari sekali dalam setiap bulannya.
D. Lain-lain: Studi Banding ke UKM Potensial
Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret
JKB No. 12. Th.VII. Januari 201373
Dalam rangka memberikan
contoh nyata tentang usaha yang
dirintis oleh mahasiswa atau
pemuda dan dapat berhasil, maka
peserta IbK di PPKwu LPPM
UNS dengan didampingi oleh
team pelaksana melakukan studi
banding atau kunjungan
lapangan. Lokasi yang menjadi
target sasaran studi banding/
kunjungan lapang pada tahun
pertama ini adalah ke usaha-
usaha dari pemenang wirausaha
muda mandiri yang ada di
Yogyakarta. Adapun lokasi
kunjungan yaitu Kedai Digital,
Waroeng Steak and Shake dan
Salakka Brownies. Kegiatan
kunjungan lapang/studi banding
ini dilaksanakan sebanyak 1
kali/tahun. Kegiatan ini bertujuan
sebagai sarana berbagi
pengalaman dan informasi dari
pemenang wirausaha muda
mandiri kepada tenant IbK dalam
rangka pengembangan usaha
Pemasaran Produk Tenant
Pemasaran produk tenant
dilakukan secara mandiri.
Pemasarannya dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu melalui
social media marketing (facebook
dan fanpage, twitter), melalui
konsinyasi, pembuatan pamflet,
banner, brosur, outlet, website,
kerjasama dengan pengepul,
menjadi sponsorship kegiatan,
penjualan langsung ke konsumen
hingga pemasaran dari mulut ke
mulut (mouth to mouth
promotion).
Pangsa pasar yang
dijadikan sebagai sasaran utama
dari tenant IbK selama ini masih
terbatas pada pangsa pasar lokal.
Hal tersebut dikarenakan usaha
tenant IbK masih tergolong
industry rintisan skala kecil.
Sehingga untuk merambah
pemasaran keluar kota masih
membutuhkan waktu yang cukup
lama.
EVALUASI KINERJA PROGRAM
A. Kondisi Usaha Mahasiswa
Sebelum dan Setelah
Jadi Tenant
1. Ahmad Mursid (Budidaya Sayuran Palawija)
Budidaya sayuran palawija
yang dikembangkan oleh
Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret
74JKB No. 12. Th.VII. Januari 2013
tenant Ahmad Mursid
sebelum menjadi tenant IbK
dipasarkan di areal sekitar
kampung tempat tinggal
tenant. Setelah menjadi
tenant IbK pemasarannya
semakin meluas hingga ke
Kampus UNS. Dikarenakan
sayuran palawija organik
harganya lebih mahal dari
pada sayuran biasa, maka
strategi pemasarannya
dengan media internet. Dari
aspek budidaya tanaman,
tenant lebih banyak
menggunakan pestisida
nabati untuk meningkatkan
produksi.
2. Anggit Tri Pamungkas (Budidaya Jamur Tiram Anggar)
Budidaya jamur tiram yang
dikembangkan oleh tenant
Anggit Tri Pamungkas
sebelum menjadi tenant IbK
untuk proses sterilisasi
menggunakan tungku
pemanas sederhana. Setelah
menjadi tenant IbK
3. Apriliana Kurniasari (”Shorga” Spaghetti Organik)
Sebelum menjadi produksi
Spaghetti organik adalah
setiap hari minggu saja,
yaitu ketika kegiatan car
free day di kota solo.
Namun setelah menjadi
tenant IbK kegiatan
produksinya mengalami
peningkatan menjadi setiap
hari. Pemasaran ny
dilakukan di boulevard
kmpus UNS setiap ore nya.
4. Binti Solikah (Minuman Sari Jagung)
Minuman sari jagung yang
dikembangkan oleh Binti
Sholikah padamulanya
merupakan kegiatan uji
coba terhadap diversifikasi
produk jagung. Metode
yang sederhana dalam
pengolahan minuman sari
jagung membuat minuman
ini kurang banyak diminati
oleh konsumen. Namun
Binti Solikah tidak berputus
asa dan terus mencoba
resep-resep minuman sari
Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret
JKB No. 12. Th.VII. Januari 201375
jagung untuk mendapatkan
rasa yang enak dan disukai
banyak konsumen. Setelah
menjadi tenant IbK,
kegiatan uji coba di
laboratorium pangan dan
konsultasi dengan dosen
pembimbing semakin
menyempurnakan rasa
minuman sari jagung ini.
5. Desy Ayu SP (”Marwa Craft” Aneka Souvenir & Gift Flanel)
Sebelum menjadi tenant
IbK kegiatan usaha aneka
souvenir marwa craft
kapasitas produksinya
hanya sebatas pada
souvenir saja. Kegitan
tersebut meningkat ketika
ada pesanan untuk acara-
acara tertentu, misalnya
acara pernikahan. Setelah
menjadi tenant IbK,
kapasitas produksi
pembuatan souvenir
meningkat menjadi dua kali
lipat dari awal didirikannya
dan pemasrannya juga tidak
hanya sebatas teman dan
mahasiswa di kampus,
namun juga melalui
konsinyasi dengan toko.
Dalam perkembangannya
Gift flanel merupakan
pengembangan usaha dari
souvenir sehingga
menjadikan usaha ini
memiliki produksi
tambahan selain aneka
souvenir.
6. Fajar Dwi R (Sushima)
Usaha yang dijalankan oleh
Fajar Dwi R, pada mulanya
berawal dari hobi
memasak. Dari hobi itulah
maka dimulailah kegiatan
usaha Sushima. Mulanya
usaha ini hanya berdasrakan
pemesanan teman-teman
tenant yang menyukai
makanan jepang sushi.
Setelah menjadi tenant IbK
pemasaran sushima mulai
merambah ke pangsa yang
lebih besar, yaitu dengan
menitipkan dagangan ke
kantin-kantin di dalam
kampus UNS.
Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret
76JKB No. 12. Th.VII. Januari 2013
7. Gema Paku Bumi (Mr Brown Bakery "Sweet Brownies")
Sebelum menjadi tenant IbK
PPKwu, usaha Gema Pku
Bumi hanya aktif pada saat
ada pemesanan kue
brownies saja. Manajemen
pengelolaan juga masih
terbatas karena usaha ini
merupakan usaha yang
dikelola secara
kekeluargaan. Pada saat
ini, usaha Mr. Brown
Bakery sudah menjadi
usaha profesional dengan
manajemen yang lebih
tertata. Kegiatan
produksinya pun sudah
berjalan secara
berkesinambungan dengan
hasil produksi mencapai 20
loyang per bulan. Selain itu,
usaha ini sudah mulai
mengembangkan beberapa
pengemas sebagai salah
satu bentuk diversifikasi
produk.
8. Hajar Yuli Anisa (Es Clamud & Nasi Soto)
Usaha ini sempat vakum
ketika teman yang
bekerjasama mendirikan
usaha ini memilih untuk
lepas dari usaha es clamud
dan nasi soto. Setelah
menjadi tenant IbK dan
mendapat bantuan modal,
usaha ini mulai berjalan
kembali. Pemindahan
tempat usaha yang semula
di berada daerah kampus
kemudian beralih ke
Wonoharjo RT02/VIII
Gondangrejo Karangnyar.
Pemilihan tempat usaha di
lokasi rumah tenant
memudahkan tenant dalam
menjalankan usaha dengan
dibantu oleh anggota
keluarga.
9. Haris Putra Setyawan (Bakso Tahu Mantap)
Sebelum menjadi tenant
IbK, usaha tenant hanya
sebatas makanan yang
disajikan berupa adonan
baso yang ada di dalam
tahu, dan disajikan dengan
kuah panas serta pelengkap
Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret
JKB No. 12. Th.VII. Januari 201377
bihun. Setelah menjadi
tenant, usaha ini
mengembangkan produk
dengan membuat tahu
bakso dalam
kemasan.Dengan produk
dalam kemasan ini
pemasarannya bisa
menjangkau pasar yang
lebih luas.
10. Ngatijo (”Kang Jhoe” Budidaya Ayam Kampung Petelur)
Ayam kampung memiliki
harga yang tinggi dan
permintaan yang cukup
besar di pasar. Dengan
melihat kondisi ini,
kemudian didirikanlah Vill
Farm yang bergerak di
bidang budidaya ayam
kampung. Akan tetapi,
ilmu yang diperoleh dalam
menjalankan usaha ini
dilakukan secara otodidak
karena tenant tidak
memperoleh pendidikan
formal mengenai usaha ini.
Pemeliharaannya pun
dilakukan secara alami dan
belum diintesifkan dengan
baik. Setelah menjadi
tenant, pemilik diajarkan
cara-cara (manajemen)
budidaya ayam kampung
yang baik mulai dari
kandang, benih, pakan,
kesehatan, dan sebagainya
sehingga kegiatan budidaya
ayam kampung menjadi
semakin baik.
11. Noor Arifa Sitta BA (”Lasido” Outlet Krenyes Serba Crispy)
Sebelum menjadi tenant
IbK, outlet makanan
krenyes serba crispy ini
tidak rutin buka, sehingga
pelanggan sering kecewa.
Hal tersebut dikarenakan
manajemen yang kurang
terorganisir dengan baik.
Dikarenakan usaha ini
bekerjasama dengan teman
kuliah dari tenant. Setelah
menjadi tenant, manajemen
usaha menjadi terkoordinasi
dengan baik, ada
perencanaan kegiatan usaha
yang dilakukan oleh tenant.
Untuk menjamin
kontinuitas produksi, tenant
Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret
78JKB No. 12. Th.VII. Januari 2013
bekerjasama dengan tenant
IbK Anggit Tri Pamungkas
sebagai supliyer jamur yang
merupakan bahan baku
makanan krenyes serba
crispy.
12. Puput Rio Aditama (Saaro Utama Jagung Production)
Pada mulanya usaha ini
hanya sebatas penjualan
hasil panen jagung. Setelah
menjadi tenant IbK usaha
ini Usaha ini hanya
beroperasi ketika musim
panen jagung tiba. Namun
ketika musim panen tiba
harga jagung menjadi
murah dan tenant
mengalami kebangkrutan.
Setelah menjadi tenant IbK
usaha jagung milik Puput
Rio Aditama
mengembangkan usaha
dengan cara membuat
tepung jagung, sehingga
usaha ini tidak hanya
beroperasi ketika panen
jagung.
13. Ribut Budiyono (”Greenholic” Budidaya Jati)
Awalnya usaha yang
dijalankan oleh Ribut
Budiyono merupakan
gabungan usaha dibawah
satu manajemen
Greenholic. Usaha ini
terdiri berbagai usaha, yaitu
green food, green
merchandise, dan grren
gold (budidaya jati). Setelah
menjadi tenant IbK dan
mendapat pelatihan dan
beberapa kali konsultasi,
usaha ini akhirnya
memutuskan untuk
menekuni satu usaha, yaitu
budidaya jati. Dengan
hanya menekuni satu usaha
saja maka manajemen
usaha nya akan lebih
mudah. Dan konsentrasi
usaha nya tidak terpecah
menjadi tiga. Setelah usaha
ini berjalan lancar, akan
dikembangkan usaha yang
lain.
14. Sharih Sadri (Budidaya Jamur Tiram)
Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret
JKB No. 12. Th.VII. Januari 201379
Usaha ini pada awalnya
hanya memanfaatkan dapur
rumah tenant yang luas
untuk dijadikan tempat
pembibitan dan
pembudidayaan jamur.
Namun dalam
perjalanannya, budidaya
jamur di dalam rumah
kurang mendapatkan hasil
yang bagus. Panen jamur
dalam satu log hanya
terdapat satu kuntum jamur
saja. Setelah mengikuti
program IbK, tenant
mendapat pelatihan tentang
budidaya jamur maka
pemindahan lokasi
pembudidayaan jamur tidak
lagi menempati ruang di
dalam rumah tenant. Hal
tersebut dikarenakan tempat
pengembangbiakan jamur
yang kurang representatif,
sarana dan prasarana
kurang mendukung.
15. Wiwit Ariyanto (Ayam Kate Hias)
Sebelum menjadi tenant
IbK, budidaya ayam kate yg
dijalankan oleh tenant IbK
Wiwit Ariyanto hanyalah
sebatas hobi saja dan belum
diperjualbelikan dalam
jumlah banyak. Setelah
menjadi tenant IbK, Wiwit
Ariyanto mendapat
pengetahuan bagaimana
cara merawat ayam mulai
dari ketersediaan pakan,
pemeliharaan kandang,
perawatan bulu-bulu ayam.
Tenant juga mulai
mengembangkan
pembibitan ayam kate hias
untuk dijual anakannya.
Aktivitas promosi juga
ditingkatkan untuk menarik
konsumen yang belum
banyak yang tahu tentang
penjualan ayam kate hias.
16. Zakaria Husein Abdurrahman (”HIK Chickbul” Warung HIK)
Usaha ini dimulai dari
kegiatan Program
Kreativitas Mahasiswa-
Kewiausahaan (PKM-K)
yang kemudian
dikembangkan menjadi
Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret
80JKB No. 12. Th.VII. Januari 2013
usaha mahasiswa. Usaha
ini awalnya hanya
menerima pesanan dari
teman-teman sekampus dan
dosen di fakultas
pertanian.makanan ini
banyak digemari karena
rasanya yang gurih dan
harga terjangkau. Setelah
menjadi tenant IbK, tenant
memindahkan lokasi
usahanya di rumah tenant
yaitu di Jl. Sungai Riam
Kiri 8 Yosodipuran Pasar
Kliwon Surakarta.
Manajemen waktu
direncanakan dengan baik,
sehingga kontinyuitas usaha
tetap terjaga meskipun
tenant masih kuliah.
Aktivitas promosi
dilakukan dengan menyebar
brosur di fakultas tempat
tenant kuliah.
B. Jumlah tenant yang menjadi Wirausaha Baru Mandiri
1. Tahun I
Pada tahun pertama, jumlah
tenant yang menjadi
wirausaha baru mandiri
adalah sebanyak 16 orang.
Tenant ini dipilih melalui
kegiatan seleksi bagi
mahasiswa UNS yang telah
memiliki usaha atau sedang
merintis usaha, sehingga
melalui kegiatan atau
program IbK ini diharapkan
usaha yang telah berjalan
dapat terus berkembang
sehingga semakin
meningkatkan jiwa
kewirausahaan mahasiswa
UNS.
2. Tahun II
Untuk tahun ke II, jumlah
tenant yang dihasilkan
ditargetkan minimal 7
orang tenant sehingga pada
akhir program IbK
diharapkan dapat dihasilkan
minimal 30 orang tenant
yang menjadi mitra PPKwu
LPPM UNS.
KESIMPULAN
Program Ipteks Bagi
Kewirausahaan cukup diminati
oleh mahasiswa UNS pada
umumnya, hal tersebut terlihat
Susantiningrum, Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) di Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) LPPM Universitas Sebelas Maret
JKB No. 12. Th.VII. Januari 201381
dari banyaknya peserta yang
mengikuti seleksi
Kegiatan ini cukup memberikan
motivasi bagi mahasiswa yang
mulai merintis usaha untuk lebih
mengembangkan dan
meningkatkan omzet usahanya.
Kegiatan IbK memberikan
manfaat bagi mahasiswa dalam
mendorong tumbuhnya wirausaha
baru dari kalangan akademis.
SARAN
Untuk menjaga keberlanjutan
program IbK maka perlu
dilakukan kegiatan
pendampingan secara terus
menerus agar usaha tenant
semakin berkembang. Selain itu,
diperlukan penguatan jaringan
kerjasama, baik antara PPKwu
LPPM UNS dengan tenant; antar
tenant maupun antara tenant
dengan pelaku bisnis lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Buchari Alma. 2007. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
Ciputra. 2011. Ciputra Quantum Leap 2: Kenapa dan Bagaimana Entrepreneurship Mengubah. Jakarta. PT. Elex Media Computindo.
Meredith, Geoffrey G. 2002. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Jakarta : PPM.
Suryana. 2001. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat
Yusuf, Munawir, Drs., M.Si. 2010. Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan. Surakarta. UNS Press.