Upload
isma-adila
View
138
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/11/2018 35968874 Peran Media Dalam Perubahan Konsepsi Terorisme Internasional Pasca 9 11 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/35968874-peran-media-dalam-perubahan-konsepsi-terorisme-internasional-pasca-9-11 1/12
Peran Media dalam Perubahan Konsepsi Terorisme Internasional Pasca 9/11
Reza Lukmanda
This paper argues that the recent phenomenon of international terrorism influenced by terrorism attack in United Sates of America,
September 11, 2001 (9/11). The word terrorism was not so popular in
international relations because of its small phenomenon to explain
what international terrorism is. The development of information
technology and its influence to media has contributed to characterize
international terrorism. Even though today there are not clear
definitions for terrorism itself, but international terrorism issues today
is generated with Moslem. The writer believes that its association has
influenced by media. Most of international terrorism news has been
reporting by Western Media based on 9/11 phenomenon. This paper
will describe how their reporting deals with the generalization of
international terrorism after 9/11.
Keywords: International Terrorism, Media, International Security,
Conception, 9/11.
Pendahuluan
Peristiwa 9/11 telah membawa dampak perubahan besar dalam politik maupun
keamanan internasional. Meskipun kejadian ini berlangsung di Amerika Serikat (AS)
namun pengaruhnya mampu menyentuh dunia internasional. Selain itu pengaruh
tersebut tidak hanya menyentuh politik maupun keamanan internasional, tetapi juga
pada aspek lainnya misalnya saja media. Dalam ranah politik dan keamanan
internasional salah satu pengaruh besar yang diterima adalah perubahan konsepsi,
baik itu konsepsi keamanan nasional ataupun konsepsi keamanan internasional.
Sebagai contoh dari pengaruh kejadian 9/11 terhadap konsepsi keamanan global
adalah wacana terorisme itu sendiri yang mulai mencuat. Indikasi mencuatnya wacana
baru terhadap terorisme dapat terlihat dari berbagai forum bilateral maupun
internasional yang memasukkan masalah terorisme sebagai salah satu pembahasan.
Sementara itu, perubahan juga terlihat dalam perihal media. Setidaknya informasi
1
5/11/2018 35968874 Peran Media Dalam Perubahan Konsepsi Terorisme Internasional Pasca 9 11 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/35968874-peran-media-dalam-perubahan-konsepsi-terorisme-internasional-pasca-9-11 2/12
mengenai peristiwa-peristiwa yang melibatkan suatu negara atau pemerintahan di
liput oleh media yang kemudian menjadi bahan konsumsi bagi masyarakat atau
public.
Media adalah salah satu faktor berpengaruh dalam perubahan peradaban yang ada saat
itu. Pengaruh tersebut memang tidak bisa dipungkiri dari perannya sebagai pembawa
informasi. Kecanggihan teknolgi saat ini, memungkinkan peran media semakin besar
dalam menyampaikan berbagai berita atau peristiwa kepada public. Media tidak lagi
terbatas pada media cetak yang meliputi Koran atau majalah, tetapi juga media
elektronik seperti televisi dan internet. Tentu saja dengan berkembangnya teknologi
informasi tersebut membawa perubahan besar dalam role model akses terhadap suatu
berita melalui suatu media cetak maupun elektronik.
Terkait dengan peristiwa 9/11 yang cukup mengemparkan masyarakat internasional,
turut serta membawa role model media dalam pemberitaan kepada public. Role model
tersebut tidak hanya pada bagaimana peristiwa itu terjadi tetapi juga pada
pembentukkan konsepsi apa, siapa, dan bagaimana terorisme itu sendiri. Oleh karena
itu, tidaklah mengherankan apabila pada akhirnya persepsi mengenai terorisme di
dalam public internasional sendiri tidak jauh berbeda. Setidaknya ada beberapa
persamaan ketika public internasional mendefinisikan terorisme, meskipun secara
ilmiah belum ada sepakat di antara para ilmuwan mengenai terorisme itu sendiri.
Terorisme memang bukan merupakan suatu wacana yang baru dalam kehidupan
bermasyarakat terutama dalam tingkat nasional. Setidaknya masalah-masalah yang
dikatakan sebagai aksi terorisme sudah dikenal sejak lama. Namun inilah yang
kemudian menggantikan konsepsi baru mengenai terorisme itu sendiri sejak pasca
peristiwa 9/11. Masalah terorisme telah menjadi perhatian para petinggi negara-
negara di dunia dan bahkan kalangan masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh mantan
Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Republik Indonesia di harian modus (dalam
kutipan Purwanto, 2004: 12) bahwa terorisme sebagai ancaman paling nyata dan
serius bagi stabilitas keamanan nasional maupun internasional pada saat ini maupun
masa yang akan datang.
2
5/11/2018 35968874 Peran Media Dalam Perubahan Konsepsi Terorisme Internasional Pasca 9 11 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/35968874-peran-media-dalam-perubahan-konsepsi-terorisme-internasional-pasca-9-11 3/12
Gerakan terorisme kini bukan lagi masalah perseorangan suatu negara, tetapi telah
menyentuh masyarakat internasional. Oleh karena itu tidaklah heran kemudian
masalah terorisme ini dapat disebut sebagai masalah-masalah transnasional. Seperti
yang dikatakan oleh Grant Wardlaw (dalam kutipan Purwanto, 2004: 14 ) bahwa
”terrorism is now an export industry”. Apa yang dikatakan oleh Grant juga seiring
dengan apa yang dikatakan oleh Colin Wilson, seorang pakar masalah internasional,
bahwa terrorisme adalah “the world’s most sinister growth industry”.
Berbicara mengenai isu terorisme dalam lingkup studi hubungan internasional itu
sendiri tidak dapat dilepaskan dari tren terorisme dalam tren global. Setidaknya inilah
yang kemudian menjadi focus pertanyaan penulisan dalam makalah ini, yaitu
bagaimana peran media dalam mengeneralisasi terorisme internasional? Namun
sebelumnya, perlu dijelaskan tren terorisme internasional sebagai suatu tren yang
dibawa oleh media akibat perkembangan teknologi informasi saat ini seperti yang
dijelaskan pada paragraph sebelumnya.
Sebuah lembaga yang bergerak di bidang penelitian dan kajian-kajian masalah-
masalah terorisme, The Terrorism Research Center (dalam kutipan Purwanto, 2004:
13) pernah mengumumkan hasil penelitiannya mengenai tren terorisme global. Dalam
laporan tersebut diungkapkan, selama kurun waktu 1993 – 1998 sebenarnya jumlah
aksi-aksi terorisme di seluruh dunia memperlihatkan penurunan, namun di Asia
tercatat justru terjadi peningkatan. Misalnya saja pada tahun 1966 di Asia terjadi 11
aksi terorisme, 21 aksi terorisme pada tahun 1997, dan sebanyak 48 aksi terjadi pada
tahun 1998, dan pasca 1998 hingga 2003 diprediksi telah terjadi aksi terorisme
sebanyak 100 aksi kekerasan maupun terorisme yang bersakalan besar di kawasan
Asia, dan beberapa diantaranya juga di kawasan Asia Pasifik. Jika dibandingkan
dengan kawasan lain pada saat itu, aksi terorisme di Asia cukup besar dibandingkan
dengan aksi terorisme yang terjadi dikawasan lain.
Inilah yang kemudian menjadi titik awal penulisan ini. Setidaknya fakta menunjukan
bahwa pemberitaan, termasuk forum-forum internasional yang gencar membicarakan
masalah terorisme baru banyak berkembang setelah pasca peristiwa 9/11. seolah-olah
peristiwa 9/11 menjadi suatu titik awal dari focus isu yang banyak dibicarakan oleh
negara-negara serta media dalam lingkup nasional maupun internasional. Setidaknya
3
5/11/2018 35968874 Peran Media Dalam Perubahan Konsepsi Terorisme Internasional Pasca 9 11 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/35968874-peran-media-dalam-perubahan-konsepsi-terorisme-internasional-pasca-9-11 4/12
dapat dihitung berapa jumlah perjanjian-perjanjian yang kemudian hadir sebagai
langkah untuk mengantisipasi gerakan terorisme pasca peristiwa 9/11 jika
dibandingkan dengan sebelum peristiwa 9/11.
Gambaran Terorisme Internasional Pasca 9/11
Gerakan dan aksi terorisme sebenarnya telah ada sejak dahulu kala. Banyak berbagai
ilmuwan yang mencoba mengidentifikasi dan bahkan mendefiniskan terorisme, tetapi
peristiwa 9/11 setidaknya telah membuka suatu indikasi tertentu terhadap sesuatu
yang dapat dikatakan terorisme maupun aksi terorisme. Meskipun belum ada definisi
yang jelas mengenai terorisme, penulis akan mencoba mengutip definisi terorisme
yang dijelaskan oleh Gus Martin (2006: 50) bahwa yang dimaksud denagn terorisme
internasional adalah “terrorism that spills over onto the world’s stage. Targets are
selected because of their values as symbols of international interest, either within the
home country or across state boundaries”.
Berdasarkan pernyataan Gus Martin mengenai terorisme, penulis dapat mengatakan
bahwa istilah terorisme itu sendiri muncul ketika gerakan dan aksi terorisme itu tidak
hanya berada pada suatu negara. Terorisme telah berkembang tidak hanya pada
lingkup aksi-aksi dan dampaknya terhadap negara-negara yang menjadi tempat aksi
terorisme. Namun terorisme internasional juga berkembang berdasarkan
keberadaannya. Kini terorisme internasional dikaitkan mengenai jaringan-jaringan
internasional gerakan terorisme. Setidaknya keberadaan terorisme tidak hanya pada
satu atau dua negara tetapi lebih dari itu. Inilah yang kemudian penulis menyetujui
apa yang dikatakan oleh Grant Wardlaw dan Colin Wilson bahwa gerakan terorisme
itu sebuah masalah-masalah transnasional.
Peristiwa 9/11 semakin menguatkan hipotesis terhadap keberadaan dan jaringan
terorisme internasional. Dan hal ini tentunya tidak terlepas dari pengaruh citra AS
sebagai negara adidaya dunia. Dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, AS
lebih unggul dalam hal pertahanan maupun militer. Tetapi yang kemudian menjadi
pertanyaan adalah ketika AS pun dapat diserang oleh gerakan terorisme yaitu
peristiwa 9/11. Inilah tentu saja yang menjadi suatu indikasi tersendiri bahwa terdapat
banyak jaringan dan keberadaan terorisme di dunia.
4
5/11/2018 35968874 Peran Media Dalam Perubahan Konsepsi Terorisme Internasional Pasca 9 11 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/35968874-peran-media-dalam-perubahan-konsepsi-terorisme-internasional-pasca-9-11 5/12
Namun bagaimana jaringan dan keberadaan terorisme internasional itu sendiri bukan
merupakan fokus penulisan yang hendak dipaparkan oleh penulis. Tetapi penulis akan
mencoba menggambarkan konsepsi terorisme internasional yang kini dikenal oleh
masyarakat internasional. Tentu saja, penulis melihat bahwa hal ini tidak terlepas dari
peran media. Keberadaan media sebagai unit kekuatan sosial dan politik membawa
pengaruh besar dalam penggambaran konsepsi terorisme internasional. Tidak hanya
keberadaan media yang memberitakan mengenai terorisme, tetapi juga fungsi media
yang dimanfaatkan gerakan terorisme dalam menebarkan terornya.
Kekuatan Media dalam Membentuk Sebuah Konsepsi
Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa gambaran terorisme internasional yang
berkembang saat ini memang tidak terlepas dari media. Namun yang menjadi
pertanyaan besarnya adalah bagaimana pada akhirnya media menjadi berpengaruh.
Media sendiri secara fungsional dapat dikatakan sebagai pembentuk opini, media
memiliki kekuasaan dalam mengintepretasikan kejadian-kejadian yang terjadi
dilapangan. Dalam masalah terorisme itu sendiri, tidak dapat dipungkiri bahwa pada
akhirnya suatu media melakukan sebuah dramatisir atau menyeting suatu “mood ”
konsumernya (Thurston, 2006 dalam www.911review.com).
Dalam sebuah negara yang demokrasi dengan kebebasan pers nya, media bisa
dikatakan memiliki peran yang begitu besar. bahkan kaitan antara kondisi suatu
negara yang aman atau tidaknya suatu negara sangat bergantung kepada bagaimana
suatu media menggambarkan atau mencitrakan suatu gerakan dan aksi terorisme
tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Heymann (1998: 9) “Can cause enormous
problems for democratic government because of its impact on the psychology of great
masses of citizens…terrorist bombings, and hostage taking have, in nations with a
free press, the ability to hold the attention of vast population”. Dari apa yang
dikatakan oleh Heymann, tidak dapat dipungkiri bahwa negara demokrasi memiliki
definisi yang berbeda. Perbedaan definisi ini dikarenakan kebebasan media dalam
menggambarkan suatu terorisme, tidak ada campur tangan suatu negara. Tetapi
memang kebebasan media dalam menggambarkan suatu gerakan atau aksi terorisme
memunculkan suatu fenomena baru, yaitu media yang dibayar oleh pemerintah
ataupun media yang “berbisnis”. Dalam hal ini berarti bahwa media pun memiliki
kemungkinan kecil dalam bersikap obyektif dalam isu-isu dan permasalahan
5
5/11/2018 35968874 Peran Media Dalam Perubahan Konsepsi Terorisme Internasional Pasca 9 11 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/35968874-peran-media-dalam-perubahan-konsepsi-terorisme-internasional-pasca-9-11 6/12
terorisme. Inilah yang kemudian masih memunculkan perbedaan tersendiri bagi
definisi terorisme. Meskipun beberapa negara dikatakan sebagai negara yang
demokrasi, namun infrastruktur-infrastruktur domestic akan membedakan
implementasi demokrasi, termasuk dalam menangani media maupun dalam
menangkap gambaran gerakan dan aksi terorisme.
Terdapat perbedaan yang mendasar mengenai fungsi media di negara yang komunis
dengan negara yang demokrasi. Seperti yang dikatakan oleh Stanley (dalam kutipan
Institut Studi arus Informasi, 2004: 9) bahwa di negara komunis, pers diletakan
sebagai bagian dari kekuasaan. Pers sepenuhnya dianggap sebagai milik negara dan
control media yang sangat ketat semata-mata media karena media dianggap sebagai
kepanjangan tangan negara. Sedangkan apa yang terjadi di negara-negara demokrasi,
terutama negara-negara barat, hal ini sangat jauh bertentangan, tetapi perlu diingat
pula bahwa tidak semua negara demokrasi melakukan yang demikian. Bagi negara-
negara demokrasi di Barat tentu saja hal ini dapat dilakukan karena mereka memiliki
sumber pembiayaan yang lebih mandiri dari pada sumber pembiayaan media di
negara-negara lain meskipun negara tersebut adalah negara demokrasi. Keunggulan
media barat dalam masalah pemberitaan memang sering kali harus melihat pada
kondisi suatu masyarakat, setidaknya apa yang dipikirkan oleh masyarakat adalah
dampak dari pemberitaan media yang berupaya untuk membentuk opini. Inilah yang
kemudian terjadi dalam permasalahan terorisme bahwa bagaimana konsepsi-konsepsi
terorisme internasional dapat laku terjual, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa
nantinya pemebritaan tersebut akan cenderung pada kesubyektifitasan (Pew Research
Center, 2010 dalam www.alternet.org).
Konsepsi Terorisme Internasional dalam Media Barat
Sebagai contoh disini, penulis akan menggunakan bagaimana kekuatan media AS
memiliki suatu kekuatan dalam membuat opini publik di masyarakat. Contoh di AS
tahun 2005, ketika media AS berhasil menangkap seorang penjaga penjara AS di
Teluk Guantanamo Kuba, para pers menemukan bahwa Kitab Suci Umat Islam
dimasukkan ke dalam toilet,. Pemberitaan ini tentu saja mengundang kemarahan
masyarakat internasional, terutama negara-negara muslim terhadap Pemerintah AS.
Yang menjadi menarik adalah ketika Pemerintah AS mengingkari hal tersebut, justru
menjadikan isu tersebut banyak diminati oleh masyarakat. Pengingkaran yang
6
5/11/2018 35968874 Peran Media Dalam Perubahan Konsepsi Terorisme Internasional Pasca 9 11 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/35968874-peran-media-dalam-perubahan-konsepsi-terorisme-internasional-pasca-9-11 7/12
dilakukan oleh Pemerintah tidak berhasil sehingga pemerintah tersebut harus meminta
maaf atas kejadian tersebut (Martin, 2006: 392).
Dari gambaran contoh di atas dapat dilihat bahwa media memiliki peran besar dalam
suatu perpolitikan, baik dalam lingkup domsetik maupun internasional. Dalam
penulisan terkait pembentukkan konsepsi terorisme internasional dalam politik dan
keamanan internasional, penulis akan menyebutkan beberapa fungsi media barat
terhadap gerakan dan aksi terorisme internasional yang kemudian berdampak pada
penggambaran konsepsi terorisme internasional (Benjamin, 2003 dalam
www.mediamythmakers.com).
Setidaknya ada dua fungsi atau peran yang dilakukan media barat dalam
menggambarkan terorisme. Pertama media barat mencitrakan apa, siapa, dan
bagaimana terorisme internasional tersebut. Kedua adalah bagaimana media, terutama
media barat menjadi suatu sarana perjuangan gerakan terorisme maupun dalam
menjalankan aksi terorismenya. Faktor media barat sebagai media yang memiliki
keunggulan dan cenderung bersifat internasional lebih efektif bagi gerakan terorisme
dalam melakukan hal tersebut (Borjeson, 2006 dalam www.mediafor911truth.org).
Pada fungsi yang pertama, yaitu peran media barat dalam mengkonsepsikan terorisme
internasional dalam tatanan politik dan keamanan internasioal, maka akan dibicarakan
propaganda media. Propaganda didefinsikan sebagai “a any systemic, widespread,
deliberate indoctrination or plan for such indoctrination” (Webster’s New Twentieth
Century Dictionary of English Language, 2006). Pemberitaan media barat terhadap
terorisme tentu terkadang tidak dapat dilepaskan dari kepentingan dari negara yang
bersangkutan. Apalagi media barat pun tidak luput dari isu “bisnis pemberitaan”. Oleh
karena itu, menjadi langkah yang efektif bagi suatu negara, terutama negara-negara
barat dalam mengkonsepsikan pikiran dan ide terorisme kepada masyarakat
internasional. Oleh karena itu kecenderungan-kecenderungan kondisi dan wacana
politik internasional banyak berdatangan dari negara-negara barat. Bagaimana mereka
mengalirkan isu-isu tersebut kepada dunia internasional untuk menghadapi ancaman-
ancaman terorisme internasional (Garfunkel, 2005 dalam www.hrusa.org.com).
7
5/11/2018 35968874 Peran Media Dalam Perubahan Konsepsi Terorisme Internasional Pasca 9 11 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/35968874-peran-media-dalam-perubahan-konsepsi-terorisme-internasional-pasca-9-11 8/12
Sedangkan dalam fungsi yang kedua, yaitu media barat sebagai media gerakan dan
aksi terorisme internasional. Dalam fungsi yang kedua ini, maka yang dilihat adalah
bagiaman terorisme internasional menyebarkan terornya melalui media. Seperti yang
dijelaskan oleh Gabriel dan Winn (1994: 38) “Media-oriented terrorism refers to
terrorism that is purposely carried out to attract attention from the media, and
consequently the general public. Dengan demikian dapat dilihat bahwa tujuan mereka
adalah untuk menyampaikan pesan-pesan terrorisme. Bahkan secara langsung,
terdapat sebuah indikasi bahwa ada hubungan secara tidak langsung antara gerakan
ekstrimis atau para teroris dengan media. Apalagi fungsi ini tidak terlepas dari
bagaimna sifat media bisa menjadi provocative. Seperti yang diungkapkan oleh
Richard dan Owen (1998: 7) pemberitaan-pemberitaan di media seperti talk show di
radio dan televise, majalah, Koran dan internet cenderung bersifat provocative.
Kenyataan bahwa terorisme internasional menjadi agenda penting dalam hubungan
internasional banyak muncul setelah peristiwa 9/11. sebelum peristiwa 9/11 yang
menimpa AS, wilayah Asia banyak mengalami aksi-aksi terorisme, tetapi hal tersebut
belum mejadi agenda utama negara-negara. Tentu saja kenyataan tersebut tidak dapat
dilepaskan dari media. Ada dua analisis yang dapat dilakukan oleh penulis. Pertama,
mengapa peristiwa 9/11 kemudian banyak memberikan referensi terjadap konsepsi
politik dan keamanan internasional, karena media di negara-negara Asia yang menjadi
sasaran aksi terorisme tidak memiliki tingkat profesionalitas seperti negara-negara
barat. Tentu saja, hal ini berbeda dengan negara barat, pemberitaan yang didukung
oleh pemerintah dapat menjadi suatu agenda setting dalam masyarakat. Kedua,
penulis menganalisis pada permasalah kepentingan negara barat. Media menjadi alat
pemerintah dalam menciptakan tatanan baru terhadap permasalah politik dan
keamanan internsional, dan hal ini di dukung oleh peristiwa 9/11. Inilah kekuatan
besar yang dimiliki oleh negara barat dengan media, dan hal hal ini berbeda dengan
kondisi yang terjadi dinegara-negara berkembang, terutama negara Asia yang menjadi
aksi gerakan terorisme (Peter, 2008 dalam www.projectcensored.org).
Selain analisis di atas, penulis juga melihat bahwa perkembangan teknologi informasi
membawa perubahan pula kepada strategi aksi terorisme internasional. Agar aksi
mereka mendapatakn perhatian internasional, maka keberadaan media pun menjadi penting. Sehingga tidak heran bahwa aksi-aksi terror yang dilakukan gerakan
8
5/11/2018 35968874 Peran Media Dalam Perubahan Konsepsi Terorisme Internasional Pasca 9 11 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/35968874-peran-media-dalam-perubahan-konsepsi-terorisme-internasional-pasca-9-11 9/12
terorisme pasca peristiwa 9/11 banyak berkembang melalui media. Seperti yang telah
dijelaskan oleh sifat media yang terkadang mendramatisir dan bersifat kesubyektifan
tentu dapat menarik perhatian public. Faktor demikian akan mempermudah gerakan
terorisme dalam menyampaikan perjuangan-perjuangan gerakannya. Seperti yang
dijelaskan oleh Brian (1998: 132) “Terrorist attacks are often carefully choreography
to attract the attention of the electronic media and the international press”.
Kesimpulan
Dari pemaparan di atas, dapat dikatakan bahwa peran media dalam membentuk
konsepsi terorisme internasional ada dua fungsi. Fungsi yang pertama adalah
bagaimana terorisme internasional memanfaatkan media sebagai media menyebarkan
pesan aksinya kepada public. Media bersifat efektif dalam melakukan hal ini. Salah
satu tujuan dari gerakan dan aksi terorisme adalah untuk mendapatkan perhatian
internasional, tentu saja hal ini dapat dilakukan melalui media.
Kedua adalah bagaimana pada akhirnya gerakan terorisme di dalam sebuah media
menjadi suatu pemanfaat tersendiri bagi penciptaan konsepsi politik dan keamanan
internasional, setidaknya dapat diklaim bahwa ancaman terorisme kini menjadi
ancaman internasional yang bersifat transnasional. Disebut sebagai ancaman
internasional didasarkan pada sifatnya yang secara terang-terangan bertujuan untuk
menarik masyarakat internasional. Karena menarik pada suatu objek tertentu dilihat
tidak efektif dalam menyampaikan pesan-pesan gerakan terorisme. Inilah yang
kemudian menjadikan bahwa peristiwa 9/11 memiliki keterkaitan terhadap perubahan
konsepsi politik dan keamanan internasional yang didalamnya terdapat peran media.
Daftar Pustaka:
Buku dan Artikel dalam Buku
Brian, Jenkins (1998) Inside Terorism. Quoted in Hoffman. New York: California
University Press.
Gabriel, Weimann dan Winn, Conrad (1994) The Theater of Terrorism: Mass Media
and International Terrorism. New York: Longman
Martin, Gus (2006) Understandsing Terrorism: Challenges, Perspective, and Issues.
2nd edition. London: Sage Publications
9
5/11/2018 35968874 Peran Media Dalam Perubahan Konsepsi Terorisme Internasional Pasca 9 11 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/35968874-peran-media-dalam-perubahan-konsepsi-terorisme-internasional-pasca-9-11 10/12
Philip, B. Heymann (1998) Terrorism and America: A Common Sense Strategy for a
Democratic Society: Cmabridge: MIT Press.
Purwanto, H. Wawan (2004) Terorisme Ancaman Tiada Akhir. Jakarta: Grafindo
Richard, Davis dan Owen, Diana (1998) New Media and American Politics. New
York: Oxford University Press.
Webster’s New Twentieth Century Dictionary of English Language, Unabridged (2nd
ed.) New York: Publishers Guild, 1996.
Artikel Online
Benjamin, Radford (2003) Media Mythmakers: How Journalist, Activist, and
Advertisers Mislead Us. [diakses 14 Juni 2010]
dalamhttp://www.mediamythmakers.com/cgi-bin/mediamythmakers.cgi.
Bojerson, Kristina (2006) The Failure of Post 9/11 Media. [diakses 14 Juni 2010]
dalam http://www.911truth.org/article.php?story=20090309170952776
Garfunkel, Jon (2005) Media Literacy in a Post 9/11 World. [diakses 14 Juni 2010].
Dalam http://www.hrusa.org/september/activities/medialiteracya.htm
Peter, Phillips (2003) Media Mythmakers: How Journalist, Activist, and Advertisers
Mislead Us. [diakses 14 Juni 2010] dalam
http://www.projectcensored.org/articles/story/left-progressive-media-inside-
the-propaganda-model/.
Pew Research Center (2010) Terror Coverage Boost New Media’s Image. [diakses 14
Juni 2010]. Dalam http://www.alternet.org/media/29833
10
5/11/2018 35968874 Peran Media Dalam Perubahan Konsepsi Terorisme Internasional Pasca 9 11 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/35968874-peran-media-dalam-perubahan-konsepsi-terorisme-internasional-pasca-9-11 11/12
11