36553588 Transient Ischemic Attack

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/12/2019 36553588 Transient Ischemic Attack

    1/20

    1

    Tinjauan Pustaka

    Transient ischemic attack tidak lagi dianggap suatu keadaan yang jinak tapi,

    agaknya, suatu pertanda yang kritis terhadap stroke yang akan datang. Kegagalan

    untuk secepatnya mengenal dan mengevaluasi tanda ini dapat menghilangkan

    kesempatan untuk mencegah kecacatan atau kematian. 90 hari untuk risiko stroke

    setelah suatu serangan transient ischemic attackdiperkirakan 10 %, dengan 1,5 kasus

    stroke terjadi dalam 20 hari pertama serangan. 90 hari untuk risiko stroke menjadi

    tinggi ketika transient ischemic attack terjadi akibat stenosis arteri karotis interna.

    Semua pasien yang melaporkan gejala transient ischemic atackseharusnya dirawat di

    bagian emergensi. Pasien yang tiba di bagian emergensi dalam 180 menit dari onset

    gejala seharusnya ditangani dengan suatu anamnesa dan pemeriksaan fisik yang yang

    cepat, begitu pula dengan tes labotratorium yang diperlukan, untuk menentukan

    apakah mereka bisa diberikan trombolitik terapi. Tes awal harus termasuk hitung

    darah lengkap dengan hitung trombosit, waktu protrombin, jumlah elektrolit dan

    glukose. CT Scan kepala harus dilakukan secepatnya untuk meyakinkan bahwa disana

    tidak ada bukti perdarahan otak atau massa. Suatu transient ischemic attack dapat

    terjadi salah diagnosa sebagai migrain, kejang, neuropati perifer, atau kecemasan.

    (Am Fam Physician 2004;69:1665-74, 1679-80. Copyright2004 American Academy

    Of Family Physicians.)

    Sesuai dengan peningkatan pemahaman terhadap iskemia otak dan perkenalan

    pada pilihan pengobatan baru, sebuah tim kerja sudah mengajukan definisi ulang

    transient ischemic attack(TIA) sebagai suatu episode dari disfungsi neurologi yang

    disebabkan oleh iskemia fokal otak atau retina, dengan gejala klinis yang khas

    berakhir kurang dari satu jam, dan tidak bukti infark akut. Definisi ini mencakup

    pentingnya mengenal TIA sebagai peringatan penting terhadap stroke yagn akan

    datang dan menfasilitasi evalusi dan pengobatan cepat terhadap TIA untuk mencegah

    iskemia otak permanen.

  • 8/12/2019 36553588 Transient Ischemic Attack

    2/20

    2

    Epidemiologi

    Sebuah perkiraan 200.000 sampai 500.000 TIA terjadi setiap tahun di Amerik.

    Sebuah penelitian menemukan bahwa 25 persen pasien yang datang ke bagian

    emergensi dengan TIA had adverse events within 90 days; 10 persen dari kejadian

    tersebut adalah stroke, dan mayoritasnya fatal atau menimbulkan kecacatan. Lebih

    dari 50 persen dari semua adverse terjadi dalam 4 jam pertama setelah TIA. Dengan

    catatan, pasien dengan TIA yang kembali ke bagian emergensi dengan stroke (10,5

    persen), diperkirakan setengahnya telah stroke dalam 48 jam pertama setelah inisial

    TIA. 2,6 persen pasien dengan TIA, dirawat di RS karena kasus jantung, termasuk

    gagal jantung kongestif, unstable angina, dan aritmia ventrikel.

    Manifestasi klinis TIA lainnya dijelaskan pada tabel 1. Secara umum, TIA

    muncul sebagai sindroma daripada sebuah tanda atau gejala.

    Table 1. Manifestasi klinis umum TIA

    Area yang dipengaruhi Gejala dan tanda Implikasi

    Nervus-nervus kranialis Kehilangan penglihatan

    pada satu atau kedua mata.

    Penglihatan ganda.

    Disfungsi vestibular

    Kesulitan menelan

    Bilateral loss bisa

    menunjukkan onset yang

    buruk pada iskemia batang

    otak.

    Jika penglihatan ganda is

    subtle, pasien mungkin

    menyebutkan sebagai

    penglihatan kabur.

    Vertigo sejati diikatakan

    sebagai suatu rasa berputar

    daripada pusing yang tidak

    spesifik.

    Kesulitan menelan

  • 8/12/2019 36553588 Transient Ischemic Attack

    3/20

    3

    Fungsi motorik

    Fungsi sensoris

    Bicara dan berbahasa

    Koordinasi

    Kelemahan unilateral atau

    bilateral yang

    mempengaruhi wajah,

    lengan atau kaki.

    Unilateral atau bilateral;

    penurunan sensasi(kebas)

    atau peningkatan sensasi

    (tingling, nyeri) pada

    wajah, lengan, kaki, atau

    badan.

    Berbicara terbata bata

    atau kurang dalam

    berbicara; kesulitan

    mengucapkan bahasa,

    memahami, atau

    menemukan katakata.

    Clumsy lengan, kaki, atau

    badan; kehilangan

    mungkin menunjukkan

    keterlibatan batang otak;

    jika masalah menelan ini

    berat, akan meningkatan

    risiko aspirasi.

    Tanda bilateral

    menunjukkan onoset yang

    buruk pada iskemia batang

    otak.

    Jika disfungsi sensoris

    terjasdi tanpa tanda dan

    gejala lainnya prognosis

    lebih jinak, tetapi rekurensi

    lebih tinggi.

    Jika bicaranya berat

    terbata bata atau keluar

    air liur abnormal semakin

    meluas, hal ini

    meningkatkan resiko

    aspirasi. Menulis dan

    membaca bisa juga

    terganggu.

    Inkoordinasi tungkai,

    badan, atau gaya jalan

  • 8/12/2019 36553588 Transient Ischemic Attack

    4/20

    4

    Fungsi kognitif atau

    psikiatri

    keseimbangan atau jatuh

    (terutama ke satu sisi)

    dengan berdiri atau

    berjalan.

    Apatis atau kelakuan yang

    tidak tepat.

    Somnolen yang berlebihan

    Agitasi dan psikosis

    Kebngungan dan

    perubahan ingatan.

    Tidak ada perhatian pada

    lingkungan sekitar,

    terutama pada satu sisi;

    menunjukkan iskemia

    serebellar atau batang otak.

    Gejala ini menunjukkan

    keterlibatan lobus

    frontaldan sering salah

    intrepetasi sebagai

    kekurangan kemauan

    bekerja sama.

    Gejala ini menunjukkan

    keterlibatan hemisfer atau

    batang otak.

    Jarang, gejala ini

    menunjukkan iskemia

    batang otak, terutama jika

    kejadian in dihubungkan

    dengan disfungsi nervus

    kranialis dan motorik

    Gejala ini jarang didapat;

    yang lebih sering,

    dihubungkan dengan

    bahasa, motorik, sensoris,

    atau perubahan

    penglihatan.

    Tergantung pada beratnya

    kerusakan, dokter mungkin

    perlu mengangkat lengan

  • 8/12/2019 36553588 Transient Ischemic Attack

    5/20

    5

    jika berat, pasien bisa

    menyangkal defisit atau

    bahkan bagian tubuhnya.

    pasien untuk memeriksa

    kekuatan, dari pada rely on

    the patient to perform this

    task.

    Departemen Pre-emergensi

    Tidak ada cara yang dapat dipercaya untuk menentukan jika onset tiba tiba dari

    defisit neurologis yang mewakili iskemia reversible tanpa ada sisa kerusakan otak

    atau jika iskemia akan menghasilkan kerusakn otak permanent (misal, stroke).

    Dengan demikian, semua pasien dengan gejala TIA seharusnya mendapat evaluasi

    cepat.

    Staf di kantor seharusnya dilatih untuk menginformasikan kepada dokter keluarga

    dengan cepat jika seorang pasien memanggil atau datang dengan gejala yang

    mendukung TIA. Gejala neurologi yang semakin meningkat dengan peningkatan

    frekuensi, durasi, atau beratnya adalah tanda penting akan datangnya stroke.

    Banyak pasien dengan kemungkinan TIA seharusnya dikirim secepatnya ke

    departemen emergensi terdekat. Jika mereka sudah mengalami gejala untuk beberapa

    saat dari 180 menit, mereka seharusnya dikirim ke departemen emergensi yang

    menawarkan terapi trombolitik akut. Pasien seharusnya tidak membawa kendaraan

    sendiri untuk ke rumah sakit.Untuk evaluasi cepat, sangat tepat untuk mengaktifkan

    system pelayanan panggilan medis emergensi 9-1-1 untuk transportasi.

    Pasien yang datang ke departemen emergensi,yang telah punya gejala beberapa saat

    sampai 180 menit mungkin jadi calon untuk pengobatan dengan tissue-type

    palsminogen activator (tPA). Jika pasien bukan calon untuk pengobatan tPA, terapi

    antiplatelet harus dimulai secepatnya hal ini dapat ditentukan jika tidak ada

    kontraindikasi.

  • 8/12/2019 36553588 Transient Ischemic Attack

    6/20

    6

    Evaluasi Pasien masuk atau Pasien Keluar

    Guidelines yang dikeluarkan oleh National Stroke Association merekomendasikan

    evaluasi dalam beberapa jam dari onset gejala TIA. Jika pemeriksaan radiologi tidak

    tersedia dengan cepat di departemen emergensi atau setting pasien keluar, pasien

    harus di rawat untuk diobservasi. Indikasi relatif untuk evaluasi yang lebih luas

    terhadap pasien yang masuk dengan TIA atau stroke terdapat pada table 2.

    Tabel 2. Indikasi relatif untuk evaluasi pasien yang masuk dengan kemungkinan TIA

    atau stroke

    kondisi Implikasi

    Resiko tinggi sumber kardioemboli:

    miokard infark akut (khususnya jika besar

    dan terdapat gerakan abnormal yang

    signifikan), mural trombi, onset baru

    atrial fibrilasi.

    Manifestasi TIA oleh gejala mayor seperti

    paralysis padat atau berbahasa berat.

    Peningkatan frekuensi atau keparahan

    TIA (crescendo pattern).

    Bukti derajat tinggi stenosis arteri karotis

    Keluar air liur, ketidakseimbangan,

    penurunan kewaspadaan,kesulitan

    menelan

    dipertimbangkan antikoagulasi

    Kemungkinan keterlibatan stroke

    hemisferik yang luas dengan peningkatan

    resiko edema otak.

    Kemungkinan keterlibatan stroke

    tromboemboli.

    Evaluasi arteri karotis terhadap

    kemungkinan intervensi emergensi

    (bedah, stent, angioplasty)

    Peningkatan risiko jatuh atau aspirasi dan

    komplikasi paru lainnya.

    Kemungkinan perdarahan subarachnoid:

  • 8/12/2019 36553588 Transient Ischemic Attack

    7/20

    7

    Sakit kepala berat, fotofobia, kaku leher,

    recent sinkop

    mendapat emergensi CT Scan kepala;

    jika scan negative tetapi dugaan klinis

    kuat;evaluasi CSF atau kemungkinan

    angiografi serebral diperlukan.

    Pasien dengan gejala TIA akut untuk beberapa sampai 24-48 jam seharusnya

    menjalani tes diagnostikdi departemen emergensi. Pasien yang bergejala mempunyai

    resolved untuk lebih dari 48 jam seharusnya mendapat urgent pasien masuk atau

    evaluasi pasien keluar.

    Langkah awal untuk dugaan TIA

    Langkakh pertama untuk evaluasi pasien dengan gejala TIA adalah konfirmasi

    diagnosis (gambar 1)

  • 8/12/2019 36553588 Transient Ischemic Attack

    8/20

    8

    Diferensial diagnosis

    FIGURE 1. Initial work-up for the patient with possible transient ischemic attack

    (TIA). (IV = intravenous; tPA = tissue-type plasminogen activator; CT = computed

    tomography; ECG = electrocardiography; PT = prothrombin time; aPTT = activated

    partial thromboplastin time; INR = International Normalized Ratio; MRI = magnetic

    resonance imaging; MRA = magnetic resonance angiography)

  • 8/12/2019 36553588 Transient Ischemic Attack

    9/20

    9

    Imitator yang paling banyak dari TIA adalah kelainan metabolisme glukosa,

    migrain,seizure,posictal states,dan tumor (khususnya perdarahan akut).

    TIA secara khas mempunyai onset yang cepat, dan intensitas maksimal

    biasanya dicapai dalam menit. Fleeting episode terakhir satu atau dua detik atau gejala

    tidak spesifik seperti kelelahan, pusing (tidak ada gejala serebalar dan batang otak),

    dan getaran ritmik tungkai bilateral tidak ada seperti manifestasi iskemia serebral

    akut.

    Membedakan TIA dari migrain dengan aura bisa sulit. Usia muda, riwayat

    migarin sebelumnya (dengan atau tanpa aura), dan dihubungkan dengan sakit kepala,

    mual, atau fotofobia semuanya lebih mendukung ke migrain daripada TIA. Secara

    umum, migrain aura cenderung mempunyai kualitas marching; sebagai contoh, gejala

    seperti tingling mungkin berlanjut dari jari ke lengan atas ke wajah. Migrain aura juga

    lebih mempunyai onset yang gradual dan resolusi, dengan durasi gejala yang lebih

    lama daripada gejala TIA.

    Jika seorang pasien mempunyai onset sakit kepala yang berat tiba-tiba, dengan

    atau tanpa fotofobia, leher kaku, atau sinkop, perdarahan subarakhnoid akut adalah

    suatu kemungkinannya. Jarang, TIA didiagnosis salah pada manifestasi pertama

    multiple sklerosis pada pasien muda atau amyotropik lateral sklerosis pada pasien tua.

    Riwayat

    Riwayat medis umum seharusnya didapatkan pada semua pasien dengan

    dugaan TIA. Penekanan khusus seharusnya diberikan untuk kemungkinan gejala TIA

    (tabel 1), faktor risiko stroke seharusnya diidentifikasi untuk menentukan the

    likelihood that the gejala yang disebabkan oleh TIA. Faktor risiko yang dapat berubah

    untuk stroke termasuk hipertensi, diabetes, penyakit jantung, peningkatan kadar lemak

    darah, stenosis arteri karotis, merokok, anemia sickle cell, penggunaan alkohol yang

    berlebihan, obesitas, sedikit beraktifitas.

    Apakah hiperkolesterolemia adalah suatu faktor risiko independen primer

    untuk stroke masih belum pasti. Bagaimanapun, hiperkolesterolemia adalah suatu

    faktor risiko yang signifikan untuk coronary heart disease (CHD) dan bagaimanapun

    dapat dianggap suatu faktor risiko penting untuk stroke iskemik. Terdapat data yang

    kuat tentang hubungan total dan low-density lipoprotein kolesterol levels, sebaik

  • 8/12/2019 36553588 Transient Ischemic Attack

    10/20

    10

    pengaruh yang melindungi yaitu high-density lipoprotein cholesterol levels, pada

    aterosklerosis arteri karotis servikal.

    Informasi penting lainnya termasuk riwayat stroke dalam keluarga (termasuk

    aneurisma serebral atau hipercoagulable state), penggunaan over the counter atau

    illicit drugs, riwayat migrain atau sakit kepala berat, baru cedera kepala, pembekuan

    darah sistemik sebelumnya dan pada wanita childbearing age, riwayat aborsi spontan.

    Certain findings mengindikasikan kebutuhan untuk tes diagnostik khusus.(Tabel 3)

    Tabel 3. Pemeriksaan penunjang berdasarkan riwayat pasien yang menjalani evaluasi

    kemungkinan TIA.

    History Implikasi Tes

    Sakit kepala pada

    postpartum atau keadaan

    dehidrasi

    Demam

    Kebingungan, sakit kepala,

    seizure

    Trombosis vena

    Subakut atau endokarditis

    bakterial akut

    CNS vasculitis

    Hypertensive

    Encephalopathy

    MRI dengan venografi

    atau serebral angiografi.

    Kultur darah, CT Scan

    kepala dengan dan tanpa

    kontras; pasien dipilih

    dengan konfirmasi

    endokarditis bakterial,

    dilakukan angiografi

    serebral untuk

    menyingkirkan mykotik

    aneurisma.

    Serebral angiografi, ESR,

    punksi lumbal (untuk

    mencari penigkatan sel

    darah putih)

    Monitoring tekanan darah

    di intensive care;

    pertimbangkan MRI.

  • 8/12/2019 36553588 Transient Ischemic Attack

    11/20

    11

    Rheumatologi disease,

    sympatomimetic drug use

    Recent Myocardial

    Infarction

    Head, neck, jaw pain,

    especially after trauma

    Abrupt onset of severe

    headache with

    photophobia, or recent

    syncope

    Confusion, stupor, coma,

    other brainstem symptoms

    (poor prognosis)

    CNS Vaskulitis

    Sumber cardiacemboli

    Carotid or vertebral

    dissection

    Subarachnoid hemorrhage

    Vertebrobasilar ischemia

    Pertimbangkan serebral

    angiografi, ESR, punksi

    lumbal.

    Trasthoracic atau esofageal

    echocardiografi

    Consider cerebral

    angiography or other neck

    neuroimaging studies (see

    text).

    Emergency head CT scan;

    if the scan is negative,

    evaluate cerebrospinal

    fluid for elevated red blood

    cell count or perform

    cerebral angiography to

    rule out aneurysm or

    arteriovenous

    malformation

    Consider intracranial

    magnetic resonance

    angiography or cerebral

    angiography; if basilar

    artery is significantly

    thrombosed, consider

    intra-arterial thrombolytic

    therapy (if available).

  • 8/12/2019 36553588 Transient Ischemic Attack

    12/20

  • 8/12/2019 36553588 Transient Ischemic Attack

    13/20

    13

    Brain imaging. CT Scan kepala tanpa kontras seharusya dilakukan untuk

    mengidentifikasi perdarahan subarachnoid, perdarahan intrkranial atau subdurak

    hematom. Identifikasi yang cepat pada kondisi ini penting karena intervensi bedah

    saraf atau tatalaksana khusus mungkin meminta.

    Jika terdapat perdarahan, pengobatan dengan tPA atau antikoagulan yang merusak

    perdarahan sistem saraf pusat bisa dicegah. Pengukuran khusus mungkin dibutuhkan

    untuk tatalaksana tekanan darah jika pada pasien ditemukan hypertension mediated

    intracranial hematom, dan tes selanjutnya mungkin diminta jika pada pasien

    ditemukan subarachnoid hemorrhage (misal, angiografi serebral untuk menyingkirkan

    aneurisma).

    CT Scan juga dapat mengidentifikasi kondisi yang mirip TIA, termasuk tumor

    dan massa lainnya (khususnya jika perdarahan terjadi akut dalam suatu massa), dalam

    kondisi yang sama yang dihubungkan dengan seizure atau aura. CT scan kepala dapat

    mengidentifikasi tanda kerusakan otak dini atau bukti stroke lama. Akhirnya, CT scan

    kepala dengan kontras seharusnya dilakukan pada pasien yang demam untuk

    menyingkirkan penyebab infeksi atau pada pasien dengan dugaan massa (misal,

    karsinoma metastasis,abses).

    Karena peningkatan artifak tulang pada fossa posterior, CT scan tidak sensitif

    untuk evaluasi penyakit di batang otak atau serebelum. Dalam kejadian ini, MRI lebih

    baik.

    Tes Elektrofisiologi. Semuanya pasien seharusnya punya baseline EKG dengan irama

    strip. Jika EKG abnormal atau pasien mempunyai riwayat penyakit jantung,

    ekhokardigrafi sebaiknya dilakukan. Atrial Fibrilasi dan hipertrofi ventrikel kiri

    (dugaan hipertensi kronik yang tidak dikenali) adalah faktor risiko untuk stroke. Data

    terakhir menganjurkan bahwa 90 hari risiko untuk kasus jantung adalah 7 kali lebih

    tinggi pada pasien dengan TIA dan abnormal ECG dari pada dengan ECG normal.

    Jika pada ECG tidak tampak, monitioring jantuung pada pasien yang terpilih

    dapat membantu diagnosa paroksismal atrial fibrilasi (atau aritmia lainnya pada

    pasien dengan sinkop dan palpitasi). Pada pasien dengan AF yang tidak diobat,

    Echocardiography bisa mengidentifikasi suatu sumber tromboemboli atau disfungsi

    sistolik ventrikel kiri. Keduanya biasanya prediktor stroke iskemik.

    Tranesofageal echocardiografi adalah terbaik untuk transthoracic

    echocardiography untuk mengevaluasi kemungkinan disfungsi atrium kiri (termasuk

    trombus) atau patent foramen ovale (suatu etiologi untuk paroksismal emboli), atrial

  • 8/12/2019 36553588 Transient Ischemic Attack

    14/20

    14

    septal defect (including aneurisma)dan aortik palq. Percobaan klinis terakhir

    menyarankan bahwa tranesofageal echokardigrafi seharusnya dipertimbangkan pada

    pasien tanpa suatu identifikasi yang bisa menyebabkan TIA atau diketahui penyakit

    jantung, karena dengan itu dapat mendeteksi kondisi yang meminta intervensi terapi

    (misal, antikoagulan unutk trombus). Plaq aorta, yang sudah dihubungkan dengan

    stroke, dapat divisualisasikan dengan tranesofagea echocardigrafi.

    Laboratory tes. Hitung darah lengkap dengan hitung trombosit seharusnya

    didapatkan unutk menyingkirkan polisitemia, trombositopenia, dan trombositosi. Hal

    ini membantu untuk mengetahui protrombin time,aPTT dan International Normalized

    Ratio (INR) sebelum anti platelet atau anti koagulasi terapi diberikan; PT, aPTT, dan

    INR bisa meningkat pada beberapa hypercoagulable states.

    Kadar glukosa sebaiknya ditentukan untuk menyingkirkan hipoglikemi dan

    hiperglikemi dan untuk membantu diagnosa occult diabetes. BUN dan kreatinin level

    penting, karena fungsi ginjal yagn kurang bisa menghambat penggunaan kontras

    media pada pemeriksaan imaging. ESR seharusnya dilakukan untuk menyingkirkan

    vasculitis. Akhirnya, skrining penyalahgunaan obat, tes kehamilan, penentuan level

    homosistein atau pengukuran kadar alkohol darah seharusnya dilakukan pada pasien

    yagn dipilih.

    Follow-Up Evaluation

    Lipid Profile

    Setelah evaluasi awal di departemen emergensi, faktor risiko untuk stroke

    dapat dinilai ulang terakhir kali pada evaluasi. Data terakhir menunjukkan pengobatan

    dengan statin (3-hidrxy-3methylglutaryl coenzym A reductase inhibitors) mengurangi

    risiko stroke pada 30 % pasien dengan CHD. Bagaimanapun, profil lipid puasa

    menunjukkan kebiasaan makan pasien normal sebaiknya diperhatikan, dan terapi

    statin sebaiknya dimulai jika terindikasi.

    Hypercoagulable states

    Pasien yang diketahui faktor risiko untuk stroke dan ada riwayat migrain,

    abortus spontan, emboli paru, DVT, riwayat keluarga dengan kondisi seperti

    disebutkan,sebaiknya dievaluasi hypercoagulable state. Tes awal termasuk ESR,

    antinuclear antibody test, rapid plasma reagent test, dan antiphospholipid antibody

  • 8/12/2019 36553588 Transient Ischemic Attack

    15/20

    15

    test. Konsultasi pada seorang hematolog atau neurolog dapat menjamin keefektifan

    biaya evaluasi abnormalitas faktor koagulasi multiple dan kondisi yang dapat

    menyebabkan stroke.

    Pemeriksaan Patensi Arteri and Aliran darah

    Ultrasonografi carotis dupleks sehaursnya dilakukan pada laboratorium yang

    dapat dipercaya, lebih disukai yang dengan validasi melawan hasil angiografi

    serebral. Dengan kata lain, pembuluh darah otak dan servikal dapat dievaluasi dengan

    magnetic resonance angiografi (MRA) dengan kontras atau dengan CT angiografi.

    Jika pekerjaan dilakukan karotis atau pnyakit atherosklerosis pembuluh darah besar

    pada pasien dengan TIA dan CHD yang tidak diketahui, pemeriksaan arteri koroner

    direkomendasikan.

    MRI. Keuntungan MRI otak melebihi C T Scan kepala termasuk lebih baik

    dalam tampilan jaringan (misal, sensitivitas yang lebih baik pada awal edema),

    gambaran superior pada fossa posterior (termasuk batang otak dan serebelum),

    potongan tambahan dari imaging (sagital, coronal, dan oblik), dan tidak terpapar

    radiasi.

    Kerugian MRI otak adalah mungkin bisa atau tidak mengidentifikasi

    perdarahan. Oleh karena itu, walaupun MRI dapat membantu, ia tidak dapat

    menggantikan pentingnya CT scan kepala pada kerja awal pada pasien dengan

    kemungkinan TIA. Ketika diduga serebrovaskular malformasi, aneurisma, trombosis

    vena serebral, atau arteritis, MRI atau MRA lebih baik.

    MRA.Ini adalah modalitas yang tidak invasif berguna menilai pembuluh darah

    intra dan ekstrakranial. Tekhnik MRA terakhir memakai cara intravena untuk

    memasukkan media kontras (gadolinium) untuk memperlihatkan pembuluh darah.

    MRA yang menggunakan media kontras juga efektif untuk mengidentifikasi

    stenosis vertebrobasilar, walaupun data terakhir menunjukkan bahwa penyakit arteri

    vertebra intrakranial dapat salah diidentifikasi. Bergantung pada tekhnik akuisasi

    MRA, persentse stenosis arteri intrakranial bisa lebih dari perkiraan (sensitivitas

    85% dibandingkan dengan angiografi serebral). Bagaimanapun, jika akurasi penting

    secara terapi, maka angiografi serebaral dibutuhkan.

    Ketika oklusi kecil arteri karotis tidak bisa dibedakan dengan oklusi komplet

    pada pemeriksaan MRA atau ultrasound Dopler karotis, angiografi serebral dapat

  • 8/12/2019 36553588 Transient Ischemic Attack

    16/20

    16

    dipertimbangkan. Secara umum operasi tidak dapat dilakukan pada oklusi komp;et

    pembuluh darah.

    Pertimbangan khusus seharusnya diberikan pada pasien yang datang dengan

    riwayat atau gejala yang diduga diseksi arteri. Kondisi ini dapat didiagnosa dengan

    MRI scan leher pada potongan tertentu yang dapat mengidentifikasi perdarahan dalam

    dinding pembuluh darah (T1-weighted imaging dengan supresi lemak).

    Pasien dengan diseksi arteri karotis dapat datang dengan nyeri akut atau

    subakut unilateral leher, kepala, atau rahang. Gejala ini bisa dihubungkan dengan

    defisit penglihatan atau bahasa, atau dengan defisit sensorimotor, terutama pada

    lengan yang berlawanan. Lebih khas lagi, pasien dengan diseksi arteri karotis datang

    dengan beberapa dari tanda berikut,seperti nyeri kepala temporal dengan nyeri leher

    lateral dan kemungkinan, transient visual obscuration (amaurosis fugax) yang

    disebabkan oleh tromboemboli pada arteri optalmika.

    Kedua diseksi arteri karotis dan vertebra pernah didapatkan setelah trauma,

    walaupun diseksi spontan juga sering. Pasien sebaiknya dievaluasi terhadap penyakit

    jaringan ikat karena berhubungan dengan peningkatan faktor risiko diseksi.

    Jika pemeriksaan MRI atau MRA tidak meyakinkan angiografi serebral

    seharusnya digunakan untuk menyingkirkan diseksi arteri atau menunjukkan dengan

    lebih baik persentse penyempitan arteri.

    CT Angiografi.Modalitas ini adalah cara lainnya pada seni mendeteksi aliran

    darah otak. CT Angiografi juga menjadi medalitas yang berguna untuk

    mengidentifikasi diseksi arteri karotis atau vertebra. Karena teknik ini memerlukan

    injeksi kontras ke vena, status ginjal pasien harus dipikirkan sebelum test dilakukan.

    CT Scan konvensional yang dikombinasi dengan CT Angiografi saat ini

    sedang dieavaluasi sebagai tambahan untuk alat diagnostik imaging untuk digunakan

    pada pasien dengan TIA atau stroke. Kombinasi ini dapat menyediakan informasi

    yang berguna tentang anatomi vaskular (pada bentuk rekonstruksi tiga dimensi) dan

    dan perluasannya dan lokasi infark. Cara ini bisa mengevaluasi cepat terhadap pasien

    dengan TIA atau stroke di rumah sakit atau institusi yang tidak mempunyai

    kemampuan MRI.

    Angiografi Serebral. Teknik ini berlanjut menjadi gold standard untuk

    melengkapi evaluasi pembuluh darah ekstra dan intrakranial. Dengan serebral

    angiografi, aliran darah otak pada arteri dan vena dapat divisualisasikan (dynamic

  • 8/12/2019 36553588 Transient Ischemic Attack

    17/20

    17

    study). Bagaimanapun angiografi adalah suatu teknik invasif yang dapat

    menghasilkan komplikasi neurologis (total insiden rate : 1,3 sampai 4,6 persen),

    termasuk mayor stroke atau kematian pada 0,1 sampai 0,3 persen pasien bergantung

    pada penelitiannya.

    Indikasi relatif untuk angiografi serebral termasuk dugaan diseksi karotis yang

    tidak dikonfirmasi dengan suatu pemeriksaan noninvasif , perdarahan sub arachnoid

    (untuk mengidentifikasi sumber perdarahan), perdarahan intraserebral tanpa

    hipertensi, dan vaskulitis. Jika diduga ada salah satu dari kondisi ini, konsul pada

    seorang ahli saraf dapat membantu untuk mendapatkan dan mengintrepetasikan

    angiogramnya.

    Pertimbangan Khusus

    Vertebrobasilar Iskhemia

    Tanda dan gejala khas sindroma iskemik yang melibatkan sirkulasi anterior

    dan posterior terdapat dalam table 4. Batang otak dan serebelum dibatasi dengan fossa

    posterior, rongga tulang yang kurang toleran terhadap efek pembengkakan atau massa

    (misal, perdarahan). Karena struktur batang otak penting untuk mempertahankan

    fungsi kritis pernapasan dan arousal states, pasien dengan vertebrobasilar iskemia

    sebaiknya dimonitor ketat.Hal ini juga penting untuk mencari penyakit

    serebrovaskuler yang mengancam jiwa, seperti stenosis atau trombosis arteri basiler

    atau penyakit yang menpengaruhi banyak arteri arteri besar (misal, bilateral,

    vertebral, atau stenosis arteri karotis).

  • 8/12/2019 36553588 Transient Ischemic Attack

    18/20

  • 8/12/2019 36553588 Transient Ischemic Attack

    19/20

    19

    Homonymous visual-field

    cut

    Inability to see well, especially to one

    side

    Contralateral weakness Dropping objects, inability to fully lift or

    move the limb

    Incoordination of trunk or

    limbs (ataxia)

    Clumsiness, falling, inability to

    coordinate an action (e.g., drink from a

    cup without spilling contents)

    Motor or sensory

    dysfunction on opposite side

    of cranial nerve deficits

    (crossed signs suggest

    brainstem involvement)

    For example, the patient may report

    double vision, droopiness on the left side

    of the face, and dragging of the right leg

    (because of weakness).

    Bilateral signs Abrupt weakness of both legs, falling

    Decreased mentation; stupor

    or coma

    Family members or others report that the

    patient has poor responsiveness or that

    they are unable to arouse the patient.

    *-Includes the internal carotid artery, middle cerebral artery, and anterior cerebral

    artery, as well as the branches of these arteries.

    -Includes the vertebral arteries, basilar artery, and posterior cerebral artery, as well

    as the branches of these arteries.

    TIA pada Pasien Muda

    Ketika TIA terjadi pada pasien kurang dari 45 tahun, terutama jika padanya

    tidak ada faktor risiko untuk stroke, dianjurkan pasien ke ahli saraf untuk

    pertimbangan tes spesialistik. Sebagai contoh, mungkin diperlukan untuk

    menenentukan penggunaan serebral angiografi untuk menyingkirkan vaskulitis,

    diseksi arteri karotis dan bentuk lain dari nonatherosclerotic vasculopaty, atau punksi

    lumbal spinal dengan evalualsi cairan serebrospinal mungkin diminta untuk

    menyingkirkan infeksi kronis atau inflamasi.

  • 8/12/2019 36553588 Transient Ischemic Attack

    20/20

    Karena terdapat sejumlah kelainan jantung yang paling sering menyebabkan

    TIA pada pasien muda, gambaran ECG dengan strip rhythm seharusnya diperoleh,

    dan transtorak dan tranesofageal ekhokardiografi seharusnya dipertimbangkan.

    Skrining toksikologi untuk penyalahgunaan obat obatan (khususnya komponen

    simpatomimetik) biasanya dilakukan.

    Beberapa pengantin baru diidentifikasi, sudah pernah ditemukan secara

    genetik metabolik dasar dan sindrom hematologik untuk dihubungkan dengan stroke.

    Pada beberapa sindrom ini, gejala awal terjadi pada umur yang lebih muda ( akhir

    masa kanak kanak, remaja, atau awal masa dewasa). Diagnosis sindroma ini

    mungkin meminta pemeriksaan khusus. Beberapa tes dapat menjadi penting untuk

    lebih menjelaskan pemilihan pengobatan dan prognosis, hal ini juga dilakukan untuk

    mengidentifikasi anggota keluarga yang mempunyai risiko TIA atau stroke.