Upload
others
View
213
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
42 Universitas Kristen Petra
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Sejarah Level 21 Mall Bali
Level 21 merupakan sebuah bangunan pusat perbelanjaan yang memiliki
perjalanan sejarah yang cukup panjang. Awal permulaan dari berdirinya bangunan
yang terletak di pusat kota Denpasar, tepatnya di Jl. Teuku Umar No. 1 yaitu
dibangunnya sebuah pusat perbelanjaan bernama Denpasar Junction. Namun
setelah beroperasi selama 4 tahun sejak 2013 hingga 2016, akhirnya Denpasar
Junction mengalami peralihan manajemen yang mengharuskan bangunan tersebut
direnovasi dan berganti nama menjadi Level 21. Setelah menjalani hingga
menyelesaikan proses renovasi akhirnya Level 21 resmi dibuka untuk publik pada
Jumat, 11 November 2016. Level 21 Mall sendiri merupakan shopping mall yang
dikelola oleh dua Peseroan Terbatas (PT) besar, yaitu PT. Developing Indonesia
Prakasita dan PT. Eka Jaya Agung. Kedua perseroan tersebut memiliki perbedaan
area dalam pengelolaan terhadap Level 21. PT. Developing Indonesia Prakasita
merupakan salah satu perusahaan perseroan terbatas yang mengelola proses
pembelian, mengurus perijinan tanah dan renovasi bangunan hingga akhirnya
dibuka untuk umum dengan nama Level 21. Di sisi lain PT. Eka Jaya Agung
merupakan perusahaan perseroan terbatas yang mengelola dan membawahi
management di Level 21. Kemudian untuk perihal kepemilikan saham terbesar
atas Level 21 dipegang oleh Cinema XXI, salah satu perusahaan cinema terbesar
di Indonesia, hal ini menjelaskan alasan dibalik pemilihan nama Level 21,
(Abhidamma, wawancara, 13 Agustus 2018).
43 Universitas Kristen Petra
4.1.2. Identitas Level 21 Mall Bali
Gambar 4.1. Gedung Level 21 Mall Bali
Sumber : Olahan Peneliti, 2018
Level 21 Mall adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang
retail dan merupakan satu-satunya shopping mall yang berlokasi strategis di
tengah pusat kota, yaitu di Jalan Teuku Umar No 1, Denpasar. Sejak pertama kali
dibuka untuk umum pada 11 November 2016, Level 21 telah menetapkan tujuan
untuk menjadi pusat perbelanjaan yang menghadirkan lifestyle public dengan
mengutamakan kenyamanan dalam berbelanja. Bangunan Level 21 berdiri tegap
diatas lahan sebesar 1 hektar dan memiliki luas kurang lebih 18.000 meter persegi.
Dimana area bangunan tersebut terbagi menjadi 4 lantai, yaitu Ground Floor,
Upper Ground Floor, First Floor, dan Second Floor. Kemudian memiliki 4 pintu
masuk, yang terdiri dari south entrance, west entrance, east entrance, dan main
lobby entrance. Layaknya shopping malllainnya di Denpasar, Level 21 juga
memiliki jam operasional yang dimulai pada pukul 10.00 hingga 22.00 saat
weekdays dan saat weekend akan beroperasi mulai dari pukul 10.00 sampai 23.00.
Sebagai pusat perbelanjaan yang memiliki konsep menjadi mal keluarga yang
mampu menghadirkan berbagai fasilitas dan kebutuhan masyarakat, Level 21
membutktikannya melalui menghadirkan berbagai jenis tenan menarik dengan
jumlah kurang lebih 110 tenan. Tenan-tenan tersebut terbagi menjadi food &
beverage seperti foodcourt by foodland, Ichiban Sushi, RaaCha Suki, Starbucks,
Chang Tea, Burger King, J.co, Breadtalk, Roppan, Excelso, Social Italian Resto,
Dairy Queen, Wah Republic, Cloud Cakes, Rotiboy, Dum Thai, Milky Momo,
Chatime, Tawan, Bakmi GM, Kukusan dan Solaria. Terdapat juga tenan fashion
apparel & sports seperti Sports Station, Manzone, The Executive, Bata, Little
Things She Needs, Wakai, Someday, Skechers, Gosh, Bellagio, Urban & Co,
44 Universitas Kristen Petra
Quicksilver, Lois Jean, Eprise, Color Box, Triset, This is April, KHU, dan Eiger.
Setelah itu untuk tenan Lifestyle & Entertainment terdapat Tiktok, C&F
Parfumery, Watch & Co, Watch Engine, Fossil, Optik Melawai, Optik Seis,
Timezone, Gramedia, dan Cinema XXI yang terbesar di Bali dengan memiliki
total 5 studio regular dan 1 studio premiere. Lalu terdapat tenan Beauty & Health
seperti salon Johny Andrean, Celebrity Fitness, The Face Shop, Absolut New
York, Boston, Vitaluxe, Copia, Naughty, Tammia, Rin Beauty Salon, dan Zo Hair
Nail Studio. Terakhir terdapat tenan yang berkonsep home & living seperti HIAS,
Foodmart Primo, Aibi, Kettler, dan Miniso dimana tenan-tenan tersebut
menyediakan perlengkapan kebutuhan rumah tangga dengan lengkap.
Keberadaan Level 21 yang mudah dijangkau karena tepat berada di
tengah pusat kota, menjadikan Level 21 sebuah layanan pusat belanja (one stop
shopping), meeting point, hiburan, serta sebagai sarana rekreasi keluarga yang
diperuntukkan bagi seluruh warga Denpasar maupun diluar Denpasar. Selain itu
juga, dengan mengusung slogan It’s Hype, It’s Happening, Level 21 menawarkan
sesuatu yang baru dan unik melalui berbagai macam jenis thematic event tiap
bulannya, mulai dari fashion show, drawing competition, hingga melakukan
berbagai festival untuk memperingati hari-hari tertentu. Melalui event-event
tersebut Level 21 mengajak masyarakat Bali, khususnya Denpasar untuk
berpartisipasi dalam kegiatan positif dimulai dari anak-anak hingga orang tua.
Fasilitas yang diberikan Level 21 juga sangat lengkap, terdiri dari ruang ibadah
seperti musholla dan pura, kamar mandi yang harum dan bersih, valet service
VVIP dengan semua karyawan yang ramah. Hal tersebut menjadikan Sosial
Ekonomi Status (SES) Level 21 saat ini berada pada posisi B, namun tidak
berhenti disitu saja Level 21 akan terus meningkatkan posisinya sampai ke A
dengan mempertahankan konsep yang ditawarkan oleh Level 21 yaitu
memberikan sebuah pengalaman baru yang modern, up to date, dan bertaraf
internasional.
45 Universitas Kristen Petra
4.1.3. Gambar & Arti Logo Level 21 Mall
Gambar 4.2. Logo Level 21 Mall
Sumber: “Company Profile Level 21”, 2018
Gambar diatas merupakan visualisasi dari logo Level 21Mall, melalui
logo tersebut Level 21 berharap dapat dengan mudah diidentifikasi oleh
masyarakat luas. Kemudian tujuan lain dari adanya logo tersebut adalah untuk
mencerminkan berbagai makna, filosofi tertentu, serta visi dan misi sebuah
perusahaan kepada masyarakat. Desain identitas dari logo Level 21 merupakan
bentuk yang terlihat kuat dan luar biasa, karena keseluruhan makna dibalik logo
tersebut adalah mempunyai misi untuk membawa kebanggan Bali kepada warga
setempat. Logo Level 21 merupakan perpaduan dari beberapa bentuk dan filosofi,
yaitu sebagai berikut :
Gambar 4.3. Bali Island
Sumber: “Company Profile Level 21”, 2018
Logo diatas merupakan bentuk dasar dari logo Level 21, yang
menunjukkan gambar Pulau Bali. Dimana makna dari gambar tersebut merupakan
lokasi berdirinya Level 21, yaitu di pulau Bali.
46 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.4. Activity Center/Capital City
Sumber: “Company Profile Level 21”, 2018
Logo diatas memiliki makna activity center/capital city. Level 21
didirikan di Denpasar, dimana Denpasar merupakan ibukota Bali dan juga
menjadi pusat pergerakan dan aktifitas masyarakat Bali.
Gambar 4.5. Bajra Sandhi
Sumber: “Company Profile Level 21”, 2018
Gambar diatas merupakan Bajra Sandhi adalah sebuah monumen
perjuangan rakyat Bali yang melambangkan semangat. Dimana ini merupakan
makna dari keseluruhan tim Level 21 yang selalu semangat untuk melakukan
pekerjaan.
4.1.4. Gambar & Arti Tagline Level 21 Mall
Gambar 4.6. Tagline Level 21 Mall Bali
Sumber: “Company Profile Level21 Mall”, 2018
47 Universitas Kristen Petra
Level 21 memiliki tagline yang diusung dan ditulis dalam logo Level 21
Mall, yaitu “Its Hype, It’s Happening”. Pengertian dan makna dibalik tagline
tersebut, yaitu “The most happening place in Denpasar”, yang memiliki definisi
bahwa Level 21 merupakan tempat pusat perbelanjaan yang dinantikan,
menyenangkan, dan up to date pada saat ini di Denpasar (Company Profile,
2018).
4.1.5. Visi dan Misi Level 21 Mall
Berikut adalah visi dan misi dari Level 21 Denpasar, yaitu:
Visi: “Menjadi pusat perbelanjaan terlengkap dan terbaik dengan
memberikan kenyamanan dalam berbelanja di Denpasar.”
Misi:
a. Memberikan pelayanan prima untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
b. Memperkuat kolaborasi dengan rekanan bisnis melalui komunikasi dan
kerjasama yang baik
c. Menjadi tempat kerja yang kreatif bagi karyawan untuk tercapainya
kepuasan pelanggan
d. Meningkatkan pencapaian pertumbuhan nilai investasi bagi para
pemegang saham
48 Universitas Kristen Petra
4.1.6. Struktur Organisasi Level 21 Mall
Dalam Level 21 Mall Bali, Public Relations berada di dalam departemen
Marketing Communication. Meski demikian, seorang Public Relations memiliki
peluang untuk memberikan masukan kepada pihak manajemen terkait keputusan
atau kebijakan yang akan diambil. Job Description seorang PR di Level 21 Mall
lebih difokuskan untuk branding. Selain, branding PR juga bekerja sama dengan
event departemen dalam membuat sebuah acara.
*Struktur organisasi Level 21 Mall berada pada lampiran.
Bagan 4.1. Struktur Organisasi Manajamen Level 21 Mall
49 Universitas Kristen Petra
4.1.7. Stuktur Departemen Marketing Communication Level 21 Mall
Bagan 4.2. Struktur Departemen Marketing Communication Level 21 Mall
Sumber : “Company Profile Level 21 Mall”, 2018
Bagan diatas merupakan bentuk struktur Departemen Marketing
Communication Level 21 Mall Bali, dimana jabatan paling tinggi berada di posisi
sebagai Manager Marketing Communication. Kemudian dibawahnya langsung
terdapat kepala-kepala bagian, yang terdiri dari Account Executive Event, yang
bertanggung jawab terkait segala penyelenggaraan event-event yang dilakukan
oleh Level 21 Mall. Kedua, terdapat CS Leader & Sales Driven Officeryang
bertanggung jawab dalam segala perihal yang berkaitan dengan customer service.
Lalu, pada bagian ketiga terdapat posisi sebagai Graphic Design, dimana staff ini
bertanggung jawab dalam melakukan segala bentuk desain untuk kepentingan
promotion tools yang dimiliki oleh Level 21 Mall. Terakhir terdapat posisi
sebagai PR & Media Relations Executive.
Admin
Marcom Customer
Relations
Event
Officer
1
CS
PR & Media
Relations
Executive
Graphic
Design
Account
Executive
Event
CS Leader &
Sales Driven
Officer
Marketing
Communication
Manager
Sponsorship
Supervisor
Event
Officer
2
50 Universitas Kristen Petra
Denpasar Hype Fashion Week memiliki konsep dan tema yang berbeda-beda tiap
tahunnya, contohnya seperti pada saat pertama kali dirayakan tahun 2017 Level
21 Mall mengangkat tema “Street Style.” Dan pada tahun 2018 kemarin karena
acara Denpasar Hype Fashion Week digabungkan dengan acara Ulang Tahun
Level 21 Mall yang kedua, maka tema yang diangkat memerlukan penyesuaian
dengan Anniversary Moment, sehingga tema yang diangkat pada saat itu adalah
“Sparkling.” Melalui hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan narasumber
Pramudia selaku ketua acara Denpasar Hype Fashion Week 2018, menyatakan
bahwa setiap perayaan Denpasar Hype Fashion Week memiliki struktur
kepanitiaan yang berbeda tiap tahunnya. Bagan struktur panitia diatas dibuat oleh
peneliti melalui observasi yang dilakukan peneliti saat melakukan kegiatan
magang di Level 21 Mall periode Agustus hingga November 2018. Bagan tersebut
merupakan struktur panitia Denpasar Hype Fashion Week 2018, yang dibuat oleh
ketua acara Pramudia dan diterapkan oleh seluruh manajemen Level 21 Mall,
yang telah mendapatkan approval dari General Mall Manager. Dari bagan
tersebut dapat diketahui bahwa posisi ketua acara dipegang oleh Pramudia dimana
dalam struktur Divisi Marketing Communication beliau menempati posisi sebagai
Account Executive Event, kemudian setiap koordinasi yang berada tepat dibawah
posisi ketua acara dipegang oleh staff-staff bagian Divisi Marketing
Communication, kecuali PIC Invitation dipegang oleh staff dari Exhibition Staff
dan PIC keamanan dipegang oleh Manager HRD Level 21 Mall.
Alasan dibalik terdapat pemilihan koordinator diluar divisi Marketing
Communication,dikarenakan dalam pelaksanaan special event Denpasar Hype
Fashion Week 2018 terdapat beberapa acara pendukung yang berkaitan dengan
special event Denpasar Hype Fashion Week. Selama 3 hari berturut-berturut
acara-acara pendukung tersebut terdiri dari Fashion Show Children yang
koordinasi oleh staff Supervisor Sponsorship, kemudian terdapat acara Fashion &
Beauty Session yang dikoordinasi oleh staff PR & Media Relations Executive,
namun tidak hanya itu saja beliau juga merupakan koordinasi untuk press
conference yang dilakukan oleh Level 21 Mall. Lalu, karena Denpasar Hype
Fashion Week 2018 ini digabung dengan perayaan Ulang Tahun ke-2 mal maka
pada hari ketiga, memiliki konten acara yang lebih berfokus pada perayaan ulang
51 Universitas Kristen Petra
tahun yang dinamakan Anniversay Moment, yang dikoordinasi oleh staff Graphic
Design dan dibantu oleh tim Event Officer. Dalam Anniversary Moment terdapat
beberapa kegiatan didalamnya, yaitu Flying Fox, Convoy, Flash Mob by
Manajemen of Level 21 Mall, dan pemotongan kue ulang tahun oleh Board Of
Director Level 21 Mall. Kemudian terdapat beberapa acara seni yang mendukung
special event ini, yaitu Live Body Painting dan Live Murral yang dikoordinasi
oleh staff Event Officer. Dalam sebuah kepanitiaan ini juga terdapat divisi
keamanan yang dikoordinasi oleh staff dari Manager HRD Level 21 Mall, untuk
divisi keuangan dan menangani bagian Flash Mob by Manajemen of Level 21
Mall juga dipegang oleh Manager Finance. Disisi lain terdapat PIC Invitation
yang dipegang oleh Exhibition staff.
4.1.8. Special Events Denpasar Hype Fashion Week 2018
Terdapat 13 aktivitas Public Relations yang dijabarkan oleh Alison
Theaker (2008, p.8), salah satunya adalah menyelenggarakan event bagi
organisasi. Hal ini juga dilakukan oleh Level 21 Mall Bali. Denpasar Hype
Fashion Week (DHFW) merupakan special events yang wajib dan rutin
diselenggarakan setiap tahunnya oleh pihak Level 21 Mall Denpasar Bali. Special
events ini mulai diselenggarakan pada tahun 2017 dan dicetuskan pertama kali
oleh Bobby selaku Manager Marketing Communication Level 21 Mall pada saat
itu. Event DHFW ini muncul dari hasil survey dan pengamatan di lapangan yang
dilakukan Bobby bersama dengan tim Marketing Communication pada saat itu,
yang melihat bahwa kurangnya wadah untuk setiap designer-designer muda dan
berbakat di Denpasar dalam mengekspresikan karya-karya mereka. Kemudian
pihak Level 21 Mall melakukan kerjasama dengan pemerintah kota
Denpasarsehingga terbentuklah special event Denpasar Hype Fashion Week yang
pertama kali dengan mengangkat tema Denpasar Street Style pada tahun 2017
(Wawancara, Pramudia, Account Executive Event, 23 April 2019).
Special events Denpasar Hype Fashion Week telah ditentukan untuk
diselenggarakan pada setiap bulan Agustus, namun berbeda dengan DHFW tahun
2018 karena saat itu dilaksanakan pada bulan November. Hal ini dilakukan karena
pihak Level 21 Mall ingin menggabungkan DHFW kedalam rangkaian acara 2nd
52 Universitas Kristen Petra
Anniversary of Level 21 Mall, yang jatuh pada tanggal 11 November sehingga
event DHFW harus diundur dan dilaksanakan pada tanggal 9 sampai 11
November 2018.
4.2. Profil Informan
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan
tujuan sebagai sumber data utama kepada Account Executive Event, Show
Director, Person In Charge (PIC) Invitation dalam special event Denpasar Hype
Fashion Week 2018. Selain itu peneliti juga melakukan kegiatan wawancara pada
pihak eksternal, yaitu tamu undangan VVIP yaitu dari kalangan Celebrity
Instagram.
4.2.1. Komang Pramudia Santhika selaku Account Executive Event
Komang Pramudia Santhika memiliki kedudukan sebagai Account
Executive Event dan berperan sebagai ketua special event Denpasar Hype Fashion
Week 2018 di Level 21 Mall. Pria berusia 32 tahun dan memiliki 1 anak ni
mengawali karirnya dibidang Event Organizer (EO) dengan bergabung dengan
tim EO bernama The Event 81 Bali, kemudian beliau juga menggeluti usaha di
bidang yang serupa, yaitu The Legong Bali. Beliau memulai karirnya di Level 21
Mall sejak tahun 2017 sebagai Event Officer yang dinaungi oleh Divisi Marketing,
kemudian pada awal tahun 2018 beliau diangkat menjadi Account Executive
Event. Pria yang kerap disapa Pram ini telah banyak ikut bertanggung jawab
dalam setiap event yang dilakukan Level 21 Mall, salah satunya yaitu Denpasar
Hype Fashion Week. Beliau merupakan salah satu yang ikut dalam awal
perencanaan pencetusan special event yang berkonsep fashion show pada tahun
2017 bulan Agustus.
Komang Pramudia Santhika menjadi informan pertama dalam penelitian
ini karena Pramudia adalah Account Executive Event dan menjadi ketua acara
dalam pelaksanaan Denpasar Hype Fashion Week 2018. Posisi beliau merupakan
posisi yang sangat penting dikarenakan perannya dalam special event ini adalah
sebagai pengambil keputusan dan menyetuskan ide utama dalam pemilihan
konsep acara fashion show ini. Melalui peran tersebut dapat disimpulkan bahwa
53 Universitas Kristen Petra
Pramudia terlibat langsung dalam proses persiapan hingga pelaksanaan special
event ini, dan pengambilan keputusan yang dilakukan akan berdampak bagi
proses jalannya special event. Sehingga Pramudia sesuai dengan kriteria informan
yang sudah ditetapkan oleh peneliti.
4.2.2. Rizky Bhara selaku Graphic Design
Rizky Bhara telah bekerja di manajemen Level 21 Mall selama lebih dari
2 tahun, terhitung sejak bulan Januari 2017 hingga saat ini. Beliau sejak pertama
kali masuk dalam manajemen Level 21 Mall telah menjabat sebagai seorang
graphic design yang termasuk dalam Divisi Marketing Communication Level 21
Mall. Sebelum bekerja di Level 21 Mall, pria yang akrab disapa Bhara ini
memulai karirnya pada tahun 2011 sebagai photo editor dan operator mesin cetak
di MG Photo Canvas. Kemudian pada tahun 2012 beliau pindah dan menjadi
graphic design dan photographer di salah satu pusat oleh-oleh khas Bali yang
bernama Mr.Kuta Bali. Setelah 3 tahun lamanya berkarir disana, beliau
memutuskan untuk pindah ke Port 8 Café & Lounge. Disana beliau ditempatkan
sebagai graphic design, event officer, dan seorang photographer. Kemudian
sebelum akhirnya bergabung di Level 21 Mall, beliau juga pernah bekerja dengan
posisi yang sama di RedCar Auto Detailing.
Selama bekerja di Level 21 Mall, beliau telah mengikuti special event
Denpasar Hype Fashion Week dua kali berturut-turut sejak pertama kali
dilaksanakan pada Agustus 2017. Pada special event Denpasar Hype Fashion
Week 2018, beliau memegang peranan tidak hanya sebagai graphic design saja,
karena pada saat pelaksanaannya beliau diberi tanggung jawab untuk menjadi
Show Director, orang yang bertanggung jawab atas kualitas sajian acara secara
menyeluruh, baik dari segi artistik maupun kenyamanan tamu undangan.Beliau
juga sekaligus menjadiStage Manager, yaitu orang yang bertanggung jawab
penuh dengan segala yang terjadi di panggung, dan memiliki wewenang penuh
dalam mengatur alur konten panggung serta mengatur segala keperluan di
panggung, mulai dari lighting, mic,dll.
54 Universitas Kristen Petra
4.2.3. Franda Handika Juniar selaku Exhibition Staff
Franda Handika Juniar berusia 26 tahun dan telah mulai bekerja di Level
21 Mall pada bulan Maret 2018. Menjabat sebagai Marketing SPV di Kampus
Wearnes Education Center Bali merupakan pengalaman pertama Franda dalam
dunia kerja setelah lulus dari sebuah sekolah khusus admin perkantoran.
Kemudian beliau melanjutkan karirnya sebagai customer service di Bank Mandiri.
Franda baru pertama kali berpartisipasi dalam special event Denpasar
Hype Fashion Week di tahun 2018. Dalam special event tersebut, Franda
diberikan tanggung jawab sebagai Person In Charge (PIC) Invitation.
Sebelum akhirnya menjadi bagian dari Exhibition Staff, pria kelahiran 3
Juni ini memulai karirnya di Level 21 Mall sebagai event staff selama 3 bulan dan
bulan ke 4, naik menjadi casual leasing, dan awal tahun 2019 Franda dipindah
menjadi sebagai exhibition staff.Pada proses perencanaan atau persiapan dari
special event Denpasar Hype Fashion Week 2018 itu sendiri Franda saat itu masih
menduduki jabatan sebagai casual leasing. Saat itu Franda memiliki tanggung
jawab untuk memberikan pengumuman kepada setiap divisi lain untuk dapat
memberikan list nama-nama siapa saja yang akan diundangan untuk menghadiri
special event Denpasar Hype Fashion Week 2018. Kemudian pada hari H
pelaksanaan Franda ditempatkan sebagai usher untuk menerima tamu undangan
yang hadir.
4.2.3. Trisnawati Witono selaku Undangan VVIP
Gadis cantik ini adalah perwujudan dari energi kreatif Bali. Selain gaya
yang berani dan modis, Trisnawati juga memiliki merek apparel sendiri dimana
pertama kali launching pada tahun 2014, yang diberi nama Dhouvu Apparel.Gadis
kelahiran 13 Februari 1995 ini juga merupakan seorang fotografer mode dan gaya.
Ia mencurahkan segala ketertarikannya pada dunia fashion dengan menulis sebuah
blog yang dinamakan Fashioniverse yang pertama kali ditulis pada April 2010,
melalui blog yang telah ditulis selama 9 tahun pembaca dapat terinspirasi oleh
gaya eklektik dan trendi Trisnawati yang selalu berubah, sambil tetap mendapat
informasi tentang acara-acara fashion terbaru Bali dan tempat-tempat untuk
berbelanja, makan, dan bersenang-senang.
55 Universitas Kristen Petra
Gadis yang akrab disapa Nana ini menunjukkan keseriusannya dalam
bidang fashion dengan membangun sebuah komunitas fashion blogger bersama
dengan teman-temannya. Berdiri sejak kurang lebih 2 tahun, komunitas tersebut
telah melakukan banyak kegiatan dan mendatangi beberapa fashion show yang
diadakan oleh berbagai penyelenggara, salah satunya yaitu Level 21 Mall. Nana
menghadiri acara Denpasar Hype Fashion Week 2018 untuk pertama kalinya
setelah mendapat undangan resmi dari pihak Level 21 Mall. Peneliti memilih
Nana sebagai informan, karna tidak hanya merupakan orang yang baru memiliki
pengalaman pertama kali menonton special event Denpasar Hype Fashion Week
2018, namun ia juga merupakan tamu undangan VVIP dari kalangan selebgram
yang hadir 3 hari berturut-turut. Sehingga diharapkan Nana dapat memberi
gambaran terkait special event dan dapat memberikan penjelasan apakah tujuan
special event Denpasar Hype Fashion Week 2018 telah tersampaikan.
4.3. Setting Penelitian
Pada poin ini peneliti akan membahas mengenai setting penelitian, yaitu
proses menjabarkan situasi, kondisi, waktu, pelaksanaan, dan topik wawancara
yang dilakukan peneliti bersama dengan setiap informas dalam penelitian ini :
4.3.1. Setting Wawancara Komang Pramudia Santhika
Wawancara mendalam dengan Pramudia dilakukan pada hari Selasa, 23
April 2019, pukul 12.00 di salah satu restauran cepat saji, yaitu Burger King
dalam Level 21 Mall. Sebelumnya peneliti telah melakukan kontak melalui
WhatsApp dengan beliau terkait permohonan untuk menjadi salah satu
narasumber pada penelitian terkait evaluasi special event Denpasar Hype Fashion
Week 2018. Saat melakukan proses wawancara, suasana saat itu sedikit ramai
karena kita mendatangi tempat tersebut tepat pada saat jam makan
siang.Wawancara yang berdurasi 35 menit dengan topik yang menanyakan
tentang bagaimana sejarah atau asal mulanya tercetusnya program Denpasar Hype
Fashion Week, proses perencanaan dari special event Denpasar Hype Fashion
Week 2018, tujuan dibalik pelaksanaan special eventdan konsep yang diterapkan
oleh Level 21 Mall secara keseluruhan. Tidak hanya itu saja, peneliti juga
56 Universitas Kristen Petra
menanyakan mengenai proses menentukan konsep, hambatan-hambatan apa saja
yang dihadapi serta solusi atau penyelesaiannya, dan tolak ukur kesuksesan acara
dan sistem evaluasi yang diterapkan oleh manajemen, serta detail dari tahap
research, design, planning, coordination dan evaluation yang dilakukan oleh
manajemen Level 21 Mall Denpasar Bali.
Pada saat pertemuan pertama, peneliti disambut dengan ramah oleh
Pramudia, kemudian sebelum melakukan proses wawancara secara mendalam
terkait special event beliau menanyakan bagaimana kabar peneliti dan
menceritakan secara singkat apa saja yang sudah terjadi di Level 21 Mall
semenjak kepergian saya. Setelah berbincang selama kurang lebih 10 menit,
akhirnya beliau memutuskan untuk mengajak saya makan siang terlebih dahulu
di Burger King dan setelah itu melanjutkan dengan proses wawancara. Setelah
kami selesai makan siang, kemudian beliau melihat panduan wawancara yang
telah dibuat oleh peneliti dan melakukan proses wawancara. Dalam proses
wawancara tersebut Pramudia menjawab segala pertanyaan dengan lugas dan
panjang lebar terkait setiap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Namun jika
terdapat beberapa pertanyaan yang kurang dimengerti oleh beliau, maka beliau
akan meminta untuk memberhentikan sejenak recorder yang telah disiapkan oleh
peneliti untuk menyimpan hasil percakapan kami berdua, dan mulai bertanya
secara detail maksud dari pertanyaan yang diajukan sebelumnya, hingga jika
sudah mengerti makan akan dimulai kembali. Walaupun tempat yang dipakai oleh
narasumber dan peneliti dalam melakukan wawancara mendalam cukup ramai dan
sedikit tergganggu dengan suara musik dari restauran cepat saji tersebut, namun
keseluruhan proses wawancara dapat berjalan dengan lancar. Setelah selesai
peneliti dan narasumber berjabat tangan dan peneliti mengucapkan terima kasih
banyak atas waktu yang telah diluangkan untuk menjadi narasumber dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Peneliti tetap menjaga kontak
dan mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan tambahan guna mendapat
informasi yang masih dibutuhkan dengan Pramudia melalui media komunikasi
WhatsApp.
57 Universitas Kristen Petra
4.3.2. Setting Wawancara Rizky Bhara
Peneliti telah melakukan kontak dengan Bhara sejak Januari 2019
melalui media komunikasi WhatsApp. Pada waktu itu peneliti menghubungi
beliau untuk menjelaskan tujuan dari peneliti menghubunginya dan apakah beliau
bersedia untuk menjadi salah satu narasumber terkait special event Denpasar
Hype Fashion Week 2018. Setelah beliau mengatakan iya, akhirnya peneliti
berangkat dan tiba di Denpasar pada Minggu, 21 April 2019, dan melakukan janji
pertemuan dengan beliau keesokan harinya. Namun, ketika keesokan harinya
beliau ternyata memiliki pekerjaan yang tidak dapat ditunda atau ditinggalkan
sehingga beliau mengatur ulang jadwal pertemuan kami pada Rabu, 24 April 2019
pukul 15.00.
Kami melakukan proses wawancara di salah satu café yang disediakan
oleh Jco dan BreadTalk dalam Level 21 Mall, walaupun sedikit ramai pengunjung
namun proses wawancara dapat berjalan dengan lancar. Seperti biasanya sebelum
memulai proses wawancara, kami saling bertegur sapa menanyakan bagaimana
kabar masing-masing kemudian kesibukan apa saja yang saat ini dialami oleh
staff-staff Level 21 Mall. Setelah bercengkrama mengenai kabar satu sama lain
selama kurang lebih 10 hingga 15 menit, peneliti menawarkan untuk snack yang
dibutuhkan untuk narasumber selama proses wawancara sebagai ucapan terima
kasih karena telah membantu peneliti. Setelah itu, kami memulai proses
wawancaranya, beliau menjawab dengan pasti segala pertanyaan yang dilontarkan
oleh peneliti, karena beliau sendiri juga merupakan orang yang bertanggung
jawab dari proses perencanaan hingga pelaksanaan special event, yaitu menjadi
Show Directordan Stage Manager tentu membuat beliau memahami segala seluk
beluk dan celah yang terjadi dalam proses special event Denpasar Hype Fashion
Week 2018. Panduan wawancara yang diberikan peneliti oleh narasumber sama
dengan Pramudia, karena Bhara termasuk dalam golongan pihak internal yang
menjalankan dan melaksanakan kegiatan special event Denpasar Hype Fashion
Week 2018. Selama 30 menit proses wawancara yang dijalankan beliau mampu
untuk menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan yang peneliti tanyakan dengan baik
dan jelas. Tidak lupa setelah selesai peneliti dan narasumber berjabat tangan dan
peneliti mengucapkan terima kasih banyak atas waktu yang telah diluangkan
58 Universitas Kristen Petra
untuk menjadi narasumber dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Peneliti tetap menjaga kontak dan mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan
tambahan guna mendapat informasi yang masih dibutuhkan dengan Bhara melalui
media komunikasi WhatsApp.
4.3.3. Setting Wawancara Franda Handika Juniar
Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan Franda di salah satu
coffee shop & café yaitu di Starbucks yang terletak didalam Level 21 Mall.
Peneliti telah mengenal dengan sosok Franda sejak peneliti melakukan aktivitas
magang di Level 21 Mall, dan pada saat setelah beberapa bulan berpisah dan
melakukan kontak kembali melalui media komunikasi WhatsApp sekitar pada
bulan Januari, beliau masih tetap menerima dan menyambut saya dengan ramah,
serta mengatakan bersedia untuk menjadi salah satu wawancara terkait special
event tahunan Level 21 Mall, yaitu Denpasar Hype Fashion Week 2018.
Proses wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti dan
narasumber bersamaan dengan Bhara, namun berbeda jam lokasi. Pukul 11.00
pagi merupakan waktu yang telah disepakati oleh peneliti dan narasumber untuk
bertemu di Starbuck dan melakukan proses wawancara. Sebelum memulai
wawancara peneliti memberikan panduan wawancara yang akan ditanyakan
kepada narasumber, kemudian beliau membacanya secara sekilas dan
menanyakan beberapa pertanyaan mengenai ketidakjelasan atau ketidakpahaman
beliau terkait pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan. Seluruh panduan
pertanyaan yang diberikan oleh peneliti mengenai bagaimana sejarah atau asal
mulanya tercetusnya program Denpasar Hype Fashion Week, proses perencanaan
dari special event Denpasar Hype Fashion Week 2018, tujuan dibalik pelaksanaan
special event dan konsep yang diterapkan oleh Level 21 Mall secara keseluruhan.
Tidak hanya itu saja, peneliti juga menanyakan mengenai proses menentukan
konsep, hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi serta solusi atau
penyelesaiannya, dan tolak ukur kesuksesan acara dan sistem evaluasi yang
diterapkan oleh manajemen, serta detail dari tahap research, design, planning,
coordination dan evaluation yang dilakukan oleh manajemen Level 21 Mall
Denpasar Bali. Suasana saat melakukan wawancara di Starbuck saat itu terbilang
59 Universitas Kristen Petra
cukup sepi dikarenakan masih pagi, jadi tidak terlalu banyak orang yang datang,
sehingga proses wawancara terasa lebih santai dan lebih jernih terdengar jelas.
Kemudian seperti biasanya setelah selesai peneliti dan narasumber berjabat tangan
dan peneliti mengucapkan terima kasih banyak atas waktu yang telah diluangkan
untuk menjadi narasumber dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Peneliti tetap menjaga kontak dan mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan
tambahan guna mendapat informasi yang masih dibutuhkan dengan Franda
melalui media komunikasi WhatsApp.
4.3.4. Setting Wawancara Trisnawati Witono
Proses wawancara mendalam antara peneliti dan Trisnawati dilakukan
pada Senin, 22 April 2019 pukul 14.00 di Lobby Level 21 Mall. Sebelumnya
Sabtu, 20 April 2019 peneliti telah menghubungi yang akrab dipanggil Nana ini
lewat aplikasi komunikasi online, yaitu WhatsApp. Peneliti mendapatkan kontak
tamu undangan Nana ini dari mantan staff Public Relations Level 21 Mall yang
mengundangnya pada perayaan Denpasar Hype Fashion Week 2018, dalam isi
pesan yang peneliti kirimkan menanyakan apakah beliau bersedia untuk menjadi
salah satu narasumber terkait penelitian skripsi mengenai Denpasar Hype Fashion
Week 2018, dan ia mengatakan bersedia.
Pada saat itu keadaan Lobby masih cukup sepi, belum terlalu banyak
pengunjung yang datang, hanya ada tenant salah satu otomotif mobil yang
dipajang ditengah-tengah pintu masuk area Lobby dan dijaga oleh 2 orang
salesnya. Setelah kedatangan Nana sekitar 14.20 peneliti terlebih dahulu
melakukan proses pengenalan satu sama lain, karena hari itu merupakan pertama
kalinya kami bertemu. Setelah berbincang-bincang sejenak akhirnya kami
memulai proses wawancara dengan peneliti menjelaskan terlebih dahulu
pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ditanyakan. Proses wawancara berjalan
dengan lancar, narasumber dapat menjawab dengan padat dan jelas.
4.4. Temuan Data
Dalam wawancara yang dilakukan peneliti terhadap beberapa informan,
yakni Account Executive Event, Graphic Design, Exhibition Staff, serta ketua
60 Universitas Kristen Petra
komunitas fashion yang menjadi tamu undangan dalam special event Denpasar
Hype Fashion Week 2018. Melalui proses wawancara tersebut peneliti
memperoleh hasil terkait segala proses yang dilakukan manajemen Level 21 Mall,
yaitu mulai dari tahap persiapan, pelaksanaannya, hingga tahap sistem evaluasi
yang dilakukan oleh tim pelaksana.
4.4.1. Penentuan Tujuan dan Target Sasaran Denpasar Hype Fashion Week
2018
Special event Denpasar Hype Fashion Week yang diadakan oleh Level 21
Mall Bali memiliki dua tujuan utama dalam pelaksanaannya. Tujuan pertama
yaitu merupakan bentuk kepedulian terhadap desainer-desainer muda, yang
berbakat dalam bidang fashion untuk memberikan sebuah wadah bagi mereka,
yang dimana tidak hanya untuk menampilkan karya-karya mereka saja, tetapi
melalui special event ini membantu mereka dikenal oleh kalangan masyarakat
sehingga dapat membuat mereka semakin berkembang lagi untuk kedepannya.
Kedua, yaitu membangun dan mempertahankan relasi yang telah terjalin dengan
stakeholders Level 21 Mall, yang terdiri dari sponsorships, owner tenants,
goverment, dan loyal customer.
“Tujuan dari acara ini sebenernya sih ada dua ya. Jadi tujuan pertama itu
kita pengen memberikan wadah kepada temen-temen komunitas fashion,
untuk menampilkan hasil karya-karya mereka kepada masyarakat,
sehingga dapat berkembang sih. Trus kedua itu melalui acara ini kita
berharap bisa tetep mempertahankan hubungan dengan stakeholder Level
21 Mall, kan stakeholders kita itu ada dari owner tenant, sponsorships,
trus ada dari pemerintahan juga, dan pastinya loyal customer yang diukur
dari high spending-nya di Level 21 Mall.” (Wawancara dengan Pramudia,
Ketua AcaraLevel 21 Mall, 22 April 2019).
Peneliti menemukan bahwa melalui hasil wawancara yang dilakukan oleh
Pramudia selaku ketua acara special event Denpasar Hype Fashion Week 2018,
menyatakan bahwa pelaksanaan dan tujuan dari special event ini dicetuskan
pertama kali oleh Manager Marketing Communication Level 21 Mall yang
pertama, yaitu Bobby Arianta pada tahun 2017. Pramudia mengatakan bahwa
61 Universitas Kristen Petra
pada saat itu dirinya telah menjadi bagian dari Divisi Marketing Communication,
namun masih berada di posisi sebagai staff event. Tujuan pertama Denpasar Hype
Fashion Week terkait sebagai wadah bagi komunitas fashion didapatkan dari hasil
observasi lapangan yang dilakukan oleh Manager Marketing Communication
beserta tim Marketing Communication. Observasi lapangan yang dilakukan
menggunakan cara mengunjungi komunitas-komunitas fashion yang ada di Bali
dan melakukan diskusi mengenai perkembangan fashion di Bali. Kemudian tujuan
kedua Denpasar Hype Fashion Week kedua merupakan wujud dari salah satu misi
Level 21 Mall, yaitu memperkuat kolabrasi dengan rekanan bisnis, melalui
komunikasi dan kerjasama yang baik.
“Tentu ada ya. Jadi, proses perencanaan tujuan DHFW 2018 ini kita
kembali melihat kebelakang, DHFW di tahun sebelumnya, tahun 2017.
Awal muasalnya itu dicetus oleh Pak Bobby yang waktu itu masih menjadi
Manager Marketing Communication Level 21, beliau membuat DHFW
untuk membangun minat dari designer-designer yang ada di Denpasar,
mewadahi mereka untuk menampilkan koleksi-koleksi mereka kepada
masyarakat. Waktu itu kita melakukan observasi lapangan sih, jadi tim
kita kan punya beberapa koneksi dengan desainer-desainer Bali kita ajak
ngobrol-ngobrol ringan aja seputar perkembangan fashion di Bali. Trus
yang kedua karena acara ini merupakan perwujudan dari misi Level 21
Mall sendiri, kan ada tuh salah satu misinya pokoknya tentang menjaga
kolabrasi gitu sama rekanan bisnis kita.”(Wawancara dengan Pramudia,
Ketua AcaraLevel 21 Mall, 22 April 2019).
Observasi lapangan yang dilakukan oleh Bapak Bobby selaku mantan
Manaager Marketing Communication yang bertugas pada tahun 2017, dan
dibantu oleh tim dari Divisi Marketing Communication terkait tujuan pertama dari
Denpasar Hype Fashion Week dalam menjadi wadah bagi designer-designer
dilakukan secara lisan saja. Hal tersebut dilakukan dengan cara bertemu dan
berdiskusi terkait perkembangan dunia fashion dengan komunitas fashion yang
telah menjadi channel Level 21 Mall. Sehingga Pramudia selaku ketua acara
mengatakan bahwa manajemen Level 21 Mall tidak melakukan analisa SWOT
dalam proses research dan perencanaan pelaksanaan special event Denpasar Hype
62 Universitas Kristen Petra
Fashion Week. Karena hasil observasi lapangan yang dilakukan berupa diskusi
secara lisan saja, maka manajemen tidak memiliki output tertulis terkait observasi
lapangan yang telah dilakukan.
“SWOT gak ada, karena seinget saya sih tidak ditulis atau
didokumentasikan ya, karena kan dulu pada saat dateng trus ngobrol-
ngobrol sama mereka itu ya ngalir aja, yang penting tujuan ngobrolnya
uda tau arahnya mau ngomongin apa. Jadi setelah diskusi ke beberapa
komunitas itu, Pak Bobby melakukan meeting bersama gitu sama tim dulu
trus baru deh naik keatas ngobrol sama GM.”(Wawancara dengan
Pramudia, Ketua AcaraLevel 21 Mall, 22 April 2019).
Setelah penetapan tujuan yang dilakukan oleh manajemen Level 21 Mall,
langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menetapkan target sasaran atau publik
dari pelaksanaan special event Denpasar Hype Fashion Week 2018 (DHFW
2018). Target sasaran dari DHFW 2018 ini yaitu golongan menengah keatas.
Tidak dilakukannya observasi khusus terkait penetapan target sasaran ini, namun
General Mall Manager (GM) menetapkan target sasaran tersebut berdasarkan
tujuan dari pelaksanaan special event itu sendiri.
“Target sasaran dari acara DHFW ini ditentuin sama GM, dan targetnya
itu menengah keatas. Kenapa menengah keatas karna menyesuaikan
dengan tujuan dari acara ini sih. Jadi tujuannya kan supaya menjadi
wadah komunitas fashion, tentu untuk menjadi sebuah komunitas fashion
harus memiliki modal yang cukup besar untuk membuat koleksi baju-
bajunya. Kemudian berkaitan dengan stakeholders itu sendiri orang-
orangnya terdiri dari owner tenants, trus sponsorships, lalu ada juga loyal
customer, pelanggan yang bisa dikatakan sebagai loyal customer adalah
pelanggan yang memiliki high spending yang telah ditentukan mal. Lalu
yang terakhir adalah pemerintah daerah gitu, tentu mereka orang-orang
yang bisa dikatakan golongan menengah keatas.” (Wawancara dengan
Pramudia, Ketua AcaraLevel 21 Mall, 22 April 2019).
Melalui penetapan target sasaran yang telah dilakukan oleh General Mall
Manager (GM) Level 21 Mall, maka ditentukanlah target total undangan yang
akan dibagikan terkait pelaksanaan special event Denpasar Hype Fashion Week.
63 Universitas Kristen Petra
Melalui hasil meeting yang dilakukan Pramudia dan tim bersama dengan GM,
maka diputuskan total target undangan yaitu 600 undangan yang terdiri dari 400
undangan VIP dan 200 undangan VVIP. Penggolongan undangan ini dilakukan
karena pelaksanaan special event Denpasar Hype Fashion Week 2018 diadakan
selama 3 hari berturut-turut, yaitu pada 9, 10, dan 11 November 2018. Maka dari
itu 400 undangan VIP diundangan untuk datang pada tanggal 9 dan 10 November,
masing-masing hari 200 undangan, yang terdiri dari 100 undangan golongan
komunitas fashion dan celebrity Instagram atau yang dapat juga disebut sebagai
influencer fashion, sisanya merupakan undangan untuk para casual leasing di
Level 21 Mall. Kemudian untuk puncaknya tanggal 11 November dihadiri oleh
200 tamu undangan VVIP, yang terbagi menjadi 50 undangan untuk keluarga dari
Board of Directors, 50 undangan untuk pihak sponsorships yang terlibat, dan 50
undangan bagi big owner tenants di Level 21 Mall, serta yang terakhir 50
undangan untuk pihak pemerintah daerah dan kepolisian.
“Jadi penentuan jumlah undangan itu dari GM, dan dibagi jadi dua
golongan VIP sama VVIP. Tapi nanya dulu ke divisi yang bersangkutan
bisa ngundang berapa orang. Contohnya saya kan statusnya jadi
exhibition staff, ditanyain bisa gak bawa 100 owner casual leasing. Trus
pembagian kedatangan GM juga yang tentukan, hari pertama itu khusus
200 undangan VIP dari 100 komunitas fashion sama celebgram, trus
sisanya dari owner casual leasing. Hari kedua pembagiannya kurang
lebih sama aja, nah untuk hari ketiga ini khusus undangan VVIP karena
hari ketiga ini juga termasuk perayaan anniversary Level 21 Mall. Jadi
200 undangan VVIP itu termasuk ada keluarga Board of Directors,
sponsorships, trus ada owner tenants yang gede-gede, sama loyal
customer yang kategorinya itu high spending di Level 21 Mall. Masing-
masing jumlahnya 50 undangan sih.”(Wawancara dengan Franda, PIC
Invitation Level 21 Mall, 24 April 2019).
Namun, setelah adanya penetapan tujuan tersebut, diketahui bahwa Level
21 Mall tidak mencapai target undangan atau sasaran yang diinginkan. Hal
tersebut dilihat dari tamu undangan yang hadir pada hari pertama tidak mencapai
angka 200, tetapi berada pada angka 75 undangan saja. Kemudian pada hari kedua
64 Universitas Kristen Petra
mulai terdapat peningkatan, undangan yang datang mencapai angka 125 tamu
undangan, namun tetap tidak bisa memenuhi target undangan pada hari itu, yaitu
200 undangan. Kemudian pada hari ketiga kembali mengalami peningkatan,
undangan yang hadir berjumlah 150, namun 50 undangan yang lain tidak hadir
dan 50 undangan dari 150 undangan tersebut hanya sebagai perwakilan saja.
“Tapi pada saat pelaksanaan memang kita tidak mencapai target sasaran,
seharusnya berjumlah 600 undangan, dan berharap bisa melebihi itu
kenyataannya total tamu undangan pada waktu itu hanya 300 saja. Jadi hari
pertama itu sedikit sekali hanya 75 undangan saja, hari kedua 125 undangan, dan
hari ketiga itu kita banyak kedatangan perwakilan, jadi 150 undangan yang
datang tapi 50nya itu perwakilan.”(Wawancara dengan Franda, PIC Invitation
Level 21 Mall, 24 April 2019).
4.4.2. Desain Konsep dan Struktur Panitia Denpasar Hype Fashion Week
2018
Proses penentuan konsep acara atau tema utama dari special event
Denpasar Hype Fashion Week 2018 ditentukan oleh Pramudia selaku ketua acara,
kemudian dibantu oleh tim Divisi Marketing Communication. Terdapat beberapa
langkah yang dilakukan oleh manajemen dalam menentukan konsep acara, yaitu
pertama-tama melakukan observasi lapangan dengan cara mendatangi mal-mal di
Bali, yang menyelenggarakan event-event berkaitan dengan fashion show. Kedua,
dengan melakukan browsing internet terkait event-event fashion show, yang
dilakukan oleh mal-mal diluar Pulau Bali.
“Jadi sebelum muncul konsep atau tema Sparkling untuk DHFW 2018,
saya dan tim Divisi Marcom itu detengin mal-mal sebelah yang waktu itu
lagi ngadain acara fashion show, trus kalau untuk event-event fashion
yang diluar Pulau Bali ya kita browsing di internet cari informasinya.
Semua itu wajib dilakukan ya, karna dari sana saya dan tim jadi punya
inspirasi nanti DHFW selanjutnya nih mau dibikin kayak gimana, dan
juga supaya gak sama dengan mal-mal lain, supaya gak dikatain plagiat.”
(Wawancara dengan Pramudia, Ketua AcaraLevel 21 Mall, 22 April
2019).
65 Universitas Kristen Petra
Kemudian setelah ketua acara mengetahui konsep acara atau tema apa
yang akan diterapkan dalam pelaksanaan special event Denpasar Hype Fashion
Week 2018. Maka selanjutnya beliau menuliskannya dalam bentuk presentation
proposal, menggunakan media PowerPoint untuk membuat proposal acara. Pada
proses pembuatan proposal tersebut, ketua acara melakukan meeting terlebih
dahulu dengan Manager Marketing Communication dan tim Divisi Marcom,
dengan tujuan untuk menanyakan dan mendapatkan ide-ide atau alternatif-
alternatif lainnya. Setelah itu ketua acara akan memberikan proposal tersebut
kepada Bhara selaku Graphic Design untuk didesain terlebih dahulu, dan jika
sudah maka Pramudia akan melakukan meeting bersama dengan General Mall
Manager, dengan tujuan menjelaskan isi proposal tersebut dan meminta approval.
“Lalu dari situ saya akan buat PowerPoint untuk membuat proposal
acara dan didesain oleh Bhara, trus kita meeting bersama dulu sama
Manager Marcom, kalau udah deal saya akan naik dan meeting dengan
GM, diskusiin proposalnya sekalian minta approval proposal yang uda
dibuat. Jadi total waktu yang dibutuhkan sebulanan ya sepertinya.”
(Wawancara dengan Pramudia, Ketua AcaraLevel 21 Mall, 22 April
2019).
Pada proses desain yang dilakukan oleh ketua acara dan tim Divisi
Marketing Communication, terdapat beberapa hasil output yang telah dibuat
melalui hasil dari observasi lapangan hingga meeting bersama tim dan GM. Hasil
output yang dibuat oleh ketua acara adalah berupa proposal berisi konsep acara
fashion show, yang bertemakan Sparkling. Kemudian menyusun Rencana
Anggaran Biaya (RAB), timeline acara dan rundown acara yang akan dibantu oleh
anak-anak event staff serta Pramudia juga membentuk kepanitiaan baru, khusus
untuk perencanaan hingga pelaksanaan special event Denpasar Hype Fashion
Week 2018. Lalu hasil output yang dikeluarkan oleh Bhara selaku Graphic
Design Level 21 Mall adalah mendesain semua yang berhubungan dengan
promotion tools, yaitu mulai dari umbul-umbul outdoor dan indoor, poster digital
dan hardcopy poster, serta mendesain undangan yang akan dibagikan kepada
tamu undangan.
66 Universitas Kristen Petra
“Pertama desain konsep acara dan tema ya, sampai akhirnya keluar
konsep fashion show bertemakan Sparkling. Trus kalau yang berkaitan
sama acara itu, ketua acara ngedesain Rencana Anggaran Biaya (RAB),
timeline, sama desain panitia baru khusus DHFW 2018. Kalau dari saya
sebagai Graphic Design sih saya desain promotion tools-nya, kayak
umbul-umbul, poster, desain undangan. Kalau untuk rundown itu ketua
acara dulu yang buat, trus nanti bisa dibantu sama event staff.”
(Wawancara dengan Bhara, Show Director Level 21 Mall, 24 April 2019).
Disisi lain ketua acara juga mendesain struktur panitia baru yang dibuat
khusus untuk menyelenggarakan special event Denpasar Hype Fashion Week
2018. Dalam proses pembentukan panitia tersebut, tidak terdapat syarat dan
ketentuan khusus, karena Pramudia selaku ketua acara tidak menerapkan prosedur
khusus dalam penetapan anggota panita, jadi pemilihan panitia dilakukan secara
tidak formal dan hanya berdasarkan penilaian pribadi dari Pramudia dan ketentuan
General Mall Manager (GM).
“Prosedur pembentukan panitia tidak ada. Pembentukan panitia dilakukan
secara tidak formal saja, karena saat itu saya yang menjadi ketua acara maka
saya yang menentukan panitanya, namun tetap dikonsultasikan kepada General
Manager. Tidak formal disini artinya saya melihat jika memang orang tersebut
memiliki kemampuan khusus dibidang tertentu maka akan saya masukkan dalam
divisi yang memang membutuhkan keahliannya. Tetapi untuk beberapa staff yang
memang tidak memiliki basic event pemilihan dilakukan secara acak saja.”
(Wawancara dengan Pramudia, Ketua AcaraLevel 21 Mall, 22 April 2019).
Kemudian temuan data lainnya yang terkait dengan desain adalah
pemilihan koleksi-koleksi baju, yang ditampilkan oleh 21 fashion designer dalam
pelaksanaan special event Denpasar Hype Fashion Week 2018. Penentuan
koleksi-koleksi baju yang ditampilkan ditentukan oleh ketua acara, yaitu
Pramudia. Penentuan dilakukan menyesuaikan dengan tema yang diangkat, yaitu
sparkling. Maka dari itu koleksi baju yang ditampilkan oleh setiap designer
diharapkan untuk mengandung unsur sparkling/glamour, dengan tujuan pada saat
para undangan melihatnya, maka akan menangkap pesan keselarasan dengan tema
special event Denpasar Hype Fashion Week 2018, yaitu sparkling.
67 Universitas Kristen Petra
4.4.3. Penentuan Waktu, Tempat dan Tempo
Proses yang ditempuh oleh Divisi Marketing Communication dalam
melakukan segala persiapan terkait special event Denpasar Hype Fashion Week
2018, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaannya membutuhkan waktu yang
panjang. Dinyatakan oleh Pramudia selaku ketua acara, bahwa waktu yang
dibutuhkan untuk menyusun konsep, tema, Rencana Anggaran Biaya, timeline,
hingga pembentukan panitia serta mendapat approval dari General Mall Manager
kira-kira membutuhkan waktu lebih dari sebulan. Kemudian untuk proses
planning hingga coordination yang dilakukan oleh manajemen Level 21 Mall,
terkait special event Denpasar Hype Fashion Week 2018 membutuhkan waktu
selama 2 bulan, setelah proses pengajuan dan approval selesai. Jadi keseluruhan
total waktu yang terpakai oleh manajamen Level 21 Mall, mulai dari proses
perencanaan hingga pelaksanaan special event adalah 3 bulan, yang terhitung dari
pertengahan Agustus hingga awal November.
“Jadi kita rencana sudah mulai membahas-membahas acara ini sekitar 3
bulan sebelumnya, tapi kita baru eksekusi 2 bulan sebelumnya, karena
proses-proses tadi. Proses pengajuan dari konsep acara terus yang kedua
dari gambaran secara umum proposal, terus pengajuan dana itu hampir
sebulan lebih sih. Jadi sambil nungguin approval ya kita juga nyari-nyari
calon sponsor, jadi ya total waktu yang dibutuhkan sebulanan ya
sepertinya.”(Wawancara dengan Pramudia, Account Executive Event
Level 21 Mall, 22 April 2019).
Diketahui melalui hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dan
Pramudia selaku ketua acara, bahwa penyelenggaraan special event Denpasar
Hype Fashion Week 2018 mengalami delay. Acara tersebut memang telah
ditetapkan untuk dilakukan setiap tahunnya pada bulan Agustus, namun pada
penyelenggaraan Denpasar Hype Fashion Week yang ke-2 ini terpaksa diundur
atas diskusi yang dilakukan oleh ketua acara, tim Divisi Marketing
Communication, dan General Mall Manager. Alasan dibalik pengunduran terkait
penyelenggaraan special event Denpasar Hype Fashion Week 2018 ini, karena
hasil dari diskusi yang telah dilakukan oleh ketua acara, tim Divisi Marketing
Communication, dan General Mall Manager sepakat untuk menggabungkan acara
68 Universitas Kristen Petra
Denpasar Hype Fashion Week 2018 dengan Anniversary ke-2 dari Level 21 Mall,
yang jatuh pada tanggal 11 November. Maka dari itu ketua acara memutuskan
untuk memindahkan penyelenggaraan special event Denpasar Hype Fashion
Week 2018, pada bulan November dan dilaksanakan selama 3 hari yang dimulai
dari tanggal 9, 10, dan 11 November 2018. Sehingga tema Sparkling dari special
event Denpasar Hype Fashion Week 2018 ini menyesuaikan dengan perayaan
Anniversary ke-2 dari Level 21 Mall.
“Ya sangat-sangat dikomunikasikan, pemilihan dari nama sparkling
DHFW yang kita bawa, kita undur yang harusnya dari bulan Agustus, kita
bawa ke November itu hasil dari komunikasi kita sama pihak GM, maka
ditentuin deh diadain 3 hari dari 9 sampe 11 November. Tujuannya seperti
tadi dibilang kenapa diundur? Karena pengen menambah suasana biar
lebih rame, crowdnya lebih enak jadi kita full eventnya disitu biar dapet
feelnya. Komunikasinya dari awal, dari pemilihan tema, proposal kita
duduk bareng. Jadi, tim kecil dulu yang kita bentuk itu dari Marketing
Communication, sebelum kita share ke temen-temen semua departemen
divisi lain, tim Marketing Communication sudah berkomunikasi duduk
bareng dengan pihak General Manager Mall untuk mengambil tema
seperti itu. Nanti dari General Manager Mall yang ke Board Of Director,
nah yang disini komunikasi kita ke Board Of Director itu tidak langsung,
hanya melalui General Manager Mall.”(Wawancara dengan Pramudia,
Account Executive Event Level 21 Mall, 22 April 2019).
Namun, melalui hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Franda
selaku PIC Invitation mengatakan bahwa, waktu pembentukan panitia yang telah
ditetapkan terlalu mendekati hari H pelaksanaan special event. Beliau merasa
bahwa karena waktu yang sudah hampir mendekati pelaksanaan special event,
mengakibatkan beliau mengalami kesulitan dalam mengatur waktu antara
menjalankan dan menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai PIC Invitation
sekaligus Exhibition Event dalam waktu yang bersamaan.
“Yang jadi pertimbangan dari kemarin ya, dari event yang kemarin kita
untuk ininya sih, koordinasi untuk pembentukan panitianya terlalu mepet,
event konsep kita udah jadi. Tapi untuk pembentukan panitia itu kita jadi
69 Universitas Kristen Petra
h-sebulan eh sorry h-2 bulan sih jadi kita butuh waktu yang panjang
banget sih untuk nyiapin ini semua, padahal konsepnya udah bagus tapi
pas kita jalanin, itu kita agak ribet tapi kan kita dikasih waktu 2 bulan,
belum sponsor trus masing-masing dari kita juga punya job sendiri, jadi
susah mikirin harus ngerjain itu eh ada deadline dari yang lain atau eh
client ini minta ketemuan, itu aja sih.”(Wawancara dengan Franda, PIC
Invitation Level 21 Mall, 24 April 2019).
Setelah penetapan waktu yang telah ditentukan, maka selanjutnya adalah
lokasi yang dijadikan tempat untuk penyelenggaraan special event Denpasar Hype
Fashion Week 2018. Lokasi yang dipakai oleh Level 21 Mall adalah di Level 21
Mall itu sendiri dan berada di area Main Atrium dengan kapasitas menampung
200 kursi. Kemudian detail peralatan yang dibutuhkan untuk men-desain area
tersebut menjadi konsep fashion show, Level 21 Mall mencari vendor-vendor
yang dapat bekerjasama dalam hal tersebut. Vendor-vendor yang dipakai oleh
pihak Level 21 Mall, yaitu vendor lighting, vendor stage, vendor sound system,
dan vendor kursi meja tambahan, serta vendor printing untuk mencetak setiap
promotion tools yang digunakan oleh Level 21 Mall dan undangan acara.
“Lokasi yang kita pakai pasti di Level 21 Mall sendiri, trus kalau untuk
area kita pakai Main Atrium, karena disitu kita bisa nampung ya kurang
lebih 200 orang cukuplah. Isi dari lokasinya tentu kita pakai vendor,
mulai dari lighting-nya, stage-nya, kursi-mejanya, trus kita kan juga pakai
promotion tools umbul-umbul indoor ya kita pakai vendor printing
juga.”(Wawancara dengan Pramudia, Account Executive Event Level 21
Mall, 22 April 2019).
Pada proses perencanaan hingga pelaksanaan Denpasar Hype Fashion
Week 2018, Pramudia selaku ketua acara juga membuat timeline acara terkait
Denpasar Hype Fashion Week 2018. Timeline acara ini dibuat oleh beliau dengan
tujuan untuk mengatur tempo acara, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan,
sehingga setiap anggota panitia atau manajemen Level 21 Mall memiliki panduan
deadline yang jelas terkait special event. Sebelum timeline tersebut dibagikan
kepada seluruh anggota manajemen Level 21 Mall, seorang ketua acara
diharuskan untuk melakukan diskusi terlebih dahulu kepada General Mall
70 Universitas Kristen Petra
Manager dan meminta approval dari beliau. Setelah mendapatkan approval,
kemudian Pramudia membagikan timeline berupa file yang dituliskan pada
Microsoft Excel di group WhatsApp khusus Denpasar Hype Fashion Week 2018
yang telah dibentuk oleh ketua acara sendiri.
“Untuk timeline kegiatan kebetulan saya sendiri sebagai ketua panitianya
yang merancang, yang saya koordinasikan dengan Manager Marketing
Communication dulu, baru setelah itu saya koordinasikan ke General
Manager Mall untuk meminta approval, karena setiap keputusan yang
diambil harus meminta approval kepada GM dulu untuk bisa dijalankan.
Tujuan dari timeline ini supaya tertata sih, jadi saya dan tim tau tugas-
tugas yang mana dulu yang harus dikerjakan karena ada deadline-
nya.”(Wawancara dengan Pramudia, Account Executive Event Level 21
Mall, 22 April 2019).
4.4.4. Proses Koordinasi Manajemen dalam Perencanaan hingga
Pelaksanaan Denpasar Hype Fashion Week 2018
Special event Denpasar Hype Fashion Week 2018 merupakan acara besar
bagi Level 21 Mall, sehingga seluruh lini divisi manajemen Level 21 Mall
memegang peranan tersendiri, untuk saling bekerjasama dalam menyukseskan
acara tersebut. Maka dari itu penting adanya Standart Operasional Procedure
(SOP) dalam koordinasi antar manajemen, mulai dari perencanaan hingga
pelaksanaannya, agar memudahkan manajemen beroperasi. Namun, diketahui dari
hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan setiap informan bahwa
dalam manajemen Level 21 Mall, tidak memiliki Standart Operasional Procedure
(SOP).
“Kalau SOP itu sendiri tidak ada, nggak jelas, karena kita bekerja
berdasarkan atas kepercayaan satu sama lain aja. Jadi ya tidak ada
ketentuan standard yang khusus, ngalir aja.” (Wawancara dengan
Pramudia, Account Executive Event Level 21 Mall, 22 April 2019).”
Kemudian dalam proses perencanaan hingga pelaksanaannya, manajemen
Level 21 Mall menerapkan alur komunikasi yang tidak pada umumnya, dalam
prosesnya diketahui bahwa setiap divisi yang telah terbentuk, dapat langsung
71 Universitas Kristen Petra
mengutarakan pendapat dan ide-ide yang berkaitan dengan Denpasar Hype
Fashion Week 2018 langsung kepada General Mall Manager, tanpa harus
mendiskusikannya terlebih dahulu kepada Pramudia selaku ketua acara special
event Denpasar Hype Fashion Week 2018.
“Oh untuk DHFW sebenarnya kita tidak melewati jalur itu, karena kita
membentuk tim sendiri, yang kita ambil dari teman-teman CS, kita ambil
dari teman-teman finance dan tim itu bisa langsung ke atas. Jadi, kita
tidak ambil dari tim per divisi, kalau umumnya per divisi tidak bisa
langsung naik ke General Manager Mall, karena pasti ada prosedurnya.
Seperti CS harus ke leadernya dulu, lalu leadernya baru ke Manager
Marketing Communication, setelah itu baru naik ke atas ke General
Manager Mall. Tapi kalau untuk DHFW, kita rencana untuk membentuk
team yang sama rata jadi bisa langsung ke atas.”(Wawancara dengan
Pramudia, Account Executive Event Level 21 Mall, 22 April 2019).
Lalu dalam proses perencanaan hingga pelaksanaannya seluruh
manajemen Level 21 Mall tentu melakukan proses koordinasi yang berkaitan
dengan special event Denpasar Hype Fashion Week 2018. Proses ini dilakukan
dengan menggunakan beberapa cara, yaitu pertama dengan mengadakan meeting
koordinasi yang dilakukan setiap hari Senin, dihadiri oleh ketua acara, seluruh tim
Divisi Marketing Communication,koor atau PIC yang telah terpilih, serta General
Mall Manager. Kedua, dengan media komunikasi berupa sebuah groupWhatsApp
yang dibuat oleh ketua acara, dimana didalamnya terdapat seluruh tim manajemen
Level 21 Mall beserta dengan General Mall Manager. Pada saat pelaksanaannya
selama 3 hari berturut-turut divisi Marketing Communication menyewa alat bantu
berupa Handy Talky(HT) untuk memudahkan proses komunikasi kepada setiap
koor-koor yang bertugas pada hari H.
“Alat komunikasi kita hanya menggunakan group WhatsApp, kita buat
group sendiri, disitu kita ada tim-tim Sparkling, waktu itu namanya
sparkling aja. Didalamnya ada seluruh tim manajemen yang masuk, mulai
dari coordinator sama anggota-anggotanya. Kalau pas hari H kita pake
HT untuk tiap koordinator, trus kalau yang tidak bawa HT ya kita telp WA
72 Universitas Kristen Petra
atau chat di grup WA tadi.” (Wawancara dengan Pramudia, Account
Executive Event Level 21 Mall, 22 April 2019)
Melalui hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dan Franda selaku
PIC Invitation, terkait koordinasi yang berlangsung selama perencanaan special
event Denpasar Hype Fashion Week 2018, beliau menyatakan bahwa ia
mengalami kesulitan untuk mengikuti meeting koordinasi yang dilakukan setiap
hari Senin. Dikarenakan pada hari tersebut, ia juga memiliki meeting dengan
klien-klien dan calon-calon klien Level 21 Mall yang ingin bertanya mengenai
sistem sewa di area Level 21 Mall, mengingat bahwa Franda juga merupakan
Exhibition Staff sehingga menemui klien merupakan tanggung jawabnya yang
harus ia lakukan dan selesaikan. Hal tersebut mengakibatkan Franda mengalami
ketinggalan informasi terkait special event Denpasar Hype Fashion Week 2018.
“Waktu itu ketua acara pak Pram membuat group WhatsApp khusus untuk
acara ini, isinya itu seluruh tim manajemen Level 21 Mall sampe GM
juga. Trus kita juga komunikasi waktu itu lewat meeting koordinasi tiap
hari Senin sih, Cuma waktu awal-awal saya jarang hadir karna saya juga
harus meeting ketemu klien bahas casual leasing. Jadi memang saya
awal-awal sering ketinggalan informasi juga, trus kerjaan DHFW jadi
terhambat juga. Trus pas hari H itu kita komunikasi lewat HT, tapi yang
boleh bawa hanya staff-staff yang menjadi koordinator hari
itu.”(Wawancara dengan Franda, PIC Invitation Level 21 Mall, 24 April
2019).
Walaupun terdapat beberapa tim manajemen Level 21 Mall yang
mengalami kesulitan, dalam mengikuti meeting koordinasi yang mengakibatkan
ketinggalan informasi, namun Pramudia selaku ketua acara menyampaikan bahwa
seluruh tim manajemen Level 21 Mall benar-benar sepakat untuk memiliki satu
komitmen, yaitu bersama-sama men-sukseskan special event ini. Hal tersebut
dibuktikan dengan kehadiran setiap manajemen Level 21 Mall yang mengikuti
latihan terkait adanya konten acara yang dipersembahkan oleh manajemen Level
21 Mall, yaitu flash mob. Mereka datang dan melakukan latihan tersebut setiap
seminggu sekali dan dimulai dari pukul 08.00 pagi sebelum mal buka, hingga
dimulainya jam operasional mal pada pukul 10.00 pagi. Kemudian melakukan
73 Universitas Kristen Petra
meeting diluar jam kerja, hal ini dilakukan untuk divisi-divisi yang mengalami
kesulitan dalam mengikuti meeting koordinasi atau sulit untuk ditemui selama jam
kerja berlangsung.
“Tapi ya kita semua disini tetap berkomitmen untuk men-sukseskan acara
ini, contohnya salah satu konten acaranya kan ada persembahan flash
mob dari manajemen Level 21 Mall, kita semua yang ikut bela-belain
bangun pagi buat datang kumpul latihan di mal jam 8 pagi sebelum buka
mal sampai buka mal jam 10. Padahal malemnya biasanya kita itu sampe
pernah belain meeting diluar jam kerja, sangking susahnya buat meeting
di jam kerja.” (Wawancara dengan Pramudia, Account Executive Event
Level 21 Mall, 22 April 2019).
Disisi lain,manajemen Level 21 Mall mengalami hambatan-hambatan
yang terjadi pada proses perencanaan special event Denpasar Hype Fashion Week
2018. Diketahui bahwa titik hambatan terjadi pada kurang intens-nya komunikasi
yang terjalin antar divisi sehingga berdampak pada sulitnya melakukan koordinasi
dengan divisi-divisi yang lain. Hal ini disebabkan olehstaff-staff yang terpilih
menjadi koor tidak hanya berstatus sebagai pantia yang ditentukan oleh ketua
acara untuk perayaan special event Denpasar Hype Fashion Week 2018, namun
mereka juga memiliki tanggung jawabyang harus dilakukan sebagaimana ia
ditetapkan berada di Level 21 Mall. Kemudian pada tahap pelaksanaannya,
Pramudia menyatakan bahwa hambatan yang dirasakan tidak terlalu berarti karena
hambatan hanya berasal dari keterlambatan dalam memulai acara, hal ini dapat
tejadi karena sudah disepakati oleh General Mall Manager agar acara boleh
dimulai, jika tamu undangan sudah mencapai 50% dari target undangan yang telah
ditentukan.
“Hambatan tentu ada, satu, komunikasi tentunya, karena sulit untuk
melakukan pertemuan, kan jadi kurang ada komunikasi, ya jadi kurang
ada kejelasan koordinasi. Karena mereka juga punya tugas masing-
masing, punya jobdesc masing-masing sehingga membuat komunikasi kita
gak terlalu lancar. Lalu yang kedua koordinasi, karena komunikasi kita
yang terbatas, untuk koordinasi kita itu juga agak susah. Satu masih ada
meeting klien-lah, sedangkan kita sudah harus eksekusi. Kalau sudah
74 Universitas Kristen Petra
seperti itu ya jadi lambat geraknya. Kalau pada waktu pelaksanaan,
mungkin lebih kearah mulai acaranya telat karna tamu undangan juga
telat, trus ada beberapa tim yang tidak tau caranya pake HT, sama kurang
fokus ke koordinasi malah perhatian ke acaranya.” (Wawancara dengan
Pramudia, Account Executive Event Level 21 Mall, 22 April 2019).
Pramudia juga mengatakan bahwa lemahnya koordinasi yang terjalin antar
divisi dan proses eksekusi yang lama terkait perencanaan special event Denpasar
Hype Fashion Week 2018 diakibatkan oleh kurangnya respon yang diberikan tim
manajemen dalam group WhatsApp. Beliau mengatakan bahwa salah satu
contohnya pada saat beliau membagikan timeline acara dalam group WhatsApp,
hanya beberapa tim saja yang merespon dan melakukan tugasnya dengan baik,
namun disisi lain terdapat juga beberapa staff yang tidak merespon sehingga
Pramudia mengalami kesulitan dalam mengetahui tugas-tugas apa yang telah
diselesaikan dan yang belum dikerjakan. Sehingga pada saat meeting koordinasi,
terdapat beberapa tugas yang menjadi molor dari deadline yang telah ditentukan.
“Pada waktu itu timeline acara ini malah kurang berjalan dengan baik ya,
karena menurut saya beberapa staff yang sibuk dengan kerjaan lain
kurang bisa memperhatikan timeline yang diberikan jadinya mereka tidak
respon di group, karna kan saya bagikan lewat group besar DHFW. Tapi
ya ada juga yang respon dan ngerjain tugasnya dengan baik. Trus kalau
sudah seperti nanti pas pertemuan selanjutnya ternyata tugasnya belum
diselesain akhirnya meleset dari deadline yang sudah saya
buat.”(Wawancara dengan Pramudia, Account Executive Event Level 21
Mall, 22 April 2019).
Kemudian hambatan yang sama juga diungkapkan oleh Franda selaku PIC
Invitation, dikatakan bahwa hambatan utama yang terjadi terletak pada proses
koordinasi yang dilakukan saat proses perencanaan Denpasar Hype Fashion
Week. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa staff yang merangkap tanggung
jawab sebagai staff mal sekaligus panitia Denpasar Hype Fashion Week, maka
dari itu menyulitkan mereka dalam melakukan koordinasi satu sama lain. Belum
ditambah lagi dengan padatnya jadwal latihan yang harus diikuti oleh beberapa
75 Universitas Kristen Petra
staff yang ikut tergabung dalam flash mob, sebuah tarian yang khusus
dipersembahkan oleh manajemen Level 21 Mall kepada pengunjung.
“Hambatan perencanaan itu mungkin lebih ke koordinasi, seperti HR ke
finance itu agak susah, karena mereka pada kerja semua kan pada sibuk
masing-masing dengan kerjaannya. Belum lagi beberapa staff juga harus
standby di mall untuk latihan flash mob, jadi malam sudah lembur, besok
pagi-pagi jam 8 sudah harus ikut latihan. Hambatannya di jam kerja sama
pas panitianya gitu, karena ada yang rangkep finance punya kerja sendiri
tapi jadi panitia bagian ini, jadi sebelum acara. Kalo di hari acaranya
kendalanya untuk kemarin karena kita kan banyak panitia nih, jadi kita
banyak miskomunikasi, jadi kita untuk ngobrolnya kita gak pake HT. Jadi,
Htnya mungkin ada satu dua orang yang pake ya untuk SM aja, tapi yang
di lapangan, contoh yang di bagian penerima tamu itu kita agak
kewalahan sih gitu aja sih.” (Wawancara dengan Franda, PIC Invitation
Level 21 Mall, 24 April 2019).
Hambatan yang terjadi mengakibatkan pada proses design undangan yang
menjadi lama. Hal ini dikatakan oleh Bhara selaku Graphic Design dan Show
Director saat pelaksanaan Denpasar Hype Fashion Week. Proses desain undangan
yang mengalami penundaan diakibatkan karena kurang cepatnya alur koordinasi
yang terjalin. Hal tersebut dapat terjadi karena dalam proses meminta persetujuan
atau approval dari General Mall Manager telah memakan waktu yang cukup
lama, ditambah dengan terlambatnya pengumpulan nama-nama tamu undangan
VIP dan VVIP yang tidak kunjung diberikan, serta masih bertambahnya nama-
nama sponsorship yang bekerjasama dengan Level 21 Mall dalam Denpasar Hype
Fashion Week 2018. Sehingga eksekusi untuk mencetak undangan menjadi
tertunda dan mengakibatkan pengiriman undangan yang terlalu dekat (mepet)
dengan tanggal pelaksanaan perayaan Denpasar Hype Fashion Week 2018.
“Mungkin dikarenakan dari pihak kita ya untuk keterlambatan pengiriman
undangan-undangan. Nah, jadi begini, proses approval ke GM itu sudah
membutuhkan waktu yang cukup lama, kemudian ditambah terlambatnya
pengumpulan list nama-nama undangan yang mau diundang, dan
ditambah juga waktu itu aku masih meng-edit menambahkan nama-nama
76 Universitas Kristen Petra
sponsorship ini dan itu. Dari situ ya merembet ke pengiriman, pengiriman
kalau gak salah di H-4 begitu, maafkan kita. Terus sempet ada masalah
dari luar juga, jadi undangan itu sempat sudah tercetak, tapi dikarenakan
percetakannya salah, karena covernya itu kebalik, jadi itu memperburuk
masalah, jadi tambah lama deh.” (Wawancara dengan Bhara, Show
Director Level 21 Mall, 24 April 2019).
Faktor yang sama juga dinyatakan oleh Pramudia selaku ketua acara, yang
menyatakan bahwa terlambatnya proses pengiriman diakibatkan oleh
terlambatnya pengumpulan nama-nama undangan. Keterlambatan ini diakibatkan
beberapa staff yang bertugas untuk mengumpulkan list nama-nama undangan
mengalami over work dimana disatu sisi mereka harus mengerjakan tanggung
jawab mereka di bagian manajemen mall, disisi lain mereka juga harus fokus pada
perayaan Denpasar Hype Fashion Week 2018.
“Kemarin itu kendalanya mengenai design, karena semua apapun yang
keluar, undangan, backdrop design apapun itu semua harus ada
persetujuan dari Mall Manager. Nah, kendalanya disitu, design yang
sudah kita siapkan dari tim lambat ACC-nya dari atas, sehingga kita
eksekusipun lambat, nyetakpun lambat, pengiriman jadi lambat. Dan yang
kedua kemarin kendalanya tim yang bertugas untuk melakukan list
undangan, tidak memenuhi dari targetnya, dalam artian tahap
schedulenya sudah terlambat, harusnya pengumpulan sebulan
sebelumnya, mereka baru ngumpulkan dua minggu sebelum hari-H, saya
melihat ini karena mereka ada tugasnya masing-masing, mereka sibuk
dengan kerjaannya masing-masing yang berkaitan dengan manajemen
mall diluar DHFW, sehingga berdampak pada tugas DHFW yang tidak
diselesaikan sesuai schedule.” (Wawancara dengan Pramudia, Account
Executive Event Level 21 Mall, 22 April 2019).
Hal tersebut didukung oleh pernyataan dari narasumber eksternal yang
menjadi tamu undangan VVIP dalam pelaksanaan special event Denpasar Hype
Fashion Week 2018. Beliau mengatakan bahwa terdapat teman-teman
komunitasnya yang tidak dapat menghadiri special event tersebut dikarenakan
undangan yang dikirimkan terkesan mendadak, dimana undangan baru diterima
77 Universitas Kristen Petra
sekitar H-3 dari pelaksanaan acara. Sehingga banyak dari mereka yang telah
melakukan janji dengan pihak lain dan mengisi acara di tempat lain.
“Trus kedua itu masalah undangan sih, jadi sebenernya temenku itu kan
kerja di Level 21 Mall jadi aku uda dikasik tau agak lamaan walaupun undangan
fisiknya belum dikirim ke aku. Tapi untuk temen-temen di komunitasku ada yang
baru dapet undangan H-3an gitu, nah dia cerita kalo undangannya itu terkesan
mendadak sekali. Ada beberapa temen-temen komunitasku gak bisa hadir karna
mereka sudah buat janji atau ada jadwal ngisi di mal lain. Mungkin kedepannya
invitationnya jangan dadakan aja sih, minimal H-2 minggu gitu.” (Wawancara
dengan Trisnawati, tamu undangan VVIP, 22 April 2019).
4.4.5. Evaluasi Special Event Denpasar Hype Fashion Week 2018
Setelah acara berlangsung, bentuk evaluasi yang dilakukan oleh tim
manajemen Level 21 Mall hanya dilakukan secara lisan saja. Proses yang
dilakukan adalah setelah perayaan special event Denpasar Hype Fashion Week,
kemudian General Mall Manager meminta untuk setiap koordinator dan tim
Divisi Marketing Communication untuk berkumpul di suatu tempat dan
melakukan evaluasi, pembahasan yang dilakukan dalam evaluasi yang dilakukan
hanya sebatas apa yang terjadi di hari itu saja, dan bersifat kearah teknisnya saja.
“Evaluasi ada, sistemnya hanya lisan saja. Contohnya DHFW tahun lalu
kita lihat dari undangan yang belum memenuhi target undangan yang kita
undang. Evaluasi dari segi acara yang masih ada beberapa
miskomunikasi. Terus dari segi dekor dan segi produksi juga masih ada.
Evaluasi dilakukan juga hanya untuk koordinator-koordinator saja.”
(Wawancara dengan Pramudia, Account Executive Event Level 21 Mall,
22 April 2019).
Karena evaluasi yang dilakukan oleh manajemen Level 21 Mall bersifat
tidak formal dan dilakukan secara lisan saja, maka manajemen Level 21 Mall
tidak memiliki hasil berupa evaluasi tertulis maupun rekomendasi yang dapat
dianalisa untuk mendapatkan solusi-solusi terkait hambatan-hambatan yang
terjadi selama proses perencanaan hingga pelaksanaan special event Denpasar
Hype Fashion Week 2018.
78 Universitas Kristen Petra
“Hasilnya tidak ada, untuk sekarang belum ada, mungkin untuk yang
tahun 2019 ini, H- sebulan dua bulan mungkin akan ada tindak lanjut-
tindak lanjutnya, kalau untuk sejauh ini dari evaluasi kemarin itu belum
ada rekomendasi apa-apa. Rekomendasi yang lebih ke secara global,
lebih ke secara produksi dalam arti sudah ada, contoh seperti stage,
lighting dll sudah ada cuman kalau lebih ke acara, karena kita belum tahu
yang 2019 ini temanya akan diambil apa.” (Wawancara dengan Pramudia,
Account Executive Event Level 21 Mall, 22 April 2019).
4.5. Analisis dan Interpretasi
Pada bagian ini peneliti akan membahas temuan data dalam bentuk
analisis data. Dalam analisis yang dipaparkan, data juga akan ditriangulasi untuk
memastikan keakuratannya. Triangulasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah
triangulasi data dan teori. Data dari masing-masing narasumber akan didialogkan
dengan informasi dari tamu yang hadir. Teori dan data penelitian terdahulu juga
akan dipergunakan untuk memperdalam analisis yang disampaikan. Terdapat 2
tim yang terlibat dalam penyusunan special event Denpasar Hype Fashion Week
(DHFW) 2018, sebagai berikut :
Steps Team Duration
a. Research
b. Design
Divisi Marketing
Communication
1 bulan
(Agustus –
September)
c. Planning
d. Coordination
(Implementation)
e. Evaluation
Mix dari beberapa
divisi seperti pada
halaman 47
2 bulan
(September –
November)
Tabel 4.1. Tim Penyusunan Special Event DHFW 2018
Sumber : Olahan Peneliti, 2019
79 Universitas Kristen Petra
4.5.1. Research
Bagan 4.3. Tahap Research DHFW 2018
Special Event oleh Smith (2013)
Tujuan oleh Ruslan (2007)
Research Jenis oleh Goldblatt (2002)
Tidak ada output tertulis Tidak melakukan SWOT
Sumber : Olahan Peneliti, 2019
Denpasar Hype Fashion Week 2018 merupakan sebuah fashion show event
tahunan yang diselenggarakan oleh Level 21 Mall Bali. Sesuai dengan konsep
special events, Denpasar Hype Fashion Week 2018 termasuk special event karena
merupakan acara yang diadakan berbeda dengan hari-hari biasanya dan dirancang
sebagai sarana untuk melibatkan publik serta meningkatkan interaksi antara
perusahaan dengan publiknya (Smith, 2013, p.117). Tujuan diselenggarakannya
Denpasar Hype Fashion Week 2018 adalah sebagai bentuk kepedulian Level 21
Mall Bali terhadap designer-designer Bali yang belum memiliki wadah atau
komunitas untuk menunjukkan koleksi karya-karya mereka. Penetapan tujuan ini
sesuai dengan konsep special event yang dikemukakan oleh Ruslan (2007, p.238)
bahwa special event diadakan tidak hanya untuk meningkatkan knowledge publik
terhadap perusahaan, namun dapat menunjukkan itikad baik dari sebuah
perusahaan, yang akan memberikan kesan atau citra positif terhadap masyarakat
yang menjadi publik sasarannya.
Dibalik penetapan tujuan atau objektif yang telah ditentukan oleh Level 21
Mall dalam menyelenggarakan special event Denpasar Hype Fashion Week 2018.
Ketua acara berserta tim Divisi Marketing Communication melakukan observasi
Formative Research
(Smith, 2005) FGD
Studi Pustaka
Tidak sesuai dengan Goldblatt (2002)
Bahwa pentingnya analisa SWOT
80 Universitas Kristen Petra
lapangan, yaitu dengan mengunjungi komunitas-komunitas fashion show untuk
mendapatkan informasi mengenai update perkembangan dunia fashion. Sehingga
tercetuslah tujuan awal dari penyelenggaraan special event Denpasar Hype
Fashion Week 2018 adalah sebagai wadah bagi komunitas-komunitas fashion di
Denpasar untuk menampilkan hasil karya koleksi-koleksi baju mereka kepada
masyarakat luas. Tindakan observasi lapangan yang dilakukan oleh manajemen
Level 21 Mall sesuai dengan jenis kedua pada tahap research yang dicetuskan
oleh Joe Goldblatt dalam memastikan keefektifan sebuah special event, yaitu riset
kualitatif. Riset kualitatif dikemukakan oleh Goldblatt (2002, p.45), merupakan
riset yang dilakukan untuk meneliti hal yang tidak terlihat di riset kuantitatif, yaitu
dengan cara melakukan FGD (Focus Group Discussion), observasi partisipan dan
studi kasus yang mana metodologi yang digunakan tergantung pada tujuan, waktu
dan dana yang tersedia.
Kemudian penetapan tujuan atau objektif kedua dari penyelenggaran
special event Denpasar Hype Fashion Week 2018 adalah membangun dan
menjaga relationship yang terjalin antara pihak Level 21 Mall dengan
stakeholders, yaitu terdiri dari sponsorships, owner tenant, loyal customer, dan
pihak government. Tujuan kedua ini merupakan wujud implementasi dari salah
satu misi Level 21 Mall, yaitu memperkuat kolaborasi dengan rekanan bisnis
melalui komunikasi dan kerjasama yang baik. Hal ini berkaitan dengan teori yang
diungkapkan oleh Goldblatt (2002, p.41), yang menyatakan bahwa sebelum
melaksanakan sebuah kegiatan, perlu adanya penelitian sederhana yang dilakukan,
dimana penelitian tersebut mampu menjawab lima pertanyaan, yaitu kenapa harus
diselenggarakan, siapa target sasarannya, kapan pelaksanaannya, dan dimana akan
diselenggarakan hingga bagaimana proses penyelenggaraannya.
Observasi lapangan yang dilakukan oleh Bapak Bobby selaku mantan
Manaager Marketing Communication yang bertugas pada tahun 2017, dan
dibantu oleh tim dari Divisi Marketing Communication terkait tujuan pertama dari
Denpasar Hype Fashion Week dalam menjadi wadah bagi designer-designer
dilakukan secara lisan saja. Hal tersebut dilakukan dengan cara bertemu dan
berdiskusi terkait perkembangan dunia fashion dengan komunitas fashion yang
telah menjadi channel Level 21 Mall. Sehingga Pramudia selaku ketua acara
81 Universitas Kristen Petra
mengatakan bahwa manajemen Level 21 Mall tidak melakukan analisa SWOT
dalam proses research dan perencanaan pelaksanaan special event Denpasar Hype
Fashion Week. Karena hasil observasi lapangan yang dilakukan berupa diskusi
secara lisan saja, maka manajemen tidak memiliki output tertulis terkait observasi
lapangan yang telah dilakukan.
Melihat dari setiap tahapan yang dilakukan oleh manajemen Level 21
Mall, terkait segala persiapan special event Denpasar Hype Fashion Week 2018,
diketahui bahwa strategi yang dilakukan oleh manajemen Level 21 Mall termasuk
dalam kategori fase Formative Research. Ronald D Smith (2005, p.9) menyusun
sebuah konsep strategi PublicRelations yang terdiri dari sembilan langkah dan
langkah tersebut dikategorikan ke dalam tiga tahapan fase, yaitu salah satunya
faseformative research. Fase formative research adalah riset formatif yang
dilakukan sebelum memulai sebuah program. Riset program dilakukan untuk
mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan untuk mengarahkan
pengambilan keputusan dalam perencanaan. Tahapan research yang telah
dilakukan oleh pihak Level 21 Mall, menunjukkan bahwa pentingnya untuk
melakukan riset terlebih dahulu terkait special event yang akan diadakan. Hal
tersebut dilakukan oleh manajemen Level 21 Mall bukan semata-mata hanya
formalitas belaka, melainkan dari hasil riset yang ditemukan melalui observasi
lapangan, mampu memberikan ide-ide dan tujuan yang kuat untuk menciptakan
sebuah special event tahunan yang saat ini telah menjadi salah satu ciri khas dari
Level 21 Mall.
Maka dapat disimpulkan, hasil analisis terkait tahap research yang
dilakukan oleh manajemen Level 21 Mall kurang mendalam dan menyeluruh,
karena mereka tidak melakukan analisa SWOT. Sehingga manajemen tidak
memiliki data yang signifikan terkait pelaksanaan Denpasar Hype Fashion Week
2018, yang akhirnya berdampak menjadi salah satu penyebab Level 21 Mall tidak
dapat mencapai salah satu dari kedua objektif yang telah ditentukan dalam
penyelenggaraan special event Denpasar Hype Fashion Week 2018.
82 Universitas Kristen Petra
4.5.2. Design
Bagan 4.4. Tahap Design DHFW 2018
Jenis oleh Goldblatt (2002)
1. Brainstorming
Design 2. Mind Mapping
Sumber : Olahan Peneliti, 2019
Proses desain merupakan tahap kedua dari lima tahapan yang
dikemukakan oleh Goldblatt (2002, p.45), untuk bisa menghasilkan special event
yang efektif dan efisien. Dalam proses perencanaan hingga pelaksanaannya ketua
acara beserta tim Divisi Marketing Communication Level 21 Mall telah
melakukan kegiatan design terkait special event Denpasar Hype Fashion Week
2018. Berdasarkan teori yang dijabarkan oleh Goldblatt (2002, p.45), design
merupakan kegiatan yang dilakukan penyelenggara acara untuk membuat desain
acara, mulai dari penentuan konsep dan tema yang akan diangkat hingga proses
pembentukkan kepanitiaan terkait Denpasar Hype Fashion Week 2018. Goldblatt
membagi tahap design yang dapat diaplikasikan melalui dua cara, yaitu dengan
brainstorming; menggambarkan suatu gagasan dari seni, musik, literatur,
teknologi dan event–event teraktual untuk menginspirasi diskusi event yang baru.
Kemudian dapat menggunakan media flip chart untuk menyusun ide–ide awal,
Ketua acara membentuk
struktur organisasi khusus
untuk DHFW 2018
Mengunjungi komunitas
fashion design
PPT untuk membuat proposal acara
Browsing Internet
Observasi lapangan mendatangi
event fashion show di mal lain
Teori Struktur Org. Matriks
oleh Sungkono & Yulianto
(2008)
Meeting discussion dengan
Div. Marcom & GM
83 Universitas Kristen Petra
dan menghindari membangun atau menyediakan kategori diluar ide-de yang
sudah ditetapkan. Kedua, yaitumind mapping, merupakan kegiatan yang
memungkinkan penyelenggara event untuk menyatukan ide-ide acak dan
membangun keterkaitan yang nantinya akan menghasilkan keputusan yang logis.
Mind mapping adalah cara yang efektif untuk menyatukan berbagai ide yang
didapat melalui saran-saran yang diberikan oleh anggota kelompok penyelenggara
dan mulai menyusun isi acara (2002, p.45). Kedua cara tersebut digunakan oleh
tim Divisi Marketing Communication dalam melakukan tahap design terkait
special event Denpasar Hype Fashion Week 2018.
Melalui pernyataan Pramudia selaku ketua acara, diketahui bahwa beliau
beserta tim Divisi Marketing Communication telah melakukan dua jenis proses
design yang dipaparkan oleh Goldblatt. Tahap brainstroming yang dilakukan oleh
ketua acara dan tim berupa mengobservasi lapangan dengan cara mengamati
event-event teraktual yang dilakukan oleh mal-mal daerah Denpasar hingga diluar
Denpasar, terkait bagaimana alur dan konsep fashion show yang diterapkan oleh
mal-mal tersebut. Kemudian observasi juga dilakukan dengan melakukan
browsing internet mengenai event-event fashion show diluar Pulau Bali, dan
menggunakan media berupa PowerPoint untuk menyusun ide-ide awal, serta
dijadikan media yang digunakan untuk membuat proposal acara. Jenis proses
design kedua yang dilakukan oleh manajemen Level 21 Mall adalah mind
mapping, kegiatan mind mapping yang dilakukan oleh Level 21 Mall adalah
dengan melakukan observasi lapangan dengan mengunjungi komunitas-komunitas
fashion yang ada di Bali dan melakukan diskusi mengenai perkembangan fashion
di Bali. Tidak hanya itu saja, ketua acara juga melakukan diskusi berupa meeting
bersama dengan General Mall Manager dan tim Divisi Marketing
Communication,untuk mendapatkan ide melalui saran-saran yang diberikan.
Peneliti melihat bahwa kedua proses design yang telah dilakukan oleh Level 21
Mall sangat berdampak dan membantu tim manajemen dalam mendapatkan dan
menyusun konsep, tema, dekorasi dan setiap konten-konten acara pendukung
yang membantu memeriahkan special event Denpasar Hype Fashion Week 2018.
Tahap desain selanjutnya yang dilakukan oleh manajemen Level 21 Mall
tidak hanya berfokus pada desain konten, tema dan dekorasi acara, melainkan
84 Universitas Kristen Petra
Pramudia selaku ketua acara juga mendesain sturuktur panitia yang dibentuk
khusus untuk menjalankan perencanaan hingga pelaksanaan dari Denpasar Hype
Fashion Week 2018. Kegiatan penentuan struktur organisasi ini seutuhnya
dilakukan oleh ketua acara, namun melalui hasil wawancara yang telah dilakukan
peneliti dengan ketua acara, diketahui bahwa tidak adanya prosedur yang
sistematis dalam pembentukan panitia Denpasar Hype Fashion Week 2018.
Proses pembentukan panitia yang dibuat oleh ketua acara termasuk dalam
kategori struktur organisasi matriks. Struktur organisasi matriks (Matrix Structure
Organization) merupakan perpaduan dari struktur organisasi fungsional dan
struktur organisasi proyek, kombinasi ini bertujuan untuk menutupi kekurangan-
kekurangan yang terdapat pada kedua bentuk struktur organisasi tersebut. Sistem
kerja dalam struktur organisasi ini memiliki dua garis komando yang
mengarahkan para karyawannya, artinya bahwa seorang karyawan diharuskan
untuk melapor kepada dua pimpinan, yaitu pimpinan di unit kerja fungsional dan
pimpinan proyek. (Sungkono dan Yulianto, 2008, p.349). Setelah penentuan
tersebut ketua acara diharuskan untuk meminta persetujuan terlebih dahulu kepada
General Mall Manager. Sebagai GM beliau memiliki hak penuh untuk mengganti
posisi panitia yang telah ditetapkan, sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan
yang ada. Tujuan dibalik adanya pembentukan struktur panitia, khusus untuk
special event Denpasar Hype Fashion Week 2018 karena terdapat job desc atau
divisi yang tidak dimiliki dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
Akan tetapi, dalam buku yang ditulis oleh Sungkono dan Yulianto (2008,
p.349) mengungkapkan bahwa adanya kelemahan dan efek negatif yang
ditimbulkan dari penerapan struktur organisasi matriks yaitu menuntut staff-staff
yang berada dibawah untuk berperan rangkap dan memiliki tugas-tugas lain
disamping proyek yang dimaksud, bahkan harus menyelesaikan tugas-tugas
tersebut dalam kurun waktu yang bersamaan. Hal ini lah yang dirasakan oleh
Franda selaku Exihibiton Staff sekaligus PIC Invitation terkait panitia Denpasar
Hype Fashion Week, kemudianBhara selaku Graphic Design, koordinator dalam
konten acara Shopping Race dan pada hari H penyelenggaraan special event
beliau berperan sebagai Show Director.Efek negatif dan kelemahan yang terjadi
85 Universitas Kristen Petra
dalam struktur organisasi ini akhirnya berdampak pada kinerja dari manajemen
Level 21 Mall. Adanya tanggung jawab ganda dapat mengakibatkan kebingungan
dan overwork, sehingga staff-staff mengalami stress out dan kelelahan, sehingga
terdapat beberapa tugas-tugas yang diberikan mengalami delay, melewati batas
deadline yang telah ditetapkan.
Melalui pernyataan dan analisis yang telah dilakukan, peneliti
menyimpulkan bahwa penerapan struktur organisasi matriks ini memang memiliki
kelebihan, yaitu dapat memaksimalkan tenaga kerja dan biaya yang ada, namun
disisi lainnya efek negatifnya sangat mempengaruhi kesuksesan sebuah acara. Hal
ini terlihat dengan adanya peran ganda yang dimiliki oleh setiap staff manajemen
Level 21 Mall, sehingga mereka tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas terkait
special event yang diberikan tepat pada waktunya atau bisa dikatakan dengan
timeline acara yang sudah ditetapkan oleh ketua acara. Salah satu tugas yang
tertunda adalah pengumpulan list undangan untuk acara, karena keterlambatan
tersebut mengakibatkan pengiriman undangan yang terlalu dekat dengan hari
pelaksanaan, yaitu H-5 sehingga para undangan-undangan mengalami kesulitan
mengatur jadwal dalam menghadiri acaratersebut. Hal tersebut akibatnya
berdampak pada objektif kedua dari Level 21 Mall yaitu ingin membangun dan
memelihara hubungan dengan stakeholders-nya, karena diketahui bahwa
undangan yang tersebar sebanyak 600, tetapi yang menghadiri hanya 300
undangan saja.
Disisi lain dalam konsep proses Public Relations (PR) menurut Cutlip,
Center, dan Broom (2006, p.340), implementasi program juga diikuti dengan
mengkomunikasikan program tersebut kepada publik luas. Dalam special event
ini, terdapat desain-desain terkait media publikasi yang akan dibagikan kepada
publik, seorang staff Public Relations Level 21 Mall mengkomunikasikan acara
ini ke masyarakat melalui media sosial, yakni Instagram. Media sosial menjadi
alat yang dipilih sebagai media komunikasi karena dirasa efektif dalam
menjangkau publik. Selain media sosial, manajemen Level 21 Mall juga
menggunakan promotion tools lainnya, yang terdiri dari umbul-umbul indoor
&outdoor, poster cetak &digital, dan backdrop serta press release yang dibagikan
di website Level 21 Mall. Menurut Any Noor (2009, p.179) mempublikasikan
86 Universitas Kristen Petra
sebuah event tidak hanya sekedar menempelkan poster pada tempat-tempat yang
strategis dan mengharapkan orang-orang melihatnya dan tertarik untuk datang ke
acara tersebut, tetapi juga harus memperhatikan apa saja yang perlu dilakukan
untuk mendatangkan orang-orang tersebut. Hal ini diungkapkan dalam jurnal
Social Media in PR (Binsaikh et al, 2016, vol 10, p.2) menyatakan bahwa
penggunaan media sosial menjadi cara yang efektif untuk memperluas jaringan
atau jangkauan, memberikan beberapa keuntungan bagi PR yakni berguna untuk
menghubungkan tujuan perusahaan dengan khalayak luas, cara yang murah untuk
berkomunikasi serta menghemat waktu dan tenaga, dapat menjangkau berbagai
kategori lini masyarakat (Binsaikh et al, 2016, vol.10, p.6).
Melalui hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada salah satu
tamu undangan, menyatakan bahwa beliau merasa pesan yang ingin disampaikan
oleh Level 21 Mall terkait penyelenggaraan special event Denpasar Hype Fashion
Week 2018 telah tersampaikan dengan baik sehingga ia memahaminya. Hal ini
didasari oleh setiap desain, dekorasi, dan pesan-pesan caption yang dirancang
kemudian dibagikan oleh Level 21 Mall melalui media-media yang dipakai sudah
cukup selaras dengan tema yang dibawakan oleh Level 21 Mall.
“Setelah datang selama 3 hari aku sangat puas sih dengan the whole
thing. Dekorasinya juga uda cakep kok, uda ngerepresentasiin temanya
juga sih. Semuanya sesuai ekspektasi sebagai acara event fashion.
Walaupun memang ada beberapa designer yang koleksinya melenceng
dari tema, tapi hanya beberapa saja mayoritas sudah sesuai tema juga.
Overall dari dekorasi dan rangkaian acara Denpasar Hype Fashion Week
digabung dengan memperingati 2 tahunnya Level 21 sih sudah cukup
bagus.”(Wawancara dengan Trisnawati, tamu undangan VVIP, 22 April
2019).
Peneliti menyimpulkan dari keterangan yang diberikan oleh narumber
eksternal Level 21 Mall, dimana ia menjadi salah satu tamu undangan saat special
event Denpasar Hype Fashion Week 2018, bahwa penggunaan media sosial
sebagai alat publikasi dan media komunikasi bagi staff Public Relations memang
telah berjalan efektif. Namun, ternyata Level 21 Mall tidak hanya menggunakan
media sosial sebagai alat publikasi yang digunakan untuk menyebarkan special
87 Universitas Kristen Petra
event ini, diketahui bahwa Level 21 Mall juga masih menggunakan promotion
tools lainnya, yang terdiri dari umbul-umbul indoor & outdoor, poster cetak serta
backdrop yang dipasang di area lingkungan dalam dan luar Level 21 Mall. Media
konvensional tersebut juga mampu memberikan kontribusi dalam
menyebarluaskan terkait special event Denpasar Hype Fashion Week
2018.Sehingga Level 21 Mall telah melakukan kegiatan publikasi dengan sangat
maksimal, dan yang diharapkan hingga dapat memberikan efek yang jauh lebih
positif daripada hanya menggunakan sosial media saja.
Kemudian manajemen Level 21 Mall juga melakukan tahapan desain acara
untuk alur dari proses fashion show dalam pelaksanaan special event Denpasar
Hype Fashion Week 2018. DHFW 2018 mengusung tema sparkling dimana,
busana yang ditampilkan oleh 21 fashion designer, harus bisa menggambarkan
tema tersebut. Hal ini telah sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Barthes
mengenai “the language of fashion” (2013, p.20), bahwa setiap bentuk fashion pasti
mengandung pesan tertentu yang kemudian ingin disampaikan oleh pemakainya.
Fashion merupakan obyek yang dianggap bisa menyampaikan makna dan maksud-
maksud tertentu dari pemakainya. Oleh karena itu dengan pakaian yang dikenakan
diharapkan orang bisa menilai tanda-tanda yang ditampilkan dengan pakaian yang
dikenakannya. Sehingga peneliti berpendapat bahwa salah satu faktor penentu agar
undangan maupun pengunjung yang hadir, mendapatkan mengetahui pesan terkait
tema yang diangkat bisa dilakukan secara non-verbal, yaitu dengan menyelaraskan
koleksi busana-busana yang ditampilkan oleh setiap fashion designer pada
pelaksanaan special event yang berkonsep fashion show.
Desain output yang dilakukan oleh praktisi public relations lainnya berupa
mendesain press release. Dikatakan oleh Greenwood (2013, p.64) bahwa jika
kontak di media adalah urat nadi industri PR, maka press release adalah organ
utamanya. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah untuk memastikan bahwa
press release itu benar secara tata bahasa dan faktual karena wartawan akan
menyalin dan menempelkan press release tersebut ke suatu fitur. Kemudian tidak
hanya itu saja menurut bukunya yang berjudul Fashion Marketing
Communication (2013, p.63), Greenwood menyatakan bahwa peran fungsi PR
dalam ranah fashion communication, juga terletak pada contacts, dimana media
yang menjadi channel publikasi menjadi kunci untuk menyebarluaskan press
88 Universitas Kristen Petra
release yang telah dirancang. Dalam pelaksanaannya praktisi public relations
Level 21 Mall telah menjalankan kegiatan mendesain press release dan
menyebarluaskannya melalui official website Level 21 Mall. Namun tidak hanya
berhenti disitu saja, tetapi PR dari manajemen Level 21 Mall juga menghubungi
rekan-rekanan media yang menjadi media partner dari Level 21 Mall untuk
membantu mempublikasikan penyelenggaraan special event Denpasar Hype
Fashion Week 2018. Sehingga pemberitaan mengenai penyelenggaraan special
event Denpasar Hype Fashion Week 2018 telah tersebar diberbagai media online,
yaitu online newspaper, social media, dan TV.
Melalui analisis tersebut, dapat diketahui bahwa proses desain press
release memang merupakan urat nadi industri PR, namun jika tidak diimbangi
dengan koneksi-koneksi media yang dimiliki oleh seorang PR, maka semuanya
sia-sia. Keberhasilan proses desain press release dapat diukur dan dilihat dengan
seberapa luas jangkauan penyebarannya kepada media-media yang menjadi
partner sebuah perusahaan. Karena jika semakin luas penyebarannya, maka akan
semakin banyak masyarakat yang aware.
4.5.3. Planning
Bagan 4.5. Tahap Planning DHFW 2018
Planning
Timeline dibagikan
melalui grup WA
Ketua acara
membuat timeline Tempo
Lokasi penyelenggaraan di
Main Atrium Level 21 Mall Space
Waktu proses perencanaan
tergolong singkat - Franda
Acara DHFW 2018
dilakukan selama 3 hari
Total proses perencanaan
DHFW 2018 3 bulan
Time
Goldblatt
(2002)
89 Universitas Kristen Petra
Sumber : Olahan Peneliti, 2019
Menurut Goldblatt (2002, p.46), tahap planning dilakukan setelah proses
research dan design dilakukan. Kegiatan perencanaan memakan waktu yang
cukup lama dalam seluruh tahap. Banyak hal yang harus dipertimbangkan pada
saat perencanaan sehingga susunan perencanaan sering kali mengalami
perubahan, penambahan, atau pengurangan sesuai kondisi. Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi perubahan dalam tahap perencanaan yang telah ditentukan
terdiri dari peraturan pemerintah, kondisi politik, cuaca dan sebagainya.
Goldblatt (2002, p.46-49) menyatakan tahap perencanaan meliputi
beberapa penggunaan hukum untuk menentukan cara terbaik dalam menggunakan
sumber daya yang tersedia, yang terdiri dari :
a. Time
Mengacu pada berapa waktu yang dimiliki untuk bertindak
atau bereaksi. Lamanya waktu yang tersedia untuk perencanaan
dan produksi akan secara dramatis memengaruhi biaya dan
kadang-kadang keberhasilan acara. Ketua acara dan tim Divisi
Marketing Communication telah melakukan poin ini dengan
menerapkannya pada special event Denpasar Hype Fashion
Week 2018. Hal ini dibuktikan bahwa mereka telah
memperhitungkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mempersiapkan keseluruhan perencanaan Denpasar Hype
Fashion Week 2018.
Penetapan total waktu perencanaan event mempengaruhi
kematangan dalam persiapan hingga pelaksanaan special event
yang dijalankan (Goldblatt, 2002, p.47). Pada proses
penerapannya Level 21 Mall melakukan keterlambatan dalam
mengambil keputusan untuk memulai proses perencanaan
terkait special event DHFW 2018. Persiapan yang dilakukan
oleh ketua acara beserta tim Divisi Marketing Communication
dimulai sejak pertengahan bulan Agustus, kemudian
90 Universitas Kristen Petra
pembagian panitia yang dilakukan oleh Pramudia baru terjadi
pada pertengahan bulan September, dimana bulan
penyelenggaraan special event Denpsar Hype Fashion Week
2018 dilakukan pada awal bulan November. Sehingga hanya
tersisa kurang lebih 2 bulan untuk mempersiapkan segala
perencanaan special event Denpasar Hype Fashion Week 2018.
Akibat dari keterlambatan tersebut, mempengaruhi kinerja dan
kematangan tahap perencanaan itu sendiri. Franda selaku PIC
Invitation menyatakan dalam proses wawancara yang
dilakukan dengan peneliti, menyatakan bahwa koordinasi yang
dilakukan untuk pembentukakan panitia terlalu mepet dengan
hari H. Beliau menyatakan bahwa seluruh divisi dalam
manajemen Level 21 Mall mengalami kesulitan, untuk
melakukan tanggung jawabnya sebagai karyawan mal dan
merangkap juga sebagai panitia special event DHFW 2018.
Sehingga berdampak pada sulitnya mengatur manajemen waktu
dalam melakukan koordinasi-koordinasi terkait special event
DHFW 2018.
Dinyatakan oleh Nawan dalam bukunya yang berjudul
Dasar-dasar Manajemen Penyelenggaraan Acara Korporat
(2012, p.22), bahwa penetapan waktu sangat penting agar tidak
mengganggu rutinitas perusahaan, terutama bagi perusahaan
yang kehidupannya bersandarkan pada kapasitas produksi.
Sebuah perusahaan atau organisasi sebaiknya sudah sedini
mungkin untuk melakukan perencanaan terkait sebuah event
besar di tahun sebelum tahun penyelenggaraannya. Karena
untuk beberapa jenis event yang special memiliki kerumitan
dan permasalahannya tersendiri, sehingga dibutuhkan
kemampuan untuk mengatur waktu yang cukup untuk
menyiapkan persiapannya, tidak hanya karena kebutuhan
terhadap keberadaan pihak-pihak tertentu, tetapi juga untuk
menyusun sebuah rencana kerja yang teliti dan cermat tidak
91 Universitas Kristen Petra
bisa tiba-tiba, contohnya pengiriman undangan kepada tamu
undangan tidak bisa dilakukan sembarang waktu. (Nawan,
2012, p.1).
Peneliti menyimpulkan bahwa akibat dari keterlambatan ini
mempengaruhi segala proses design mulai dari tahap
pembentukan proposal, pengajuan dana, dan kegiatan
pencarian sponsor serta segala bentuk design publikasi, hingga
mencetak undangan dan mengirim undangan tersebut kepada
para undangan.Dikarenakan seiring berjalannya waktu,
proposal acara yang sudah dipersiapkan mengalami banyak
perubahan, hal ini disebabkan oleh adanya perubahan
kerjasama yang dilakukan oleh pihak manajemen Level 21
Mall dengan sponsorships. Kemudian perubahan rencana
anggaran biaya juga mengalami perubahan, karena pada saat
prosesnya harga dilapangan mengalami kenaikan maupun
penurunan, serta penambahan pengeluaran yang diperlukan
terkait perlunya items tambahan atau adanya konten acara baru
yang dibentuk, sehingga membutuhkan biaya tambahan dan
berdampak adanya perbedaan angka anggaran yang sudah
direncanakan. Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut
ditambah dengan staff-staff yang memiliki peran ganda dalam
pekerjaannya, maka 2 bulan dalam mempersiapkan special
event Denpasar Hype Fashion Week 2018 mengalami
hambatan utama yang berdampak pada terlambatnya
pengumpulan list undangan, hingga pengiriman undangan
yang terlalu dekat dengan hari H, sehingga mempengaruhi
kedatangan target undangan yang diundang hanya berjumlah
300 undangan saja dari 600 undangan. Sehingga tidak
tercapainya objektif kedua dari penyelenggaraan special event
ini, yaitu membangun dan menjaga relations dengan stakehold
92 Universitas Kristen Petra
b. Space
Mengacu pada tempat dimana event akan diselenggarakan
dan pada waktu antara keputusan penting yang berkaitan
dengan event tersebut. Hubungan antara time dan space bersifat
konstan di sepanjang proses acara secara keseluruhan. Ketika
memilih tempat untuk sebuah acara, lokasi dan sumber daya
secara signifikan memengaruhi waktu yang dimiliki. Ketika
mempertimbangkan space untuk sebuah acara, persiapan
checklist secara terperinci perlu dilakukan untuk meninjau
setiap elemen secara hati-hati (Goldblatt, 2002, p.47).
Peneliti menyimpulkan bahwa Level 21 Mall dalam proses
penetapan lokasi untuk pelaksanaan special event Denpasar
Hype Fashion Week 2018 (DHFW 2018), tidak mengalami
kesulitan yang berarti, dikarenakan untuk lokasi pelaksanaan
special event DHFW 2018 itu sendiri dilakukan di Main
Atrium Level 21 Mall. Namun walaupun demikian, hal-hal
yang perlu diperhatikan setelah penentuan lokasi adalah
dekorasi. Tahapan ini sangat berkaitan erat dengan tahap desain
yang dilakukan oleh Bhara selaku graphic designer, bagaimana
beliau harus membuat desain dekorasi yang menggambarkan
tema yang diangkat, yaitu Sparkling. Disisi lain tanggung
jawab sebagai ketua acara adalah menetapkan bagaimana
keseluruhan desain acara telah sesuai dengan standard konsep
fashion show, mulai dari penetapan posisi kursi-kursi
undangan, lighting, stage (panggung) yang aman dan menarik
untuk setiap konten acara yang akan ditampilkan, hingga
hidangan yang akan disajikan kepada para undangan. Dalam
penentuan keseluruhan desain acara akan mempengaruhi pihak-
pihak vendor yang akan dipakai untuk diajak bekerjasama
dalan memenuhi kebutuhan desain yang terlah dibentuk oleh
Level 21 Mall.
93 Universitas Kristen Petra
c. Tempo
Merupakan hukum terakhir dari perencanaan acara dimana
kegiatan berlangsung selama perencanaan produksi. Dengan
menganalisis lokasi acara dan memperkirakan waktu yang
dibutuhkan untuk sebuah proyek, perencana acara akan lebih
mampu mengatur tempo atau jadwal persiapan, produksi dan
peralatan (Goldblatt, 2002, p.47). Pramudia selaku ketua acara
menerapkan poin ini dalam bentuk membuat timeline terkait
special event Denpasar Hype Fashion Week 2018. Timeline
yang dibuat oleh beliau berguna untuk dijadikan acuan bagi
seluruh manajemen Level 21 Mall dalam memperkirakan
waktu yang dibutuhkan dalam melakukan segala perencanaan
hingga pelaksanaan DHFW 2018. Timeline tersebut juga
menjadi acuan tim Divisi Marketing Communictaion yang
bertanggung jawab menjadi koordinator di beberapa konten
acara untuk membuat rundown.
Namun pada penerapannya, peneliti menemukan bahwa
penggunaan timeline dalam perencanaan special event Denpasar
Hype Fashion tidak maksimal. Hal ini dinyatakan sendiri oleh
Pramudia selaku ketua acara, bahwa lemahnya koordinasi yang
terjalin antar divisi dan lambatnya proses eksekusi terkait
perencanaan special event diakibatkan oleh kurangnya feedback
yang seharusnya diberikan kepada ketua acara terkait pembagian
timeline yang sudah dibagikan lewat group WhatsApp. Hal ini
disebabkan karena kurangnya waktu persiapan yang dibutuhkan
oleh staff-staff manajemen Level 21 Mall, dan adanya faktor peran
ganda yang harus dilakukan oleh manajemen Level 21 Mall
mengakibatkan mereka tidak bisa fokus dalam mengerjakan tugas-
tugas terkait perencanaan special event Denpasar Hype Fashion
Week 2018. Peneliti menyimpulkan dari temuan data diatas bahwa
dampak dari kurangnya feedback yang dilakukan oleh tim
manajemen kepada ketua acara terkait timeline yang telah
94 Universitas Kristen Petra
dibagikan melalui group WhatsApp, menjadi hambatan pada proses
perencanaan dan merusak kematangan persiapan sebuah special
event yang ingin dilakukan. Hal tersebut membuat ketua acara
mengalami kesulitan mengetahui progress terkait special event,
khususnya dalam list undangan yang sudah ditetapkan deadline-
nya dalam timeline yang dibagikan oleh ketua acara di group
WhatsApp. Akibatnya pengumpulan list undangan mengalami
keterlambatan yang akhirnya kembali menjadi penyebab dari
mepetnya pengiriman undangan yang dikirimkan kepada tamu
undangan di dalam dan luar kota. Sehingga undangan terkesan
mendadak dan tamu undangan mengalami kesulitan untuk
mengatur jadwal menghadiri special event tersebut. Padahal dibalik
pelaksanaan Denpasar Hype Fashion Week 2018 ini sendiri,
bertujuan agar tamu undangan dapat menghadirinya, karena
merupakan bentuk wujud visi Level 21 Mall untuk membangun
dan menjaga relations yang telah terjalin dengan stakeholders.
4.4.4. Coordination
Bagan 4.6. Tahap Coordination DHFW 2018
Coordination
Undangan terkesan mendadak
Pengiriman undangan H-4
Terlambatnya pengumpulan list undangan
Tidak sesuai Uchjana (2005)
Feedback = Unsur proses
komunikasi
Tidak ada feedback
manajemen terkait timeline
Staff berperan ganda
(manajemen & panitia DHFW) Terjadi efek negatif
struktur matriks
Alat komunikasi : Grup
WA &Meeting koordinasi
Alur komunikasi diagonal
(Purwanto, 2011)
Tidak ada SOP Tidak sesuai dengan Sailendra (2015)
95 Universitas Kristen Petra
Sumber : Olahan Peneliti, 2019
Menurut Goldblatt (2002, p.48) definisi dari tahap coordination
merupakan proses dimana penyelenggara acara dituntut untuk mampu mengelola
sumber daya secara efisien, karena coordination merupakan tahap yang paling
banyak dilakukan saat pelaksanaan atau eksekusi pada tahap sebelumnya, yakni
mengeksekusi rencana yang telah dibentuk dengan matang. Kemudian seorang
penyelenggara acara dihadapkan pada pengambilan keputusan demi keputusan
secara profesional, yang akan berdampak baik pada hasil special event yang
diselenggarakan. Dalam penerapannya hambatan-hambatan yang terjadi dalam
perencanaan dan persiapan terkait special event Denpasar Hype Fashion Week
2018 terjadi pada proses koordinasi. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya
Standard Operating Procedure (SOP) yang jelas untuk diterapkan pada sistem
koordinasi dalam manajemen Level 21 Mall.
Menurut Sailendra (2015, p.11) Standard Operating Procedure (SOP)
merupakan panduan yang digunakan untuk memastikan kegiatan operasional
organisasi atau perusahaan berjalan dengan lancar. Sehingga didalamnya terdapat
urutan langkah-langkah atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan, di mana
pekerjaan tersebut dilakukan, berhubungan dengan apa yang dilakukan,
bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, di mana melakukannya, dan
siapa yang melakukannya (Moekijat, 2008). Akibat dari tidak adanya kejelasan
SOP dalam manajemen Level 21 Mall berdampak pada alur komunikasi yang
terjalin dalam melakukan proses koordinasi antar divisi.Hal ini dibuktikan bahwa
setiap divisi yang telah terbentuk dapat langsung menyampaikan segala ide,
kendala dan proggress yang ada kepada General Mall Manager tanpa harus
melewati approval dari ketua acara. Alur komunikasi yang terbentuk itu
didefinisikan sebagai komunikasi diagonal, artinya komunikasi dari orang-orang
yang memiliki hierarki yang berbedadan tidak memiliki hubungan kewenangan
Tamu undangan yang hadir 300 dari 600
96 Universitas Kristen Petra
secara langsung. Komunikasi inimerupakan komunikasi yang memotong jalur
vertikal dan horizontal (Purwanto, 2011, p.53). Padahal seharusnya jika melihat
dari ketentuan organisasi matriks yang diterapkan dalam pembentukan panitia
khusus Denpasar Hype Fashion Week 2018, mengharuskan setiap bawahan untuk
memberikan progress report kepada kedua atasannya (Sungkono dan Yulianto,
2008, p.349).
Peneliti menyimpulkan bahwa penerapan alur komunikasi diagonal pada
struktur oraganisasi matriks ini mengakibatkan adanya miskomunikasi antara
ketua acara dan divisi-divisi lainnya, yang disebabkan oleh informasi-informasi
yang disampaikan hanya disampaikan kepada General Mall Manager saja,
sehingga ketua acara tidak mendapatkan informasi yang cukup terkait progress-
progress yang telah dilakukan, dan dapat berdampak pada pengambilan keputusan
yang salah. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya perbedaan tanggapan
mengenai desain-desain media publikasi dan undangan yang dilakukan oleh Bhara
dengan ketua acara. Karena Bhara langsung meminta approval kepada General
Mall Manager,tanpa melakukan diskusi dengan Pramudia selaku ketua acara. Hal
tersebut berdampak pada perbedaan desain undangan yang telah ditentukan oleh
ketua acara dan General Mall Manager, sehingga membuat Bhara harus
mengulang desain undangan kembali, namun hal tersebut tentu membutuhkan
waktu sehingga permasalahan ini juga yang menjadi salah satu faktor
terlambatnya pengiriman undangan kepada tamu undangan. Akibatnya
manajemen Level 21 Mall tidak dapat memenuhi target undangan yang telah
ditetapkan, dan tidak mampu untuk membangun dan menjaga relations dengan
tamu undangan yang tidak hadir.
Maka dari itu penting untuk adanya SOP dalam sebuah manajemen, hal ini
didukung oleh pernyataan dari Indah Puji (2014, p.35) yang menyatakan bahwa
pentingnya penerapan SOP karena berfungsi untuk memperlancar tugas dari unit
kerja, sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan, mengetahui dengan jelas
hambatan-hambatannya dan mudah untuk dilacak, serta dapat mengarahkan
manajemen untuk kompak dalam disiplin bekerja.
97 Universitas Kristen Petra
4.4.5. Evaluation
Bagan 4.7. Tahap Evaluation DHFW 2018
X
Evaluation
Sumber : Olahan Peneliti, 2019
Pada special event Denpasar Hype Fashion Week 2018, manajemen Level
21 Mall melakukan tahap evaluasi, namun tahapan tersebut dilakukan hanya
secara lisan saja. Dan proses evaluasi yang diadakan hanya dilakukan oleh
General Mall Manager yang memimpin proses tersebut, seluruh tim Divisi
Marketing Communication, mulai dari Manager Marketing Communication,
kepala-kepala bagian, dan koordinator-koordinator yang telah dipilih dari divisi
lain. Evaluasi yang dilakukan oleh Level 21 Mall hanya membahas dari segi
dekorasi dan produksi saja, serta General Mall Manager juga hanya menanyakan
secara general saja mengapa tamu undangan yang sudah ditargetkan datang pada
hari-hari yang ditentukan tidak memenuhi targetnya. Namun pembahasan yang
dilakukan tidak mendalam, karena evaluasi tidak dilakukan dari tahap awal
perencanaan hingga pelaksanaannya.
Hal ini sangat berbanding terbalik dengan teori evaluasi yang diungkapkan
oleh Goldblatt (2002, pp.55-56),yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan
tahap yang terakhir dan didalamnya terdapat kegiatan review atau penilaiaan atas
kegiatan event yang telah dilakukan. Pada tahap ini perencana dapat mengevaluasi
acara di setiap tahapannya, mulai dari proses manajemen event untuk
Manajemen melakukan
evaluasi dengan lisan
Tidak memiliki
output tertulis
Evaluasi dipimpin oleh GM dan hanya
dihadiri oleh Div. Marcom serta koordinator
Tidak memiliki solusi
& rekomendasi untuk
DHFW selanjutnya
Tidak sesuai dengan Goldblatt (2002)
Evaluasi seharusnya dilakukan pada setiap
tahapan management event
98 Universitas Kristen Petra
mendapatkan review secara komprehensif dari semua tahap dan berfungsi sebagai
bahan acuan untuk event yang akan diadakan di periode selanjutnya.
Karena evaluasi yang dilakukan oleh manajemen Level 21 Mall bersifat
tidak formal dan dilakukan secara lisan saja, maka manajemen Level 21 Mall
tidak memiliki hasil berupa evaluasi tertulis maupun rekomendasi yang dapat
dianalisa untuk mendapatkan solusi-solusi terkait hambatan-hambatan yang
terjadi selama proses perencanaan hingga pelaksanaan special event Denpasar
Hype Fashion Week 2018.
Menurut Cutlip, Center, dan Broom (2006, p.319), praktisi Public
Relations dalam sebuah perusahaan atau organisasi, turut memberikan dukungan
kepada manajemen agar mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dukungan tersebut diwujudkan melalui melakukan evaluasi pada program dan
kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan. Terdapat empat tahapan proses
manajemen yang dikemukakan oleh Cutlip, Center, dan Broom (2006, p.320),
tahapan terakhir merupakan evaluating the program. Langkah terakhir tersebut
meliputi evaluasi terhadap langkah-langkahsebelumnya yaitu pada langkah
perencanaan, implementasi dan hasil dariprogram. Penyesuaian akan dilakukan
sembari programdiimplementasikan dan didasarkan pada evaluasi atas umpan
balik tentangbagaimana program berhasil atau tidak.Jadi seharusnya seorang
Public Relations di Level 21 Mallmampu melakukan proses evaluasi terkait
special event Denpasar Hype Fashion Week 2018, agar membantu manajemen
Level 21 Mall dalam melacak titik letak hambatan dan kelemahan- kelemahan
dalam proses perencanaan hingga pelaksanaan Denpasar Hype Fashion Week
2018. Tidak hanya berhenti disitu saja, namun PR juga dapat memberikan solusi-
solusi terkait hambatan dan kelemahan yang ditemukan. Evaluasi yang dapat
dilakukan oleh Level 21 Mall terkait special event Denpasar Hype Fashion Week
2018 adalah dengan melihat tiga tahapan evaluasi yang dijabarkan oleh Cutlip dan
Center (2006), yaitu konseptualisasi dan desain program, dimana proses ini
menilai kualitas serta kecukupan informasi dan perencanaan strategis, yang
kemudian dapat menentukan sejauh mana program telah direncanakan. Kedua,
Monitoring dan akuntabilitas program, memiliki dua tahapan yang meliputi
melakukan penjelasan mengenai media yang digunakan, apakah telah mampu
99 Universitas Kristen Petra
menjangkau populasi atau target sasaran, serta mencatat kecukupan upaya, yaitu
upaya intervensi yang dilakukan yang berhubungan dengan desain program.
Terkahir adalah penilaian nilai guna suatu program, merupakan umpan balik
tentang konsekuensi program, berupa faktor kontekstual yang dapat
mempengaruhi hasil akhir yang diharapkan dan yang tidak. Menurut Goldblatt
(2002, p.55-56) salah satu cara yang dapat digunakan manajemen dalam
mendapatkan umban balik tamu undangan adalah dengan written survey, yaitu
survei yang menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada seluruh pengunjung
ketika acara berlangsung. Kedua, telephone or mail survey, yaitu evaluasi yang
dilakukan sesudah event berlangsung dengan melalui media telepon atau surat.
Tahapan ini merupakan tahapan penting yang wajib dilakukan oleh tim
manajemen setelah melakukan segala event. Beberapa alasan mengapa pentingnya
sebuah tahap evaluasi harus dilakukan oleh praktisi Public Relations, yang
pertama dikemukakan oleh Gregory (2004, p.139) beliau menyatakan bahwa
pentingnya proses evaluasi, yaitu salah satu tahap yang harus dilakukan oleh
public relations setelah menjalankan sebuah program karena merupakan bentuk
pertanggungjawaban, serta dapat memberikan kemudahan pada Public Relations
dalam mengelola setiap kegiatan, karena evaluasi dapat membantu dalam
memberikan pencegahan sebelum masalah dapat berkembang, serta membantu
membuktikan nilai yang dimiliki. Dan mengetahui apakah kegiatan tersebut telah
benar-benar dilakukan sesuai dengan planning & research (Effendy, 2002, p.131).
Maka peneliti menyimpulkan bahwa evaluasi yang dilakukan oleh Level
21 Mall belum cukup kredibel dan akurat, dilihat dari proses yang dilakukan tidak
sampai mengevaluasi tahap perencanaannya dan tidak adanya rekomendasi atau
output tertulis serta penilaian terperinci dari pihak undangan yang hadir. Hal ini
dapat menimbulkan resiko pada Level 21 Mall dalam mempersiapkan special
event Denpasar Hype Fashion Week di tahun-tahun selanjutnya, karena mereka
tidak memiliki output tertulis atau data yang dapat dijadikan acuan untuk
menghindari titik-titik hambatan dan kelemahan yang terjadi pada special event
Denpasar Hype Fashion Week 2018. Yang dimaksud pengukuran yang jelas
adalah dapat diukur dengan angka-angka, sehingga angka-angka tersebut akan
berkaitan dengan Rencana Anggaran Biaya yang telah dilakukan oleh manajemen.
100 Universitas Kristen Petra
4.6. Rekomendasi
Sebagai hasil dari penelitian ini, peneliti memberikan beberapa
rekomendasi untuk Level 21 Mall terkait perencanaan hingga pelaksanaan special
event Denpasar Hype Fashion Week 2018. Pertama, ketua acara perlu untuk
menetapkan total waktu terkait proses perencanaan special event Denpasar Hype
Fashion Week 2018 lebih dari 3 bulan, karena mengingat bahwa penerapan
struktur organisasi matriks menjadikan seluruh manajemen Level 21 Mall
memiliki peran ganda, dan tugas atau tanggung jawab yang harus dilakukan pada
waktu yang bersamaan. Sehingga ketua acara perlu untuk memperhitungkan aspek
kekuatan setiap staff-staff dalam melakukan tugas-tugasnya, karena jika tidak
maka yang terjadi banyak staff yang mengalami overwork hingga membuat
mereka kelelahan dan sulit untuk melakukan manajemen waktu antara job
description-nya sebagai staff Level 21 Mall dan panitia Denpasar Hype Fashion
Week, lalu berdampak pada terjadinya delay (tidak sesuai dengan deadline yang
ditentukan) dalam melakukan tugas yang ditetapkan oleh ketua acara.
Kedua, yaitu membuat dan menerapkan Standart Operasional Procedure
(SOP)dalam koordinasi antar manajemen, mulai dari perencanaan hingga
pelaksanaannya, agar memudahkan manajemen beroperasi. Hal ini penting untuk
dibuat dan diterapkan karena SOP merupakan panduan yang digunakan untuk
memastikan kegiatan operasional organisasi atau perusahaan berjalan dengan
lancar. Sehingga didalamnya terdapat urutan langkah-langkah atau pelaksanaan-
pelaksanaan pekerjaan, di mana pekerjaan tersebut dilakukan, berhubungan
dengan apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya,
di mana melakukannya, dan siapa yang melakukannya (Moekijat, 2008). Akibat
dari tidak adanya kejelasan SOP dalam manajemen Level 21 Mall berdampak
pada alur komunikasi yang terjalin dalam melakukan proses koordinasi antar
divisi, hal ini dibuktikan bahwa setiap divisi yang telah terbentuk dapat langsung
menyampaikan segala ide, kendala dan proggress yang ada kepada General Mall
Manager tanpa harus melewati approval dari ketua acara. Padahal seharusnya jika
melihat dari ketentuan organisasi matriks yang diterapkan dalam pembentukan
panitia khusus Denpasar Hype Fashion Week 2018, mengharuskan setiap
101 Universitas Kristen Petra
bawahan untuk memberikan progress report kepada kedua atasannya (Sungkono
dan Yulianto, 2008, p.349).
Ketiga, staff Public Relations membantu manajemen Level 21 Mall untuk
melakukan proses evaluasi. Proses evaluasi yang dimaksud disini adalah evaluasi
yang sesuai dengan tahapan yang dijabarkan oleh Cutlip, Center, dan Broom,
yaitu evaluating the program. Langkah terakhir tersebut meliputi evaluasi
terhadap langkah-langkah sebelumnya yaitu pada langkah perencanaan,
implementasi dan hasil dari program. Penyesuaian akan dilakukan sembari
program diimplementasikan dan didasarkan pada evaluasi atas umpan balik
tentang bagaimana program berhasil atau tidak. Hal ini penting untuk dilakukan
agar membantu manajemen Level 21 Mall dalam melacak titik letak hambatan
dan kelemahan- kelemahan dalam proses perencanaan hingga pelaksanaan
Denpasar Hype Fashion Week 2018. Tidak hanya berhenti disitu saja, namun PR
juga dapat memberikan solusi-solusi terkait hambatan dan kelemahan yang
ditemukan. Evaluasi yang dapat dilakukan oleh Level 21 Mall terkait special
event Denpasar Hype Fashion Week 2018 adalah dengan melihat tiga tahapan
evaluasi yang dijabarkan oleh Cutlip dan Center (2001), yaitu konseptualisasi dan
desain program, yaitu menilai kualitas serta kecukupan informasi dan perencanaan
strategis, yang kemudian dapat menentukan sejauh mana program telah
direncanakan. Kedua, Monitoring dan akuntabilitas program, memiliki dua
tahapan yang meliputi melakukan penjelasan mengenai media yang digunakan,
apakah telah mampu menjangkau populasi atau target sasaran, serta mencatat
kecukupan upaya, yaitu upaya intervensi yang dilakukan yang berhubungan
dengan desain program, dan terkahir adalah penilaian nilai guna suatu program,
merupakan umpan balik tentang konsekuensi program, berupa faktor kontekstual
yang dapat mempengaruhi hasil akhir yang diharapkan dan yang tidak.
102 Universitas Kristen Petra
4.7. Model Evaluasi Manajemen Event Denpasar Hype Fashion Week 2018 Level 21 Mall Bali
Melalui hasil temuan data dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, maka evaluasi positif dan negatif special events
Denpasar Hype Fashion Week (DHFW) 2018 dapat dilihat dari bagan di bawah ini :
Bagan 4.3. Evaluasi Positif Special Event DHFW 2018 Level 21 Mall
Sumber : Olahan Peneliti, 2019
Evaluasi Special Event Denpasar Hype Fashion Week 2018
Research
+ Melakukanfokusgrou
p dengan komunitas
designer
+ Obeservasi lapangan
pada mal lain dengan
konsep fashion show
+ Browsinginternet
pada mal diluar Bali
Design
Planning
Evaluation Coordination
+ Penentuan tema
sparkling dilakukan
dengan Div.
Marcom&General
Mall
+ Penerapanstruktur
Matriks khusus
DHFW 2018
+ Desain output: media
publikasi
cetak&online
+ Time: perencanaan 3
bulan & pelaksanaan
3 hari
+ Space: Main Atrium
Level 21 Mall
+ Tempo: timeline
sebagaideadline.
Dibagikan by WA
grup
+ Melakukan rapat
koordinasi setiap
Senin
+ Tidak memiliki SOP
yang jelas
+ Koordinasi dilakukan
lewat group WA
+ Melakukan proses
evaluasi setiap
special event telah
selesai, selama 3 hari
berturut-turut
103 Universitas Kristen Petra
Bagan 4.9. Evaluasi Negatif Special Event DHFW 2018 Level 21 Mall
Sumber : Olahan Peneliti, 2019
Evaluasi Special Event Denpasar Hype Fashion Week 2018
Research
− Tidak memiliki
output tertulis
terkait hasil
− Tidak melakukan
analisa SWOT
terkait
pelaksanaan
DHFW
Design
Planning
Evaluation Coordination
− Penerapan struktur
matriks berdampak
negatif, yaitu
manajemen
berperan ganda
sebagai staff mall
dan panitia DHFW
− Manajemen kurang
merespon terkait
timeline yang
dibagikan pada
group
− Terjadi komunikasi
diagonal dalam
struktur organisasi
DHFW 2018
− Mengakibatkan
miskomunikasi
antara ketua acara
dan divisi-divisi
lain
− Tidak ada evaluasi
tahap perencanaan &
feedback undangan
− Secara lisan & tidak
ada output tertulis
− Tidak melakukan
evaluasi mendalam
dibalik tidak
tercapainya objektif
kedua dari
pelaksanaan DHFW