118
38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang pindah agama dan yang telah melakukan self disclosure kepada orang tua mereka. Total informan ada lima orang dengan latar belakang agama yang berbeda- beda, mulai dari agama Katolik, Islam, Buddha, Hindu dan Konghucu. Para informan tersebut adalah Indra (nama samaran) yang berasal dari agama Buddha; Caca (nama samaran) berasal dari agama Katolik; Vina (nama samaran) berasal dari agama Islam; Lisa (nama samara) berasal dari agama Konghucu. 4.1.1. Informan I (Indra berasal dari agama Buddha) Indra adalah seorang pria berusia 20 tahun yang berasal dari Kota Makassar. Semenjak kecil ia hidup di Kota Makassar dan saat masuk kuliah ia mulai hidup di Surabaya. Saat ini ia masih berkuliah di salah satu universitas swasta di Surabaya dan tinggal bersama kedua kakak perempuannya. Indra adalah anak ke-4 dari lima bersaudara. Ia memiliki kakak perempuan yang berjarak 8 tahun dan 1 tahun, kakak laki-laki yang berjarak 7 tahun, serta adik laki-laki yang berjarak 2 tahun dengannya. Hubungannya dengan kakak perempuan dan laki-lakinya yang berjarak 7 dan 8 tahun tidak seakrab hubungannya dengan kakak perempuannya yang berjarak 1 tahun dan adiknya. Hal ini dikarenakan menurut Indra karena kakaknya yang memiliki umur yang jaraknya jauh sehingga memiliki pemikiran/logika yang berbeda dengannya. Akibatnya, kakaknya susah untuk menerima masukan dari Indra. Berbeda dengan kakak Indra yang berjarak 1 tahun, ia sangat akrab bahkan semenjak kuliah mereka tinggal berdua. Antara Indra dengan orangtuanya pun juga terjalin hubungan yang sangat terbuka semenjak ia kecil. Pria kelahiran 12 Agustus 1995 ini mengatakan bahwa ia dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga yang beragama Buddha. Semenjak kecil, Indra selalu rajin untuk ke Vihara dan selalu mengikuti acara-acara keagamaan yang ada. Saat duduk di bangku sekolah, Indra selalu masuk ke sekolah Kristen swasta. Pelajaran agama Kristen pun juga sering dia pelajari namun tidak dengan sungguh-sungguh.

4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

38 Universitas Kristen Petra

4. ANALISIS DATA

4.1. Profil Informan

Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak

yang pindah agama dan yang telah melakukan self disclosure kepada orang tua

mereka. Total informan ada lima orang dengan latar belakang agama yang berbeda-

beda, mulai dari agama Katolik, Islam, Buddha, Hindu dan Konghucu. Para

informan tersebut adalah Indra (nama samaran) yang berasal dari agama Buddha;

Caca (nama samaran) berasal dari agama Katolik; Vina (nama samaran) berasal dari

agama Islam; Lisa (nama samara) berasal dari agama Konghucu.

4.1.1. Informan I (Indra – berasal dari agama Buddha)

Indra adalah seorang pria berusia 20 tahun yang berasal dari Kota Makassar.

Semenjak kecil ia hidup di Kota Makassar dan saat masuk kuliah ia mulai hidup di

Surabaya. Saat ini ia masih berkuliah di salah satu universitas swasta di Surabaya

dan tinggal bersama kedua kakak perempuannya. Indra adalah anak ke-4 dari lima

bersaudara. Ia memiliki kakak perempuan yang berjarak 8 tahun dan 1 tahun, kakak

laki-laki yang berjarak 7 tahun, serta adik laki-laki yang berjarak 2 tahun

dengannya.

Hubungannya dengan kakak perempuan dan laki-lakinya yang berjarak 7

dan 8 tahun tidak seakrab hubungannya dengan kakak perempuannya yang berjarak

1 tahun dan adiknya. Hal ini dikarenakan menurut Indra karena kakaknya yang

memiliki umur yang jaraknya jauh sehingga memiliki pemikiran/logika yang

berbeda dengannya. Akibatnya, kakaknya susah untuk menerima masukan dari

Indra. Berbeda dengan kakak Indra yang berjarak 1 tahun, ia sangat akrab bahkan

semenjak kuliah mereka tinggal berdua. Antara Indra dengan orangtuanya pun juga

terjalin hubungan yang sangat terbuka semenjak ia kecil.

Pria kelahiran 12 Agustus 1995 ini mengatakan bahwa ia dilahirkan dan

dibesarkan dari keluarga yang beragama Buddha. Semenjak kecil, Indra selalu rajin

untuk ke Vihara dan selalu mengikuti acara-acara keagamaan yang ada. Saat duduk

di bangku sekolah, Indra selalu masuk ke sekolah Kristen swasta. Pelajaran agama

Kristen pun juga sering dia pelajari namun tidak dengan sungguh-sungguh.

Page 2: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

39 Universitas Kristen Petra

Indra mengakui bahwa ia mengenal agama Kristen sejak dari lingkungan

Sekolah Dasar (SD) dan teman-temannya. Hal yang paling ia sukai dari agama

Kristen adalah Praise and Worship nya (pujian dan penyembahan). Ia bercerita

bahwa ia mengenal lagu-lagu rohani semenjak kelas 6 SD. Saat itu, temannya

meninggalkan mp3 di rumah Indra dan saat Indra mendengarkan lagu-lagunya, ia

menemukan lagu berjudul “sampai memutih rambutku’. Ia sangat menyukai lagu

itu sehingga ia memutarnya sepanjang hari. Indra mengakui bahwa memang saat

mendengarkan lagu itu, hatinya merasa damai dan tenang.

Pengalaman hidupnya dengan agama Kristen semenjak kelas 6 SD hingga

kelas 12 terus termotivasi karena suka dengan lagu-lagu rohani, terutama lagu-lagu

Hillsong. Hingga akhirnya saat ia menginjak pendidikan kuliah di Surabaya,

usianya hampir 18 tahun ia menerima Tuhan dengan langkah iman dan ketaatan

yaitu baptis selam pada tanggal 28 Juli 2013 tanpa sepengetahuan orangtuanya.

4.1.2. Informan II (Caca – berasal dari agama Katolik)

Caca adalah seorang gadis berusia 24 tahun yang sekarang bekerja sebagai

desainer grafis di sebuah perusahaan. Ia adalah gadis periang yang banyak disukai

teman-temannya. Sifat periang ini juga tidak hanya Caca, namun juga adik laki-

lakinya dan juga kedua orangtuanya. Caca hidup di keluarga yang bahagia dan

terbuka sehingga satu sama lain juga sering bercanda untuk mencairkan suasana.

Semenjak lahir, Caca selalu dididik agama Katolik oleh orangtuanya, tak

terkecuali adiknya juga. Orangtua Caca bersikap keras saat mengajarkan nilai-nilai

agama, sehingga membuat Caca selalu patuh kepada kedua orangtuanya. Caca

mengakui bahwa ia selalu mengikuti ibadah agama Katolik semenjak kecil dan bisa

dibilang sangat aktif dalam gereja. Seluruh sakramen dalam agama Katolik juga

sudah dilalui Caca yaitu sakramen Krisma (sakramen terakhir sebelum sakramen

pernikahan).

Caca hidup sebagai anak yang juga dididik keras oleh ayahnya. Ibunya

kurang begitu perhatian dikarenakan dalam keluarga Caca ibunya lah yang menjadi

tulang punggung keluarga. Hal inilah yang menjadi faktor Caca menjadi anak yang

sangat nakal dulu semenjak sekolah hingga awal masuk kuliah. Gadis yang lahir

Page 3: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

40 Universitas Kristen Petra

tanggal 28 Maret 1992 ini mengakui bahwa dulu ia sering merasa kesepian dan

tidak memiliki siapa-siapa.

Banyak sekali perjalanan hidupnya yang kurang mengenakkan, namun pada

suatu ketika saat ia mengikuti ret-ret dari gereja, ia dijamah Tuhan dan memutuskan

untuk memberikan hidupnya sepenuhnya kepada Tuhan. Ia dibaptis pada hari

minggu setelah ret-ret itu diadakan, yaitu pada pertengahan tahun 2012 tanpa

sepengetahuan keluarganya.

4.1.3. Informan III (Vina – berasal dari agama Islam)

Vina adalah seorang gadis berusia 19 tahun yang berasal dari Kota Kediri.

Saat ini ia sedang berkuliah di Universitas Kristen Petra dan orangtuanya tetap di

kota asalnya. Vina dilahirkan dan dibesarkan di keluarga yang beragama Islam.

Vina adalah anak tunggal di keluarganya sehingga membuat orangtuanya sangat

protektif dengannya. Dalam hal agama pun, orangtua Vina mengharuskan ia untuk

mengikuti segala ajaran agama Islam, mulai dari sholat lima waktu, puasa,

mengikuti tradisi lebaran, dll.

Menjadi anak tunggal juga membuat Vina menjadi sangat akrab dengan

kedua orangtuanya. Ia mengatakan bahwa hubungan dengan orangtuanya sangat

baik dan terbuka, bahkan Vina sering bercerita mengenai apa yang ia alami.

Kedekatan Vina dengan orangtuanya bisa ditunjukkan dengan saat Vina berada di

Surabaya, orangtuanya selalu mengetahui keberadaannya dan apa yang sedang ia

lakukan.

Vina mulai mengenal agama Kristen semenjak masuk ke lingkungan kuliah,

kampus Universitas Kristen Petra (UKP). Ia bercerita bahwa ia mengalami hal yang

berbeda saat ia berada di lingkungan agama Kristen sehingga memutuskan untuk

mempelajari bagaimana agama Kristen itu. Keyakinannya akan agama Kristen terus

bertumbuh hari demi hari hingga akhirnya ia mengikuti sebuah camp dari UKP

yaitu KAMA. Saat mengikuti KAMA, Vina membulatkan tekadnya untuk sungguh-

sungguh beribadah dalam agama Kristen.

Sebenarnya, saat Vina memutuskan untuk masuk ke UKP, orangtuanya

melarang dengan alasan takut Vina terpengaruh dengan lingkungannya sehingga

nantinya pindah agama. Vina akhirnya diberitahu bahwa boleh masuk asalkan

Page 4: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

41 Universitas Kristen Petra

untuk memutuskan pindah agama adalah pada saat sudah lulus dan tidak berada di

lingkungan agama Kristen lagi. Hal inilah yang membuat Vina takut untuk

mengungkapkan apa yang menjadi kesungguhan hatinya.

Setelah KAMA, hari demi hari terus ia jalani dan masih membuatnya ragu

untuk sepenuhnya menyerahkan diri kepada Tuhan. Saat bulan Maret setelah

kegiatan KAMA, Vina diajak oleh kakak kelas untuk mengikuti sebuah KKR

(Kebaktian Kebangunan Rohani) kesembuhan. Semenjak itu pula, Vina mulai aktif

di kegiatan-kegiatan gereja bersama dengan kakak kelas yang mengajaknya.

Setelah sekian lama mengikuti kegiatan gereja, akhirnya pada tanggal 26 September

2015 Vina memutuskan untuk dibaptis selam setelah diadakannya KKR National

Youth Conference.

4.1.4. Informan IV (Lisa – berasal dari agama Konghucu)

Lisa, seorang gadis yang berasal dari kota Balikpapan adalah seorang yang

dulunya beragama Konghucu. Ia berusia 20 tahun dan sekarang sedang berkuliah

di Universitas Kristen Petra. Anak sulung dari tiga bersaudara ini memiliki satu

adik laki-laki dan satu adik perempuan. Semenjak berada di bangku Sekolah Dasar

(SD), Lisa sudah hidup tanpa ibunya dikarenakan ibunya meninggal dunia. Hal ini

membuat Lisa menjadi seseorang yang dituntut mandiri, mengingat juga dia adalah

anak sulung. Depresi juga sempat ia rasakan semenjak ibunya meninggal hingga

beberapa tahun selama ia masih tinggal di Kota Balikpapan.

Saat memasuki bangku SMA, Lisa pindah ke Surabaya dengan hidup sendiri

sebagai anak kos. Ayah Lisa dikenal keluarga sebagai sesosok yang pendiam dan

keras, sehingga saat Lisa tinggal di Surabaya kurang banyak berkomunikasi dengan

ayahnya. Namun diakui oleh Lisa bahwa saat bertemu keadaan akan baik-baik saja

dan cerita hal-hal yang Lisa alami selama tidak bersama ayahnya.

Di Balikpapan, Lisa hidup bersama ayah, tiga tantenya dan kedua adiknya.

Semenjak kecil Lisa selalu diajarkan untuk sembayang dengan cara agama

Konghucu. Banyak ‘altar’ di rumah Lisa untuk tempat dimana dilakukan

sembayang. Karena masih kecil, Lisa hanya mengikuti apa yang diajarkan ayah dan

tante-tantenya. Pada saat masih SD Lisa juga sudah mengenal Tuhan Yesus dan

percaya bahwa Tuhan Yesus itu ada karena ia bersekolah di sekolah Katolik.

Page 5: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

42 Universitas Kristen Petra

Kekosongan hidup sempat Lisa rasakan juga saat ia berada di bangku SMA.

Ia juga merasa kehilangan jati diri dan meragukan agama Konghucu. Hingga suatu

saat, teman Lisa mengajak Lisa untuk selalu ke gereja setiap minggu. Lisa mengaku

ketakutan saat harus pergi ke gereja karena ia tahu bahwa ia dilarang oleh tante-

tantenya. Hal ini tetap disembunyikan dan Lisa tetap ke gereja. Hingga pada saat ia

memasuki masa kuliah, tepat pada akhir bulan September 2013, Lisa memutuskan

untuk memberikan dirinya dibaptis selam namun tanpa sepengetahuan keluarganya.

4.2. Setting Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti pada awalnya lebih banyak mengumpulkan

data dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan para informan di

tempat yang berbeda. Kemudian untuk beberapa pertanyaan tambahan, peneliti juga

sempat berkomunikasi melalui chatting (Line) untuk melengkapi data dalam

penelitian ini.

4.2.1. Völks Coffee

Peneliti melakukan wawancara pertama kali di Völks Coffee yang terletak

di Jalan Mh. Tamrin dengan Indra. Peneliti bertemu dengan Indra pada hari Senin,

2 Mei 2016 pukul 16.00, sepulangnya Indra dari kelas perkuliahannya. Karena

melakukan janjian jam empat sore, peneliti tiba di café jam 15.45. Setibanya di café,

ternyata Indra sudah datang dan sedang bertemu dengan temannya. Langsung saja

saat Indra melihat peneliti, ia menyuruh peneliti untuk duduk di meja sebelah untuk

menunggunya. Setelah kurang lebih 20 menit akhirnya Indra bisa mulai melakukan

wawancara dengan peneliti.

Indra duduk di dekat pintu masuk dengan laptop dan secangkir espresso

yang sudah diminum. Ia menyambut peneliti dengan antusias dan kami memulai

pembicaraan mengenai orang yang dijadikan informan oleh peneliti. Kemudian

setelah mengetahui keadaan salah satu informan, kami mulai untuk memberi

masukan sama lainnya sebagai sesama pemimpin di gereja kami. Namun karena

sudah terlalu asyik berbicara dan belum masuk ke sesi wawancara, akhirnya kami

langsung membahas topik penelitian.

Page 6: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

43 Universitas Kristen Petra

Sebelum memulai wawancara, Indra menanyakan untuk pertanyaan apa saja

yang akan ditanyakan sehingga ia bisa membayangkan jawaban apa yang bisa ia

berikan. Selain itu peneliti juga meminta ijin untuk merekam pembicaraan selama

penelitian dan diijinkan oleh Indra. Selama proses wawancara, Indra menjawab

seluruh pertanyaan dengan detail sehingga dari 1x uraian jawaban yang diberikan,

sudah bisa menjawab 2-3 pertanyaan yang akan ditanyakan peneliti selanjutnya.

4.2.2. Starbucks Coffee – Square Apartment

Pada hari kamis 12 Mei 2016, penulis melakukan wawancara kedua yaitu

dengan Caca. Peneliti menentukan tempat wawancara di Starbucks karena

tempatnya sama-sama dekat dengan kos penulis dan Caca. Penulis membuat janji

dengan Caca pada pukul 7 malam, setelah Caca pulang kerja. Karena tak ingin

membuat Caca menunggu, penulis datang pada pukul 18.38. Pada akhirnya Caca

tiba pada pukul 19.26 karena ia baru tiba di kos jam 19.07 dan harus beres-beres

terlebih dahulu.

Penulis memilih melakukan wawancara di lantai 2 Starbucks Coffee agar

tidak terlalu terganggu dengan banyaknya orang yang membeli makanan/minuman

di lantai 1. Selain itu juga penulis memilih tempat duduk sofa yang berhadapan

dengan meja yang rendah agar suasana wawancara juga terlihat lebih santai.

Setibanya di tempat, penulis memesan minuman untuk penulis dan juga Caca

karena penulis berfikir bahwa Caca tidak memiliki waktu yang banyak untuk

istirahat/makan sepulang kerja.

Dengan kaos, celana panjang, sepatu sneakers dan tas selempang Caca tiba

ditempat. Ia datang dengan muka senyum dan meminta maaf kepada penulis karena

telat dari jadwal janji. Caca sama sekali tidak menunjukkan wajah lelah sama sekali

dan tetap tersenyum sepanjang wawancara berlangsung. Sambil sesekali penulis

menawarkan untuk sambil minum karena Caca begitu antusias saat menjawab

pertanyaan-pertanyaan dari penulis.

Sebelum memulai wawancara, penulis juga meminta ijin untuk merekam

pembicaraan dan tes suara apakah terdengar dari recorder handphone atau tidak.

Wawancara berlangsung kurang lebih satu jam dan setelah selesai wawancara, kami

berpisah untuk melanjutkan kegiatan masing-masing.

Page 7: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

44 Universitas Kristen Petra

4.2.3. Starbucks Coffee – Square Apartment

Hari selanjutnya, yaitu pada hari Jumat tanggal 13 Mei 2016, penulis

melakukan wawancara yang ketiga dengan Vina. Kami sama-sama memutuskan

untuk melakukan wawancara di tempat ini karena juga dekat dengan tempat tinggal

kami berdua. Awalnya Vina terlihat sangat sibuk dan hanya memberikan hari Jumat

untuk diwawancara. Karena kesibukannya juga, Vina tidak selalu membalas chat

penulis. Akhirnya kami sepakat untuk bertemu pada hari Jumat jam 4 sore.

Pada pukul 4 sore, penulis datang ke Starbucks untuk menunggu Vina.

Sambil mengerjakan tugas lainnya, penulis menunggu Vina yang masih ada

kegiatan sebelumnya, hingga pada akhirnya tiba jam setengah 5 kurang. Saat Vina

datang, penulis langsung menghentikan tugas dan langsung berbincang-bincang

dengannya. Awalnya Vina bercerita mengenai kegiatannya yang membuat ia agak

sulit untuk dihubungi. Tak lama setelah itu, akhirnya penulis menunjukkan kisaran

pertanyaan yang akan ditanyakan kepada Vina. Kemudian juga penulis meminta

ijin untuk merekam wawancara.

Setelah Vina membaca pertanyaan secara sekilas dan mempersiapkan

recorder, akhirnya kami memulai wawancara. Awalnya Vina menjawab sesuai

dengan kebutuhan pertanyaan saja. Namun lama kelamaan saat mulai ke pertanyaan

yang lebih dalam, Vina semakin asyik menjawab sambil bercerita. Kami duduk

tidak berhadapan namun bersebelahan sehingga Vina juga menggunakan bahasa-

bahasa tubuhnya seiring semangat ceritanya. Dalam ceritanya Vina menceritakan

segala perjalanan hidupnya mengenai pengenalan agama Kristen tidak terlewatkan

wantu dan detail ceritanya. Hal ini dikarenakan ia merasa bahwa kepindahannya ke

agama Kristen adalah sebuah perjalanan yang tidak akan pernah terlupakan

baginya.

Setelah kurang lebih 1 setengah jam, wawancara dengan Vina akhirnya

selesai pukul 6 sore. Percakapan kami namun tidak terhenti di situ saja, penulis

kembali mengajak Vina berbicara mengenai hal lain. Karena terlalu asyik bercakap-

cakap, kami lupa waktu hingga waktu menunjukkan pukul 18.45, padahal Vina

mengikuti seminar pada pukul 6 sore dan penulis ada janjian pukul 19.00 di pusat

Page 8: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

45 Universitas Kristen Petra

kota. Akhirnya kami langsung meninggalkan tempat bersama-sama dan berpisah di

gedung kampus UK Petra.

4.2.4. Tong Tji – Square Apartment

Pada tanggal 16 Mei 2016, penulis melakukan wawancara dengan Lisa.

Awalnya jadwal wawancara disepakati hari kamis tanggal 12 Mei, namun karena

mendadak Lisa harus mengantar keluarga yang sakit, maka akhirnya kami

melakukan penjawalan ulang. Penulis dan Lisa bertemu jam setengah 12 siang,

pada saat jam Kebaktian Universitas di UKP, sehingga itu adalah jam bebas

mahasiswa. Penulis seperti biasa datang terlebih dahulu agar bisa menentukan

terlebih dahulu meja mana yang akan dipakai. Penulis akhirnya memilih untuk

duduk di meja paling pojok dalam karena suasana di sana waktu itu sangat ramai

dan kurang nyaman apabila duduk di tengah banyak orang yang ribut.

Pukul setengah 12 Lisa datang dengan seragam jurusannya dan ia tanpa

basa-basi meminta ingin langsung diwawancara karena sedang di tengah-tengah

kerja kelompok bersama temannya. Akhirnya langsung penulis menyiapkan

handphone untuk merekam suara dan akhirnya wawancara dimulai tanpa Lisa

membaca terlebih dahulu pertanyaannya. Lisa menjawab dengan kadang tertawa

mengingat masa-masa dulunya yang dia ceritakan nakal, suka bohong, emosian dan

lain-lain.

Wawancara tidak terlalu lama dilakukan, hanya sekitar 53 menit. Semua

jawaban mampu dijawab Lisa dengan baik. Karena terlalu bersemangat menjawab,

awal-awal pertanyaan Lisa hampir menceritakan langsung dari awal hingga akhir.

Namun untungnya ia mengingat bahwa masih banyak pertanyaan dan akan

menceritakannya sesuai pertanyaannya.

Setelah selesai wawancara, kami langsung melanjutkan pembicaraan sambil

keluar Tong Tji, karena Lisa ingin melanjutkan pekerjaan kelompoknya bersama

teman-temannya. Akhirnya kami berpisah di kampus UKP.

Page 9: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

46 Universitas Kristen Petra

4.3. Temuan Data

4.3.1. Epoche (Deskripsi menyeluruh informan)

Epoche merupakan pemutusan hubungan antara data lapangan dengan

pengalaman dan pengetahuan yang peneliti miliki sebelumnya (Kuswarno, 2009,

p.48). Pada bagian ini akan dideskripsikan secara menyeluruh informan yang

menjadi subjek penelitian ini. Deskripsi ini akan meliputi hasil temuan data peneliti

yang berasal dari hasil wawancara dengan masing-masing informan ketika

menceritakan proses self disclosure dengan orang tuanya.

4.3.1.1. Deskripsi informan I – Indra

Peneliti melakukan wawancara dengan Indra pertama kali pada tanggal

2 Mei 2016 di Völks Coffee. Berikut akan diuraikan mengenai penjelasan

informan berdasarkan kategori pertanyaannya.

Tabel 4.1 Epoche Informan I – Indra

Pertanyaan Jawaban

Latar belakang Indra - Aku lahir tanggal 12 Agustus 1995 dan dari

kecil sampek SMA tinggal di Makassar

- Hobiku nyanyi, nyanyi di rumah aja, terus

suka basketan, suka foto-foto juga dari sejak

SMA

- Aktivitas sehari-hariku ya kuliah biasa,

sekarang semester 2, suka juga pergi bareng

temen atau cece, aku ya suka juga nonton

video-video di youtube liat-liat kotbah, lagu-

lagu rohani gitu. Jadi lebih memilih buat

meluangkan waktu untuk explore lebih.

- Waktu kecil aku anake males, dari TK sampe

2 SMA pasti orang tua dipanggil terus kalo

penerimaan raport karena mau ninggal kelas,

suka misuh juga, dikit-dikit misuh, sampe

pernah mau dipukul gara-gara ndak sengaja

Page 10: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

47 Universitas Kristen Petra

misuh waktu kesenggol dikit tanganku, suka

berkelahi, ya pasti sih cowok kan, nakal

banget manusia lamaku

Hubungan dengan orang

tua sebelum self

disclosure

- Kalo sama papa karena papa emosian jadi

nurun emosine, jadi kadang beda pendapat,

saking parahnya sampek pernah diusir dari

rumah kira-kira 4-5x. Tapi lek gaada apa-apa

ya baik-baik aja sama papa.

- Kalo sama mama biasa saja, soale mama tipe

orang yang cuek. Baik sih hubungannya tapi

ya mama nggak perhatian segimananya

banget gitu deh

Pengalaman pertama

mengenal agama Kristen

- Aku pertama kenal agama Kristen pertama

kali waktu kelas 6 SD soale dulu ikut kelas

agama Kristen, ya karena di kelas itu ada

orang yang aku suka

- Terus pas SMA sering diajak ke gereja sama

temen dengan motivasi pengen ketemu

temen dan pas pulang gereja, kita main game

online di warnet bareng

- Waktu dulu sempet dengerin lagu rohani

gara-gara Mp3nya temenku ketinggalan di

rumah. Judul lagunya “sampai memutih

rambutku” dan ngerasain damai sejahtera

waktu ndengerinnya, tapi waktu itu masih

gatau apa yang tak rasain

- Pas SMA aku pernah ga bawa buku,

akhirnya ambil random buku di lemari kelas.

Pas liat judule ya aku kaget sih.

Judulnya“Trip to Hell, dalam nama Yesus

lepaskan!” pokoke ini buku nyeritain kisah

seorang pendeta yang dibawa ke neraka sama

Page 11: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

48 Universitas Kristen Petra

Tuhan dalam mimpine. Nah, mulai semenjak

membaca buku ini, aku jadi percaya kalo

neraka itu ada

Respon setelah

mengenal agama Kristen

- Aku malah jadi suka lagu-lagu rohani soale

suka dengan nada dan musiknya, apalagi

lagu-lagu hillsong

- Aku mulai belajar doa makan sama doa

sebelum tidur soale ya diajarin sama orang

yang aku sukai pada waktu SMA

- Waktu di Surabaya tahun 2013, sebelum

ospek kampus, sekitar 1 atau 2 minggu aku

ikut gereja terus, aku mengambil keputusan

untuk dibaptis selam

Alasan pindah agama - Lewat pengalaman-pengalaman yang aku

alami waktu aku mulai belajar berdoa sama

Tuhan, pernah dikasih mimpi juga dan aku

tau kalo mimpi itu adalah jawaban Tuhan

dari doa ‘nakal’ku yang bilang kalo aku

pengen liat Tuhan

- Ingin menyerahkan hidup sepenuhnya sama

Tuhan melalui altar call di gereja yang

pendetanya nulis buku “Trip to Hell, dalam

nama Yesus lepaskan!” terus juga kotbahnya

mengenai isi buku tersebut. Selesai

ibadahnya aku ditanya mau dibaptis apa

nggak. Aku awale takut karena mama papa

gatau, tapi dia cuma bilang 3 kata “harus

berani mengambil tindakan” jadinya aku mau

dibaptis selam waktu itu, tanggal 28 Juli

2013

Page 12: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

49 Universitas Kristen Petra

Alasan melakukan self

disclosure

- Soale aku ngerasa nggak tenang dan nggak

damai sejahtera soale menyembunyikan

sesuatu dari orang tua

Self disclosure

direncanakan/ tidak

- Direncanakan

Setting saat melakukan

self disclosure

- Lewat telepon sama orang tua dengan kata-

kata pertama yang diucapkan “jangan marah

ya”

Proses self disclosure

kepada orang tua

- Waktu itu telepon mama dulu, terus basa-

basi dulu “mama dimana?” dan “lagi

ngapain?”. Terus dijawab gini sama mama

“kok tumben cari mama?”. Aku langsung

jawab “jangan marah ya ma” terus akhirnya

langsung ngaku aku sudah pindah dan sudah

dibaptis. Terus setelah selesai ngaku,

ternyata mama bilang udah tau semua dari

cece dan aku kaget aja. Habis itu aku tanya

ke mama “kira-kira papa gimana ya ma kalo

denger kayak gini?”. Dijawab sama mama

“ya gak tau coba aja telepon papamu”.

- Sama kayak mama, papa aku ngakunya juga

lewat telepon “pa, mau ngomong” dan papa

hanya menjawab “kenapa?” semakin takut

lagi aku jawab “tapi papa jangan marah ya”

kesannya kayak habis membuat kesalahan.

Karena panggilan rumahku dedek, aku

ngomong pake bahasa keluarga, “Dedek mau

bilang kalo kemarin 2 minggu lalu dedek

dibaptis”. Papa pertama cuma diem dan terus

aku ngomong lagi aja “iya pa, dedek sudah

dibaptis dan sekarang agama Kristen dan gak

bisa sembayang lagi”. Kemudian papa cuma

Page 13: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

50 Universitas Kristen Petra

jawab “ooo… (agak lama) Jadi gimana nanti

kalo dedek pulang terus sembayang itu nanti

gimana?” dan aku jawab “jadinya gakbisa pa

ikut sembayang”. Jawaban terakhir papa itu

“ooo… (agak lama) Yasudah dijalani saja,

nanti kalo pulang Makassar ya sudah dijalani

saja kalo ndak bisa sembayang yasudah

gakpapa”.

Alasan melakukan self

disclosure kepada orang

tua

- Karena aku menganggap bahwa telah

berbohong kepada orang tua sehingga merasa

harus mengatakannya kepada orang tua

Perbedaan tingkat self

disclosure kepada orang

tua (ayah/ibu)

- Telpon pertama kali sama mama dan nggak

terlalu takut karena tahu kalo respon mama

lebih bakal gapapa dibanding papa

- Telpon kedua sama papa dengan mengawali

kata-kata “pa, jangan marah ya” lalu ngaku

kalo sudah dibaptis dan sudah menjadi orang

Kristen. Kemudian hanya ngomong apabila

ditanya papa

Hal yang masih

disembunyikan dari

orang tua

- Keinginan untuk membawa seluruh anggota

keluarga termasuk mama papa buat percaya

Tuhan sehingga menerima keselamatan. Jadi

ya targetku sekarang mama papa, soale cece

koko udah Kristen semua, tinggal dedek

sama mama papa

Reaksi orang tua setelah

Indra melakukan self

disclosure

- Lek reaksi mama, dia tenang aja soale

ternyata sudah diberitahu cece sebelum aku

ngaku

- Reaksi papa pertama kali cuma diem lalu

mulai bertanya-tanya gimana sembayang nya

nanti, soale kalo di Buddha, dianggap

durhaka kalo ndak nyembah leluhurnya

Page 14: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

51 Universitas Kristen Petra

Akibat self disclosure - Sejak aku jadi agama Kristen, aku yang

awale gatau apa itu kasih, jadi tahu dan

nerapin ke mama papa. Keluargaku juga satu

per satu juga pindah ke Kristen mulai cece,

koko, jadi sekarang tinggal mama papa sama

adek aja. Jadi misiku untuk mama papa jadi

Kristen juga salah satu caranya aku harus

nunjukin gimana perubahan hidupku sejak

jadi orang Kristen

- Sejak dibaptis juga aku mulai ikut CG

(Connect Group) dari gereja, awale mek

ikut-ikutan tok. Tapi lama-lama jadi tambah

ngenal, terus sekarang sudah dipercaya jadi

CGL (Connect Group Leader). Jadi juga

belajar jadi leader dan bahkan aku juga

sering ditunjuk jadi ketua kelompok di

kampus padahal dari jaman dulu sampe SMA

gak pernah namanya jadi ketua, soale males.

Jadi ya sekarang belajar kepemimpinan juga.

Konsep pindah agama

menurut agama Buddha

- Waktu aku SD dulu, waktu yang pindah ke

pelajaran agama Kristen itu, guru Buddha ku

itu ngomong kalo… gimana ya lupa kata-

katanya tapi intinya gini “kafir”. Jadi orang

yang pindah dari agama Buddha sudah pasti

ndak masuk surga. Konsekuensinya yang aku

tau dari pelajaran yang aku terima sama

baca-baca buku itu bagi kepercayaan mereka

kalo udah keluar itu ya udah pasti gak

diterima sama sang Buddah. Kepercayaan

mereka kan reinkarnasi, bahkan kita gak

bakal menuju ke reinkarnasi, sampenya ke

neraka. Buat mereka reinkarnasi itu untuk

Page 15: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

52 Universitas Kristen Petra

kehidupan baru. Sebenernya ada nirwana, itu

surganya Buddha, cuman yang aku tau

nirwana itu cuma buat orang-orang yang

bener-bener suci/ perfect, kayak bener-bener

seperti… apa ya, di Buddha itu ada

tingkatan-tingkatannya, untuk menuju ke

nirwana itu ada beberapa level yang harus

dilewati sebelum ke nirwana tapi aku lupa

gimana detailnya.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Indra merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara dalam keluarganya.

Keluarga Indra berasal dari Kota Makassar dan sampai sekarang sebagian besar

anggota keluarga Indra masih tinggal di Makassar. Pria kelahiran 12 Agustus

1995 ini di Surabaya tinggal bersama kedua kakak perempuannya. Selama masa

kecilnya, ia dibesarkan orang tuanya dengan ajaran agama Buddha. Sembayang

di altar rumah dan di Vihara juga selalu ia lakukan bersama keluarganya.

Hubungan Indra dengan ayahnya sebelum ia pindah ke agama Kristen

lebih sering memiliki perbedaan pendapat karena memiliki pribadi yang sama-

sama keras dan emosian. Diusir dari rumah pun oleh ayahnya pun juga sudah

terjadi berkali-kali.

“Aku sempet diusir 4 atau 5 kali gitu sama papa. Misalnya dulu

pernah lagi berantem sama dedek, terus beda pendapat kan sama

dedek, eh papaku malah belain adekku, ya jadi aku beda

pendapatnya sama papa. Saking sama-sama kerasnya, ya sampe

diusir dari rumah. Aku sampe udah telpon temenku ‘eh aku mau

nginep tempatmu ya’ gitu, udah selalu siap pergi kalo diusir itu.

Tapi untunglah selalu aja gak jadi, soale mesti ditahan sama

mama, waktu itu tepak an mama gak ada di rumah, jadinya

ditelpon sama mama ‘gausah pergi ya’ yaudah akhirnya aku

gajadi pergi”.

Pribadi ibunya menurut Indra adalah cuek. ”Mungkin karena anaknya

banyak dan aku juga sering main game atau pergi sama temen jadinya ya biasa

aja kalo sama mama”. Dikatakan juga oleh Indra bahwa setelah ia menjadi

Kristen, ia tahu bahwa sebenarnya mereka menyayangi satu sama lain, namun

Page 16: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

53 Universitas Kristen Petra

tidak mengerti apa itu kasih dan bagaimana mengungkapkannya, sehingga yang

dirasakan satu sama lain sepertinya biasa-biasa saja.

Pengalaman Indra dalam mengenal agama Kristen sudah semenjak ia

duduk di kelas 6 SD. Ia bercerita bahwa pada waktu itu di sekolahnya ada

pelajaran agama yang kelasnya berbeda-beda sesuai dengan agama yang

berbeda juga. Awalnya ia selalu mengikuti pelajaran agama Buddha, namun

semenjak kelas 6 SD ia menyukai salah seorang anak di kelas lain dan cara satu-

satunya agar bisa bertemu adalah pindah ke kelas agama Kristen. Mulailah sejak

ada perasaan suka itu, Indra mengikuti pelajarannya. Di kelas itu Indra tidak

benar-benar memperhatikannya, karena dengan motivasi yang salah.

Pengalamannya dalam mengenal agama Kristen tidak sampai di situ

saja. Pernah sewaktu ia masih di SD, ia mendengarkan lagu rohani dari Mp3

milik temannya yang tertinggal di rumahnya. Lagu yang berjudul “sampai

memutih rambutku” itu membuat Indra menjadi damai sejahtera dan tenang

walaupun pada saat itu ia belum tahu apa yang sedang ia rasakan. Mulai dari

hal inilah membuat Indra menyukai lagu-lagu rohani, bukan karena liriknya

namun karena musik dan nada nya yang bagus. Indra juga mengungkapkan

bahwa lagu kesukaannya adalah lagu Hillsong.

Kemudian semenjak SMA, Indra sering diajak temannya untuk ikut ke

gereja bersama, lagi-lagi dengan motivasi yang salah yaitu untuk bermain game

online setelah itu. Hal ini terus berlanjut hingga pada saat ia kelas 2 SMA, ia

menyukai perempuan yang beragama Kristen. Ia diajari untuk bagaimana cara

berdoa sebelum makan dan sebelum tidur. Indra pada saat itu hanya ikut-ikutan

dan berdoa hanya asal-asalan. Hingga suatu saat pada saat doa malam ia berdoa

dan berkata bahwa ia ingin bertemu Tuhan. Beberapa hari setelah itu, Tuhan

menjawab doa Indra melalui mimpinya dimana seorang pendeta mendekat ke

Indra dan dengan lembut berbisik “Engkau telah diselamatkan, anak-Ku”.

Mimpi itu terus teringat oleh Indra hingga sekarang dan ia yakin bahwa

itu adalah Tuhan yang menjawab doanya. Tidak sampai di situ, pada saat Indra

kelas 3 SMA, ia tidak sengaja meninggalkan buku pelajarannya dan terpaksa

mengambil salah satu buku dari lemari kelas yang ternyata adalah buku “Trip

to Hell, dalam nama Yesus lepaskan!”. Karena heran melihat judulnya, Indra

Page 17: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

54 Universitas Kristen Petra

akhirnya membaca buku itu dari pertama. Tertarik sekaligus penasaran,

akhirnya ia membawa pulang buku itu tanpa ia ketahui siapa pemilik buku itu.

Buku itu ditulis oleh salah seorang pendeta di Surabaya mengenai kesaksian

hidupnya saat dibawa Tuhan ke dalam neraka. Mulai sejak awal hingga titik ini,

iman Indra terus tumbuh dan ia bertekad bahwa pada saat ia sampai di Surabaya,

ia ingin datang ke gereja dimana pendeta ini berada.

Apa yang diharapkan Indra ternyata menjadi kenyataan. Antara minggu

pertama atau kedua ia tiba di Surabaya, Indra datang ke gereja yang ia inginkan

serta yang membawakan kotbah adalah pendeta yang menulis buku “Trip to

Hell, dalam nama Yesus lepaskan!”. Lebih herannya lagi oleh Indra adalah

topik kotbah yang dibicarakan oleh sang pendeta ini juga tentang isi buku yang

ditulisnya. Sehingga pada hari minggu itu juga, setelah pulang ibadah Indra

akhirnya memutuskan untuk menyerahkan hidupnya untuk Tuhan dengan

langkah ketaatan dan iman yaitu dibaptis selam, tepatnya pada tanggal 28 Juli

2013. Awalnya, Indra hanya meresponi panggilan altar call oleh pendeta ”aku

waktu altar call itu langsung maju gak peduli tas dompet dll. Aku maju dan

didoain sama seorang cewek yang sekarang jadi pemimpin rohaniku. Dia tanya

aku mau dibaptis apa gak”. Pertanyaan ini yang sempat membuat Indra ragu

karena takut dengan orang tuanya, namun temannya menjawab “harus berani

ambil tindakan”. Karena diyakinkan dengan kata-kata sederhana itu,

langsunglah Indra turun menuju kolam baptis bersama temannya. Sekalipun

Indra kehilangan dompetnya karena tidak dibawakan teman lainnya, namun

Indra tenang-tenang saja karena dia sedang bersukacita dan rasa damai itu ia

tahu dari Tuhan. “Biasae lho aku kalo kehilangan barang pasti panik dan heboh,

gak terima kok bisa hilang. Tapi waktu itu rasanya gaktau kenapa bisa tenang-

tenang aja dan aku tau kalo itu datangnya dari Tuhan” ungkap Indra.

Karena Indra dibaptis tanpa sepengetahuan orang tuanya, ia terus

menyembunyikannya dengan alasan takut. Setiap hari ia tidak tenang karena

merasa telah menyembunyikan sesuatu dari orang tuanya dan menganggap

dirinya sudah berbohong. Ia hanya berani bercerita kepada kedua kakak

perempuannya karena hanya merekalah yang dekat dengan Indra di Surabaya.

Page 18: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

55 Universitas Kristen Petra

Akhirnya pada 2 minggu kemudian, Indra mengaku kepada kedua orang tuanya

mengenai kepindahan agamanya menjadi agama Kristen.

Dengan keberanian akhirnya Indra telepon ibunya terlebih dahulu.

Awalnya takut, lalu saat ia mulai berbicara, Indra mengawali dengan basa-basi

“mama dimana?” dan “lagi ngapain?”. Karena tidak sering Indra mencari

ibunya terlebih dahulu, ibunya pun bertanya kepadanya “kok tumben cari

mama?”. Akhirnya setelah itu Indra mengatakan “jangan marah ya ma” lalu

mengungkapkan isi hatinya bahwa ia sudah pindah ke agama Kristen. Indra pun

kaget karena ternyata ibunya sudah tahu bahwa ia pindah ke agama Kristen dan

diberitahu oleh kedua kakak perempuannya. Reaksi ibunya biasa saja, karena

sudah bukan berita pertama yang ia ketahui, namun ibunya juga tetap senang

bahwa Indra sendiri yang telah mengakuinya sendiri kepada ibunya.

Berbeda dengan ayahnya, Indra jauh lebih takut untuk

mengungkapkannya karena ia tahu bahwa ayahnya adalah keluarga yang

Buddha totok (budayanya masih sangat kental). Saat itu Indra masih di kampus

dan dengan takut serta tidak tenang ia akhirnya menelpon ayahnya dan berkata

“pa, mau ngomong” dan papanya hanya menjawab “kenapa?” dengan semakin

takut Indra menjawab “tapi papa jangan marah ya” dengan kesan seperti sudah

membuat kesalahan. Karena panggilan rumah Indra adalah dedek, maka Indra

berkata dengan bahasa keluarganya, “Dedek mau bilang kalo kemarin 2 minggu

lalu dedek dibaptis”. Reaksi pertama ayah Indra adalah diam dan Indra sendiri

yang dengan berani berkata lagi “iya pa, dedek sudah dibaptis dan sekarang

agama Kristen dan gak bisa sembayang lagi”. Kemudian ayahnya hanya

menjawab “ooo… (agak lama) Jadi gimana nanti kalo dedek pulang terus

sembayang itu nanti gimana?” dan Indra menjawab “jadinya gakbisa pa ikut

sembayang”. Jawaban terakhir ayahnya adalah “ooo… (agak lama) Yasudah

dijalani saja, nanti kalo pulang Makassar ya sudah dijalani saja kalo ndak bisa

sembayang yasudah gakpapa”.

Dari jawaban ayahnya ini Indra sangat kaget karena tidak menyangka

bahwa responnya akan seperti ini. Perkiraan Indra ayahnya akan marah

kepadanya. Setelah Indra sadari, ternyata ayahnya menganggap bahwa semua

agama itu sama.

Page 19: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

56 Universitas Kristen Petra

“Iya aku juga baru tau kalo papaku menganggap semua agama

itu sama aja. Makanya dari dulu mama papa juga gak masalah

waktu aku pergi ke gereja sejak SMA. Buktinya dulu waktu

SMA malah aku yang ditanyain sama mama papa waktu hari

minggu gitu ‘kamu ndak ke gereja dek?’. Aku kan jadi kaget kok

malah diingetin, bukannya dilarang atau apa gitu. Tapi kalo

tentang pindah agama sampe dibaptis aku gatau lagi, makanya

aku takut waktu mau dibaptis dan ngakunya itu juga takut”.

Karena kepindahan agama Indra disembunyikan olehnya, hal inilah yang

membuat Indra harus melakukan self disclosure kepada kedua orang tuanya.

Hingga sekarang orang tua Indra sudah mengetahui bahwa Indra aktif

pelayanan di gereja, menjadi Connect Group Leader (CGL), butuh waktu untuk

berdoa. Ayah dan ibunya pun tahu bahwa pada hari minggu Indra selalu pergi

ke gereja sehingga tidak pernah mengganggu Indra pada saat gereja.

“Sebenarnya sekarang sama mama papa udah terbuka kalo masalah ini, cuman

ya sampe sekarang mama papa belum terima Tuhan sih”. Jadi hal ini yang

membuat Indra menyembunyikannya dari orang tuanya bahwa ia ingin

membawa orang tuanya mengenal dan menerima Tuhan. Akibat kepindahan

Indra menjadi Kristen, ia telah membawa juga ketiga kakaknya untuk menjadi

agama Kristen. Jadi sekarang sisa adik dan kedua orang tuanya yang belum

agama Kristen. Perubahan hidup dari dalam keluarganya pun juga dirasakan

oleh Indra, mulai dari Indra mengajarkan kasih kepada orang tuanya, lebih

memahami orang tuanya. Hal-hal yang semua ia lakukan untuk meneladankan

orang tuanya bahwa ia menjadi anak beragama Kristen dengan benar dan

dengan harapan orang tuanya juga menerima Tuhan Yesus.

Saat ditanya juga mengenai bagaimana jika orang agama Buddha pindah

ke lain agama, Indra menjawab bahwa menurut pelajaran yang ia terima, orang

itu akan dianggap sebagai orang kafir. Ia juga bercerita bahwa saat ia pindah ke

kelas agama Kristen saat SD, guru agama Buddha nya membicarakan Indra

dihadapan teman-temannya sebagai contoh orang yang dianggap kafir. Buddha

mengajarkan bahwa manusia harus berbuat baik ke semua makhluk hidup,

sampai ke tumbuhan dan hewan.

“Kalo bunuh nyamuk atau semut secara ndak sengaja, itu gak

berdosa. Tapi kalo kita mbunuhnya sengaja, itu baru berdosa

terus kalo kita tiba-tiba mati, dosa yang terakhir itu yaitu bunuh

Page 20: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

57 Universitas Kristen Petra

semut, mereka percaya kita hidup berdasarkan dosa terakhir kita,

ya jadi semut nanti. Jadi lebih menghormati semua kehidupan.”

Dijelaskan oleh Indra juga bahwa Buddha percaya bahwa ada kehidupan

selanjutnya setelah kita meninggal dunia. Maka dari itu mereka percaya adanya

reinkarnasi. Orang yang meninggal dunia akan menghadapi 3 pilihan yaitu

reinkarnasi (hidup kembali dengan pribadi yang lain di kehidupan selanjutnya),

menuju ke surga/ nirwana dan menuju ke neraka. Orang yang kafir inilah yang

akan menuju ke neraka dan tidak diterima oleh sang Buddha.

4.3.1.2. Deskripsi Informan II – Caca

Peneliti melakukan wawancara dengan Caca pada tanggal 12 Mei 2016

di Starbucks Coffee di Square Apartment. Berikut akan diuraikan mengenai

penjelasan informan berdasarkan kategori pertanyaannya.

Tabel 4.2 Epoche Informan II – Caca

Pertanyaan Jawaban

Latar belakang Caca - Tanggal lahir 28 Maret 1992 Surabaya

- Hobinya dari dulu nyanyi sih, sama nari…

dulu tapi, sama ya main gitar lah. Sekarang

ya ga nari lagi, soale wes gendut hahaha

gaisa nari lagi

- Sekarang sih kerja to, kerja desain, sebagai

konseptor, konten manager. Banyak sih

sebenernya kerjaannya, tapi ya intinya 2 itu.

Soalnya kan kerja di EO, agak serabutan

kadang.

- Hmmm, dulu dari kecil besar di keluarga

yang tontonannya mama papa sering

berantem sih. Kalo lagi berantem, ada aja

barang yang rusak/pecah.

Hubungan dengan orang

tua sebelum self

disclosure

- Hubungannya renggang banget sih,

marahnya kebanyakan tanpa alasan, jadi

kadang males kalo mau cerita ke mereka.

Page 21: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

58 Universitas Kristen Petra

Dulu waktu kecil selalu dimarahin, terus aku

waktu udah punya adek, jadinya

pelampiasanku ke adek dan adek

pelampiasan ke sekolah jadi anak nakal.

- Kalo papa itu suka mukul, jadi gaada yang

berani sama dia, dulu takut banget pokoknya.

Mulai SMA kadang berani ngelawan tapi

sebelumnya gatau, sampe pernah dipukul

sampe sendi nya copot.

Pengalaman pertama

mengenal agama Kristen

- Waktu itu SMA kelas 2, ada ketua kelas anak

XX, inget cece waktu itu belum ada XXX

(pemuda di gereja XX). De’e bagiin cece

brosur di kelas, rajin pokoke bagiin ke semua

anak. Tapi gatau opo’o cece yang paling

rajin dikasi sama dia. Tapi waktu dikasi terus

sampe mangkel, ngerasa kayak ga penting.

- Waktu semester 3 di kuliah itu akhirnya

pacaran sama orang Kristen yang ternyata

anak XXX. Ndak nyangka sih, Cuma ya

mikirnya yaudah lah gapapa, bagus juga

dapet pacar yang bener. Tapi ya gak bener-

bener banget juga, karena dia juga waktu itu

baru awal-awal juga di gereja. Waktu itu

juga dibaptis, tapi ya tetep aja terus jatuh

dalam dosa yang sama.

- Setelah akhirnya putus, gak punya siapa-

siapa lagi yang nemenin, yaudah akhirnya

memutuskan untuk bunuh diri. Beberapa kali

sempet nyoba, tapi selalu gagal. Sampe

akhirnya mutusin untuk mau nabrakkin diri

ke bis soale kan pasti matine lek ditabrak

hahahaha… Tapi ya gagal lagi wes isa heran-

Page 22: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

59 Universitas Kristen Petra

heran waktu itu. Sampe akhirnya ikut ret-ret

kan, nah dari situ adalah titik dimana cece

ngerasain masih ada Tuhan yang mengasihi

aku. Sejak saat itu akhirnya sungguh-

sungguh dalam Kristen dan benar-benar

percaya kalo Tuhan Yesus adalah satu-

satunya jalan keselamatan.

Respon setelah

mengenal agama Kristen

- Gak seneng, mangkel apalagi sama Gereja

“XX”, karena sering denger cerita juga.

Kayak merasa terganggu padahal ya belum

ngerasain sendiri

- Waktu pacaran ya baptis biasa aja tapi dosa

yang sama gak ditinggalkan, jadi ya ndak

begitu mempengaruhi.

- Sejak ikut ret-ret baru merasakan kasih

Tuhan dan memutuskan untuk bersungguh-

sungguh.

Alasan pindah agama - Karena merasakan sendiri kasih Tuhan lagi

waktu ikut ret-ret gereja setelah masa lalu

cece yang begitu parahnya sampe mau bunuh

diri

Alasan melakukan self

disclosure

- Cece cuma pengen menunjukkan bahwa aku

ngerasain Tuhan dan pengen keluarga itu

ngerasain hal yang sama kayak cece waktu

itu

Self disclosure

direncanakan/ tidak

- Tidak

Setting saat melakukan

self disclosure

- Karena emang tidur tu sama mama, soale

dari dulu mama papa gak pernah sekamar,

soale mama kalo tidur ngorok’e banter

banget. Jadi papa gakmau, mboh opo’o kok

ya dinikahi hahaha… terus selalu jam-jam

Page 23: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

60 Universitas Kristen Petra

ngomong sama mama itu selalu pas mau

tidur. Akhirnya diomongi gitu lah sama

mama.

Proses self disclosure

kepada orang tua

- Awalnya waktu liburan pertama setelah

pindah Kristen dibilang gak boleh sama

mama. Jadi gak ada ngomong apa-apa, mama

sendiri yang bilang kalo aku gak boleh

pindah agama sama sekali. Jadi kan takut

kalo mau ngmong sama mama waktu itu.

Kalo ngangguk ya salah karena bo’ong, kalo

nggeleng ya gimana ntik tambah rumit

ceritanya.

- Terus waktu liburan selanjutnya, mama ya

isa tiba-tiba ngomong sendiri “mama

gakpapa kalo kamu pindah ke Kristen”. Jadi

ya kaget sendiri to cece. Diem sih habis itu

awalnya. Terus habis gitu ya baru ngomong

ke mama kalo cece udah pindah ke Kristen,

bagaimana kronologisnya dan mama Cuma

iya aja, soalnya juga udah mau tidur kan.

Alasan melakukan self

disclosure kepada orang

tua

- Ya soalnya orang tua sih, merasa berbohong

aja kalo ndak ngomong mama papa, merasa

berkhianat dong soalnya kan dari kecil

diajarinnya bukan agama ini, terus ini pindah

dan nggak ngaku

Perbedaan tingkat self

disclosure kepada orang

tua (ayah/ibu)

- Kalo sama mama ya yang awalnya dilarang

dan lain-lain itu kan, kalo sama papa, dia gak

begitu peduli karena juga awalnya tanpa

agama, di katolik waktu sama mama juga

ndak sungguh-sungguh juga.

Page 24: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

61 Universitas Kristen Petra

Hal yang masih

disembunyikan dari

orang tua

- Gak ada sih yang disembunyiin dari mama

papa.

Reaksi orang tua setelah

Caca melakukan self

disclosure

- Luega pol sih waktu udah mama tau dan

dibolehin. Kaget juga kan awalnya tapi ya

marigitu lega aja dan bersyukur kalo

marigitu mama juga berubah menjadi lebih

baik dan pindah ke Kristen juga

Akibat self disclosure - Setelah akhirnya mama bolehin dan ngaku,

habis gitu ya mama akhirnya pindah ke

Kristen juga. Sekarang sama mama malah

lebih suka sharing bareng, dulunya aku yang

ngomongin mama, sekarang mama yang

balik ngomongin aku malah lebih baik

daripada aku sekarang.

- Habis gitu PR nya kita adalah membawa

papa biar juga bersungguh-sungguh sama

Tuhan. Emang lama sih gak bisa instan

dalam waktu dekat, tapi waktu itu liburan

natalan, akhirnya setelah 4 tahun ndak

pernah ke gereja, papa mau ke gereja itu aja

karena aku yang ajak, soalnya kan aku orang

yang paling bisa ngomong sama papa di

keluarga. Sampe pada akhirnya taun lalu

(2015), papa mau dibaptis waktu lagi sakit

saat itu.

Konsep pindah agama

menurut agama Katolik

- Waduh… Cece gaktau gimana kalo pindah

agama dari Katolik. Soalnya kan juga dulu

Katolik ya asal dateng dan aktif biasa tanpa

tau apa arti dan rasanya apa. Jadi ya gaktau

bener-bener gatau.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Page 25: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

62 Universitas Kristen Petra

Caca adalah anak pertama dari dua bersaudara. Jarak usia diantara

mereka adalah 8 tahun. Orang tua Caca pada saat ia kecil memiliki usaha keluarga

yaitu ekspor impor barang. Namun di tengah perjalanan karier, ayah Caca ditipu

oleh saudara-saudaranya dan menjadi bangkrut. Oleh karena itu, ayah caca

menjadi kehilangna pekerjaan dan ibunya yang menjadi tulang punggung

keluarga hingga sekarang. Menghadapi keadaan seperti ini, membuat orang tua

Caca menjadi sangat emosian dan keras hati.

Sifat yang keras ini pada akhirnya menurun ke Caca karena pelampiasan

orang tuanya. Caca mengaku bahwa ia sering dituntut nilai bagus oleh orang

tuanya hingga ia pada saat SD selalu masuk di ranking 1 atau 2 di kelas.

“Pokoknya buat mereka, nilai 80 itu masih jelek, nilai 90 masih jelek, nilai 91

keatas baru itu bagus” kata Caca. Ia mengaku juga bahwa semenjak kecil ia sering

dipukul oleh ayahnya “mukulnya itu bukan pake sapu lidi atau yang ringan-

ringan, tapi pake pentungan kayu, sabuk, dan itu suakit banget. Sampe akhirnya

pernah dipukul dan sendi di tangan itu copot. Waktu dipijet sama orang pijet pun

papa terus marah-marahin, tanpa merasa bersalah atau kasihan, ya dibilang kalo

aku bisa gini yak arena kesalahanku sendiri”. Orang tua yang bertengkar pun

menjadi tontonan Caca. Ia mengatakan bahwa bukannya anaknya disembunyikan

kalau lagi berantem, tapi ya dibiarkan begitu saja untuk melihat pertengkaran

mereka. “Pokoknya kalo mereka berantem itu pasti aja ada barang yang rusak,

entah meja kursi apapun itu pasti ada yang rusak. Pernah juga waktu itu mereka

berantem sampe bajunya mama sobek dan aku lihat sendiri gimana mereka” cerita

Caca.

Karena banyak tuntutan dan kehidupan yang kurang harmonis diantara

kedua orang tuanya, Caca akhirnya menjadi anak yang keras juga. Kekesalannya

juga tak sampai di situ. Ia melampiaskannya kepada adiknya (laki-laki) sehingga

juga adiknya berujung menjadi anak yang nakal di sekolahnya.

“Cece inget waktu itu, saking parahnya jadi anak yang emosian

dan nakal, pernah kelas 6 SD itu pertama kali ke salon untuk

potong rambut. Habis gitu waktu liat hasilnya bisa marah sendiri

karena ndak cocok sama yang aku mau. Aku muarah besar waktu

itu, sampe-sampe semua barang yang ada di meja salon aku

jatohin ke lantai, terus habis itu pulang. Sekarang ya heran sih

kalo inget-inget yaampun dulu parah banget ya berati aku

hahaha…” cerita Caca sambil tertawa.

Page 26: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

63 Universitas Kristen Petra

Kehidupan Caca yang sama terus berjalan hingga ia masuk ke

Universitas. Pada waktu itu, ayah ibu dan adiknya pindah ke Timor Leste untuk

melanjutkan pekerjaan mereka. Caca juga mengatakan bahwa sebenarnya adiknya

ingin tetap disekolahkan di Surabaya, namun karena ketidakpercayaan orang

tuanya kepadanya, maka adiknya ikut pindah ke Timor Leste. Saat mengetahui

bahwa ia harus hidup sendiri di Surabaya, ia sangat senang karena pada akhirnya

ia bisa memiliki kehidupan yang bebas.

Pengenalan Caca akan agama Kristen juga tidak sebentar. Ia bercerita

bahwa pada awalnya ia tidak menyukai agama Kristen apalagi Gereja “XX”

karena begitu rajin untuk mengajak Caca datang ke ibadahnya. Ketua kelas Caca

pada waktu kelas 2 SMA adalah salah satu jemaatnya dan rajin untuk memberikan

undangan. Caca yang pada saat itu adalah seorang sekretaris kelas adalah orang

yang paling sering diberi undangan oleh ketua kelasnya. Hal ini membuat Caca

sangat jengkel karena ia merasa bahwa ia sudah ada di agama Katolik, untuk apa

ikut ibadah di agama lain. Karena hal ini, Caca semakin tidak suka dengan agama

Kristen apalagi dengan Gereja “XX”.

Pada saat kuliah, kehidupan Caca semakin bebas. Ia mengaku bahwa

pada awal-awal kuliah dia menjadi anak memiliki lingkungan dan pergaulan

bebas.

“Kumpulan SMA cece dulu itu juga masuk Petra dan sejurusan

juga. Kumpulan arek-arek ndak nggenah. Dulu waktu masih di

rumah itu gak boleh pulang lebih dari jam 6 sore, kalo ke sweet

17th itu pun juga harus ngerengek-rengek dulu baru dibolehin.

Akhirnya waktu kuliah jadi liar. Sempet dugem, minum gak

terlalu lah, tapi yang bener-bener nyandu itu rokok, sama kalo

kamu tau di tempat dugem itu ada obat yang namanya ineks, itu

narkoba dosis rendah yang kita pake waktu mau ndugem. Dulu

di Bali legal, gak tau kalo sekarang ya hahaha…”

Di samping kehidupan Caca yang begitu liar, ia juga tetap berjuang untuk

bertahan di bangku kuliah. Ia mengatakan bahwa diantara kumpulan teman-

temannya, Caca lah yang paling bisa bertahan. Prinsip yang ia pegang adalah

karena ia merasa ia adalah anak dari keluarga yang kurang mampu jadi harus

selesai kuliah dan mendapat pekerjaan, berbeda dengan teman-temannya yang

lain apabila putus kuliah, mereka masih bisa menyambung usaha keluarganya

masing-masing.

Page 27: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

64 Universitas Kristen Petra

Kehidupan Caca terus seperti ini sampai pada satu titik ia ditinggal oleh

teman-temannya. Sekitar semester 3, Caca tidak kuat dengan lifestyle mereka

yang mengeluarkan banyak uang sedangkan uang jajan Caca sebulan hanya 1 juta

rupiah. Untuk anak jurusan DKV, uang jajan 1 juta itu sangat kurang. Karena hal

inilah, Caca akhirnya memutuskan untuk mencuri kartu kredit temannya. Kartu

kredit ini ia ambil untuk membeli barang-barang yang mahal dan dijual lagi,

sehingga menghasilkan uang. Uang yang dihabiskan Caca hingga mencapai 20

juta rupiah. Caca dijauhi temannya saat sudah ketahuan bahwa ialah pencuri kartu

kredit.

Karena teman-temannya semua menjauhinya, Caca menjalani

kehidupan kuliah tanpa teman selama 2 semester. Caca mengaku bahwa ia sangat

sedih dan rasanya ingin mati saja karena tidak ada siapa-siapa dalam

kehidupannya. Hingga pada saat semester 4 ia bertemu dengan salah satu teman

DKV yang tidak mendengar cerita Caca dan menjadi pacarnya. Setelah berjalan

hubungan, akhirnya Caca menyadari bahwa pria ini adalah salah satu jemaat

pemuda di Gereja “XX” dan selalu diajak ke gereja. Dari hal ini membuat Caca

merasa bahwa ini adalah cara yang baik untuk memperbaiki hidup.

Seiring berjalannya hubungan mereka, Caca sadar bahwa semakin ia

bersama dengan pacarnya ini, semakin mereka jatuh dalam dosa. Ia mengatakan

bahwa waktu itu mereka pacaran tidak kudus (dosa seks). Semakin lama

hubungan mereka terus jatuh dan sampai akhirnya pacarnya memutuskan untuk

menghentikan hubungan mereka. Awalnya pacarnya ingin bertobat bersama

Caca, namun Caca menolak untuk bertobat dan tidak mau lepas dari dosanya.

Karena hal-hal yang ia alami selama inilah membuat Caca berpikir

bahwa ia sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi. Orang tua tidak peduli, adiknya

saat itu juga masih kecil, teman-teman menjauhi, pacar juga pada akhirnya putus,

semuanya menghilang begitu saja. Dari semenjak itulah Caca memutuskan untuk

bunuh diri. Sudah mencoba beberapa kali untuk bunuh diri namun selalu gagal.

Cara terakhir yang ia coba adalah dengan menabrakkan diri ke bus.

“Di keluaran jalan siwalankerto ke ahmad yani yang kuburan itu,

cece udah kesana, udah siap buat nabrakin diri, pasti mati ini

dalam hati cece. Tapi tiba-tiba ada teman gereja mantan cece itu

manggil dan tanya cece lagi ngapain. Waktu itu udah lemes sama

mukanya kusut kan, akhirnya bilang ‘hmmm iya ce mau jalan-

Page 28: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

65 Universitas Kristen Petra

jalan aja, mau ke TP’. Mboh opo’o kok cece isa ngomong TP,

asal sebut aja. Eh, ternyata temen cece juga bilang kalo dia juga

mau ke TP dan diajak bareng. Langsung perasaan cece, kok

gagal lagi gagal lagi. Sampe diajak jalan bareng, ke kosnya,

mungkin dia curiga sih soalnya ternyata tanpa tujuan. Tapi cece

ndak mau ngaku kalo lagi mau bunuh diri”.

Setelah lewat beberapa hari, akhirnya diajak untuk ikut ret-ret gereja.

Sewaktu Caca ikut, waktu itu juga ia bertemu dengan Tuhan dan merasakan

benar-benar ada Tuhan. Caca mengaku bahwa sebelum-sebelumnya ia tidak

pernah merasakan Tuhan senyata ini. Dari apa yang ia rasakan ini ia memutuskan

untuk bertobat.

Kepindahan agama Caca jelas tanpa sepengetahuan orang tuanya.

Sebelumnya, pada saat pacaran Caca sebenarnya juga telah dibaptis selam di

gereja tempat pacarnya berjemaat. Namun Caca tidak mengalami perubahan

hidup karena ia tidak sungguh-sungguh waktu itu. Pada saat ret-ret adalah dimana

Caca sungguh-sungguh ingin merubah hidupnya. Karena inilah, Caca ingin

memberitahukan kepada orang tuanya bahwa ia sudah pindah agama dan ingin

membagi apa yang ia rasakan melalui perubahan hidupnya.

Caca mengatakan bahwa ia benar-benar takut saat ingin mengaku

kepada orang tuanya. Maka dari itu pada awalnya ia tidak memutuskan untuk

memberitahu orang tuanya. Saat liburan ia pulang ke Timor Leste namun tidak

ingin memberitahukan kepada orang tuanya sama sekali. Ia sangat kaget pada saat

tiba-tiba ibunya berkata kepadanya bahwa ia tidak boleh pindah agama. Saat

ditanya, Caca mengatakan bahwa ibunya pasti mendapat informasi dari sepupu-

sepupunya melalui social media. Sewaktu dibilang seperti itu, Caca hanya diam

karena tidak bisa berbuat apa-apa. Apabila menjawab iya, maka ia telah

berbohong, namun apabila menjawab tidak, maka ia mengetahui bahwa akan

menjadi masalah kedepannya karena telah melawan dan ternyata sudah pindah

agama. Karena hal inilah, Caca memutuskan untuk membuktikan kepada

keluarganya melalui perubahan hidup yang ia alami.

Caca menceritakan bahwa ia awalnya mengajak adiknya untuk berdoa

malam sebelum tidur. Hal yang tidak disangka oleh Caca adalah adiknya

menangis sejadi-jadinya saat Caca terus berdoa bersamanya. Beberapa hari

sebelum penulis melakukan wawancara dengan Caca, ternyata ia menanyakan

Page 29: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

66 Universitas Kristen Petra

adiknya mengapa ia bisa menangis. Dari situ Caca baru mengetahui bahwa

adiknya menangis bukan karena ia merasakan Tuhan, tapi pada saat itu ia melihat

bahwa saat Caca berdoa, ada cahaya putih yang sangat terang di kamar mereka

dan adiknya hanya bisa menangis sambil ketakutan. Semenjak diajak berdoa, Edo

(nama disamarkan) adik Caca juga mulai bersungguh-sungguh dengan Tuhan

melalui ajaran-ajaran yang diberikan Caca.

Caca dan adiknya terus melewati hari-hari yang sulit karena mereka

harus bertahan di tengah-tengah keluarga yang sangat membenci agama Kristen.

Hingga pada saat liburan kedua setelah Caca pindah agama Kristen, ibunya

melihat bahwa ada perubahan hidup Caca yang menjadikannya lebih baik.

Akhirnya pada saat mereka sedang berdua, ibunya yang mengatakan sendiri

bahwa Caca boleh pindah ke agama Kristen. Ibu Caca memperbolehkannya juga

karena ada tetangganya yang beragama Kristen dan bersaksi kepada ibunya

mengenai kehidupannya.

Setelah ibunya memperbolehkan, Caca sangat kaget dan awalnya hanya

bisa diam. Setelah itu, Caca akhirnya mengakui semuanya kepada ibunya

mengenai perjalanan hidupnya yang awalnya tidak punya teman, jatuh dalam dosa

bersama pacar, mau bunuh diri hingga akhirnya dia bertemu dengan Tuhan yang

mengubah hidupnya. Pengakuan ini Caca lakukan pada saat mereka berdua

berada di kamar sebelum tidur karena mereka tidur dalam satu kamar. Ibunya

sangat kaget mendengar pengakuan Caca, namun pada akhirnya hanya meng-iya

kan.

Pengakuan Caca hanya ke ibunya saja. Ia mengatakan bahwa ayahnya

tidak peduli soal agama. “Papa juga gak pernah ke gereja selama 4 taun terakhir,

jadi ya cuma agama di KTP aja, anggap ndak punya agama gitu lah” cerita Caca.

Setelah pengakuan dari Caca, ia terus mengalami perubahan hidup keluarganya.

Ibunya lama-lama juga menjadi semakin baik dan pada akhirnya pindah juga ke

agama Kristen. Setelah terus berjuang bersama ibu dan adiknya, ayah Caca pada

akhirnya juga pindah ke agama Kristen pada tahun 2015. Pada akhirnya sekarang

efek yang dirasakan Caca setelah mengaku adalah perubahan hidup keluarganya

dan mengenal Tuhan Yesus secara pribadi. Keluarga besar Caca sepenuhnya

beragama Katolik, sehingga hal inilah yang membuat ia dan keluarga kesulitan

Page 30: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

67 Universitas Kristen Petra

diterima di keluarganya. Hal yang sekarang Caca dan keluarga lakukan adalah

terus berbuat baik kepada keluarga besar dengan sedikit demi sedikit memberi

pengertian bahwa yang Caca dan keluarga lakukan adalah benar.

Saat ditanya mengenai bagaimana orang Katolik yang pindah ke agama

lain, Caca tidak mengetahui dengan alasan dia dulu sebagai orang beragama

Katolik tidak sungguh-sungguh. Yang ia tahu sekarang adalah ia benar-benar

mengasihi Tuhan dan hanya percaya dengan apa yang ia yakini sekarang, tidak

peduli dengan yang lalu-lalu. Hal ini ia ungkapkan karena ia benar-benar

merasakan Tuhan yang nyata yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

4.3.1.3. Deskripsi Informan III – Vina

Peneliti melakukan wawancara dengan Vina pada hari Jumat tanggal 13

Mei 2016 di Starbucks Coffee di Square Apartment. Berikut akan diuraikan

mengenai penjelasan informan berdasarkan kategori pertanyaannya.

Tabel 4.3 Epoche Informan III – Vina

Pertanyaan Jawaban

Latar belakang Vina - Aku lahir tanggal 2 Mei 1996

- Kalo hobi, daridulu suka olahraga sih

Hubungan dengan orang

tua sebelum self

disclosure

- Kalo dulu waktu dari kecil, sama mama itu

dueket pol. Daridulu selalu waktu pulang

sekolah itu mesti duduk berdua sama mama

cerita-cerita tadi di sekolah ngapain aja,

ngalamin apa aja itu semua diceritain mama.

Jadi apalagi anak tunggal ce, jadinya mama

udah kayak sahabat sendiri yang istilahnya

jadi ‘tempat sampah’ soalnya semua-

semuanya tau.

- Kalo sama papah sih biasa aja ce. Soalnya

papa sekarang itu bukan papa kandung, papa

sekarang itu papa tiri. Tapi untungnya ya gak

kayak di sinetron-sinetron yang jahat. Sayang

kok papa sama aku, aku juga sayang papa.

Page 31: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

68 Universitas Kristen Petra

Tapi memang lebih deket sama mama

soalnya terbiasa cerita sama mama juga ce.

Pengalaman pertama

mengenal agama Kristen

- Kalo pengalaman pertama sih aku ya waktu

masuk kuliah. Awal waktu WGG (Welcome

Graceful Generation) itu kelas sama astor

(Asisten tutorial) terus ya setelah selesai

WGG juga ada kelasnya sama astor. Jadi

kenal agama Kristen di situ, belajar banyak

dan banyak juga yang aku tanyain sih

sebenernya. Dan jujur ngerasa kok ada

sesuatu yang beda yang aku rasain

- Terus waktu itu liburan kenaikan semester 2,

aku ikut KAMA (Camp Mahasiswa) ce. Pas

itu hari pertama aja udah ada pembicara yang

topiknya sudah ngena banget gitu sama aku.

Setelah dia selesai sesi, aku ketemu sama dia

ce, ngobrol-ngobrol gitu. Diajarin banyak

sih. Terus habis gitu ternyata sesi dia lagi

tapi sesi KKR gitu ce. Ternyata disitu altar

call nya seperti ditantang untuk menyerahkan

seluruh kehidupan kita sama Tuhan. Nah aku

maju ce dan sejak dari itu memutuskan untuk

percaya sepenuhnya sama Tuhan Yesus.

Respon setelah

mengenal agama Kristen

- Awalnya bingung ce, karena ajarannya kan

berbeda dengan agama sebelumnya. Jadi

agak bingung aja terus makanya sama

astorku aku banyak tanya ce. Jadi dari situlah

aku banyak belajar dan hatiku jadi kayak

pengen lebih untuk mengenal Kristen tapi

ada hambatan pribadi juga yang bilang

jangan jangan terus. Jadi ya pergumulan dari

dalam hati sendiri.

Page 32: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

69 Universitas Kristen Petra

Alasan pindah agama - Soalnyaa sebenarnya selama ini beribadah di

agama sebelumnya ya doa hanya doa. Tapi

kayak merasa hal yang berbeda waktu berdoa

di agama Kristen. Kayak merasakan hal

lebih, merasa bener-bener berkomunikasi

sama Tuhan, sebelumnya ya doa biasa.

Sampe pernah waktu lagi bingung-

bingungnya itu, waktu itu doa bilangnya gini

“Tuhan, gaktau Tuhan yang mana cuman aku

mau tau mana yang benar Tuhan” gitu ce

hahaha.

Alasan melakukan self

disclosure

- Pengen kasitau aja ce, soalnya ujung-

ujungnya aku gak bisa cerita seperti

biasanya, gak nyaman aja. Jadinya

memutuskan untuk berencana ngaku. Tapi ya

sempet kesulitan karena susah cari moment

yang pas.

Self disclosure

direncanakan/ tidak

- Kalo sama papa beneran gak direncanain ce.

Soalnya papa yang tanya duluan dan aku

ngaku akhirnya. Tapi tetep bilang jangan

bilang sama mama

- Kalo sama mama sih sebenernya direncanain

ce mau ngomong banget. Tapi waktu pada

kenyataannya, mama yang tanya duluan

sebelum aku mulai ngomong. Pas ngerasa ini

waktu yang tepat buat ngomong sama mama,

akhirnya ngaku lah aku

Setting saat melakukan

self disclosure

- Sama papa itu lewat telepon sih, itu juga

papa yang telepon duluan nanya kabar kayak

biasanya gitu ce

- Kalo sama mama ya seperti jaman dulu,

diajak ngomong berdua gitu ce. Waktu itu

Page 33: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

70 Universitas Kristen Petra

kan lagi liburan, jadinya ya ada waktu untuk

ngomong lagi berdua. Papa juga gak ada di

situ, jadi emang Cuma berdua dan ngobrol-

ngobrol sampe akhirnya mama duluan yang

tanya

Proses self disclosure

kepada orang tua

- Kalo sama papa itu ditelpon kan, aku barusan

pulang dari ret-ret nya kampus. Nah terus pas

sampe kos itu ditelpon dan ditanya habis

ngapain, darimana, ujung-ujungnya papa

tanya gini “lo, gak ke gereja ta?” gitu ce. Tak

jawab aja “endak”. Dijawab “halah ndak

usah bohong ke papa, kalo pergi ya bilang

aja gakpapa, papah gakpapa”. Akhirnya aku

tetep jawab “endak kok”. Dijawab papa “ah

mosok? Selama ini di Surabaya gak pernah

ke gereja?”. Akhirnya aku ngaku ce “ya

pernah sih pah”. Dijawab papa “oh kenapa?

Wes pindah ta?” digitukno ce. Awalnya aku

tetep ndak mau ngaku, tapi kayak papa

mancing-mancing terus, jadinya kebawa deh.

Akhirnya ngomong deh “ya sekarang aku

sudah bener-bener yakin dan percaya kalo

Yesus itu Tuhan dan Juru Selamatku. Dan

sekarang udah memutuskan untuk ke Kristen,

jadi sekarang udah ke gereja pa”. Akhirnya

dijawab papa “ooo, yawes gakpapa, papa

ndak mempermasalahkan kok”

- Nah kalo sama mama ce, secara gak

langsung pas aku ngobrol ndek rumah. Pas

ngobrol-ngobrol aja karena mama ngerasa

berbeda. Akhirnya disitu, aku pertama mulai

mempertanyakan ajaran-ajaran Islam dulu.

Page 34: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

71 Universitas Kristen Petra

Jadi ya diskusi dulu misal “oh ya ma, kok

adek ada pertanyaan ini ya ma kayak kok

ceritanya yang disampaikan ke kita selama

SD SMP SMA sama seharusnya yang di

buku itu kok beda ya ma? Banyak yang beda

dan gak diungkapin”. Terus ya mama bilang

“ya mama ga tau sih, yawes ini lah, ini

agama keturunan kita”. Tak jawab gini to ce

“lo mah, kalo kayak gitu, terus kalo

seumpama nenek moyang kita, kakek nenek

salah ya kita salah dong? Kalo kita ndak

caritau sendiri? Sekarang adek mau

ngomong, mau belajar dulu agama ini, kedua

agama ini, belum memutuskan untuk pindah

tapi untuk lebih belajar lah untuk mendalami

yang mana yang bener sebenarnya” gitu ce.

Padahal ya waktu itu sudah pindah kan

hahaha.

Alasan melakukan self

disclosure kepada orang

tua

- Karena ngerasa ya harus ngomong aja sama

mama papa ce. Mosok ndak ngomong sama

orang tua sendiri apalagi masalah agama

kayak gini. Papa sendiri juga ngomong ke

aku kalo mama ngerasa ada yang beda dari

aku. Kayak sudah ndak pernah mengucapkan

“Assalamualaikum” atau “Alhamdulillah”

dan papa bilang kalo mama gak akan pernah

bahas sampe aku sendiri yang angkat bicara.

Jadi ada istilahnya tekanan sendiri kenapa

aku harus ngomong sama mama.

Perbedaan tingkat self

disclosure kepada orang

tua (ayah/ibu)

- Sama papa itu di telepon ya langsung

ngomong dan selalu papa yang mancing. Jadi

Page 35: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

72 Universitas Kristen Petra

kebawa arus aja ce untuk ceritanya dan

akhirnya ngaku

- Kalo sama mama itu aku mulai dengan

beberapa hal yang menjadi pertanyaanku

tentang agama sebelumnya, mama jawab dan

terus aku tanyakan hal-hal yang bikin aku

gak yakin sama keyakinan sebelumnya.

Akhirnya ngaku ke mama pun juga gak

sepenuhnya, ya ngakunya Cuma belajar

kedua agama itu sampai menemukan yang

benar. Padahal waktu itu keadaan sudah

pindah

Hal yang masih

disembunyikan dari

orang tua

- Kalo sama papa sekarang gak ada yang

disembunyiin, malah sekarang kebalikan,

papa yang jadi tempat cerita. Kalo sama

mama ini hal yang masih disembunyikan

adalah sudah bener-bener pindah agama nya

dan setiap minggu akan pergi ke gereja sama

ikut persekutuan doa.

Reaksi orang tua setelah

Vina melakukan self

disclosure

- Mama tetap melarang pindah agama, katanya

hal ini seharusnya dilakukan waktu sudah

gak ada di lingkungan orang-orang Kristen.

Papa sama sekali gak masalah.

Akibat self disclosure - Hubungan dengan mama papa yang sekarang

dan yang dulu sangat berbeda bahkan jadi

kebalikan. Dulu yang selalu cerita ke mama

sekarang malah selalu cerita ke papa karena

kalo mau cerita ke mama, terbiasa kalo cerita

secara detail, jadi takut keceplosan tentang

hal ini, jadinya daripada keceplosan,

mending ya gak cerita aja sama sekali.

Page 36: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

73 Universitas Kristen Petra

Konsep pindah agama

menurut agama Islam

- Kalo di Islam ce, pasti dianggap murtad,

masuk neraka. Dan lebih parahnya lagi yang

islamnya itu kuat, bisa-bisa ditolak dari

keluarganya ce.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Vina adalah anak tunggal di keluarganya. Ia dibesarkan dari orang tua

yang beragama Islam. Semenjak kecil, ia rajin untuk beribadah, lingkungan hidup

dan sekolahnya juga sangat menanamkan nilai agama Islam dalam hidupnya.

Vina merupakan atlet bulu tangkis di kota asalnya yaitu Kediri. Ia hidup dengan

ibu kandung dan ayah tiri. Namun ia mengatakan bahwa ia jauh lebih dekat dan

sayang kepada ayah tirinya dibanding dengan ayah kandungnya. Sejak kecil, Vina

dibiasakan untuk selalu bercerita dengan ibunya. Ia mengatakan bahwa setiap

pulang sekolah, pasti Vina dan ibunya akan duduk bersama dan bercakap-cakap

mengenai apa yang dialami Vina hari itu mulai dari awal hingga akhir. Dengan

hubungan yang seperti ini, Vina sangat dekat dengan ibunya bahkan seperti

seorang sahabat.

Hubungan yang akrab satu sama lainnya terus Vina dan keluarga jalani

hingga Vina masuk ke bangku kuliah. Pada saat kuliah, Vina harus menjalani

hidup sendiri di Surabaya dan jauh dari orang tuanya. Namun hal ini tidak menjadi

halangan mereka untuk tidak berhubungan. Vina mengatakan bahwa setiap hari

ibu/ayahnya pasti akan telepon pagi dan sore/malam hari untuk menanyakan

kabar dan juga melalui BBM (Blackberry Messenger). Sehingga orang tua Vina

pasti akan tahu Vina sedang melakukan apa, dimana dan bersama siapa.

Pengenalan Vina akan agama Kristen bermula pada saat ia masuk ke

kuliah. Pada masa orientasi di UKP yaitu WGG, Vina mulai diajak berpikir

mengenai tujuan hidup. Hal ini membuat Vina berpikir bahwa ternyata memang

selama ini ia tidak pernah memikirkan tujuan hidupnya, hidup asal hidup dijalani

saja. Tetapi berbeda dengan ajaran yang diberikan bahwa sebenarnya kita hidup

harus memiliki tujuan. Karena juga ditanamkan nilai-nilai kristiani, Vina semakin

berpikir dan semakin tertarik dengan apa yang diajarkan. Pengajaran-pengajaran

baru yang diterima Vina dari kakak astor nya itu terus ia terima hingga 1 semester

awal perkuliahan.

Page 37: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

74 Universitas Kristen Petra

Setiap minggunya, Vina semakin tertarik dengan apa yang diajarkan,

hingga suatu hari saat sesi bersama kakak astornya, Vina benar-benar merenung

dan membuat hatinya bimbang. “Waktu pelajaran itu ce, kalo kita tau kita cuma

punya beberapa jam untuk hidup, apa yang mau kita lakukan? Yang tiba-tiba

dikasi cermin dari replika peti mati gitu” cerita Vina. Dari pelajaran itu hati Vina

semakin bimbang. Ia merasakan sesuatu dari nilai kristiani yang ia dapat tetapi

dari dalam hati ia terus memaksa dirinya untuk tidak boleh menerima ajaran dan

harus tetap teguh dengan iman Islamnya. Apa yang ia rasakan ini dari awal hingga

akhir diceritakan kepada kakak astornya.

Vina terus dibimbing oleh kakak astornya untuk mengenal Tuhan dan ia

mengaku bahwa ia merasakan hal yang beda saat ia berdoa kepada Tuhan Yesus.

Hal yang sama terus ia rasakan hingga akhirnya ia mengikuti KAMA (Camp

Mahasiswa) dari UKP. Awalnya ia mengira bahwa acara ini hanya untuk senang-

senang saja, namun ternyata banyak sesi dimana nilai kristiani ditanamkan

didalamnya. Pada hari pertama, ada sesi yang membuat Vina semakin berpikir

apakah ia harus pindah ke agama Kristen. Sampai akhirnya ia banyak bertanya

kepada pembicaranya mengenai pergumulannya selama ini. Setelah itu, ternyata

ada sesi KKR dimana pembicara yang sama menyampaikan firman dan mengajak

untuk orang-orang yang belum percaya Tuhan Yesus untuk percaya sekarang

juga. Dari situ akhirnya Vina memutuskan untuk sepenuhnya percaya kepada

Tuhan Yesus dan menjadi seorang beragama Kristen.

Setelah pulang dari kegiatan KAMA, Vina merasakan hubungan dengan

orang tuanya yang semakin renggang. Hal ini disebabkan karena Vina yang sudah

pindah agama dan tidak bisa menceritakan semua kegiatannya kepada orang

tuanya terutama ibunya.

“Aku ndak bisa cerita semuanya ce ke mama. Soalnya dari dulu

terbiasa buat cerita semua apa yang aku alami secara detail, kalo

sekarang kan sudah agama Kristen, jadi gak bisa cerita ce. Kalo

cerita ya pasti ketauan dong, nanti malah jadi tambah masalah

dll. Jadinya lebih memilih buat ndak cerita sama sekali daripada

keceplosan gitu. Soalnya pernah ce keceplosan gitu untungnya

habis itu aku alihkan pembicaraan jadinya ndak ketauan sama

mama”.

Kerenggangan hubungan ini ternyata juga dirasakan oleh kedua orang tuanya.

Namun Vina tetap memutuskan untuk tidak mengaku kepada orang tuanya

Page 38: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

75 Universitas Kristen Petra

dengan alasan takut dan pasti tidak disetujui. Ia tidak ingin orang tuanya bersikap

aneh-aneh kepadanya mengetahui bahwa ia telah pindah agama.

Semenjak beragama Kristen, Vina aktif untuk datang ke gereja,

mengikuti persekutuan doa, mengikuti seminar keagamaan, mengikuti acara

camp/ret-ret rohani dari kampus. Namun saat ditanya oleh orang tuanya, ia selalu

berbohong dan tidak mengakui sebenarnya apa yang ia lakukan. Hal ini terus ia

tutupi hingga suatu saat setelah pulang ret-ret, ayahnya menelpon Vina. Dari

percakapan sederhana mengenai apa yang Vina lakukan, bagaimana

kesehariannya hingga akhirnya ayahnya bertanya “lo, gak ke gereja ta?”. Vina

sangat kaget dengan pertanyaan ayahnya yang tiba-tiba menanyakan hal itu.

Awalnya ia tidak mau mengaku, namun ayahnya bertanya “ah mosok? Selama ini

di Surabaya gak pernah ke gereja?”. Setelah pertanyaan ini akhirnya Vina

mengaku bahwa ia pernah ke gereja. Setelah itu ayahnya to the point bertanya ”

oh kenapa? Wes pindah ta?”. Vina terus tidak mau mengaku kepada ayahnya yang

bertanya lewat telepon. Namun setelah dipancing-pancing oleh ayahnya Vina

akhirnya mengaku bahwa ia sudah pindah ke agama Kristen. Respon ayahnya

sangat mengagetkan Vina karena ternyata ayahnya memperbolehkannya.

Berbeda dengan ibunya, Vina tetap tidak ingin memberitahu bahwa ia

sudah pindah agama hingga liburan kenaikan semester. Pada saat Vina di rumah,

ibunya mengajaknya bicara karena ibunya mengaggap ada sesuatu yang berbeda

darinya. Saat mulai bercakap-cakap, Vina mulai bertanya mengenai apa yang ia

ragukan, misalkan “kok adek ada pertanyaan ini ya ma kayak kok ceritanya yang

disampaikan ke kita selama SD SMP SMA sama seharusnya yang kita baca di

buku itu kok beda ya ma? Banyak yang beda dan gak diungkapin”. Karena ibunya

tidak mengerti jawaban yang benar, maka ibunya hanya berkata “ya mama ga tau

sih, yawes ini lah, ini agama keturunan kita”. Jawaban ibunya semakin membuat

Vina tidak puas dan semakin bertanya-tanya “lo mah, kalo kayak gitu, terus kalo

seumpama nenek moyang kita, kakek nenek salah ya kita salah dong? Kalo kita

ndak caritau sendiri?”. Mulai dari pertanyaan itu, Vina akhirnya angkat bicara

bahwa ia akan belajar kedua agama ini (Islam dan Kristen) dan mencari mana

yang benar dari antara kedua ini. Pernyataan Vina sejauh ingin belajar terlebih

dahulu, tidak sampai mengaku bahwa ia sudah pindah agama. Hal ini dia lakukan

Page 39: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

76 Universitas Kristen Petra

karena ia sangat takut, karena dari dulu ibunya selalu menginginkan bahwa Vina

sebagai anak tunggal yang selalu mematuhi nasihat orang tua.

Setelah pengakuan Vina, masih banyak hal yang masih

disembunyikannya mengingat ia tidak mengaku sampai sudah pindah agama.

Vina tetap tidak memberitahu bahwa ia sudah pindah agama, setiap minggu ke

gereja, ikut persekutuan doa, ikut seminar dan lain-lain. Ibu Vina juga tetap

melarang Vina untuk pindah agama dan memberitahu bahwa keputusan pindah

agama harus setelah Vina keluar dari lingkungan kuliah. Upaya-upaya ibunya

juga telah disampaikan bahwa ia akan dibawa ke pemuka agama Islam mengenai

pertanyaan-pertanyaan yang membuat Vina ragu.

Akibat dari pengakuan Vina ini, hubungannya dengan orang tuanya

terbalik, dari yang dulunya ia selalu cerita dengan ibunya, sekarang ia selalu

bercerita kepada ayahnya. Hal ini ia lakukan karena ia tahu bahwa ayahnya

mendukung apa yang menjadi setiap keputusan Vina. Saat ditanya juga mengenai

bagaimana orang Islam yang pindah agama, Vina mengatakan bahwa orang itu

dianggap murtad, masuk neraka. Namun Vina tidak menganggap hal itu sebagai

masalah karena ia sudah percaya sepenuhnya kepada Tuhan Yesus.

4.3.1.4. Deskripsi Informan IV – Lisa

Peneliti melakukan wawancara dengan Lisa pada hari Senin tanggal 16

Mei 2016 di Tong Tji Square Apartment. Berikut akan diuraikan mengenai

penjelasan informan berdasarkan kategori pertanyaannya.

Tabel 4.4 Epoche Informan IV – Lisa

Pertanyaan Jawaban

Latar belakang Lisa - Aku kelahiran Balikpapan 15 November taun

95

- Hobinya suka makan hahaha…

- Aktivitas sehari-hari ya kuliah, pelayanan di

gereja, pendoa, penggembalaan di gereja.

- Hmmm… dulu waktu kecil itu aku nakal,

sering banget bohongin orang tua, suka

korupsi uang SPP waktu SMP SMA, suka

Page 40: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

77 Universitas Kristen Petra

marah suka ngomel, kalo pulang ke rumah

itu kayak gak mau soalnya tuh ga nyaman.

SMA baru seneng karena keluar dari rumah,

sekolah di Sanmar. Akhirnya sampek tambah

nakal banget.

- Yang bikin gak nyaman di rumah itu karena

di rumah itu Cuma ada papa sama ii, dan

mereka suka marah, apalagi tipeku

pemberontak, sukanya bebas, jadinya gak

cocok aja.

- Dulu termasuk rajin sembayang, rajin ke

Vihara dan Klenteng juga.

Hubungan dengan orang

tua sebelum self

disclosure

- Sama mama itu gak dekat, gak banyak

kenangan juga. Mama meninggal waktu aku

naik kelas 6 SD. Ya deketnya gak dalem

banget, mamaku soalnya juga cuek

- Sama papa lebih deket, karena papa suka

tanya-tanya sekolah, tanya tugas, ya gitu

tetep gatau aku gimana. Sangat tertutup lah

sama keluargaku, soalnya ga nyaman dan

gak percaya. Jadi apa-apa pelariannya ke

teman. Sering juga dipukul sama papa,

makanya sekarang jadi pribadi yang tough

Pengalaman pertama

mengenal agama Kristen

- Jadi sebelumnya udah tertarik sama alkitab,

sejak SD soalnya dari SD-SMA sekolahnya

katolik. Semakin penasaran dan kepo sih

sama alkitab. Sampe akhirnya sempet tanya

ke ii ku “kok kita sembayang? Buat apa?

Emang ada hubungan apa orang meninggal

disembayangin?”. Sampe pada akhirnya

merenung kenapa kok begini? Gejolak juga

sih.

Page 41: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

78 Universitas Kristen Petra

- Waktu SMP juga temenku suka ngajak ke

gereja sih. Walopun juga dilarang tapi ya

namanya anak mokong ya pergi-pergi aja toh

juga ada kendaraan waktu itu. Dan merasa

beda sih Katolik sama Kristen. Merasa ada

hal yang seneng aja waktu dateng ke gereja

Kristen itu. Awalnya mikir karena anak

muda kali ya, tapi ya ternyata enggak.

Mereka keliatan fun banget jadinya aku

kebawa seneng juga.

- Temenku yang SMP ini akhirnya aku ketemu

lagi waktu di kuliah dan dia sering main di

kamar aku, sering juga ajak doa kalo malem.

Waktu malem itu aku ngerasain ada hal yang

beda lagi, aku nangis tapi tetep stay cool aja.

- Waktu itu juga masih maba, jadinya ada astor

yang juga ndukung, sering diajak juga doa

malam di gereja siwalankerto. Waktu doa itu

selalu ngerasain hal yang beda, jadi nangis

gitu.

- Sama cece astor juga selalu diajak CG, selalu

gejolak lagi, ada yang beda. Pernah denger

sharing juga dari temen yang dulunya agama

Buddha ternyata sekarang pindah dan cerita-

ceritanya.

- Suatu hari ada KKR dari gereja di Jatim

Expo, nah dari awal masuk aja udah geter

aja, lihat ada tulisan baptis, terus kayak kaget

aja dan terus geter aja. Terus selesai kotbah,

ada panggilan dari si pengkotbah untuk

mengakui Tuhan Yesus dan tanpa mikir

Page 42: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

79 Universitas Kristen Petra

panjang yang awalnya waduh waduh tapi

langsung oke aku mau.

Respon setelah

mengenal agama Kristen

- Ikut-ikut aja sih, tapi selalu aja merasa ada

hal yang beda. Selalu aja nangis sejadi-

jadinya, parah lah nangis nya. Tapi tetep aja

gengsi gitu ce kan malu nangis segitunya.

Alasan pindah agama - Setelah beberapa kali selalu merasakan

gejolak dalam hati, sampe akhirnya tanya ke

temenku SMP yang selalu ajak aku ke gereja,

aku bilang ke dia “aku bingung semua ini

kenapa. Sekarang harus apa”. Intinya dia

ngomong kalo “ada satu pribadi sempurna

yang gak bisa ditemuin di pribadi lainnya”

dan aku tanya ce “emang siapa?” dan dia

langsung jawab “ya menurut kamu siapa

yang bikin hatimu kayak gitu? Siapa yang

bikin kamu sampe mikir untuk pindah dll?

Itu Tuhan Yesus”. Di situ ce aku Cuma bisa

nangis dan dia peluk aku sambil nyanyiin

lagu “buluh yang terkulai”. Sampailah satu

titik ikut KKR itu yang aku akhirnya

mengakui Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat

pribadi

Alasan melakukan self

disclosure

- Karena udah gak tahan sama papa dan

pengen bicara ke papa, udah lama soalnya

Self disclosure

direncanakan/ tidak

- Direncanakan

Setting saat melakukan

self disclosure

- Aku ngomongnya sama papa 6 bulan setelah

aku pindah Kristen ce. Jadi mendemnya lama

banget.

Proses self disclosure

kepada orang tua

- Awalnya mulai dari aku yang chat duluan ke

papa ce. Lewat line waktu itu soalnya waktu

Page 43: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

80 Universitas Kristen Petra

itu di Surabaya udahahan. Aku ngomong “pa

aku udah baptis”. Terus papa bilang “loh kok

bisa? Bukannya kamu udah dibaptis duluan

di klenteng?”. Jadi dulu ceritanya aku ada

tugas SMA wawancara pemuka agama.

Waktu itu aku ke klenteng untuk wawancara

Laoshi nya. Waktu wawancara aku ikut dulu

apa yang disuruh gitu kaya doa-doanya gitu.

Soalnya kan sungkan to, udah minta tolong,

jadinya ya demi nilai. Waktu wawancara itu

aku diwawncara balik malahan ce hahaha…

Ditanya nama lah dll dan dia tulis di kertas.

Gak lama kertasnya dibakar dan aku tanya

temenku “loh itu ngapain?”. Ternyata

temenku bilang “loh itu kan kamu di Qiu tao

(dibaptis konghucu)”. Di situ aku kaget

banget ce dan ngerasa dijebak. Terus ya

habis itu aku jelasin semua 80ana papa kalo

ternyata waktu itu dijebak. Aku cerita

lengkap tentang yang dijebak itu. Akhirnya

di read doang sama papa itu ce. Aku kan

semakin deg-degan. Akhirnya aku ngomong

80ana da “tapi pa buat keputusanku yang ini

aku udah yakin.” Dijawab gini sama papa

“kamu yakin kan? Kalo yakin gakpapa papa

dukung, kalo gak yakin, itu yang jangan,

bikin malu kan”. Aku bales “enggak kok pa

enggak, udah bener udah yakin”. Akhirnya

papa tanya lagi “kok bisa memang?” dan aku

akhirnya cerita semua mulai dari SD aku gini

lah, SMP SMA dan sampe sekarang aku

ceritain semuanya. Di situ akhirnya papa

Page 44: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

81 Universitas Kristen Petra

bener-bener read aja. Terus ditelpon sama ii

ku “loh kamu ngomong apa aja sama papa?

Kok dia sampe nangis?”. Baru setelah

ditanyain mau gak mau cerita lah semuanya

juga ke ii. Dimarahin sih “kamu gak salah

ta?” dan aku jawab “ndak kok, aku udah

yakin dan merasa bener aja soalnya ada hal

yang beda aja”. Akhirnya gakpapa kan sama

ii. Besok paginya itu baru papa bales dan

bilang “yaudah kalo cece emang betul ambil

keputusan, gakpapa papa dukung. Tapi kamu

harus betul, kalo salah jangan ya”. Dan

akhirnya aku jawab “oke pa, semangat” dan

lain-lain bahas yang lainnya.

Alasan melakukan self

disclosure kepada orang

tua

- Karena gakmau terus-menerus berbohong

dan menyembunyikan apa yang aku alami

sama papa

Perbedaan tingkat self

disclosure kepada orang

tua (ayah/ibu)

- Gak ada karena mama sudah meninggal

dunia sejak kecil.

Hal yang masih

disembunyikan dari

orang tua

- Gak ada

Reaksi orang tua setelah

Lisa melakukan self

disclosure

- Pertama yang papa read aja itu sampe

akhirnya tau kalo papa nangis dari ii ku.

Besoknya dibilang gakpapa tapi asal bener,

bukan salah.

Akibat self disclosure - Semakin deket sih sama papa. Soalnya juga

didukung kan. Tapi akibat lainnya itu sama

sepupu itu mereka jadi agak njauhin gitu ce.

Mereka istilahnya kayak jaga jarak gitu ke

aku. Kalo yang tua-tua itu malah kepo ke

Page 45: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

82 Universitas Kristen Petra

aku, kok bisa gini gitu, jadi malah tanya-

tanyain semuanya ke aku. Tapi mereka

untungnya fine aja ke aku. Cuman ya waktu

urusan sembayang, aku masih disuruh

sembayang, padahal sudah gakmau.

Konsep pindah agama

menurut agama

Konghucu

- Hmmm… Kalo dari Konghucu sih

percayanya nanti gak akan masuk ke

surganya sana sih ce. Kalo Buddha 82ana da

reinkarnasi dan lain-lain nah kalo Konghucu

ini ya Cuma ke surganya apa enggak gitu.

Dan sebenernya waktu pindah itu pun sudah

gak mikir ke sana lagi, udah percaya Tuhan

Yesus juga kan jadi gak terlalu

mempermasalahkan juga sih.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Lisa adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Ia berasal dari Balikpapan

dan tinggal bersama adik-adik, ayah dan tantenya. Semenjak ia naik kelas 6 SD,

ibunya meninggal dunia sehingga ayahnya harus menjadi single parent. Lisa

mengaku bahwa semenjak kecil ia sudah menjadi anak yang nakal, suka marah-

marah, suka korupsi uang SPP sejak SMP dan SMA, dan ia mengatakan bahwa

ia tidak betah tinggal di rumah karena tidak suka dengan suasana rumahnya.

Selama SD dan SMP Lisa tetap berada di Balikpapan, namun semenjak SMA Lisa

pindah ke Surabaya dan hidup sendiri sebagai anak kos.

Ia mengaku pada waktu itu sangat senang karena pada akhirnya ia bisa

menjadi anak yang bebas tanpa tuntutan dari orang-orang rumah. Karena jarak

juga, hubungan Lisa dengan ayahnya tidak begitu dekat. Hanya sesekali mereka

telepon namun bisa dihitung jari selama 1 semester. Saat liburan dan kembali ke

rumah, Lisa menjalani hidup yang biasa dengan orang tua dan tantenya tanpa

masalah.

Lisa juga termasuk anak yang rajin untuk sembayang di agama

Konghucu. Di dalam rumahnya terdapat banyak sekali altar di tiap sudut

rumahnya, mulai dari pagar depan hingga balkon atas rumah. “Tiap altar itu ada

Page 46: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

83 Universitas Kristen Petra

patung-patungnya gitu ce, dari depan pagar rumah lah, dapur, ruang tamu, sampe

balkon atas ya ada. Ada juga di rumah itu lemari khusus isinya patung dewa dewi

nya Konghucu gitu” cerita Lisa. Ia bercerita juga bahwa semenjak kecil ia selalu

disuruh sembayang oleh ayah dan tantenya tanpa mengetahui maksud dan

tujuannya.

Pengenalan Lisa mengenai agama Kristen sebenarnya sudah semenjak

SD hingga SMA. Hal ini dikarenakan Lisa selalu bersekolah di sekolah swasta

yang beragama Katolik. Ia mengungkapkan juga bahwa ia sebenarnya sudah

tertarik dengan alkitab sejak dahulu namun tidak pernah membacanya, hanya

sekedar dengar. Sewaktu SMP, ada temannya yang rajin untuk mengajaknya pergi

ke gereja. Sekalipun dilarang, Lisa tetap pergi ke gereja karena tidak ingin

kegiatannya dibatasi oleh orang tuanya. Walaupun pergi ke gereja, namun Lisa

hanya ikut-ikutan saja oleh temannya, tidak merasakan hal apapun, bahkan tidak

ada keinginan untuk pindah dan mengenal Tuhan Yesus.

Sewaktu SMA, Lisa kembali menjadi anak yang nakal karena kehidupan

bebasnya baru dimulai. Akhirnya waktu masuk ke dunia perkuliahan, karena ia

masuk ke UKP, ia mengenal kembali ajaran agama Kristen. Sama seperti Vina,

Lisa mengenal nilai-nilai kristiani pada awalnya melalui kakak astornya. Tak

disangka pula, teman SMP Lisa yang rajin mengajaknya ke gereja juga masuk ke

kampus yang sama sehingga mereka sering bertemu. Lisa juga sering diajak

berdoa oleh temannya dan ia mengaku bahwa saat ia berdoa ia merasakan hal-hal

yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Saat diajak berdoa Lisa juga sering

menangis, namun karena gengsi, ia hanya diam-diam dan tidak memberitahu

kepada temannya apa yang ia rasakan.

Semakin lama ia sering juga diajak oleh kakak astornya untuk ikut doa

malam dan persekutuan doa di siwalankerto. Pada satu malam, ia datang dan saat

berdoa ia terbayang akan dosa-dosa lamanya dan ia menangis sejadi-jadinya.

Mulai dari situ ia benar-benar bingung mengenai apa yang ia alami dan rasakan.

Akhirnya karena tidak tahan, ia bercerita kepada temannya “aku bingung semua

ini kenapa. Sekarang harus apa”. Dari situ temannya menjawab “ada satu pribadi

sempurna yang gak bisa ditemuin di pribadi lainnya”. Setelah bertanya-tanya

akhirnya Lisa tahu bahwa pribadi itu adalah Tuhan Yesus, pribadi yang selama

Page 47: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

84 Universitas Kristen Petra

ini membuatnya bimbang mengenai pindah agama ke Kristen dan merasakan hal-

hal yang belum pernah ia alami. Lisa kembali menangis sejadi-jadinya karena

bingung dan temannya hanya bisa memeluk sambil menyanyikan lagu rohani

untuknya.

Pada hari minggu, Lisa sering diajak juga ke gereja oleh kakak astornya.

Pada salah satu hari minggu ternyata itu bukan ibadah biasa, namun sebuah KKR.

Saat pertama masuk ruangan, Lisa mengakui bahwa ia sangat gemetar melihat

semuanya, mulai dari kolam baptis, kursi-kursi, panggung dan lain-lain. Saat

mendengarkan kotbah, Lisa melihat bahwa pengkotbah ini benar dan bisa

merasakan hawanya terus membuat dia bimbang. Hingga pada akhir kotbah, ada

panggilan altar bagi yang ingin menyerahkan seluruh hidupnya untuk Tuhan

Yesus. Saat ditanya, Lisa tidak pikir panjang dan langsung maju.

“Waktu maju ce, aku cuma bisa berdoa. Dan waktu berdoa itu

aku langsung kebayang dosa-dosa lamaku lagi ce. Aku hanya

berdoa dan tanpa sadar aku bisa nangis-nangis sendiri. Mungkin

nangisnya sampe teriak-teriak aku gatau cuma dari situ aku

ngerasa ada beban berat selama ini dan waktu itu juga beban itu

lepas dari aku. Dan Ko PM (pengkotbah – nama disamarkan)

akhirnya menuntun kita yang maju buat berdoa menerima Tuhan

Yesus. Akhirnya aku ikuti dan ya rasanya beban itu bener-bener

lepas ce, lega gaktau kenapa. Setelah itu aku diajak untuk yang

mau menerima bahasa roh ce. Aku gak mikir panjang ya mau-

mau aja. Dari situ aku waktu didoakan, aku akhirnya nemuin

bahwa selama ini akar dari dosa-dosa dan sikap nakalku itu yak

arena aku kehilangan sesosok mama dalam hidup. Dari situ

setelah sadar akhirnya aku berbahasa roh sendiri. Tapi aku disitu

kaya dikasi penglihatan ada mama tersenyum sama aku dan

nunjukin bahwa mama seneng ngeliat aku sekarang.”

Perubahan hidup Lisa akhirnya dimulai saat ia sudah menerima Tuhan

Yesus di ibadah KKR tersebut. Ia bercerita bahwa saat pulang ia tidak lagi marah-

marah, sampai ayahnya bertanya “tumben kamu kok ndak marah-marah?” dan

Lisa hanya heran bahwa ternyata selama ini dia begitu parahnya saat belum

bertobat. Namun di situ Lisa belum mengakui kepada papanya bahwa ia sudah

pindah agama. Lisa terus menyembunyikan hal ini sampai kurang lebih 6 bulan.

Karena tidak tahan lagi terlalu lama menyembunyikan, akhirnya Lisa

memutuskan untuk mengaku kepada ayahnya.

Lisa mengaku tidak melalui telepon, namun melalui chatting di Line.

Saat itu sudah malam hari dan Lisa memulai pembicaraan tanpa basa-basi. Lisa

Page 48: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

85 Universitas Kristen Petra

berkata “pa, aku sudah di baptis”. Ayahnya langsung membalas “loh kok bisa?

Bukannya kamu udah dibaptis duluan di klenteng?”. Akhirnya Lisa menceritakan

ceritanya mengenai ia yang dijebak saat dibaptis di Klenteng akibat dia harus

mewawancara pemuka agama Konghucu. Ayahnya kaget dan hanya read balasan

dari Lisa. Karena tidak mendapat balasan-balasan, akhirnya Lisa memutuskan

untuk membalas lagi “tapi pa buat keputusanku yang ini aku udah yakin”. Ayah

Lisa hanya menjawab “kamu yakin kan? Kalo yakin gakpapa papa dukung, kalo

gak yakin, itu yang jangan, bikin malu kan”.

Karena berbagai pertanyaan ayahnya, Lisa akhirnya menceritakan

alasannya kenapa ia pindah agama Kristen. Mulai dari ia SD, SMP dan SMA,

kenakalannya selama ini, hingga akhirnya ia merasakan hal yang berbeda saat

berdoa. Dari situ Lisa juga mengakui bahwa sifatnya yang jelek itu ternyata semua

akarnya dari ia yang kehilangan sesosok ibu dari hidupnya. Ayah Lisa kali ini

benar-benar tidak membalas Lisa hingga akhirnya Lisa dihubungi oleh tantenya

yang mengatakan bahwa ayahnya menangis. Akhirnya esok paginya, ayah Lisa

menjawab “yaudah kalo cece emang betul ambil keputusan, gakpapa papa

dukung. Tapi kamu harus betul, kalo salah jangan ya”.

Semenjak mengaku, Lisa akhirnya bisa cerita banyak hal kepada

ayahnya. Karena hal inilah, hubungan mereka menjadi membaik dan tidak ada

lagi hal-hal yang disembunyikan dari ayahnya. Lisa mengaku juga senang karena

ayahnya juga mendukung keputusan Lisa. Semenjak itu juga, Lisa mulai aktif di

kegiatan gereja, hingga sekarang ia menjadi pendoa dan menjadi salah satu

pemimpin dalam penggembalaan gerejanya. Selain itu juga, ia sudah membawa

adiknya untuk mengenal Tuhan Yesus dan menjadi orang Kristen juta. Namun

hal yang masih belum bisa dihindari adalah Lisa harus tetap sembayang untuk

ibunya. “Kemarin waktu imlekan itu ce, aku tetep disuruh sembayang, papa

sebenernya tau kalo aku gakmau, cuman kan itu lagi kumpul keluarga. Jadi

terpaksa sembayang sampe akhirnya aku nangis ce waktu sembayang. Habis dari

itu akhirnya papa bilang kalo mulai tahun depan kumpul keluaganya gak usah di

rumah lagi, biar di rumah keluarga lainnya aja”.

Lisa juga mengungkapkan bahwa saat ia pindah agama, saat itu ia juga

tidak memikirkan hal-hal yang menjadi konsekuensi agama Konghucu apabila

Page 49: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

86 Universitas Kristen Petra

pindah agama. Ia tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Padahal sebenarnya

dalam agama Konghucu, saat orang ingin pindah agama harus melakukan upacara

atau ibadah untuk orang itu akan pindah agama. Namun Lisa berpendapat bahwa

saat ini ia sudah percaya Tuhan Yesus dan tidak mempedulikan hal-hal seperti itu

lagi.

4.3.2. Reduksi Fenomenologi

Pada bagian ini, hasil temuan data yang diperoleh peneliti dari lapangan

akan direduksi seperti yang ada dalam metode fenomenologi. Reduksi

fenomenologi merupakan tahap yang menjelaskan dalam susunan bahasa

bagaimana objek tersebuh dapat terlihat (Kuswarno, 2009, p.49). Dalam

pereduksian fenomenologi ini terdapat tiga tahapan. Tahap yang pertama adalah

bracketing, kemudian horizonalizing dan yang terakhir adalah horizon.

4.3.2.1. Bracketing

Bracketing adalah proses menempatkan fenomena dalam ‘keranjang’

atau memisahkan hal-hal yang dapat mengganggu untuk memunculkan

kemurniannya (Kuswarno, 2009, p.51).

Bracketing akan dibagi berdasarkan tingkatan self disclosure setiap

informan. Informan yang pertama adalah Indra yang berasal dari agmaa Buddha.

Berikut akan dijabarkan dimulai dari klise (cliches), fakta (fact), opini (opinion)

kemudian perasaan (feeling).

Tabel 4.5 Bracketing data informan 1 – Indra, tingkatan self disclosure klise

Tingkatan self

disclosure Pertanyaan Jawaban Informan

Klise (Cliches) Dulu awal ngaku

sama mama papa

gimana cara

ngomongnya?

- Dulu sih kan awalnya takut kan mau

ngomong sama mama papa. Selama

dua minggu itu hati ndak tenang, ndak

damai sejahtera. Aku cuma cerita sama

cece aja sih kalo sudah pindah ke

agama Kristen.

Page 50: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

87 Universitas Kristen Petra

- Waktu keadaan gak damai sejahtera itu

aku itu tiba-tiba diingatkan tentang

mimpiku yang waktu SMA, yang aku

dibilang “Engkau telah diselamatkan,

anakKu” dan ada aku percaya kalo Roh

Kudus itu ngomong gini, ngomong

waktu di ibadah waktu itu “apakah

kamu ndak percaya bahwa jalanmu

sudah Aku bukakan?”. Dari sini aku

percaya kalo, iya pasti mimpi itu punya

maksud untuk kedepannya.

- Setelah akhirnya dua minggu, akhirnya

aku memutuskan untuk ngomong sama

mama dulu lewat telepon.

- Waktu itu, aku telepon duluan ke

mama dan tanya ke mama “apa kabar?”

dan “lagi dimana?”.

- Karena aku ndak pernah telepon

duluan, mama tanya deh “kok tumben

cari mama?”

- Kalo sama papa aku itu takut banget,

jauh lebih takut daripada mama,

soalnya aku tau mama itu orangnya

lebih fleksibel dibandingin papa.

- Waktu itu aku telepon papa, lagi di

kampus, sudah perasaan ndak tenang,

takut, pokoknya aku mau bicara bener-

bener baik sama papa

- Setelah telepon akhirnya aku ngomong

“pa, aku mau ngomong”.

Emang hal apa

yang bikin kamu

- Sebenernya waktu dari SMA itu kan

aku sudah sering diajak ke gereja

Page 51: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

88 Universitas Kristen Petra

takut buat

ngomong sama

mama papa?

beberapa minggu. Malahan pernah

ditanyain sama papa “loh? Gak pergi

ke gereja?”. Jadi bingung sih, soalnya

papaku sendiri tanya ke anaknya gak

ke gereja padahal masih agama Buddha

waktu itu. Tapi kayanya papaku

menganggap semua agama itu sama.

Jadi kalo anaknya mau ke gereja itu

gak masalah, tapi kalo sampe ganti

atau pindah agama itu gak tau

jawabannya bakal gimana.

- Takut juga kalo gak diterima pindah

agama.

Terus kan

awalnya kamu

bilang takut kan.

Kok pada

akhirnya tetep

mau ngaku

kenapa? Apa yang

membuat kamu

harus mengaku

sama mama papa?

- Soale aku ngerasa nggak tenang dan

nggak damai sejahtera soale

menyembunyikan sesuatu dari orang

tua.

- Karena aku menganggap bahwa telah

berbohong kepada orang tua sehingga

merasa harus mengatakannya kepada

orang tua.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Pada tabel 4.5 penulis menyusun data berdasarkan tahapan self

disclosure klise. Klise oleh Indra dilakukan oleh kedua orang tuanya karena juga

Indra mengaku dalam waktu yang berbeda antara ayah dan ibunya. Sebelum ia

mengaku kepada orang tuanya, ia sangat tidak tenang dan tidak damai sejahtera.

Ia merasakan pengaruh ilahi selama ia memutuskan pindah agama dan sebelum

mengaku. Indra mengatakan bahwa Roh Kudus yang berbicara dalam hatinya

untuk mengambil keputusan dan kebimbangannya.

Page 52: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

89 Universitas Kristen Petra

Pada awalnya Indra tidak mengaku kepada orang tuanya langsung

bahwa ia sudah pindah agama. Ia terlebih dahulu mengaku kepada kedua kakak

perempuannya karena ia sama-sama tinggal di Surabaya dan paling sering

berkomunikasi dengannya. Sehingga dari seringnya berkomunikasi, muncul

keterbukaan Indra untuk kedua kakaknya.

Indra mengaku sangat takut untuk mengungkapkan kepada kedua orang

tuanya bahwa sudah pindah agama. Ia bercerita bahwa pada waktu SMA ia

sempat beberapa minggu ikut ke gereja bersama temannya. Namun pada waktu

satu minggu pagi, saat Indra tidak ke gereja, ayahnya datang dan menanyakan

mengapa Indra tidak pergi ke gereja. Menurut Indra, ayahnya adalah orang yang

menganggap semua agama itu sama. Jadi anaknya diperbolehkan untuk pergi ke

gereja. Namun dalam hal untuk pindah agama, Indra tidak mengetahui apa yang

akan menjadi reaksi ayahnya. Ia juga takut apabila tidak diterima oleh orang

tuanya. Maka dari itu alasan inilah yang membuat Indra takut untuk mengakui

kepindahan agamanya.

Setelah perasaan tidak tenang dan tidak damai sejahtera, dalam 2

minggu setelah pindah agama akhirnya Indra memutuskan untuk mengaku

kepada kedua orang tuanya melalui telepon. Ia mengaku melalui telepon karena

ia sedang berkuliah di Surabaya dan orang tuanya berada kota asal mereka Kota

Makassar. Indra menginginkan komunikasi secara langsung dan mendapatkan

feedback yang langsung juga, mengingat dia sangat takut dan tidak tenang setelah

pindah agama.

Ia mengaku kepada ibunya terlebih dahulu. Indra mengatakan bahwa ia

lebih memilih telepon kepada ibunya dulu karena ia tahu ibunya adalah orang

yang fleksibel dan tidak akan begitu mempermasalahkan Indra yang pindah

agama. Pada akhirnya Indra mulai menelpon ibunya dan menanyakan kabar

ibunya. Karena Indra tidak pernah memulai telepon teeorang tuanya dulu,

feedback yang diberikan ibunya adalah dengan nada heran “kok tumben cari

mama?”.

Indra menghubungi ayahnya setelah ia selesai menelpon ibunya. Ia

bercerita bahwa ia sangat takut dan tidak tenang untuk mengaku. Pada saat ingin

mengaku, Indra sedang berada di kampus. Indra meyakinkan dirinya dengan ingin

Page 53: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

90 Universitas Kristen Petra

bicara benar-benar baik agar ayahnya tidak marah. Setelah meyakinkan diri, ia

akhirnya menelpon ayahnya. Tahap pertama self disclosure yang dilakukan Indra

yaitu dengan kata-kata “pa, mau ngomong”. Pengungkapan awal ini

menunjukkan bahwa Indra benar-benar ingin berbicara baik-baik dan serius.

Indra yang awalnya merasa sangat takut, akhirnya memutuskan untuk

tetap mengaku kepada orang tuanya bahwa ia telah pindah agama. Indra tetap

mengaku kepada kedua orang tuanya karena ia merasa sangat tidak tenang dan

tidak damai sejahtera. Perasaan yang timbul dari dalam hatinya adalah dia tidak

mau terus-terusan menutupi sesuatu dari orang tuanya. Dari menutupi sesuatu, ia

menganggap bahwa dirinya sudah berbohong kepada orang tuanya. Maka dari itu

ia tetap mengungkapkan kepada orang tuanya sekalipun takut, namun dengan

kesiapan dari hatinya juga.

Tabel 4.6 Bracketing data informan 1 – Indra, tingkatan self disclosure fakta

Tingkatan self

disclosure Pertanyaan Jawaban Informan

Fakta (Facts) Dulu awal ngaku

sama mama papa

gimana cara

ngomongnya?

- Karena aku ndak pernah telepon

duluan, mama tanya deh “kok tumben

cari mama?”. Setelah ditanya itu, aku

langsung ngomong ke mama “jangan

marah ya”

- Kalo sama papa, setelah bilang mau

ngomong, papa cuma tanya “kenapa?”

- Habis gitu aku jawab hal yang sama

kaya mama “papa jangan marah ya”.

- Aku ngomong “jangan marah ya” itu

karena saking takutnya mau ngomong.

Kesannya kayak habis membuat

kesalahan. Tapi ya gimana harus

ngomong aja. Akhirnya ngomong gitu

Page 54: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

91 Universitas Kristen Petra

buat menghindari biar ga dimarahin, ya

walopun kemungkinan juga dimarahin.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Dari tabel yang kedua ini, terlihat Indra mulai memasuki tahap fakta

setelah awalnya memulai dengan tahap klise. Tahapan ini memiliki kriteria

bersifat penting, disengaja untuk diungkapkan dan tidak atau belum diketahui

oleh pihak sebaliknya. Pada tahap ini belum ada pengungkapan diri. Saat

mengaku kepada ayah dan ibunya, Indra sama-sama mengatakan “jangan marah

ya”. Pada tahap ini, Indra belum mulai mengungkapkan dirinya. Namun disini ia

mengatakan “jangan marah ya” untuk orang tuanya tahu bahwa apa yang ia

sampaikan adalah hal penting.

Indra sendiri mengaku bahwa ia mengungkapkan hal ini karena ia sangat

takut terutama oleh ayahnya untuk mengatakan bahwa ia sudah pindah agama. Ia

menganggap bahwa reaksi ayahnya akan sangat marah mengetahui anaknya

sudah pindah agama. Maka dari itu, Indra memutuskan untuk mengatakan

“jangan marah ya” terlebih dahulu agar dia juga bisa lebih nyaman untuk

mengungkapkannya. Indra juga mengatakan bahwa ia mengatakan “jangan marah

ya” kesannya seperti orang yang telah melakukan kesalahan. Namun dia tidak

menganggap ia bersalah, hanya terlalu takutnya untuk mengungkapkan bahwa ia

sudah pindah agama.

Tabel 4.7 Bracketing data informan 1 – Indra, tingkatan self disclosure opini

Tingkatan self

disclosure Pertanyaan Jawaban Informan

Opini

(Opinion)

Dulu awal ngaku

sama mama papa

gimana cara

ngomongnya?

- Setelah ngomong itu, akhirnya baru aku

mulai ngaku ke mama. Aku ngomong

kalo aku sudah pindah agama, sudah

dibaptis.

- Dan ternyata aku kaget banget ternyata

mama udah tau. Setelah itu aku tanyain

lagi “tau dari mana? Kok bisa tau?”

Page 55: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

92 Universitas Kristen Petra

- Habis itu mama bilang “iya tau dari

cece, cece yang cerita”. Ya aku kaget

sih, cuma ya bersyukur aja mama juga

gak masalahin.

- Setelah bilang “papa jangan marah ya”

itu langsung aku ngaku ke papa. Kan di

rumah aku dipanggil dedek, ya

walaupun aku masih punya adek lagi,

tapi aku dipanggil dedek, udah

panggilan dari kecil.

- Aku ngomongnya gini ke papa “gini pa,

dedek mau bilang kalo kemarin, 2

minggu lalu dedek dibaptis”.

- Reaksi papa yang pertama itu diem.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Pada tingkatan selanjutnya, yaitu opini, Indra mulai mengungkapkan

kepada orang tuanya bahwa ia sudah pindah agama. Kepada ibunya, Indra

mengakui bahwa ia sudah pindah agama dan sudah dibaptis. Tanpa

sepengetahuan Indra, ibunya mengatakan bahwa ia sudah tahu bahwa anaknya

sudah dibaptis dari kakak perempuan Indra. Seperti yang di ungkapkan di tahap-

tahap sebelumnya, Indra mengatakan bahwa ia terlebih dahulu mengungkapkan

kepada kakak perempuannya. Dari situ kakak perempuannya akhirnya

melaporkan kepada ibunya.

Kemudian, saat mengaku kepada ayahnya, Indra mengatakan dengan

baik-baik, dengan panggilan rumah juga bahwa ia dua minggu lalu sudah dibaptis.

Ia mengatakan dengan waktunya saat ia mulai pindah agama kepada ayahnya.

Setelah ayahnya mendengarkan hal itu, Indra mengatakan bahwa ayahnya hanya

diam.

Di tahap ini, Indra sudah mulai mengungkapkan bahwa ia sudah pindah

agama. Pernyataan Indra ini masih sebatas opini, karena memang dari awal ia

hanya akan mengaku dan sudah ada dalam pikirannya untuk menyatakan bahwa

ia sudah pindah agama dan dibaptis.

Page 56: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

93 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.8 Bracketing data informan 1 – Indra, tingkatan self disclosure perasaan

Tingkatan self

disclosure Pertanyaan Jawaban Informan

Perasaan

(Feeling)

Dulu awal ngaku

sama mama papa

gimana cara

ngomongnya?

- Habis gitu ya aku tanya aja ke mama

“kira-kira papa gimana ya ma kalo

denger”.

- Terus ya dijawab sama mama “ya gatau

mama, coba telepon aja papamu”.

- Habis papa diem, akhirnya aku

ngomong lagi “dedek baptis, jadi

sekarang dedek agama Kristen pa dan

ndak bisa sembayang lagi.”

- Baru habis itu papa jawab “ooo… Jadi

gimana dedek kalo pulang terus

sembayangnya gimana?”

- Aku cuma jawab “ya gak bisa ikut

sembayang pa”.

- Setelah itu baru papa jawab “ooo…

Yasudah dijalani saja, nantik kalo

pulang Makassar dijalani saja. Kalo

emang gabisa sembayang yaudah

gapapa”. Itu kata papa. Dan aku kaget

pol kok ternyata papa responnya gini.

Gak marah dan gak sesuai ekspektasiku

kalo ternyata boleh sama papa.

- Setelah akhirnya ngaku sama papa,

udah dibolehin, rasanya itu plong

banget, lega banget pokoknya. Apalagi

dengan reaksi papa mama yang ternyata

bolehin, ndak sesuai ekspektasiku

dimarahin lah atau gak dibolehin.

Page 57: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

94 Universitas Kristen Petra

Setelah ngaku

sama mama papa,

ada ngaruhnya

ga?

- Hmm, setelah ngaku, sampe sekarang,

jujur aku jadi tau kalo cerita dari awal

itu kasih yang ke orang tua itu seperti

apa. Sebelum terima Tuhan pun, ketika

orang tua mau mengasihi anaknya pun

aku buta. Dalam arti aku ndak tau kalo

itu adalah sebuah kasih, malahan itu

lebay.

- Tapi ternyata aku baru tau kalo kasih

itu seperti itu. Tuhan kan juga ngajarin

kita kasih kan, Tuhan juga adalah

kasih. Otomatis Tuhan memperlihatkan

kasih itu kayak gimana dan itu aku

terrapin, menurut firman Tuhan juga

aku terapin ke keluarga, mama papa.

- Jujur aku ndak pernah merasa kalo papa

mama dateng ke Surabaya, itu bener-

bener pengen deket terus sama orang

tua. Bukan karena rindu atau udah lama

ndak ketemu sih, tapi pribadi cuma mau

nunjukin ke mereka kalo kasih Tuhan

itu seperti ini, melalui aku.

- Emang sih buahnya belum ada sampai

sekarang, tapi sekarang sama papa

mama hubungannya membaik. Emang

sih papa kadang marah, mama kadang

marah juga karena aku juga kadang gak

denger-dengeran dalam arti misal

tentang manage keuangan. Tapi bukan

tentang hal-hal besar sih. Cuma aku

juga harus belajar sebagai anak untuk

dengerin orang tua.

Page 58: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

95 Universitas Kristen Petra

- Berantem yang besar banget itu gak

pernah sih sampe sekarang. Malahan

dulu itu kalo orang tua mintak dianter

kemana gitu, selalu aku cari alesan biar

gak anterin, soalnya males. Tapi

sekarang kalo diminta buat nganterin

sejauh apapun itu pasti aku anterin.

Soalnya aku sadar ya itu mengusahakan

mama papa bisa lihat perubahan hidup

anaknya setelah pindah agama Kristen.

- Sampe papaku itu tau, dari temennya,

temennya itu punya anak. Nah anaknya

itu pernah cerita ke mamanya, kalo

Indra itu kayak gini-gini. Habis gitu

tiba-tiba mamanya bilang ke papaku

kalo “eh anakmu itu kayak pendeta ya”.

- Dan dibudayanya papaku itu orang-

orang yang agama Kristen yang radikal,

yang dianggap freak gitu pasti di

budaya papaku dibilang pendeta.

Padahal ya orang Kristen biasa, yang

nerapin firman Tuhan, yang

menjangkau, menginjil gitu dibilang

pendeta. Terus entah kenapa, papaku

isa bangga sendiri gitu hahaha

- Terus juga pernah, waktu itu

keluargaku ada yang jadi korbannya air

asia. Di situ keluarga ngumpul dan

waktu itu situasi belum tau keadaannya

orang-orangnya selamat atau ndak. Dan

disitu aku dipercaya buat mimpin

doanya. Di situ ada mama, papa masih

Page 59: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

96 Universitas Kristen Petra

di Makassar, soalnya juga ini adiknya

mama sih.

- Waktu itu kira-kira setelah 30 harian

setelah air asia, jasad yang ditemuin

cuma 4 dari total 7 orang. Di

kepercayaan Buddha, kalo ada yang

kaya gitu, ada kayak ritual panggil

arwah gitu. Jadi waktu itu sama papa ke

kenjeran, ke laut, panggil arwahnya dan

dimasukkan ke dalam debu. Istilahnya

debunya itu arwahnya. Aku sih gak

percaya, cuma papa yang mau.

- Karena suhu nya itu temennya papa,

mau gak mau aku anterin kemana-

mana, jemput gitu. Tiba-tiba suhunya

ngomong sama papaku “eh anakmu ini

orang baik lo” soalnya kepercayaan

mereka kan orang baik dan orang jahat.

Dan aku percaya dari situ papaku

melihat perubahan hidup anaknya.

Ada gak hal-hal

yang masih

disembunyiin dari

mama papa

setelah ngaku?

- Ya salah satu misiku adalah membawa

keluargaku diselamatkan seutuhnya.

Jadi emang pokok-pokok doa ku salah

satunya adalah doain keluargaku. Dan

aku bersyukur sih kalo sekarang, ada 2

saudaranya papa yang udah jadi orang

Kristen dan mereka juga mempunyai

misi untuk membawa saudara-

saudaranya mengenal Tuhan Yesus.

- Sekarang juga kalo mau nginjil ke

mama papa itu takut, takut menyakiti

hati orang tua. Jadi pelan-pelan

Page 60: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

97 Universitas Kristen Petra

memperlihatkan lewat perilaku, gak

langsung ke firman Tuhan.

Perubahan hidup

apa yang

menurutmu

paling kamu

rasain?

- Ya, setelah bertobat, setelah 2,5 taun

dari bertobat, sekarang aku dipromosiin

jadi CGL (Connect Group Leader).

Jujur banyak banget diproses sih dari

situ.

- Terus di kampus juga karena sedikit

kepanitiaan, tapi banyak project, dan

ntah kenapa aku sering jadi leader,

padahal dari kecil sampe kuliah awal-

awal ya gak ada kemauan dan

kemampuan buat jadi leader. Jadi

bener-bener merasakan diproses.

- Lebih deket juga sekarang sama cece,

dulu padahal jarang banget ketemu

padahal satu kota. Sekarang jadi deket,

malah jadi temen jalan.

- Kalo sama keluarga besar, ini yang

msih belum bisa mereka terima sih.

Apalagi papaku 16 bersaudara dan

semuanya Buddha yang sungguh-

sungguh, sembayangnya beneran

sungguh-sungguh.

Terakhir nih, kan

kamu dari agama

Buddha, nah yang

kamu tau tentang

konsekuensi kalo

pindah dari

agama Buddha itu

gimana?

- Kalo dulu guru SD ku itu bilang kafir.

Jujur, dulu guru SD ku nyebutin

namaku didepan temen-temenku waktu

aku pindah pelajaran agama Kristen

waktu itu.

- Waktu baca-baca buku juga, setelah

keluar ya gak bakal diterima sama sang

Buddah itu. Mereka kan percaya

Page 61: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

98 Universitas Kristen Petra

reinkarnasi, nah orang-orang ini gak

bakal menuju reinkarnasi, menuju ke

neraka.

Apa kamu gak

takut nerima

konsekuensi itu?

- Ya nggak sih, kan sudah percaya Tuhan

Yesus, kepercayaannya kan beda.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Pada tingkatan perasaan, yaitu tingkatan yang terakhir dari self

disclosure, Indra mulai mengungkapkan isi hatinya kepada orang tuanya setelah

ia bicara telah dibaptis dan pindah agama. Setelah ibunya mengatakan bahwa ia

sudah tahu dari kakak perempuannya, Indra yang waktu itu masih takut kepada

ayahnya akhirnya bertanya pada ibunya “kira-kira papa gimana ya ma kalo

denger”?. Ia mengungkapkan perasaannya dan menunjukkan pada ibunya bahwa

ia takut masih takut untuk mengaku pada ayahnya. Ia disini meminta saran dan

pendapat ibunya mengenai ayahnya, namun ibunya menjawab “ya gatau mama,

coba telepon aja papamu”.

Tahap perasaan Indra saat mengaku kepada ayahnya tidak sama dengan

ibunya. Setelah Indra sudah memberitahu ayahnya bahwa ia sudah dibaptis,

ayahnya hanya diam. Mulai sejak ayahnya diam, Indra mulai mengungkapkan isi

hatinya dan mengatakan dengan baik-baik “dedek baptis, jadi sekarang dedek

agama Kristen pa dan ndak bisa sembayang lagi”. Setelah itu ayahnya menjawab

“ooo… Jadi gimana dedek kalo pulang terus sembayangnya gimana?”. Indra

dengan yakin mengatakan bahwa ia tidak bisa ikut sembayang lagi. Kemudian

reaksi ayahnya adalah “ooo… Yasudah dijalani saja, nantik kalo pulang Makassar

dijalani saja. Kalo emang gabisa sembayang yaudah gapapa”.

Dari reaksi ayahnya ini, Indra mengaku sangat kaget. Karena diluar

perkiraannya, ayahnya akan marah. Ternyata ayahnya memperbolehkan dan tidak

melarang anaknya pindah agama. Indra mengaku setelah ia mengaku kepada

kedua orang tuanya ia sangat lega, apalagi diperbolehkan pindah agama tanpa

penolakan.

Setelah melakukan self disclosure, ada banyak sekali pengaruh dan

perubahan yang dirasakan Indra. Ia bercerita bahwa setelah mengaku kepada

Page 62: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

99 Universitas Kristen Petra

orang tuanya, ia mengerti apa itu kasih yang diberikan kepada orang tua dan

belajar menerapkannya kepada orang tuanya. Ia juga mengatakan bahwa saat ada

kesempatan untuk bertemu orang tuanya, ia selalu ingin terus menemaninya

bukan karena rindu namun karena ingin menunjukkan kasih itu kepada mereka.

Selain itu juga orang-orang disekitar ayah dan ibu Indra mulai

menceritakan mengenai kehidupan Indra. Mereka mengatakan bahwa Indra

adalah anak yang baik, bukan baik-baik, namun memang anak yang baik. Bahkan

dianggap oleh orang lain bahwa Indra sudah seperti pendeta. Karena menurut

Indra ia hanya melakukan firman Tuhan dan orang lain melihat hal seperti itu

menurut budayanya adalah seorang pendeta. Pada kesempatan lain juga Indra

bercerita bahwa saat keluarganya menjadi korban kecelakaan pesawat air asia, ia

dipercayakan untuk memimpin doa di tengah keluarganya.

Dibalik pengakuan pindah agamanya, Indra sampai sekarang memiliki

misi untuk membawa seluruh anggota keluarganya untuk diselamatkan, dalam

arti menerima Tuhan Yesus dalam kehidupannya. Indra mengatakan bahwa ia

sedikit kesulitan untuk membawa orang tuanya untuk menjadi agama Kristen,

karena takut menyakitkan hatinya. Maka dari itu yang Indra lakukan adalah

dengan membuktikan perubahan hidupnya dan sedikit demi sedikit menanamkan

nilai kristiani pada orang tuanya, tidak langsung menuju ke firman Tuhan.

Indra mengaku perubahan hidupnya setelah pindah agama Kristen

adalah ia yang setiap hari diproses oleh Tuhan hingga sekarang ia dipercayakan

menjadi seorang CGL, sebuah leader di penggembalaan gerejanya. Selain itu juga

dalam kehidupan perkuliahannya ia juga sering menjadi leader dalam project

kuliah. Hubungannya yang membaik tidak hanya dengan orang tuanya saja,

namun perubahan itu ia rasakan dari hubungannya dengan kakak perempuannya

yang sekarang menjadi akrab dengannya.

Saat ditanya mengenai konsekuensi pindah agama dari agama Buddha,

ia mengatakan bahwa pasti orang itu tidak akan diterima sang Buddah. Ia akan

menuju ke neraka dan tidak akan menerima reinkarnasi. Namun hal ini tidak

mengecilkan hati Indra, karena ia sekarang sudah percaya Tuhan Yesus yang

kepercayaannya berbeda dengan agama Buddha.

Page 63: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

100 Universitas Kristen Petra

Informan yang kedua adalah Caca, seorang yang dulunya beragama

Katolik dan memutuskan secara pribadi untuk pindah ke agama Kristen. Berikut

akan dijabarkan tingkatan self disclosure yang dialami Caca.

Tabel 4.9 Bracketing data informan 2 – Caca, tingkatan self disclosure klise

Tingkatan self

disclosure Pertanyaan Jawaban Informan

Klise (Cliches) Dulu awal ngaku

sama mama papa

gimana cara

ngomongnya?

- Dulu itu ndak ngaku. Nah mama papa

itu tau gara-gara dulu kan sering

upload Instagram, facebook kalo ke

gereja, ada KKR apa gitu cece sering

upload. Dan sepupu-sepupu itu

ngelapor. Apalagi keluarganya yang

dari mama itu lumayan penggosip. Jadi

kabar nyebar satu, nyebar semua dan

pake bumbu-bumbu. Mereka fanatik

banget sama agama Katolik. Nah

mama ini juga fanatik banget sama

Katolik.

- Waktu cece liburan pertama kali

setelah bertobat, liburan semester

Desember semester 5, pulang

kampung. Dan disitu mama langsung

ngajak ngomong bilang “kamu

gakpapa ke gereja sana, tapi mama gak

mau kamu sampe masuk gereja sana!”.

Mama pikirnya aku mau ke gereja

karena ada temen-temenku yang

banyak ikut sana, jadi yaweslah

namanya anak muda daripada gak

gereja.

Page 64: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

101 Universitas Kristen Petra

- Tapi mama yang dengan teges bilang

“kamu gak boleh pokoknya sampe

baptis, kamu soale sudah pernah baptis

Katolik”. Pokoknya dibilang lagi

jangan sampe berkhianat dan

sejenisnya.

- Padahal cece mau dateng itu mau

ngomong kalo udah pindah agama, tapi

karena omongannya gitu cece jadi

bingung. Gak ngangguk dan gak

nggeleng. Karena lek ngangguk ya

bohong ya, lek nggeleng kok kayake

bakal tukaran. Soale kan ini liburan,

momen quality time. Jadi akhirnya

diem aja sih, yawes bingung.

- Aduh… Kalo sama papa, kalo bahas

tentang Tuhan, jangankan tentang

Kristen, tapi tentang Tuhan aja lo

susah. Soalnya papa tipe orang yang

menganggap pemikirannya yang paling

bener. Jadi alot kalo mau bicara ke

papa.

- Makanya cece dari awal maunya

nyerang ke mama dulu soale kayake

emang sasarane yang tepat itu ke mama

dulu. Soale lek ke papa dulu, pasti isine

cuma tukaran tok. Jadi liburan pertama

ini dua-duane ndak kejamah.

Dulu waktu

dibaptis di ret-ret

apa cece ndak

merasa takut

- Sebenernya kalo baptis itu bukan

waktu ret-ret, dibaptis udah waktu dulu

pacaran. Ada sih rasa takut, tapi waktu

itu takutnya setelah nyemplung air dan

Page 65: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

102 Universitas Kristen Petra

dilarang mama

papa? Apa ada

sempet mikir

gitu?

keluar, baru kepikir “waduh, gimana ya

mama papa?”.

- Waktu itu baptis pun karena ada KKR,

bukan karena pacar. Waktu kebaktian

cece tidur, tapi waktu altar call cece

bangun dan udah liat rantai manusia

dan itu panggilan terakhir. Dan di

panggilan terakhir pendetanya bilang

“ini panggilan terakhir, akan ditutup,

terpisah yang didepan dan dibelakang.

Jadi tangan saya udah bersih dari

tanggung jawab saya”. Jadi wes deg-

degan, itu cece lari. Tapi setelah

dibaptis ya tetep kembali ke kehidupan

lama.

- Baru bener-bener bertobat waktu ret-

ret.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Pada tabel 4.9, dijelaska bahwa Caca pada awalnya tidak mengaku

kepada orang tuanya bahwa ia sudah pindah agama. Ia merasa bahwa segala hal

yang ia post di media sosial dilihat oleh sepupunya dan diberitahu ke ibunya.

Mengingat keluarga besar Caca adalah orang yang fanatik Katolik, saat Caca

pulang, ibunya mengajaknya bicara mengatakan bahwa Caca dilarang pindah ke

agama Kristen. Caca dilarang juga untuk dibaptis karena ia sudah dibaptis agama

Katolik.

Ia mengatakan bahwa sebenarnya ia ingin mengambil momen yang

sama untuk mengaku kepada ibunya. Namun ternyata ibunya terlebih dulu

mengatakan bahwa ia tidak boleh pindah agama. Maka dari itu, Caca sama sekali

tidak menanggapi ibunya karena hasilnya akan serba salah.

Kemudian untuk ayahnya, Caca memilih untuk tidak mengaku dulu

kepada ayahnya. Ia mengatakan bahwa ayahnya sangat keras dan tidak bisa diajak

bicara mengenai agama apalagi Tuhan.

Page 66: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

103 Universitas Kristen Petra

Caca juga mengatakan bahwa sebenarnya ia baru merasa takut untuk

mengaku setelah ia selesai dibaptis. Ia memutuskan untuk dibaptis pun bukan

karena ajakan, namun ia yang pada waktu itu menanggapi altar call sebuah KKR

di gereja pacarnya dan tanpa pikir panjang, ia dibaptis.

Tabel 4.10 Bracketing data informan 2 – Caca, tingkatan self disclosure fakta

Tingkatan self

disclosure Pertanyaan Jawaban Informan

Fakta (Facts) Setelah tau reaksi

mama yang gak

ngebolehin itu,

apa yang cece

lakukan?

- Cece akhirnya ngerjain yang cece bisa,

waktu itu adik cece masih kecil, SMP

kelas 2 kalo ga salah.

- Akhirnya cece sering ajak dia sate (saat

teduh), terus cece sering ajak dia doa

bareng, sering bagiin firman ke dia,

sharing pengalaman pribadi ke Tuhan.

- Awale de e gak percaya si, terus waktu

kamu mau wawancara ini, cece iseng

tanya ke dia. Karena kita latar

belakangnya kan keras kan, jadi

sebenernya susah kalo untuk percaya

selain kalo membuktikan sendiri.

Waktu itu satu kali kita sate, itu sate

ketiga kalinya, dia nuangis banjir, gak

tau kenapa. Cece cuma merasa, oh iya

dia mengalami kepahitan yang sama,

malah lebih nemen. Jadi cece cuma

tumpang tangan dan doain dia.

- Tapi de e pas kemarin cece tanyain,

cece kaget soalnya dia bilang “waktu

itu aku nangis bukan karena itu, tapi ya

iya aku ngerasain hal yang cece

omongin, tapi waktu itu aku wes mulai

Page 67: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

104 Universitas Kristen Petra

bingung soale cece berbahasa roh.

Waktu itu aku memberanikan diri buka

mata, waktu buka mata dikit, ruangan

itu penuh cahaya, jadi aku tutup lagi

matae”. Dia cerita kalo jelas-jelas

waktu cece nyanyi itu ada cahaya guide

banget yang memenuhi seisi ruangan,

dan itu yang bikin de e nangis. Soale de

e “wih gila, Tuhan nya cece itu nyata”.

Semenjak itu dia bertobat.

- Akhirnya waktu itu, cece cerita ke

pemimpin cece lewat sms dan dia

bilang “yaudah kalo kaya gitu kamu

jangan bahas agama di sana, kamu jadi

anak yang paling baik aja di sana,

jangan bawa jabatan atau apapun”.

- Jadi disana berusaha menjadi injil,

soalnya menginjil gabisa, jadinya

menghidupi firman.

- Waktu dimarahin gak bantah, disuruh

apapun ya jalan, selama 1 setengah

bulan.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Pada tabel sebelumnya dijelaskan bahwa Caca tidak jadi memulai

mengaku kepada orang tuanya. Namun ia membuktikannya dengan perilakunya

kepada orang tua dan adiknya. Pada tabel 4.10 ini dijelaskan bahwa pada tahap

ini Caca mulai memasuki tahap fakta kepada adiknya. Ia mulai mengajak adiknya

berdoa hingga akhirnya adiknya juga bertobat dan menjadi seorang agama

Kristen.

Perubahan hidup Caca terus ditunjukkan kepada ibunya. Caca juga

sempatmenanyakan kepada pemimpin rohaninya bagaimana yang harus ia

lakukan. Setelah mendapat nasihat akhirnya Caca memutuskan untuk melakukan

Page 68: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

105 Universitas Kristen Petra

perubahan hidup yang nyata agar orang tuanya melihat bahwa benar-benar ia

menjadi seorang Kristen yang baik dan benar. Misalkan tidak pernah membantah

lagi, mau melakukan apa yang disuruh ibunya.

Tabel 4.11 Bracketing data informan 2 – Caca, tingkatan self disclosure opini

Tingkatan self

disclosure Pertanyaan Jawaban Informan

Opini

(Opinion)

Dulu awal ngaku

sama mama papa

gimana cara

ngomongnya?

- Setelah itu, liburan selanjutnya

akhirnya pulang lagi ke rumah. Nah

selama perjalanan Desember ke Juli

(waktu di Surabaya) mama sering

telpon. Cece wes gak kayak biasa,

biasane bentak-bentak, sekarang

berusaha seceria mungkin meskipun

secapek apapun dan ngomong Caca

sayang mama. Walaupun ndak

gampang. Dan disitu kita jadi sering

cerita sih.

- Sampe liburan Juli-Agustus mama ajak

ngomong lagi “mama gakpapa kamu

masuk agama itu. Mama gakpapa wes

an lek kamu sama adekmu mau pindah

agama, mama lepasno. Yang penting

kalian jadi pribadi yang lebih baik”

- Cece reaksi awalnya bingung sih.

Kayak gak berani tanya opo’o, soalnya

takut berubah pikiran.

- Dari situ cece cuma percaya kalo mama

itu ngelihat perubahan sikapnya,

perubahan kehidupan kita.

Page 69: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

106 Universitas Kristen Petra

- Edo, yang pisah rumah dari mama papa

pun itu juga menerapkan hal yang sama

juga. Kayak ditelpon dia berusaha baik.

Dulu waktu

mama mulai

ngomong, itu

bagaimana setting

nya ce? Apakah

lagi duduk bareng

lalu tiba-tiba

diajak omong

atau gimana?

- Waktu mama ngomong yang di liburan

pertama sama kedua itu sama-sama

waktu kita mau tidur. Soalnya kan aku

sekamar sama mama, papa sekamar

sama Edo.

- Waktu mau tidur memang tiba-tiba

ngomong “Caca…” baru ngomong. Itu

sambil tiduran sih.

- Mama memang selalu ambil momen itu

buat membahas, waktu-waktu ngomong

seriusnya ya emang sewaktu mau tidur

itu selalu. Jadi waktu itu bingung

pertama yang dibilang gak boleh,

padahal momen yang sama cece mau

ngaku ke mama.

Emang apa yang

membuat cece

mau dan harus

ngaku ke orang

tua?

- Cece menganggap bahwa sesuatu harus

diungkapkan, kebenaran harus

diungkapkan. Cece pengen ngomong

kalo aku pindah agama ini bukan karna

konco-koncku tapi ya aku merasa

Tuhan itu hidup disini.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Pada tahap opini, terlihat pada tabel 4.11 bahwa perubahan hidup terus

ditunjukkan Caca walaupun ia berada di kota yang berbeda. Setelah pulang,

akhirnya ibunya dulu yang mengatakan bahwa ia memperbolehkan untuk pindah

agama.

Caca mengungkapkan bahwa ibunya selalu memulai bicara saat mereka

sudah mau tidur, karena itulah saat-saat dimana mereka bisa berdua dan berbicaa

secara serius. Caca mengaku bahwa sebenarnya ia ingin mengaku karena ia ingin

Page 70: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

107 Universitas Kristen Petra

membuktikan bahwa ia ikut ke gereja Kristen bukan karena ikut-ikutan tapi

karena pengalaman pribadinya dengan Tuhan yang ia rasakan.

Tabel 4.12 Bracketing data informan 2 – Caca, tingkatan self disclosure perasaan

Tingkatan self

disclosure Pertanyaan Jawaban Informan

Perasaan

(Feeling)

Dulu awal ngaku

sama mama papa

gimana cara

ngomongnya?

- Sebelum liburan ketiga mama sempet

cerita kalo ketemu temen.

- Kan kita berdoa, buat menangno mama

itu waktunya sangat singkat, karena

kita cuma ketemu 1 setengah bulan

dalam 6 bulan sekali.

- Terus mama tiba-tiba ndek telepon itu

sharing kalo mama ketemu satu temen

yang jadi sahabatnya sampe sekarang.

Namanya ai jahit, kita manggil itu

soalnya dia tukang jahit. Dan dia orang

Kristen.

- Mama cerita kalo mama sering

mengeluhkan kehidupannya ke ai jahit.

Dan banyak dinasihati ai jahit sampe

akhirnya mama sadar kalo hidupnya

masih banyak yang harus disyukuri.

- Setelah mama cerita ini aku sama

adikku sueneng pol pokoknya, ngeliat

mama juga udah ke gereja Kristen

bareng ai jahit ini.

- Akhirnya liburan ketiga kita udah

gereja bareng ke gereja Kristen. Dan

papa juga ikut.

Jadi sebenarnya,

cece

- Iya, jadi gak pernah keluar kata-kata

“udah pindah”. Tapi dari apa yang cece

Page 71: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

108 Universitas Kristen Petra

mengungkapkan

dengan

perbuatan?

lakukan itu semua udah bisa

membuktikan, dan lewat perubahan

hidup juga kan.

Setelah akhirnya

sama-sama

Kristen, hal apa

yang dirasakan

berbeda dari

sebelumnya ce?

- Akhirnya papa setelah itu mau dibaptis

tahun lalu (2015) dan sekarang mama

papa sungguh-sungguh juga dalam

Tuhan. Sekarang mereka ikut CG

(Connect Group) dan pelayanan.

- Bedanya jauh banget, dari liburan

ketiga udah kerasa banget, udah lebih

sabar sama papa, suasana rumah lebih

hangat. Lebih gampang peluk mama

papa.

- Dulu itu meja makan itu kayak

kuburan, kalo makan ya makan, gak

ada satupun yang ngomong. Tapi justru

sekarang meja makan itu tempat kita

ngobrol. Sekarang juga isa gandengan

dan doa bareng, gentian.

- Mama juga lebih lihai sekarang dari

aku, kalo telepon bisa ngomong

“jangan lupa quality time sama

adekmu”. Sekarang mama juga lebih

sering yang bagi firman ke kita.

Kalo sama

saudara sepupu

itu gimana reaksi

mereka?

- Ya… hahaha udah dianggap gila sih

sama keluarga. Sempet dibilang “hih

gila ta? Aku sekali Katolik ya tetep

Katolik”. Padahal ya Katolik yang

setengah Buddha, yang masih

sembayangan.

Page 72: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

109 Universitas Kristen Petra

Sampe sekarang

dari mama papa

masih ada yang

disembunyiin ga?

- Sudah gaada sama sekali. Sekarang

sudah kayak temen, kayak sahabat.

Soalnya apa-apa kan cerita ke mama.

Terakhir ce, kalo

dari agama

Katolik,

konsekuensi kalo

pindah dari

agama Katolik itu

gimana?

- Waduh gaktau kalo itu. Soalnya

daridulu sebenernya kan Katolik yang

gak sungguh-sungguh. Walopun udah

aktif, udah sakramen krisma ya tetep

aja ga sungguh-sungguh karena itu

cuma tuntutan.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Pada tahap perasaan, Caca dan ibunya mulai menjadi lebih dekat satu

sama lain. Ia mengatakan bahwa ibunya sering sharing sampai akhirnya ibunya

juga menjadi agama Kristen. Jadi sebenarnya proses yang Caca lewati untuk

mengaku tidak secara langsung namun dengan perbuatan yang membuktikan dia

sudah berubah dan menjadi seorang agama Kristen.

Dampak yang ia rasakan setelah akhirnya bisa benar-benar diterima

orang tuanya adalah ada perubahan hidup keluarganya yang semakin harmonis.

Mereka sekeluarga menjadi sering cerita dan mengungkapkan kasih sayang satu

sama lainnya. Pada akhirnya juga, ayah Caca yang sangat keras, tahun 2015 sudah

menjadi orang Kristen dan sekarang sekeluarga sudah bersungguh-sungguh

dalam Tuhan.

Selain itu, keluarga besar Caca justru semakin menolak keluarga Caca.

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, keluarga mereka sangat fanatik.

Sehingga keluarga Caca dianggap gila karena sudah pindah agama Kristen.

Setelah Caca, akan dijabarkan pula tingkatan self disclosure yang

dilakukan oleh Vina, seorang yang dulunya beragama Islam kepada orang tuanya.

Page 73: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

110 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.13 Bracketing data informan 3 – Vina, tingkatan self disclosure klise

Tingkatan self

disclosure Pertanyaan Jawaban Informan

Klise (Cliches) Waktu itu, kapan

Vina mulai ngaku

ke mama papa

kalo sudah pindah

agama?

- Kalo kapan, sama papa itu sebenernya

gak sengaja waktu itu ce. Jadi pulang

ret-ret kader PELMA 2015, selisih 3

bulan dari pindah agama.

- Aku wes cuapek to, baru pulang ret-ret

baru pulang kos papa itu telepon. “Dari

mana?” baru bilang “dari camp pa”.

Setelah itu ya ngobrol-ngobrol biasa.

- Nah kalo sama mama ce, secara gak

langsung pas aku ngobrol ndek rumah.

Pas ngobrol-ngobrol aja karena mama

ngerasa berbeda. Awalnya itu ndak

merencanakan. Cuma setelah

berjalannya waktu, jalan terus dan

waktu ngomong ini kok kayaknya ini

saat yang pas buat aku ngaku ya.

Waktu itu sama

mama papa masih

saling kontak?

- Masih ce, seperti biasa, tapi ya

menyembunyikan kalo sudah pindah

agama

- Tapi dari sini mama ngerasa udah beda

karena aku sudah ndak pernah

ngucapin “Assalamualaikum”,

“Alhamdulilah” dan lain-lain ke mama.

Ini papa yang ngomong ke aku.

Waktu baru mau

ngaku ke mama

papa, apa yang

kamu rasain?

- Deg-degan puol. Pokoknya wes aku

sebelum ngomong juga berdoa minta

tuntunan Tuhan, sampe aku bener-

bener mikir sebelum mengeluarkan

kata-kata.

Page 74: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

111 Universitas Kristen Petra

Sebelumnya kan

takut banget,

menyembunyikan

juga kan. Apa

yang membuat

kamu kok pada

akhirnya

mengaku?

- Soalnya mikir aja ce, mosok selamanya

mau menutupi ini dari mama. Aku

harus kasi tanda-tanda.

- Dan dari papa ngomong juga kalo

mama maunya denger dari aku yang

mulai bicara tentang hal ini.

- Ndak tenang aja, kan bohong, tambah

jauh juga soalnya gakbisa cerita.

Soalnya dari dulu sejak kecil, pulang

sekolah pasti duduk berdua buat cerita.

Nah kalo sekarang gak bisa.

Kenapa kok pada

awalnya gak takut

untuk cerita ke

papa?

- Soalnya aku tau ce papa itu gak peduli

soal agama. Dia pasti mendukung yang

menjadi keputusanku. Toh itu

tanggung jawab masing-masing, papa

bilang gitu. Papa juga dulu sebelum

nikah sama mama itu agama Kristen

juga.

- Kalo mama aku tau pasti gak

dibolehin, jadi deg-degan.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Pada tabel 2.13 dijabarkan bahwa untuk self disclosure Vina kepada

ayah dan ibunya dilakukan pada waktu yang berbeda. Ia mulai mengaku kepada

ayahnya tidak disengaja, karena ayahnya yang terus menanyakan kepada Vina

hingga akhirnya ia harus mengaku bahwa sudah pindah agama Kristen. Vina

menjelaskan bahwa ia tidak begitu takut untuk cerita kepada ayahnya dan

langsung mau mengaku karena ia tahu bahwa ayahnya tidak mempedulikan soal

agama. Bahkan sebenarnya ayahnya beragama Kristen sebelum akhirnya menjadi

agama Islam saat menikah dengan ibu Vina.

Berbeda dengan ayahnya, Vina mulai mengaku kepada ibunya pada saat

ia sedang liburan dan berada di rumah. Ibunya mengajak Vina bicara dan setelah

Page 75: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

112 Universitas Kristen Petra

beberapa lama berbicara, Vina berpikir untuk mulai mengaku. Hal ini mulai ia

pikirkan karena ia melihat momen yang pas untuk mulai mengaku kepada ibunya.

Vina mengaku bahwa ia sangat takut untuk mengaku, namun tetap harus

mengungkapkan karena tidak selamanya hal ini disembunyikan dari ibunya. Ia

merasa juga bahwa ia lebih takut kepada ibunya karena ia tahu bahwa ibunya

tidak memperbolehkan. Maka dari itu ia mulai berpikir untuk mengaku kepada

ibunya setelah ia mengaku kepada ayahnya melalui telepon.

Tabel 4.14 Bracketing data informan 3 – Vina, tingkatan self disclosure fakta

Tingkatan self

disclosure Pertanyaan Jawaban Informan

Fakta (Fact) Dulu awal ngaku

sama mama papa

gimana cara

ngomongnya?

- Endingnya papa tanya “gak pergi ke

gereja?” aku jawab “endak”. Baru papa

bilang “halah ndak usah bohong ke

papa, kalo pergi ya ndakpapa”. Aku

tetep jawab “endak” ce.

- Akhirnya disitu, aku pertama mulai

mempertanyakan ajaran-ajaran Islam

dulu. Jadi ya diskusi dulu misal “oh ya

ma, kok adek ada pertanyaan ini ya ma

kayak kok ceritanya yang disampaikan

ke kita selama SD SMP SMA sama

seharusnya yang di buku itu kok beda

ya ma? Banyak yang beda dan gak

diungkapin”. Terus ya mama bilang

“ya mama ga tau sih, yawes ini lah, ini

agama keturunan kita”. Tak jawab gini

to ce “lo mah, kalo kayak gitu, terus

kalo seumpama nenek moyang kita,

kakek nenek salah ya kita salah dong?

Kalo kita ndak caritau sendiri?

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Page 76: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

113 Universitas Kristen Petra

Pada tahap yang selanjutnya, Vina mulai masuk lebih dalam pada

tingkatan self disclosure ini. Ayahnya terus bertanya kepada Vina apakah ia pergi

ke gereja. Vina terus tidak mau mengaku karena ia takut ayahnya akan

mengatakan kepada ibunya bahwa ia sudah pindah agama.

Berbeda dengan ibunya, Vina yang sudah ingin mengaku mulai dengan

pertanyaan-pertanyaannya mengenai ajaran agama Islam. Namun setelah ibunya

menjawab dan tidak memuaskannya, Vina terus bertanya kepada ibunya bahwa

apabila nenek moyang salah apakah kita tetap salah dan tidak cari kebenaran. Hal

ini diungkapkan Vina tepat sebelum ia mengaku.

Tabel 4.15 Bracketing data informan 3 – Vina, tingkatan self disclosure opini

Tingkatan self

disclosure Pertanyaan Jawaban Informan

Opini

(Opinion)

Dulu awal ngaku

sama mama papa

gimana cara

ngomongnya?

- Terus papa tanya lagi ““ah mosok?

Selama ini di Surabaya gak pernah ke

gereja?”. Akhirnya aku ngaku ce “ya

pernah sih pah”. Dijawab papa “oh

kenapa? Wes pindah ta?” digitukno ce.

Awalnya aku tetep ndak mau ngaku,

tapi kayak papa mancing-mancing

terus, jadinya kebawa deh.

- “Sekarang adek mau ngomong, mau

belajar dulu agama ini, kedua agama

ini, belum memutuskan untuk pindah

tapi untuk lebih belajar lah untuk

mendalami yang mana yang bener

sebenarnya” gitu ce. Padahal ya waktu

itu sudah pindah kan hahaha.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Pada tabel 2.15 terlihat bahwa pada tingkatan opini, Vina mulai

mengungkapkan kepada kedua orang tuanya bahwa ia sudah pindah agama.

Setelah ia terus ditanya oleh ayahnya, akhirnya Vina mengaku bahwa ia pernah

ke gereja. Setelah dari itu, Vina menyadari bahwa ayahnya sudah merasa ia sudah

Page 77: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

114 Universitas Kristen Petra

pindah agama. Maka dari itu ayahnya lanjut bertanya apakah Vina sudah pindah

agama atau belum.

Berbeda dengan ibunya, Vina yang sudah banyak menanyakan

keraguannya, akhirnya mengaku kepada ibunyabahwa ia ingin terlebih dahulu

belajar mengenai kedua agama ini. Ia ingin mendalami agama Islam dan Kristen

dan mencari mana dari kedua agama ini yang benar. Padahal waktu itu Vina

dalam keadaan sudah beragama Kristen.

Tabel 4.16 Bracketing data informan 3 – Vina, tingkatan self disclosure perasaan

Tingkatan self

disclosure Pertanyaan Jawaban Informan

Perasaan

(Feeling)

Dulu awal ngaku

sama mama papa

gimana cara

ngomongnya?

- Akhirnya ngomong deh “ya sekarang

aku sudah bener-bener yakin dan

percaya kalo Yesus itu Tuhan dan Juru

Selamatku. Dan sekarang udah

memutuskan untuk ke Kristen, jadi

sekarang udah ke gereja pa”. Akhirnya

dijawab papa “ooo, yawes gakpapa,

papa ndak mempermasalahkan kok”

- Terus mama ngomong “ya tapi kamu

lebih condong ke Kristen kan?”

- Aku cuma diem ce. Aku wes ndak

ngomong apa-apa. Terus ya

ngomongnya “ya pokoknya adek lagi

belajar, lagi mendalami, yang bener

yang mana”.

- Habis gitu mama diem aja dan bilang

“yaudah lah ini dibahas nanti aja kalo

kamu sudah selesai kuliah, mama ndak

pengen denger ini saat ini.”

- Mama juga bilang “ya belajaro banyak-

banyak aja gakpapa, toh nanti kita juga

Page 78: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

115 Universitas Kristen Petra

harus diskusi dulu buat ambil

keputusan ini”. Jadi mama gak mau

sepihak sih dalam keputusanku.

- Diskusinya ke mama itu seperti apa

yang jadi pertanyaan-pertanyaanku itu

nanti dibahas, didiskusikan bareng.

Mama maunya harus menjelaskan

dulu, entah usaha membawa aku ke

Kyai, atau orang yang pengetahuan

agama Islam pokoknya usahanya

mama sampe bener-bener aku bertahan

apa ndak.

Kenapa mama

maunya

membahas setelah

selesai kuliah?

- Karena mama menganggap kalo aku

lagi di zona nyamanku. Lingkungan,

temen-temen, organisasi, semuanya itu

lingkungan Kristen semua. Takutnya

mama aku cuma ikut-ikut tok, nanti

kalo udah keluar dan masuk ke

lingkungan orang Islam malah balik

lagi, malah gak bener kan.

- Pikirnya mama nanti juga dibilang apa

sama keluarga. Sudah sekolahin jauh-

jauh, di kampus Kristen, ya anaknya

ikut. Habis gitu sudah bayar mahal-

mahal juga ujung-ujungnya anaknya

pindah. Nah mama itu gakmau disalah-

salahin keluarga.

Pengaruhnya

setelah ngaku ke

mama papa

gimana?

- Dari situ aku sama papa malah tambah

deket. Malah kebalikan dulu deketnya

sama mama, sekarang sama papa.

Sering cerita juga sama papa.

Page 79: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

116 Universitas Kristen Petra

- Kalo ke mama ya kebalikan kaya ke

papa dulu, gak bisa cerita, takut

keceplosan. Soalnya dulu pernah

keceplosan. Akhirnya ya jauh sama

mama gara-gara ini.

Setelah ngaku,

ada hal yang

masih

disembunyikan

ga?

- Kalo sama mama ya pergi ke gereja

masih disembunyiin.

- Kalo papa sih sudah tau semuanya,

kadang bilang lagi ikut CG, organisasi,

dan lain-lain.

Terus kamu kan

dari agama Islam,

konsekuensi kalo

pindah dari agama

Islam yang kamu

tau itu gimana?

- Kalo di Islam ce, pasti dianggap

murtad, masuk neraka. Dan lebih

parahnya lagi yang islamnya itu kuat,

bisa-bisa ditolak dari keluarganya ce.

Apa kamu gak

takut nerima

konsekuensi itu?

- Ya kalo yang ditolak keluarga pasti

takut ce, makanya sampe sekarang kan

masih menutupi dari mama.

- Kalo yang murtad dan masuk neraka

sih ndak begitu menghiraukan ce.

Karena sudah percaya sama Tuhan

Yesus.

- Bahkan ya aku sudah dibilang gitu juga

sama temen-temen aku, gak peduli.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Pada tabel 4.16 menjelaskan mengenai tahap terakhir Vina melakukan

self disclosure. Pada tahap perasaan ini Vina mulai mengungkapkan apa yang

benar-benar dari dalam hatinya untuk disampaikan kepada orang tuanya. Apabila

dengan ayahnya, Vina akhirnya mengatakan bahwa ia sudah percaya Tuhan

Yesus sebagai Juru Selamat pribadinya. Kemudian Vina juga mengatakan bahwa

Page 80: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

117 Universitas Kristen Petra

ia sudah pergi ke gereja. Ayahnya mengatakan bahwa ia tidak

mempermasalahkan kepindahan agama Vina.

Berbeda dengan ibunya, Vina yang setelah mengungkapkan bahwa ia

ingin belajar akhirnya dijawab ibunya “ya tapi kamu lebih condong ke Kristen

kan?”. Vina tidak bisa berkata-kata dan ia akhirnya mengatakan lagi bahwa ia

ingin belajar dan mendalami dulu agama Kristen dan Islam. Ia mengatakan ini

karena sebenarnya ia ingin mengungkapkan tapi dari dalam hatinya masih benar-

benar takut untuk mengaku yang sesungguhnya. Sehingga Vina hanya mengaku

kepada ibunya sebatas mempelajari kedua agama.

Dampak yang Vina rasakan setelah melakukan self disclosure adalah ia

menjadi semakin dekat dengan ayahnya dan menjauh dengan ibunya. Ia

mengungkapkan bahwa dulunya ia selalu cerita dengan ibunya, namun semenjak

ini ia selalu bercerita kepada ayahnya karena ayahnya sudah mengetahui

semuanya mengenai Vina. Ia juga masih menyembunyikan kepada ibunya sampai

sekarang bahwa ia sudah pindah agama dan setiap minggu ke gereja.

Vina juga mengatakan bahwa ia tidak begitu mempermasalahkan

konsekuensi yang dikatakan ajaran agama Islam bahwa ia disebut murtad dan

akan masuk neraka. Ia sekarang sudah percaya penuh kepada ajaran agama

Kristen. Namun untuk konsekuensi ditolak oleh keluarga itulah yang ditakutkan

Vina. Maka dari itu ia memutuskan untuk tidak mengaku kepada ibunya sampai

sekarang. Ia mengatakan bahwa ia akan mengaku setelah ia benar-benar mantap

dan memiliki bekal untuk bisa menjawab saat nantinya dihadapkan kepada

pemuka agama atau orang lainnya.

Setelah informan pertama sampai ketiga, akan dijelaskan tahapan self

disclosure yang dilakukan oleh Lisa, seorang yang dulu beragama Konghucu.

Tabel 4.17 Bracketing data informan 4 – Lisa, tingkatan self disclosure klise

Tingkatan self

disclosure Pertanyaan Jawaban Informan

Klise (Cliches) Dulu kapan mulai

ngaku ke papa?

- Dulu itu dari awal pindah agama sampe

ngaku itu jaraknya ada 6 bulan aku

nutup-nutupin ce.

Page 81: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

118 Universitas Kristen Petra

- Waktu pulang rumahpun sampe papa

tanya “lo tumben ce kamu gak marah-

marah?”. Terus aku jawab “lo iya ta

pa?”. Dijawablah sama papa “gaktau,

kan biasanya kamu gitu”.

- Kayak mulai saat itu baru mikir kalo

aku harus cerita nih ke papa.

Berati awal mau

cerita karena

kecurigaan papa?

- Iya. Karena waktu liburan itu yang

papa curiga aku kok gak marah-marah

lagi.

Selain hal itu,

kenapa juga

memutuskan

untuk ngaku sama

papa?

- Karena gakmau terus-menerus

berbohong dan menyembunyikan apa

yang aku alami sama papa.

- Terus juga udah gak tahan aja pengen

ngaku sama papa.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Pada tabel 4.17 Lisa mengatakan bahwa ia mengaku kepada ayahnya

setelah 6 bulan kepindahan agamanya. Pada awalnya ia tidak mau mengaku

kepada ayahnya. Namun pada saat liburan, Lisa kembali ke rumah. Setelah itu,

ayahnya mengatakan kepadanya bahwa Lisa berubah dan tidak marah-marah lagi

seperti biasanya. Karena perkataan ayahnya ini, Lisa berbicara dalam hat bahwa

ia harus segera cerita kepada ayahnya bahwa ia sudah pindah agama. Ia juga ingin

mengaku karena ia juga tidak mau terus-menerus berbohong dan

menyembunyikan apa yang ia alami.

Tabel 4.18 Bracketing data informan 4 – Lisa, tingkatan self disclosure fakta

Tingkatan self

disclosure Pertanyaan Jawaban Informan

Fakta (Fact) Dulu kapan mulai

ngaku ke papa?

-

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Page 82: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

119 Universitas Kristen Petra

Lisa saat melakukan self disclosure tidak melalui tahap fakta karena

pada saat ia mengaku, ia langsung mengungkapkan bahwa ia sudah pindah

agama.

Tabel 4.19 Bracketing data informan 4 – Lisa, tingkatan self disclosure opini

Tingkatan self

disclosure Pertanyaan Jawaban Informan

Opini

(Opinion)

Dulu kapan mulai

ngaku ke papa?

- Akhirnya aku memutuskan untuk nge

Line papa, bilang “pa, aku sudah

baptis”. Terus papa bilang “loh kok

bisa? Bukannya kamu udah dibaptis

duluan di klenteng?”.

Kenapa dulu

memilih lewat

Line?

- Soalnya itu udah di Surabaya ce. Jadi

sudah selesai liburannya, 1 atau 2

bulan setelah selesai liburan. Dan

kenapa pake nya Line soalnya emang

lebih sering chatting sama papa

daripada telepon. Jadi itu malam-

malam udah deh memberanikan diri aja

mulai chatting ke papa.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Pada tabel 4.19 bisa dilihat bahwa Lisa mengaku kepada ayahnya

melalui Line karena pada waktu itu Lisa sudah kembali kuliah di Surabaya. Ia

juga tidak menelpon ayahnya karena terbiasa berhubungan dengan ayahnya hanya

sekedar chatting melalui Line. Lisa langsung mengatakan kepada ayahnya bahwa

iasudah dibaptis tanpa basa-basi. Respon ayahnya pertama kali adalah “loh kok

bisa? Bukannya kamu udah dibaptis duluan di klenteng?”.

Page 83: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

120 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.20 Bracketing data informan 4 – Lisa, tingkatan self disclosure perasaan

Tingkatan self

disclosure Pertanyaan Jawaban Informan

Perasaan

(Feeling)

Dulu kapan mulai

ngaku ke papa?

- Jadi dulu ceritanya aku ada tugas SMA

wawancara pemuka agama. Waktu itu

aku ke klenteng untuk wawancara

Laoshi nya. Waktu wawancara aku ikut

dulu apa yang disuruh gitu kaya doa-

doanya gitu. Soalnya kan sungkan to,

udah minta tolong, jadinya ya demi

nilai. Waktu wawancara itu aku

diwawncara balik malahan ce

hahaha… Ditanya nama lah dll dan dia

tulis di kertas. Gak lama kertasnya

dibakar dan aku tanya temenku “loh itu

ngapain?”. Ternyata temenku bilang

“loh itu kan kamu di Qiu tao (dibaptis

konghucu)”. Di situ aku kaget banget

ce dan ngerasa dijebak.

- Terus ya habis itu aku jelasin semua ke

papa kalo ternyata waktu itu dijebak.

Aku cerita lengkap tentang yang

dijebak itu.

- Akhirnya di read doang sama papa itu

ce. Aku kan semakin deg-degan.

- Akhirnya aku ngomong deh “tapi pa

buat keputusanku yang ini aku udah

yakin.” Dijawab gini sama papa “kamu

yakin kan? Kalo yakin gakpapa papa

dukung, kalo gak yakin, itu yang

jangan, bikin malu kan”. Aku bales

“enggak kok pa enggak, udah bener

Page 84: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

121 Universitas Kristen Petra

udah yakin”. Akhirnya papa tanya lagi

“kok bisa memang?”

- Dan aku akhirnya cerita semua mulai

dari SD aku gini lah, SMP SMA dan

sampe sekarang aku ceritain semuanya.

Di situ akhirnya papa bener-bener read

aja. Terus ditelpon sama ii ku “loh

kamu ngomong apa aja sama papa?

Kok dia sampe nangis?”. Baru setelah

ditanyain mau gak mau cerita lah

semuanya juga ke ii. Dimarahin sih

“kamu gak salah ta?” dan aku jawab

“ndak kok, aku udah yakin dan merasa

bener aja soalnya ada hal yang beda

aja”. Akhirnya gakpapa kan sama ii.

- Besok paginya itu baru papa bales dan

bilang “yaudah kalo cece emang betul

ambil keputusan, gakpapa papa

dukung. Tapi kamu harus betul, kalo

salah jangan ya”. Dan akhirnya aku

jawab “oke pa, semangat” dan lain-lain

bahas yang lainnya.

Setelah ngaku

sama papa, ada

ngaruhnya ga?

- Ya ngaruhnya sekarang jauh lebih

deket aja sih sama papa. . Soalnya juga

didukung kan.

- Tapi akibat lainnya itu sama sepupu itu

mereka jadi agak njauhin gitu ce.

Mereka istilahnya kayak jaga jarak gitu

ke aku. Kalo yang tua-tua itu malah

kepo ke aku, kok bisa gini gitu, jadi

malah tanya-tanyain semuanya ke aku.

Tapi mereka untungnya fine aja ke aku.

Page 85: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

122 Universitas Kristen Petra

Cuman ya waktu urusan sembayang,

aku masih disuruh sembayang, padahal

sudah gakmau.

- Kemarin waktu imlekan itu ce, aku

tetep disuruh sembayang, papa

sebenernya tau kalo aku gakmau,

cuman kan itu lagi kumpul keluarga.

Jadi terpaksa sembayang sampe

akhirnya aku nangis ce waktu

sembayang. Habis dari itu akhirnya

papa bilang kalo mulai tahun depan

kumpul keluaganya gak usah di rumah

lagi, biar di rumah keluarga lainnya

aja.

Ada gak hal-hal

yang masih

disembunyiin dari

papa setelah

ngaku?

- Gak ada

Perubahan hidup

apa yang

menurutmu paling

kamu rasain?

- Gak marah-marah lagi, berusaha jadi

lebih baik lagi sih

Terakhir, kan

kamu dari

Konghucu, kamu

tau tentang

konsekuensi kalo

pindah dari agama

Konghucu itu

gimana?

- Hmmm… Kalo dari Konghucu sih

percayanya nanti gak akan masuk ke

surganya sana sih ce. Kalo Buddha kan

ada reinkarnasi dan lain-lain nah kalo

Konghucu ini ya cuma ke surganya apa

enggak gitu.

Page 86: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

123 Universitas Kristen Petra

Apa kamu gak

takut nerima

konsekuensi itu?

- Sebenernya waktu pindah itu pun

sudah gak mikir ke sana lagi, udah

percaya Tuhan Yesus juga kan jadi gak

terlalu mempermasalahkan juga sih.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Pada tahap perasaan oleh tabel 4.20 dituliskan bahwa Lisa menjawab

apa yang menjadi pertanyaan ayahnya. Ia mulai mengaku bahwa sebenarnya dulu

ia dijebak saat dibaptis agama Konghucu demi tugas SMA. Karena ayanya tidak

menanggapi, Lisa langsung mengatakan lagi bahwa ia sudah sungguh-sungguh

yakin bahwa ia pindah agama. Ayahnya lantas menanyakan kembali mengapa

bisa ia pindah agama. Setelah dari itu percakapan mereka terus berlanjut hingga

Lisa benar-benar menceritakan kronologisnya dari awal hingga akhir mengapa ia

bisa memutuskan untuk pindah agama Kristen.

Setelah melakukan self disclosure kepada ayahnya, Lisa mengaku

hubungannya dengan ayahnya semakin dekat. Tidak ada hal yang disembunyikan

lagi oleh Lisa kepada ayahnya. Bahkan ayahnya tahu bahwa Lisa tidak boleh

sembayang lagi. Dampak lain yang ia rasakan adalah sepupu-sepupu Lisa yang

dulu sangat dekat dengannya sekarang mulai menjauh dan jaga jarak dengan Lisa.

Namun hal ini tidak mengecilkan hatinya. Ia pun mengaku tidak

mempermasalahkan dengan konsekuensi agama Konghucu apabila pindah agama

karena ia sudah percaya sepenuhnya kepada Tuhan Yesus.

4.3.2.2. Horizonalizing

Horizonalizing yaitu menggabungkan temuan-temuan data yang telah

dipisahkan tadi sesuai dengan kelompoknya yang seragam (Moustakas, 1994,

p.95). Pada tahap reduksi yang kedua ini, peneliti akan membagi dalam tabel

sesuai dengan kelompoknya yang sama berdasarkan hasil reduksi bracketing.

Page 87: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

124 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.21 Horizonalizing 1

Informan

Pengelompokan

data yang

seragam

Jawaban informan

Indra Perasaan

(Apa kamu gak

takut nerima

konsekuensi itu?)

- Ya nggak sih, kan sudah percaya

Tuhan Yesus, kepercayaannya kan

beda.

Vina Perasaan

(Apa kamu gak

takut nerima

konsekuensi itu?)

- Kalo yang murtad dan masuk neraka

sih ndak begitu menghiraukan ce.

Karena sudah percaya sama Tuhan

Yesus..

Lisa Perasaan

(Apa kamu gak

takut nerima

konsekuensi itu?)

- Sebenernya waktu pindah itu pun

sudah gak mikir ke sana lagi, udah

percaya Tuhan Yesus juga kan jadi

gak terlalu mempermasalahkan juga

sih

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Tabel 4.22 Horizonalizing 2

Informan

Pengelompokan

data yang

seragam

Jawaban informan

Indra Klise

(Dulu awal ngaku

sama mama papa

gimana cara

ngomongnya?)

- Dulu sih kan awalnya takut kan mau

ngomong sama mama papa. Selama

dua minggu itu hati ndak tenang,

ndak damai sejahtera. Aku cuma

cerita sama cece aja sih kalo sudah

pindah ke agama Kristen.

- Setelah akhirnya dua minggu,

akhirnya aku memutuskan untuk

Page 88: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

125 Universitas Kristen Petra

ngomong sama mama dulu lewat

telepon.

- Waktu itu aku telepon papa, lagi di

kampus, sudah perasaan ndak

tenang, takut, pokoknya aku mau

bicara bener-bener baik sama papa

Caca Opini

(Emang apa yang

membuat cece mau

dan harus ngaku ke

orang tua?)

- Cece menganggap bahwa sesuatu

harus diungkapkan, kebenaran harus

diungkapkan. Cece pengen ngomong

kalo aku pindah agama ini bukan

karna konco-koncku tapi ya aku

merasa Tuhan itu hidup disini.

Vina Klise

(Sebelumnya kan

takut banget,

menyembunyikan

juga kan. Apa yang

membuat kamu kok

pada akhirnya

mengaku?)

- Ndak tenang aja, kan bohong,

tambah jauh juga soalnya gakbisa

cerita. Soalnya dari dulu sejak kecil,

pulang sekolah pasti duduk berdua

buat cerita. Nah kalo sekarang gak

bisa.

Klise

(Waktu baru mau

ngaku ke mama

papa, apa yang

kamu rasain?)

- Deg-degan puol. Pokoknya wes aku

sebelum ngomong juga berdoa minta

tuntunan Tuhan, sampe aku bener-

bener mikir sebelum mengeluarkan

kata-kata.

Lisa Klise

(Selain hal itu,

kenapa juga

memutuskan untuk

ngaku sama papa?)

- Karena gakmau terus-menerus

berbohong dan menyembunyikan

apa yang aku alami sama papa.

- Terus juga udah gak tahan aja

pengen ngaku sama papa.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Page 89: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

126 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.23 Horizonalizing 3

Informan

Pengelompokan

data yang

seragam

Jawaban informan

Indra Fakta

(Dulu awal ngaku

sama mama papa

gimana cara

ngomongnya?)

- Aku ngomong “jangan marah ya” itu

karena saking takutnya mau

ngomong. Kesannya kayak habis

membuat kesalahan. Tapi ya gimana

harus ngomong aja. Akhirnya

ngomong gitu buat menghindari biar

ga dimarahin, ya walopun

kemungkinan juga dimarahin.

Perasaan

(Dulu awal ngaku

sama mama papa

gimana cara

ngomongnya?)

- Baru habis itu papa jawab “ooo…

Jadi gimana dedek kalo pulang terus

sembayangnya gimana?”

Vina Perasaan

(Dulu awal ngaku

sama mama papa

gimana cara

ngomongnya?)

- Mama juga bilang “ya belajaro

banyak-banyak aja gakpapa, toh

nanti kita juga harus diskusi dulu

buat ambil keputusan ini”. Jadi

mama gak mau sepihak sih dalam

keputusanku.

Lisa Perasaan

(Dulu kapan mulai

ngaku ke papa?)

- Akhirnya aku ngomong deh “tapi pa

buat keputusanku yang ini aku udah

yakin.” Dijawab gini sama papa

“kamu yakin kan? Kalo yakin

gakpapa papa dukung, kalo gak

yakin, itu yang jangan, bikin malu

kan”. Aku bales “enggak kok pa

enggak, udah bener udah yakin”.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Page 90: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

127 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.24 Horizonalizing 4

Informan

Pengelompokan

data yang

seragam

Jawaban informan

Indra Perasaan

(Dulu awal ngaku

sama mama papa

gimana cara

ngomongnya?)

- Setelah itu baru papa jawab “ooo…

Yasudah dijalani saja, nantik kalo

pulang Makassar dijalani saja. Kalo

emang gabisa sembayang yaudah

gapapa”. Itu kata papa. Dan aku

kaget pol kok ternyata papa

responnya gini. Gak marah dan gak

sesuai ekspektasiku kalo ternyata

boleh sama papa.

- Setelah akhirnya ngaku sama papa,

udah dibolehin, rasanya itu plong

banget, lega banget pokoknya.

Apalagi dengan reaksi papa mama

yang ternyata bolehin, ndak sesuai

ekspektasiku dimarahin lah atau gak

dibolehin.

Caca Opini

(Dulu awal ngaku

sama mama papa

gimana cara

ngomongnya?)

- Sampe liburan Juli-Agustus mama

ajak ngomong lagi “mama gakpapa

kamu masuk agama itu. Mama

gakpapa wes an lek kamu sama

adekmu mau pindah agama, mama

lepasno. Yang penting kalian jadi

pribadi yang lebih baik”

Vina Perasaan

(Dulu awal ngaku

sama mama papa

gimana cara

ngomongnya?)

- Akhirnya ngomong deh “ya sekarang

aku sudah bener-bener yakin dan

percaya kalo Yesus itu Tuhan dan

Juru Selamatku. Dan sekarang udah

memutuskan untuk ke Kristen, jadi

Page 91: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

128 Universitas Kristen Petra

sekarang udah ke gereja pa”.

Akhirnya dijawab papa “ooo, yawes

gakpapa, papa ndak

mempermasalahkan kok”

Lisa Perasaan

(Dulu kapan mulai

ngaku ke papa?)

- Besok paginya itu baru papa bales

dan bilang “yaudah kalo cece emang

betul ambil keputusan, gakpapa papa

dukung. Tapi kamu harus betul, kalo

salah jangan ya”. Dan akhirnya aku

jawab “oke pa, semangat” dan lain-

lain bahas yang lainnya.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Tabel 4.25 Horizonalizing 5

Informan

Pengelompokan

data yang

seragam

Jawaban informan

Indra Perasaan

(Setelah ngaku

sama mama papa,

ada ngaruhnya ga?)

- Jujur aku ndak pernah merasa kalo

papa mama dateng ke Surabaya, itu

bener-bener pengen deket terus sama

orang tua. Bukan karena rindu atau

udah lama ndak ketemu sih, tapi

pribadi cuma mau nunjukin ke

mereka kalo kasih Tuhan itu seperti

ini, melalui aku.

Caca Perasaan

(Setelah akhirnya

sama-sama Kristen,

hal apa yang

dirasakan berbeda

- Bedanya jauh banget, dari liburan

ketiga udah kerasa banget, udah

lebih sabar sama papa, suasana

rumah lebih hangat. Lebih gampang

peluk mama papa.

Page 92: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

129 Universitas Kristen Petra

dari sebelumnya

ce?)

- Dulu itu meja makan itu kayak

kuburan, kalo makan ya makan, gak

ada satupun yang ngomong. Tapi

justru sekarang meja makan itu

tempat kita ngobrol. Sekarang juga

isa gandengan dan doa bareng,

gentian.

- Mama juga lebih lihai sekarang dari

aku, kalo telepon bisa ngomong

“jangan lupa quality time sama

adekmu”. Sekarang mama juga lebih

sering yang bagi firman ke kita.

Vina Perasaan

(Pengaruhnya ke

papa mama

gimana?)

- Dari situ aku sama papa malah

tambah deket. Malah kebalikan dulu

deketnya sama mama, sekarang

sama papa. Sering cerita juga sama

papa.

Lisa Perasaan

(Setelah ngaku

sama papa, ada

ngaruhnya ga?)

- Ya ngaruhnya sekarang jauh lebih

deket aja sih sama papa. . Soalnya

juga didukung kan.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Tabel 4.26 Horizonalizing 6

Informan

Pengelompokan

data yang

seragam

Jawaban informan

Indra Perasaan

(Perubahan hidup

apa yang paling

kamu rasain?)

- Kalo sama keluarga besar, ini yang

msih belum bisa mereka terima sih.

Apalagi papaku 16 bersaudara dan

semuanya Buddha yang sungguh-

Page 93: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

130 Universitas Kristen Petra

sungguh, sembayangnya beneran

sungguh-sungguh.

Caca Perasaan

(Kalau sama

saudara sepupu itu

gimana reaksi

mereka?)

- Ya… hahaha udah dianggap gila sih

sama keluarga. Sempet dibilang “hih

gila ta? Aku sekali Katolik ya tetep

Katolik”. Padahal ya Katolik yang

setengah Buddha, yang masih

sembayangan.

Vina Perasaan

(Kenapa mama

maunya bahasnya

setelah selesai

kuliah?)

- Pikirnya mama nanti juga dibilang

apa sama keluarga. Sudah sekolahin

jauh-jauh, di kampus Kristen, ya

anaknya ikut. Habis gitu sudah bayar

mahal-mahal juga ujung-ujungnya

anaknya pindah. Nah mama itu

gakmau disalah-salahin keluarga.

Perasaan

(Apa kamu gak

takut nerima

konsekuensi itu?)

- Bahkan ya aku sudah dibilang gitu

juga sama temen-temen aku, gak

peduli.

Lisa Perasaan

(Setelah ngaku

sama papa, ada

ngaruhnya ga?)

- Tapi akibat lainnya itu sama sepupu

itu mereka jadi agak njauhin gitu ce.

Mereka istilahnya kayak jaga jarak

gitu ke aku.

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Page 94: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

131 Universitas Kristen Petra

4.3.2.3. Horizon

Horizon adalah tahap ketiga dari proses reduksi fenomenologi. Tahap

ini akan menemukan esensi dari fenomena yang murni atau sudah terlepas dari

persepsi orang lain. Data yang telah ditemukan dari horizonalizing akan

dikelompokkan ke dalam tema-tema tertentu dan diorganisasikan ke dalam

deskripsi dari fenomena yang relevan (Kuswarno, 2009, p.52).

i. Tema 1 Iman akan Tuhan Yesus: Percaya Tuhan Yesus

Tabel 4.27 Horizon 1

Pengelompokan

temuan data Informan Jawaban informan Interpretasi

Iman akan Tuhan

Yesus: Percaya

Tuhan Yesus

Indra - Ya nggak sih, kan sudah

percaya Tuhan Yesus,

kepercayaannya kan

beda.

Percaya

Tuhan Yesus

Vina - Kalo yang murtad dan

masuk neraka sih ndak

begitu menghiraukan ce.

Karena sudah percaya

sama Tuhan Yesus..

Percaya

Tuhan Yesus

Lisa - Sebenernya waktu

pindah itu pun sudah gak

mikir ke sana lagi, udah

percaya Tuhan Yesus

juga kan jadi gak terlalu

mempermasalahkan juga

sih

Percaya

Tuhan Yesus

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Pada tabel 4.30 bisa dilihat bahwa informan memiliki kepercayaan

kepada Tuhan Yesus. Menurut Heirich (dalam Firmanto, 2012, p.18) konversi

agama adalah suatu tindakan dengan mana seseorang atau kelompok masuk atau

Page 95: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

132 Universitas Kristen Petra

berpindah ke suatu sistem kepercayaan atau perilaku yang berlawanan dengan

kepercayaan sebelumnya. Sedangkan menurut Rambo R. Lewis (dalam Firmanto,

2012, p.23) konversi agama merupakan perubahan sederhana dari adanya sistem

keyakinan terhadap suatu komitmen iman atau keyakinan.

Dalam bukunya, Stephen Tong (1989, p.12) menjelaskan bahwa iman

dan agama memiliki suatu ikatan yang tidak mungkin dipisahkan. Tidak ada

agama yang tanpa iman dan tidak ada iman yang tanpa sifat agama. keduanya

mempunyai hubungan yang sangat erat, sehingga tidak dapat dipisahkan. Jika

agama sudah kehilangan iman, agama hanya menjadi semacam topeng yang berisi

pengetahuan misterius. Sebaliknya, jika iman tanpa agama, iman tidak

mempunyai sarana dan tidak mempunyai kelengkapan yang sesungguhnya.

Dari pernyataan di atas bisa disimpulkan bahwa seseorang pada

mulanya yang pindah ke agama Kristen, terlebih dahulu percaya kepada Tuhan

Yesus. Iman ini muncul saat mereka percaya kepada Tuhan dan semenjak mereka

percaya, mereka sudah pindah ke agama Kristen. Seperti dijelaskan Lewis bahwa

konversi agama adalah perubahan dari adanya sistem keyakinan terhadap suatu

komitmen iman atau keyakinan. Dengan adanya komitmen iman dan berpindah

kepercayaan yang berlawanan, maka seseorang sudah berpindah agama. Adanya

status mereka yang sudah pindah agama dan tidak memberitahu orang tuanya,

maka otomatis dibutuhkan self disclosure kepada orang tua mereka.

Iman yang dimiliki informan juga tidak terlepas dari agama Kristen

karena mereka percaya kepada Tuhan Yesus, dan iman orang Kristen adalah

mempercayai Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat pribadi masing-masing orang.

ii. Tema 2 Kesiapan Hati Pribadi: Jujur dan Berani

Tabel 4.28 Horizon 2

Pengelompokan

temuan data Informan Jawaban informan Interpretasi

Kesiapan hati

pribadi: Jujur

dan berani

Indra - Dulu sih kan awalnya

takut kan mau ngomong

sama mama papa.

Jujur dan

Berani

Page 96: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

133 Universitas Kristen Petra

Selama dua minggu itu

hati ndak tenang, ndak

damai sejahtera. Aku

cuma cerita sama cece

aja sih kalo sudah

pindah ke agama

Kristen.

- Setelah akhirnya dua

minggu, akhirnya aku

memutuskan untuk

ngomong sama mama

dulu lewat telepon.

- Waktu itu aku telepon

papa, lagi di kampus,

sudah perasaan ndak

tenang, takut, pokoknya

aku mau bicara bener-

bener baik sama papa

Caca - Cece menganggap

bahwa sesuatu harus

diungkapkan, kebenaran

harus diungkapkan.

Cece pengen ngomong

kalo aku pindah agama

ini bukan karna konco-

koncoku tapi ya aku

merasa Tuhan itu hidup

disini.

Berani

Vina - Ndak tenang aja, kan

bohong, tambah jauh

juga soalnya gakbisa

cerita. Soalnya dari dulu

Jujur dan

berani

Page 97: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

134 Universitas Kristen Petra

sejak kecil, pulang

sekolah pasti duduk

berdua buat cerita. Nah

kalo sekarang gak bisa.

- Deg-degan puol.

Pokoknya wes aku

sebelum ngomong juga

berdoa minta tuntunan

Tuhan, sampe aku

bener-bener mikir

sebelum mengeluarkan

kata-kata.

Lisa - Karena gakmau terus-

menerus berbohong dan

menyembunyikan apa

yang aku alami sama

papa.

- Terus juga udah gak

tahan aja pengen ngaku

sama papa.

Jujur

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Pada tabel 4.27 dijelaskan mengenai pengelompokan temuan data yang

ditemukan adalah kesiapan hati pribadi. Setiap informan sebelum melakukan self

disclosure terlebih dahulu menyiapkan diri mereka untuk bisa mengaku kepada

orang tua mereka. Menurut DeVito (2007, p.72) salah satu faktor yang

mempengaruhi self disclosure adalah siapa diri kita. DeVito mengatakan bahwa

orang yang merasa nyaman dalam berkomunikasi akan membuka dirinya lebih

sering dengan harapan orang lain akan lebih terbuka dan berpikir positif untuk

membuka diri.

Menurut Hardjana (2003, p.47) sebagai makhluk rohani, kita memiliki

kemampuan untuk merefleksikan diri sendiri. Kita dapat membuat pemisahan

Page 98: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

135 Universitas Kristen Petra

antara diri kita sebagai subjek dan objek. Karena itu kita dapat mengadakan

komunikasi diri sendiri atau komunikasi intrapersonal. Dalam komunikasi

intrapersonal, seseorang melakukan meditasi, yaitu kegiatan mental terstruktur,

dilakukan selama jangka waktu tertentu, untuk menganalisis, menarik kesimpulan

dan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk menyikapi, menentukan

tindakan atau penyelesaian masalah pribadi, hidup dan perilaku (Hardjana, 2003,

p.52).

Selain bermeditasi, seseorang melakukan komunikasi intrapersonal juga

dengan mendengarkan hati nurani. Didefinisikan oleh Hardjana (2003, p.58)

bahwa hati nurani adalah kesadaran akan baik atau buruknya secara moral

perbuatan-perbuatan konkret kita. Hati nurani juga menilai perbuatan yang akan

kita lakukan. Terbentuknya hati nurani dipengaruhi oleh faktor pribadi misal

pengasuhan dalam keluarga, pengalaman hidup, pendidikan yang akhirnya

mempengaruhi visi, misi dan persepsi hidup.

Dari data yang ditemukan, proses self disclosure masing-masing

informan diawali dengan perasaan gelisah, tidak tenang, tidak damai sejahtera.

Bahkan ada yang menganggap dirinya telah berbohong kepada orang tuanya.

Perasaan-perasaan ini memicu masing-masing informan untuk melakukan self

disclosure kepada orang tuanya. Karena perasaan gelisah, tidak tenang dan tidak

damai sejahtera ini, setiap informan pasti melakukan persiapan sebelum mereka

akhirnya mengaku kepada orang tuanya. Dalam hal ini, mereka akan

mempersiapkan bagaimana cara mereka untuk berbicara dengan sebaik-baiknya

kepada orang tuanya.

Dari data ini, bisa dilihat bahwa ada komunikasi intrapribadi bagi

masing-masing informan. Mereka melakukan meditasi yang dalam jangka waktu

tertentu mereka menganalisis apa yang harus mereka katakan kepada orang tua,

kapan akan mulai self disclosure, bagaimana mengungkapkannya, lalu

menganalisis kira-kira bagaimana reaksi orang tuanya, kemudian setelah itu

mereka mengambil langkah untuk menyikapi dan bertindak dari apa yang telah

mereka pikirkan. Masing-masing informan memiliki jangka waktu yang berbeda-

beda. Ini kembali lagi dari bagaimana proses komunikasi intrapersonal mereka

masing-masing.

Page 99: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

136 Universitas Kristen Petra

Selain itu, mereka juga mendengarkan isi hati nurani mereka saat

berpikir untuk ingin mengungkapkan bahwa mereka sudah pindah agama kepada

orang tuanya. Para informan sendiri menganggap bahwa mereka sudah berbohong

kepada orang tua, bahkan berkhianat. Mereka menganggap bahwa mereka sudah

berbohong dan berkhianat atas dasar hati nurani mereka yang melihat bahwa

perbuatan yang telah mereka lakukan, yaitu pindah agama dengan tidak meminta

ijin sama saja dengan berbohong dan berkhianat kepada orang tua yang semenjak

kecil sudah memberi ajaran dan nilai agama kepada mereka.

Dimulai dari Indra yang awalnya tidak tenang dan tidak damai sejahtera

ketika dia menyembunyikannya. Ia lantas menceritakkannya kepada kakak

perempuannya namun perasaan itu tetap ada, sehingga ia menyiapkan dirinya

sebelum telepon ke ayah dan ibunya agar bisa berbicara dengan baik. Caca juga

mengungkapkan bahwa ia merasa ia harus mengaku kepada orang tuanya melalui

modal kebenaran yang ia ketahui. Sehingga saat ia mengaku kepada orang tuanya,

ia sungguh-sungguh mengungkapkan isi hatinya dan dengan harapan orang

tuanya mengerti apa yang ia rasakan.

Selanjutnya, Vina sangat takut untuk mengaku kepada orang tuanya

merasa tidak tenang dan merasa berbohong. Ia lantas menyiapkan dirinya untuk

bisa berkata-kata dengan baik dengan berdoa. Vina juga mengatakan bahwa

seumur hidupnya benar-benar kali ini dia berpikir keras terlebih dahulu sebelum

mengeluarkan kata-kata. Dari sini bisa terlihat bahwa benar-benar saat ingin

melakukan self disclosure membutuhkan kesiapan hati untuk bisa berbicara.

Informan yang terakhir adalah Lisa yang mengungkapkan bahwa ia tidak tahan

dan tidak ingin menutupi keadaannya. Ia pun mengaku kurang lebih 2 bulan

setelah ayahnya mulai curiga kepadanya. Dimulai dari kecurigaan ayahnya dan

perasaan tidak tahan Lisa, akhirnya Lisa berpikir untuk mengaku kepada ayahnya.

Maka waktu 2 bulan itu ia bergumul dalam hatinya untuk bisa mengaku kepada

ayahnya.

Page 100: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

137 Universitas Kristen Petra

iii. Tema 3 Negosiasi: Membutuhkan Ketenangan, Diskusi dan

Meyakinkan kembali

Tabel 4.29 Horizon 3

Pengelompokan

temuan data Informan Jawaban informan Interpretasi

Negosiasi:

Membutuhkan

ketenangan,

diskusi dan

meyakinkan

kembali

Indra - Aku ngomong “jangan

marah ya” itu karena

saking takutnya mau

ngomong. Kesannya

kayak habis membuat

kesalahan. Tapi ya

gimana harus ngomong

aja. Akhirnya ngomong

gitu buat menghindari

biar ga dimarahin, ya

walopun kemungkinan

juga dimarahin.

Ketenangan

dan diskusi

- Baru habis itu papa

jawab “ooo… Jadi

gimana dedek kalo

pulang terus

sembayangnya

gimana?”

Diskusi

Vina - Mama juga bilang “ya

belajaro banyak-banyak

aja gakpapa, toh nanti

kita juga harus diskusi

dulu buat ambil

keputusan ini”. Jadi

mama gak mau sepihak

sih dalam keputusanku.

Diskusi

Page 101: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

138 Universitas Kristen Petra

Lisa - Akhirnya aku ngomong

deh “tapi pa buat

keputusanku yang ini

aku udah yakin.”

Dijawab gini sama papa

“kamu yakin kan? Kalo

yakin gakpapa papa

dukung, kalo gak yakin,

itu yang jangan, bikin

malu kan”. Aku bales

“enggak kok pa enggak,

udah bener udah yakin”.

Diskusi dan

meyakinkan

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Pada tabel 4.28 dijelaskan bahwa dalam proses self disclosure ada

proses negosiasi yang berlangsung antara anak dan orang tuanya. Proses negosiasi

yang dilakukan ini bisa dari orang tua yang awalnya kurang menerima, maupun

dari informan yang berusaha agar orang tuanya bisa menerima pengakuan

mereka. Menurut Maddux (1991, p.5) negosiasi adalah proses yang kita gunakan

untuk memenuhi kebutuhan kita ketika seseorang yang lain mengendalikan apa

yang kita inginkan. Setiap keinginan yang hendak kita penuhi, setiap kebutuhan

yang kita rasa harus penuhi, adalah situasi yang potensiasl untuk negosiasi.

Negosiasi menyangkut pemecahan konflik antara dua pihak atau lebih. Selain itu,

negosiasi antarindividu umumnya terjadi karena salah satu mempunyai sesuatu

yang diinginkan pihak lain dan bersedia bertawaran untuk mendapatkannya.

Dalam proses self disclosure Indra, Vina dan Lisa terdapat sebuah

negosiasi dalam komunikasi mereka. Mulai dari Indra yang sebelum mengaku, ia

mengatakan “jangan marah ya”. Kata-kata ini ia ungkapkan agar ia tidak

menerima amarah dari orang tuanya saat mengetahui bahwa ia sudah pindah

agama. Ia berusaha untuk dari awal membawa dan memberitahu orang tuanya

agar tidak marah. Selain itu, setelah Indra selesai mengaku, ayahnya menanyakan

kepadanya “ooo… Jadi gimana dedek kalo pulang terus sembayangnya gimana?”.

Page 102: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

139 Universitas Kristen Petra

Dari kata-kata ayah Indra, menunjukkan bahwa ia ingin bernegosiasi agar Indra

bisa tetap melakukan sembayang. Padahal jika diperhatikan, sebelum ditanya,

Indra sudah memberitahu bahwa ia tidak bisa sembayang lagi. Namun ayahnya

tetap menanyakan hal ini agar setidaknya Indra bisa berpikir ulang untuk bisa

tetap sembayang, sesuai apa yang diinginkan ayahnya.

Selain Indra, Vina juga melalui proses negosiasi yang dilakukan oleh

ibunya. Vina mengatakan bahwa ibunya sangat tidak setuju apabila Vina pindah

ke agama Kristen. Setelah ada pernyataan dari Vina yang tidak bisa ibunya jawab,

di akhir proses self disclosure, ibu Vina mengatakan bahwa ia memperbolehkan

Vina untuk belajar dulu. Namun kemudian ibunya mengatakan bahwa keputusan

pindah agama tetap akan didiskusikan bersama. Dari sini bisa dilihat bahwa ibu

Vina sangat berusaha untuk tetap mengendalikan apa yang ia inginkan, yaitu agar

Vina tidak pindah ke agama Kristen. Selain itu juga, ibunya juga mengatakan hal

ini sebagai pemecah konflik mereka berdua agar mereka tidak terus-menerus

berdebat pada waktu itu.

Informan yang terakhir adalah Lisa. Setelah ia mengungkapkan kepada

ayahnya bahwa ia sudah pindah agama, ayahnya tidak merespon apa-apa.

Kemudian Lisa langsung membalas lagi dengan “tapi pa buat keputusanku yang

ini aku udah yakin”. Dari kata-kata Lisa bisa dilihat bahwa ia berusaha

meyakinkan ayahnya bahwa ia pindah agama dan dibaptis tidak dijebak atau ikut-

ikutan seperti ia dibaptis agama Konghucu dulu. Lisa berusaha untuk

mengendalikan ayahnya agar bisa menerima keputusan Lisa dengan kata-katanya

yaitu sudah yakin.

iv. Tema 4 Keterbukaan: Ada Dukungan dari Orang Tua

Tabel 4.30 Horizon 4

Pengelompokan

temuan data Informan Jawaban informan Interpretasi

Keterbukaan: ada

dukungan dari

orang tua

Indra - Setelah itu baru papa

jawab “ooo… Yasudah

dijalani saja, nantik kalo

Dukungan

dari orang

tua

Page 103: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

140 Universitas Kristen Petra

pulang Makassar dijalani

saja. Kalo emang gabisa

sembayang yaudah

gapapa”. Itu kata papa.

Dan aku kaget pol kok

ternyata papa responnya

gini. Gak marah dan gak

sesuai ekspektasiku kalo

ternyata boleh sama

papa.

- Setelah akhirnya ngaku

sama papa, udah

dibolehin, rasanya itu

plong banget, lega

banget pokoknya.

Apalagi dengan reaksi

papa mama yang

ternyata bolehin, ndak

sesuai ekspektasiku

dimarahin lah atau gak

dibolehin.

Caca - Sampe liburan Juli-

Agustus mama ajak

ngomong lagi “mama

gakpapa kamu masuk

agama itu. Mama

gakpapa wes an lek

kamu sama adekmu mau

pindah agama, mama

lepasno. Yang penting

kalian jadi pribadi yang

lebih baik”

Dukungan

dari orang

tua

Page 104: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

141 Universitas Kristen Petra

Vina - Akhirnya ngomong deh

“ya sekarang aku sudah

bener-bener yakin dan

percaya kalo Yesus itu

Tuhan dan Juru

Selamatku. Dan

sekarang udah

memutuskan untuk ke

Kristen, jadi sekarang

udah ke gereja pa”.

Akhirnya dijawab papa

“ooo, yawes gakpapa,

papa ndak

mempermasalahkan

kok”

Dukungan

dari orang

tua

Lisa - Besok paginya itu baru

papa bales dan bilang

“yaudah kalo cece

emang betul ambil

keputusan, gakpapa

papa dukung. Tapi kamu

harus betul, kalo salah

jangan ya”. Dan

akhirnya aku jawab “oke

pa, semangat” dan lain-

lain bahas yang lainnya.

Dukungan

dari orang

tua

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Dari tabel 4.31 terlihat bahwa dalam self disclosure dibutuhkan adanya

keterbukaan pelaku self disclosure. Dampak yang informan rasakan juga dari

keterbukaan ini adalah penerimaan dari orang tua mereka. Melalui konsep johari

windows, pada awalnya informan menutupi kepada orang tuanya bahwa mereka

Page 105: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

142 Universitas Kristen Petra

sudah pindah agama. Pada tahap itu, informasi itu masuk pada kuadran daerah

tertutup (hidden self). Menurut DeVito (1997, p.57) daerah tertutup ini

mengandung semua hal yang kita ketahui tentang diri sendiri namun hanya

disimpan untuk diri sendiri. Bagian ini adalah bagian dimana kita merahasiakan

sesuatu tentang diri sendiri dan tentang orang lain. Namun setelah mengaku,

informasi yang ada di daerah tertutup ini beralih ke daerah terbuka, dimana

informasi itu diketahui oleh diri sendiri dan orang lain, dalam konteks ini orang

tua. Hal ini menunjukkan adanya pelebaran daerah terbuka informan kepada

orang tuanya karena telah melakukan self disclosure.

Menurut Hardjana (2003, p.107), dalam proses komunikasi

interpersonal, orang tidak hanya dapat saling bertukar informasi dan pikiran,

membahas masalah, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan atasnya,

tetapi juga berbagi pengalaman. Berbagi pengalaman hidup adalah pembicaraan

antara dua orang atau lebih dimana para pesertanya saling menyampaikan apa

yang telah mereka alami dalam hal yang menjadi bahan pembicaraan. Tujuannya

adalah untuk saling bertukar pengalaman dan saling belajar dari pengalaman

hidup masing-masing guna memperkaya hidup pribadi.

Salah satu tingkat komunikasi adalah komunikasi dari hati ke hati

(Hardjana, 2003, p.109). Komunikasi dari hati ke hati adalah komunikasi di mana

orang yang saling berhubungan mengungkapkan perasaan masing-masing.

Mereka tidak hanya saling berbicara tentang hal, urusan, perkara, dan masalah,

tetapi juga keprihatinan, kekhawatiran, kegembiraan, harapan dan cita-cita.

Dalam komunikasi, mereka yang terlibat saling membuka diri mereka berkaitan

dengan hal yang menjadi bahan pembicaraan.

Dari keterbukaan yang mereka ungkapkan, mereka bisa merasakan

orang tua yang menerima mereka dengan alasan-alasan mereka. Hal ini

dikarenakan mereka sudah mengungkapkan isi hati mereka dan tidak menutup-

nutupinya lagi. Di sini, self disclosure yang dilakukan melalui tahap komunikasi

hati ke hati dimana orang tua dan anak sama-sama membuka diri mereka dan

menyampaikan pengalaman, pikiran dan perasaan mereka. Sehingga dari

komunikasi hati ke hati ini tercipta saling percaya dan saling dukung satu sama

lainnya.

Page 106: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

143 Universitas Kristen Petra

v. Tema 5 Kedalaman Hubungan: Keakraban dan Mengasihi

Tabel 4.31 Horizon 5

Pengelompokan

temuan data Informan Jawaban informan Interpretasi

Kedalaman

hubungan:

Keakraban dan

mengasihi

Indra - Jujur aku ndak pernah

merasa kalo papa mama

dateng ke Surabaya, itu

bener-bener pengen

deket terus sama orang

tua. Bukan karena rindu

atau udah lama ndak

ketemu sih, tapi pribadi

cuma mau nunjukin ke

mereka kalo kasih

Tuhan itu seperti ini,

melalui aku.

Mengasihi

Caca - Bedanya jauh banget,

dari liburan ketiga udah

kerasa banget, udah

lebih sabar sama papa,

suasana rumah lebih

hangat. Lebih gampang

peluk mama papa.

- Dulu itu meja makan itu

kayak kuburan, kalo

makan ya makan, gak

ada satupun yang

ngomong. Tapi justru

sekarang meja makan

itu tempat kita ngobrol.

Sekarang juga isa

Keakraban

Page 107: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

144 Universitas Kristen Petra

gandengan dan doa

bareng, gentian.

- Mama juga lebih lihai

sekarang dari aku, kalo

telepon bisa ngomong

“jangan lupa quality

time sama adekmu”.

Sekarang mama juga

lebih sering yang bagi

firman ke kita.

Vina - Dari situ aku sama papa

malah tambah deket.

Malah kebalikan dulu

deketnya sama mama,

sekarang sama papa.

Sering cerita juga sama

papa.

Keakraban

Lisa - Ya ngaruhnya sekarang

jauh lebih deket aja sih

sama papa. Soalnya

juga didukung kan.

Keakraban

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Pada tabel 4.32 dijelaskan bahwa setelah melakukan self disclosure,

para informan bisa merasakan adanya kedalaman hubungan kepada orang tua

mereka masing-masing. DeVito (1997, p.63) juga mengungkapkan bahwa salah

satu keuntungan self disclosure adalah kedalaman hubungan. DeVito

menjelaskan bahwa alasan utama dari self disclosure adalah hal ini penting untuk

membina hubungan yang bermakna diantara dua orang. Tanpa pengungkapan

diri, hubungan yang mendalam dan bermakna tidak akan terjadi.

Seperti yang diungkapkan Hardjana (2003, p.109), salah satu tingkat

komunikasi interpersonal adalah komunikasi dari hati ke hati. Komunikasi ini

Page 108: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

145 Universitas Kristen Petra

tercipta rasa saling percaya dan saling mendukung. Karena rasa saling percaya

dan mendukung ini terciptalah hubungan yang lebih dalam lagi antar pelaku

komunikasi.

Hal ini bisa terlihat dari masing-masing informan. Mulai dari Indra, ia

mengaku bahwa dulu ia sering menolak saat ia disuruh orang tuanya untuk

mengantar atau melakukan sesuatu. Namun setelah melakukan self disclosure

Indra menjadi semakin senang berada dekat ayah dan ibunya. Hal ini karena Indra

ingin membagi kasih kepada orang tuanya. Disini terlihat bahwa Indra sedang

berusaha untuk membangun hubungan yang harmonis, bermakna dengan orang

tuanya.

Caca juga merasakan hal yang sama. Semenjak ia melakukan self

disclosure, ia dan keluarganya menjadi sangat dekat. Caca juga cerita bahwa

sekarang ibunya sering sharing dengannya, mereka lebih mudah berpelukan,

lebih sering bercakap-cakap saat makan.

Selain itu, Vina juga merasakan bahwa ia semakin dekat juga dengan

ayahnya setelah ia mengaku. Vina mengatakan bahwa ia sekarang lebih sering

cerita ke ayahnya karena ayahnya yang sudah mengetahui keadaannya dan

mendukungnya, sehingga Vina lebih memilih untuk bercerita kepada ayahnya.

Informan terakhir adalah Lisa. Ia juga merasakan semakin dekat dengan

ayahnya. Ia juga mengungkapkan bahwa ia lebih sering berkomunikasi dengan

ayahnya setelah ia melakukan self disclosure. Hal ini juga dikarenakan ayahnya

mendukung Lisa untuk pindah agama.

Dari keterangan semua informan didapatkan bahwa setelah mereka

mengaku, ada hubungan yang semakin dekat dan harmonis. Hal ini timbul dari

keterbukaan masing-masing informan dalam melakukan self disclosure dan dari

situ timbul rasa percaya dan mendukung satu sama lainnya.

Page 109: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

146 Universitas Kristen Petra

vi. Tema 6 Penolakan Sosial: Tidak Diterima Keluarga Besar dan

Dianggap Murtad

Tabel 4.32 Horizon 6

Pengelompokan

temuan data Informan Jawaban informan Interpretasi

Penolakan sosial:

tidak diterima

keluarga besar

dan dianggap

murtad

Indra - Kalo sama keluarga

besar, ini yang masih

belum bisa mereka

terima sih. Apalagi

papaku 16 bersaudara

dan semuanya Buddha

yang sungguh-sungguh,

sembayangnya beneran

sungguh-sungguh.

Tidak

diterima

keluarga

besar

Caca - Ya… hahaha udah

dianggap gila sih sama

keluarga. Sempet

dibilang “hih gila ta?

Aku sekali Katolik ya

tetep Katolik”. Padahal

ya Katolik yang

setengah Buddha, yang

masih sembayangan.

Dianggap

murtad

Vina - Pikirnya mama nanti

juga dibilang apa sama

keluarga. Sudah

sekolahin jauh-jauh, di

kampus Kristen, ya

anaknya ikut. Habis gitu

sudah bayar mahal-

mahal juga ujung-

Tidak

diterima

keluarga

besar dan

dianggap

murtad

Page 110: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

147 Universitas Kristen Petra

ujungnya anaknya

pindah. Nah mama itu

gakmau disalah-salahin

keluarga.

- Bahkan ya aku sudah

dibilang gitu juga sama

temen-temen aku, gak

peduli.

Lisa - Tapi akibat lainnya itu

sama sepupu itu mereka

jadi agak njauhin gitu

ce. Mereka istilahnya

kayak jaga jarak gitu ke

aku.

Tidak

diterima

keluarga

besar

Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Pada tabel 4.29 dijelaskan bahwa setelah melakukan self disclosure, ada

dampak yang dirasakan yaitu adanya penolakan. Menurut DeVito (1997, p.65),

salah satu kekurangan self disclosure adalah penolakan pribadi dan sosial.

Pengungkapan diri biasanya dilakukan pada yang yang dipercaya, yang dianggap

akan mendukung pengungkapan diri. Namun, orang-orang tersebut juga

memungkinkan untuk menolak kita.

Menurut Stuart (dalam Cangara, 2009, p.165), semua peristiwa

komunikasi yang dilakukan secara terencana mempunyai tujuan, yakni

mempengaruhi khalayak atau penerima. Pengaruh atau efek ialah perbedaan

antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan

sesudah menerima pesan. Pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi

yang sangat penting untuk mengetahui berhasil tidaknya komunikasi yang kita

inginkan. Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan

perilaku (Cangara, 2009, p.165).

Self disclosure yang dilakukan masing-masing informasn semuanya

kepada orang tua mereka, yang seharusnya adalah orang kepercayaan mereka.

Page 111: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

148 Universitas Kristen Petra

Setelah mereka melakukan self disclosure, Vina adalah satu-satunya yang

mendapatkan penolakan dari ibunya. Vina mengaku tidak sampai bahwa ia sudah

pindah agama. Hal ini dia lakukan karena ibunya sendiri yang menolak ia pindah

agama pada waktu masa kuliah. Adapun alasannya bahwa ibunya tidak mau Vina

hanya terseret arus lingkungan kampus dan teman-teman Kristen. Selain

penolakan dari ibu, Vina juga merasakan penolakan dari teman-teman masa

kecilnya dengan mengatakan Vina sudah murtad dan akan masuk neraka karena

sudah pindah agama.

Setelah itu Indra, Caca dan Lisa sama-sama mendapat penolakan dari

keluarga besar mereka. Indra mengatakan bahwa keluarga ayahnya yang 16

bersaudara masih belum bisa menerima Indra dan kakak-kakaknya yang sudah

pindah agama Kristen. Hal ini dikarenakan keluarga Indra menganggap

penghormatan akan leluhur melalui sembayang itu sangat penting dan jangan

sampai dianggap durhaka. Sedangkan ajaran Kristen melarang orang melakukan

sembayang. Selain itu, keluarga Caca yang fanatik Katolik juga menganggap

Caca dan keluarga sudah gila karena pindah agama Kristen. Lisa pun mengalami

penolakan dan dijauhi oleh saudara sepupunya.

Dari proses komunikasi interpersonal melalui self disclosure, pengaruh

yang dirasakan justru kebanyakan bukan dari orang tua informan, tetapi kepada

keluarga besar. Pengaruh yang terjadi juga lebih kepada pengaruh perilaku

keluarga besar yang menolak dan tidak menerima kepindahan agama informan.

Dari proses self disclosure, pengaruh ini juga sangat berhubungan erat karena

mulai dari informasi yang awalnya dirahasiakan lalu diungkapkan kepada orang

tua.

4.3.3. Variasi Imajinasi

Tahapan fenomenologi yang ketiga adalah variasi imajinasi. Pada tahap ini,

struktur dari pengalaman informan diungkapkan, dimana kondisi hakiki yang ada

dimunculkan. Inti dari kegiatan ini adalah membongkar hakikat fenomena dengan

memfokuskannya pada kemungkinan-kemungkinan yang murni (Kuswarno, 2009,

p.52). Di luar pembahasan teori mengenai self disclosure, peneliti menemukan data

seperti berikut:

Page 112: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

149 Universitas Kristen Petra

- Keyakinan iman akan Tuhan Yesus sebagai awal adanya proses self

disclosure

Pada temuan yang keempat ditemukan bahwa seseorang yang pada mulanya

mulai percaya dan memiliki komitmen iman kepada Tuhan Yesus, pada saat itu

pula mereka sudah pindah agama Kristen. Para informan disini melakukan

pindah agama tanpa sepengetahuan orang tua mereka sehingga mereka harus

melakukan self disclosure kepada orang tua mereka. Dari sini bisa dilihat bahwa

self disclosure ada sejak seseorang menyatakan komitmen imannya. Karena

semua informan pindah ke agama Kristen, maka komitmen iman yang

dinyatakan adalah percaya kepada Tuhan Yesus sebagai satu-satunya Juru

Selamat pribadi.

- Kesiapan hati masing-masing sebelum mengungkapkan diri

Pada temuan data yang pertama, peneliti menemukan bahwa sebelum

melakukan self disclosure kepada orang tua, dibutuhkan kesiapan hati masing-

masing pribadi. Bukan karena disuruh orang, namun karena kemauan pribadi

untuk mengungkapkan kepada orang tua mereka bahwa mereka sudah pindah

agama. Saat ingin mengaku pun, harus benar-benar menyiapkan hati dan pikiran

agar benar-benar yang disampaikan bisa sebaik mungkin. Persiapan yang

dilakukan Vina misalnya, yaitu berdoa juga merupakan salah satu persiapan

hatinya agar dia bisa berkata-kata dengan baik. Dalam melakukan self

disclosure juga tidak perlu gegabah, namun perlu waktu untuk memikirkan

kapan dan bagaimana mengungkapkannya. Maka dari itu Lisa juga memilih

untuk menahannya selama 2 bulan setelah ia mengetahui kecurigaan ayahnya.

Indra juga menyiapkan dirinya dengan sebelum mengaku, ia mengatakan

“jangan marah ya” kepada kedua orang tuanya. Secara tidak sadar, ia sedang

menyiapkan diri bahwa ia akan dimarahi oleh orang tuanya karena telah pindah

agama. Bisa dilihat juga dari pernyataan Indra yang mengaku kaget mendengar

reaksi ayahnya yang ternyata memperbolehkannya. Selain itu kesiapan hati juga

benar-benar dilakukan oleh Caca, yaitu memiliki hati yang benar-benar ingin

menyatakan apa yang ia rasakan hingga akhirnya pindah agama kepada orang

tuanya.

- Melakukan negosiasi agar bisa diterima oleh kedua belah pihak

Page 113: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

150 Universitas Kristen Petra

Di pengelompokan data yang kedua ditemukan tema yaitu melakukan

negosiasi agar bisa diterima oleh kedua belah pihak. Dalam proses self

disclosure peneliti melihat bahwa ada proses negosiasi yang dilakukan salah

satu pihak agar pihak lain menerima pendapatnya. Seperti pada ayah Indra, ia

tetap menanyakan kepada Indra apakah ia bisa sembayang atau tidak. Padahal

sebelumnya Indra sudah mengatakan bahwa ia sudah tidak bisa ikut sembayang.

Hingga pada akhirnya Indra tetap mengatakan tidak boleh ikut sembayang

kepada ayahnya. Selain itu negosiasi oleh ibu Vina yang tetap ingin menjadikan

keputusan pindah agama sebagai keputusan bersama. Ibunya mengatakan

bahwa Vina boleh belajar kedua agama namun keputusan tetap berada di tangan

bersama. Hal ini diungkapkan ibunya agar ibunya tetap bisa menerima

pernyataan Vina yang banyak mempertanyakan ajaran agama Islam. Selain itu

Lisa juga melakukan negosiasi dengan ayahnya dengan meyakinkan kembali

bahwa ia sudah sungguh-sungguh pindah dan tidak dijebak lagi. Ia meyakinkan

ayahnya dengan harapan ayahnya menerima Lisa yang sudah pindah agama.

Dan hasilnya juga ternyata Lisa diperbolehkan pindah agama oleh ayahnya,

bahkan mendapat dukungan.

- Semakin terbuka, semakin besar kemungkinan orang tua memahami dan

menerima

Di temuan yang kelima ditemukan bahwa saat melakukan self disclosure,

anak yang semakin terbuka dengan orang tuanya, semakin besar kemungkinan

orang tua memahami dan menerima kepindahan agama anaknya. Dalam

melakukan self disclosure, setiap orang yang sudah siap harus benar-benar

terbuka. Mereka harus mengungkapkan isi hati, pemikiran dan perasaan mereka

untuk bisa mengaku dengan sebaik-baiknya. Keterbukaan ini dibutuhkan karena

yang diungkapkan adalah topik agama, yang tidak semua orang terbuka untuk

membahasnya. Di sini, orang tua yang sebagai penanam nilai agama pertama

untuk anaknya dihadapkan pada situasi anak yang sudah memutuskan pindah

agama tanpa sepengetahuan mereka. Namun pada saat anak mengaku dengan

menuangkan isi hati, perasaan dan pikiran mereka sejujur-jujurnya, akan

semakin besar kemungkinan orang tua memahami apa yang dirasakan oleh

anaknya. Karena adanya pemahaman yang sama, maka akan berpengaruh pula

Page 114: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

151 Universitas Kristen Petra

kepada orang tua yang akhirnya menerima kepindahan agama anaknya.

Memang tidak semua orang tua akan langsung menerima, namun pemahaman

ini berlangsung dengan proses yang berbeda-beda. Misal untuk Caca yang

awalnya kesulitan mengaku, pada akhirnya ia menunjukkan melalui perubahan

sikapnya kepada orang tua. Hal ini berlangsung lama hingga orang tuanya

menerimanya pindah agama. Berbeda dengan Lisa yang sekali mengaku, ia

langsung mengungkapkan isi hatinya dan ayahnya lansung

memperbolehkannya bahkan mendukungnya.

- Akan ada kedalaman hubungan dengan orang tua sebagai dampak positif

self disclosure

Di temuan data yang terakhir ditemukan bahwa setelah melakukan self

disclosure akan ada kedalaman hubungan dengan orang tua. Kedalaman

hubungan antara anak dan orang tua dipengaruhi juga dari tingkat keterbukaan

anak untuk mengaku. Semakin terbuka dan tidak ada yang ditutupi maka akan

semakin dalam juga hubungan mereka dengan orang tuanya. Seperti Indra yang

akhirnya mengaku dan diperbolehkan, ia menjadi semakin dekat dengan orang

tuanya. Caca yang juga dulunya tidak terlalu dekat, sekarang mereka bahkan

lebih mudah untuk berpelukan satu sama lainnya, lebih banyak waktu untuk

berbicara sekeluarga dan berdoa bersama. Vina juga merasakan hal yang sama

setelah ia mengaku kepada ayahnya dan diperbolehkan. Kebalikan dengan

ayahnya, karena Vuna tidak mengaku sepenuhnya kepada ibunya, Vina semakin

menjauh dengan ibunya. Padahal dulu ia selalu bercerita kepada ibunya namun

sekarang ia tidak bisa bercerita karena masih ada hal yang disembunyikan dan

takut katahuan.

- Penolakan sosial adalah hal yang umum terjadi

Pada temuan yang ketiga ditemukan bahwa dalam self disclosure,

penolakan sosial itu hal yang umum terjadi, tidak bisa dihindari. Dalam hal yang

awalnya dirahasiakan hingga akhirnya diungkapkan pasti ada pihak-pihak yang

tidak menerima atau menolak. Penolakan ini wajar terjadi karena memang yang

diungkapkan adalah hal yang rahasia dan tidak semua orang mengerti alasan,

latar belakang dan bagaimana rasanya. Maka dari itu Indra, Caca, Vina dan Lisa

sama-sama menerima penolakan dari keluarga besarnya. Bahkan ada yang

Page 115: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

152 Universitas Kristen Petra

menganggap gila, ada yang jaga jarak dan ada yang tetap memaksa untuk tidak

boleh pindah agama.

Berbeda dengan informan lain, Vina mengalami penolakan dari ibunya. Hal

ini juga bisa pengaruh dari pola komunikasi ibunya dan Vina yang otoriter yaitu

mengharuskan anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi dan cenderung

menolak. Dilihat juga oleh ibu Caca yang pada awalnya melarang keras Caca

untuk pindah agama Kristen. Komunikasi dalam keluarga Caca pada saat itu

juga tergolong pola komunikasi otoriter sehingga Caca tidak bisa menolak,

sehingga awalnya memilih untuk diam-diam. Tidak mudah bagi Vina dan Caca

saat memulai melakukan self disclosure kepada orang tua mereka. Hingga pada

akhirnya Vina memutuskan untuk tetap berbohong kepada ibunya dan Caca

yang tidak ingin mengaku sampai ibunya yang memperbolehkan.

Bagi Indra dan Lisa, mereka tidak mengalami penolakan saat melakukan

self disclosure dari ayah atau ibunya bisa disebabkan juga karena komunikasi

keluarga yang demokratis antara anak dan orang tua sehingga orang tua mereka

mencoba menghargai keputusan informan. Sehingga saat Indra dan Lisa

melakukan self disclosure, mereka tidak sampai berbohong dan

menyembunyikan hal lain lagi, namun benar-benar terbuka kepada orang tua

mereka.

Penolakan ini juga wajar terjadi mengingat kasus kali ini adalah pindah

agama, yang tidak semua orang memang bisa menerimanya. Apalagi dari

orang-orang yang sudah fanatik dengan agamanya sendiri dan sama sekali tidak

suka dengan agama lain. Latar belakang agama yang berbeda-beda tidak begitu

mempengaruhi adanya perbedaan tingkatan self disclosure masing-masing

informan. Hal ini dikarenakan yang lebih berpengaruh adalah bagaimana pola

komunikasi keluarga informan sebelumnya yang berupa otoriter yaitu Caca dan

Vina, dan demokratis yaitu Indra dan Lisa.

4.3.4. Sintesis Makna dan Esensi

Tahap terakhir pada penelitian fenomenologi adalah pengintegrasian dasar-

dasar ke dalam suatu pernyataan yang menggambarkan hakikat fenomena secara

keseluruhan (Kuswarno, 2009, p.53). Dalam tahap ini, peneliti menarik makna dari

Page 116: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

153 Universitas Kristen Petra

hasil pemilahan data yang dilakukan pada tahap sebelumnya. Dalam tahap ini juga

peneliti akan mengambil esensi dari data yang diperoleh selama berada di lapangan.

Setelah peneliti melakukan wawancara kepada empat informan, akhirnya

peneliti mendapatkan kesimpulan mengenai fenomena self disclosure anak yang

pindah agama kepada orang tuanya. Temuan-temuan data yang ditemukan antara

lain sebagai berikut:

Dalam proses self disclosure anak yang pindah agama kepada orang tuanya

ada tingkatan-tingkatan self disclosure yang dilalui masing-masing informan.

Tingkatan self disclosure ini dimulai dari klise (cliches), faktta (fact), opini

(opinion) dan perasaan (feeling). Tingkatan self disclosure ini yang dijadikan acuan

peneliti sehingga dapat memurnikan hasil wawancara dan mendapat makna yang

sesungguhnya dari self disclosure anak yang pindah agama kepada orang tuanya.

Peneliti melakukan proses reduksi fenomenologi mulai dari bracketing,

horizonalizing, dan horizon untuk mendapatkan tema seperti kesiapan hati,

negosiasi, penolakan sosial, iman akan Tuhan Yesus, keterbukaan dan kedalaman

hubungan.

Dalam melakukan self disclosure kepada orang tua, setiap anak terlebih

dahulu harus menyiapkan diri mereka untuk bisa berbicara dengan baik kepada

orang tua. Para informan yang masing-masing mengaku bahwa tidak tenang, tidak

damai sejahtera, tidak tahan tetap menunggu waktu yang tepat hingga mereka siap

untuk mengaku kepada orang tua mereka. Sebelum mengaku kepada orang tuanya,

Indra berusaha agar bisa berbicara sebaik-baiknya agar orang tuanya bisa

menerimanya. Vina yang juga mengaku sangat takut saat mengaku berusaha

berbicara sebaik-baiknya dengan berdoa dan tidak asal bicara sehingga ia bisa

mengungkapkan dengan baik kepada ibunya. Caca juga sudah mantap dengan

keputusannya untuk mulai mengaku kepada orang tuanya yaitu dengan ingin

menuangkan segala isi hatinya dengan kebenaran yang ia tahu sehingga orang

tuanya juga bisa merasakan apa yang ia rasakan.

Para informan yang telah menyiapkan hati dan dirinya akhirnya mulai untuk

mengaku kepada orang tua mereka masing-masing. Namun dalam prosesnya, tidak

semua berjalan dengan mudah. Misalkan Caca yang awalnya ingin mengaku, tiba-

tiba ibunya yang terlebih dulu mengatakan bahwa Caca dilarang pindah agama. Hal

Page 117: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

154 Universitas Kristen Petra

ini akhirnya menyurutkan keinginan Caca yang awalnya ingin langsung mengaku

kepada ibunya. Selain itu, ada juga yang melalui proses negosiasi antara informan

dengan orang tuanya. Saat mengaku, Indra sudah mengungkapkan bahwa ia tidak

bisa mengikuti sembayang lagi. Namun ayahnya tetap saja menanyakan bagaimana

nanti saat harus sembayang. Selain Indra, ibu Vina juga melakukan negosiasi

kepada Vina. Pengakuan Vina hanya sebatas ia belajar mengenai kedua agama yaitu

Islam dan Kristen, namun di akhir pembicaraan ibunya akhirnya mengatakan bahwa

pada akhirnya kepindahan agama adalah keputusan antara Vina dan ibunya. Hal ini

ibu Vina lakukan untuk meredakan konflik diantara mereka dan ibunya juga ingin

terlibat dalam kepindahan agama anaknya. Proses negosiasi ini banyak dilakukan

mengingat tidak semua orang bisa menerima anaknya pindah agama. Maka dari itu

beberapa orang tua yang kurang setuju, melakukan cara negosiasi ini agar apa yang

mereka inginkan juga didapatkan. Selain orang tua, Lisa sendiri juga melakukan

negosiasi kepada ayahnya dengan meyakinkan ayahnya bahwa ia sudah yakin dan

sungguh-sungguh dari dalam hatinya untuk pindah.

Setelah pengakuan diri para informan selesai, proses self disclosure tidak

berhenti sampai di situ. Ada dampak-dampak yang dirasakan oleh para informan

baik itu dampak negatif maupun positif. Salah satunya adalah informan mengalami

adanya penolakan sosial. Mulai dari penolakan dari ibu, penolakan dari keluarga

besar, hingga penolakan dari teman-teman dan menyebutkan bahwa Vina sudah

murtad. Penolakan sosial ini umum terjadi di dalam proses self disclosure karena

tidak semua orang bisa menerima seseorang pindah ke agama lain. Keluarga Caca

yang sekarang juga sudah menjadi orang Kristen pada akhirnya disebut gila oleh

keluarga besarnya karena keluarga besar Caca beragama Katolik yang cukup

fanatik. Selain itu, Indra dan Lisa sama-sama menerima penolakan dari keluarga

besar mereka.

Awal mula orang harus melakukan self disclosure karena mereka sudah

pindah agama tanpa sepengetahuan orang tua mereka. Orang dinyatakan pindah

agama semenjak ia menyatakan komitmen imannya. Dalam agama Kristen,

komitmen iman ini dinyatakan berupa percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juru

Selamat pribadi mereka. Karena adanya komitmen iman ini, maka dimulailah

adanya proses self disclosure masing-masing pribadi.

Page 118: 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan · 38 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Profil Informan Dalam sub bab ini, penulis mendeskripsikan profil masing-masing anak yang

155 Universitas Kristen Petra

Dalam melakukan self disclosure pula dibutuhkan keterbukaan satu dengan

yang lain sehingga benar-benar yang diungkapkan bisa dari dalam hati dan tidak

ada lagi yang disembunyikan. Melalui keterbukaan ini, kedua belah pihak atau lebih

menjadi tahu isi hati dan perasaan masing-masing sehingga kemungkinan untuk

bisa memahami satu sama lainnya juga akan semakin tinggi. Lisa memilih untuk

benar-benar mengaku kepada ayahnya dan menceritakan kronologis bagaimana ia

bisa pindah agama sehingga pada akhirnya ayahnya menerimanya bahkan

mendukung. Adanya keterbukaan dalam melakukan self disclosure juga memicu

akan adanya kedalaman hubungan antara anak dan orang tua.

Kedalaman hubungan ini juga merupakan dampak positif yang dirasakan

oleh informan setelah melakukan proses self disclosure. Karena adanya

keterbukaan dan pemahaman satu sama lainnya, hubungan yang awalnya biasa-

biasa saja otomatis bisa menjadi semakin dalam karena adanya kepercayaan yang

timbul dari pengakuan dari seorang anak. Para informan mengaku bahwa mereka

menjadi semakin dekat dengan orang tua mereka, Indra yang ingin selalu dekat

dengan orang tua, Caca yang semakin hangat dengan keluarganya bahkan tidak

sungkan untuk berpelukan. Kemudian Vina yang sekarang sering bercerita kepada

ayahnya, dan juga Lisa mengaku bahwa semakin dekat dengan ayahnya. Efek yang

sebaliknya dirasakan oleh Vina. Sejak ibunya menolak, maka semenjak itu pula

Vina menjadi semakin jauh dengan ibunya karena tidak bisa bercerita banyak hal

tentang dirinya. Kedalaman hubungan ini dipengaruhi dari keterbukaan masing-

masing informan. Apabila tidak terbuka dan akhirnya ditolak, maka bukannya

kedalaman hubungan yang dirasakan, namun semakin menjauh hubungannya

dengan orang tua masing-masing.